embriologi laring.docx

Upload: lina-pratiwi

Post on 04-Jun-2018

338 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    1/13

    Embriologi Laring

    Faring, laring, trakea dan paru-paru merupakan derivat foregut embrional yang

    terbentuk sekitar 18 hari setelah konsepsi. Tak lama sesudahnya, terbentuk alur faring median

    yang berisi petunjuk-petunjuk pertama sistem pernapasan dan benih laring. Sulkus atau alur

    laringotrakea menjadi nyata pada sekitar hari ke-21 kehidupan embrio. Perluasan alur ke arah

    kaudal merupakan primordial paru. Alur menjadi lebih dalam dan berbntuk kantung dan

    kemudian menjadi dua lobus pada hari ke-27 atau ke-28. Bagian yang paling proksimal dari

    tuba yang membesar ini akan menjadi laring. Pembesarn aritenoid dan lamina epitelial dapat

    dikenali menjelang 33 hari, sedangkan

    kartilago, otot dan sebagian besar pita suara

    (korda vokalis) terbentuk dalam tiga atau

    empat minggu berikutnya.

    Hanya kartilago epiglotis yang tidak

    berbentuk hingga masa midfetal. Karena

    perkembangan laring berkaitan erat dengan

    perkembangan arkus brankialis embrio,

    maka banyak struktur laring merupakan

    derivat dari aparatus brankialis. Gangguan

    perkembangan dapat berakibat berbagai

    kelainan yang dapat didiagnosis melalui

    pemeriksaan laring secara langsung

    Anatomi Laring

    Laring merupakan bagian terbawah dari

    saluran napas bagian atas. Bentuknya menyerupai

    limas segitiga terpancung, dengan bagian atas

    lebih besar dari bagian bawah. Batas atas laring

    adalah aditus laring, sedangkan batas bawahnya

    ialah batas kaudal dari kartilago krikoid.

    Bangunan kerangka laring tersusun dari

    satu tulang, yaitu tulang hioid, dan beberapa

    tulang rawan. Tulang hioid berbentuk seperti

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    2/13

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    3/13

    m. Krikoaritenoid posterior tang merupakan otot abduktor (kontraksinya akan menjauhkan

    kedua pita suara ke lateral)

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    4/13

    Rongga Laring

    Batas atas rongga laring (cavum

    laryngis) ialah aditus laring, batas bawahnya

    ialah bidang yang melalui pinggir bawah

    kartilago krokoid. Batas depannya adalah

    permukaan belakang epiglotis, tuberkulum

    epiglotik, ligamentum tiroepiglotik, sudut

    antara kedua belah lamina kartilago tiroid dan

    arkus kartilago krikoid. Batas lateralnya ialah

    membran kuadrangularis, kartilago aritenoid,

    konus elastikus dan arkus kartilago krikoid,

    sedangkan batas belakangnya ialah m. Aritenoid transversus dan lamina kartilago krokoid.

    Dengan adanya lipatan mukosa pada ligamentum vokale dan ligamentum

    ventrikulare, maka terbentuklah plika vokalis (pita suara asli) dan plika ventrikularis (pita

    suara palsu). Bidang antara plika vokalis kiri dan kanan, disebut rima glotis, sedangkan antara

    kedua plika ventrikularis, disebut rima vestibuli. Plika vokalis dan plika ventrikularismembagi rongga laring dalam 3 bagian, yaitu vestibulum laring, glotik dan subglotik.

    Vestibulum laring ialah rongga lairng yang terdapat di atas plika ventrikularis. Daerah ini

    disebut supraglotik. Antara plika vokalis dan plika ventrikularis pada tiap sisinya disebut

    ventrikulus laring Morgagni. Rima glotis terdiri dari 2 bagianm yaitu bagian intrermembran

    dan bagian interkartilago. Bagian intermembran ialah runag antara kedua plika vokalis, dan

    terletak di bagian anterior, sedangkan bagian interkartilago terletak antara kedua puncak

    kartilago aritenoid, dan terletak di bagian posterior. Daerah subglotik adalah rongga laring

    yang terltak di bawah plika vokalis.

    Persarafan Laring

    Laring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus, yaitu n. Laringis superior dan n.

    Laringis inferior. Kedua saraf ini merupakan campuran saraf motorik dan sensorik. Nervus

    laringis superior mempersarafi m. krikotiroid, sehingga memberikan sensasi pada mukosa

    laring di bawah pita suara. Saraf ini mula-mula terletak di atas m. konstriktor faring medial,

    di sebelah medial a. Karotis interna dan eksterna, kemudian menuju ke kornu mayor tulang

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    5/13

    hioid, dan setela menerima hubungan dengan ganglion

    servikal superior, membagi diri dalam 2 cabang, yaitu ramus

    eksternus dan ramus internus.

    Ramus eksternus berjalan pada permukaan luar m.

    konstriktor laring inferior dan menuju ke m. krikotiroid,

    sedangkan ramus internus tertutup oleh m. tirohioid terletak

    di sebelah medial a. Tiroid superior, menembus membran

    hiotiroid, dan bersama-sama dengan a. Laringis superior

    menuju ke mukosa laring. Nervus laringis inferior

    merupakan lanjutan dari n. Rekuren setelah saraf itu

    memberikan cabangnya menjadi ramus kardia inferior. Nervus rekueren merupakan cabang

    dari n. Vagus. Nervus rekuren kanan akan menyilang a. Subklavia kanan dibawahnya,

    sedangkan n. Rekuren kiri akan menyilang arkus aorta. Nervus laringis inferior berjalan

    diantara cabang-cabang a. Tiroid inferior, dan melalui permukaan mediodorsal kelenjar tiroid

    akan sampai pada permukaan medial m. krikofaring. Di sebelah posterior dari sendi

    krikoaritenoid, saraf ini bercabang 2

    menjadi ramus anterior dan ramus

    posterior. Ramus anterior akanmemepersarafi otot-otot intrinsik laring

    bagian lateral, sedangkan ramus posterior

    mempersarafi otot-otot intrinsik laring

    bagian superior dan mengadakan

    anastomosis dengan n. Laringis superior

    ramus internus.

    Pendarahan

    Pendarahan untuk laring terdiri dari 2 cabang, yaitu a. Laringis superior dan a. Laringis

    inferior. Arteri laringis superior merupakan cabang dari a. Tiroid superior. Arteri laringis

    superior berjalan agak mendatar melewati bagian belakang membran tirohioid bersama-sama

    dengan cabang internus dari n. Laringis superior kemudian menembus membran ini untuk

    berjalan ke bawah di submukosa dari dinding lateral dan lantai dari sinus piriformis, untuk

    memperdarahi mukosa dan otot-otot laring.

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    6/13

    Arteri laringis inferior merupakan cabang dari a. Tiroid inferior dan bersama-sama dengan n.

    Laringis inferior berjalan ke belakang sendi krikotiroid, masuk laring melalui daerah pinggir

    bawah dari m. konstriktor faring inferior. Di dalam laring arteri itu bercabang-cabang,

    mempendarahi mukosa dan otot serta beranastomosis dengan a. Laringis superior. Pada

    daerah setinggi membran krikotiroid a. Tiroid superior juga memberikan cabang yang

    berjalan mendatari sepanjang membrab itu sampai mendekati tiroid. Kadang-kadang arteri ini

    mengirimkan cabang yang kecil melalui membran krikotiroid untuk mengadakan anastomosis

    dengan a. Laringis superior. Vena laringis superior dan vena laringis inferior letaknya sejajar

    dengan a. Laringis superior dan inferior dan kemudian bergabung dengan vena tiroid superior

    dan inferior.

    Pembuluh Limfa

    Pembuluh limfa untuk laring banyak, kecuali di daerah lipatan vokal. Disini mukosanya tipis

    dan melekat erat dengan ligamentum vokale. Di daerah lipatan vokal pembuluh limfa dibagi

    dalam golongan superior dan inferior. Pembuluh eferen dari golongan superior berjalan lewar

    lantai sinus piriformis dan a. laringis superior, kemudian ke atas, dan bergabung dengan

    kelenjar di bagian superior rantai servikal dalam. Pembuluh eferen dari golongan inferior

    berjalan ke bawah dengan a. Laringis inferior dan bergabing dengan kelenjar servikal dalam,

    dan beberapa di antaranya menjalar sampai sejauh kelenjar supraklavikular.

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    7/13

    Embriologi Faring

    Rongga mulut, faring dan esophagus berasal dari foregut embrionik. Foregut ini

    berkembang menjadi rongga hidung, gigi dan kelenjar liur,hipofisi anterior ,tiroid dan laring,

    trakea , bronkus dan alveoli paru. Lengkung faring muncul pada minggu ke 4 pada masa

    embrio. Lengkung faring ini berupa kumpulan jaringan mesenkim yang dipisahkan oleh

    celah-celah yang disebut dengan celah faring. Di saat perkembangan keduanya, di dinding

    lateral bagian dalam lengkung faring itu muncul suatu kantong yaitu kantong faring.

    Perbedaan anatara celah faring dan kantong faring yaitu celah faring adalah celah antara dua

    lengkung faring di sebelah luar, sedangkan kantong faring adalah celah antara dua lengkung

    faring di sebelah dalam.

    1. Lengkung faring

    Secara umum, lengkung faring terdiri dari 3 lapis, lapis terluar berasal dari ektoderm

    (pembungkus), bagian tengah atau inti berasal dari mesoderm (akan menjadi inti mesenkim),

    sedangkan bagian dalam berasal dari endoderm. Disamping itu, inti dari lengkung faring juga

    menerima sel-sel krista neuralis untuk membentuk unsur-unsur rangka pada wajah. Pada

    perkembangan selanjutnya, lengkung faring manusia pada masa embrio ada 5, yakni

    lengkung faring 1, 2, 3, 4, dan 6. Lengkung faring 5 tidak ada karena tidak berkembang pada

    manusia.

    Lengkung faring 1 membentuk incus dan malleus (asalnya dari tulang rawan Merckelatau prominensia mandibularis, yang hilang pada perkembangan selanjutnya).

    Lengkung faring 2 membentuk stapes, processus styloideus ossis temporalis,ligamentum stylohyoideus, cornu minus dan bagian atas corpus hyoid. (asal: tulang

    rawan Reichert). Lengkung faring 3 membentuk bagian bawah corpus dan cornu mayus ostium hyoid. Lengkung faring 4 dan 6 bersatu membentuk tulang rawan thyroid, cricoids, arithenuid,

    corniculata dan cuneiform dari laring.

    2. Celah faring

    Keempat Celah faring terbentuk sempurna pada minggu ke 5

    Celah faring 1 akan bergabung dengan kantong faring 1 membentuk meatus acusticusexternus.

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    8/13

    Celah faring 2, yaotu poada bagian dari celah faring 2, yakni ujung dari lengkungfaring kedua sebelah bawah, yang terdiri dari jaringan mesenkim yang aktif akan

    berproliferasi, tumbuh dengan cepat, sehingga bertemu dengan rigi epikardium di

    bagian bawah leher (dibawah celah faring 4).

    Celah faring 3 dan 4, nanti akan tertutup oleh pertumbuhan jaringan mesenkimlengkung faring 2 tersebut diatas, sehingga membentuk sinus servikalis, namun akan

    hilang pada perkembangan selanjutnya.

    3. Kantong faring

    Kantong faring yang terbentuk ada 5:

    Kantong faring 1 bertemu dengan celah faring 1 membentuk meatus acusticusexternus.

    Kantong faring 2 menjadi tonsila palatine Kantong faring 3 membentuk glandula parathyroidea inferior dan kelenjar timus Kantong faring 4 membentuk glandula parathyrioidea superior Kantong faring 5 (biasanya dianggap sebagai bagian dari kantong faring 4) membentuk

    corpus ultimobrachiale yang kelak bersatu dengan glandula thyroid

    Anatomi Faring

    Faring adalah suatu kantong fobromuskuer yang bentuknya seperti corong, yang besar di

    bagian atas dan sempit di bagian bawah. Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus

    menyambung ke esofagus setinggi vertebra servikal ke-6. Ke atas, faring berhubungan

    dengan rongga hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan mulut melalui ismus

    ororfaringm sedangkan dengan laring di bawah berhubungan dengan aditus laring dan kebawah berhubungan dengan esofagus. Panjang dinding posterior faring kurang lebih 14 cm;

    bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinging faring dibentuk oleh

    (dari dalam keluar) selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia

    bukofaringeal. Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan laringofaring (hipofaring).

    Unsur-unsur faring meliputi mukosa, palut lendir (mucous blanket) dan otot.

    Otot-otot faring tersusun dalam lapisan melingkar (sirkular) dan memanjang (longitudinal).

    Otot-otot yang sirkular terdiri dari m. kosntriktor faring suoerior, media dan inferior. Otot-

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    9/13

    otot ini terletak di sebelah luar. Otot-otot ini berbentuk kipas dengan tiap bagian bawhnya

    menutup sebagian otot bagian atas dari belakang. Di sebelah depan, otot-otot ini bertemu satu

    sama lain dan di belakan bertemu oada jaringan ikat yang disebut rafe faring (raphe

    pharyngis). Kerja otot konstriktor untuk mengecilkan lumen faring. Otot-otot ini dipersarafi

    oleh n.vagus (n.X). Otot-otot longitudinal adalah m.stilofaring dan m. palatofaring. Letak

    otot-otot ini di sebelah dalam. M. Stilofaring gunanya untuk melebarkan faring dan menarik

    laring, sedangkan m. palatofaring mempertemukan ismus orofaring dan menaikkan bagian

    bawah faring dan laring. Jadi kedua otot ini bekerja sebagai elevato. Kerja kedua otot itu

    penting waktu menelan. M. stilofaring dipersarafi oleh n. IX, sedangkan m. palatofaring

    dipersarafi oleh n.X.

    Pada palatum mole terdapat lima pasang otot yang dijadikan satu dalam satu sarung fasia dari

    mukosa yaitu m. elevator veli palatini, m. tensor veli palatini, m. palatoglosus, m.

    palatofaring dan m. azigos uvula. M. elevator veli palatini mebentuk sebagian besar palatum

    mole dan kerjanya untuk mnyempitkan ismus farign dan memperlebar ostium tuba

    eustachius. Otot ini dipersarafi oleh N.x.

    M. tensor veli palatini membentuk kedua palatum mole dan kerjana untuk mengencangkan

    bagian anterior palatum mole dan membuka tuba eustachius. Otot ini dipersarafi n.X. M.

    palatoglosus membentuk arkus anterior faring dan kerjanya menyempitkan ismus faring. Otot

    ini dipersarafi oleh n.X. M. Palatofating membentuk arkus posterior faring. Otot ini

    dieprsarafi oleh n.X. M. azigos uvula merupakan otot yang kecil, kerjanya memperpendek

    dan menaikkan uvula ke belakang atas. Otot ini dipersarafi oleh n.X.

    Pendarahan

    Faring mendapat aliran darah dari beberapa sumber dan kadang-kadng tidak beraturan. Yang

    utama berasal dari cabang a. Karotis eksterna(cabang faring asendens dan cabang fausial)

    serta cabang a. Maksila interna yakni cabang palatina superior.

    Persarafan

    Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal dari pleksus faring ayng ekstensif.

    Oleksus ini dibentuk oleh cabang faring dari n. Vagus, cabang dari n. Glosofaring dan cabang

    simpatis. Cabang faring dari n. Vagus berisi serabut motorik. Dari pleksus faring yang

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    10/13

    ekstensif ini keluar cabang-cabang untuk otot-otot faring keculai m. stilofaring yang

    dipersarafi langsung oleh cabang n. Glosofaring (N. IX).

    Kelenjar Getah Bening

    Aliran limfa dari dinding faring dapat melalui 3 saluran, yakni superior, media dan inferior.

    Saluran limfa superior mengalir ke kelenjar getah bening retrofaring dan kelenjar getah benig

    dalam servikal atas. Saluran limfa superior mengalir ke jelenjar getah bening retrofarinfdan

    kelenjar getah bening servikal dalam atas. Saluran limfa media mengalir ke kelenjar getah

    bening jugulo-digastrik dan kelnjar servial dalam atas, sedangkan saluran limfa inferiro

    mengalir ke kelenjar getah bening servikal dalam bawah.

    Berdasarkan ltaknya faring dibagi atas:

    1. NasofaringBatas nasofaring di bagian atas adalah dasar tengkorak, di bagian bawah adalah palatum

    mole, ke depan rongga hidung sedangkan ke belakang adalah vertebra servikal.

    Nasofaring yang relatif kecil, mengandung serta berhubungan erat dengan beberapa

    struktur penting, seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring dengan

    resesus faring yang disebut fosa Rosenmuller, kantong Rathke, yang merupakan

    invaginasi struktur embrional hipofisis serebri, torus tubariusm suatu refleksi mukosa

    faring di atas penonjolan kartilago tuba eustachius, koana, formane jugulare, yang dilalui

    oleh n. Glosofaring, n. Vagus dan n. Asesorius spinal saraf kranial dan v. Jugularis

    interna, bagian protesus os temporalis dan foramen laserum dab muara tuba Eustachius.

    2. OrofaringOrofaring disebut juga dengan mesofaring, dngan batas atasnya adalah palatum mole,

    batas bawah adalah tepi atas epiglotis, ke depan adalah rongga mulut, sedangkan ke

    belakang adalah vertebra servikal. Struktur yang terdapat di rongga orofaring adaah

    dinding posterior faring, tonsil palatina, fosa tonsil serta arkus faring anterior dan

    posterior, uvula, tonsil lingual dan foramn sekum.

    Dinding Posterior Faring

    Secara klinik dinding posterior faring penting karena ikut terlibat dalam radang akut

    atau radang kronik faring, abses retrofaring, serta gangguan otot-otot bagian tersebut.

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    11/13

    Gangguan oto posterior faring bersama-sama dengan gangguan otot palatum mole

    berhuungan dengan gangguan n. Vagus.

    Fosa Tonsil

    Fosa tonsil dibatasi oleh arkus faring anterior dan posterior. Batas lateralnya adalah m.

    kosntriktor faring superior. Pada batas atas yang disebut kutub atas (upper pole) terdapat

    suatu ruang kecil yang dinamakan fosa supratonsil. Fosa ini berisi jaringan ikat jarang

    dan biasanya merupakan tempat nanah memecah keluar bila terjadi abses. Fosa tonsil

    diliputi oleh fasia yang merupakan bagian dari fasia bukofaring, dan disebut kapsul yang

    sebenarnya bukan merupakan kapsul yang sebenarnya.

    Tonsil

    Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang jaringan ikat dengan

    kriptus di dalamnya. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil

    palatina dan tonsil lingual yang ketiga-tiganya membentuk lingkaran yang disebut cncin

    Waldeyer. Tonsil aplatina yang biasa disebut tonsil saja terletak di fosa tonsil. Pada

    kutub atas tonsil seringkali ditemukan celah intratonsilyang merupakan sisa kantong

    faring yang kedua. Kutub bawah tonsl biasanya melekat pada dasar lidah. Permukaan

    medial tonsil bentuknya beraneka ragam dan membentuk celah yang disebut kriptus.

    Permukaan lateral tonsil melekat pada fasia faring yang sering disebut kapsul tonsil.

    Kapsul ini tidak melekat pada otot faring, sehingga mudah dilakukakn diseksi pada

    tonsilektomi. Tonsil mendapat darah dari a. Palatina minor, a. Palatina asendens, cabang

    tonsil a. Maksilaris eksterna, a. Faring aesendes, dan a. Lingualis dorsal. Tonsil lingual

    terletak di dasar lidah dan dibagu menjadi dua oleh ligamentum glosoepiglotika, Di gaeis

    tengah, di sebelah anterior massa ini tedapat foramen sekum dari apeks, yaitu sudut yang

    terbentuk oleh papila sirkumvalata. Tempat ini kadang-kadang menunjukkan penjalaran

    duktus tiroglosus dan secara klinik merupakan tempat penting bila ada massa tiroid

    lingual (lingual thyroid) atau kista duktus tiroglosus.

    3. Laringofaring (Hipofaring)Batas laringofaring di sebelah superior adalah tepi atas epiglotis, batas anterior adalah

    laring, batas inferior ialah esofagusm serta batas posterio adalah vertebra servikal.

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    12/13

    Bila laringofaring diperiksa dengan kaca tenggorok pada pemeriksaan laring tidak

    langsugn atau dengan laringoskop pada pemeriksaan laring langsung, maka struktur

    pertama yang tampak di bawah dasar lidah ialah valekula. Bagian ini merupakan dua

    buah cekuangan yang dibentuk oleh ligamnetum glosoepiglotika medial dan

    ligamentum glosoepiglotika lateral pada tiap sisi. Valekula disebut juga kantong pil

    (pill pocket), sebab pada beberapa orang, kadang-kadng bila menelan pil akan

    tersangkut disitu.

    Di bawah valekula terdapat epiglotis. Pada bayi epiglotis ini berbentuk omega dan

    pada perkembangannya akan lebih melebar, meskipun kadang-kadang bentuk infantil

    (bentuk omega) ini tetap sampai dewasa. Dalam perkembangannya, epiglotis ini dapat

    menjadi demikian lebar dan titpisnya sehingga pada pemeriksaan laringoskopi tidak

    langsung tampak menutupi pita suara. Epiglotis berfungsi juga untuk melindungi

    (proteksi) glotis ketika menelan minuman atau bolus makanan, pada saat bolus

    tersebut menuju ke sinus piriformis dan ke esofagus. Nervus laring superior berjalan

    di bawah dasar sinus piriformis dan ke esofagus. Nervus laring superior berjalan di

    bawah dasar sinus pirifprmis pada tiap sisi laringofaring. Hal ini penting untuk

    diketahui pada pemberian analgesia lokal di faring dan laring pada tindakan

    laingoskopi langsung.

    Ruang Faringela

    Ada dua ruang yang berhubunagn dengan faring yang secara klinik mempunyai arti panting,

    yaitu ruang retrofaring dan ruang parafaring.

    1. Ruang Retrofaring (Retropharyngeal Space)Dinding anterior ruang ini adalah dinding belakang faring yang terdiri dari mukosa

    faring, fasia faringobasilaris dan otot-otot faring. Ruang ini berisi jaringan ikat jarang

    dan fasia prevertebralis. Ruang ini mulai dari dasar tengkorak di baguab atas sampai

    batas paling bawah dari fasia servikalis. Serat-serta jaringan ikat di garis tengah

    mengikatnya pada vertebra. Di sebelh lateral runag nini berbatasana dengan fosa

    faringomaksila. Abses retrofaring sering ditemukan pada bayi atau anak. Kejadiannya

    ialah karena di ruang retrofaring terdapat kelenjar-kelenjar limfa. Pada peradangan

    kelenjar limfa it, dapat terjadi supurasi, yang bilamana pecah, nanahnya akan tertumpah

    di dalam ruang retrofaring. Kelenjar limfa di ruang retrofaring ini akan banyak

    menghilang pada pertumbuhan anak.

  • 8/14/2019 Embriologi Laring.docx

    13/13

    2. Ruang ParafaringRuang ini berbentuk kerucut dengan dasarnya yang terlektak pada dasar tengkorak dekat

    dengan foramen jugularis dan puncaknya pada kornu mayus os hioid. Ruang ini dibatasi

    di bagian dalam oleh m. konstriktor faring superior, batas luarnya adalah ramus asenden

    mandibula yang melekat dengan m. pterigoid interna dan bagian posterior kelenjar

    parotis. Fosa ini dibagi menjadi dua bagian yang tidak sama besarnya oleh os stiloid

    dengan otot yang melekat padanya. Bagian anterior (presteloid) adalah bagian yang lebih

    luas dan dapat mengalami proses supuratif sebagai akibat tonsil yang meradang,

    beberapa bentuk mastoiditis atau petrositis, atau dari karies dentis. Bagian yang lebih

    sempit di bagian posterior (post stiloid) berisi a. Karotis interna, v. Jugularis interna, n.

    Vagus yang dibungkus dalam suatu sarung yang disebut selubung karotis. Bagian ini

    dipisahkan dari ruang faring oleh suatu lapisan fasia yang tipis.