Download - Ppt akbi fix

Transcript

KELOMPOK 10 :

SITI ANNISA

FENY RUSTAN

ANNISA FITRI

KASUS KASUS KHUSUS DALAM PERHITUNGAN

AKUNTANSI

Adanya Produk Hilang Dalam Proses

Adanya Produk Rusak Dalam Proses (Spoiled Goods)

Adanya Produk Cacat Dalam Proses (Defective Goods)

Adanya Tambahan Bahan Setelah Departemen Awal

Adanya Bahan Sisa Proses Produksi (Scrap Matreial)

Adanya Bahan Buangan (Waste Material)

Kalkulasi Biaya Rata - Rata VS Kalkulasi Biaya Fifo

Metode Harga Pokok Rata-rata (Weighted Average)

Proses Pemberlakuan Metode Rata-rata

Di departemen – Pertama :

Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya produksi, yaitu :

biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan cara

biaya yang melekat pada persediaan barang dalam proses awal ditambah

biaya-biaya periode berjalan.

Dihitung jumlah unit ekuivalen produksi yang dihasilkan dalam periode

yang bersangkutan : Barang jadi (yang ditransfer ke departemen

berikutnya) ditambah barang dalam proses akhir menurut unit ekuivalen.

Harga pokok rata-rata kemudian dihitung berdasarkan total biaya dibagi

jumlah unit ekuivalen.

Di departemen – Lanjutan :

Dihitung harga pokok rata-rata yang berasal dari departemen

sebelumnya. Harga pokok tersebut terdiri dari : Harga pokok persediaan

awal dan harga pokok yang diterima pada periode yang bersangkutan.

Dihitung harga pokok rata-rata per satuan yang ditambahkan dalam

departemen yang bersangkutan.

Menghitung harga pokok rata-rata per satuan di departemen yang

bersangkutan dengan cara : Harga pokok rata-rata dari departemen yang

bersangkutan dengan cara : Harga pokok rata-rata dari departemen yang

mendahului ditambah harga pokok rata-rata di departemen yang

bersangkutan.

Metode First In First Out (FIFO)

Proses Pemberlakuan Metode FIFO

Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam proses awal

menjadi produk selesai.

Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak digabungkan

dengan elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.

Harga pokok produk dalam proses awal periode tidak perlu dipecah kembali

menurut elemennya ke dalam setiap elemen biaya.

Produksi ekuivalen = (Produksi dalam proses awal x tingkat penyelesaian

yang dibutuhkan) + Produksi Current + (Produk dalam proses akhir x

Tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati).

Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar elemen

biaya yang terjadi pada periode yang bersangkutan dibagi jumlah produksi

ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.

Metode Last In First Out (LIFO)

Pemberlakuan Metode LIFO Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk yang baru masuk

proses pada periode yang bersangkutan, apabila semua produk yangbaru masuk proses sudah dapat diselesaikan kemudian untuk mengolahproduk dalam proses awal.

Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal periode tidakperlu digabungkan dengan setiap elemen biaya yang terjadi padaperiode yang bersangkutan.

Besarnya produksi ekuivalen dapat dihitung :

Produksi ekuivalen = Produk selesai + [ (Produksi dalam proses akhir xtingkat penyelesaian yang dinikmati) – (Produk dalam proses awal xTingkat penyelesaian yang sudah dinikmati periode sebelumnya) ].

Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung dengan caramembagi elemen biaya tertentu yang terjadi pada periode yangbersangkutan dengan produksi ekuivalen biaya yang bersangkutan.

Contoh Kasus

RELAXO COMPANY memproduksi obat sakit kepala, produksi dibagi dalam tiga proses

yaitu peramuan, penggandaan dan pengepakan. Kalkulasi biaya rata-rata digunakan pada

departemen peramuan, kalkulasi biaya FIFO pada departemen penggandaan, kalkulasi biaya

LIFO digunakan di departemen pengepakan.

Dept. Peramuan Dept. Penggandaan Dept. Pengepakan

Produk dalam proses per 01/03/98

(BBB 100%, BTK 30%, BOP 40%) 200

Produk masuk proses 3.500

Produk selesai ditransfer ke Dept. Pengadaan 3.000

- Produk dalam proses per 31/03/98

(BBB 100%, BTK 40%, BOP 30 %) 710

Produk dalam proses per 01/03/98

(BTK 60%, BOP 80%) 600

Produk selesai diterima dari dept. Peramuan 3020

produk selesai diterima dari Dept. Pengepakan 2680

Produk dalam proses per 31/03/98 (BTK 25%, BOP 30%) 1000

Produk dalam proses per 01/03/98

(BTK 30%, BOP 25%) 800

Produk selesai diterima dr Dept. Penggandaan 2680

Produk selesai ditransfer ke gudang 2400

Produk dalam proses per 31/03/98 (BTK 70%, BOP 40%) 1000

Produk cacat karene kesalahan 20

Hilang awal 10

Tambahan produk akibat tambahan bahan 60

Hilang akhir 80

Harga pokok produkdalam proses 01/03/98

Bahan Baku Rp. 2.500.000

Biaya Tenaga Kerja Rp. 1.200.000 Rp. 1.700.000 Rp. 3.500.000

Biaya Overhead Pabrik Rp. 220.000 Rp. 800.000 Rp. 1.600.000

Biaya ditambahkan selama bulan Maret ‘98

Biaya Bahan Baku Rp. 4.998.200

Biaya Tenaga Kerja Rp. 3.198.272 Rp. 5.380.000 Rp. 6.697.320

Biaya Overhead Pabrik Rp. 1.487.180 Rp. 2.276.650 Rp. 3.299.080

Metode Harga Pokok Rata-rata (Weighted Average)

1.

RELAXO COMPANY

Laporan Harga Pokok Produksi Departemen Peramuan

Bulan Maret 1998

( Metode Rata - rata Tertimbang )

Laporan Produksi : Unit :

Produk dalam proses per 01/03/1998 (BBB 100%, BTK

30%, BOP 40%) 200

Produk masuk proses 3.500

Produk cacat karena kesalahan 20

Produk selesai ditransfer ke Dept. Penggandaan 3.000

Produk dalam proses per 31/03/1998

( BTK 100%, BTK 40%, BOP 30% ) 710

Produk hilang awal 10

3.720

Biaya dibebankan di Departemen Peramuan:

Elemen biaya Jumlah Unit ekuivalen HP/unit

Hp produk dalam proses awal

Rp. 3.920.00

Biaya ditambahkan di Dept. Peramuan:

Biaya Bahan Baku Rp. 4.998.200 3.730 1] Rp.1.340

Biaya Tenaga Kerja Rp. 3.198.272 3.304 2] Rp. 968

Biaya Overhead Pabrik Rp. 1.487.180 3.233 3] Rp. 460

Rp. 9.683.652 Rp.2.768

Biaya Kumulatif Rp.13.603.652

Perhitungan Harga Pokok :

Perhitungan HP produk selesai ditrasfer ke Departemen

Penggandaan :

HP produk selesai (3.000 x Rp. 2.768) Rp . 8.304.000

Hp produk cacat (20 x Rp. 2.768) Rp. 55.360

HP produk selesai ditransfer ke Dept.Penggandaan : ( 3.020 x Rp. 2.768 ) Rp. 8.359.360

Perhitungan HP produk dalam proses akhir :

Biaya Bahan Baku (710 x 100%) x Rp. 1.340 = Rp. 951.400

Biaya Tenaga Kerja (710 x 40%) x Rp. 968 = Rp. 274.912

Biaya Overhead Pabrik (710 x 30%) x Rp. 460 = Rp. 97.980

HP produk dalam proses periode lalu

Jumlah Harga Pokok Produksi Departemen Peramuan Rp.13.603.652

1] BBB : 3.000 + (710 x 100%) + 20

2] BTK : 3.000 + (710 x 40%) + 20

3] BOP : 3.000 + (710 x 30%) + 20

2.Jurnal Departemen Peramuan

a. Mencatat Biaya pada Bulan Maretl 1998

BDP - BBB Departemen Peramuan Rp. 4.998.200

BDP - BTK Departemen Peramuan Rp. 3.198.272

BDP - BOP Departemen Peramuan RP. 1.487.180 Rp. 4.998.200

Persediaan bahan baku Rp. 3.198.272

Gaji dan upah Rp. 1.487.180

Berbagai jenis biaya

b. Mencatat Transfer Produk ke Departemen

Penggandaan

BDP - BBB Departemen Penggandaan Rp. 8.359.360

BDP - BBB Departemen Peramuan Rp.4.046.800 1]

BDP - BTK Departemen Peramuan Rp.2.923.360 2]

BDP - BOP Departemen Peramuan Rp.1.389.200 3]

c. Mencatat Persediaan produk dalam Proses Akhir

Persediaan PDP Departemen Peramuan Rp. 5.244.292

BDP - BBB Departemen Peramuan Rp. 951.400

BDP - BTK Departemen Peramuan Rp. 274.912

BDP - BOP Departemen Peramuan Rp. 97.980

Persediaan Prosuk dalam proses awal Rp. 3.920.000

Keterangan :

1] ( 3.000 + 20 )x Rp. 1.340

2] ( 3.000 + 20 ) x Rp. 968

3] ( 3.000 + 20 ) x Rp. 460

Jurnal Departemen Penggandaan

Mencatat Biaya pada Bulan Maret 1998

BDP - BTK Departemen Penggandaan Rp. 5.380.000

BDP - BOP Departemen Penggandaan Rp. 2.276.650

Gaji dan upah Rp. 5.380.000

Berbagai jenis biaya Rp. 2.276.650

Mencatat Trasfer Produk ke Departemen Pengepakan

BDP - BBB Departemen Pengepakan Rp. 14.767.006,36

BDP - BBB Departemen Penggandaan Rp.7.273.726,36 1]

BDP - BTK Departemen Penggandaan Rp.5.360.000 2]

BDP - BOP Departemen Penggandaan Rp.2.133.280 3]

Mencatat Persediaan Produk dalam Proses Akhir

Persediaan PDP Departemen Penggandaan Rp. 3.749.910,8

BDP - BBB Departemen Penggandaan Rp. 1.086.630,8

BDP - BTK Departemen Penggandaan Rp. 20.000

BDP - BOP Departemen Penggandaan Rp. 143.280

Persediaan produk dalam prosese awal Rp. 2.500.000

Keterangan :

1] 2.680 x Rp. 2.714,077

2] 2.680 x Rp. 2.000

3] 2.680 x Rp. 796

RELAXO COMPANY

Laporan Harga Pokok Produksi Departemen Penggandaan

Bulan Maret 1998

( Metode FIFO )

Laporan Produksi : Unit :

Produk dalam proses per 01/03/1998

( BTK 60%, BOP 80% ) 600

Produk masuk proses 3.020

Tambahan produk karena

ada tambahan bahan 60

3.680

Produk selesai ditransfer

ke Dept. Pengepakan 2.680

Produk dalam proses per 31/03/1998

( BTK 25%, BOP 30% ) 1.000

3.680

Biaya dibebankan di Departemen Penggandaan:

Elemen biaya Jumlah Unit ekuivalen HP/unit

Hp produk dalam proses awal Rp. 2.500.000

Biaya ditambahkan di

Dept. Penggandaan :

HP produk dari Dept. Peramuan Rp8.359.360 3.080 Rp . 2.768

Penyesuain tambahan produk 60 Rp. 53,923

Rp8.359.360 3.020 Rp.2.714,077

Biaya ditambahkan di

Dept. Penggandaan :

Biaya Tenaga Kerja Rp. 5.380.000 2.690 1] Rp .2.000

Biaya Overhead Pabrik Rp. 2.276.650 2.860 2] Rp .796

Biaya Kumulatif Rp.18.516.010 Rp.5.510,077

Metode First In First Out

Perhitungan Harga Pokok :

Perhitungan HP produk selesai ditrasfer ke

Departemen Pengepakan :

HP produk selesai (2.680 x Rp. 5.510,077) = Rp. 14.767.006,36

Perhitungan HP produk dalam proses akhir :

Dari Departemen Peramuan

(1000 - 600)x Rp. 2.714,077 Rp. 1.086.630,8

Biaya Tenaga Kerja

(1000 x 25%) - (600 x 40%)x Rp.2.000 Rp. 20.000

Biaya Overhead Pabrik

(1000 x 30%) - (600 x 20%)x Rp.796 Rp. 143.280

HP produk dalam proses periode lalu

Rp 2.500.000

Rp. 3.749.910,8

Jumlah Harga Pokok Produksi Departemen

Penggandaan Rp.18.516.977,16

1] BTK : (2.680 - 600) + (600 x 60%) + (1000 x 25%)

2] BOP : (2.680 - 600) + (600 x 80%) + (1000 x 30%)

2.

Jurnal Departemen Penggandaan

a. Mencatat Biaya pada Bulan Maret 1998

BDP - BTK Departemen Penggandaan Rp. 5.380.000

BDP - BOP Departemen Penggandaan Rp. 2.276.650

Gaji dan upah Rp. 5.380.000

Berbagai jenis biayaRp. 2.276.650

b. Mencatat Trasfer Produk ke Departemen Pengepakan

BDP - BBB Departemen Pengepakan Rp. 14.767.006,36

BDP - BBB Departemen Penggandaan Rp.7.273.726,36 1]

BDP - BTK Departemen Penggandaan Rp .5.360.000 2]

BDP - BOP Departemen Penggandaan Rp .2.133.280 3]

c. Mencatat Persediaan Produk dalam Proses Akhir

Persediaan PDP Departemen Penggandaan Rp. 3.749.910,8

BDP - BBB Departemen Penggandaan Rp. 1.086.630,8

BDP - BTK Departemen Penggandaan Rp. 20.000

BDP - BOP Departemen Penggandaan Rp. 143.280

Persediaan produk dalam prosese awal Rp . 2.500.000

Keterangan :

1] 2.680 x Rp. 2.714,077

2] 2.680 x Rp. 2.000

3] 2.680 x Rp. 796

Metode Last In First Out (Lifo)

Laporan Produksi : Unit :

Produk dalam proses per 01/03/1998

( BTK 30%, BOP 25% ) 800

Produk masuk proses 2.680

3.480

Produk selesai ditransfer ke gudang 2.400

Produk dalam proses per 31/03/1998

( BTK 70%, BOP 40% ) 1.000

Produk hilang akhir 80

3.480

Biaya dibebankan di Departemen Pengepakan:

Elemen biaya Jumlah Unit ekuivalen HP/unit

Hp produk dalam proses awal Rp. 5.100.000

Biaya ditambahkan di Dept. Pengepakan :

HP produk dari Dept. Penggandaan

Rp.14.767.006,36

2.680 Rp. 5.510,077 2.680 Rp. 5.510,077

Biaya ditambahkan di Dept. Pengepakan :

Biaya Tenaga Kerja Rp. 6.697.320 2.940 1] Rp.2.278

Biaya Overhead Pabrik

Rp. 3.299.080

2.680 2] 2.680 2] Rp.1.231

Biaya Kumulatif

Rp.29.863.406,36

Rp.9.019,077 Rp.9.019,077

Perhitungan Harga Pokok :

Perhitungan HP produk selesai ditrasfer ke gudang :

HP produk selesai

(2.400 x Rp. 9.019,077) Rp. 21.645.784,8

HP produk hilang akhir

(80 x Rp. 9.019,077) Rp. 721.526,16

HP produk selesai ditransfer ke gudang

(2.480 x 9.019,077) Rp. 22.367.310,96

Perhitungan HP produk dalam proses akhir :

Dari Departemen Penggandaan

(1000 - 800) x Rp. 5.510,077 Rp. 1.102.015,4

Biaya Tenaga Kerja

(1000 x 70%) - (800 x 30%) x Rp.2.278 Rp. 1.047.880

Biaya Overhead Pabrik

(1000 x 40%) - (800 x 25%) x Rp.1.231 Rp. 246.200

HP produk dalam proses periode lalu Rp. 5.100.000 Rp. 7.496.095,4 Jumlah Harga Pokok Produksi Departemen Penggandaan

Rp.29.863.406,36

1] BTK : {(2.400 + (1.000 x 70%) - (800 x 30%)} + 80

2] BOP : {(2.400 + (1.000 x 40%) - (800 x 25%)} + 80

2.

Jurnal Departemen Pencetakan

a. Mencatat Biaya pada Bulan April 1998 Rp. 562.030

BDP - BTK Departemen Pencetakan Rp. 418.500

BDP - BOP Departemen Pencetakan Rp.562.030

Gaji dan upah Rp.418.500

Berbagai jenis biaya

b. Mencatat Trasfer Produk Jadi ke Gudang

Persediaan produk jadi Rp.2.215.876

BDP - BBB Departemen Pencetakan Rp.1.302.046 1]

BDP - BTK Departemen Pencetakan Rp. 540.330 2]

BDP - BOP Departemen Pencetakan Rp. 375.500 3]

c. Mencatat Persediaan Produk dalam Proses Akhir

Persediaan PDP Departemen Pencetakan Rp. 494.355

BDP - BBB Departemen Pencetakan Rp. 261.455

BDP - BTK Departemen Pencetakan Rp. 21.700

BDP - BOP Departemen Pencetakan Rp. 45.000

Persediaan produk dalam prosese awal Rp. 166.200

Keterangan :

1] 2.490 x Rp. 522,91

2] 2.490 x Rp. 217

3] 2.490 x Rp. 150

Simpulan

Dari pembahsan dapat disimpulkan bahwa metode harga pokok proses

merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh

perusahaan yang mengolah produknya secara massa.

Didalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses

selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung

dengan cara membagi total biaya produksi dalam periode tertentu dengan

jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka

waktu yang bersangkutan.

Apabila pada awal periode terdapat persediaan awal barang dalam proses

maka timbul masalah untuk menentukan harga pokok barang jadi. Hal ini

tiimbul karena persediaan barang dalam proses tersebut telah mempunyai

harga pokok yang berasal dari periode sebelumnya. Ada tiga metode dalam

penyelesaiannya, yaitu ata-rata, FIFO, dan LIFO.


Top Related