Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang Masalah
Perkembangan perusahaan saat ini sudah maju dalam pengelolaannya,
sehingga mendorong banyak perusahaan dengan semakin memperluas uasahanya
demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan berbagai macam
strategi untuk menarik perhatian para pelanggan, dengan menjual barang secara
kredit dan dibayar sesuai jatuh tempo pembayarannya. Karena suatu perusahaan
tidak akan berjalan lancar tanpa adanya sistem penjualan kredit terhadap para
pelanggan. Sistem akuntansi merupakan metode dan prosedur untuk mencatat dan
melaporkan informasi keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu
organisasi bisnis.
Sistem akuntansi penjualan kredit merupakan metode pencatatan yang
dimuat dalam transaksi piutang yang pada suatu saat akan dibayar sesuai jatuh
tempo faktur. Penjualan kredit dilakukan perusahaan dengan cara mengirimkan
barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu
tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Sistem
akuntansi penjualan kredit yang dilakukan oleh suatu perusahaan haruslah
meliputi prosedur-prosedur pemesanan barang, persetujuan kredit, pengiriman
barang, penagihan, pencatatan akuntansi dengan melibatkan akuntansi atau fungsi
yang terkait dan dokumen-dokumen yang digunakan.
2
UD. Jordan termasuk jenis perusahaan dagang yang melakukan pembelian
barang dagangan dari pemasok/supplier dan menjualnya kembali kepada
konsumen dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam waktu
yang cepat. Dalam hal ini UD. Jordan mampu melakukan penjualan barangnya
secara kredit kepada konsumen dengan tujuan untuk mendapat profit/laba yang
besar. Tetapi selama UD. Jordan memberlakukan kegiatan penjualan secara kredit
tidak memikirkan kedepannya tentang apakah konsumen yang sering belanja
suatu saat akan melakukan kecurangan dalam hal membayar hutangnya. Ini sering
sekali terjadi pada saat pembayaran hutang mula-mula pelanggan sangat rajin,
maka setelah kesekian kalinya pasti akan melakukan kecurangan, ini terjadi
karena kurangnya perjanjian yang akurat, tidak diterapkannya sistem akuntansi
penjualan kredit yang baik dan benar serta syarat-syarat penjualan kredit yang
baik dan benar di dalam kegiatan usahanya sehingga menimbulkan adanya
piutang tak tertagih.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan
suatu penelitian yang berjudul “Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Pada UD. Jordan Telukdalam”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah tersebut dapat diketahui permasalahan
yang terjadi di UD. Jordan Telukdalam yaitu: Kurangnya perjanjian yang akurat,
tidak diterapkannya sistem akuntansi dan syarat-syarat penjualan kredit yang baik
dan benar di dalam kegiatan usahanya.
3
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah sistem akuntansi penjualan
kredit yang diterapkan di UD. Jordan Telukdalam?
1.4 Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian ini tidak terlepas dari masalah yang telah
dirumuskan. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
“untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem akuntansi penjualan kredit pada
UD. Jordan Telukdalam.”
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Bagi penulis, sebagai sarana dalam pengembangan dan pemikiran terhadap
ilmu pengetahuan pada bidang ekonomi, guna menambah wawasan
pengetahuan serta pengembangan kemampuan penulis dalam menerapkan
teori yang telah didapat di bangku kuliah dan praktek nyata di lapangan.
b. Bagi UD. Jordan Kecamatan Telukdalam, Hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan masukan didalam perencanaan maupun
sebagai koreksi dalam menerapkan sistem akuntansi penjualan kredit.
c. Bagi STIE Nias Selatan, hasil penelitian ini akan menambah referensi bagi
penelitian lanjutan, serta bagi peneliti lain yang berkepentingan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dapat digunakan sebagai referensi dan
relevansi sesuai dengan topik penelitian ini.
4
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi Skripsi Minor ini,
pada bagian di bawah ini dicantumkan sistematika penulisan antara lain sebagai
berikut: Bab satu membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab dua
membahas mengenai tinjauan literatur dan metode analisis yang berisikan tentang
tinjauan literatur, penelitian terdahulu dan metode analisis yang digunakan penulis
selama penelitian. Bab tiga membahas mengenai gambaran umum objek
penelitian, deskripsi penelitian serta pembahasan. Bab empat membahas mengenai
kesimpulan dan saran.
5
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN METODE ANALISIS
2.1. Tinjauan Literatur
2.1.1. Pengertian Sistem
Setiap perusahaan mempunyai tujuan salah satunya adalah untuk
memperoleh laba terutama dari hasil penjualan, baik itu penjualan tunai maupun
penjualan secara kredit. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perusahaan
harus memiliki bsistem akuntansi penjualan yang baik dan diharapkan dapat
meminimalkan berbagai kemungkinan masalah yang dapat terjadi di dalam
perusahaan.
Sistem merupakan hal yang mutlak dan sangat diperlukan demi menunjang
kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan aktivitas-aktivitasnya.
Menurut Mulyadi (2001:5) “Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dimuat
menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.”
Menurut Baridwan (2000:68) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi
mendefinisikan Sistem sebagai berikut:
Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh,
untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Jadi
sistem terdiri dari unsur-unsur yang berbeda, unsur tersebut merupakan
bagian terpadu dari sistem yang bersangkutan tetapi dapat bekerjasama
untuk mencapai tujuan.
Kumorotomo dan Subando (2009:9) memberi kesimpulan sebagai berikut:
Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan
(input), pengolahan (processing), dan keluaran (output). Disamping itu,
suatu sistem senantiasa tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka
umpan-balik (feed-back) dari output bisa juga berasal dari lingkungan
6
sistem yang dimaksud, organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang
tentunya akan memiliki unsur-unsur ini.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem merupakan
kumpulan suatu jaringan atau komponen yang saling berhubungan satu dengan
yang lain untuk mencapai tujuan suatu kegiatan pokok perusahaan.
2.1.2 Pengertian Sistem Akuntansi
Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan
oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Untuk memenuhi kebutuhan
informasi bagi pihak luar maupun dalam perusahaan disusunlah sistem akuntansi.
Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak
luar maupun dalam perusahaan. Sistem akuntansi disusun untuk suatu perusahaan
yang dapat diproses secara manual (tanpa mesin-mesin pembantu) atau diproses
dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari pembukuan yang sederhana sampai
dengan komputerisasi.
Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mencatat dan
melaporkan informasi keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu
organisasi bisnis.
Menurut Mulyadi (2001:3) dalam bukunya Sistem Akuntansi bahwa “sistem
akuntansi adalah organisasi formulir, catatan formulir, catatan dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”
Menurut Narko (1994 : 3) bahwa:
Sistem akuntansi pada umumnya diartikan sebagai jaringan yang terdiri dari
formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, alat-alat, dan sumber
daya manusia dalam rangka menghasilkan informasi pada suatu organisasi
7
untuk keperluan pengawasan, operasi maupun untuk pengambilan
keputusan bisnis bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Warren,dkk (2006:226) bahwa “Sistem akuntansi merupakan
metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan
dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan.”
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem akuntansi
adalah metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi keuangan
yang disediakan bagi perusahaan atau suatu organisasi bisnis.
2.1.3 Pengertian Penjualan Kredit
Dalam rangka untuk memperbesar volume penjualannya banyak perusahaan
besar terkadang memberikan kebijaksanaan pemilikan barang secara kredit,
misalnya tenggang waktu pembayaran beberapa minggu atau dengan cara cicilan.
Penjualan angsuran pada dasarnya termasuk kategori penjualan kredit, dimana
sebagian pembayarannya akan diterima secara bertahap sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Menurut Kieso dan Weygandt (2002:386) bahwa “penjualan kredit adalah
janji lisan dari pembeli untuk membayar jasa yang dijual, biasanya dapat ditagih
30-60 hari dan merupakan “piutang terbuka” yang berasal dari pelunasan utang
jangka pendek.”
Menurut Haryono (2003:38) bahwa:
Penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana
pembayarannya dilakukan secara bertahap, yaitu pada saat barang-barang
diserahkan kepada pembeli penjual menerima pembayaran pertama sebagian
dari harga penjualan (diberikan down payment), dan kemudian sisanya
dibayar dalam beberapa kali angsuran.
8
Sedangkan menurut Soemarso (2009:160) “penjualan kredit adalah transaksi
antara perusahaan dan pembeli untuk menyerahkan barang atau jasa berakibat
timbulnya piutang, kas aktiva.”
Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan
kredit adalah kegiatan penjualan yang dilakukan antar perusahaan dan pembeli,
dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order serta perusahaan
mempunyai tagihan sesuai jangka waktu tertentu yang mengakibatkan timbulnya
suatu piutang dan kas aktiva.
2.1.4 Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Sistem akuntansi penjualan kredit merupakan metode dan prosedur
pencatatan yang dimuat dalam transaksi piutang yang pada suatu saat akan
dibayar sesuai jatuh tempo faktur.
Menurut Mulyadi (2001 : 210) dalam bukunya Sistem Akuntansi “penjualan
kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai
dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu
perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.”
Menurut Mulyadi (2001 : 211) fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi
penjualan kredit adalah:
1. Fungsi penjualan
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima surat order dari pembeli,
mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum
ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang dan ruter
pengiriman), meminta otoritasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dari
gudang mana barang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman.
9
Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk membuat “back order” pada saat
diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.
2. Fungsi kredit
Fungsi ini bertanggungjawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan
memberikan otoritasi pemberian kredit kepada pelanggan.
3. Fungsi gudang
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan
barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi
pengiriman.
4. Fungsi pengiriman
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat
order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini juga
bertanggungjawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari
perusahaan tanpa ada otoritasi dari yang berwenang. Otoritasi ini dapat
berupa surat order pengiriman yang telah ditandatangani oleh fungsi
penjualan, memo debit yang ditandatangani oleh fungsi pembelian untuk
barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok (retur pembelian), surat
perintah kerja dari fungsi produksi mengenai penjualan/pembuangan aktiva
tetap yang sudah tidak dipakai lagi.
5. Fungsi penagihan
Fungsi ini bertanggungjawab untuk membuat dan mengirimkan faktur
penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan
pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.
10
6. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencatat piutang yang timbul dari
transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan
piutang kepada debitur, serta membuat laporan penjualan. Di samping itu
juga, fungsi ini bertanggungjawab untuk mencatat harga pokok persediaan
yang dijual ke dalam kartu persediaan.
Menurut Narko (2000:80-84) ada beberapa prosedur yang membentuk
sistem akuntansi penjualan kredit, yaitu:
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan
menambah informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan
kemudian membuat faktur penjualan kredit dan mengirimkan kepada
berbagai fungsi untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi
untuk melayani order dari pembeli.
2. Prosedur persetujuan kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit
kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.
3. Prosedur pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan
mengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur penjualan
dibuat oleh fungsi penjualan tembusan pada waktu bagian ini membuat surat
order pengiriman.
4. Prosedur penagihan
11
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan
mengirimkannya kembali kepada pembeli.
5. Prosedur pencatatan piutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke
dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan tertentu mengarsipkan
dokumen tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang.
6. Prosedur distribusi penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan dan penjualan
menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga
pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi
penjualan kredit merupakan metode atau prosedur penjualan kredit yang
diberlakukan oleh suatu perusahaan dengan menjalankan prosedur-prosedur
akuntansi dalam kegiatan usahanya untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan
tertentu baik seperti pencatatan piutang, penagihan, prosedur order penjualan serta
prosedur pengiriman order.
2.1.5 Unsur Pengendalian Intern
Pengendalian intern merupakan alat yang baik untuk membantu manajemen
dalam mengamankan harta dalam perusahaan, menambah efisiensi kerja dan
mendorong para pegawai mematuhi kebijaksanaan pimpinan. Sistem
pengendalian intern meliputi rencana organisasi serta semua metode dan
ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk
12
melindungi harta miliknya, memeriksa kecermatan dan seberapa jauh data
accounting dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong
ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan. Sistem akuntansi dan
pengendalian intern yang dilakukan mempunyai hubungan yang erat, sehingga
sistem akuntansi yang dipakai oleh suatu perusahaan yang baik kemungkinan
akan mengandung unsur-unsur pengawasan yang baik pula.
Menurut Hermawan (2013:1) bahwa “unsur pengendalian intern yaitu suatu
kebijaksanaan yang bertujuan untuk menjaga harta kekayaan, memberikan
informasi yang akurat serta dipenuhinya kebijakan tersebut.”
Menurut Mulyadi (2001:221) unsur pengendalian intern dalam penjualan
kredit meliputi organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktek
yang sehat.
1. Organisasi
Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem penjualan kredit,
unsur pokok sistem pengendalian intern dijelaskan sebagai berikut:
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit untuk mengurangi
berbagai resiko yang sering terabaikan seperti piutang tak tertagih.
b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit
untuk dapat dijamin ketelitian dan keandalannya serta kekayaan
perusahaan (piutang) dapat dijamin keamanannya (piutang dapat ditagih).
c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas untuk mencegah terjadinya
manipulasi catatan piutang yang dikenal dengan julukan Lapping. Lapping
merupakan bentuk kecurangan penerimaan kas dari piutang yang terjadi
13
jika fungsi pencatatan piutang dan fungsi penerimaan kas dari piutang
berada di tangan satu karyawan.
d. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,
fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan dan fungsi akuntansi.
Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap
hanya oleh satu fungsi tersebut.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir surat order pengiriman.
b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan
membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan
surat order pengiriman).
c. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman
dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim” pada
copy surat order pengiriman.
d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan
potongan penjualan berada di tangan Direktur Pemasaran dengan
penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.
e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan
membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
f. Pencatatan ke dalam Kartu Piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal
penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan
14
cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan,
bukti kas masuk, dan memo kredit).
g. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang
didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat.
3. Praktik yang sehat
a. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya di
pertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya di
pertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account
receivable statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian
catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening
kontrol piutang dalam buku besar.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian
intern adalah suatu sistem yang dirancang untuk memudahkan manajemen dalam
mengawasi perusahaan, dengan menempatkan karyawan yang sesuai dengan
bidang dan kemampuannya agar tercipta keandalan data akuntansi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2.1.6 Bagan Alir
Bagan alir (flowchart) merupakan kumpulan dari notasi diagram simbolik
yang menunjukkan aliran data dan urutan operasi dalam sistem. Bagan alir
(flowchart) sangat penting dipahami karena penggunaan flowchart ini dapat
diaplikasikan ke dalam berbagai bidang ilmu.
15
Menurut Mulyadi (2001:57) dalam bukunya Sistem Akuntansi bahwa bagan
alir adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk
mengolah data dalam suatu sistem.
Menurut Romney dan Steinbart (2006:191) Bagan alir (flowchart) adalah
teknik analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari
sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Bagan alir menggunakan
serangkaian simbol standar untuk mendeskripsikan melalui gambar prosedur
pemrosesan transaksi yang digunakan perusahaan. Simbol yang dipergunakan
untuk membuat bagan alir diperlihatkan di dalam Tabel 2.1. Setiap simbol
memiliki arti khusus yang dengan mudah dapat dilihat dari bentuknya. Bentuk
simbol-simbol tersebut menunjukkan dan mendeskripsikan proses yang
dilaksanakan dan di input, output, pemrosesan, serta media penyimpanan yang
dipergunakan.
Tabel 2.1
Simbol dan fungsinya dalam membuat bagan alir sistem
Simbol Nama Keterangan
1. Simbol Input/Output
Dokumen
Dokumen atau laporan dokumen tersebut
dapat dipersiapkan dengan tulisan tangan,
atau dicetak dengan komputer.
Beberapa
tembusan dari
satu dokumen
Digambarkan dengan cara menumpuk
simbol dokumen dan mencetak nomor
dokumen di bagian depan sudut kanan
atas
3 2
1
16
Input/Output;
Jurnal/Buku
Besar
Fungsi input atau output apapun di dalam
bagan alir program. Juga dipergunakan
untuk mewakili jurnal dan buku besar
dalam bagan alir dokumen.
Tampilan
Informasi yang ditampilkan oleh
peralatan output on-line, seperti terminal,
monitor atau layar.
Pengetikan
on-line (on-line
keying)
Memasukkan (entry) data melalui
peralatan on-line seperti terminal atau
personal computer.
Terminal atau
personal
computer
Simbol tampilan dan pengetikan on-line
dipergunakan bersama untuk mewakili
terminal dan personal computer.
Pita transmisi
(transmittal
tape)
Secara manual mempersiapkan nilai total
untuk pengendalian; dipergunakan untuk
tujuan pengendalian dalam
memperbandingkan dengan nilai total
yang dihasilkan oleh komputer.
2. Simbol Pemrosesan
Pemrosesan
dengan
komputer
Fungsi pemrosesan yang dilaksanakan
dengan komputer; biasanya menghasilkan
perubahan atas data atau informasi.
Proses manual Pelaksanaan pemrosesan yang
dilaksanakan secara manual
Proses
pendukung
(auxiliary
operation)
Fungsi pemrosesan yang dilaksanakan
oleh peralatan selain komputer
Proses
pengetikan off-
line
Proses yang menggunakan peralatan
pengetikan off-line (contoh: key to disk,
cash register)
17
3. simbol penyimpanan
Disk magnetis
Data disimpan secara permanen di dalam
disk magnetis; dipergunakan untuk file
utama (master file) dan database.
Pita magnetis Data disimpan di dalam pita magnetis
Disket Data disimpan di dalam disket.
Penyimpanan
on-line
Data disimpan di dalam file on-line
temporer melalui media yang dapat
diakses secara langsung, seperti disk.
File
File fokumen secara manualdisimpan dan
ditarik kembali; huruf yang ditulis di
dalam simbol menunjukkan urutan
pengaturan file secara N=Numeris,
A=Alfabetis, D atau T=berdasarkan
tanggal.
4. Simbol arus dan lain-lain
Arus dokumen
atau proses
Arah pemrosesan atau arus dokumen;
arus yang normal berada di bawah dan
mengarah ke kanan.
Arus
data/informasi
Arah arus data/informasi; sering
dipergunakan untuk memperlihatkan data
yang dikopi dari satu dokumen ke
dokumen yang lainnya.
Communication
link
Pengiriman data dari satu lokasi ke lokasi
lainnya melalui jalur komunikasi.
On-page
connector
menghubungkan arus pemrosesan di satu
halaman yang sama; penggunaan
konektor ini akan menghindari garis-garis
yang saling silang di satu halaman.
Off-page
connector
Suatu penanda masuk dari, atau keluar ke
halaman lain.
N
18
Terminal
Titik awal, akhir, atau pemberhentian
dalam suatu proses suatu program; juga
dipergunakan untuk menunjukkan adanya
pihak eksternal.
Keputusan
Langkah pengambilan keputusan;
dipergunakan dalam sebuah program
komputer bagan alir untuk
memperlihatkan pembuatan cabang ke
jalan alternatif.
Anotasi Komentar deskriptif tambahan atau
catatan penjelasan untuk klarifikasi.
Sumber: Sistem Informasi Akuntansi; Romney dan Steinbart (2006).
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bagan alir suatu
sistem merupakan alat analisis, desain, dan evaluasi sistem yang penting yang
secara universal dipergunakan di dalam proyek sistem dan memberikan bentuk
komunikasi yang cepat bagi para pekerja.
19
2.1.7 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit
Berikut ini adalah bagan alir dokumen sistem akuntansi penjualan kredit:
Gambar 2.1
Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit
Bagian Order Penjualan
Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001).
Mencatat tgl
pengiriman pd.
Surat order
pengiriman
lembar 9
6
2
Surat order 1
pengiriman
7
Ke
pelanggan
2
Surat order 1
pengiriman
3 T
2 1
4
Surat order 7
pengiriman
A
9
8
7
6
5
4
3
2
Surat order 1
pengiriman
Mulai
Menerima
order dari
langganan
Membuat
surat order
pengiriman
dan faktur
Surat
Order
20
Gambar 2.1
Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan)
Bagian Pengiriman
Surat Order 7
Pengiriman
(Credit Copy)
Bagian Kredit
3
Memeriksa
status
kredit
Memberi
otorisasi
kredit
Surat Order 7
Pengiriman
(Credit Copy)
4
Bagian Gudang
1
Surat Order 1
Pengiriman
Menyiapkan
barang
Menyerahkan
barang
Surat Order 1
Pengiriman
Kartu
Gudang 5
Diserahkan
kepada
perusahaan
angkutan umum
5
Surat Order 1
Pengiriman
Bersamaan
dengan barang
2
5
4
3
Surat Order 2
Pengiriman
Menempel surat
order
pengiriman pada
pembungkus
barang
Menyerahkan
barang
kepada
perusahaan
angkutan
umum Ditempel pada
pembungkus
barang sebagai
slip pembungkus
N
6
5
4
3
2
Surat Order 1
Pengiriman
Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001).
21
Gambar 2.1
Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan)
Bagian Piutang Bagian Penagihan
8
Surat muat 2
SOP 1
Faktur
Kartu
Piutang N
8 Dikirim ke
pelanggan
Dikirim ke
wiraniaga
10
9
7
2
Surat Order 1
Pengiriman
Membuat
faktur
5
4
3
2
Faktur 1
Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001).
22
Gambar 2.1
Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan)
Bagian Kartu Persediaan
9
Faktur 3
Membuat
rekapitulasi
harga
pokok
penjualan
Kartu
Persediaan
N
Secara
periodik
Rekapitulasi
harga pokok
penjualan
Membuat
bukti
memorial
Rekap HPP
Bukti
Memorial
11
Bagian Jurnal
10
Faktur 4
11
Jurnal
Penjual
an Selesai
Jurnal
Umum
N
Rekap HPP
Bukti
Memorial
N
Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001).
23
Uraian bagan alir dokumen dari sistem akuntansi penjualan kredit adalah
sebagai berikut:
1. Bagian Order Penjualan
a. Menerima order dari pelanggan.
b. Berdasarkan surat order yang diterima dari pelanggan, maka dibuat Surat
Order Pengiriman dan faktur.
c. Mendistribusikan Surat Order Pengiriman, lembar pertama dikirim ke
Bagian Gudang, lembar 2, 3, 4, 5 dikirim ke Bagian Pengiriman, lembar 6
ke Pelanggan, lembar ke 7 ke Bagian Kredit, lembar 8, 9 diarsipkan
sementara menurut tanggal.
d. Menerima Surat Order Pengiriman lembar 7 bagian kredit sesuai surat
order pesanan dari pelanggan untuk diarsipkan permanen menurut abjad.
e. Menerima surat order pengiriman lembar 1, 2, dan mencatat tanggal
pengiriman sesuai yang tercantum pada surat order pengiriman lembar 9.
f. Surat order pengiriman lembar 1,2 dikirim ke bagian penagihan.
2. Bagian Kredit
a. Berdasarkan surat order pengiriman lembar 7 dari bagian order penjualan
dilakukan pemeriksaan status kredit.
b. Memberikan otorisasi kredit.
c. Surat order pengiriman lembar 7 dikembalikan ke bagian order penjualan.
3. Bagian Gudang
a. Berdasarkan surat order pengiriman lembar 1, dilakukan penyiapan
barang.
24
b. Barang yang telah disiapkan kemudian diserahkan ke bagian pengiriman.
c. Berdasarkan surat order pengiriman lembar 1, maka direkap ke kartu
gudang.
4. Bagian Pengiriman
a. Surat order pengiriman lembar pertama bersamaan dengan barang yang
diterima dari gudang, dan surat order pengiriman lembar 2, 3, 4, 5
dikumpulkan kemudian ditempelkan pada pembungkus.
b. Menyerahkan barang kepada perusahaan angkutan.
c. Mengembalikan surat order pengiriman lembar 1, 2 ke bagian order
pengiriman dan lembar 3 diserahkan ke perusahaan pengangkutan.
d. Surat order pengiriman lembar 4 diarsipkan secara permanen menurut
nomor urut.
5. Bagian Penagihan
a. Membuat faktur berdasarkan surat order pengiriman lembar 1 dan 2 yang
diterima dari bagian order penjualan.
b. Mengirim faktur lembar 1 ke pelanggan.
c. Mengirim faktur 2 bersama surat order pengiriman lembar 1 dan 2 ke
bagian piutang.
d. Mengirimkan faktur lembar 3 ke bagian kartu persediaan.
e. Mengirimkan faktur lembar 4 ke bagian jurnal.
f. Mengirimkan faktur lembar 5 ke wiraniaga.
6. Bagian Piutang
25
a. Faktur yang diterima dari bagian penagihan kemudian direkap ke dalam
kartu piutang.
b. Faktur, surat order pengiriman lembar 1 dan surat muat lembar 2
diarsipkan permanen menurut nomor urut.
7. Bagian Kartu Persediaan
a. Faktur lembar 3 yang diterima dari bagian penagihan direkap ke kartu
persediaan dan faktur tersebut diarsipkan permanen sesuai nomor urut.
b. Berdasarkan kartu persediaan dibuat rekapitulasi harga pokok penjualan
secara periodik.
c. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan dibuat bukti memorial.
d. Bukti memorial dan rekapitulasi tersebut dikirim ke bagian jurnal.
8. Bagian jurnal
a. Rekapitulasi harga pokok penjualan dan bukti memorial direkap ke dalam
jurnal umum dan diarsipkan menurut nomor urut.
b. Faktur lembar 4 direkap ke dalam jurnal penjualan kemudian diarsipkan.
2.1.8 Piutang Tak Tertagih
Pada umumnya, setiap calon pembeli haruslah terlebih dahulu memenuhi
persyaratan kredit sebelum aplikasi atau transaksi kredit tersebut disetujui. Akan
tetapi, pada kenyataannya beberapa piutang dagang justru menjadi tidak dapat
ditagih sebagai akibat dari kondisi pelanggan (debitur) yang ada setelah periode
kredit berjalan (berlangsung). Kondisi ini misalkan saja, adanya pelanggan yang
tidak bisa membayar oleh karena menurunnya omset penjualan sebagai akibat dari
lesunya perekonomian.
26
Menurut Warren,Dkk (2006:358) bahwa “Perusahaan berupaya membatasi
nilai piutang tak tertagih dengan menerapkan beragam perangkat pengendalian.
Pengendalian yang paling penting disini berhubungan dengan fungsi pengesahan
kredit. Pengendalian ini biasanya melibatkan penyelidikan atas kredibilitas
pelanggan, dengan menggunakan referensi dan pemeriksaan atas latar belakang
pelanggan.”
Menurut Hery (2011:43) dalam bukunya yang berjudul akuntansi: aktiva,
utang dan modal bahwa: ada 2 (dua) metode yang digunakan untuk menilai,
mencatat, atau menghapus piutang dagang yang tidak dapat ditagih, yaitu metode
hapus langsung (direct write-off method) dan metode pencadangan (Allowance
method).
1. Metode penghapusan langsung
Ketika metode hapus langsung digunakan, beban kredit macet atau beban
piutang yang tidak dapat ditagih hanya akan dicatat atau diakui apabila benar-
benar telah terjadi pelanggan tertentu yang menyatakan tidak bisa membayar
(actual loss), bukan berdasarkan pada kerugian estimasi. Jadi, pada saat
perusahaan mendapati bahwa pelanggan tertentunya tidak bisa membayar
maka pada saat itulah perusahaan akan menghapus langsung piutang
usahanya atas pelanggan tertentu di sebelah kredit (tanpa melakukan
pencadangan terlebih dahulu) dan membebankannya disebelah debet sebagai
beban kredit macet atau beban piutang yang tidak dapat ditagih. Jadi, dalam
hal ini ayat jurnal yang perlu dibuat oleh perusahaan untuk mencatat besarnya
actual loss adalah sebagai berikut:
27
(D) Biaya piutang tak tertagih XXX
(K) Piutang dagang-Tn. X XXX
2. Metode pencadangan
Secara teoritis, jika besarnya estimasi atas piutang tak tertagih adalah akurat,
maka akun cadangan ini seharusnya mendekati nol, akan tetapi estimasi tidak
pernah nol karena perusahaan akan terus melakukan menjualan kredit dan
membuat estimasi yang baru. Akun cadangan memiliki saldo normal
disebelah kredit, berlawanan dengan saldo normal piutang sehingga akun
cadangan dianggap sebagai akun pengurang (contra account) dari akun
piutang usaha. Akun cadangan ini akan mengurangi jumlah bruto piutang
kenilai bersihnya yang dapat direalisasi. Untuk tujuan pembukuan, metode
pencadangan diharuskan menurut prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku
umum, karena metode ini memenuhi atau sesuai:
a. Prinsip penandingan (the matching principle), dimana besarnya estimasi
atau beban piutang tak tertagih dicatat dalam periode yang sama
sebagaiman pendapatan penjualan dicatat.
b. Prinsip konservatisme (the conservatism principle), dimana piutang
usaha dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah yang lebih realistis.
Ayat jurnal yang perlu dibuat oleh perusahaan untuk mencatat besarnya
estimasi atas beban piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:
(D) Beban piutang yang tidak dapat tertagih XXX
(K) Cadangan piutang yang tidak dapat ditagih XXX
28
Nantinya begitu perusahaan mendapati bahwa ada pelanggan tertentunya
yang tidak bisa membayar, maka ayat jurnal yang perlu dibuat oleh
perusahaan untuk mencatat penghapusan piutang atas pelanggan aktual
tersebut adalah sebagai berikut:
(D) Cadangan piutang yang tidak dapat ditagih YYY
(K) Piutang usaha – Tn. Y YYY
Dalam hal ini, untuk mencatat perolehan kembali atas sebagian dari
piutangnya yang telah dihapus, perusahaan pertama kali harus membalik
jurnal penghapusan piutang yang telah dibuat di atas (tetapi hanya sebesar
jumlah yang perusahaannya dapat menagih kembali) dan lalu mencatat hasil
penagihan kembali tersebut.
(D) Piutang usaha – Tn. Y YY (sebagian)
(K) Cadangan piutang yang tidak dapat ditagih YY (sebagian)
2.1.9 Dokumen yang Digunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit
Pencatatan transaksi penjualan barang dagangan tidak lepas dari dokumen-
dokumen. Dokumen yang digunakan dalam kegiatan transaksi penjualan pada
umumnya terdiri atas dua, yaitu surat order pengiriman dan faktur penjualan.
Menurut Mulyadi (2001:214), Dokumen yang digunakan dalam sistem
akuntansi penjualan kredit adalah:
1. Surat order pengiriman dan tembusannya.
c. Surat order pengiriman.
b. Tembusan kredit (credit Copy).
c. Surat pengakuan (Acknowledgement Copy).
d. Surat muat (Bill of Lading).
29
e. Slip pembungkus (Packing Slip).
f. Tembusan Gudang (Warehouse Slip).
g. Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-up Copy).
h. Arsip Index Silang (Cross-index File Copy).
2. Faktur dan tembusannya. Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai
sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang, atau dengan kata lain
sebagai suatu perhitungan penjualan kredit yang diberikan oleh penjual
kepada pembeli atau konsumen. Berbagai tembusan surat order pengiriman
terdiri dari:
b. Faktur Penjualan (Costumer’s Copies).
b. Tembusan Piutang (Account Receivable Copy).
c. Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Receivable Copy).
d. Tembusan Analisis (Analysis Copy).
e. Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy).
3. Rekapitulasi harga pokok penjualan. Rekapitulasi harga pokok penjualan
merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total
harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. Data yang
dicantumkan dalam rekapitulasi harga pokok penjualan berasal dari kartu
persediaan. Secara periodik harga pokok produk yang dijual selama jangka
waktu tertentu dihitung dalam rekapitulasi harga pokok penjualan dan
kemudian dibuatkan dokumen sumber berupa bukti memorial untuk mencatat
harga pokok produk yang dijual dalam periode akutansi tertentu.
30
4. Bukti memorial. Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar
pencatatan ke dalam jurnal umum. Dalam sistem penjualan kredit, bukti
memorial merupakan dokumen sumber untuk mencatat harga pokok produk
yang dijual dalam periode akuntansi tertentu. Contoh bukti memorial
disajikan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Bukti Memorial
BUKTI MEMORIAL Nomor
Tgl.
Keterangan Debit Kredit
Disetujui Dicatat Diverifikasi Dibuat
2.1.10 Catatan Akuntansi Yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi
Penjualan Kredit
Penjualan barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening kas atau
piutang dagang dan mengkredit rekening pendapatan. Nama rekening pendapatan
yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan
adalah penjualan. Catatan akuntansi sangat berguna bagi setiap usaha, karena
dengan hasil atau laporan keuangan tersebut akan menjadi sebuah catatan
keuangan bisnis yang pada akhirnya dapat digunakan dalam berbagai cara dan
memberi gambaran kepada seorang manager tentang kondisi dan kesejahteraan
finansial perusahaan pada waktu tertentu.
Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001).
31
Menurut Mulyadi (2001 : 218), catatan akuntansi yang digunakan dalam
sistem penjualan kredit adalah:
1. Jurnal Penjualan
Catatan akuntansi digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara
tunai maupun kredit. Jika perusahaan menjual beberapa macam produk dan
manajemen memerlukan informasi penjualan menurut jenis produk, dalam
jurnal persediaan dapat disediakan kolom-kolom untuk mencatat penjualan
menurut jenis produk tersebut. Lihat contoh kartu penjualan pada Gambar
2.3.
Gambar 2.3 Jurnal Penjualan
JURNAL PENJUALAN Halaman:
Tanggal Keterangan Nomor
Bukti
Piutang
Dagang
Penjualan
Tunai
Debit
Lain-lain Debit Hasil
Penjualan
Kredit No. Rek. Jumlah
2. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi
piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya. Lihat contoh kartu piutang
pada Gambar 2.4.
Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001).
32
Gambar 2.4 Kartu Piutang
3. Kartu persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi
setiap jenis persediaan. Lihat contoh kartu persediaan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Kartu Persediaan
Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001).
Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001).
33
4. Kartu Gudang
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan fisik barang yang disimpan di gudang. Lihat contoh kartu gudang
pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Kartu Gudang
5. Jurnal Umum
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang
dijual selama periode akuntansi tertentu. Lihat contoh Jurnal Umum pada
Gambar 2.7.
KARTU GUDANG
Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001).
34
Gambar 2.7 Jurnal Umum
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan sistem akuntansi
penjualan kredit yakni:
1. Wayan Adhitya Dharma (2010)
Penelitian ini berjudul tentang “Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
pada PT. MADA Dalam Usaha Meningkatkan Laba.” Hasil penelitiannya
yaitu bahwa sistem akuntansi penjualan kredit PT Mada masih belum
memadai masih terdapat penumpukan tugas dari bagian ke bagian yang
lainnya otorisasi penjualan kredit telah dilakukan oleh manager tetapi
transaksi dan aktivitas penjualan kredit belum terotorisasi dengan baik antara
bagian yang satu dengan bagian yang lain, dokumen yang digunakan masih
terdapat kekurangan dalam sistem penjualan kredit. Sehingga disarankan agar
Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001).
35
PT. Mada menerapkan perancangan sistem aplikasi penjualan kredit yang
memadai atas siklus penjualan kreditnya, agar pengendalian prosedur
penjualan kredit PT. Mada dapat optimal dalam usahanya meningkatkan laba
sehingga sistem penjualan kredit dapat terus dikembangan seiring dengan
perkembangan bisnis PT. Mada.
2. Tuti Veronika Halawa (2014)
Tuti Veronika Halawa melakukan penelitian yang berjudul tentang
“Penerapan PSAK No.20 tentang sistem akuntansi penjualan pada UD. Dachi
Mart Telukdalam Kabupaten Nias Selatan”. Tuti menyimpulkan bahwa
dilihat dari prosedur penjualan dan fungsi-fungsi yang terkait di UD. Dachi
Mart Telukdalam masih kurang memadai atau belum sepenuhnya sesuai
dengan sistem akuntansi yang berlaku umum karena masih terjadi
perangkapan kerja untuk setiap fungsi, serta pengelolaan dokumen-dokumen
yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan dalam proses penjualan di UD.
Dachi Mart Telukdalam belum sepenuhnya diterapkan.
3. Sutrisno (2005)
Sutrisno melakukan penelitian yang berjudul tentang “Sistem Akuntansi
Penjualan Kredit Pada PT. Sampurna Kuningan Juwana” dan dari hasil
penelitiannya, Sutrisno menyimpulkan bahwa Jaringan prosedur yang
membentuk sistem penjualan kredit pada PT. Sampurna Kuningan Juwana
sudah berjalan dengan baik. Dalam penggunaan dokumen sistem penjualan
kredit pada PT. Sampurna Kuningan Juwana sudah cukup baik, karena setiap
kegiatan dalam penjualan kredit sudah menggunakan dokumen. Dalam
36
catatan akuntansi masih sangat sederhana. Dalam bagian yang terkait pada
PT. Sampurna Kuningan Juwana perlu adanya bagian gudang agar penjualan
bisa berjalan dengan lancar. Unsur Pengendalian intern yang terdapat pada
PT. Sampurna Kuningan Juwana yaitu Organisasi, Sistem Otorisasi dan
Prosedur Pencatatan, serta Praktik yang Sehat.
2.3 Metode Analisis
2.3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan pengolahan,
penyajian, dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien
dan sistematis yang hasilnya berguna untuk mengetahui suatu keadaan atau
persoalan dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan untuk membuat
keputusan dalam rangka pemecahan masalah. Dalam penelitian ini metode
penelitian yang digunakan yaitu:
1. Penelitian keperpustakaan (library research) yaitu melakukan studi terhadap
beberapa buku dan referensi lainnya yang relevan yang ada hubungannya
dengan topik penelitian.
2. Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilaksanakan secara
langsung dilokasi penelitian melalui observasi dan wawancara.
2.3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Wawancara (interview) yaitu: penelitian yang dilakukan dengan melakukan
tanya jawab langsung kepada pihak UD. Jordan Kecamatan Telukdalam baik
pimpinan maupun karyawan yang ditunjuk.
37
2. Observasi, yaitu: melakukan pengamatan secara langsung objek yang diteliti
untuk mendapatkan data yang sistematis.
2.3.3 Metode Analisis
Metode analisa data yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif
kualitatif, yaitu data yang sudah diperoleh dijelaskan dengan kata-kata yang
sistematis sehingga penelitian dapat diterangkan secara objektif. Metode
deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data,
menyusun, mengklasifikasi, menginterpretasikan, mengolah dan menganalisis
data sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti.
38
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Dan Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
UD. Jordan berdiri pada tahun 2000 yang dikelola oleh Mustafa Panjaitan
sebagai pemilik usaha. UD. Jordan Telukdalam merupakan usaha dagang yang
bergerak dibidang penjualan barang dagangan seperti barang kelontong, baik
secara tunai maupun secara kredit dan telah memiliki Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) dengan Nomor 472/350/TD/2000.
Pada awalnya usaha ini merupakan usaha rumah tangga yang hanya bisa
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Namun berkat kegigihan dan keuletan
pemilik dalam menjalankan usahanya maka usaha tersebut mengalami
perkembangan dan kemajuan. Salah satu yang membuat usaha tersebut semakin
lancar dan berkembang yaitu lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh
pelanggan.
Seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan ekonomi yang semakin
tinggi, maka UD. Jordan membuka usahanya lagi dan dikelola oleh istrinya yang
bernama Ferlina Sihura pada tahun 2009 dan telah memiliki Surat Izin Usaha
perdagangan (SIUP) dengan Nomor 503/869/TD/2009. Sejak saat itu UD. Jordan
menjual barang dagangan baik secara tunai maupun secara kredit dengan tujuan
untuk memperoleh laba yang tinggi demi kelangsungan hidup usahanya.
39
3.1.2 Letak Geografis Objek Penelitian
Letak geografis objek penelitian ini berada diperkotaan tepatnya di jalan
Saonigeho Km. 1 Kelurahan Pasar Telukdalam. Faktor – faktor yang
mempengaruhi pemilihan lokasi usaha ini antara lain, yaitu:
1. Lokasi perusahaan berada didekat jalan raya, sehingga mudah dijangkau oleh
pelanggan.
2. Daerahnya sangat strategis karena berada diantara perkotaan dan pedesaan
Kelurahan Pasar Telukdalam dan dekat dengan pembeli.
3. Daerahnya aman dan nyaman baik bagi kesejahteraan penjual dan pembeli
maupun bagi kelancaran usaha.
3.1.3 Visi dan Misi
Visi yang dimiliki oleh UD. Jordan adalah: Menjadi perusahaan terdepan
dalam bidang perdagangan yang berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan
masyarakat dan segala harapan konsumen.
Sedangkan misi UD. Jordan adalah:
1. Memberikan kepuasan kepada konsumen dengan cara melayani dengan
ramah.
2. Selalu menyediakan barang dagangan yang dibutuhkan dan sesuai dengan
selera konsumen.
3. Memberikan harga yang terbaik demi kepuasan konsumen dan kelancaran
usahanya.
4. Menjalin hubungan yang baik antar pemilik, karyawan dan konsumen dengan
tujuan untuk menciptakan keakraban dan kenyamanan saat melayani
konsumen.
40
3.1.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Jika struktur organisasi
tersusun dengan baik, maka semua pekerjaan atau tugas yang diberikan kepada
setiap karyawan dapat terkoordinir dengan baik secara menyeluruh dan berjalan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan organisasi itu sendiri.
Bentuk struktur organisasi harus disesuaikan dengan maksud dan tugas
perusahaan, karena yang terpenting dalam suatu organisasi adalah pembentukan
suatu organisasi dalam pendelegasian tugas dan tanggungjawabnya. Untuk
mencapai tujuan organisasi dan terlaksananya tugas-tugas secara efesien, maka
disusunlah bagan struktur organisasi sehingga setiap anggota dapat melihat dan
dapat mengetahui dengan jelas penyusunan kepemimpinan dalam organisasi dan
juga tercapainya fungsi pengamatan dan pengawasan.
Adapun struktur organisasi UD. Jordan Telukdalam dapat disajikan
sebagai berikut:
41
Gambar 3.1
Struktur Organisasi UD. Jordan Telukdalam
Sumber dari: UD. Jordan Telukdalam
Dari struktur organisasi di atas, maka UD.Jordan menguraikan tugas,
wewenang dan tanggungjawab masing-masing yaitu sebagai berikut:
1. Pemilik Usaha
a. Berperan sebagai manejer, kasir sekaligus pemilik perusahaan juga
merangkap kerja sebagai kasir langsung dan bertanggung jawab penuh
dalam mengambil keputusan baik dalam maupun di luar yang menyangkut
keberadaan dan pengembangan peerusahaan.
b. Melakukan pembelian langsung barang dagang.
c. Bertugas untuk mengatur dan mengelola perkembangan usaha perusahaan.
d. Mengevaluasi kinerja karyawan.
Pemilik Usaha
Ferlina Sihura
Kasir
Ferlina Sihura
Karyawan
1. Delianis
2. Yolanda
3. David
42
e. Melakukan transaksi penjualan barang dagang kepada para konsumen.
2. Kasir
a. Bertugas untuk melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas
yang timbul karena adanya pembelian dan penjualan barang dagang
kepada para konsumen baik itu penjualan secara tunai maupun kredit.
b. Menerima dan menyimpan uang kas atas penjualan barang dagang, baik
secara tunai maupun secara kredit.
c. Melakukan pencatatan atas penjualan barang dagang dalam
faktur/kuintansi sebagai bukti dari pembeli bagi setiap konsumen yang
membutuhkan.
d. Menerima dan memberi bukti atas transaksi jual beli yang dilakukan oleh
konsumen (bagi pembeli yang sudah melakukan pembayaran atas
pembelian barang tetapi barang belum diambil oleh konsumen).
e. Melakukan anggaran atas pembelian barang dagang.
f. Melakukan pengecekan dan menghitung setiap jenis barang yang di beli
dari pemasok.
g. Mengeluarkan sejumlah uang kas atas transaksi yang berhubungan dengan
kas keluar.
h. Membuat daftar pesanan barang dagang.
3. Karyawan
a. Melayani dengan memberi pelayanan prima kepada konsumen.
b. Melakukan penerimaan atas barang dagang yang dibeli sebagai persediaan
barang.
c. Melakukan perhitungan atas barang yang dijual kepada konsumen
43
d. Menjaga toko selama proses penjualan.
3.2 Deskripsi Data Penelitian
Dalam penelitian ini data penelitian yang penulis ambil adalah data Primer
dan data sekunder. Dimana data primer yaitu data peneliti yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) yang secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab permasalahan dalam penelitian, dan
data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut sudah
diolah dan terdokumentasi perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, surat order dari pembeli, surat bukti order penjualan, dan
bukti daftar piutang UD. Jordan Telukdalam.
3.2.1 Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Kredit yang Diterapkan oleh
UD. Jordan Kecamatan Telukdalam
Secara teoritis, sistem akuntansi penjualan kredit dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima
dari pembeli dan dalam jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan
kepada pembeli tersebut.
Berikut adalah bagan alir sistem akuntansi penjualan kredit yang terealisasi
pada UD. Jordan Telukdalam adalah sebagai berikut:
44
Gambar 3.2
Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Kredit yang diterapkan di
UD. Jordan Telukdalam
Sumber: UD. Jordan Telukdalam
Menerima
order dari
pelanggan
Memeriksa
kelayakan
kredit dan
membuat
perjanjian
Surat
Order
Surat
Order
Memastika
n
tersedianya
barang
Menyiapka
n barang
Dipembungkus
diberi label
nama toko
pelanggan
Menyerahk
an barang
ke pemilik
Surat Bukti
Order Penjualan
Pelanggan
melakukan
pelunasan dan
menyerahkan
SBOP
SBOP
Memberi
keterangan
LUNAS pada
SBOP
SBOP
Selesai
Mulai
Mengembalika
n SBOP ke
pelanggan
SBOP
Menyerahk
an barang,
SO dan
SBOP ke
pelanggan
45
Uraian dari bagan alir sistem akuntansi penjualan kredit yang diterapkan
oleh UD. Jordan adalah sebagai berikut:
a. Pemilik UD. Jordan menerima surat order dari pelanggan.
b. Setelah itu pemilik UD. Jordan memeriksa kelayakan pemberian kredit kepada
pelanggan tersebut termasuk membuat perjanjian pembayaran dan berapa
potongan harga dari total pesanan tersebut.
c. Setelah dinyatakan layak, maka pemilik UD. Jordan memberikan surat pesanan
tersebut kepada karyawan untuk mengecek atau memastikan data pesanan yang
diajukan oleh pelanggan tersebut apakah memiliki persediaan barang atau
tidak.
d. Kemudian setelah dipastikan pesanan yang tersedia di Toko ada maka barang
disiapkan dan dipembungkus diberi label nama pelanggan atau nama toko
pelanggan.
e. Barang yang telah disiapkan diserahkan kepada pemilik toko untuk
membuatkan surat bukti order penjualan dengan diberi keterangan bon.
f. Setelah pesanan selesai dicatat, maka barang, surat order dan surat bukti order
penjualan tersebut diserahkan kepada pelanggan. Sedangkan pertinggal kepada
penjual yaitu total atau jumlah piutang keseluruhan dimuat dibuku daftar
piutang UD. Jordan Telukdalam.
g. Setelah tiba jatuh tempo pembayaran, pelanggan melakukan pelunasan hutang
dan menyerahkan SBOP ke Pemilik.
h. Pemilik memberi keterangan Lunas pada SBOP.
i. SBOP diserahkan kembali kepada pelanggan. Selesai.
46
3.2.2 Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Penjualan
Kredit Pada UD. Jordan Telukdalam
Dalam kegiatan usahanya, UD. Jordan Telukdalam tidak menggunakan
dokumen akuntansi baik itu berupa surat order pengiriman dan tembusannya,
faktur dan tembusannya, rekapitulasi harga pokok penjualan, dan bukti memorial.
Dalam hal ini, UD. Jordan hanya menggunakan sebuah catatan atau SBOP (Surat
Bukti Order Penjualan).
3.3 Pembahasan
Berdasarkan data dan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis pada
UD. Jordan Telukdalam, maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi
penjualan kredit yang diterapkan pada UD. Jordan Telukdalam sebagian besar
masih belum sesuai dengan prosedur sistem akuntansi yang berlaku umum dalam
kegiatan usahanya. Hal ini terlihat dari bagaimana UD. Jordan menerapkan sistem
akuntansi penjualan kredit dan dokumen akuntansi yang digunakan pada
usahanya, bahkan pada UD. Jordan tersebut tidak menggunakan catatan-catatan
akuntansi yang berlaku umum dan yang sebenarnya sangat berguna bagi
kelancaran usahanya.
3.3.1 Bagan Alir Dokumen Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Yang
Sebaiknya Diterapkan Oleh UD. Jordan Telukdalam
Bagan alur sistem akuntansi penjualan kredit pada UD. Jordan tidak sesuai
dengan teori yang telah dikemukakan oleh Mulyadi dimana UD. Jordan tidak
memisahkan bagian order penjualan, bagian pengiriman, bagian kredit, bagian
gudang, bagian penagihan, bagian piutang, kartu persediaan dan bagian jurnal.
Namun dalam hal ini, UD. Jordan tidak semestinya memenuhi alur sistem
akuntansi tersebut karena UD. Jordan masih tergolong dalam perusahaan kecil.
47
Tetapi sebaiknya UD. Jordan menambahkan beberapa prosedur berikut dalam
bagan alur sistem akuntansi penjualan kredit pada kegiatan usahanya, yaitu:
1. Menggunakan dokumen akuntansi yaitu faktur bukan SBOP, karena faktur
lebih akurat sebagai catatan timbulnya piutang.
2. Membubuhkan cap lunas pada lembar faktur pertama dan kedua ketika
pelanggan melakukan pembayaran.
3. Mengarsipkan faktur lembar kedua sebagai bukti pendapatan setelah
pelunasan.
Berikut bagan beserta penjelasannya.
48
Gambar 3.3
Bagan alir dokumen sistem penjualan kredit yang sebaiknya diterapkan oleh
UD. Jordan Telukdalam
Sumber: diolah oleh peneliti.
a. Pemilik UD. Jordan menerima surat order dari pelanggan.
b. Setelah itu pemilik UD. Jordan memeriksa kelayakan pemberian kredit
kepada pelanggan tersebut termasuk membuat perjanjian pembayaran dan
berapa potongan harga dari total pesanan tersebut.
2
T
Mulai
Menerima
order dari
pelanggan
Memeriksa
kelayakan
kredit dan
membuat
perjanjian
Surat
Order
Surat
Order
Memastika
n
tersedianya
barang
Menyiapka
n barang
Dipembungkus
diberi label
nama toko
pelanggan
Menyerahk
an barang
ke pemilik
Faktur 1
Ke Pelanggan
Pelanggan
melakukan
pelunasan dan
menyerahkan
faktur lembar 1
Faktur 1
Membubuhkan
cap lunas pada
faktur 1, 2
2
Faktur 1
Selesai
Ke Pelanggan
N
49
c. Setelah dinyatakan layak, maka pemilik UD. Jordan memberikan surat
pesanan tersebut kepada karyawan untuk mengecek atau memastikan adanya
persediaan barang pesanan pelanggan.
d. Karyawan menyiapkan barang sesuai dengan pesanan dan dipembungkus
diberi label nama pelanggan atau nama toko pelanggan.
e. Barang yang telah disiapkan diserahkan kepada pemilik untuk membuatkan
faktur lembar 1 dan 2.
f. Faktur lembar 1 beserta dengan barang diserahkan langsung ke pelanggan.
g. Lembar kedua di arsipkan menurut tanggal oleh pemilik sebagai bukti piutang
pada pelanggan.
h. Setelah mencapai waktu jatuh tempo perjanjian, pelanggan menyerahkan
faktur lembar pertama kepada pemilik untuk dibubuhkan stempel cap
LUNAS.
i. Pemilik membubuhkan cap lunas pada lembar faktur 1, dan begitu juga
dengan lembar kedua sebagai arsip untuk UD. Jordan.
j. Faktur lembar pertama dikembalikan ke pelanggan, lembar kedua disimpan
pemilik untuk di arsipkan menurut nomor. Selesai.
3.3.2 Dokumen Yang Sebaiknya Digunakan Dalam Sistem Akuntansi
Penjualan Kredit Pada UD. Jordan Telukdalam
UD. Jordan tidak menggunakan dokumen akuntansi seperti yang telah
dikemukakan oleh para ahli, tetapi hanya menggunakan surat bukti order
penjualan. Oleh sebab itu UD. Jordan seharusnya menggunakan dokumen
akuntansi berupa faktur, karena faktur merupakan suatu bukti yang sangat akurat
50
dimana dokumen ini digunakan sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang
dalam kegiatan usahanya.
51
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan baik secara wawancara maupun
observasi dan membandingkan hasil penelitian dengan teori maka dapat diambil
kesimpulan adalah bahwa penerapan sistem akuntansi penjualan kredit pada UD.
Jordan Telukdalam sebagian besar tidak diterapkan sesuai dengan teori yang
berlaku umum. Hal ini terlihat dari bagaimana UD. Jordan menerapkan sistem
akuntansi penjualan kredit dan dokumen akuntansi yang digunakan pada usahanya
yang tidak sesuai, bahkan UD. Jordan tersebut tidak menggunakan catatan-catatan
akuntansi yang sebenarnya juga sangat berguna bagi kelancaran usahanya.
4.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai bahan
masukan pada UD. Jordan Telukdalam sebagai berikut:
1. Sebaiknya UD. Jordan menerapkan bagan alir sistem akuntansi penjualan
kredit yang akurat dan lengkap.
2. Sebaiknya UD. Jordan Telukdalam melakukan pencatatan transaksi penjualan
kredit sehingga mudah untuk mengetahui berapa piutang selama periode
akuntansi.
52
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting, Edisi Ke – 8. Jakarta: BPFE.
Haryono. 2003. Penyaluran Kredit Keuangan. Surabaya: Jayabaya.
Hermawan, Sigit. 2013. Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Hery. 2011. Akuntansi: Aktiva, Utang, dan Modal. Yogyakarta: Gava Media.
Kieso, Dkk. 2002. Akuntansi Intermediete. Terjemahan Emil Salim. Jilid 1. Edisi
Ke – 10. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Kumorotomo dan Subandono. 2009. Sistem Informasi Manajemen Dalam
Organisasi Publik. Yogyakarta: Gadjah Madha University Press.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Cetakan ke 4. Jakarta: Salemba Empat.
Narko. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi ke – 8. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Romney dan Steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi ke – 9. Jakarta:
Salemba Empat.
Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi ke – 5. Jakarta: Salemba
Empat.
STIE Nias Selatan, 2017. Pedoman Skripsi Minor. STIE Nias Selatan.
Telukdalam.
Sudana, I. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktek. Jakarta:
Erlangga.
Warren, Dkk. 2006. Pengantar Akuntansi. Edisi ke – 21. Jakarta: Salemba Empat.
53
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : VINGNAS LAURENSIA HARIA
Alamat : Jln. Kueni No.10a Telukdalam, Nias Selatan
Tempat/Tanggal Lahir : Bawomataluo/20 Juli 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
No. HP : 082211287448
Riwayat Pendidikan :
1. SD Swasta Katolik Bintang Laut Telukdalam 2000 – 2006
2. SMP Swasta Katolik Bintang Laut Telukdalam 2006 – 2009
3. SMA Negeri 1 Telukdalam 2009 – 2012