efek kefir terhadap gambaran histologis dan …

14
EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN KADAR MALONDIALDEHIDE HEPAR MENCIT PUTIH (MUS MUSCULUS) JANTAN GALUR BALB C DENGAN PAPARAN FORMALIN Erna Susanti dan Ni Made Dwi Aryantini 1 Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang [email protected] ABSTRACT Kefir is a probiotic drink act as therapeutic agents in liver damage caused by exposure of formaldehyde. Therapeutic activities were estimate based on the content of kefir like antioxidants, lactic acid bacteria with yeasts, and essential amino acids. The purpose of this study was to prove the influence of kefir on the histological and levels of malondialdehyde (MDA) in liver of white mice (Mus musculus) male Balb C strain that exposure by formalin. The method used is experimental method, with three treatment groups, namely: (1) normal group, (2) the induction of formaline without kefir therapy group, (3) the induction of formaline with kefir therapy group. Histological of liver viewed by HE staining and MDA levels were measured by TBARS method. There are differences in the average number of significant cell damage induced by formalin group (p = 0030, p < 0.05). There are significant differences in MDA levels induced by formalin group (p = 0023, p < 0.05). These results are based on the ability of vitamin C, E and carotene (antioxidant) against Reactive Oxygen Species (ROS) due to exposure of formaldehyde, thus preventing the MDA levels increasing. Lactic acid bacteria and yeasts can preclude the possibility of healthy cells to be attacked by ROS with increasing the body’s immunity. Essential amino acids can repairing damaged cells by stimulating cell regeneration. It can be concluded that kefir with a dose of 10 7 CFU / ml act as therapeutic agents in liver damage due to exposure to formaldehyde. Keywords: Kefir, Exposure by Formaline, Liver Histological, Levels of Malondialdehyde. ABSTRAK Kefir merupakan minuman probiotik berperan sebagai agen terapi pada kerusakan hepar yang disebabkan paparan formalin. Aktivitas terapi tersebut diduga berdasarkan kandungan antioksidan, bakteri asam laktat dan khamir, serta asam amino essensial pada kefir. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh dari kefir terhadap gambaran histologis dan kadar malondialdehide (MDA) pada hepar mencit putih (Mus musculus) jantan galur Balb C yang dipapar formalin. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimental, dengan tiga kelompok perlakuan yaitu ; (1) kelompok normal, (2) kelompok induksi formalin tanpa terapi kefir, (3) kelompok induksi formalin dengan terapi kefir. Gambaran histologis hepar dilihat melalui pewarnaan HE dan kadar MDA diukur dengan metode TBARS. Hasil penelitian menunjukkan gambaran histologis hepar kelompok terapi kefir mengalami

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …

EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DANKADAR MALONDIALDEHIDE HEPAR MENCIT PUTIH (MUS

MUSCULUS) JANTAN GALUR BALB C DENGAN PAPARANFORMALIN

Erna Susanti dan Ni Made Dwi Aryantini

1 Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang [email protected]

ABSTRACT

Kefir is a probiotic drink act as therapeutic agents in liver damage caused by exposureof formaldehyde. Therapeutic activities were estimate based on the content of kefir likeantioxidants, lactic acid bacteria with yeasts, and essential amino acids. The purpose of thisstudy was to prove the influence of kefir on the histological and levels of malondialdehyde(MDA) in liver of white mice (Mus musculus) male Balb C strain that exposure by formalin.The method used is experimental method, with three treatment groups, namely: (1) normalgroup, (2) the induction of formaline without kefir therapy group, (3) the induction of formalinewith kefir therapy group. Histological of liver viewed by HE staining and MDA levels weremeasured by TBARS method. There are differences in the average number of significant celldamage induced by formalin group (p = 0030, p < 0.05). There are significant differences inMDA levels induced by formalin group (p = 0023, p < 0.05). These results are based on theability of vitamin C, E and carotene (antioxidant) against Reactive Oxygen Species (ROS) dueto exposure of formaldehyde, thus preventing the MDA levels increasing. Lactic acid bacteriaand yeasts can preclude the possibility of healthy cells to be attacked by ROS with increasingthe body’s immunity. Essential amino acids can repairing damaged cells by stimulating cellregeneration. It can be concluded that kefir with a dose of 107 CFU / ml act as therapeuticagents in liver damage due to exposure to formaldehyde.

Keywords: Kefir, Exposure by Formaline, Liver Histological, Levels of Malondialdehyde.

ABSTRAK

Kefir merupakan minuman probiotik berperan sebagai agen terapi pada kerusakanhepar yang disebabkan paparan formalin. Aktivitas terapi tersebut diduga berdasarkankandungan antioksidan, bakteri asam laktat dan khamir, serta asam amino essensial padakefir. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh dari kefir terhadap gambaranhistologis dan kadar malondialdehide (MDA) pada hepar mencit putih (Mus musculus) jantangalur Balb C yang dipapar formalin. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metodeeksperimental, dengan tiga kelompok perlakuan yaitu ; (1) kelompok normal, (2) kelompokinduksi formalin tanpa terapi kefir, (3) kelompok induksi formalin dengan terapi kefir. Gambaranhistologis hepar dilihat melalui pewarnaan HE dan kadar MDA diukur dengan metode TBARS.Hasil penelitian menunjukkan gambaran histologis hepar kelompok terapi kefir mengalami

Page 2: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …

perbaikan dan hampir sama dengan gambaran histologis hepar kontrol (normal). Terdapatperbedaan rata- rata jumlah kerusakan sel yang signifikan dengan kelompok induksi formalin(p = 0.030, p < 0.05). Kadar MDA hepar kelompok terapi kefir dapat diturunkan hinggakurang dari kadar MDA hepar kontrol (normal). Terdapat perbedaan kadar MDA yangsignifikan dengan kelompok induksi formalin (p = 0.023, p < 0.05). Hasil ini didasarkanpada kemampuan vitamin C, E dan karoten (antioksidan) dalam melawan Reactive OxigenSpecies (ROS) akibat paparan formalin sehingga mencegah terjadinya peningkatan kadarMDA. Adanya bakteri asam laktat dan khamir dapat menghalangi kemungkinan sel-sel yangmasih sehat untuk terserang oleh ROS melalui peningkatan imunitas tubuh. Kandungan asamamino esensial berfungsi dalam memperbaiki sel-sel yang rusak dengan cara merangsangproduksi sel-sel baru (regenerasi sel). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kefir dengandosis 107 CFU/ml berperan sebagai agen terapi pada kerusakan hepar akibat paparan formalin.

Kata Kunci : Kefir, Paparan Formalin, Gambaran Histologis Hepar, Kadar Malondialdehide.

PENDAHULUANFormaldehide adalah aldehide yang

paling sederhana, dibuat secara besar-besaran melalui oksidasi methanol.Sekalipun berbentuk gas, formaldehydetidak dapat disimpan dalam bentukbebasnya, karena mudahnya senyawa iniberpolimerisasi. Formaldehyde sering dibuatdalam larutan 37% yang dinamakanformalin [1]. Formalin merupakandesinfektan yang sering digunakan sebagaibahan pengawet mayat (spesimen hayati)dengan konsentrasi 10%.

Namun, dewasa ini ter jadipenyalahgunaan formalin sebagai pengawetmakanan dengan tujuan antara lain untukmemperpanjang usia makanan, memperbaikipenampilan luar makanan, dan melindungimakanan dari serangan jamur dan bakteri.Ternyata, mendapatkan formalin tidaklahsulit karena sejumlah toko kimia biasanyamenyediakan dengan harga lima belas riburupiah perliter. Bahkan di sejumlah tempat,formalin dijual seharga tujuh ribu rupiah perliter yang umum dibeli oleh para nelayan [2].Maka, selain harga yang terjangkau,ketersediaan formalin di pasaran yangmudah didapatkan juga menjadi pemicu

penyimpangan penggunaannya sebagaipengawet makanan ini menjadi semakin luas.Kondisi ini tentunya berdampak bagikesehatan masyarakat secara umum.

Hasil penelitian Softi (2002),menemukan dalam 60 sampel mie basah(boiled noodle) dari 32 pasar tradisional diBandung positif mengandung formalin.Kandungan formalin sampel mie basahtersebut, berkisar antara 10,39 sampai117,51 ppm. Sementara hasil penelitianKurniawati (2004) menunukkan bahwa 19sampel ikan basah perairan laut dan perairanumum dari 40 sampel ikan basah yangdiambil dari empat pasar tradisional diBandung positif mengandung formalin.Kandungan formalin dalam sampel ikanbasah tersebut, berkisar antara 0,0010 ppmsampai dengan 0,9262 ppm [3].

Menurut The International forOccupational Safety Health (IOSH), kadarformaldehida yang berbahaya bagikesehatan adalah lebih dari 20 ppm [4]. Biladiabsorpsi ke dalam aliran darah,formaldehida akan dimetabolisasi menjadiasam format kemudian akan dieksresikanmelalui urine sebagai garam sodium ataudioksidasi lebih lanjut menjadi CO2 dan air.

Page 3: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …

Proses detoksifikasi ini akan berjalan efektifjika konsentrasi formaldehida yang rendahdan pada konsentrasi yang tinggimenyebabkan metabolisme berjalan lambatyang dapat menimbulkan kerusakan jaringan[5].

Hepar merupakan organpendetoksifikasi pertama terhadap segalasesuatu yang masuk ke dalam tubuh, baikmelalui oral, inhalasi maupun rutepemberian lain. Terutamanya berhubunganlangsung dengan saluran pencernaan,dimana duktus biliaris komunis dan duktuspankreatikus utama menyatu pada lengkungduodenum, menembus dinding duodenumdan memasuki lumen usus halus [6]. Kerjahepar yang berhubungan dengan toksikan,termasuk juga formalin, menyebabkan organini rentan terhadap pengaruh toksik formalintersebut. Paparan formaldehid dalam hepardapat menyebabkan menurunnyaantioksidan di dalam tubuh, sepertisuperoksid dismutase (SOD) dan gluthationperoksidase (GSH.Px). Sebaliknya,meningkatkan produksi senyawa radikalbebas atau reactive oxigen species (ROS)yang apabila bereaksi dengan molekul dalamsel dan jaringan hepar, dapat menimbulkanstress oksidatif. Stress oksidatif adalah suatukondisi tidak seimbang antara antioksidanyang ada dalam tubuh dengan produksiROS, yang menyebabkan terjadinyaperoksidasi lipid dan ditandai denganmeningkatnya produksi senyawamalondialdehide (MDA) dalam sel danjaringan hepar. Apabila kondisi ini terusberlanjut, maka terjadi kerusakan dankematian sel hepar [7].

Dampak radikal bebas formaldehidyang menimbulkan stres oksidatif dapatdicegah dengan antioksidan. Salah satusumber antioksidan adalah minumanprobiotik yang merupakan minuman olahan

susu dengan teknologi fermentasi sederhana,menggunakan bakteri asam laktat (LAB)yang kaya akan nutrisi[8]. Diketahui bahwakefir adalah minuman probiotik yangmemiliki kandungan antioksidan tinggi yaituvitamin C dan E yang dapat berperansebagai donor elektron dalam menghentikansifat reaktif dari radikal bebas [9]. Secaratidak langsung, vitamin C dan E tersebutmenginduksi enzim-enzim tertentu yangdapat meningkatan kadar antioksidanendogen seperti gluthation peroksidase(GSH.Px), superdiokside dismutase (SOD)dan katalase yang dapat menetralkansenyawa radikal bebas dan melarutkannyasehingga dapat dikeluarkan melalui sistemekskresi tubuh [10]. Dinding bakteri asamlaktat yang ada dalam kefir, mengandungsenyawa peptidoglikan dan muramyldipeptida (MDP) yang mampu mendorongterbentuknya sel-sel imun seperti sel limfositT, sel-sel B dan makrofag dalammeningkatkan ketahanan tubuh [4]. AdanyaBifidobacterium dalam kefir yang memacupengeluaran IgA, membuat sistempertahanan tubuh menjadi maksimal.Adanya asam amino esensial terutamatriptopan, dapat membantu perbaikan sel(regenerasi sel) secara maksimal [11].

Oleh karena itu, dibutuhkan sebuahlangkah yang mampu memperjelas aktivitaskefir sebagai agen terapi pada hepar yangdipapar formalin. Langkah tersebut berupadesain penelitian dengan menggunakanmencit putih sebagai hewan coba, untukmenganalisis manifestasi perubahan kadarMDA dan gambaran histologis hepar antarperlakuan. Manifestasi tersebut tampak darigambaran histologis organ hepar yangdiamati dengan metode pewarnaanHematoxylen - Eosin (HE) [12]. Sementaraperubahan kadar malondialdehide (MDA)pada jaringan hepar tersebut dapat diukur

Page 4: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …

dengan metode thiobarbituric acid reactivesubstance (TBARS) [13].

METODE PENELITIANDesain penelitian

Penelitian ini menggunakan metodeeksperimental menggunakan hewan ujimencit putih jantan galur Balb C. Variabelbebas dalam penelitian ini adalah kefir.Sedangkan variabel terikatnya adalahgambaran histologis dan kadarmalondialdehide dari hepar mencit putih.Pemilihan sampel penelitian dilakukansecara Rancangan Acak Lengkap (RAL)dengan tiga perlakuan, yaitu (1) mencit putihdengan pemberian aquades (kelompoknormal), (2) mencit putih dengan paparanformalin 25 ppm 0,5 ml p.o (kelompokinduksi formalin), (3) mencit putih denganpaparan formalin 25 ppm 0,5 ml p.o yangditerapi kefir dosis 107 CFU/ml 0,5 ml p.o(kelompok terapi kefir). Perlakuandilaksanakan selama 14 hari. Penelitian initelah mendapat persetujuan etik penelitianyang dikeluarkan oleh Akademi FarmasiPutra Indonesia Malang.

Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian dilakukan di Laboratorium

Mikrobiologi dan LaboratoriumFarmakologi Akademi Farmasi PutraIndonesia Malang, Laboratorium Ilmu FaalFK Universitas Brawijaya Malang, sertaLaboratorium Biomedika FK UniversitasMuhammadiyah Malang pada pertengahanbulan April hingga pertengahan Juli 2011.

Sampel yang digunakan sejumlah 15ekor hewan uji. Karakteristik sampel yangdigunakan antara lain ; mencit putih (Musmusculus) galur Balb C dengan jeniskelamin jantan, berusia 2-3 bulan, memilikiberat badan sebesar 30-35 g serta tidakterdapat cacat fisik.

Pengujian Mutu KefirPengujian dilakukan dengan metode

hitungan cawan. Bakteri kefir dibiakkandalam media Man Rogessa Sharpe Agar(MRSA) yang merupakan media selektifuntuk pertumbuhan bakteri asam laktat,kemudian diinkubasi selama 1 x 24 jam.Jumlah koloni bakteri dihitung berdasarkanStandar Plate Count (SPC).

Perlakuan pada hewan ujiSebelum diberi perlakuan, mencit

putih diadaptasikan selama 7 hari padakondisi laborator ium. Selanjutnya,dilakukan penimbangan bobot badan dandibagi kedalam 3 kelompok secara RAL.Pada minggu pertama dilakukan pemaparanformalin pada kelompok (2) dan (3),kemudian di minggu kedua dilakukan terapikefir pada kelompok (3). Sementara untukkelompok (1) hanya diberi aquadest selama2 minggu tersebut. Mencit putih dibedahsetelah 14 hari perlakuan, diambil organheparnya untuk pembuatan preparathistologis dan pemeriksaan kadar MDA.

Pembuatan Preparat HeparHepar direndam dalam larutan

fiksatif yaitu formalin 10%. Kemudiandirendam lagi dalam etanol 70%, dilanjutkandengan perendaman dalam etanol 80% yangmasing-masing perlakuan berlangsungselama 2 jam. Perendaman kembali dalametanol 90%, lalu etanol 95%, dilanjutkandalam etanol absolut yang masing-masingperendaman dilakukan selama 20 menit.Selanjutnya, hepar dicelupkan dalam parafincair yang dituang dalam wadah. Setelahbeberapa saat, parafin akan memadat danhepar berada dalam blok parafin (embeding).Hasil embeding hepar dipotong denganketebalan irisan 5-10 mikrometer. Irisan

Page 5: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …

tersebut diambil dengan kuas dandimasukkan dalam air hangat untukmembuka lipatan yang mungkin terjadi padapreparat, direntangkan sempurna padaobject glass. Potongan dikeringkan dandiletakkan di atas hot plate (38 – 40ºC).Preparat disimpan dalam inkubator padasuhu 38 – 40ºC selama 24 jam [4].

Pengukuran Kadar MDA HeparSebanyak 10 mg jaringan hati basah

dihancurkan kemudian dihomogenasidengan homogenizer. Tambahkan dengan 1ml aquadest kemudian ditampung diependorf. Selanjutnya, ditambahkan denganTCA 100% 100 ìl, NaThio 1% 100 ìl, danHCMN sebanyak 250 ìl. Panaskan padasuhu 100ºC selama 20 menit. Sentrifusedengan kecepatan 3500 rpm selama 10menit . Ambil supernatant kemudiantambahkan dengan aquades ad 3500 ìl.Kemudian, dibaca dengan spektrofotometerpada gelombang 532-534 nm. Sebagaistandar digunakan 1,1,3,3-tetramethoxypropane. Nilai TBARSdinyatakan dalam ng/mL MDA jaringan hati[14].

Analisis StatistikData hasil penghitungan jumlah

kerusakan sel dan kadar MDA hepar padamasing-masing per lakuan dianalisismenggunakan OneWay- ANOVA denganterlebih dahulu menguji distribusi normaldan homogenitas variannya. Selanjutnya,dilakukan uji Tukey untuk melihat kelompokperlakuan yang memberi perbedaan nyata.Analisis data dilakukan dengankomputerisasi menggunakan program SPSSfor Windows versi 14.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil penelitian

Penghitungan jumlah bakteri dalamkefir dilakukan dengan menggunakanmetode hitungan cawan. Jumlah koloni yangtumbuh pada cawan tempat bakteri kefirdibiakkan tersebut dihitung berdasarkanStandart Plate Count (SPC).Pengamatan bobot hewan uji dilakukandengan menimbang hewan uji setiap harisebelum diberi perlakuan dan pakan. Hasilpenimbangan kemudian dirata-rata untukdilakukan perbandingan antar kelompokperlakuan.

Dari Tabel 2 tampak bahwa terjadipenurunan bobot hewan uji pada masainduksi formalin, baik terhadap kelompokperlakuan maupun kelompok kontrol.Sementara itu, terjadi peningkatan bobothewan uji pada kelompok kontrol dankelompok terapi kefir selama masa terapi.

Pengamatan makroskopis terhadaporgan hepar hewan uji dilakukan segerasetelah hewan uji dibedah. Kriteriapengamatan meliputi warna, tingkatkepucatan, serta ada tidaknya bintik-bintikputih sebagai indikasi perubahan histologis.Setiap organ hepar dari kelompok perlakuandibandingkan dengan organ hepar darikontrol.

Gambar 1 memperlihatkan efekpemberian formalin terhadap warna heparmencit putih. Bila dibandingkan dengankontrol, warna hepar dari kelompok induksiformalin adalah merah sangat pucat danterdapat banyak bintik-bintik putih dipermukaannya. Sementara, warna hepardari kelompok terapi kefir yaitu merah agakpucat dengan sedikit bintik-bintik putih.Konsistensi hepar kontrol yaitu padat dankenyal, sementara hepar yang terinduksiformalin agak keras. Tingkat kekenyalanhepar yang telah diberi terapi kefir lebih baikdaripada hepar yang diinduksi formalin.

Page 6: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …
Page 7: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …

Kerusakan sel yang terjadi pada hepardihitung melalui pengamatan menggunakanmikroskop listrik dan dilihat padaperbesaran 100x dan 400x. Bentukkerusakan sel yang dilihat meliputi nekrosis,degenerasi dan radang dari preparat heparyang telah diwarnai dengan Hematoxylen-Eosin

Hasil penghitungan kerusakan selhepar mencit putih menunjukkan terjadinyapeningkatan jumlah nekrosis, degenerasimaupun radang pada kelompok induksi for-malin yang tidak diberi terapi kefir.Peningkatan jumlah kerusakan kelompok initerlihat signifikan dengan rata-rata sebesar98 daripada kerusakan pada kontrol yangmemiliki rata-rata sebesar 17,8. Sementarapada hewan uji yang telah diterapi dengankefir menunjukkan penurunan jumlahkerusakan dari kelompok induksi formalin,yaitu dengan rata-rata kerusakan sebesar 52buah. Berdasarkan hasil tersebut, diperlukanpenelitian lebih lanjut tentang pengaruhwaktu perlakuan terhadap jumlah kerusakansel hepar yang terjadi.

Seperti terlihat pada gambar A,kerapatan antar sel dari masing-masingperlakuan berbeda. Dimana sel-sel heparkontrol tampak rapat dengan bentuk inti selyang bulat dan jernih. Sementara padakelompok induksi formalin (gambar B)terlihat renggangnya ruang antar sel danbentuk tersebut terdapat dalam jumlah yangbanyak. Tampak pula sel-sel yang telahmengalami nekrosis dengan ciri inti selmengkerut dan berwarna hitam, radang yangberwarna merah tua dan degenerasi sel yangmembentuk ruang antar sel. Hal yang takjauh beda tampak pada kelompok terapi kefir(gambar C) dimana masih terdapat selradang, degenerasi dan nekrosis namundalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkelompok induksi formalin.

Berdasarkan analisis Anova terhadapjumlah kerusakan sel hepar, hasil Fhitung

sebesar 10,439 yaitu lebih besar daripadaF tabel (2,12 pada 0.05) sebesar 3.890sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Maka,ketiga kelompok menunjukkan adanyaperbedaan jumlah kerusakan sel pada heparmencit putih. Hasil pengujian bergandamenggunakan uji Tukey didapatkan bahwakelompok perlakuan yang berbeda secarabermakna (p< 0,05) adalah kelompokkelompok kontrol/normal (I) dengan induksiformalin (II) dimana p = 0,002. Serta antarakelompok induksi formalin (II) dengan terapikefir (III) dimana p = 0,030.

Pengukuran kadar malondialdehide(MDA) dilakukan dengan metode TBARS(thiobarbituric acid reactive substance).Hasilnya adalah pigmen berwarna merahmuda yang dapat diukur pada panjanggelombang 532-534 nm.

Tabel 3 menunjukkan hasilpengukuran kadar malondialdehide (MDA)hepar mencit putih yang diukurmenggunakan metode asam tiobarbituratpada spektrofotometer uv-vis dengan nilaiy = 0,0156x - 0,0065. Rata-rata kadar MDAdari kelompok induksi formalin sebesar1,917 ng/mL tidak jauh berbeda dengankadar MDA kontrol dengan rata-rata sebesar1,776 ng/mL. Sementara itu, ter jadipenurunan kadar MDA yang signifikan padakelompok mencit putih yang telah diterapikefir dengan rata-rata sebesar 1,314 ng/mL.

Hasil analisis Anova menunjukkannilai Fhitung sebesar 5,099 yaitu lebih besardaripada Ftabel (2,12 pada 0.05) sebesar3,890 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.Maka, ketiga kelompok menunjukkanadanya perbedaan kadar MDA pada heparmencit putih. Pengujian selanjutnyamenggunakan uji Tukey menunjukkanterdapat kelompok perlakuan yang berbeda

Page 8: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …
Page 9: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …

secara bermakna (p< 0,05) yaitu antaraantara kelompok perlakuan induksi formalin(II) dengan terapi kefir (III), dimana p =0,023.

PembahasanPenelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hasil terapi kefir terhadap mencitputih yang dipapar formalin berdasarkangambaran histologis dan kadarmalondialdehid (MDA) hepar. Kefirmerupakan bahan uji yang penting dalampenelitian menyangkut dengan manfaat yangingin diperoleh dari susu fermentasi ini.Diketahui bahwa kefir mengandung bakteriLactobacillus yang merupakan salah satubakteri probiotik. WHO telah menetapkanstandar jumlah bakteri probiotik dalam susufermentasi yaitu sebesar 106-108 CFU/ml [8].Oleh karena itu, dilakukan pengujiankualitas kefir terkait dengan jumlah bakteriasam laktat yang terkandung di dalamnya.Pengujian dilakukan dengan metodehitungan cawan dan penghitunganberdasarkan Standar Plate Count (SPC).Bakteri kefir dibiakkan dalam media ManRogessa Sharpe Agar (MRSA) yangmerupakan media selektif untukpertumbuhan bakteri asam laktat [15]. Hasilpenghitungan terhadap jumlah bakteri asamlaktat yang tumbuh dalam media selama 1x 24 jam tersebut sebesar 2.83 x 108 CFU/ml. Hal ini berarti kefir yang digunakandalam pengujian telah memenuhi standaryang ditetapkan WHO.

Berdasarkan pertimbangan dari hasilpenelitian terdahulu, bahwa pada dosisminuman probiotik (yoghurt) sebesar 106

CFU/ml telah mampu memperbaikigambaran histologis organ usus halus[4].Maka, peneliti mencoba keefektifan dosisyang lebih tinggi untuk kefir yaitu sebesar107 CFU/ml sebagai dosis terapi terhadap

hepar mencit putih yang dipapar formalinini. Sehingga dilakukan pengenceran daridosis kefir yang telah didapatkan yaitu 108

CFU/ml menjadi 107 CFU/ml. Pengencerandilakukan dengan cara memipet 1 ml kefirmenggunakan pipet ukur lalu dimasukkandalam 9 ml susu UHT, maka didapatkan 10ml kefir dengan dosis 107 CFU/ml.Penggunaan susu UHT dimaksudkan untukmencegah kontaminasi dari bakteri lain yangdapat mempengaruhi jumlah bakteriprobiotik dalam kefir ini. Kefir dengan dosissebesar 107 CFU/ml ini disimpan dalamlemari es untuk menjaga kualitasnya selamamasa penggunaan.

Pada perlakuan penelitian, prosedurkerja terhadap mencit putih yang dibagidalam tiga kelompok telah dilakukan sesuaijadwal. Pada minggu pertama, kelompokperlakuan dipapar formalin dengan dosis 25ppm sebanyak 0,5 ml. Ambang bataskeamanan formalin yang ditetapkan IOSH(International Occupational Safety Health)adalah 20 ppm [4]. Maka, dari dosis formalinsebesar 25 ppm diharapkan dapatmenimbulkan tanda-tanda patologis organhepar dalam rentang waktu induksi selamasatu minggu. Mengingat bahwa formalinmerupakan karsinogenik, maka volumepemberian perlu disesuaikan dengan dosisagar tidak melebihi ambang batas letal dose(LD50) yang dapat menyebabkan kematianhewan uji[3]. Berdasarkan hasil perhitungan,didapatkan bahwa volume pemberiansebesar 0,5 ml tidak melebihi ambang batasLD50 .

Selama masa induksi formalin,tingkat keaktifan hewan uji diamati sebagaiparameter pendukung penelitian. Hal inidimaksudkan untuk mengetahui sejauh manaformalin yang dipaparkan pada mencit putihmempengaruhi aktivitas, kepekaan terhadaprangsang dan kondisi fisiologisnya. Hasil

Page 10: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …

pengamatan menunjukkan bahwa mencitputih mengalami penurunan kondisifisiologis dan kepekaan terhadap rangsang,walaupun secara umum, hewan uji ini tetapterlihat aktif. Paparan formalin yang terus-menerus selama satu minggu menyebabkanmunculnya tanda-tanda patologis dalamtubuhnya. Hal tersebut dapat dilihat secarafisik seperti lidah membiru, warna matamemucat, dan bulu yang mulai rontok.

Selain itu, paparan formalin jugamengganggu sistem pencernaan dan ekskresidari mencit putih. Peneliti mengamati bahwahasil ekskresi berupa feses memilikikonsistensi yang lembek dengan jumlahbanyak serta warna yang kehitaman.Sementara pengeluaran urine dari mencitputih ini sedikit, namun berwarna kuningpekat dengan bau menyengat. Hal ini tampakdari kondisi sekam yang kering danpengeluaran urine yang dilakukan olehmencit putih saat akan disuntik. Penurunankepekaan rangsang tampak pada saatpemberian makan, dimana mencit putih tidaksegera menyantap makanan yang diberikan.Hal ini terjadi pada hari ke-5 masa induksiformalin dan masih berlangsung hingga awalmasa terapi. Penurunan nafsu makan inimengakibatkan perawakan hewan uji terlihatkurus, diperjelas pula dari hasil

penimbangan rata-rata bobot badan mencitputih yang mengalami penurunan secarasignifikan pada semua kelompok perlakuan.

Hal yang berbeda terjadi padapengamatan yang dilakukan selama masaterapi kefir di minggu kedua. Kefir diberikandalam dosis sebesar 107 CFU/ml sebanyak0,5 ml. Diperkirakan dosis sebesar 107 CFU/ml tersebut dapat mempercepat perbaikankondisi dari hewan uji yang sebelumnyatelah dipapar formalin. Pemberian sebanyak0,5 ml dimaksudkan supaya sebandingdengan volume pemberian formalin,sehingga tidak terjadi keberagaman volumepemberian pada hewan uji yang memilikibobot rata-rata sama ini.

Hasil pengamatan terhadap tingkatkeaktifan maupun bobot badan mencit putihselama masa terapi menunjukkan adanyaperbaikan. Peningkatan kondisi umummeliputi pengeluaran feses dan urine yangkembali normal. Konsistensi feses menjadilebih padat dan berwarna kecoklatan.Sementara urine berwarna kuning jernih dantidak lagi berbau menyengat. Maka, denganpemberian kefir telah terjadi perbaikanterhadap sistem pencernaan maupunekskresi dari hewan uji. Sistem pencernaanyang baik berdampak pada peningkatannafsu makan, sehingga perawakan hewan uji

Page 11: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …

menjadi lebih gemuk. Hasil penimbanganterhadap rata-rata bobot badan punmemberikan hasil yang memuaskan, dimanapenambahan berat badan mencit putih inimenunjukkan hasil yang signifikan.

Perubahan lain yang tampak yaitubulu yang kembali tumbuh sehingga tampakmemutih dan perawakan yang mulaimenggemuk. Diperkirakan, peningkatanimunitas terjadi selama masa terapi kefir,sehingga tanda-tanda patologis yangsebelumnya muncul mulai kembali normal.Hal ini sesuai dengan peranan dari bakteriasam laktat dan bifidobacteria yangterkandung dalam kefir, yaitu meningkatkandaya tahan tubuh (imunitas). Peningkatanimunitas terjadi karena dinding sel bakteriasam laktat mengandung muramyl dipeptidadan peptidoglikan yang memicu sel T dansel B limfosit untuk memproduksi antibody[10]. Sehingga, faktor-faktor yangmenyebabkan penurunan kondisifisiologisnya dapat dicegah.

Berdasarkan penelitian UunKunaepah pada tahun 2008, menyebutkanbahwa khamir yang terkandung dalam kefirtak hanya berfungsi sebagai komponenpembentuk cita rasa, melainkan jugamenghasilkan senyawa antibakteri yangdisebut bakteriosin [16]. Luka-luka padatubuh mencit putih akibat gesekan terhadapkawat kandang dapat cepat mengering,diduga akibat aktivitas antibiotikbakteriosin. Adanya antibiotik tersebutmencegah terjadinya infeksi pada luka,sehingga luka tak lagi tampak bernanah dandapat sembuh.

Pengaruh induksi formalin maupunterapi kefir terhadap hepar hewan uji dilihatsecara nyata melalui pengamatanmakroskopis dan mikroskopis, sertapengukuran kadar malondialdehide (MDA)dari organ hepar mencit putih tersebut. Oleh

karena itu, peneliti mengamati kondisimakroskopis, gambaran mikroskopis danhasil pengukuran kadar MDA hepar antarkelompok perlakuan, yang dibandingkandengan kelompok kontrol sebagai parameterhepar normal.

Hasil pengamatan terhadap kondisimakroskopis hepar dari kontrol (normal),kelompok induksi formalin maupunkelompok terapi kefir menunjukkan adanyaperbedaan. Hal tersebut dinilai daribeberapa kriteria meliputi : warna, tingkatkepucatan, konsistensi serta ada tidaknyabintik-bintik putih sebagai indikasihistopatologis. Perubahan warna danmunculnya bintik-bintik putih terjadi padahepar mencit kelompok induksi formalindan terapi kefir. Warna hepar dari keduakelompok ini sama-sama lebih pucatdaripada warna hepar kontrol (normal)yang berwarna merah segar. Adanyabintik-bintik putih tersebutmengindikasikan bahwa telah terbentukrongga-rongga pada permukaan heparkarena lisisnya sel akibat paparan formalin[17]. Bintik-bintik putih tersebut masih tetapada pada hepar mencit kelompok terapi,namun dalam jumlah yang lebih sedikit danukuran yang lebih kecil, dibanding padahepar kelompok induksi formalin.

Konsistensi hepar kontrol (normal)tampak padat dan kenyal, sementara heparyang terinduksi formalin agak keras.Mengerasnya jaringan pada organ heparini akibat pengaruh formalin yang bersifatsebagai pengawet dengan cara merapatkanrangkaian protein pada jaringan [5].Sementara, tingkat kekenyalan hepar yangtelah diberi terapi kefir lebih baik daripadahepar yang diinduksi formalin.

Gambaran mikroskopis hepar yangditunjukkan antar kelompok perlakuan,menunjukkan hasil yang sebanding dengan

Page 12: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …

kondisi mikroskopis hepar mencit putihkontrol, yang diinduksi formalin maupunyang mendapat terapi kefir. Dilihat daritingkat kerapatan selnya, sel-sel heparkontrol (normal) tampak rapat denganbentuk inti sel yang bulat dan jernih.Sementara pada kelompok induksiformalin terlihat renggangnya ruang antarsel dan bentuk tersebut terdapat dalamjumlah yang banyak. Tampak pula sel-selyang telah mengalami nekrosis dengan ciriinti sel mengkerut dan berwarna hitam,radang yang berwarna merah tua dandegenerasi sel yang membentuk ruangantar sel [12]. Hal tersebut menunjukkanbahwa paparan formalin sebesar 25 ppmdapat menyebabkan kerusakan sel hepar.Hal yang tak jauh beda tampak padakelompok terapi kefir dimana masihterdapat sel radang, degenerasi dannekrosis namun dalam jumlah yang lebihsedikit dibanding kelompok induksiformalin. Berkurangnya jumlah kerusakanpada kelompok terapi kefir diduga karenakandungan asam amino esensial dalamkefir yang berperan dalam memperbaikisel-sel yang rusak dengan cara merangsangpembentukan sel-sel yang baru (regenerasisel) [11]. Adanya suplementasi kefir dengandosis 107 CFU/ml ini memberikanperubahan yang lebih baik terhadapgambaran histologis hepar mencit putih.

Parameter pengukuran lain dalampenelitian ini adalah kadarmalondialdehide (MDA) pada heparmencit putih. Paparan formaldehid dalamhepar dapat menyebabkan menurunnyaantioksidan di dalam tubuh, sepertisuperoksid dismutase (SOD) dangluthation peroksidase (GSH.Px).Sebaliknya, meningkatkan produksisenyawa radikal bebas atau reactiveoxigen species (ROS) yang apabila

bereaksi dengan molekul dalam sel danjaringan hepar, dapat menimbulkan stressoksidatif [10]. Stress oksidatif adalah suatukondisi tidak seimbang antara antioksidanyang ada dalam tubuh dengan produksiROS, yang menyebabkan terjadinyaperoksidasi lipid dan ditandai denganmeningkatnya produksi senyawamalondialdehide (MDA) dalam sel danjaringan hepar [7]. Oleh karena itu,pengukuran kadar Malondialdehide(MDA) dilakukan untuk mengetahuisejauh mana efektifitas terapi kefir dalammenghentikan terjadinya peroksidasi lipidakibat paparan formalin.

Hasil pengukuran terhadap rata-ratakadar MDA hepar mencit putih kelompokperlakuan dibandingkan dengan kontrol,telah menunjukkan perbedaan yangsignifikan. Paparan formalin terbuktimeningkatkan produksi malondialdehidesebagai hasil peroksidasi lipid yang terjadipada organ hepar. Sementara itu, terjadipenurunan kadar MDA yang signifikan padakelompok mencit putih yang telah diterapikefir. Hasil tersebut menunjukkan bahwapemberian kefir mampu menurunkan kadarmalondialdehide (MDA) pada organ heparmencit putih. Kefir yang kaya antioksidan(vitamin C, E dan karoten) berperan sebagaidonor elektron dalam menghentikan sifatreaktif dari radikal bebas [11]. Secara tidaklangsung, vitamin C dan E tersebutmenginduksi enzim-enzim tertentu yangdapat meningkatan kadar antioksidanendogen seperti gluthation peroksidase(GSH.Px), superdiokside dismutase (SOD)dan katalase yang dapat menetralkansenyawa radikal bebas dan melarutkannyasehingga dapat dikeluarkan melalui sistemekskresi tubuh [7]. Maka, kadarmalondialdehide pun dapat diturunkan.

Page 13: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …

Hasil penelitian menunjukkanpengaruh suplementasi kefir yang signifikan.Terlihat pada gambaran histologis heparmencit putih kelompok terapi kefir yangmengalami perbaikan dan hampirmenyerupai gambaran histologis heparkontrol (normal). Selain itu, kadar MDAhepar kelompok terapi kefir dapatditurunkan hingga kurang dari kadar MDAhepar kontrol (normal). Diperkirakan terapiyang dilakukan oleh kefir melalui tigamekanisme kerja. Pertama, kandunganantioksidan dalam kefir berupa vitamin C,E dan karoten berperan dalam melawanradikal bebas yang meningkat akibatpaparan formalin, sehingga dapatmemperkecil terjadinya toksisitas padahepar. Kedua, adanya Lactic Acid Bakteria(LAB) dan khamir yang menghalangikemungkinan sel-sel yang masih sehat untukterserang oleh radikal bebas melaluikemampuannya dalam meningkatkanimunitas tubuh. Ketiga, kefir mengandungasam amino esensial yang berfungsi dalammemperbaiki sel-sel yang rusak dengan caramerangsang produksi sel-sel baru(regenerasi sel).

Berdasarkan bahasan di atas, makakefir sebagai minuman fermentasi dari sususapi dengan Lactic Acid Bakteria (LAB) dankhamir ternyata mampu berperan sebagaiagen terapi pada hepar yang dipaparformalin.

PENUTUP

KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian ini dapat

disimpulkan :1. Pemberian kefir dapat memperbaiki

gambaran histologis hepar mencit putih(Mus muscullus) jantan galur Balb Cyang dipapar formalin hingga

menyerupai gambaran histologis heparnormal.

2. Pemberian kefir dapat menurunkankadar malondialdehide (MDA) dalamhepar mencit putih (Mus muscullus)jantan galur Balb C yang dipaparformalin hingga menyerupai kadarmalondialdehide (MDA) hepar normal.

3. Terdapat perbedaan gambaranhistologis dan kadar malondialdehide(MDA) antara hepar mencit putih (Musmuscullus) jantan galur Balb C yangnormal, yang terpapar formalin, dan yangmendapat terapi kefir.

SaranBerdasarkan hasil penelitian yang

telah diperoleh, maka dapat disarankansebagai berikut :1. Masyarakat harus lebih berhati-hati

dalam pemilihan bahan pangan danmakanan yang dikonsumsinya terkaitdengan masih banyaknya penggunaanformalin sebagai pengawet makanan,yang dapat memberi dampak buruk bagikesehatan.

2. Perlu pengawasan yang lebihditingkatkan oleh BPOM atau DirektoratPerlindungan Konsumen terhadap bahanpangan yang menggunakan bahan kimiaberbahaya yang beredar.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjutuntuk menambah informasi danmenguatkan hasil penelitian dalam KTIini seperti pengaruh waktu perlakuanterhadap jumlah kerusakan sel sertapengukuran kadar antioksidan endogen,baik Superdiokside Dismutase (SOD)maupun Gluthation Peroksidase(GSH.Px) dari hasil terapi kefir terhadaphepar yang dipapar formalin.

Page 14: EFEK KEFIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS DAN …

DAFTAR PUSTAKAAntara, I Dewa Made Dwi Indra. 2009.

Identifikasi Formaldehid HasilDepolimerisasi Melamin DalamPeralatan Makan Rumah TanggaYang Mendapat PerlakuanPemanasan. Karya Tulis Ilmiah.Akademi Analis Farmasi DanMakanan Putra Indonesia Malang.

Bahar, Burhan. 2008. Kefir Minuman SusuFermentasi dengan SegudangKhasiat untuk Kesehatan. Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama.

Cahyadi M.Si, Dr. Ir. Wisnu. 2006. Analisisdan Aspek Kesehatan BahanTambahan Pangan. Jakarta : SinarGrafika Offset.

Chanif Mahdi, Aulianiam, dkk. 2008. YogurtSebagai Detoksikan yang EfektifTerhadap Toksisitas Formalin yangTerpapar dalam Makanan. JurnalProtein. Universitas BrawijayaMalang.

Divisi Fisiologi Molekuler LaboratoriumIlmu Faal. Prosedur analisa SODdan MDA. Malang : UniversitasBrawijaya.

Eroschenko,P.V. 2003. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional.Terjemahan Jan Tambayong : Edisi9. Jakarta : ECG.

Hart, Suminar. Kimia Organik EdisiKeenam. Jakarta : Erlangga.

Jawi, I Made, Dewa Ngurah Suprapta, dkk.2008. Ubi Jalar Ungu MenurunkanKadar MDA dalam Darah dan HatiMencit setelah Aktivitas FisikMaksimal. Jurnal Veter iner.Universitas Udayana Denpasar.

Kunaepah, Uun. 2008. Pengaruh LamaFermentasi dan Konsentrasi GlukosaTerhadap Aktivitas Antibakteri,Polifenol Total dan Mutu Kimia Kefir

Susu Kacang Merah. Tesis.Universitas Diponegoro Semarang.

Oeij, Anindita Andhika, wahyuni Lukitaatmadja, Sadiah Achmad, amingTohardi. 2007. Gambaran AnatomiMikroskopik dan KadarMalondialdehida pada Hati MencitSetelah Pemberian Minyak KelapaSawit Bekas Menggoreng. JurnalKesehatan Masyarakat. UniversitasKristen Maranatha.

Ratna, Dian Anggita. 2009. PengaruhYoghurt terhadap Aktivitas Proteasedan Gambaran Histologi JejunumTikus Putih ( Ratus Norvegicus )yang Terpapar Formalin. Skripsi.Universitas Brawijaya Malang.

Winarsi M.S, Dr. Hery. 2011. AntioksidanAlami dan Radikal Bebas.Yogyakarta : Kanisius.

Winarno, F.G. dan Fernandez, Ivone E.2007. Susu dan ProdukFermentasinya. Bogor : M-BrioPress.

Wijaningsih, Wiwik. 2008. AktivitasAntibakteri In Vitro dan Sifat KimiaKefir Susu Kacang Hijau (Vignaradiate) oleh Pengaruh JumlahStarter dan lama Fermentasi. JurnalSains. Universitas DiponegoroSemarang.

Yuniarto, Redi. 2007. Pengaruh PaparanBerulang Ikan Nila (Oreochromissniloticus) Berformalin Secara OralSelama Satu Bulan TerhadapPerubahan Fisiologi Mencit. ArtikelSkripsi. Universitas BrawijayaMalang.