efisiensi perbankan indonesia dalam menghadapi …digilib.unila.ac.id/26513/21/skripsi tanpa bab...

83
OLEH : DIAN FAJARINI (Skripsi) JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ASEAN BANKING INTEGRATION FRAMEWORK

Upload: nguyenduong

Post on 11-Jul-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

OLEH :

DIAN FAJARINI

(Skripsi)

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2017

EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPIASEAN BANKING INTEGRATION FRAMEWORK

Page 2: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

ABSTRAK

EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI

ASEAN BANKING INTEGRATION FRAMEEWORK

Oleh

Dian Fajarini

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Efisiensi Teknis Perbankan

Indonesia dalam menghadapi ASEAN Banking Integration Framework. Periode penelitian

dimulai dari Q12011 sampai Q42015 yang melibatkan 15 Bank dengan asset terbesar di negara

ASEAN 5. Penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu pertama, efisiensi teknis perbankan negara

anggota ASEAN 5 akan diukur menggunakan Data Envelopment Analysis. Kedua skor efisiensi

perbankan Indonesia akan dibandingkan dengan perbankan negara ASEAN 5 lain dan terakhir

rasio keuangan perbankan Indonesia meliputi CAR, BOPO, LDR, NPL, NIM akan dibandingkan

dengan perbankan negara ASEAN 5. Pengukuran perbandingan dilakukan dengan menggunakan

uji t rata-rata tidak berpasangan yang bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan yang

signifikan antara tingkat efisiensi dan rasio keuangan perbankan Indonesia denggan negara

ASEAN 5.

Hasil penelitian metode CRTS dan VRTS dalam DEA menunjukkan bahwa efisiensi

perbankan negara anggota ASEAN sudah baik dengan banyaknya bank yang memiliki efisiensi

teknis sempurna. Hasil uji t rata-rata berpasangan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara perbankan Indonesia dan ASEAN 5. tingkat efisiensi Indonesia lebih baik

dibandingkan Filipina untuk nilai efisiensi CRTS namun masih lebih rendah dibandingkan

Singapura, Malaysia dan Thailand. Hasil uji t rata-rata tidak berpasangan menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan pada beberapa rasio keuangan perbankan Indonesia dengan

negara ASEAN 5. Indonesia lebih baik apabila dibandingkan dengan Filipina pada keseluruhan

rasio keuangan sedangkan Indonesia lebih rendah pada rasio LDR apabila dibandingkan dengan

Singapura, Malaysia, Thailand tetapi lebih baik pada rasio CAR dan NPL. Pada penelitian ini

disimpulka bahwa Indonesia siap dalam menghadapi ASEAN Banking Integration Framework.

Kata Kunci : ABIF, BOPO, CAR, Data Envelopment Analysis, Efisiensi Teknis Perbankan

LDR, NIM, NPL.

Page 3: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

ABSTRACT

INDONESIAN BANKING EFFICIENCY TO FACE

ASEAN BANKING INTEGRATION FRAMEWORK

By

Dian Fajarini

The purpose of this research is to analyze Indonesian Bank Technical Efficiency to face

ASEAN Banking Integration Framework. The research period is from Q12011 until Q42015 that

employs 15 Banks with the biggest asset in ASEAN 5 country. This research has three steps that

is first, technical efficiency of ASEAN 5 country will be measured by Data Envelopment

Analysis. Second, the efficiency score of Indonesian banking will be compared to other ASEAN

5 country and the last, financial ratio of Indonesian banking such as CAR, BOPO, LDR, NPL,

NIM will be compared to other ASEAN 5 country by using Independent Sample t-test.

The result of CRTS and VRTS method by DEA shows that banking efficiency in ASEAN

5 country is good because most of the banks have a perfect technical efficiency score in some

periods. Independent Sample t-test measure shows that there is a significance difference between

Indonesian and ASEAN 5 banks. Indonesian Bank Technical Efficiency is greater than Filipina

for CRTS efficiency score but lower comparing to Singapore, Malaysia, and Thailand. Moreover

Independent Sample t-test measure shows that there is a significance difference on some

financial ratio of Indonesian banking to ASEAN 5 banking. Indonesia is greater than Filipina in

all financial ratio while has a lower LDR comparing to Singapore, Malaysia, Thailand but greater

on CAR and NPL ratio. This research concludes that Indonesia ready to face ASEAN Banking

Integration Framework.

Keyword: ABIF, BOPO, CAR, DATA Envelopment Analysis, Banking Technical Efficiency,

LDR, NIM, NPL.

Page 4: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI

ASEAN BANKING INTEGRATION FRAMEWORK

OLEH :

DIAN FAJARINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa
Page 6: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa
Page 7: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa
Page 8: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dian Fajarini lahir di Jakarta pada tanggal 25 April 1995,

merupakan anak sulung dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Soedebyo dan

Ibu Warih Suprapti.

Penulis memulai pendidikan di TK Dwi Tunggal yang diselesaikan pada tahun

2000. Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh penulis di SD N 2 Sumberejo dan

tamat pada tahun 2006. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMP N

14 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2009. Selanjutnya mulai tahun 2009

sampai 2013 penulis menempuh pendidikan di SMA N 7 Bandar Lampung.

Selama SMP dan SMA, penulis aktif dalam ekstrakurikuler Bahasa Inggris dan

pernah menjabat sebagai Ketua English Club SMA N 7 Bandar Lampung.

Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswi Ekonomi Pembangunan,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis perguruan tinggi Universitas Lampung melalui jalur

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Selama masa

kuliah, penulis aktif di organisasi Economic English club dan pernah menjabat

sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa kuliah penulis

pernah menjuarai beberapa lomba seperti Breaking adjudicator 6th Sumatran Idea

Debate tahun 2015, juara II dan juara III newscasting competition tahun 2015.

Selain itu penulis menjadi mahasiswi berprestasi II Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung tahun 2016.

Page 9: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

Selain kegiatan perkuliahan penulis pernah menjadi tutor Toefl Training yang

diadakan oleh UPT Bahasa Universitas lampung tahun 2016 dan menjadi tutor

bahasa Inggris di bimbingan belajar Enourmous College tahun 2017. Penulis juga

aktif dalam kegiatan komunitas penerima beasiswa Bank Indonesia yang bergerak

pada kegiatan sosial atau dikenal sebagai Generasi Baru Indonesia dan menjabat

sebagai bendahara umum GenBi Komisariat Unila periode 2017 – 2018.

Pada tahun 2014, penulis mengikuti Kuliah Kunjung Lapangan (KKL) kebeberapa

institusi yaitu Bursa Efek Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Badan

Perencana Pembangunan Nasional. Selanjutnya penulis mengikuti kegiatan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2016 di Desa Sri Busono, Kecamatan Way

Seputih, Lampung Tengah.

Page 10: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

Kedua orang tuaku yang sangat kusayangi, Bapak Soedebyo dan Ibu Warih

Suprapti yang selalu menyayangi, menghibur, memberikan semangat dan

memelukku tiada henti setiap kali aku mengalami kesulitan. Terima kasih untuk

semua perjuangan yang bapak dan ibu berikan, untuk kesabaran, pengertian dan

kepercayaan yang begitu besar dalam mendukung semua pencapaianku.

Terimakasih kepada keluarga besar Kakek Sasi Adenan dan Eyang S.Siswo

Utomo atas dukungan dan semangat sedari kecil. Terima kasih juga kepada

adikku tercinta Abi Bagastiyo yang selalu menghibur, membatu dan

mendengarkan keluh kesahku.

Almamaterku tercinta, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Lampung.

Page 11: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

MOTO

So which of favors of your Lord would you deny?

( QS: Ar-Rahman )

You’re never going to be 100% ready and it’s never going to be just the right

time, but that’s the point. It means that every moment is also the right moment. If

you want it, you just have to do it.

( Kat-ri)

The attributes of a great lady may still be found in the rule of the four S’s:

Sincerity, Simplicity, Sympathy, and Serenity

(Emily)

Everything you want is on the other side of fear

( Jack Canfield)

Choice is the first thing to start everything and I will play with the scenarios.

(Dian Fajarini)

Page 12: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT.

Atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Efisiensi Perbankan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Banking Integration

Framework sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.

Dalam proses penyelesaian skripsi, penulis mendapat bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H.Satria Bangsawan, S.E, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakulatas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas lampung.

4. Ibu Nurbetty Herlina Sitorus,S.E.,M.Si dan Ibu Emi maimunah, S.E.,M.Si.

selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,

memberikan ilmu dan memberikan pengarahan serta saran dalam

penyusunan skripsi penulis.

Page 13: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

5. Bapak Dr. Nairobi, S.E.,M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dan nasehat yang bermanfaat bagi penulis.

6. Ibu Irma Febriana MK,S.E.,M.Si, Bapak Imam Awaluddin, S.E.,M.Si,

Bapak Dr. Yoke Muelgini, M.Sc. yang telah memberikan arahan dan

motivasi kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.

7. Bapak Dr. Saimul, S.E.,M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan nasehat yang bermaanfaat bagi penulis.

8. Seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama

proses perkuliahan hingga selesai.

9. Orang tuaku tercinta, Bapak Sodebyo dan Ibu Warih Suprapti atas semua

kasih sayang, doa dan perjuangannya serta tiada henti memberikan semangat

untukku.

10. Adikku tercinta, Abi Bagastiyo yang selalu menghibur dan mendengar keluh

kesahku. Terimakasih untuk semua motivasi dan kata penyemangat singkat

namun berarti.

11. Mbah kakung dan mbah putri, eyang kakung dan eyang putri terima kasih

untuk semua doa dan dukungan serta pertanyaan mengenai kapan wisuda,

terima kasih juga kepada om dan tante serta kakak-adik sepupu Ilum, Lia,

Ica, Adit, Tyas, Wafa, Ozi, Sema untuk semua kebersamaan dan

dukungannya.

12. Keluarga Desa Sri Busono, Bapak Trimanto dan keluarga serta warga Desa

Sri Busono yang telah memberikan pengalaman berharga bagi penulis.

Page 14: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

13. Sahabat-sahabat tersayang dangduters, Anggun, Atika, Devi, Eka, Fadeli,

Filo, dan Vipin yang selalu mendengarkan curhat, mendukung dan

menemani penulis selama proses perkuliahan. Best friend always notice and

remember each other in spite of distance and life is never flat with you here.

14. Presidium EEC periode 2015-2015, Diah, Renita, Ane, Mila, Eka, Romu,

Akbar, Fajar, Ashep, Intan, Cynthia, Yohana, Azis, Sunu, Adit, Iqbal, Fiko

dan expert staff serta demisioner yang telah mengisi hari-hari penulis dan

kebersamaannya dalam menjalani progja. You guys are the best team. In

EEC we believe, In English we achieve.

15. Sahabat sedari kecil Tami dan sahabat dekat Makcik Ajeng, terima kasih

selalu mendengarkan curhat dan memotivasi penulis serta canda tawa selama

bersama.

16. Tiga pentol korek, Cahya dan Indra, terima kasih selalu mendengarkan keluh

kesah penulis, together through the up and down, through the silence and

laughter.

17. Debaters Robert, Feri, Elia, Silfi, Erik, Elisa, Maria dan EEC Squad Bella,

Fitri, Dita, Soraya, Cynthia, Anggi, Amel, Laila, Echi, Faisal, Yogis, Rifki,

Jefri, Marisi, dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Terima kasih untuk tawa dan canda bersama kalian.

18. Sahabat-sahabat SMA Winda, Ani, Rezty, Fitri, Sila, Wahyu, Irfan, Supri,

Agung,terima kasih dan semoga kita dapat mencapai impian masing-masing.

19. Teman-teman EP 2013, Siska, Tribun, Hana, Heru, Mody, Monic, Fajar,

Arif, Sion, Boby, Sandy, Kris, Yunita, Cynthia, Rani, Fani, Putri, Septi,

Sekar, Ike, Dea, Stevia, April, Yosi, Nures, Muthia, Riana, Bella, Maei,

Page 15: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

Meydit, Nia, Happy dan teman-teman EP lainnya yang tidak dapat

disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan selama proses

perkuliahan sampai selesai, serta kebersamaan dalam canda dan tawa.

20. Teman KKN, Cinkia yang membantu dalam proses penulisan skripsi penulis

serta teman KKN lain Manda, Nita, Ines, Budi, Mario. Terima kasih untuk

kebersamaan dalam menjalankan progja selama 40 hari.

21. Teman-teman GenBi Lita, Dery, Rahmi, Nabila, Tia, Kholis, Hery, Oim,

Rian, Kak Fauzi, Kak Zupika, Kak Septi, Kak Milna, Eno dan teman-teman

lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk dukungan

dan kebersamaannya.

22. Keluarga Enormous College yang telah memberikan kesempatan berharga

bagi penulis.

23. Kakak tingkat EP angkatan 2012 serta adik-adik EP 2014-2015 yang tidak

dapat disebutkan satu persatu namun terima kasih atas dukungannya.

24. Staf FEB dan EP yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

25. Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikan skripsi yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan

yang telah diberikan, dan semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi para

pembaca.

Bandar Lampung,

Penulis,

Dian Fajarini

Page 16: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 13

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 13

E. Sistematika Penulisan ..................................................................... 14

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 15

A. Tinjauan Teoritis ............................................................................. 15

1. Efisiensi..................................................................................... 151.1 Definisi Efisiensi ................................................................. 151.2 Efisiensi Teknis Perbankan ................................................. 17

2. Rasio Keuangan Perbankan ........................................................ 22

3. Data Envelopment Analysis........................................................ 243.1 Model CCR ......................................................................... 263.2 Model BCC ......................................................................... 29

4. ASEAN....................................................................................... 304.1 ASEAN Banking Integration Framework ............................ 32

5. Perbankan Indonesia................................................................... 35

Page 17: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

ii

B. Tinjauan Empiris............................................................................. 36

C. Kerangka Pemikiran........................................................................ 40

D. Hipotesis.......................................................................................... 43

III. METODE PENELITIAN .................................................................. 44

A. Jenis dan Sumber Data................................................................... 44

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 44

C. Definisi Operasional Variabel........................................................ 45

D. Metode Analisis ............................................................................. 50

1. Metode Data Envelopment Analysis ........................................ 50

2. Uji t Rata-Rata tidak Berpasangan........................................... 52

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 54

A. HASIL............................................................................................ 54

1. Efisiensi Perbankan Indonesia dan Negara Anggota ASEAN. 541.1 Tingkat Efisiensi Model CRTS.......................................... 541.2 Tingkat Efisiensi Model VRTS ......................................... 60

2. Perbedaan Tingkat Efisiensi Perbankan Indonesia dan NegaraAnggota ASEAN ..................................................................... 662.1 Perbedaan Efisiensi Perbankan Indonesia dan 4 Negara

ASEAN ............................................................................. 662.2 Perbedaan Efisiensi Indonesia dan Singapura ................... 672.3 Perbedaan Efisiensi Indonesia dan Malaysia ..................... 682.4 Perbedaan Efisiensi Indonesia dan Thailand ..................... 692.5 Perbedaan Efisiensi Indonesia dan Filipina ....................... 69

3. Perbedaan Rasio Keuangan Perbankan Indonesia dan NegaraASEAN 5 ................................................................................. 703.1 Perbedaan Rasio Keuangan Perbankan Indonesia dan 4

Negara anggota ASEAN ................................................... 713.2 Perbedaan Rasio Keuangan Indonesia dan Singapura ....... 743.3 Perbedaan Rasio Keuangan Indonesia dan Malaysia......... 773.4 Perbedaan Rasio Keuangan Indonesia dan Thailand ......... 813.5 Perbedaan Rasio Keuangan Indonesia dan FIlipina........... 84

B. PEMBAHASAN ............................................................................ 87

1. Efisiensi Perbankan Indonesia dan Negara Anggota ASEAN. 87

2. Tingkat Efisiensi Perbankan Indonesia dalam MenghadapiABIF ....................................................................................... 92

Page 18: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

iii

3. Kinerja Rasio Keuangan Perbankan Indonesia dalamMenghadapi ABIF.................................................................... 95

V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 101

A. SIMPULAN .................................................................................... 101

B. SARAN ........................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 19: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator Keuangan negara ASEAN 5 .............................................. 5

2. Indikator Keuangan negara ASEAN 5 .............................................. 6

3. Bank Terbesar di ASEAN berdasarkan Total Aset ........................... 7

4. Tinjauan Empiris ............................................................................... 36

5. Bank Terbesar di ASEAN ................................................................. 45

6. Variabel Penelitian, Simbol, Satuan Pengukuran, Sumber Data ....... 46

7. Tingkat Efisiensi Teknis Perbankan Indonesia dan ASEAN 5 (CRTS) 55

8. Tingkat Efisiensi Teknis Perbankan Indonesia dan ASEAN 5 (VRTS) 61

9. Perbedaan Tingkat Efisiensi Perbankan Indonesia dan 4 NegaraASEAN.............................................................................................. 66

10. Perbedaan Tingkat Efisiensi Perbankan Indonesia dan Singapura.... 67

11. Perbedaan Tingkat Efisiensi Perbankan Indonesia dan Malaysia ..... 68

12. Perbedaan Tingkat Efisiensi Perbankan Indonesia dan Thailand...... 69

13. Perbedaan Tingkat Efisiensi Perbankan Indonesia dan Filipina ....... 70

14. Perbedaan CAR Perbankan Indonesia dan 4 negara ASEAN ........... 71

15. Perbedaan BOPO Perbankan Indonesia dan 4 negara ASEAN......... 72

16. Perbedaan LDR Perbankan Indonesia dan 4 negara ASEAN ........... 72

17. Perbedaan NPL Perbankan Indonesia dan 4 negara ASEAN............ 73

18. Perbedaan NIM Perbankan Indonesia dan 4 negara ASEAN............ 74

19. Perbedaan CAR Perbankan Indonesia dan Singapura ....................... 74

20. Perbedaan BOPO Perbankan Indonesia dan Singapura..................... 75

21. Perbedaan LDR Perbankan Indonesia dan Singapura ....................... 75

22. Perbedaan NPL Perbankan Indonesia dan Singapura........................ 76

23. Perbedaan NIM Perbankan Indonesia dan Singapura ....................... 77

24. Perbedaan CAR Perbankan Indonesia dan Malaysia......................... 78

25. Perbedaan BOPO Perbankan Indonesia dan Malaysia ...................... 78

26. Perbedaan LDR Perbankan Indonesia dan Malaysia......................... 79

27. Perbedaan NPL Perbankan Indonesia dan Malaysia ......................... 79

28. Perbedaan NIM Perbankan Indonesia dan Malaysia ......................... 80

29. Perbedaan CAR Perbankan Indonesia dan Thailand ......................... 81

Page 20: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

v

30. Perbedaan BOPO Perbankan Indonesia dan Thailand....................... 81

31. Perbedaan LDR Perbankan Indonesia dan Thailand ......................... 82

32. Perbedaan NPL Perbankan Indonesia dan Thailand.......................... 83

33. Perbedaan NIM Perbankan Indonesia dan Thailand ......................... 83

34. Perbedaan CAR Perbankan Indonesia dan Filipina........................... 84

35. Perbedaan BOPO Perbankan Indonesia dan Filipina ........................ 85

36. Perbedaan LDR Perbankan Indonesia dan Filipina ........................... 85

37. Perbedaan NPL Perbankan Indonesia dan Filipina ........................... 86

38. Perbedaan NIM Perbankan Indonesia dan Filipina ........................... 86

39. Karakteristik Efisiensi Perbankan model CRTS................................ 88

40. Karakteristik Efisiensi Perbankan model VRTS ............................... 89

41. Perbandingan rasio keuangan Perbankan Indonesia dan

Negara ASEAN ................................................................................. 96

Page 21: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Implementasi ASEAN Economic Community dan FinancialIntegration ......................................................................................... 2

2. Pangsa Pasar Sektor Keuangan di Indonesia ..................................... 8

3. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 42

Page 22: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Perbankan Negara Anggota ASEAN 5 ................................... L-1

2. Data Penelitian Variabel Input dan Variabel Output PerhitunganEfisiensi Periode 2011-2015............................................................ L-2

3. Data Penelitian Rasio Keuangan Perbankan Indonesia dan

ASEAN 5 ......................................................................................... L-16

4. Data Penelitian Uji t rata-rata tidak berpasangan (TE Perbankan

Indonesia dan ASEAN 5) ................................................................ L-24

5. Data Penelitian Uji t rata-rata tidak berpasangan (Rasio Keuangan

Perbankan Indonesia dan ASEAN 5) .............................................. L-30

6. Output Data Envelopment Analysis................................................. L-90

7. Hasil Uji t rata-rata tidak berpasangan TE Perbankan Indonesia

dan ASEAN 5 .................................................................................. L-93

8. Hasil Uji t rata-rata tidak berpasangan Rasio Keuangan Perbankan

Indonesia dan ASEAN 5.................................................................. L-99

Page 23: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASEAN Economic Community telah dimulai sejak akhir tahun 2015, negara-

negara di ASEAN sepakat untuk saling terintegrasi dalam melaksanakan kegiatan

perekonomian. Pada ASEAN Economic Community Blueprint 2015 terdapat empat

pilar yang akan dijalankan yaitu (I) Single Market and Production Base, (II)

Competitive Economic Region, (III) Equitable Economic Development, (IV)

Integration into Global Economy. Keempat pilar tersebut beserta kegiatannya

tercantum dalam AEC Blueprint 2015.

Kegiatan yang tercantum pada AEC Blueprint 2015 akan menimbulkan

persaingan antar negara ASEAN dalam peningkatan perekonomian masing-

masing negara. Untuk menghadapi persaingan, Indonesia memiliki strategi

melalui peningkatan UMKM yaitu dengan meningkatkan produktivitas sumber

daya manusia, kemudahan berusaha, kemudahan akses permodalan, kemudahan

akses pasar, memperbaiki infrastruktur, logistik dan telekomunikasi, serta

diversifikasi pasar di dalam negeri dan luar negeri. (Pemetaan dan Strategi

Peningkatan Daya Saing UMKM dalam Menghadapi MEA 2015 dan Pasca MEA

2025 Bank Indonesia).

Page 24: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

2

Selain peningkatan UMKM, Indonesia juga berusaha meningkatkan kualitas

sumber daya manusia untuk mendapat tenaga kerja yang mampu bersaing dengan

meningkatkan pelatihan kerja, penguatan kelembagaan sertifikasi, peningkatan

jejaring dengan industri baik untuk rekruitmen maupun penempatan,

pengembangan sumber daya pelatihan kerja dengan penyelenggaraan pelatihan

kerja, modul pelatihan, infrastruktur, fasilitas dan sarana, serta manajemen

pelatihan kerja secara tersistem, terstruktur dan terintegrasi (Kajian Dampak AEC

terhadap Sektor Industri dan Jasa serta Tenaga Kerja di Indonesia, 2014

Kementerian Keuangan Indonesia).

ASEAN Economic Community tidak hanya berhenti pada kegiatan yang sudah

tercatat dalam ASEAN Economic Community Blueprint 2015, selanjutnya para

pemimpin ASEAN mendiskusikan untuk dapat terintegrasi dalam kegiatan di

sektor keuangan terutama perbankan yang terlihat pada Gambar 1. Hal ini

dicetuskan dan disampaikan pada ASEAN Economic Community Blueprint 2025

sehingga kegiatan tersebut akan diimplementasikan pada tahun 2020 dengan

mempertimbangkan kesiapan setiap negara yang tergabung dalam ASEAN.

Sumber : Macroprudential Policy Department, Bank Indonesia

Gambar 1. Implementasi ASEAN Economic Community dan Financial Integration

Page 25: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

3

Dalam ASEAN Economic Community Blueprint 2025 terdapat lima karakteristik

untuk saling terintegrasi yaitu; (I) Ekonomi yang terpadu dan kohesif, (II)

ASEAN yang kompetitif, Inovatif dan Dinamis, (III) Peningkatan konektivitas

dan Sektoral Kerjasama, (IV) Saling berorientasi dengan gigih, (V) Asean yang

mengglobal. Untuk mencapai ekonomi yang terpadu dan kohesif maka akan

diimplementasikan Financial Integration, Financial Inclusion, and Financial

Stability. (ASEAN Economic Community Blueprint 2025).

Implemantasi Financial Integration, Financial Inclusion, and Financial Stability

melalui sektor keuangan negara-negara di ASEAN yang akan saling terintegrasi,

hal ini menjadi bagian dalam ASEAN Banking Integration Framework (ABIF).

ABIF disusun oleh gugus tugas Pertemuan Menteri Keuangan ASEAN (AFMM)

dan Forum Gubernur Bank Sentral ASEAN (ACGM) yang diketuai oleh

Indonesia dan Malaysia. ABIF berfungsi sebagai kerangka kerja rumusan dan

rencana penguatan infrastruktur perbankan serta integrasi dan liberalisasi sektor

keuangan negara-negara Asia Tenggara.

Dalam kerangka kerja ABIF, perbankan di negara ASEAN yang memenuhi

kriteria pada konsep“Qualified Asean Banks or QABs dapat memiliki akses pasar

dan perluasan beroperasi di negara anggota ASEAN yang lain serta lebih fleksibel

untuk membuka cabang banknya di negara tersebut. ABIF menyadari bahwa

beberapa negara memiliki kesiapan yang lebih baik dibanding dengan negara lain

untuk membuka pasar domestiknya bagi bank asing karena hanya “Qualified

Asean Banks” yang dapat membuka cabang di negara lain. Oleh karena itu ABIF

memperhatikan kesiapan sektor keuangan masing-masing negara ASEAN dan

Page 26: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

4

menginginkan negara anggota ASEAN saling membantu kesiapan negara ASEAN

lain untuk kelancaran kegiatan integrasi perbankan ASEAN melalui dukungan

pendidikan, pelatihan dan tenaga ahli.

Qualified Asean Banks merupakan status yang diberikan pada perbankan di

negara kawasan ASEAN yang memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana telah

disepakati bersama oleh ASEAN sehingga berhak menjalani operasi di seluruh

negara ASEAN. Persyaratan tersebut adalah Bank milik negara anggota ASEAN

yang kuat permodalannya, berdaya tahan tinggi, dikelola dengan baik dan

memenuhi ketentuan kehati-hatian sesuai standar internasional yang berlaku.

Prinsip dalam penyelenggaraan ABIF adalah azas resiprokal dimana akses pasar

dan fleksibilitas operasional harus saling menguntungkan dan dapat diterima oleh

negara yang bersepakat (Siaran Pers Bank Indonesia Sepakat Mendukung

Integrasi Perbankan ASEAN, 2015).

Integrasinya sektor keuangan dalam ABIF akan berlaku di setiap negara yang

tergabung dalam ASEAN. Dalam penelitian negara yang tergabung dalam

ASEAN dikelompokkan menjadi dua yaitu ASEAN 5 (as original members) dan

BCLMV (as newcomers). Negara yang masuk pada ASEAN 5 adalah Indonesia,

Singapura, Malaysia, Thailand dan Philipina (The road to ASEAN Financial

Integration oleh Asean Development Bank, 2013). Pada penelitian ini penulis akan

fokus pada negara yang tergabung dalam ASEAN 5. Negara pada ASEAN 5

memiliki kinerja perbankan yang saling berkompetisi.

Perbandingan kinerja keuangan antar negara ASEAN 5 dapat dilihat dari indikator

keuangan seperti rasio CAR, NPL, NIM, BOPO/CIR, LDR dan beberapa

Page 27: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

5

indikator keuangan lain. Dalam rentang waktu tiga tahun yang ditunjukkan pada

Tabel 1 menunjukkan bahwa suku bunga perbankan di Indonesia memiliki tingkat

yang lebih tinggi dibanding negara ASEAN yang lain. Apabila dilihat dari spread

suku bunga, Singapura memiliki angka yang lebih tinggi dibanding negara lain.

Hal ini disebabkan karena kecilnya tingkat suku bunga simpanan di Singapura.

Tabel 1. Indikator keuangan negara ASEAN 5 (Indonesia, Malaysia, Philipina,

Thailand, Singapura.

Tahun Negara Policy

Rate

Inflation Deposit

Rate

Lending

Rate

Spread Sk

Bunga

2011 Indonesia

Malaysia

Philipina

Thailand

Singapore

6,00

3,00

4,00

3,25

3,79

3,20

4,80

3,80

5,25

6,93

2,91

3,39

2,28

0,17

12,40

4,92

6,66

5,38

6,91

5,47

2,00

3,28

3,10

6,75

2012 Indonesia

Malaysia

Philipina

Thailand

Singapore

5,75

3,00

3,50

2,75

4,30

1,60

3,20

3,00

4,53

5,95

2,98

3,16

2,80

0,14

11,80

4,79

5,68

5,38

7,10

5,85

1,81

2,52

2,58

6,96

2013 Indonesia

Malaysia

Philipina

Thailand

Singapore

7,50

3,00

3,50

2,25

8,38

2,10

3,00

2,20

2,39

6,64

2,95

3,27

2,54

0,15

11,66

4,61

5,77

5,38

6,96

5,22

1,67

2,49

2,84

6,81

Sumber. Muljawan, Dadang dkk, 2014.

Indikator kinerja keuangan lain dapat dilihat dari Tabel 2. Dari aspek

profitabilitas, rasio ROA, ROE dan NIM Indonesia dinilai lebih baik

dibandingkan dengan negara ASEAN 5 yang lain dan didukung dengan rasio NPL

yang relatif rendah. Dari aspek permodalan besaran CAR perbankan Indonesia

dinilai cukup berimbang dibanding dengan negara lain walaupun bukan yang

tertinggi. Dari aspek efisiensi, rasio CIR Indonesia memiliki kinerja yang lebih

rendah disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia.

Page 28: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

6

Tabel 2. Indikator keuangan negara ASEAN 5 (Indonesia, Malaysia, Philipina,

Thailand, Singapura.

Tahun Negara NPL

(%)

ROA

(%)

ROE

(%)

NIM

(%)

CIR

(%)

CAR

(%)

2011 Indonesia

Malaysia

Philipina

Thailand

Singapore

2,10

2,70

2,60

2,90

1,10

3,03

1,50

1,60

1,20

1,00

20,30

16,80

15,00

10,90

9,21

5,91

5,60

3,65

2,17

1,72

67,95

57,83

59,32

55,22

59,19

16,05

17,70

17,10

14,90

16,00

2012 Indonesia

Malaysia

Philipina

Thailand

Singapore

1,80

2,00

2,20

2,40

1,00

3,11

1,60

1,80

1,20

1,10

21,00

17,30

15,80

11,60

11,00

5,49

2,85

2,30

2,14

1,75

63,06

59,10

60,77

59,55

55,05

15,60

17,60

17,80

16,30

18,10

2013 Indonesia

Malaysia

Philipina

Thailand

Singapore

1,70

2,00

3,00

2,30

0,90

3,08

1,50

2,20

1,40

1,00

19,80

15,60

20,00

12,60

11,00

4,89

2,41

3,26

2,18

1,58

63,28

55,15

60,27

56,35

57,77

16,36

14,70

18,50

15,60

16,90

Sumber. Muljawan, Dadang dkk, 2014.

Indonesia sepakat untuk mendukung integrasi perbankan ASEAN pada tanggal 31

Desember 2014 yang diwakili oleh Bank Indonesia untuk memberikan

persetujuan terhadap ASEAN Banking Integration Framework (ABIF) guidelines

yang menjadi panduan kerangka operasional bagi negara ASEAN dalam

mengimplementasikan prinsip dan proses integrasi perbankan di bawah kerangka

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) oleh karena itu Indonesia perlu bersiap diri

dan menilai diri apakah perbankan Indonesia mampu mendapatkan pasar di

negara ASEAN lain. Banyak yang berpendapat bahwa Indonesia masih belum

mampu, namun banyak juga yang berpendapat bahwa sektor perbankan di

Indonesia cukup efisien untuk dapat masuk dalam kategori “QABs”. Pada tabel 1

ditunjukkan data peringkat 20 bank terbesar di ASEAN berdasarkan jumlah asset

yang dikutip melalui Forbes. Dalam peringkat tersebut terdapat tiga bank dari

Indonesia yang berada di peringkat 11 yaitu Bank Mandiri, peringkat 12 yaitu

Page 29: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

7

Bank Rakyat Indonesia, Peringkat 14 Bank Central Asia dan peringkat 15 Bank

Negara Indonesia.

Tabel 3. Bank Terbesar di ASEAN berdasarkan Total Aset tahun 2016

Rank Bank Negara Total assets

(US$ billion)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

DBS Bank

OCBC Bank

United Overseas Bank

Maybank

CIMB

Public Bank Berhad

Bangkok Bank

Siam Commercial Bank

Krung Thai Bank

Kasikornbank

Bank Mandiri

Bank Rakyat Indonesia

RHB Bank

Bank Central Asia

Bank Negara Indonesia

Bank for Investment and Development of Vietnam

Metropolitan Bank and Trust Company

Vietinbank

Bank of the Philippine Islands

AmBank

Singapore

Singapore

Singapore

Malaysia

Malaysia

Malaysia

Thailand

Thailand

Thailand

Thailand

Indonesia

Indonesia

Malaysia

Indonesia

Indonesia

Vietnam

Philippines

Vietnam

Philippines

Malaysia

322.8

275.1

222.8

165.0

107.7

95.4

83.6

81.4

81.0

75.1

66.0

63.7

53.7

43.1

38.4

37.8

37.5

34.7

32.2

31.6

Sumber. Forbes, 2016

Dalam siaran pers Bank Indonesia dikatakan bahwa dampak positif ABIF bagi

Indonesia adalah adanya peluang dan potensi bagi perbankan dan pelaku bisnis

Indonesia untuk melakukan ekspansi ke pasar ASEAN dengan diberlakukannya

azas resiprokal dan disepakati untuk mengurangi kesenjangan dalam akses pasar

dan fleksibilitas operasional sehingga perbankan Indonesia akan mendapat akses

pasar dan kegiatan usaha yang lebih luas di kawasan ASEAN dimana QAB asal

Indonesia akan diperlakukan sama dengan bank lokal di negara tersebut. Untuk itu

Indonesia juga harus mengantisipasi ABIF dengan memperkuat permodalan,

kualitas SDM, dan efisiensi untuk dapat bersaing di tingkat regional maupun

global.

Page 30: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

8

Perbankan

BPR

Asuransi

Dana Pensiun

Perusahaan Pembiayaan

Perusahaan Penjaminan

Pegadaian

Saat ini perbankan di Indonesia memiliki pangsa pasar yang mendominasi

dibandingkan sektor keuangan lain di Indonesia. Dalam gambar tersebut dapat

dilihat bahwa sektor perbankan memiliki pangsa pasar sebesar 78,6 persen di

Indonesia seperti yang ditunjukkan pada gambar 2, angka ini sangat mendominasi

dibanding sektor keuangan lain.

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan

Gambar 2. Pangsa Pasar Sektor Keuangan di Indonesia

Sektor perbankan memiliki fungsi yang mampu memberi pelayanan pada

bekerjanya sektor riil dalam kegiatan investasi, produksi, distribusi maupun

konsumsi. Kegiatan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank akan

meningkatkan kegiatan perekonomian melalui mudahnya akses modal bagi

kegiatan produksi. Kemudahan akses modal ini akan mendukung perusahaan

maupun sektor UMKM yang akan meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan

ekonomi. Oleh karena itu kegiatan perbankan di Indonesia akan mempengaruhi

kegiatan perekonomian di Indonesia.

Krisis ekonomi global tahun 1998 yang menyebabkan perekonomian Indonesia

terguncang merupakan akibat dari kinerja perbankan Indonesia masih kurang

78,6

%

1,2%

10,5% 2,6%

6,4%

0,1%

0,5%

Page 31: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

9

sehat karena berperilaku berlebihan dalam mencari keuntungan tanpa

memperhatikan tingkat kehati-hatian. Kegiatan perbankan mengalami kejatuhan

dan beberapa kegiatan perekonomian harus terhenti akibat lesunya kegiatan

perbankan. Selain itu rupiah terdepresiasi yang diikuti oleh kenaikan suku bunga

sebagai upaya menstabilkan harga dan nilai tukar rupiah sehingga terjadi

peningkatan kredit bermasalah, bank terpaksa menanggung marjin bunga bersih

negatif karena peningkatan suku bunga tabungan lebih cepat dibanding suku

bunga pinjaman. Situasi ini membuat bank kekurangan modal yang pada akhirnya

mengganggu fungsi intermediasi bank pada kegiatan sektor riil.

Krisis Amerika di tahun 2008 memiliki dampak yang berbeda dan lebih baik bagi

Indonesia dibanding pada krisis 1998. Pada saat itu Indonesia mampu bertahan

dari dampak krisis karena didukung oleh kinerja perbankan yang lebih baik dan

lebih tahan terhadap guncangan ekonomi sehingga sektor perbankan masih dapat

mendukung kegiatan perekonomian.

Pada tahun 2015, kinerja industri perbankan mengalami sedikit perlambatan

seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik, meskipun kinerja

intermediasi melambat, industri perbankan masih mampu menjaga

profitabilitasnya untuk tumbuh positif. Pertumbuhan kredit pada tahun 2015

melambat menjadi 10,4 persen dari 11,6 persen pada tahun 2014. Akibat

perlambatan tersebut rasio ROA dan NIM mengalami penurunan. Selain itu di

tengah berbagai tekanan, ketahanan perbankan nasional masih cukup kuat yang

tercermin dari rasio permodalan CAR yang meningkat menjadi 21,2 persen di

tahun 2015 dimana sebelumnya pada tahun 2014 sebesar 19,5 persen. Risiko

Page 32: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

10

kredit masih tercatat pada tingkat yang rendah dengan rasio NPL sebesar 2,5

persen, angka ini meningkat dari tahun 2014 yaitu sebesar 2.2 persen. Kondisi ini

mendorong perbankan lebih berhati-hati dalam menghadapi perlambatan ekonomi

yang terjadi dengan menjaga kemampuannya menyerap resiko. (Bank Indonesia,

2015).

Kinerja kegiatan perbankan di Indonesia harus dievaluasi agar tetap stabil dan

terus mengalami peningkatan. Evaluasi kinerja perbankan tidak hanya untuk

menjaga kestabilan perbankan yang akan berdampak pada perekonomian tetapi

juga sebagai acuan untuk mengukur kesiapan Indonesia, apakah mampu

memenuhi kriteria QABs dan bersaing secara global dalam integrasi perbankan

ASEAN yang akan diimplementasi pada tahun 2020 dan sudah mulai dikaji serta

disetujui oleh Indonesia sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya

sehingga kelangsungan operasional sektor perbankan Indonesia akan bergantung

pada kemampuan setiap institusi perbankan dalam mempertahankan daya saing

yang tinggi.

Selain pangsa pasar perbankan yang mendominasi di sektor keuangan Indonesia

dan perlu dijaga kestabilannya, hal penting lainnya yang perlu diketahui dan

diperhatikan adalah tingkat persaingan perbankan Indonesia terhadap bank-bank

negara anggota ASEAN. Saat ini dunia perbankan di Indonesia sudah mulai

didominasi oleh bank asing dari negara anggota ASEAN yang kepemilikannya (I)

sebagai kantor cabang (Branch), (II) sebagai anak perusahaan (subsidiary) baik

melalui joint venture dengan bank domestik (bank campuran) atau melalui

merger dan akuisisi pada bank domestik (program divestasi) dan (III) sebagai

Page 33: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

11

kantor perwakilan (Representative Office). Hal ini memperlihatkan bahwa

sebelum kerangka kerja ABIF diimplementasi, bank negara ASEAN sudah mulai

bisa masuk ke pasar Indonesia. Dalam lampiran 1 ditunjukkan data pangsa pasar

perbankan negara ASEAN.

Dibukanya kesempatan bagi bank asing dan bank campuran untuk beroperasi di

Indonesia adalah kebutuhan akan modal asing, mendorong perkembangan bank

serta perekonomian nasional dengan adanya capital inflows untuk ekonomi

domestik, memperkenalkan produk perbankan yang lebih bervariasi namun

perbankan Indonesia masih sedikit yang bisa masuk ke pasar negara anggota

ASEAN. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah penyebab perbankan Indonesia

sulit menembus pasar asing sedangkan terlihat mudah untuk menerima bank asing

dan campuran yang dibuktikan dari perbedaan jumlah keberadaan bank asing di

Indonesia dan perbankan Indonesia di negara ASEAN. Apakah ini disebabkan

karena Indonesia belum mampu bersaing secara global.

Untuk itu agar dapat mengetahui kinerja perbankan di Indonesia sebagai

keberlangsungan perbankan dan bertahan dalam persaingan global, maka kita

perlu mengevaluasi kinerja perbankan. Pengevaluasian ini dapat dilakukan dengan

mengukur efisiensi masing-masing perbankan di Indonesia dan beberapa negara

anggota ASEAN. Hal ini sesuai dengan kriteria Qualified ASEAN Banks yang

kedua yaitu efisiensi bank.

Menurut Muazaroh et al (2012) efisiensi didefinisikan sebagai kemampuan

organisasi untuk memaksimalkan output dengan menggunakan input tertentu atau

menggunakan input secara minimal untuk menghasilkan output tertentu.

Page 34: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

12

Selanjutnya Siudek (2008) menyatakan bahwa pengukuran efisiensi perusahaan,

khususnya perbankan dapat difokuskan pada dua pendekatan alternatif yaitu

efisensi operasional (technical efficiency) dan analisis efisiensi scale and scope.

Berdasakan latar belakang diatas, untuk melihat kesiapan Indonesia dalam

menghadapi ASEAN Banking Integration Framework, perlu dikaji secara

mendalam mengenai efisiensi perbankan di Indonesia, efisiensi perbankan negara

anggota ASEAN, membandingkan tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dan

negara anggota ASEAN, membandingkan kinerja perbankan melalui rasio

keuangan meliputi CAR, BOPO, NIM, NPL, LDR. Sehingga penulis mengambil

judul penelitian “EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM

MENGHADAPI ASEAN BANKING INTEGRATION FRAMEWORK.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diangkat dalam

penulisan penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dan negara anggota

ASEAN 5?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi perbankan

di Indonesia dan perbankan negara ASEAN 5?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja rasio keuangan

perbankan di Indonesia dan perbankan negara ASEAN 5?

Page 35: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

13

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka dapat diketahui bahwa tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana tingkat efisiensi perbankan di

Indonesia dan negara anggota ASEAN 5.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat perbedaan yang

signifikan antara tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dan negara anggota

ASEAN 5.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat perbedaan yang

signifikan antara kinerja rasio keuangan perbankan di Indonesia dan negara

anggota ASEAN 5.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Penelitian ini bermanfaat untuk penulis sebagai bentuk pengaplikasian ilmu

yang telah diterima selama proses perkuliahan.

3. Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana mempelajari efisiensi perbankan dan

mengetahui kesiapan Indonesia yang saat ini sedang menyiapkan diri untuk

implementasi kerangka kerja ABIF di tahun 2020.

4. Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya terutama

bagi penulis yang memiliki topik tentang efisiensi perbankan Indonesia dan

negara anggota ASEAN serta mengenai kerangka kerja ASEAN Banking

Integration Framework.

Page 36: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

14

E. Sistematika Penulisan

BAB 1 : Pendahuluan. Terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka. Terdiri dari Tinjauan Teoritis dan Tinjauan

Empiris, Kerangka Pemikiran, Hipotesis

BAB III : Metode Penelitian. Terdiri dari Jenis dan Sumber Data, Sampel

Penelitian, Variabel Penelitian, Metode Analisis.

BAB IV : Hasil dan Pembahasan. Terdiri dari uji Data Envelopment

Analysis, uji t Rata-Rata tidak Berpasangan.

BAB V : Simpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 37: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Efisiensi

1.1 Definisi Efisiensi

Efisiensi adalah tingkat kemampuan suatu perusahaan dalam penyelenggaraan

produksinya dengan menggunakan faktor produksi yang ditentukan oleh

perusahaan tersebut dengan kata lain menggunakan input untuk menghasilkan

suatu output tertentu dalam proses produksi.

Sebuah perusahaan akan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan

output maksimal dengan penggunaan input yang minimum atau dapat

menghasilkan output yang lebih besar dibanding perusahaan lain dengan

penggunaan input yang sama besar dengan perusahaan lain. Hal ini sejalan

dengan pendapat Pernomo dan Darmawan (2000), suatu perusahaan dapat

dikatakan efisien apabila: (1) Mempergunakan jumlah unit input yang lebih

sedikit dibandingkan jumlah unit input yang dipergunakan oleh perusahaan

lain dengan menghasilkan jumlah output yang sama, (2) Menggunakan jumlah

unit input yang sama, tetapi dapat menghasilkan jumlah output yang lebih

besar. Rina Sari (2013) menyatakan bahwa Efisiensi adalah perbandingan

terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Menurut definisi ini, efisiensi

Page 38: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

16

terdiri atas 2 unsur yaitu kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut. Efisiensi

sendiri adalah apabila kita memasukkan suatu input tertentu maka akan

menghasilkan output yang hasilnya sama dengan satu. Selanjutnya menurut

Hadad dalam Rina (2013) Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja

yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh

kinerja sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal

dengan input yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan.

Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi

bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input

yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat

output tertentu.

Pada umumnya, menurut Kurnia (2004) dalam (Dadang Mulyawan dkk 2014),

efisiensi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti efisiensi skala (scale

efficiency), efisiensi cakupan (scope efficiency), efisiensi operasional

(technical efficiency), dan efisiensi alokasi (allocative efficiency). Kemudian

teori ekonomi telah menjabarkan tiga jenis efisiensi pada perusahaan, di

antaranya adalah efisiensi alokasi, operasional, dan ekonomis. Efisiensi

alokasi mengacu pada pilihan kombinasi input yang konsisten dengan harga

relatif faktor produksi. Lovell (1993) mengungkapkan bahwa efisiensi alokasi

sangat terkait dengan kondisi makroekonomi.Efisiensi operasional juga dapat

dibagi menjadi dua bagian, yaitu efisiensi skala (scale efficiency) dan efisiensi

operasional murni (pure technical efficiency).

Page 39: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

17

Pure technical efficiency mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk

menghindari pemborosan dengan memproduksi output yang banyak selama

penggunaan input memungkinkan atau dengan menggunakan sedikit input

selama produksi output memungkinkan. Sedangkan scale efficiency mengacu

pada kemampuan perusahaan untuk bekerja pada skala yang optimal. Efisiensi

ekonomi ini adalah melalui efisiensi biaya yang mengukur seberapa jauh biaya

perusahaan menyimpang dari biaya maksimal perusahaan untuk menghasilkan

tingkat output maksimal.

1.2 Efisiensi Teknis Perbankan

Efisiensi perbankan yang diukur dengan efisiensi skala adalah ketika bank

mampu beroperasi dalam skala hasil yang konstan (constant return to scale).

Efisiensi perbankan yang diukur dengan Efisiensi alokasi akan tercapai ketika

bank mampu menentukan berbagai output yang memaksimumkan keuntungan,

sedangkan efisiensi teknik menyatakan hubungan antara input dengan output

dalam suatu proses produksi. Suatu proses produksi dikatakan efisien apabila

pada penggunaan sejumlah input tertentu dapat dihasilkan output yang

maksimum atau untuk menghasilkan sejumlah output tertentu digunakan input

yang paling minimum (Dadang Mulyawan, 2014).

Menurut Rogowski (1998a) dalam Siudek (2008), pengukuran efisiensi

perusahaan, khususnya perbankan, dapat difokuskan pada dua pendekatan

alternatif, yaitu analisis efisiensi operasional (technical efficiency) dan analisis

efisiensi scale and scope. Efisiensi teknis sering digunakan dalam mengukur

efisiensi perbankan karena kemampuan menghasilkan output yang maksimal

Page 40: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

18

dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Hal ini

sejalan dengan efisiensi teknis yang menyatakan hubungan antara input

dengan output yang digunakan oleh perbankan sebagai industri yang memiliki

peranan sebagai lembaga intermediasi dimana menghimpun dana dan

menyalurkan dana kepada masyarakat.

Menurut Kurnia (2004), pengukuran efisiensi perbankan ada dua pendekatan

yaitu pendekatan produksi dan intermediasi. Dalam pendekatan produksi,

bank ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi yang melakukan usaha

menghasilkan output berupa jasa simpanan kepada nasabah penyimpan

maupun jasa pinjaman kepada nasabah peminjam dengan menggunakan

seluruh input yang dikuasainya. Sedangkan dalam pendekatan intermediasi,

bank ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi yang melakukan

transformasi berbagai bentuk dana yang dihimpun ke dalam berbagai bentuk

pinjaman.

Dalam pendekatan produksi simpanan diperlakukan sebagai output, karena

simpanan merupakan jasa yang dihasilkan (diproduksi) melalui kegiatan bank.

Sedangkan dalam pendekatan intermediasi simpanan ditempatkan sebagai

input karena dari simpanan yang dihimpun, bank akan mentransformasikannya

ke dalam berbagai bentuk aset yang menghasilkan, terutama pinjaman yang

diberikan. Selanjutnya Berger dan Humphrey (1997) menyatakan bahwa

pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk

mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena karakteristik

lembaga keuangan sebagai financial intermediation.

Page 41: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

19

Pengukuran efisiensi perbankan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu

metode parametrik dan metode nonparametrik. Metode parametrik terdiri dari

tiga jenis yaitu Stochastic Frontier Analysis (SFA), Think Frontier Approach

(TFA) dan Distribution-Free-Approach (DFA). Pendekatan non parametrik

dengan program linier menggunakan pendekatan yang tidak stokastik dan

cenderung mengkombinasikan gangguan dan ketidakefisienan. Hal ini

dibangun berdasarkan penemuan dan observasi dari populasi dan

mengevaluasi efisiensi relatif terhadap unit-unit yang diobservasi. Pendekatan

ini dikenal sebagai Data Envelopment Analysis (DEA). (Buletin Ekonomi

Moneter dan Perbankan, Vol 18 no 2, Okt 2015).

Molyneux & Iqbal , n.d dalam Tadele (2016) menyatakan bahwa pendekatan

analisis efisiensi bank dibagi menjadi dua yaitu pendekatan parametrik dan

non-parametrik, pendekatan parametrik membutuhkan asumsi tentang bentuk

khusus dari fungsi biaya atau keuntungan yang diperkirakan dan distribusi

efisiensi sedangkan pendekatan non-parametrik tidak memerlukan spesifikasi

seperti bentuk fungsional.

Untuk mengukur efisiensi teknis perbankan pada penelitian ini digunakan

Data envelopment analysis yang melibatkan variabel input dan output untuk

mengukur efisiensi teknis dengan menggunakan pendekatan intermediasi yaitu

variabel input: (1) Aktiva tetap, (2) Biaya operasional, (3) Dana pihak ketiga;

Variabel output : (1) Kredit yang diberikan, (2) Pendapatan bunga, (3)

Pendapatan non bunga.

Page 42: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

20

1.2.1 Variabel Input

Variabel input merupakan sejumlah faktor produksi yang digunakan untuk

melaksanakan kegiatan produksi dengan menghasilkan output tertentu.

a. Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap

pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi

perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan

normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun

(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16)

b. Biaya operasional

Biaya operasional adalah biaya yang berhubungan dengan kegiatan bank

meliputi biaya pegawai, beban bunga dan lain-lain.

c. Dana Pihak Ketiga

Sumber pendaanaan bank terbagi menjadi tiga yaitu dana yang

bersumber dari bank itu sendiri, dana yang berasal dari masyarakat luas,

dan dana yang bersumber dari lembaga lain. Dana pihak ketiga

merupakan sumber dana yang berasal dari masyarakat lain. Pada Kasmir

(2001), dijelaskan bahwa dana pihak ketiga merupakan sumber

pendanaan terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran

keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana

ini. Pencairan dana melalui pihak ketiga dinilai relatif paling mudah

dibanding pencarian dana melalui sumber lain dengan melakukan strategi

Page 43: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

21

pemberian bunga yang relatif lebih tinggi dan memberikan fasilitas

pelayanan yang baik lainnya serta dana yang tersebar di masyarakat tidak

terbatas. Hanya saja biaya atas dumber dana ini relatif lebih mahal

dibandingkan sumber dana lain seperti biaya bunga dan biaya promosi.

Sumber dana pihak ketiga dapat diperoleh dari simpanan giro, simpanan

tabungan dan simpanan deposito. Pembagian jenis simpanan

dimaksudkan agar penyimpan mempunyai pilihan sesuai dengan

kebutuhannya.

1.2.2 Variabel Output

Variabel output adalah sejumlah hasil dari proses produksi atas sejumlah

input yang digunakan.

a. Kredit yang diberikan

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu,berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam

antara bank dengan pihaklain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi hutangnya setelah jangka waktutertentu dengan pemberian

bunga. (Undang-Undang Perbankan No 10, 1998)

b. Pendapatan bunga

Pendapatan operasional bunga adalah pendapatan bunga dalam rupiah

dan valuta asing daripenanaman yang dilakukan oleh bank baik kepada

penduduk maupun bukan penduduk.

Page 44: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

22

c. Pendapatan non bunga

Pendapatan operasional non bunga adalah semua pendapatan dalam

rupiah dan valutaasing yang diperoleh dari kegiatan yang lazim sebagai

usaha bank di luar bunga, misalnyapeningkatan nilai wajar surat berharga

atau kredit, keuntungan penjualan surat berhargaatau kredit dan

keuntungan transaksi derivatif.

2. Rasio Keuangan Perbankan

Bahtiar Usman dalam Prasnanugraha (2007) mendefinisikan bahwa analisis

rasio keuangan dilakukan untuk memperoleh gambaran perkembangan

finansial dan posisi finansial perusahaan. Analisis rasio keuangan berguna

sebagai analisis internal bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil

finansial yang telah dicapai untuk menjadi acuan dalam perencanaan yang akan

datang dan juga sebagai analisis intern bagi kreditor dan investor untuk

menentukan kebijakan kredit dan penanaman modal suatu perusahaan.

2.1 Capital Adequacy Racio (CAR)

CAR adalah rasio yang menunjukkan sampai sejauh mana kemampuan

permodalan suatu bank untuk menyerap risiko kegagalan kredit yang mungkin

terjadi. Dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat dan mampu

berkembang serta bersaing secara nasional maupun internasional, maka bank

perlu meningkatkan kemampuan untuk menyerap risiko yang disebabkan oleh

kondisi krisis dan/atau pertumbuhan kredit perbankan yang berlebihan. Untuk

meningkatkan kemampuan bank menyerap risiko, diperlukan peningkatan

Page 45: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

23

kualitas dan kuantitas permodalan bank sesuai dengan standar internasional

bahwa peningkatan kualitas modal dilakukan melalui penyesuaian persyaratan

komponen dan instrumen modal. CAR menunjukkan seberapa efisien

perbankan mengelola permodalannya dalam menyerap resiko.

2.2 BOPO

BOPO atau Cost to Income Ratio merupakan rasio yang menunjukkan besaran

perbandingan antara beban atau biaya operasional terhadap pendapatan

operasional (Riyadi, 2004). Biaya yang dikeluarkan oleh bank meliputi biaya

bunga, biaya pemasaran, biaya tenaga kerja, dan biaya oprasional lainnya.

Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan

yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan

operasional lainnya. Rasio ini menunjukkan seberapa baik perbankan

mengelola keuangannya dalam membiayai kegiatan operasional untuk

mendapat pendapatan maksimal. Rasio BOPO menunjukkan seberapa efisien

perbankan mengelola pembiayaannya

2.3 Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga

dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain,

terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam

Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank. Agus Suyono dalam

Prasnanugraha (2007) mendefinisikan bahwa LDR merupakan rasio yang

mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus

dipenuhi. Kewajiban tersebut berupa call money yang harus dipenuhi pada saat

Page 46: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

24

adanya kewajiban kliring, dimana pemenuhannya dilakukan dari aktiva lancer

yang dimiliki perusahaan. LDR menunjukkan seberapa efisien perbankan

melakukan fungsi intermediasi.

2.4 Net Performing Loan

NPL atau kredit bermasalah adalah rasio yang menunjukkan kualitas aset Bank

umum diukur secara NPL Gross dan NPL Netto. Penanganan terhadap kredit

macet adalah mengupayakan kredit macet tersebut dapat kembali terutama

dengan jaminan eksekusi yang ada. Kredit yang dilihat mengarah pada NPL

maka akan lebih diperhatikan agar tidak menjadi lebih buruk dan

mendatangkan kerugian yang lebih besar. Hal ini menunjukkan seberapa baik

perbankan mengelola resiko kegiatan intermediasi perbankan. Rasio NPL

menunjukkan seberapa efisien perbankan mengelola resikonya.

2.5 Net Interest Margin

NIM (Net Interest Margin) merupakan perbandingan antara pendapatan bunga

bersih terhadap rata-rata aktiva produktif. Aktiva produktif yang

diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga.

3. Data Envelopment Analysis

Data Envelopment Analysis diperkenalkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes,

1978 yang disebut sebagai model CCR. Dalam penelitiannya, Charnes, Cooper

dan Rhodes mendeskripsikan bahwa DEA adalah model program matematika

yang diaplikasikan untuk mengobservasi data untuk mengukur hubungan pada

proses produksi yang melibatkan input dan output di suatu perusahaan. Data

Page 47: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

25

tersebut akan diolah untuk menunjukkan tingkat efisiensi dari suatu perusahaan

dalam mengelola inputnya untuk menghasilkan sejumlah output.

Pada dasarnya prinsip kerja DEA adalah membandingkan data input dan output

dari suatu organisasi data (Decision Making Unit, DMU). Dengan model CCR,

diasumsikan Constant Return to Scale (CRS). Kemudian model CCR

dikembangkan oleh Banker (1984) menjadi model Banker, Charnes, Cooper

(BCC). Dalam model ini asumsi CRS dilonggarkan dengan pengkarakteristikan

DMU menjadi Variabel Return to Scale (VRS) untuk pengukuran efisiensi.

DEA mengukur efisiensi teknis untuk semua unit. Skor yang ada merupakan

nilai relatif untuk semua unit yang diukur,bergantung pada tingkat efisiensi

dari unit lainnya di dalam sampel. Tingkat efisiensi dianggap tidak negatif dan

nilainya antara 0 sampai 1, dimana 1 menunjukkan tingkat efisiensi yang

sempurna. Kemudian DMU yang memiliki nilai satu digunakan dalam

membuat envelope untuk frontier efisiensi. DMU lainnya yang ada di dalam

envelope menunjukkan tingkat inefisiensi.

DEA membangun batas produksi sebagai perwujudan “best practice” unit-unit

analisis yang diteliti. Keuntungan penting dari penggunaan pendekatan DEA

adalah bahwa titik-titik diidentifikasikan sebagai “terletak pada batas produksi”

yang memuat hubungan nyata kombinasi input/output yang digunakan oleh

industri. Untuk mengidentifikasi batas produksi dilakukan dengan

mengidentifikasi seluruh kombinasi input dan output yang feasible

berdasarkan inisial set kombinasi penelitian (data) atau disebut sebagai

“teknologi produksi”. Batas produksi ini dibentuk sebagai minimal

Page 48: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

26

“envelopment” dari titik-titik yang feasible dan dapat dikatakan “best

practice” industri. DEA tidak secara eksplisit membangun “envelopment”

tersebut tetapi DEA menciptakan masalah optimasi yaitu dengan

menggerakkan sistem sejauh mana efisiensi dapat ditingkatkan ke arah batas

produksi tanpa meninggalkan feasible set (gabungan input-output yang

feasible), Kemungkinannya adalah:

- Jika sistem masih memungkinkan untuk ditingkatkan efisiensinya (tanpa

meninggalkan feasible set) maka sistem tersebut dikatakan tidak efisien.

- Jika sistem tidak mungkin lagi ditingkatkan efisiensinya tanpa

meninggalkan feasible set maka sistem dianggap telah efisien karena telah

berada di batas produksi.

Dalam Emi (2012) tingkat efisiensi teknis yang diukur oleh DEA dibagi

menjadi empat kriteria:

TE = 1 = Perfectly Efficiency

0,8 ≤ TE ≤ 1 = Efisiensi baik

0,4992 ≤ TE ≤ 1 = Efisiensi cukup baik

TE ≤ 0,4992 = Efisiensi rendah

3.1 Model Charnes, Cooper, Rhodes (CCR)

Model Charnes, Cooper, Rhodes pertama kali diperkenalkan pada tahun 1978

dengan asumsi Constant Return to Scale (CRS). Untuk DMU, dibentuk input

dan output bayangan yang terbentuk dari bobot (vi) dan (ur), yaitu:

Input bayangan = v1x10 + ……. + vm xm0

Output bayangan = u1y10 + ……. + us ys0

Page 49: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

27

Kemudian dicoba menentukan bobot menggunakan program linier dengan

memaksimalkan ratio output bayangan dibagi input bayangan. Anggap terdapat

M input dan S output, sehingga terdapat sekumpulan data input dan output

untuk tiap DMUj sebagai (xij, x2j, ……. xMj) dan (y1j, y2j, ….. ysj). Maka

dengan data yang tersedia untuk menghitung efisiensi DMUj, untuk

memecahkan persoalan program fraksionalnya akan diperoleh nilai bobot input

(vm) dimana m = 1,2, ….. M dan bobot output (us) dengan s = 1,2,….S sebagai

variabel, berikut ini:

Maks

Kendala

( )

Faktor kendala pertama artinya nahwa rasio output bayangan dan input

bayangan tidak boleh lebih dari 1 untuk setiap DMU. Tujuannya untuk

memperoleh bobot (vm) dan (us) yang memaksimalkan rasio DMUo. Kendala

kedua berhubungan dengan kendala non negatif.

Dari persamaan linier fraksional di atas maka program liniernya adalah :

Maks

Kendala

( )

Page 50: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

28

3.1.1 Model Orientasi Input CCR

Berdasarkan matrik (X,Y), model CCR diformulasikan dengan masalah

program linier dimana vektor baris v untuk input dan vektor baris u untuk

output. Permasalahan program linier adalah:

Maks : uy0

Kendala : vx0 = 1

-vX + uY ≤ 0

v, u ≥ 0

Dual program dari model tersebut jika diekspresikan dengan variabel riil

Dan non negatif vektor λ = (λ1, …. λn)T

menjadi :

Min

Kendala

Yλ ≥

λ ≥ 0

3.1.2 Model Orientasi Output CCR

Tujuan dari model orientasi output adalah memaksimalkan output dengan

sejumlah input yang tersedia, maka digunakan pendekatan orientasi

output. Modelnya adalah sebagai berikut :

Maksimumkan : ŋ

Kendala : xo - Xµ ≥ 0

ŋyo - Yµ ≤ 0

µ ≥ 0

Page 51: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

29

3.2 Model Banker, Charnes, dan Cooper (BCC)

Model ini diperkenalkan oleh Banker, Charnes, Cooper pada tahun 1984 dan

dikenal sebagai model BCC.Model ini merupakan perluasan dari model CCR

dengan asumsi Variabel Return to Scale (VRTS). Model BCC memiliki

jangkauan batas produksi berbentuk selubung konveks DMU yang ada. Batas

produksi memiliki karakteristik piece wise linier dan cekung yang

menunjukkan karaakteristik variabel return to scale dengan terdiri dari

increasing return to scale dan decreasing return to scale.

3.2.1 Model orientasi input BCC

Model orientasi input BCC mengevaluasi efisiensi DMUo (o=1, …., n)

melalui pemecahan persoalan program linier sebagai berikut :

Min B

Kendala B xo– Xλ ≥ 0

Yλ ≥ yo

eλ = 1

λ ≥ 0

dimana B adalah bilangan skalar.

3.2.2 Model Orientasi Output – BCC

Model orientasi output BCC adalah sebagai berikut:

Maksimumkan : ŋB

Kendala : ŋB yo – Yλ ≤ 0

Xλ ≤ xo

Page 52: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

30

eλ = 1

λ ≥ 0

4. ASEAN

ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations merupakan badan

organisasi internasional yang anggotanya merupakan negara-negara yang

berada di kawasan regional Asia Tenggara. Organisasi ini berdiri pada tanggal

8 Agustus 1967 dan dicetuskan oleh lima negara yaitu Indonesia, Malaysia,

Singapura, Thailand, dan Filiphina, kemudian beberapa negara lain mulai

bergabung hingga saat ini terdapat 10 negara yang tergabung dalam organisasi

ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, Brunei

Darusalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN sebelumnya pernah dijajah oleh

bangsa eropa hingga akhirnya mendapatkan kemerdekaan oleh karena itu awal

berdiri ASEAN adalah karena merasa memiliki nasib pernah dijajah dan ingin

bersama mencapai kesejahteraan. Indonesia memiliki visi untuk

berkembangnya Asia Tenggara dengan menjadi wilayah yang bisa berdiri

sendiri, dapat melindungi diri untuk melawan pengaruh negatif dari luar maka

akan lebih baik apabila negara yang ada dalam satu wilayah dapat bekerja sama

satu sama lain untuk meningkatkan sumber daya alam dan sumber daya

manusia.

Bangsa dan rakyat Asia Tenggara harus berkumpul untuk membentuk

perspektif dan kerangka kerja baru untuk wilayah Asia Tenggara, hal ini

penting untuk menciptakan kesadaran yang mendalam bahwa negara tidak bisa

Page 53: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

31

bertahan hidup selama terisolasi kecuali membuktikan dengan perbuatan

bahwa Asia Tenggara terikat oleh persahabatan dan dijiwai dengan cita-cita

untuk membentuk nasib sendiri dan dengan ASEAN kita dapat mengambil

langkah yang tegas dan berani (Tun Abdul Razak). Maka dapat diketahui

bahwa ASEAN dibentuk untuk bersama-sama mencapai kesejahteraan (ASEAN

History).

Dalam deklarasi ASEAN, salah satu tujuan didirikannya ASEAN adalah

dinyatakan bahwa negara-negara di ASEAN akan bekerja sama dan

berkolaborasi untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian sebagai bentuk

mencapai kesejahteraan masyarakat dan mampu berdiri sendiri serta bertahan

dari pengaruh global. (Deklarasi ASEAN). Pencapaian guna mempercepat

pertumbuhan ekonomi terus dikaji oleh organisasi ASEAN dengan melibatkan

musyawarah dan persetujuan setiap negaranya.

Pada ASEAN summit ke 9 di tahun 2003, pemimpin ASEAN menyatakan

bahwa ASEAN community perlu didirikan. Kemudian pada ASEAN summit ke

12 di tahun 2007, pimpinan ASEAN menyatakan kesungguhan komitmen

mereka untuk mempercepat pendirian ASEAN community pada tahun 2015

dan menandatangani Cebu Declaration on the Acceleration of the

Establishment of an ASEAN community by 2015. ASEAN community terdiri

dari tiga pilar yaitu ASEAN Political-Security Community, ASEAN Economic

Community, dan ASEAN Socio-Cultural Community. Setiap pilar memiliki

cetakan biru tersendiri. Untuk itu ASEAN Economic Community Blueprint

Page 54: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

32

menjadi acuan bagi negara-negara ASEAN untuk bersama-sama membangun

ekonominya.

4.1 ASEAN Banking Integration Framework.

ASEAN Banking Integration Framework merupakan kerangka kerja dari

ASEAN Economic Community 2015 yang nantinya kerangka kerja ini akan

diimplementasi pada tahun 2020 sebagai bentuk terintegrasinya sektor

keuangan yaitu perbankan di negara-negara anggota ASEAN. ABIF adalah

inisiatif ASEAN yang bertujuan untuk menciptakan mekanisme integrasi dan

mempercepat integrasi perbankan melalui pemberian akses pasar (market

access) dan keleluasaan beroperasi (operational flexibility) di negara anggota

ASEAN dengan tetap memperhatikan pemenuhan persyaratan prudensial yang

berlaku di masing-masing negara ASEAN.

Guidelines ABIF telah disepakati pada akhir 2014. Dokumen tersebut menjadi

panduan bagi negara-negara ASEAN untuk melakukan perjanjian bilateral

terkait bank yang akan hadir di pasar perbankan ASEAN. Di dalam Guidelines

ABIF diatur mengenai prinsip-prinsip integrasi yang harus diacu serta tahapan

yang akan dilalui dalam proses integrasi tersebut. (Booklet Perbankan

Indonesia 2016). Bank yang dapat membuka pasar di negara anggota ASEAN

adalah bank yang masuk criteria Qualified ASEAN Bank, dimana kriterianya

adalah sebagai berikut:

a. Memiliki track record yang baik, antara lain ditunjukkan melalui market

share yang besar.

b. Mempunyai modal yang cukup dan sehat secara finansial.

Page 55: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

33

c. Mempunyai tata kelola yang baik.

d. Didukung oleh otoritas home country untuk menjadi QAB.

Menurut Macroprudential Policy Department dari Bank Indonesia, Kekuatan

dari ASEAN Banking Integration Framework adalah:

a. Merupakan adopsi dari prinsip Voluntary Most Favor Nation yaitu adopsi

ini membuka kesempatan bagi satu negara untuk memberikan konsesi

khusus hanya untuk negara tertentu.

b. Reciprocal Arrangement, yaitu pengaturan timbal balik, konsesi akan

dinegoisasikan antara dua atau lebih negara anggota ASEAN untuk

mencapai level yang bermanfaat dan diterima bagi kedua belah pihak

negara yang bersangkutan.

c. Qualified ASEAN Banks akan diperlakukan sama dengan bank domestik

yang ada di negara tersebut.

Selain dari kekuatan yang dimiliki, Indonesia juga akan dihadapkan dengan

beberapa kelemahan dan hambatan ketika mengimplementasi ABIF. Menurut

Rismawati dalam “Menghadapi Qualified ASEAN Bank, Indonesia:

Berekspansi atau bertahan di dalam negeri” menuliskan analisi SWOT terkait

ABIF bagi Indonesia.

1. Strength

a. Perbankan Indonesia memiliki jaringan yang luas sehingga dapat

mencapai/ melayani masyarakat yang lebih luas.

b. Perbankan nasional memiliki brand yang lebih dikenal oleh masyarakat

dibandingkan dengan bank-bank asing.

Page 56: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

34

c. Perbankan Indonesia memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih

baik terhadap pasar nasional dan karakteristik masyarakat.

2. Weaknesses

a. Variasi serta kualitas produk dan jasa perbankan Indonesia perlu

ditingkatkan.

b. Kualitas IT dan SDM perlu ditingkatkan.

c. Permodalan perlu ditingkatkan.

d. Perbankan Indonesia relatif kurang efisien dibandingkan negara lain.

3. Opportunities

a. Membuka kesempatan bagi tenaga kerja Indonesia untuk menjadi pegawai

QAB

b. Mendorong perbankan untuk meningkatkan kualitas produk dan jasa, serta

menngkatkan kapasitas IT dan SDM.

c. Mendorong perbankan untuk melakukan konsolidasi agar dapat

meningkatkan permodalan, asset dan efisiensi

d. Dapat meningkatkan daya saing karena perbankan pasti akan selalu

berusaha untuk survive dalam menghadapi persaingan.

4. Threats

Persaingan yang meningkat dapat menurunkan pangsa pasar dan kinerja

profitabilitas perbankan Indonesia.

Page 57: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

35

a. Nasabah/masyarakat dapat beralih dari bank nasional ke QAB antara lain

karena kualitas/variasi produk/layanan QAB yang lebih baik serta suku

bunga yang ditawarkan lebih bersaing.

5. Perbankan Indonesia

Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanankan

usahanya. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dana

dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pembangunan

nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan

ekonomi dan stabilitas nasional untuk peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk lainnya. Bank terdiri dari dua jenis yaitu bank konvensional

dan bank syariah. Bank konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan

usahanya secara konvensional yang meliputi Bank Umum Konvensional dan

Bank Pengkreditan Rakyat. Sedangkan Bank Syariah adalah bank yang

menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (Booklet

Perbankan Indonesia, 2016)

Page 58: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

36

B. Tinjauan Empiris

Tabel 4. Tinjauan Empiris

No Penulis / Judul /

Tahun

Tujuan Variabel / Metode

Analisis

Hasil dan Kesimpulan

1 Astoeti Wahjoe

Widiarti,

Hermanto

Siregar, Trias

Andati / The

Determinants of

Bank’s Efficiency

In Indonesia /

2015

Mengukur

efisiensi

perbankan

menggunakan

pendekatan

intermediasi dan

data

envelopment

analysis pada

108 bank

konvensional

selama periode

2012Q1 –

2014Q2.

Variabel:

Aktiva tetap, Beban

tenaga kerja, DPK,

Jumlah kredit,

Pendapatan

operasional bunga,

pendapatan non

operasional bunga,

Size, Type, NPL,

CAR, LDR, BOPO,

Deposito, NIM,

GCG

Metode:

Data Envelopment

Analysis (DEA),

Regresi OLS

Bank umum konvensional

pada periode penelitian

belum sepenuhnya efisien.

Pada Q4.2012, bank yang

memiliki nilai efisiensi 1

sebanyak 1 bank (BUSN

devisa) dan hanya 6 bank

yang memiliki nilai

efisiensi 0,76-0,99

sedangkan lainnya yaitu

101 bank memiliki nilai

efisiensi di bawah 0,75.

Faktor internal yang

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

efisiensi yang diukur

dengan DEA adalah NPL,

LDR, CER dan komposisi

deposito terhadap DPK,

Rasio BOPO berpengaruh

negatif tetapi tidak

signifikan. sedangkan yang

berpengaruh positif adalah

CAR dan NIM. Faktor

internal yang tidak

berpengaruh terhadap

efisiensi adalah nilai GCG.

2 Dadang

Muljawan, Januar

Hafidz, Rieska

Indah Astuti, Rini

Oktapiani /

Faktor-Faktor

Penentu Efisiensi

Perbankan

Indonesia Serta

Dampaknya

Terhadap

Perhitungan Suku

Bunga Kredit /

2014

Mempelajari

faktor-faktor

yang dominan

memengaruhi

tingkat efisiensi

operasional

bank, terutama

faktor suku

bunga. Jenis

suku bunga

yang dikaji

adalah suku

bunga dana

pihak ketiga dan

suku bunga

kredit.

Variabel:

Beban bunga, Dana

pihak ketiga,

Kredit, Pendapatan

operasional non

kredit, GDP,

Inflasi, PUAB,

MCAP, Market

share, Asset, CAP,

ROA, LDR, NIM,

Overhead cost,

NPL, LOAN,

dummy variabel

status bank

Metode:

Data Envelopment

Analysis (DEA),

Regresi OLS

Berdasarkan penelitian,

variabel GDP, Inflasi,

PUAB, Market Share,

CAP, ROA, LDR, NIM,

Overhead Cost, Loan

berpengaruh positif

terhadap efisiensi teknis

perbankan. Sedangkan

MCAP, NPL berpengaruh

negatif terhadap efisiensi

teknis perbankan.

Page 59: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

37

Sambungan Tabel 4

No Penulis / Judul

/ Tahun

Tujuan Variabel / Alat

Analisis

Hasil dan Kesimpulan

3 Emi Maimunah

/

Determinan

Efisiensi Teknis

Pada Keripik

Pisang Di Kota

Bandar

Lampung /

2012

Menghitung

besarnya efisiensi

teknis masing-

masing usaha

pada industri

keripik pisang di

kota Bandar

Lampung dan

menguji faktor-

faktor yang

memengaruhi

efisiensi teknis

pada industri

keripik pisang di

Kota Bandar

Lampung.

Variabel:

Value added, Modal,

Tenaga Kerja, Bahan

Baku, Umur Usaha,

Rata-rata upah,

Lingkungan Usaha

Metode:

Data Envelopment

Analysis (DEA),

Regresi OLS

Tingkat efiensi teknis

pada industri keripik

pisang di Kota Bandar

Lampung masih relatif

rendah.

Variabel yang

berpengaruh secara

positif terhadap efisiensi

teknis baik dengan

menggunakan metode

CRTS maupun VRTS

adalah variabel umur

usaha, rata-rata upah

karyawan sedangkan

variabel lingkungan tidak

berpengaruh baik metode

CRTS dan VRTS.

4 Maria Monica

Wihardja /

Financial

Integration

Challenges in

ASEAN beyond

2015/ 2013

Mendiskusikan

integrasi sektor

perbankan dan

mengkaji strategi

kebijakan moneter

dari negara.

Analisis Deskriptif Dengan

pengimplementasian

standar peraturan

perbankan yang global,

ABIF dapat memastikan

bahwa ASEAN akan

lebih konservatif . Setiap

negara perlu menyiapkan

diri dan perlu

pengharmonisan

peraturan perbankan.

5 Roberta B.

Staub, Gerldo

Souza,

Benjamin M.

Tabak /

Evolution of

Bank Efficiency

in Brazil: A

DEA Approach

/ 2009

Menginvestigasi

efisiensi biaya,

teknik dan alokasi

pada perbankan

Brazilia periode

2000 – 2007.

Variabel :

Investasi, total loans

net of provision

loans, deposito, biaya

bunga, operational

expenses net of

personnel expenses,

biaya pekerja, NPL,

market share, ekuitas,

aktifitas bank, bank

size, kepemilikan

bank.

Metode :

Data Envelopment

Analysis (DEA),

Regresi Panel Data

Dengan menggunakan

DEA efisiensi alokasi

selalu lebih baik

dibandingkan efisiensi

teknik pada periode Juni

2000 – Des 2002. Tahun

2003 – 2007 efisiensi

teknik lebih baik

dibanding alokasi. NPL

memiliki ppengaruh

negatif terhadap seluruh

tingkat efisiensi.

Aktifitas bank, size,

kepemilikan bank

berpengaruh terhadap

efisiensi alokasi.

Page 60: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

38

Sambungan Tabel 4

No Penulis / Judul /

Tahun

Tujuan Variabel / Alat

Analisis

Hasil dan

Kesimpulan

6 Andries, Marius

Alin / The

Determinants of

Bank Efficiency

and Productivity

Growth in the

Central and

Eastern European

Banking system /

2010

Menguji efisiensi

dan

determinannya

pada bank di

negara Eropa

Tengah dan Timur

tahun 2004-2008.

Variabel :

Deposito, dana lain,

ekuitas, pekerja,

kredit, investasi

keuangan,TA,

TABS, ROE, ROA,

GDP, IR, ASO,

AFO, NPL, DC, FP,

RR, IMR, DR, LR.

Metode :

DEA, Regresi OLS

Rata-rata efisiensi

bank pada negara

Eropa Tengah dan

Timur meningkat pada

periode pengamatan.

Variabel TA, TABS,

size, IR, ASO, AFO,

DR, LR

mempengaruhi tingkat

efisiensi.

7 Theirno Amadou

Barry, Santos Jose

Dacanay, Laetitia

Lapetit, Amine

Tarazi / Ownership

Structure and Bank

Efficiency in The

Asia Pacific

Region / 2008

Menghitung

efisiensi teknik

bank pada enam

negara

(Hongkong,

Indonesia, South

Korea, Malaysia,

Philipina,

Thailand) periode

1999 – 2004

dengan

menggunakan

DEA.

Menginvestigasi

hubungan antara

struktur

kepemilikan dan

faktor efisiensi

seperti size, risk,

kondisi ekonomi.

Variabel :

Biaya personel,

biaya bunga, biaya

operasi lain, net

loans, total

securities, other

earning assets

Metode

Data Envelopment

Analysis - VRS -

Input and output

oriented -

Intermediation

approach

Indonesia dan

Philipina memiliki

tingkat efisiensi yag

rendah, Korea selatan

memiliki tingkat

efisiensi yang tertinggi

pada model 1 dan

Thailand memiliki

tingkat efisiensi

tertinggi pada model 2.

8 Tadele Tesfay /

Determinants of

Commercial Banks

Effiency: Evidence

from Selected

Commercial Banks

of Ethiopia / 2016

Untuk

mengidentifikasi

faktor-faktor yang

memengaruhi

efisiensi bank

komersial di

Ethipia dengan

menggunakan

DEA

Variabel :

Deposito, likuiditas,

loan quality,

expense,

profitability, size,

diversification.

Metode :

Data Envelopment

Analysis - CRS -

Output Oriented -

Financial

Intermediation,

Regresi Model Tobit

Deposito dan likuiditas

berpengaruh terhadap

meningkatnya tingkat

efisiensi bank

sedangkan loan

quality, expense, size,

diversification tidak

berpengaruh terhadap

tingkat efisiensi bank.

Page 61: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

39

No Penulis / Judul /

Tahun

Tujuan Variabel / Alat

Analisis

Hasil dan

Kesimpulan

9 Anggun Wahyuni /

Analisis

perbandingan

kinerja keuangan

perbankan ASEAN

(Studi pada Bank

Umum Indonesia,

Thailand, Filipina

tahun 2011 -2014) /

2016

Mengetahui

perbedaan

kinerja

keuangan antara

industry

perbankan

Indonesia

dengan negara

ASEAN lainnya

menggunakan

indikator RGEC.

Variabel :

NPL, ROA, LDR,

NIM, CAR

Metode :

Uji Parametrik

one way Anova

Rasio NPL, ROA,

LDR, dan NIM

memiliki perbedaan

yang signifikan dengan

perbankan negara

ASEAN lain

sedangkan CAR tidak.

Rata-rata rasio

keuangan perbankan

Indonesia lebih baik

dibandingkan dengan

rata-rata tiga negara

ASEAN lain. 10 Yeni Rahmawati,

Zuliani Dalimunthe

/ Perbandingan

rasio profitabilitas,

efisiensi, likuiditas

dan resiko pada

bank syariah dan

bank konvensional

di Indonesia / 2013

Untuk

membandingkan

profitabilitas,

efisiensi,

likuiditas dan

risiko antara bank

syariah yang

berbasis profit-

loss-sharing dan

bank

konvensional

yang berbasis

bunga di

Indonesia dengan

menggunakan 18

rasio keuangan.

.

Variabel :

ROA, ROE, PM,

RETA, ROD, NOM,

OEA, OIA, OER,

ATO, NIM, NNIM,

CTA, CTD, DTA,

EM, ETD, TLE.

Metode

Uji t rata-rata tidak

berpasangan dan uji

Matt Whitney.

Profitabilitas bank

konvensional lebih

baik dibandingkan

bank syariah

sedangkan efisiensi,

likuiditas dan risiko

antara bank syariah

dan bank konvensional

relatif sama.

11 Issam Tlemsani,

Huda Al Suwadi /

Comparative

Analysis of Islamic

and Conventional

Banks in the UAE

during the

Financial Crisis /

2016

Menganalisis

kinerja dari bank

syariah dan bank

konvensional di

UAE selama

krisis keuangan.

Variabel :

LDR, cash and

portfolio investment

to deposits, loan to

total asset, ROA,

ROE, earning per

share.

Krisis keuangan

memberikan dampak

terhadap sistem

perbankan tetapi bank

syariah menunjukkan

kinerja yang lebih baik

khususnya di UAE.

Tidak ada perbedaan

yang signifikan antara

bank syariah dan bank

konvensional pada

rasio ROA.

Page 62: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

40

C. Kerangka Pemikiran

Perbankan di Indonesia memiliki pangsa pasar yang dominan dibandingkan sektor

keuangan lain di Indonesia, sekitar 78,6 persen sektor keuangan dipegang oleh

aktifitas perbankan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan perbankan berpengaruh

dalam aktifitas perekonomian di Indonesia. Oleh karena itu keberhasilan dan

keberlangsungan kinerja perbankan selalu dievaluasi guna menjaga kestabilan

kinerjanya.

Selain itu saat ini perbankan asing dari negara anggota ASEAN sudah banyak

membuka pasarnya di Indonesia. Kemudian terkait dengan implementasi integrasi

ekonomi ASEAN yang tertuang pada ASEAN Economic Community yang salah

satu kerangka kerjanya adalah ASEAN Banking Integration Framework atau

terintegrasinya bank-bank di negara anggota ASEAN, maka peluang untuk

membuka pasar di sektor perbankan pada negara-negara ASEAN akan menjadi

lebih mudah dan lebih fleksibel karena diperlakukan sebagaimana bank domestik.

Ini menjadi hal penting bagi Indonesia dimana aktifitas perbankan Indonesia tidak

hanya bagaimana menjaga kestabilan kinerjanya yang akan mempengaruhi

aktifitas ekonomi tetapi juga bagaimana meningkatkan kinerjanya sebagai bentuk

mampu bersaing secara global untuk masuk ke pasar negara anggota ASEAN di

sektor perbankan.

Kinerja perbankan dapat diukur dengan melihat efisiensi perbankan tersebut.

Efisiensi perbankan dapat dilakukan dengan mengukur efisiensi operasional

ataupun (technical efficiency) dimana menyatakan hubungan antara input dengan

output dalam suatu proses produksi. Suatu proses produksi dikatakan efisien

Page 63: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

41

apabila pada penggunaan sejumlah input tertentu dapat menghasilkan output yang

maksimum atau untuk menghasilkan sejumlah output tertentu dengan input yang

paling minimum.

Bank merupakan lembaga intermediasi yang menghimpun dana dari masyarakat

yang kelebihan dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang kekurangan

dana guna mendukung aktifitas perekonomian dan memperoleh laba maka

variabel input dan ouput yang akan digunakan adalah berdasarkan pendekatan

intermediasi yaitu variabel input : (1) Aktiva tetap, (2) Biaya operasional, (3)

Dana pihak ketiga; variabel ouput : (1) Kredit yang diberikan, (2) Pendapatan

bunga, (3) Pendapatan non bunga.

Untuk itu penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu: (1) Pengukuran tingkat

efisiensi perbankan Indonesia dan negara anggota ASEAN, (2) Pengukuran

signifikan perbedaan tingkat efisiensi perbankan Indonesia dan negara anggota

ASEAN, (3) Pengukuran signifikan perbedaan rasio keuangan bank yaitu CAR,

BOPO, LDR, NPL, NIM perbankan Indonesia dan negara ASEAN 5. Dengan

demikian dapat dirumuskan dalam kerangka pikir penelitian sebagai berikut.

Page 64: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

42

Adaptasi dari Astoeti Wahjoe Widiarti, Hermanto Siregar, Trias Andati. 2015

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Input :

1.Aktiva tetap 2.Beban

operasional 3.Dana pihak

ketiga

Output : 1.Kredit yang

diberikan 2.Pendapatan

bunga 3.Pendapatan

operasional

non bunga

Pendekatan Intermediasi

Data Envelopment Analysis

(CRTS dan VRTS)

Efisiensi Teknis

Perbankan Indonesia

esia

Efisiensi Teknis

Perbankan Negara

ASEAN

Perbedaan Tingkat Efisiensi

Perbankan Indonesia dan

Negara Anggota ASEAN

Uji t Rata-rata tidak

berpasangan

Rasio Keuangan

Perbankan Indonesia

1. CAR

2. BOPO

3. LDR

4. NPL

5. NIM

Rasio Keuangan Perbankan

Negara ASEAN 5

1. CAR

2. BOPO

3. LDR

4. NPL

5. NIM

Perbedaan Rasio Keuangan

Perbankan Indonesia dan

Negara Anggota ASEAN

Uji t Rata-rata

tidak berpasangan

Page 65: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

43

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan, maka dapat diperoleh hipotesis sebagai

berikut:

1. Diduga tingkat efisiensi teknis perbankan Indonesia dan perbankan negara

anggota ASEAN adalah perfectly efficient atau sama dengan satu.

2. Diduga terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi perbankan

Indonesia dan perbankan negara anggota ASEAN 5.

3. Diduga terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio keuangan perbankan

Indonesia dan perbankan negara anggota ASEAN 5.

Page 66: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat

kuantitatif. Data sekunder yang digunakan adalah data panel atau data runtun

waktu silang (crossectional time series) yang melibatkan beberapa bank untuk

dijadikan sampel penelitian.

Sumber data berasal dari laporan keuangan masing-masing bank di Indonesia,

Singapura, Malaysia, Thailand, Philipina yang diambil dari situs resmi masing-

masing bank, booklet perbankan Indonesia oleh BI dan OJK, statistik perbankan

Indonesia pada periode 2011 – 2015 dengan menggunakan data kuartal.

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini meliputi bank konvensional di Indonesia, Singapura,

Malaysia, Thailand, Philipina atau disebut ASEAN 5 yang tercatat di masing-

masing Bursa Efek negaranya selama periode 2011-2015. Teknik pengambilan

sampel adalah secara purposive sampling Kriteria dari pemilihan sampel adalah

sebagai berikut:

1. Bank konvensional yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia, Bursa Efek

Singapura, Bursa Efek Malaysia, Bursa Efek Thailand, Bursa Efek

Philipina.

Page 67: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

45

2. Bank konvensional dari Indonesia, singapura, Malaysia, Thailand dan

Philipina yang tercatat memiliki asset terbesar menurut Asean

Development Bank yang meliputi tiga bank di masing-masing negara.

3. Bank konvensional dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan

Philipina yang mempublikasikan laporan Keuangannya dari Kuartal 1

2011 sampai kuartal 4 2015.

Data bank terbesar pada negara Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand.

Philipina berdasarkan total asset yang diperoleh dari Asean Development Bank.

Tabel 5. Bank Terbesar di ASEAN.

No Bank Negara

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

DBS Bank

OCBC Bank

United Overseas Bank

Maybank

CIMB

Public Bank Berhad

Bangkok Bank

Siam Commercial Bank

Krung Thai Bank

Bank Mandiri

Bank Rakyat Indonesia

Bank Central Asia

Metropolitan Bank and Trust Company

Bank of the Philippine Islands

Bdo Unibank Inc

Singapura

Singapura

Singapura

Malaysia

Malaysia

Malaysia

Thailand

Thailand

Thailand

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Philipina

Philipina

Philipina

Sumber. Asian Development Bank, 44th IAFEI World Congress; Global Recovery Amidst

Reforms, 2014.

C. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel input dan tiga variabel output yang

digunakan untuk pengukuran efisiensi dengan metode Data Envelopment Analysis

(DEA). Variabel input meliputi :(1) Aktiva tetap, (2) Biaya operasional, (3) Dana

pihak ketiga; Variabel output : (1) Kredit yang diberikan, (2) Pendapatan bunga,

Page 68: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

46

(3) Pendapatan non bunga. Pengukuran signifikan perbedaan efisiensi dengan

menggunakan skor efisiensi dari DEA. Selanjutnya untuk pengukuran signifikan

perbedaan rasio keuangan perbankan menggunakan rasio CAR, BOPO, LDR,

NPL, NIM. Untuk memperjelas pemahaman terhadap variabel yang akan

dianalisis maka perlu dirumuskan sebagai berikut.

Tabel 6. Variabel Penelitian, Simbol, Satuan Pengukuran, Sumber Data.

Variabel Simbol Satuan

Pengukuran

Sumber Data

Aktiva tetap

Beban operasional

Dana pihak ketiga

Kredit yang

diberikan

Pendapatan bunga

Pendapatan non

bunga

CAR

BOPO

LDR

NPL

NIM

Tingkat efisiensi

teknis

AT

BO

DPK

K

PB

PNB

CAR

BOPO

LDR

NPL

NIM

TE

USD

USD

USD

USD

USD

USD

persen

persen

persen

persen

persen

persen

Laporan keuangan dari situs resmi

masing-masing bank

Laporan keuangan dari situs resmi

masing-masing bank

Laporan keuangan dari situs resmi

masing-masing bank

Laporan keuangan dari situs resmi

masing-masing bank

Laporan keuangan dari situs resmi

masing-masing bank

Laporan keuangan dari situs resmi

masing-masing bank

Laporan keuangan dari situs resmi

masing-masing bank konvensional

Indonesia

Laporan keuangan dari situs resmi

masing-masing bank konvensional

Indonesia

Laporan keuangan dari situs resmi

masing-masing bank konvensional

Indonesia

Laporan keuangan dari situs resmi

masing-masing bank konvensional

Indonesia

Laporan keuangan dari situs resmi

masing-masing bank konvensional

Indonesia

Output uji efisiensi melalui Data

Envelopment Analysis (DEA)

Page 69: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

47

Batasan atau definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai

yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual

dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih

dari satu tahun. Aktiva tetap dalam penelitian ini adalah Aktiva tetap masin-

masing bank pada kuartal 1 2011 sampai kuartal 4 2015. Data diperoleh dari

laporan keuangan masing-masing bank di Indonesia, Singapura, Malaysia,

Thailand, Philipina yang diakses melalui situs resmi bank dan disamakan nilai

mata uangnya terhadap USD.

2. Biaya operasional adalah biaya yang berhubungan dengan kegiatan bank

meliputi biaya pegawai, beban bunga dan lain-lain. Biaya Operasional dalam

penelitian ini adalah biaya operasional masin-masing bank pada kuartal 1 2011

sampai kuartal 4 2015. Data diperoleh dari laporan keuangan masing-masing

bank di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Philipina yang diakses

melalui situs resmi bank dan disamakan nilai mata uangnya terhadap USD.

3. Dana pihak ketiga terdiri dari giro, tabungan dan deposito yaitu simpanan uang

masyarakat yang dihimpun bank. DPK dalam penelitian ini adalah DPK

masing-masing bank pada kuartal 1 2011 sampai kuartal 4 2015. Data

diperoleh dari laporan keuangan masing-masing bank di Indonesia, Singapura,

Malaysia, Thailand, Philipina yang diakses melalui situs resmi bank dan

disamakan nilai mata uangnya terhadap USD.

4. Kredit (K) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara

Page 70: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

48

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit

dalam penelitian ini adalah kredit masing-masing bank pada kuartal 1 2011

sampai kuartal 4 2015. Data diperoleh dari laporan keuangan masing-masing

bank di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Philipina yang diakses

melalui situs resmi bank dan disamakan nilai mata uangnya terhadap USD.

5. Pendapatan bunga adalah pendapatan bunga dalam rupiah dan valuta asing dari

penanaman yang dilakukan oleh bank baik kepada penduduk maupun bukan

penduduk. Pendapatan bunga dalam penelitian ini adalah pendapatan bunga

masing-masing bank pada kuartal 1 2011 sampai kuartal 4 2015. Data

diperoleh dari laporan keuangan masing-masing bank di Indonesia, Singapura,

Malaysia, Thailand, Philipina yang diakses melalui situs resmi bank dan

disamakan nilai mata uangnya terhadap USD.

6. Pendapatan non bunga adalah semua pendapatan dalam rupiah dan valuta asing

yang diperoleh dari kegiatan yang lazim sebagai usaha bank di luar bunga,

misalnya peningkatan nilai wajar surat berharga atau kredit, keuntungan

penjualan surat berhargaatau kredit dan keuntungan transaksi derivatif.

Pendapatan non bunga dalam penelitian ini adalah pendapatan non bunga

masing-masing bank pada kuartal 1 2011 sampai kuartal 4 2015. Data

diperoleh dari laporan keuangan masing-masing bank di Indonesia, Singapura,

Malaysia, Thailand, Philipina yang diakses melalui situs resmi bank dan

disamakan nilai mata uangnya terhadap USD.

7. Capital Adequacy Racio (CAR) adalah rasio yang menunjukkan sampai sejauh

mana kemampuan permodalan suatu bank untuk menyerap risiko kegagalan

Page 71: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

49

kredit yang mungkin terjadi. CAR memiliki hubungan positif ataupun negatif

dengan tingkat efisiensi. CAR dalam penelitian ini adalah CAR masing-masing

bank konvensional Indonesia pada kuartal 1 2011 sampai kuartal 4 2015. Data

diperoleh dari laporan keuangan masing-masing bank di Indonesia.

8. BOPO atau operational efficiency ratio merupakan rasio yang menunjukkan

besaran perbandingan antara beban atau biaya operasional terhadap pendapatan

operasional. BOPO memiliki hubungan negatif dengan tingkat efisiensi. BOPO

dalam penelitian ini adalah BOPO masing-masing bank konvensional

Indonesia pada kuartal 1 2011 sampai kuartal 4 2015. Data diperoleh dari

laporan keuangan masing-masing bank di Indonesia.

9. Loan to Deposit Ratio adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga

dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain,

terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam

Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank. LDR memiliki

hubungan positif dengan tingkat efisiensi. LDR dalam penelitian ini adalah

LDR masing-masing bank konvensional Indonesia pada kuartal 1 2011 sampai

kuartal 4 2015. Data diperoleh dari laporan keuangan masing-masing bank di

Indonesia.

10. Net Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah adalah rasio yang

menunjukkan kualitas aset Bank umum diukur secara NPL Gross dan NPL

Netto. NPL memiliki hubungan positif ataupun negatif dengan tingkat

efisiensi. NPL dalam penelitian ini adalah NPL masing-masing bank

konvensional Indonesia pada kuartal 1 2011 sampai kuartal 4 2015. Data

diperoleh dari laporan keuangan masing-masing bank di Indonesia.

Page 72: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

50

11. Net Interest Margin merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih

terhadap rata-rata aktiva produktif. NIM memiliki hubungan negatif dengan

tingkat efisiensi. NIM dalam penelitian ini adalah NIM masing - masing bank

konvensional Indonesia pada kuartal 1 2011 sampai kuartal 4 2015. Data

diperoleh dari laporan keuangan masing-masing bank di Indonesia.

D. Metode Analisis

Penelitian ini melibatkan analisis deskriptif dan komparatif. Pertama analisis

deskriptif menggunakan Data Envelopment Analysis untuk melihat tingkat

efisiensi masing-masing perbankan. Kedua analisis komparatif menggunakan uji t

rata-rata tidak berpasangan untuk menunjukkan apakah ada perbedaan tingkat

efisiensi yang signifikan pada bank-bank tersebut. Analisis komparatif selanjutnya

juga menggunakan uji t rata-rata tidak berpasangan untuk menunjukkan apakah

ada perbedaan yang signifikan antara rasio keuangan perbankan Indonesia dan

ASEAN 5 meliputi CAR, BOPO, LDR, NPL, NIM. Penelitian ini menggunakan

alat analisis berupa software computer program Data Envelopment Analysis dan

SPSS 22.

1. Metode Data Enveloment Analysis

Data Envelopment Analysis digunakan untuk melakukan analisis deskriptif

pada rumusan masalah yang pertama yaitu melihat tingkat efisiensi perbankan

di negara ASEAN 5. DEA merupakan pendekatan nonparametrik yang sering

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perbankan. DEA menggunakan

dua model yaitu: pertama, model Charnes, Cooper, Rhodes (CCR) - constant

return to scale (CRTS). Dalam model ini diasumsikan bahwa estimasi nilai

Page 73: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

51

efisiensi menggunakan DEA dalam kondisi DMU khususnya perbankan

beroperasi pada skala optimal. Kendala yang dihadapi oleh asumsi ini adalah

pada kondisi imperfect competititon, ketika terdapat keterbatasan pendanaan

dan hal lain yang menyebabkan DMU tidak beroperasi secara optimal. Model

kedua adalah Banker, Charnes, Cooper (BCC) - variable return to scale

(VRTS). Model ini dikembangkan untuk mengatasi kendala pada model

pertama dimana perusahaan tidak selalu beroperasi secara optimal.

Pendekatan yang digunakan dalam DEA adalah input oriented dan output

oriented. Pada input oriented bertujuan mengurangi jumlah input untuk

menghasilkan tingkat output tertentu. Pada output oriented bertujuan

memaksimalkan tingkat output pada tingkat input yang diberikan. Nilai tingkat

efisiensi pada DEA adalah 0 sampai 1. Nilai 1 menunjukkan perfectly

efficiency.

Dalam Emi (2012) tingkat efisiensi teknis yang diukur oleh DEA dibagi

menjadi empat kriteria.

TE = 1 = Perfectly Efficiency

0,8 ≤ TE ≤ 1 = Efisiensi baik

0,4992 ≤ TE ≤ 1 = Efisiensi cukup baik

TE ≤ 0,4992 = Efisiensi rendah

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran efisiensi dengan model CRTS dan

VRTS yang berorientasi input. Input oriented bertujuan mengurangi input

untuk menghasilkan tingkat output tertentu. Theirno et al (2008) perbankan

diasumsikan memiliki peran utama untuk menyalurkan dana antara depositor

Page 74: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

52

dan kreditor dengan input yang sedikit yaitu biaya maka input oriented tepat

digunakan. Selain itu bank merupakan lembaga intermediasi maka penentuan

variabel input dan output didasarkan pada pendekatan intermediasi. Variabel

input terdiri dari asset tetap, beban operasional, dana pihak ketiga. Variabel

output terdiri dari kredit, pendapatan bunga dan pendapatan non bunga. Data

penelitian variabel input dan variabel output dapat dilihat pada lampiran 2.

2. Uji t Rata-Rata Tidak Berpasangan

Uji t rata-rata tidak berpasangan atau independent samples t test digunakan

untuk menguji rata-rata antara dua kelompok data yang independen.

Perumusan hipotesisnya adalah :

(1) Ho : µ1 - µ2 ≤ 0

Ha : µ1 - µ2 > 0 (ada perbedaan, µ1 > µ2)

(2) Ho : µ1 - µ2 ≥ 0

Ha : µ1 - µ2 < 0 (ada perbedaan, µ1 < µ2)

(3) Ho : µ1 - µ2 = 0

Ha : µ1 - µ2 ≠ 0 (µ1 tidak sama dengan µ2, atau µ1 berbeda dengan µ2).

Kriteria pengujian :

Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima

Jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak.

Sebelum melakukan uji t rata-rata tidak berpasangan, uji F (uji homogenitas/uji

Lavenes’s dilakukan terlebih dahulu. Artinya jika varian sama maka uji t

menggunakan nilai “Equal Variance Assumed” (diasumsikan varian sama) dan

Page 75: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

53

jika varian berbeda menggunakan nilai “Equal Variance Not Assumed”

(diasumsikan varian berbeda)

Hipotesis uji homogenitas

Ho : Data rata-rata sampel tidak berpasangan memiliki varian yang sama

Ha : Data rata-rata sampel tidak berpasangan tidak memiliki varian yang sama

Kriteria pengujian berdasarkan signifikansi :

Jika signifikansi > 0.05 maka Ho diterima

Jika signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak

Pada penelitian ini uji t rata-rata tidak berpasangan digunakan untuk melihat

apakah ada perbedaan yang signifikan pada tingkat efisiensi perbankan

Indonesia dan non Indonesia, data rata-rata tingkat efisiensi perbankan dapat

dilihat pada lampiran 4. Selanjutnya uji t rata-rata tidak berpasangan digunakan

untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio keuangan

perbankan Indonesia dan Non Indonesia, rasio keuangan meliputi CAR,

BOPO, LDR, NPL, dan NIM dan data rata-rata rasio keuangan dapat dilihat

pada lampiran 5.

Page 76: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah pada bab sebelumnya maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi teknis perbankan menggunakan DEA

yang melibatkan 15 bank dengan asset terbesar di negara Singapura,

Malaysia, Thailand, Indonesia dan Filipina pada periode pengamatan 2011 –

2015 dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi perbankan Indonesia dan

perbankan negara anggota ASEAN tidak seluruhnya mencapai tingkat

efisiensi perfectly efficiency atau sama dengan satu.

2. Berdasarkan hasil uji beda rata-rata tidak berpasangan dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara efisiensi perbankan

Indonesia dan non Indonesia baik efisiensi metode CRTS maupun VRTS.

Tingkat efisiensi Indonesia tidak memiliki perbedaan yang signifikan apabila

dibandingkan dengan Filipina pada metode CRTS. Perbedaan tingkat efisiensi

tersebut masih menunjukkan bahwa Indonesia masih kurang siap

dibandingkan negara lain dalam menghadapi ABIF.

3. Berdasarkan hasil uji t rata-rata tidak berpasangan pada rasio keuangan

perbankan Indonesia dan ASEAN dapat disimpulkan bahwa Indonesia

Page 77: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

102

memiliki rasio CAR, BOPO, NPL, dan NIM yang relatif berimbang

dibandingkan perbankan negara anggota ASEAN lain. Namun Indonesia

memiliki rasio LDR yang lebih rendah dibandingkan negara ASEAN lain

kecuali Filiina. Hal ini menunjukkan bahwa permodalan Indonesia yang kuat

dan pengelolaan resiko yang baik dapat menjadi indikator bahwa Indonesia

siap menghadapi ABIF.

Page 78: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

103

B. SARAN

Saran yang diajukan oleh penulis untuk perbaikan penelitian selanjutnya adalah:

1. Untuk menghadapi ASEAN Banking Integration Framework yang akan

diimplementasi pada tahun 2020 maka perbankan Indonesia dan perbankan di

negara ASEAN harus terus menjaga dan meningkatkan efisiensinya dengan

menentukan tingkat input dan output yang tepat dan memperhatikan rasio

faktor internal bank yang mempengaruhi efisiensi perbankan.

2. Terdapatnya perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi perbankan

dengan perbankan negara anggota ASEAN mengindikasikan bahwa Indonesia

perlu mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk meningkatkan efisiensi

perbankannya sehingga dapat bersaing dan mendapat status Qualified Asean

Banks. Indonesia dapat menjadikan perbankan negara anggota ASEAN

sebagai acuan dalam menentukan input outputnya untuk meningkatkan

efisiensi.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio CAR, BOPO, LDR, NPL, dan

NIM dimana Indonesia memiliki rasio CAR dan NPL yang lebih baik namun

memiliki rasio LDR yang lebih rendah menunjukkan bahwa Indonesia siap

menghadapi ABIF dengan kemampuan permodalan yang baik untuk menyerap

resiko. Hanya saja Indonesia perlu lebih optimal menggunakan modal tersebut

untuk meningkatkan fungsi intermediasi agar bersaing dengan negara lain

yang ditunjukkan dari rasio LDR. Indonesia masih bisa menambah resikonya

sehingga Indonesia perlu menambah total kredit yang disalurkan.

Page 79: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

DAFTAR PUSTAKA

Ajith and Ranasinghe. 2011. “Use of DEA for Measure Efficiens of Human

Capital Formation Evidence From a Public University in Sri Langka”.

First Postgraduate Symposium.

Andries, Marius Ali. 2010. “The Determinants of Bank Efficiency and

Productivity Growth in the Central and Eastern European Banking

System”. Alexandra Ioan Unversity of Lasi, Romania.

Wahyuni, Anggun. 2016. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan

ASEAN (Studi Pada Bank Umum Indonesia, Thailand dan Filipina tahun

2011-2014)”. Skripsi. Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Jakarta.

Amadou, Thierno Barry; Santos Jose; Dacanay; Laetitia Lapetit; Amine Tarazi.

2013. “Ownership Structure and Bank Efficiency in the Asia Pacific

Region”.

A Blueprint for Growth, Asean Economic Community. 2015.” Progress and Key

Achievements”. Diakses melalui www.asean.org

Asian Development Bank. 2014. 44th

IAFEI World Congress.”Global Recovery

Amidst Reforms”. Diakses melalui www.adb.org

ASEAN Economic Blueprint Final .2025. Diakses melalui www.asean.org

ASEAN Economic Community Blueprint .2015. Diakses melalui www.asean.org

Bank Indonesia. 2015. Laporan Perekonomian Indonesia. “Perekonomian

Domestik 2015”.

Banker, R.D., A. Charnes, and W.W Cooper. 1984. “Some models for Estimating

Technical and Scale Inefficient in Data Envelopment Analysis.

Management Science”. Vol 30 No.9 1984.

Berger, A De Young and Udell, GF. 2000. Globalization of Financial Institutions.

“Evidence from Cross Border Banking Performance. Working Paper

Series”. WP 99 25. Federal Reserve Bank of Chicago.

Page 80: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

Charnes, A., W.W. Cooper, E. Rhodes. 1978. “Measuring The Efficiency of

Decision Making Units”. European Journal of Operational Research 2

(1978) 429 – 444.

Departemen Pengembanan UMKM Bank Indonesia. 2016. “Pemetaan dan

Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM dalam Menghadapi MEA 2015

dan Pasca MEA 2025”.

Dewi, Krisna Ayu Kadek et al. 2014. “Pengaruh CAR, LDR, dan BOPO terhadap

ROA pada Bank Umum yang Terdaftar di BEI tahun 2008 – 2012”. Jurnal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha. Vol 2 No.1 thn 2014.

Fathony, Moch. 2012. “Estimasi dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi

Bank Domestik dan Asing di Indonesia”. Jurnal Keuangan dan Perbankan,

Vol.16, No.2 Mei 2012. hlm 223 – 237.

Ghazali, Imam. 2014. “An Efficiency Determinant of Banking Industry in

Indonesia”. ISSN Vol 5. No.3 thn 2014

Gujarati, Damodar. 2011.”Econometrics by Example”. UK. Palgrave Macmillan.

Hadad, Muliaman D., WimbohSantoso., Dwiyapoetra S Bosar., ItaRulina., Wini

Purwanti., Ricky Satria (2004). “Fungsi Intermediasi Bank Asing dalam

Mendorong Pemulihan Sektor Riil di Indonesia”.

Hafidz, Januar.,Rieska Indah Astuti. 2013. “Tingkat Persaingan dan Efisiensi

Intermediasi Perbankan Indonesia”.

History of ASEAN and ASEAN Overview diakses melalui www.asean.org

Suvita, Jha; Xiaofeng, Hui. (2012).”A Comparisosn of Financial Performance of

Commercial Bank: A Case Study of Nepal”. African Journal of Business

Management Vol. 6 (25), pp. 7601 – 7611.

Kementrian Keuangan Indonesia. 2014. “Laporan Dampak Asean Economic

Community terhadap Sektor Industri dan Jasa serta Tenaga Kerja di

Indonesia”.

Kumar, Nand; Archana Singh. 2015. IOSR . Journal of Business and

Management. “Measuring Technical and Scale Efficiency of Banks in

India Using DEA”.

Macroprudential Policy Department. Bank Indonesia. 2016. “Advances and

Challenges in Regional Integration”.

Maimunah, Emi. 2012. “Determinan Efisiensi Teknis Pada Industri Keripik

Pisang di Kota Bandar Lampung”. Tesis. Magister Ilmu Ekonomi.

Universitas Padjajaran.

Page 81: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

Murthy, Rama Sree. 2013.”Logit Research Approach to Rating Banks Using

Financia Ratios: A study of Gulf Cooperation Council Banks”.

Interntional Journal and Research. Vol, 4, No. 4 thn 2013.

Muljawan, Dadang.,JanuarHafidz., Rieska Indah Astuti., Rini Oktapiani. 2014.

“Faktor-Faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia serta Dampaknya

Terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit”.

Mawardi, Wisnu. 2004. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Keuangan Bank Umum di Indonesia”. Tesis. Program Studi Magister

Manajemen. Universitas Diponegoro.

Masita, Gracia. “Determinan Efisiensi Perbankan di Indonesia berdasarkan Data

Envelopment Analysis”.

McDonald, J. 2009. “Using Least Squares and Tobit in Second Stage DEA

Efficiency Analysis”. European Journal of Operational Research.

197,792-798

Noor, Mohamad Akbar; Achmad, Hayati Noor. 2012. “The Determinants of

World Islamic Banks Efficiency: Does Country Income Level have an

Impact?”. Journal of Islamics Economics, Banking and Finance, Vol 8 No

2, Apr – Jun 2012.

Perwaningtyas, Gloria Anindya. 2014. “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Efiesiensi Bank di Indonesia periode 2008-2012”. Skripsi. Program

Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Prasnanugraha, Ponttie. 2007. “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan

Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia”. Tesis. Program studi

Magister Sains Akuntansi. Universitas Diponegoro.

Priyatno, Dwi. 2012. Cara Kilat Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta. C.V

Andi Offset.

Pujianti, Ria. 2016. “Analisis Struktur Pasar Perbankan dan Stabilitas Perbankan

di Indonesia”. Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Universitas

Lampung

Purwoko, Didik; Sudiyatdo, Bambang.2013. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kinerja Bank (Studi Empiris Pada Industri Perbankan di BEI”. Jurnal

Bisnis dan Ekonomi. Vol.2 No.1. pp 25-39.

Rahmawati, Yeni; Zulian Dalimunthe. 2013. “Perbandingan Rasio Profitabilitas,

Efisiensi, Likuiditas, dan Risiko pada Bank Syariah dan Bank

Konvensional di Indonesia”.

Page 82: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

Rindhatmono, Ferdi. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Profitabilitas Bank Pasca Merger di Indonesia”. Tesis. Program Studi

Magister Manajemen. Universitas Diponegoro.

Rismawati. “Menghadapi Qualified ASEAN Bank, Indonesia: Berekspansi atau

Bertahan di dalam Negeri”.

Sasongko, Danang Sigit. 2011. “Pengaruh CAR, BOPO, NIM, NPL, dan LDR

terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan”. Skripsi. Jurusan Akuntansi

Universitas Sebelas Maret.

Sholeh. 2013. “Persiapan Indonesia dalam Menghadapi AEC (Asean Economic

Community 2015)”.

Siaran Pers Bank Indonesia dan OJK (2014). “Indonesia Sepakat Mendukung

Integrasi Perbankan ASEAN”.

Soetanto, Vanina Tessa; Ricky. 2011.”Technical Efficiency of Indonesian

Commercial Banks: An Application of Two-Stage DEA”. Jurnal

Manajemen dan Kewirusahaan Vol.13 No 2, September 2011. Pp 107-116

Staub, Roberta B. 2009. “Evolution of Bank Efficiency in Brazil: A DEA

Approach”

Tesfay, Tadele. 2016. “Determinants of Commercial Banks Effciency: Evidence

from Selected Bank of Ethiopia”. International Journal of Scientific

Research Publication. Vol 6, Issue 5, May 2016.

Tlemsani, Issam; Huda Al Suwaidi. 2016. “Comparative Analysis of Islamic and

Conventional Banks in the UAE during the Financial Crisis”. Asian

Economic and Financial Review, 2016. 6(6): 298-309.

Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta.

UPP STIM YKPN

Widiarti, Astoeti Wahjoe; Hermanto Siregar; TriasAndati. 2015. “The

Determinants of Bank’s Efficiency in Indonesia”. Buletin Ekonomi

Moneter dan Perbankan, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2015.

Wahab.2015. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Bank Umum

Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Two Stage Frontier Approach”.

Vol VI Ed 2, Oktober 2015.

Wihardja, Maria Monica. 2013. “Financial Integration Challenges in ASEAN

beyond 2015”. Eria Discussion Paper Series. ERIA-DP-013-27

Page 83: EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI …digilib.unila.ac.id/26513/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai Chief of Second Division periode 2015-2016. Selama masa

Xue, M.Harker P. 1999. “Overcoming the Inherent Dependency of DEA Efficiency

Scores: A Bootstrap Approach”. Working Paper. Financial Institution

Center. The Wharton School, University of Pennsylvania.

Yusri. 2013. Statistika Sosial Aplikasi dan Interpretasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.