Download - Power Poin Proposal

Transcript
Page 1: Power Poin Proposal

PROPOSAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

STATUS GIZI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KEC. RANOMEETO KABUPATEN KONAWE SELATAN

 

JOHANIS YAQUINNIM: 091132053

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYAPROGRAM STUDI S1 – ILMU GIZI

SURABAYA2012

Page 2: Power Poin Proposal

BAB IPENADAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya angka harapan hidup. Di sisi lain dengan meningkatnya harapan hidup ini membawa beban bagi masyarakat, karena populasi penduduk lansia meningkat. hal ini berarti kelompok resiko dalam mesyarakat kita menjadi lebih tinggi lagi. (Notoatmodjo,2007).

Page 3: Power Poin Proposal

Lanjutan…

• Menurut Sumijatun (2006), pada tahun 1995, angka harapan hidup untuk wanita Indonesia adalah 66,7 tahun dan laki-laki 62,9 tahun. Tahun 2009 di perkirakan angka harapan hidup 68,2 tahun untuk wanita.

• Menurut BPS pada tahun 2009, terdapat jumlah peningkatan populasi lansia wanita di bandingkan dengan pria yang justru mengalami penurunan.

Page 4: Power Poin Proposal

Lanjutan…

• Menurut Edmon (2007) dalam Hery (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi Lansia yaitu status kesehatan, gigi geligi, mental/status kognitif, pendidikan, pengetahuan, pendapatan, konsumsi makanan, kebiasaan makan, umur, jenis kelamin, faktor genetik, tingkat hormonal, penyakit, gaya hidup, aktivitas, kalsium, stres dan kebiasaan merokok.

• Gizi yang cukup merupakan faktor utama dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup. Masalah gizi yang terjadi pada lanjut usia adalah kurang energi protein (KEP) yang di tandai dengan IMT < 18,5.

Page 5: Power Poin Proposal

• Beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestern di Jambi menunjukkan bahwa lebih dari 28% Dari 242 jiwa lanjut usia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) mempunyai Indeks Massa tubuh (IMT) di bawah normal.

• Penelitian yang dilakukan oleh Sumiyati (2009) di Semarang menunjukan bahwa 68,9% dari 375 jiwa lanjut usia, tingkat konsumsi energi Lansia dalam kategori kurang dan 31,1% dari 247 jiwa lanjut usia konsumsi protein dalam kategori kurang.

Page 6: Power Poin Proposal

• Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Zainuddin (2011) di Panti Tresna Werdha Kota Kendari, menunjukan bahwa status gizi Lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Ranomeeto, sebagian besar (33,3%) dari 74 lanjut usia termasuk kategori status gizi kurang. Berdasarkan laporan Panti Tresna Werdaha Minaula Ranomeeto menunjukkan bahwa status gizi lansia pada tahun 2011 menunjukkan bahwa sebagian besar 33,3% dari 74 usia lanjut termasuk kategori status gizi kurang sedangkan pada tahun 2012 menunjukkan bahwa 36,4% dari 90 usia lanjut termasuk kategori status gizi kurang. (Laporan Status Gizi Panti Tresna Werdha).

Lanjutan…

Page 7: Power Poin Proposal

Lanjutan…

• Berdasarkan uraian diatas, masalah Status Gizi pada lansia masih sangat kurang khususnya di Panti Tresna Werdha Ranometo mengalami peningkatan sekitar 3% dari tahun sebelumnya dan dari 90 usia lanjut, masih termasuk status gizi kurang maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Ranometeo kab. Konawe Selatan 2012”.

Page 8: Power Poin Proposal

1.2. Identifikasi dan Batasan Masalah 1.2.1. Identifikasi masalah 

Status gizi lansia umumnya di pengaruhi antara lain umur, genetik, hormonal, pengetahuan, pendidikan, gaya hidup, pekerjaan, stress, penyakit. Namun yang akan di teliti adalah Kosumsi Energi, Protein, Kalsium Dan Status Gizi.

1.2.2. Batasan Masalah 

Batasan masalah yang di ambil adalah faktor-faktor yang mempengruhi Status Gizi Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Ranomeeto Konawe Selatan 2012.

Page 9: Power Poin Proposal

Lanjutan…

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan permasalahan “faktor-faktor apakah yang mempengaruhi Status Gizi Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Ranometo Konawe Selatan 2012” ?

Page 10: Power Poin Proposal

1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Status Gizi Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Ranomeeto Konawe Selatan 2012

1.4.2. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahui tingkat konsumsi energi, protein Lansia di Panti

Sosial Tresna Werdha Minaula Ranomeeto Konawe Selatan 2012b) Untuk mengetahui kalsium Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula Ranomeeto Konawe Selatan 2012c) Untuk mengetahui status gizi Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula Ranometo Konawe Selatan 2012d) Mengetahui hubungan kosumsi energi dan status gizi lansia di

Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Ranomeeto Konawe Selatan 2012

e) Mengetahui hubungan kosumsi Protein dan status gizi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Ranomeeto Konawe Selatan 2012

f) Mengetahui hubungan kosumsi kalsium dan status gizi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Ranomeeto Konawe Selatan 2012

Page 11: Power Poin Proposal

1.5. Manfaat Penelitian1.5.1 Bagi PemerintahDapat menjadi bahan masukan kepada pemerintah daerah tingkat I Propinsi Sulawesi Tenggara dan sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan dalam rangka peningkatan status gizi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Ranomeeto Konawe Selatan 2012.1.5.2 Bagi MasyarakatSebagai bahan masukan bagi masyarakat khususnya kepada para lansia untuk dapat lebih mengetahui pentingnya status gizi yang baik bagi kesehatan mereka.1.5.3 Bagi KeilmuanSebagai aplikasi ilmu yang diperoleh peneliti selama menempuh pendidikan dibangku kuliah.1.5.4 Bagi PenelitiSebagai tambahan ilmu pegetahuan bagi peneliti serta bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.

Page 12: Power Poin Proposal

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIK

2.1. Tinjauan Umum Tentang Status Gizi2.1.1 Pengertian Status Gizi 

Gizi (Nutrition) adalah proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan tumbuh dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, dkk.2002).

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIK

Page 13: Power Poin Proposal

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi  pada Lansia Faktor langsung Asupan Makanan

Asupan makanan pada lansia tentunya berbeda dengan orang dewasa maupun anak-anak, di mana pada lansia telah mengalami penurunan system pencernaan yang mulai berkurang, organ lain dan hal ini berpengaruh juga semakin muda terkena berbagai penyakit

Penyakit Infeksi/DegeneratifAdanya gangguan penyakit infeksi yang diderita lansia pada umumnya terjadi di karenakan penurunan system endokrin maupun saluran pencernaan

Faktor tidak langsung Usia Bertambahnya usia seseorang juga akan mempengaruhi asupan

makanannya Jenis Kelamin Secara prinsip kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda hal ini

tergantung pada kondisi kesehatan, berat badan,dan tinggi rendahnya tingkat aktivitas seseorang.

Pengetahuan Gizi Berbagai upaya perbaikan gizi dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan gizinya

Page 14: Power Poin Proposal

Penilaian Status Gizi  pada Lansia 

1).   Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.Untuk mengetahui status gizi lansia perlu dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan, kemudian IMT (Indeks Massa Tubuh) dihitung dengan cara sebagai berikut :

IMT = Berat Badan (kg) Tinggi Badan2 (m)

 2).  Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.

Page 15: Power Poin Proposal

Lanjutan…

3).   BiokimiaPenilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratorium

4).   BiofisikPenentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dan jaringan

Page 16: Power Poin Proposal

Tinjauan Umum Tentang Konsumsi Energi 

Energi adalah kekuatan untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, satu energi dinyatakan dalam unit panas dan kalori. Satu kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 derajat celsius. Satu kilo kalori adalah 0,001 kilo kalori. Istilah kalori digunakan untuk mengatakan energi secara umum. (Suhardjo, 1989).

Page 17: Power Poin Proposal

Tinjauan Umum Tentang Protein

protein yang baik bagi lansia sangat penting menginggat sintesis protein di dalam tubuh tidak sebaik saat muda, dan banyak terjadi kerusakan sel yang harus segera diganti. Pakar gizi menganjurkan kebutuhan protein lansia dipenuhi dari yang bernilai biologis tinggi seperti telur, ikan dan protein hewani lainnya karena kebutuhan asam amino essensial meningkat pada usia lanjut.

Page 18: Power Poin Proposal

Tinjauan Umum Tentang Kalsium Lanjut Usia

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia. Kira-kira 99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. Satu persen kalsium terdapat pada darah, dan jaringan lunak.Kelebihan kalsium tejadi apabila mengonsumsi kalsium sebesar 2500 mg/hari. Kelebihan kalsium dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal atau gangguan ginja dan konstipasi (susah buang air besar) (Anonim, 2008).

Page 19: Power Poin Proposal

Tinjauan Hubungan Kosusmsi Energi Terhadap Status Gizi

Asupan makan yang cukup akan memberikan kesehatan yang optimal. Tiap zat gizi yang masuk akan memberikan fungsi yang penting bagi tubuh salah satunya adalah pemberi energi atau tenaga untuk melakukan aktivitas. Apabila asupan makan kurang dari kebutuhan maka aktivitas tidak dapat berjalan dengan optimal (Suharjo dan Kusharto, 1998).

Page 20: Power Poin Proposal

Tinjauan Hubungan Kosusmsi Protein Terhadap Status Gizi

• Golongan lansia membutuhkan protein guna mengganti jaringan-jaringan yang rusak sehingga kebutuhan protein lansia tidak jauh berbeda dengan orang dewasa.

• Pada lansia sebaiknya mengkonsumsi protein hewani (susu, telur, daging, dan ikan). Mengingat lansia banyak terjadi kerusakan sel-sel tubuh . Asupan protein yang dianjurkan sekitar 15- 20% dari total kalori.

Page 21: Power Poin Proposal

Tinjauan Hubungan Kalsium Terhadap Status Gizi

• sebagai alternatif terakhir adalah mencukupi kebutuhan tersebut dari suplemen kalsium. Konsumsi kalsium sebaiknya jangalah berlebihan. Konsumsi kalsium yang terlalu tinggi (lebih 2500 mg/hari) dapat menyebabkan batu ginjal dan susah buang air besar (konstipasi) (Triarsari, 2010).

Page 22: Power Poin Proposal

KERANGKA KONSEPTUALMenurut Davis dkk. (1990) dalam Hery (2008) pada Lansia kurang energi protein merupakan interaksi adanya penyakit kronik, malabsorbsi, kemiskinan maupun faktor-faktor psikososial yang mempunyai dampak buruk antara lain anemia gizi, penurunan imunitas, gangguan penyembuhan luka, dan mudah terjatuh. Lansia membutuhkan energi dan protein untuk mengganti jaringan-jaringan yang rusak atau aus. Jika konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari makanan itu mencukupi maka akan diperoleh status gizi yang baik

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Page 23: Power Poin Proposal

Kerangka Konsep

Status Gizi Lansia

KeteranganVariabel yang ditelitiVariabel yang tidak diteliti

kalsium

Konsumsi Energi, Protein 

Pola makan

Pengetahuan

Hormonal

Pendidikan

Genetik

umur

Penyakit

Page 24: Power Poin Proposal

HIPOTESIS PENELITIAN

• Ha : ada hubungannya kosumsi energi dan status gizi

• Ha : ada hubungannya kosumsi Protein dan status gizi

• Ha : ada hubungannya kosumsi Kalsium dan status gizi

Page 25: Power Poin Proposal

BAB 4METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study. yakni jenis desain penelitian yang melakukan pengamatan terhadap faktor paparan dan penelitian pada waktu bersamaan

B. Rancang Bangun Penelitian 

Dalam analisis data uji statistik yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dimana melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama. (Riyanto,2011).

Page 26: Power Poin Proposal

C.  Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan di rencanakan pada bulan Desember pada

tahun 2012 di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Ranomeeto Konsel

D. Populasi dan Sampel a.   Populasi 

Populasi dari penelitian ini adalah semua Lansia yang menetap dan tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha yaitu sebanyak 90 Lansia.

  b. Sampel Sampel dalam penelitian adalah Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula, sebanyak 74 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Simpel Random Sampling dengan kriteria sampel sebagai berikut :

Lansia yang tinggal dan menetap di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula, sekurang-kurangnya 3 bulan

Dalam keadaan sehat/tidak sakit Bersedia menjadi responden

Page 27: Power Poin Proposal

Variabel penelitian, Definisi operasional dan Cara pengukuran Variabel

a. Variabel penelitian Variabel bebas ( Independen ) : yaitu Tingkat Kosumsi

Energi, Protein,dan kalsium. Variabel terikat ( Dependen ) : yaitu Status Gizi Lansiab.  Definisi  Operasional  dan  Cara  Pengukuran VariabelTingkat konsumsi energi adalah jumlah asupan energi yang dikonsumsi oleh Lansia perhari, dengan kategori berdasarkan Widya Karya Pangan dan Gizi (2008) sebagai berikut:

• Cukup apabila konsumsi energi sehari ≥ 90% dari AKG• Kurang apabila konsumsi energi sehari < 90% dari AKG

Page 28: Power Poin Proposal

Lanjutan…

Tingkat konsumsi protein adalah jumlah asupan protein yang dikonsumsi oleh Lansia perhari, dengan kategori berdasarkan Widya Karya Pangan dan Gizi (2008) sebagai berikut:

Cukup apabila konsumsi protein sehari ≥ 90% dari AKGKurang apabila konsumsi protein sehari < 90% dari AKG

Kalsium jumlah total kalsium yang di kosumsi berdasarkan analisa hasil wawancara pada satu hari tertentu di antara seminggu dengan merecall 24 jam. dengan kriteria objektif :

a).Di katakan Kurang : < 90% AKGb). Di katakan Cukup : ≥ 90% AKGskala : ordinal (almatsier 2003).

Page 29: Power Poin Proposal

Lanjutan…

Status Gizi adalah keadaan kesehatan sebagai refleksi dari konsumsi zat gizi dan penggunaanya oleh tubuh yang dihitung menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan BB/TB, dengan kriteria objektif :Kurus apabila IMT < 18,5 Normal apabila IMT ≥ 18,5 (Supariasa. dkk, 2002)

Lansia adalah orang yang berusia sekitar usia 55 tahun ke atas (Wirakusumah, 2002).

Page 30: Power Poin Proposal

Tehnik dan Prosedur Pengumpulan Data

Data Primer Data identitas responden meliputi : umur, jenis kelamin,

pendidikan, sosial ekonomi, dll. di peroleh melalui wawancara kepada responden.

Data konsumsi energi dan protein Lansia diperoleh menggunakan recall 2 x 24 jam.

Data status gizi diperoleh dari hasil pengukuran antropometri berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh)

Data Sekunder Data sekunder yaitu data demografi/profil Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula diperoleh menggunakan metode dokumentasi

Page 31: Power Poin Proposal

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan DataData yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian dianalisis data yang terkumpul akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program computer meliputi.

EditingSebelum diolah data diteliti apabila ada kesalahan diteliti lagi dan dibetulkan apabila masih ada kesalahan

CodingData yang sudah dikumpulkan berupa angka, kalimat pendek data tersebut diberi kode untuk memudahkan dalam mengelompokan data

EntryData yang sudah dikode kemudian dimasukkan dalam program computer untuk diolah

TabulasiData disajikan dalam model tabel agar mudah membaca.

Page 32: Power Poin Proposal

Analisis Data

Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tahun 2012 digunakan uji chi square secara komputerisasi, dengan interpretasi hasil uji H1 diterima jika p < 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%.

Page 33: Power Poin Proposal

TERIMA KASIH


Top Related