Transcript
Page 1: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .

Pneumotorak adalah keadaan terdapat udara atau gas dalam rongga pleura. Pada keadaan

normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru eluasa mengembang terhadap rongga

udara pneumotoraks dapat terjadi secara spontan maupun traumatic. Pneumotoraks spontan

dibagi menjadi primer dan sekunder, pneumotorak traumatic dibagi menjadi iatrogenic dan

bukan itrogenik. (Barmawy. H)

Insidens pneumotoraks sedikit diketahui, karena episodenya banyak yang tidak

diketahui. Pria lebih banyak dari pada wanita dengan perbandingan 5:1. pneumotorak spontan

primer (PSP) sering juga dijumpai pada individu sehat, tanpa riwayat penyakit paru sbelumnya.

PSP banyak dijumpai pada pria dengan usia antara 2 dan 4. salah satu penelitian menyebutkan

sekitar 81% kasus PSP berusia kurang dari 45 tahun. Seaton dkk melaporkan bahwa pasien

tuberculosis aktif mengalami komplikasi pneumotorak sekitar 2,4% dan jika ada kavitas paru

komplikasi pneumotoraks meningkat lebih dari 90%. (Barmawy. H)

Di Olmsted country, Minnesota, amerika, meiton et al melakukan penelitian selama 25

tahun pada pasien yang terdiagnosis sebagai pneumotoraks, didapatkan 75 pasien karena trauma,

102 pasien karena iatrogenic da sisanya 141 pasien karena pneumotoraks spontan. Dari 141

pasien tersebut 77 pasien PSP dan 64 pasien PSS. Pada pasien pneumotorak spontan didapatkan

angka incident sebagai berikut: PSP terjadi pada 7,4 per 100.000 pertahun untuk peria dan 2,0

per 100.000 tahun untuk wanita. (Barmawy. H)

Sesuai perkembangan dibidang pulmunologi telah sering dikerjakan pendekatan baru

berupa tindakan torakostomi disertai video (video-assisted thoracostomi), ternyata memberikan

banyak keuntungan pada pasien yang mengalami pneumotoraks relaps dan lama rawat inap di

RS yang lebih sigkat.

Page 2: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

B. TUJUAN.

1. Tujuan Umum

Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah penulis mempu

mengungkapkan pola pikir ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan pneumotoraks secara komprehensif dan memperoleh pengalaman secara nyata

tentang pneumotoraks.

2. Tujuan Khusus.

Setelah dilakukan askep ini penulis mampu:

a. Melakukan pengkajian klien dengan pneumotoraks.

b. Mengidentifikasi data klien.

c. Menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian.

d. Merumuskan diagnosa keperawatan.

e. Menentukan prioritas masalah keperawatan.

f. Menyusun rencana keperawatan.

g. Melaksanakan tindakan keperawatan, berdasarkan rencana yang telah disusun dalam

intervensi keperawatan.

h. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan berdasarkan

criteria standard.

Page 3: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Page 4: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep penyakit

1. PENGERTIAN

Pneumotorak adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura.

Pneumotoraks adalah menggambarkan individu yang mengalami atau beresiko tinggi

untuk mengalami akumulasi udara pada pleura yang berhubungan dengan cedera. Pada

keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru leluasa mengembang

terhadap rongga dada. Pneumotoraks dapat diklarifikasikan sesuai dengan penyebabnya :

1. Traumatic.

2. Spontan : Spontan primer, spontan sekunder.

3. Terapeutik : Bukan iatrogenic, iatrogenic.

Pneumotoraks juga dapat diklarifikasikan sesuai dengan urutan peristiwa yang

merupakan kelanjutan adanya robekan pleura:

1. Terbuka

2. Tertutub

3. Tekanan

2. ETIOLOGI.

Berdasarkan Penyebabnya .

Pneumotoraks Spontan

a. Pneumotoraks Spontan Primer. Terjadi tanpa ada riwayat penyakit paru yang

mendasari sebelumnya umumnya pada individu sehat dewasa muda, tidak

berhubungan. Dengan aktifitas fisik yang berat tetapi justru terjadi pada saat

istirahat da sampai sekarang belum diketahui penyebabnya .

Page 5: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

b. Pneumotoraks Spontan Sekunder Suatu pneumotoraks yang terjadi karena

penyebab paru yang mendasarinya (tuberculosis paru, PPOK, asma bronchial,

pneumonia, tumor paru, dan sebagainya).

Pneumotoraks traumatic Pneumotoraks yang terjadi akibat suatu penetral kedalam

rongga pleura karena luka tusuk atau luka tembak atau tusukan jarum atau kanul.

a. Pneumotorak Traumatic Bukan Iatrogenic. Terjadi karena jejas kecelakaan,

jejas dada terbuka atau tertutub, barotraumas.

b. Pneumotoraks traumatic bukan iatrogenic. Terjadi Akibat Tindakan Oleh

Tenaga Medis, Dibedakan Lagi:

c.. Pneumotoraks traumatic iatrogenic aksidental Akibat tindakan medis karena

kesalahan atau komplikasi indakan tersebut, missal: pada tindakan

parasentetis dada, biopsy pleural dan lain-lain.

d. Pneumotoraks traumatic iatrogenic artificial (deliberate) Sengaja dikerjakan

dengan cara mengisis udara ke dalam rongga pleura melalui jarum dengan

suatu alat Maxwell box.

3. KLASIFIKASI

1.Berdasarkan terjadinya yaitu artipicial,traumaticdan spontan.

2.Berdasarkan lokasinya, yaitu pneumotoraksparietalis ,mediastinalisdan basalis.

3.Berdasarkan derajat kolaps ,yaitupeneumotoraks totalis danpartialis.

4.Berdasarkan jenis fistel:

V Peneumotoraks terbuka,peneumotoraksdimana ada hubunganterbuka antara

ronggapleura dan bronchus yangmerupakan dunia luar.

V Peneumotoraks tertutup,rongga pleuratertutup tidak adahubungan dengan

dunialuar,udara yang dulunyaada dirongga pleurakemungkinan positif oleh karena

diresorbsi dan tidkadanya hubungan lagidengan dunia luar,makatekanan udara di

ronggapleura menjadi negetif.

V Pneumotoraks ventil merupakanpeneumotoraks yangmempunyai tekanan

positifberhubungan denganadanya fistel di pleuravisceralis yang bersifat ventil.

Page 6: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

4. DAMPAK TERHADAP BERBAGAI SISTEM TUBUH

• Robeknya pleura viseralis, udara masuk, tekanan cavum pleura negatif menyebabkan

Pneumothoraks sederhana tertutup

• Robeknya dinding dada dan pleura parietalis, udara masuk kedalam cavum pleura “

sucking wound” menyebabkan Pneumothoraks Terbuka

• Bila kebocoran pleura bersifat ventil, udara masuk saat inspirasi dan tidak dapat keluar

saat ekspirasi disebut Tension Pneumothoraks akan menyebabkan kolaps paru dan

terdorongnya isi rongga dada kasisi sehat, mengganggu aliran darah sehingga terjadi

shock non hemorrhagi.

• Udara bisa masuk ke bawah kulit menyebabkan Emfisema cutis.

• Udara masuk ke mediastinum disebut Emfisema mediastinal

5. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi Normal tekanan negative pada ruang pleura adalah 10-12

mmhg.fungsinyamembantu pengembangan paru selamapentilasi.pada waktu inspirasi

tekananintra pleura lebih negatif daripadatekanan intra bronchial, maka paru

akanberkembangmengikuti diding thoraks sehingga udara dari luardimanatekananya nol (0 )

akan masuk bronchussampai ke alveoli.

Pada waktu ekspirasi dinding dadamenekan rongga dada sehingga tekananintra pleura lebih

tinggi dari tekanan di alveolus ataupun di bronchus sehinggauadaradi tekan keluar dari bronchus.

Tekanan intra bronchial meningkat apabila ada tahanan jalan nafas,tekanintra bronchial akan

lebih meningkat lagipada waktu batuk,bersin, ataumengejan , pada keadaan ini

giottistertutup.apabila di bagian perifer daribronchus atau alveolus ada bagian yang lemah maka

akan pecah atau robek .

Page 7: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

Pneumotoraks terjadi disebabkan adanya kebocoran dibagian yang berisiudara

melaluirobekan atau pecahnyapleura.robekan ini akan berhubungandegan bronchus.Pelebaran

dari alveoli dan pecahnyasepta-septa alveoli yang kemudian membentuk suatu bula didekat

suatudaerah proses non sefesifik ataugranulomatous fibrosis adalah salah satusebab yang sering

terjadi pneumotoraks,dimana bula tersebut berhubugan denganadanya obstruksi emfisema

6. TANDA DAN GEJALA

Adapun tanda dan gejala dari pneumothoraks yaitu:

1. peningkatan fekuensi pernafasan,

2. peningkatan kerja nafas,

3.penggunaan otot aksesori,

4. pernafasan pada dada, dan leher,

5. retraksi interkostae,

6.ekspirasi abdominal kuat,

7. bunyi nafas menurun atau tidak ada,

8. fremitus menurun,

9. perkusi dada hiperesonan,

10.dilatasi area terisi udara,

11.Adanya trauma dada.

12.Radiasi atau kemoterapi untuk keganasan.

7. PROSEDUR DIAGNOSTIK

• ? Sinar X dada : menyatakan akumulasiudara/cairan pada area pleural.

• ? Pa Co2 kadang-kadang menurun.

• ? Pa O2 normal / menurun.

• ? Saturasi O2 menurun (biasanya).

• ? Hb mungkin menurun (kehilangandarah).

• ? Toraksentesis : menyatakan darah/cairan

8. MANAJEMEN MEDIK

Page 8: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

Manajemen Medik ini kami dapatkan dari sebuah bukuPneumotoraks adalah keadaan

dimana terdapat udara yang memasuki rongga Pleura antara paru-paru dan dinding dada (Long,

1996 : 486).Pneumotoraks adalah adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura

9. KOMPLIKASI

Komplikasi Pneumotoraks Biasanya terjadi karena pecahnya esophagus atau bronkus,

sehingga kelainan tersebut harus ditegakkan (insidennya sekitar 1%), pneumotoraks simultan

bilateral, insidennya sekitar 2%, pneumotoraks kronik, bila tetap ada selama waktu lebih dari tiga

bulan, insidennya sekitar 5% pada area yang terisi cairan (hematorak), observasi dan palpasi

dada : gerakan dada. Tidak sama bila trauma atau kempes, penurunan pengembangan toraks

(area yang sakit).

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

1. Aktivitas Atau Istirahat Gejala : Dispnea dengan aktifitas atau istirahat.

2. Sirkulasi

Tanda :

a. Takikardi

b. Frekuensi tidak teratur atau disritmia.

c. S3 atau S4 atau irama gantung gallop.

d. Nadi apical berpindah.

e. Tanda homman.

Page 9: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

f. Tekanan darah hipertensi atau hipotensi

g. DVJ (Denyut Ventrikel Jantung).

3. Integritas Ego

Tanda : Ketakutan atau gelisah.

4. Makanan atau Cairan.

Tanda : Ada pemasangan infuse.

5. Nyeri Atau Kenyamanan

Gejala :

(tergantung pada ukuran atauyang terlibat): Nyeri dada unilateral, meningkat karena pernafasan,

batuk. Timbul tiba-tiba. Gangguan sementara atau regangan (pneumotoraks spontan) tajam dan

nyeri, menusuk yang diperberat oleh nafas dalam, kemungkinan menyebar keleher, bahu,

abdomen (ekfusi pleura).

Tanda :

a. Berhati-hati pada area yang sakit.

b. Perilaku dismaksi.

c. Mengerutkan wajah.

6. Pernafasan

Gejala :

a. Kesulitan bernafas.

b. Batuk (mungkin).

c. Riwayat bedag dada atau trauma, penyakit paru kronis. Inflamasi atau infeksi paru interitislal

menyebar, keganasan.

d. Pneumotoraks spontan sebelumnya, rupture emfisema bula spontan, bleb sub pleural (PPOM).

Tanda :

peningkatan fekuensi pernafasan, peningkatan kerja nafas, penggunaan otot aksesori,

pernafasan pada dada, leher, retraksi interkostae, ekspirasi abdominal kuat, bunyi nafas menurun

atau tidak ada, fremitus menurun, perkusi dada hiperesonan, dilatasi area terisi udara, bunyipekat

pada area yang terisi cairan (hematorak), observasi dan palpasi dada : gerakan dada. Tidak sama

bila trauma atau kempes, penurunan pengembangan toraks (area yang sakit).

Page 10: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

Kulit: pucat, stenosis, berkeringat, krebitasi sub kutan (udara pada jaringan dengan palpasi).

Mental: asietas, gelisah, bingung, pingsan. Penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif atau

terapi PEEP.

Diagnosa Penunjang.

BGA

Ä Suhu : 36,1 C

Ä PH : 7,315

Ä PCO2 : 34,2 mmHg

Ä PO2 : 99,6 mmHg

Ä HCO3- : 17,6 mmCl/l

Ä O2Sat : 97,1 %

Ä Base Exece : -7,9 mmCl/l

Darah lengkap:

Ä Leukosit : 24.800/ml

Ä Hb : 17,7 gr/dl Ä PCV : 33,7 %

Ä Trombosit : 297.000/ ml

7. Keamanan

gejala :

a. Adanya trauma dada.

b. Radiasi atau kemoterapi untuk keganasan

1. Klasifikasi data

Data subyektif

1. klien mengatakan nyeri pada daerah dada

2 .klien mengatakan lemah untuk melakukan aktifitas

3.klien mengatakan cemas dengan penyakitnya

Data obyektif

1.ekspresi wajah meringis

2.klien nampak lemah

Page 11: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

3.klien nampak gelisah

2. Analisa data

No Simptom Etiologi Problem1 Ds :

Klien mengatakan nyeri

pada daerah dada.

Do :

Ekspresi wajah meringis

Adanya udaraatau gas dalam

ronga pleura

Terjadinya pelepasan reseptor

kimiawi nyeri

Impuls di teruskan ke otak

Nyeri di persepsikan

Nyerin

2 Ds :

Klien mengatakan lemah

untuk melakukan aktifitas

Do :

Klien nampak lemah

Kelemahan fisik

Intoleransi aktifitas

Gangguan mobilitas fisik

Gangguan mobilitas

fisik

3 Ds :

Klien mengatakan cemas

dengan penyakitnya

Do :

Klien nampak gelisah

Perubahan status kesehatan

Kurang pengetahuan tentang

penyakit

Koping tidak efektif

Ansietas keluarga

Page 12: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

Stres psikologis

ansietas

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri berhubungan dengan pada waktu mengambil napas di mana terjadi gesekan

pada dinding pleura dan paru di tandai dengan:

Ds: klien mengatakan nyeri pada daerah dada

Do:wajah nampak meringis

Toleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dengan

kebutuhan oksigen di tandai dengan:

Ds : klien mengatakan lemah melakukan aktifitas

Do : klien nampak lemah

Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan di tandai dengan :

Ds : klien mengatakan cemas dengan penyakitnya

Do : klien tampak gelisah

4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Tujuan Intervensi Rasional 1 Tupan :

Setelah di berikan tindakan

keperawatan selama 2 hari

gangguan rasa nyaman nyeri

teratasi

Tupen :

Setelah di berikan tindakan

keperawatan selama 1 hari

1. observasi tingkat nyeri

2. beri posisi yang nyaman

pada klien

3. ajarkan pengguanaan

teknik distraksi dan relaksasi

4. obserfasi tanda tanda fital

1. membantu evaluasi

derajat ketidak

nyamanan dan ke

efektifan analgetik

2. dapat meningkatkan

rasa nyaman bagi klien

dan melancarkan

sirkulasi

Page 13: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

gannguan rasa nyaman nyeri

berangsur angsur teratasi

dengan kriteria:

Ekspresi wajah tenang

3. mengalihkan perhatian

dari rasa nyeri

4. dapat mengetahui

untuk melakukan

tindakan selanjutnya2 Tupan :

Setelah di berikan asuhan

keperawatan selama 2 hari

klien mengatakan mobilitas

fisik/baik.

Tupen :

Setelah di berikan tindakan

keperawatan selama 1 hari

gangguan mobilitas fisiknya

berangsur-angsur membaik

dengan kriteria

- Keadaan umur baik

- Klien bergerak

dengan baik

1. pantau tingkat kemampuan

klien untuk melakukan

pergerakan

2. anjurkan untuk melakukan

latihan merenggakan

3. ajarkan pasien teknik

relaksasi

1. menambah data dasar

untuk intervensi

selanjutnya

2. membantu

menurunkan spastisitasi

3. teknik relaksasi dapat

mengalihkan perhatian

klien terhadap nyeri

3 Tupan :

Setelah di berikan tindakan

keperawatan selam 2 hari

ansietas dapat teratasi

Tupen :

Setelah di berikan tindakan

keperawatan selama 1 hari

ansietas dapat berkurang

dengan kriteria:

- Klien nampak tenang

1. observasi tingkat

kecemasan klien

2. beri penjelasan kepada

klien tentang penyakit yang

di alaminya

3. libatkan klien dalam

pengambilan keputusan dan

rencana tindakan

1. Sebagai data dasar

untuk tindakan

selanjutnya.

2. menambah

pengetahuan dan

mengurangi kecemasan

3. dapat menurunkan

kekhawatiran klien

5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Implementasi Evaluasi

Page 14: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

1 1. Mengkaji tingkat nyeri klien.

2. memberikan posisi yang nyaman pada

klien

3. mengajarkan dan membimbing klien

dalam trapai relaksasi dan distraksi yaitu

dengan mengajarkan teknik napas dalam

dan pengalihan perhatian klien dengan

cerita

S : klien mengatakan nyeri pada dada sedikit

berkurang

O : ekspresi wajah tenang

Nyeri berkurang

A : masalah sebagian teratasi

P : interfensi di lanjutkan

2 1. memantau kemampuan klien dalam

beraktifitas

Hasil : klien sudah dapat bergerak secara

perlahan-lahan

2. memantau aktifitas klien sesuai

kebutuhan.

Hasil : klien kooperatif

3. menganjurkan keluarga klien untuk

membantu ADL selama proses

penyembuhan .

Hasil : keluarga kooperatif.

S : klien mengatakan kondisinya mulai

membaik

O : klien nampak tenang

A : masalah teratasi

P : interfensi di pertahan kan

3 1. mengkaji tingkat kecenasan klien

Hasil : klien nampak tenang

2. memberi penjelasan ke pada klien

tentang penyakitnya dan pengobatannya

Hasil : klien kooperatif

3. memberi kesempatan kepada klien

untuk menggungkapkan perasaanya.

Hasil : klien menggungkapkan perasaan

ya.

S : klien mengatakan sudah tidak cemas lagi

terhadap penyakitnya

O : klien nampak tenang

A : masalah teratasi

P : intervensi di pertahankan

Page 15: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Page 16: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari Kasus Dan Pembahasan Diatas, Kami Dapat Mengambil Kesimpulan Bahwa.

1. Pada pengkajian sirkulasi dan integritas ego terdapat perbedaan antara kasus dan teori.

2. Pada intervensi dan implementasi, tidak semua dapat dilakukan karena menyesuaikan

dengan kondisi dan situasi klien.

B. SARAN

1. Dengan adanya perbedaan antara teori dan kasus, diharapkan perawat dapt melakukan

pengkajian dengan benar dan tepat sehingga intervensi yang dilaksanakan sesuai dengan yang

diharapkan.

2. Perawat dalam melakukan intervensi dan implementasi hendaknya tidak hanya mengacu

pada teori yang ada, tetapi juga harus mempertimbangkan kondisi klien.

Page 17: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Jual. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6 :

Jakarta. EGC.

Doengoes, M.et.al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III. Jakarta : EGC

Price. A. Silvia, Wilson. M. Lorrame. 1995.

Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta : EGCono, Stamet. 2001.

Buku Ajar IPD Jilid 2 Edisi III. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Page 18: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Page 19: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

KATA PENGATAR

Assalamu allaikum Wr. Wb……

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis

dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien

Dengan Trauma Dada Pneumothoraks”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata pelajaran KMB, sebagai tahapan dalam mengikuti proses perkuliahan

sebagaimana bisa.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk

itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan

makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada

mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai

ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Raha, Maret 2013

Page 20: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

Penyusun

Asuhan Keperawatan Pada Klien

Dengan Trauma Dada

Pneumothoraks

Di Susun Oleh :

Kelompok 13

1. MUHLIS

2. RAHMAN RAHIM

Page 21: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

3. RAHMATUL ILHAM

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN

MUNA

2013

DAFTAR ISI

Halaman Sampul..............................................................................................................................

Kata Pengantar.................................................................................................................................

Daftar Isi..........................................................................................................................................

Bab I. Pendahuluan..........................................................................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................................................

B. Tujuan...............................................................................................................................

Bab II. Pembahasan..........................................................................................................................

A. Konsep Penyakit.............................................................................................................

1. Pengertian............................................................................................................

2. Etiologi.................................................................................................................

3. Klasifikasi.............................................................................................................

Page 22: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

4. Dampak terhadap berbagai sistem tubuh.............................................................

5. Pato fisiologi dan penyimpangan KDM...............................................................

6. Tanda dan gejala..................................................................................................

7. Prosedur diagnostik..............................................................................................

8. Manajemen medik................................................................................................

9. Komplikasi...........................................................................................................

B. Konsep Asuhan Keperawatan.........................................................................................

1. Pengkajian pada setiap kelainan...........................................................................

- Klasifikasi Data.........................................................................................

- Analisa Data..............................................................................................

- Prioritas Masalah.......................................................................................

2. Diagnosa..............................................................................................................

3. Intervensi.............................................................................................................

4. Implementasi.......................................................................................................

5. Evaluasi...............................................................................................................

Bab III. Penutup..............................................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................................

B. Saran.............................................................................................................................

Daftar Pustaka

Page 23: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

13. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Trauma Dada Pneumothoraks

A. Konsep Penyakit

1. Pengertian

2. Etiologi

3. Klasifikasi.

4. Dampak terhadap berbagai sistem tubuh

5. Pato fisiologi dan penyimpangan KDM

6. Tanda dan gejala

7. Prosedur diagnostik

8. Manajemen medik

9. Komplikasi

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian pada setiap kelainan

- Klasifikasi Data

- Analisa Data

- Prioritas Masalah

2. Diagnosa

3. Intervensi.

4. Implementasi

5. Evaluasi

Page 24: Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

Top Related