effervesent vitamin c dan vitamin b

30
STUDI PEMBUATAN SERBUK VITAMIN C DAN VITAMIN B KAJIAN SUHU PENGERING, KONSENTRASI DEKSTRIN, KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN Na-BIKARBONAT Rakhmad Wiyono ABSTRACT This research aimed to get the combination of drying temperature and dextrin concentration against the quality of t emulawak’s essence, and the combination between citric acid and Na- Bicarbonate treatment against temulawak’s effervescent powder quality. The result of the first step shows that the treatment combination between 20% of dextrin concentration and 50°C of drying temperature which is the best treatment of the first step from temulawak’s powder essence that has characteristics on 10.11% of water content, ( L*) 55.10 of brightness level, (a*) 14.56 of redness level, ( b*) 44.20 of yellowness level, 24.63% of rendement, 5.63 of pH; 2.78 of water re-absorption; 1.88% of sugar content reduction; 62.27% antioxidant content, 5.55 obt ains panellists’ assessment against color, 5.95 of taste, and 4.15 of aroma. The result of the second step shows that the treatment combination between 10% citric acid and 20% Na-bicarbonate that is the best treatment of the second step that has characteristics on 7.48% of water content, (L*) 59.37 of brightness level, (a*) 14.53 of redness level, (b*) 46.50 of yellowness level, 5.33 of pH, 88.17 of dissolving rate, 2.49% of sugar content reduction, and 46.53% of antioxidant content. The conclusion of this research is the best treatment combination on the first step is 20% of dextrin concentration and 50°C drying temperature, while at the second step is 10% citric acid concentration and 20% Na-bicarbonate. The

Upload: yuliafraticamael

Post on 24-Nov-2015

266 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

jurnal teknologi sedian padatbi yulia maelfarmasi sI 2012 UNG

TRANSCRIPT

  • STUDI PEMBUATAN SERBUK VITAMIN C DAN VITAMIN B

    KAJIAN SUHU PENGERING, KONSENTRASI DEKSTRIN,

    KONSENTRASI ASAM SITRAT

    DAN Na-BIKARBONAT

    Rakhmad Wiyono

    ABSTRACT

    This research aimed to get the combination of drying temperature and

    dextrin concentration against the quality of temulawaks essence, and the

    combination between citric acid and Na- Bicarbonate treatment against

    temulawaks effervescent powder quality.

    The result of the first step shows that the treatment combination between

    20% of dextrin concentration and 50C of drying temperature which is the

    best treatment of the first step from temulawaks powder essence that has

    characteristics on 10.11% of water content, ( L*) 55.10 of brightness level,

    (a*) 14.56 of redness level, ( b*) 44.20 of yellowness level, 24.63% of

    rendement, 5.63 of pH; 2.78 of water re-absorption; 1.88% of sugar content

    reduction; 62.27% antioxidant content, 5.55 obtains panellists assessment

    against color, 5.95 of taste, and 4.15 of aroma.

    The result of the second step shows that the treatment combination between

    10% citric acid and 20% Na-bicarbonate that is the best treatment of the

    second step that has characteristics on 7.48% of water content, (L*) 59.37

    of brightness level, (a*) 14.53 of redness level, (b*) 46.50 of yellowness level,

    5.33 of pH, 88.17 of dissolving rate, 2.49% of sugar content reduction, and

    46.53% of antioxidant content.

    The conclusion of this research is the best treatment combination on the

    first step is 20% of dextrin concentration and 50C drying temperature, while at

    the second step is 10% citric acid concentration and 20% Na-bicarbonate. The

  • advice of this research is its necessary to analyze the curcuminoid content

    as an active antioxidant compound in temulawak.

    Key word : Effervescent powder, temulawak

    Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi suhu

    pengeringan dan konsentrasi dekstrin terhadap kualitas sari temulawak dan

    kombinasi perlakuan asam sitrat dan Na-Bicarbonat terhadap kualitas serbuk

    effervescent temulawak.

    Hasil penelitian pada Tahap I menunjukkan bahwa kombinasi

    perlakuan konsentrasi dekstrin 20% dan suhu pengering 50C merupakan

    perlakuan terbaik tahap I dari serbuk sari temulawak yang memiliki karakteristik

    kadar air 10,11%; tingkat kecerahan (L*) 55,10; tingkat kemerahan (a*)

    14,56; tingkat kekuningan (b*) 44,20; rendemen

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Teori umum

    II.1.1 Defenisi Serbuk

    a. Menurut FI edisi III

    Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang

    diserbukan.

    b. Menurut Ilmu resep

    Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang

    dihaluskan untuk pemakaian oral / dalam.

    c. Menurut FI edisi IV

    Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang

    dihaluskan ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.

    d. Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi

    Serbuk merupakan suatu campuran obat dan/atau bahan kimia yang

    halus terbagi-bagi dalam bentuk kering.

    II.1.2 Keuntungan dan Kerugian Serbuk

    II.1.2.1Keuntungan serbuk

  • 1. Campuran obat dan bahan obat yang sesuai kebutuhan

    2. Dosis lebih tepat, lebih stabil dari sediaan larutan

    3. Disolusi/melarut cepat dalam tubuh

    4. Tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang tidak perlu

    II.1.2.2Kerugian serbuk

    Kerugian serbuk antara lain (Ansel, 2008: 202):

    1. Keengganan pasien meminum serbuk yang pahit dan atau rasa yang

    tidak enak.

    2. Kesulitan menahan terurainya bahan-bahan yang higroskopis

    3. Peracikannya membutuhkan waktu yang cukup lama

    II.1.3 Jenis-jenis Serbuk

    Serbuk secara umum dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

    1. Serbuk tak terbagi (pulvis)

    Serbuk tak terbagi adalah serbuk yang baik untuk pemakaian dalam dan

    pemakaian luar yang penggunaannya tidak sesuai dosis (Dirjen POM,

    1979: 23).

    2. Serbuk bagi (pulveres)

    Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang

    sama, dibungus menggunakan bahan pengemas yang cocock untuk

    sekali minum (Dirjen POM, 1979: 23). Contoh dari serbuk bagi yaitu

    serbuk effervescent. Serbuk Effervescent merupakan serbuk biasa yang

    sebelum ditelan dilarutkan terlebih dahulu dalam air dingin atau air

    hangat dan dari proses pelarutan ini akan mengeluarkan gas CO2.

    kemudian membentuk larutan yang pada umumnya jernih. Serbuk ini

    merupakan campuran antara senyawa asam dengan senyawa basa.

    Komponen effervescent

  • Komponen yang biasanya terdapat dalam sediaan effervescent

    adalah sumber asam, sumber basa (karbondioksida) serta garam asam

    (Tungadi, 2014: 7).

    1. Asam

    Asam sitrat

    Asam sitrat tersedia dalam bentuk monohidrat dan anhidrat dengan

    bermacam ukuran partikel, tidak berwarna, berupa kristal bening,

    putih berbentuk serbuk granul sampai kristalin. Tidak berbau

    dengan rasa asam yang kuat, sangat larut dalam air, mudah larut

    dalam etanol (Tungadi, 2014: 8).

    Asam tartrat

    Asam tartrat larut dalam kurang dari 1 bagian air dan 2,5 bagian

    alkohol. Asam tartrat menunjukkan perilaku yang sama dengan

    asam sitrat anhidrat. Perbandingan pembentukkan karbondiokasida

    dari tablet effervescent dari asam sitrat anhidrat, asam askorbat dan

    natrium bikarbonat dalam perbandingan yang sesuai dengan

    stoikiometri mengindikasikan bahwa asam askorbat dan asam sitrat

    anhidrat menunjukkan perilaku yang sama sedangkan asam tartrat

    membentuk karbondioksida terbanyak akan tetapi waktu

    desintegrasinya lebih lama (Tungadi, 2014: 8).

    Asam askorbat

    Serbuk kristalin putih sampai agak kuning atau Kristal tidak

    berwarna dengan rasa aam yang tajam dan tidak berbau, tidak

    higroskopis. Apabila iekspose terhadap cahaya secara bertahap

    berwarna gelap. Mudah larut dalam air (1:3) dan larut dalam

    alkohol (1:50). Asam askorbat dapat digunakan sebagai sumber

    asam. Kecepastan pelepasan karbondioksida sebanding dengan

    asam sitrat dan tartrat. Karena asam askorbat kurang higroskopis

    dibandingkan asam sitrat dan tartrat, akan mempermudah

    pembuatan tablet effervescent (Tungadi, 2014: 8).

    Asam asetilsalisilat

  • Walaupun asam asetilsalisilat merupakan obat yang sering

    digunakan dalam effervescent tidak dapat digunakan sebagai

    sumber asam karena kelarutan dalam air terbatas. Diperlukan

    penambahan asam untuk menurunkan waktu reaksi (Tungadi,

    2014: 8).

    2. Garam asam

    Asam amino hidrokloria segera melepas karbondioksida apabila

    berada dalam larutan. Hal ini dimanfaatkan untuk mengembangkan

    formula effervescent kalau dikehendaki suplai minimal elektrolit.

    Masalahnya adalah bahan ini mahal dan agak higroskopis

    (Tungadi, 2014: 9).

    Garam asam lain yang dapat igunakan antara lain:

    Natrium dihidrogen sitrat, zat tidak higroskopis

    Disodium hidrogen sitrat, tidak higroskopis pada RH < 93%

    suhu 20oC

    Soium acid phospat, sangat laruta dalam air

    3. Sumber basa

    Natrium bikarbonat

    Tidak berbau, serbuk kristalin putih dengan rasa garam, rasa

    sedikit alkalin, tersedia dalam berbagai ukuran partikel serbuk dan

    granul.

    Pada pemanasan dengan suhu 250OC-300

    OC, Na-bikarbonat

    terurai dan dikonversi menjadi natrium karbonat anhidrat. Proses

    ini sangat bergantung pada suhu dan waktu, dimulai pada 50OC.

    konversi 90% sempurna terjadi dalam waktu 75 menit pada 93OC.

    Natrium bikarbonat terurai bila dipanaskan pada suhu diatas

    65OC. Tekanan penguraian NaHCO3 5 kali lebih tinggi pada 50

    OC

    dibandingka 30OC, yang mengindikasikan terjadinya penguraian

    pada suhu sekitar dan dibawah 50OC. perlakuan panas pada suhu

    mulai 50OC akan mengkonversi bikarbonat menjadi karbonat (hal

    ini penting sekali dan sering terjadi dalam pembuatan tablet

  • effervescent apabila bahan dipanaskan untuk menghilangkan air

    yang diabsorpsi).

    Dalam udara lembab, terjadi dekarboksilasi NaHCO3 yang secara

    perlaha menjadi natrium seskui karbonat Na2CO3.NaHCO3. 2H2O.

    Produk menunjukkan karakteristik kompresi yang baik tanpa

    terjadi transformasi menjadi natrium karbonat (Tungadi, 2014: 9).

    Natrium karbonat

    Secara komersial tersedia dalam bentuk anhidrat, monohidrat atau

    dekahidrat. Semua bentuk sangat larut dalam air. bentuk anhiart

    bersifat higroskops dan scara perlahan membentuk monohidrat.

    Sedangkan dekahidrat mencair. Heptahidrat dengan stabilitas

    terbatas dapat pula dibuat (Tungadi, 2014: 10).

    II.2 Rancangan Formula

    Tiap sachet effervescent 5 g mengandung:

    Asam askorbat (vitamin C) 500 mg

    Tiamin hidroklorida (vitamin B1) 10 mg

    Riboflavin (vitamin B2) 5 mg

    Piridoksin hidroklorida (vitamin B6) 80 mg

    Kalsium pantotenat (vitamin B5) 50 mg

    Nikotinamid (vitamin B3) 295 mg

    Asam sitrat 12%

    Asam tartrat 24%

    Natrium bikarbonat 41%

    Sakarin 0,02%

    Natrium benzoat 0,1%

    Natrium metabisulfit 1%

    Citrus orange 0,1%

    Dekstrin add 100%

    II.3 Alasan Penambahan

    II.3.1 Alasan Formulasi

  • 1. Serbuk effervescent merupakan granul atau serbuk kasar sekali dan

    mengandung unsur obat dalam campuran yang biasanya teriri dari

    natrium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartrat. Bila ditambahkan

    dengan air, asam dan basanya akan bereaksi membebaskan

    karbondioksida sehingga menghasilkan buih (Ansel, 2008: 214)

    2. Kegunaan minuman effervescent dibandingkan dengan minuman lain

    adalah selain menghilangkan rasa dahaga dan memberikan rasa segar,

    minuman ini memiliki rasa yang lebih nikmat dan dikemas dalam

    bentuk yang praktis, sehingga memudahkan untuk dibawa dan diminum

    kapan saja (Lestari, 2007).

    3. Keuntungan sediaan effervescent antara lain:

    Memberi cita rasa menyenangkan karena membantu menutupi rasa

    zat aktif yang tidak menyenangkan

    Dapat dikemas secara individual untuk mencegah masuknya

    kelembaban sehingga masalah ketidakstabilan kandungan selama

    penyimpanan

    Dapat iberikan kepada pasien yang sulit menelan tablet/kasul

    (setelah dilarutkan terlebih dahulu dalam air minum)

    Zat aktif yang tidak stabil apabila disimpan dalam larutan cair akan

    lebih stabil dalam tablet/ serbuk effervescent (Siregar dan wiharsa,

    2010)

    II.3.1 Alasan Penambahan Zat Tambahan

    II.3.1.1 Zat Aktif

    1. Asam askorbat (vitamin C)

    - Vitamin C dapat mengurangi beratnya sakit dan alamnya sakit,

    sehingga jika dibuat dalam bentuk serbuk effervescent yang

    apabila dikombinasikan dengan vitamin B kompleks akan dapat

    memulihkan stamina setelah bekerja (Mardjono, 2008: 778).

    - Dalam formula ini digunakan dosis 75 mg yang ditujukan

    penggunaan untuk oarng dewasa.

  • 2. Tiamin (vitamin B1)

    - Tiamin berperan dalam metabolisme karbohidrat sehingga dibuat

    dalam bentuk effervescent yang dalam formula ini dapat

    memulihkan stamina (Mardjono, 2008: 778).

    - Dalam formula ini digunakan tiamin dengan dosis 5 mg dimana

    dosis ini untuk penggunaan orang dewasa.

    3. Riboflavin (vitamin B2)

    - Riboflavin digunakan dalam serbuk effervescent vitamin B

    kompleks karena riboflavin dapat menyertai defesiensi vitamin B

    kompleks laninnya (Mardjono, 2008: 774).

    - Dalam formula ini digunakan riboflavin dengan dosis 1,8 mg yang

    ditujukan untuk orang dewasa.

    4. Nikotinamid (vitamin B3)

    - Digunakan nikotinamid dalam formula serbuk effervescent

    bertujuan untuk suasana jiwa dan perilaku (antidepresan) orang

    yang setelah bekerja yang sesuai dengan khasiat dari formula ini

    yaitu memulihkan stamina (Mardjono, 2008: 774)

    - Dalam formula ini digunakan nikotinamid dengan dosis 15 m,

    dimana dosis ini ditujukan untuk orang dewasa.

    5. Kalsium pantotenat (vitamin B5)

    - Kalsium pantotenat digunakan dalam serbuk effervescent vitamin

    B kompleks karena vitamin B5 dapat mengurangi kelelahan, rasa

    lemah, dan gangguan otot berupa kejang setelah bekerja keras

    (Mardjono, 2008: 776).

    - Dalam formula ini digunakan kalsium pantotenat untuk dosis orang

    dewasa yaitu 7 mg.

    6. Piridoksin (vitamin B6)

    - Vitamin B6 dibuat dalam bentuk serbuk effervescent karena

    vitamin B6 merupakan multivitamin untuk pencegahan dan

    pengobatan desisiensi vitamin B kompleks (Mardjono, 2008: 775).

  • - Dalam formula ini digunakan dosis 2 mg yang ditujukan untuk

    penggunaan orang dewasa.

    II.3.1.1 Zat Tambahan

    1. Asam sitrat

    - Salah satu komponen penyusun serbuk effervescent adalah asam

    sitrat monohidrat (Rame, 2004: 181).

    - Digunakan untuk dikombinasikan dengan asam tartrat yang

    menghasilkan granul. Asam sitrat tidak dapat digunakan untuk

    bahan asam tunggal. Dimana asam sitrat saja akan menghasilkan

    campuran lekat dan sukar menjadi molekul air Kristal pada setiap

    molekul asam sitrat, keistimewaannya yang diambil sebagai

    kelebihan dan digunakan dalam pengolahan granul dengan metode

    peleburan (Ansel, 2008: 214).

    - Merupakan asam yang paling sering digunakan karena harga yang

    murah, sangat larut dan dalam bentuk granul yang dapat mengalir

    dengan bebas (Lachman, 2008: 287).

    - Fungsi asam sitrat dalam pembuatan effervescent yaitu sebagai

    sumber asam yang jika bereaksi dengan asam tartrat dan natrium

    bikarbonat dapat membebaskan CO2 (Ansel, 2008: 214).

    - Konsentrasi asam sitrat yang digunakan dalam konsentrasi ini yaitu

    12%. Konsentrasi ini diperoleh dari hasil konsentrasi asam sitrat,

    asam tartrat dan natrium bikarbonat (1:2:3,4) (Parrot, 1978: 65).

    2. Asam tartrat

    - Asam tartrat dalam formulasi ini secara luas digunakan dalam

    kombinasi dengan bikarbonat sebagai komponen granul

    effervescent serbuk dan tablet (Rame, 2004: 731).

    - Asam tartrat sering dikombinasikan dengan asam sitrat karena

    apabila asam tartrat sebagai asam tunggal saja granul yang

    dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan

    menggumpal (Ansel, 2008: 214).

  • - Jika berikatan dengan zat aktif akan meningkatkan laju disolusi

    dalam hal ini akan cepat larut dan hilang atau habis ketika

    dimasukkan ke dalam air (Rame, 2004: 731).

    - Dalam formula ini konsentrasi asam tartrat yang digunakan dalam

    konsentrasi ini yaitu 24%. Konsentrasi ini diperoleh dari hasil

    konsentrasi asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat

    (1:2:3,4) (Parrot, 1978: 65).

    3. Natrium bikarbonat

    - Natrium bikarbonat umumnya digunakan dalam formulasi sebagai

    sumber karbondioksida tablet dan serbuk effervescent (Rame,2004:

    629).

    - Natrium bikarbonat cepat bereaksi dengan air karena memiliki sifat

    kelarutan yang mudah larut dalam II bagian air (Dirjen POM,

    1979: 414).

    - Natrium bikarbonat dapat menetralisisr asam sitrat dan asam tartrat

    untuk dapat membebaskan CO2 sehingga terbentuk buih (Ansel,

    2008: 214).

    - Konsentrasi natrium bikarbonat 25%-50%. Dalam formula ini

    digunakan natrium bikarbonat 41%. Konsentrasi ini diperoleh dari

    hasil konsentrasi asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat

    (1:2:3,4) (Parrot, 1978: 65).

    4. Sakarin

    - Sakarin merupakan senyawa yang mengandung gugus nitrogen

    lainnya yang memiliki rasa yang sangat manis (Ansel, 2008: 169).

    - Sakarin merupakan zat pemanis tertua (1879) dan 350 kali labih

    manis dari gula tidak berkalori. Tetapi memberikan rasa tambahan

    pahit, reabsorbsinya ddari usus cepat dan diekskresikan lengkap

    secara utuh lewat kemih (Tjay, 2007: 759).

    - Sakarin adalah bahan pemanis kuat yang digunakan pada

    minuman, produk makanan, pemanis tablet kunyah, dan produk

  • kesehatan dan sediaan oral, juga untuk pasta gigi dan pembersih

    mulut (Rame,2004: 605).

    - Sakarin merupakan pemanis sintesis yang memiliki daya

    kemanisan 200-200 kali lebih manis dari gula tebu, stabil terhadap

    asam dan panas (Ansel, 2008: 171).

    - Konsentrasi yang digunakan untuk sediaan oral yaitu 0,002%-

    0,5%. Pada formula ini digunakan konsentrasi 0,02% (Rame, 2004:

    605).

    5. Natrium benzoat

    - Natrium benzoate digunakan sebagai pengawet antimikroba dalm

    kosmetik, makanan dan produk farmasi lainnya (Rame, 2004:

    627).

    - Konsentrasi natrium benzoat dalam sediaan oral yaitu 0,02-0,5%.

    Pada formulasi ini digunakan konsentrasi 0,1% untuk melidungi

    serbuk dari mikroba pada saat proses pembuatan (Rame, 2004:

    627).

    6. Natrium metabisulfit

    - Digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah oksidasi asam

    askorbat, dimana asam askorbat merupakan zat yang mudah

    teroksidasi (Dirjen POM, 1979: 47).

    - Konsentrasi natrium metabisulfit yang digunakan adalah 1%.

    Dimana telah diperkirakan pada konsentrasi ini natrium

    metabisulfit dapat mencegah proses oksidasi.

    7. Citrus orange

    - Penggunaan citrus orange karena citrus orange dapat larut dalam

    air dibandingkan citrus oil yang tidak larut dalam air.

    - Penggunaan citrus orange untuk menciptakan aroma pada sediaan

    karena bahan-bahan pada sediaan ini tidak berbau.

  • - Citrus orange igunakan untuk menutupi rasa asam pada sediaan

    serta untuk member warna yang cerah pada sediaa.

    - Konsentrasi yang digunakan dalam formula adalah 1% (Jenkis,

    1957: 896).

    8. Dekstrin

    - Dekstrin adalah golongan karbohidrat dengan berat molekul tinggi

    yang merupakan modifikasi pati dengan asam dekstrin. Mudah

    larut dalam air, lebih cepat terdispersi dan tidak kental (Anonim,

    2011).

    - Dektsrin digunakan sebagai pengisi untuk mencukupkan bahan

    mencapai netto yang diinginkan, dimana pengisi dekstrin bersifat

    inert (tidak bereaksi dengan bahan lain).

    - Dekstrin mempunyai viskositas yang relative rendah sehingga

    pemakaian dalam jumlah banyak masih diizinkan. Hal ini akan

    menguntungkan jika pemakaian dekstrin diuraikan sebagai bahan

    pengisis (Filter) karena dapat menggantikan berat produk yang

    dihasilkan.

    - Serta untuk menutupi rasa pahit dari sakarin.

    II.4 Uraian Bahan

    II.4.1 Alkohol (Dirjen POM,1979: 65)

    Nama Resmi : Aethanolum

    Sinonim : Etanol, etil, alkohol, alkohol murni, alkohol absolut.

    RM/BM : C2H5OH/46,07

    Pemerian : Cairan mudah menguap,jernih,tidak berwarna. Bau

    khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.

    Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan

    mendidih pada suhu 78 . Mudah terbakar

    Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis; bercampur

    dengan semua pelarut organik

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat jauh dari api

  • Khasiat : Anti mikroba,anti septikum,anti jamur

    Kegunaan : Sebagai zat tambahan

    II.4.2 Asam Askorbat (Dirjen POM,1979: 47; Dirjen POM,1995: 39; Rame,

    2004: 45)

    Nama Resmi : Acidum Ascorbicum

    Sinonim : vitamin C, ascorbic acid, 1-3-ketothreohexuron, c

    acid lactons.

    RM/BM : C6H8O6/176,13

    Pemerian : Hablur atau serb apiuk putih atau kuning oleh

    pengaruh cahaya, lambat laun menjadi berwarna

    gelap, dalam keadaan kurang stabil di udara, dalam

    larutan cepat teroksidasi, melebur pada suhu lebih

    kurang 190o

    Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam

    etanol; tidak larut dalam kloroform; dalam eter dan

    dalam benzene

    Stabilitas : dalam bentuk bubuk, asam askorbat relatif stabil di

    udara. Dalam oksigen, oksidator danpanas juga

    stabil. Asam askorbat tidak stabil dalam lrutan

    terutama dalam alkali. Mudah mengalami oksidasi

    pada paparan udara. Proses oksidasi dipercepat oleh

    cahaya dan panas dan dikatalis oleh tembaga dan

    besi. Larutan asam askorbat dapat disterilkan

    dengan filtrasi. Serbuk harus disimpan dalam

    sebuah wadah yang bukan logam, terlindung dari

    cahay, ditempat yang sejuk dan kering.

    Incompatibilitas : tidak kompatibel dengan alkali, ion logam terutama

    tembaga dan besi. Bahan pengoksidasi

    methenolamine, fenoflavin hydrochloridum,

    prylamine maleat, salisilamid natrium nitrit, natrium

  • salisilat, theobramis salisilat, dan picotinamid.

    Selain itu asam askorbat mengganggu kalorimetri

    tertentu dengan tes mengurangi intensitas warna

    yang dihasilkan.

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat , terlindung dari cahaya

    Kegunaan : zat aktif, antiskorbut

    DL : Bayi dan anak-anak : 30-40 mg

    Dewasa : 75 mg 1 g

    II.4.3 Tiamin hidroklorida (Dirjen POM, 1979 598; Dirjen POM, 1995: 784;

    Jenkis, 1957: 54)

    Nama Resmi : Thyamini Hidrochloridum

    Sinonim : thiamina hidroklorida, vitamin B1

    RM/BM : C12H17CLN4O5. HCl/337,27

    Pemerian : Hablur atau serbuk, hablur putih; bau khas lemah;

    jika bentuk anhidrat terpapar udara dengan cepat

    menyerap air lebih kurang 4%; melebur pada suhu

    lebih kurang 248o desertai penguraian

    Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; sukar

    larut dalam etanol; tidak larut dalam eter dan dalam

    benzena

    Stabilitas : pada pH 4, tiamin kehilangan aktivitas secara

    perlahan tapi netral atau alkali akan membuat

    dengan cepat terutama dalam kontak dengan udara

    Incompatibilitas : Tiamin hidroklorida sangat larut dalam air dan

    sedikit larut dalam alkohol. Solusinya asam dan

    cepat dihancurkan oleh alkali. Hal ini tidak sesuai

    dengan mengurangi agen dan diendapkan oleh

    sebagian alkaloid. Tiamin higroskopis dan terurai

    oleh cahay yang kuat

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat , tidak tembus cahaya

  • Kegunaan : anti beri-beri (Fater, 772)

    DL : Dewasa : 5-10 mg

    1 tahun kebawah sehari : 0,4 mg

    5-10 tahun sehari : 0,9 mg

    10 tahun keatas sehari : 1,2 mg

    II.4.4 Riboflavin (Dirjen POM, 1979: 557; Dirjen POM,1995: 741; Jenkis,

    1957: 517)

    Nama Resmi : Riboflavinum

    Sinonim : Riboflavina, riboflavin,vitamin B2

    RM/BM : C17H20N4O6 /176,37

    Pemerian : Serbuk hablur, kuning hingga kuning jingga, bau

    lemah, melebur pada suhu lebih kurang 280o,

    larutan jernih dan netral terhadap lakmus. Jika

    kering tidak begitu dipengaruhi oleh cahay terdifusi,

    tetapi dalam larutan cahay sangat cepat

    menyebabkan penguraian, terutama jika ada alkali

    Kelarutan : sangat sukar larut dalam iar, dalam etanol dan

    dalam larutan natrium klorida 0,9%; sangat mudah

    larut dalam larutan alkali encer; tidak larut dalam

    eter dan dalam kloroform

    Stabilitas : stabil dibawah suhu normal, dapat terurai saat

    terkena lembab atau air, gelap saat terkena cahaya

    Incompatibilitas : praktis tidak larut dalam iar dan alkohol tetapi

    sangat larut dalam larutan alkali. Olahan dari

    riboflavin harus dilindungi dari cahaya

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat , tidak tembus cahaya

    Kegunaan : Membantu pelepasan energy yang ada pada

    makanan

    DL : Dewasa : 5-10 mg

    1 tahun kebawah sehari : 0,4 mg

  • 5-10 tahun sehari : 0,7-0,9 mg

    10 tahun keatas sehari : 1,5 mg

    II.4.5 Priridoxin hidroklorida (Dirjen POM, 1979: 54; Dirjen POM, 1995:

    724; Jenkis,1957: 516)

    Nama Resmi : Pyridoxini Hydrochloridum

    Sinonim : Piridoksin hidroklorida, ,vitamin B6

    RM/BM : C8H14NO3. HCl /205, 64

    Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih atau hamper putih;

    stabil diudara; secara perlahan-lahan dipengaruhi

    oleh cahaya matahari

    Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol;

    tidak larut dalam eter; larutan yang mempunyai pH

    lebih kurang 3

    Stabilitas : Ketahanan terhadap cahaya; tidak stabil terhadap

    cahaya; stabilitas terhadap pemanasan; titik lebur

    202-206oC; stabil terhadap air;

    Incompatibilitas : Piridoksin hidroklorida incompatibilitas terhadap

    oksidator kuat

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat , terlindung dari cahaya

    Kegunaan : Kofaktor dalam berbagai reaksi metabolism asam

    amino

    DL : Dewasa sehari: 1/2 mg

    Bayi sehari : 0,1-0,5 mg

    Anak-anak sehari : 0,5-1,5 mg

    II.4.6 Kalsium Pantotenat (Dirjen POM, 1979: 126; Dirjen POM, 1995: 165;

    Jenkis, 1957: 512)

    Nama Resmi : Calcii Pantothenas

    Sinonim : Kalsium pantotenat, calcium D-pantotenate, D-

    pantotenit ,vitamin B5

    RM/BM : C18H32CaNaO14 /476,54

  • Pemerian : Serbuk putih; agak higroskopik; tidak berbau; rasa

    pahit

    Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam gliserin; praktis

    tidak larut dalam etanol, dalam kloroform dan

    dalam eter

    Stabilitas : Stabil dalam kondisi penyimpanan yang disarankan

    Incompatibilitas : Larut dalam air dan seikit larutan basa yang tidak

    stabil dalam panas

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

    Kegunaan : Antidermatits

    DL : Dewasa sehari4-7 mg

    II.4.7 Nikotinamid (Dirjen POM, 1979: 435; Dirjen POM, 1995: 609; Jenkis,

    1957: 510)

    Nama Resmi : Nicotinamidum

    Sinonim : Nikotinamida, niasianida, vitamin B3

    RM/BM : C6H6H2O /122,1

    Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; tidak berwarna atau

    putih; berbau lemah dan khas

    Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, dalam 1,5 bagian etanol;

    sukar larut dalam kloroform dan dalam eter

    Stabilitas : Hindari paparan terhadap cahaya matahari,

    pemanasan dalm larutan asam kuat atau basa kuat

    menyebabkab hidrolisasi dari kelompok amida

    untuk asam produk penguraian yang berbahaya

    termasuk ammonia, uap sianidan dan oksida

    nitrogen serta karbon

    Incompatibilitas : Nikotinamid inkom terhadap basa kuat, polimer

    berbahaya tidak akan terjadi

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dengan baik

  • Kegunaan : Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan

    bakteri dan virus

    DL : Dewasa sekali: 15-50 mg

    sehari : 30/150 mg

    Bayi sehari : 6 mg

    Anak-anak sehari : 9-20 mg

    DM : Dewasa sekali: 500 mg

    sehari : 1 g

    II.4.8 Asam Sitrat (Dirjen POM, 1979: 50; Dirjen POM, 1995: 48; Rame,

    2004: 181)

    Nama Resmi : Acidum Citricum

    Sinonim : Acidum citricum monohydrate, 2-hydroxy propane,

    1,2,3 tricarboxylic acid monohydrate, asam sitrat

    RM/BM : C2H8O7 /192,12

    Pemerian : Hablur kering tidak berwarna atau serbuk hablur

    granul sampai halus, putih tidak berbau atau praktis

    tidak berbau, rasa sangat asam, bentuk hidrat mekar

    dalam udara kering

    Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam

    etanol; agak sukar larut dalam eter

    Stabilitas : Asam sitrat monohidrat kehilangan air dalam proses

    kristalisasi; uap atau ketika pemanasan pada suhu

    40oC. Larutan encer asam sitrat dapat digunakan

    untuk fermentasi sebagian besar monohidratdan

    atau anhidrat

    Incompatibilitas : Asam sitrattidak sesuai dengan kalium tartrat, alkali

    dan alkali tanah, karbonat dan bikarbonat, asetat dan

    sulfide. Ketidaksesuaian termasuk juga dengan

    pengoksidasi bahan dasar pereduksi dan nitrat.

  • Sukrosa dalam sirup pada penyimpanan akan

    mengkristal oleh adanya asam sitrat

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

    Kegunaan : Sebagai pengontrol asam

    II.4.9 Asam Tartrat (Dirjen POM, 1979: 53; Rame, 2004: 731)

    Nama Resmi : Acidum Tartratticum

    Sinonim : Asam tartrat, acidum tartrarium,tartaric acid,

    RM/BM : C4H16O6 /150,0

    Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk

    hablur; halus sampai granul; warna putih; tidak

    berbau; rasa asam dan stabil diudara

    Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam

    etanol

    Stabilitas : Sebagian besar bahan bersifat stabil bila disimpan di

    dalam wadah yang tersimpan baik

    Incompatibilitas : Asam tartrat tidak sesuai dengan perak dan bereaksi

    dengan logam karbonatdan bikarbonat (salah satu

    khasiat) dimanfaatkan untuk pembuatan serbuk

    effervescent

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Sebagai pengontrol asam

    II.4.10 Natrium Bikarbonat (Dirjen POM, 1979: 60; Rame, 2004: 635)

    Nama Resmi : Natrii subcarnonas

    Sinonim : Natrium bikarbonay, sodium bokarbonat, soda

    carbonic acid, disodium carbonate, soda calcined

    RM/BM : H2HCO3 /87,01

    Pemerian : Serbuk hablur, putih, stabil diudara, kering tetapi

    dalam udara lembab secara perlahan terurai. Larutan

    segar dalam air dingin tanpa dikocok. Bersifat basa

  • terhadap lakmus. Kebasaan bertamabah bila larutan

    dibiarkan, digoyang kuat atau dipanaskan

    Kelarutan : Larut dalam air; tidak larut dalam etanol

    Stabilitas : Sodium bikarbonat diubah dalam bentuk

    monohidrat, pada saat bersentuhan dengan air

    menghasilkan panas. Dimulai dengan hilangnya

    CO2 pada suhu diatas 400oC dan sebelum mendidih

    disimpan dalam wadah tertutup rapat

    Incompatibilitas : Sodium bikarbonat terurai ketika berhubungan

    dengan asam dan adanya air untuk menghasilkan

    CO2 effervescent sodium karbonat akan bereaksi

    kuat dengan aluminium, peroksida asam sulfat,

    fluorin dan litium

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

    Kegunaan : Sumber basa

    Konsentrasi : 25-50%

    II.4.11 Sakarin (Dirjen POM, 1979: 748; Rame, 2004: 605)

    Nama Resmi : Saccharinum

    Sinonim : Sakarin, asam sulfimida, benzosulfimida

    RM/BM : C7H5NO3S /183,18

    Pemerian : Serbuk atau hablur putih; tidak berbau atau bau

    aromatic lemah; larutan encer sangat mani; larutan

    bereaksi asam terhadap lakmus

    Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform dan

    dalam eter; larut dalam air mendidih; sukar larut

    dalam etanol; mudah larut dalam larutan ammonia

    encer, dalam larutan alkali hiroksida dan dalam

    alkali karbonat dengan pembentukkan CO2

    Stabilitas : Sakarin stabil dibawah kondisi normal digunakan

    dalam formula dalam jumlah yang banyak

  • menunjukkan tolak terdeteksinya dekomposisi dan

    hanya bila terkena suhu tinggi (12-58oC). Pada suhu

    rendah selama lebih dari 1 jam, stabilitas sakarin

    sangat baik

    Incompatibilitas : Sakrin dapat bereaksi dengan molekul besar

    sehingga endapan terbentuk ini tidak mengalami

    mailarat browing

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Sebagai pemanis

    Komposisi : 0,02%-0,5%

    II.4.12 Natrium Benzoat (Dirjen POM, 1979: 395; Rame,2004: 627)

    Nama Resmi : Natrii benzoat

    Sinonim : Natrium benzoate, bonzoid acid sodium, benzoate

    of soda, sedi benzoats

    RM/BM : CH5H2O2 /144,11

    Pemerian : Butiran atau serbuk hablur; putih; tidak berbau atau

    hamper tidak berbau

    Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian

    etanol (95%) P

    Stabilitas : Larutan yang mengandung air dapat disterilkan

    engan menggunakan autoklaf dan filtrasi

    Incompatibilitas : Tidak sesuai dengan senyawa quartener, gelatin,

    besi, garam-garam kalsium dan garam dari logam

    berat, termasuk perak, timah dan aktivitas merkuri.

    Pengawet dapat digunakan dengan interaksi dengan

    kaolin atau surfaktan nonionik

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Sebagai pengawet

    Konsentrasi : 0,02%-0,5%

    II.4.13 Dekstrin (Dirjen POM, 1979: 254; Rame,2004: 220)

  • Nama Resmi : Dextrin

    Sinonim : Aredix, brish gum, starch gum white dextrin

    RM/BM : C6H18O5. H2O /162,14

    Pemerian : Dekstrin adalah pati yang merupakan hasil

    terhidrolisis dari jagung, kentang atau singkong.

    Serbuk putih, kuning atau berwarna coklat pucat

    dan memiliki aroma khas

    Kelarutan : Mudah larut dalam air panas, larut secara perlahan

    dalam air; tidak larut dalam etanol

    Stabilitas : Secara fisik karakteristik dekstrin tergantung

    metode dan bahan aktif. Molekul dekstrin

    cenderung memiliki densitas agregat, pH atau

    perubahan karakteristik penghantaran viskositas

    tergantung oleh gelas seperti umur kelarutan

    dekstrin

    Incompatibilitas : Tidak kompatibel dengan pengoksidasi kuat

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Sebagai bahan pengisi

    II.4.14 Natrium Metabisulfit (Dirjen POM, 1979: 419; Dirjen POM, 1995:

    596; Rame, 1957: 854)

    Nama Resmi : Natrii metabisulfit

    Sinonim : Disodium disulfite, disodium pyrosulfite, disodium

    salt, disolfuorus acid

    RM/BM : Na2S2O5 /190,10

    Pemerian : Hablur putih atau erbuk hablur putih

    kekuningan;berbau belerang dioksida

    Kelarutan : Mudah larut dalam air dan gliserin; sukar larut

    dalam etanol

    Stabilitas : pada paparan udara dan kelembaban, natrium

    metabisulfit secara perlahan teroksidasi menjadi

  • sulfat dan natrium disintegrasi Kristal. Penambahan

    asam kuat dapat membebaskan sulfur dioksida.

    Dalam iar, metabisulfit segera dikonversi ken

    atrium dan bisulfit. Larutan natrium metabisulfit

    juga terurai iudara, terutama pada pemanasan.

    Larutan yang akan disterilkan dengan autoklaf harus

    dimasukkan ke dalam wadah dimana udara telah

    digantikan dengan gas inert seperti nitrogen.

    Penambahan dekstrosa terhadap lautan metabisulfit

    dapat menurunkan stabilitas metabisulfit

    Incompatibilitas : Natrium metabisulfit bereaksi dengan

    simpotomimetik dan obat lainnya yang merupakan

    turunan alkohol atau orto-para-hidroksibenzil

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh dan

    terlindung dari cahaya

    Kegunaan : Sebagai antioksidan yang mencegah oksidasi pada

    asam askorbat

    II.4.15 Citrus Orange

    Nama Resmi : Citus essense

    Sinonim : perisa jeruk

    RM/BM : -

    Pemerian : Bentuk hablur, berbau khas, dan berasa asam

    Kelarutan : Mudah larut dalam air

    Stabilitas : -

    Incompatibilitas : -

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Sebagai pengaroma dan pewarna

  • BAB III

    METODE KERJA

    III.1 Alat-alat yang digunakan

    1. Alat tumbling

    2. Alu

    3. Ayakan

    4. Cawan porselin

    5. Kertas minyak

    6. Kertas perkamen

    7. Lap kasar

    8. Lap halus

    9. Lumpang

    10. Neraca analitik

    11. Oven

  • 12. Sendok tanduk

    13. Sudip

    III.2 Bahan-bahan yang digunakan

    1. Alkohol 70%

    2. Asam sitrat

    3. Asam tartrat

    4. Citrus orange

    5. Dekstrin

    6. Natrium benzoat

    7. Natrium bikarbonat

    8. Natrium metabisulfit

    9. Sakarin

    10. Tissue

    11. Vitamin B kompleks

    12. Vitamin C

    III.3 Perhitungan Bahan

    Pada formulasi serbuk effervescent ini dibuat dengan netto 5 gram.

    1. Vitamin C = 500 mg = 500 mg x 6 sachet = 3 g

    2. Vitamin B1 = 10 mg = 10 mg x 6 sachet = 0,06 g

    3. Vitamin B2 = 5 mg = 5 mg x 6 sachet = 0,03 g

    4. Vitamin B6 = 80 mg = 80 mg x 6 sachet = 0,48 g

    5. Vitamin B5 = 50 mg = 50 mg x 6 sachet = 0,3 g

    6. Vitamin B3 = 295 mg = 295 mg x 6 sachet = 1,7 g

    7. Asam sitrat = 12 % = 12/100 x 5 gram = 0,6 g

    0,6 g x 6 sachet = 3,6 g

    8. Asam tartrat = 24 % = 24/100 x 5 gram = 1,2 g

    1,2 g x 6 sachet = 7,2 g

    9. Na- bikarbonat = 41 % = 41/100 x 5 gram = 2,05 g

    2,05 g x 6 sachet = 12,3 g

  • 10. Sakarin= 0,02 % = 0,02/100 x 5 gram = 0,001 g

    0,001 g x 6 sachet = 0,006 g

    11. Na-benzoat = 0,1 % = 0,1/100 x 5 gram = 0,005 g

    0,005 g x 6 sachet = 0,03 g

    12. Na-metabisulfit= 1 % = 1 / 100 x 5 gram = 0,05 g

    0,05 g x 6 sachet = 0,3 g

    13. Citrus orange = 0,1 % = 0,1/100 x 5 gram = 0,005 g

    0,005 g x 6 sachet = 0,03 g

    14.Dekstrin= 5 gram - (0,6+1,2+2,05) g

    = 1,15 g

    = 1,2 g

    1,2 g x 6 sachet = 7,4 g

    III.4 Perhitungan Dosis

    1. Vitamin C

    DL untuk dewasa : sehari 75 mg 1 g

    Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 1 g = 1,04 g

    2. Vitamin B1

    DL untuk dewasa: sehari 5 mg 10 mg

    Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 10 mg = 10,41 mg

    3. Vitamin B2

    DL untuk dewasa : sehari 2 mg

    Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 2 mg = 2,08 mg

    4. Vitamin B6

    DL untuk dewasa: sehari 1 mg/2 mg

    Untuk umur 24 tahun: 24+1/24 x 2 mg = 2,08 mg

    5. Vitamin B3

    DL untuk dewasa sehari: 15 mg 50 mg

    Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 50 mg = 52,08 mg

    DM untuk dewasa sekali : 500 mg

    Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 500 mg = 520,8 mg

  • DM untuk dewasa sehari : 1 g

    Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 1 g =1,4 g

    6. Vitamin B5

    DL untuk dewasa sehari : 4-7 mg

    Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 7 mg = 7,29 g

    III.5 Cara Kerja

    1. Metode pembuatan

    Pembuatan vitamin B kompleks dan vitamin C effervescent powder

    digunakan metode granulasi basah (Ansel, 216)

    2. Langkah kerja

    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    Dibersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70%

    Ditimbang vitamin C sebanyak 3 g, vitamin B1 sebanyak 0,06 g,

    vitamin B2 sebanyak 0,03 g, vitamin B3 sebanyak 1,7 g, vitamin B5

    sebanyak 0,3 g, vitamin B6 sebanyak 0,48 g, asam sitrat sebanyak3,6

    g, asam tartrat sebanyak 7,2 g, natrium bikarbonat sebanyak 12,3 g,

    natrium benzoat sebanyak 0,03 g, natrium metabisulfit 0,3 g, sakarin

    0,006 g, citrus orange 0,03 g dan dekstrin sebanyak 7,4 g

    Digerus semua bahan yang benbentuk kristal pada lumpang yang

    berbeda

    Dimasukkan semua bahan ke dalam wadah tumbling

    Dicampurkan dengan menggunakan metode tumbling hingga

    homogen

    Ditambahkan citrus orange dan dicampurkan hingga homogen

    Dikepal campran bahan tersebut hingga terbentuk masa kepal

    Diayak masa kepal dengan menggunakan ayakan mesh 10 kemudian

    ditimbang granul basah

    Dikeringkan dalam oven dengan suhu 40oC

    Granul yang telah kering ditimbang dan dibagi menjai 6 bagian

    dengan bobot yang sama, masing-masing 5 g

    Dimasukkan ke dalam kemasan yang kedap udara

  • Dimasukkan ke dalam dos yang berisi etiket dan brosur

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    IV.1 Hasil pengamatan

    1. Uji susut pengeringan (LOD = Lost On Drying)

    %LOD =

    =

    =

    = 0,227 x 100%

    = 22,7 %

    2. Uji kandungan kelembaban (MC = Moisture Content)

    %LOD =

    =

    =

    = 0,29 x 100%

    = 29,4 %

    IV.2 Pembahasan

    Dalam praktikum teknologi sediaan padat kali ini, dilakukan

    percobaan mengenai pembuatan serbuk effervescent vitamin C dan

    vitamin B kompleks. Dimana serbuk effervescent merupakan granul atau

    serbuk kasar sekali dan mengandung unsur obat dalam campuran yang

    biasanya teriri dari natrium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartrat. Bila

    ditambahkan dengan air, asam dan basanya akan bereaksi membebaskan

    karbondioksida sehingga menghasilkan buih (Ansel, 2008: 214). Sediaan

    serbuk effervescent tersebut dibuat untuk menjaga dan memulihkan

    stamina setelah bekerja.

    Dalam pembuatan serbuk effervescent ini, digunakan zat aktif berupa

    vitamin C dan vitamin B kompleks. Dimana vitamin merupakan senyawa

  • organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan

    kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim

    metabolisme. Serta sumber asam dan basa yang digunakan yaitu asam

    sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat yang merupakan bahan penting

    dalam serbuk effervescent karena jika asam dan basanya bereaksi akan

    membebaskan karbondioksida (CO2) sehingga menghasilkan buih (Ansel,

    2008: 214).

    Sebelum melakukan percobaan, pertama-tama disiap alat dan bahan

    yang akan digunakan. Bahan yang digunakan yaitu vitamin C, vitamin B

    kompleks, asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat, natrium benzoat,

    natrium metabisulfit, sakarin,citrus orange, dan dekstrin. Selanjutnya

    dibersihkan alat menggunakan kapas yang dibasahi alkohol 70%.

    Penggunaan alkohol bertujuan untuk mensterilkan alat yang akan

    digunakan agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme. Selanjutnya

    ditimbang vitamin C sebanyak 3 g, vitamin B1 sebanyak 0,06 g, vitamin B2

    sebanyak 0,03 g, vitamin B3 sebanyak 1,7 g, vitamin B5 sebanyak 0,3 g,

    vitamin B6 sebanyak 0,48 g, asam sitrat sebanyak3,6 g, asam tartrat

    sebanyak 7,2 g, natrium bikarbonat sebanyak 12,3 g, natrium benzoat

    sebanyak 0,03 g, natrium metabisulfit 0,3 g, sakarin 0,006 g, citrus orange

    0,03 g dan dekstrin sebanyak 7,4 g dengan menggunakan neraca analitik.

    Kemudian digerus semua bahan yang berbentuk kristal pada

    lumpang yang berbeda-beda. Setelah itu masukkan semua bahan yang

    telah menjadi serbuk ke dalam wadah tumbling. Dicampurkan dengan

    menggunakan metode tumbling hingga homogen. Dituangkan semua

    bahan ke dalam lumping. Setelah itu, ditambahkan citrus orange dan

    dicampur hingga homogen. Tujuan dari penambahan citrus orange yaitu

    untuk member warna yang menarik dan aroma yang harum pada sediaan

    tersebut. Setelah itu dikepal semua bahan tersebut hingga terbentuk masa

    kepal.

    Setelah itu masa kepal tersebut diayak dengan menggunakan ayakan

    mesh 10 kemudian ditimbang. Tujuan pengayakan yaitu untuk

  • mendapatkan bentuk granul yang labih halus. Kemudian dikeringkan pada

    oven dengan suhu 40oC denga tujuan mendapatkan granul yang kering.

    Granul yang telah kering ditimbang dan dibagi menjai 6 bagian dengan

    bobot yang sama, masing-masing sebanyak 5 g. setelah itu dimasukkan ke

    dalam kemasan yang kedap udara dengan tujuan untuk menghindari

    serbuk effervescent terbut terkontaminasi dengan udara, mikroorganisme

    serta cahaya. Terakhir dimasukkan ke dalam dos yang berisi etiket dan

    brosur.

    Serbuk effervescent yang telah jadi dilakukan evaluasi granul yaitu

    berupa uji susut pengeringan dan uji kadar air. dari uji susut pengeringan

    dengan mnggunakan rumus diperoleh hasil yaitu 22,7%, sedangkan hasil

    dari uji kadar air yaitu 29,4%.

    Serbuk effervescent tersebut dicampur dengan air untuk mengetahui

    terbentuknya buih serta terbebasnya karbondioksida. Hasilnya yaitu

    terbebesnya karbondioksida dan terbentuknya buih namun serbuknya

    terapung diatas air atau tidak larut. Hal tersebut dikarenakan terdapat

    vitamin B2 yang ternyata tidak larut dalam air serta tidak menggunakan

    asam tartrat sehingga hasilnya tidak maksimal.

    IV.2.1 Kemungkinan kesalahan

    Dalam praktikum kali ini terdapat beberapa kemungkinan kesalahan

    yang menyebabkan hasilnya tidak maksimal diantaranya:

    Kurangnya ketelitian praktikan dalam menimbang bahan yang akan

    digunakan

    Tidak lengkapnya bahan-bahan yang tersedia di laboratorium

    Kurangnya ketelitian praktikan dalam mencampur bahan-bahannya

    Kurangnya ketelitian praktikan dalam memahami sifat fisikokimia zat

    aktif