elza prima - hipertensi

31
M A K A L A H K A S U S LABORATORIUM ILMU/UNIT PELAYANAN FARMASI Hipertensi Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Madya Oleh: Elza Prima Prayoga 209.121.0009

Upload: aden-dhen

Post on 14-Apr-2016

48 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bhjvjhvhghgcghcvghchgcghcvhgcghchgchgcghchcghfcghchgcgchgcghfchgchgchgvhgcvhgvjhgvhgchgchgchgchgchgchg

TRANSCRIPT

Page 1: Elza Prima - Hipertensi

M A K A L A H K A S U SLABORATORIUM ILMU/UNIT PELAYANAN FARMASI

Hipertensi

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Madya

Oleh:

Elza Prima Prayoga

209.121.0009

KEPANITERAAN KLINIK MADYA

LABORATORIUM/UNIT PELAYANAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMA/RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

2014

Page 2: Elza Prima - Hipertensi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam yang kami junjungkan kepada

Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita menuju jalan kebenaran sehingga

dalam penyelesaian tugas ini saya dapat memilah antara yang baik dan buruk. Saya

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga dalam penyusunan laporan

kasus ini dapat terselesaikan.

Makalah ini membahas tentang hipertensi, yaitu terkait status pasien, etiologi,

klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, dan manajemen

penatalaksanaannya.

Saya menyadari dalam makalah ini belum sempurna secara keseluruhan oleh

karena itu saya dengan tangan terbuka menerima masukan-masukan yang

membangun sehingga dapat membantu dalam penyempurnaan dan pengembangan

penyelesaian laporan selanjutnya.

Demikian pengantar ini saya buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

semua. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Surakarta, 26 Desember 2014

Penyusun

2

Page 3: Elza Prima - Hipertensi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. 1

KATA PENGANTAR............................................................................... 2

DAFTAR ISI ............................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi............................................................................................. 6

2.2 Epidemiologi.................................................................................... 7

2.3 Manifestasi Klinis............................................................................. 7

2.4 Pemeriksaan Penunjang.................................................................... 8

2.5 Diagnosis.......................................................................................... 8

2.6 Patofisiologi...................................................................................... 9

2.7 Kersakan Organ Target.................................................................... 10

2.8 Penatalaksanaan................................................................................ 11

BAB III ILUSTRASI KASUS................................................................ 13

BAB IV PEMBAHASAN OBAT........................................................... 19

BAB V PENUTUP................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 22

3

Page 4: Elza Prima - Hipertensi

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam masyarakat barat, tekanan darah (TD) meningkat sesuai dengan umur

dan distribusi nilai TD ini dalam masyarakat merupakan variabel kontinyu dimana

rentang normal didefinisikan sebagai nilai ujung dan nilai yang lebih tinggi atau

keadaan hipertensi awal. Pentingnya batasan hipertensi muncul dari angka morbiditas

yang berhubungan dengan riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Pasien biasanya

menunjukan gejala dan diagnosis hipertensi selalu dihubungkan dengan

kecenderungan penggunaan obat seumur hidup dan implikasi berdasarkan analisis

risiko. Tekanan darah sangat sangat bervariasi tergantung pada keadaan, akan

meningkat saat aktivitas fisik, emosi, dan stres, dan turun selama tidur. Sebelum

dibuat diagnosis hipertensi diperlukan pengukuran berulang paling tidak pada tiga

kesempatan yang berbeda selama 4-6 minggu.

Pengukuran di rumah dapat dilakukan pasien dengan menggunakan

sfigmomanometer yang tepat sehingga menambah jumlah pengukuran untuk analisis.

Teknik pengukuran TD ambulatori 24 jam dikerjakan bila terdapat keraguan

diagnosis dan untuk menilai respon terhadap terapi, karena cara ini telah terbukti

mempunyai korelasi yang lebih tepat dengan kerusakan organ target (end organ)

dibanding perkiraan dokter dan merupakan alat bantu yang lebih baik untuk

meramalkan masalah kardiovaskuler. Hal-hal berikut sebagian besar berdasarkan

rekomendasi British Hypertension Society (1999).

Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal,

antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi

yang belum mendapatkan pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan

darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang

dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

Dari kelompok penyakit kardiovaskuler hipertensi paling banyak ditemui.

Antara 10-15% orang dewasa menderita kelainan ini. Penting sekali untuk dokter

mencoba mengenali dan mengobati penderita-penderita hipertensi pada masyarakat.

4

Page 5: Elza Prima - Hipertensi

Selama ini dikenal dua jenis hipertensi yaitu : 1) hipertensi primer (esensial),

penyebabnya tidak diketahui, dan mencakup ±90% dari kasus hipertensi; 2) hipertensi

sekunder, penyebabnya diketahui dan ini menyangkut ±10% dari kasus-kasus

hipertensi.

5

Page 6: Elza Prima - Hipertensi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi

peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita

yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi

140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.

Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke,

serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab

utama gagal jantung kronis.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih

tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah

diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari

120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi,

biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya

terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga

kali dalam jangka beberapa minggu.

Hipertensi yang tidak diketahui didefinisikan sebagai hipertensi esensial, atau

lebih dikenal hipertensi primer, untuk membedakannya dengan hipertensi

sekunder bahwa hipertensi sekunder dengan sebab yang diketahui. Menurut The

Seventh Report Of The Joint Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and

Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang

dewasa terbagi menjadi kelompok Normotensi, Prahipertensi, Hipertensi Derajat

I, Hipertensi derajat II.

Klas.Tekanan Darah TDS (mmHG) TDD (mmHg)

6

Page 7: Elza Prima - Hipertensi

Normal

Prahipertensi

Hipertensi Stage I

Hipertensi Stage II

<120

120-139

140-159

≥160

<80

80-89

90-99

≥100

2.2 Epidemiologi

Data epidemiologi menunjukkan bahwa dengan meningkatnya populasi lanjut

usia, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga, dimana

hipertensi sistolik maupun hipertensi sistolik diastolik sering timbul pada usia >60

tahun. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey

(NHANES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000,insiden hipertensi pada

orang dewasa adalah sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-65 juta orang

hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III

tahun 1989-1991.Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh kasus

hipertensi.

2.3 Manifestasi Klinis

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila

demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak,

atau jantung. Gejala lain yang lebih sering ditemukan adalah sakit kepala,

epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata

berkunang –kunang dan pusing

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;

meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya

berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala

yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah

kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,

maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

7

Page 8: Elza Prima - Hipertensi

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala

berikut:

sakit kepala

kelelahan

mual

muntah

sesak nafas

gelisah

pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,

mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan

bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati

hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi

bertujuan untuk menentukkan adanya kerusakan organ dan faktor lain atau

mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer

lengkap, kimia darah (kalium , natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol

total, kolesterol HDL, kolesterol LDL) dan EKG. Sebagai tambahan dapat

dilakukan pemeriksaan yang lain seperti klirens kreatinin, protein urin 24 jam,

asam urat, kolesterol HDL,dan EKG.

2.5 Diagnosis

Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran,

hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan

yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis.

Pengukuran pertama harus dikonfirmasikan pada sedikitnya 2 kunjungan lagi

dalam waktu satu sampai beberapa minggu. Pengukuran tekanan darah dilakukan

8

Page 9: Elza Prima - Hipertensi

dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah pasien beristirahat selama 5

menit, dengan ukuran pembungkus lengan yang sesuai.

Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lamanya

menderita, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan dengan penyakit

jantung koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskuler dll. Apakah terdapat

riwayat penyakit dalam keluarga dan gejala-gejala yang berkaitan dengan

penyebab hipertensi, perubahan aktivitas/ kebiasaan merokok, konsumsi

makanan, riwayat obat-obatan bebas, faktor lingkungan, pekerjaan, psikososial

dsb.

2.6 Patogenesis

Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama

karena interaksi antara faktor-faktor risisko tertentu. Faktor- faktor risiko yang

mendorong timbulnya kenaikan darah tersebut adalah :

1. faktor risiko, seperti : diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas,

merokok, genetik

2. sistem syaraf simpatis

a. tonus simpatis

b. variasi diurnal

3. keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi : endotel

pembuluh darah berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos

dan interstitium juga memberikan kontribusi akhir.

4. pengaruh sistem endokrin setempat yang berperan pada system renin,

angiotensin, dan aldosteron.

Kaplan menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam

pengendalian tekanan darah yang mempengaruhi Tekanan Darah = Curah

Jantung x Tekanan Perifer.14

2.7 Kerusakan Organ Target

9

Page 10: Elza Prima - Hipertensi

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada

pasien hipertensi adalah :

1. jantung

a. hipertrofi ventrikel kiri

b. angina atau infark miokardium

c. gagal jantung

2. otak

strok atau transient ischemic attack

3. penyakit ginjal kronis

4. penyakit arteri perifer

5. retinopati

Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ

tersebut dapat melalui akibat langsung dari tekanan darah pada organ, atau

karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor

AT1 angiotensin II, stres oksidatif, down regulation dari ekspresi nitric oxide

synthase, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam

dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ

target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi

transforming growth factor-β (TGF-β).14

Pemeriksaan untuk mengevaluasi adanya kerusakan organ target meliputi:

1. jantung

a. pemeriksaan fisik

b. foto polos dada(untuk melihat pembesaran jantung, kondisi arteri

intratoraks dan sirkulasi pulmoner)

2. pembuluh darah

a. pemeriksaan fisik termasuk perhitungan pulse pressure

b. USG karotis

c. Fungsi endotel (masih dalampenelitian)

3. otak

10

Page 11: Elza Prima - Hipertensi

a. pemeriksaan neurologis

b. diagnosis stroke ditegakkan dengan menggunakan cranial computed

tomography (CT) scan atau magnetic resonance imaging (MRI) (untuk

pasien dengan keluhan gangguan neural, kehilangan memori atau

gangguan kognitif)

4. mata

funduskopi

5. fungsi ginjal

a. pemeriksaan fungsi ginjal dan penentuan adanya proteinuria/mikro-

makroalbuminuria serta rasio albumin kreatinin urin

b. perkiraan laju filtrasi glomerolus, yang untuk pasien dalam kondisi

stabil dapat diperkirakan dengan menggunakan modifikasi rumus dari

Cockroft-Gault sesuai dengan anjuran National Kidney Foundation

(NKF).14

2.8 Pengobatan

Tujuan pengobatan pada pasien hipertensi adalah :

a. target tekanan darah <140/90 mmHg, untuk individu beresiko tinggi

(diabetes,gagal ginjal proteinuri)<130/80 mmHg

b. penurunan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler

c. mengahambat laju penyakit ginjal proteinuri

Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan terapi

farmakologis. Terapi nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien

hipertensi dengan tujuan untuk menurunkan tekanan darah dan mengendalikan

faktor-faktor resiko, serta penyakit penyerta lainnya.Adapun terapi

nonfarmakologis sbb:

a. menghentikkan merokok

b. menurunkan berata badan yang berlebihan

c. menurunkan konsumsi alkohol yang berlebihan

d. latihan fisik

11

Page 12: Elza Prima - Hipertensi

e. menurunkan asupan garam

f. meningkatkan konsumsi buah dan sayur

g. menurunkan asupan lemak

Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang

dianjurkan oelh JNC 7 adalah :

a. diuretika, terutaman jenis thiazid atau aldosterone antagonist

b. beta bloker (BB)

c. Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist

d. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACE Inhibitor)

e. Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/blocker (ARB)

Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap dan

target tekanan darah dicapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan

untuk menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja panjang dan yang

memberikan efikasi 24 jam dengan pemberian sekali sehari. Jika terapi dimulai

dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan kemudian tekanan darah

belum mancapai target, maka langkah selanjutnya adalah meningkatakan dosis

obat tersebut atau berpindah ke antihipertensi yang lain dengan dosis rendah baik

tunggal maupun kombinasi. Kombinasi yang terbukti dapat ditolerir pasien adalah

: diuretika dan ACEI atau ARB, CCB dan BB, CCB dan atau ARB, CCB dan

diuretika, ARB dan BB,kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat.

BAB III

12

Page 13: Elza Prima - Hipertensi

ILUSTRASI KASUS

3.1 ANAMNESA

1. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn. Z

Umur : 50 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Pekerjaan : buruh pabrik

Alamat : Kebakkramat

No. CM : 01005325

Tanggal Masuk : 24 Desember 2014

2. Keluhan Utama : Kepala cekot-cekot

3. Riwayat Penyakit Sekarang :

± 2 hari SMRS, pasien mengeluh sakit di kepala, sakit dirasakan

seperti dipukul-pukul dan kepala terasa berat yang hilang timbul, muncul

terutama saat pasien kelelahan, sakit kepala semakin memberat dengan

aktivitas dan berkurang dengan istirahat, sesak nafas tidak ada, mata kabur

tidak ada, mata bengkak tidak ada.

Pasien mengeluh sering kaku di tengkuk sejak ± 1 bulan SMRS, yang

hilang timbul, terasa memberat saat pasien kelelahan, kemudian pasien

berobat ke puskesmas, oleh dokter, pasien didiagnosa sakit tekanan darah

tinggi dan diberi obat oleh dokter, pasien tidak tahu namanya, setelah itu

keluhan dirasakan berkurang. Saat obat habis keluhan muncul lagi, tapi pasien

tidak memeriksakan diri lagi ke dokter.

4. Riwayat Penyakit Dahulu :

a. Riwayat sakit tekanan darah tinggi : (+) sejak 1 bulan SMRS, tidak rutin

kontrol

b. Riwayat sakit jantung : disangkal

13

Page 14: Elza Prima - Hipertensi

c. Riwayat stroke : disangkal

d. Riwayat asma : disangkal

e. Riwayat batuk lama : disangkal

f. Riwayat sakit liver : disangkal

g. Riwayat alergi : disangkal

h. Riwayat mondok : disangkal

5. Riwayat Kebiasaan

a. Riwayat merokok : disangkal

b. Riwayat minum jamu : disangkal

c. Riwayat minum obat pegal linu : disangkal

d. Riwayat minum minuman keras : disangkal

e. Riwayat olah raga teratur : disangkal

6. Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga

b. Riwayat sakit gula : disangkal

c. Riwayat tekanan darah tinggi : (+)

d. Riwayat sakit gula : disangkal

e. Riwayat asma : disangkal

f. Riwayat alergi : disangkal

g. Riwayat batuk lama : disangkal

7. Riwayat Gizi

Sebelum sakit pasien makan teratur 3 kali sehari, tidak pernah telat,

sebanyak masing-masing 1 piring nasi, sayur-sayuran dengan lauk pauk tahu

dan tempe, daging kadang-kadang. Dalam sehari penderita minum kurang

lebih 2-3 liter. Nafsu makan pasien tidak menurun.

8. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang janda pensiunan PNS. Pasien mempunyai 3 orang

anak kandung, 1 diantaranya sudah bekerja. Sehari – hari pasien tidur di

rumah salah satu anaknya yang sudah bekerja. Pasien adalah pedagang

pakaian di Pasar Klewer.

14

Page 15: Elza Prima - Hipertensi

3.2 PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum Sakit sedang, compos mentis, gizi kesan cukup

Tanda Vital

Status Gizi

Tensi : 170/100 mmHg

Nadi : 108 x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup

Heart rate : 108 x/ menit, irama reguler

Frekuensi Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36.8 0C

BB 50 kg

TB 159 cm

BMI 50 / (1,59)2 = 19,79 kg/m2 kesan normoweigh.

C. Kulit Warna coklat, turgor menurun (-), hiperpigmentasi (-),

kering (-), teleangiektasis (-), petechie (-), ikterik (-),

ekimosis (-), pucat (-)

D. Kepala Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, uban

(-), mudah rontok (-), luka (-)

E. Mata Mata cekung (-/-), konjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik

(-/-), perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor dengan

diameter (3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+), edema

palpebra (-/-), strabismus (-/-)

F. Telinga Membran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri tekan

mastoid (-), nyeri tekan tragus (-)

G. Hidung Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), fungsi

penghidu baik

H. Mulut Sianosis (-), gusi berdarah (-), gigi tanggal (+), bibir

kering (-), pucat (-), lidah tifoid (-), papil lidah atrofi (-),

stomatitis (-), luka pada sudut bibir (-)

I. Leher JVP R+2cm (tidak meningkat), trakea di tengah, simetris,

pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi

cervical (-), leher kaku (-), distensi vena-vena leher (-)

15

Page 16: Elza Prima - Hipertensi

J. Thorax Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan =

kiri, retraksi intercostal (-), spider nevi (-), pernafasan

torakoabdominal, sela iga melebar (-), pembesaran KGB

axilla (-/-)

Jantung :

Inspeksi Iktus kordis tidak tampak

Palpasi Iktus kordis teraba di SIC V 1 cm medial linea

medioclavicularis

Iktus kordis tidak kuat angkat

Perkusi Batas jantung kanan atas : SIC II linea sternalis dextra

Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis

dekstra

Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra

Batas jantung kiri bawah : SIC V 1 cm medial linea

medioklavicularis sinistra

Pinggang jantung : SIC II-III parasternalis sinistra

→ konfigurasi jantung kesan tidak melebar

Auskultasi HR : 108 kali/menit reguler. Bunyi jantung I-II murni,

intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-). Bunyi

jantung I > Bunyi jantung II, di SIC V 1 cm medial linea

medioklavikula sinistra dan SIC IV linea parasternal

sinistra. Bunyi jantung II > Bunyi jantung I di SIC II linea

parasternal dextra et sinistra.

Pulmo :

Inspeksi Normochest, simetris, sela iga melebar (-), iga mendatar

(-). Pengembangan dada kanan = kiri, sela iga melebar,

retraksi intercostal (-)

Palpasi Simetris. Pergerakan dada ka = ki, peranjakan dada ka = ki,

fremitus raba kanan = kiri

Perkusi Sonor / Sonor

16

Page 17: Elza Prima - Hipertensi

Auskultasi Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara tambahan

wheezing (-/-), ronchi basah kasar (-/-), ronchi basah halus

basal paru (-/-), krepitasi (-/-)

K. Punggung kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok

kostovertebra (-),

L. Abdomen :

Inspeksi Dinding perut sejajar dari dinding thorak, distended (-),

venektasi (-), sikatrik (-), stria (-), caput medusae (-)

Auscultasi Peristaltik (+) normal

Perkusi Timpani, pekak alih (-)

Palpasi Supel, nyeri tekan (-). Hepar tidak teraba. Lien tidak teraba.

M Genitourinaria Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)

N. Ekstremitas Kuku pucat (-), spoon nail (-)

Akral dingin Odem

_ _

_ _

_ _

_ _

3.3 DIAGNOSIS

HIPERTENSI STAGE II

3.4 TUJUAN PENGOBATAN

1 menurunkan tekanan darah tanpa memperberat penyakit penyerta.

2. menghilangkan rasa sakit yang timbul akibat peningkatan tekanan darah.

3. mengurangi rasa kesemutan

4. modifikasi gaya hidup

3.5 PENGOBATAN

1. Nonmedikamentosa

a. menghindari merokok dan perokok

17

Page 18: Elza Prima - Hipertensi

d. latihan fisik

e. menurunkan asupan garam

f. meningkatkan konsumsi buah dan sayur

g. menurunkan asupan lemak

2. Medikamentosa

R/ HCT tab mg 25 No.XIV

S 1 dd tab 1 mane

R/ Captopril tab mg 12.5 No.XXVIII

S 2 dd tab 1 ac

Pro: Tn.Z (50 tahun)

18

Page 19: Elza Prima - Hipertensi

BAB IV

PEMBAHASAN OBAT

Hipertensi Stage II pada kasus ini ditegakkan atas dasar tekanan darah pasien

yang mencapai 170/100 mmHg. Untuk terapi medikamentosa berdasarkan algoritme

pengobatan Hipertensi :

Modifikasi gaya hidup

Belum mencapai target (< 140/90 mmHg) atau

dengan DM dan CKD (<130/80 mmHg)

Pilihan obat awalan

Tanpa penyakit penyerta Dengan penyakit penyerta

HT Stage I terutama thiazid. Boleh ACE inhibitor, AIRA, ARB, β Blocker, Ca antagonis, atau kombinasi

HT Stage II2 kombinasi obat atau

lebih ( tiazid + ACE

inhibitor/AIRA/β

Blocker, Ca antagonis)

Obat untuk penyakit penyerta, gunakan OAH lain (diuretic, ACE inhibitor, ARB, β Blocker, atau CCB) yang diperlukan

Tidak mencapai target

Optimalkan dosis atau tambah obat lain

19

Page 20: Elza Prima - Hipertensi

Pada kasus diatas diberikan obat: kombinasi Hidroklorotiazid + Captopril.

Hidroklorotiazid merupakan salah satu golongan obat diuretik dengan proses

pengeluaran cairan tubuh via urine. Obat ini mampu menurunkan tekanan darah

karena dapat menurunkan volume darah, aliran balik vena, dan curah jantung.

Diberikan 1x/hari pada pagi hari. Captopril merupakan obat antihipertensi golongan

ACE inhibitor yaitu dengan menurunkan Angiotensin II yang merupakan

vasokonstriktor dalam sirkulasi. Diberikan pada saat perut kosong yaitu 1 jam

sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Bat diminum 2x/hari. Pemberian

kombinasi obat ini dengan diuretic atau antihipertensi lainnya akan meningkatkan

efek hipotensi.

Terapi medikamentosa untuk hipertensi stage II pada kasus ini menggunakan

Hidrochlorothiazide Tablet 25 mg 1 kali sehari sebagai terapi initial karena

Hidrochlorothiazide termasuk golongan diuretik yang dapat meningkatkan

pengeluaran garam dan air oleh ginjal sehingga volume darah dan tekanan darah juga

menurun, selain itu diperkirakan juga berpengaruh langsung terhadap dinding

pembuluh darah, yaitu berupa penurunan Na, yang membuat dinding lebih kebal

terhadap noradrenalin, efek hipotensinya relatif ringan dan termasuk obat hipertensi

pilihan utama. Sebagai terapi tahap kedua dengan Captopril Tablet 12,5 mg 2 kali

sehari, obat ini termasuk ACE inhibitor yang mempunyai efek menghambat

pembentukan AT II sehigga terjadi vasodilatasi, berkurangnya retensi garam dan air.

20

Page 21: Elza Prima - Hipertensi

BAB V

KESIMPULAN

Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan terapi

farmakologis. Adapun terapi nonfarmakologis antara lain: menghentikkan

merokok, menurunkan berata badan yang berlebihan, menurunkan konsumsi

alkohol yang berlebihan, latihan fisik, menurunkan asupan garam, meningkatkan

konsumsi buah dan sayur, dan menurunkan asupan lemak. Sedangkan jenis-jenis

obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan oelh

JNC 7 adalah : golongan diuretika, terutaman jenis thiazid atau aldosterone

antagonist; beta bloker (BB); Calcium Channel Blocker atau Calcium

Antagonist; Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACE Inhibitor); dan

Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/blocker (ARB)

21

Page 22: Elza Prima - Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, et al, eds. Kapita Selekta

Kedokteran, edisi 3, jilid I. Jakarta: Penerbit Media Aesculapius, 2001; 518-

522

Ganiswara, G. Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi, edisi 4. Jakarta : Bagian

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Supandiman, I., Fadjari, H. 2006. Anemia pada Penyakit Kronik. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Pp: 651-652

Yogiantoro, M. Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simardibrata K. M., Setiati,

S. 2006. Hipertensi Esensial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid I.

Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Pp: 610-614

22