Download - Tugas THT Anosmia Fadityo
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 1/13
TUGAS
ANOSMIA
Oleh:
Fadityo
G99131038
Pembimbing :dr. Antonius Christanto, Sp.TT!"#, M."$s
"%&ANIT%'AAN "#INI" SMF I#MU TT!"#
FA"U#TAS "%(O"T%'AN UNS ) 'SU( ('. MO%*A'(I
'SU( &AN(AN A'ANG +OO#A#I
-01
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 2/13
I. Keluhan utama THTTerdapat berbagai simptom atau keluhan utama yang dirasakan pasien yang
menyebabkan pasien tersebut datang ke poli THT-KL antara lain sebagai berikut.
a. Keluhan di telinga, meliputi :
1) angguan pendengaran! pekak") #uara berdenging!berdengung
$) %asa pusing yang berputar
&) %asa nyeri di dalam telinga
') Keluar (airan dari telinga
) %asa penuh pada telinga
*) atal pada telinga
+) enda asing pada telinga
) enolan ditelinga
b. Keluhan di hidung, meliputi :
1) Hidung tersumbat
") #ekret hidung$) ersin
&) %asa nyeri didaerah muka dan kepala
') Perdarahan dari hidung
) angguan penghidu
*) /assa pada rongga hidung
+) enda asing pada rongga hidung
) Hidung patah
0. Keluhan di tenggorok dan rongga mulut, meliputi :
1) yeri tenggorok
") yeri menelan
$) %asa banyak dahak di tenggorokan
&) #ulit menelan
') %asa ada yang menyumbat atau mengganal
) #uara serak
*) #uara hilang
+) atuk
) %asa ada sesuatu di leher
12) Tersedak makanan ! benda asing
II. Mekanisme dan patofsiologi terjadinya gangguan penghidu
A. 3natomi, 4isiologi dan Histologi Hidung
1 3natomi Hidung
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke ba5ah,
sebagai berikut :
a Pangkal hidung 6bridge)
b atang hidung 6dorsum nasi)
0 Pun0ak hidung 6hip)
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 3/13
d 3la nasi
e Kolumela
7 Lubang hidung 6nares anterior)
Hidung luar di bentuk oleh :
a Tulang : os nasal, pro0 7rontalis os maksila, pro0 nasalis os 7rontal
b Tulang ra5an : kartilago nasalis lateralis superior, kartilago nasalis lateralis
in7erior, kartilago ala minor, tepi anterior kartilago septum
0 Otot
• /. 3#3L8# : Terletak di atas ala nasi dan beralan dari medial ke
lateral. Paling berkembang.
4ungsi 9 /empunyai e7ek kompresi hidung, memanangkan hidung
dan kontraksi nostril 6antagonis m. pro0erus).
• /. ;8L3TO% 3%<# : terletak pada ala nasi bagian lateral.
4ungsi 9 melebarkan ala nasi.
• /. ;<P%<#O% #<PT8 3#8: terletak di atas bibir atas dekat septum
nasi.
4ungsi 9 menurunkan tip hidung dan membuka nostril pada saat inspirasi
maksimal.
• /. P%O(<%=#: terletak pada akar hidung.
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 4/13
4ungsi 9 /enggerakkan kulit di atas glabella. ila kontraksi dapat
menger-nyitkan dahi, mempunyai e7ek memendekkan hidung.
d >aringan ikat
". 3natomi %ongga Hidung 6ka?um nasi)
/empunyai & dinding, yaitu :
a ;inding medial : septum hidung
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 5/13
1 Tulang : lamina perpendikularis os etmoid, ?omer, krista maksilaris os
maksila, krista nasalis os palatina
" Tulang ra5an :kartilago septum 6lamina @uadriangularis), kolumella
b ;inding lateral
1 #el ager nasi
" Konka:
a Konka in7erior :
Konka yang paling besar. ;i ba5ahnya terdapat meatus in7erior, tempat
bermuara duktus nasolakrimalis.
b Konka media :
;iba5ahnya terdapat meatus medius. Tempat bermuara sinus 7rontalis,
sinus maksilaris, sinus etmoid anterior dan sinus s7enoid.
0 Konka superior :
di ba5ahnya terdapat meatus superior, tempat muara sinus etmoid
posterior.
d Konka suprema :
terletak paling atas, paling ke0il dan sering tidak ada 6rudimenter).
$ /eatus : in7erior 6terdapat muara duktus naso lakrimal), medius 6 terdapat
muara sinus 7rontal,maksila, etmoid anterior), superior 6terdapat muara sinus
etmoid posterior, sinus s7enoid)
0 ;inding in7erior
;asar rongga hidung, dibentuk oleh os maksila dan os palatum
d ;inding superior atau atap hidung
;ibentuk oleh os kribri7ormis 6memisahkan rongga tengkorak A rongga hidung)
. Pato7isiologi gangguan penghidu
Penyebab gangguan penghidu dapat diklasifkasikan menjadi
3, yaitu gangguan kondukti, gangguan sensoris dan gangguanneural. !angguan kondukti disebabkan gangguan transpor
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 6/13
odoran atau pengurangan odoran yang sampai ke neuroepitel
olaktorius, dan gangguan ikatan odoran dengan protein ! "gol#.
!angguan sensoris disebabkan kerusakan langsung pada
neuroepitelium olaktorius, misalnya pada ineksi saluran naasatas, atau polusi udara toksik, sedangkan gangguan neural atau
sara disebabkan kerusakan pada bulbus olaktorius dan jalur
sentral olaktorius, misalnya pada penyakit neurodegenerati,
atau tumor intrakranial.$ %inosinusitis Kronik dan %initis Alergi
Penyakit yang sering menyebabkan gangguan penghidu
adalah penyakit rinosinusitis kronik, rinitis alergi, ineksi saluran
naas atas dan trauma kepala. Penyakit rinosinusitis kronik dan
rinitis alergi. !angguan penghidu pada rinosinusitis kronik atau
rinitis alergi berupa gangguan penghidu kondukti dan sensoris.
!angguan penghidu kondukti terjadi karena proses in&amasi
dari saluran naas yang menyebabkan berkurangnya aliran udara
dan odoran yang sampai ke neuroepitel olaktorius. Proses
in&amasi pada neuroepitel olaktorius menghasilkan mediator
in&amasi yang merangsang hipersekresi dari kelenjar 'o(man)s,yang akan mengubah konsentrasi ion pada mukus olaktorius,
sehingga mengganggu hantaran odoran. !angguan penghidu
sensoris disebabkan pelepasan mediator in&amasi oleh limosit,
makroag, dan eosinofl, yang bersiat toksik terhadap reseptor
neuroepitel olaktorius sehingga menyebabkan kerusakan
neuroepitel olaktorius.* Ineksi saluran naas atas.
Penyakit ineksi saluran naas atas yang sering menyebabkan
gangguan penghidu adalah +ommon +old. Kemungkinan
mekanismenya adalah kerusakan langsung pada epitel
olaktorius atau jalur sentral karena irus itu sendiri yang dapat
merusak sel reseptor olaktorius. Prealensi gangguan penghidu
yang disebabkan oleh ineksi saluran naas atas -$$/01 dari
kasus gangguan penghidu.
3 Trauma kepala
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 7/13
Trauma kepala dapat menyebabkan kehilangan sebagian atau
seluruh ungsi penghidu. Hal ini disebabkan kerusakan pada
epitel olaktorius dan gangguan aliran udara dihidung. Adanya
trauma menyebabkan hematom pada mukosa hidung, atau lukapada epitel olaktorius. Kerusakan dapat terjadi pada serat sara
olaktorius, bulbus olaktorius dan kerusakan otak di regio rontal,
orbitorontal, dan temporal. Prealensi gangguan penghidu yang
disebabkan trauma kepala terjadi -$2301 dari kasus gangguan
penghidu.
'eberapa penelitian pada pasien rinosinusitis kronik
didapatkan *$1*21 anosmia. Penelitian lainnya mendapatkan
pasien dengan rinitis alergi persisten sedang berat yang
mengalami hiposmia sebesar /,1, dan rinitis alergi persisten
ringan yang mengalami hiposmia sebesar *01.Penyakit lain
yang menyebabkan gangguan penghidu adalah penyakit
endokrin "hipotiroid, diabetes melitus, gagal ginjal, penyakit
lier#, Kallmann syndrome, penyakit degenerati "al4heimer,
parkinson, multipel sklerosis#, pas+a laringektomi, paparan
terhadap 4at kimia toksik, peminum alkohol, tumor intranasal
atau intrakranial.
5aktor lain yang juga berpengaruh terhadap ungsi penghidu
adalah usia. Kemampuan menghidu akan menurun sejalan
dengan bertambahnya usia. Ada banyak teori yang
menerangkan penyebab gangguan penghidu pada orang tua,
diantaranya terjadi perubahan anatomi pengurangan area
olaktorius, pengurangan jumlah sel mitral pada bulbus
olaktorius, penurunan aktiasi dari korteks olaktorius.!angguan
penghidu pada usia lebih dari 0 tahun sebesar 621. Penelitian
lain mendapatkan gangguan penghidu pada usia lebih dari 20
tahun sebesar */1. !anguan penghidu lebih sering ditemukan
pada jenis kelamin perempuan dibandingkan lakilaki. !angguan
penghidu juga ditemukan pada perokok, dimana ditemukan
kerusakan neuroepitel olaktorius. Pada analisis imunohistokimia
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 8/13
ditemukan adanya apoptosis proteolisis pada neuroepitel
olaktorius.
7batobatan juga berpengaruh terhadap terjadinya gangguan
penghidu seperti obat golongan makrolide, anti jamur, proteinkinase inhibitor, A89 inhibitor, dan proton pump inhibitor. Ada
beberapa mekanisme yang menyebabkan gangguan penghidu
seperti gangguan potensial aksi dari sel membran, gangguan
pada neurotransmitter dan perubahan pada permukaan mukus.
Polusi udara yang berpengaruh terhadap gangguan penghidu
misalnya pada udara yang mengandung aseton, gas nitrogen,
silikon dioksida dan nikel dioksida.
III. Anamnesis, Pemeriksaan 5isik dan Pemeriksaan PenunjangA. Anamnesis
Anamnesis sangat diperlukan untuk membantu
menegakkan diagnosis gangguan penghidu. Pada anamnesis
ditanyakan ri(ayat trauma kepala, penyakit sinonasal, dan
ineksi saluran naas atas, ri(ayat penyakit sistemik, ri(ayat
penyakit neurodegenerati, kebiasaan merokok, dan semua
aktor yang bisa menyebabkan gangguan penghidu.'. Pemeriksaan fsik
Pemeriksaan fsik THT meliputi pemeriksaan hidung
dengan rinoskopi anterior, posterior dan nasoendoskopi untuk
menilai ada atau tidaknya sumbatan di hidung, seperti
in&amasi, polip, hipertrof konka, septum deiasi, penebalan
mukosa, dan massa tumor akan mempengaruhi proses
transport odoran ke area olaktorius.
8. Pemeriksaan pen+itraan.Pemeriksaan ini bertujuan untuk menyingkirkan kelainan
intrakranial dan ealuasi kondisi anatomis dari hidung,
misalnya pada kasus tumor otak atau kelainan dihidung.
Pemeriksaan oto polos kepala tidak banyak memberikan data
tentang kelainan ini. Pemeriksaan tomograf komputer
merupakan pemeriksaan yang paling berguna
untukmemperlihatkan adanya massa, penebalan mukosa atau
adanya sumbatan pada +elah olaktorius. Pemeriksaan
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 9/13
Magneti+ %esonan+e Imaging "M%I# merupakan pemeriksaan
yang lebih sensiti untuk kelainan pada jaringan lunak.
Pemeriksaan ini dilakukan bila ada ke+urigaan adanya tumor.:. Pemeriksaan kemosensoris penghidu.
Pemeriksaan kemosensoris penghidu yaitu pemeriksaan
dengan menggunakan odoran tertentu untuk merangsang
sistem penghidu. Ada beberapa jenis pemeriksaan ini,
diantaranya tes ;P<IT ";niersity o Pennsylania <mell
Identif+ation#, Tes The 8onne+titut 8hemosensory 8lini+al
%esear+h 8enter "888%8#, Tes =<ni>n sti+ks?, Tes 7dor <ti+k
Identif+ation Test or @apanese "7<IT@#.$. Tes ;P<IT ";niersity o Pennsylania <mell Identif+ation#.
Test ini berkembang di Amerika, pada tes ini terdapat /
buku yang masingmasing berisi $0 odoran. Pemeriksaan
dilakukan dengan menghidu buku uji, dimana didalamnya
terkandung $020 odoran. Hasilnya pemeriksaan akan
dibagi menjadi 6 kategori yaitu normosmia, mikrosmia
ringan, mikrosmia sedang, mikrosmia berat, anosmia, dan
malingering.
*. Tes The 8onne+titut 8hemosensory 8lini+al %esear+h8enter"888%8#.
Test ini dapat mendeteksi ambang penghidu, identifkasi
odoran, dan untuk ealuasi nerus trigeminal. Ambang
penghidu menggunakan larutan butanol /1 dan
dien+erkan dengan aua steril dengan perbandingan $B3,
sehingga didapat pengen+eran. Tes dimulai dari pengen+eran terke+il, dan untuk
menghindari bias pasien disuruh menentukan mana yang
berisi odoran tanpa perlu mengidentifkasikannya. Ambang
penghidu didapat bila ja(aban betul 2 kali berturutturut
tanpa kesalahan. Pemeriksaan dikerjakan bergantian pada
hidung kiri dan kanan, dengan menutup hidung kiri bila
memeriksa hidung kanan atau sebaliknya.Kemudian dilakukan tes identifkasi penghidu, dengan
menggunakan odoran kopi, +oklat, anila, bedak talk,
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 10/13
sabun, oregano, dan napthalene. Cilai ambang dan
identifkasi dikalkulasikan dan dinilai sesuai skor 888%8.3. Tes =<ni>n <ti+ks?.
Tes <ni>n <ti+ks adalah tes untuk menilai kemosensoris
dari penghidu dengan alat yang berupa pena. Tes ini
dipelopori (orking group ola+tion and gustationdi @erman
dan pertama kali diperkenalkan oleh Hummel dan ka(an
ka(an. Tes ini sudah digunakan pada lebih dari $00
penelitian yang telah dipublikasikan, juga dipakai di
banyak praktek pribadi dokter di 9ropa.Panjang pena
sekitar $/ +m dengan diameter $,3 +m yang berisi / ml
odoran dalam bentuk tampon dengan pelarutnya
propylene gly+ol.Alat pemeriksaan terdiri dari tutup mata dan sarung
tangan yang bebas dari odoran dan pena untuk tes
identifkasi. Keseluruhan pena berjumlah $6 triplet "/
pena# untuk ambang penghidu, $6 triplet "/ pena# untuk
diskriminasi penghidu, dan $6 pena untuk identifkasi
penghidu, sehingga total berjumlah $$* pena.Pengujian dilakukan dengan membuka tutup pena
selama 3 detik dan pena diletakkan * +m di depan hidung,
tergantung yang diuji apakah lobang hidung kiri atau
lobang hidung kanan. Pemeriksaan dilakukan dengan
menutup mata subyek untuk menghindari identifkasi
isual dari odoran.:ari Tes inidapat diketahui tiga komponen, yaitu
ambang penghidu, diskriminasi penghidu dan identifkasipenghidu. ;ntuk ambang penghidu "T# digunakan n
butanolsebagai odoran, yang terdiri dari $6 serial
pengen+eran dengan perbandingan $B* dalam pelarut
aua deionisasi. Tes ini menggunakan triple or+ed +hoi+e
paradigma yaitu metode bertingkat tunggal dengan 3
pilihan ja(aban. Pengujian dilakukan dengan pengen+eran
nbutanol dengan konsentrasi terke+il.<kor untuk ambangpenghidu adalah 0sampai $6.
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 11/13
;ntuk diskriminasi penghidu ":#, dilakukan dengan
menggunakan 3 pena se+ara a+ak dimana * pena berisi
odoran yang sama dan pena ke3 berisi odoran yang
berbeda. Pasien disuruh menentukan mana odoran yangberbeda dari 3 pena tersebut. <kor untuk diskriminasi
penghidu adalah 0 sampai $6.;ntuk identifkasi penghidu "I#, tes dilakukan dengan
menggunakan $6 odoran yang berbeda, yaitu jeruk, anis
"adas manis#, shoe leather "kulit sepatu#, peppermint,
pisang, lemon, liuori+e "akar manis#, +loes"+engkeh#,
+innamon"kayu manis#, turpentine "minyak tusam#,
ba(ang putih, kopi, apel, nanas, ma(ar dan ikan. ;ntuk
satu odoran yang betul diberi skor $, jadi nilai skor untuk
tes identifkasi penghidu adalah 0$6.Interal antara
pengujian minimal *0 detik untuk proses desensitisasi dari
nerus olaktorius. ;ntuk menganalisa ungsi penghidu
seseorang digunakan skor T: I yaitu hasil dari ketiga jenis
tes =<ni>n <ti+ks?, dengan antara skor $sampai /, bila
skor D$2 dikategorikan anosmia, $6*E dikategorikan
hiposmia, dan F 30 dikategorikan normosmia. Tes ini menggambarkan tingkat dari gangguan
penghidu, tapi tidak menerangkan letak anatomi dari
kelainan yang terjadi. 7doran yang terdapat dalam tes
=<ni>n <ti+ks?adalah odoran yang amiliar untuk negara
eropa, tapi kurang amiliar dengan negara lain. Hal ini
dapat diatasi dengan memberikan istilah lain yang amiliaruntuk odoran tersebut.
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 12/13
IG. :iagnosis 'anding !angguan Penghidu
!angguan Penghidu
%i(ayat
Alergi
Penyebab
lainnya
%i(ayat
Trauma
Tanda
I<PA
8ommon
8old
Penggunaan
obat yang
mempengaru
hi pembau
5aktor
;sia
Massa
<inonasal
Penyakit
<istemik
lainnya
!angguan
epitel mukosa
hidung
Kerusakan otak
di regio rontal,
orbitorontal,
dan temporal
Kerusakan otak
di regio rontal,
orbitorontal,
dan temporal
%initis
Alergi
%inosinusit
is Kronis
Masa
Intrakrani
7/23/2019 Tugas THT Anosmia Fadityo
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tht-anosmia-fadityo 13/13
G. Obat-obat ;alam 4ormarium asional 64ornas) yang isa /engurangi atau
/enghilangkan Keluhan angguan Pembau.
olongan Obat Obat /enurut 4ornas
"orti/ost$roid ;eksametason tab 2,' , & mgB
metilprednisolon tab &,+,1 mgB
hidrokortison tab 12 mgAntiioti/ 3moksisilin tab "'2,'22mgB
7enoksimetil penisilin tab
1"',"'2,'22mgB se7aleksin kaps
"'2,'22 mgB se7uroksim tab "'2mg, tab
sal '22mg.
Antihistain #etirisin tab 12 mg
($/on2$stan OksimetaColin tetes hidung 2,2"'D,
2,2'2D