Transcript

Gambaran Radiologi Kanker Kolon

RELATIONSHIP BETWEEN INTERPREGNANCY INTERVAL AND CONGENITAL ANOMALIESPembimbing : dr. Yusuf Nawir, Sp.OG

Di susun oleh:Martin Chandra D. (09700355)

TUJUANUntuk mengetahui hubungan antara jarak kehamilan dengan terjadinya kelainan bawaan pada janin.

DESIGNDengan metode cohort diambil data wanita yang melahirkan sebanyak 2 kali secara berurutan dengan kehamilan tunggal mulai dari tahun 1999-2007. Jarak kehamilan yang digunakan adalah berdasarkan jarak partus (kelahiran) dari 2 kehamilan yang terjadi secara berurutan.

HASILDari data berjumlah 46.243 wanita yang diambil, dan didapatkan rata-rata dari terjadinya kelainan bawaan sebanyak 2,2%. Ratio paling rendah didapati pada kategori jarak kehamilan antara 12-17 bulan (1,9%), dan peningkatan ratio terjadi pada jarak kehamilan pendek yaitu, 0-5 bulan (2,5%, keakuratan 95%) serta pada jarak kehamilan panjang yaitu, 24-35 bulan (2,3%, keakuratan 95%).

KESIMPULANResiko terjadinya kelainan bawaan pada janin terlihat meningkat baik pada jarak kehamilan pendek maupun yang panjang. Penelitian ini terbatas pada beberapa literatur yang dipelajari, dan perlu penelitian lebih lanjut.

PENDAHULUANBIRTHSPACINGPREGNANCYOUTCOMES

SHORT AND LONG INTERVAL

INTERPREGNANCYINTERVALSFETALOUTCOMESFETALGROWTHRESTRICTIONPRETERM BIRTHMATERNAL MORBIDITY MORTALITYPERINATALDEATH

Beberapa mekanisme bermunculan untuk menjelaskan kejadian di atas, seperti postpartum nutritional stress dan hormon imbalance, tapi hipotesis dari kekurangan folate-lah yang paling sering didapati.

FOLATEDEPLETEDLATEPREGNANCYEARLYPOSTPARTUMPRETERM BIRTHFETALGROWTHRESTRICTION

SHORT INTERPREGNANCY INTERVALS

FOLATEDEFICIENCYCONGENITALANOMALIES

NEURAL TUBE DEFECTS

URINARY TRACT ANOMALIESCLEFT LIP AND PALATECARDIOVASCULAR DEFECTSLIMB DEFECTS

Sebelumnya sudah dilakukan 2 penelitian mengenai hubungan antara jarak kehamilan dengan terjadinya kelainan bawaan pada janin. Yaitu oleh, Israeli retrospective cohort study dan American case-control study. Tetapi informasi mengenai kategori kelainan bawaan yang didapati tidak dicantumkan dalam penelitian tersebut.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah ada hubungan antara jarak kehamilan dengan terjadinya kelainan bawaan pada janin, dan yang kedua, untuk mengetahui hubungan antara jarak kehamilan dengan terjadinya kelainan bawaan yang berhubungan dengan folate deficiency.

SUMBER DATADidapatkan dari The Alberta Perinatal Health Program yaitu, sebuah program untuk mengumpulkan data perinatal dalam satu provinsi di Alberta. Untuk detail rekam medis pasien didapatkan dari The Alberta Health and Wellness Database, dan juga dari The Alberta Congenital Anomalies Surveillance System untuk informasi tentang kelainan bawaan yang didapatkan pada janin.

STUDY COHORT

INDEPENDENT VARIABLESJarak kehamilan yang dihitung disini adalah jarak waktu antara 2 kelahiran yang berurutan. Jarak kehamilan ini dikategorikan menjadi: 0-5 bulan, 6-11 bulan, 12-17 bulan, 18-23 bulan, 24-35 bulan, dan 36 bulan. Untuk lebih spesifik, informasi seperti maternal demographic variables juga dimasukkan (usia, social assistance) dan maternal obstetric history (gravidity, parity, maternal diseases, previous anomaly, atau perinatal death).

OUTCOME VARIABLESKelainan bawaan yang didapatkan pada janin dinilai berdasarkan The World Health Organization International Classification of Diseases. Outcome yang paling utama adalah semua kelainan bawaan yang didapati berdasarkan jarak kehamilan. Dan outcome yang kedua adalah kelainan bawaan yang berhubungan dengan serum folate, baik yang dependent maupun independent anomalies.

COMMENTDari penelitian ini didapatkan bahwa pada jarak kehamilan antara 12-17 bulan resiko terendah untuk terjadinya kelainan bawaan pada janin. Meskipun resiko terjadinya kelainan bawaan meningkat pada jarak kehamilan pendek maupun panjang, penelitian ini dapat lebih spesifik dalam menjelaskan kelainan yang didapatkan dan pembagian kriteria serta karakteristik yang lebih spesifik.

COMMENTHipotesis dari kekurangan folate sering dihubungkan dengan mekanisme antara jarak kehamilan dengan hasil kehamilan yang didapatkan nantinya.Meskipun folate penting untuk mencegah terjadinya kelainan bawaan pada janin, tapi dalam penelitian ini didapatkan bahwa tidak hanya kadar folate saja yang berpengaruh terhadap angka kejadian dari kelainan bawaan pada janin.

CONCLUSIONHasil dari penelitian ini menunjukan bahwa baik jarak kehamilan pendek maupun panjang sama-sama dapat menimbulkan kelainan bawaan pada janin, dan mekanisme penyebabnya pun tidak hanya dari kekurangan serum folate.

CONCLUSIONPenelitian ini sudah mengembangkan beberapa penelitian yang sebelumnya masih terbatas dari beberapa literatur yang ada.Hasil penelitian ini bisa digunakan untuk penelitian lebih lanjut, konseling tentang faktor resiko saat kehamilan, juga tentang jarak kehamilan, dan penggunaan suplemen nutrisi pada ibu hamil.

Terimakasih


Top Related