Transcript
Page 1: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Tabloid Mahasiswa Universitas Tanjungpura

Edisi 13/Thn XXV/LPM Untan/2008

Page 2: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

KARIKATUR/ISWANDI

Assalamualaikum Wr.Wb

Menurut saya, Fakultas Pertanian di Untan ini banyak sekali membebankan mahasiswadalam pembiayaannya. Saya melihat di Fakultas Pertanian banyak sekali perbaikan-perbaikan yang tidak sepantasnya, karena iuran tersebut digunakan untuk membetulkanjalan yang masih bagus menurut saya tapi pertanian telah merobohkan jalan itu. Mungkinada maksud tertentu dari proyek perbaikan jalan tersebut. Saya tidak berfikir negatiftentang proyek tersebut, apalah daya kami sebagai mahasiswa untuk ikut campur. Hanyasaja, saya sarankan sebaiknya biaya kemahasiswaan kemarin digunakan untuk mem-bangun fasilitas yang lebih berguna. Seperti sarana olahraga atau kesenian yang dapatmenunjang kreativitas mahasiswa sesuai bidang yang ditekuninya. Terima kasih.

Verdy Kurniawan, Mahasiswa Fakultas Pertanian

Tabloid Mimbar Untan diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Tanjungpura Pontianak.Pelindung: Rektor Untan, Pembina: Purek III, Pengarah: Kabag Kemahasiswaan, Ketua Umum: Sri Pujiyani,Sekretaris Umum: Jumardi Budiman, Bendahara Umum: Tri Mulyaningsih, Divisi PSDM: Odilo Tarigasa (Ketua),Irwan Kurniawan, Dewi Hairani, Divisi Penerbitan: Agustinah (ketua), Ihwan Ridho, Rizky Amaliah, DivisiPenelitian dan Pengembangan: Riya Yulharmaini (ketua), Andri Setiawan, Riza Erni, Divisi Penyiaran: ElliaMarliany, Agus Witarsa, Sumarti Dewiyani, Divisi Perusahaan: Iswandi (ketua), Yulia Citra, Suwendi, PemimpinRedaksi: Odilo Tarigasa, Sekretaris Redaksi: Tri Mulyaningsih, Redaktur: Sri Pujiyani, Agustinah, Ide Karikatur:

Iswandi, Artistik: Tim Gambreng, Fotografer: Jumardi Budiman, Staf Redaksi: Tri Mulyaningsih, Riya Yulharmaini, Jumardi Budiman, Alamat Redaksi: JlDaya Nasional Komplek Untan (Gedung MKDU), Telepon: 08135 259 2596, e-mail: [email protected], Blog: lpmuntan.blogspot.com, Percetakan: RomeoGrafika, Jl Sultan Syarif Abdurahman (Isi diluar tanggung jawab percetakan). Redaksi menerima tulisan berupa opini, essai, laporan kegiatan kampus, puisi/cerpen, hasil investigasi dengan disertai identitas diri. Tulisan diketik rapi minimal tiga lembar folio dengan spasi ganda. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpamengubah makna tulisan.

Biaya Kemahasiswaan BelumDigunakan Sesuai Kebutuhan

Su

rat

Pem

bac

a

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/20102

Bukan Sekedar Ucapan Cartoon

Salam Pers Mahasiswa!

Setelah melewati beberapa bulan sejak tabloid edisi 13 yang

lalu, senang sekali akhirnya LPM Untan bisa kembali menyapa

para sobat mahasiswa yang selalu setia menanti dan membaca

produk-produk terbitan kami. Tabloid Mimbar Untan Edisi 14 ini

merupakan produk kedua yang dirilis dan diterbitkan LPM Untan

diawal tahun 2010.

Selama masa pengerjaan tabloid ini, begitu banyak tantangan

dan cerita yang berkesan. Kesibukan para reporter serta

redakturnya karena perkuliahan yang begitu padat (agak lebay

sih hehe), masa libur yang cukup panjang, plus membantu

persiapan dan pelaksanaan diskusi, perekrutan, pelatihan serta

pelantikan anggota baru yang telah menjadi agenda rutin LPMU.

Semua itu tentunya membutuhkan kekompakan, komitmen, serta

integritas yang utuh. Banyak kepala, banyak pemikiran, banyak

alasan. Itulah yang tepat untuk menggambarkan suatu teamwork.

Meskipun demikian, kita mencoba untuk mencari solusi terbaik

agar apa yang dicita-citakan bersama dapat tercapai tanpa

mengabaikan solidaritas dan kebersamaan di antara sesama

anggota dan pengurus LPMU.

Kami menyadari bahwa dari tahun ke tahun arah militansi

jurnalistik mahasiswa berubah cukup pesat mempengaruhi se-

mangat dan komitmen pers kampus. Namun, hal ini tentunya

tidak menghilangkan semangat pers kampus untuk menyam-

paikan informasi bagi masyarakat kampus mengenai apa yang

seharusnya diketahui agar kita bisa berpikir dan memberi solusi

untuk setiap permasalahan yang ada. Sudah seharusnya ma-

hasiswa menjadi pejuang yang tidak hanya diam di balik bangku

kuliah menjadi seorang intelektual abal-abal namun menjadi

pejuang yang mempergunakan intelektualitasnya bagi kehidupan

berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Lebih mengandalkan

logika daripada emosi akan lebih baik dalam menyelesaikan

suatu masalah. Pertanyakanlah dalam diri kita mengapa lebih

dari 60 tahun Indonesia merdeka, tetapi belum adanya

pemerataan pembangunan dalam negeri ini? Dengan keadaan

sumber daya alam yang berlimpah, mengapa sebagian besar

masyarakatnya masih sulit menikmati kehidupan yang layak?

Di edisi 14, Redaksi Mimbar Untan sepakat untuk sedikit

banyak mengangkat permasalahan mengenai isu pendidikan di

Kalimantan Barat yang dikemas dalam kolom mimbar utama,

kemudian kita diajak untuk mengenal Kota Pontianak dari sisi

lain melalui folklore-nya di kolom mimbar khusus, serta menyorot

kembali peran mahasiswa sebagai “agent of change” yang mulai

kehilangan ruh-nya yang dibahas pada kolom mimbar kampus

dan masih banyak lagi informasi-informasi menarik yang

disajikan pada edisi ini.

Redaksi Mimbar Untan berharap selalu dapat memberikan

informasi yang aktual dan memiliki kredibilitas yang tinggi. Mo-

hon maaf jika dalam penyajian tabloid edisi 14 terdapat keku-

rangan namun akan sangat membantu jika sobat mahasiswa

bisa menyampaikan kritik dan saran serta hal-hal yang patut

dipertahankan kepada redaksi demi perbaikan kualitas terbitan

mendatang.

Keluarga Besar LPM Untan juga mengucapkan selamat atas

dilantiknya beberapa dosen Untan sebagai guru besar dan juga

kepada para anggota, pengurus LPM Untan serta para sobat muda

mahasiswa yang baru saja diwisuda. Mari bersama kita memba-

ngun Kalbar, Indonesia menjadi lebih baik. Kepada para anggota

dan pengurus LPMU yang baru dilantik, kembangkan terus bakat

dan kemampuanmu untuk membuat lembaga ini lebih baik.[]

Dapur Redaksi

Page 3: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Dok/Miun

PerjuanganBelum Berakhir!

ahkamah Konstitusi (MK)memang telah mencabut UUSisdiknas berikut UU BHP31 Maret 2010 lalu. Tak ayalkeputusan ini mendulang

protes petinggi kampus. Aswandi misal-nya. Dekan FKIP Untan ini berang atas pu-tusan itu. Semangat UU BHP yang katanyamengharuskan tiap Perguruan Tinggi (PT)menyisihkan 20% bangku perkuliahanuntuk calon mahasiswa miskin berprestasikandas sudah.

Apakah dengan pencabutan UU BHPini perjuangan mahasiswa berhasil? Kabarburuk kawan Chairil Effendy, RektorUntan mengatakan ”semangat peruba-han” UU BHP yang telah dicabut ini akandibuatkan Permen (Peraturan Menteri)terpisah. Persoalannya bukan pada me-ngadu UU yang berlapis tapi pendidikantelah masuk dalam komoditas pasar dalamperjanjian GATS. Perjanjian ini mendiktenegara mengkomersilkan pendidikan.Dengan ini wajar lahir UU BHP?.

MK menilai UU BHP melalaikan kewa-jiban negara dan pemerintah mencerdas-kan kehidupan bangsa tanpa mem-per-hatikan jiwa dan semangat UUD 1945.Pendidikan menurut UUD 1945 mudah di-akses semua pihak tanpa dibatasi pihaktertentu atau dibatasi untuk kalangan ter-tentu.

Pasal 53 ayat (1) UU Sisdiknas dan UUBHP telah menempatkan BHP menjadi halyang imperatif. Seluruh penyelenggarapendidikan harus berbentuk badan hukumpendidikan dengan karakteristik BHP.Secara perlahan namun pasti Pemerintahmenjauhkan diri dari perannya terhadappenyelenggaraan pendidikan. Di sisi lain,penyelenggara pendidikan yang berbentukBHP akan berlomba-lomba untuk me-ngembangkan badan hukumnya denganmenggunakan pendidikan sebagai komo-ditas. Persaingan yang terjadi di dunia pen-didikan akhirnya akan menjadi persai-ngan pasar.

Jika dipelajari mendalam dan dikritisilebih lanjut, ternyata UU BHP dengan se-ngaja dibuat sedemikian rupa seolah-olahtidak mengarah pada komersialiasi pen-didikan. Padahal, pencantuman prinsip-prinsip dalam UU BHP seperti prinsip nir-laba, otonomi, akses yang berkeadilan danpartisipasi atas tanggungjawab negara da-lam UU BHP hanya merupakan tempelandan ternyata bukan jiwa dari UU BHP itu.

Prinsip-prinsip tersebut tidak terlihatdalam substansi UU BHP. Jiwa dan sema-ngat UU BHP tetaplah komersialisasi danliberalisasi pendidikan dengan membawapara pelaku penyelenggara pendidikansebagai pelaku pasar. Pemerintah yangseharusnya menjadi faktor utama dalampenyelenggaraan pendidikan hanya di-tempatkan menjadi fasilitator. Jika di-analisis lebih lanjut ketentuan-ketentuandalam UU BHP dalam kaitannya satusama lain memiliki satu benang merahyang menunjukkan bahwa dengan BHPmaka “modal” menjadi faktor utama dalammenyelenggarakan pendidikan. UU BHPmenekankan pada tata kelola keuanganuntuk sebagai dasar mengembangkanpendidikan.

Tiap insan tentunya inginkan pendi-dikan yang bekualitas. Bahkan ada yangbilang pendidikan berkualitas memangharus mahal. Kalau tidak kualitasnya jugamurahan. Wajar jika ada PT dengan pena-waran SPP murah digandrungi calon ma-hasiswa.

Untan disebut-sebut sebagai PT yangbiaya penyelenggaraan pendidikannyatermurah. SPP-nya ada yang hanya Rp425.000 saja. Jadilah Untan dipuja tidakhanya anak negeri sendiri tapi juga maha-siswa dari Somalia.

Benarkah murah?. Ternyata tidak. SPPbukanlah acuan untuk menghakimi biayapendidikan Untan murah. Pada 2003Depdiknas merinci operasional untukmenghasilkan seorang lulusan programsaraja (S1). Biayanya berkisar antara Rp.18.000.000,00-Rp. 25.000.000,00 / tahun.Perhitungan ini dengan asumsi, kualitaslulusan dengan standar nasional. Apabiladiperhitungkan laju infllasi sebesar 7% (tu-juh persen), maka rentang biaya operasio-nal tersebut jadi berkisar antara Rp19.000.000,00-Rp. 35.000.000,00 / tahun.

Editorial

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/20103

M

Mari kita bandingkan dengan UMRKalbar yang hanya Rp. 645.000. Masih ba-nyak penghasilan masyarakat Kalbar di-bawah UMR. Banyak wanita yang diper-kosa Hak Asasinya dengan jadi PembantuRumah Tangga bergaji 300 ribu perbulan.Maka wajar biaya pendidikan disesuaikandengan UMR. Jadi belum tentu yangtermurah itu murah bagi masyarakatnya.

Biaya pendidikan yang mahal dan ber-orientasi modal akan menghalangi aksespendidikan bagi kalangan tidak mampu.Meskipun UU BHP memberikan kuota bagimasyarakat miskin, namun ternyata“jatah” itu untuk orang miskin berprestasi.Bagaimana dengan warga negara yangmiskin namun tidak berprestasi?

Perlakuan diskriminatif ini berpotensimengabaikan hak anak miskin dan bodohyang notabene populasinya di masyarakatmencapai 40%. Jika UU BHP tetap diberla-kukan, Indeks Pembangunan Masyarakat(IPM) Kalbar akan lebih merosot dariposisi 28 terbelakang.

MK menilai Pencantuman PrinsipNirlaba, Otonomi, Akses yang Berkeadilandan partisipasi atas Tanggung JawabNegara dalam UU BHP Hanya MerupakanPermainan Kata-Kata yang Tidak Konsis-ten dengan Substansi UU BHP Itu Sendiri.

Pencantuman prinsip nirlaba tidakdapat berdiri sendiri terpisah dari keten-tuan-ketentuan lain dalam UU BHP. PadaBab VI tentang Pendanaan terlihat jelassemangat mengurangi tanggungan pem-biayaan Pemerintah dan sebaliknyamembuka peluang penyelenggara pendi-dikan mencari pemasukan sebanyak-banyaknya untuk menjamin kemajuan danmutu penyelenggaraan pendidikan.

Pasal 40 ayat (2) UU BHP sengajamengurangi tanggung jawab Pemerintahdengan mencoba melemparkan beban pen-danaan dari masyarakat. Sementara itu,keberadaan Pasal 40 ayat (4) justru menjadisisipan atau “tempelan” belaka karenatidak sejalan dengan pengurangan tang-gungjawab Pemerintah dalam Pasal 41 ter-utama ayat (4), ayat (6), ayat (7), ayat (8),dan ayat (9) UU BHP.

Hal ini semakin diperkuat dengan ke-tentuan Pasal 42 dan Pasal 43 UU BHPyang membolehkan dan membuka pe-luang badan hukum pendidikan melaku-kan investasi dan mendirikan badan usa-ha. Ketentuan ini memang merupakan kon-sekuensi dari dikuranginya tanggungjawab Pemerintah dan dibukanya kesem-patan badan hukum pendidikan untuk me-ngumpulkan dana sebanyak-banyaknya.

Dari kondisi ini, jelas ternyata prinsipnirlaba bukanlah roh atau jiwa dari UUBHP karena roh atau jiwanya tetaplahmencari dana sebanyak-banyaknya agardapat bertahan dan bersaing di pasarpendidikan.

Bahwa hal yang sama juga terjadi padaprinsip otonomi, akses yang berkeadilandan Partisipasi atas tanggung jawab ne-gara dalam Pasal 4 ayat (2) UU BHP.

Prinsip otonomi justru oleh UU BHPtidak sekedar diartikan sebagai kemandi-rian pengelolaan dana dan kurikulum, te-tapi justru otonomi diartikan kemandirianuntuk mencari dana dan mengikat diridengan pihak ketiga, karena tanggungjawab Pemerintah berkurang dan adanyapeluang serta keharusan mencari sumberdana lain sebagai syarat untuk maju danberkembang. Makna otonomi justru disim-pangi oleh semangat pencarian dana.

Prinsip akses yang berkeadilan juga di-manipulasi oleh semangat korporasi danpencarian dana ini. Sesuai dengan amanatPembukaan UUD 1945 seharusnya aksesyang berkeadilan diartikan bahwa seluruhwarga negara tanpa terkecuali mempero-leh akses pendidikan tanpa hambatan dantanpa halangan. Tetapi konstruksi yangdibangun oleh UU BHP adalah karenamodal-lah yang dianggap menjadi faktorutama berjalannya penyelenggaraan pen-didikan, maka akses pendidikan juga di-tentukan oleh modal.

Klausul Pasal 46 UU BHP yang seringdigunakan sebagai tameng oleh Pemerin-tah dan DPR RI untuk memperlihatkanaspek keadilan justru menunjukkansemakin terangnya semangat modal seba-gai faktor utama penyelenggaraan pendi-dikan. Ketentuan pemberian 20% bagi war-ga negara Indonesia yang memiliki potensiakademik tinggi dan kurang mampusecara ekonomi memberi arti bahwa justrumemang pendidikan itu menjadi mahalserta membutuhkan modal dan denganadanya UU BHP menyebabkan pendidi-kan tidak dapat menjangkau warga nega-ra yang tidak mampu secara ekonomi. Ka-rena persaingan ketat, maka hanya warganegara miskin tetapi berprestasi sajalahyang bisa memperoleh akses pendidikan.Sementara, bagi warga negara tidak mam-pu secara ekonomi yang tidak berprestasi,akses pendidikan tertutup baginya, yangberarti tidak akan ada kesempatan baginyauntuk menjadi cerdas. Dengan kata lain,negara tidak berusaha mencerdaskanseluruh rakyatnya.

Bahwa seharusnya, jika berpedomanpada norma konstitusi maka penyeleng-garaan pendidikan harus dapat menjang-kau dan dijangkau oleh seluruh warga ne-gara terlepas mampu atau tidak mampuataupun berprestasi akademik atau tidak,karena negara berkewajiban untuk men-cerdaskan seluruh warganya bukan men-cerdaskan warga negara yang berprestasisaja. Jika saja Pemerintah menjalankan ke-wajibannya membuat biaya pendidikanmenjadi murah, maka pemikirannya dapatdibalik menjadi, “setiap orang mendapatkesempatan pendidikan tanpa terkecuali,tidak pandang status sosial karena aksespendidikan bermutu dan murah tersedia,namun bagi orang yang mampu secaraekonomi dapat menyumbang dan memberisubsidi silang agar orang yang tidakmampu dapat lebih berprestasi.”

Kondisi yang sama juga terjadi pada

prinsip partisipasi tanggung jawab peme-rintah. Prinsip ini justru diliputi semangatmengurangi tanggung jawab pemerintahdan membebani masyarakat. Arti parti-sipasi disini mengajak masyarakat turutmenanggung hal yang seharusnya menjadikewajiban pemerintah. Hal ini tergambardalam seluruh pasal-pasal UU BHP.

Padahal partisipasi dan memberdaya-kan potensi ma-syarakat tidak berarti lan-tas mengambil alih tanggung jawab kons-titusional Pemerintah. Kewajiban konsti-tusional tidak boleh dikurangi dan dialih-kan pada pihak lainnya.

Dengan demikian, ternyata prinsip-prinsip tersebut di atas tidaklah menjadijiwa dan roh UU BHP dan hanya sekedarpemanis dan tameng bagi pihak-pihakyang menginginkan pendidikan berbasisBHP yang berorientasi pasar. Sehingga,justru UU BHP menjadi kabur dan menim-bulkan ketidakpastian hukum.

Untuk berkelit dari tudingan komersia-lisasi pendidikan, Pemerintah dan DPR RIberlindung dibalik klausul ke empatprinsip dalam UU BHP. Namun, pencan-tuman prinsip tersebut haruslah dikritisisecara mendalam agar diperoleh pemaha-man yang lebih jernih.

Padahal pendidikan termasuk barangpublik. Artinya sebagai sesuatu yang ha-rus dapat diakses semua orang (accessib-le), maka pendidikan tidak boleh menjadikomoditas atau menjadi barang yangdiperjualbelikan. Jika pendidikan menjadikomoditas, maka akses pendidikan akantergantung pada modal atau capital. Tidakhanya itu, kualitas pendidikan-pun akantergantung pada modal sehingga modal-lah yang menjadi faktor utama dalampenyelenggaraan pendidikan.

Kini tak jarang pula PT yang mencarianggaran dengan beinvestasi ekonomi.Untan, dengan dalih Taman Pendidikansudah mengupayakan pemasukkan de-ngan beternak sapi dan berkebun kelapasawit. Juga membuka program Reguler Bdi banyak prodi. Bahkan melanggar atu-ran dengan mempersilahkan iklan rokokmemasuki areal kampus yang harusnyaberjarak 1 Kilometer dari Kampus.

Tapi upaya itu tidak juga mengurangiSPP Untan. Atau meningkatkan pelayananpada mahasiswa. Mari lihat kondisiLaboratorium di FMIPA, Faperta danFahutan yang minim alat peraga. Rasiodosen dan Mahasiswa, Fasilitas Keseha-tan dan Olahraga yang tidak terawat. Bah-kan UPT. Komputer yang hanya mengo-perasikan 3 unit komputer untuk 15 ri-buan mahasiswa. Representatif-kah?

Selamanya kelompok warga negara iniakan tetap mengalami pemiskinan danpembodohan. Mustahil mereka dapatpendidikan layak apalagi penghidupanyang layak. Pembiaran ini akan berdampakbagi keamanan negara. Tulisan ini tidakbermaksud menurunkan derajat pendi-dikan Kalbar. Tapi semata-mata untuk ke-adilan dan kemanusiaan. [ redaksi ]

Page 4: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

ernahkah anda berpikir bah-wa apa yang terbaik di rumahanda belum tentu terbaik dirumah orang lain. Pernahkahterlintas dalam pikiran anda

bahwa anda bisa mendapatkan sesuatuyang jauh lebih baik di tempat lain.Kebanyakan orang berpikir demikian.Sudah banyak contoh yang dapat kita lihat.

Seorang mahasiswa Untan, yang bah-kan harus berkompetisi demi menda-patkan status mahasiswa Untan, relamelepaskan status mahasiswanya untukmenerima tawaran dari universitas lain diPulau Jawa. Murti, mahasiswi Universitas

Merajut Mimpi PendidikanBerkualitas

terdapat pengembangan strategi yangtepat bagi daerah-daerah pinggiran diwilayah Kalbar namun tetap mengacupada standar kurikulum maupun standarmutu yang ditentukan oleh pusat.

“Mampukah orang Kapuas Hulu lalusama dengan Jakarta,” kata AlexanderAkim yang biasanya lebih akrab disapaAkim ini. “Bagaimana strategi yang harusdikembangkan untuk daerah pinggiran iniharus di tata. Jangan sampai di pukul rata”Lanjutnya.

Berkaca pada data Human Develop-ment Index (HDI) yang dibuat oleh BadanPusat Statistik (BPS), kualitas pendidikanKalbar dapat dikatakan luar biasa burukdengan selalu menduduki urutan ke 28dari 33 provinsi yang ada di Indonesiasetiap tahunnya. Prestasi Kalbar yang se-lalu menduduki posisi lima besar terba-wah dalam indeks prestasi manusianyaini tentu saja dapat menjadi penyebabkurangnya kepercayaan masyarakat ter-hadap sistem pendidikan kalbar yangberdampak pada kualitas pendidikannya.Namun, data HDI tersebut bukanlah kartumati bagi pendidikan Kalbar saat ini. Halini tentu saja karena peluang adanyakesalahan dalam pengumpulan datadapat terjadi bahkan pada data BPS se-kalipun. Hal tersebut dapat dikaitkan padapernyataan Akim bahwa masih terdapatdata-data yang perlu sinkronisasi.

“Ada beberapa hal yang perlu rekon-siliasi menurut saya,” tutur Akim

Data-data lama masih belum tergan-tikan dengan data-data yang baru. Pada-hal departemen pusat atau lembaga ma-napun selalu mengacu pada data dari BPSsesuai dengan aturan yang telah ditetap-kan oleh pemerintah daerah.

“Data BPS itu sendiri nampaknya perlusinkronisasi di lembaga teknis.”

Penyingkronan data tersebut terkaitbeberapa hal yaitu jumlah angka penyan-dang buta aksara Kalbar dan rata-ratalamanya masa belajar. Angka buta aksaradi Kalbar seharusnya hanya sekitarsembilanpuluh orang. Tetapi data BPSterakhir mencatat angka buta aksaraKalbar mencapai 238.000 orang.

“Ini yang tidak benar data itu. 238 ribuini data waktu saya menjadi guru. Masa’sih?,” ungkap Akim berapi-api sembaritetap menahan nada suaranya agar tidakmeninggi. “Setelah kita adakan pendataanternyata hanya sembilanpuluhan ribu,”sambung nya.

Kesalahan juga terjadi pada data lama

banyak daerah pelosok dan daerah ping-giran serta memiliki kebutuhan akan lu-lusan yang ahli tidak hanya sekedar teoritapi juga mampu untuk mempraktekkan-nya di daerahnya masing-,masing. Jadipada intinya pendidikan Kalbar yangmultikultural membutuhkan sistem pendi-dikan yang tepat dan tidak hanya berfokuspada sistem pendidikan di pulau Jawa.

Kecenderungan untuk memfokuskanpendidikan Kalbar pada pendidikan pulauJawa ini membawa keprihatinan tersendiribagi Alexander Akim, Kepala DinasPendidikan Provinsi. Ia menyangsikanpendidikan Kalbar dapat disamakan de-ngan pendidikan di pulau Jawa sementaradi Kalbar sendiri antara daerah yang satudengan daerah yang lainnya saja kemam-puan nya tidak sama. Tentu saja rentangperbedaan kemampuan pendidikan iniakan jauh lebih lebar bila kita bandingkandengan kemampuan pendidikan di luarKalbar khususnya pulau Jawa.

“Orang kampong jangan dipaksakanbawa mobil, jatok ke jurang dia,” ucapAkim saat mengasosiasikan sistem pendi-dikan pusat yang dipaksakan pada pen-didikan Kalbar yang multicultural.

Menurut Akim, akan lebih baik jika

Negeri Yogyakarta (UNY), jurusan farmasiangkatan 2008 bahkan sampai rela meng-anggur selama setahun setelah gagaldalam ujian masuk Universitas GajahMada (UGM) yang diidam-idamkannya ditahun 2007. Pada akhirnya ia memutus-kan untuk meninggalkan Pontianak se-mentara waktu untuk masuk menjadi ba-gian dari UNY di tahun 2008.

Satu bagian penting yang dapat kitajadikan bahan pemikiran ialah, mengapapendidikan di Pulau Jawa selalu menjadifokus bagi kebanyakan orang yang inginmelanjutkan pendidikannya. Mengapabaik sekolah maupun universitas diKalimantan Barat tidak menjadi pilihanterbaik bagi pemuda-pemudi Kalbar

sendiri dalam menuntut pendidikan.Salah satu hal yang mungkin anda sadariialah bahwa Kalbar tidak cukup unggul

dalam mengatur sistem pendidikannyaseperti halnya pendidikan di PulauJawa. Bagaimana tidak, karena dari

segi kondisi wilayah saja, KalimantanBarat cukup berbeda dengan kondisiwilayah pulau Jawa. Kalbar memiliki

oleh Tri Mulyaningsih

P

Rata-rata lama

belajar

masyarakat Kalbar

hari gini tuh enam

koma tujuh tahun.

Angka ini juga sama

dengan waktu saya

jadi guru honor.

AkimKepala Dinas Pendidikan

Provinsi

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/20104

KARIKATUR/ISWANDI

Mimbar Utama

Page 5: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Mimbar Utama

belajar yang menyebutkan bahwa rata-ratalama belajar hanya enam hingga tujuhtahun. Padahal seharusnya rata-rata lamabelajar di Kalbar sudah mencapai tujuhhingga delapan tahun.

“Rata-rata lama belajar masyarakatKalbar hari gini tuh enam koma tujuhtahun. Angka ini juga sama dengan waktusaya jadi guru honor. Ndak ada bergerakangka itu tuh,” ujar Akim. “Ini yang mem-pengaruhi HDI kita pada posisi rendah,”tambahnya.

Berdasarkan pernyataan AlexanderAkim dapat kita simpulkan bahwa penye-bab utama HDI Kalbar yang rendah ialahsemata-mata karena data yang salah.Meski begitu kesalahan data bukanlahsatu-satunya penyebab rendahnya kuali-tas pendidikan Kalbar yang ditunjukkanoleh HDI. Kualitas maupun kuantitas gurujuga ikut menjadin tolak ukur gambaranpendidikan Kalbar. Hanya saja, yang men-jadi masalah ialah adanya persebaran gu-ru yang tidak merata di setiap daerah yangada di Kalbar. Meski begitu hal ini dapatdiatasi jika para guru tersebut memilikikomitmen untuk mencerdaskan murid-muridnya lebih daripada melaksanakankewajiban. Hal ini dikuatkan oleh peneli-tian yang dilakukan oleh Alexander Akimselama 5 tahun.

Demi mengetahui persentase peran gu-ru terhadap keberhasilan siswa, dilaksa-nakanlah ulangan umum bersama seka-bupaten dimana pengawasannya dilaku-kan secara silang. Kemudian hasil ulangantersebut dikoreksi bersama-sama yanghasilnya dijadikan perbandingan antarahasil dari sekolah berguru lebih dari limadengan sekolah yang hanya memiliki gurukurang dari lima.

Setelah dibandingkan ternyata hasil-nya tidak jauh berbeda. Jadi, kuantitasguru tidak linear dengan kualitas dimanakomitmen guru lebih banyak berperandalam keberhasilan siswa.

Dari segi pandangan mahasiswa sara-na dan prasarana juga menjadi penyebabkurangnya kualitas pendidikan selaindata yang salah dan komitmen guru. BuciHarven Parjoko, mahasiswa FKIP angka-tan 2007 mengutarakan pendapatnyabahwa kualitas pendidikanKalbar belummerata dikarenakan sarana dan prasaranayang belum merata dan mental beberapaguru yang tidak mau mengajar di pedala-man. Pendapat yang sama dikeluarkandari mulut Aswandi, Dekan FKIP Untan,bahwa guru dan sarana prasarana ikutmenentukan.

“Faktor pendidikan tuh banyak. Faktorguru. Faktor sarana prasarana. Kan sete-

ngah sekolah kite rusak. Belum lagi saranaprasarana yang lain,” ujar Aswandi. “Kanada diterangkan separoh guru kita honoryang tidak layak ngajar,” tandas nya lagi.

Alexander Akim yang sekarang menja-bat sebagai Kepala Dinas PendidikanProvinsi punya caranya sendiri untukmerenovasi pendidikan Kalbar. Ia berusa-ha untuk tidak hanya menjangkau satu se-kolah saja melainkan setiap sekolah. Carayang dilakukannya ialah dengan usahapembangunan kualitas guru berbasiskonsep “mobile teacher”. Dalam konsepmobile teacher ini, guru-guru yang menga-jar di salah satu sekolah dalam satu keca-matan tidak akan mengajar di sekolahyang sama dalam jangka waktu yang lamamelainkan hanya enam bulan. Hal inibukan berarti bahwa setelah enam bulanmereka akan di pecat melainkan merekaaka dipindahkan ke sekolah berbeda dikecamatan lain dengan status kepegawai-an tetap pada sekolah asal yang menerimamereka pertama kali.

Konsep mobile teacher ini memang bukankonsep yang baru. Tapi menurut Akimkonsep seperti ini menawarkan beberapakeuntungan. Salah satunya ialah akantimbul motivasi dari dalam diri guru itusendiri bahwa sekalipun ia mampu danpantas untuk mengajar di sekolah mana-pun baik itu favorit atau tidak. Sehinggadengan demikian guru akan terus berusa-ha untuk meningkatkan kualtasnya. Keun-tungan lain yang dapat diperoleh konsepyang dijadwalkan akan diterapkan padatahun 2010 ini yaitu adanya perubahansuasana sehingga baik murid maupunguru tidak akan mudah merasa bosan.

Dian Purnama Sari, mahasiswa FKIPUntan jurusan ekonomi 2007 mengung-kapkan kesetujuannya akan konsep yangditawarkan oleh Akim. “Dian setuju,biarpun nantinya kita susah buat adaptasidi lingkungan sekolah yang baru, tapidengan pindah-pindah sekolah kita bisacari pengalaman, bukan sekedar caripengalaman hidup, tapi juga pengalamanngajar, baik itu dari cara kita ngajarataupun dari cara pengajaran di sekolahyang bersangkutan.

Konsep lain yang ditawarkan olehKepala Dinas Pendidikan Akim yaiturencana pembuatan Grand Desain pendi-dikan Kalbar. Grand Desain merupakansuatu rencana dimana nantinya para utu-san guru dari tiap kabupaten akan di didikselama kurang lebih 3 bulan kemudianmereka akan dikembalikan ke daerahmereka untuk kembali di didik olehpemerintah darerah masing-masing.Diharapkan guru-guru yang telah di didik

ini nantinya akan menjadi bibit yang akanmember pengaruh positif bagi guru lain didaerahnya tersebut sehingga kualitasguru pun akan meningkat pada akhirnya.

Kedua konsep tersebut bagai bersambutdengan konsep sebelumnya yang baru sajamulai diterapkan tahun ini dimana siswadaerah yang ingin masuk ke SMA Negerihanya memiliki kuota yang terbatassebesar 5 persen dari jumlah murid yangmendaftar. Dukungan tersebut didasarkanpada pemikiran Akim sendiri bahwakonsep 5 persen tersebut sesuai dengankonsep yang ditawarkannya demi memaju-kan pendidikan Kalbar. Ia yakin siswadaerah dengan nilai yang tinggi akan da-pat lebih maju jika dikelola dengan lebihmatang di daerahnya masing-masing tan-pa mematikan mutu.

“Kita bukan diskriminatif tapi melayanisesuai dengan kemampuan,” jelas Akim.“Hanya memberikan porsi yang sesuaidengan kondisi mereka,” lanjutnya.

Mahasiswa Untan lagi-lagi memilikipemikiran yang sama dengan Akim.Marwan, mahasiswa Pertanian 2003mengatakan bahwa konsep semacam ituwajar-wajar saja karena menurutnyasekolah negri juga harus menampunglulusan dari kota yang cukup banyak.

“Apalagi sekolah swasta ini kan selaluopen,” kata Marwan menguatkan alasan-nya.

Dalam setiap hal pasti selalu ada yangpro dan ada yang kontra. “Ngape anakdari daerah tuh gak dikasih kesempatanbanyak,” kata Bunga siswa SMK 1 saatmengungkapkan kekecewaannya.

Terlepas daripada itu semua AlexanderAkim berharap agar semua strategi yangditawarkan oleh pemerintah provinsi danDinas Pendidikan Provinsi akan di du-kung oleh masyarakat, guru, para pendi-dik maupun para pemerhati pendidikan.

Meskipun pemerintah baik pusat mau-pun daerah menawarkan banyak konsep.Tetap saja dalam konsep tersebut masihterdapat kecenderungan pada sekolahnegeri. Lalu bagaimana dengan sekolahswasta yang ada di Kalbar. Sebutlah salahsatu sekolah swasta kota Pontianak yaituSMA Sutan Syarif Abdurrachman. Jikadilihat dari luar sekolah ini tampak kokohdengan cat nya yang berwarna kuning.Tetapi jika melihat wajah gedung sekolahSultan Syarif Abdurachman tampak daribelakang, gedung ini terlihat sepertigedung tua yang rapuh dan tidak terawat.Dinding semennya sama sekali tidakberlapis cat bahkan cenderung berwarnakusam dan kotor.

Sebagian besar jendelanya banyak yangtidak memiliki kaca. Kalau ingin memban-dingkan dengan seklah-sekolah laindisekitarnya keadaan sekolah Sutan Syarif

Abdurachman cukup memprihatinkan.Agus Budiyanto selaku wakasek sangatberharap akan adanya bantuan darisemua pihak untuk membenahi sekolah.

Bagai gayung yang bersambut, ChairilEffendi, rector Universitas Tnjungpura(Untan), turut andil dalam merenovasipendidikan dengan turut memberikanbantuan melalui kerjasamanya denganswsta SMA Sutan Syarif Abdurrachman.Bahkan, rencana kerjasama perbaikangedung SMA tersebut sudah mulai dilaku-kan tahun ini. Sehingga dari kerjasama inisekolah swasta tersebut dapat kembaliberbenah mulai dari segi sarana danprasarana hingga kualitasnya. Hal terse-but dapat menjadi pandangan bahwauntuk meningkatkan kualitas pendidikanKalbar bukan hanya dibangun dari pendi-dikan negri tetapi juga harus tetap mem-perhatikan pendidikan swasta karenakeduanya memiliki tujuan yang sama yaituuntuk memberikan ilmu kepada anakdidiknya sehingga berhasil di masadepannya.

Lain kepala lain juga pemikirannya.Saat Alexander Akim, kepala Dinas Pen-didikan Provinsi berpikir tentang apa yangdapat dilakukan pada para guru danChairil Effendi, rector Untan berpikirtentang apa yang harus dilakukan padasekolah , Aswandi, Dekan FKIP Untan,dilain sisi malah berpikir tentang apa yangbisa diberikan pada para guru. Aswanditelah lama merencanakan dan mengusul-kan terbentuknya suatu program bagi paracalon guru untuk mendapatkan sertifikatmengajar. Program tersebut ialah programPendidikan Profesi Guru (PPG).

Usaha ini pantas diacungi jempolkarena potensi yang ada pada program iniuntuk menaikkan kualitas guru yang akanmengajar yang nanti nya secara tidaklangsung akan berdampak baik bagipeningkatan kualitas pendidikan Kalbar.Namun, meskipun program ini sudahdijadwalkan akan dimulai pada bulanOktober tahun 2009 ini, program ini masihbelum dapat kita rasakan karena adanyaketerlambatan. Keterlambatan ini terkaitdengan keterlambatan penilaian kelaya-kan dari pusat.

Meskipun ada sedikit kekhawatiranakan lulus tidaknya prodi-prodi baik prodibahasa inggris, ekonomi maupun mate-matika yang diajukan untuk program PPGini, namun kita patut optimis karena usahadan kerja keras yang telah ditunjukkanAswandi. Selain itu pula kita sudah dapatmelihat bangunan baru yang telah dise-diakan untuk program PPG ini. Sehinggaakan sangat disayangkan jika nantinyaprogram PPG itu tidak jadi terlaksana.

“Semoga PPG dapat berjalan,” harapAswandi.[]

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/20105

Aktivitas belajar sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama.

MIUN/RIYA

Bangunan sekolah tua yang perlu perhatian pemerintah.

MIUN/TRI

Page 6: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

pantun kite

Mimbar Kampus

ondisi mahasiswa saat iniialah momentum yang men-jadi momok kehidupan per-gerakan mahasiswa kedepan.

Terlihat dari beberapa aksi yang dilakukanmasih mengadopsi pergerakan terdahulu,bedanya sudah tidak mengenal apa sebe-narnya yang dilakukan. Apakah masihsebagai sosial control atau sebagai rutini-tas yang masih dipertahankan eksisten-sinya di dunia pergerakan.

Melihat surutnya nilai-nilai pergera-kan beberapa aktivis kampus menilai halini sebagai tidak tercapainya sistem per-gerakan kepada mahasiswa saat ini. Sa-lah satunya minat berorganisasi ham-pirsemua redup.

“Mahasiswa sekarang kehilangangregetnya,” kata Faisal Riza, mantan akti-vis kampus.

Menurutnya, mahasiswa saat ini kehi-

Oleh Agustinah

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/20106

langan ruhnya, seharusnya mahasiswabisa melihat ketidakadilan yang terjadi,peran mahasiswa ialah mengembangakandemokrasi sebagai pilar pergerakan, agarketidakadilan itu bisa terselesaikan.

”Mahasiswa harus jeli melihat ketidak-adilan yang terjadi di tengah masyarakat,dan kritis menyikapi masalah sosial,” te-gasnya.

Saat ini, adanya tuntutan dari pihakkampus yang mengharuskan mahasiswauntuk menyelesaikan masa studi lebihcepat, menjadikan mahasiswa kurang aktifmengikuti kegiatan kampus di luar jam ku-liah. Hal itu salah satu yang dilakukanoleh pihak atas untuk menganggu organi-sasi.

”Adanya keharusan mahasiswa me-nyelesaikan kuliahnya lebih cepat, karenadituntut untuk me-nyelesaikan masa studilebih cepat, oleh kekuasaan cenderungmengganggu organisasi, yang pada akhir-nya banyak organisasi kampus minimpeminat,” tambahnya.

Menurunnya minat organisasi, menja-dikan mahasiswa pun menjadi menurunkualitasnya, berbeda saat tahun 1980an,dimana peran mahasiswa menjadi elemenutama perubahan bangsa ini. Belakanganminimnya peran mahasiswa, menjadikanbanyak organisasi-organisasi selainmahasiswa yang prihatin dan jauh lebihaktif dibandingkan dengan mahasiswa.

”Organisasi eksternal malah lebih aktifdikenal dibandingkan dengan organisasikampus,” tegasnya.

Menurut Faisal, organisasi pada hake-katnya adalah wadah yang menampunginspirasi dan mempunyai kepentinganyang sama. Kekuasaan ( politik, ekonomi,militer, dan Iptek) yang ada malah akanmenganggu dengan cara membuat kesi-bukan di kampus. Katanya dulu ada nor-malisasi kehidupan kampus (akhlak). Or-ganisasi mahasiswa hadir karena harusbertindak atas ketidakadilan.

”Besarnya peran mahasiswa dalamperubahan. Karena itu mahasiswa jangan

menghilangkan nilai kritisnya. Kebijakanitu di akuntabilitas. Jangan kita tergantungpada kekuasaan. Sebagai mahasiswaharus unjuk kemandirian. Cerdas dalammenyiasati masalah, dengan begitu maha-siswa akn dipandang lagi,” katanya.

Ukuran sebuah organisasi mahasiswabukanlah tentang berapa kali demo,bukanlah seberapa lantang dia berteriak,melainkan seberapa besar perannya dalammembantu perubahan bangsa ini. Maha-siswa yang baik ialah mahasiswa yangpandai menulis, bisa bicara dan akade-miknya bagus.

Satya Nugraha mengatakan naiknyaorganisasi kemahasiswaan karena adamomentum. Organisasi adalah suatupilihan, buka sesuatu yang terstruktur.Organisasi mahasiswa yang ngetrenadalah organisasi mahasiswa yang mem-punyai nilai dan nilai tersebut disampai-kan oleh masyarakat. Selain itu jugaorganisasi mahasiswa di kampus belumsejalan dan berkoordinasi dengan baik.

Menurut Satya saat ini, mahasiswa ba-nyak yang harus dievaluasi. Apa yangmenjadi penyebab me-nurunnya kinerjamahasiswa. Di seluruh Indonesia, organi-sasi kemahasiswaan menurun, salah sa-tunya dikarenakan manajemen, selain ituuntuk membangkitkan organisasi kampusharusnya bersama-sama.

”Untuk mahasiswa sekarang tetapterkawal, namun tidak dalam bentukkomponen seperti tahun 98, karena situasiberbeda, angkatan 98 penuh tekanan, saatini bagaimana menemukan format sesuaidengan jamannya, jadi tidak perlu meng-gunakan aksi langsung. Sedangkan mo-mentum dapat diciptakan, tidak mesti di-tunggu,” jelasnya. []

Masih jelas dalam ingatan, dimana mahasiswa menjadi actor penting

perjuangan bangsa ini, sejak tahun 1966, mahasiswa menunjukan jati

dirinya sebagai control sosial dan mengidentifikasikan diri dalam

peran politik, puncaknya tahun 1998 saat penggulingan rezim

Soeharto. Namun setelah peristiwa itu, pergerakan mahasiswa seolah

surut dan kehilangan semangatnya, mahasiswa telah melupakan

perannya sebagai pembela rakyat. Apa gerangan yang terjadi dengan

mahasiswa era ini?

K

Mahasiswa

harus jeli me-

lihat ketidakadilan

yang terjadi di te-

ngah masyarakat,

dan kritis menyikapi

masalah sosial.

Faisal RizaMantan Aktivis Kampus

MIUN/TINA

Aksi Demo Mahasiswa dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi

Sejumlah aparat menjaga aksi mahasiswa di Bundaran Digulis Untan.

Dok. MIUN

Gerakan MahasiswaKehilangan Ruh-nya

Siang-siang badan terasa gerahGerahnya sangat tak terarahJika mahasiswa mengaku pandai sejarahMulailah dari sekarang ukir sejarah

Malam-malam bertanya ke habib1

Habibnya senang membuat karyaMahasiswa haruslah interaktif, inovatif dan kreatifDi kampus Untan memang tempatnya

Rumah terbakar di dalam kotaKotanya indah juga pemandangannyaJika Kalbar ingin berjayaMahasiswa harus terus berkarya

Jalan ke sungai memakai rakitRakitnya hancur dimakan buayaMahasiswa haruslah belajar sakitLauk pusuk2-kacang, kita harus tetap ketawa

Mahasiswa haruslah tegasTegasnya dalam pemikiranWalau kita sibuk ngerjakan tugasJangan lupa salat dan pengajian

1) habib = orang yang pandai dalam hal agama

2) pusuk = ikan teri kering

Pantun-pantun Sukal

Minsos

Page 7: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Mimbar Khusus

Folklor Melayu Atas Pontianak

Oleh Sri Pujiyani

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/20107

Masjid Sultan Syarif Abdurrahman Pontianak.DOK. MIUN

MIUN/ESTELE

Keraton Kadariyah, khazanah budaya Melayu Pontianak.

da dua folklor melayu yangmendasari penamaan Pontia-nak. Pontianak artinya ayu-nan anak. Ada pula yang me-

ngartikannya sebagai kuntilanak atauhantu perempuan”, ungkap juru bicarakesultanan keraton kadariah, SyarifSelamat Yusuf Alkadrie.

Kakek berusia 71 tahun ini menga-takan ketika Masjid Jami’ yang jadi cikal-bakal Pontianak ini didirikan ada banyakayunan anak dari keluarga yang di-pe-kerjakan pendiri kota pontianak Syarif Ab-durahman Alqadrie.

“Pekerjanya merupakan suku asli Kal-bar,” tutur keturunan ke-7 Syarif Abdurah-man Alkadrie ini. Suku Dayak bertemurombongan Syarif Abdurahman Alkadriesaat mencari hasil hutan. Saat itu rombo-ngan dari Kerajaan Mempawah ini berniatuntuk syiar islam.

Perjalanan rombongan ke kota SeribuSungai ini juga diganggu Kuntilanak.“Kuntilanak itu sifatnya mengilai atautertawa yang sangat menyeramkan danmenyukai pria’, ungkapnya. Kakek yangakrab disapa Simon ini menceritakanhantu perempuan itu berhasil di usir Sya-rif Abdurahman Alkadrie dengan diba-cakan do’a.

Pada 23 Oktober 1771 Masehi, rom-bongan Syarif Abdurrahman Alkadrie

mulai menebas hutan di persimpangantiga Sungai Landak Sungai Kapuas Kecildan Sungai Kapuas untuk membangunSurau. “Awalnya masjid ini hanya surauyang atapnya dari daun ilalang dan bam-bu sebagai tiangnya,” kata MahasiswiArsitektur Fakultas Teknik Untan YetiAsriyati.

Dua tahun setelahnya barulah SyarifAbdurahman Alkadrie mencari tempattinggal. Menurut Sepupu Simon, SyarifahKalsum Alkadrie (69) pencarian itudilakukan dengan menembakkan meriamdari Masjid Jami. “Nah, letak jatuhnyapeluru meriam itulah yang dijadikanlokasi Keraton kadariah,” pungkas cucuSyarif Muhamad Alkadrie, sultan ke-4kerajaan pontianak ini. Keraton ini hanyaberjarak sekitar 200 meter di sebelah timurMasjid Jami.

Setelah itu, kata Kalsum, Syarif Abdu-rahman Alkadrie kem-bali menembakkanmeriam dari Masjid Jami ke arah yangberlawan-an dengan keraton untuk men-cari tanah pemakaman anggota keraton.Lokasi jatuhnya peluru tersebut berada dibatu layang bernama Makam KesultananPontianak.

Pada 1192 H, Syarif Abdurrahmandikukuhkan menjadi Sultan pada Kesul-tanan Pontianak. Letak pusat pemerinta-hannya terletak di Kelurahan Dalam BugisKecamatan Pontianak Timur.

Karena letaknya strategis, pontianaktimur dijadikan tepat persinggahankapal-kapal besar dari luar. Diawal abad ke-19 orang cina

datang untuk berdagang. Karena daga-ngannya banyak membantu Sultan menja-lankan roda kepemerintahannya. Akhir-nya sultan menempatkan Cina di Pontia-nak Utara.

“Ketika itu pontianak timur yang me-rupakan kawasan keluarga kerajaan danpekerjanya hanya sekitar 9.000 jiwasedangkan kota cina mencapai sekitar12.000 jiwa. Akhirnya kota ini dikenal se-bagai kota perdagangan,” tutur Soedarto.

Pada 1778 datanglah kolonialis Be-landa dari Batavia (Betawi) utusannyaPetor (Asistent Resident) dari Rembangbernama WILLEM ARDINPOLA, danmulai pada masa itu bangsa Belandaberada di Pontianak. Sultan Pontianakmenempatkan Belanda di seberang Ke-raton Pontianak yang terkenal dengannama TANAH SERIBU (Verkendepaal).

5 Juli 1779, Belanda membuat per-janjian (Politiek Contract) dengan SultanPontianak tentang penduduk TanahSeribu (Verkendepaal) untuk dijadikantempat kegiatan bangsa Belanda. Di sanabelanda banyak mendirikan perkantorandan tempat ting-gal.

Sekitar tahun 1821 M/1237 H semasaSultan Syarif Usman (1819-1855 M), sultanke-3 Kesultanan Pontianak, suraupun

direnovasi jadi masjid. Adapunpembuktian atas renovasi yang

dilakukan Sultan Syarif Us-man dapat dilihat pada

inskripsi huruf Arabyang terdapat diatas Mimbar

masjid yang menerangkan bahwa MasjidJami‘ Sultan Abdurrahman dibangun olehSultan Syarif Usman pada hari Selasa bu-lan Muharam tahun 1237 Hijriah.

“Saat renovasi itu tiang bambu ke-mu-dian diganti dengan kayu Belian,” kata-nya.

Mayoritas konstruksi bangunan mas-jid terbuat dari kayu belian pilihan.Dominasi kayu belian masih dapat dilihatpada pagar, lantai, dinding, menara, dansebuah bedug besar yang terdapat diserambi masjid. Enam tonggak utama (so-ko guru) penyangga ruangan masjid yangberdiameter 60 sentimeter juga terbuat darikayu belian. Konon, tonggak-tonggaktersebut telah berusia lebih dari 170 tahun.Selain enam tonggak utama, terdapatempat belas tiang pembantu yang ber-fungsi sebagai penyangga ru-angan mas-jid.

Masjid dengan panjang 33,27 meterdan lebar 27,74 meter ini merupakanmasjid yang undak (seperti tajug alaarsitektur Jawa) paling atasnya miripmahkota atau genta besar khas arsitekturEropa.

Seperti bangunan rumah Melayu padaumumnya, masjid ini juga memiliki kolongdi bawah lantainya. Meski persis beradadi atas air Sungai Kapuas, masjid ini tidakpernah kebanjiran karena fondasi masjidberjarak sekitar satu setengah meter di ataspermukaan tanah.

Pengaruh arsitek-tur Eropa terlihat pa-da pintu dan jen-dela masjid yang cukupbesar, sedangkan pengaruh Timur Tengahterlihat pada mimbarnya yang berbentukkubah. Masjid yang terletak di KampungBeting, Kelurahan Dalam Bugis, Keca-matan Pontianak Timur ini, kemudiandisempurnakan oleh sultan-sultan beri-kutnya hingga menjadi seperti sekarang.

Seiring berjalannya waktu pada masaSultan Pontianak ke-6 Syarif MuhammadAlkadrie memerintah dari tahun 1895-1944datanglah jepang. Menurut Kalsum saatdirinya berumur 3 tahun terjadi pembu-nuhan keluarga kesultanan Pontianak.

Karena pembunuhan masal itu me-nurut Simon sulit mendapatkan bukti-buktisejarah Pontianak. “Karena ke-banyakanbukti peninggalan sejarah Pontianakbanyak di bawa belanda. Untuk menda-patkan keterangan sejarah kita harusmengirimi surat ke belanda,” tuturnya.

Di tempat terpisah Kalsum mengung-kapkan bangunan keraton sudah banyakmengalami kerusakan. “ Atapnya banyakyang bocor. Tahun depan rencananyakeraton akan direnovasi atas kerjasamadengan walikota. Namun renovasi yangdilakukan tidak mengubah bentuk ba-ngunan,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Soedar-to. Menurutnya kawasan itu ren-cananyaakan dijadikan cagar budaya. “ Renovasiyang dilakukan jangan sampai mengubahkonstruksi bangunan,” jelasnya.

Menurutnya bangunan keraton danmasjid sudah banyak berubah. “yangmasih asli peninggalan sejarahnya ialahatap masjid, lantai keraton dan ben-teng-nya saja,”katanya. Ia berharap cagar bu-daya tersebut perlu ditata dari ke-kumu-han pasar rakyat.[]

“A

Page 8: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Mimbar Lingkungan

Oleh Agustinah

Seekor penyu menuju air setelah bertelur di darat sekitar pukul 01.00, dini hari (30/8). MIUN/TINA

ada 28 Juli hingga 2 Agus-tus lalu,kami,tim yang di-utus World Wide Foun-dation(WWF) datang ke

Desa Temajok, Kabupaten Sambas,Kalbar menyusuri pantai TanjungBelimbing untuk melihat penyu.Penyu sudah ada sejak sekitar 220juta tahun yang lalu, sebelum dino-saurus ada.

Penyu yang dilindungi ada tujuhjenis. Enam diantaranya yakni Pe-nyu Belimbing, Penyu Hijau, PenyuTempayan, Penyu Pipih, Penyu sisikdan penyu lengkang ada di Indo-nesia. Di Tanjung Belimbing sendiriada Penyu Lekang, Penyu Belim-bing, Penyu Sisik dan Penyu Hijau.Keempat jenis penyu ini terancampunah.

Konon hewan yang dapat ber-migrasi jauh dan hidup di berbagaihabitat ini dijadikan simbol umurpanjang, kesuburan dan kekuatan.Jumlah penyu di pantai belimbingatau pantai perawan ini terbesar diKalbar.

Untuk sampai ke desa ini denganbis dari Pontianak memakan waktu6 jam sampai Desa Paloh. Dilan-jutkan dengan menumpang kapaltambang 2 not selama 5 jam.

Desa ini, juga bisa dijangkau de-ngan jalan darat, namun harus

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/20108

P

melewati jalan setapak yang dike-lilingi hutan. Dimana jalan yangdilewati tidak ada satupun rumahpenduduk. Boleh dikatakan desa iniberada di tengah laut. Biasanyaorang mengenal desa ini denganpulau Temajok.

Ancaman PenyuPenyu betina naik ke Pantai di

Musim peneluran (Juni-September).Dalam satu musim peneluran penyubetina bisa bertelur antara 5-7 kali.Jarak antara tiap peneluran sekitar2 minggu. Tiap musim peneluranseekor penyu bisa mengubur 130butir telur di dalam pasir pantai.Setelah bertelur, penyu akan kembalike laut.

Di masa ini sering terjadi pencu-rian telur penyu. Selain dimakan babidan musang. Telur penyu juga dijual untuk di konsumsi masyarakatkarena dipercaya dapat meningkat-kan gairah seksual pria dan kandu-ngan proteinnya jauh lebih tinggidari telur ayam.

Faktanya mengonsumsi telurpenyu bisa meningkatkan resikogangguan syaraf, penyakit ginjal,kanker hati, berpengaruh padaperkembangan janin dan anak sertaimpotensi.

Hal ini dikarenakan penyu (da-ging, organ, darah dan telur) terin-dikasi mengandung parasit, bak-teria, biotoksin dan logam berat.Kolesterol telur penyu sangat tinggiyang berpotensi menyumbat pem-buluh darah termasuk pembuluhdarah di sekitar alat vital pria. Selainitu kandungan protein telur penyu13,04% sedangkan telur ayam11,80%.

Saat ini telur penyu sudah lang-ka. Tidak seperti tahun 80-an. Dima-na telur penyu menjadi symbolkebudayaan bagi masyarakat seki-tar, yang dulu kita kenal denganbudaya lempar telur penyu.

Demikian diungkapkan wargaSibubus, kecamatan Paloh, Harydi(43). Adapun sebab berkurangnyatelur penyu karena banyak telur

penyu yang dijual di luar daerah,dengan harga Rp.1300-Rp1500/ biji.

Padahal Undang-Undang No.5/1990 sudah melarang penyu (ter-masuk telur penyu) untuk diambildan diperjualbelikan dengan sanksikurungan maksimal lima tahun dandenda maksimal 100 juta rupiah.

Sebagian penyu di Indonesiadiselundupkan ke pasar terbesarperdagangan penyu, yakni Cinauntuk makanan maupun obat tradi-sional. Padahal sejak 2001, cinasudah melarang impor penyu dariKamboja, Thailand dan Indonesia.

“Sejak dilakukan penangkaranoleh orang KSDA kita sudah tidaklagi boleh mengambil telur, danadanya perubahan pengawasandari kecamatan ke Provinsi,” jelasHaryadi.

Di tempat ini, akan dibagunPelabuhan Intenasional yang diang-gap akan meningkatkan perekono-mian masyarakat se-kitar. Hal iniakan mengganggu habitat penyu.

“Upaya penyelamatan penyuterkait rencana pembangunan pela-buhan internasional, agaknya ter-kendala karena kurang-nya duku-ngan masyarakat. Masyarakat me-nyetujui pem-bangunan pelabuhanyang disinyalir mengangkat pereko-nomian mereka,” kata salah seorangmonitoring Penyu, Dwi.

Dijelaskan Kepala Desa TemajokMulyadi, pembangunan baik beru-pa jalan dan gedung dikonsepkanagar tidak mengganggu penyu se-hingga keles-tarianya tetap terpe-lihara. “Konsep pembangunan tetapdilaksanakan, namun tetap di-perhatikan agar penyu tidak ter-ganggu ,” katanya.

Aktivitas manusia juga dapatmengurangi populasi penyu dengankail pancingan dan limbah/plastikdi laut.[]

Konsep

pemba-

ngunan tetap

dilaksanakan,

namun tetap di-

perhatikan agar

penyu tidak ter-

ganggu

DwiPetugas Monitoring

Tukik (anak penyu) yang masih berumur 3-4 bulan di tempatpenangkaran Penyu.

MIUN/TINA

Tukik penyu rentan terhadap kematian saat dilepas dihabitatnya.

MIUN/TINA

Penyu Paloh Terancam PunahPenyu Paloh Terancam Punah

Page 9: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Mimbar Humaniora

Lindungi Anak dari EksploitasiOleh Agustinah

oni melangkah gontai sambilmemegang kaleng bekas de-ngan lubang ditutupnya. Anakbertubuh gendut ini tak peduli

ta-tapan sekitar akan baju ungunya yanglusuh dan celana robeknya. Jumat (20/11).

“Bang sedekahnya bang,” ucapnyapada salah satu pengunjung Kantin Yusradengan mata memelas.

“Tak kena cari sama orang tuanye kedek,” Tanya spontan pelanggan kepadaanak itu.

“Manelah dicari bang, emak lagi jagaadek di rumah, lagian emak yang nyuruhbuat jajan sekolah besok,” ucap anakberkulit sawo matang ini polos.

“Emang tinggal dimana?,” tanyapengunjung itu lagi.

“Di Siantan Bang, tadi ikot truk, nantimalam kamek dijemput agik,” katanya.

Siapa sangka dari mengemis siswaSekolah Dasar (SD) kelas 3 ini men-dapatkan uang hingga enam puluh riburupiah tiap harinya.

Tidak lama berselang, setelah pe-ngemis itu berlalu, terdengar nyanyianmerdu diiringi petikkan gitar. Gitarismenyodorkan plastik hitam yang ter-gantung di ujung gitar pada tiap pe-ngunjung.

Tibalah ia di meja berikutnya, salahsatunya meminta kedua pengamen itumenyanyikan lagu berjudul Kehilangandari Firman jebolan Indonesian Idol.Keduanya bernama Tono dan Dani.mereka sering mengamen di kantin kawa-san A.Yani hingga Imam Bonjol.

Penghasilan yang diperoleh merekamulai dari Rp.80.000-Rp.150.000 perhari.Hasil mengamen ini selain digunakanTono untuk sekolah. Juga digunakanuntuk membiayai adik dan ibunya, karenaayahnya sudah lama meninggal. Sedang-kan Doni yang tidak sekolah mengakuuang tersebut hanya untuk makan sehari-hari.

Beda halnya dengan Raynaldo, siswakelas 6 SD ini sudah 2 bulan bergabungdengan komunitas motor bernama IkatanMuda-mudi Motor Pontianak (IM3). Wa-laupun usianya tergolong muda ia jugaikutan bergadang hingga pukul 02.00bersama teman yang lebih tua darinya.

“Awalnye Cuma iseng jak kak, tapi karnedah dibelikan motor same bapak, jadi ikotgak, kadang kite mutar Pontianak sampaidikejar polisi, tapi seru kak,” ungkap

akan kembali ke jalanan.” Kata Fajar saatdiwawancarai disela-sela jadwal lesya diSMU 3 Pontianak.

Sedikitnya 190 kasus pencabulan,pencurian anak, dan narkotika oleh anak-anak dibawah umur yang dilaporkan keKPAID dari Januari – November TAHUN2009. Demikian diungkapkan Eli HakimSilaban wakil ketua KPAID.

Untuk menanggulangi masalah terse-but pihaknya sudah berusaha semak-simal mungkin, salah satunya terjunlangsung ke lapangan untuk memantauanak-anak jalanan. Menurutnya perma-salahan anak, bukan hanya tangunganpihak KPAID, namun juga dinas-dinasyang berkaitan.

“Permasalahan anak ini, bukan hanyapermasalahan kami, tapi juga dinas-dinasyang terkait, seperti Dinas KetenagaKerjaan, Dinas Sosial, dan beberapa dinaslain, termasuk kepolisian,” jelas Eli.

Lanjutnya, untuk anak-anak jalananakan berhubungan dengan Dinas Sosial,anak yang bekerja di bawah umur berhu-bungan dengan Dinas Ketenaga Kerjaan.Sedangkan untuk anak yang mencuri ataupemerkosaan ditangani oleh pihak kepo-lisian.

“Biasanya anak yang bekerja dikare-nakan faktor ekonomi, sedikitnya sekitar1,8% anak tidak sekolah dan 64 juta anakbekerja. Untuk anak jalanan yang be-gadang, akibat kurangnya pantauan dariorang tua,” jelasnya.[]

T

kenyataannya, saat ini ekploitasi anakmarak di jalan-jalan, seperti Pengamen,Pengemis, Loper Koran dibawaah umur,yang tidak sesuai dengan bakatnya,” kataYusuf Ibrahim dosen Pengantar IlmuHukum Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan (FKIP) Untan.

Yusuf menjelaskan, adanya pekerjaanak, orang tua harus ikut andil dandiberi kesadaran tentang anak. Sedangkanuntuk anak sendiri diberikan pengarahandan pengertian antara hak dan kewajibanharusnya diterima dan mereka laksana-kan. Selain itu pemerintah harus berperanaktif, sarana untuk kehidupan anak jugaharus diperhatikan. Sesuai dengan UUjika anak dipelihara oleh negara.

Untuk mengatasi permasalahan anakjalanan, saat ini, ada parlemen yang biasamengontrol anak jalanan. Dimana parl-emen ini wajib mengatur dan memberikanpenyuluhan tentang hak dan kewajibananak. Forum ini dibentuk KPAID Kalbaruntuk mengurangi lajunya jumlah anakterlantar.

Ketua Parlemen Anak Kalbar, FajarSupriadi mengatakan anak jalanan perludiperhatikan haknya sebagai generasibangsa, maka anak perlu dibina. Adapunkegiatan yang dilakukan berupa penyu-luhan juga materi tentang hak dan kewaji-ban anak. Selain diarahkan anak-anakjalanan menurut Fajar, juga dihibur dandiajak bermain.

“Anak-anak biasanya kita berikansosialisasi tentang hak-hak mereka, dankewajiban apa yang harus mereka laksa-nakan, namun tidak semua yangkita jalankan berhasil, padakenyataannya anak ter-sebut biasanya

Raynaldo di Bundaran Digulis (31/10).Raynaldo mengaku lebih senang

begadang daripada sekolah.. Apalagi bisasampai tengah malam. Banyak hal bisadilakukan dan tanpa di atur-atur. Orangtua nya pun tidak mempermasalahkan.

“Kamek biase ngumpul dua sampai tigakali jak seminggu, kadang sih karenangumpul malam, bangun kesiangan jaditak ke Sekolah, kamek pun pernah tak naekkelas,” katanya.

Anak terlantar dipelihara oleh negaraSesuai Undang-Undang PerlindunganAnak No. 23 tahun 2009 pasal 1 ayat 6yang berbunyi anak terlantar adalah anakyang tidak terpenuhi kebutuhannya secarawajar, baik fisik, mental, spiritual maupunsosial.

Pengemis dan Pengamen Anak men-cari uang sendiri untuk sekolah, biasanyajuga diberikan pada orang tua. Hal inimenyebabkan perkembangan anak ter-ganggu.

Harusnya anak dalam ketentuanumum UU Komisi Perlindungan AnakIndonesia-Daerah (KPAID) dapatkankuasa asuh. Dimana orang tua bertugasmendidik, memelihara, mengembangkananak sesuai dengan agama yang dianut-nya dan kemampuan, bakat serta minat-nya.

Ditambah Pasal 11, anak berhakberistirahat dan memanfaatkan waktuluang, bergaul dengan anak yang sebaya,bermain, berekreasi dan berkreasi sesuaidengan minat, bakat dan tingkat kecer-dasan demi pengembangan dirinya.

“UU tentang Perlindungan Anak ba-gus, bisa mengatur anak, namun pada

Sedikitnya 190

kasus penca-

bulan, pencurian

anak, dan narkotika

oleh anak-anak diba-

wah umur yang dila-

porkan ke KPAID dari

Januari – November

Tahun 2009.

Eli Hakim SilabanWakil Ketua KPAID

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/20109

Seorang anak yang harus membantu ibunya memulung di tempat sampah.Dok. MIUN

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Tanjungpura

Mengucapkan

Page 10: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Mimbar Opini

Pendidikan Kebebasandi Sekolah Menengah

Hakekat kebebasanDalam kamus bahasa Indonesia ditu-

liskan banyak arti dari kata kebebasan.Bebas berarti lepas sama sekali darisesuatu, bebas dari penjara. Bebas jugaberarti lepas dari suatu kewajiban, bebasuang sekolah. Bebas juga berarti tidakdikenai sesuatu, bebas dari tuntutan.Bebas juga berarti tidak terikat, bebas dariikatan perkawinan. Dan bebas jugabermakna sebagai orang merdeka. Tulisanini mengarah pada bebas yang bermaknamerdeka.

Kebebasan dibawa manusia sejakdilahirkan. Bukan muncul sesaat setelahseorang manusia dilahirkan. Karena,kebebasan itu merupakan sarana untukmenunjukkan eksistensi seorang manusia.Misalnya, seorang guru besar memilikikebebasan yang sangat luas dalampengembangan ilmu pengetahuan. Seba-liknya, seorang mahasiswa, dalam kegia-tan pengembangan ilmu pengetahuanmasih perlu memperoleh bimbingan dariseniornya. Dengan itu, tampak jelas per-bedaan antara guru besar dan mahasiswa.

Kebebasan juga merupakan ciri khasmanusia. Tidak ada makhluk hidup yanglain yang memiliki kebebasan. Misalnya,pada suatu waktu ada seekor kera danseorang manusia. Keduanya sama-samalapar. Jika saat itu disodori makanan, si

kera akan langsung ‘menyantapnya’.Sementara, si manusia, mungkin akanmenundanya karena ada pekerjaan lainyang sangat urgent untuk diselesaikan.Dengan itu, manusia memiliki pilihan danmenggunakan pilihan itu. Sementara, bagibinatang, kera misalnya, bertindak atasdasar insting saja.

Kebebasan dapat membawa manusiamenuju Tuhan. Karena kebebasannyamanusia dapat membuat keputusan-keputusan yang terbebas dari ikatan-ikatan duniawi. Ia dapat menjadi terbebasdari yang terbatas. Karena itu ia dapatmenjadi lebih dekat dengan yang tak-terkirakan. Dengan begitu, ia menjadidimurnikan. Dalam perjalanannya seba-gai musyafir hidup, kemurnian, kesucianmenjadi unsur utama untuk menghadapSang Khalik.

Hakekat pendidikanDalam konteks yang lebih mendalam,

tentu pendidikan tidak sekedar sepertiyang dinyatakan dalam Undang-undangSisdiknas yang hanya menciptakansuasana belajar yang cocok untuk me-ngembangkan potensi diri setiap pesertadidik.

Pendidikan secara universal meru-pakan usaha manusia untuk membantumanusia mengembangkan jati dirinyahinga menjadi manusia yang utuh. Bukanhanya sekedar robot yang sungguh hidup.Dan, bukan juga sekedar makhluk hiduppada umumnya.

Sebagai makhluk hidup yang utuh,pada setiap orang dapat dilihat dari aspekindividualitas, aspek sosialitas, dan aspekhistorisitasnya. Individualitas manusiamenyatakan bahwa setiap manusia ituunik dan otonom. Unik berarti tidak adaduanya di dunia ini.

Otonom berarti mempunyai kewena-ngan mengatur dirinya sendiri. Namun,demikian, manusia juga memerlukanrelasi dengan yang lain. Manusia tidakhidup sendirian di sebuah pulau. Ini

merupakan aspek sosialitas manusia.Historisitas manusia menyebutkan bahwabahwa dalam setiap diri manusia me-ngendap masa lalunya, dan masa kini me-ngarahkan mas a depannya.

Pendidikan yang membantu seseorangmengembangkan dirinya menjadi manu-sia yang utuh berarti menyeimbangkanantara aspek sosialitas, individualitas danhistorisitas peserta didik. Dalam konteksIndonesia itu berarti pendidikan Indone-sia mesti menghasilkan manusia Indone-sia yang berpengetahuan. Bukan, manusiayang cerdik dan pandai saja. Ia tetapsebagai orang Indonesia, tetapi mampuberkiprah dalam ilmu pengetahuan yangdidalami secara internasional. Merekamenjadi manusia merdeka. Manusia yangmemiliki kebebasan.

Di samping itu, secara sosiologis,dalam era reformasi saat ini, orang Indo-nesia memiliki kebebasan yang luar biasa.Mereka bebas berpendapat. Mereka bebasmemilih. Mereka memperoleh informasi.Mereka bebas bekerja dan berusaha.Bahkan, mereka juga bebas mengaturpemerintahannya sendiri. Dalam praktek,kebebasan sering berakibat sangat jauh.Tampak mereka masih tergagap-gagapdalam menghayati kebebasannya. Karenaitu, pendidikan kebebasan juga dapatdijadikan salah satu alternatif bagi mere-ka yang ingin belajar tentang kebebasan.

Hakekat siswa SMSecara umum, siswa SM di Indonesia

belum dapat diamsukkan sebagai orangdewasa. Umur mereka sekitar 18 tahun kebawah. Mereka termasuk remaja awal danremaja akhir. Mereka mengalami banyakperubahan baik secara emosi, fisik, peran,perilaku maupun tata nilai yang diguna-kan. Kerana banyak perubahan yangharus dialami inilah mereka perlu pen-dampingan. Pendidikan kebebasan meru-pakan salah satu bentuk pendampingandalam ‘menyelesaikan’ perubahannya.

Bertanggung jawabKebebasan sering ditabukan oleh

banyak orang. Karena, kebebasan seringberakibat buruk. Bebas mengeluarkanpendapat bisa diiteruskan dengan uca-pan-ucapan yang kurang tetap. Bebas ber-demonstrasi diartikan bebas juga merusakmilik orang lain. Bebas menonton diarti-kan sudah penuh pun masih boleh dima-suki. Orang mengatakan kelewat batas.

Maka dituntut suatu kebebasan yang

Oleh Leo Sutrisno

bertanggung jawab. Di sebuah sekolahsiswa diberi kebebasan penuh, itu tidxakberarti boleh berbuat ‘semau gue’. Jugatidak berarti bahwa tanpa kendali, tanpacontrol. Bebas yang bertanggung jawabberarti bebas yang disertai dengan kese-diaan menanggung resiko akibat kebeba-san yang dilaksanakan. Mereka tentumenerima konsekuensi dari pilihannya.

Namun, itu belum cukup. Orangbersedia menanggung risiko dari pilihan-nya sejauh jika ketahuan orang lain. Jikatidak ketahuan yang tidak apa-apa. Itubelum penuh arti kebebasan yang dianut-nya. Kebebasan yang bertanggung jawabterkait juga dengan proses memilihnyayang juga bertanggung jawab.

Proses memilih yang bertanggungjawab terkait dengan hirarki tata nilaiyang dianut. Atas dasar nilai yang terting-gi menentukan keputusan yang akandiambil. Nilai tertinggi berarti berhubu-ngan dengan moral. Moral berarti berhu-bungan dengan Tuhan. Karena itu kebeba-san yang hakiki akan didasarkan pada pi-lihan-pilihan moral yang dipertanggung-jawabkan kepada Tuhan. Karena itu, tidakperlu lagi ada orang yang akan mengawasiatau tidak. Semuanya dipertanggung-jawabkan kepada Allah.

ImplementasiDalam pendidikan, penanaman kebe-

basan perlu menyentuh nilai-nilai moral,agar siswa tidak hanya menjalani kebe-basan atas dasar kesediaan menanggungrisiko tetapi juga atas dasar landasanmoral yang kuat. Dengan begitu pendi-dikan kebebasan tidak sekedar memberi-kan pilihan, tetapi juga memberi tempatuntuk melatihkannya.

Sebagai ilustrasi, guru dapat denganmemberi kesempatan siswa menyontekpada waktu ujian atau ulangan. Adakemungkinan siswa mencotek atau tidak.Terserah pada keputusan masing-masing.Agar pilihan itu dapat dipertanggungja-wabkan secara moral, mereka dapat diajakuntuk melihat keuntungan dan kerugianbaik yang mencontek maupun yang tidakmencontek secara jangka pendek danjangka panjang. Hasil telaah ini dapatdijadikan keputusan untuk memilihmencontek atau tidak.

Dengan cara itu, mereka tidak sekedarbersedia menanggung akibatnya tetapipilihannya juga dapat mempertanggung-jawabkan secara moral. Semoga![]

MIUN/TRI

Siswa Sekolah Menengah Atas menikmati waktu istirahatnya.

MIUN/TRI

Siswa dibiasakan untuk belajar secara mandiri.

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/201010

alam era reformasi saatini, orang Indonesiamemiliki ruang bebasyang luar biasa. Orang

bebas berbicara. Orang bebasmengutarakan pendapat. Orangbebas memilih. Orang bebas mene-rima berita dan informasi. Perta-nyaannya adalah apakah kebeba-san itu masih perlu ditanamkankepada para siswa.

Pada tulisan ini dibicarakantinjuan filosofis tentang makanankebebasan serta implementasinyadalam pendidikan. Tentu saja jugadibahas tentang keadaan siswa itusendiri.

D

Filosofis tentang

makna kebebasan

serta

implementasinya

dalam pendidikan.

Page 11: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Mimbar Resensi

emikianlah. Tjun Mei harusberjuang keras untuk men-dapatkan akta lahir bagi keem-pat anaknya. Hingga lebih

daripada 30 tahun mereka tidak memilikiakta lahir, secarik surat pembuktian yangtak kalah pentingnya dengan SBKRI (su-rat bukti kewarganegaraan RepublikIndonesia).

Akta lahir adalah surat yang dipakaiNegara untuk bukti sebagai warga Negara( Indonesia ). Bagi orang tionghoa yangberasal dari keluarga miskin, membuatakta lahir merupakan perjuangan penuhliku-liku, karena surat keterangan itumenjadi sumber diskriminasi dan persoa-lan bagi orang toinghoa yang stateless (takpunya kewarganegaraan). Dan untukmemperoleh akta lahir, sorang tionghoaharus memiliki SBKRI, yang bagi Tjun Meibutuh waktu puluhan tahun untuk mem-perolehnya.

Tjun Mei ingin keempat anaknya, yangsudah menikah, memiliki akta lahir. Iaselalu prihatin dan khawatir anak-anak-nya tersiksa berlarut-larut karena takmemiliki surat-surat lengkap. Ketikaberurusan soal pekerjaan dan pendidikan,misalnya, surat itu dapat menghentikanhak-hak yang mesti ia dapatkan.

Pada 2005,Tjun Mei, didampingi LADI,mendaftakan anak-anaknya untuk pem-

Judul buku : Jalan Berliku Menjadi Orang IndonesiaTebal halaman isi : 97 halamanPenulis : Rebeca Harsono dan Basilius TriharyantoPenerbit : Kepustakaan Popular Gramedia (KPG )Peresensi : Jumardi Budiman

buatan akta lahir. Anak-anak Tjun Meiadalah kelompok keluarga cina bentengmiskin yang membuat akta lahir melaluijalur prodeo atau tidak dipungut biaya.

Bagi Tjun Mei, juga ibu-ibu cina ben-teng lainnya, jalur prodeo tidaklah mudah.Priatna-anak pertama, sudah menikah,dan memiliki anak-bagi keluarga TjunMei, adalah saksi pahit proses mengurusakta lahir melalui jalur prodeo. Priatnaadalah korban tindakan sewenang-we-nang pihak pengadilan.

Sepenggal cuplikan alinea diatasmenggambarkan contoh kecil tindakandiskriminasi yang dialami oleh orang-orang cina miskin. Perbedaan etnis, stratasosial yang dianggap rendah, diskrimi-nasi gender, tingkat pendidikan danperbedaan agama dengan pendudukpribumi semakin mempersulit wargaketurunan ini untuk memperolah hakkewarganegaraan. Padahal mereka lahirdi Indonesia yang sebagian besar merupa-kan hasil perkawinan campuran antaraorang Cina dan orang Betawi pada masacolonial Belanda.

Melalui buku ini, Rebeka Harsono danBasilius Triharyanto, menceritakan secaragamblang pengalaman pahit tujuh orangperempuan tionghoa dalam memperolehpengakuan dan hak-hak sebagai wargaNegara Indonesia. Kisah ini tidak terjadi

di pedalaman nusantara,yang mungkin tidak ter-jangkau oleh para pengambilkeputusan, melainkan didekat pusat pemerintahanJakarta, tidak jauh dari hala-man belakang bandara in-ternasional Soekarno-Hattayang keberadaannya secaratidak langsung menggusurkeberadaan komunitas mar-ginal ini.

Buku ini juga menjadisaksi bahwa mental birok-rasi pengambil keputu-san, masih mengadopsipemikiran colonial,penjajah, lintah darat,dan entah apalagi se-butannya. Jargon“kalau bisa diper-sulit, kenapa mes-ti dipermudah”tampak jelastergambar da-ri penuturanperempuan-perempuanCina bentengini ketika mengurusakta kelahiran bagi anak-anak mereka. Tak ayal, jalurprodeo yang seharusnya tanpa biaya danmemang dikhususkan bagi mereka, ha-nyalah sebuah aturan yang tertuangdiatas kertas, tanpa realisasi. Pada Akhir-nya, uang merupakan jalan keluar bilasegala urusan ingin segera diselesaikan.

Buku-buku bermutu seperti ini me-mang sangat jarang mendapat predikat

Best Seller, bila dibandingkan dengankisah cinta ataupun fiksi ilmiah. Hanyasebagian kecil masyarakat Indonesia yangtertarik membaca kisah-kisah perjuanganmasyarakat “terjajah” di masa kemer-dekaan yang sebetulnya banyak terjadi diNegara ini.[]

Diskriminasi Itu Masih Ada

Judul buku : Guru : Mendidik Itu Melawan!Penulis : Eko PrasetyoPenerbit : Resist BookTebal : 207 HalamanPeresensi : Jumardi Budiman

Kewajiban Guru Era Reformasi:Mengajar Siswa Sesuai Realita dan Berontak Pada Ketidakadilan

D

uku seri pendidikan kritis inimenyoroti nasib guru di In-donesia, terutama guru-guruhonorer dan guru tidak tetap

(GTT) yang bertugas di daerah pedala-man namun tidak mendapat perlakuanyang layak dari pemerintah. Sistempendidikan, management sekolah hing-ga perbedaan cara “mendidik” siswadari zaman orde lama hingga era refor-masi juga di kupas habis oleh Eko Pra-setyo dengan gaya penulisan yang lugas,relevan dan tidak bertele-tele.

Kebijakan pemerintah dalam meng-ganti kurikulum tanpa pernah dievalua-

Neoliberalisme kemudian jadi bentuktatanan ekonomi beru yang memeraspendidikan sehingga menjadikan seko-lah sebagai sebuah “pabrik” yang ber-tugas mencetak sumber-sumber tenagasiap pakai yang sesuai dengan kebutu-han pasar, bukan kebutuhan masya-rakat. Siswa dinilai berprestasi diukurdari pengetahuan dan keterampilanyang ia miliki, sehingga prestasi yangdemikian menjadi tunggal, individualdan tidak sosial.

Berbagai badan usaha juga kinisangat genjar menggarap sektor pendi-dikan, bukan untuk meningkatkankualitas pendidikan semata, melainkanmenjadikan pendidikan sebagai lahaninvestasi yang memberikan keuntu-ngan berlipat ganda.

Paradigma yang kemudian berkem-bang adalah, sekolah yang bermutuapabila memiliki gedung mewah, saranalengkap, guru yang semuanya lulusansarjana serta pelajaran yang beranekaragam, dari pagi hingga sore. Sekolahseperti ini mengembangkan sistem tatakelola yang mengikuti bahasa perdaga-ngan : efisiensi, profesionalitas, efek-tifitas, keunggulan kompetitif dll. Alhasil,pendidikan bermutu hanya dikhususkanbagi orang-orang kaya, anak pejabat, dankonglomerat.

Bagi siswa-siwa dari keluarga miskinhanya boleh bersekolah di gedung reyotdengan perlengkapan seadanya dan di-

ajar oleh guru yang juga merangkap se-bagai kepala sekolah, tenaga administra-si, penjaga sekolah, hingga tukang ojek.

Kurikulum yang sering berubah-ubah juga menjadi tambak uang bagipenerbit buku-buku pelajaran dan Lem-bar Kerja Sisiwa (LKS). Hanya denganmengganti sampul dan ditambah tuli-san kurikulum yang diperbahrui, siswasecara tidak langsung dipaksa untukmembeli buku yang substansinya tidakjauh berbeda. Atau dapat pula menjadi-kan guru sebagai sales dalam memasar-kan produk-produk dari penerbit denganmemberikan sejumlah imbalan terhadapkerja keras guru dalam meykinkanbahwa buku yang ditawarkan benar-benar bermutu sehingga harus dimilikisetiap siswa kaya atau miskin.

Buku yang dianjurkan Eko Prasetyobagi guru honorer, buru tidak tetap danguru non-PNS ini mengahdirkan dile-matika pendidikan Indonesia yangmemang nyata terjadi dan disuguhkandengan karikatur yang lucu namunkritis.

Beberapa masalah pendidikan diba-has sampai tuntas berdasarkan pe-ngalamannya sebagai tenaga pendidikaktivis HAM di Pusat Studi HAM UII,menjadikan buku ini layak dijadikanbahan referensi bagi calon guru masadepan atau siapapun yang ingin men-jadikan pendidikan di Indonesia dapatlebih baik dari sekarang. []

si secara langsung membebani pesertadidik karena perubahan yang terlalucepat maupun konsekuensi biaya yangditanggung, penempatan guru yangtidak merata sehingga ada beberapadaerah muncul problem kelangkaan dankualitas guru di daerah pedalaman yangkurang, serta pengelolaan yang burukatas bantuan opersional sekolah (BOS)maupun dana kelembagaan yang lainmerupakan beberapa kesalahan peme-rintah dalam mengambil kebijakanterkait dunia pendidikan.

Proyek Baru KomersialisasiPendidikan Indonesia.

B

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/201011

Page 12: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Mimbar Ilmiah

amur (mushroom) merupakanorganisme non klorofil, jelastidak mampu untuk dapatmelakukan proses fotosintesis.

Oleh karena itu dalam klasifikasitaksonominya, jamur ditempatkandalam kingdom tersendiri selain ani-malia dan plantae. Sehingga untukdapat melanjutkan hidupnya, jamursangat tergantung dari bahan organikyang berada di sekitarnya (saprofit).

Secara umum, lingkungan tumbuhjamur yang ideal ialah lingkungan yangmemiliki kelembaban tinggi dan suhubervariasi biasanya dibawah 37°C. Tidakheran jika jamur sering tumbuh di hutan-hutan hujan tropis maupun di gua-guayang kondisinya sesuai dengan lingku-ngan tumbuh yang dibutuhkan jamur.

Berdasarkan bentuk morfologinyaJamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)tergolong dalam kelas basidiomycetesyaitu membentuk tubuh buah danmemiliki tudung buah. Bentuk tudungjamur kayu ini agak membulat, lonjongdan melengkung menyerupai cangkangtiram memiliki warna putih susu.Permukaan tudung licin dan tepi tudungbergelombang.

Ukuran diameter tudung berkisarantara 3-15 cm. Dimana biasanya jamurini tumbuh membentuk rumpun denganbanyak cabang.

Jamur Tiram merupakan salah satujenis jamur konsumsi (edible), yang enakrasanya dan bergizi tinggi. Hasil studi di

Massachusett University menyimpulkanbahwa kandungan protein jamur tirammencapai 19-35%. Dibandingkandengan beras (7,38 persen) dan gandum(13,2 persen), jamur berkadar proteinlebih tinggi dengan 10 jenis asam aminoessensial diantaranya lysin, methionin,tryphtofan, theonin, valin, leusin,isoleusin, histidin, fenilalanin dan lebihdari 10 asam amino non-essensial.

Kandungan lemak tak jenuhnyamencapai 72%. Kandungan lemak jenuh(28%) dan adanya polisakarida kitin didalam jamur tiram diduga menimbulkanrasa enak. Vitamin yang dikandungnyaadalah B1 (thiamin), B2 (riboflavin),biotin, niasin, dan vitamin C. Kandu-ngan mineralnya tersusun atas K, P, Ca,Na, Mg, Cu dan beberapa elemen mikro.Serat yang dikandungnya mencapai 75-87 %. Adapun kandungan Riboflavin,asam Nicotinat, Pantothenat, dan biotin(Vitamin B) masih terpelihara denganbaik meskipun jamur telah dimasak.Menurut hasil penelitian dari BetaGlucan Health Center menyebutkanbahwa jamur tiram (pleurotus ostreatus)mengandung senyawa Pleuran (diJepang, jamur tiram disebut Hiratakesebagai jamur obat).

Selain itu menurut penelitian Depar-temen Sains, Kementerian IndustriThailand, Jamur juga mengandung folicacid yang cukup tinggi. Sebagai per-bandingan, tempe yang terbuat darikedelai yang kaya serat dan juga sebagai

sumber berbagai nutrien seperti calsium,Vitamin B, dan besi, mempunyai kandu-ngan sebagai berikut: kalori 204, protein17 gram, lemak 8 gram, karbohidrat 15gram, calium 80 mg, Fe (Besi) 2 mg, danZn 0,2 mg.

Bisa dibandingkan dengan dagingayam yang kandungan proteinnya 18,2gram, lemaknya 25,0 gram, namunkarbohidratnya 0,0 gram dan vitamin C-nya juga 0,0 gram. Beberapa tahunterakhir diketahui adanya polisakaridakhususnya Beta-D-glucans.s Maka,kandungan gizi jamur bisa dikatakansangat komplit sehingga tidak salahapabila dikatakan jamur merupakanbahan pangan masa depan.

Budaya atau kegemaran sebagianmasyarakat mengkonsumsi jamur takhanya sejak masa ini. Pada zaman kunoabad sebelum masehi pun raja-raja Mesirdan Yunani kuno senang untuk meng-konsumsi jamur.

Kelezatan yang ditawarkan makananberbahan dasar jamur membuat jamurdisebut sebagai makanan para dewa.Namun dibalik semua kelezatan terse-but, yang menjadi alasan mengkonsumsijamur yang utama adalah khasiatnyayang berhubungan dengan vitalitaskehidupan.

Berbagai riset mengenai khasiat jamurtelah banyak dilakukan sejak tahun 1950hingga diketahui bahwa pada jamurterdapat senyawa polisakarida Beta-D-Glukans yang memiliki efek positifsebagai antitumor, antikanker, antivirus(termasuk AIDS), melawan kolesterol,antijamur, antibakteri, dan dapat me-ningkatkan sistem imun.

Pada jamur tiram, produk ini disebutsebagai plovastin yang di pasaranterkenal sebagai suplemen penurunkolesterol (komponen aktifnya statinyang baik untuk menghambat meta-bolisme kolesterol di dalam tubuh

manusia).Beta-D-Glucans yang ada pada pada

jamur bisa juga diisolasi untuk digu-nakan dan dicampur pada krim, salep,suspensi, atau bedak untuk perawatanwajah di dunia oleh peneliti dan peru-sahaan kosmetik untuk formulasinyadengan konsentrasi 0,5-2,00 persen.

Perawatan wajah ini berguna untukmengikat air, melembabkan kulit dananti-inflamasi. Percobaan pada 121pasien berjerawat kronis, diberikansetiap hari selama 21 hari, hasilnya 73,5persen kondisinya membaik, 18,2 persensembuh total (Kuniak et al, 1995. Facultyof Pharmacy and STV, Batislava, SlovakRepublic in Beta Glucan Health Center ,(www.glucan.com/therapy 2002).

Hasil dari penelitian Bobek (1999)dari Research Institute of NutritionBratislava tentang Natural Product withHypolipemic and Antioxidant Effect,telah dilakukan studi pada sebuah grupdengan 57 laki-laki : perempuan = 1:1,usia setengah umur dengan kasushyperlipoproteinemia.

Selama 1 bulan mereka mengonsumsi10 gram jamur tiram secara teratur.Kesimpulannya, secara statistik sangatmenjanjikan yakni kolesterol dan serumturun 12,6 persen dan trigliserol turun27,2 persen. Jamur tiram dikatakanmempunyai efek antioksidan denganturunnya peroksidasi di dalam eritrosit.

Jamur tiram memiliki kandunganasam folatnya yang cukup tinggi danterbukti ampuh dalam menyembuhkananemia. Berbagai khasiat lain jamur inidiantaranya baik untuk liver, pasiendiabetes, menurunkan berat badan,seratnya membantu pencernaan, amandikonsumsi bagi yang rentan penyakitjantung, mencegah diabetes, mencegahkurang darah, dan meningkatkan dayatahan tubuh serta dapat meningkatkanproduksi ASI. []

Oleh Odilo Tarigasa

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/201012

Jist

ist

Jamur Putih yang dibudidayakan.

Jamur Tiram Putih,Alternatif MakananKesehatan

Jamur Tiram Putih,Alternatif MakananKesehatan

Nutrisi dalam Jamur

Dengan jumlah kalori yang lebih rendah dari nasi dan tidakmengandung lemak, jamur merupakan salah satu sumber nutrisi yangsangat berguna. Berikut ini adalah manfaat dari kandungan yangterkandung dalam jamur yang sangat berguna bagi tubuh manusia.

Antioksidan

Jamur merupakan salah satu nutrisi yang mengandung antioksidanerghothioneine dan banyak mengandung antioksidan selenium. Jamurputih memiliki kapasitas antioksidan yang sama dengan sayuran yangberwarna seperti tomat dan wortel. Jamur coklat kandunganantioksidannya bisa dibandingkan dengan kacang hijau, brokoliataupun lada merah.

Vitamin B

Vitamin B membantu mengubah makanan menjadi energi denganmenguraikan protein, karbohidrat dan lemak. Jamur banyakmengandung riboflavin (B2), niacin (B3) dan asam pantothenic (B5)

Tembaga

Mineral tembaga adalah mineral yang dapat membantu memproduksisel darah merah dan menjaga otak dan tulang sehat.

Fosfor

Fosfor essensial untuk tulang dan gigi yang kuat

Potassium

Merupakan mineral dan elektrolit yang berguna menjaga keseimbangancairan dan mineral dalam tubuh, menjaga tekanan darah dan menjagaotak dan otot berfungsi dengan baik. Setiap penyajian, jamurmengandung 267-407mg Potassium, nutrisi penting yang bahkan orangAmerika pun tidak mendapat cukup dalam makanannya.

Vitamin D

Vit D membantu penyerapan calcium yang sangat berguna untuk tulangdan gigi. Jamur kancing adalah salah satu yang banyak mengandung VitD dan menyediakan 15 IU per sajian.

Page 13: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Mimbar Sastra

Sepucuk Surat Kerinduanuntuk Sahabatku

uaca yang panas tak membuatsemangatku goyah untukterus mengarungi sepanjangjalan yang melewati Au-ditorium Untan Pontianak,

yah yang namanya menuntut ilmu, akuharus berjuang keras untuk masadepanku nanti, seperti kata pepatahberakit-rakit kehulu,bersenang-senangkemudian. Akhirnya perjalanankuterhenti disebuah fakultasyang terkenaldengan namanya Green Kampus ataufakultas pertanian.

“Akhirnya sampai juga, huh cape..jauh juga yah dari kos kekampus”, keluhkesah sambil melihat sekeliling kampusbaruku, wah dunia kampus itu tenyatamenyenangkan dan banyak hal yangmembuat aku tertarik.”aduh..kelaskudimana yah…” karena aku sebagaimahasiswa baru,aku jadi sedikit kaku(hehe padahal emang nggak tahu samasekali tentang dunia kampus), yah asalnggak dibilang katro aja.

Aku terus menelusuri seluruhruangan, ternyata sedikit melelahkansebagai solusi utama aku kekantin carithe es sebagai penyegar tenggorokandan kebetulan teh es itu minumankesukaanku (sebenarnya sih ngirit kanteh es murah ). Setelah berjuang menye-lamatkan nyawaku ( lebai ) aku melan-jutkan perjalananku untuk menuntutilmu kembali.

Sekarang aku berada di kelas danteman-teman baruku ( murid SD kali),sambil berkenalan aku menatap setiaplawan kenalku ( seleksi.hahahaha..).”Hai namaku Thahir, nama kamusiapa?”, itu awalnya aku bertemandengan thahir yang pada akhirnya nanticeritanya tambah seruuu!!!.

“Aku Zhaira, panggil aja Zha ( zebrakali yah, nama kok aneh-aneh), emmkamu asli dari kota ya?”, predatorberaksi. “ Iya aku asli kota pontianak”,sepertinya mangsa yang ini sedikit sulituntuk di taklukan. Seiring berjalannyawaktu aku, Thahir dan teman2yang lainmenghabiskan waktu seharian dikampus untuk saling mengenal. Waktubegitu cepat berputar, hah sekarangsudah jam 5 sore, saatnya aku pulangdan mempersiapkan rencana untukmenghadapi hari esok. Wah hampirsemua teman-temanku mempunyaikendaraan bermotor, ah semua ituhanya akan membuatku lemah dantergoda sehingga aku harus menerororang tuaku ( biasalah mahasiswa).“Zha..mau di antarin nggak? Thahirmengajakku untuk berboncengandengannya, yah yang namanya rezekiitu jangan pernah ditolak apalagi diacakep dan…( rahasia).

Sebulan pertama aku menjalanihidupku seperti biasa, semuanyatampak sama. Dari kampus ke kos dandari kos ke kampus, tidak ada kegiatanlain yang membuat hidupku lebihbercahaya.

Sebulan mampu bertahan, Dua bulanke depan aku sudah merangkak memo-hon kepada yang maha kuasa untukmemberiku jalan, ternyata usahaku tidaksia-sia Tuhan memberiku kekuat untuktetap bertahan hidup di padang pasirilmu ini ( sedikit mendramatisir agar adayang prihatin hehehe, tetapi janganmuntah yah).

Kekuatan itu berupa sebuah peker-jaan yang sangat mulia dimataku,jabatannya tidak begitu tinggi tetapisedikit terhormat.Bendahara sebuah

perusahaan terkenal di Indonesia,perusahaan yang berkaitan dengan tariksuara ( kalau yang benaran sih, profesiaku sebagai pengamen yang jelas akuhanya menghitung uangnya saja).Hasilmengamen kami bagi bertiga,aku, aji,dan dini, yang namanya group vocalhasil harus dibagi rata. Buat aku yangpenting bisa bertahan hidup saja,apalagi keunganku menipis semenjakibuku menderita sakit.

Pagi hadir kembali mengawalikuuntuk menjalani hari ini dengan se-mangat yang tak terpatahkan, saat tibadikampus aku langsung masuk danmenduduki bangku yang telah menyim-pan begitu banyak sejarah untukku.Bersama bangku inilah aku memulaihari-hari yang penuh dengan makna,saat kuliah berjalan pikiranku dihing-gapi oleh kupu2 pusing. “Kalau aku terusngamen apa cukup ya buat makan akusampai ayahku bisa memberikan uanglagi??, berpikir sejenak, aku punya ide(sebenarnya bukan ide tapi temuanbersejarah)bagaimana kalau aku mencarikerja,tapi kerja apa?”, aku berdebatdengan sahabat terbaik yang aku milikididunia ini yang membuat hidupkulebih berarti (sahabat itu adalah hatiku).

“Heiii..termenung aja, lagi mikirinapa zha?”, Thahir mengejutkanku danmembuat semua khayalan dan pemiki-ran cerdasku hilang, “kamu hir, kamuganggu aku aja, kamu tau nggak tadiitu…….hemm kalau cerita tentang idecerdasku ini padanya nanti aku diketawainlagi, lebih baik aku jangan ceritain semuaide2 cerdasku ini”, aku mulai tak memper-cayai thahir.

Sebenarnya aku tau semua ini sangatkonyol, tetapi itu mengasikkan danmenyenangkan,aku merasa bahagiadengan apa yang aku pikirkan saat ini.“Zha., zhaira, zhaaaiiiraaa…. kamukenapa sih?”, ekspresi thahir panik danmarah.

“Iyaaaa..ada apa hir?, hemmm hirkamu punya makanan nggak, aku laparnich soalnya tadi pagi nggak sempatmakan”, dengan ekspresi wajah belaskasihan aku merayu thahir, tanpaberpikir panjang thahir menarik tangan-ku menuju kantin dan mentraktirkumakan sepuasnya.

Aku merasa pagi ini adalah pagiynag sangat cerah dan akan ada hariyang menyenangkan, tapi apa yah…

Aku masih mengkhayal apa yangterjadi nanti, begitu banyak khayalanyang mengusik pikiranku. Tiba-tibaterlintas bayangan thahir yang mem-buatku merasakan hal yang berbeda,aku menyayanginya, menyayanginyasebagai seorang sahabat. Semuanyaberawal dari kedekatanku dengannyadan kebaikannya padaku, semua itumengubah hidupku dan ada rasa yangberbeda jika aku bersamanya.Kedekatanku ini membuatsemuanya berubah, akuyang terkenal udikdan tidak peduliakan kehidupandunia luar menjadisangat me-nyenangkan saatmengenal duniaini bersamanya.Saat bersamanyaaku merasakan senangdan damai dihati,dialah sahabatterbaikku yang selaluada didekatku disaatsusah (butuh duit)

dan senang.Sekarang nggak terasa sudah setahun

aku menuntut ilmu di kota ini, thahirberbeda dengan hari biasanya, diamengajakku pergi kesuatu tempat yangaku tak tahu letaknya, yang aku ingattempat itu melewati sawah dan hutan.

Tempat itu begitu indah dan begitumenyenangkan, seandainya aku bisamengulanginya untuk saat ini, akuhanya ingin duduk disampingnya danmenghabiskan waktuku bersama-nya.setelah hari itu thahir menghilang,dia nggak pernah kuliah lagi. Akumencarinya, tetapi semua pencariankutidak ada hasilnya, thahir benar2menghilang seperti ditelan bumi.Thahirtelah memberikan arti untuk hidupkumenjadi lebih berwarna.

“Hei zha kamu kenapa, kamu punyamasalah zha? Aku tahu kamu nggakbisa cerita semua masalah kamu, tetapisetidaknya cerita sedikit,karena semuaitu bisa meringankan beban hatimu yangmenyiksa diri kamu sendiri,zha janganbiarkan masalah kecilseperti ini menga-lahkan kamu, zha aku rindu ketawa dancanda kamu yang usil!,,, zha thahir ituudah nggak ada, kita nggak tau sekarangdia ada dimana?zha…jawab aku”, akumerasa tidak mendengarkan apa-apa,semuanya hampa seperti tanah yanggersang, Dini mendesakkudan me-nyadarkanku dari ketidak berdayaankutanpanya.

Akhirnya dini mengajakku berkun-jung kesuatu tempat, yaitu ke rumahThahir. Dirumah itu hanya ada seoranggadis kecil yang sedang duduk terme-nung, sepertinya memikirkan sesuatu. “hai.. kamu adiknya thahir? Bang thahir-nya ada nggak dirumah?”, aku nggakmendapatkan jawaban apa2 darinyahanya ada air mata yang kulihat, hatikumulai cemas. Akhirnya gadis itu ber-suara kecil dan berkata “abang sudahpergi, kakak siapa??.... (suasana menjadi

hening, dan hatiku semakin cemas)apakah kakak gadis yang bernamazhaira, abang menitipkan sesuatuuntukmu”. Aku semakin tidak mengerti,ada apa sebenarnya,pertanyaan ituterjawab dengan sebuah surat yang diaberikan untukku.

Aku tak mampu membendung airmata ini,, semuanya mengalir begituderas,,,isakan tangisku terhenti saatibunya berkata padaku bahwa thahirsudah meninggal dunia tiga mingguyang lalu. “ thahir pergi meninggalkankami semua, dia gagal operasi dandia…..” isakan tangis terdengar kencangditelingaku.

Aku sedih dan juga bahagia, akunggak bisa mengartikan rasa yang akurasakan saat ini, yang bisa aku rasakanair mata ini tak berhenti mengalirmembasahi pipiku, aku terisak saatmengingatnya.

“ Thahir aku sayang sama kamu,tetapi kenapa kamu tinggalin aku disaataku membutuhkan kamu. Kamu perginggak pamit, siapa yang akan membantuaku…hir?”.Air mataku semakin derasmengalir, kepergianya membuat semuamerasa kehilangan, aku hanya bisamelihatnya melalui sepucuk suratkerinduan darinya.

Disaat aku merindukannya akumembaca kembali surat itu, walaupunberkali-kali aku membaca surat itu, airmataku tak mampu terbendung. Dialahsahabat yang menerimaku apa adanya,setahun kepergiannya aku menemukansosok yang baik seperti dia dan sosok itumenjadi sahabatku saat ini.

Bersama sosok yang memiliki hatinyaini aku menjalankan hidup seperti biasa,bersama sahabat yang memiliki jiwasahabatku dulu. Thahir kamu adalahsahabatku dan aku janji aku akanmeraih mimpiku, suatu saat aku akanhadir dipusaramu dengankeberhasilanku. []

Oleh Yulia Citra

C

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/201013

Dear : Zhaira

Gadis manis yang mempunyai senyum terindah

Zha langsung aja yah….

Zha saat aku melihat kamu dikelas semula biasa2 saja, tetapi ketika kamu

memperkenalkan namamu didepan kelas saat ospek berlangsung, aku melihat

senyum yang begitu manis. Kamu begitu pemalu dan saat itu kamu masih desaan

banget, aku suka gaya kamu, gadis desa yang tidak terpengaruh akan perubahan

kota. Zha semangat kamu membuat aku merasakan suatu energi yang luar biasa,,

Aku ingin memiliki semangat itu,,hehe zha pertemuan kita singkat banget,

bahkan aku hanya bisa mengajakmu mengelilingi kota ini sebagian saja. Maafkan

aku yang tidak bisa menepati janji itu, kamu itu polos banget yah…zha aku sayang

kamu, sayang banget..hanya saja aku nggak sempat untuk mengungkapkannya,

,zha berjanjilah untukku kalau kamu nggak akan nangis lagi…berjanjilah untuk

aku.Zha berjanjilah demi persahabatan kita, aku menyayangimu untuk selamanya

sahabat..

Zha,aku mau minta maaf, sebelumnya aku nggak pernah cerita sama kamu

tentang keadaan aku selama ini, zha mungkin disaat kamu baca surat ini aku

sudah dipanggil oleh-Nya. Zha aku menderita kanker otak stadium akhir, selama

ini aku nggak bisa cerita sama siapapun termasuk kamu.aku nggak bisa……..aku

takut kamu akan meninggalkan aku, Zha aku sayang sama kamu, makasih kamu

udah mau menghabiskan waktu kamu bersama aku selama ini.bersama kamu

aku merasa ingin hidup lebih lama untuk menghabiskan waktu bersama,,,ingatlah

lagu yang kita nyanyikan berdua disaat sedih dan bahagia, disana aku akan

mengikutimu.

Zha…saat ini aku ingin sekali kamu ada disamping aku..

Hari ini aku nyanyikan untukmu

Lagu rindu……..

Yang ingin aku ciptakan untukmu

SAHABATKU ZHAIRA

Disaat kamu rindu sama aku

Nyanyikan lagu ini dan aku akan melihatkamu dari sana

Lihatlah zha…diatas sana……….

Senandung kata-kata yang kuciptakan hanya untukmu

Zha lihatlah bintang dilangit sana

Disana terukir nama kita berdua

Dan dari sana aku akan melihatmu

Zha aku mau kamu selalu tersenyum apapun yang kamu hadapi saat ini karena

aku yakin kamu bisa mengapai mimpimu dan meraih kebahagian untuk selamanya,

jangan menyerah sahabatku aku akan selalu ada untukmu..

From: Thahir

Page 14: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Mimbar Profil

Figur SeorangMawapresOleh Riya Yulharmaini

enjadi Mawapres (Maha-siswa Berprestasi) bukanhal yang mudah, hanyabeberapa mahasiswa yang

mampu mendapatkannya. Sebut sajaDini Haiti Zulfany, mahasiswi FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)Bahasa Inggris angkatan 2005. Berkatkeuletannya, ia menjadi juara 2 Mawa-pres di Untan dan juara 1 di FKIP.

Anak pertama dari tiga bersaudaraini mengikuti tes pemilihan Mawapres diKaprodi Bahasa Inggris, tes pemilihanini sudah dari tahun lalu dia ikuti tapikarena dia akan mengikuti lomba debatmewakili FKIP di Bandung kesempatanitu diberikan ke orang lain. Ternyatakesempatan jadi Mawapres juga bisa diperoleh Dini pada tahun 2009 untukmewakili FKIP.

“Menurut saya, seleksinya gak terlalu

rumit, hanya dipanggil Kaprodi dandilakukan penyeleksian, kemudianmemperlihatkan IPK (indeks prestasikumulatif)”.ujar Dini.

Setelah lulus penyeleksian Dinilangsung diajukan ke Pembantu Dekan(Pudek) III FKIP, dan kemudian diseleksikembali. “Saya kira hanya diseleksidengan IPK, ternyata juga dilihat darikarya tulis masing-masing peserta,”lanjut Dini

Awalnya mahasiswi kelahiranPontianak 22 tahun silam ini sempatpesimis apakah akan menang dalampemilihan Mawapres, karena sainganbegitu ketat dari fakultas lain. “Sayaragu menang, karena saingan dariberbagai fakultas yang ada di Untan,seperti Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam (FMIPA), FakultasKedokteran, Fakultas Teknik dll,” tutur

Dini.Dini dikenal sebagai mahasiswa

berprestasi di FKIP. Prestasi yangpernah diraihnya seperti mewakili

Untan ke Semarang dalam lombadebat English dengan judul “Na-

tional University Debate Cam-phionship”, mewakili FKIP di

Bandung dalam debat inggris,dan juara 1 Prodi BahasaInggris dalam debatantarprodi.

Akan tetapi dengan jerihpayahnya membawa nama Fkip dinimengeluarkan hasil karyanya yangterbaik dan akhinya ia dapat meme-nangkan juara 2 Mawapres denganhasil karya tulisnya yang berjudul“Memaksimalkan Fungsi Blog untukMeningkatkan Menulis Mahasiswa”,sedangkan untuk juara 1 di pegang olehHelen dari Fakultas Teknik

“Padahal tahun lalu FKIP tidakmendapatkan juara karena dipegangoleh fakultas kedokteran,” tambahnya.

Penyeleksian dilakukan oleh juri-juridari Untan. Untuk FKIP jurinya olehPembantu Dekan III dan ketua prodi

masing-masing jurusan. Diakuinya iamendaftar Mawapres di detik-detikterakhir. Namun dengan waktu yangsedikit ia bisa mendapatkan juara.Pengumuman penyeleksian di fakultasbulan April 2009, kurang lebih 1 minggusebelum seleksi tingkat Untan.

Saat ditanya berapa jumlah hadiahyang diperoleh, mahasiswa berkacamataini, mengaku kurang puas dengan yangdiperolehnya, ada beberapa pesertayang mengeluh dengan hadiah yangdidapat.

“Jika dilihat dari hadiahnya adasebagian orang yang kurang puaskarena lebih kecil daripada LPKTM(Lomba penulisan karya tulis maha-siswa) yang kemarin, tapi saya tetapbersyukur dan pemelihan Mawaprestetap ada anggara,” ungkapnya.

Di akhir wawancara perempuanberjilbab ini menyarankan agar maha-siswa Untan jagan banyak mengeluhtentang dosen, tapi sebaiknya keluhanitu disalurkan untuk hal-hal yang positifdan bermanfaat untuk kampus tempatkita bernaung,” kata Ungkap cewekyang hobi browsing. []

Menimba Ilmu Jurnalistikdi Bumi Lampung

Nama : Dini Haiti Zulfany,

Tanggal lahir : Pontianak, 22 Juli 1987

Alamat : Jalan Komyos Sudarso Perum 2

Hobi : Browsing internet, Menulis atau Blogging, Membaca.

Moto hidup : Memotivasi Diri Untuk Berdakwah

Oleh Jumardi Budiman

atahari sudah berada diufuk barat ketika sayamenginjakkan kaki diBandara

Raden Intan, Tanjung Karang, Lam-pung. Ini kali pertama saya melakukanperjalanan jauh hingga ke pulauSumatera seorang diri. Perjalanan ini,dalam rangka mengikuti PelatihanJurnalistik Mahasiswa Tingkat Lanjut(PJMTL) se-Indonesia yang diselengga-rakan oleh Unit Kegiatan Pers Maha-siswa, Sekolah Tinggi Agama IslamNegeri, Jurai Siwo Metro, Lampung, darihari Selasa hingga Sabtu, mulai tanggal11 hingaa 15 Agustus 2009.

Karena kegiatan baru dimulaikeesokan harinya, saya memutuskanmenginap di rumah pak Jalil, seorangkenalan yang pernah datang ke Pontia-nak. Cukup lama aku menunggu dibandara, jaraknya cukup jauh darirumah Pak Jalil, sekitar 50 KM, kira-kirabutuh 1 jam bia menggunakan sepedamotor.

Rumah Pak Jalil sendiri terletak diDesa Bawang Putih, Kabupaten Lam-pung Timur yang berjarak 20 KM darikota Metro, tempat pelatihan yang akansaya ikuti. Ada yang menarik daritempat ini, yakni sebagian besar pendu-duk Lampung Timur dan kota Metroternyata transmigran dari Jawa yangtelah mendiami daerah itu selamapuluhan tahun. Maka, jangan heran jikabahasa sehari-hari masyarakat di siniadalah bahasa Jawa.Bahkan selamapelatihan saya hanya menjumpai satuorang penduduk asli Lampung.

Menurut keterangan Pak Jalil,penduduk asli Lampung banyak yangtinggal di daerah pesisir pantai

sehingga jarang dijumpai di Kota Metro.

Hari pertamaKeesokan harinya saya diantar oleh

Pak Jalil menuju Sekolah Tinggi AgamaIslam Stain (STAIN) Jurai Siwo Metro.Kedatangan saya langsung disambutramah oleh panitia. Agenda pertamaialah mengikuti tecnical meeting disekretariat LPM Kronika yang masihdalam kawasan STAIN. Ternyata disekretariat itu, para peserta dari LPMlain telah berkumpul. Jumlah pesertapelatihan kali ini sebanyak 18 orang,utusan dari 9 LPM se-Indonresia.

Kegiatan hari pertama diisi denganperkenalan antar peserta dan panitiaserta pembacaan tata tertib selamapelatihan. Selama kegiatan berlangsungpara peserta diberikan fasilitas berupapenginapan yang jaraknya sekitar 1 KMdari kampus STAIN, konsumsi sertalayanan antar jemput.

Hari keduaDimulai dengan upacara pembukaan

dan seminar nasional yang bertempat digedung serbaguna STAIN dengan tema“Masyarakat, Pemerintah, Pers, DanDemokrasi”. Pembicara dalam seminaritu adalah Djajat Sudrajat (LampungPost), Juhendra (Aliansi Jurnalis Inde-penden) serta ketua STAIN Jurai SiwoMetro, Syarifudin Ba’asar. Seminar yangberlangsung selama satu jam itu dibukadengan pagelaran tarian daerah Lam-pung.

Saya cukup terkesima melihatgerakan yang dibawakan penari yangberbusana pakaian adat Lampung itu.Adapun masalah yang diangkat dalamseminar itu ialah independensi insan

pers, baik pers kampus maupun warta-wan umum dalam melaksanakan tugasjurnalis, yakni menyampaikan kebe-naran yang memang pantas untukdiketahui masyarakat.

“Jangan sampai wartawan kampusterkalahkan oleh otoritas dosen danbirokrasi kampus yang tidak berpihakkepada mahasiswa.” ungkapnya ketikamenjawab pertanyaan salah satupeserta seminar.

Para peserta juga berkesempatanmelakukan kunjungan ke surat kabarlokal yakni Tribun Lampung yangberada di Bandar Lampung. Dalamkunjungan itu, peserta diajak berkelilingdan melihat langsung proses perceta-kan, dari mulai pengumpulan berita,editing, layout dan pencetakan naskahmenjadi koran. Selain itu, peserta jugadapat berdiskusi dengan pimpinanredaksi.

Rencananya kegiatan akan dilan-jutkan dengan kunjungan ke media lainyakni Radar Lampung, namun karenasuatu kendala, maka rencana itudialihkan dengan mengunjungi pame-ran pembangunan provinsi Lampungyang menyajikan barang-barang keraji-nan dan makanan khas dari masing-masing Kabupaten / kota.

Hari ketigaMendengarkan materi manajemen

investigasi Komisi PemberantasanKorupsi (KPK) yang disampaikan olehIman Tarmudi dan Sulastri Putri dariKPK Pusat. Kami diberikan penjelasantentang mekanisme investigasi, mulaidari penerimaan laporan, pengumpulaninformasi, pengintaian oleh petugasyang menyamar, penangkapan

tersangka hingga proses persidangan,kami juga diberikan buku saku carapencegahan korupsi lengkap denganteknis pelaporan kasus korupsi yangterjadi di masyarakat.

Setelah istirahat sejenak, kamikembali diajak berdiskusi. Kali ini olehBekti Nugroho dari dewan pers. Diskusiini menyampaikan peran masyarakatbagi dunia pers di Indonesia. Ia mence-ritakan seputar pengalamannya selamaberkecimpung di dunia pers.

Setelah dipersilahkan bertanya, takingin menyia-nyiakan kesempatan, sayadan beberapa peserta lain langsungmerespon dengan bertanya dan mem-berikan sanggahan terhadap ideolo-ginya yang tidak relevan denganpemikiran kami sebagai mahasiswa.Suasana pun semakin marak karenapeserta terpecah menjadi dua kubu,antara setuju dan tidak atas pemikiranBekti, dan kami tetap bertahan denganargumen masing-masing.

Perdebatan antar insan pers kampusse-Indonesia itupun dihentikan olehpanitia karena waktu yang tidak me-mungkinkan. Bagi saya, perdebatansemacam itu semata-mata dimaksudkanuntuk melatih cara pandang kamisebagai insan pers terhadap permasa-lahan di kampus dan masyarakatIndonesia saat ini.

Materi selanjutnya ialah pemba-hasan jurnalisme satrawi oleh BasiliusTriharyanto dari Yayasan Pantau.Namun materi yang disampaikan lebihmengarah pada cara penulisan Featuredan tulisan Deskriptif. Kontan saja halini membuat saya dan peserta lain

M

M

� Bersambung ke hal 15

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/201014

biofile

Page 15: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Mimbar Profil

Ketika yang Dicita-citakanTak Sanggup Terengkuh

Oleh Tri Mulyaningsih

biofile

Nama:

Fahrurrazi

Alamat :

Jl Parit Husein 2 Komp.Bali Mas 3 BB16

TTL:

Pontianak, 13 April 1984

Pendidikan:

� SD MINT Bamawai - 1996

� SMP MTSN 1 Pontianak - 1999

� SMUN 3 Pontianak - 2002

Motto:

“Man jadda wajada”

(“Siapa bersungguh-sungguh dia akan berhasil”)

Prestasi:

� NEM Terbaik se-Kalbar Jurusan IPS

� Juara I Wirausahawan Muda Mandiri se-Kalimantan

E-mail:

[email protected]

Cita-cita:

Pengusaha Sukses

Organisasi

� Pemimpin Usaha Majalah Iqro 2005-2006

� Staf Danus Kammi Komsat Untan

� Ketua LDK Al-Iqtishad FE Untan

� Koor. Buletin Manager Himajen FE

elaki yang akrab disapa Aji ini, sebelumnyatidak pernah membayangkan dirinya akanmemilih ekonomi sebagai bagian dalamriwayat pendidikannya. “Sebenarnya saya

punya cita-cita besar. Dan ekonomi adalah pilihanyang tidak masuk dalam pilihan-pilihan besar sayapada awalnya,” ungkap Aji. Saat mengatakannya Ajisama sekali tidak menatap saya sebagai pewawancara.Matanya menerawang kearah lain seolah-olah sedangmengingat sesuatu.

Alumni fakultas ekonomi Untan’02 ini mengatakanbahwa pada awalnya ia sangat ingin menjadi seorangkonsultan. “Cita-cita besar saya itu,” Aji berhentisejenak dan berdehem ringan.

“Saya ingin menjadi,“ ia berhenti sejenak lagi, “iniagak aneh sebenarnya. Saya ingin menjadi konsultan.Konsultan yang bergerak di bidang pengembanganmasyarakat,” lanjut Aji sambil tersenyum. Impianmenjadi seorang konsultan bukanlah hal yang anehseharusnya apabila saat ini Aji tidak menjabat sebagaipengajar sekaligus manager di sebuah lembaga kursusbahasa Inggris Sang Bintang School (SBS). Profesinyatersebut sungguhlah jauh berbeda dari impiannyaterdahulu.

Penampilan Aji saat itu bisa dibilang jauh darinyeleneh. Gaya berbusananya lebih dekat kepadakesan formal serta kacamata yang dipakainya punsemakin menambah kesan dirinya sebagai kaumintelektual muda yang berbakat.

“Pada saat saya tercebur secara tidak sengaja didunia ekonomi ini, itu membuka pikiran, paradigmabaru tentang kondisi ekonomi yang sebenarnya dimasyarakat,” tandas Aji. Menurut sisi pandangnya,kondisi ekonomi yang sebenarnya terjadi di masyara-kat itu jauh dari berita ekonomi yang biasa ditayang-kan di televisi.

Ia merasa bahwa masih banyak masyarakat yangmasih berada di bawah garis kemiskinan dan masihbanyak orang yang belum dapat menemukan peker-jaan. Hal itulah yang menjadi dasar bagi Aji untukterus melangkah dan menemukan solusi-solusi yangsesuai bagi masalah-masalah tersebut.

Aji adalah salah satu dari sekian banyak orang yanghobi membaca. Dengan membaca banyak ide-ide baruyang bisa muncul. Karena itulah di masa ia masihmenyandang status mahasiswa, Aji rajin mencari danmembaca majalah-majalah ekonomi. “Dari keinginanmembaca itu, saya menemukan mentor bisnis,” kata Aji.

Ketika ditanya siapa mentornya Aji menunjuk satusosok pria yang sedang duduk tak jauh dari kamisembari menatap laptopnya dengan serius. Ia memilikijanggut dan kumis yang tipis. Ia juga mengenakankacamata seperti Aji. Pria itu adalah Yunsirno, seniorAji sewaktu kuliah di Fakultas Ekonomi sekaligusrekan kerjanya yang pada saat ini menjabat sebagaidirektur SBS.

“Dia seorang pembelajar. Tidak bisa dan tidakpernah merasa cukup,” kata Yunsirno ketika dimintamendeskripsikan sosok Aji dimatanya.

Tak pernah merasa cukup. Kata-kata tersebut benar-benar cocok untuk melukiskan usaha Aji yang takpernah putus untuk menggeluti dunia bisnis yangditekuninya hingga saat ini.

Bagi Aji yang berasal dari keluarga PNS, bukanlahhal yang mudah baginya mengubah pola pikirnyayang telah tertanam pandangan-pandangan akan

kehidupan PNS untuk kemudian berusaha melangkahke jalur yang penuh ketidakpastian yaitu dunia bisnis.Sebagai langkah awal untuk menunjukkan kese-riusannya tersebut Aji rela untuk berjualan majalahdan baju di kampus. Ia juga pernah merasakan menjadipenjual koran sampai kemudian ia diterima magang diharian lokal Pontianak Post sebagai asisten layouter.

“Yang saya punya hanya kemauan,” tandas Aji.Usahanya tentu saja membuahkan hasil. Di semes-

ter ketujuh kuliah S1-nya, Aji mendapat tawaran dariYunsirno untuk membentuk suatu lembaga kursusyaitu Sang Bintang School. Saat SBS resmi dibentuktahun 2005, staff pengajarnya hanya beranggotakan 2orang yang tak lain adalah Yunsirmo dan Aji.

“Full smile. And then dia tuh sering bilang kalau diatuh suka banget sama ngajar,” ceplos Nike, salah seoranginstruktur SBS, kala ditanya pendapatnya tentang Aji.Aji yang sekarang telah jauh berbeda dengan Aji yangdahulu sempat merasa enggan untuk mengajar.

“Dulu ketika pertama kali di SBS beliau tidak maumenjadi guru. Jadi, saya yang jadi guru favorit. Tapi itudulu. Sekarang saya udah tergeser karena ada mr. Aji,”ungkap Yunsirno sambil tersenyum.

Setiap orang punya ketertarikan masing-masing.Begitu pula Aji yang pada awal karirnya lebih menyu-kai sisi marketing dibandingkan sisi mengajar. Akantetapi, saat ini ia berhasil menggandeng keduanya baikmarketing maupun mengajar.

“Jadi pada awalnya ini adalah mindset sebenar-nya,” Aji mencoba menjelaskan. “Memang ada sedikitbeban tapi sejak awal kita udah mencoba mengubahmindset bahwasanya gak perlulah kita harus S3 diInggris baru mau mengajarkan orang bahasa Inggris,”imbuhnya lagi.

Pikiran khawatir tentu pernah melintas dalambenak Aji. Namun sebagai orang dengan backgroundekonomi yang kemudian terjun dalam dunia pendidi-kan yang sama sekali berbeda, tidak lagi membuatnyagentar. Ia justru bangga karena menganggap haltersebut merupakan suatu kelebihan daripada suatukekurangan.

“Inilah kelebihan orang-orang ekonomi. Sebuahkarya yang mengkombinasikan dunia bisnis dan duniapendidikan,” kata Aji penuh semangat.

Antara suka dan duka kadangkala saling berkaitan.Tapi, ,menurut Aji bahwasanya ia punya segudang

suka namun tidak memiliki duka. Meskipun Aji menyatakan bahwa hampir tidak ada duka yang

menghampirinya, Nike Merlinta memiliki pendapatnyasendiri soal itu. “Dia tuh jarang nunjukin masalahnya.Dia gak pernah nunjukkin dia sedih, dia capek. Jadi diandak tipe orang yang suka ngeluh,” komentar Nike.Dia kayaknya lebih terbuka ama bang Yun aja. Nunju-kin lemahnya aja dengan bang Yun,” sambung Nike.

Pada kesempatan yang sama, Aji mau berbagi tipsuntuk menjadi seorang wirausahawan. Tips pertama,yaitu anda harus mengubah mindset anda. Menurut-nya, tidak ada kata gagal bagi seorang wirausahawankarena semuanya adalah peluang.

Kedua, cobalah untuk menemukan mentor. Mentorbisnis Anda akan membantu mengubah mindset Andamenjadi mindset seorang wiraswastawan sejati. Ketiga,perbanyak membaca.

Bagi Aji, buku akan menjadi pendamping andadimana pun anda berada. Tak hanya itu, buku jugaakan menjadi mentor kedua yang tidak akan pernahmemarahi Anda. Keempat, Rancang cita-cita. Dalamhal ini Aji berpesan agar saat menekuni dunia bisnismaka jadikanlah bisnis sebagai impian terbesar Anda.Kelima, yaitu action.

Inilah poin terpenting dari membangun mimpikarena action membedakan antara pemimpi yang suksesdengan pemimpi yang hanya sekedar bermimpi.[]

sedikit kecewa. Kekecewaan kami bertambah saatagenda praktik lapangan dan penulisan dibatalkan. ...

Akhirnya, agenda yang dijadwalkan sampai pukul22.00 WIB hanya berlangsung sampai pukul 18.00.Saat malam hari saya dan peserta lain lebih memilihuntuk berdiskusi tentang keadaan LPM masing-masing.Ternyata hampir semua LPM memiliki perma-salahan yang sama, yakni kekurangan kader-kaderyang benar-benar siap menjadi wartawan kampus.

Hari keempatManajemen usaha dan pengolahan data penelitian /

pengembangan oleh Tomy Wibowo dan HariantoSantoso dari Kompas, menjadi materi pembuka padahari keempat pelatihan. Tomy Wibowo menjelaskantentang teknik marketing koran kompas dan HariyantoSantoso memberikan pelatihan tentang cara mengum-pulkan data dari responden yang kemudian diolah dandiberitakan lewat media. Saya dan peserta lain cukupterhibur dengan gaya penyampaian keduanya yangsantai, apalagi Tomy sempat memberikan kuis denganhadiah kaos dan tiket nonton di sela-sela materi.

Materi penutup adalah manajemen redaksionaldan teknik investigasi ala Tempo oleh Bagja Hidayatdari majalah Tempo, dimana beliau juga lebih banyakberbagi pengalaman selama menjadi wartawan sertaberdiskusi dengan peserta. Beliau juga memaparkanteknik dan etika ketika melakukan investigasi tentang

suatu peristiwa yang akan dijadikan berita.“Jangan sampai wartawan mengabaikan kode etik

jurnalis ketika melakaukan liputan, apapun alasan-nya” tandas Bagja.

Pada hari terakhir setelah upacara penutupan, kamidiajak mengunjungi pusat pelatihan gajah di WayKambas.

Sebenarnya, ingin rasanya saya berlama-lamamenikmati keindahan kota yang cukup asri ini. Na-mun, karena waktu pelatihan sudah selesai saya harussegera beranjak pulang ke Pontianak dengan memba-wa oleh-oleh pengalaman dan ilmu yang saya dapatselama berada di Kota Metro. Semoga di lain waktusaya dapat kembali mengunjungi kota ini. Amin.[]

Sambungan hal 14

Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/201015

Inilah kelebihan orang-

orang ekonomi. Sebuah

karya yang

mengkombinasikan dunia

bisnis dan dunia

pendidikan.

L

Menimba Ilmu Jurnalistik...

Page 16: Tabloid Mimbar Untan Edisi 14

Mimbar Iklan

16Edisi 14/Thn XXVII/LPM Untan/2010


Top Related