Transcript
Page 1: Power Poin Akreditasi

INSTALASI FARMASIRSU. IMELDA PEKERJA INDONESIA

Page 2: Power Poin Akreditasi
Page 3: Power Poin Akreditasi

Rumah Sakit Umum Imelda (RSU Imelda), bertempat dijalan Bilal No.24 Medan, sebuah rumah sakit swasta yang berdiri sejak tahun 1983. Rumah sakit yang terletak di lokasi strategis di kota Medan telah memiliki fasilitas penunjang pelayanan kesehatan yang lengkap dan didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Sebagai bukti kepercayaan dari public, pemerintah juga telah meningkatkan kelas RS Imelda menjadi kelas B Non Pendidikan. Selain itu, RS Imelda juga telah lulus akreditasi dari komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS).

Page 4: Power Poin Akreditasi

VISI RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA

INDONESIA MENJADI RUMAH SAKIT RUJUKAN DAN PENDIDIKAN DENGAN STANDAR JOINT COMMITTEE INTERNATIONAL (JCI) TAHUN 2020.

Page 5: Power Poin Akreditasi

Memberikan pelayanan kesehatan mengacu pada standar medik yang dikeluarkan oleh persatuan profesi masing-masing keahlian di Indonesia yang terus disempurnakan oleh Rumah Sakit sesuai kondisi dan berorientasi kepada pelayanan bermutu.

Memberikan pelayanan dengan mengutamakan kebutuhan pasien dan keluarga.

Memberikan pelayanan dengan mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien.

Mengembangkan budaya komunikasi, informasi dan edukasi serta melibatkan pasien dan keluarga dalam pelayanan.

Mengembangkan budaya akademik yang mengutamakan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bekerja di Rumah Sakit.

Mengembangkan budaya komunikasi dan kerjasama tim yang komprehensif.

Page 6: Power Poin Akreditasi

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT IMELDA PEKERJA INDONESIA

Page 7: Power Poin Akreditasi

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI

Page 8: Power Poin Akreditasi

URAIAN JABATAN

Page 9: Power Poin Akreditasi

Staf farmasi mempunyai hubungan kerja dengan unit kerja di pelayanan Rekam medik dalam pelaksanaan kegiatan yang melibatkan pasien.

Staf farmasi mempunyai hubungan kerja dengan Ruangan Rawat Inap dan Rawat Jalan dalam pelaksanaan kegiatan yang melibatkan pasien.

Staf farmasi komunikasi dengan bagian Logistik untuk barang Farmasi dan barang bukan farmasi.

Page 10: Power Poin Akreditasi

1. KETENAGAANPada dasarnya kegiatan farmasi kesehatan harus dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh/memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang yang menjadi tugas atau tanggung jawabnya. Setiap farmasi harus menetapkan seorang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pemantapan mutu dan keamanan kerja.

Page 11: Power Poin Akreditasi

2. KUALIFIKASI◦ Kualifikasi tenaga farmasi minimal SMF s/d D3

farmasi, sebagai tenaga pelaksana ◦ Kualifikasi kepala farmasi apoteker minimal

mempunyai pengalaman kerja selama 2 tahun◦ Kualifikasi petugas administrasi minimal D3◦ Kepala farmasi bertanggung jawab untuk

mengkoordinir semua kegiatan yang diselenggarakan oleh instalasi farmasi

◦ Jumlah tenaga pelaksana dan administrasi disesuaikan dengan kebutuhan dan standart yang berlaku.

Page 12: Power Poin Akreditasi

1. Ada program orientasi bagi petugas baru di farmasi

Setiap farmasi harus mempunyai program orientasi bagi petugas yang baru bekerja di farmasi tersebut, baik untuk petugas administrasi maupun teknis

2. Ada program diklat bidang manajemen dan teknis bagi seluruh petugas farmasi

Setiap farmasi harus mempunyai program diklat untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan petugas farmasi

Program diklat meliputi aspek teknis dan aspek manajemen

Page 13: Power Poin Akreditasi

Laporan Harian, Bulanan, dan Tahunan laboratorium melakukan dengan pencatatan :

- Permintaan pembelian- Surat pesanan/kontrak- Berita acara penerimaan barang dan laporan

penerimaan- Catatan persediaan, misalnya dalam bentuk

kartu stok, kartu kadaluarsa.- Surat bukti pengeluaran barang, dapat berupa

berita acara penyerahan barang dan resep obat.

Page 14: Power Poin Akreditasi

PEDOMAN PELAYANANINSTALASI FARMASI

Page 15: Power Poin Akreditasi

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dapat didefinisikan sebagai suatu departemen atau unit di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh asisten apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara professional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri dari pelayanan paripurna, mencakup perencanaan, mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan atau sediaan farmasi;dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan; pengendalian mutu; dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit; pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan .

Page 16: Power Poin Akreditasi

A. Latar BelakangPelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Akreditasi farmasi kesehatan akan mendorong farmasi kesehatan untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan, sehingga mutu pelayanannya dapat dipertanggung jawabkan dan memberikan jaminan serta kepuasan kepada masyarakat/pasien yang mengunakan jasa farmasi bahwa pelayanan farmasi yang diberikan sudah sesuai dan memenuhi standar pelayanan farmasi rumah sakit yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Nomor:1333/Menkes/SK/XII/1999.

Page 17: Power Poin Akreditasi

B. Tujuan PedomanTujuan Umum :

Tersedianya pedoman pengelolaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit

Tujuan Khusus : Terlaksananya pengelolaan perbekalan farmasi

yang bermutu, efrektif dan efisien Terlaksananya penerapan farmako-ekonomi dalam

pelayanan Terwujudnya sistem informasi pengelolaan

perbekalan farmasi kesehatan yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi

Terlaksananya pengelolaan perbekalan farmasi dan pengendalian mutu perbekalan farmasi

Page 18: Power Poin Akreditasi

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Ruang Lingkup pelayanan farmasi yang diatur dalam pedoman ini meliputi Latar belakang, maksud dan tujuan, Sistem Pelayanan, Organisai Pelayanan, SDM, Sarana dan Prasarana Pelayanan, Pembiayaan, Pembinaan serta Pencatatan dan Pelaporan.

Page 19: Power Poin Akreditasi

D. Batasan Operasional

Batasan Operasional Farmasi adalah sebagai sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat, melakukan dan memberikan pelayanan bermutu melalui analisa telaah dan evaluasi pelayanan.

Page 20: Power Poin Akreditasi

E. Landasan Hukum UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang

Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom

Keputusan Presiden Nomor 177 tahun 2000 tentang Cusunan Organisasi dan Tugas Departemen, sebagai mana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 82 tahun 2001

Keputusan Presiden Nomor 102 tahun 2001 tentang kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

Page 21: Power Poin Akreditasi

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia1. Ada seorang kepala/penanggung jawab farmasi yang mempunyai latar

belakang pendidikan dan pengalaman.2. Kepala/Penanggung jawab harus mempunyai pengalaman bekerja di

farmasi kesehatan sekurang-kurangnya 3 tahun3. Setiap kepala /penanggung jawab telah mengikuti pelatihan baik dalam

bidang manajemen maupun teknis kefarmasian.4. Ada analis laboratorium yang memenuhi kualifikasi sesuai ketentuan5. Setiap farmasi harus mempunyai analis farmasi dengan latar belakang

pendidikan yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku.6. Asisten apoteker harus mempunyai pengalaman bekerja di farmasi

kesehatan sekurang-kurangnya 3 tahun.7. Asisten apoteker harus mengikuti pelatihan dalam bidang teknis

farmasi.8. Setiap instalasi farmasi harus mempunyai petugas administrasi dengan

latar belakang pendidikan yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan harus mempunyai pengalaman bekrja di farmasi sekurang-kurangnya 3 tahun serta mengikuti pelatihan dalam bidang administrasi farmasi

Page 22: Power Poin Akreditasi

B. Distribusi ketenagaanNo Nama Pegawai Kompetensi Lama

Bekerja1. Dr.Tonny, Sp.pk Dr. Spesialis Patologi Klinik 2 Tahun

2. Elida Afni, ST S1 Teknik Kimia 6 Tahun

3. Marlina SMAK 8 Tahun

4. Maya Zulfinayus SMAK 3 Tahun

5. Juwita Devisari SMAK 2 Tahun

6. Deswita Sari SMAK 1 Tahun

7 Nurtri wahyuni SMAK 1 Tahun

8. Yestina Bago SMAK 10 Bulan

Page 23: Power Poin Akreditasi

c. Pengaturan Jaga

Pengaturan Jaga di laboratoriu RSU IPI terdiri dari 3 Shif :

Pagi : Jam 08.30 s/d 16.00 Sore : Jam 16.00 s/d 23.00 Malam : Jam 23.00 s/d 08.30

Page 24: Power Poin Akreditasi

A. Denah Ruangan

RUANG RACIKAN RUANG

PENERIMAAN RESEP &

PEMBERIAN OBAT

KASIR RUANG PEMESANAN

TOILET / WC GUDANG

Page 25: Power Poin Akreditasi

B. Standar Fasilitas Instalasi farmasi harus memiliki fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk penyelenggaraaan kegiatan:

1. Tersedianya fasilitas penyimpanan barang farmasi yang menjamin semua barang farmasi tetap dalam kondisi yang baik.

2. Obat yang bersifat adiksi disimpan sedemikian rupa demi menjamin keamanan setiap staf

3. Tersedianya fasilitas untuk pendistribusiaan obat4. Tersedianya fasilitas pemberian informasi dan

edukasi5. Tersedianya fasilitas untuk penyimpanan arsip

resep.

Page 26: Power Poin Akreditasi

Melakukan Pengambilan Sampling Melakukan Pemeriksaan darah yang dapat d

i lakukan di laboratorium RSU IPI

Page 27: Power Poin Akreditasi

Penyediaan barang habis pakai farmasi di pesan oleh bagian logistik dan disimpan di lemari penyimpanan barang kebutuhan farmasi.

Page 28: Power Poin Akreditasi

Mengatasi Pemberian nama di label obat Setiap resep yang masuk dan telah diberi nama

pasien harus tetera di label cara pemakaian dosis obat yang benar.

Menyampaikan langsung kepada pasien cara penggunaan obat sebelum diserahkan kepada pasien

Page 29: Power Poin Akreditasi

1. HematomMengatasi Hematom (Pembengkakan):Lepaskan jarum lalu tekan kuat sehingga darah menyebar.Kompres pakai air hangat, biasanya lebam hilang setelah

beberapa hariBeri salepUntuk pemeriksaan selanjutnya cara pumbuluh ditempat lain.

2. Mengatasi Sinkop Saat Pungsi VenaLepaskan torniquet,tarik jarum segeraBicara kepada pasien supaya terjaga dan mengalihkan

perhatiannya.Turunkan bagian kepala pasien dan di minta untuk bernafas yang

dalamLepaskan AksesorisKompres dengan air dingin dibagian dahi dan belakang leher.Gunakan Inhalan Amonia (bila perlu)Laporkan kepada dokter bila tidak berespons.

Kejadian yang tidak diharapkan pada saat pengambilan darah :

Page 30: Power Poin Akreditasi

Aturan atau Praktik pencegahan Bahaya bagi Personel Laboratorium terdiri atas :

1. Jas Laboratorium,sarung tangan, masker dan alat lain nya tidak boleh digunakan jika meninggalkan ruangan laboratorium ke daerah public atau suatu tempat mengonsumsi makanan.

2. Memastikan semua petugas laboratorium memahami dan dapat menghindari bahaya infeksi

3. Melakukan penyelidikan semua kecelakaan di dalam laboratorium yang memungkinkan terjadinya pelepasan/kebocoran/penyebaran bahan infektif.

4. Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan dekontaminasi yang telah dilakukan jika ada tumpahan/percikan bahan infektif

5. Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang secara aman setelah melalui proses dekontaminasi sebelumnya

6. Makanan dan minuman apa saja, harus disimpan dan dikonsumsi di luar ruangan laboratorium

Page 31: Power Poin Akreditasi

Laboratorium harus melaksanakan evaluasi dan kegiatan pengendalian mutu

1. Ada tim yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu diinstalasi farmasi

2. Ada kegiatan mengikuti program pemantapan mutu eksternal

3. Ada control sosial terhadap pelayanan instalasi farmasi yang telah dilakukan

Page 32: Power Poin Akreditasi

Dengan adanya buku Pedoman Akreditasi Farmasi Kesehatan ini, diharapkan dapat memacu dan memotivasi farmasi kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanannya. Juga diharapkan buku ini sekaligus dapat memacu pelaksanaan akreditasi instalasi farmasi kesehatan, sehingga dengan demikian masyarakat akan memperoleh jaminan mutu pelayanan farmasi kesehatan.Pelaksanaan akreditasi tidak dapat terlepas dari standarisasi, oleh karena itu pentingnya bagi setiap farmasi kesehatan untuk menerapkan standart pelayanan farmasi kesehatan yang berkualitas

Page 33: Power Poin Akreditasi

Top Related