Transcript

FISIOLOGI PENDENGARAN & KESEIMBANGAN

GANGGUAN PENDENGARAN (TULI)Oleh:KELOMPOK DKELOMPOK D :

1. Roat Yeti (092010101039)2. Wulan Pradani Nurisa(092010101045)3. Mochamad Rizal(102010101001)4. Oktaviana Sari Dewi(102010101004)5. Enggar Gumelar(102010101008)6. Luthfi Akhyar(102010101013)7. Ardita Fransiska Pratiwi(102010101015)8. A. A. Istri Eka Putri Damayanti(102010101049)9. Puspita Sari(102010101050)10. Farida Dwi Irnawati(102010101051)11. Inayatul Aulia(102010101052)12. Shofie Sabatini V. (102010101053)13. I Wayan Suardita(102010101077)14. Fatimah Ken Pratiwi(102010101078)15. Berliana Kurniawati Nur H.(102010101080)16. Prasetia Aji Ramadhan(102010101083)17. Nabilla (102010101088)18. Dhevy Wulandari (102010101092)

TELINGA DALAMLABIRIN OSSEUS

Terdiri dari :cochlea, sprt rumah siput, terletak di depan, bangunan 2,5 lingkaranvestibulum, terletak di tengahcanalis semisirkularis1. canalis semisirkularis horisontalis / lateralis2. canalis semisirkularis superior / anterior3. canalis semisirkularis inferior / posterior LABIRIN MEMBRANACEUS

Terdapat didalam labirin osseus dgn pemisah perilymphe yang berisi endolymphe.Terdiri dari :1. duktus cochlearis : di dlm cochlea2. saculus & utriculus : di dalm vestibulum3. duktus semisirkularis : di dlm kanalis semisirkularis

DUKTUS COCHLEARISFungsi pendengaran : n.cochlearismembrana basilarismembrana tektoriatunel of cortisel-sel penyokong : claudius, deiters, hansensel-sel rambutmembrane REISNER

SACULUSBentuk : globoid, lebih besar utriculusLetak : depan bawahTerdapat daerah sensoris maculi saculi, Terdiri dari :Sel-sel reseptorSel-sel penyokongMembrana basilarisBereaksi thdp gerakan verticalUTRICULUS

Bentuk : ovoidLetak : belakang atasTerdapat daerah sensoris makuli Utriculus, terdiri dari :Sel-sel reseptorSel-sel penyokongMembrana basilaris

DUKTUS SEMISIRKULARISTerdapat 3 ampula yaitu :Ampula romb. AnteriorAmpula romb. LateralAmpula romb. PosteriorPada ampula trdpt daerah sensoris dsbt krista ampularis yang strukturnya histologis.bereaksi dengan percepatan sikuler ( baik horizontal maupun vertical )

GANGGUAN FISIOLOGI TELINGAGangguan telinga luar dan telinga tengah dapat menyebabkan tuli konduktifGangguan telinga dalam menyebabkan tuli sensorineural, yang terbagi atas tuli koklea dan tuli retrokoklea.Sumbatan tuba eustachius menyebabkan gangguan telinga tengah dan akan terdapat tuli konduktif. Gangguan pada vena jugulare berupa aneurisma akan menyebabkan telinga berbunyi sesuai dengan denyut jantung.Antara inkus dan maleus berjalan cabang n. Fasilisis yang disebut korda timpani, bila terdapat radang di telinga tengah atau trauma mungkin korda timpani terjepit, sehingga timbul gangguan pengecap.Di dalam telinga dalam terdapat alat keseimbangan dan alat pendengaran. Obat-obat dapat merusak stria vaskularis, sehingga saraf pendengaran rusak, dan terjadi tuli sensorineural. Setelah pemakaian obat ototsik seperti streptomisin, akan terdapat gejala gangguan pendengaran berupa tuli sensoneural dan gangguan keseimbangan.Tuli dibagai atas tuli konduktif, tuli sensorineural (sensorineural deafness) serta tuli campur (mixed deafness).Pada tuli konduktif terdapat gangguan hantaran suara, disebabkan oleh kelainan atau penyakit di telinga luar atau di telinga tengah.Pada tuli sensorineural (perseptif) kelainan terdapat pada koklea (telinga dalam), nervus VII atau di pusat pendengaran, sedangkan tuli campur, disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural. Tuli campur dapat merupakan satu penyakit, misalnya radang telinga tengah dengan komplikasi ke telinga dalam atau merupakan dua penyakit yang berlainan, misalnya tumor nervus VII (tuli saraf) dengan radang telinga tengah (tuli konduktif).Jadi jenis ketulian sesuai dengan letak kelainan.

Suara yang didengarBunyi (frekuensi 20 Hz 18.000 Hz) merupakan frekuensi nada murni yang dapat didengar oleh telinga normal.Nada Murni (pure tone), hanya satu frekuensi, misalnya dari garpu tala, piano.Bising (noise) dibedakan anatara : NB (narrow band), terdiri atas beberapa frekuensi, spektrumnya terbatas dan WN (white noise), yang terdiri dari banyak frekuensi.

AudiologiIlmu yang mempelajari seluk beluk fungsi pendengaran yang erat hubungannya dengan habilitasi dan rehabilitasiRehabilitasi ialah usaha untuk mengembalikan funsi yang pernah dimiliki, sedangkan habilitasi ialah usaha untuk memberikan fungsi yang seharusnya dimiliki.

Audiologi medikAudiologi dasar pengetahuan mengenai nada murni, bising, gangguan pendengaran, serta cara pemeriksaanya.Pemeriksaan pendengaran dengan : 1. Tes penala 2. Tes berbisik 3. Audiometri nada murniAudio khusus diperlukan untuk membedakan tuli sensorineural koklea dengan retrokoklea, audiometri obyektif, tes untuk tuli anorganik, audiologi anak, audiologi industri

Tes pendengaran dengan garpu talaRinne testTes ini membandingkan antara hantaran lewat tulang dan hantaran lewat udara.Webber testTes ini membandingkan telinga kanan dan kiri penderita.Schwabach testTes ini membandingkan ketajaman pendengaran antara pemeriksa dengan penderita. Pemeriksa harus mempunyai pendengaran normal.Bing testTes oklusiStenger testTes ini digunakan pada pemeriksaan tuli anorganik.

Cara Pemeriksaana. RinneGarpu tala (frekuensi 256/512) digetarkan. Tangkai garpu tala diletakkan di procc. Mastoid penderita. Bila penderita tidak mendengar suara lagi, kaki garpu tala didekatkan didepan liang telinga penderita kira-kira 2,5 cm. bilamasih terdengar disebut rhinne (+), tidak terdengar disebut rinne (-).

b. Weber Garpu tala digetarkan kemudian tangkainya diletakan ditengah garis kepala (vertex, dahi, pangkal hidung, tengah2 gigi seri, atau di dagu) penderita. Apabila bunyi garpu tala terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut weber lateralisasi ketelinga tersebut. Bila tidak dapat dibedakan ke arah mana bunyi terdengar lebih keas dikatakan weber tidak ada lateralisasi.

c. Schwabach Garpu tala digetarkan, kemudian tangkai garpu tala diletakan pada procc. Mastoideus pemeriksa, bila telah tidak terdengar diletakan pada penderita atau sebaliknya. (dianggap pemeriksa normal). Apabila penderita masih mendengar berarti schwabach memanjang. Apabila pemeriksa masih mendengar meskipun tidak terdengar lagi oleh penderita berarti schwabach memendek.

Tes RinneTes WeberTes SchwabachDiagnosisPositifTidak ada lateralisasiSama dengan pemeriksaNormalNegatif Latelralisasi ke telinga yang sakitMemanjangTuli konduksiPositif Lateralisasi ke telinga yang sehat MemendekTuli sensorineualTes BerbisikSemi kuantitatif menentukan derajat ketulian secara kasar ruang untuk pemeriksaan harus cukup tenang dan memiliki panjang minimal 6 meter N : 5/6 6/6Audiometri Nada MurniNada murni: bunyi yang hanya punya satu frek, dinyatakan dalam getaran/det Bising (narrow band ): bunyi dengan banyak frek. Terdiri dari spektrum terbatas dan spektrum luas Frekuensi: nada murni yang dihasilkan oleh getaran suatu benda yang sifatnya harmonis sederhana. Jumlah getaran /det dinyatakan dalam Hertz. Frek yg didengar manusia 20-18.000 Hz Continue..Intensitas bunyi: dinyatakan dalam dB (decibell). Dikenal: dB HL (hearing level), dB SL (sensation level), dB SPL (soud pressure level) Ambang dengar: bunyi nada murni yang terlemah pada frek tertentu yg msh dpat didengar. Terdapat ambang dengar menurut konduksi udara (AC) dan menurut konduksi tulang (BC)continueNilai nol audiometrik dalam dB HL dan dB SL yaitu intensitas nada murni yang terkecil pada suatu frek tertentu yg masih dapat didengar oleh rta2 orang dewasa muda yang normal (18-30 thn). -telinga manusia paling sensitif terhadap bunyi dengan frek 1000 Hz, nilai nol audiometrikny 0,0002 dyne/cm2 . Dua standart yang dipakai yakni ISO dan ASA. 10 dB ISO = 0 dB ASAcontinueNotasi pada audiogram - AC: garis lurus penuh (125-8000 Hz)- BC: garis patah-patah (250-4000 Hz)- telinga kiri: biru- telinga kanan: merah Jenis dan Derajat Ketulian Serta GapDari audiogram dapat dilihat tuli atau tidakJenis tuli: konduksi, sensorineural dan campuran Derajat ketulian dihitug dengan indeks Fletcher AD=(AD 500Hz+ AD 1000Hz+ AD 2000Hz) : 3Interpretasi audiogram ditulis:- telinga yang mana- jenis tuli- derajat tuli derajat tuli ISO0-25 dB: N>25-40 dB: tuli ringan>40-55 dB: tuli sedang>55-70 dB: tuli sedang-berat>70-90 dB: tuli berat>90 dB: tuli sangat beratAda gap bila antara AC dan BC terdapat perbedaan 10 dB, min pada 2 frek yg berdekatan

Kelainan/ Penyakit yang Menyebabkan KetulianTuli konduktif: kelainan di telinga luar dan tengah- telinga luar: atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumskripta, osteoma liang telinga- telinga tengah: sumbatan tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum dan dislokasi tulang pendengaran

Tuli sensorineuronal- dibagi tuli koklea dan tuli retrokoklea. - tuli koklea: aplasia, labirintis, trauma kapitis, trauma akustik dan pajanan bising- tuli retrokoklea: neuroma akustik, tumor sudut pons serebelum, mieloma multipel, cedera otak, perdarahan otak dan kelainan otak lainnya

TULI KOKLEA DAN TULI RETROKOKLEAIstilahRekrutmen: fenomena terjadi peningkatan sensitifitas pendengaran yangt berlebih di atas ambang dengar.Kelainan koklea : dapat membedakan bunyi 1 dBNormal : 5 dBKelelahan(decay/fatique): adaptasi abnormal, tanda khas tuli retrokokloea.Saraf cepat lelah bila dirangsang terus menerus.Bila istirahat: pulih kembali.

AUDIOMETRI KHUSUS1. Tes SISIUntuk mengetahui kelainan kokleaDidasarkan atas fenomena rekruitmenCara : tentukan ambang dengar pasien, kemudian ditambah 20 dB diatas ambang rangsang, ditambahkan rangsang 5 db,kemudian diturunkan 4,3,2,1 dB. Bila pasien dpt membedakan: tes +

2. Tews ABLB (alternate inaural loudness balance) Berikan intensitas bunyi tertentu pada frekuensi yg sama pada kedua telinga, sampai kedua telinga mencapai persepsi yg sama yg disebut balance negatif.Bila balance tercapai : tdp rekrutmen +3. Tes KelelahanTTD (Threshold Tone Decay)Cara: beri rangsangan terus menerus pd telinga yg diperiksa dg intensitas yang sesuai dengan ambang dengar. Bila setelah 60 detik: dapat mendengar, berarti hasil negatifJika tidak dapat mendengar: hasil positif.

STAT (supra treshold adaptation test)Prinsip: pemeriksaan pada 3 frekuensi : 500,1000,2000 HzCara: nada murni pada frekuensi diatas diberikan selama 60 detikDapat mendengar: tidak ada kelelahanKurang dari 60 detik : maka ada kelelahan4. AUDIOMETRI TUTURDipakai kata yg sudah disusun dalam silabusPasien diminta untuk mengulang kata yg didengar melalui kaset tape recorder.Pada tuli koklea: sulit membedakan bunyi S R N C H CH, pada tuli retrokoklea lebih sulit lagi.Mis: pada tuli koklea: kasar didengar kadarInterpretasi : apabila kata yg betul : 90-100% : normal75-90% : tuli ringan 60-75% : tuli sedang50-60% : kesukaran mengikuti pembicaraan sehari hari 100 dBATipe :formable type custom- molded type premolded type

Dipilih bila bising antara 85-200 dBAEar PlugEar MuffHelmet93Pemeriksaan pendengaran secara berkala.Penyuluhan kesehatan terhadap karyawan akan bahaya kebisingan

Efek kebisingan 10-15 tahun

94

TERIMA KASIH96Batas intensitas kebisingan (dB)Lama pemaparan (*)

Ruangan tenang : 30-40dB8016

Percakapan N : 65 dB858

Penghisap debu, telivisi : 60-70 dB 904

Walkman/ipod : 96 dB952

Arena bermain anak di mal : 90-95 dB1001

Diskotek : 100-120 dB105

Orke simfoni : 110 dB110

Konser musik/rock : 110-140 dB1151/8

* Lama paparan tiap hari (jam)


Top Related