Download - Refkas Ikm
LAPORAN
REFLEKSI KASUS
“SARANA KEBERSIHAN DI PUSAT KESEHATAN”
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program
Pendidikan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Di Puskesmas Muntilan 1
Disusun Oleh :
DITA WAHYU RAHMAN
09711131 / 12712319
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS MUNTILAN 1
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015
FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Nama Dokter Muda : Dita Wahyu Rahman
NIM : 09711131
Stase : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Identitas Pasien
Nama/inisial : -
Jenis Kelamin : -
Pengambilan kasus pada minggu ke : 3
Jenis refleksi: tandai yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman
sifatnya wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/Moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek Lain
Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus
yang diambil ).
Suatu hari saya berkunjung ke sebuah posyandu yang juga dipakai
untuk pelaksanaan PKD (Poliklinik Kesehatan Desa) di sebuah dusun di
Desa Keji. Di sana saya menjumpai bahwa posyandu tersebut tidak
mempunyai sarana untuk pembuangan sampah. Sampah-sampah warga
hanya dibuang di tempat terbuka di belakang posyandu. Kondisi
mengenaskan yang lain pun ada yakni kondisi kamar mandi yang sangat
tidak layak. Bak penampungan air sangat kotor dan tidak terawat. Banyak
dedaunan di sana. Terlihat sekali tidak pernah dibersihkan. Menurut
pengakuan kader memang kamar mandi itu jarang dibersihkan sehingga
jika warga ada yang mau memakai kamar mandi, lebih banyak yang
menumpang ke TK di sebelah posyandu.
Pada hari yang lain, saya juga berkunjung di puskesmas pembantu di
sekitaran Puskesmas Muntilan 1. Di sana saya juga mendapati bahwa
pustu tersebut tidak memiliki tempat sampah. Sampah-sampah seperti
bungkus obat maupun sampah bekas minuman hanya di buang di karung
dan disimpan di gudang. Menurut perawat yang jaga di sana sampah
tersebut sudah berbulan-bulan tidak di buang.
2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus
Pusat-pusat kesehatan seperti puskesmas induk, puskesmas pembantu,
posyandu maupun PKD (Poliklinik Kesehatan Desa) sudah sewajarnya
memiliki sarana kebersihan yang baik. Hal ini dimaksudkan memberikan
contoh yang baik kepada warga mengenai sarana kebersihan yang baik.
Namun, pada kasus yang saya jumpai tersebut, sarana kesehatannya
sendiri tidak menunjukkan hal-hal yang sehat. Tidak ada tempat sampah
dan kondisi kamar mandi yang sangat memprihatinkan. Bagaimana
warganya bisa sehat jika pusat kesehatannya saja tidak sehat? Atas dasar
itulah saya memilih kasus ini sebagai bahan refleksi kasus IKM.
3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta
penjelasan evidence / referensi yang sesuai *
*pilihan minimal satu aspek kesehatan
Sebagai dokter ataupun tenaga kesehatan yang lain sudah seharusnya
kita menerapkan hidup bersih dan sehat, baik bersih dan sehat dari diri
sendiri maupun lingkungan. Bagaimana mungkin kita banyak
menggembor-gemborkan masalah kebersihan dan kesehatan jika kita dan
lingkungan kita tidak sehat. Masyarakat tentu akan bisa menilai mana
dokter yang aplikatif maupun yang hanya omong kosong belaka.
Lingkungan sekitar kita yang kita ciptrakan akan mencerminkan seperti
apa diri kita.
4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai
Rasulullah SAW sentiasa mengajar umatnya agar sentiasa berada dalam
keadaan bersih, dan melarang daripada kekotoran. Sabda Rasulullah saw
dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidhi:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan)
menyukai kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan, bagus (dan) menyukai
kebagusan. Oleh sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu”. Sesuatu yang jelas
yang menunjukkan kebersihan pada diri baginda ialah bau badan dan peluh
baginda begitu wangi melebihi haruman amber dan kasturi. Haruman wangi
dapat dihidu di sepanjang perjalanan yang telah dilalui oleh Rasulullah.
Walaupun wangian peluh dan badan nabi merupakan perkara khusus yang
dikurniakan Allah kepada nabi, namun ia juga secara langsung menunjukkan
bahawa Rasulullah begitu menitikberatkan dalam menjaga kebersihan dan
menghindarkan diri dari segala kekotoran dan bauan yang tidak enak.
Rasulullah SAW bukan saja memberikan perhatian kepada penampilan dan
kebersihan diri, bahkan baginda amat perhatian terhadap kebersihan
lingkungan terutama kebersihan rumah dan masjid. Rasulullah SAW
menganjurkan kepada umatnya untuk menjaga kebersihan di rumah kerana ia
akan dapat memberikan ketenangan pada kehidupan, dan seterusnya dapat
melaksanakan ibadah kepada Allah dengan baik.
Hadits lain menyebutkan bahwa “Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari dia
berkata, Rasulullah saw. bersabda : Kebersihan adalah sebagian dari iman
dan bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan
subhanallahi walhamdulillah memenuhi kolong langit dan bumi, dan shalat
adalah cahaya dan shadaqah adalah pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al
Quran adalah pedoman bagimu.” (HR. Muslim)”.
Artinya : ”Agama Islam itu adalah agama yang bersih atau suci, maka
hendaklah kamu menjaga kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang yang suci”. (HR. Baihaqiy)
Umpan balik dari pembimbing
Magelang, Maret 2014
TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda
dr. Maftuhah Nurbeti Dita Wahyu Rahman, S.Ked
DAFTAR PUSTAKA
Ayudiva, 2013. Hadits Tentang Kebersihan.
http://ayudiva146.blogspot.com/2013/02/5-hadis-tentang-kebersihan.html.
Diakses pada tanggal 01 Februari 2015.
Othman, M.S., 2008. Rosululloh Mengambil Berat Soal Kebersihan.
http://www.ustazshauqi.com/2008/04/rasulullah-mengambil-berat-soal.html.
Diakses pada tanggal 01 Februari 2015.