Transcript
Page 1: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

SAFETY INSPECTIONSAFETY INSPECTION- Inspeksi merupakan metoda terbaik untuk menemukan permasalahan dan mengevaluasi risikonya sebelum kecelkaan atau kerugian terjadi

TUJUAN- Mengidentifikasi potensi permsalahan pada pekerja atau tempat kerja yang tidak diantisipasi sewaktu merancang atau menganalisis tugas- Mengidentifikasi kekurangan pada peralatan (unsafe condition)- Mengidentifikasi tindakan pekerja tidak aman (unsafe practices)- Mengidentifikasi efek dari perubahan (modifikasi) pada proses material atau peralatan (melihat apa yang tejadi)- Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pada koreksi (remedial actions) yang telah dilakukan terhadap potensi permasalahan baru

Memberikan informasi kepada manajemen tentang :+ Kondisi peralatan (yang baik dan yang rusak)+ Tata letak peralatan dan housekeeping (pengaturan tata letak yang salah, tumpukan material)+ Peralatan /tools  (yang baik dan yang rusak)+ Kondisi lingkungan kerja (spills, leaks)- Menunjukkan komitmen manajemen

JENIS- Informal Inspection: Dilakukan secara regular oleh pekerja secara invidual- Formal atau Plannded Inspection: Dilakukan umumnya oleh Line Supervisor bersama tim atau managers bersama tim

FUNGSI SAFETY INSPECTION- Dapat mendeteksi keausan dan kerusakan peralatan sebelum risiko kecelakaan yang lebih besar terjadi (things wear out)- Dapat memberikan masukan (feedback) apakah peralatan yang dibeli atau pekerja yang dilatih sudah memadai (people are not perfect)- Dapat mendeteksi perubahan/ modifikasi (conditions change) di unit operasi apak telah memadai dan tidak menimbulkan masalah baru- Dapat meningkatkan keyakinan kepada manajemen tentang tugas dan tanggung jawab mereka untuk menyiapkan tempat kerja yang aman

MANFAAT FORMAT LAPORAN KONDISI- Merupakan sistem yang baik karena dapat menunjukkan bahwa pengawas / supervisor telah melakukan langkah koreksi- Dapat menunjukkan tingkat perhatian manajer, kabag, pengawas, staf K3 mengenai kondisi K3 di area kerja (barometer employee safety awareness)- Merupakan dokumen untuk dianalisa agar dapat melihat dan mengetahui

Page 2: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

permasalahan K3 di lapangan

PENGETAHUAN YG DIBUTUHKAN- Pengenalan akan potensi bahaya (hazard recognition). Untuk dapat mengidentifikasi potensi kerugian (loss potentials)+ Pekerja harus melaporkan kepada Pengawas (Supervisor) mengenai tindakan & kondisi tak aman yang mereka temui+ Laporan lisan dari pekerja akan diteruskan dalam bentuk tulisan (Blanko Laporan Kondisi) oleh Pengawasnya

GENERAL INSPECTIONS- General Inspections adalah inspeksi ke seluruh area (a planned walk-through of an entire area)+ Inspectors  mengamati secara cermat (look outside normal eye level), dan menganalisanya+ Digunakan Daftar Pemeriksaan (Checklist) sebagai penuntun untuk dapat mengobservasi seluruh aspek+ Laporan tentang temuan hasil inspeksi dan rekomendasinya dibuat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya dan tindakan lanjut terhadap rekomendasi hasil inspeksi+ Line supervisor biasanya berperan sebagai Inspectors untuk melakukan General Inspections (mereka paling mengetahui pekerjaan yang dilakukan dan pekerja di area pengawasannya+ Line supervisor juga harus memiliki pengetahuan mengenai ‘Safety an Health Standards’+ Middle and Upper Managers jugas harus ikut dalam ‘planned inpections and safety and haelth tours’. Ini merupakan cara yang tepat untuk mengetahui permasalahan dan menunjukkan perhatian dan komitmen terhadap aspek keselamatan kesehatan kerja (safety)+ Storage Tanks

LANGKAH SAFETY INSPECTIONS- Mempersiapkan (Prepare)- Menginspeksi (Inspect)- Menulis Rekomendasi (Develop remedial actions)- Menindak Lanjut Rekomendasi (Take follow up action)

LAPORAN SAFETY INSPECTION- Untuk mengkomonikasikan hasil Safety Inspection maka perlu dibuat Laporan :- Laporan ditulis dengan jelas (copy all open items from the last report at the beginning of the new report)- Dari laporan ini, maka “middle & upper managers’ dapat menyusun program koreksi terhadap peralatan, prosedur dan pekerja- Distribusi laporan akan bermanfaat bagi area lain untuk mengidentifikasi

Page 3: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

permasalahan sejenis  di area kerjanya- Rekomendasi dilengkapi dengan klasifikasi bahaya

FOLLOW UP REPORTS- Follow-up reports dapat memberikan informasi kepada manajemen secara ringkas tentang status Hasil Safety Inspection sebelumnya

REPORT FILLING- Disimpan sebagai informasi- Sebagai referensi untuk dapat mengetahui status tindak lanjut hasil safety inspection sebelumnya- Sebagai referensi untuk mengetahui kerja safety di suatu area

INSPEKSI INSIDENTAL- Inspeksi ini dilakukan pada saat tertentu dimana diperlukan pemeriksaan oleh petugas Keselamatan dalam usaha mencegah kemungkinan yang dapat mengakibatkan kebakaran maupun dalam rangka usaha mencegah terulangnya kembali kejadian yang serupa

INSPEKSI INDUSTRI MIGAS- Personal Inspection- Joint Safety Inspection- Manajemen Walk Throught- Pre Start Up Safety Inspection

LINGKUP INSPEKSI- Fire Prevention & Control- Work Enviromental & House Keeping- Material Handling & Storage- Personal Protective Equipment- Bahan – Bahan Berbahaya- Welding, Cutting & Brazing- Mesin dan Tutup Pengaman

LANGKAH PELAKSANAAN INSPEKSI- Pre Inspection Activities- Inspektion Activities- Post Inspection Activities

Page 4: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

SAFETY AUDIT CONCEPTSSAFETY AUDIT- Pengamatan kritis dan sistematis terhadap penerapan yang menyangkut aspek Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk mencari Kelemahan Sistem dan langkah perbaikannya sebelum timbul kecelakaan/kerugian

PERBEDAAN AUDIT & INSPEKSI- Audit: Upaya mengatur efektivitas dari pelaksanaan suatu Sistem, Difokuskan terhadap proses suatu Sistem, Penekanan terhadap Proses, Metode Pelaksanaan : tinjauan ulang, verifikasi dan observasi, Jangka Panjang- Inspeksi: Upaya menemukan kesesuaian dari suatu Obyek, Difokuskan terhadap suatu Obyek, Penekanan terhadap hasil akhir, Metode Pelaksanaan : dengan pengujian secara teknis dan mendetil, Jangka Pendek

MENGAPA AUDIT DIPERLUKAN?- Melakukan evaluasi terhadap efektifitas program- Sebagai motivator terhadap usaha perbaikan- Membandingkan antara pelaksanaan dan program- Melakukan identifikasi terhadap ketidak sesuaian- Agen dari kegiatan Manajemen

TUJUAN AUDIT- untuk menentukan efektifitas program K3 perusahaan, dan mengukur upaya pencegahan kerugian

RUANG LINGKUP AUDIT- Audit K3 dilaksanakan pada semua kegiatan perusahaan- Pelaksanaan audit K3 harus mencakup semua tujuan dan program serta sistem manajemen K3 yang yang telah ditetapkan- Melibatkan semua unsur untuk melaksanakan perbaikan sebagai perwujudan komitmen manajemen

JENIS AUDIT- INTERNAL & EKSTERNAL

1. AUDIT INTERNAL- Pemeriksaan oleh perusahaan sendiri tanpa menghilangkan obyektifitas- Pelaksanaan tidak terlalu formal- Bertujuan untuk menilai/ melakukan evaluasi terhadap program- Memberi masukan kepada manajemen dalam rangka mengembangkan system manajemen K3- Mempersiapkan untuk pelaksanaan audit eksternal yang akan dilaksanankan oleh konsultan pihak luar

Page 5: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

CONTOH: Process Safety Management Audit (PSM Audit Team), Environmental, Health and Safety Management System Audit (SMLK3 Audit Team)

2. AUDIT EKSTERNAL- Audit yang dilakukan oleh badan independen atau konsultan- Pemeriksaan dilakukan secara formal- Tujuan audit untuk menilai secara obyektif terhadap sistem manajemen K3- Penilaian oleh badan independen akan memperoleh pengakuan baik secara nasional maupun internasional

CONTOH: Audit SMK3 Depnaker, Audit OHSAS 18001

KEUNTUNGAN AUDIT- Memperkuat program dan standar organisasi- Mengingatkan manajer pada setiap tingkatan untuk mendorong perbaikan kinerja- Laporan audit dapat mengupayakan perbaikan dan perhatian terhadap kondisi substandard- Mendapat informasi pada saat yang tepat sebelum kejadian yang merugikan terjadi, sehingga dapat melakukan kontrol utk perbaikan pada tingkat awal- Identifikasi terhadap kelemahan program- Memberi kesempatan pada kelompok atau individu untuk saling mengenal dan saling memperkuat- Memperkuat kemampuan manajemen- Meningkatkan keterlibatan manajemen dalam pelaksanaan program- Fokus pada kinerja sebagai motivasi manajemen- Memberi kesempatan pada upaya dan kontribusi setiap pekerja dalam melaksanakan prinsip sistem manajemen K3

LANGKAH- LANGKAH PELAKSANAAN AUDIT- Persiapan pre-audit- Pertemuan pendahuluan- Tour keliling tempat kerja- Melaksanakan wawancara- Verifikasi terhadap informasi yang didapat- Pertemuan penutup- Evaluasi dan Laporan audit

TYPICAL PERSONAL INTERVIEWED- Safety/ Loss Control Manager- Industrial Hygienist- Occupational Health Nurse or Physician

Page 6: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

- Fire Specialist- Maintenance Manager- Employee Training Coordinator- Human Resources/ Personal Manager- Senior Operating Manager- Engineering Manager- Purchasing/ Procurement Manager- Environmental Protection Engineer- Emergency Response Coordinator- Program or Element Leaders

LAPORAN AUDIT BERISIKAN- Ringkasan Pelaksanaan audit K3 (Executive Summary)- Nama lokasi yang diaudit, nama auditor termasuk semua anggota tim audit K3, tanggal pelaksanaan audit K3, distribusi laporan, dan  tanggal rencana jawaban- Kata pengantar dan ucapan terima kasih kepada Tim Manajemen dan semua pihak terkait, sehingga audit K3 dapat terlaksana dengan baik- Tujuan dan ruang lingkup audit K3- Laporan utama yang berisikan- Kesimpulan

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN AUDIT K31. PRINSIP DASAR AUDIT- Audit harus berdasarkan fakta-fakta obyektif- Kriteria keputusan harus berdasarkan kepada syarat-syarat standar dan peraturan- perundangan yang ada

2. POKOK PENTING DAN SARAN DALAM PENERAPAN AUDIT- Pisahkan antara audit dokumen dan audit lapangan- Gunakan daftar periksa; Namun demikian audit tidak terbatas pada daftar periksa, oleh sebab itu temuan di lapangan dapat diangkat menjadi permasalahan- Ujilah bukti yang didapat di lapangan dengan standar, prosedur dan peraturan yang berlaku- Kesesuaian dan ketidak sesuaian, serta tingkatannya perlu dievaluasi- Rincian temuan harus sesuai dengan pokok kriteria audit

3. KETIDAK SESUAIANA. Jenis Ketidak Sesuaian:- Ketidak Sesuaian dengan standar prosedur- Ketidak Sesuaian dengan peraturan pemerintah- Ketidak Sesuaian dengan SMK3B. Tingkat Ketidak Sesuaian- Ketidak Sesuaian Utama – SMK3 tidak berfungsi- Ketidak Sesuaian dengan persyaratan – sistem     berfungsi- Ketidak sesuaian Minor – dapat diperbaiki dengan bimbingan

Page 7: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

4. PENULISAN LAPORAN HARUS- Menggambarkan fakta dengan jelas- Menghindari kata-kata abstrak- Data obyektif, tidak boleh subyektif- Menggambarkan alasan dengan jelas, sehingga mudah dimengerti- Menghindari inkonsistensi

5. PELAPORAN TINDAK LANJUT- Pelaporan tindak lanjut hendaknya disusun sebagai berikut:A. Laporan AuditB. Tindakan koreksiC. Menerima jawaban laporanD. Tindak lanjut

- Dalam laporan ini agar diindikasikan hal-hal yang direkomendasikan, anggota yang akan menerima laporan, batas waktu jawaban terhadap ketidak pastian hasil audit, status auditee, evaluasi terhadap tindakan koreksi, dan gambaran untuk audit berikutnya

DEFINISI- Audit (K3) adalah pengujian kritis secara sistematis terhadap penerapan Manajemen K3 diseluruh kegiatan perusahaan, dengan tujuan untuk meminimisasi kerugian- Inspeksi (K3) adalah pemeriksaan secara rutin dan berkala terhadap suatu Obyek Kegiatan atau Departemen biasanya dilakukan oleh petugas setempat

SAFETY AUDITJENIS SAFETY AUDIT1. internal audit+ Biaya rendah

Page 8: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

+ Auditor sangat paham akan unit operasi yang diaudit- Kurang Independent- Kurang banyak pengalaman mengaudit

2. external audit+ Paling Independent+ Paling banyak pengalaman mengaudit- Biaya paling tinggi- Kurang paham akan unit operasi yang diaudit

3. cross audit+ Lebih Independent+ Pertukaran informasi lebih memungkinkan- Biaya cukup tinggi- Kurang paham akan unit operasi yang diaudit

KEKERAPAN AUDIT K3- Tingkat Resiko Operasi- Ukuran dan Kerumitan Unit Operasi- Catatan Insiden yang terjadi- Hasil Audit terdahulu- Kemantapan Manajemen KK yang ada- Ketentuan Pemerintah atau Kebijaksanaan Perusahaan

LANGKAH DASAR AUDIT K3- Keputusan pelaksanaan Audit KK dikeluarkan oleh pimpinan tertinggi dari perusahaan atau unit operasi- Pembentukan tim Audit KK- Perencanaan dan persiapan Audit KK- Pelaksanaan pemeriksaan- Pelaporan Hasil Audit KK- Pelaksanaan perbaikan (tindak lanjut)- Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit KK

TIM AUDIT KK- Jumlah Anggota Tim  :  2 - 6 orang.- Kualifikasi Anggota Tim- Susunan Anggota Tim+ Ketua Tim: Bertugas memimpin dan mengkoordinir kegiatan tim secara  menyeluruh mulai dari menentukan sasaran, cakupan rencana kerja, pelaksanaan, dan pelaporan hasil Audit KK+ Sekretaris Tim: Bertugas menangani kegiatan administratif, surat menyurat,  pencatatan hasil diskusi, penyelesaian laporan+ Anggota Tim: Bertugas menyusun rencana, mempersiapkan pelaksanaan,  menyusun atau  memperbaiki protokol yang digunakan,  melakukan pemeriksaan dan verifikasi temuan, dan diskusi  tentang temuan-temuan yang akan masuk dalam

Page 9: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

laporan

TUGAS TIM AUDIT KK- Menyusun rencana audit secara lengkap, termasuk :  penentuan sasaran, cakupan, metoda pemeriksaan, rencana  kerja dan jadwal pelaksanaan Audit KK sampai tahap pelaporan hasilnya- Menyusun daftar pertanyaan (checklist) atau protokol jika  belum ada, atau penyempurnaan protokol yang sudah ada- Mengumpulkan dan mempelajari informasi pendukung sebelum melakukan pemeriksaan dilapangan agar lebih paham akan unit yang akan diaudit- Melakukan pemeriksaan secara objektif ke unit operasi, mereview pelaksanaan prosedur kerja dan manajemen KK, dan mengadakan wawancara sesuai kebutuhan- Menyusun laporan hasil Audit KK dan saran perbaikan yang diperlukan

PERENCANAAN DAN PERSIAPAN AUDIT- Penentuan Unit dan Jadwal Audit- Penyusunan atau penyempurnaan Pedoman Audit KK- Penyusunan Rencana Audit Lengkap

TINDAK LANJUT HASIL AUDIT KK- Upaya menyelesaikan temuan dan saran audit- Penentuan tanggung jawab yang akan melaksanakan upaya di atas- Jadwal waktu pelaksanaan- Prosedur pemantauan pelaksanaan

PEMANTAUAN TINDAK LANJUT- Laporan pemantauan dapat dilakukan oleh Komite KK atau Fungsi LK3- Pimpinan  perusahaan  bertanggung jawab untuk memantau Tindak Lanjut Hasil Audit KK

HIRAC Hazard Identification Risk Assessment and ControlHIRAC adalah sebuah akronim. Kepanjangannya adalah Hazard Identification Risk Assessment and Control. Jadi ada tiga bagian utama dalam HIRAC, yaitu: upaya melakukan identifikasi terhadap bahaya dan karakternya, dilanjutkan dengan

Page 10: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

melakukan penilaian resiko terhadap bahaya yang ada, setelah itu merekomendasikan upaya.

Hazard (bahaya) didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan kerugian berupa cidera atau sakit”.

Risk (resiko) merupakan hasil dari kemungkinan sebuah bahaya menjadi kecelakaan dikombinasikan dengan tingkat keparahan cidera/sakit pada sebuah kecelakaan yang terjadi. Resiko tidak bisa dihilangkan, tetapi bisa ditekan menjadi seminimal mungkin.

Secara umum resiko dikategorikan menjadi tiga. Resiko rendah, resiko sedang, dan resiko tinggi. Pekerjaan bisa dilakukan bila mempunyai resiko rendah. Bila dari hasil penilaian diketahui bahwa resiko sebuah pekerjaan adalah “sedang” atau “tinggi”, maka pekerjaan tidak boleh di laksanakan. Harus diambil tindakan pengendalaian agar resiko sedang atau tinggi tersebut turun menjadi resiko rendah, barulah pekerjaan bisa dilaksanakan.Untuk dapat menghitung nilai resiko, perlu mengetahui dua komponen utama yaituLikelihood (kemungkinan) dan Severity (tingkat keparahan) yang masing masing-mempunyai nilai cakupan poin satu sampai lima.

Control (pengendalian) adalah upaya pengendalian untuk menekan resiko menjadi serendah mungkin. Pengendalian dilakukan secara sistematis mengikuti hirarki pengendalian yaitu: eliminasi, substitusi, rekayasa engineering, administrasi, dan APD.

HIRAC sendiri harus dibuat dan dipersiapkan sebelum pekerjaan dimulai. HIRAC bisa dibuat berdasarkan imajinasi terhadap sebuah pekerjaan yang akan dilaksanakan. Semakin berpengalaman seseorang dalam sebuah pekerjaan, bisa dipastikan semakin akurat imajinasinya dalam mengidentifikasi bahaya.

HIRAC harus ditinjau secara berkala untuk memastikan tetap sesuai dengan kondisi pekerjaan terkini. Apa bila diketahui bahwa banyak hazard yang tidak teridentifikasi pada HIRAC yang ada, maka lakukan revisi HIRAC.

Pihak yang terlibat dalam pembuatan HIRAC adalah Engineering Department (persiapan dan pembuatan), HSE Department (saran dan pengawasan), Lapangan (pelaksanaan dan revisi), Management (Legitimasi).Ketika HIRAC telah selesai, sesegera mungkin dikomunikasikan dan diinformasikan kepada semua pihak secara proporsional. Komunikasi bisa melalui toolbox meeting, papan pengumuman, training, dll.

HIRAC merupakan dokumen yang penting karena itu pastikan identitasnya (penomoran) jelas dan diarsipkan dengan rapih baik dalam bentuk hardcopy ataupun softcopy.

Page 11: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat
Page 12: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

DASAR INSPEKSI

(safety)

Home Inspection (pic from sustainabledesigncorp.com)Pada kamus besar bahasa Indonesia secara terminologi bahwa inspeksi adalah pemeriksaan dengan saksama; pemeriksaan secara langsung tentang pelaksanaan peraturan, tugas. Inspeksi dimanfaatkan disegala bidang ilmu termasuk K3 untuk memastikan upaya dan program keselamatan berjalan secara berkesinambungan. Inspeksi K3 sangat berperan dalam mengidentifikasi dan mengontrol bahaya ditempat kerja maupun dirumah sebelum menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan.

“Inspections are an invaluable way of identifying potential workplace hazards before they cause a health and safety problem.” – dikutip dari:   A guide for UNISON safety representatives (http://www.unison.org.uk/acro bat/11999.pdf) Selain untuk membantu mengidentifikasi potensi bahaya, inspeksi terlebih penting untuk menunjukkan keseriusan setiap anggota organisasi dalam mengambil tanggungjawab  sebagai perwakilan atau duta keselamatan di tempat kerja. (Health & Safety Inspection, A TUC Guide). Perlu diingat bahwa penyelesaian bahaya adalah fokus utama dalam inspeksi K3 dibandingkan mendongkrak citra personal pelaku inspeksi (inspektor).

Page 13: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

Sidak Basuki (Wagub DKI Jakarta)Inpeksi adalah pengecekan paling populer dalam masyarakat, salah satu contoh Sidak (jenis inspeksi mendadak / surprise inspection) yang biasanya dilakukan oleh petinggi pemerintahan untuk menemukan ketidaksesuaian dan menimbulkan efek psikososial yang efektif.

Dalam peraturan pemerintah inspeksi tempat kerja diatur dalam Permenaker nomor 05 Tahun 1996 tentang SMK3  pada lampiran I: Pedoman Penerapan Sistem Manajemen K3. Dijelaskan bahwa perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur inspeksi, pengujian dan pemantauan yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja, frekuensi inspeksi dan pengujian harus sesuai dengan obyeknya.

Perlu diingat bahwa inspeksi memiliki perbedaan secara konsep dengan audit. Inspeksi lebih cenderung menangkap gap/temuan bersifat lokal atau sesaat berupa kondisi tidak aman maupun perilaku tidak aman. Sedangkan audit yang berasal dari kata audi (mendengarkan) menyelesaikan temuan secara sistemik mulai dari kebijakan/policy, standar operasional hingga pada penerapan.

Tahapan pelaksanaan inspeksi dilakukan dengan konsep managemen PDCA (Plan – Do – Check – Action)

1. Plan atau Perencanaan Inspeksi, dengan membuat persiapan-persiapan inspeksi seperti menentukan jenis inspeksi, frekuensi inspeksi, lokasi/area tempat kerja, dan formulir inspeksi atau inspection checklist.

2. Do atau Pelaksanaan Inspeksi, befokuslah pada area yang telah ditentukan dan periksa bahwa seluruh isi checklist inspeksi telah diperikasa.

Page 14: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

3. Check atau Pelaporan Inspeksi dilakukan melalui suatu alat atau sarana yang dapat digunakan sebagai bahan informasi dan komunikasi yang efektif.

4. Action atau Tindak lanjut atau Pemantauan dengan membuat skala prioritas upaya-upaya perbaikan yang harus dikerjakan dan memantau program perbaikan dan anggaran biaya hingga implementasi perbaikan selesai.

Tujuan Inspeksi : Mencegah terjadinya kecelakaan kerja Mencegah Penyakit Akibta Kerja Memelihara keamanan lingkungan kerja Mencegah tindakan tidak aman Memelihara kelancaran proses dan produktivitas kerja

Manfaat Inspeksi : Untuk mengecek apakah ada suatu  penyimpangan/pertentangan

dari program yang  sudah ditentukan Untuk menggairahkan kembali (interest) terhadap  keselamatan

kerja Mengevaluasi kembali semua safety standard  yang ada Sebagai bahan untuk safety meeting Guna memeriksa fasilitas-fasilitas baru Untuk menilai tingkat kesadaran keselamatan kerja pada

karyawanJenis Inspeksi 

1. Inspeksi Rutin dilakukan dengan melintasi seluruh area kerja, atau mengamati keseluruhan bagian alat, misalnya inspeksi sebelum pekerjaan dimulai

2. Inspeksi Berkala adalah inspeksi yang dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan s/d 6 bulan

3. Inspeksi Khusus adalah inspeksi dalam hal-hal khusus, misalnya inspeksi alat pemadam, inspeksi perilaku atau tindakan tidak aman yang dilakukan pekerja.

Page 15: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

Kualifikasi personil Inspektor K3 : Mempunyai pengetahuan tentang obyek yang akan diperiksa Mempunyai pengetahuan tentang syarat-syarat K3 serta

peraturan yang berkaitan Dapat berkomunikasi secara baik Memiliki integritas yang tinggi Mengetahui prosedur inspeksi K3

Audit Internal Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

 Hebbie Ilma Adzim    Sistem Manajemen K3 |  Senin, Desember 09, 2013

Audit digunakan untuk meninjau dan menilai kinerja serta efektivitas Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja  Perusahaan. Audit internal dilaksanakan oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja  untuk mengetahui dimana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah diterapkan dan dipelihara secara tepat.

Ilustrasi Audit K3

Pelaksanaan audit didasarkan pada hasil penilaian resiko  dari aktivitas operasional perusahaan dan hasil audit (audit-audit) sebelumnnya. Hasil penilaian resiko juga menjadi dasar dalam menentukan frekuensi pelaksanaan audit internal pada sebagian aktivitas operasional perusahaan, area ataupun suatu fungsi atau bagian mana saja yang

Page 16: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

memerlukan perhatian manajemen Perusahaan terkait resiko K3 dan Kebijakan K3  Perusahaan.

Pelaksanaan audit internal mencakup seluruh area dan aktivitas dalam ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan. Frekuensi dan cakupan audit internal juga berkaitan dengan kegagalan penerapan beberapa elemen  dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, ketersedian data kinerja penerapan sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, hasil tinjauan manajemen dan perubahan-perubahan dalam manajemen Perusahaan. Pelaksanaan audit internal secara umum ialah minimal satu kali dalam kurun waktu satu tahun dari audit internal sebelumnya.

Audit tambahan dapat dilaksanakan apabila terdapat kondisi-kondisi sebagaimana hal-hal berikut :

1. Terdapatnya perubahan pada penilaian bahaya/resiko K3 Perusahaan.2. Terdapat indikasi penyimpangan dari hasil audit sebelumnya.3. Adanya insiden tingkat keparahan tinggi dan peningkatan tingkat kejadian insiden .4. Kondisi-kondisi lain yang memerlukan audit internal tambahan.

Pelaksanaan audit internal didasarkan pada kegiatan-kegiatan berikut, antara lain :

1. Pembukaan audit.o Menentukan tujuan, ruang lingkup dan kriteria audit.o Pemilihan auditor dan timnya untuk tujuan objektivitas dan kenetralan audit.o Menentukan metode audit.o Konfirmasi jadwal audit dengan peserta audit ataupun pihak lain yang

menjadi bagian dari audit.2. Pemilihan petugas auditor.

o Auditor harus independen, objektif dan netral.o Auditor tidak diperkenankan melaksanakan audit terhadap pekerjaan/tugas

pribadinya.o Auditor harus mengerti benar tugasnya dan berkompeten melaksanakan

audit.o Auditor harus mengerti mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Perusahaan.o Auditor harus mengerti mengenai peraturan perundang-undangan dan

persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja di tempat kerja.

o Auditor harus memiliki pengetahuan mengenai kriteria audit beserta aktivitas-aktivitas di dalamnya untuk dapat menilai kinerja K3 dan menentukan kekurangan-kekurangan di dalamnya.

3. Meninjau dokumen dan persiapan audit.o Dokumen yang ditinjau meliputi :

Struktur organisasi dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja.

Kebijakan K3.

Page 17: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

Tujuan dan Program-Program K3 . Prosedur audit internal Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Perusahaan. Prosedur dan Instruksi Kerja K3. Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko . Daftar peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang

berkaitan dengan penerapan K3 di tempat kerja. Laporan insiden, tindakan perbaikan dan pencegahan.

o Persiapan audit internal meliputi hal-hal sebagai berikut antara lain : Tujuan audit. Kriteria audit. Metodologi audit. Cakupan maupun lokasi audit. Jadwal audit. Peran dan tanggung jawab peserta/anggota audit internal.

4. Pelaksanaan audit.o Tata cara berkomunikasi dalam audit internal.o Pengumpulan dan verifikasi informasi.o Menyusun temuan audit dan kesimpulannya.o Mengomunikasikan kepada peserta audit mengenai :

Rencana pelaksanaan audit. Perkembangan pelaksanaan audit. Permasalahan-permasalahan dalam audit. Kesimpulan pelaksanaan audit.

5. Persiapan dan komunikasi laporan audit.o Tujuan dan cakupan audit.o Informasi mengenai perencanaan audit (anggota audit internal, jadwal audit

internal serta area-area/lokasi-lokasi audit internal).o Identifikasi referensi dokumen dan kriteria audit lainnya yang digunakan

pada pelaksanaan audit internal.o Detail temuan ketidaksesuaian.o Keterangan-keterangan lain yang berkaitan dengan penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan Kerja Perusahaan : Konfirmasi penyusunan perencanaan penerapan K3 di tempat kerja . Penerapan dan pemeliharaan. Pencapaian Kebijakan dan Tujuan K3 Perusahaan.

o Komunikasi kepada semua pihak mengenai hasil audit internal termasuk kepada pihak ke tiga yang berhubungan dengan Perusahaan untuk dapat mengetahui tindakan perbaikan yang diperlukan.

6. Penutupan audit dan tindak lanjut audit.o Menyusun pemantauan tindak lanjut audit internal.o Penyusunan jadwal penyelesaian tindak lanjut audit internal.

Page 18: Pertemuan K3-5 Inspeksi-SBO-Audit K3 & Keadaan Darurat

Top Related