Transcript
Page 1: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

1

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN KECAMATAN SUKOLILO, SURABAYA

STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE

MANAGEMENT IN SUKOLILO DISTRICT, SURABAYA

ALIA RIANDANI dan Prof.DR. YULINAH TRIHADININGRUM, MAppSc

Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah menghitung jumlah timbulan dan komposisi sampah B3 serta menentukan

pola pengelolaan sampah B3 pemukiman dengan mengambil daerah studi Kecamatan Sukolilo.

Pengambilan dan pengukuran contoh timbulan, densitas dan komposisi sampah dilakukan sebanyak 8

kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. Sampel sampah dikumpulkan dari 100 rumah. Sampling sampah B3

dilakukan dengan metode acak terstratifikasi sesuai dengan tingkat sosial-ekonomi masyarakat, yaitu

masyarakat kelas atas, menengah dan bawah.

Timbulan sampah B3 Kecamatan Sukolilo adalah sebesar 0,15 ton/hari. Rata-rata prosentase komposisi

sampah B3 yang ada di Kecamatan Sukolilo didominasi oleh jenis sampah beracun yaitu sebesar 44,90%.

Selanjutnya, rata-rata prosentase sampah B3 yang bersifat mudah terbakar adalah 40,73%, dan korosif 14,38%.

Pola pengelolaan sampah B3 permukiman yang disarankan dalam studi ini adalah i) sampah B3

permukiman yang ada di sumber seharusnya dipisahkan dari komponen sampah lainnya, ii) setiap rumah tangga

seharusnya memiliki wadah khusus sampah B3 berkapasitas 25 L yang mememuhi persyaratan untuk wadah

sampah B3, iii) pengumpulan sampah B3 dapat menggunakan motor boks dengan volume kontainer sebesar 1

m3, iv) TPS sampah B3 seharusnya memiliki kontainer khusus berkapasitas 5 m

3

Kata kunci : Kecamatan Sukolilo, sampah B3 permukiman, pengelolaan sampah B3

Abstract

The aims of this study are to measure the generation and the composition of household hazardous

waste (HHW) and to determine the HHW management, using Sukolilo District as a study area.

Page 2: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

2

Sample collection, measurements of density and composition of household solid waste were done 8

times, following SNI 19 -3964-1995 method. Sampling program was performed by involving 100 households,

which were selected using stratified random approach. Selection of the household samples was based on socio-

economic levels, namely upper, middle, and lower classes.

The Sukolilo District generated 151.80 kg/day of HHW. The composition of HHW was dominated by

toxic waste (44.90%). The remaining was flammable (40.73%) and corrosive (14.386%) waste components.

This study recommended a HHW management system for Sukolilo District as the following: i) HHW

should be separated from other solid waste components at source, ii) a specific bin of 25 L volume, which met

the criteria for hazardous waste container should be provided in every household, iii) motor cycle which was

equipped with a box container of 1 m3 should be used as collection vehicle, iv) the transfer depot should be

facilitated with a container of 5 m3 volume.

Keywords : Sukolilo District, household hazardous waste, household hazardous waste management

1. Pendahuluan

Meningkatnya penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) pada berbagai

kegiatan antara lain kegiatan perindustrian, kesehatan, maupun kegiatan rumah tangga dapat

dipastikan akan menghasilkan limbah B3. Limbah tersebut akan dapat menimbulkan dampak

negatif bagi lingkungan maupun kesehatan manusia bila tidak dikelola dengan benar.

Keberadaan limbah B3 sebagian besar memang berasal dari sektor industri, namun limbah B3

dari sektor domestik atau yang disebut dengan sampah B3 permukiman juga perlu mendapat

perhatian. Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu

usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahayadan/atau beracun yang karena

sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak

langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk

hidup lain (Peraturan Pemerintah No. 18 Pasal 1 Tahun 1999). Sedangkan yang dimaksud

dengan sampah B3 permukiman atau sampah B3 rumah tangga adalah sampah yang berasal

Page 3: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

3

dari kegiatan rumah tangga dan mengandung bahan dan/atau bekas kemasan suatu jenis

bahan berbahaya dan/atau beracun (Bagusirawan, 2008). Sampah B3 akan menjadi bahasan

dalam studi ini, dengan menggunakan permukiman Kecamatan Sukolilo sebagai wilayah

studi. Lokasi tersebut dipilih sebagai daerah studi karena masyarakat di kecamatan tersebut

sangat heterogen sehingga penelitian dapat dilakukan pada tingkat sosial masyarakat yang

berbeda. Selain itu, belum adanya upaya pengelolaan sampah yang baik di Kecamatan

Sukolilo ini, sehingga penelitian ini akan dapat memberikan data mengenai sampah B3 yang

diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya pengelolaan sampah permukiman secara

keseluruhan. Kecamatan Sukolilo merupakan salah satu kecamatan yang cukup padat di

Kota Surabaya. Luas wilayah Kecamatan Sukolilo sebesar 23,66 km2 dan jumlah penduduk

pada tahun 2009 mencapai 94.871 jiwa.

Kebanyakan warga tidak mengetahui bahwa aktivitas rumah tangga dapat

menghasilkan sampah yang tergolong cukup berbahaya dan rawan terhadap kesehatan tubuh

dan lingkungan sekitar. Banyak produk dalam rumah tangga mengandung bahan kimia yang

sama dengan limbah industri dan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

(Lakshmikantha, 2007). Sampah B3 permukiman umumnya dibuang bersama dengan

sampah rumah tangga lainnya. Upaya penanganan limbah B3 juga masih terfokus pada

penanganan limbah B3 untuk industri. Limbah B3 yang berasal dari sektor domestik atau

sampah B3 permukiman masih kurang menjadi perhatian. Dalam Peraturan Pemerintah No.

18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun, disebutkan

bahwa ketentuan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga dan

kegiatan skala kecil ditetapkan kemudian oleh instansi yang bertanggung jawab. Hal tersebut

menunjukkan belum adanya upaya lebih lanjut yang dilakukan untuk mengelola sampah B3

rumah tangga pada saat ini.

Page 4: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

4

Jenis sampah B3 rumah tangga dapat dikelompokkan berdasarkan jenis aktivitas rumah

tangga, yaitu bahan atau bekas kemasan produk yang berasal dari (1) aktivitas dapur seperti

pembersih lantai, pembersih oven, pengkilat logam, dll. (2) aktivitas kamar mandi seperti

pembersih kamar mandi, pembersih toilet, pemutih pakaian, dll. (3) aktivitas garasi dan

pembengkelan seperti pembersih badan mobil, berbagai cat untuk mobil, aki, dll. (4) aktivitas

ruangan di dalam rumah seperti baterai, cairan untuk pengkilap mebel, cat, pengencer cat,

cairan penghilang karat, pembasmi serangga, lampu neon, parfum, obat-obatan kadaluarsa,

dll. (5) aktivitas pertamanan seperti pestisida, cairan pembunuh jamur, racun tikus, dll

(Bagusirawan, 2008). Jenis-jenis sampah B3 tersebut memiliki karakteristik berbeda.

Karakteristik B3 antara lain mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,

menyebabkan infeksius, dan korosif ( PP No. 85 tahun 1999). Dari berbagai macam sampah

B3 permukiman, sampah baterai merupakan sampah B3 yang sering ditemukan dalam rumah.

Baterai merupakan sampah B3 karena mengandung berbagai logam berat seperti merkuri,

mangan, timbal, cadmium, nikel dan lithium yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia

dan lingkungan. Sampah baterai seharusnya tidak dibuang ke tempat sampah bersama

sampah lainnya.

Jumlah sampah B3 yang dihasilkan tiap rumah tangga mungkin tidak terlalu banyak,

namun karena tingginya jumlah penduduk maka jumlah sampah yang dihasilkan juga akan

semakin banyak, demikian juga dengan jumlah sampah B3 yang dihasilkan. Selain itu,

dengan pola pembuangan akhir sampah kota yang masih menganut sistem Open Dumping

seperti saat ini, sampah di TPA tidak dipilah, sampah hanya akan ditimbun begitu saja. Tidak

adanya upaya dalam pengelolaan sampah lebih lanjut tentu akan berpotensi menimbulkan

akumulasi dari bahan berbahaya dan beracun yang ada di TPA. Akumulasi tersebut pada

suatu saat akan dapat menyebabkan dampak negatif seperti pencemaran tanah dan air tanah

yang berada di sekitar lahan pembuangan akhir. Jika pencemaran tersebut sampai di

Page 5: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

5

pemukiman terdekat maka akan timbul masalah yang cukup serius. Bahaya yang ditimbulkan

adalah masuknya bahan-bahan yang berkategori B3 tersebut ke dalam aliran bawah tanah

atau kontak langsung dengan manusia atau makhluk hidup lainnya. Selain itu, bila sampah

B3 tidak dipisahkan dari sampah lainnya dan tidak ditangani tersendiri, maka bila dilakukan

proses kompaksi dengan alat berat, wadah atau kemasan yang mengandung B3 dapat rusak

sehingga dapat mengkontaminasi sampah lainnya, selain itu dapat timbul pula bermacam

reaksi, gas beracun atau api. Tingkat bahaya terbesar tentu akan diterima oleh para pemulung

dan petugas sampah yang biasa bekerja tanpa peralatan pelindung yang memadai sehingga

berisiko membahayakan kesehatan.

Mengingat potensi dampak yang dapat ditimbulkan oleh sampah B3 permukiman, maka

upaya pengelolaan sampah B3 permukiman sudah seharusnya mulai dilakukan dengan baik.

Sosialisasi terhadap keberadaan produk B3 dalam rumah tangga perlu dilakukan kepada

masyarakat sehingga masyarakat mengerti tentang produk B3 dalam rumah agar lebih

waspada. Selain itu peran serta masyarakat sangat diperlukan agar dapat mendukung sistem

pengelolaan sampah B3, karena masyarakat merupakan sumber penghasil sampah B3 itu

sendiri. Sampah B3 dalam rumah seharusnya sudah dipisahkan mulai dari sumbernya.

Sampah B3 tersebut dibuang terpisah dalam suatu wadah khusus yang memenuhi spesifikasi

untuk pembuangan sampah B3 sehingga tidak bercampur dengan sampah rumah tangga

lainnya. Pengelolaan sampah B3 secara umum hampir sama dengan pengelolaan sampah

biasa. Namun pembuangan akhir dari sampah B3 bukan di TPA sampah biasa, melainkan

dapat diserahkan kepada pihak penyedia jasa pengelolaan sampah B3 untuk ditangani lebih

lanjut sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia dan mencemari lingkungan.

Page 6: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

6

2. Metodologi

Studi ini dimulai dengan mengumpulkan data-data yang akan digunakan sebagai dasar

untuk menganalisa pola pengelolaan sampah B3 permukiman.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan sebagai

penunjang dalam melakukan proses studi. Jenis data yang diperlukan adalah data primer dan

data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari penelitian langsung di lapangan

dengan mengambil contoh sampah selama 8 hari dan dilakukan perhitungan, sedangkan

untuk data sekunder didapat dari data perkembangan Kecamatan Sukolilo.

Data Primer

� Data Sampling

Pengumpulan data primer hasil sampling berupa timbulan sampah B3 dan komposisi

sampah B3. Dilakukan dengan mengambil contoh sampah B3 dari permukiman di Kelurahan

Keputih, Medokan Semampir, dan Nginden Jangkungan. Metode pengambilan dan

pengukuran contoh sesuai dengan SNI 19-3964-1995 adalah sebagai berikut :

a. Data Timbulan Sampah B3 dan non B3

• Menentukan lokasi pengambilan contoh

sampah B3 dan non B3

Sampling dilakukan dengan metode stratifikasi (Stratified Random Sampling)

dimana pengambilan sampel dibagi berdasarkan tingkat ekonomi masyarakat

dilihat dari tipe rumah. Klasifikasi bangunan yang digunakan untuk

menentukan tingkat ekonomi berdasarkan pada SNI 3242-2008, yaitu :

(a) Mewah yang setara dengan Tipe > 70

(b) Sedang yang setara dengan Tipe 45 - 54

(c) Sederhana yang setara dengan Tipe 21

Page 7: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

7

Berdasarkan pertimbangan tipe rumah tersebut, maka sampling dilakukan di

beberapa kelurahan, antara lain Kelurahan Keputih untuk mewakili

masyarakat ekonomi bawah, Kelurahan Medokan Semampir untuk mewakili

masyarakat ekonomi menengah dan Kelurahan Nginden Jangkungan untuk

mewakili masyarakat ekonomi atas.

• Frekuensi pengambilan sampel dilakukan

selama 8 kali

• Penentuan jumlah sampel

Penentuan jumlah sampel yang akan diambil menggunakan persamaan sebagai

berikut:

1. Bila jumlah penduduk ≤ 106

jiwa.

P = Cd .√Ps

Dimana :

Ps = jumlah penduduk bila ≤ 106

jiwa

Cd = koefisien ( Cd=1, jika kepadatan penduduk normal ; Cd<1, jika

kepadatan penduduk jarang ; Cd >1 jika kepadatan penduduk padat)

2. Bila jumlah penduduk ≥ 106

jiwa

P = Cd . Cj . √Ps

Cj = 610

pendudukjumlah

Dimana :

Ps = jumlah penduduk bila ≥ 106

jiwa

Cd = koefisien ( Cd=1, jika kepadatan penduduk normal ; Cd<1, jika

kepadatan penduduk jarang ; Cd>1jika kepadatan penduduk padat.

Karena jumlah penduduk Kecamatan Sukolilo adalah 94871 jiwa (≤ 106

jiwa) maka untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus P = Cd .√Ps.

Page 8: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

8

Dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukolilo merupakan kelurahan yang

jumlah penduduknya sangat padat maka digunakan Cd = 1 (> 1). Diperoleh

jumlah sampel sebanyak 308,011 sampel, karena rata-rata jumlah penghuni di

setiap rumah di Kecamatan Sukolilo ini diasumsikan adalah 5 orang, maka

akan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 62 rumah, tetapi untuk

memenuhi ketentuan standar minimum SNI, maka jumlah sampel dibulatkan

menjadi 100 rumah yang terbagi menjadi tiga lokasi pengambilan sampling

yaitu 33 rumah di Kelurahan Keputih, 33 rumah di Kelurahan Medokan

Semampir dan 34 rumah di Kelurahan Nginden Jangkungan.

• Menyiapkan peralatan yang digunakan

Peralatan yang digunakan :

a. Alat pengambil contoh berupa kantong plastik

b. Alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 20 cm x 20 cm x

100 cm

c. Alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 1 m x 0,5 m x 1 m.

Skala pengukur tinggi digunakan penggaris panjang 50 cm

d. Timbangan dacin

e. Alat pemindah sekop dan sarung tangan

f. Masker penutup wajah

• Laksanakan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah sebagai

berikut :

a. Membagikan kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada sumber

sampah 1 hari sebelum dikumpulkan

b. Catat jumlah unit masing – masing penghasil sampah

c. Kumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah

Page 9: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

9

d. Angkut seluruh kantong plastik ke lokasi pengukuran sampah

e. Timbang kotak pengukur ukuran 40 L

f. Tuang secara bergilir contoh sampah tersebut dalam kotak pengukur 40 L

g. Hentak 3 kali kotak contoh tersebut setinggi 20 cm lalu dijatuhkan ke

tanah

h. Ukur dan catat volume sampah (Vs)

i. Timbang dan catat berat sampah (Bs)

b. Data Komposisi Sampah B3

Diperoleh dari hasil pemilahan sampah B3 rumah tangga sesuai dengan jenis

produk B3 yang tercantum dalam lampiran SNI 19-2454-2002. Secara umum,

identifikasi sampah B3 dilakukan berdasarkan PP No. 18 tahun 1999. Namun

dengan dikeluarkannya SNI 19-2454-2002 yang mencantumkan tentang

beberapa jenis produk B3 rumah tangga, maka pemilahan sampah B3

berdasarkan pada daftar produk B3 sebagaimana tercantum dalam SNI. Proses

pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

� Memilah sampah B3 dari sampah campuran yang dihasilkan dalam rumah

tangga. Pemilahan jenis sampah B3 sesuai dengan daftar produk B3 yang

tercantum dalam lampiran SNI 19-2454-2002

� Menimbang sampah B3 total.

Sampah B3 yang sudah dipilah dari sampah campur, ditimbang berat

keseluruhan.

� Mengukur densitas sampah B3

Densitas sampah B3 dikur dengan menggunakan kotak berkapasitas 16 L

dengan ukuran 0,2 m x 0,2 m x 0,4 m. Sampah B3 dimasukkan ke dalam kotak

Page 10: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

10

tersebut kemudian dicatat tinggi awalnya, lalu kotak dihentakkan tiga kali.

Setelah dihentakkan maka tinggi sampah dicatat.

� Memilah sampah B3 berdasarkan karakteristik sampah B3 sesuai dengan SNI

19-2454-2002.

� Menimbang masing-masing sampah B3

Masing-masing sampah B3 yang sudah dipilah berdasarkan karakteristiknya,

ditimbang dengan menggunakan timbangan digital.

� Menghitung komposisi sampah B3

Setelah diketahui berat masing-masing jenis sampah B3, maka dihitung

komposisi sampah B3 berdasarkan pemilahannya.

� Data Observasi Lapangan

a. Kuesioner

Kuesioner dibagikan kepada warga khususnya tokoh masyarakat yaitu Ketua

RW, Ketua RT. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling

dengan mengambil responden adalah tokoh masyarakat. Kelompok responden

tersebut dipilih karena responden dianggap mampu untuk mewakili kondisi

pengetahuan masyarakat mengenai sampah B3 . Jumlah responden yang diambil

adalah sebanyak 20 responden

b. Pengamatan visual kondisi pengelolaan sampah di

Kecamatan Sukolilo.

Data Sekunder

Data sekunder yang diperlukan antara lain :

- Peta Kota Surabaya untuk mendapatkan gambaran mengenai wilayah studi dari

sistem pengelolaan

- Jumlah penduduk Kecamatan Sukolilo

Page 11: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

11

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Wilayah penelitian tugas akhir ini berada di Kecamatan Sukolilo. Kecamatan Sukolilo

secara geografis berada di wilayah Surabaya Timur, dengan ketinggian + 4-12 meter diatas

permukaan laut.

• Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Mulyorejo.

• Sebelah Timur : berbatasan dengan Selat Madura.

• Sebelah selatan : berbatasan dengan Kecamatan Rungkut dan Kecamatan

Tenggilis Mejoyo.

• Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Gubeng.

3.1 Analisis Sampah Permukiman

Untuk menentukan pola pengelolaan sampah B3 di Kecamatan Sukolilo maka

terlebih dahulu dilakukan sampling untuk mengetahui timbulan sampah B3 yang dihasilkan.

Sampling dilakukan di tiga kawasan permukiman di Kecamatan Sukolilo. Tiga kawasan

permukiman yang dijadikan titik sampling terdiri dari 3 strata ekonomi yaitu bawah,

menengah, dan atas.

Dari pengukuran timbulan sampah B3 di wilayah permukiman dengan strata ekonomi

bawah, menengah, dan atas maka dapat diketahui rata-rata timbulan sampah B3 Kecamatan

Sukolilo. Timbulan sampah B3 didapatkan dari hasil sampling 33 rumah tangga di Kelurahan

Keputih,33 rumah tangga di Kelurahan Medokan Semampir dan 34 rumah tangga di

KelurahanNginden Jangkungan. Dari hasil sampling didapatkan timbulan sampah rumah

tanggacampuran, kemudian sampah tersebut dipilah sehingga dapat diukur timbulan sampah

B3. Hasil pengukuran timbulan sampah B3 dan perhitungan timbulan sampah B3 per orang

dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 12: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

12

Sampling

Ke-

Berat

Sampah

B3

(kg/hr)

Jumlah

Penghuni

(orang)

Timbulan

Sampah B3

(kg/orang.hari)

1 0,12 0,0009

2 0,08 0,0006

3 0,13 0,0009

4 0,16 0,0012

5 0,10 0,0007

6 0,05 0,0004

7 0,10 0,0007

8 0,12 0,0009

0,0007

138

Rata-rata

Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Timbulan Sampah B3 (Berat) di Permukiman Penduduk

Kelurahan Keputih

Tabel 3.1 menunjukkan hasil perhitungan timbulan sampah B3 selama delapan kali

sampling. Berat sampah yang dimaksud adalah berat sampah yang didapat dari hasil

sampling di 33 rumah tangga Kelurahan Keputih. Jumlah penghuni adalah jumlah total orang

yang tinggal pada 33 rumah yang disampling. Sehingga dari data berat sampah dan jumlah

penghuni, maka akan didapat perhitungan timbulan sampah per orang dalam satu hari dengan

menggunakan persamaan :

Timbulan Sampah = ����� ���� (

����)

����� ������ (�����)

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Timbulan Sampah B3 (Berat) di Permukiman Penduduk

Medokan Semampir

Sampling

Ke-

Berat Sampah B3

(kg/hr)

Jumlah Penduduk

(orang)

Timbulan Sampah B3

(kg/orang.hari)

1 0.40

129

0.0031

2 1.00 0.0078

3 0.25 0.0019

4 0.15 0.0012

5 0.10 0.0008

6 0.38 0.0029

7 0.13 0.0010

8 0.20 0.0016

Rata-rata 0.0025

Page 13: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

13

Keputih Medokan

Semampir

Nginden

Jangkungan

1 Mudah terbakar 25.7 42.37 39.08 40.73

2 Beracun 52.67 39.61 50.19 44.90

3 Korosif 19.42 18.02 10.73 14.38

Rata-rata

%Karakteristik B3no

Kelurahan

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Timbulan Sampah B3 di Permukiman Penduduk Nginden

Jangkungan

Sampling

Ke-

Berat Sampah B3

(kg/hr)

Jumlah

Penghuni (orang)

Timbulan

Sampah B3 (kg/orang.hari)

1 0.65

127

0.0051

2 1.10 0.0087

3 0.10 0.0008

4 0.25 0.0020

5 0.55 0.0043

6 0.12 0.0009

7 0.35 0.0028

8 0.18 0.0014

Rata-rata 0.0032

Komposisi karakteristik sampah di Kecamatan Sukolilo dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Prosentase Komposisi Sampah B3 Kecamatan Sukolilo

3.2 Konsep Pengelolaan Sampah B3 Permukiman

Pengelolaan limbah B3 menurut PP No. 18 tahun 1999 terdiri dari rangkaian yang

mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan, dan

penimbunan limbah B3. Dalam studi ini, pengelolaan mencakup reduksi, penyimpanan dan

pengumpulan sampah B3 permukiman. Sedangkan pelaku pengelolaan yang terlibat adalah

penghasil dan pengumpul.

Page 14: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

14

Pelaku yang bertindak sebagai penghasil sampah B3 permukiman adalah masyarakat.

Penghasil ini sendiri mempunyai tanggung jawab terhadap sampah B3 yang dihasilkannya,

beberapa hal yang menjadi tanggung jawab penghasil antara lain :

- Mereduksi sampah B3. Apabila masih menghasilkan sampah B3 maka residunya

harus diolah dengan memanfaatkan sendiri atau memberikannya kepada pihak

pengelola atau pemanfaat

- Menyimpan sementara sampah B3 dalam wadah khusus sampah B3. Sampah B3

dapat disimpan oleh penghasil paling lama 90 hari sebelum diserahkan kepada

pengumpul

- Membuat dan menyimpan catatan mengenai jenis, dan jumlah sampah B3 yang

dihasilkan

Sedangkan pihak pengumpul adalah yang melakukan kegiatan pengumpulan dengan

tujuan untuk mengumpulkan sampah B3 ke TPS sebelum dikirim ke tempat pengolahan atau

pemanfaat. Pengumpulan dan pengelolaan TPS ditangani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan, dalam hal ini harus mendapatkan izin dari instansi yang bertanggung jawab

terhadap masalah limbah B3 yaitu BLH Kota Surabaya. Beberapa hal yang menjadi tanggung

jawab pengumpul antara lain :

- Mengumpulkan sampah B3 permukiman dari tiap rumah

- Membuat dan menyimpan catatan mengenai jenis, dan jumlah sampah B3 yang

dikumpulkan

- Menyimpan paling lama 90 hari sebelum diserahkan kepada pihak pengolah atau

pemanfaat

- Menyampaikan catatan di atas sekurang-kurangnya 6 bulan sekali kepada instansi

yang terkait dan Pemerintah Daerah selaku pihak pengawas

3.3 Pewadahan Sampah B3 di Sumber Sampah

Page 15: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

15

Pada studi ini, pola pengelolaan sampah B3 dimulai dari pemilahan di sumber.

Pewadahan yang akan dibuat dalam studi ini merupakan pewadahan sampah B3 rumah

tangga atau individual. Sampah B3 sudah terpilah dan ditempatkan di wadah sampah khusus

B3. Sampah B3 permukiman yang dimasukkan dalam wadah ini adalah sampah yang

mengandung bahan berbahaya dan beracun atau bekas kemasan jenis bahan berbahaya dan

beracun misalnya baterai, obat pembasmi serangga, obat-obatan kadaluwarsa, pemutih

pakaian dan lainnya. Karakteristik sampah B3 yang ditampung dalam wadah ini adalah

sampah B3 yang bersifat beracun, mudah terbakar, reaktif dan korosif.

Pewadahan sampah B3 disesuaikan dengan Keputusan Kepala Badan Pengendalian

Dampak Lingkungan No.01 Tahun 1995. Persyaratan bahan wadah sampah adalah tidak

mudah rusak dan kedap air, ekonomis, tertutup, serta mudah dikosongkan. Sedangkan untuk

wadah B3 secara umum mempunyai persyaratan yaitu kemasan yang digunakan dalam

keadaan baik, tidak mudah rusak, bebas dari pengkaratan dan kebocoran, sesuai dengan

karakteristik limbah B3. Bahan kemasan yang akan digunakan dapat terbuat dari bahan

plastik (HDPE, PP atau PVC) atau bahan logam (teflon, baja karbon, SS304, SS316 atau

SS440) dengan syarat bahan kemasan yang dipergunakan tersebut tidak bereaksi dengan

limbah B3 yang disimpannya

3.4 Penentuan Ukuran Wadah Sampah B3

Ukuran wadah sampah disesuaikan dengan jumlah penghuni tiap rumah, timbulan

sampah dan frekuensi pengambilan sampah.

Ukuran wadah sampah B3 adalah :

• Rata-rata volume sampah B3 tiap orang

= 0,008 L/orang.hari

• Volume wadah sampah B3 adalah :

= volume sampah B3 per orang x jumlah orang x frekuensi x faktor aman

Page 16: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

16

= 0,08 L/orang.hari x 5 orang x 90 hari x 2 = 7,2 L

3.5 Pengumpulan Sampah B3

Pengumpulan sampah B3 dilakukan dengan sistem pengumpulan tiap rumah.

Beberapa hal yang terkait dengan pengumpulan sampah B3 adalah sebagai berikut :

a) Desain Alat Pengumpul (Bentuk dan Warna)

Alat pengumpulan sampah B3 berupa boks tertutup dilengkapi dengan simbol B3.

b) Bahan

Bahan yang digunakan untuk kotak pengumpul adalah aluminium. Pertimbangan

menggunakan aluminium adalah bahan tersebut sangat kuat, tahan terhadap goresan,

ringan.

c) Teknis Pengumpulan Sampah B3

Pengumpulan dilakukan oleh petugas khusus. Petugas pengumpul bertanggung jawab

untuk mengumpulkan sampah B3 dari setiap rumah. Setiap petugas akan mengumpulkan

sampah B3 dari tiga RW atau sekitar 570 rumah. Pengumpulan tersebut terbagi dalam

beberapa hari. Dalam satu hari petugas akan megumpulkan sampah B3 dari 63 rumah

atau dua RT. Maka waktu pengumpulan untuk mengumpulkan sampah B3 dari tiga RW

adalah selama 9 hari. Frekuensi pengumpulan sampah B3 dilakukan terjadwal setiap

kurang lebih 90 hari. Sampah B3 tersebut kemudian akan dibawa ke TPS khusus B3 oleh

kendaraan pengumpul. Kendaraan pengumpul merupakan alat yang digunakan untuk

melakukan pengumpulan sampah B3 dari sumber ke TPS. Kendaraan pengumpul tersebut

dapat berupa kendaraan bermotor maupun tidak bermotor, seperti yang disebutkan dalam

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : Sk.725/Aj.302/Drjd/2004

Tentang Pengangkutan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Jalan. Dalam SK Dirjen

Page 17: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

17

menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kendaraan adalah suatu alat yang dapat

bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor. Dalam

studi ini, kendaraan yang dapat digunakan sebagai kendaraan pengumpul sampah B3

dapat berupa motor boks atau mobil boks. Masing-masing dari jenis kendaraan

pengumpul mempunyai kelebihan maupun kekurangan. Apabila memilih motor boks

sebagai kendaraan pengumpul, maka beberapa faktor pertimbangannya antara lain :

a. Keuntungan

- Lebih praktis

- Memiliki kemudahan untuk mengakses rumah yang berada di jalan sempit,

sehingga memudahkan melakukan pengumpulan

- Biaya operasional lebih murah

b. Kerugian

- Kapasitas boks pengumpul yang tidak terlalu besar

Sedangkan apabila menggunakan mobil boks sebagai kendaraan pengumpul, faktor

pertimbangannya antara lain :

a. Keuntungan

- Kapasitas boks pengumpul relatif besar, sehingga mampu membawa sampah B3

lebih banyak

- Petugas pengumpul terlindung dari hujan

b. Kerugian

- Sulit menjangkau kawasan di jalan sempit

- Biaya operasional lebih mahal

Dari beberapa faktor pertimbangan tersebut serta menyesuaikan dengan kondisi

lapangan, maka kendaraan pengumpul yang disarankan dalam studi ini adalah motor boks.

Faktor yang menjadi pertimbangan utama pemilihan motor boks adalah karena kendaraan

Page 18: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

18

tersebut dapat menjangkau rumah-rumah di jalan sempit, sehingga pengumpulan dapat

dengan mudah dilakukan di semua daerah. Kapasitas motor boks tersebut diperkirakan

mampu menampung sampah B3 yang jumlahnya tidak terlalu banyak.

Ukuran kotak pengumpul :

= jumlah timbulan sampah per rumah x jumlah rumah x

faktor aman

= 7,2 L x 65 rumah x 2

= 936 L ≈ 1 m3

3.6 Pewadahan Sampah B3 di TPS

Sampah B3 yang telah dikumpulkan dari tiap rumah akan diletakkan di TPS khusus

sampah B3 sebelum disalurkan kepada pihak pengelola sampah B3. Wadah sampah B3

berupa kotak tertutup atau kontainer dilengkapi dengan simbol karakteristik sampah B3 yang

terdapat di dalamnya. Sampah B3 disimpan dalam tempat penyimpanan sementara selama 90

hari sebelum diserahkan kepada pihak pengelola. Lokasi untuk TPS disarankan bebas banjir

sesuai dengan Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995. Beberapa persyaratan untuk

penyimpanan sampah B3 adalah sebagai berikut :

a. Area penyimpanan secara geologis merupakan daerah bebas banjir tahunan;

b. Dibuat atap penutup atau shelter sehingga wadah terlindung dari kontak sinar matahari

secara langsung;

c. Terlindung dari masuknya air hujan baik langsung maupun tidak;

d. Dibuat flafon dan ventilasi udara yang memadai;

Perhitungan volume wadah sampah B3 di TPS adalah sebagai berikut :

Perhitungan :

• Perhitungan diasumsikan dengan menggunakan jumlah rumah terbanyak dalam

satu kelurahan. Jumlah RW dalam satu kelurahan paling banyak adalah 12 RW

Page 19: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

19

yang terdiri dari 5 RT. Tiap RT terdiri dari 38 rumah. Jadi 1 kelurahan terdiri dari

2280 rumah. Sampah B3 disimpan dalam wadah terpisah berdasarkan

karakteristiknya, yaitu mudah terbakar, beracun, dan reaktif sesuai dengan

komposisi karakteristik sampah B3 yang ditemukan pada waktu sampling.

• Rata-rata volume timbulan sampah B3 tiap orang

= 0,008 L/orang.hari

• Timbulan sampah B3 tiap rumah

= 0,008 L/orang.hari x 5 orang/rumah

= 0,04 L/rumah.hari

• Jumlah rumah dalam 1 kelurahan = 2280 rumah

• Timbulan sampah dalam 1 kelurahan

= 0,04 L/rumah.hari x 2280 rumah

= 91,2 L/hari

• Volume wadah sampah B3 tiap TPS adalah :

= volume timbulan sampah B3 kelurahan x frekuensi

= 91,2 L/hari x 60 hari = 5272 L = 5 m3

4. Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah timbulan sampah Kecamatan Sukolilo adalah 30,36 ton/hari. Sedangkan timbulan

sampah B3 Kecamatan Sukolilo adalah 0,5% dari timbulan sampah total yaitu sebesar

0,15 ton/hari.

2. Rata-rata prosentase komposisi sampah B3 yang ada di Kecamatan Sukolilo didominasi

oleh jenis sampah beracun yaitu sebesar 44,90%. Selanjutnya, rata-rata prosentase sampah B3

yang bersifat mudah terbakar adalah 40,73 %, dan korosif 14.38%.

Page 20: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

20

3. Hasil survei melalui kuesioner yang dilakukan kepada 20 responden menunjukkan

bahwa delapan puluh lima (85%) reponden tidak mengetahui tentang sapah B3. Lima belas

persen (15%) responden sekedar pernah membaca atau mendengar informasi mengenai

sampah B3.

4. Pengelolaan sampah B3 untuk Kecamatan Sukolilo meliputi pemilahan dari sumber,

pewadahan khusus untuk sampah B3, pengumpulan sampah B3, penyimpanan sementara

sampah B3 di TPS. Setelah di TPS, sampah tersebut akan disalurkan kepada pihak jasa

pengelola sampah B3 permukiman.

Daftar Pustaka

Agamutu, P., Fauziah, S., 2007. Household Hazardous Waste

Components In Malaysian Msw the Current Scenario. Proceedings of The 7th

Symposium on AANESWM, Japan. pp. 285-288.

Anonim. 2009. Kecamatan Sukolilo Dalam Angka

Anonim. 2004. KeputusanDirektur Jenderal Perhubungan Darat

No. SK.725/AJ.302/DRJD/2004 Tentang

Penyelenggaraan Pengangkutan Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3) Di Jalan

Anonim. 1995. Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang tata-cara

dan persyaratan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B3.

Anonim. 1995. Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-05/Bapedal/09/1995 tentang Simbol Dan

Label Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.

Anonim. 1994. Local Hazardous Waste Management In King County.

http://www.lhwmp.org/home/. 15 Oktober 2010 jam 21.00

Anonim. 1995. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi

Sampah Perkotaan. SNI 19-3964.

Page 21: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

21

Anonim. 1999. Peraturan Pemerintah RI No.18/1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun.

Anonim. 1999. Peraturan Pemerintah RI No. 85/1999 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya

Dan Beracun.

Anonim. 2002. Study On Hazardous Household Waste (Hhw) With A Main Emphasis On

Hazardous Household Chemicals (Hhc).

http://www.ec.europa.eu/environment/waste/studies/pdf/household_report. 23

Oktober jam 22.10

Anonim. 2002. Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. SNI 19-2454

Anonim. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah.

Bagusirawan. 2008. Waspada Sampah B3 Rumah Tangga,

URL:http://bagusirawan.blogspot.com/2008/03/waspada-sampah-b3-rumah-

tangga.html. 29 Juli 2010 jam 20.15

EPA. 1997. Household Hazardous Waste Reduction, http://www.epa.gov/osw/hazard/. 15

November 2010 jam 17.00

Francelia, P., Liliana, M., Otoniel, B., 2008. ”Consumption Patterns and Household

Hazardous Solid Waste Generation in an Urban Settlement in México” Waste

Management 28, S2–S6.

Lakshmikantha, H., Lakshminarasimaiah, N., 2007. “Household Hazardous Waste

Generation-Management”. Proceedings of the International Conference on

Sustainable Solid Waste Management. pp.163-168.

Hanson, Steve. 2009. How to Reduce Household Hazardous Waste.

http://www.solar4myhome.com/. 25 November 2010 jam 20.00

Page 22: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN … · kali sesuai dengan SNI 19-3964 1995. ... Sampling sampah B3 ... 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun,

22

Tchobanoglous, G., Theisen, H. dan Vigil, S., 1993. “Integrated Solid Waste

Management: Engineering Principles and Management Issues”. McGraw-Hill, Inc. Singapore


Top Related