Download - Scuba Holic 15
iklan : [email protected]
Scuba Holic diterbitkan oleh Unit Selam UGM, sebagai media informasi dan ko-munikasi mengenai dunia penyelaman dan kegiatan bawah air baik laut mau-pun non laut. Majalah ini memiliki versi online yang dapat diunduh di website resmi Unit Selam UGM.
Penanggungjawab:Rihatma Punta DewaPimpinan Umum :Laurencia Lola KarlinaPimpinan Redaksi :ArdiantoPimpinan Perusahaan:Hieronimus AbyatarRedaksional :Drajad Sarwo Seto, Ari BaskoroEditor :Barid Nibras WProduksi :Laurencia Lola KarlinaPeriklanan:Hieronimus AbyatarDitribusi:Annisa Filania, Moses Parlindungan Cover : M . Setyo Ardhi Nugroho
DAFTAR ISIEnvirontment6 Stop Shark Finning in Indonesia !
Dive Destination10 Nusaibu
Marine Bites14 Bintang Laut
Aqua Sounds16 Aku , Kamu dan Lautan
Dive.Jpeg20
Who’s Bubbling22 dr. Budi Oetomo Wiyono
Dive Clinic25 Stone Fish
Gear Up 26 Underwater mp3
Dive Notes27 Menerawang Indahnya Bawah Air Kepulauan Togean
Dive Event30 Workshop Underwater Fashion Photography
Tahun ini Unit Selam UGM merayakan ulangtahun pada
tanggal 08 Agustus. Sudah dua puluh lima tahun Unit Selam UGM berkar-
ya dalam bidang penyelaman di kalangan mahasiswa. Menyemarak-
kan HUT ke-25, Unit Selam UGM mengangkat tema besar “ Aku, Kamu,
dan Lautan” dengan serangkaian acara yang dimulai sejak awal tahun
2012. Apa yang terpikirkan oleh Anda dengan tema besar tersebut ?
Lupakan sejenak tentang pertanyaan itu. Sekarang coba rasakan
kembali saat-saat ketika Anda membenamkan diri ke dalam ribuan liter
air laut, berenang bersama ribuan ikan dan terumbu karang warna-warni,
merasakan setiap tarikan nafas dan gelembung yang membumbung ke
permukaan. Rasakan kembali setiap pengala-
man yang Anda temui di dalam laut; tentang kedamaian,
ketenangan sekaligus ancaman. Tetapi, kita tetap memilih laut.
Bayangkan jika tidak ada lagi kedamaian di laut. Ketenangan
berubah menjadi ancaman. Warna-warni ikan dan terumbu karang
tak lagi terlihat. Laut yang biru tak lagi memikat. Jika sudah begitu,
tidak ada lagi yang bisa “dinikmati” dari laut. Jadi, buat apa menyelam?
Yah, buat apa menyelam jika kita hanya jadi penikmat laut. Buat apa
menyelam jika kita masih berpikir laut hanya tempat “pemuas” ketika jenuh
dengan hiruk pikuk daratan. Buat apa menyelam jika apa yang kita lakukan
masih seperti anak kecil yang harus diajari apa itu makna “menjaga”. Buat
apa menyelam jika kita tidak pernah tahu alasan kenapa Anda menyelam.
Apakah makna tema besar tersebut sebatas yang Anda bayangkan
dengan uraian diatas ?
Salam Bahari
Editorial Notes
Unit Selam UGMAlamat Redaksi:Sekretariat Unit Selam UGM, Gelang-gang Mahasiswa UGM Jalan Pancasila No. 1 Bulaksumur Yogyakarta 55281Website : www.selamugm.orgTwitter : @selamugmFacebook : Unitselam UGM
Kritik/saran :[email protected] subject : kritik/saran.Terimakasih, selamat membaca !
Stop Shark Finning in Indonesia!Teks : ArdiantoFoto : Dhirga Harisa, Spesial
“Indonesia menempati urutan pertama dari 20 negara penangkap hiu terbanyak di dunia di atas India, Spanyol, Taiwan, dan Argentina”
Perburuan hiu masih terus
merebak menyebabkan
populasi hiu di Indonesia
berkurang setiap tahunnya. Jika
ini terus berlanjut, beberapa ta-
hun ke depan akan sangat mem-
bahayakan populasi hiu di perai-
ran Indonesia. Sebagian besar hiu
diburu dan diambil siripnya untuk
diekspor ke restoran-restoran me-
wah yang menyediakan hidan-
gan sirip hiu di berbagai negara.
Tahun 1990-an menjadi puncak
ekspor sirip hiu dari Indonesia,
namun kemudian menurun dras-
tis pada tahun-tahun berikutnya
akibat berkurangnya populasi hiu.
Akibatnya perburuan hiu bergeser
ke arah timur menuju ke wilayah
Papua dan sekitarnya. Raja Ampat
menjadi salah satu lokasi yang di-
incar nelayan yang berburu hiu.
Berdasarkan data FAO, 73 juta
hiu ditangkap dan dibunuh untuk
diambil siripnya setiap tahunnya di
seluruh dunia. Indonesia menem-
pati urutan pertama dari 20 negara
penangkap hiu terbanyak di dunia
di atas India, Spanyol, Taiwan, dan
Argentina. Indonesia memasok seki-
tar 15% dari total kebutuhan sirip
hiu dunia, sedangkan negara-ne-
8 environment
gara lain rata-rata hanya 1%. Menu-
rut Koordinator Nasional Program
Perikanan WWF Indonesia, Imam
Mustofa, gencarnya penangkapan
hiu untuk diambil siripnya dan di-
jadikan makanan akibat belum
adanya undang-undang perlindun-
gan hiu. Padahal hiu ini sudah mas-
uk kategori endangered species.
Umumnya latar belakang
ekonomi menjadi alasan utama per-
buruan hiu di Indonesia. Nilai ek-
spor sirip hiu memang cukup meng-
giyurkan bagi nelayan Indonesia.
Namun, fakta yang dimuat dalam
situs mongabay.co.id menyebutkan
bahwa nilai keuntungan ekonomis
yang didapat para nelayan hiu tidak
sebanding dengan nilai operasional
untuk menangkap hiu. Dalam studi
kasus yang dilakukan kepada ne-
layan di Jawa Tengah, peneliti men-
coba mengurangi jumlah tangka-
pan hiu secara bertahap mulai 25%
hingga 100%, ternyata tidak mem-
beri efek yang signifikan terhadap
pendapatan para nelayan tersebut.
Persepsi hiu juga masih
environment 9
menjadi salah kaprah bagi banyak
masyarakat Indonesia. Dikatakan
Imam, masyarakat masih men-
yangka bahwa hiu adalah hewan
berbahaya dan buas, padahal ke-
matian akibat serangan hiu sangat
kecil apabila dibandingkan den-
gan kematian akibat kecelakaan
kendaraan bermotor. Wisatawan
selam yang notabene kebanyakan
dari mancanegara paling ramah
terhadap ekosistem hiu dan ja-
rang diserang oleh hewan ini. Hiu
hanya menyerang apabila meny-
ium bau darah atau diprovokasi.
Di berbagai negara, kampanye
perlindungan hiu semakin gencar
dilakukan oleh lembaga-lembaga
yang peduli terhadap keberlang-
sungan ekosistem hiu. Salah satu-
nya lembaga Shark Savers/WildAid
yang mencanangkan kampanye
“Say No to Shark Fin Soup”. Kampa-
nye ini dilancarkan di Cina sebagai
konsumen utama sirip hiu dunia
dan berhasil mempengaruhi jutaan
orang untuk berhenti mengkon-
sumsi makanan tersebut. Hal yang
sama juga dilakukan di Hong Kong,
Kuala Lumpur, Singapura, Taipei,
dan negara-negara lain. Kampanye
ini telah memberi sebuah citra baru
mengenai konsumsi sirip hiu yang
semula merupakan hidangan ber-
gengsi menjadi kuliner yang san-
gat memalukan jika dikonsumsi.
Namun, bagaimana di In-
donesia? Belum adanya hukum
yang melarang perburuan hiu
akan menyebabkan perburuan
hiu terus berlanjut, dan tidak ter-
tutup kemungkinan hiu di Indo-
nesia menjadi hewan yang harus
dilindungi dengan jumlah popu-
lasi yang sangat minim. Mari kita
turut menjaga keberlangsungan
populasi hiu di perairan Indone-
sia dan menggencarkan kampanye
“Stop Shark Finning in Indonesia”
[ SH ].
Sumber:
www.travel.okezone.com
www.mongabay.co.id
NusaibuTeks : Ferzya
Foto: Ferzya, Rihatma Punta Dewa
“Diving, Central Mollucas, Seram Islands” adalah keyword yang saya ketik di mesin pencarian Google.”
Mesin tersebut memberi-
kan 11.000 hasil pencar-
ian dalam 10 halaman.
Saya melihat sekilas hasil pencar-
ian mesin tersebut sebelum akh-
irnya memutuskan untuk melihat
lebih jauh. Klik, klik, klik, beberapa
situs saya buka, tetapi tulisan ten-
tang penyelaman di Pulau Seram
sungguh minim. Tampaknya tidak
banyak yang menyelam disana,
kalaupun ada, mereka pergi ke
Pulau Tiga di sebelah barat pulau
utama dan mengunggah fotonya
di sebuah situs kumpulan foto.
Kemudian saya mengirim e-
mail kepada salah satu pembuat
buku Ambon, above and beyond
untuk menanyakan kontak yang
bisa dihubungi apabila ingin me-
nyelam disana. Wanita itu kemu-
dian membalasnya dengan men-
girimkan satu nama seorang dive
master di Ambon. Segera setelah
mendapatkan nomor tersebut
saya mengiriminya pesan singkat
yang menyatakan bahwa saya akan
ke Maluku di bulan September.
Tampaknya kehidupan laut
memang sering membuat orang
lupa daratan, pesan singkat saya
dibalas satu minggu kemudian;
“kalau ke Seram agak jauh, bu-
tuh biaya banyak karena tidak
ada dive operator disana, kalau di
Ambon rate start dari Rp850ribu
dan minimal 3 orang”. Glek. Saya
langsung menghapus rencana
untuk menyelam disana, alasan
pertama karena tidak ada Dive
Operator di Seram , dan alasan
kedua karena saya tidak akan sem-
pat untuk menyelam di Ambon.
Rencana kedua adalah mem-
bawa masker, snorkel dan monofin
kesana untuk free diving. Saya
beruntung karena Unit Selam
UGM memiliki sebuah alat peng-
ganti ekor ikan untuk manusia;
monofin berwarna transparant
sehingga dapat membantu untuk
bergerak lebih cepat di dalam air.
Tanggal 3 September tiba di
Ambon siang hari, kemudian
bergerak menuju pelabuhan ka-
pal cepat Tulehu menuju Ama-
hai untuk menyeberang ke Pulau
Seram dan bermalam di Maso-
hi. Esok harinya pergi ke Teluk
Sawai untuk menikmati laut.
Berada di penginapan Pon-
dive destination 11 dive destination10
Where to stay:Teluk Sawai: Pondok Wisata Lisar Bahari atau Ora Beach ResortAmbon: Penginapan Dahlia (0911) 3261357 Jln. Dr. J. Leimana LahaContact to Dive:Maya (Dive Master) : 081343085663How to get there:Terbang dengan maskapai apapun menuju Ambon atau dapat mengguna-kan Kapal.Bandara Pattimura – Pelabuhan Tulehu (45 menit dengan mobil)Pelabuhan Tulehu – Pelabuhan Amahai di Masohi (2,5 jam dengan kapal)Masohi – Sawai (3-4 jam dengan mobil)
dok Wisata Lisar Bahari memang
menenangkan, saat malam, suara
ikan melompat terdengar sangat
jelas. Sepi dan damai adalah kata
yang terungkap saat duduk di bun-
galow penginapan tersebut. Pengi-
napan ini memang berada dalam
suatu mukim yang padat, tetapi
tidak mengurangi kenikmatan hari.
Beberapa penduduk mem-
bangun rumahnya diatas air, be-
gitu pula Lisar Bahari yang dimiliki
oleh Bapak Muhammad Ali ini. Saat
malam hari tidak ada lampu lain
yang menyala selain lampu bun-
galow kami, begitu damai hingga
saya-pun hampir terlelap di kursi.
Pagi harinya, bergerak menuju
Pulau Raja yang berada di utara
Teluk Sawai. Bersemangat naik
long boat dan membawa alat-
alat untuk kecipak-kecipuk di
air. Misbun, anak Pak Ali yang
memandu perjalanan bertanya,
“bisa berenang mbak? nanti kita
balapan yuk”, saya mengangguk
walau akhirnya tidak terwujud.
Pulau Raja terlihat tenang
dengan pasir putihnya, warna air
laut yang bergradasi, batang po-
hon kering tergeletak di pasir, tan-
aman liar di tengah pulau, karang
dan pohon ketapang yang rindang.
Saya tak tahan untuk tidak
bermain di pasir. mengambil be-
berapa gambar untuk diabadikan
kemudian bersegera mengambil
masker, snorkel dan monofin. Byur!
Ah segarnya saat air asin ini terasa
di pori-pori kulit, saya meliukkan
badan untuk melihat ada apa di ke-
dalaman, mengikuti arus dan ter-
bawa mengitari hampir setengah
pulau. Banyak white patch damsel
berukuran remaja dan Christmas
tree worm dengan warna-warna
yang bernyala. Namun yang pal-
ing unik adalah saya sempat meli-
hat ikan transparant! Sebut saya
norak karena tidak pernah meli-
hatnya sebelum itu dan sebut
saya hoax karena tidak ada bukti
berupa foto yang sayangnya kam-
era bukan ditangan saya saat itu.
Bagaimanapun sulitnya men-
jangkau Pulau Seram, tidak pernah
mengurangi rasa penasaran se-
orang pejalan. Justru pulau yang
sering disebut Nusaibu ini masih
menyimpan banyak rahasia [ SH ].
dive destination 13 dive destination12
Siapa yang tidak tau Pat-
rick Star, sahabat Sponge-
bob dalam serial Sponge-
bob Squarepants. Dalam serial TV
tersebut Patrick digambarkan den-
gan karakter bodoh yang kadang
lupa bagaimana cara makan, dan
bahkan Ia tidak menyadari bahwa
Sandy Cheeks adalah seekor tupai
betina. Tapi tahukah anda bebera-
pa fakta mengenai Bintang Laut?
Bintang laut merupakan he-
wan invertebrata yang sering dite-
mukan di daerah pantai dan laut
dangkal di seluruh dunia. Hewan
ini memiliki warna yang bervariasi,
seperti merah, jingga, dan biru. Ba-
gian tubuh bintang laut memiliki
lima tangan atau lebih, yang ber-
fungsi untuk menempel kuat pada
karang dan rumput laut. Mereka
termasuk dalam kelompok kar-
Bintang LautTeks : disadur oleh Annisa Filania
Foto :Firly F, Laurencia Lola Karlina
Sumber : www. uniknya.com
nivora, yang memangsa kerang,
remis, ikan kecil, dan keong den-
gan mulut yang terdapat dibawah
tubuhnya. Meskipun bintang laut
tidak memiliki kepala dan otak,
namun dengan saraf pada setiap
tangannya, mereka dapat meny-
entuh, mencium, dan merasakan
benda-benda. Tidak hanya itu,
bintang laut juga mampu untuk
mengetahui gelap dan terang den-
gan menggunakan suatu titik di
ujung tangan-tangannya. Hal yang
menarik dari bintang laut adalah
ketika mereka harus memutuskan
lengannya untuk meregenerasi-
kan diri, apabila mereka merasa
sedang terancam oleh predator.
Putusan lengan tersebut akan tum-
buh dan berkembang menjadi
bintang laut yang baru [ SH ].
marine bites 15 marine bites14
Aku, Kamu, dan LautanTeks : Hieronimus AbyatarFoto : Laurencia Lola Karlina, Hasnanto
“ Aku, Kamu, dan Lautan” adalah tema besar untuk menjadi lebih reflektif dan sadar bahwa lautan bukan sekedar akhir. Sesungguhnya saya percaya kalau manusia
Nusantara tidak bisa lepas dari lautan. Laut
menjadi muara semua yang berada di atas
bumi Nusantara. Air bermuara di laut, tanah yang
larut bermuara dilaut, hingga hajat hidup orang
banyak bermuara di laut. Laut menjadi pelampiasan
dan titik terakhir penopang daratan bumi yang da-
pat ditinggali manusia. Kalimat semacam “Mati aja
lu ke laut!” menjadi bukti kalau laut adalah akhir se-
galanya. Namun masih ingatkah kalian pada kalimat
“Nenek moyangku seorang pelaut?”. Sampai seka-
rang saya masih bertanya-tanya, benarkah nenek
moyang saya seorang pelaut? Tapi apapun itu, saya
percaya laut tidak sebatas akhir. Laut adalah awal.
Bukan saja perkara awal mula kemunculan makhluk
hidup yang berasal dari laut. Lupakan dulu sejenak
teori kehidupan yang memusingkan itu. Mari li-
hat bahwa laut adalah awal peradaban manusia.
Laut adalah bentangan besar yang membuat
jarak. Jarak antara kesempatan dan kepasrahan
menjadi begitu tipis. Coba bayangkan kita terlahir
di pulau kecil di mana kita bisa mengelilinginya
dalam waktu setengah hari. Apa yang setiap ma-
nusianya lakukan tentu menjadi sangat berdampak
pada pulau tersebut. Mereka yang puas tentu akan
berputar mengelilingi pulau itu, dari satu titik ke
titik berikutnya. Namun, bila demikian, pernahkah
terpikir mengenai apa yang ada diujung dan
didalam lautan yang terbentang disekeliling pulau?
aqua sounds 17 aqua sounds16
Laut adalah kesempatan bagi
manusia Nusantara. Kesempatan un-
tuk membuktikan bahwa laut adalah
awal, bukan sekedar akhir. Di laut
mereka membuktikan ketangguhan
peradaban dengan kapal pinisi. Mela-
lui laut mereka membuka wawasan
mengenai peradaban lain. Melalui
laut mereka melihat bahwa hamparan
biru itu bukanlah akhir, namun awal
kehidupan yang berbeda. Dari sana
lahirlah manusia-manusia saat ini.
Laut adalah bagian sejarah. Bila pun
sejarah adalah milik pemenang, dari
laut kita bisa belajar untuk menang
dan juga untuk kalah. Dari laut kita
bisa mengenal dunia, juga ditaklu-
kan dunia. Semuanya lahir dari laut.
Penaklukan daratan-dara-
tan erat kaitannya dengan lautan.
Pengembaraan lautan menghasilkan
dunia yang baru. Di luar diri manusia
pada jamannya. Laut menjadi jalan
untuk datangnya berbagai manusia
dengan peradabannya; dengan ke-
percayaannya; juga dengan barang-
barang jualannya. Namun laut juga
menjadi jalan masuk bagi penjajahan
seperti yang dialami negara-negara
dunia ketiga. Kejadian yang men-
gubah kondisi dunia, hingga kini.
Dari lautlah hadir kita semua, produk
peradaban-peradaban yang bertemu.
Bila gunung mengajarkan kita
untuk menunduk ketika naik dan
tegak ketika turun, di laut kita dia-
jarkan untuk menerima. Menerima
panas matahari tanpa tempat un-
tuk lari, seperti menerima gelom-
bang yang selalu mengguncang. Di
laut kita diajarkan untuk menerima
batas-batas kemanusiaan kita. Batas
bahwa manusia tidak berarti tanpa
peradabannya. Batas di mana kita
bisa melihatnya sebagai akhir atau-
pun awal. Menawarkan kita pilihan
untuk menyelaminya atau berhenti
ditepi pantainya. Lautan menyerah-
kan semuanya pada manusia, sedan-
gkan ia hanya berdiam, menerimanya.
“Aku, Kamu, dan Lautan” ada-
lah terminologi yang mengajak kita
melihat kembali itu semua. Mengena-
li diri kita dan juga lautan. Memahami
manusia melalui lautan, yang kini mu-
lai diabaikan. Lautan yang menerima,
kini hanya sebatas penopang akhir.
Menjadi bak sampah terbuka atas apa
yang dibangun peradaban manusia. “
Aku, Kamu, dan Lautan” adalah tema
besar untuk menjadi lebih reflektif
dan sadar bahwa lautan bukan sek-
edar akhir. Di sana kita diajak untuk
menantang diri, untuk menyelamin-
ya. Ditantang untuk membangun per-
adaban manusia yang lebih maju dari
sekedar menjadikannya akhir. “Aku,
Kamu, dan Lautan” adalah kesatuan
yang menantang manusia untuk sa-
dar bahwa laut akan benar-benar
menjadi akhir bila kita melupakan-
nya. Lautan telah mendekati batasn-
ya, batas penerimaan kesewenang-
wenangan peradaban manusia.
Kondisi perairan yang tercemar,
fenomena hancurnya terumbu karang,
anomali perubahan iklim global yang
dipengaruhi iklim mikro lautan, hingga
nelayan yang mengeluhkan rendahnya
ikan hasil tangkapan menjadi sebuah
penanda lautan mulai bermasalah. Se-
lama ini kita lupa bahwa lautan adalah
awal, sebuah jalan kelahiran. Lautan
sebatas dipandang sebagai akhir, tem-
pat sampah-sampah dibuang, sebagai
tempat yang hina. Maka dari itu kami
mengangkat tema ini. Sebuah rekam
jejak 25 tahun perjalanan organisasi
yang mencoba terus memandang laut
sebagai awal. Mengajak aku dan kamu
membangun peradaban baru. Sep-
erti dahulu laut mengajarkan nenek
moyang kita yang di gunung dan di
pantai, untuk bersinggungan dengan
laut. Menjadi seorang pelaut [ SH ].
aqua sounds 19 aqua sounds18
dive.jpegadalah rubrik khusus yang menampilkan hasil fotografi karya angggota Unit
Selam UGM
dive jpeg20
Untitled by Firly Fathiya Maulida
Lokasi : Lombok
Kamera : Canon PowerShot G12
F4.5 | Exposure 1/800
Underwater Princesses by Rihatma Punta Dewa
Lokasi : Umbul Ponggok, Klaten
Kamera : Canon PowerShot G12
F2.8 | Exposure 1/60
dive jpeg 21
who’s bubbling22
dr. Budi Oetomo Wiyono, Acp, Sp.S, Sp.KL, Ph.DTeks : Ari BaskoroFoto : Dok. Pribadi
1. Setahu saya, Bapak Budi
Oetomo sudah berkecimpung di
dunia kelautan dan ahli hiperbarik.
Bagaimana pengalaman Bapak
dalam dunia penyelaman itu sendiri ?
Sesuai dengan yang saya alami,
seorang penyelam itu memang
harus sabar, tenang, tidak mu-
dah panik. Menyelamlah sesuai
dengan kemampuan kita. Pen-
galaman harus dibagikan kepa-
da juniornya agar kejadian yang
tidak diharapkan dapat dihindari.
2. Sudah sejak kapan mulai
tertarik dalam dunia penyela-
man? Dan apa yang membuat
Bapak tertarik untuk menyelam?
Saya mengenal selam sejak per-
tama kali dinas di TNI AL pada ta-
hun 1987. Semula saya tidak men-
genal dunia penyelaman. Saat itu,
Mayor Marinir Wiyoso yang dinas
di Jayapura akan mutasi ke Jakar-
ta. Beliau sebagai ketua Pengda
Selam Irian Jaya, menyerahkan tu-
gas dan tanggung jawab sebagai
Ketua kepada saya, dengan cata-
tan saya akan diajari menyelam.
Kebetulan Komandan Lanal Mer-
auke, Mayor Laut (P) A.L. Supit
membimbing saya sampai saya
bisa menyelam dengan dibantu
murid-murid beliau di Jayapura.
Mungkin dengan latar belakang
atlit renang, saya mudah sekali
mempelajari ilmu penyelaman ini.
3. Tentunya Bapak sudah
mencicipi banyak spot penyela-
man. Menurut Bapak , spot selam
mana yang paling recommended?
Sebenarnya tidak terlalu banyak
tempat-tempat yang pernah saya
salami. Tiap tempat penyelaman
masing-masing mempunyai ke-
unikan karang dan macam bina-
tang lautnya. Di Papua, memung-
kinkan kita menyelam di tengah
kota. Disana airnya masih jernih
dan karangnya masih banyak yang
indah. Sesuai penilaian para pe-
nyelam, Raja Ampat di bagian
barat Papua merupakan tempat
terindah dan terbanyak ragam bi-
natang lautnya. Saya sendiri belum
pernah menyelam disana. Mudah-
mudahan suatu saat saya bias
menikmati keindahan laut disana.
4. Pengalaman apa yang pal-
ing unik saat melakukan pe-
nyelaman? Bisa ceritakan ?
Saya sangat mudah muntah bila
gelombang agak besar, tapi karena
hasrat untuk menyelam besar, saya
tetap menyelam. Saya sudah 3 kali
muntah di dalam laut, tapi saya
tetap tenang dan dihadapi dengan
baik. Usahakan muntahan tidak
masuk ke dalam mouth-piece. Ka-
rena disekeliling kita air, maka den-
gan mudah kita dapat membersih-
kan mulut kita dengan berkumur
air laut sampai mulut kita bersih.
5. Apa yang membuat Ba-
pak tertarik untuk menjadi ahli
hiperbarik? Apakah ada cer-
ita yang berkesan sehingga Ba-
pak memilih keahlian tersebut ?
Saya bertugas di TNI AL, dan saat
itu saya menerima perintah untuk
mengikuti Pendidikan Hyperbarik.
Sebagai dokter, saya merasa pen-
didikan ini sangat bermanfaat ka-
rena banyak penyelam di TNI AL,
penyelam alam atau penyelam
rekreasi yang memungkinkan
terjadi kecelakaan atau mempu-
nyai masalah akibat menyelam,
who’s bubbling 23
Apakah kamu pernah
mendengar stone fish?
Salah satu hewan yang
harus diwaspadai adalah ikan lepu
batu atau stone fish. Ikan ini hidup
di daerah tropis, ukurannya dapat
mencapai lebih dari 30 cm, berka-
muflase menyerupai karang seh-
ingga banyak penyelam yang tidak
menyadari adanya ikan ini yang
pada akhirnya tidak sengaja meng-
injaknya. Perlu sekali diwaspadai ka-
rena ikan ini mempunyai racun neu-
rotoksin yang disuntikan melalui
duri-durinya yang tajam. Racun ini
menyerang syaraf. Efek yang ditim-
bulkan dari tusukan stone fish ada-
Stone FishTeks : Drajad Sarwo Seto
Foto : Hasnanto
sehingga saya dapat menangani.
6. Sebenarnya apa arti
atau apa yang dimaksud
dengan hiperbarik, Pak?
Arti kata ‘Hyperbarik’ adalah te-
kanan tinggi. Yang dimaksud,
bila kita melakukan penyelaman,
makin kedalam tekanan makin
tinggi. Jadi, apabila ada penyelam
yang terkena penyakit Decom-
pression Sickness (DCS), terap-
inya harus diberi tekanan tinggi.
7. Apa yang menyebabkan se-
seorang harus menjalani terapi
hiperbarik? Kebanyakan kasus
saat ini disebabkan oleh apa ?
Salah satu penyakit akibat me-
nyelam adalah Decompression Sick-
ness. Penyakit ini dapat mengaki-
batkan kelumpuhan, penyebabnya
adalah penyumbatan arteri oleh
gas N2 akibat naik terlalu cepat.
8. Hiperbarik ini sangat tidak as-
ing dalam dunia penyelaman. Apa-
kah terapi ini juga berguna untuk
mengobati penyakit non penyelam?
Terapi ini berguna untuk mengobati
penyakit-penyakit yang memerlu-
kan O2 lebih banyak. Contoh: mem-
percepat kesembuhan luka akibat
kecelakaan, luka gangrene pada
diabet, luka bakar, keracunan gas,
dan untuk kecantikan / kebugaran.
9. Apabila seorang pe-
nyelam menjalani terapi hiper-
barik ini, apa pengaruhnya ?
Decompression Sickness disebab-
kan karena sel-sel saraf kekurangan
O2, sehingga dengan pembe-
rian O2 diharapkan se-sel saraf
itu akan bekerja normal kembali.
10. Kesulitan-kesulitan apa saja
yang Bapak alami ketika me-
nangani pasien (seorang penyelam
) untuk menjalani terapi ini?
Kesulitan terapi ini ada-
lah pasien datang terlambat.
11. Apakah ada pesan – pesan
untuk para penyelam, seh-
ingga kesehatan seorang pe-
nyelam tetap terjaga ( teru-
tama dalam hal hiperbarik )?
Untuk para penyelam, amat-
lah perlu pengetahuan Keseha-
tan Penyelaman supaya lebih
mengerti tentang Keselamatan
pada penyelaman.Safety First!
[ SH ]
who’s bubbling24
lah nyeri yang hebat, susah bernafas,
koma, dan yang paling parah ada-
lah meninggal. Langkah penanga-
nannya jika tertusuk stone fish ada-
lah buddy segera menolong keluar
dari air karena bagian yang terkena
stone fish dapat menjadi kaku dan
lumpuh sehingga mengakibatkan
tenggelam, mengikat bagian seki-
tar luka yang tertusuk agar racun
tidak menyebar, kemudian dibawa
ke pusat kesehatan atau rumah
sakit terdekat untuk dilakukan pen-
gobatan. Nyeri yang timbul dapat
diredam dengan merendam bagian
yang tertusuk dengan air hangat
yang bersuhu sekitar 45° C [ SH ].
dive clinic 25
Underwater mp3 player adalah
sebuah mp3 yang dapat me-
nyimpan dan memutar musik
ketika berkontak dengan air. Wadah
dari mp3 ini bersifat waterproof dan
mencegah air untuk masuk dan meru-
sak komponen-komponen elektronik
yang ada di dalamnya. Satu set MP3
player biasanya juga dilengkapi oleh
ear bud atau ear phones yang water-
resist. Kapasitas penyimpanan memo-
ri biasanya memiliki range antara 1
hingga 4 Gigabytes, setara dengan
Menerawang Indahnya Bawah Air Kepulauan TogeanTeks dan Foto : Hasnanto
mp3 player klasik. Dengan perkecual-
ian tahan air, Underwater mp3 player
memiliki semua feature yang dapat
ditemukan pada mp3 player biasa.
Beberapa model underwa-
ter mp3 player yang dapat dijump-
ai di pasaran adalah Waterfi dari
H2O Friendly, SwiMP3 dari Finis,
Speedo Aquabeat, Dolphin Nu, Ex-
eze WMR dan UwaterG2. Merk-merk
tersebut sejauh ini adalah yang
terdepan dalam bidang perindus-
trian underwater mp3 player [ SH ] .
Underwater mp3Teks : disadur oleh Aldian GiovannoFoto : Spesial
gear up26 dive notes 27
Selalu saja ada keindahan di Indo-nesia ini yang membuat orang akan terpana ketika mendatang-
inya. Satu diantaranya adalah Kepu-lauan Togean, Kabupaten Una-una. Tempat ini dapat di akses melalui rute Palu ke Ampana melewati Poso den-gan mobil travel selama 8 jam, lalu di-lanjutkan dengan kapal penumpang Ampana ke Wakai (Pulau Togian) yang beroperasi setiap hari. Jika ingin men-gurangi jam perjalanan darat, dapat memilih rute alternatif yaitu dengan pesawat Palu-Poso atau Palu-Luwuk, kemudian dengan travel darat Poso-Ampana atau Luwuk –Ampana selama 4 jam perjalanan. Bagi yang menyu-kai jalan laut, ada juga alternatif kapal penumpang dari Gorontalo ke Wakai. Ekosistem laut dan darat yang terlind-ung Teluk Tomini Sulawesi ini mena-warkan petualangan bawah air yang yang kaya akan variasi. Mulai dari ben-tukan wall dan berrier karang, hingga atol atau takat tersebar di sekitaran, Pulau Una Una, Batudaka, Talatakoh, Waleakodi, Pulau Malenge dan Pulau Waleabahi. Kurang lebih terdapat 60 pulau yang ada di Togean menyimpan keindahan yang dibungkus dengan air laut yang sangat jernih. Kejerni-han air membuat jauhnya jarak pan-dang penyelaman hingga 25 meter.
Tak hanya terumbu karang yang me-nutupi sebagian besar perairan ini, kein-dahan bentukan topografi bawah laut Togean menjadikan tempat ini sangat layak untuk dikunjungi. Di Pulau Una-una, penyelam akan disuguhi dengan mini canyon, jejak aktivitas vulkano Gunung Colo, berupa bentukan aliran lahar yang membatu dan telah ditum-buhi beragam species terumbu karang. Selain itu, ada juga barracuda point, tempat dimana ikan-ikan barakuda menari membentuk lingkaran yang besar bagai melakukan pemujaan ter-hadap alam. Di tempat ini dapat juga ditemukan ikan-ikan kecil hasil pemi-jahan induk-induk mereka. Keindahan lain juga dapat dilihat di selatan pulau Togian. Di sana tersimpan saksi sejarah yaitu pesawat bomber B24 Liberator sisa Perang Dunia II. Wreck menarik ini
dapat ditemui di kedalaman 22 meter. Namun disini jarak pandang lebih bu-ruk daripada sekitarnya.Terumbu ka-rang yang bagus dapat ditemui di takat seperti Lompatan, maupun di sekeliling pulau-pulau kecil yang ada seperti Ka-didiri, Taupan, serta Tanjung Keramat.Tak kalah menariknya dengan bawah air, pantai-pantai indah berpasir putih menghiasi pinggiran pulau dengan lambaian-lambaian pohon kelapanya. Selain sunset dan sunrise, pemandan-gan pagi dan sore yang menarik ada-lah ikan lumba-lumba berkejaran yang memecah kesunyian di antara pulau Malenge. Pulau Togean dan Talatakoh. Selain itu, ada pula budaya Bajau, di Ka-balotan. Uniknya, kampung Kabalotan, dulunya adalah takat, kemudian dising-gahi oleh beberapa orang dari Suku Ba-jau yang membangun beberapa rumah
dari kayu, lalu banyak nelayan yang singgah dan membuat rumah baru, hingga saat ini rumah-rumah tersebut terhimpu menjadi satu menjadi se-buah kampung yang berada di perairan. Berbekal SK Menteri No. 41 8/Menhut-II/2004 Kawasan Kepulauan Togean menjadi kawasan konservasi Taman Nasional Kepulauan Togean. Di perai-ran terdapat karang endemik Accro-pora Togeanensis, dan di darat tangkasi (Tarsius sp), kuskus (Ailurops Ursinus), rusa (Cervus timorensis), dan ketam kenari (Birgus latro). Ada pula monyet Togean (Macaca togeanus), biawak togean (Vara-nus salvator togeanus) dan babi rusa Toge-an (Babyrousa babirussa togeanensis), serta beberapa burung yaitu julang Sulawesi atau alo (Rhyticeros cassidix) dan elang bondol (Haliastur indus). Saat ini masih terjadi polemik ten-tang status taman nasional ini. Ada beberapa penduduk dan perangkat pemerintahan daerah yang ingin men-hapus status Kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean. Apapun statusnya yang terpenting adalah bagaimana membuat masyarakat dan semua pihak ikut menjaga keindahandan kelestarian Kepulauan Togean den-gan pola pemikiran dan pola kehidu-pan yang tidak merusak alam [ SH ].
dive notes 29 dive notes28
Workshop Underwater Fashion Photography diadakan dalam
serangkaian acara HUT Unit Selam UGM ke-25 pada
tanggal 1 – 2 Desember 2012. Acara yang berlangsung di
nDalem Ngabean, Yogyakarta dan Kolam Renang Soekot-
jo, Magelang ini dihadiri oleh 36 peserta dari berbagai daerah seperti
Semarang, Surabaya, Kalimantan, Bangka Belitung dan beberapa dae-
rah lainnya. Workshop ini dihadiri pula oleh Muljadi Pinneng ( in house
photographer Dive Mag Indonesia ) dan Gemala Hanafiah ( rider of ROXY In-
donesia ) sebagai narasumber , serta Cahyo Alkantana sebagai bintang tamu.
Acara ini berlangsung atas dukungan berbagai pihak seperti nDalem Ngabean,
Krisna Decoration, ROXY, Garuda Indonesia, Ray Digital, Sentra Selam Jogja,
Make Up For Ever , antv, Tribun Jogja, Dive Mag Indonesia, dan Geronimo FM [ SH ].
Workshop Underwater Fashion Photography
Teks : Laurencia Lola KarlinaFoto : Muljadi Pinneng, Dok. Unit Selam UGM
dive event30