Transcript
Page 1: RESPIRASI - WordPress.com

LAPORAN PRAKTIKUM

RESPIRASI

Oleh:

Golongan A/ Kelompok 3b

1. Fitria Nur Aminanti (161510501269)

2. Muhammad Gandi Siregar (171510501190)

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

Page 2: RESPIRASI - WordPress.com

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman maupun tumbuhan selain melakukan fotosintensis juga

melakukan respirasi atau yang biasa disebut dengan proses pernafasan. Proses

respirasi sangat penting bagi semua makhluk hidup. Proses respirasi sendiri

merupakan suatu proses dimana energi kimia yang ada pada tanaman atau

tumbuhan yang tersimpan dalam bentuk karbohidrat diubah dan digunakan untuk

menjalankan proses-proses metabolisme. Tumbuhan atau tanaman melakukan

respirasi pada saat malam hari. Ada beberapa bagian dari tanaman atau tumbuhan

yang aktif melakukan respirasi yaitu tunas, kuncup bunga, ujung akar, ujung batang,

dan biji yang mulai tumbuh atau muncul akar. Tujuan dilakukannya respirasi ini

yaitu untuk memperoleh energi. Energi ini akan digunakan tanaman atau tumbuhan

untuk tumbuh dan berkembang. Proses respirasi pada tanaman terjadi di stomata

(mulut daun). Melalui stomata tumbuhan atau tanaman dapat menyerap oksigen.

Proses respirasi tersebut kaitannya dengan proses pembebasan energi kimia

menjadi energi yang akan digunakan dalam aktifitas pada tumbuhan atau tanaman.

Respirasi dibedakan menjadi dua macam yaitu respirasi aerob dan respirasi

anaerob. Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan unsur oksigen dalam

mendapatkan energi, sedangkan respirasi anaerob yaitu suatu reaksi yang

memecahkan karbohidrat dalam mendapatkan energi dimana dalam mendapatkan

energi tersebut tidak menggunakan oksigen. Respirasi aerob di dalamnya terjadi

reaksi oksidasi atau pembakaran terhadap glukosa secara sempurna serta

menghasilkan energi yang besar dengan jumlah 36 ATP. Proses anaerob

menghasilkan energi dengan jumlah yang lebih sedikit yaitu 2 ATP. Respirasi aerob

dapat juga bergeser menjadi anaerob, hal ini disebabkan karena terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhinya, seperti adanya air yang menggenangi tumbuhan

pada saat tumbuhan tersebut mengalami proses perkecambahan yang diakibatkan

oleh kurangnya oksigen dalam tanah, sehingga berpengaruh terhadap serapan air

dan nutrisi yang ada pada tanaman. Oksigen adalah suatu komponen yang sangat

Page 3: RESPIRASI - WordPress.com

2

penting dalam proses respirasi tanaman. Selain itu, komponen penting yang lainnya

dalam proses respirasi tanaman yaitu karbondioksida.

Laju respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu

ketersediaan substrat, ketersediaan oksigen, suhu, tipe tumbuhan, dan umur

tumbuhan. Pertama, ketersediaan substrat yaitu jika kandungan substratnya rendah,

maka laju respirasinya juga rendah. Begitu juga sebaliknya, jika kandungan

substratnya tinggi, maka laju respirasinyapun juga tinggi. Kedua, ketersediaan

oksigen yaitu besarnya pengaruh oksigen terhadap laju respirasi tergantung pada

tiap spesies. Ketiga, laju respirasinya akan meningkat tiap suhu 10 derajat celcius,

serta tergantung pada masing-masing spesiesnya, dan terakhir yaitu tipe dan umur

tumbuhan yang dimana setiap spesies tumbuhan mempunyai metabolisme yang

berbeda sehingga laju respirasinya pun juga berbeda. Tumbuhan yang muda

mempunyai laju respirasi yang tinggi dibandingkan dengan tumbuhan yang tua.

Oleh karena itu, komponen oksigen dan karbondioksida ini sangat penting

peranannya dalam proses respirasi, sehingga perlu diadakan pengamatan terhadap

kandungan volume oksigen dan karbondioksida yang dihasilkan dari proses

respirasi, agar dapat diketahui jumlah volume oksigen yang diperlukan tumbuhan

atau tanaman serta jumlah volume karbondioksida yang dikeluarkan oleh tumbuhan

atau tanaman. Dengan demikian, laporan ini di latar belakangi oleh permasalahan

respirasi.

1.2 Tujuan

Mengetahui volume O2 dan CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi serta

membuktikan bahwa suhu berpengaruh pada proses respirasi.

Page 4: RESPIRASI - WordPress.com

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Respirasi merupakan proses penguraian senyawa organik kompleks

menjadi senyawa sederhana yang menghasilkan energi berbentuk ATP (Adenosin

Trifosfat) dan karbondioksida serta air melalui proses oksidasi dalam molekul

organik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik di dalam sel yang

berlangsung secara aerobik dan anaerobik. Respirasi aerob memerlukan oksigen

yang akan menghasilkan karbondioksida dan energi, sedangkan respirasi anaerob

tanpa menggunakan oksigen sehingga menghasilkan senyawa seperti alkohol,

asetaldehida, atau asam asetat, dan juga energi (Setiowati dan Furqonita, 2007).

Kitajima and Slot (2014) mengatakan bahwa tumbuhan memerlukan

respirasi dalam hidupnya. Respirasi ini menghasilkan energi yang diperlukan

tanaman. Respirasi juga sering dikatakan sebagai kebalikan dari fotosintesis. Hal

tersebut dikarenakan dalam fotosintesis merombak karbondioksida dan air dengan

bantuan energi matahari menghasilkan glukosa dan oksigen, sedangkan pada

respirasi merombak oksigen dan glukosa yang menghasilkan air dan

karbondioksida (Hapsari, 2016). Kebutuhan oksigen yang diperlukan pada reaksi

respirasi dapat dipengaruhi oleh suhu sesuai dengan pernyataan Imamah dkk.

(2016), bahwa semakin tinggi suhu lingkungan maka akan semakin cepat kerja

enzim dan semakin banyak oksigen yang dibutuhkan, begitu juga sebaliknya.

Respirasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan suhu dan peningkatan CO2

jangka panjang, dan respon fotosintesis terhadap CO2 yang meningkat dapat diatur

secara turun karena keterbatasan biogeokimia (Smith and Dukes, 2012).

Respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan kebutuhan

oksigennya, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Ada beberapa tahapan

dalam proses respirasi aerob yaitu glikolisis, siklus krebs, dan transport elektron.

Glikolisis adalah kegiatan menguraikan gula. Gula berkarbon enam diuraikan

menjadi 2 gula berkarbon 3 menghasilkan NADH dan ATP. Glikolisis berlangsung

di dalam sitoplasma. Glukosa dalam proses glikolisis dapat diubah menjadi 2

molekul asam piruvat, yaitu 2 NADH sebagai suber elektron berenergi tinggi dan 2

ATP yang akan ditransfer ke seluruh tubuh (Azmin dkk., 2015).

Page 5: RESPIRASI - WordPress.com

4

Siklus krebs menyempurnakan oksidasi bahan bakar organik dari glikolisis.

Gandin et al. (2014) mengatakan bahwa siklus krebs berlangsung di dalam

mitokondria dengan proses asetil KoA direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C)

menjadi asam piruvat (6C). Asam oksaloasetat memasuki daun menjadi berbagai

macam zat yang akhirnya menjadi asam oksalosuksinat. Setelah itu ada reduksi,

yaitu pelepasan electron dan ion hydrogen oleh NAD dan FAD menghasilkan 2

molekul NADH, dan 2 molekul FADH, dan 2 molekul ATP.

Page 6: RESPIRASI - WordPress.com

5

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Agrobiosains dengan judul “Respirasi” yang dilaksanakan pada

hari Senin tanggal 9 Oktober 2017 mulai dari pukul 06.30 WIB sampai dengan

pukul 08.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan

Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Indikator PP

2. Erlenmeyer 250 cc

3. Neraca

4. Kertas saring

5. Respirometer

6. Beaker glass

7. Botol semprot

8. Biuret

3.2.2 Bahan

1. Kecambah kacang hijau

2. Larutan CaCl2 0,2 N

3. Larutan NaOH 0,2 N

4. Larutan HCL 0,05 N

5. Aquadest

6. Vaseline

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Memasukkan NaOH sebanyak 1 butir ke dalam dasar respirometer dan

memasukkan pula kassa logam ke dalam tabung objek. Menutup tabung objek

dengan tabung pengumpul.

Page 7: RESPIRASI - WordPress.com

6

2. Memasukkan 15 kecambah kacang hijau ke dalam tabung objek.

3. Mengisi alat suntik dengan sedikit air dengan menyedotnya.

4. Menyuntik air satu tetes kecil ke ujung atas pipa ukur dan tabung pengumpul

(sebaiknya tetes air tersebut berada pada angka yang mudah terbaca).

5. Melihat perubahan tetes air dalam pipa ukur setelah 2 menit, kemudian mengetahui

volume O2 yang terserap oleh kecambah tersebut.

6. Menghitung volume oksigen yang terpkai dengan rumus: V = 3,14 x 0,75 x 0,75 x

(perubahan posisi tetes air) mm3.

3.4 Variabel Pengamatan

1. Jumlah volume oksigen

2. Jumlah volume karbondioksida

3. Nilai Kuosien Respirasi (KR)

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh setelah melakukan praktikum “Respirasi” akan

dianalisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif dan statistik kuantitatif.

Page 8: RESPIRASI - WordPress.com

7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Volume Oksigen dan Karbondioksida

Grafik 1 Data volume oksigen dan karondioksida dalam respirasi

Praktikum respirasi dilakukan dengan kecambah kacang hijau. Kecambah

kacang hijau menggunaka tiga perlakuan berbeda, yaitu imbibisi, kecambah 24 jam,

dan kecambah 48 jam. kecambah melakukan respirasi dengan menyerap oksigen

dan mengeluarkan karbondioksida. Setiap perlakuan melakukan penyerapan

oksigen yang berbeda. Perlakuan imbibisi menyerap oksigen sebanyak 0.66 mm3

dan mengeluarkan karbondioksida sebanyak 3.74 mm3. Perlakuan kecambah 24

jam menyerap oksigen sebanyak 1.2 mm3 dan mengeluarkan karbondioksida

sebanyak 4.29 mm3. Kecambah perlakuan 48 jam menyerap oksigen sebanyak 1.4

mm3 dan mengeluarkan karbondioksida sebanyak 4.48 mm3.

0

1

2

3

4

5

Imbibisi 24 Jam 48 Jam

0,661,2 1,4

3,744,29 4,48

Vo

lum

e (m

m3 )

O2 CO2

Page 9: RESPIRASI - WordPress.com

8

4.1.2 Kuosien Respirasi (KR)

Grafik 2 Kuosien respirasi

Kuosien respirasi didapatkan dari hasil perbandingan antara volume

karbondioksida dengan volume oksigen. Kuosien respirasi imbibisi diperoleh KR

5.67, pada kecambah 24 jam memperoleh KR 3.57, dan kecambah 48 jam diperoleh

KR 3.20.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan dari hasil pengamatan bahwa pada kecambah yang ditanam

selama 24 jam menghasilkan perubahan posisi tetes air sebesar 0,69 dan volume

HCL sebesar 3,9. Sehingga dari perolehan data tersebut dapat diketahui jumlah

volume oksigen yang diperlukan oleh kecambah yang ditanam selama 24 jam

dengan rumus: V = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 0,69 dan diperoleh hasil sebesar 1,2 mm3.

Selain itu, jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dapat dihitung dengan rumus:

V = ½ x 0,05 x 44 x 3,9 dan diperoleh hasil sebesar 4,29 ml. Dengan demikian, dari

hasil perhitungan tersebut dapat diketahui nilai dari KR atau Kuosien Respirasi

pada kecambah yang ditanam selama 24 jam yaitu dengan cara jumlahnya

karbondioksida yang keluar dibanding dengan oksigen yang diperlukan dalam

penguraian suatu subtrat pada proses respirasi atau nilai KR = 4,29/1,2 , maka akan

diperoleh hasil sebesar 3,575.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa volume oksigen yang

diperlukan pada kecambah kacang hijau dengan perlakuan imbibisi sebesar 0,66

mm3, sedangkan volume karbondiokasida yang dikeluarkan sebesar 3,74 ml.

0

2

4

6

imbibisi 24 Jam 48 Jam

5,67

3,573,20

Kuosien…

Page 10: RESPIRASI - WordPress.com

9

Sehingga didapatkan nilai KR atau Kuosien Respirasi sebesar 5,67. Pada kecambah

kacang hijau yang telah ditanam selama 24 jam volume oksigen yang dibutuhkan

pada kecambah kacang hijau sebesar 1,2 mm3 dan volume karbondioksida yang

dikeluarkan sebesar 4,29 ml, sehingga menghasilkan nilai KR sebesar 3,575.

Selanjutnya pada kecambah kacang hijau yang telah ditanam selama 48 jam

dibutuhkan volume oksigen sebesar 1,4 mm3 dan volume karbondiokasida yang

dikeluarkan sebesar 4,48 ml, sehingga dapat dihasilkan nilai KR sebesar 3,2.

Berdasarkan dari hasil data perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai

KR kecambah kacang hijau dengan perlakuan imbibisi lebih besar dari pada nilai

KR pada kecambah kacang hijau yang ditanam selama 48 jam. Nilai KR atau

Kuosien Respirasi ini merupakan nilai yang ditentukan oleh jumlah volume

karbondioksida yang dilepaskan dibanding dengan jumlah volume oksigen yang

diperlukan serta substrat yang tersimpan di dalam suatu tanaman. Kebutuhan

oksigen dalam setiap jenis tanaman itu berbeda. Respirasi pada tumbuhan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ketersediaan substrat, suhu, ketersediaan

oksigen, serta jenis dan umur tanaman. Respirasi sendiri merupakan perubahan atau

perombakan energi kimia yang tersimpan dalam suatu tanaman dalam bentuk

karbohidrat dan digunakan untuk menjalankan proses-proses metabolisme. Proses

respirasi menghasilkan energi, air, karbondioksida, dan elektron. Apabila proses

respirasi meningkat maka pengambilan oksigen yang diperlukan juga akan

meningkat pula dan pengeluaran karbondioksida serta energi, air yang berupa panas

(Chaidir dan Ahmad, 2015). Tahapan proses respirasi tanaman yaitu pertama

glikolisis yang dimana merupakan tahap awal dari proses respirasi tumbuhan. Pada

proses ini terjadi perombakan glukosa menjadi asam piruvat. Selanjutnya yaitu

tahap siklus krebs yang dimana pada tahap ini terjadi perombakan asam piruvat

menjadi karbondioksida. Kemudian masuk ke tahap transfer energi atau bisa

disebut dengan fosforilasi oksidatif. Pada tahap transfer energi ini terjadi transfer

elektron dan juga hidrogen yang akan membentuk molekul air (Sari dan Ratna,

2015).

Page 11: RESPIRASI - WordPress.com

10

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Umur tanaman dapat mempengaruhi jumlah volume oksigen yang dihasilkan

dan jumlah volume karbondioksida yang dilepaskan.

2. Semakin rendah jumlah volume oksigen yang diperlukan maka nilai KR akan

semakin tinggi.

3. Jumlah volume oksigen yang diperlukan dan volume karbondioksida yang

dilepaskan pada setiap jenis tanaman berbeda.

4. Laju respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ketersediaan oksigen,

substrat, suhu, umur dan jenis tanaman.

5. Komponen terpenting dalam respirasi yaitu oksigen dan karbondioksida.

5.2 Saran

Kegiatan praktikum pada acara respirasi cukup menarik dan semua berjalan

sebagaimana mestinya. Peralatan praktikumnya juga lengkap. Namun pada

praktikum respirasi ini memiliki tahapan dan proses yang cukup panjang sehingga

dalam pengerjaannya menjadi tergesa-gesa dikarenakan waktu yang terbatas.

Mungkin bisa diperbaiki dari manajemen waktu nya, agar tidak mengganggu

perkuliahan selanjutnya. Terima kasih.

Page 12: RESPIRASI - WordPress.com

11

DAFTAR PUSTAKA

Azmin, N., Sugiyarto dan Marsusi. 2015. Pertumbuhan Carica (Carica pubescens)

dengan Perlakuan Dosis Pupuk Fosfor dan Kalium untuk Mendukung

Keberhasilan Transplantasi di Lereng Gunung Lawu. EL-Vivo. Vol 3 (1):34-

40.

Chaidir, L., A. Taofik. 2015. Eksplorasi, Identifikasi, dan Perbanyakan Tanaman

Ciplukan (Physalis angulata L.) dengan Menggunakan Metode Generatif

dan Vegetatif. Edisi, 9(1): 82-103.

Gandin, A., Koteyeva, N.K., Voznesenskaya, E.V., Edwardsl, G.E., dan Cousins,

A.B. 2014. The acclimation of photosynthesis and respiration to

temperature in the intermediate Salsola divaricata: Induction of high

respiratory CO2 release under low temperature. Plant, Cell and

Environment, 37(11), pp. 2601–2612. doi: 10.1111/pce.12345.

Hapsari, S., Zaman, B. dan Andarani, P. (2016). Kemampuan Tumbuhan Kayu Apu

(Pistia stratiotes L.) dalam Menyisihkan Kromium Total (Cr-T) dan COD

Limbah Elektroplating. Teknik Lingkungan. Vol 5 (4).

Imamah, N., Hasbullah, R. and Nugroho, L. (2016). Arrhenius Model to Predict

Respiration Rate of Minimally Processed Broccoli. Jurnal Keteknikan

Pertanian, 4(1), pp. 25–30.

Kitajima, K and Slot, M. 2014. General Patterns of Acclimation of leaf respiration

to elevated temperatures across biomes and plant types. Oecologia. Vol 177

(3), pp. 885-900.

Sari, Y. P., R. Kusuma. 2015. Modifikasi Konsentrasi pada Media Padat dan Cair

untuk Pertumbuhan Kalus Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia tuberose

JACK.) Secara Invitro. Ilmiah Ilmu Biologi, 1(1): 9-13.

Setiowati, T. dan Furqonita, D. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta Timur: Azka Press.

Smith, N. G. and Dukes, J. S. (2012). Plant respiration and photosynthesis in global-

scale models: Incorporating acclimation to temperature and CO2. Global

Change Biology, 19(1), pp. 45–63.

Page 13: RESPIRASI - WordPress.com

12

LAMPIRAN

No PERLAKUAN INDIKATOR PERLAKUAN Kuosien

Respirasi VOLUME O2 VOLUME C02

1 Imbibisi 0.66 3.74 5.67

2 24 Jam 1.2 4.29 3.57

3 48 Jam 1.4 4.48 3.20

Lampiran 1 Tabel Data Volume Oksigen, Volume Karbondioksida, dan Kuosien

Respirasi

Lampiran 2 Tabel ACC

Page 14: RESPIRASI - WordPress.com

13

Lampiran 3 Flowchart

Lampiran 4 Setiowati, T. dan Furqonita, D. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta

Timur: Azka Press.

Page 15: RESPIRASI - WordPress.com

14

Lampiran 5 Hapsari, S., Zaman, B. dan Andarani, P. 2016.

Lampiran 6 Imamah, N., Hasbullah, R. and Nugroho, L. 2016.

Page 16: RESPIRASI - WordPress.com

15

Lampiran 7 Azmin, N., Sugiyarto dan Marsusi. 2015.

Lampiran 8 Smith, N. G. and Dukes, J. S. 2012.

Page 17: RESPIRASI - WordPress.com

16

Lampiran 9 Chaidir, L., A. Taofik. 2015.

Lampiran 10 Sari, Y. P., R. Kusuma. 2015.

Page 18: RESPIRASI - WordPress.com

17

Lampiran 11 Gandin, A. et al. 2014.

Lampiran 12 Kitajima, K and Slot, M. 2015.

Page 19: RESPIRASI - WordPress.com

18

Lampiran 13 Gambar pengambilan bahan kecambah

Lampiran 14 Gambar pengambilan tinta menggunakan suntik

Page 20: RESPIRASI - WordPress.com

19

Lampiran 15 Gambar penyuntikan tinta

Lampiran 16 Mengamati perubahan posisi tinta

Page 21: RESPIRASI - WordPress.com

20

Lampiran 17 Penambahan CaCl2

Lampiran 18 Penyaringan endapan CaCO3

Page 22: RESPIRASI - WordPress.com

21

\\

Lampiran 19 Proses titrasi


Top Related