Download - Power Poin Skripsi

Transcript
  • NAMA : JOKO MURNIAWAN NPM : 10862012202 PROGRAM STUDI : BIMBINGAN DAN KONSSELING JURUSAN : ILMU PENDIDIKAN

    JUDUL SKRIPSI : STUDI TENTANG USAHA BIMBINGAN KONSELING DALAM MENANGGULANGI PERKELAHIAN ANTAR PELAJAR (TAWURAN) SLTA DI KOTA MUARA TEWEH KALIMANTAN TENGAH

  • Perkelahian antar pelajar ( tawuran ) adalah perkelahian atau bentrok fisik yang dilakukan oleh para pelajar dari dua sekolah atau lebih.

  • Faktor yang menjadi penyebab terjadinya tawuranInternal KeluargaSekolah Lingkungan Dari hasil penelitian faktor terbesar yang menjadi penyebab terjadinya tawuran adalah faktor internal yaitu sebesar 71,7 %

  • Sedangkan cara penanggulangan tawuranYang sering dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan cara memperketat tata tertib sekolah misalnya dengan mengadakan rajia ketertiban sesering mungkin

  • Kesulitan pelaksanaan bimbingan konseling dalam penelitian ini adalah kurangnya kerjasama pihak sekolah dengan pihak-pihak yang dianggap dapat mengurangi terjadinya tawuran dan tawuran yang sudah menjadi tradisi secara turun- temurun dikalangan pelajar SLTA di Kota Muara Teweh Kalaimantan Tengah

  • Latar BelakangTawuran di tingkat pelajar SLTA sekarang ini marak terjadi dikarenakan kurang mampunya diri pribadi siswa untuk mengontrol emosi dan dikarena pergaulan serta tradisi yang sudah ada sejak lama. Masa belajar di sekolah SLTA merupakan masa transisi, dimana terjadi proses tercapainya kematangan dan masa persiapan untuk mencapai kehidupan dewasa yang berarti. Dalam hubungan ini sekolah mempunyai peranan yang penting dalam membantu siswa untuk mencapai taraf perkembangan melalui pemenuhan tugas-tugas perkembangan secara optimal.

  • Rumusan MasalahFaktor apa yang menjadi latang belakang terjadinya tawuran ?Bangaimana cara menangani tawuran ? Bagaimana kesulitan pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam menaggulangi tawuran?

  • Tujuaan penelitian Mengungkap latar belakang terjadinya tawuran? Mengungkap strategi penanganan tawuran ? Mengidentifikasi kesulitan pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam menanggulangi tawuran ?

  • Kegunaan penelitian Memberikan sumbangan pemikiran untuk pihak sekolah, keluarga dan masyarakat di lingkungan sekitar dalam menangani masalah perkelahian antar pelajar (tawuran) SLTA di Kota Muara Teweh Kalimantan Tengah di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti sendiri guna meningkatkan profesionalisme di bidang penelitian dan pengajaran.

  • Landasan teoriTawuran antar pelajar sangat berpengaruh kepada individu sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Hal tersebut dapat menimbulkan kompleksnya masalah yang dialami para pelajar. Tawuran antar pelajar juga mengakibatkan banyak kerugian fisik maupun non fisik. Layanan yang tepat untuk menanggulangi terjadinya perkelahian antar pelajar adalah layanan bimbingan dan konseling. Hal ini dapat dilakukan melalui tatap muka secara kontinyu. Program bimbingan dan konseling akan terasa diperlukan sebagai suatu bentuk kepedulian sekolah kepada siswa. Kebutuhan layanan bimbingan dalam proses pendidikan terkait dengan hakikat makna dan fungsi pendidikan bagi kehidupan. Kebutuhan juga terkait dengan hakikat dan karakteristik subyek didik.

  • Layanan bimbingan yang didasarkan atas asumsi adanya perbedaan individu adalah layanan individual, sedangkan yang didasarkan atas asumsi adanya persamaan antar individu adalah layanan bimbingan kelompok. Dengan adanya kombinasi yang seimbang antara pengakuan atas perbedaan dan persamaan antar individu dalam proses belajar dan mengajar, akan menghantarkan anak didik ke arah perkembangan individual dan sosial yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

  • METODE PENELITIANPopulasi penelitian populasi penelitian berjumlah 624. 264 siswa laki-laki dari SMAN 1 muara teweh dan 360 siswa dari SMKM 1 muara teweh laki-laki.b. Sampel penelitian sampel penelitian berjumlah 100 siswa, 43 siswa dari SMAN 1 muara teweh dan 57 siswa dari SMKN 1 muara teweh.

  • c. Analisis DataAnalisis data yang digunkan adalah Analisis deskriftif yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan konkrit, analisis deskriftif dalam bentuk prosentase.

  • c. Metode penelitian metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang ditujukan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. d. Subyek dan obyek penelitiansubyek penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas X, XI, XII di SMAN 1 dan di SMKN 1 muara teweh obyek penelitian ini studi tentang usaha bimbingan konseling dalam menanggulangi perkelahian antar pelajar (tawuran) SLTA di kota muara teweh kalimantan tengah

  • Kesimpulan 1. Sebagian besar responden yang menyatakan faktor internal yang menjadi latar belakang penyebab terjadinya tawuran yaitu 71,7% dan sebagian terkecil menyatakan kadang-kadang yaitu 17% sedangkan sebagian terkecil lainnya menyatakan tidak pernah yaitu 11,3%. 2. Cukup besar responden yang menyatakan faktor keluarga yang menjadi latar belakang penyebab terjadinya tawuran yaitu 52,25% dan sebagian kecil menyatakan kadang-kadang yaitu 30,5% sedangkan sebagian terkecil menyatakan tidak pernah yaitu 15,25%. 3. Sebagian besar responden yang menyatakan faktor sekolah yang menjadi latar belakang penyebab terjadinya tawuran yaitu 63,15% dan sebagian kecil menyatakan kadang-kadang yaitu 28,6% sedangkan sebagian terkecil menyatakan tidak pernah yaitu 8,25%.

  • 4. Cukup besar responden yang menyatakan faktor lingkungan yang menjadi latar belakang penyebab terjadinya tawuran yaitu 42,5% dan sebagian kecil menyatakan kadang-kadang yaitu 36,5% sedangkan sebagian terkecil menyatakan tidak pernah yaitu 18%. 5. Sebagian kecil responden menyatakan penanggulangan perkelahian antar pelajar (tawuran) sering dilakukan yaitu 25,125% dan cukup besar menyatakan kadang-kadang dilakukan yaitu 52,125% sedangkan sebagian kecilnya menyatakan tidak pernah dilakukan yaitu 22,75%. Adapun cara penanggulangan yang sering dilakukan adalah memperketat tata tertib sekolah.6. Cukup besar responden yang menyatakan pelaksanaan bimbingan konseling sering mengalami kesulitan dalam menanggulangi perkelahian antar pelajar (tawuran) yaitu 46,5% dan sebagian terkecil menyatakan kadang-kadang yaitu 19% sedangkan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak pernah yaitu 34,5%.

  • Saran-SaranOrang tua/wali dari siswa yang terlibat tawuran agar bisa memberikan waktu untuk anak atau memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih lagi kepada anak.Pihak sekolah hendaknya lebih memberi perhatian khusus untuk siswa yang terlibat tawuran agar mereka tidak terlibat tawuran lagi, dan yang terpenting lagi pihak sekolah harus menghilangkan budaya tawuran yang sudah terjadi turun-temurun.Guru bimbingan hendaknya lebih meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling baik dari segi kuantitas (banyak siswa berkonsultasi) maupun dari kualitas (mutu layanan yang lebih baik lagi).


Top Related