ekonomi syari’ah

18
Ekonomi Syari’ah Rifaldi Renwarin

Upload: ramadhani-renwarin

Post on 07-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dheniz Ramadhani

TRANSCRIPT

Ekonomi Syariah

Ekonomi SyariahRifaldi Renwarin

Allah bersabda dalam QS Al-Baqarah 208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Ayat tersebut diatas sebut diatas menunjukan kepada manusia beriman diperintahkan Allah untuk masuk Islam secara Kaafah atau keseluruhan dan janganlah mengikuti langkah-langkah saitan. Hal ini dapat dipahami jika setiap muslim mengingkari satupun ayat Allah didalam al-quran berarti ia mengingkari ayat tersebut, atau dengan kata lain tidak kaafah dalam menjalankan syariat Islam, selanjutnya dalam QS Al Baqarah/2 : 85 :

Artinya : ..Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.

Pendahuluan Dalam surat al Baqarah 85, Allah memberikan ancaman kepada manusia yang menggunakan hanya sebagian dari hukum Allah atau hanya mau menerima ayat-ayat yang dianggap menguntungkan bagi dirinya saja, maka baginya akan diberikan kenistaan dalam kehidupannya didunia. Sehingga sangat jelas kalau Allah memerintahkan menggunakan aturan ekonomi syariah, berarti ini diperuntukan oleh semua mahluk karena Islam sendiri adalah Rahmatilalamin.

Ada tiga kekuatan system ekonomi di dunia ini yaitu system ekonomi liberal/kapitalis, system ekonomi sosialis dan system ekonomi Islam atau sering disebut system ekonomi syariah. Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah atau sistim ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State).

Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah. Ingat penjajahan masa lalu dengan mengurus SDA (sumber daya alam) suatu bangsa, tetapi sekarang dengan menguasai system perekonomian suatu bangsa.

1. Umer ChapraMenjelaskan secara mendalam bahwa ekonomi Islam merupakan cabang ilmu pengetahuan yang membantu manusia dalam mewujudkan kesejahteraannya melalui suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang sesuai dengan aliqtisad alsyariah atau tujuan yang ditetapkan berdasarkan syariah, tanpa mengekang kebebasan individu secara berlebihan, menciptakan ketidakseimbngan makroekonomi dan ekologi, atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta jalinan moral dari masyarakat.

2. Yusuf QardhawiEkonomi Islam adalah ekonomi yang didasarkan pada ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah.

Pengertian Ekonomi Syariah (Islam) Menurut Beberapa Para Ahli3. S.M. HasanuzzamanEkonomi islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat.

4. Muhammad Abdul MannanDalam bukunya Islamic Economics, Theory and Practice, Mengatakan, Islamic Economics is Social science which studies the economics problems of a people imbued with the value of Islam.Ilmu ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.

5. Khursid AhmadEkonomi Islam adalah suatu upaya sistematis yang mencoba untuk memahami permasalahan dalam ekonomi serta perilaku manusia dalam hubungannya dengan permasalahantersebut dari perspektif Islam.

6. Muhammad Nejatullah ash-ShiddiqiEkonomi Islam adalah respons atau tanggapan dari para pemikir Muslim terhadap berbagai tantangan ekonomi pada masa tertentu. Dalam hal ini mereka dibantu oleh Al-Quran dan sunnah serta akal (ijtihad dan pengalaman).

7. Akram KhanEkonomi islam tepatnya ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian (studi) terhada kebahagiaan hidup manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar kerjasama dan partisipasi.

8. M.M. Metwally,Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti al Quran, Hadis, Ijma dan Qiyas.

9. Ziauddin AhmadEkonom Pakistan ini merumuskan bahwa ekonomi Islam pada hakikatnya adalah upaya pengalokasian sumber-sumber daya untuk memproduksi barang dan jasa sesuai petunjuk Allah SWT untuk memperoleh ridha-Nya.

10. M. Syauqi Al-FaujaniEkonomi Islam merupakan segala aktivitas perekonomian beserta aturan-aturannya yang didasarkan kepada pokok-pokok ajaran Islam tentang ekonomi.

Demikian beberapa pengertian ekonomi Islam menurut beberapa Ekonom Muslim. semoga pembaca lebih paham akan makna dari ekonomi islam itu sendiri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Kiranya perlu dipahami bahwa sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi kapitalis, sosialis maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada ditengah-tengah ketiga sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis yang memberikan hampir semua tanggungjawab kepada warganya serta komunis yang ekstrim, ekonomi Islam menetapkan bentuk perdagangan serta perkhidmatan yang boleh dan tidak boleh di transaksikan.

Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.Perbedaan Ekonomi Syariah dengan Ekonomi Konvensional

Tidak banyak yang dikemukakan dalam Al Quran, dan hanya prinsip-prinsip yang mendasar saja. Karena alasan-alasan yang sangat tepat, Al Quran dan Sunnah banyak sekali membahas tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai produsen, konsumen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi[5]. Sebagaimana diungkapkan dalam pembahasan diatas, ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu, ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain: 1) Kesatuan (unity); 2) Keseimbangan (equilibrium); 3) Kebebasan (free will); dan 4) Tanggungjawab (responsibility)Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaannya di bumi. Didalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti kelebihan. Dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 275 disebutkan bahwa Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila

Ciri Khas Ekonomi Syariah

Sesungguhnya muamalah Maliyah adalah medan hidup yang sudah tersentuh oleh tangan-tangan manusia sejak jaman klasik, bahkan jaman purbakala, sehingga jaman nabi Muhammad SAW. Setiap orang membutuhkan harta yang ada di tangan orang lain.

Hal ini membuat manusia berusaha membuat beragam cara pertukaran, bermula dengan kebiasaan melakukan tukar menukar barang yang disebut barter, berkembang menjadi sebuah sistem jual beli yang kompleks dan multidimensional, seperti yang terjadi sekarang ini, didalam system ekonomi yang mengglobal.Muamalah Ribawi dan Bahayanya

Seseungguhnya diharamkannya riba berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul serta ijma para ulama, sudah menjadi aksioma dalam ajaran Islam ini.Dalil Yang Mengharamkan Riba :Dalam Al-Quran telah membicarakan riba dalam empat tempat terpisah; salah satunya adalah Ayat Makkiyyah, sementara tiga lainnya adalah Ayat-ayat Madaniyyah.Dalam surat Ar-Ruum 39, Allah taala berfirman : Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). Ayat tersebut tidak mengandung ketetapan hukum pasti tentang haramnya riba, karena kala riba memang belum diharamkan. Riba baru diharamkan di masa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam di kota Al-MadinahPengharaman Riba

Dalam surat An-Nisaa 160-162, Allah Azza wa Jalla berfirman : Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) Dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal Sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.Ayat di atas menjelaskan diharamkannya riba terhadap orang-orang Yahudi. Ini merupakan pendahuluan yang amat gamblang, untuk kemudian baru diharamkan terhadap kalangan kaum muslimin. Ayat tersebut turun di kota Al-Madinah sebelum orang-orang Yahudi menjelaskannya.Dalam surat Ali Imran Allah Subhanahu wa taala berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. Ali Imraan: 130)Baru kemudian turun beberapa ayat pada akhir surat Al-Baqarah, yaitu: (QS. Al-Baqarah: 275-279). Ayat-ayat ini adalah ayat-ayat tentang riba yang terakhir diturunkan dalam Al-Quran Al-Karim.

RIBA DALAM AS-SUNNAH

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu alahi wa sallam bersabda:Hindarilah tujuh hal yang membinasakan. Ada yang bertanya: Apakah tujuh hal itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa dengan cara yang haram, memakan riba, memakan harta anak yatim, kabur dari medan perang, menuduh berzina wanita suci yang sudah menikah karena kelengahan mereka. Diriwayatkan oleh imam Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu bahwa ia menceritakan:Rasulullah melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan riba, juru tulis transaksi riba, dua orang saksinya, semuanya sama saja.IJMA YANG MENGHARAMKAN RIBA

Kaum muslimin seluruhnya telah bersepakat bahwa asal dari riba adalah diharamkan, terutama sekali riba pinjaman atau hutang. Bahkan mereka telah berkonsensus dalam hal itu pada setiap masa dan tempat. Para ulama Ahli Fikih seluruh madzhab telah menukil ijma tersebut. Memang ada perbedaan pendapat tentang sebagian bentuk aplikasinya, apakah termasuk riba atau tidak dari segi praktisnya, namun tidak bertentangan dengan asal ijma yang telah diputuskan dalam persoalan itu.

Ijma akan pengharamannya dinukilkan Ibnu Hazm dalam Maratib Al Ijma hal 103, Ibnu Rusyd dalam Al Muqaddimah wal Mumahadah 2/8, Al Mawardi dalam Al Haawi Al Kabir 5/74, An Nawawi dalam Al Majmu Syarhul Muhadzab 9/391, dan Ibnu Taimiyah dalam Majmu Al fatawa 29/419. Pengharaman Riba tidak terbatas hanya pada syariat Islam bahkan juga ada dalam syariat agama sebelumnya.BALASAN PEMAKAN RIBA

Imam Al Sarkhosi menyampaikan 5 balasan dan hukuman bagi pemakan riba yang ada dalam ayat-ayat ini (Al Baqarah: 275-279) yaitu : 1. Kesurupan, (QS. Al Baqarah: 275); 2. Dihapus (Barokahnya), (QS. Al Baqarah: 276); 3. Kufur, (QS. Al Baqarah: 276); 4. Kekal di Neraka. (QS. Al Baqarah: 275); 5. Allah Taala memerangi pemakan riba. (QS. Al Baqarah: 278-279).

Demikianlah perbedaan secara umum sistem ekonomi Islam dan konvensional, beserta makna dan kandungan yang telah Allah berikan kepada umat Muhammad melalui Al Quran, As sunnah dan juga ijma.

Sejumlah unsur dapat memberi sumbangan bagi penyusunan rancangan struktral semacam ini. Unsur-unsur itu adalah sebagai berikut :1. Semenjak awal, Islam mengakui posisi pemerintah dala pengelolaan ekonomi. Pada setiap masyarakat yang terorganisasi terdapat penguasa/otoritas untuk mengawasi, mengkoordinasikan perekonomian dan memberi arah baginya untuk bergerak. Pemerintah dituntut untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran tertentu sebagaimana ditetapkan oleh syariah.2. Sektor swasta, dipandang amat penting dalam kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat. Kreatifitas dan inisiatif individu sangat dihargai dalam skema orgaisasi ekonomi menurut Islam. Individu sepenuhnya diakui untuk memiliki dan memutuskan kegiatan-kegiatan ekonomi menurut pilihan mereka, dalam kerangka aturan-aturan syariah.3. Islam mengakui pentingnya perdagangan internasional. Segala macam hambatan (trade-barriers) tidak dianjurkan dalam Islam, dan haruslah demikian seterusnya. Kalaupun terdapat trade barriers, itu hendaknya dilakukan sebagaimana masa lalu hanya dalam bentuk timbal-balik.

UNSUR KEBIJAKAN EKONOMIISLAM

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia.2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.6. Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.

Tujuan Ekonomi Islam

Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu:1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya.2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah.3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang menjad puncak sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar:a. Keselamatan keyakinan agama (al din)b. Kesalamatan jiwa (al nafs)c. Keselamatan akal (al aql)d. Keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)e. Keselamatan harta benda (al mal)