Transcript

Surga dan Neraka Buah Tanaman Dunia

Khutbah pertama :

. . , . Maasyiral muslimin Rahimakumullah

Alhamdulillah pada hari ini kita masih diberi nikmat untuk bersama-sama menjalankan ibadah bertemu dalam shalat jumat berjamaah. Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. semoga ketaqwaan itu bisa menyelematkan kita dari api neraka dan memposisikan kita di dalam surag. Rasulullah saw pernah bersabda dalam hadits-nya yang berbunyi:

Sesungguhnya surga itu dikepung oleh segala kemakruhan (hal yang dinistakan agama) sedangkan neraka dikelilingi oleh syahawat (hal-hal yang menyenangkan manusia)."

Arti kata dikepung (huffat) adalah terhalang. Sebagaimana sebuah perkampungan yang tekepung banjir. Karena itu, untuk sampai pada perkampungan tersebut, seseorang harus berani menerjang banjir. Demekian juga dengan surga. Mereka yang menginginkannya harus siap melawan berbagai kemakruhan. Yang dimaksud dengan kemakruhan adalah segala hal yang dianggap buruk dan dibenci oleh syariat.Begitu pula sebaliknya, posisi neraka dalam hadits di atas dikelilingi dengan berbagai kesenangan. Barang siapa yang kesehariannya selalu bersenang-senang tanpa mempedulikan aturan syariat, sungguh dia telah berada sangat dekat dengan neraka.Apa yang disampaikan oleh Rasulullah dalam hadits ini sangatlah mudah difahami. Apalagi untuk orang dewasa. Namun, sayangnya seringkali pemahaman itu hanya berhenti sebagai pengetahuan dan tidak ditindak lanjuti sebagai amalan. Sehingga seringkali orang mengaku takut dengan api neraka serta siksa-siksa di dalamnya, tetapi masih saja bergelut dalam kesenangat syahwat yang terlarang. Begitu pula sebaliknya banyak orang yang mengaku merindukan surga, ingin segera bersanding dengan bidadari. Tetapi tidak senang dengan amal-amal saleh dan kebajikan-kebajikan anjuran agama.Sebuah kisah dari Rasulullah saw yang berhubungan erat dengan hadits ini sebagaimana dinukil dalam kitab Sirajut Thalibin karya Kiai Ihasan Jampes sebagaimana diriwayatkan imam Tirmidzi bahwa suatu ketika Rasulullah saw bercerita ketika Allah swt telah menjadikan surga diperintahkanlah Jibril untuk melihatnya, sambil berkata Jibril lihatlah surga dengan segala fasilitas yang Ku-persiakkan untuk penghuninya. Segeralah Jibril menengok surga dengan segala perlengkapannya. Kemudian kembali menghadap dan berkata demi kemuliaan-Mu, semua orang yang pernah mendengar kata surga pasti akan memasukinya kemudian Allah memerintahkan untuk memagari surga dengan kemakruhan. Setelah itu, Allah swt kembali mengutus Jibril untuk melihatnya sekarang kamu lihatlah surga itu kembali (lengkap segala fasilitas untuk penghuninya) maka berangkatlah Jibril, kemudian ia kembali menghadap dan berkata demi kemuliaan Dzat-Mu aku khawatir tidak ada seorangpun yang dapat memasukinya. Sekarang pergilah kau ke neraka dan lihat segala macam siksaan yang ada di dalamnya perintah Allah kemudian kepada Jibril. Ia pun berangkat dan kembali menghadap seraya berkata demi kemuliaan-Mu ya Allah, hamba yakin tak seorangpun yang pernah mendengar cerita neraka mau memasukinya. Maka Allah segera menghiasi neraka dengan berbagai kesenangan. Dan kembali berkata pada Jibril sekarang tengoklah kembali neraka Jibrilpun berangkat dan segera kembali melapor Ya Allah, demi kemuliaan-Mu aku khawatir tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari neraka-Mu

Maasyiral Muslimin RahimakumullahDemikianlah Allah sengaja membuat pagar untuk surga sebagai ujian bagi mereka yang menginginkannya. Dan Allah perindah neraka dengan berbagai asesoris yang terbuat kesenangan-kesenangan sebagai cobaan manusia. Karena itu pada hadits selanjutnya Rasulullah saw menggarisbawahi:

Bahwa surga adalah sesuatu yang sulit di raih bagai berada di tempat yang tinggi. Sedangkan neraka adalah sesuatu yang mudah bagai berada di tanah yang rendah

Begitulah keadaan sebenarnya. Selanjutnya terserah pribadi kita masing-masing. Apakah kita inginkan surga atau menyerahkan diri kepada neraka.

Imam Ghazali pernah menerangkan menyambung keteragan hadits di atas dalam Minhajul Abdidn. Bahwa kini (pada masa al-Ghazali) manusia sungguhlah amat lemah, sedangkan kehidupan semakin kompleks. Pengetahuan agama semakin menipis, adapun kesempatan ibadah semakin menyusut. Kesibukan semakin mendesak, umur semakin berkurang dan amal ibadah terasa makin berat.

Bukankah hal semakin terasa pada zaman sekarang. Manusia sangat lemah, kemauan manusia semakin hari semakin pupus. Yang diinginkan hanyalah segala yang serba cepat dan instan. Tidak ada usaha serius yang ada hanyalah ketergantungan yang semakin tinggi. Ketergantungan dengan gadget, dengan alat komunikasi, dengan mesin ATM dengan segala macam peralatan tehnologi. Hal ini semakin melemahkan manusia sebagai individu. Manusia kini tidak berani menghadapi kehidupan tanpa tetek-bengek tersebut.Di sisi lain kesibukan kegiatan manusia luar biasa padatnya. Sehingga waktu yang ada hanya habis untu mengurus segala macam urusan yang disekitar. Sehingga kesempatan beribadah semakin lenyap. Shalat lima kali saja terkadang tidak terlaksana. Kalaupun terlaksana pengetahuan tentang ibadah itu sangat minim sekali. Pelajaran tentang agama hanya di dapat di sela-sela waktu bekerja. Dalam pesantren kilat, kultum di tivi atau di sela istirahat kantor, melalui google, tanya jawab dalam media sosial. Urusan belajar agama menjadi sampingan. Tidak terasa umur sudah senja. Ketenangan jiwa masih jauh, fisik semakin lemah diajak beribadah. Bagaimanakah jika sudah demikian?

Jamah jumah Rahimakumullah

Maka yang tersisa hanya satu memohon kepada Allah swt agar dianugerahi taufiq dan hidayah. Semoga Allah swt melimpahkan cahaya untuk hambanya. Sebagakimana yang difirmankannya:

Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya

Artinya, apapun yang terjadi ketika Allah swt telah menghendaki untuk memberikan hidayah-Nya kepada seorang hamba, maka tidak ada satupun masalah yang tersisa. Kemudian seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw. Bagaimanakah tanda seseorang memperoleh cahaya hidayah-Nya? Rasulullah saw menjawab:

Hamba itu (yang memperoleh hidayah) akan undur diri dari urusan dunia, menekuni urusan akhirat, dan mempersiapkan diri seolah ajal akan segera datang.

Apakah ada dalam diri kita tanda-tanda memperoleh hidayah-Nya? Marilah kita raba diri kita masing-masing.Demikian khutbah jumah kali ini semoga bermanfaat untuk saya khususnya selaku khatib dan jamaah pada umumnya.

, Khutbah II

. .

.

. . . . !

STRATEGI MENJAGA KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI

Khutbah Pertama : , , . . . . . : Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah swt Tuhan semesta alam, pemberi nikmat sehat dan iman dan Islam. shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw keluarganya, para sahabat dan para pengikut setianya. Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. sungguh hanya dengan taqwalah kita dapat mengisi kehidupan ini dengan lebih bermanfaat dan bernilai.

Maasyiral Muslimin Jamaah Jumah Rahimakumullah

Abdullah bin Mubarak pernah bercerita bahwasannya ada seorang bijak, cerdik cendekia yang mengumpulkan empat puluh ribu hadits pilihan. Kemudian memilah dari empat puluh ribu hadits itu menjadi empat ribu hadits. Dan dari empat ribu hadits itu dipilihlah empat ratus hadits yang ditakhrijnya. Dan dari empat ratus itu disaring menjadi empat puluh hadits. Dan dari empat puluh itu disarikan menjadi empat kalimat berikut ini, yaitu:

Pertama, ( ) janganlah terlalu percaya kepada wanita pada segala hal. Artinya janganlah terlalu merasa tenang menyerahkan urusan seratus persen kepada perempuan. Baiknya seorang kita selalu mengantisipasi apapun yang dilakukan wanita. Bila demikian tidaklah hanya kepada perempuan seseorang mengantisipasi urusan-urusannya. Tetapi kepada siapapun harus tetap waspada. Karena itu jika mempercayakan sesuatu hendaklah mempercayakannya kepada lebih dari seseorang agar ada kontrol diantara mereka.

Kedua, ( ) janganlah tertipu dengan harta. Memang Harta itu bisa diumpamakan seperti api. Ketika masih kecil sangat menawan, tetapi bila besar malah menghawatirkan, dia bisa menghanguskan apapun yang ada disekitarnya. Begitu pula harta berhati-hatilah dengan harta. Seringkali orang merasa aman ketika disakunya ada uang, padahal tidak demikian. justru uang itulah yang memanggil kecelakaan. Baik kecelakaan secara dhahir maupun secara bathin.

Perhiasan yang megah yang ada ditangan maupun di jari-jari juga dileher sering memanggil-manggil kejaahatan. Begitu pula kecelakaan bathin, karena ada uang seseorang bisa mampir ketempat-tempat makshiyat yang tidak mungkin dikunjungi ketika tidak punya uang. Nah khatib hanya mengingatkan siapakah mereka yang sekarang lagi kebingungan menyembunyikan uangnya dari kejaran pemerintah dan para pengusaha hitam kelas kakap? Pastilah orang yang memiliki banyak harta.

Jamaah Jumah yang Dirahmati Allah

Ketiga, ( ) janganlah membebani perut dengan muatan yang diluar kemampuannya. Secara ilmu kesehatan hal ini akan mengakibatkan datangnya berbagai penyakit. Karena segala unsur yang berbahaya di dunia ini bisa mengancam diri manusia, ketika sesuatu itu masuk kedaam tubuh manusia melalui mulut dan mampir ke dalam perut. Itulah awal mula segala penyakit. Sebagaimana sabda Rasulullah saw Bahwa sumber segala penyakit adalah buruknya pencernaan.

Mengenai kesehatan pencernaan ini Rasulullah saw peernah bersabda dalam hadits yang diceritakan oleh sahabat anas:

Bahwa sannya sumber segala penyakit yang berhubungan dengan perut adalah at-tuhmah, yaitu memasukkan makanan terus msnerus. Begitu juga menenggak minum setelah makan atau ditengan makan sebelum makanan pertana dicerna.Baiknya juga diperhatikan bahwa memakan sesuatu dengan berlebihan itu menandakan nafsu yang besar. Sedangkan nafsu itu sendiri haruslah dikendalikan agar hidup bisa sejahtera.

Keempat, ( ) jangan mengumpulkan ilmu apapun yang tidak bermanfaat. Kalimat terkhir ini bila difahami dengan seksama maka akan berarti jangan sampai seseorang memiliki ilmu yang tidak bermanfaat. Jangan sampai ada ilmu yang tidak diamalkan. Karenya semua ilmu baiknya harus diamalkan. Walaupun ilmu itu hanya sedikit. Demikianlah hubungan ilmu dan manfaat, keduanya tidak bisa dipisahkan bila ingin kesempurnaan.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Seorang lelaki pernah berkata kepada Abu Hurairah aku ingin mempelajari ilmu, tetapi aku takut menyia-nyiakannya kemudian Abu Hurairah menjawab cukuplah kamu meninggalkan ilmu itu termasuk menyia-nyiakan ilmu.Mengertilah bahwa beramal demi Allah dengan tulus ikhlas itu sungguh amat susahnya. Karena itu, tetaplah beramal walaupun amal itu masih bercampur riya. Anggap saja itu sebagai latihan. Dan jangan pernah menggugurkan amal karena riya karena itulah hakikat riya sejati.Sebagai penutup khutbah ini dapat kami sampaikan bahwa kita dianjurkan untuk ;

1. Jangan terlalu menyerahkan segala urusan kepada wanita/istri ;

2. Jangan mudah terlena oleh kemilau harta benda ;

3. Jangan membebani perut dengan makanan yang berlebihan dan

4. Jangan mengumpulkan ilmu apa pun yang tidak bermanfaat.

Demikian sedikit uraian khutbah jumat yang dapat kami sampaikan. Mudah-mudahan sekecil apapun akan dapat bermanfaat terutama untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani kita.

Semoga Allah Swt senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan kepada kita dalam rangka melaksanakan pengabdian dan ibadah kepada-Nya, sehingga kita dapat selamat di dunia-akherat. Khutbah II

. . . . . . . ! Tiga Perkara Yang Diridhai Allah SwtKhutbah Pertama : :Maasyiral muslimin rahimakumullah,Segala puji bagi Allah Subhanahu wataala, Rabb yang telah mengutus kepada kita sebaik-baik utusan dan menurunkan sebaik-baik kitab suci. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi dengan benar selain AllahSubhanahu wataala semata yang memiliki al-asmaul husna. Saya juga bersaksi bahwa Nabi MuhammadShallallahu alaihi wasallam adalah hamba dan utusan-Nya yang telah menyampaikan risalah dengan penuh amanah sehingga meninggalkan umat ini di atas agama yang jelas. Tidak ada satu kebaikan pun kecuali umat telah diajak kepadanya. Tidak ada satu kejelekan pun kecuali umat ini telah diingatkan darinya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarganya, para sahabatnya, dan kaum muslimin yang mengikuti petunjuknya.

Hadirin rahimakumullah,Marilah kita senantiasa bertakwa kepada AllahSubhanahu wataala dengan sebenar-benar takwa dan marilah kita menjadi hambahamba- Nya yang bersaudara. Yaitu bersaudara karena iman yang diwujudkan dengan saling mencintai, kasih sayang, dan tolong-menolong dalam kebenaran serta saling menasihati dan melakukan amar maruf nahi mungkar.

Jamaah jumah rahimakumullah,Al-Imam Ahmad dan al-Imam Muslim rahimahumallah meriwayatkan dengan lafadz yang semakna dari jalan sahabat Abu Hurairah z dari NabiShallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda,

Sesungguhnya AllahSubhanahu wataala meridhai untuk kalian tiga hal dan membenci dari kalian dari tiga hal: AllahSubhanahu wataala meridhai kalian agar beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun; berpegang kuat dengan agama Allah Subhanahu wataala semuanya (bersatu) dan tidak berceraiberai; serta agar menasihati orang yang Allah telah jadikan sebagai penguasa bagi kalian. (Dan Allah) membenci kalian dari mengatakan (setiap apa yang) dikatakan (kepada kalian), banyak bertanya, dan membuang-buang harta. (HR. Ahmad dan Muslim)Hadirin rahimakumullah,Di dalam hadits yang mulia ini, Nabi Muhammad memberitakan bahwa Allah Subhanahu wataala meridhai kita untuk memiliki tiga sifat yang dengannya seseorang akan berbahagia di dunia dan akhirat. Sifat-sifat tersebut adalah: Yang pertama adalah agar kita memperbaiki akidah dengan memurnikan ibadah hanya untuk AllahSubhanahu wataala dan berlepas diri dari berbagai jenis kesyirikan. Ini adalah perkara pertama yang harus diperhatikan. Sebab, akidah merupakan ondasi yang dibangun di atasnya amalan seseorang. Apabila baik akidahnya, akan bernilai sebagai ibadah dan akan bermanfaat amal salehnya. Adapun jika rusak akidahnya, amalannya tidak bermanfaat dan tidak bernilai di sisi Allah Subhanahu wataala. Oleh karena itu, seluruh rasul diperintah untuk mengajak pada perbaikan akidah sebelum hal yang lainnya. Setiap rasul mengatakan, Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Rabb bagimu selain- Nya. (al-Araf: 59)Perkara kedua yang AllahSubhanahu wataala ridha terhadap hamba-Nya adalah agar kaum muslimin bersatu di atas agama-Nya dan meninggalkan perpecahan. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mengikuti jalan yang satu, yaitu jalan RasulullahShallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya. Kita tidak boleh berpecah belah dalam akidah dan ibadah serta dalam hal yang berkaitan dengan hukum-hukum agama. Meskipun tidak dimungkiri bahwa berbeda dan berselisih adalah sifat dan tabiat manusia, namun hal tersebut tidak berarti diperbolehkan. AllahSubhanahu wataala telah memberikan jalan keluar ketika terjadi perselisihan, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya, Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al- Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya. (an-Nisa: 59)Maka dari itu, jangan sampai kaum muslimin memiliki akidah dan ibadah yang berbeda-beda. Begitu pula tidak boleh masing-masing menetapkan hukum, ini halal dan ini haram dari dirinya sendiri tanpa berdasarkan dalil dan bimbingan ulama.Jamaah Jumah rahimakumullah,Perlu diketahui bahwa berpecah belah adalah sifat orang-orang Yahudi dan Nasrani yang kita dilarang untuk mengikuti jalan mereka sebagaimana tersebut dalam firman Allah Subhanahu wataala, Dan tidaklah berpecah belah orangorang yang didatangkan al-kitab kepada mereka (Yahudi dan Nasrani) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. (al-Bayyinah: 4)Di dalam ayat lainnya, AllahSubhanahu wataala berfirman, Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (Ali-Imran: 105)Dari ayat tersebut kita juga memahami bahwa perpecahan bukanlah rahmat. Justru perpecahan adalah azab dan akan membuat kaum muslimin saling bermusuhan. Perpecahan akan mencegah kaum muslimin untuk saling menolong dalam kebaikan.Oleh karena itu, yang semestinya dilakukan oleh kaum muslimin agar menjadi umat yang satu, yaitu dengankembali kepada al-Quran dan as-Sunnah serta mengikuti jalan Rasulullah n, baik dalam akidah, ibadah, muamalah, maupun perselisihan yang terjadi di antara mereka.Perlu diingat, agama kita adalah agama yang menjaga persatuan dan kebersamaan dalam banyak permasalahan, seperti dalam bermasyarakat dan bernegara, maupun dalam menjalankan ibadah shalat, haji, berhari raya, dan yang semisalnya.Karena itu, sungguh memprihatinkan keadaan sebagian kaum muslimin yang berpecah-belah dalam kelompokkelompok tertentu yang masing-masing bangga dengan kelompoknya serta fanatik buta membela kelompoknya tanpa melihat benar atau salah. Khutbah II

. . . . . . . ! Generasi Muda Yang Sholih, Buah Dari Pendidikan . . : . (: 9). . . Jamaah jamaah rahimakumullahBulan Mei di negara kita Indonesia merupakan bulan pendidikan. Karena setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai hari pendidikan nasional. Masalah pendidikan tentunya tidak terlepas dengan anak-anak kita sebagai generasi muda penerus perjuangan orang tua, penerus bangsa dan agama. Maka hal itu mendorong khotib untuk ikut menyampaikan masalah kepemudaan dan pendidikan.

Hadirin rohimakumullahUmumnya kebanyakan orang menginginkan agar kelak anak-anaknya dapat menjadi anak yang shalih, dan setelah dewasa mereka dapat membalas jasa kedua orang tuanya. Hal itu sangatlah pantas dan wajar, sebab anak merupakan aset yang tak ternilai harganya bagi orang tua, bukan hanya di dunia, tapi sampai ke akhirat kelak. Terkait dengan ini, mari kita simak kembali sebuah hadits riwahat Muslim berikut ini:

.Artinya: Jika wafat anak cucu Adam, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga: Sadaqah jariah atau ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang selalu mendoakannya. (HR.Muslim)Dari matan hadits tersebut tampak jelas bahwa salah satu aset berharga yang hasil investasinya dapat dirasakan selama-lamanya adalah anak sholeh yang mendoakan orang tuanya. Dan kesholehan seorang anak bukanlah terjadi secara kebetulan, tapi merupakan hasil dari pendidikan. Baik pendidikan yang kita berikan di rumah, di sekolah dan lain-lain. Dengan pendidikan yang baik, tercetaklah genersi muda yang baik dan berkualitas, dengan pemuda yang berkualitas unggul, berbagai keunggulan di masa mendatang bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diraih dengan gemilang.

Maka dari itu, obsesi para orang tua yang baik haruslah diiringi dengan usaha nyata dan tepat untuk merealisasikannya. Khotib katakan dengan usaha yang nyata dan tepat karena sering dijumpai tidak ada keselarasan antara harapan dengan usaha yang dilakukan. Ingin memiliki generasi penerus yang unggul, tapi usahanya belum mengarah pada keadaan yang bisa membentuk watak dan karakter yang baik. Ingin menjadi generasi yang berkualitas, namun kesungguhan dalam mengikuti program yang mengarah pada perbaikan kualitas masih kurang. Lebih parah lagi jika menerapkan obsesi yang kurang tepat. Begitu banyak orang yang berobsesi menjadi artis, bintang iklan, penyanyi terkenal, atau yang lainnnya. Mereka berpandangan bahwa jika telah menjadi seperti yang diidamkannya itu, kehidupan akan menjadi lebih baik, padahal belum tentu. Memang yang tampak dari luar, kehidupan para artis diliputi dengan serba kecukupan, namun siapa tahu, hatinya kosong dari rasa ketenangan.

Hadirin yang berbahagia, khusunya para generasi mudaDi tangan anda ada harapan, di pundak kalian juga ada tanggung jawab. Ibarat sebuah bisnis, anda adalah aset yang diharapkan oleh para investor menjadi aset yang memmpunyai daya solvabilitas dan rentabilitas yang tinggi. Maksudnya, anda diharapkan memiliki kemampuan untuk meyelesaikan segala permasalahan umat yang selalu datang silih berganti. Anda diharapkan memiliki kemampuan untuk mendatangkan kemajuan dan perbaikan bagi masyarakat, nusa, bangsa, dan agama tentunya.

Ingatlah firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 9 berikut:

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar " (An-Nisa: 9)Ayat tersebut mengungkapkan secara gamblang bahwa salah satu yang sangat patut dihawatirkan adalah generasi muda yang lemah, baik lemah iman mau lemah secara ekonomi. Ini pertanda terciptanya generasi muda yang kuat merupakan satu keniscayaan demi terwujudnya masa depan yang lebih baik. Untuk merealisasikannya, pendidikan yang baik dan tepat adalah jawabannya.

Jamaah jumat yang dirahmati Allah.

Pendidikan yang baik bukan tercermin pada selembar ijazah dengan tertuliskan kata LULUS. Pendidikan yang baik juga bukan diukur seberapa tinggi nilai yang tertera di dalam raport. Tapi pendidikan yang baik tercermin dari kesatuan antara aspek fisik, intelektual dan spiritual. Ketiganya dicapai melalui perpaduan indah antara tiga sarana pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Keluarga yang baik, tempat sekolah yang baik, dan lingkungan yang baik inilah penghasil generasi muda yang unggul kualitasnya.

Representasi dari ketiganya tidak lain adalah dunia pesantren. Sebab, kyai, asatidz, dan santri adalah satu keluarga besar yang hidup bersama dan saling menularkan karakter-karakter yang baik. Dalam pesantren, proses pengajaran ilmu pengetahuan dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan. Dan pesantren sekaligus sebagai miniature atau contoh kecil kehidupan masyarakat yang penuh dengan permasalahan dan cobaan.

Maka, tidaklah salah wahai para orang tua ketika menyekolahkan anak-anaknya ke pesantren. Sebab di dalamnya, trilogi pendidikan tersedia secara padu. Tinggal bagaimana dukungan orang tua dan kesiapan hati si anak untuk meyerap semua nutrisi nilai-nilai pendidikan yang tersuguhkan secara prasmanan di dalam lingkungan pesantren. Kesungguhan si santri di pesantren untuk mengambil sebanyak-banyaknya pelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Yakinlah bahwa tidak ada kesia-siaan pada semua yang kalian lihat, kalian dengar, dan kalian rasakan jika berada di lingkungan pendidikan pesantren.

Jamaah sholat Jumat rohimakumullah.Di akhir khutbah singkat ini, khotib berpesan kepada para orang tua ciptakanlah suasana yang mendorong pada perbaikan keadaan para penerus bangsa ini dengan keadaan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat yang baik.Untuk para generasi muda, ketahuilah bahwa salah satu dari beberapa golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah. Dan untuk hadirin semua, kewajiban untuk berdakwah demi kebaikan umat bukanlah tugas segelintir manusia, melainkan tanggung jawab kita semua. Tiap individu seharusnya mengambil peran dalam usaha menyerukan keluhuran ajaran-ajaran Islam ke seluruh lapisan masyarakat. Tentunya dengan kemampuan dan kapasitas, serta bidangnya masing-masing. Sebab beramar maruf nahi munkar merupakan keniscayaan bagi kita sebagai umat terbaik yang diciptakan oleh Allah. ... ( : 110) . .KHUTBAH KEDUA

. . . . . . . . . . . . . .Bersih Rohani, Jasmani dan Lingkungan

. . . : . . Jama'ah sholat jum'at yang berbahagia.

Tidak ada kata yang tepat untuk disampaikan dalam kesempatan yang mulia ini kecuali marilah kita meningkatkan rasa taqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, sehingga kehidupan kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat serta amal perbuatan kita mendapatkan ridho-Nya.

Selanjutnya marilah kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dan hidayahnya, berupa umur panjang, kesehatan jasmani dan rohani, terlebih lagi nikmat yang berupa Iman dan Islam.

Jama'ah sholat jum'at yang dimuliakan Allah,

Dalam setiap segi kehidupan dimanapun kita berada, ajaran Islam sangat mengutamakan kebersihan. Baik kebersihan jasmani, rohani maupun lingkungannya, terutama yang berkaitan dengan masalah ibadah.

Kebersihan dalam ajaran Islam secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : kebersihan rohani, kebersihan jasmani dan kebersihan lingkungan sekitarnya. Kebersihan rohani merupakan prioritas utama, hal ini terkait dengan tujuan diutusnya Rasulullah Saw. Kepada umat manusia yang tak lain adalah untuk menyempurnakan akhlaq. Bahkan boleh dikatakan bahwa keseluruhan proses perjalanan kerasulan Nabi Muhammad Saw, adalah diprioritaskan pada penyempurnaan akhlaqul karimah ini.

Prioritas utama pada penyempurnaan akhlaqul karimah ini dikarenakan adanya sifat dan watak manusia yang berbeda-beda dan beraneka ragam bentuknya. Maka dengan pembinaan pada watak dasar yang baik ini diharapkan menjadi umat terbaik yang selalu mengajak kepada kebaikan dan kemaslahatan dunia.

Baik buruknya akhlaq manusia dapat dinilai dari kebersihan hati yang tercermin dari tingkah laku lahiriah, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

( )

" Ketahuilah, bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah jasad seluruhnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah jasad seluruhnya, ketahuilah! itulah hati (kalbu)". (HR. Bukhari dan Muslim)

Jamaah jum'at rahimakumullah,

Kebersihan jasmani juga tidak boleh dilupakan. Kebersihan jasmani meliputi kebersihan badan maupun pakaian, agar nampak sedap dipandang. Orang yang dapat menjaga penampilan akan memberi nilai tambah terhadap penilaian orang lain, karena itulah yang pertama kali diperhatikan. Pakaian yang bersih serta aroma yang sedap tentu berbeda dengan pakaian yang lusuh dan kumal, ditambah aroma yang kurang sedap.

Selain sedap dipandang, kebersihan juga akan menambah kekhusukan dalam ibadah, karena orang yang terbiasa hidup bersih cenderung terbebas dari gangguan kesehatan, baik yang ringan maupun yang berat. Akan tetapi bersih tidak identik dengan mahal. Pakaian yang bersih tidak harus mahal, sebaliknya pakaian yang murah tidak mesti lusuh dan kotor.

Disamping itu, kebersihan lahiriah juga menjadi salah satu sarat utama sah tidaknya suatu ibadah serta mendapat nilai tinggi terkait dengan masalah keimanan, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

Kebersihan adalah sebagian dari Iman.

Selain masalah kebersihan yang terkait langsung dengan pribadi seseorang, ajaran Islam juga mengatur masalah kebersihan lingkungan sekitar. Hal ini disebabkan setiap manusia tidak mungkin terlepas dari lingkungan sekitarnya, baik yang berupa benda hidup maupun benda tak hidup. Selain itu kedamaian, kemakmuran dan kesejahteraan serta kelangsungan hidup umat manusia sangat tergantung kepada alam sekitarnya.

Bencana alam yang terjadi secara bertubi-tubi akhir-akhir ini tidak terlepas dari cara kita mengelola alam. Eksploitasi alam yang hanya mengejar kepentingan diri sendiri tanpa memperhatikan dampak sesudahnya terhadap lingkungan, terbukti telah menampakkan hasilnya. Banjir, angin topan, tanah longsor, kekeringan dan sebagainya, jika kita telusuri dengan seksama, sebagian besar adalah karena hasil dari kelakuan kita sendiri. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt : (: 41)Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Qs. Ar-Rum, 30 : 41)Jama'ah jum'at rahimakumullah,

Oleh sebab itu marilah kita mulai dari sekarang untuk melakukan introspeksi, dimulai dari diri kita sendiri, apakah tindakan kita selama ini sudah sesuai dengan norma-norma pergaulan serta kaidah agama. Setelah itu kita berusaha untuk melakukan perbaikan.

Karena itulah Rasulullah Saw menggolongkan orang yang memperhatikan kesejahteraan umum dan lingkungannya sebagai orang yang dalam dirinya telah terhimpun keimanan, sebagaimana sabda Beliau : ( )

" Tiga hal, barangsiapa yang dapat menghimpunnya, maka sesungguhnya ia telah menghimpun iman, yaitu :

1. Kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri,2. Memberikan kesejahteraan terhadap alam,3. Memberikan infaq walaupun dalam keadaan membutuhkan "(HR Bukhari).

Allah SWT juga memerintahkan kepada kita agar menjaga kelestarian alam sekitar, dalam firman-Nya :

(: 77)Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan" (Qs. A1 Qashas , 28 : 77)Demikian khutbah jum'at kali ini, semoga bermanfa'at dan Allah selalu memberi taufiq serta hidayah kepada kita semua. Amin.

. .CINTAILAH ALAM. ALLAH AKAN MENCINTAIMU

. .Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah,

Marilah senantiasa kita berusaha meningkatkan taqwa pada Allah SWT. Yakni dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan men jauhi segala larangan-Nya. Dengan demikian kita dapat meraih apa yang kita idam-idamkan - bahagia dunia, bahagia akhirat, Amiin.

Jama'ah Jum'ah yang berbahagia,

Kebahagiaan tidak datang begitu saja. Tidak sama dengan warisan. Keluarga kara raya, apabila orang-tuanya meninggal maka anak akan mewarisi harta yang dimiliki orang-tuanya. Sehingga seketika itu, anak menjadi kaya raya. Namun kebahagiaan, bukanlah warisan. Tapi haruslah diusahakan . Terlebih lagi, tidak hanya untuk dunia melainkan juga untuk akhirat.

Untuk meraih kebahagiaan maka dibutuhkan rasa aman dan nyaman dalam kehidupan. Bagaimana kebahagiaan akan didapat bila dalam kehidupan selalu dikejar bencana, air bersih sulit didapat, udara yang kita hirup banyak terkontaminasi polusi hingga tidak sehat. Tentunya sangatlah sulit dalam keadaan itu, kebahagiaan diraih. Karena selalu disibukkan oleh usaha penyelaman diri dan orang-orang di sekitarnya dan disibukkan oleh pemenuhan kekurangan yang sifatnya segera namun sulit ditemui.

Anehnya Sidang Jum'ah yang dimuliakan Allah,

Kita sering tidak menyadari bahwa sebagian dari bencana bermacam-macam itu di antara penyebabnya adalah diri kita sendiri. Pepatah Arab mengatakan :

Artinya : Barang siapa menggali lubang maka ia terperosok ke dalamnya.

Jama'ah Jum'ah yang dirahmati Allah,

Marilah kita perhatikan bumi tempat tinggal kita memperlihatkan sikapnya pada kita yang memijaki pada punggungnya. Di beberapa tempat se Indonesia terjadi banjir, di belahan yang lain air bersih menjadi mahal, longsor mengubur massal penduduk, bumi memanas karena lapisan ozon di atmosfir galaxi kita menipis dan lain-lain.

Jama'ah .1um'ah, menurut pemerhati lingkungan, peristiwa yang berujud aneka bencana di atas, diakibatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang telah mengeksploitir alam tanpa memperhatikan perawatan dan pelestarian alam ( lingkungan ) dan pola penanganan manajemen alam yang tidak seimbang dengan kebutuhan kehidupan sosial. Hal ini sama persis dengan yang difirmankan Allah surat Ar-Rum 41: ....(: 41)

Artinya : Telah tampak kerusakan di daratan dan lautan dikarenakan perbuatan manusia, (yang demikian itu ) supaya mereka merasakan akibat dari perbuatan mereka. Agar mereka kembali.

Jama'ah Jum'ah yang berbahagia,

Allah mengajarkan pada kita Surat Az-Zalzalah 7-8 :

(:7-8) Yang maksudnya adalah siapapun yang melakukan sesuatu maka akan menanggung akibatnya. Melakukan kebaikan akan mendapat ganjaran yang menggembirakan, melakukan keburukan makan akan menanggung akibat keburukannya. Sekecil apapun perbuatan baik atau buruk itu. Oleh karena itu, tidak sepantasnya bumi yang kita singgahi dengan hidangan yang mencukupi kebutuhan hidup kita ini; seperti hutan nya yang menyediakan hasil hutan nya pada kita sekaligus berfungsi sebagai tandon resapan air alam, pondasi tanah ataupun paru-paru dunia, kita abaikan, kita acuhkan dan kita terlantarkan. Tanpa merawatnya, tanpa melestarikan nya, tanpa meramahinya, tanpa mencintai nya.

Jama'ah Jum'ah yang dikasihi Allah,

Kedudukan manusia di antara makhluk-makhluk Allah, menempati posisi yang paling mulia. Yakni sebagai Kholifah / pemimpin dalam memakmurkan alam dalam kehidupan ini. Yang karenanya sebelum diciptakan manusia, mendorong para malaikat menanyakan pada Allah atas Kekholifahan manusia di jagat alam raya ini. Sebagaimana tercermin dalam AI-Qur'an ayat 30 :

(:30) Artinya : Dan (ingatlah ) ketika Tuhanmu berfirman : "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka ( malaikat ) berkata : "Mengapa Engkau hendak menjadikan ( khalifah ) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah padanya, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau ?". Tuhan berfirman : " Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Jama'ah Jum'ah yang dimuliakan Allah,

Sebagai makhluk Allah yang diamanati oleh sang Kholiq sebagai pemimpin dalam memakmurkan dunia ini, marilah kita bersikap adil pada alam dan bumi tempat kita tinggal ini. Alam dan bumi telah menunjukkan keramahan nya dengan mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidup kita maka seyogyanyalah kita membalas nya dengan yang lebih baik, seperti yang diajarkan Allah :

(: 86)

Yang maksudnya, hendaklah kita membalas kebaikan dengan yang lebih baik atau kalau tidak bisa, hendaklah kita membalas nya dengan yang sepadan. Terlebih lagi bahwa alam lingkungan kita, baik hutan nya, lautan nya, udara nya, tidak hanya untuk kita saat ini semata. Tetapi anak-anak dan generasi di belakang kita akan menanggung dari apa yang kita perbuat saat ini.

Marilah kita perbaharui sikap kita dengan yang lebih baik pada alam lingkungan kita, dengan menyeimbangkan kebutuhan hidup sosial tanpa merugikan kelangsungan hidup alam. Misalnya dengan cara yang termudah adalah menghijaukan di pekarangan tempat tinggal kita dengan tanaman yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, kemudian menghijaukan kembali hutan gundul, meminimalisir penggunaan bahan bakar yang meracuni udara, menjauhi perbuatan-perbuatan yang menimbulkan kerusakan pada alam. Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil dan mulai dari yang kita bisa.

Dengan sikap ramah pada alam yang kita lakukan , sebagai perwujutan sikap taqwa kita pada Allah, semoga Allah membalas nya dengan yang lebih baik melalui keramahan alam pada kita. Sehingga dalam usaha meraih kebahagiaan untuk diri kita dan anak cucu kita, baik dunia ataupun akhirat tidak terhantui oleh bencana-bencana alam dan kekurangan kebutuhan hidup yang berasal dari alam, Amin amin...... ya Robbal Alamin.

KHUTBAH KEDUA

. . . . . . . . . . . . . .


Top Related