edh ich sah brain hematoma

13
EDH , SDH , ICH Rabu, 02 Mei 2012 EDH (Epidural Hematom) epidural hematoma Epidural hematom adalah Perdarahan yang terletak antara durameter dan tulang, biasanya sumber pendarahannya adalah robeknya Arteri meningica media (paling sering), Vena diploica (oleh karena adanya fraktur kalvaria), Vena emmisaria, Sinus venosus duralis. —Pada keadaan yang normal, sebenarnya tidak ada ruang epidural Perdarahan biasanya terjadi dengan fraktur tengkorak bagian temporal parietal yang mana terjadi laserasi pada arteri atau vena meningea media. —Pada kasus yang jarang, pembuluh darah ini dapat robek tanpa adanya fraktur. —Keadaan ini mengakibatkan terpisahnya perlekatan antara dura dengan kranium dan menimbulkan ruang epidural. — Perdarahan yang berlanjut akan memaksa dura untuk terpisah lebih lanjut, dan menyebabkan hematoma menjadi massa yang mengisi ruang Gejala klinis yang khas adalah : Lucid Interval (adanya fase sadar diantara 2 fase tidak sadar karena bertambahnya volume darah) Gelaja paling menonjol yaitu penurunan kesadaran secara progresif Gejala lain yang sering tampak : q Bingung q Penglihatan kabur q Susah bicara q Nyeri kepala yang hebat q Keluar cairan darah dari hidung atau telinga q Nampak luka yang dalam atau goresan pada kulit kepala q Mual q Pusing q Berkeringat

Upload: putrikajuniekasanti

Post on 29-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

EDH ICH SAH

TRANSCRIPT

Page 1: Edh Ich Sah Brain Hematoma

EDH , SDH , ICHRabu, 02 Mei 2012

EDH (Epidural Hematom) 

epidural hematoma

Epidural hematom adalah Perdarahan  yang terletak antara durameter dan tulang, biasanya

sumber pendarahannya adalah robeknya Arteri meningica media (paling sering), Vena

diploica (oleh karena adanya fraktur kalvaria), Vena emmisaria, Sinus venosus duralis. 

—Pada keadaan yang normal, sebenarnya tidak ada ruang epidural 

 Perdarahan biasanya terjadi dengan fraktur tengkorak bagian temporal parietal yang mana

terjadi laserasi pada arteri atau vena meningea media.  —Pada kasus yang jarang, pembuluh darah ini dapat robek tanpa adanya

fraktur.  —Keadaan ini mengakibatkan terpisahnya perlekatan antara dura

dengan kranium dan menimbulkan ruang epidural. — Perdarahan yang berlanjut akan memaksa dura untuk terpisah lebih

lanjut, dan menyebabkan hematoma menjadi massa yang mengisi

ruangGejala klinis yang khas adalah : Lucid Interval (adanya fase sadar diantara 2

fase tidak sadar karena bertambahnya volume darah)

Gelaja paling menonjol yaitu penurunan kesadaran secara progresif —Gejala lain yang sering tampak :  q Bingung q Penglihatan kabur q Susah bicara q Nyeri kepala yang hebatq Keluar cairan darah dari hidung atau telingaq Nampak luka yang dalam atau goresan pada kulit kepala q Mual q Pusing q Berkeringat q Pucat 

q Pupil anisokor, yaitu pupil ipsilateral menjadi melebar

Pemeriksaan penunjang 

Foto polos : sulit untuk menentukan— 

Page 2: Edh Ich Sah Brain Hematoma

CT-Scan 

 MRI 

Penatalaksanaan 

Penatalaksaan epidural hematoma dapat dilakukan segera dengan cara trepanasi dengan

tujuan melakukan evakuasi hematoma dan menghentikan perdarahan 

Prognosis 

Prognosis tergantung pada :

 • Lokasinya ( infratentorial lebih jelek )

• Besarnya 

• Kesadaran saat masuk kamar operasi.  

Jika ditangani dengan cepat, prognosis hematoma epidural biasanya baik, karena kerusakan

otak secara menyeluruh dapat dibatasi. Prognosis sangat buruk pada pasien yang mengalami

koma sebelum operasi.  

SDH (SUBDURAL HEMATOMA ) 

subdural hematoma

Subdural hematoma adalah hematom yang terletak diantara lapisan  duramater dan arhacnoid

dengan sumber perdarahan dapat berasal dari vena jembatan atau bridging vein (paling

sering), A/V cortical, Sinus venosus duralis  

subdural hematoma dibagi 3 : 

 1.Subdural hematom akut  2.Subdural hematom subakut 3.Subdural hematom kronis

 SUBDURAL HEMATOMA AKUT 

Gejala yang timbul segera hingga berjam - jam setelah trauma sampai dengan hari ke tiga.— Biasanya terjadi pada cedera kepala yang cukup berat yang dapat

mengakibatkan perburukan lebih lanjut pada pasien yang biasanya sudah terganggu kesadaran dan tanda vitalnya.— 

Perdarahan dapat kurang dari 5 mm tebalnya tetapi melebar luas. —Secara klinis subdural hematom akut ditandai dengan penurunan

kesadaran, disertai adanya lateralisasi yang paling sering berupa hemiparese/plegi.— 

pada pemeriksaan radiologis (CT Scan) didapatkan gambaran hiperdens yang berupa bulan sabit

Page 3: Edh Ich Sah Brain Hematoma

SUBDURAL HEMATOMA SUBAKUTBerkembang dalam beberapa hari biasanya sekitar  hari ke 3 – minggu ke 3 sesudah trauma 

—Perdarahan dapat lebih tebal tetapi belum ada pembentukan kapsula di sekitarnya

adanya trauma kepala yang menyebabkan ketidaksadaran, selanjutnya diikuti perbaikan status

neurologik yang perlahan-lahan. 

—Namun jangka waktu tertentu penderita memperlihatkan tanda-tanda status neurologik yang

memburuk. 

—Tingkat kesadaran mulai menurun perlahan-lahan dalam beberapa jam. 

—Dengan meningkatnya tekanan intrakranial seiring pembesaran hematoma, penderita

mengalami kesulitan untuk tetap sadar dan tidak memberikan respon terhadap rangsangan

bicara maupun nyeri.

SUBDURAL HEMATOMA KRONISBiasanya terjadi setelah minggu ketiga 

—SDH kronis biasanya terjadi pada orang tua 

—Trauma yang menyebabkan perdarahan yang akan membentuk kapsul, saat tersebut gejala yang

terasa Cuma pusing. 

—Kapsul yang terbentuk terdiri dari lemak dan protein yang mudah menyerap cairan dan

mempunyai sifat mudah ruptur. 

—Karena penimbunan cairan tersebut kapsul terus membesar dan mudah ruptur, jika volumenya

besar langsung menyebabkan lesi desak ruang. 

Jika volume kecil akan menyebabkan kapsul terbentuk lagi >> menimbun cairan >> ruptur lagi

>> re-bleeding. Begitu seterusnya  sampai suatu saat pasien datang dengan penurunan

kesadaran tiba-tiba atau hanya pelo atau lumpuh tiba-tiba. 

—Terapi : Kraniotomi >> kapsul di pecah, darah dievakuasi

prognosis 

—Prognose dari penderita SDH ditentukan dari: 

q GCS awal saat operasi 

q lamanya penderita datang sampai dilakukan operasi 

q lesi penyerta di jaringan otak

q serta usia penderita 

pada penderita dengan GCS kurang dari 8 prognosenya 50 %, makin rendah GCS, makin jelek

prognosenya makin tua pasien makin jelek prognosenya adanya lesi lain akan memperjelek

prognosenya.

 ICH (INTRACEREBRAL HEMATOM) 

inracerebral hematoma

Page 4: Edh Ich Sah Brain Hematoma

perdarahan yang terjadi pada jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada

dalam jaringan otak. 

—Secara klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang kadang-kadang disertai

lateralisasi 

pada pemeriksaan CT Scan didapatkan adanya daerah hiperdens yang indikasi dilakukan operasi

jika Single, diameter lebih dari 3 CM, Perifer, Adanya pergeseran garis tengahS

ecara klinis hematom tersebut dapat menyebabkan gangguan neurologis/lateralisasi 

Operasi yang dilakukan biasanya adalah evakuasi hematom disertai dekompresi dari tulang

kepala.

Faktor-faktor yang menentukan prognosenya hampir sama dengan faktor-faktor yang menentukan

prognose perdarahan subdural .

  Diameter = 25 mm,tebal dinding 2 mm

  terdiri dari 3 lapisan :

  Lapisan adventitin(luar):jaringan pendukung

  Lapisan media (tengah) :jaringan otot polos

  Lapisan intima(dalam) :jaringan endotel

  Bersifat elastic =high pressure reservoir

Arteri kecil dan arteriol

  Banyak mengandung otot polos,sedikit lapisan elastic

  Diameternya lebih kecil=”Resistance Vessela”

  Kemampuan berkontraksi dan relaksi ditentukan oleh system saraf otonom dan pengatur local

  Kapasitas volume darah 5 %

Kapiler

Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.

Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang

membawa darah darijantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan

fungsi pembuluh balik yang membawa darahmenuju jantung.

Sistem sirkulasi sangat penting dalam mempertahankan hidup. Fungsi

utamanya adalah menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel, serta

mengangkut zat buangan seperikarbon dioksida. Pada negara berkembang, dua

kejadian kematian utama disebabkan olehinfark miokardium dan stroke pada

sistem pembuluh nadi, misalnya arterosklerosis.

Page 5: Edh Ich Sah Brain Hematoma

Sistem pembuluh nadi memiliki bagian tekanan yang tinggi pada sistem

sirkulasi. Tekanan darah biasanya menunjukkan tekanan pada pembuluh nadi

utama. Tekanan pada saat jantung mengembang dan darah masuk ke jantung

disebut diastol. Tekanan sistol berarti tekanan darah saat jantung berkontraksi

dan daeah keluar jantung. Tekanan darah ini dapat dikur

dengan tensimeter atau sfigmomanometer.

Lapisan terluar disebut tunika adventitia yang tersusun dari jaringan

penyambung. Di lapisan selanjutnya terdapat tunika media yang tersusun atas otot polos dan jaringan elastis. Lapisan terdalam adalah tunika

intima yang tersusun atas sel endothelial. Darah mengalir di dalam pada lumen.

Jenis pembuluh nadi

Terdapat beberapa jenis pembuluh nadi pada tubuh:

Arteri pulmonaris

Pembuluh ini membawa darah yang telah dideoksigenasi yang baru saja

dialirkan dariparu-paru.

Arteri sistemik

Arteri sistemik membawa darah menuju arteriol dan kemudian ke pembuluh

kapiler, di mana zat nutrisi dan gas ditukarkan.

Page 6: Edh Ich Sah Brain Hematoma

Aorta

Aorta adalah pembuluh nadi terbesar dalam tubuh yang keluar dari ventrikel

jantung dan membawa banyak oksigen.

Arteriol

Arteriol adalah pembuluh nadi terkecil yang berhubungan dengan pembuluh

kapiler.

Pembuluh kapiler

Pembuluh ini bukan pembuluh nadi sesungguhnya. Di sinilah terjadinya

pertukaran zat yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi. Pembuluh kapiler

adalah pembuluh yang menghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan

cabang-cabang pembuluh balik yang terkecil dengan sel-sel tubuh. Pembuluh

nadi dan pembuluh balik itu bercabang-cabang, dan ukuran cabang-cabang

pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh kapiler sangat

halus dan berdinding tipis.

 

http://ilmu1muda.wordpress.com/2010/10/10/pembuluh-nadi/

Dua pasang arteri karotis dan dua pasang arteri vertebralis ini bertemu satu sama lain menjadi Sirkulus Willisi, yakni rangkaian arteri pada dasar otak yang menjadi sumber utama untuk cabang-cabang arteri yang lain.

Sederhananya begini. Arteri karotis yang ada di leher depan kita itu naik ke atas, persis pada bawah tulang rahang terpecah menjadi dua: arteri karotis eksterna yang mensuplai darah ke bagian wajah, dan arteri karotis interna yang masuk kepala menuju otak. Sementara di bagian leher belakang, arteri vertebralis di kiri-kanan tulang belakang bersatu menjadi arteri basilaris yang berada di tengah-tengah otak kecil. Arteri basilaris ini terbagi menjadi dua kembali, dan masing-masing bertemu dengan arteri karotis interna kiri-kanan. Pertemuan ini menghasilkan Sirkulus Willisi.

Dari anyaman ini, kemudian bercabang tiga arteri utama yang merawat otak besar, pusat berpikir kita. Yakni arteri cerebri anterior (depan) yang merawat otak bagian depan dan menyisip di tengah-tengah dua belahan otak kiri-kanan; arteri cerebri media (tengah) yang merawat otak bagian depan-bawah, samping-dalam, dan belakang; lalu arteri cerebri posterior (belakang) yang fokusnya merawat otak bagian belakang.

Gangguan kecil saja dari sistem arteri ini, akan tampak dari pemeriksaan klinis si pasien. Misalnya pada pasien stroke yang menderita kelumpuhan separuh badan. Karenanya, dari arteri-arteri tersebut banyak sekali cabang-cabang yang lebih kecil untuk memungkinkan semua bagian otak terawat.

Gampangnya, sistem karotis patokannya adalah arteri besar yang bisa kita pegang sekitar tiga jari (bukan tiga jempol!) di kanan dan kiri tenggorokan (trakhea). Untuk bagian belakang, patokannya adalah tulang yang menonjol di tengah-tengah pangkal bawah leher

Page 7: Edh Ich Sah Brain Hematoma

(itu adalah ruas tulang leher ke-7, atau osvertebra cervicalis 7, cukup disebut C-7 saja), maka di kanan-kirinya adalah arteri vertebralis yang merawat otak lewat belakang kepala.

http://algristian.wordpress.com/2009/01/20/dua-sistem-arteri-untuk-otak/

Liputan6.com, Jakarta : Aneurisma otak adalah penyakit yang mematikan. Anda akan memiliki tonjolan

dalam otak, biasanya akan menggantung pada pembuluh darah, bisa di mana saja, namun umumnya pada

arteri di dasar otak. Lama kelamaan tonjolan itu dapat pecah dan menyebabkan Anda mengalami

pendarahan. Bila tak segera ditangani, penyakit ini dapat merenggut nyawa Anda.BERITA TERKAIT

Hidrosefalus, Kepala Membesar Akibat Cairan

Skizofrenia, Gangguan Jiwa Akibat Fungsi Otak Terganggu

Deskripsi

Seperti dilansir Mayo Clinic, Senin (26/8/2013), aneurisma otak merupakan penyakit yang menyerang otak

yang ditandai dengan adanya tonjolan menyerupai balon dalam pembuluh darah yang ada dalam

otak. Lama kelamaan, tonjolan tersebut dapat bocor dan kemudian pecah, namun bisa juga tidak pecah.

Tergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Apabila tonjolan tersebut bocor dan pecah, hal itu akan menyebabkan terjadinya pendarahan dalam otak

(stroke hemoragik). Hal ini paling sering terjadi di ruang antara otak dan jaringan tipis yang menutupi otak.

Memang pendarahan tersebut tidak berlangsung lama, mungkin hanya beberapa detik saja. Namun, hal itu

dapat merusak dan membunuh sel-sel pada otak. Selain itu, tekanan di dalam tengkorak juga ikut

meningkat. Bila tekanan menjadi terlalu tinggi, sirkulasi darah dan suplai oksigen menuju otak akan

terganggu dan dapat membuat Anda menjadi tidak sadarkan diri dan bahkan dapat merenggut nyawa.

Namun, jika penyakit aneurisma belum dalam tahapan parah, tonjolan yang terbentuk mungkin saja tidak

pecah. Meski begitu, Anda tetap akan mengalami gejala-gejala dari penyakit ini dan dapat

mengembangkan masalah lain yang menyerang kesehatan Anda. Jika tonjolan sudah pecah, Anda harus

segera memberikan pengobatan. Sebab, bila dibiarkan begitu saja, hal itu akan menimbulkan komplikasi,

seperti:

1. Pengulangan pendarahan

Meskipun tonjolan sudah pecah dan menyebabkan pendarahan, hal itu bukan berarti Anda tidak akan

mengalaminya lagi. Anda mungkin akan mengalami pendarahan kembali setelah itu. Pendarahan yang

berulang dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada sel-sel otak.

2. Vasospasme

Page 8: Edh Ich Sah Brain Hematoma

Bila tonjolan akibat penyakit aneurisma otak telah pecah, pembuluh darah yang ada dalam otak Anda

dapat memyempit dengan tidak teratur (vasospasme). Hal ini dapat mengganggu aliran darah menuju ke

sel-sel otak (stroke iskemik) dan menyebabkan kerusakan dan hilangnya sel pada otak.

3. Hidrosefalus

Umumnya, pendarahan akibat penyakit  ini akan terjadi di ruang antara otak dan jaringan tipis yang

mengelilinginya. Hal ini akan menutupi saluran sirkulasi cairan serebrospinal pada otak. Akibatnya, cairan

tersebut tidak dapat dialirkan dengan normal dan akhirnya tertimbun dalam otak. Tekanan pada otak akan

meningkat dan jaringan yang berada di sekitarnya akan rusak. Inilah yang kemudian menyebabkan

hidrosefalus.

3. Hiponatremia

Pendarahan yang diakibatkan oleh penyakit ini dapat mengganggu keseimbangan kadar natrium yang ada

dalam aliran darah. Hal ini mungkin disebabkan oleh rusaknya hipotalamus, daerah dekat dasar otak.

Kadar natrium tersebut akan menurun (hiponatremia) dan dapat menyebabkan sel-sel otak membengkak

dan kemudian rusak permanen.

Oleh karena itu, bila Anda mengalami penyakit ini, baik masih pada tahap awal atau sudah parah, Anda

harus melakukan pengobatan secepat mungkin karena penyakit ini sangat mengancam jiwa.

Gejala

Bila penyakit ini sudah parah, tonjolan yang terbentuk di dalam otak akan bocor dan kemudian dapat

pecah. Namun, bila penyakit ini masih tergolong ringan, ukuran tonjolan yang terbentuk biasanya masih

kecil dan mungkin tidak pecah. Gejala yang ditimbulkan pun juga berbeda-beda tergantung pada kondisi

tonjolan yang ada dalam otak Anda, apakah tonjolan tersebut tidak pecah, bocor, atau bahkan sudah

pecah. Berikut penjelasannya:

1. Aneurisma tidak pecah

Bila tonjolan yang terbentuk masih berukuran kecil, Anda mungkin tidak akan merasakan gejala apapun.

Namun, lama kelamaan tonjolan tersebut akan membesar dan dapat menekan jaringan dan saraf pada

otak dan barulah Anda akan merasakan beberapa tanda dan gejala seperti:

Kelopak mata terasa berat

Bagian atas dan belakang mata terasa nyeri

Ukuran pupil melebar

Penglihatan ganda

Salah satu sisi wajah mati rasa, seperti lumpuh2. Aneurisma bocor dan pecah

Sebelum pecah, tonjolan yang terbentuk akibat penyakit ini akan bocor terlebih dahulu. Ketika Anda

mengalaminya, kepala Anda akan terasa sangat sakit. Sakit kepala ini bisa dikatakan menjadi sakit kepala

Page 9: Edh Ich Sah Brain Hematoma

terburuk yang pernah Anda alami. Setelah itu, tonjolan akan pecah dan Anda mungkin akan mengalami

tanda dan gejala seperti berikut ini dan tetap disertai dengan rasa sakit pada kepala:

Mual dan muntah

Leher terasa kaku

Kelopak mata terasa berat

Penglihatan kabur atau ganda

Sensitif terhadap cahaya

Kesadaran hilang dan menjadi bingungPenyebab

Dinding arteri yang ada dalam otak dapat menipis. Hal itu dianggap sebagai penyebab dari penyakit

aneurisma pada otak. Namun, ada beberapa faktor lain yang dapat melemahkan dinding arteri sekaligus

meningkatkan risiko dari penyakit ini, yakni:

Riwayat keluarga dengan aneurisma otak dan gangguan jaringan ikat, seperti sindrom Ehlers-Danlos, di

mana keduanya dapat melemahkan pembuluh darah

Penuaan

Kebiasaan merokok

Kebiasaan menggunakan narkoba, khususnya kokain

Kebiasaan mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar

Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Cedera pada kepala

Infeksi darah tertentu

Rendahnya kadar estrogen akibat menopause

Mengalami pengerasar arteri (arteriosclerosis)Pengobatan

Apabila Anda mengalami beberapa tanda dan gejala seperti di atas, kemungkinan besar Anda mengalami

penyakit aneurisma. Namun, lebih baik Anda memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah ada

tonjolan dalam otak Anda. Bila ada, ceklah kondisi dari tonjolan tersebut. Bila sudah pecah, dokter akan

melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memeriksa apakah Anda telah mengalami pendarahan.

Namun, bila tonjolan tersebut belum pecah, Anda mungkin akan melakukan pemeriksaan yang sama.

Beberapa jenis pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter untuk para penderita dari penyakit ini, yakni:

1. Tes pencitraan

Biasanya dokter akan melakukan dua jenis tes pencitraan yaitu dengan menggunakan computerized

tomography (CT) scan dan magnetic resonance imaging (MRI). CT scan adalah jenis pemeriksaan yang

menggunakan sinar bertegangan tinggi, yaitu sinar X. Jenis pemeriksaan ini dapat menghasilkan gambar

irisan dari otak Anda dalam bentuk dua dimensi. Selain itu, dokter juga dapat melihat apakah Anda

mengalami pendarahan di otak. Dokter mungkin akan memberikan suntikan pewarna dari pembuluh darah

Anda untuk dapat mengamati aliran darah di otak dengan lebih mudah sekaligus dapat menunjukkan lokasi

tonjolan yang pecah. Sedangkan, untuk MRI, dokter akan menggunakan gelombang radio dan medan

magnet yang dapat menciptakan gambar yang lebih jelas dan lebih detil daripada CT scan, yaitu tersedia

Page 10: Edh Ich Sah Brain Hematoma

dalam bentuk dua dimensi atau bahkan tiga dimensi. Pada pemeriksaan MRI, dokter juga dapat

menyuntikkan pewarna pada pembuluh darah Anda di mana hal itu dapat meningkatkan kejelasan dari

pemeriksaan dan dapat menunjukkan lokasi dari tonjolan yang pecah.

2. Angiogram serebral atau arteriogram serebral

Pertama-tama, dokter akan menyisipkan tabung fleksibel (kateter) tipis ke dalam pembuluh arteri besar

Anda, biasanya terdapat di pangkal paha. Kemudian, benang dari kateter tersebut akan melewati organ

hati dan mencapai pembuluh arteri yang terdapat di otak Anda. Kemudian, dokter akan menyuntikkan

cairan khusus ke dalam kateter di mana cairan tersebut akan menyebar dari pembuluh arteri di otak hingga

ke seluruh bagian dari otak Anda. Pada pemeriksaan ini, dokter juga akan menggunakan sinar-X untuk

menciptakan gambar otak Anda. Dari situlah, dokter dapat melihat kondisi dari pembuluh arteri di otak

Anda sekaligus dapat mengetahui letak dari tonjolan yang pecah. Jenis pemeriksaan ini dianggap lebih

invasif dibandingkan dengan jenis pemeriksaan lainnya. Namun, Anda tetap harus melakukan tes

diagnostik lainnya untuk melengkapi informasi.

3. Tes cairan serebrospinal

Jika Anda telah mengalami pendarahan akibat penyakit ini, cairan serebrospinal yang mengelilingi otak

dan tulang belakang sangat mungkin mengandung sel darah merah. Dokter akan melakukan jenis

pemeriksaan ini jika CT scan tidak menunjukkan bukti pendarahan. Dokter akan mengambil sampel dari

cairan serebrospinal dari punggung Anda dengan menggunakan jarum. Prosedur ini biasanya disebut

dengan istilah spinal tap atau pungsi lumbal.

Setelah melakukan pemeriksaan dan hasil yang didapatkan adalah positif mengalami penyakit aneurisma

otak, dokter pasti akan merujuk Anda untuk melakukan pengobatan. Penyakit ini memang harus diobati

dengan cepat. Sebab, bila tidak, nyawa Anda yang menjadi taruhannya. Umumnya, penyakit ini diobati

dengan cara melakukan operasi. Ada dua jenis operasi yang biasanya dilakukan untuk mengobati penyakit

ini, yaitu:

1. Kliping bedah

Dokter akan mengambil bagian tengkorak kepala Anda terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar dokter dapat

menempatkan pembuluh darah buatan pada kepala Anda di mana hal ini dapat menutup aneurisma. Selain

itu, dokter juga akan menempatkan klip logam berukuran kecil pada leher aneurisma guna menghentikan

aliran darah ke dalamnya. Setelah prosedur ini selesai dilakukan, tengkorak kepala Anda akan

dikembalikan seperti semula.

2. Endovaskular melingkar

Bila dibandingkan dengan jenis yang pertama, prosedur ini dianggap kurang invasif. Pada prosedur ini,

dokter akan memasukkan tabung plastik berongga (kateter) ke dalam arteri yang biasanya terdapat di

pangkal paha. Kemudian, dokter akan menggunakan kawat panduan untuk mendorong kawat lunak

platinum melalui kateter dan diarahkan menuju ke aneurisma. Kumparan kawat di dalam aneurisma akan

menganggu aliran darah dan menyebabkan darah menggumpal.

Page 11: Edh Ich Sah Brain Hematoma

Kedua jenis prosedur pembedahan di atas dapat menimbulkan risiko, terutama pendarahan di otak atau

hilangnya aliran darah ke otak. Prosedur endovaskular melingkar lebih berisiko daripada prosedur kliping

bedah. Sebab, hal itu dapat menyebabkan penderitanya mengalami pendarahan berulang. Kedua jenis

pembedahan tersebut akan direkomendasikan oleh dokter apabila tonjolan dalam otak Anda sudah

berukuran besar. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang akan dipertimbangkan oleh dokter sebelum

merujuk Anda untuk melakukan prosedur pembedahan.

Anda juga dapat melakukan beberapa jenis pengobatan lain yang mungkin lebih aman untuk dilakukan,

seperti:

1. Mengonsumsi obat pereda nyeri

Obat acetaminophen (Tylenol, dan lain-lain) dapat digunakan untuk mengobati rasa sakit pada kepala yang

menjadi gejala utama dari penyakit ini.

Mengkonsumsi obat yang dapat mencegah kalsium memasuki dinding sel pembuluh darah. Salah satunya

adalah nimodipin yang telah terbukti dapat mengurangi risiko cedera pada otak yang diakibatkan oleh

kurangnya suplai darah ke otak akibat terjadi pendarahan. Obat itu juga dapat mengurangi risiko dari

vasospasme.

Mengkonsumsi obat anti-kejang

Obat-obat ini termasuk levetiracetam (Keppra), phenytoin (Dilantin, Phenytek, lainnya) dan asam valproik

(Depakene). Jenis obat tersebut dapat mengobati kejang yang mungkin timbul akibat penyakit aneurisma

otak.

2. Memberikan suntikan obat intravena

Jenis obat yang digunakan adalah vasopressor. Obat ini dapat meningkatkan tekanan darah di mana hal

ini dapat mengatasi resistensi penyempitan pembuluh darah.

3. Melakukan prosedur angioplasty

Prosedur ini dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke akibat otak tidak mendapatkan suplai darah yang

cukup. Dalam prosedur ini, dokter menggunakan kateter yang dapat membuka pembuluh darah pada otak

yang mengalami penyempitan. Selain itu, kateter ini juga digunakan untuk memberikan obat yang disebut

vasodilator ke otak. Obat ini bisa melebarkan pembuluh darah.

4. Terapi rehabilitasi

Para penderita dari penyakit ini pasti akan mengalami kerusakan pada otak. Oleh karena itu, mereka

membutuhkan terapi rehabilitasi, seperti terapi okupasi yang dapat memulihkan keterampilan belajar

mereka.

Namun, jika penyakit aneurisma yang Anda alami belum terlalu parah, biasanya tonjolan yang terbentuk

belum pecah dan tidak menyebabkan pendarahan. Menjaga tekanan darah adalah salah satu kunci utama

Page 12: Edh Ich Sah Brain Hematoma

agar tonjolan Anda tidak pecah. Selain itu, Anda juga harus merubah gaya hidup Anda yang mungkin

dapat memperburuk penyakit aneurisma yang Anda alami. Anda harus melakukan hal-hal berikut ini:

Tidak merokok atau menggunakan narkoba

Membatasi kafein: Kafein adalah stimulan yang dapat meningkatkan tekanan darah secara mendadak.

Mengonsumsi makanan yang sehat dan berolahraga: Pola makan yang sehat dan rutin berolahraga dapat

membantu Anda untuk menurunkan tekanan darah. Namun, jangan melakukan jenis olahraga yang terlalu

berat, seperti mengangkat barbel. Sebab, hal itu dapat menegangkan otot dan meningkatkan tekanan

darah Anda.

Menghindari pekerjaan berat: Jangan melakukan aktivitas berat. Sebab, ketika Anda melakukan pekerjaan

yang berat, tanpa sadar otot Anda akan tegang dan hal itu dapat meningkatkan tekanan darah Anda.

Menghindari aspirin: Aspirin dan beberapa obat lain dapat menghambat pembekuan darah.

Berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu sebelum Anda mengkonsumsi obat-obatan.http://health.liputan6.com/read/674969/aneurisma-otak-tonjolan-pada-pembuluh-darah-di-otak