efektifitas ekstrak madu dalam menghambat pertumbuhan...

67
EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU KARET DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : BAGUS KUSUMA WARDHANA 1111103000032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

Upload: leliem

Post on 07-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU KARET DALAM

MENGHAMBAT PERTUMBUHAN

BAKTERI Escherichia coli

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

BAGUS KUSUMA WARDHANA

1111103000032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

LAMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

l. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

i

t-

l

tI

I

f-

Bdgus Kusuma Wardhana

11r1103000032

Page 3: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU KARET DALAM

MENGHAMBAT PERTUMBUHAN

BAKTERI Escherichia coli

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Bagus Kusuma Wardhana

NIM: 1111103000032

Pembimlqing 2

LIvl'dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh. Ph.D

NIP. 19770102 200501 2007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAI\ DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H I 2014l1M

dr. Erike Anggraini S. M.Pd

NrP. 1981092620t101 2 007

Page 4: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul EFEKTIFITAS EKSTRAK VIADU KARET DALANT

MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang diajukan oleh

Bagus Kusuma Wardhana (NIM: 1111103000032), telah diujikan dalam sidang di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada5 September 2014. Laporan penelitian ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked)

pada Program Studi Pendidikan Dokter.

I akarta, 5 September 201 4

DEWAN PENGUJIKetua Sidang

cw&dr. Erike Anegraini S. M.Pd

Pembimbipg

---- //

VfiNrP. 19810926 201101 2007

YuliaNIP. 19

Dekan FKIK UIN

-

dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh. Ph.D

NrP. 19770102 200s01 2 007

Penguji 2

dCnvr-t5dr. Alyya Siddiqa. Sp. FK

NrP. 197s080E2409n2005

PIMPINAN FAKULTAS

Kaprodi PSPD FKIK UIN

Penguji 1

S.Si, M.Biomed90915 200801 2022

T/r"-p.or.ffidin,sp.And ar. wi\ri a.ain{ H,r.ciri. spcr- NrF]fqil to23 2ot 1o1 2 oo3

IV

Page 5: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

v

Kata Pengantar

Alhamdulillah, dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas

rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan dan menyusun

skripsi ini dengan judul “EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU KARET DALAM

MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis tidak akan melupakan jasa-jasa dari

berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan

petunjuk, bimbingan, nasehat-nasehat serta semangat yang sangat berguna bagi

penulis. Sehubungan dengan itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih

kepada :

1. Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter

3. dr. Erike Anggraini S, M.Pd selaku pembimbing pertama.

4. dr Siti Nur Aisyah Jauharoh, PhD selaku pembimbing kedua.

5. Orang tua (Suharnoto, ST, M.Kes dan Ninik S, SKM, M.Kes)

6. Dr. P.A. Kodrat Pramudho, SKM, M. Kes selaku Kepala Balai Besar Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pencegahan Penyakit Menular Jakarta

7. Ibu Murni selaku staf Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pencegahan Penyakit Menular Jakarta

8. Kak Bayu selaku kakak kelas jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

9. Dosen dan staf Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

10. Rekan-rekan seperjuangan PSPD 2011

Page 6: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

vi

Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak lain yang

memerlukan. Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 5 September 2014

Penulis

Page 7: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

vii

ABSTRAK

Bagus Kusuma Wardhana. Program Studi Pendidikan Dokter.

EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU KARET DALAM MENGHAMBAT

PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli. 2014.

Angka kejadian diare akibat Escherichia coli pada anak di Indonesia masih

cukup tinggi. Penggunaan madu sebagai pilihan alternatif terapi diare akibat

Escherichia coli pada anak diharapkan dapat menurunkan angka kejadian diare di

Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antimikroba madu dalam

menghambat pertumbuhan Escherichia coli. Aktivitas antibakteri dari sampel

madu karet yang diproduksi oleh lebah madu (Apis mellifera) diukur menggunakan

metode difusi. Sampel madu karet dibagi menjadi 4 variasi konsentrasi (20%, 25%,

50%, 100%). Penelitian ini menggunakan 2 tipe pelarut yaitu aseton dan n-heksan.

Hasil dari proses ekstraksi madu karet berupa residu/cairan dan sedimen/endapan.

Pada residu madu tidak memiliki daya hambat. Sedangkan pada sedimen madu dan

madu karet murni tanpa proses ekstraksi memiliki efek daya hambat pada

konsentrasi 25-100%. Masing-masing kelompok uji yang memiliki efek

menghambat terhadap bakteri Escherichia coli dibandingkan dengan amoksisilin

25 ug (22,1 mm). Kesimpulan, madu murni pada konsentrasi 100% (29,87 mm)

memiliki daya hambat lebih baik dibandingkan dengan kelompok uji lainnya pada

penelitian ini (p = 0,000).

Kata Kunci : daya hambat, madu, Escherichia coli

Bagus Kusuma Wardhana. Medical Study Program of FMHS. THE

EFFECTIVENESS OF RUBBER HONEY EXTRACT IN INHIBITING

Escherichia coli GROWTH. 2014

Diarrhea caused by Escherichia coli infection incidence is still high among

children in Indonesia. Honey has been one of the alternatives for the therapy of

diarrhea caused by Escherichia coli infection in children. This study purpose to

know antimicroba effect in honey to inhibit Escherichia coli growth. Once

clinically proven to be effective, it may be widely used with the hope of decreasing

Page 8: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

viii

the number of diarrhea cases significantly. Antibacterial effect of the rubber honey

produced from the honey bee (Apis mellifera) is measured using the diffusion

method. In this study, the rubber honey sample is divided into 4 different

concentrations (20%, 25%, 50%, and 100%) and is dissolved in either aceton or

n-hexane solvents. The results of the para honey extraction process, the residue

(fluid) and the sediment (precipitate), are then analyzed. The residue does not show

any inhibitory quality, whereas the honey sediment and the pure un-extracted

rubber honey appear to have inhibitory effect at the concentration of 25% – 100%.

Each of these test groups has inhibitory effect to Escherichia coli bacteria which

was compared to that of Amoxicillin 25 ug (22.1 mm). In conclusion, this study

proves that pure honey of 100% concentration (29.87 mm) has better inhibitory

effect compared to those of other test groups’ (p = 0,000).

KEYWORDS : inhibitory effect, honey, Escherichia coli

Page 9: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

ix

DAFTAR ISI

Lembar Judul.................................................................................................... i

Lembar Pernyataan Keaslian Karya............................................................... ii

Lembar Persetujuan Pembimbing................................................................... iii

Lembar Pengesahan.......................................................................................... iv

Kata Pengantar.................................................................................................. v

Abstrak............................................................................................................... vii

Daftar Isi............................................................................................................ ix

Daftar Tabel...................................................................................................... xi

Daftar Gambar................................................................................................... xii

Daftar Lampiran................................................................................................ xiii

Bab 1 : Pendahuluan......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 2

1.3. Hipotesis................................................................................................ 3

1.4. Tujuan.................................................................................................... 3

1.4.1. Tujuan Umum.............................................................................. 3

1.4.2. Tujuan Khusus............................................................................. 3

1.5. Manfaat Penelitian................................................................................. 3

Bab 2 : Tinjauan Pustaka.................................................................................. 4

2.1. Landasan Teori.......................................................................................4

2.1.1. Klasifikasi Lebah Penghasil Madu.............................................. 4

2.1.2. Definisi Madu.............................................................................. 5

2.1.3. Manfaat Madu.............................................................................. 7

2.1.4. Mekanisme Agen Antimikroba (Flavonoid)................................ 10

2.1.5. Kriteria Uji Madu......................................................................... 11

2.1.6. Klasifikasi Zona Hambat Amoksisilin......................................... 13

2.1.7. Uji Sensitifitas Agen Antimikroba...............................................14

2.1.8. Morfologi dan Klasifikasi Escherichia coli................................. 15

2.1.9. Jenis-jenis Bakteri Escherichia coli............................................ 17

2.1.10. Penyakit-penyakit akibat Escherichia coli.................................20

2.2. Kerangka Konsep.................................................................................. 23

Page 10: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

x

2.3. Definisi Operasional............................................................................. 24

Bab 3 : Metode Penelitian................................................................................. 26

3.1. Desain Penelitian................................................................................... 26

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................. 26

3.3. Sampel Penelitian.................................................................................. 26

3.4 Identifikasi Variabel............................................................................... 27

3.4.1.Variabel Bebas............................................................................. 27

3.4.2. Variabel Terikat.......................................................................... 27

3.5. Alat dan Bahan Penelitian..................................................................... 28

3.5.1. Alat Penelitian............................................................................. 28

3.5.2. Bahan Penelitian.......................................................................... 28

3.6. Cara Kerja Penelitian............................................................................. 28

3.6.1. Sterilisasi alat.............................................................................. 28

3.6.2. Pembuatan media agar................................................................ 29

3.6.3. Kultur Bakteri............................................................................. 29

3.6.4. Prosedur Ekstraksi...................................................................... 29

3.6.5. Pembuatan Variabel Konsentrasi................................................. 30

3.6.6. Metode disk diffusion.................................................................. 30

3.7. Pengolahan dan Analisis Data............................................................... 31

3.8. Alur Penelitian....................................................................................... 32

Bab 4 : Hasil dan Pembahasan......................................................................... 33

4.1. Hasil Uji Standarisasi Madu................................................................. 33

4.2. Metode Ekstraksi Madu Karet.............................................................. 33

4.3. Hasil Uji Aktivitas Agen Antibakteri Ekstrak Madu........................... 34

Bab 5 : Kesimpulan dan Saran........................................................................ 41

5.1. Kesimpulan............................................................................................ 41

5.2. Saran...................................................................................................... 41

Daftar Pustaka................................................................................................... 42

Lampiran........................................................................................................... 45

Page 11: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Uji madu berdasarkan SNI 01-3545-2004.......................................... 12

Tabel 2.3 Klasifikasi Zona Hambat Amoksisilin terhadap bakteri..................... 13

Tabel 4.1 Hasil ekstrak cair-cair madu karet...................................................... 33

Tabel 4.2 Hasil pengukuran ............................................................................... 35

Tabel 4.3 Kriteria Hasil Zona Hambat................................................................ 38

Tabel 4.4 Hasil pengolahan data......................................................................... 40

Page 12: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lebah Apis mellifera ..................................................................... 4

Gambar 2.2 Escherichia coli ...............................................................................15

Gambar 2.3 Escherichia coli .............................................................................. 15

Gambar 2.4 Dinding Bakteri Gram Negatif........................................................ 17

Gambar 2.5 Patofisiologi Escherichia coli.......................................................... 22

Gambar 2.6 Kerangka Konsep........................................................................... 23

Gambar 3.1 Alur Penelitian............................................................................... 32

Gambar 4.1 Hasil pengukuran zona hambat....................................................... 37

Page 13: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Uji Disk Difusi...................................................................... 45

Lampiran 2. Uji Normalisasi SPSS..................................................................... 47

Lampiran 3. Hasil Post Hoc One Way Anova.................................................... 48

Lampiran 4. Metode Ekstraksi............................................................................. 49

Lampiran 5. Surat Determinasi............................................................................ 50

Lampiran 6. Surat Keterangan Lebah Apis mellifera.......................................... 53

Lampiran 7. Riwayat Penulis............................................................................... 54

Page 14: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kematian anak-anak di dunia akibat diare menurut data Centers for

Disease Control and Prevention tahun 2013, sebanyak 2.195 anak per hari1.

Kejadian ini melebihi data kematian anak akibat AIDS, campak, maupun

malaria. Sedangkan menurut data dari National Center of Biotechnology

Information kematian akibat infeksi sebesar 64% pada anak-anak dengan

usia di bawah 5 tahun pada data tahun 2010 mencapai 6 juta anak. Di

Indonesia diare masih menjadi masalah kesehatan dengan morbiditas dan

mortalitasnya yang cukup tinggi. Diare merupakan penyebab kematian ke-13

di Indonesia dan penyebab kematian utama pada balita. Survei yang

dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan dari tahun 2000 sampai

2010 menunjukkan adanya kenaikan setiap tahunnya, pada tahun 2000

tercatat kejadian diare sebesar 301/1000 penduduk dan tahun 2010

menunjukkan 411/1000 penduduk2.

Penyakit diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun

parasit. Beberapa bakteri yang sering menyebabkan diare yaitu Escherichia

coli, Campylobacter, Shigella, Vibrio cholerae, dan Salmonella. Sedangkan

pada infeksi virus dapat disebabkan oleh rotavirus maupun adenovirus. Pada

golongan parasit yaitu Giardia intestinalis, Cryptosporidium parvum,

Entamoeba histolytica, dan Cyclospora cayetanensis. Faktor risiko terbesar

pada diare merupakan kebersihan yang buruk yang memudahkan tumbuhnya

berbagai macam kuman penyebab infeksi.

Bakteri Escherichia coli yang bersifat flora normal di usus dapat berubah

menjadi patogen sehingga menginfeksi saluran pencernaan. Pada saat

mengkonsumsi makanan yang tingkat kebersihannya rendah, maka bakteri

Escherichia coli akan masuk ke usus dan menginfeksinya. Hal ini diperburuk

ketika sistem imun menurun. Rusaknya struktur saluran pencernaan akibat

infeksi bakteri Escherichia coli akan menurunkan fungsi saluran pencernaan

sehingga terjadi diare.

Page 15: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

2

Penyakit lain yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli

yaitu Infeksi Saluran Kemih (ISK). Escherichia coli merupakan penyebab

infeksi bakteri utama pada ISK. Diperkirakan 70-95% termasuk dalam

penyakit yang didapat pada komunitas dan 50% infeksi nosokomial. Kasus

ISK di dunia diperkirakan sebesar 150 juta per tahun22

.

Telah banyak pengobatan secara medikamentosa untuk mengatasi diare

dan ISK akibat infeksi mikroorganisme terutama Escherichia coli. Namun

berkembang juga pengobatan alternatif menggunakan herbal dengan madu.

Madu dianggap mempunyai efek antibakteri dan antiradang yang membantu

penyembuhan dinding usus akibat infeksi mikroorganisme. Efektivitas madu

yang dianggap memiliki kemampuan sebagai antibakteri sudah banyak

dibuktikan oleh peneliti-peneliti terdahulu5. Pada penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Agil Dananjaya (2013)23

tentang ekstrak metanol fraksi etil

asetat madu terhadap pertumbuhan E-coli secara in vitro menggunakan

metode disk diffusion dengan variasi konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, dan

100%. Pada konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, dan 100% menghasilkan

masing-masing rata-rata zona hambat sebesar 11,8 mm, 16,6 mm, 19,6 mm,

dan 25,6 mm.

Hal ini juga sesuai dengan Al-Quran surat An Nahl ayat 69 yang

menyebutkan “Dari perut lebah keluar minuman (madu) yang

bermacam-macam warnanya dan didalamnya terdapat obat yang dapat

menyembuhkan manusia”.

Oleh sebab itu, peneliti tertarik dalam meninjau lebih dalam lagi tentang

efektivitas ekstrak madu dalam menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli sehingga nantinya dapat dipergunakan sebagai alternatif

terapi terhadap penyakit akibat Escherichia coli.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah madu karet efektif menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli ?

Page 16: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

3

1.3 Hipotesis

Madu karet efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia

coli.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh madu karet dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli.

1.4.2 Tujuan Khusus

Mengetahui konsentrasi ekstrak madu karet yang paling efektif

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

1.5 Manfaat Penelitian

Masyarakat dapat mengetahui informasi tentang fungsi madu karet

dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli sebagai salah satu bakteri

penyebab penyakit diare.

Page 17: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Klasifikasi Lebah Penghasil Madu

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hymenoptera

Famili : Apidae

Genus : Apis

Spesies : Apis andreniformis, Apis cerana, Apis dorsata, Apis

florea, Apis koschevnikovi, Apis laboriosa, Apis

mellifera

Sumber : Ketut Patra, 20114

Di dunia terdapat kurang lebih 20.000 jenis lebah. Namun hanya 6

jenis yang tergolong lebah penghasil madu. Diantara lebah penghasil

madu tersebut, hanya terdapat 2 jenis lebah yang dapat diternakkan

secara rasional dan ekonomis, yaitu Apis mellifera dan Apis cerana. Jenis

yang hidup di Asia, termasuk di Indonesia yaitu Apis mellifera indica.

Gambar 2.1 Lebah Apis mellifera

sumber : entnemdept.ufl.edu

Page 18: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

5

Lebah madu adalah jenis serangga yang berperan dalam

menghasilkan madu. Lebah ini digolongkan menjadi 3 jenis yaitu lebah

ratu, lebah pejantan, dan lebah pekerja. Serangga ini mengubah nektar

yang dihasilkan tanaman menjadi madu selanjutnya madu akan disimpan

dalam sarang lebah3.

2.1.2 Definisi Madu

Madu merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki nilai gizi

tinggi dan memiliki rasa yang manis. Lebah merupakan penghasil madu

dengan cara megumpulkan kemudian mengubah hasil sekresi (nektar)

dari salah satu tanaman lalu dicampurkan dengan invertin dan disimpan

didalam sarangnya. Nektar merupakan cairan manis atau senyawa

kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar necterifier tanaman.

Nektar terdiri dari zat gula, air, dan zat zat lainnya. Lebah harus

mengumpulkan antara 3 kilogram sampai 4 kilogram nektar agar

menghasilkan 1 kilogram madu.

Berdasarkan cara pengambilannya, madu dikelompokkan menjadi 2,

yaitu :

1. Madu liar adalah madu yang diambil langsung dari sarang

lebah yang terdapat di pohon-pohon di alam bebas.

2. Madu ternak adalah madu yang dihasilkan dipeternakan, lebah

tinggal dalam kotak yang terbuat dari kayu dan suasananya dibuat

senyaman mungkin dengan lokasi peternakan lebah harus dekat

dengan tanamannya3.

Madu memiliki beberapa komposisi yaitu air (17,2%), zat gula

(81,3%), dan sisanya merupakan asam-asam amino, vitamin, mineral

(besi, fosfor, magnesium, aluminium, natrium, kalsium, dan kalium),

enzim, hormon, zat bakterisida, dan zat aromatik. Zat gula dalam madu

memiliki komposisi yaitu fruktosa (38,19%), glukosa (31,28%), sukrosa

(5%), maltosa dan disakarida lain (6,83%). Madu memiliki kandungan

vitamin C (asam askorbat), vitamin B6 (piridoksin), thiamin (B1),

Page 19: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

6

riboflavin (B2), niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat, dan vitamin

K. Selain itu madu memiliki kandungan asam organik yaitu asam asetat,

asam butirat, format, suksinat, glikolat, malat, proglutamat, sitrat, dan

piruvat3.

Enzim yang terdapat pada madu murni memiliki keuntungan untuk

kesehatan manusia, tetapi dalam proses pemanasan dan penyimpanan

yang terlalu lama dapat mengurangi aktivitas enzim11

. Madu juga

memiliki beberapa jenis enzim yang terdapat didalamnya seperti enzim

peroksidase, lipase, diastase, invertase, dan glukosa oksidase.

Masing-masing enzim memiliki fungsi yang berbeda, yaitu :

1. Enzim diastase merupakan enzim yang mengubah karbohidrat

komplek (polisakarida) menjadi karbohidrat yang sederhana

(monosakarida)

2. Enzim invertase adalah enzim yang dapat memecah molekul

sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

3. Enzim oksidase adalah enzim yang membantu proses oksidasi

glukosa menjadi asam peroksida.

4. Enzim peroksidase berfungsi dalam melakukan proses oksidasi

metabolisme.

Dalam 1 kg madu sama dengan 3.280 kalori. Kandungan kalori ini

termasuk sangat besar. Sehingga nilai kalori 1 kg madu setara dengan

4 kg kentang, 5,7 liter susu, 1,68 kg daging, 25 buah pisang,

40 buah jeruk, dan 50 butir telur ayam. Selain itu madu memiliki

kandungan karbohidrat yang tinggi sedangkan rendah lemak.

Faktor Penentu Kualitas Madu :

1. Kadar Air

Kuantitas kadar air dapat menentukan tingkat keawetan madu.

Semakin tinggi kadar air maka semakin mudah terjadinya

fermentasi. Hal ini disebabkan adanya jamur yang tumbuh aktif

Page 20: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

7

didalam madu. Banyaknya kandungan air dalam madu dapat diukur

menggunakan alat hydrometer.

2. Keasaman

Dalam kandungan madu terdapat kandungan asam organik

seperti asam sitrat, asam asetat, asam laktat, asam butirat, asam

oksalat, asam suksinat, dan asam format. Semakin tinggi kadar asam

inilah yang dapat memperngaruhi pertumbuhan dari bakteri. Tetapi

dengan kadar asam yang sangat tinggi maka madu tersebut tidak

dapat dikonsumsi oleh manusia.

3. Glukosa

Kandungan gula pada nektar sebagian besar merupakan sukrosa.

Selama proses pematangan maka enzim invertase akan memcah

sukrosa menjadi lebih sederhana lagi yaitu fruktosa dan glukosa.

4. Warna

Madu secara umum memiliki warna coklat. Namun ada

beberapa faktor yang mempengaruhi warna madu, yaitu jenis asal

tanaman yang diambil nektarnya, sifat tanah asal tanaman, serta

tingkat pemanasan. Pemanasan madu dalam jangka yang lama akan

merubah warna madu menjadi lebih tua dan akan menimbulkan

kerak pada dasar madu.

5. Aroma

Aroma madu akan sejalan dengan warna madu. Makin gelap

warna madunya maka aromanya akan makin keras atau menyengat.

Tetapi jika kemasan tidak ditutup rapat maka aroma akan cepat

menguap. Begitu juga jika dilakukan pemanasan, maka aroma akan

mudah menghilang.

2.1.3 Manfaat Madu

Di dalam Al-Qur’an pada surat An Nahl ayat 68 yang berbunyi

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “Buatlah sarang sarang di

bukit-bukit, di pohon pohon kayu, dan di tempat yang dibikin

manusia.”” Pada surat An Nahl ayat 69 yang berbunyi “Dan Kemudian

Page 21: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

8

makanlah dari tiap tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan

Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar

minuman (madu) yang bermacam macam warnanya, di dalamnya

terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada

yang demikian itu benar benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi

orang orang yang memikirkan.”

Beberapa penelitian menyebutkan khasiat ataupun manfaat dari

madu. Beberapa manfaat madu, yaitu :

1. Madu dapat mempercepat proses penyembuhan pada luka bakar4.

Jika madu dioleskan pada kulit yang mengalami luka bakar, maka

madu akan mengurangi rasa sakit dan mencegah pembentukan

lepuhan.

2. Madu dapat mengatasi masalah insomnia (susah tidur). Dokter asal

Inggris berpendapat bahwa madu memiliki kandungan zat yang

berfungsi untuk mengurangi rasa stres dan memiliki zat tidur.

Dokter asal Rusia pun berpendapat bahwa dengan mengkonsumsi

satu sendok sedang madu di pagi hari akan mempermudah proses

tidur pada malam hari, namun pada penderita insomnia berat

dianjurkan mengkonsumsi dua sendok kecil madu sebelum tidur.

3. Madu baik untuk pencernaan. Madu memiliki molekul gula yang

mudah dirubah menjadi fruktosa dan glukosa sehingga pada

pencernaan yang sensitif pun dapat mencerna madu dengan mudah.

4. Madu sidr telah digunakan dalam aplikasi medis yaitu terapi

penyakit hati, ulkus lambung, infeksi respirasi, gangguan digestif,

penyakit mata, terapi bedah (caesarian section). Madu sidr memiliki

antioksidan kuat dan antibakteri9.

5. Madu dapat memperkuat kinerja otot jantung. Ibnu sina

menyebutkan bahwa dengan mengkonsumsi madu dan buah delima

dapat memberikan energi dan vitalitas untuk memperkuat otot

jantung berdasarkan ensiklopedia medis. Hal ini terjadi karena efek

madu terhadap peluasan pembuluh darah arteri.

Page 22: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

9

6. Madu dapat meredakan batuk maupun menghilangkan dahak dan

untuk terapi kolitis14

.

7. Madu sangat bermanfaat bagi bayi, luka bakar10

, dan saluran

pernapasan bagian atas4.

8. Madu sebagai antioksidan. Kandungan dalam madu memiliki

komposisi vitamin C, enzim, fenol, flavonoid, asam organik.

9. Madu sebagai obat alternatif kecantikan. Madu dapat digunakan

sebagai masker wajah dengan manfaat membuat kulit halus, kuat,

lembut, segar, dan mencegah proses penuaan.

10. Memiliki potensi mengurangi patogen pada makanan13

dan

mencegah masuknya infeksi15

Beberapa penelitian tentang madu menunjukkan adanya aktivitas

bakterisidal terhadap organisme patogen termasuk bakteri Gram negatif

dan Gram positif5,6

. Madu juga telah dilaporkan memiliki efek

menghambat pertumbuhan pada 60 spesies bakteri termasuk aerob dan

anaerob7. Banyak juga penelitian bahwa madu memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri yang sudah resisten terhadap beberapa jenis antibiotik8.

Madu gunung memiliki aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri

Gram negatif maupun positif12

.

Banyak penelitian yang sudah meneliti khasiat madu seperti

pengaruhnya sebagai agen antibakteri. Beberapa faktor yang

berpengaruh yaitu :

1. Kadar gula yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan bakteri

2. Tingkat keasaman madu yang tinggi akan mengurangi pertumbuhan

dan kehidupan bakteri8.

3. Terdapat senyawa hidrogen peroksida (H2O2) yang membunuh

mikroorganisme patogen8.

4. Adanya senyawa organik (polifenol, flavonoid, inhibin, dan

glikosida) yang bersifat antibakteri19

. Bahan aktif tersebut dapat

merusak integritas dinding sel sehingga dapat menghambat atau

Page 23: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

10

membunuh bakteri. Inhibin lebih sensitif terhadap bakteri Gram

negatif daripada Gram positif.

5. Memiliki efek osmotik yang tinggi dan fitokimia alami8.

Madu murni memiliki efek bakterisidal terhadap beberapa

organisme patogenik termasuk enteropatogen yaitu Salmonella sp,

Shigella sp, Escherechia coli, dan organisme gram negatif lainnya. Madu

dapat memperpendek durasi pada pasien diare dengan gastroenteritis

akibat infeksi bakteri. Sehingga madu menjadi salah satu alternatif terapi

kolitis14

.

2.1.4 Mekanisme Agen Antimikroba (Flavonoid)

Madu memiliki senyawa-senyawa yang dianggap sebagai agen

antimikroba. Agen antimikroba memiliki efek bakteriostatik dan

bakterisidal. Salah satu jenis antimikroba pada madu adalah flavonoid.

Beberapa mekanisme flavonoid sebagai agen antimikroba, yaitu :

1. Menghambat fungsi membran sitoplasma

Sophoraflavanone G memberikan dampak pada membran sel

bakteri. Jenis flavonoid ini mengganggu tingkat kestabilan lapisan

membran bagian dalam dan luar. Hal ini terjadi akibat flavonoid

menyerang daerah membran sel yang bersifat hidrofobik maupun

hidrofilik. Epigallocatechin gallate dapat menginduksi terjadinya

kebocoran pada ruang intraliposomal sehingga molekul-molekul

kecil dapat memasuki ruang tersebut. Catechins dapat penetrasi ke

lapisan membran lipid sehingga menggangu fungsi dari lapisan

membran tersebut. Cathechins dapat juga menyebabkan fusi pada

membran luar dan dalam sehingga terjadi kebocoran dan agregasi

dari meterial. Semua mekanisme tersebut pada akhirnya dapat

meningkatkan permeabilitas sel sehingga sel akan lisis.

Page 24: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

11

2. Menghambat metabolisme energi

Licochalcone A dapat menghambat penggabungan prekursor

radioaktif menjadi makromolekul (DNA, RNA dan protein),

menghambat konsumsi oksigen, menghambat aktivitas

NADH-sitokrom c reduktase. Sehingga pembentukkan energi yang

seharusnya dibutuhkan tidak dapat terbentuk. Akhirnya

menyebabkan kematian sel.

3. Menghambat sintesis asam nukleat

Penelitian yang dilakukan oleh Mori dan rekan kerjanya21

membuktikan bahwa flavonoid jenis robinetin dan myricetin dapat

menghambat sintesis DNA dan RNA. Menghambat sintesis protein

dan lemak. Hal ini terjadi karena cincin B pada flavonoid dapat

berikatan dengan unsur hidrogen pada penghubung antara basa purin

(guanin & adenin) dengan basa pirimidin (sitosin & timin)

sehingga enzim helikase yang berfungsi sebagai pemutus ikatan

ganda DNA tidak dapat mengenalinya dan tidak dapat berfungsi

sehingga sintesis asam nukleat tidak dapat terjadi.

Flavonoid menghambat aktifitas DNA girase karena flavonoid

dapat berikatan dengan subunit GyrB pada DNA girase Escherichia

coli sehingga proses perbaikan segmen yang bermasalah dan

replikasi DNA tidak dapat terjadi. Berhubung aktivitas DNA girase

sangat bergantung pada kebutuhan ATP, maka apabila flavonoid pun

menghambat aktivitas enzim ATPase maka sintesis asam nukleat

pada bakteri Escherichia coli tidak dapat terjadi.

2.1.5 Kriteria Uji Madu

Hasil uji sampel madu karet yang dilakukan di Laboraturium

Analisis dan Kalibrasi Balai Besar Industri Agro. Hasil uji akan ditinjau

berdasarkan SNI 01-3545-2004, antara lain :

1. Enzim diastase berfungsi dalam merubah polisakarida menjadi

monosakarida. Proses pengujian aktifitas enzim diastase

Page 25: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

12

berdasarkan prinsip larutan pati dengan ditambahkan iod

menghasilkan warna biru. Enzim diastase mengubah pati menjadi

gula. Sehingga jika adanya aktifitas enzim diastase, warna biru akan

pada larutan pati akan menghilang. Semakin tinggi aktifitas enzim

diastase maka semakin cepat warna biru akan menghilang.

2. Hidroksimetilfurfural (HMF) pada madu merupakan indikator

kesegaran dan pemprosesan panas yang dilakukan pada madu serta

dapat dilakukan untuk pedoman lamanya penyimpanan. Pada saat

penyimpanan, kadar HMF dapat meningkat 2-3 mg/kg/tahun,

berdasarkan suhu dan pH pada proses penyimpanan. Proses

pengujian hidroksimetilfurfural (HMF) berdasarkan prinsip

perbedaan absorbansi, contoh panjang gelombang 284 nm dari 336

nm, dengan menggunakan pembanding berupa larutan natrium

bisulfit (NaHSO3).

3. Proses pengujian kadar air menggunakan prinsip pembacaan nilai

indeks bias madu dengan suhu 20oC atau suhu pembaca yang telah

dikoreksi 20oC menunjukkan besarnya kadar air pada madu. Proses

pengujian tingkat keasaman pada madu menggunakan prinsip

netralisasi asam dengan basa. Metode pengujian arsen dapat

dilakukan dengan cara yaitu spektrofotometri biru molibdenium,

spektrofotometri perak dietilditiokarbamat, dan spektrofotometri

serapan atom.

Tabel 2.2 Uji madu berdasarkan SNI 01-3545-2004

No Jenis uji Satuan Persyaratan

1 Aktifitas enzim diastase DN Minimal 3

2 Hidroksimetilfurfural

(HMF) mg/kg Makssimal 50

3 Air % b/b Maksimal 22

Page 26: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

13

2.1.6 Klasifikasi Zona Hambat Amoksisilin

Pada uji sensitivitas terhadap mikroba dapat dilakukan

menggunakan antibiotik amoksisilin. Zona hambat dari hasil pengukuran

tersebut akan diklasifikasikan berdasarkan CLSI guidelines 2011.

Tabel 2.3 Klasifikasi Zona Hambat Amoksisilin terhadap bakteri

Zona hambat agen antimikroba berdasarkan CLSI guidelines 2011

Antibiotik Dosis Perlakuan Susceptible Intermedietly

susceptible

Resistant

Amoksisilin 20/10

ug

Enterobacteriaceae ≥ 18 mm 14-17 mm ≤ 13 mm

Haemophilus

influenzae

≥ 20 mm ≤ 19 mm

Staphylococcus

aureus

≥ 20 mm ≤ 19 mm

4 Gula pereduksi (dihitung

sebagai glukosa) % b/b Minimal 65

5 Keasaman ml NaOH

1 N/kg Maksimal 50

6 Sukrosa % b/b Maksimal 5

7 Padatan yang tak larut

dalam air % b/b Maksimal 0,5

8 Abu % b/b Maksimal 0,5

9

Cemaran logam

Timbal (Pb)

Tembaga (Cu)

mg/kg

mg/kg

1,0

5,0

10 Cemaran arsen (As) mg/kg 0,5

Page 27: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

14

2.1.7 Uji Sensitifitas Agen Antimikroba

Melakukan uji sensitifitas bakteri terhadap agen antimikroba dapat

dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode disk diffusion dan metode

Minimal Inhibitory Concentration (MIC). Interpretasi hasil dari kedua

metode tersebut berdasarkan The National Committee for Clinical

Laboratory Standards (NCCLS).

Metode disk diffusion terdiri dari 8 tahapan prosedur yaitu tentukan

koloni, siapkan suspensi inokulum, standarisasi suspensi inokulum,

inokulasikan pada cawan, letakkan disk antimikroba, inkubasi cawan,

ukur zona hambat, dan interpretasikan hasil24

. Pada tahap penentuan

koloni lakukan seleksi koloni secara tepat terlebih dahulu, biakan pada

media selektif, dan lakukan standarisasi suspensi tersebut. Jika pada

penelitian menggunakan lebih dari satu koloni maka peluang untuk

mendeteksi adanya resistensi menjadi lebih besar. Pada tahap selanjutnya,

saat melakukan standarisasi suspensi inokulum dapat dilakukan dengan 2

cara yaitu secara langsung dan fase pertumbuhan dengan perbandingan

logaritma. Namun sebelum menggunakan kedua metode tersebut,

kekeruhan suspensi harus dicocokkan dengan larutan McFarland 0,5.

Pada tahap inokulasi pada cawan dapat dilakukan dengan swab yang

dicelupkan pada media suspensi kemudian goreskan pada cawan yang

sudah ada media agar selektif. Pada tahap selanjutnya, disk yang sudah

direndam di agen antimikroba selama 15 menit dapat diletakkan pada

cawan inokulum. Lalu inkubasi cawan 35OC selama 16-18 jam.

Kemudian ukur zona hambat yang terbentuk dengan menggunakan

penggaris atau jangka sorong.

Metode Minimal Inhibitory Concentration (MIC) merupakan metode

untuk mengetahui konsentrasi terendah agen antimikroba yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri. Determinasi jumlah koloni bakteri

pada dilusi yang spesifik terhadap agen antimikroba. Ada 7 tahapan

prosedur dalam menggunakan metode MIC yaitu inokulasi, persiapan

suspensi inokulum, campurkan suspensi inokulum sampai

Page 28: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

15

mencair/merata, cek kejernihan inokulum, pencegahan agar tidak

menguap, inkubasi pada suhu 35OC selama 16-20 jam. Pada proses

inokulasi, lakukan isolasi koloni pada media agar selektif selama 18-24

jam. Kemudian buatlah suspensi dengan mencocokkan dengan

McFarland 0,5. Lalu campur suspensi 2 mL dengan aquade 38 mL untuk

pengenceran, lakukan dengan hati-hati. Kemudian untuk mengecek

kemurnian inokulum, lakukan kultur pada media agar di cakram lalu

inkubasi 37OC untuk mengecek apakah ada koloni bakteri yang tumbuh.

2.1.8 Morfologi dan Klasifikasi Escherichia coli

Taksonomi :

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

Sumber : ncbi.nlm.nih.gov

Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang bersifat Gram

negatif, berbentuk batang, tidak memiliki spora, dan memiliki fimbrae

(flagella peritrikus). Bakteri ini bersifat anaerobik fakultatif, dapat hidup

pada suhu optimum 370C. Escherichia coli memiliki kemampuan untuk

memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan gas.

Gambar 2.3 Escherichia coli

Sumber : Kayser, 2005 Gambar 2.2 Escherichia coli

Sumber : Jawetz dkk, 2010

Page 29: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

16

Dinding sel terdiri dari beberapa lapisan yang bersifat rigid yang

melapisi bagian luar dari membran plasma17

. Fungsi dari dinding sel,

yaitu :

1. Memberikan bentuk dari sel bakteri tersebut

2. Melindungi sel dari proses lisis osmotik, seperti efek yang

ditimbulkan oleh beberapa jenis antibiotik dan substansi yang

bersifat toksik

3. Bersifat patogenik

Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel yang kompleks dengan

ketebalan 2-7 nm lapisan peptidoglikan yang kemudian dilapisi lagi oleh

lapisan peptidoglikan 2-8 nm pada bagian luar (outer membrane).

Dinding bakteri Gram negatif lebih rentan terhadap tekanan osmotik.

Pada Gram negatif terdapat struktur yang penting, terletak diantara

membran plasma dengan outer membrane yang disebut periplasmic

space. Ruangan ini terisi oleh periplasm. Terdapat lapisan peptidoglikan

tipis setelah membran plasma dan selanjutnya terdapat periplasmic space

dengan kontribusi terhadap dinding sel sebesar 5-10 %. Salah satu

contoh, pada bakteri E. coli, lapisan ini termasuk tebal dengan 2 nm dan

terdiri hanya satu atau dua lapisan peptidoglikan.

Pada Bakteri Gram negatif terdapat periplasmic space yang memiliki

daya tarik lebih kuat daripada bakteri Gram positif. Ketika ada

gangguan pada dinding sel bakteri maka dengan kemampuan yang

dimiliki oleh periplasmic space, membran plasma akan tetap kokoh pada

tempatnya. Serta periplasmic space dapat mengeluarkan enzim

periplasmic dan protein dalam sistem pertahanannya.

Pada membran terluar terdapat lipopolisakarida (LPSs), yang

merupakan kompleks molekul terdiri dari lipid, karbohidrat, dan 3

bagian yaitu lipid A, inti polisakarida, antigen O. Daerah lipid A terdiri

dari dua glukosamine derivat gula dengan 3 asam lemak dan phospat

yang melekat. Asam lemak A melekat pada permukaan membran terluar

Page 30: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

17

dan bergabung dengan inti polisakarida. Antigen O merupakan rantai

polisakarida .

Lipopolisakarida (LPS) memiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Berkontribusi terhadap gangguan pada permukaan bakteri karena

memiliki inti polisakarida yang terdiri dari gula dan phospat,

2. Membantu stabilisasi pada struktur permukaan membran karena

lipid A sebagai pemegang peranan terbesar dalam hal ini,

3. Proses pertahanan dalam mekanisme pembuatan biofilm,

4. Bertanggungjawab terhadap permeabilitas dinding sel dari

faktor-faktor gangguan seperti antibiotik dan toksik bagi bakteri.

Lapisan membran terluar lebih permeabel daripada membran plasma

sehingga nutrisi dapat mudah masuk melalui protein porin seperti

glukosa dan jenis monosakarida lainnya,

5. Mempertahankan sifat patogen bakteri terhadap serangan imun

tubuh,

6. Lipid A pada LPS merupakan toksik bagi tubuh, sehingga jika

memasuki pembuluh darah manusia dapat menimbulkan gejala

gejala toksik seperti shok septik.

2.1.9 Jenis-jenis Bakteri Escherichia coli

1. Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC)

EPEC merupakan penyebab tersering diare pada neonatus di

negara berkembang. Pada awalnya EPEC menempel pada sel

mukosa di usus kecil. Manifestasi klinis berupa diare yang sangat

Gambar 2.4 Dinding Bakteri Gram Negatif

Sumber : Hanna-Lenna, 2007

Page 31: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

18

cair. Hal ini dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan namun bisa

juga menjadi kronis sehingga harus menggunakan antibiotik.

2. Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC)

ETEC merupakan penyebab tersering diare pada neonatus di

negara berkembang yang sering berpergi-pergian ke suatu daerah

yang baru traveler’s diarrhea dan gastroenteritis. Jalur transmisi

melalui fecal-oral; sanitasi dan kebersihan yang buruk, serta

makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi.

Pada awalnya ETEC menempel pada sel epitel pada usus kecil.

Beberapa strain jenis ETEC memproduksi heat-labile exotoxin

(LT). Toksik ini mempengaruhi aktivitas adenilat siklase. Sehingga

meningkatkan konsentrasi cyclic adenosine monophosphate

(cAMP). Hal ini menyebabkan hipersekresi cairan dan clorin dan

menghambat reabsorbsi sodium. Lumen usus mejadi terenggang

akibat hipersekresi cairan dan hipermotilitas. Beberapa jenis ETEC

lainnya ada yang menghasilkan heat-stable enterotoxin (ST). Toksik

ini dapat mengaktifkan guanilat siklase pada epitel sel enterik

sehingga dapat menyebabkan diare yang lebih berat.

Masa inkubasinya sekitar 24-72 jam. Gejala-gejala yang dapat

muncul pada seseorang yang terinfeksi yaitu demam rendah, diare

akan cair tanpa disertainya darah maupun mukus, muntah, asidosis,

terasa keram pada perut, dan dehidrasi.

3. Shiga Toxin Producing Escherichia coli (STEC)

Bakteri ini memiliki 2 jenis sitotoksik yaitu Shiga-like toksik 1

dan Shiga-like toksik 2. STEC dapat menyebabkan perdarahan

kolon, diare berat, hemolisis uremi sindrom, gagal ginjal akut,

mikroangiopati hemolitik anemia, dan trombositopenia. The

Shiga-like toxins memiliki struktur yang mirip dengan toksik yang

dihasilkan shigella yaitu Shigella dysenteriae type 1. Pemeriksaan

penunjang yang dapat dilakukan adalah uji sitotoksik sel kultur

Page 32: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

19

menggunakan metode vero sel dan polymerase chain reaction

(PCR). Beberapa manifestasi klinis diatas seperti perdarahan kolon

dapat dicegah dengan memasak terlebih dahulu daging yang ingin

dikonsumsi.

4. Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)

EIEC sering terjadi pada anak-anak di negara berkembang dan

pada orang-orang yang sering berpergi-pergian ke daerah tertentu.

Bakteri ini memiliki sifat patogen mirip shigella yaitu nonmotil dan

dapat memfermentasikan laktosa. EIEC dapat menimbulkan

manifestasi klinis jika menginvasi epitel sel mukosa pada intestine.

Masa inkubasi sekitar 12-72 jam. EIEC dapat menyebabkan basilar

disentri pada anak-anak. Jalur transmisi masuknya bakteri ini

melalui fecal-oral. Gejala khas yang muncul adalah diare dengan

campuran darah pada fesesnya.

5. Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC)

EAEC dapat menyebabkan diare akut dan kronik (>14 hari).

Biasanya terjadi pada negara-negara berkembang maupun

negara-negara industri penghasil pangan. Bakteri ini dapat

memproduksi ST-like toxin dan hemolisin serta enterotoksin. Jalur

transmisi melalui fecal-oral; sanitasi dan kebersihan yang buruk,

serta makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi. Masa

inkubasi selama 12-72 jam. Gejala yang dapat timbul adalah

gangguan saluran pencernaan disertai diare yang sangat cair,

demam, kram dan muntah, terkadang ditemukan darah pada

fesesnya. Ini merupakan penyakit yang serius jika diderita oleh

infant.

6. Escherichia coli-Enterohemorrhagic (EHEC)

EHEC dapat menyebabkan hemorragic colitis. Sebagian besar

transmisi melalui person to person, makanan yang terkontasminasi,

Page 33: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

20

seperti daging setengah matang dan melalui fecal-oral. Masa

inkubasi selama 2-8 hari. Beberapa gejala yang dapat mencul seperti

demam rendah, kram, nyeri perut, diare yang sangat cair disertai

darah. Sebagian kecil pasien anak-anak, penyakit ini akan

berkelanjutan menjadi hemolitik uremik syndrom. Sebagian besar

kasus, penyakit ini bersifat self-limitied.

2.1.10 Penyakit-penyakit akibat Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli memiliki habitat asli pada saluran

gastrointestinal. Namun bakteri ini dapat bermigrasi ke organ-organ

lainnya dan dapat menyebabkan keadaan patogen pada daerah yang

ditempatinya seperti bermigrasi ke saluran kemih sehingga

menyebabkan Infeksi Saluran Kemih (ISK). Kondisi optimum untuk

bakteri ini tumbuh pada temperatur antara 45-114oF, pH antara 6-8.

Tetapi ada beberapa jenis Escherichia coli yang dapat hidup pada pH

dibawah 4,3 maupun pH antara 9-10.

Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri penyebab terbesar

penyakit diare. Diare lebih banyak menyerang usia muda seperti

anak-anak daripada dewasa. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu makanan dan kebersihan yang kurang. Banyak anak yang tidak

memperhatikan kebersihan tangannya sebelum mengkonsumsi makanan.

Hal ini lah yang menjadi faktor risiko terbesar anak-anak mengalami

diare.

Diare merupakan keluarnya cairan abnormal pada saluran keluar

gastrointentinal dengan peningkatan frekuensi. Diare akut terjadi kurang

dari 2 minggu, kemudian jika 2 sampai 4 minggu terjadi maka disebut

diare persisten, sedangkan jika durasi sudah melebihi 4 minggu maka

dikatakan diare kronik.

Sebagian besar (90%) penyebab diare akut merupakan akibat dari

infeksi agen mikroorganisme. Hal ini dapat disertai dengan manifestasi

klinis berupa demam, muntah, dan nyeri abdomen. Namun penyebab

Page 34: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

21

lainnya dapat disebabkan oleh medikasi, toksik, serta kondisi-kondisi

lainnya.

E.coli merupakan organisme flora normal pada fecal. Mekanisme

E.coli dapat menyebabkan diare, diawali dengan menempelnya

organisme pada glikoprotein atau reseptor glikolipid kemudian diikuti

dengan produksi substansi berbahaya yang dapat merusak dan

menggangu fungsi dari sel usus18

.

ETEC dapat menyebabkan sedikit atau bahkan tidak ada perubahan

terhadap mukosa usus. Tetapi organisme ini dapat membentuk kolonisasi

pada usus kecil dan membentuk sebuah enterotoksin. Kolonisasi pada

usus memerlukan adanya fimbrial colonization factor antigens (CFAs).

CFAs yang kemudian menginduksi terjadinya penempelan pada epitel

usus. ETEC dapat memproduksi heat-labile enterotoxin (LT) atau

heat-stable enterotoxin (ST) atau keduanya. Kedua jenis enterotoksin ini

memiliki mekanisme yang berbeda dalam menyebabkan diare. LT

merupakan molekul besar yang terdiri dari 5 subunit reseptor pengikat

dan 1 subunit enzimatik aktif. LT secara struktural dan fungsional mirip

dengan toksin kolera. LT dapat menstimulasi adenilat siklase sehingga

siklus adenosin phospat meningkat. Sedangkan ST merupakan molekul

kecil yang berbeda dengan LT maupun toksin kolera. ST dapat

menstimulasi guanilat siklase sehingga siklus guanosin monophospat

meningkat.

EIEC menyebabkan lesi dengan disertainya ulkus, perdarahan, dan

infiltrasi dari polymorphonuclear leukocytes (PMN) dan edema pada

mukosa bahkan dapat mencapai submukosa. Strain EIEC memiliki

mekanisme yang mirip dengan shigella dalam menginvasi epitel usus

dan menyebabkan gejala mirip disentri. Proses terjadinya invasi dimulai

dari organisme memasuki sel kemudian melakukan multiplikasi di dalam

sel lalu menyebar melalui intraselular dan interselular dan akhirnya sel

tersebut akan mati.

Page 35: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

22

EPEC dapat menyebabkan struktur vili usus menjadi rusak,

perubahan area menjadi inflamasi dan terkelupasnya mukosa sel

superfisial. Lesi ini biasanya terjadi pada daerah duodenum sampai

kolon. Mekanisme EPEC menyebabkan diare terbagi menjadi 3 tahap.

Pertama, bakteri menempel pada epitel usus pada lokasi tertentu. Kedua,

memproduksi dan mentranslokasi protein bakteri sampai membentuk

komplek menyerupai jembatan yang menghubungkan bakteri dengan sel

host. Ketiga, terjadi penempelan yang sangat kuat antara bakteri dengan

sel host. Pada tahap ketiga ditandai dengan penempelan bakteri pada sel

host yang sangat kuat, penghapusan enterosit, dan membentuk formasi

bertumpuk-tumpuk.

STEC biasanya menginfeksi bagian kolon sehingga menyebabkan

edema, deposit fibrin, perdarahan pada submukosa, terbentuk ulkus pada

mukosa, infiltrasi netrofil, dan mikrovaskular trombus. Biasanya juga

terlihat pseudomembran kolitis. Organisme ini memproduksi toksin

Stx16

, yang terdiri dari 2 tipe yaitu Stx1 dan Stx2. Masing-masing toksin

Gambar 2.5 Patofisiologi Escherichia coli

sumber : James dkk, 2004

Page 36: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

23

memiliki sub unit A dan B. Sub unit B akan mengikat reseptor

glikospingolipid pada host. Sub unit A akan di endositosis. Toksin akan

menyerang target 28S rRNA sehingga sisntesis protein akan terhenti dan

sel akan mati. Stx pada akhirnya akan bersirkulasi pada pembuluh darah

sehingga mengaktifkan kaskade koagulasi yang menyebabkan

terbentuknya mikrotrombus, intravaskular hemolisis, dan iskemia.

2.2 Kerangka Konsep

Gambar 2.6 Kerangka Konsep

Madu memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaat madu sebagai agen

antimikroba. Senyawa antimikroba tersebut yaitu flavonoid. Jenis-jenis

flavonoid yaitu apigenin, galangin, pinocembrin, ponciretin, genkwanin,

sophoraflavanone G dan derivatnya, naringin, naringenin, epigallocatechin

gallate dan derivatnya, luteolin, luteolin 7-glucoside, quercetin,

Madu

Agen

Antimikroba

Unsur-unsur

penyebab

penyakit

Etiologi :

Escherichia coli

patogen

Pertumbuhan

koloni

Escherichia coli

terhambat

Bakteriostatik Bakteriosidal

Page 37: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

24

3-O-methylquercetin, quercetin glycosides, kaempferol dan derivatnya. Jenis

flavonoid lainnya adalah flavone glycosides, isoflavones, flavanones,

isoflavanones, isoflavans, flavonols, flavonol glycosides, dan chalcones.

Senyawa-senyawa dapat menghambat pertumbuhan dan multiplikasi bakteri

(bakteriostatik) serta dapat membunuh sel bakteri (bakterisidal). Sehingga

pertumbuhan koloni bakteri seperti Escherichia coli dapat terhambat.

2.3 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Skala Kategori

Variabel Terikat (dependent)

Zona Hambat

Diameter zona hambat

pada pertumbuhan bakteri

Escherichia coli secara in

vitro

Numerik Numerik /

angka

Variabel Tidak Terikat (independent)

Madu Karet Konsentrasi madu karet

tanpa proses ekstraksi Kategorik

100%

50%

25%

20%

Residu (Madu

Karet +

Aseton)

Konsentrasi residu madu

karet dengan proses

ekstraksi menggunakan

pelarut aseton

Kategorik

100%

50%

25%

20%

Sedimen

(Madu Karet

+ Aseton)

Konsentrasi sedimen

madu karet dengan proses

ekstraksi menggunakan

pelarut aseton

Kategorik

100%

50%

25%

20%

Residu (Madu

Karet +

n-Heksan)

Konsentrasi residu madu

karet dengan proses

ekstraksi menggunakan

pelarut n-heksan

Kategorik

100%

50%

25%

20%

Page 38: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

25

Sedimen

(Madu Karet

+ n-Heksan)

Konsentrasi sedimen

madu karet dengan proses

ekstraksi menggunakan

pelarut n-heksan

Kategorik

100%

50%

25%

20%

Kontrol

Negatif

Pelarut dalam proses

ekstraksi yang digunakan

sebagai kontrol

pertumbuhan Escherichia

coli secara in vitro

Kategorik Aseton

n-heksan

Kontrol

Positif

Antibiotik yang

digunakan sebagai kontrol

pertumbuhan Escherichia

coli secara in vitro

Kategorik Amoksisilin

25 ug

Page 39: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

26

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian uji eksperimental secara in

vitro dengan post test control only design menggunakan teknik disk diffusion

untuk melihat peranan ekstrak madu karet dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pembelian dan determinasi dilakukan di Taman Wisata Lebah

Madu Cibubur daerah Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur. Sedangkan

pengekstrakan dan uji sensitivitas madu karet dilakukan di Balai Besar

Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta. Penelitian

ini dilakukan mulai pada bulan Februari sampai Agustus 2014.

3.3 Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan bakteri Escherichia coli yang ditanamkan

dalam media nutrien agar. Pada penelitian ini menggunakan uji in vitro.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jumlah kelompok sebanyak 7

kelompok yaitu madu karet tanpa ekstraksi, ekstrak madu dengan variasi

konsentrasi 20%, 25% , 50% , 100%, serta kontrol positif menggunakan

antibiotik amoksisilin 25 ug maupun kontrol negatif menggunakan pelarut

aseton dan n-heksan.

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus federer :

Keterangan :

k = jumlah kelompok perlakuan

n = jumlah sampel dalam tiap kelompok

(k-1).(n-1) ≥ 15

Page 40: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

27

Sehingga hasil penghitungan sampel menurut rumus federer, sebagai

berikut :

(k-1).(n-1) ≥ 15

(7-1).(n-1) ≥ 15

6.(n-1) ≥ 15

6n - 6 ≥ 15

6n ≥ 21

n ≥ 21/6

n ≥ 4 (hasil pembulatan)

Maka jumlah pengulangan yang dipakai pada penelitian ini berjumlah 4

pengulangan.

3.4 Identifikasi Variabel

3.4.1 Variabel Bebas

Madu karet 100% dan hasil ekstraksi madu karet yang berasal dari

lebah Apis mellifera berupa sedimen maupun residu dari pelarut aseton

dan n-heksan dengan berbagai variasi konsentrasi (20% , 25% , 50% ,

100%), kontrol positif menggunakan antibiotik amoksisilin 25 ug serta

kontrol negatif menggunakan pelarut aseton dan n-heksan.

3.4.2 Variabel Terikat

Zona hambat (zona bening) pada pertumbuhan bakteri Escherichia

coli di media nutrien agar yang diukur diameternya menggunakan jangka

sorong dengan satuan milimeter (mm)

Page 41: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

28

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Alat Penelitian

3.5.2 Bahan Penelitian

3.6 Cara Kerja Penelitian

3.6.1 Sterilisasi Alat

Seluruh peralatan yang akan digunakan selama penelitian harus

dibersihkan dengan cara dicuci kemudian dikeringkan lalu dibungkus

dengan kertas alumunium foil. Kemudian dilakukan sterilisasi di dalam

autoclave selama 30 menit dengan mengatur tekanan sebesar 1,5 atm

pada suhu 121o C.

1. Bunsen

2. Alumunium foil

3. Laminar air flow

4. Tabung reaksi

5. Rak tabung

6. Blank disk

7. Mikro pipet

8. Autoclav

9. Ose

13. Alat tulis

14. Label

15. Timbangan

16. Kamera

17. Baki

18. Vortex

19. Tissue

20. Pinset

21. Korek api

25. Alkohol

26. Jangka sorong

27. Inkubator

28. Kapas swab

29. Pengukur waktu

30. Cawan petri

31. Spatula

1. Nutrien agar

2. Madu Karet

3. Ekstrak Madu

4. Aseton

5. n-Heksan

6. Amoksisilin 25 ug

10. Labu ukur

11. Timbangan elektronik

12. Gelas beker

22. Oven

23. Shaker

24. Corong pisah

Page 42: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

29

3.6.2 Pembuatan Media Agar

11,5 gram nutrient agar dilarutkan dalam 500 mL akuades lalu

dipanaskan sampai mendidih selama ± 40 menit. Setelah itu disterilkan

dalam autoklaf pada suhu 121oC tekanan 1,5 atm selama 15 menit.

3.6.3 Kultur Bakteri

Butiran cryo Escherichia coli yang berasal dari microbank dengan

suhu -800C dimasukkan ke dalam media cair Buffered Peptone Waters

(BPW). Kemudian inkubasi di dalam inkubator selama 24 jam dengan

suhu 37oC.

3.6.4 Prosedur Ekstraksi

Proses ekstrasi madu karet menggunakan metode ekstrak cair-cair.

Dengan perbandingan (madu : pelarut) sebanyak (1 : 1). Ambil madu

karet sebanyak 50 mL. Kemudian madu karet dimasukan kedalam

masing-masing corong pisah A dan B. Lalu tambahkan pelarut 50 mL

aseton pada corong pisah A dan 50 mL n-heksan pada corong pisah B.

Setelah itu corong pisah dikocok selama 3 jam dengan shaker. Lalu

pindahkan dari corong pisah A ke gelas beker C dan corong pisah B ke

gelas beker D untuk dilakukan pemisahan secara sempurna antara madu

karet dan pelarut selama 12 jam. Lalu hasil ekstrak madu karet dengan

pelarut yang sudah didiamkan selama 12 jam pada gelas beker C dan D

kemudian dikeluarkan dan dipisahkan menggunakan pipet lalu

diletakkan pada gelas beker E, F, G, H. Kemudian dipekatkan

menggunakan oven dengan suhu 80oC.

Keterangan (Lampiran 5) :

1. Corong pisah A : campuran (madu karet + aseton)

2. Corong pisah B : campuran (madu karet + n-heksan)

3. Gelas beker C : hasil ekstrak (madu karet + aseton)

4. Gelas beker D : hasil esktrak (madu karet + n-heksan)

5. Gelas beker E : residu/cairan hasil ekstrak (madu karet + aseton)

Page 43: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

30

6. Gelas beker F : sedimen/endapan hasil ekstrak (madu karet + aseton)

7. Gelas beker G : residu/ cairan hasil ekstrak (madu karet + n-heksan)

8. Gelas beker H : sedimen/endapan hasil ekstrak (madu karet +

n-heksan)

3.6.5 Pembuatan Variabel Konsentrasi

Uji antibakteri dengan madu karet tanpa ekstraksi dan ekstrak madu

karet dengan variasi konsentrasi yang disesuaikan dengan penelitian

sebelumnya yaitu 20 %, 25 %, 50 %, 100 % dan kontrol positif

menggunakan antibiotik amoksisilin 25 ug. Sedangkan kontrol negatif

menggunakan pelarut aseton dan n-heksan.

Keterangan : n = volume zat terlarut

Sehingga peneliti menggunakan volume zat terlarut saat konsentrasi

20%, 25%, 50%, dan 100% berturut-turut yaitu 1 mL, 1,25 mL, 2,5 mL,

dan 5 mL.

3.6.6 Metode disk diffusion

Ambil kultur dalam BPW (Buffered Peptone Water) menggunakan

pipet sebanyak 1 mL lalu masukkan ke dalam masing-masing cawan

petri kemudian campur dengan nutrien agar sebanyak 15-20 mL.

Kemudian blank disk direndam didalam wadah yang berisi

residu/sedimen/aseton/n-heksan/madu karet selama 15 menit. Kemudian

blank disk yang sudah terendam serta antibiotic disk amoksisilin 25 ug

diletakkan di cawan petri yang sudah berisi biakan murni bakteri

Escherichia coli. Lalu diinkubasi didalam inkubator dengan suhu 37o

selama 24 jam. Kemudian disk akan berdifusi pada media nutrient agar

tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

pada mikroorganisme di permukaan media nutrient agar. Kemudian

Konsentrasi Volume zat terlarut

Volume zat terlarut + volume pelarut

100% X =

Page 44: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

31

diukur diameter zona hambat menggunakan jangka sorong dengan

ketelitian 0,02 milimeter (mm).

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah uji statistik one way ANOVA. Uji

statistik one way ANOVA digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh

pemberian ekstrak madu karet terhadap pertumbuahan Escherichia coli.

Analisis data menggunakan program SPSS (Statistical Product of Service

Solution) for Windows versi 17.

Page 45: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

32

3.8 Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Uji

Determinasi

Pengambilan

Sampel Madu

Ekstrak Madu

Variasi

Konsentrasi

Nutrien

agar

Uji disk difusi

Uji statistik

Kultur

Bakteri

Escherichia

coli

Rerata tiap

kelompok

Kesimpulan

G

Madu

tanpa

ekstrak

A

20 %

E

Kontrol Negatif

(aseton &

n-heksan)

F

Kontrol Positif

(amoksisilin

25 ug)

B

25 %

C

50 %

D

100 %

Page 46: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

33

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Standarisasi Madu

Pihak PT. Madu Pramuka melakukan uji standarisasi sampel madu karet

murni di Laboratorium Analisis dan Kalibrasi Balai Besar Industri Agro.

Berdasarkan uji Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) 01-3545-2004, maka

dari hasil 10 parameter yang sudah dilakukan pada uji madu karet yaitu uji

aktifitas enzim diastase, hidroksimetilfurfural (HMF), kadar air, gula

pereduksi (dihitung sebagai glukosa), tingkat keasaman, dan sukrosa telah

memenuhi standarisasi uji.

4.2 Metode Ekstraksi Madu Karet

Pencampuran antara madu karet dengan pelarut yang berbeda

kepolarannya bertujuan untuk memisahkan zat aktif pada madu karet dengan

tingkat kepolaran yang berbeda. Namun untuk lebih mempermudah

pemisahannya digunakan corong pisah selama 3 jam. Kemudian

menghasilkan fasa residu/cair pada bagian atas dan fasa sedimen/endapan

pada bagian bawah. Pada ekstrak madu karet menggunakan pelarut aseton

menghasilkan 2 fasa ekstrak, yaitu fasa residu/cairan berwarna bening krem

dan endapan berwarna krem. Pelarut aseton telah menarik zat aktif yang

terdapat pada madu karet yang ditandai dengan perubahan warna pelarut

menjadi bening krem.

Tabel 4.1 Hasil ekstrak cair-cair madu karet

Jenis

pelarut Fasa residu/cair Fasa sedimen/endapan

Aseton Cairan berwana bening

krem Warna krem agak kental

n-Heksan Cairan berwarna bening Warna putih susu agak kental

Page 47: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

34

Proses pemisahan menggunakan pelarut n-heksan menghasilkan fasa

residu/cair berwarna bening dan endapan/sedimen berwarna putih susu. Lalu

fasa residu/cair dan fasa sedimen/endapan dipisahkan dan dimasukkan ke

dalam gelas beker yang berbeda. Kemudian gelas beker dimasukkan kedalam

oven untuk menguapkan sehingga fasa tersebut menjadi lebih pekat.

Selanjutnya diencerkan untuk mendapatkan variasi konsentrasi yang

digunakan dalam uji aktivitas antibakteri.

4.3 Hasil Uji Aktivitas Agen Antibakteri Ekstrak Madu Karet

Uji aktivitas antibakteri ekstrak madu karet dilakukan terhadap bakteri

Escherichia coli yang bersifat Gram negatif secara in vitro menggunakan

metode difusi cakram. Terbentuknya zona difusi di koloni menunjukkan

tidak efektifnya hambatan pertumbuhan pada koloni. Namun terbentuknya

zona hambat/bening menunjukkan adanya hambatan terhadap pertumbuhan

koloni bakteri Escherichia coli. Dalam penelitian ini digunakan zona bening

sebagai indikasi adanya hambatan pada koloni bakteri yang diukur

menggunakan jangka sorong dinyatakan dalam satuan ukur milimeter

(mm)24

. Semakin luas zona hambat/bening mengindikasikan bahwa aktifitas

antibakteri madu karet semakin tinggi.

Diameter zona hambat/bening dengan variasi konsentrasi pada koloni

bakteri dibandingkan dengan zona bening/hambat disekitar cakram yang

berisi kontrol positif (amoksisilin 25ug) dan kontrol negatif (aseton maupun

n-heksan)24

. Apabila zona hambat/bening yang dihasilkan oleh ekstrak madu

karet lebih besar daripada kontrol positif maka ekstrak lebih efektif sebagai

antibakteri daripada kontrol positif secara in vitro. Sedangkan apabila zona

hambat/bening yang dihasilkan oleh ekstrak madu karet lebih kecil daripada

kontrol positif maka ekstrak kurang efektif sebagai antibakteri. Penggunaan

kontrol negatif bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada efek antibakteri

dari pelarut. Apabila kontrol negatif memiliki zona hambat/bening maka efek

antibakteri pada ekstrak akan berkurang validitasnya. Hasil uji aktifitas

antibakteri pada madu karet terdapat pada tabel 4.2.

Page 48: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

35

Tabel 4.2 Hasil pengukuran

Sampel Uji Rata-rata Zona Hambat (mm)

20% 25% 50% 100%

Madu Karet 0 0 21,03 29,88

Residu/cairan (Madu Karet +

Aseton) 0 0 0 0

Sedimen (Madu Karet +

Aseton) 0 0 21,18 28,58

Residu/cairan (Madu Karet +

n-Heksan) 0 0 0 0

Sedimen (Madu Karet +

n-Heksan) 0 14,70 18,08 26,18

Kontrol Negatif

(Aseton maupun n-heksan) - - - 0

Kontrol Positif

(Amoksisilin 25 ug) - - - 22,10

Berdasarkan tabel diatas, zona hambat tertinggi ditunjukkan oleh madu

murni dengan konsentrasi 100% sebesar 29,88 mm. Madu karet tanpa proses

ekstraksi memiliki daya hambat yang paling besar dibandingkan dengan

parameter lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa tanpa memisahkan

molekul-molekul agen antimikroba aktif berdasarkan kepolaritasannya

menggunakan pelarut aseton maupun n-heksan, madu karet murni sudah

banyak mengandung agen antimikroba aktif. Gabungan antara agen

antimikroba aktif yang bersifat polar, non polar, dan semi polar pada madu

karet murni menyebabkan pada penelitian ini memiliki zona hambat yang

paling besar sehingga madu karet tanpa proses ekstraksi menjadi kelompok

yang paling sensitif. Senyawa yang memiliki tingkat kepolaran rendah yaitu

isoflavones, flavones, methylated flavones, dan flavonols. Sedangkan senyawa

yang memiliki tingkat kepolaran lebih tinggi yaitu flavonoid glycosides dan

aglycones25

.

Page 49: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

36

Peneliti memilih kontrol positif dari golongan antibiotik beta-laktam

yaitu amoksisilin dengan dosis 25 ug. Secara keseluruhan mekanisme kerja

antibiotik golongan beta-laktam yaitu merusak dinding sel bakteri24

.

Data peneliti terlihat bahwa pada saat madu karet dengan ekstraksi

menggunakan pelarut aseton maupun n-heksan yang menghasilkan zona

hambat pada pertumbuhan bakteri Escherichia coli yaitu hanya kelompok

sedimen sedangkan kelompok residu tidak menghasilkan zona hambat.

Pelarut aseton menarik senyawa yang bersifat polar pada madu karet,

sehingga pelarut aseton akan bercampur dengan senyawa polar pada madu

karet dan senyawa-senyawa lainnya yang dicurigai memiliki efek

antimikroba akan tertinggal pada sedimen/endapan hasil ekstrasi. Sedangkan

pada pelarut n-heksan akan menarik senyawa-senyawa yang bersifat

non-polar pada madu karet sehingga pelarut akan bercampur dengan senyawa

non-polar madu karet21

dan meninggalkan sisa berupa endapan/sedimen yang

memiliki efek antimikroba.

Hal ini diduga karena banyaknya dan tingginya efek antimikroba yang

terdapat pada madu karet. Efek antibakteri pada madu karet berasal dari

flavonoid. Jenis-jenis flavonoid yaitu apigenin, galangin, pinocembrin,

ponciretin, genkwanin, sophoraflavanone G dan derivatnya, naringin,

naringenin, epigallocatechin gallate dan derivatnya, luteolin, luteolin

7-glucoside, quercetin, 3-O-methylquercetin, quercetin glycosides,

kaempferol dan derivatnya. Jenis flavonoid lainnya adalah flavone glycosides,

isoflavones, flavanones, isoflavanones, isoflavans, flavonols, flavonol

glycosides, dan chalcones21

.

Flavonoid dapat merusak membran sel dengan cara menghambat sintesis

makromolekul20

. Flavonoid juga dapat mendepolarisasi membran sel dan

menghambat sistesis DNA, RNA, maupun protein yang sudah diobservasi

pada S.aureus20

. Selain itu flavonoid juga dapat menghambat sintesis asam

nukleat, menghambat fungsi membran sitoplasma, dan menghambat

metabolisme energi pada bakteri21

.

Page 50: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

37

Gambar 4.1 Hasil pengukuran zona hambat

Hasil pengukuran zona hambat dihubungkan dengan klasifikasi zona

hambat berdasarkan tabel CLSI guidelines 2011. Bakteri Escherichia coli

merupakan keluarga dari Enterobacteriaceae. Pada penelitian ini digunakan

antibiotik amoksisilin 25 ug. Dosis amoksisilin ini yang menjadi keterbatasan

peneliti karena tidak sesuai dengan CLSI guidelines 2011. Madu karet dengan

konsentrasi 100% dengan rata-rata zona hambat 29,88 mm maupun dengan

konsentrasi 50 % dengan rata-rata zona hambat 21,03 mm bersifat

susceptible. Sedangkan semua hasil parameter uji madu karet pada

konsentrasi 25% dan 20 % dikategorikan menjadi resistant, kecuali

konsentrasi 25% pada sedimen (madu karet + n-heksan), namun peneliti

memiliki keterbatasan dalam mengkategorikan sedimen (madu karet +

n-heksan) konsentrasi 25% sebagai zona hambat atau zona difusi. Karena

peneliti hanya menggunakan indera penglihatan tanpa alat bantu spesifik

dalam melihat zona yang terbentuk dalam cawan petri.

Berdasarkan hasil pengukuran zona hambat pada madu karet yang

dihubungkan dengan klasifikasi kriteria respon penghambatan pertumbuhan

bakteri menurut Greenwood 2011 sebagai berikut :

Page 51: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

38

Tabel 4.3 Kriteria Hasil Zona Hambat

Sampel Uji Rata-rata Zona Hambat (mm)

20% 25% 50% 100%

Madu Karet Lemah Lemah Sangat

kuat

Sangat

kuat

Residu/cairan (Madu Karet +

Aseton) Lemah Lemah Lemah Lemah

Sedimen (Madu Karet +

Aseton) Lemah Lemah

Sangat

kuat

Sangat

kuat

Residu/cairan (Madu Karet +

n-Heksan) Lemah Lemah Lemah Lemah

Sedimen (Madu Karet +

n-Heksan) Lemah Kuat Kuat

Sangat

kuat

Pada penelitian Osho dan Bello15

tahun 2010 menggunakan variasi

konsentrasi 5%, 25%, 50%, dan 100% dari madu yang diproduksi oleh lebah

Apis mellifera dengan lokasi perkebunan terletak di Negara Nigeria dan Oyo

state terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas

aeruginosa, Klebsiella pneumonia, Bacillus subtilis dan Escherichia coli.

Pada penelitian tersebut menggunakan metode well diffusion dan didapatkan

hasil yaitu pada konsentrasi 25% merupakan konsentrasi terendah ditemukan

zona hambat. Tetapi pada penelitian ini, pada konsentrasi 25% tidak

ditemukan zona hambat kecuali pada sedimen (madu karet + n-heksan)

konsentrasi 25%. Namun pada sedimen ini, peneliti merasa memiliki

keterbatasan dalam mengkategorikan bahwa adanya zona pada konsentrasi

25% termasuk dalam zona difusi atau zona hambat. Karena pada penelitian

ini, peneliti hanya menggunakan indera penglihatan untuk mengkategorikan

zona tersebut. Namun untuk memastikan lebih lanjut, dilakukan swab pada

zona tersebut lalu dikultur pada media nutrien agar yang baru kemudian

dilihat apakah ada bakteri yang hidup pada media nutrien agar baru tersebut.

Page 52: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

39

Pada penelitian yang dilakukan oleh Alqurashi dkk10

tahun 2013,

penelitian perbandingan antara madu sidr dan madu gunung dalam

menghambat pertumbuhan Escherichia coli, K. Pneumonia, P. aeruginosa,

dan A. baumanni. Penelitian tersebut menggunakan 4 metode yang berbeda

yaitu disk diffusion dengan variasi konsentrasi (10%, 20%, 40%, 60%, 80%),

gel diffusion, minimal inhibitory concentration (MIC) dan minimal

bactericidal concentration (MBC). Hasil dari penelitian tersbut ditemukan

bahwa pada pengukuran MIC madu sidr dan madu gunung terhadap E-coli

yaitu 20 mg/mL dan 20 mg/mL. Sedangkan pada pengukuran MBC madu

sidr dan madu gunung terhadap E-coli yaitu 40 mg/mL dan 40 mg/mL. Pada

pengukuran zona hambat pada konsentrasi terbesar (80%) madu sidr dan

madu gunung terhadap E-coli menghasilkan zona hambat sebesar 25 mm dan

21 mm. Sedangkan pengukuran zona hambat pada konsentrasi terkecil (10%)

madu sidr dan madu gunung terhadap E-coli menghasilkan zona hambat

sebesar 14 mm dan 13 mm. Kesimpulan pada penelitian tersebut yaitu madu

sidr lebih kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri daripada madu

gunung. Hal ini berbeda dengan hasil yang ada pada penelitian ini, pada

penelitian ini pada konsentrasi 20% sudah tidak mengindikasikan adanya

zona hambat. Hal ini terjadi karena efek agent antibakteri dengan konsentrasi

terkecil yang terdapat pada madu sidr maupun madu gunung pada peneliti

tersebut lebih besar dibandingkan oleh madu karet yang diteliti oleh peneliti.

Namun jika dibandingkan zona hambat pada konsentrasi terbesar antara

madu sidr (25.0 ± 0.58 mm) dan madu gunung (21.0 ± 0.58 mm) dengan

madu karet peneliti (29,87 ± 1,1 mm), madu karet memiliki zona hambat

lebih besar dibandingkan dengan kedua madu tersebut. Hal ini dapat terjadi

karena perbedaan konsentrasi terbesar yang digunakan pada madu sidr (80%)

dan madu gunung (80%) dengan madu karet (100%) dan dugaan kandungan

agen antimikroba pada madu karet lebih besar daripada madu gunung dan

madu sidr.

Page 53: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

40

Peneliti melakukan pengolahan data statistik menggunakan software

SPSS. Uji nomalitas menghasilkan signifikansi 0,077 (p>0,05) berarti

distribusi data normal dan uji homogenitas dengan signifikansi 0,210

(p>0,05) yang mengindikasikan bahwa varian data homogen.

Tabel 4.4 Hasil pengolahan data

Parameter Hasil

Mean Median SD

Madu Karet 100% 29,8750 29,80 1,10265

Madu Karet 50% 21,0250 21,150 0,72744

Sedimen (Madu Karet +

Aseton) 100% 28,5750 28,30 1,11766

Sedimen (Madu Karet +

Aseton) 50% 21,1750 21,20 0,29861

Sedimen (Madu Karet +

n-Heksan) 100% 26,1750 26,350 0,63966

Sedimen (Madu Karet +

n-Heksan) 50% 18,0750 18,050 1,24197

Amoksisilin 25 ug 22,10 22,10 0,42426

Uji one-way anova menghasilkan signifikansi 0,000 (p<0,05) yang

mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada tiap konsentrasi

terhadap zona hambat. Hasil uji Post Hoc menunjukkan bahwa kelompok

madu karet dengan konsentrasi 100% memiliki peran dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Escherichia coli lebih baik daripada kelompok yang

lain.

Page 54: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

41

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sebagian besar kelompok uji ekstrak madu karet berpengaruh dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

2. Ekstrak sedimen madu karet yang berasal dari pelarut aseton maupun

n-heksan dan madu karet tanpa proses ekstraksi memiliki daya hambat

minimal pada konsentrasi 50%

3. Madu karet tanpa proses ekstraksi memiliki daya hambat yang lebih baik

terhadap bakteri Escherichia coli secara in vitro daripada kelompok

ekstrak yang lainnya.

4. Berdasarkan hasil uji statistik Post Hoc One Way Anova disimpulkan

bahwa dosis yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan

Escherichia coli yaitu madu karet 100% tanpa proses ekstraksi.

5.2 Saran

1. Untuk lebih mengetahui perbandingan daya hambat yang lebih baik dari

setiap kelompok maka diperlukan penelitian selanjutnya menggunakan

pelarut yang bersifat semi polar seperti etil acetate.

2. Dibutuhkan penelitian selanjutnya secara in vivo

Page 55: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

42

DAFTAR PUSTAKA

1. Liu L, Johnson HL, Cousens S, Perin J, Scott S, Lawn JE, Rudan I, Campbell

H, Cibulskis R, Li M, Mathers C, Black RE; Child Health Epidemiology

Reference Group of WHO and UNICEF. Global, regional, and national

causes of child mortality: an updated systematic analysis for 2010 with

time trends since 2000. Lancet. 2012;379(9832):2151-61.

2. Kementrian Kesehatan RI. Data dan Informasi Kesehatan Triwulan II Situasi

Diare di Indonesia). Jakarta. 2011

3. Suranto Adji. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Jakarta : Agromedia Pustaka.

2004

4. Patra Ketut. Lebah untuk Kesejahteraan Masyarakat. Bekasi : Gaceca Exact.

2011

5. Ceyhan, N. and Ugur,A. Investigation of in vitro antimicrobial activity of

honey. Riv. Biol. B. Forum, 94(2): 363-371. 2001

6. Al-Jabri, A.A., Nzeako, B., Al-Mahrooqi, Z., Al-Naqdy, A. and Nsanze, H. In

vitro antibacterial activity of Omani and African honey. Br. J. Biomed.

Sci., 60(1):1-4. 2003

7. Hannan A, Barkaat M, Saleem S, Usman M, Gilani WA . Manuka honey and

its antimicrobial potential against multi drug resistant strains of

Typhoidal salmonellae, Ph.D. thesis, Department of Microbiology,

University of Health Science, Lahore, Pakistan. 2004

8. Patton T, Barrett J, Brennan J, Moran N. "Use of a spectrophotometric

bioassay for determination of microbial sensitivity to manuka honey". J.

Microbiol. Methods 64(1):84-95. 2006

9. Alandejani T, Marsan J, Ferris W, Slinger R, Chan F. Effectiveness of honey

on Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa biofilms.

Otolaryngol Head Neck Surg; 141(1):114-8. Epub. Mar. 2009

10. Alqurashi, A. M., Masoud, E. A., & Alamin, M. A. Antibacterial activity of

Saudi honey against Gram negative bacteria, 5(January), 1–5.

doi:10.5897/JMA2012.0235. 2013

11. Badawy, O. F. H., Shafii, S. S. A., Tharwat, E. E., & Kamal, A. M.

Antibacterial activity of bee honey and its therapeutic usefulness against

Escherichia coli O157  : H7 and Salmonella typhimurium infection,

23(3), 1011–1022. 2004

Page 56: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

43

12. Mekawey, AAI. Evaluation the inhibitory action of Egyptian honey from

various sources on fungal and bacterial growth and aflatoxins

production. Ann. Agric. 55(2):221-223. 2010

13. Taormia, P.J., Niemira, B.A. and Beuchat, L.R. Inhibitory activity of honey

against foodborne pathogens as influenced by the presence of hydrogen

peroxide and level of antioxidant power. Int. J. of Food Microbiol.

69:217-225. 2001

14. Bilsel, Y., Bugra, D., Yamaner, S., Bulut, T. and Cevikbas, U. Could honey

have a place in colitis therapy? Effects of honey, prednisolone and

disulfiram on inflammation, nitric oxide and free radical formation. Dig.

Surgery 19:306-311. 2002

15. Osho, A & Bello, O. Antimicrobial Effect of Honey Produced by Apis

mellifera on some common Human Pathogens. Department of

Microbiology, Olabisi Onabanjo University, P.M.B. 2002, Ago-Iwoye.

Asian J. Exp. Biol. SCI. Vol 1 (4) 2010:875-880. 2010

16. Kaper, J. B., Nataro, J. P., & Mobley, H. L. Pathogenic Escherichia coli.

Nature Reviews. Microbiology, 2(2), 123–40. 2004

17. Jawetz, Melnick & Adelberg’s. Medical Microbiology 25th

Edition. Mc Graw

Hill Lange. 2010

18. Pomerance, H. H. Nelson Textbook of Pediatrics. Archives of Pediatrics &

Adolescent Medicine. 1997

19. M Motior Rahman, Allan Richardson, & M Sofian-Azirun. Antibacterial

Activity of Propolis and Honey Against Staphylococcus aureus and

Escherichia coli. African Journal of Microbiology Research Vol. 4(16)

pp. 1872-1878, 18 September, 2010

20. Jean Paul Dzoyem, Hiroshi Hamamoto, Barthelemy Ngameni, Bonaventure

Tchaleu Ngadjui, Kazuhisa Sekimizu. Antimicrobial action mechanism

of flavonoids from Dorstenia Species. Drug Discoveries & Therapeutics.

2013; 7(2):66-72. 2013

21. T.P. Tim Cushnie, Andrew J. Lamb. Review Antimicrobial Activity of

flavonoids. International Journal of Antimicrobial Agents 26 (2005)

343–356. Elsevier. 2005

22. Lau, S., & Reddy, S. Major uropathogenic Escherichia coli strain isolated in

the northwest of England identified by multilocus sequence typing.

Journal of Clinical. 2008

23. Agil Dananjaya, Sri Winarsih, Bambang Prijadi. Pengaruh Ekstrak Metanol

Fraksi Etil Asetat Madu Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Secara

In Vitro. Universitas Brawijaya. 2013

Page 57: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

44

24. Stephen J. Cavalieri, et al. Manual of Antimicrobial Susceptibility Testing.

American Society for Microbiology. 2005

25. Andersen and Kenneth. Flavonoids Chemistry, Biochemistry and

Applications. Taylor & Francis Group. 2006

Page 58: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

45

LAMPIRAN 1

Hasil Uji Disk Difussion

Sedimen (madu + aseton) Madu Karet

Residu (madu + aseton) Residu (madu + n-heksan)

Sedimen (madu + an-heksan)

Page 59: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

46

Lanjutan

Aseton n-Heksan

Page 60: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

47

LAMPIRAN 2

Uji Normalisasi SPSS

Page 61: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

48

LAMPIRAN 3

Hasil Post Hoc One Way Anova

Parameter

Perlakuan

Parameter

Pembanding

Mean Difference

(I-J) Sig.

Madu Karet 100% Madu Karet 50% 8.85000* 0.000

Sedimen (madu karet +

aseton) 100% 1.30000 0,418

Sedimen (madu karet +

aseton) 50% 8.70000

* 0,000

Sedimen (Madu Karet +

n-Heksan) 100% 3.70000

* 0,000

Sedimen (Madu Karet +

n-Heksan) 50% 11.80000

* 0,000

Amoksisilin 25ug 7.77500* 0,000

Page 62: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

49

LAMPIRAN 4

Metode Ekstraksi

A

Shaker

B

C D

E F G H

Page 63: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

50

LAMPIRAN 5

Surat Determinasi

Page 64: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

51

Lanjutan

Page 65: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

52

Lanjutan

Page 66: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

53

LAMPIRAN 6

Surat Keterangan Lebah Apis mellifera

Page 67: EFEKTIFITAS EKSTRAK MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26065/1/BAGUS... · MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli yang

54

LAMPIRAN 7

Riwayat Penulis

Nama : Bagus Kusuma Wardhana

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 23 Desember 1993

Alamat : Perum Villa Mas Indah Blok B1 No 6 RT 001

RW 014, Kel Perwira, Kec Bekasi Utara

No HP : 085719077745

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. TK Bakti Siwi (1997-1999)

2. SDN Ujung Menteng 04 Pagi (1999-2005)

3. SMPN 236 Jakarta (2005-2008)

4. SMAN 103 Jakarta (2008-2011)

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-sekarang)