PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI
UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan
Prgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Stephani Antoinete Seu Bere
NIM: 141134232
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI
UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan
Prgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Stephani Antoinete Seu Bere
NIM: 141134232
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu senantiasa memberikan berkat,
rahmat, kesehatan, dan kelancaran selama proses penelitian dan
penyusunana skiripsi ini.
2. Kedua orang tuaku, Bapak Baltasar Bouk dan Ibu Caesilia Minance
Didoek yang selalu senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan
selalu, mendoakan saya.
3. Untuk kakak ku kakak Maria Evanjelista Aloque Bere, kakak Raymundus
Alfridus Bere, dan kakak Agustinus Klau Gempar Bere, yang selalu
memberikan semangat, nasehat, dan doanya.
4. Untuk sahabat-sahabat seperjuangan tersayang Maria Magdalena Linggar
Pratiwi, Theresia Ditta Setyani Dait, Desi Ratnasari, dan Elisabeth Defrika
Nibaho, yang selalu bersama-sama dengan saya baik dalam susah maupun
senang, dan juga yang selalu meberikan semangat, dan teguran-teguran
disaat-saat saya mulai patah semangat untuk mengerjakan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Cintai dan nikmatilah apa yang sedang kamu lakukan
Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah
segala rencanamu. Amsal 16:3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Juli 2018
Penulis
Stephani Antoinete Seu Bere
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Stephani Antoinete Seu Bere
Nomor Mahasiswa : 141134232
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI UNTUK SISWA
KELAS II SEKOLAH DASAR”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan
royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 20 Juli 2018
Yang menyatakan
Stephani Antoinete Seu Bere
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI UNTUK SISWA
KELAS II SEKOLAH DASAR
Stephani Antoinete Seu Bere
Universitas Sanata Dharma
2018
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru tidak memahami ciri-ciri
kecemasan aspek emosi yang dialami siswa secara spesifik seperti membanting
barang ketika marah, berteriak dengan suara yang kencang ketika marah, dan
menangis tanpa alasan yang jelas. Oleh karena itu guru membutuhkan instrumen
yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti menyusun skala kecemasan
aspek emosi dengan tujuan agar guru mengetahui tingkat kecemasan yang dialami
oleh siswa II sekolah dasar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan Research and
Development (R&D) Borg and Gall (dalam Mulyatiningsih, 2014:162-166).
Penyusunan skala kecemasan berdasarkan empat langkah pengembangan menurut
Borg and Gall. Skala kecemasan divalidasi oleh ahli psikologi, ahli bahasa, guru
kelas II, dan guru bahasa Indonesia sebelum peneliti melakukan uji coba
lapangan. Hasil validasi yang didapatkan menunjukkan skor rerata sebesar 3,39,
dan masuk ke dalam kategori “sangat layak” untuk digunakan. Skala kecemasan
aspek emosi diuji coba sebanyak satu kali kepada 10 siswa kelas II SDK Sang
Timur.
Skala kecemasan aspek emosi juga divalidasi oleh siswa dan didapatkan
skor rerata sebesar 3,78. Sehingga masuk dalam kategori “sangat layak” untuk
digunakan. Siswa tidak memberikan komentar dan saran perbaikan untuk peneliti.
Kata kunci: pengembangan, skala, emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Arrangement Anxiety Scale Of Emotional Aspect In
Second Grade Students Of Elementary School
Stephani Antoinete Seu Bere
Sanata Dharma University
2018
Based on the results of the observations and interviews, the teacher did
not understand the anxiety characteristics of emotional aspect experienced by the
students specifically such as slamming things when they were angry, shouting in a
loud voice, and crying for no apparent reason. Therefore, the teacher needed an
instrument that was used to determine the level of anxiety experienced by the
students. Based on the results of the interviews and observations, the researcher
compiled an emotional aspect of anxiety scale which aimed that the teacher knew
the level of anxiety that experienced by the students of elementary school.
The type of this research was using Research and Development (R & D)
by Borg and Gall (in Mulyatiningsih, 2014: 162-166). according to Borg and
Gall, there are four development steps of anxiety scale preparation. The anxiety
scale was validated by psychologists, linguists, class II teacher, and Indonesian
language teachers before the researcher conducted the field trials. The validation
results showed an average score of 3.39, and entered into the very feasible
category to use. The emotional aspect of the anxiety scale was tested once for 10
students of class II SDK Sang Timur.
The emotional aspect of the anxiety scale was also validated by students
and obtained an average score of 3.78. So, it fell into the category of very feasible
to use. Students were not give comments and suggestions for researcher
improvements.
Keywords: development, scale, emotion.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATAPENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi untuk Siswa Kelas II Sekolah
Dasar” dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas
Sanata Dhrama.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat
bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan rahmat kesehatan,
keselamatan, dan kelancaran selama proses penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
3. Christiyani Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Selaku Kaprodi PGSD
4. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Selaku Wakaprodi PGSD
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dan Brigitta Erlita Tri
Anggadewi, M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi
dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
6. Sr. Katrin Maria PIJ Selaku kepala sekolah SDK Sang Timur yang telah
memberikan ijin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.
7. FA. Hendro Wibowo selaku guru kelas II yang telah membantu selama
proses penelitian dan validasi.
8. A. Tri Hesti L. selaku guru bahasa Indonesia yang telah membantu untuk
melakukan validasi instrumen.
9. Siswa-siswi SDK Sang Timur yang telah membantu dalam uji empiris dan
uji keterbacaan instrumen.
10. Kedua orang tuaku, Bapak Baltasar Bouk dan Ibu Caesilia Didoek yang
senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan mendoakan ku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
11. Kakak-kakakku, Maria Evangelista Aloque Bere, beserta suaminya
Ludyanto Funan, Raymon Alfridus Bere, dan Agustinus Klau Gempar
Bere yang selalu memberikan semangat, doa, dan dukungan.
12. Untuk sahabat-sahabat seperjuangan yang tersayang, Desi Ratnasari,
Elisabeth Defrika Nibaho, Maria Magdalena Linggar Pratiwi, Theresia
Ditta Setyani Dait, dan Yeremias Jimi Nainahas yang selalu bersama-sama
dengan ku baik dalam susah maupun senang, dan juga yang selalu
memberikan semangat, dan teguran-teguran disaat saya patah semangat
dalam mengerjakan skripsi.
13. Teman-teman penelitian payung R&D Skala Kecemasan Aspek Emosi,
Desi, Widya, Eka, Nissa, Lauren, Kelvin, dan Bayu atas kerja sama dari
awal sampai akhir dalam penyusunan skripsi ini.
14. Para pendamping beasiswa Baku Peduli Belu: Romo Wiryono Priyotama,
sj., Bapak Emanuel Bele Bau, S.Pd. yang dengan sabar, setia dan tulus
membantu, mendukung, membimbing, dan memotivasi penulis selama
kuliah di Sanata Dharma.
15. Donatur dari Porticus Asia (Hongkong) dan yayasan Sanata Dharma yang
telah memberikan donasi selama penulis berkuliah di Sanata Dharma.
16. Saudara-saudari ku Baku Peduli Belu 02, Kak Lina, Kak Ari, Kak Hend,
Kak Nelis, Kak Greg, Ani, Sintus, Feby, Lia, Lisa, dan Hendro.
17. Segenap pihak, sahabat dan teman yang telah membantu dan tidak dapat
peneliti sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sekiranya dapat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
UNTUK ILMIAH KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xx
DAFTAR RUMUS .......................................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
1.5 Definisi Operasional ............................................................................... 5
1.6 Spesifikasi Produk .................................................................................. 6
LANDASAN TEORI ...................................................................................... 6
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 8
2.1.1 Perkembangan ........................................................................................ 8
2.1.2 Emosi ..................................................................................................... 8
2.1.3 Kecemasan .............................................................................................. 12
2.1.4 Skala ....................................................................................................... 13
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 16
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 19
2.4 Pernyataan Penelitian ............................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 24
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 24
3.2 Setting Penelitian .................................................................................... 25
3.2.1 Subjek Penelitian .................................................................................... 25
3.2.2 Objek Penelitian ..................................................................................... 25
3.2.3 Lokasi Penelitian .................................................................................... 25
3.2.4 Waktu Penelitian .................................................................................... 26
3.3 Rancangan Penelitian .............................................................................. 26
3.4 Prosedur Penelitian ................................................................................. 30
3.4.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi .................................................. 32
Halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3.4.2 Perencanaan ............................................................................................ 32
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk ..................................................... 32
3.4.4 Uji Coba Lapangan Terbatas .................................................................. 33
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 33
3.5.1 Observasi ................................................................................................. 34
3.5.2 Wawancara ............................................................................................. 34
3.5.3 Skala ....................................................................................................... 35
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................... 36
3.6.1 Pedomaan Observasi .............................................................................. 36
3.6.2 Pedomaan Wawancara ............................................................................ 37
3.6.3 Skala ....................................................................................................... 37
3.7 Teknik Analisi Data ................................................................................. 38
3.7.1 Analisis Data Kuantitatif ........................................................................ 38
3.7.2 Analisis Data Kualitatif ........................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 42
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 42
4.1.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi .................................................. 42
4.1.2 Perencanaan ............................................................................................ 47
4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk ..................................................... 51
4.1.4 Uji Coba Lapangan Terbatas dan Revisi ................................................ 61
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 65
4.2.1 Prosedur Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi untuk Siswa
Kelas II Sekolah Dasar ........................................................................... 65
4.2.1 Kualitas Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi untuk Siswa
Kelas II Sekolah Dasar ........................................................................... 67
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 68
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 68
5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 69
5.3 Saran ....................................................................................................... 69
Daftar Pustaka ................................................................................................ 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pernyataan Favorabel dan Unvavorabel ...................................... 17
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ......................................................................... 26
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi ....................................................................... 36
Tabel 3.3 Garis-garis Besar Wawancara ...................................................... 37
Tabel 3.4 Blue Print Skala ........................................................................... 37
Tabel 3.5 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Instrumen produk ....... 39
Tabel 3.6 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Kecemasan ........ 40
Tabel 4.1 Hasil Observasi Ketika Ulangan Harian ..................................... 43
Tabel 4.2 Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar .................................... 44
Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Guru ................................................... 45
Tabel 4.4 Indikator Kecemasan Emosi menurut Calhoun dan Accocella .... 48
Tabel 4.5 Kisi-kisi Indikator Kecemasan Aspek Emosi .............................. 48
Tabel 4.6 Instrumen Validasi Produk .......................................................... 50
Tabel 4.7 Komponen Lembar Tanggapan oleh Siswa ................................. 50
Tabel 4.8 Validasi Skala Kecemasan oleh Psikologi ................................... 55
Tabel 4.9 Rekapitulasi Komentar Ahli Psikologi ........................................ 56
Tabel 4.10 Validasi Produk oleh Ahli Bahasa ............................................... 56
Tabel 4.11 Rekapitulasi Komentar Ahli Bahasa ............................................. 57
Tabel 4.12 Validasi oleh Guru Kelas II ......................................................... 58
Tabel 4.13 Validasi oleh Guru Bahasa Indonesia .......................................... 58
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Validasi .......................................................... 59
Tabel 4.15 Hasil Revisi Skala Kecemasan Aspek Emosi ............................... 59
Tabel 4.16 Revisi Pernyataan Skala Kecemasan Aspek Emosi ..................... 60
Tabel 4.17 Hasil Pengisian Skala Kecemasan Aspek Emosi ......................... 61
Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Pengisian Skala Kecemasan Aspek Emosi .... 62
Tabel 4.19 Kuesioner Tanggapan Siswa mengenai Produk Skala
Kecemasan Aspek Emosi ............................................................. 63
Halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Desain Skala .............................................................................. 7
Gambar 4.1 Sampul Skala Kecemasan Aspek Emosi ................................... 51
Gambar 4.2 Lembar Permohonan Skala Kecemasan Aspek Emosi ............... 53
Gambar 4.3 Petunjuk Pengisian Skala Kecemasan Aspek Emosi ................ 54
Gambar 4.4 Pernyataan-pernyataan Skala Kecemasan Aspek Emosi ........... 54
Gambar 4.5 Revisi Sampul Skala Kecemasan Aspek Emosi ........................ 60
Gambar 4.6 Produk Skala Kecemasan Aspek Emosi Sebelum direvisi ........ 64
Gambar 4.7 Produk Skala Kecemasan Aspek Emosi Sesudah direvisi ........ 64
Halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan ................................................................ 21
Bagan 2.2 Sepuluh Langkah Borg and Gall ................................................... 28
Bagan 2.3 Penelitian dan pengembangan ....................................................... 29
Bagan 2.4 Prosedur Penelitian ........................................................................ 31
Halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1 Perhitungan Rerata Penilaian dengan Skala Likert ....................... 39
Rumus 3.2 Perhitungan Jarak Interval ......................................................... 40
Halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Lampiran 1.1 Lembar Observasi Ketika Ulangan Harian .............................. 72
Lampiran 1.2 Lembar Observasi Proses Belajar Mengajar ........................... 72
Lampiran 1.1 Lembar Wawancara ................................................................. 73
Lampiran 2 Pengembangan Bentuk Awal Produk
Lampiran 2.1 Lembar Validasi Ahli Psikologi 1 ............................................ 74
Lampiran 2.2 Lembar Validasi Ahli Psikologi 2 ........................................... 76
Lampiran 2.3 Lembar Validasi Ahli Bahasa .................................................. 78
Lampiran 2.4 Lembar Validasi Guru Kelas II .............................................. 80
Lampiran 2.5 Lembar Valdasi Guru Bahasa Indonesia ................................. 82
Lampiran 3 Uji Coba Lapangan Terbatas
Lampiran 3.1 Lembar Validasi Kuesioner oleh Siswa .................................. 84
Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4.1 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian ......................................... 95
Lampiran 5 Dokumentasi .......................................................................... 96
Lampiran 6 Produk Skala Kecemasan Aspek Emosi
Lampiran 6.1 Sampul Skala ........................................................................... 97
Lampiran 6.2 Kata Pengantar Skala ............................................................... 98
Lampiran 6.3 Petunjuk Pengisian Skala ........................................................ 99
Lampiran 6.4 Pernyataan-pernyataan Skala Kecemasan Aspek Emosi ......... 100
Lampiran 7 Curriculum Vitae ................................................................... 102
Halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, defenisi operasioanal, dan spesifik produk.
1.1 Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar seringkali guru melakukan test untuk
mengukur prestasi belajar siswa dan juga untuk menguji tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran yang telah mereka pelajari, untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan
(Permanasari, 2013:19). Test tersebut dapat berupa, ulangan harian, ujian tengah
semester, maupun ujian akhir semester. Akan tetapi ulangan harian terkadang
membuat siswa merasa cemas.
Kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri
ketegangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan
khawatir yang mengeluhkan bahwa suatu yang buruk akan segera terjadi (Jeffry,
2005:163). Kecemasan selalu menimpa hampir setiap orang baik pada anak-anak,
maupun pada orang dewasa pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Akan tetapi
kecemasan yang dialami oleh setiap individu memiliki taraf dan kadar yang
berbeda-beda. Menurut Hurlock (dalam Sunarto, 2008:156) Rasa cemas yang
dialami oleh anak-anak pada umumnya diekspresikan dalam perilaku seperti
murung, gugup, mudah tesinggung, dan cepat marah. Anak-anak terkadang secara
tidak sadar menyembunyikan rasa cemas yang dialaminya, sehingga membuat diri
mereka sendiri dan orang lain disekitar mereka tidak mengetahui keadaan rasa
cemas yang dialaminya. Pada dasarnya, kecemasan tersebut bisa muncul sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi
(Desiningrum, 2016:55).
Patty (dalam Hartinah, 2008:37) menyatakan bahwa emosi merupakan reaksi
individu terhadap suatu perubahan pada situasi dengan suatu tujuan tertentu.
Reaksi tersebut berupa terkejut, takut, sedih, marah atau gembira terhadap
kejadian atau objek yang terjadi (Hartinah, 2008:37). Anak yang berusia 7 atau 8
tahun sangat peka terhadap rasa malu dan bangga, mereka cenderung belajar
tentang apa yang membuat mereka marah, takut, ataupun sedih. Anak-anak juga
mulai menyadari dan menyesuaikan aturan-aturan budaya tentang reaksi emosi
yang diterima oleh orang-orang di sekitar mereka, dan bagaimana reaksi orang
lain terhadap emosi yang mereka tunjukkan (Papalia, 2014:190). Apabila anak
menyadari ekspresi emosi yang mereka tampilkan dapat menimbulkan penilaian
sosial yang tidak menyenangkan maka, anak akan suka merahasiakan dan cemas
akan perasaan negatif, sehingga emosi seperti kemarahan akan sering terjadi dan
merugikan penyesuaian sosial anak (Papalia, 2014:190). Menurut Yusuf
perubahan emosi dapat terlihat pada perubahan fisik dan perilaku setiap individu
(Yusuf, 2016:115).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2017,
di SDK Sang Timur peneliti menemukan 7 siswa mengalami kecemasan dalam
bentuk emosi, ketika mengerjakan soal ulangan harian, dan ketika melakukan
proses belajar mengajar. Hal tersebut didukung oleh perilaku-perilaku siswa
ketika mengerjakan soal ulangan harian, dan juga dalam proses belajar mengajar
yaitu satu siswa tiba-tiba menangis tanpa alasan yang jelas, dan ketika guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bertanya kepada siswa yang berinisial Ta, “mengapa Ta menangis?” Ta tidak
menjawab pertanyaan guru, Ta terus saja menangis. Ketika guru bertanya kepada
teman sebangku Ta, temannya mengatakan bahwa tiba-tiba saja Ta menangis dan
tidak ada teman sekitar Ta yang mengganggu Ta.
Satu siswa berinisial Rk membanting kotak pensil ketika marah, ketika
temannya melihat jawaban Rk. Dua siswa berinisial Ds, dan Mc sering berteriak
dengan suara yang kencang, atau memukul temannya ketika temannya mengambil
alat tulis kedua siswa tersebut. Satu siswa berinisial Sl diam-diam menyontek
pekerjaan temannya ketika ulangan harian berlangsung, sehingga guru
memindahkan tempat duduk siswa tersebut. Dua siswa berinisial KK, dan Ck
diam-diam bekerja sama dengan temannya ketika ulangan harian belangsung.
Dari 34 siswa kelas II SDK Sang Timur persentase siswa yang mengalami
ciri-ciri kecemasan merasa sensitif dan “mudah marah” dapat dilihat pada perilaku
siswa yaitu menangis tanpa alasan yang jelas sebesar 1 atau 2% siswa, berteriak
ketika marah sebesar 2 atau 5% siswa, dan membanting barang ketika marah
sebesar 1 atau 2% sisiswa. persentase siswa yang mengalami ciri-ciri kecemasan
perilaku melekat dan dependen dapat dilihat pada perilaku siswa bekerja sama
dengan temannya ketika ulangan berlangsung sebesar 2 atau 5% siswa, dan
menyontek pekerjaan temannya sebesar 1 atau 2% siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, peneliti mengetahui bahwa
siswa sering mengalami kecemasan dalam bentuk emosi pada saat mengerjakan
soal ulangan, dan ketika sedang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil
wawancara menunjukan bahwa ada siswa yang sering berkelahi dengan temanya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dan juga sering membanting atau melempar buku dan alat tulis ketika marah.
Menurut guru perilaku siswa tersebut sudah sering terjadi, sehingga guru
beranggapan bahwa perilaku siswa tersebut nakal atau pembangkang. Guru
memaparkan bahwa guru membutuhkan skala kecemasan aspek emosi untuk
mengetahui tingkat kecemasan pada siswa.
Penggunanan skala kecemasan sudah terbukti dapat membantu guru
mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh anak. Penelitian pertama
dilakukan oleh Yuniasanti (2003) kecemasan menghadapi ulangan umum pada
anak sekolah dasar kelas IV dan V ditinjau dari persepsi terhadap tuntutan orang
tua untuk berprestasi dalam belajar. Penelitian kedua dilakukan oleh Putri (2016)
kecemasan belajar siswa (analisis gejala, penyebab dan upaya pemecahan masalah di
SD Inpres 12/79 Bulu Tempe Kecamatan Tanete Riattang Barat dan Kabupaten
Bone). Penelitian ketiga dilakukan oleh Latifah (2017) dampak kesulitan belajar
menulis pada aspek sosial-emosi siswa kelas 2 di SD Muhammadiyah Bodon,
Bantul.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas memberikan pengetahuan kepada
peneliti mengenai kecemasan menghadapi ulangan umum, kecemasan belajar
pada siswa, dan dampak kesulitan belajar menulis pada aspek sosial emosi.
Sedangkan, untuk penyusunan skala kecemasan aspek emosi belum pernah
dilakukan. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan
pengembangan (Research and Development) mengenai penyusunan skala
kecemasan aspek emosi untuk kelas II tahun ajaran 2017/2018. Penyusunan skala
kecemasan aspek emosi menggunakan skala Likert, dan juga menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
indikator-indikator kecemasan emosi yang dipaparkan oleh Calhoun dan
Accocella (dalam Safaria, 2009:55).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan sebelumnya, peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana prosedur penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa
kelas II Sekolah Dasar?
1.2.2 Bagaimana kualitas skala kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II
Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui prosedur penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk
siswa kelas II Sekolah Dasar.
1.3.2 Mengetahui kualitas penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa
kelas II Sekolah Dasar.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak, antara lain:
1.4.1 Untuk Guru
Dengan adanya penyusunan skala kecemasan aspek emosi ini, diharapkan dapat
menambah wawasan guru, untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan aspek emosi
yang dialami oleh siswa kelas II Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.4.2 Untuk Siswa
Dengan adanya penyusunan skala kecemasan ini, siswa diberikan informasi
tentang tingkat kecemasan yang dialaminya sehingga dapat mencari solusi yang
tepat dalam mengatasi kecemasan aspek emosi yang dialami siswa tersebut.
dialami oleh siswa kelas II sekolah dasar.
1.4.3 Untuk Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh pengalaman baru dalam menyusun skala kecemasan
aspek emosi untuk kelas II sekolah dasar.
1.5 Defenisi Operasional
1.5.1 Perkembangan adalah suatu proses perubahan dari setiap individu terhadap
gejala-gejala yang terjadi akibat proses kematangan dan pengalaman, yang terdiri
dari serangkaian perubahan bersifat kuantitatif dan kualitatif.
1.5.2 Emosi adalah reaksi individu terhadap sesuatu hal yang ditunjukkan
dengan perilaku jasmaniah seperti takut, marah, senang, maupun sedih.
1.5.3 Kecemasan adalah perasaan khawatir akan sesuatu hal yang belum terjadi,
yang menimbulkan reaksi seseorang terhadap suatu hal tertentu sehingga
menimbulkan kegelisahaan.
1.5.4 Skala adalah alat ukur yang disusun untuk mengklasifikasikan, suatu
variabel yang bersifat kulitatif menjadi data kuantitatif.
1.5.5 Skala kecemasan merupakan alat ukur untuk mengetahui tingkat
kecemasan yang dialami oleh seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.6 Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan adalah skala kecemasan aspek emosi, yang
disusun membentuk sebuah buku. Penyusunan skala kecemasan ini dicetak
dengan ukuran A5 (21 cm × 30 cm). Berikut ini adalah desain penyusunan skala
kecemasan aspek emosi
Gambar 1.1 Desain Penyusunan Skala Kecemasan Emosi
1.6.2 Sampul Buku
Peneliti memilih warna putih sebagai warna dasar sampul buku, karena
warna putih melambangkan kemurnian, kedamaian, kebersihan, dan
kesederhanaan. Warna putih juga memberi kesan kebebasan dan keterbukaan.
Pemilihan warna putih bertujuan agar ketika siswa mengisi skala psikologi, siswa
merasa tenang ketika melihat sampul dari skala psikologi tersebut.
Pada sampul skala psikologi terdapat gambar anak-anak yang sedang
bermain. Enam orang anak sedang memanjat pensil dengan ekspresi tersenyum,
satu orang anak sedang duduk diatas buku dengan ekspresi tersenyum. Satu orang
anak sedang menulis, dan empat orang anak sedang bermain dengan gembira.
Kegiatan anak-anak pada sampul diatas, melambangkan aktifitas mereka sehari-
30 cm
21 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
hari di sekolah, maupun di rumah. Peneliti kemudian mencetak sampul skala
menggunakan kertas Ivory 230gr.
1.6.2 Isi skala
Skala kecemasan aspek emosi berisi lembar permohonan yang bertujuan
untuk menginformasikan kepada siswa tentang isi dari pernyataan skala psikologi
tersebut secara singkat. Skala psikologi juga berisi petunjuk pengerjaan, yang
bertujuan agar siswa tidak mengalami kebingungan dalam pengisian skala
psikologi. Peneliti membuat 24 pernyataan terkait kecemasan aspek emosi yang
dialami siswa, berdasarkan indikator-indikator kecemasan yang dipaparkan oleh
Nevid (2003). Penulisan skala menggunakan jenis huruf Times New Roman,
dengan ukuran huruf 16, dan spasi 1,5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan,
kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.
Peneliti akan membahas beberapa hal diantaranya adalah pengertian
perkembangan, perkembangan aspek emosi anak usia sekolah, pengertian emosi,
perubahan emosi terhadap perilaku dan perubahan individu, pengertian
kecemasan, jenis-jenis kecemasan, ciri-ciri kecemasan, pengertian skala, jenis-
jenis skala, karakteristik skala psikologi, dan skala kecemasan.
2.1.1 Perkembangan
2.1.1.1 Pengertian Perkembangan
Setiap manusia akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikisnya.
Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat ahli yaitu Arifin (dalam Hosnam,
2016:27) yang menyatakan bahwa perkembangan merupakan perubahan-
perubahan dalam bentuk bagian tubuh, dan integrasinya hanya dapat dilihat
gejala-gejalanya. Menurut Hurlock (dalam Hosnam, 2016:27) perkembangan
merupakan serangkaian perubahan progresif, yang terjadi akibat dari proses
kematangan dan pengalaman, terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat
kualitatif, dan kuantitatif. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai suatu proses
perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun
psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung
secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan (Hosnam, 2016:27).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Sistematis artinya perubahan dalam perkembangan saling ketergantungan
dan saling mempengaruhi; progresif artinya perubahan yang bersifat maju,
meluas, mendalam, meningkat baik secara kualitatif (fisik) dan kuantitatif (psikis);
berkesinambungan artinya perubahan yang terjadi pada setiap individu secara
beraturan (Hosnam, 2016:27). Dari tiga pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengertian perkembangan merupakan suatu proses perubahan
dari setiap individu terhadap gejala-gejala yang terjadi akibat proses kematangan
dan pengalaman, yang terdiri dari serangkaian perubahan bersifat kuantitaif dan
kualitatif.
2.1.1.2 Perkembangan Aspek Emosi Anak Usia Sekolah
Dalam tahap perkembangannya, setiap anak mempunyai banyak hal yang
dibutuhkan. Jika kebutuhannya terpenuhi maka akan menimbulkan rasa puas atau
senang. Jika kebutuhannya tidak terpenuhi maka akan menimbulkan rasa kecewa
(Yusuf, 2016:181).
Harter (dalam Papalia, 2014:354) mengatakan bahwa anak yang berusia 7
atau 8 tahun, secara khusus peka terhadap perasaan malu dan bangga. Anak mulai
menyadari aturan-aturan budaya mereka tentang emosi yang mereka terima.
Emosi tersebut dapat mempengaruhi pandangan mereka terhadap diri mereka
sendiri. Anak belajar tentang apa yang membuat mereka marah, takut, sedih, dan
bagaimana orang-orang disekitar mereka beraksi terhadap emosi yang mereka
tampilkan.
Ketika orang–orang disekitar berpandangan negatif terhadap emosi yang
mereka tampilkan seperti merespon dengan cara ketidak setujuan, dan hukuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
maka anak cenderung merahasiakan dan cemas akan perasaan negatif sehingga
emosi seperti kemarahan, dan takut akan lebih sering terjadi dan akan merugikan
penyesuaian sosial anak. Ketika anak menginjak usia sekolah, anak mulai
menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima oleh
masyarakat oleh karena itu anak mulai belajar mengendalikan emosi dengan cara
meniru dari orang-orang yang berada di sekitarnya seperti: orang tua, kakak,
keluarga, dan teman-temannya (Yusuf, 2016:181).
Anak yang perkembangannya berada ditengah-tengah keluarga yang
suasana emosional stabil, maka perkembangan emosional anak tersebut cenderung
stabil. Jika kebiasan orang-orang disekitarnya dalam mengekspresikan emosinya
kurang stabil, maka perkembangan emosi anak tersebut kurang stabil atau kurang
terkontrol misalnya anak akan melampiaskan kemarahan dengan sikap agresif,
mudah mengeluh, kecewa atau pesimis dalam menghadapi masalah. Emosi
merupakan faktor dominan yang dapat mempengaruhi tingkah laku individu,
dalam hal ini termasuk juga perilaku belajar (Yusuf, 2016:181).
Ketika anak mengalami perkembangan emosi yang positif seperti:
perasaan senang, bergairah, bersemangat, atau rasa ingin tahu dapat
mempengaruhinya dalam berkonsentrasi dalam pelajaran misalnya
memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif dalam berdiskusi,
mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar. Sebaliknya, ketika perkembangan
emosi anak lebih ke emosi yang negatif, seperti: perasaan tidak senang, kecewa,
tidak bergairah maka proses belajar akan mengalami hambatan. Sehingga ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
proses belajar mengajar anak tersebut tidak berkonsetrasi dalam belajarnya
(Yusuf, 2016:181).
2.1.2 Emosi
2.1.2.1 Pengertian Emosi
Setiap manusia pasti mengalami perasaan emosi baik itu anak-anak,
maupun orang dewasa. Penyataaan tersebut didukung oleh pendapat ahli yaitu
Yusuf (dalam Wahyudin, 2011:41) menyatakan bahwa emosi merupakan warna
efektif yang menyertai setiap keadaan perilaku individu. Contohnya: gembira,
sedih, bahagia, putus asa, terkejut, dan benci. Emosi merupakan gejala perasaan
disertai dengan perubahan perilaku fisik seperti marah yang ditunjukan dengan
teriakan suara yang keras atau tingkah laku yang lain (Yusuf, 2000:144). Patty
(dalam Desmita, 2006:39) menyatakan bahwa reaksi dari emosi dapat berupa
takut, sedih, marah, atau gembira, terhadap sesuatu objek di luar individu.
Menurut James dan Lange (dalam Wahyudin, 2011:41) emosi timbul
karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu misalnya:
menangis karena sedih, tertawa karena gembira, lari karena takut, dan berkelahi
karena marah. Dari pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa
emosi adalah reaksi individu terhadap sesuatu hal yang ditunjukan dengan
perubahan perilaku dan perubahan jasmaniah seperti takut, marah, senang,
maupun sedih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.1.2.2 Perubahan Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik Individu
Emosi sangat mempengaruhi setiap individu, sehingga dapat
mempengaruhi perilaku dan perubahan fisik seseorang. Perubahan emosi terhadap
perilaku fisik individu di antaranya sebagai berikut (Yusuf, 2016:115) :
1 Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas terhadap hasil
yang dicapai.
2 Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan sebagai
puncak dari keadaaan ini ialah timbul rasa putus asa (frustasi).
3 Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang
mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup, dan
gagap dalam berbicara.
4 Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
Perubahan jenis emosi dapat juga terlihat pada perubahan fisik seperti
berikut: terpesona ditandai dengan reaksi elektris pada kulit, marah ditandai
dengan peredaran darah bertambah cepat, terkejut ditandai dengan denyut
jantung bertambah cepat, kecewa ditandai dengan bernapas panjang, sakit atau
marah ditandai dengan pupil mata membesar, dan yang terakhir takut atau tegang
ditandai dengan air liur mengering, berdiri bulu roma, terganggu pencernaan, dan
otot-otot menegang atau bergetar (Yusuf, 2016:116).
2.1.3 Kecemasan
2.1.3.1 Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluh bahwa sesuatu
yang buruk akan segera terjadi (Nevid, 2005:163). Atikson (dalam Safaria,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2009:49) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan emosi yang tidak
menyenangkan yang ditandai dengan gejala seperti kekhawatiran dan perasaan
takut. Whitbourne & Krauss (dalam Desiningrum, 2006:54) mengatakan bahwa
kecemasan merupakan campuran beberapa emosi tidak menyenangkan yang
didominasi oleh ketakutan, khawatir, dan gelisah yang tak terkendali terhadap
kondisi mengancam yang tidak jelas di masa depan. Ada dua aspek gejala
kecemasan menurut beberapa ahli yaitu gejala aspek psikologi yang meliputi
gejala yang terkait dengan kondisi emosi dan pikiran seseorang yang mengalami
kecemasan. Sedangkan gejalah fisologis meliputi gejala yang menyangkut kondisi
badan atau tubuh seseorang yang merasa cemas (Desiningrum, 2006:54-55). Dari
ketiga pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kecemasan adalah
perasaan khawatir akan sesuatu hal yang belum terjadi, yang menimbulkan reaksi
seseorang terhadap hal tertentu sehingga menimbulkan kegelisahaan.
2.1.2.2 Jenis-jenis Kecemasan
Menurut Spilberger (dalam Safaria, 2009: 53) menjelaskan kecemasan
dalam dua bentuk, yaitu:
1. Kecemasan dasar adalah adanya rasa terancam yang menghinggapi diri
seseorang terhadap kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya. Kecemasan
dalam kategori ini disebabkan oleh kepribadian individu yang memang
memiliki potensi cemas dibandingkan dengan individu yang lainnya.
2. Kecemasan sesaat, merupakan kondisi emosional dan keadaan sementara
pada diri individu dengan adanya perasaan tegang dan khawatir yang
dirasakan secara sadar serta bersifat subjektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.1.3.3 Kecemasan dan emosi
Spieblger (1972) berpendapat bahwa kecemasan merupakan hal mendasar
dalam emosi individu dari emosi individu (dalam Safaria, 2009: 53). Lewis (1970)
mengkaitkan emosi dan kecemasan adalah sebagai berikut anxiety defined ways
including, an emotional state, with the subjectively experienced quality of fear or
closely related to emotion (terror, panic, dread). Yang berarti kecemasan
tergolong sebagai suatu reaksi emosional yang subyektif, yang berhubungan
dengan ketakutan yang dialami atau terkait erat dengan emosi (teror, ketakutan,
panik). Selanjutnya Spieblger mengemukakan tentang kaitan emosi dan
kecemasan, bahwa dalam setiap proses emosi akan terkait dengan komponen fisik
yaitu neurophsiologis, serta komponen psikologi yaitu takut, perasaan bersalah,
kesedihan, dan marah. (Safaria, 2009: 54).
2.3.3.4 Indikator-indikator Kecemasan
Priest (1991) menyatakan bahwa setiap individu yang mengalami
kecemasan akan menunjukkan reaksi fisik seperti: jantung berpacu lebih cepat,
tangan dan lutut gemetar, ketegangan pada syaraf belakang leher, gelisah atau
sulit tidur, banyak berkeringat, gatal-gatal pada kulit, serta selalu buang air kecil
(Safaria, 2009:55). Calhoun dan Acocella (1995) mengemukakan bahwa
kecemasan dikemukakan dalam tiga aspek, yaitu sebagai berikut (Safaria, 2009:
55).
1. Aspek emosional, yaitu komponen individu yang berkaitan dengan persepsi
individu terhadap pengaruh psikologis dari kecemasan, seperti perasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
keprihatinan, ketegangan, sedih, merasa sensitif, mencela diri sendiri atau
orang lain, cepat marah, gugup, mudah sekali malu, dan mudah tersinggung.
2. Aspek kognitif, yaitu ketakutan dan kekhawatiran yang berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir jernih sehingga mengganggu dalam memecahkan
masalah, dan mengatasi tuntutan lingkungan sekitarnya.
3. Aspek fisiologis, yaitu reaksi yang ditampilkan tubuh terhadap sumber
ketakutan dan kekhawawatiran. Reaksi ini berkaitan dengan sistem syaraf
yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh, sehingga timbul reaksi
dalam bentuk jantung berdetak lebih keras, nafas bergerak lebih cepat, dan
tekanan darah meningkat.
Dari ketiga aspek kecemasan yang dipaparkan oleh Calhoun dan Acocella
(dalam Safaria, 2009: 55) diatas, peneliti hanya menggunakan kecemasan aspek
emosi saja, karena penelitian ini berfokus pada kecemasan aspek emosi yang
dialami oleh siswa.
2.1.4 Skala
2.1.4.1 Pengertian Skala
Skala adalah alat untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur
supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan penelitian
selanjutnya (Riduwan, 2013:6). Mahmud menyatakan bahwa skala merupakan
alat yang disusun dan digunakan oleh peneliti untuk mengubah respon tentang
suatu variabel yang bersifat kualitatif menjadi data kuantatif (Mahmud,
2011:181). Skala adalah teknik pengumpulan data yang bersifat untuk mengukur,
karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka (Sukmadinata,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2005:225). Dari pendapat para ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa, skala
merupakan alat ukur yang disusun untuk mengklasifikasikan, suatu variabel yang
bersifat kualitatif menjadi data kuantitatif.
2.1.4.2 Jenis-jenis Skala
Terdapat 6 jenis skala sikap yaitu: skala Likert, skala Guttman, skala
diferensial sematik, skala rating scale, dan skala Thurstone. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan skala Likert sebagai skala yang mengukur sikap
responden. Peneliti memilih menggunakan skala Likert karena skala Likert
merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan,
2010:12). Dengan menggunakan skala Likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi dimensi, kemudian dijabarkan menjadi sub variabel, dari sub
variabel-variabel tersebut dijabarkan menjadi indikator-indikator.
Indikator-indikator yang telah dijabarkan akan menjadi titik tolak dalam
membuat item instrumen yang berupa pernyataan-pernyataan yang akan
disebarkan kepada responden untuk dijawab. Setiap jawaban yang terdapat pada
skala tersebut dihubungkan dengan pernyataan atau dukungan sikap yang
diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut (Riduwan, 2010:12-13).
Tabel 2.1 Pernyataan Favorabel dan Unfavorabel (Riduwan, 2007:14)
Favorabel Unfavorabel
Sangat setuju = 4 Sangat setuju = 1
Setuju = 3 Setuju = 2
Tidak setuju = 2 Tidak setuju = 3
Sangat tidak setuju = 1 Sangat tidak setuju = 4
Peneliti menggunakan skala empat karena skala empat mempunyai
variabilitas respon lebih baik, atau lebih lengkap dari skala yang lainya. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
juga skala empat juga tidak mempunyai peluang bagi responden untuk menjawab
netral, sehingga responden lebih menentukan sikap terhadap pernyataan yang
dinyatakan dalam instrumen.
2.1.4.3 Karakteristik Skala Psikologi
Setiap skala memiliki karakteristik yang khas sehingga dapat menjadi
pembeda dari alat ukur yang lainnya. Menurut Azwar (2007:3) karakteristik skala
psikologi dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Pernyataan tidak mengungkap secara langsung pada atribut yang akan diteliti
sehingga responden tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki oleh
peneliti.
2. Berisi pernyataan yang mengacu pada indikator yang akan diteliti dimana
kesimpulan dari sebuah diagnosis dapat diambil ketika pernyataan sudah diisi
oleh responden.
3. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah, semua
jawaban dapat diterima selama responden memberikan secara jujur dan
sungguh-sungguh.
2.1.4.4 Skala Kecemasan
Skala kecemasan merupakan alat ukur untuk mengetahui tingkat
kecemasan yang dialami oleh seseorang. Pernyataan yang terdapat dalam skala
kecemasan mengacu pada indikator-indikator kecemasan aspek emosi yang
dipaparkan oleh Calhoun dan Acocella (dalam Safari, 2009:55). Dalam
penyusunan skala kecemasan peneliti hanya menggunakan beberapa indikator
aspek emosi yang mudah dirasakan oleh siswa usia sekolah dasar dan mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
diamati oleh peneliti. Indikator yang digunakan oleh peneliti dalam penyusunan
skala kecemasan yaitu: mencela diri sendiri atau orang lain, mudah sekali malu,
kegugupan, mudah marah, ketegangan, dan merasa sensitif.
Indikator kecemasan kemudian disusun menjadi pernyataan-pernyataan.
Pernyataan disusun menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa kelas
II sekolah dasar.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Uraian dalam penelitian yang relevan membahas mengenai kecemasan anak
dalam menghadapi ulangan harian dan dampak kesulitan belajar menulis pada
aspek sosial-emosi.
2.1.1 Penelitian Mengenai Kecemasan Anak dalam Menghadapi Ulangan
Harian dan Dampak Kesulitan Belajar Menulis Pada Aspek Sosial-
Emosi
Yuniasanti (2003) Kecemasan Menghadapi Ulangan Umum Pada Anak
Sekolah Dasar Kelas IV Dan V Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Tuntutan Orang
Tua untuk Berprestasi dalam Belajar. Penelitian ini dilakukan di SD Bernadus
Semarang kepada 148 siswa kelas IV dan kelas V. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif. Alat ukur yang digunakan adalah skala
kecemasan dalam menghadapi ulangan umum pada anak Sekolah Dasar kelas V
dan kelas V, dan skala persepsi tuntutan orangtua untuk prestasi dalam belajar.
Hasil analisis dari penelitian tersebut menunjukkan tidak ada hubungan tentang
persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi delam belajar dengan
kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak Sekolah Dasar kelas IV dan V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(rxy= -0,061 dengan p>0,05) dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan
ditolak.
Putri (2016) Kecemasan Belajar Siswa (Analisis Gejalah, Penyebab dan Upaya
Pemecahan Masalah di SD Inpres 12/79 Bulu Tempe Kecamatan Tanete Riattang
Barat dan Kabupaten Bone). Penelitian dilakukan di SD Inpres 12/79 Bulu Tempe
kepada tiga siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dalam
bentuk studi kasus. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk-bentuk
kecemasan belajar siswa mengalami a) Gejala fisik seperti gelisah, tegang, resah,
gugup, gemetaran, serta berkeringat dingin. b) Gejala kognitif seperti tidak dapat
berkonsentrasi dengan baik, khawatir, ketakutan, ragu-ragu/tidak yakin dan pesimis.
c) Gejala perilaku seperti berdiam diri, menolak masuk kelas, malas, jarang
bersosialisasi, mengasingkan diri serta menghindari situasi tertentu.
Latifah (2017) Dampak Kesulitan Belajar Menulis Pada Aspek Sosial-
Emosi Siswa Kelas 2 di SD Muhammadiyah Bodon, Bantul. Penelitian dilakukan
di SD Muhammadiyah Badon kepada satu orang siswa kelas II SD. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dari
hasil penelitian Penelitian ini menunjukan bahwa kesulitan belajar menulis
berdampak pada aspek sosial yang mencakup aspek komunikasi interpersonal,
interaksi sosial, dan kesulitan anak terhadap lingkungan sosialnya. Kesulitan
belajar menulis juga berdampak pada aspek emosi yang berkenan dengan emosi
psikis yang mencakup perasaan sosial dan perasaan susila anak. Kesulitan belajar
menulis yang dialami berpengaruh pada dinamika psikolgi yang ditunjukan
dengan ketidakstabilan emosi dan adanya perubahan perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Penelitian-penelitian di atas memberikan pengetahuan kepada peneliti
mengenai kecemasan menghadapi ulangan umum, kecemasan belajar pada siswa,
dan dampak kesulitan belajar menulis pada aspek sosial emosi. Sedangkan, untuk
penyusunan skala kecemasan aspek emosi belum pernah dilakukan. Oleh karena
itu, peneliti mencoba melakukan penelitian penyusunan skala kecemasan aspek
emosi untuk kelas II. Kerangka relevansi penelitian ini dapat dilihat pada
literature map yang dijabarkan pada bagan 2.1
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir
Dalam proses pendidikan seringkali guru melakukan test berupa ulangan
harian untuk mengukur prestasi belajar siswa, dan juga menguji tingkat
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang mereka pelajari. Akan tetapi,
ulangan harian terkadang membuat siswa merasa cemas. Kecemasan merupakan
perasaan khawatir akan sesuatu hal yang belum terjadi, yang menimbulkan reaksi
Penelitian tentang kecemasan dalam belajar, dalam mengahadapi ulangan,
dan dampak kesulitan menulis pada aspek sosial emosi.
Yuniasanti (2003)
kecemasan menghadapi
ulangan umum pada
anak sekolah dasar
kelas IV dan V ditinjau
dari presepsi terhadap
tuntutan orang tua
untuk berperstasi dalam
belajar.
yang diteliti
Bere (2018)
Penusunan skala kecemasan aspek emosi untuk kelas II SD
Latifah (2017) dampak kesulitan
belajar menulis pada
aspek social-emosi
siswa kelas 2 di SD
Muhammadiyah Bodon,
Bantul.
Putri (2016)
kecemasan belajar
siswa (analisis gejalah,
penyebab dan upaya
pemecahan masalah di
SD Inpres 12/79 Bulu
Tempe Kecamatan
Tanete Riattang Barat
dan Kabupaten Bone)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
seseorang terhadap suatu hal tertentu sehingga menimbulkan kegelisahan. Pada
dasarnya, kecemasan tersebut bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-
gejala lain dari berbagai gangguan emosi.
Emosi adalah reaksi individu terhadap sesuatu hal sehingga menimbulkan
kegelisahan. Anak yang berusia 7 atau 8 tahun sangat peka terhadap rasa malu
dan rasa bangga, mereka juga mulai menyadari reaksi emosi yang dapat diterima
oleh orang-orang disekitar mereka. Apabila anak menyadari ekspresi emosi yang
mereka tampilkan dapat menimbulkan penilaian sosial yang negatif seperti
merespon dengan cara ketidak setujuan dan hukuman, maka anak akan cenderung
merahasiakan dan cemas akan perasaan negatif. Sehingga emosi seperti
kemarahan, dan takut akan menjadi sering terjadi dan merugikan penyesuaian
sosial anak.
Kecemasan dalam bentuk emosi juga dialami oleh siswa SDK Sang Timur.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 20 Oktober 2017 dapat disimpulkan
bahwa siswa kelas II SDK Sang Timur mengalami kecemasan dalam bentuk
emosi, yang dapat dilihat dari perilaku siswa ketika mengerjakan soal ulangan
harian, dan ketika siswa mengikuti proses belajar mengajar. Dari 34 siswa
persentase siswa yang mengalami ciri-ciri kecemasan merasa sensitif dan “mudah
marah” dapat dilihat pada perilaku siswa yaitu menangis tanpa alasan yang jelas
sebesar 1 atau 2% siswa, berteriak ketika marah sebesar 2 atau 5% siswa, dan
membanting barang ketika marah sebesar 1 atau 2% sisiswa. Persentase siswa
yang mengalami ciri-ciri kecemasan perilaku melekat dan dependen dapat dilihat
pada perilaku siswa bekerja sama dengan temannya ketika ulangan berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sebesar 2 atau 5% siswa dan menyontek pekerjaan temannya sebesar 1 atau 2%
siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II menunjukan bahwa ada
siswa yang sering berkelahi dengan temanya, dan juga sering membanting atau
melempar buku dan alat tulis ketika marah. Menurut guru perilaku siswa tersebut
sudah sering terjadi, sehingga guru beranggapan bahwa perilaku siswa tersebut
nakal atau pembangkang. Guru memaparkan bahwa guru membutuhkan skala
kecemasan aspek emosi untuk mengetahui tingkat kecemasan pada siswa.
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan
guru. Guru membutuhkan skala kecemasan aspek emosi, yang dapat membantu
mengidentifikasi kecemasan aspek emosi yang dialami oleh siswa. Peneliti
melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development) mengenai
penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk kelas II tahun ajaran 2017/2018.
Penyusunan skala kecemasan aspek emosi menggunakan skala Likert, dan juga
menggunakan indikator-indikator kecemasan yang dipaparkan oleh Calhoun dan
Accocella (dalam Safaria, 2009:55). Penelitian ini dibatasi sampai uji coba
lapangan terbatas.
2.4 Pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana prosedur penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk
siswa kelas II SD?
2.4.2 Bagaimana kualitas penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa
kelas II SD?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan
penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,
dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan
pengembangan atau dapat disebut research and development yang dikembangkan
oleh Borg and Gall (dalam Mulyatiningsih, 2014:161). Penelitian research and
development adalah penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk baru
melalui proses pengembangan (Mulyatiningsih, 2014:161). Borg and gall (1989)
mengemukakan “research and is a process used to develop and validate
educational products”. Yang berarti penelitian dan pengembangan adalah proses
yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk bidang
pendidikan (Arifin, 2011:126). Sukmadinata (2008:164) mengartikan bahwa
research and development adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk yang telah ada.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian research
and development adalah suatu penelitian yang mengembangkan suatu produk atau
mengembangkan produk yang telah ada, dengan menggunakan langkah-langkah.
Penelitian ini dibuat untuk menyusun skala kecemasan aspek emosi, yang akan
digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan dalam bentuk
emosi yang dialami oleh siswa. Penelitian ini dibatasi sampai uji coba produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
lapangan terbatas, untuk mengetahui kualitas penyusunan skala kecemasan aspek
emosi yang disusun oleh peneliti.
3.2 Setting Penelitian
Setting penelitian membahas tentang objek penelitian, subjek penelitian,
lokasi penelitian, dan waktu penelitian.
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDK Sang Timur pada tahun
ajaran 2017/2018. Peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas II berjumlah
10 anak yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 4 anak perempuan. Peneliti
memilih kesepuluh anak tersebut berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan
dengan guru kelas II.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kecemasan aspek emosi pada siswa kelas II SDK
Sang Timur
3.2.3 Lokasi Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di beberapa SDK Sang Timur
yang terletak di Jl. Batikan No. 7 Yogyakarta. Peneliti memilih SDK Sang Timur
sebagai tempat penelitian berdasarkan hasil observasi, dan wawancara yang
dilakukan peneliti di kelas II sekolah dasar. Dari hasil observasi dan wawancara
terdapat tujuh siswa yang mengalami ciri-ciri kecemasan dalam bentuk emosi,
selain itu SDK Sang Timur memiliki letak yang cukup strategis dan mudah
dijangkau oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan dari Januari 2018 sampai
dengan bulan April 2018. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang
lebih selama empat bulan. Berikut ini adalah tabel penelitian yang dilakukan oleh
peneliti.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar April
1 Wawancara dan obeservasi
2 Penyusunan instrument
3 Validasi produk
4 Uji coba lapangan terbatas
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model yang dipaparkan oleh
Borg dan Gall (dalam Mulyatiningsih, 2014:163-165). Menurut Borg and Grall
terdapat 10 langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan, kesepuluh
langkah tersebut yaitu:
1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Tahap ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisi kebutuhan melalui
wawancara, dan observasi.
2. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mulai merumuskan tujuan secara berjenjang atau
bertahap, dan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
3. Pengembangan Produk Awal
Pada tahap ini mulai disusun bentuk awal model dan perangkat yang
diperlukan. Proses penelitian pada tahap ini juga dilakukan dengan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
validasi rancangan model oleh pakar yang ahli dalam bidangnya. Hasil
validasi tersebut kemudian direvisi untuk memperbaiki model yang akan
diujicobakan.
4. Uji Coba Model Ke-1
Setelah model dan perangkat siap untuk digunakan, kegiatan selanjutnya
adalah melakukan uji coba rancangan model. Uji coba ini melibatkan sekitar
6-12 orang responden terlebih dahulu. Hal ini penting dilakukan untuk
mengantisipasi kesalahan yang dapat terjadi selama penerapan model yang
sesungguhnya berlangsung.
5. Revisi Model Ke-1
Revisi produk utama dilakukan berdasarkan hasil uji coba produk tahap
pertama. Dengan analisis kekurangan yang ditemui selama uji coba produk,
maka kekurangan tersebut segera diperbaiki.
6. Uji Coba Model ke-2
Pengujian produk di lapangan disarankan mengambil sampel yang lebih
banyak yaitu antara 30-100 orang responden. Pada saat uji coba lapangan yang
ke-2 ini, pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif mulai dilakukan untuk
dievaluasi.
7. Revisi Model Ke-2
Revisi produk selalu dilakukan setelah produk tersebut diterapkan atau
diujicobakan. Hal ini dilakukan apabila ada kendala-kendala baru yang belum
terpikirkan pada saat perancangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
8. Penerapan Model
Setelah melalui pengujian dua kali dan revisi juga sudah dilakukan sebanyak
dua kali, implementasi model dapat dilakukan dalam wilayah yang luas dalam
kondisi yang senyatanya. Implementasi model disarankan mengambil sampel
sebesar 40-200 orang responden. Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan
dengan berbagai instrumen seperti lembar observasi, interview, dan kuisioner.
Kemudian data yang diperoleh dilaporkan secara keseluruhan.
9. Revisi Terakhir
Sebelum model dipublikasikan kesasaran pengguna yang lebih luas maka
perlu dilakukakan revisi terakhir untuk memperbaiki hal-hal yang masih
kurang baik misalnya pada saat implementasi model.
10. Deseminasi dan Publikasi
Tahap terakhir dari penelitian dan pengembangan adalah melaporkan hasil
dalam forum ilmiah melalui seminar dan mempublikasikan dalam jurnal
ilmiah. Apabila publikasi model dapat dilakukan pada jalur komersial.
Kesepuluh langkah penelitan Research and Development menurut Borg and Gall
(dalam Mulyatiningsih, 2011: 163-165) dapat dilihat pada bagan 3.1
Penelitian dan
pengumpulan
informasi
Pengembangan
produk awal
Uji coba
model 2
Revisi model
1
Revisi
terakhir
Desiminasi dan
publikasi
Uji coba
model 1 Perencanaan
Penerapan
model
Revisi
model 2
Bagan 3.1 Sepuluh Langkah Borg and Gall (dalam Mulyatiningsih, 2011:163-165)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan yang dipaparkan oleh Borg
and Gall (dalam Mulyatiningsih, 2011:163-165). Akan tetapi, dalam penelitian ini
peneliti membatasi penelitian dan pengembangan Borg and Gall menjadi empat
langkah yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3)
pengembangan produk awal, dan 4) uji coba lapangan terbatas dan revisi produk.
Pada awalnya, penelitian dan pengumpulan informasi dilakukan dengan cara
wawancara dan observasi. Pada tahap perencanaan, peneliti mengembangkan
indikator-indikator kecemasan yang dipaparkan Calhoun dan Accocella (dalam
Safaria, 2009:55) kemudian peneliti menyusun instrumen yang akan digunakan
pada saat validasi produk. Pada tahap pengembangan bentuk awal produk, peneliti
menyusun produk skala kecemasan aspek emosi. Produk tersebut kemudian akan
divalidasi oleh empat pakar ahli untuk mengetahui kelayakan produk tersebut.
Setelah produk divalidasi, pada tahap selanjutnya peneliti melakukan uji coba
lapangan terbatas dan revisi produk. Uji coba lapangan terbatas kepada 10 siswa.
Siswa juga akan mengisi kuesioner tanggapan produk yang telah disusun oleh
peneliti. Kemudian peneliti melakukan revisi produk berdasarkan kuesioner
tanggapan produk oleh siswa. Keempat tahap penelitian dan pengembangan
tersebut tersaji dalam bagan pada tabel 3.2
Bagan 3.2 Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan
pengumpulan
informasi
Pengembangan
produk awal
Uji coba
lapangan
terbatas dan
revisi
Perencanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model sepuluh langkah
penelitian Borg dan Gall (dalam Mulyatiningsih, 2011:163-165). Peneliti
membatasi tahap penelitian Borg and Gall menjadi 4 langkah, antara lain peneliti
dan pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan produk awal, dan
ujicoba lapangan terbatas dan revisi produk. Keempat tahap penelitian dan
pengembangan tersebut tersaji dalam bagan 3.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian
Tahap Pertama
Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Pengumpulan
Informasi
Observasi siswa kelas II Analisis
kebutuhan Wawancara guru
Tahap Kedua
Perencanaan Analisis data
kebutuhan
guru Kisi-kisi
kecemasan
aspek
emosi
Instrumen siap digunakan
Tahap Ketiga
Pengembangan Bentuk Awal Produk
Validasi ahli Bahasa
dan ahli Psikologi
Penyusunan skala
kecemasan aspek
emosi
Validasi guru
bahasa Indonesia
dan guru kelas II
Skala
kecemasan
aspek emosi
siap
digunakan
Revisi
skala
Desain
penyusunan
skala
kecemasan
TAHAP KEEMPAT
Uji Coba Lapangan Terbatas dan Revisi
Uji coba
lapangan
terbatas
Pengsian
skala
psikologi
oleh siswa
Tanggapan
mengenai
produk oleh
siswa
Revisi
produk
Skala
kecemasan
aspek emosi
untuk siswa
kelas II SD
Kajian teori
penyusunan skala
kecemasan aspek
emosi
Penyusunan
instrumen skala
kecemasan
aspek emosi
Penyusunan
lembar
validasi produk
dan lembar
tanggapan
produk
Identifikasi
masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3.4.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengumpulan
informasi. Peneliti menganalisis masalah melalui wawancara dan observasi untuk
mengetahui kebutuhan guru. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas II,
dan juga melakukan observasi pada siswa kelas II, ketika ulangan harian dan
proses belajar mengajar berlangsung. Kemudian, hasil dari wawancara dan
observasi dianalisis dengan karakteristik siswa yang terkait dengan ulangan
harian. Analisis tersebut akan digunakan untuk melakukan penyusunan skala
kecemasan aspek emosi.
3.4.2 Perencanaan
Tahap yang kedua dalam penelitian ini yaitu perencanaan. Pada tahap ini
peneliti menganalisis kebutuhan guru, setelah mengetahui kebutuhan guru peneliti
melakukan kajian teori tentang kecemasan aspek emosi. Teori yang diperoleh
menjadi pedomaan untuk menyusun skala kecemasan aspek emosi. Kisi-kisi
kemudian dikembangkan menjadi instrumen skala kecemasan aspek emosi.
Peneliti juga menyusun lembar validasi produk untuk validator serta kuesioner
tanggapan produk oleh siswa.
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk
Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah membuat desain penyusunan skala
kecemasan aspek fisik yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas II sekolah
dasar. Penyusunan skala kecemasan aspek emosi diawali dengan menentukan
sampul skala yang dapat menarik minat siswa. Langkah selanjutnya
mengembangkan kisi-kisi dari indikator-indikator kecemasan menjadi pernyataan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pernyataan yang mudah dipahami oleh siswa. Setiap pernyataan ditulis dengan
menggunaan jenis huruf dan ukuran yang mudah dibaca oleh siswa. Pernyataan-
pernyataan ditulis sesuai dengan perkembangan siswa kelas II Sekolah Dasar.
Pernyataan-pernyataan yang telah disusun oleh peneliti kemudian dicetak
berbentuk buku, yang selanjutnya divalidasi oleh para ahli yaitu; ahli bahasa, ahli
psikologi, guru kelas II, dan guru bahasa Indonesia. Hasil dari validasi tersebut
akan digunakan sebagai bahan perbaikan skala yang telah disusun. Kemudian
peneliti melakukan revisi agar skala kecemasan aspek emosi yang telah disusun
layak untuk digunakan. Cara yang digunakan untuk mengetahui kevalidan produk,
peneliti menggunakan rumus yang dipaparkan oleh Widyoko (2014).
3.4.4 Uji Coba Lapangan Terbatas
Tahap yang keempat dalam penelitian ini adalah uji coba lapangan terbatas.
Skala kecemasan aspek emosi yang telah disusun kemudian diujicobakan kepada
sepuluh siswa kelas II sekolah dasar. Hasil ujicoba kemudian dianalisis untuk
mengetahui kecemasan aspek emosi yang dialami oleh siswa. Berdasarkan
kuesioner tanggapan, dan hasil analisis dijadikan pertimbangan peneliti untuk
memperbaiki skala kecemasan aspek emosi agar layak digunakan sesuai dengan
kebutuhan guru.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
sesuatu yang diamati, dan dilakukan dengan observasi dan wawancara (Sugiyono,
2014:187).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.5.1 Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan terhadap kegiatan yang
berlangsung (Sudryono, 2013:38). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
jenis observasi non partisipasi dan observasi sistematis. Observasi non partisipasi
adalah kegiatan observasi dimana pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan,
pengamat hanya berperan mengamati kegiatan (Sudryono, 2013:38). Sementara
itu, observasi sistematis adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,
karena observer telah mengetahui aspek-aspek apa saja yang relevan dengan
masalah serta tujuan penelitian (Widoyoko, 2012:48).
Selanjutnya, peneliti melakukan observasi ketika siswa sedang belajar, dan
juga ketika siswa sedang mengerjakan ulangan harian di kelas II sekolah dasar.
Peneliti mengamati karakteristik siswa ketika sedang mengerjakan soal ulangan
harian, untuk mengetahui apakah siswa-siswa kelas II yang peneliti amati
memiliki ciri-ciri kecemasan aspek emosi ketika sedang mengerjakan soal ulangan
harian.
3.5.2 Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya, dengan cara berkomunikasi
dalam bentuk verbal, seperti percakapan yang bertujuan untuk memperoleh
informasi (Sudryono, 2013:38). Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai
keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang
murid, orang tua, pendidikan, dan sikap terhadap sesuatu (Arikunto, 2010:198).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka adalah wawancara yang bebas, yang
tidak menggunakan pedomaan wawancara yang tersusun, pedomaan wawancara
hanya fokus pada garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan, dan juga
akan selalu terpusat pada satu pokok persoalan yang terkait dengan variabel yang
diteliti (Widyoko, 2012:44).
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas II sekolah dasar,
wawancara bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai pemahaman guru
terhadap tingkat kecemasan siswa, dan bagaimana pendapat guru terhadap
perilaku siswa ketika mengerjakan ulangan harian, dan ketika mengikuti proses
belajar mengajar.
3.5.3 Skala
Skala adalah alat yang disusun dan digunakan oleh peneliti untuk mengubah
respon tentang suatu variabel yang bersifat kualitatif menjadi data kuantatif
(Mahmud, 2011:181). Skala yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah
skala Likert, yang mempunyai pilihan respon skala empat. Peneliti menggunakan
skala empat karena skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik, atau
lebih lengkap dari skala yang lainya. Selain itu juga skala empat juga tidak
mempunyai peluang bagi responden untuk menjawab netral, sehingga responden
lebih menentukan sikap terhadap pernyataan yang ditanyatakan dalam instrumen.
Dalam penyusunan skala kecemasan aspek emosi, terdapat pernyataan
favorabel dan pernyataan unfavorable. Skala yang telah disusun oleh peneliti
kemudian divalidasi oleh empat validator untuk mengetahui kualitas skala
kecemasan aspek emosi yang disusun oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran
(Widoyoko, 2015:51). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga instrumen
antara lain wawancara, observasi, dan skala.
3.6.1 Pedomaan Observasi
Peneliti melakukan observasi ketika siswa kelas II sekolah dasar SDK Sang
Timur, sedang mengerjakan soal ulangan harian dan juga ketika siswa mengikuti
proses belajar mengajar di kelas. Aspek yang diobservasi adalah karateristik siswa
ketika mengerjakan soal ulangan harian, dan mengikuti proses belajar di kelas.
Peneliti menyusun pernyataan-pernyataan obeservasi berdasarkan ciri-ciri
kecemasan yang dipaparkan oleh Nevid (2003). Peneliti mengamati perilaku-
perilaku siswa selama mengerjakan ulangan harian, segala sesuatu dalam setiap
rentang tertentu akan dicatat oleh peneliti, jika ada kaitannya dengan aspek yang
diobservasi. Kisi-kisi yang diobservasi ketika ulangan harian, dan proses
pembelajaran di kelas siswa kelas II dapat dilihat melalui tabel 3.2
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi
No Indikator Pernyataan
Fisik
1 Kegelisahan, kegugupan Siswa sering menggigit kuku ketika tidak bisa
mengerjakan soal ulangan harian.
2 Merasa sensitif atau mudah
marah
Siswa membanting barang ketika marah.
Siswa mengeluh ketika menemukan ulangan yang
sulit
Siswa menangis ketika tidak bisa menjawab soal
ulangan.
Behavioral
3 Perilaku yang melekat atau
dependen
Siswa menyontek pekerjaan temannya
Siswa mengerjakan soal ulangan dengan bantuan
temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3.6.2 Pedomaan Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan
menganalisis kebutuhan guru kelas II sekolah dasar. Peneliti menggunakan teknik
wawancara tidak terstruktur, menurut Widyoko (2012:44) wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara yang tidak menggunakan pedomaan wawancara
yang tersusun, pedomaan wawancara hanya fokus pada garis-garis besar
permasalahan yang ditanyakan. Garis-garis besar wawancara guru kelas II dapat
dilihat melalui tabel 3.3
Tabel 3.3 Garis-garis Besar Wawancara
No Topik pertanyaan
1 Perilaku dan sikap siswa ketika mengerjakan soal ulangan.
2 Tanggapan guru terhadap perilaku siswa tersebut.
3 Pendapat guru mengenai kecemasan aspek emosi
3.6.3 Skala
Peneliti menyusun skala kecemasan aspek emosi menggunakan skala
Likert, yang menggunakan pilihan respon skala empat. Peneliti menyusun skala
kecemasan aspek emosi menjadi 24 pertanyaan. Setiap pernyataan dikembangkan
dari indikator-indikator kecemasan emosi yang dipaparkan oleh Colhoun dan
Acocella (dalam Safaria, 2009:55). Blue print skala kecemasan aspek emosi
ketika ulangan harian siswa kelas II dapat dilihat melalui tabel 3.4.
Tabel 3.4 Blue print Skala
No
Aspek Kecemasan
Jumlah
Bobot
Indikator Nomor butir pertanyaan
Favorable Unfavorable
Emosi
1 Mencela diri sendiri atau orang lain. 19 20 2
2 Mudah sekali malu. 3,6 5,22 4
3 Kegugupan. 10,13,14 16,18,24 6
4 Mudah marah. 1,2 4,21 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
5 Ketegangan 8,9 11,23 4
6 Marasa sensitif 7,15 12,17 4
Jumlah 12 12 24 100%
Blue print penyusunan aspek emosi pada tabel 3.4 dijadikan pedoman
dalam pengembangan produk skala kecemasan aspek fisik untuk siswa kelas II
sekolah dasar. Produk yang dikembangkan oleh peneliti divalidasi oleh ahli
bahasa, ahli psikologi, guru bahasa Indonesia, dan guru kelas II sekolah dasar.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis
data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang
berwujud angka–angka yang diperoleh dari hasil pengukuran (Widyoko,
2015:21). Pada penelitian ini data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi produk,
dan hasil uji coba lapangan terbatas. Data kualitatif merupakan data yang
menunjukkan suatu kualitas atau mutu dari sesuatu, dilihat dari keadaan, proses,
maupun peristiwa yang kemudian dituangkan dalam bentuk pernyataan atau kata-
kata (Widyoko, 2015:18).
3.7.1 Analisi Data Kuantitatif
Analisis data penelitian ini dilakukan pada pengolahan data seperti validasi
produk oleh beberapa ahli. Analisis data ini dilakukan menggunakan skala Likert
model empat pilihan (skala empat). Skala Likert model empat dilengkapi kriteria
yang berbeda-beda dalam pedomaan penilainnya. Kriteria tersebut dibuat sesuai
instrumen yang akan digunakan. Rerata hasil dari penilaian selanjutnya
dikonversikan menjadi data kualitataif dengan menggunakan acuan yang
dipaparkan oleh Widyoko (2014:191).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Peneliti memodifikasi pada interval skor >1,75 - 2,50 dengan kategori
cukup menjadi kurang dan pada interval skor 1,00 - 1,75 dengan kategori kurang
menjadi sangat kurang. Berikut ini merupakan skala dan kriteria untuk pedomaan
penilaian instrumen yang dilakukan untuk validasi produk konversi data
kuantitatif ke kualitatif yang dipaparkan oleh Widyoko dapat dilihat dalam tabel
3.5
Tabel 3.5 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif (Widyoko, 2014:190) Interval Skor Kategori
> 3,25 - 4,00 Sangat Baik
>2,50 - 3,25 Baik
>1,75< - 2,50 Kurang
1,00 - 1,75 Sangat Kurang
Selanjutnya peneliti melakukan penghitungan agar mendapatkan rerata
penilaian. Rerata penilaian ini dihitung oleh peneliti dengan menggunakan rumus
3.1
Analisis data kuantitatif yang berikutnya dilakukan untuk menghitung
jawaban siswa terkait skala kecemasan aspek emosi yang telah diisi. Pengisian
skala kecemasan, bertujuan untuk mengetahui kualitas skala kecemasan aspek
emosi yang telah disusun, melalui uji coba lapangan terbatas. Untuk mengetahui
kategori kecemasan, sebelumnya harus mencari terlebih dahulu jarak interval
kelas, menggunakan rumus yang dipaparkan oleh Widoyoko (2014:190-191).
Skala yang digunakan adalah skala Likert 4 pilihan, jumlah skor tertingggi dari 24
pernyataan skala kecemasan aspek emosi adalah 96, sedangkan jumlah skor
Rumus 3.1 Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala
Likert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
terendah dari skala tersebut adalah 24. Untuk menentuk jarak interval kelas dapat
dilihat melalaui rumus 3.2
Rumus 3.2 Perhitungan Jarak Interval Kelas
Keterangan: t = jumlah skor tertinggi ideal dalam skala, r = jumlah skor terendah
ideal dalam skala, dan Jk= Jumlah kelas interval.
Hasil dari interval kelas, kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif
dengan menggunakan acuan yang dipaparkan oleh Suprapto (2013:104). Peneliti
memodifikasi menjadi 5 tingkatan yaitu: sangat kuat menjadi kecemasan berat,
kuat menjadi kecemasan sedang, lemah menjadi kecemasan ringan, dan sangat
lemah menjadi tidak cemas. Tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa dapat
dilihat dari hasil perhitungan jawaban yang diberikan oleh siswa pada skala
kecemasan. Jumlah keseluruhan skor dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan
setiap skor pada setiap pernyataan. Tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif
yang dipaparkan oleh Suprapto dapat dilihat melalui tabel 3.6
Tabel 3.6 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif (Suprapto, 2013:104)
Interval Skor Tingkatan
>81,6-96 Kecemasan sangat berat
>67,2-81,6 Kecemasan berat
>52,8-67,2 Kecemasan sedang
>38,4-52,8 Cemas ringan
24-38,4 Tidak cemas
3.7.2 Analisi Data kualitatif
Analisis data kulitatif adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam suatu kategori tertentu, sehingga data tersebut dapat digunakan
untuk menemukan jawaban dalam pertanyaan penelitian (Mulyatiningsih,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2014:44). Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dan
observasi, Dari hasil wawancara dan observasi tersebut, peneliti kemudian
menyusun skala kecemasan aspek emosi. Analisis data kualitaif yang pertama
dilakukan pada pengolahan instrumen produk penyusunan skala kecemasan.
Analisis data kualitatif yang berikutnya dilakukan pada pengolahan hasil
pengisian sakala kecemasan, yang dilakuakan saat uji coba lapangan terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uraian dalam bab berikut ini berisikan uraian mengenai penjelasan dari
bab yang sebelumnya. Uraian tersebut terdiri dari hasil penelitian dan
pembahasan.
4.1 Hasil Penelitian
Subbab ini menguraikan proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Proses penelitian ini meliputi penelitian dan pengumpulan informasi,
perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, uji coba lapangan terbatas dan
revisi produk.
4.1.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Tahap awal yang dilakukan oleh peneliti adalah pengumpulan informasi.
Penelitian yang dilakukan pada tahap ini adalah pengetahuan awal tentang
masalah yang ada di sekolah dasar. Masalah yang ada di sekolah dasar kemudian
dipelajari oleh peneliti dengan cara mengumpulkan informasi melalui observasi
dan wawancara. Kemudian peneliti melakukan analisis data kebutuhan guru
melalui hasil observasi dan wawancara yang diperoleh.
Penelitian pada tahap awal ini, dilakukan untuk mengetahui permasalahan-
permasalahan yang ada di SDK Sang Timur. Permasalahan yang ditemukan oleh
peneliti mengacu pada permasalahan aspek emosi yang dialami oleh siswa kelas II
sekolah dasar. Dari permasalahan tersebut, peneliti akan memperdalam
pemahaman mengenai kecemasan melalui kajian pustaka. Permasalahan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
permasalahan kecemasan dalam bentuk emosi yang dialami oleh siswa kelas II
SDK Sang Timur kemudian dihubungkan dengan uraian-uraian kajian pustaka.
Dari hasil penelitian dan pengumpulan informasi, peneliti akan menyusun
skala kecemasan aspek emosi untuk memenuhi kebutuhan guru dan melihat
tingkat kecemasan yang dialami siswa. Peneliti melakukan pengumpulan
informasi untuk memperdalam pemahaman mengenai kebutuhan guru berkaitan
dengan skala kecemasan aspek emosi. Pengumpulan informasi dilakukan melalui
identifikasi masalah dan anaisis kebutuhan. Berikut penjelasan mengenai
identifikasi masalah dan analisis kebutuhan.
4.1.1.1 Identifikasi Masalah
Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah berkaitan dengan
sikap yang ditunjukan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan sikap
yang ditunjukan siswa ketika mengerjakan soal ulangan harian. Identifikasi
masalah ini dilakukan melalui observasi dan wawancara. Hasil dari observasi dan
wawancara kemudian akan dianalisis oleh peneliti.
1) Observasi
Peneliti melakukan observasi sebanyak dua kali yaitu pada saat siswa
mengerjakan soal ulangan harian, dan pada saat siswa melakukan proses belajar
mengajar. Observasi dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2017. Aspek yang
diobservasi pada ulangan harian adalah perilaku-perilaku siswa kelas II ketika
mengerjakan soal ulangan harian. Berikut ini adalah hasil observasi siswa ketika
sedang melaksanakan ulangan harian pada tabel 4.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 4.1 Hasil Observasi Siswa Ketika Ulangan Harian
Pernyataan Jawaban Catatan
Siswa sering menggigit kuku ketika tidak
bisa mengerjakan soal ulangan harian. Tidak -
Siswa menangis ketika tidak bisa
menjawab soal ulangan. Ya
Satu siswa yang tiba-tiba saja
menangis dan ketika ditanya
penyebabnya siswa tersebut tidak
menjawab.
Siswa membanting barang ketika marah. Ya
Satu orang siswa marah, dan
membanting kotak pensil ketika
temannya melihat jawaban dari
soal yang dikerjakan
Siswa menyontek pekerjaan temannya. Ya
Satu siswa, diam-diam
menyontek pekerjaan temanya,
sehingga siswa tersebut
dipindahkan tempat duduknya
oleh guru.
Siswa mengerjakan soal ulangan dengan
bantuan temannya. Ya
Dua siswa diam-diam bekerja
sama dengan temannya.
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa ketika
mengerjakan soal ulangan harian 5 dari 34 siswa siswa yang menunjukan perilaku
kecemasan dalam bentuk emosi. Hal tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa
menangis tanpa alasan yang jelas, membanting barang ketika marah, bekerja sama
ketika ulangan berlangsung, dan menyontek pekerjaan temannya. Kelima siswa
tersebut terdiri dari 2 siswa perempuan, dan 3 siswa laki-laki kelas II sekolah
dasar. Lembar observasi dapat dilihat melalui lampiran 1 halaman 72
Observasi ketika proses belajar mengajar dilakukan pada tanggal 24 Oktober
2017 di kelas II. Pedomaan observasi yang digunakan dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa ketika Proses Belajar Mengajar
Pernyataan Jawaban Catatan
Siswa marah ketika ada
teman yang mengganggunya. Ya
Dua siswa marah dan berteriak dengan suara yang
kencang, dan juga memukul temannya ketika
temannya mengambil alat tulis siswa tersebut.
Siswa menangis ketika tidak
bisa megerjakan soal yang
diberikan guru.
Ya
Satu siswa yang tiba-tiba saja menangis, dan
ketika ditanya penyebabnya siswa tersebut tidak
menjawab.
Siswa membanting barang
ketika marah. Ya
Satu orang siswa marah, dan membanting kotak
pensil ketika temannya melihat jawaban dari soal
yang dikerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa ketika
proses belajar mengajar berlangsung 4 dari 34 siswa yang menunjukan perilaku
kecemasan dalam bentuk emosi. Hal tersebut terlihat dari satu perilaku siswa
menangis tanpa alasan yang jelas, dua siswa marah dan berteriak dengan suara
yang kencang ketika temannya mengambil alat tulis siswa tersebut, dan satu siswa
marah dan membanting kotak pensil ketika temannya melihat jawaban dari soal
yang dikerjakan. Keempat siswa tersebut terdiri dari 1 siswa perempuan, dan 3
siswa laki-laki kelas II sekolah dasar.
Hasil observasi menunjukan bahwa guru mencoba melakukan pendekatan
kepada setiap siswa yang sering menunjukan perilaku-perilaku seperti menangis,
dan marah. Guru juga mencoba untuk menegur dengan cara yang lebih halus,
sampai dengan memberikan hukuman dengan cara memindahkan tempat duduk
siswa. Agar siswa tidak mengganggu temannya. Akan tetapi, masih ada siswa
yang selalu saja mengganggu temannya, bekerja sama dengan temannya, dan juga
menyontek pekerjaan temannya. Lembar observasi dapat dilihat melalui lampiran
1 halaman 72.
2) Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas II, wawancara ini
dilakukan pada tanggal 22 Januari 2018. Melalui wawancara ini juga peneliti
menggali informasi tentang sejauh mana tingkat pemahaman guru, tentang
kecemasan yang dialami oleh siswa-siswanya. Berikut ini adalah hasil wawancara
dengan guru yang dapat dilihat pada tabel 4.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Guru
Pertanyaan Nomor Item Jawaban
Informasi berkaitan dengan
aktifitas siswa ketika ketika
proses belajar mengajar
berlangsung. 1
guru mengajar menggunakan metode ceramah,
terkadang juga guru menggunakan media
pembelajaran. Akan tetapi, rata-rata siswa
kelas II sangat aktif sehigga proses belajar
mengajar tidak berjalan dengan lancar.
Informasi perilaku atau sikap
siswa ketika mengejakan soal
ulangan, dan ketika mengikuti
proses belajar mengajar. 2,3
Menurut guru ada beberapa siswa sering
bertingkah laku tidak menyenangkan. Seperti
sering bekerja sama, sering berkelahi dengan
teman sebangkunya, menangis tanpa alasan
yang jelas, dan membanting barang ketika
marah.
Perilaku-perilaku siswa yang
berhubungan dengan emosi 4
Guru menjelaskan perilaku-perilaku siswa
yang berkaitan dengan emosi seperti berkelahi
denga temannya, dan siswa berteriak dengan
suara yang kencang ketika marah.
Pemahaman guru mengenai
kecemasan 5,6
Kecemasan merupakan rasa khawatir tentang
suatu hal yang belum jelas penyebabnya.
Penelitian yang dilakukan di
sekolah berkaitan dengan skala 7
Belum ada penelitan tentang skala kecemasan,
khususnya di kelas II.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, peneliti mengetahui bahwa
siswa sering mengalami kecemasan pada saat mengerjakan soal yang diberikan
guru. Hasil wawancara menunjukan bahwa ada siswa yang sering berkelahi
dengan temanya, menyontek, bekerja sama dengan temannya dan juga sering
membanting atau melempar buku dan alat tulis ketika marah. Menurut guru
perilaku siswa tersebut sudah sering terjadi, sehingga guru beranggapan bahwa
perilaku siswa tersebut nakal atau pembangkang. Guru memaparkan bahwa guru
membutuhkan skala kecemasan aspek fisik untuk mengetahui tingkat kecemasan
yang terjadi pada siswa. Lembar transkip wawancara dapat dilihat melalui
lampiran 1 halaman 73
4.1.1.2 Analisi Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan data hasil observasi, dan
wawancara. Dari hasil observasi siswa kelas II ditemukan tujuh siswa mengalami
kecemasan dalam bentuk emosi. Hal tersebut dilihat dari perilaku siswa ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
mengerjakan soal ulangan harian, dan ketika siswa mengikuti proses belajar
mengajar. 4 orang siswa mengalami ciri-ciri kecemasan merasa sensitif dan
mudah marah yang dapat dilihat pada perilaku siswa yaitu menangis tanpa alasan
yang jelas, berteriak ketika marah, dan membanting barang ketika marah. 3 siswa
mengalami ciri-ciri kecemasan perilaku melekat dan dependen hal tersebut dapat
dilihat pada perilaku siswa bekerja sama dengan temannya ketika ulangan
berlangsung dan menyontek pekerjaan temannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, peneliti mengetahui bahwa
siswa sering mengalami kecemasan pada saat mengerjakan soal yang diberikan
guru. Hasil wawancara menunjukan bahwa ada siswa yang sering berkelahi
dengan temanya, dan juga sering membanting atau melempar buku dan alat tulis
ketika marah. Menurut guru perilaku siswa tersebut sudah sering terjadi, sehingga
guru beranggapan bahwa perilaku siswa tersebut nakal atau pembangkang. Guru
memaparkan bahwa guru mebutuhkan skala kecemasan aspek emosi untuk
mengetahui tingkat kecemasan pada siswa.
4.1.2 Perencanaan
Tahap yang kedua dalam penelitian ini adalah tahap perencanaan. Dalam
tahap ini akan diuraikan mengenai perencanaan penyusunan skala kecemasan
aspek emosi untuk kelas II sekolah dasar. Perencanaan ini berdasarkan hasil dari
identifikasi masalah dan analisis kebutuhan pada subbab sebelumnya. Hasil
identifikasi masalah dan hasil analisis kebutuhan menunjukan bahwa guru
membutukan skala kecemsan untuk kelas II sekolah dasar. Oleh sebab itu peneliti
menyusunan sebuah rancangan dalam penyusunan skala kecemasan aspek emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
yang diawali dengan kajian teori yang telah diuraikan pada bab II dan kemudian
dilanjutkan dengan penyusunan kisi-kisi skala kecemasan aspek emosi serta
menyusun validasi produk.
4.2.1.1 Indikator-indikator Kecemasan
Indikator-indikator yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah
indikator kecemasan yang dipaparkan Calhoun dan Acocella (dalam Safaria,
2009:55). Calhoun dan Acocella memaparkan bahwa kecemasan dapat dilihat dari
aspek emosi, aspek kognitif, dan aspek fisiologis. Dalam penelitian ini peneliti
hanya menggunakan kecemasan aspek emosi saja. Indikator kecemasan dalam
aspek emosi dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Indikator Kecemasan emosi menurut Calhon dan Acocela (dalam Safaria, 2009:55)
Aspek Indikator
Emosi
1 Mencela diri sendiri atau orang lain.
2 Mudah sekali malu.
3 Kegugupan.
4 Mudah marah.
5 Ketegangan.
6 Merasa sensitif.
Berdasarkan tabel 4.4 terdapat enam indikator kecemasan aspek emosi
yaitu mencela diri sendiri atau orang lain, mudah sekali malu, kegugupan, mudah
marah, ketegangan, dan merasa sensitif. Peneliti menggunakan keenam indikator
tersebut karena, indikator-indikator kecemasan tersebut memungkinkan guru
untuk melihat perilaku-perilaku kecemasan aspek emosi yang dialami oleh siswa
ketika mengikuti pembelajaran di dalam kelas, dan ulangan harian. Kisi-kisi skala
kecemasan aspek emosi dapat dilihat pada tabel 4.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 4.5 Kisi-kisi Indikator Kecemasan Aspek Emosi
Variabel Aspek Indikator
Perilaku
Jumlah Item
Favorable Unfavorable
Kecemasa-
n aspek
emosi
Emosi
Mudah
marah
Saya berteriak ketika
teman mengganggu saya
Saya diam ketika ada
teman yang mengganggu
saya
Saya membanting barang
ketika marah Saya tidak pernah
membanting barang
ketika saya marah
Merasa
sensitif
Saya tidak senang ketika
ada ulangan.
Saya selalu belajar
walaupun. tidak ada
ulangan.
Saya menangis ketika
tidak bisa menjawab soal
ulangan.
Saya mengerjakan soal
ulangan dengan tenang.
Mudah
sekali malu
saya malu ketika mendapat
nilai ulangan jelek
Saya senang ketika
mendapat nilai ulangan
yang baik
Saya malu bertanya
kepada guru ketika tidak
mengerti soal yang
diberikan
Saya selalu bertanya
kepada guru ketika tidak
mengerti soal ulangan
yang diberikan.
Ketegangan
Tangan saya gemetar
ketika mengerjakan soal
ulangan.
Tangan saya tidak pernah
gemetar ketika
mengerjakan soal
ulangan.
Saat ulangan saya sering
ke kamar kecil atau toilet
Saya tidak terlalu sering
ke toilet, saat ulangan.
Kegugupan
Saya sering menggigit
kuku ketika tidak bisa
mengerjakan soal.
Saya tidak pernah
menggigit kuku, ketika
saya tidak bisa
mengerjakan soal.
Telapak tangan saya
berkeringat ketika
mengerjakan soal.
Telapak tangan saya
tidak berkeringat ketika
saya mengerjakan soal.
Saya menundukan kepala
agar tidak terlihat oleh
guru, saat mengerjakan
soal ulangan.
Saya senang duduk di
depan ketika ulangan.
Mencela diri
sendiri atau
orang lain.
Saya merasa perlu
membalas ejekan teman
saya.
Saya tidak peduli ketika
ada teman yang
mengejek saya.
Berdasarkan tabel 4.5 kisi-kisi kecemasan aspek emosi, menjadi pedomaan
dalam penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dasar. Penyusunan produk skala kecemasan aspek emosi akan dijelaskan lebih
lanjut pada subbab bentuk awal produk.
4.2.1.2 Penyusunan Instrumen Validasi Produk
Produk yang telah disusun oleh peneliti kemudian akan divalidasi oleh
para ahli. Validasi ini dilakukan oleh ahli bahasa, ahli psikologi, guru bahasa
Indonesia, dan guru kelas II. Instrumen hasil validasi oleh peneliti dapat dilihat
pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Komponen Validasi Prduk
No Komponen Penilaian Skor Saran/Komentar
1 Tampilan sampul terlihat menarik. 1 2 3 4
2 Terdapat petunjuk pengerjaan yang jelas tentang cara
pengisian skala.
1 2 3 4
3 Pernyataan pada skala sesuai dengan kisi-kisi atau
blue-print penyusunan skala.
1 2 3 4
4 Pernyataan dapat menggali keadaan siswa. 1 2 3 4
5 Ukuran dan jenis huruf pada skala mudah dibaca oleh
siswa.
1 2 3 4
6 Pernyataan ditulis secara rinci sesuai dengan tingkat
pemahaman siswa
1 2 3 4
7 Penggunaan kata pada setiap pernyataan mengandung
makna tunggal.
1 2 3 4
8 Penggunaan bahasa mudah dipahami oleh siswa. 1 2 3 4
9 Penggunaan bahasa berdasarkan EYD 1 2 3 4
10 Ketepatan pemilihan kata 1 2 3 4
11 Ketepatan penggunaan tanda baca. 1 2 3 4
Berdasarkan tabel 4.6 para ahli dan guru memberikan penilaian dengan
cara melingkari pada kolom 1,2,3 atau 4 untuk setiap masing-masing komponen
menurut pendapat para ahli dan guru. Hasil penilaian yang diperoleh kemudian
dihitung dan dianalisis oleh peneliti menggunakan rumus 3.1 yang dipaparkan
oleh Widyoko (2014) halaman 43. Hasil analisis yang didapatkan oleh peneliti
dijadikan pedomaan untuk melakukan revisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Produk yang telah disusun oleh peneliti juga dinilai oleh siswa dengan
cara mengisi lembar kuesioner tanggapan produk. Lembar tanggapan produk oleh
siswa dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Komponen Lembar Tanggapan Produk oleh Siswa
No Komponen penilaian Skor Catatan
1 2 3 4
1 Tampilan sampul terlihat menarik
2 Terdapat petunjuk pengerjaan yang jelas tentang cara
pengisian skala
3 Saya dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan keadaan
yang saya alami.
4 Saya dapat memahami arti dari setiap pertanyaan.
5 Ukuran dan bentuk tulisan yang digunakan dapat saya
baca dengan mudah.
Berdasarkan tabel 4.7 para siswa memberikan penilaian dengan cara
melingkari pada kolom 1,2,3 atau 4 untuk setiap masing-masing komponen
menurut pendapat siswa. Hasil validasi kemudian dikaji oleh peneliti untuk
mendapat kualitas produk yang telah disusun oleh peneliti.
4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk
Pengembangan bentuk awal produk yang dilakukan oleh peneliti berupa
penyusunan skala aspek emosi untuk kelas II sekolah dasar. Berikut ini akan
diuraikan mengenai perkembangan bentuk awal produk berkaitan dengan sampul
buku, isi buku, dan hasil validasi oleh para ahli.
4.1.3.1 Sampul Skala
Sampul merupakan bagian awal yang akan dilihat oleh siswa. Oleh sebab
itu peneliti menyusun sampul buku agar terlihat lebih menarik untuk siswa.
Gambar sampul buku disusun mengunakan Microsoft Word. Peneliti memilih
gambar yang menarik untuk siswa dan disesuaikan dengan judul penelitian.
Gambar sampul skala dapat dilihat pada gambar 4.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 4.1 Sampul skala
Peneliti memilih warna putih sebagai warna dasar sampul buku, karena
warna putih melambangkan kemurnian, kedamaian, kebersihan, dan
kesederhanaan. Warna putih juga memberi kesan kebebasan dan keterbukaan.
Pemilihan warna putih bertujuan agar ketika siswa mengisi skala psikologi, siswa
merasa tenang ketika melihat sampul dari skala psikologi tersebut.
Pada sampul skala psikologi terdapat gambar anak-anak yang sedang
bermain. Enam orang anak sedang memanjat pensil dengan ekspresi tersenyum,
satu orang anak sedang duduk diatas buku dengan ekspresi tesenyum. Satu orang
anak sedang menulis, dan empat orang anak sedang bermain dengan gembira.
Kegiatan anak-anak pada sampul diatas, melambangkan aktifitas mereka sehari-
hari di sekolah, maupun di rumah.
Sampul buku skala kecemasan yang telah disusun oleh peneliti berjudul
“SKALA PSIKOLOGI” yang ditulis menggunakan huruf Times New Roman
ukuran 26, jenis huruf tersebut dipilih oleh peneliti karena mudah dibaca oleh
siswa. Judul diletakkan pada bagian atas tengah sampul. Buku yang telah disusun
oleh peneliti tidak diberi judul “skala kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II
Sekolah Dasar” dengan tujuan agar siswa tidak mengetahui arah tujuan akhir dari
pengisian skala kecemasan aspek emosi. Jika siswa mengetahui dengan jelas maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
siswa akan merasa tidak nyaman dalam mengisi skala tersebut. Sampul buku
dicetak menggunakan kertas Ivory 210.
4.1.3.2 Isi Skala
Setelah menyusun sampul buku, peneliti kemudian menyusun layout isi
buku skala kecemasan. Isi buku terdiri dari lembar permohonan, petunjuk
pengisian, pernyataan-pernyataan skala kecemasan, dan ucapan terima kasih.
Peneliti memilih ukuran jenis huruf yang mudah dibaca oleh siswa. Isi buku
dicetak menggunakan kertas HVS 80 gram.
Bagian lembar permohonan berisi tentang salam pembuka dari peneliti,
permohonan peneliti untuk meminta bantuan kepada siswa dalam mengisi skala
kecemasan, dan ucapan terima kasih. Jenis huruf yang digunakan dalam penulisan
permohonan pengisian skala adalah Times New Roman, dengan ukuran huruf 16.
Lembar permohonan pengisian skala dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Lembar Permohonan Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Setelah menyusun lembar permohonan pengisian skala, peneliti menyusun
petunjuk pengisian skala. Petunjuk pengisian skala bertujuan untuk
menginformasikan kepada siswa cara pengisian skala kecemasan aspek emosi.
Petunjuk pengisian skala menggunakan jenis huruf Times New Roman, dengan
ukuran huruf 16. Berikut ini adalah petunjuk pengisian skala yang dapat dilihat
pada gambar 4.3
Peneliti kemudian menyusun skala kecemasan, yang terdiri dari 24
butir pernyataan. Setiap butir pernyataan mengacu pada indikator
kecemasan yang dapat dilihat pada kisi-kisi penyusunan skala kecemasan
aspek emosi untuk kelas II sekolah dasar sesuai dengan tabel 4.5. Skala
kecemasan ditulis menggunakan huruf Times New Roman, dengan ukuran
huruf 16. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan skala yang dapat
dilihat pada gambar 4.4
Gambar 4.3 Petunjuk Pengisian Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Skala kecemasan aspek emosi yang telah selesai disusun kemudian diberikan
kepada para ahli untuk divalidasi.
4.1.3.3 Validasi Produk
Validasi produk ini dilakukan untuk menilai kelayakan produk berupa
skala kecamasan aspek emosi yang telah disusun, sebelum diujicobakan pada
lapangan terbatas. Skala kecemasan aspek emosi divalidasi oleh lima orang ahli,
yaitu ahli psikologi 1, ahli psikologi 2, ahli bahasa, guru kelas II, dan guru bahasa
Indonesia.
1. Validasi oleh Ahli Psikologi
Produk dalam penelitian ini berupa skala kecemasan aspek emosi untuk siswa
kelas II sekolah dasar. Skala ini dicetak dalam bentuk buku yang berjudul
“SKALA PSIKOLOGI”. Skala yang telah cetak kemudian divalidasi oleh dua ahli
psikologi yaitu ahli psikologi 1, dan ahli psikologi 2. Setiap ahli psikologi
memberikan penilaian, komentar, dan saran untuk peneliti sehingga peneliti
Gambar 4.4 Pernyataan-Pernyataan Skala Kecemasan Aspek Emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
mengetahui kriteria kelayakan produk. Hasil validasi dari kedua ahli psikologi
dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Validasi Skala Kecemasan Aspek Emosi oleh Ahli Psikologi
Ahli No. Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Psikologi 1 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 41 3,73
Psikologi 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 34 3,09
Hasil validasi kemudian dibandingkan dengan tabel 3.5 halaman 39 untuk
mengetahui kelayakan skala aspek emosi. Hasil validasi dari ahli psikologi 1
memperoleh rerata hitung sebesar 3,73 yang berarti termasuk dalam kategori
sangat baik. Hasil validasi ahli psikologi 2 memperoleh rerata hitung 3,09 yang
berarti masuk dalam kategori baik, kategori tersebut menunjukkan bahwa produk
kecemasan aspek emosi sudah layak digunakan, namun perlu dilakukan perbaikan
Pada lembar instrumen validasi produk skala kecemasan aspek emosi juga
terdapat saran dari ahli terkait produk skala yang telah disusun oleh peneliti.
Berikut ini adalah rekapitulasi catatan saran dan komentar yang diberikan oleh
ahli psikologi, yang dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Rekapitulasi Komentar Ahli Psikologi
Ahli No Item Komentar Tanggapan
Psikologi 2 3 Perbaiki
soal-soal.
Peneliti menambah soal 5 soal unfavorabel, dan
mengurangi butir 1 pernyataan dari indikator
perilaku melekat dan dependen.
Berdasarkan komentar dari ahli psikologi 2, peneliti melakukan perbaikan
pada item 3 yang memperoleh catatan. Lembar validasi oleh ahli psikologi dapat
dilihat pada lampiran 2 halaman 74 dan halaman 76.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
2. Validasi oleh Ahli Bahasa
Produk dalam penelitian ini juga divalidasi oleh ahli bahasa. Instrumen yang
digunakan sama dengan instrumen validasi yang dilakukan oleh ahli psikologi
yang dapat dilihat pada tabel 4.6. Ahli bahasa memberikan penilaian pada produk
sesuai pernyataan yang terdapat dalam instrumen. Hasil validasi dari ahli bahasa
kemudian divalidasi untuk mengetahui kelayakan dari produk skala kecemasan
aspek emosi yang telah disusun. Berikut ini merupakan validasi skala kecemasan
aspek emosi oleh ahli bahasa yang dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10 Validasi Produk oleh Ahli Bahasa
Hasil validasi oleh ahli bahasa mendapat rerata hitung sebesar 3,18 yang
berarti termasuk dalam kategori baik. sehingga skala kecemasan aspek emosi
dinyatakan sudah layak untuk digunakan, akan tetapi dibutuhkan beberapa
perbaikan. Ahli bahasa juga memberikan catatan komentar terkait skala
kecemasan aspek emosi yang telah disusun oleh peneliti. Peneliti menggunakan
komentar tersebut sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan produk.
Berikut ini adalah rekapitulasi komentar instrumen validasi skala kecemasan
aspek emosi oleh ahli yang dapat dilihat melalui tabel 4.11
Tabel 4.11 Rekapitulasi Komentar Ahli Bahasa
Ahli No Item Komentar Tanggapan
Bahasa
1 Perbaiki perbandingan
gambar agar proposional
Peneliti mengganti sampul skala
kecemasan
4 Lebih baik menggunakan
jenis huruf arial atau Calibri
-
3 Pernyataan di buat lebih
singkat
Ada beberapa pertanyaan yang peneliti
ubah, dan ada beberapa pernyataan
yang peneliti buat lebih singkat.
Ahli No. Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bahasa 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 35 3,18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan catatan dari komentar yang diberikan oleh ahli bahasa, peneliti
melakukan perbaikkan produk skala kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II
sekolah dasar. Lembar validasi oleh ahli bahasa dapat dilihat pada lampiran 2
halaman 78.
3. Validasi oleh Guru Kelas II
Peneliti meminta bantuan kepada guru kelas II untuk memberikan penilaian
terhadap produk yang telah disusun oleh peneliti. Peneliti memilih guru kelas
karena guru kelas mengerti dan memahami perkembangan emosi siswa kelas II
sekolah dasar. Berikut ini merupakan validasi skala kecemasan aspek emosi oleh
Guru Kelas II yang dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.12 Validasi oleh Guru Kelas II
Ahli No. Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Guru kelas II 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 40 3,63
Berdasarkan hasil validasi skala oleh guru kelas II, didapatkan rerata
hitung sebesar 3,36 yang berarti termasuk dalam kategori sangat baik. sehingga
skala kecemasan aspek emosi dinyatakan sudah valid dan layak untuk digunakan,
dan tidak diperlukan perbaikan. Lembar hasil validasi instrumen skala kecemasan
aspek emosi oleh guru kelas II dapat dilihat melalui lampiran 2 halaman 80.
4. Validasi oleh Guru Bahasa Indonesia
Guru bahasa Indonesia merupakan salah satu guru yang mengerti dan
memahami cara penulisan kata atau kalimat yang tepat untuk siswa kelas II
sekolah dasar. Berikut ini merupakan validasi skala kecemasan aspek emosi oleh
guru bahasa Indonesia yang dapat dilihat pada tabel 4.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.13 Validasi oleh Guru Bahasa Indonesia
Ahli No. Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Guru bahasa Indonesia 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 37 3,36
Berdasarkan hasil validasi skala oleh guru bahasa Indonesia, didapatkan rerata
perhitungan sebesar 3,36 yang berarti termasuk dalam kategori sangat baik.
sehingga skala kecemasan aspek emosi dinyatakan layak untuk digunakan.
Lembar hasil validasi instrumen skala kecemasan aspek emosi oleh guru bahasa
Indonesia dapat dilihat melalui lampiran 2 halaman 82. Guru bahasa Indonesia
tidak memberikan komentar terkait skala kecemasan aspek emosi yang telah
disusun oleh peneliti.
5) Rekapitulasi Hasil Validasi
Produk yang telah disusun oleh peneliti telah divalidasi oleh para ahli dengan
hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.8, 4.10, 4.12, dan 4.13. rekapitulasi hasil
validasi oleh kelima ahli tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Validasi
Ahli Total Rerata
Psikologi 1 41 3,73
Psikologi 2 34 3,09
Ahli bahasa 35 318
Guru kelas II 40 3,63
Guru bahasa Indonesia 37 3,36
Rerata 37,4 3,39
Rekapitulasi hasil validasi oleh ahli memperololeh rerata hitung sebesar
3,39. Berdasarkan kriteria kelayakan pada tabel 3.5 halaman 40 produk skala
kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II sudah layak digunakan. Peneliti
memperoleh catatan dari ahli Psikologi 2 yang dapat dilihat pada tabel 4.9 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
catatan ahli bahasa yang dapat dilihat pada tabel 4.11. Hasil perbaikan yang
dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 4.15
Tabel 4.15 Hasil Revisi Skala Kecemasan
No
Item Sebelum Perbaikan Sesudah perbaikan
1 Perbaiki perbandingan
gambar agar proposional
Peneliti mengganti sampul skala kecemasan
3 Perbaiki soal-soal, dan
pernyataan dibuat lebih
singkat
Peneliti menyusun pernyataan lebih singkat, dan peneliti
juga menanambah 5 soal pernyataan .
Peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan komentar yang diberikan para
ahli. Perbaikan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan tabel 4.15 pada item
nomor 1 dapat dilihat pada gambar 4.5. Perbaikan dilakukan pada bagian sampul
skala kecemasan aspek emosi.
Gambar 4.5 Perbaikan Sampul Skala Kecemasan Aspek Emosi
Peneliti mengganti sampul skala kecemasan aspek emosi karena, ketika
gambar diperbesar, perbandingan pada gambar sampul skala tidak proposional.
Ketika gambar diperkecil perbandingan gambar sampul skala, dan background
terlihat tidak sesuai. Selanjutnya sesuai dengan saran yang terdapat dalam lembar
validasi item nomor 3 pada tabel 4.15 dapat dilihat pada tabel 4.16 perbaikan ini
dilakukan pada bagian pernyataan yang terdapat dalam skala kecemasan aspek
emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.16 Revisi Pernyataan Skala Kecemasan Aspek Emosi
No
Pernyataan
Indikator Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan
2 Mudah marah
Saat saya marah, saya
membanting barang yang
ada disekitar saya.
Saya membanting
barang ketika marah
9 Ketegangan Saat ulangan saya sering ke
kamar mandi
Saat ulangan saya
sering ke kamar kecil.
13 Kegugupan
Telapak tangan saya
berkeringat ketika
mengerjakan soal.
Telapak tangan saya
sering berkeringat
ketika mengerjakan
sola ulangan
Produk skala kecemasan aspek fisik yang telah diperbaiki oleh peneliti
kemudian dicetak, dan digunakan dalam uji coba lapangan.
4.1.4 Uji Coba Lapangan Terbatas dan Revisi Produk
Uji coba lapangan terbatas dilakukan terhadap 10 siswa kelas II SDK Sang
Timur. Para siswa dipilih oleh peneliti berdasarkan rekomendasi dari guru kelas.
Uji coba dilaksanakan pada tanggal 18 April 2018. Tempat melaksanakan uji coba
lapangan terbatas adalah ruangan kelas II A. Setelah siswa selesai mengisi skala
kecemasan aspek emosi, peneliti memberikan kuesioner tanggapan ke siswa
mengenai produk yang digunakan.
4.1.4.1 Data dan Analisis Pengisian Skala Kecemasan Aspek Emosi oleh
Siswa
Peneliti memberikan skala aspek emosi yang telah disusun kepada 10
siswa tersebut terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Peneliti
melakukakan uji coba lapangan terbatas pada pukul 09:15-09:45 WIB. Jawaban
yang diberikan oleh siswa pada setiap pertanyaan kemudian dihitung dan
dianalisis oleh peneliti. Berikut ini adalah hasil pengisian skala kecemasan aspek
emosi yang dapat dilihat melalui tabel 4.17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.17 Hasil Pengisian Skala Kecemasan Aspek Emosi
Su
bje
k
Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Kk 3 1 2 1 4 2 1 1 2 1 4 4 2 2 1 3 4 4 1 4 4 3 4 3
Sy 3 2 2 4 4 2 2 1 1 2 4 3 2 1 1 2 3 4 1 3 4 3 4 4
Wk 4 1 4 4 2 1 1 2 1 2 4 3 1 2 2 3 3 4 1 4 3 4 3 3
Gn 2 1 2 2 4 2 2 1 2 1 3 3 2 2 2 3 4 4 1 4 4 4 3 4
Ta 4 3 4 1 4 3 3 3 1 2 4 4 1 1 1 4 2 4 1 4 4 1 1 4
Ct 3 3 2 4 4 2 1 2 2 1 4 4 2 1 1 2 4 4 1 4 4 4 3 3
Ks 4 3 2 3 1 4 3 2 2 2 1 3 4 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3
Fs 4 2 2 1 4 3 2 4 2 1 4 2 2 1 1 3 2 4 2 3 4 1 3 4
St 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3
Ng 3 3 3 3 1 2 1 4 2 3 3 4 3 2 3 3 2 4 2 2 3 2 2 3
Data yang diperoleh pada tabel 4.17 kemudian dianalisis menggunakan
interval skor tingkat kecemasan yang dipaparkan oleh Suprapto (2013) yang dapat
dilihat pada tabel 3.6 halaman 40. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil analisis
pengisian skala kecemasan aspek emosi oleh siswa yang dapat dilihat melalui
tabel 4.18
Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Pengisian Skala
Subjek Skor total Kategori
Kk 61 Kecemasan sedang
Sy 62 Kecemasan sedang
Wk 61 Kecemasan sedang
Gn 62 Kecemasan sedang
Ta 64 Kecemasan sedang
Ct 65 Kecemasan sedang
Ks 63 Kecemasan sedang
Fs 61 Kecemasan sedang
St 63 Kecemasan sedang
Ng 63 Kecemasan sedang
Berdasarkan tabel 4.18 hasil pengisian skala kecemasan aspek emosi oleh
siswa mendapatkan skor lebih >60, jika dibandingkan pada tabel 3.6 halaman 44
skor termasuk dalam interval skor >52,8-67,2 yang berarti berada pada tingkat
kecemasan sedang. Peneliti juga memberikan kuesioner tanggapan mengenai
produk buku skala kecemasan aspek emosi untuk kelas II sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Kuesioner tanggapan produk diberikan setelah siswa mengisi skala kecemasan
aspek emosi.
4.1.4.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan Mengenai Produk Skala
Kecemasan
Kuesioner tanggapan mengenai produk penyusunan skala kecemasan
aspek emosi, yang diberikan kepada sepuluh siswa SDK Sang Timur, dan
dilakukan setelah uji coba lapangan terbatas pada tanggal 18 April 2018. Hasil
yang diperoleh kemudian dihitung menggunakan rumus 3.1 Halaman 39. Berikut
ini adalah data dan analisis tanggapan siswa mengenai skala kecemasan aspek
emosi yang dapat dilihat pada tabel 4.19
Tabel 4.19 Kuesioner Tanggapan Siswa Mengenai Skala Kecemasan Emosi
Subjek Item
Total Rerata 1 2 3 4 5
Kk 4 4 4 4 4 20 4
Sy 4 4 4 4 4 20 4
Wk 4 4 3 4 4 19 3,8
Gn 4 4 3 3 4 18 3,6
Ta 4 4 4 3 4 19 3,8
Ct 4 4 3 4 4 19 3,8
Ks 4 4 4 3 4 19 3,8
Fs 4 4 3 3 4 18 3,6
St 4 4 3 4 4 18 3,6
Ng 4 4 4 3 4 19 3,8
Rerata 18,9 3,78
Berdasarkan tabel tanggapan mengenai produk penyusunan skala
kecemasan aspek emosi oleh siswa melalui tabel 4.19 tersebut, didapatkan rerata
hitung sebesar 3,78. Jika dibandingkan pada tabel 3.5 halaman 40, rerata tersebut
memiliki skor lebih dari 3,25. Sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. Hal
ini menunjukan bahwa kualitas penyusunan skala kecemasan aspek emosi layak
digunakan. lembar hasil tanggapan oleh siswa dapat dilihat melalui lampiran 3
halaman 84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4.1.4.3 Revisi Produk
Berdasarkan hasil analisis uji coba lapangan, dan pengisian lembar
validasi kuesioner tanggapan oleh siswa. Peneliti menganalisis, dan memperbaiki
kekurangan pada produk skala kecemasan yang telah disusun. Berikut ini adalah
gambar skala kecemasan sebelum, dan sesudah direvisi dapat dilihat pada gambar
4.6 dan 4.7.
Gambar 4.6 Produk Skala Sebelum direvisi
Gambar 4.7 Produk Skala Kecemasan Sesudah direvisi
Pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa, kolom keterangan pilihan jawaban
tidak terdapat pada lembar selanjutnya. Karena skala kecemasan aspek emosi ini
akan digunakan untuk siswa kelas II sekolah dasar, maka peneliti menambahkan
kolom pilihan jawaban pada lembar selanjutnya, yang dapat dilihat pada tabel 4.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tujuan peneliti menambahkan kolom penelitian pada lembar berikutnya agar,
mempermudah siswa dalam mengisi pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam
skala kecemasan aspek emosi.
4.2 Pembahasan
Pada subbab ini membahas tentang prosedur dan kualitas penyusunan skala
kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II sekolah dasar
4.2.1 Prosedur Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi untuk Siswa
Kelas II Sekolah Dasar
Prosedur dalam penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa
kelas II sekolah dasar terdiri dari empat tahap yaitu penelitian dan pengumpulan
informasi, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, uji coba lapangan
dan revisi produk.
Tahap pertama yaitu penelitian dan pengumpulan informasi, peneliti
melakukan identifikasi masalah melalui wawancara, dan observasi. Berdasarkan
hasil observasi terdapat 7 siswa yang mengalami kecemasan dalam bentuk emosi.
Berdasarkan hasil wawancara guru mengetahui apa itu kecemasan, akan tetapi
guru tidak terlalu memahami ciri-ciri kecemasan aspek emosi secara spesifik.
Ketika ada siswa yang ada menunjukan ciri-ciri kecemasan dalam bentuk emosi,
guru beranggapan bahwa siswa tersebut nakal atau pembangkang. Peneliti
kemudian melakukan analisi kebutuhan guru berdasarkan data yang diperoleh
pada saat observasi siswa kelas II dan wawancara.
Tahap kedua yaitu perencanaan. Pada tahap ini peneliti menyusun kisi-kisi
skala kecemasan menjadi pernyataan. Penyusunan kisi-kisi skala kecemasan aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
emosi berdasarkan indikator-indikator kecemasan yang dipaparkan oleh Calhoun
dan Acocella (dalam Safaria, 2009:55). Kisi-kisi skala kecemasan aspek emosi
untuk siswa kelas II sekolah dasar dapat dilihat pada tabel 4.5
Tahap ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk. Produk yang
dikembangkan oleh peneliti berupa skala kecemasan aspek emosi untuk kelas II
sekolah dasar yang kemudian dicetak menjadi buku. Skala kecemasan yang
disusun oleh peneliti kemudian divalidasi oleh lima validator, yaitu dua ahli
psikologi, ahli bahasa, guru kelas II, dan guru bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil
validasi yang telah dilakukan oleh kelima validator, peneliti mendapat komentar
dan saran terkait produk sakala kecemasan yang disusun oleh peneliti.
Berdasarkan komentar dan saran tersebut, peneliti melakukan perbaikan yang
dapat dilihat pada tabel 4.15
Tahap empat yaitu uji coba lapangan terbatas dan revisi. Pada tahap ini
peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada 10 siswa kelas II SDK Sang
Timur. Skala yang telah diisi oleh siswa, kemudian dianalisis oleh peneliti. Hasil
analisis jawaban siswa dapat dilihat pada tabel 4.19 yang menyatakan kesepuluh
siswa termasuk dalam kategori kecemasan sedang. Berdasarkan hasil analisis
kuesioner tanggapan mengenai buku skala kecemasan aspek emosi untuk kelas II
sekolah dasar 3,78 rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Siswa
tidak memberikan saran untuk perbaikan, akan tetapi peneliti melakukan revisi
berdasarkan hasil pengisian skala kecemasan aspek emosi yang dilakukan oleh
siswa kelas II sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4.2.2 Kualitas Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi untuk Siswa
Kelas II Sekolah Dasar
Kualitas penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II
sekolah dasar dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh validator. Pada
penelitian ini produk yang telah disusun oleh peneliti divalidasi oleh lima
validator yaitu, dua ahli psikologi, ahli bahasa, guru kelas II, dan guru bahasa
Indonesia. Hasil validasi dari kelima validator dapat dilihat pada tabel 4.14
Berdasarkan hasil validasi tersebut didapatkan perhitungan rerata sebesar 3,39,
rerata hitung tersebut termasuk dalam kategori sangat baik dan layak untuk
digunakan.
Kualitas produk juga dapat dilihat dari hasil pengisian instrumen
tanggapan mengenai produk yang diisi oleh siswa. Hasil tanggapan mengenai
produk skala kecemasan aspek emosi oleh siswa mendapat rerata skor 3,78.
Rerarata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik dan layak untuk
digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB V
PENUTUP
Uraian dalam bab ini berisikan uraian mengenai kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, peneliti
menarik kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Prosedur penelitian dan pengembangan penyusunan skala kecemasan
aspek emosi untuk siswa kelas II sekolah dasar terdiri dari 4 tahap 1)
penelitian dan pengumpulan informasi, peneliti melakukan identifikasi
masalah dengan observasi dan wawancara. Kemudian peneliti melakukan
analisis kebutuhan guru berdasarkan data hasil observasi dan wawancara.
2) perencanaan, peneliti menyusun kisi-kisi kecemasan aspek emosi. 3)
pengembangan bentuk awal produk, peneliti menyusun skala kecemasan
aspek emosi, kemudian peneliti memvalidasikan produk kepada lima
validator. 4) uji coba lapangan terbatas dan revisi produk, skala kecemasan
aspek emosi yang telah divalidasi, kemudian diujicobakan, setelah itu
siswa mengisi lembar validasi kuesioner, dan kemudian peneliti
melakukan revisi, berdasarkan kuesioner tanggapan produk oleh siswa.
5.1.2 Kualitas penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk kelas II adalah
sangat baik yang dapat dilihat dari validasi produk oleh psikologi, ahli
bahasa, guru kelas II, dan guru bahasa Indonesia, memperoleh skor rerata
3,39 termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil tanggapan mengenai
produk skala kecemasan aspek emosi oleh siswa mendapat rerata skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3,78 termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan rerata skor dari
kelima validator dan kuesioner tanggapan oleh siswa dapat disimpulkan
bahwa penyusunan skala kecemasan aspek emosi layak digunakan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5.2.1 Penelitian dan pengembangan hanya sampai pada tahap uji coba lapangan
terbatas dan revisi.
5.3 Saran
Saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut:
5.3.1 Penelitian dan pengembangan penyusuanan skala kecemasan aspek emosi
untuk kelas II sekolah dasar selanjutnya, dilakukan dengan sampel yang
lebih luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar pustaka
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.Bandung :
PT Remaja Rosdakarya
Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Durand, V. M., & Barlow, H. D. (2006). Psikologi Abnormal. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hartinah, S. (2008). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama.
Hosnam, M. (2016). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia.
Latifah, S. (2017). Kecemasan Belajar Siswa (Analisis Gejalah, Penyebab dan
Upaya Pemecahan Masalah di SD Inpres 12/79 Bulu Tempe Kecamatan
Tanete Riattang Barat dan Kabupaten Bone). Skiripsi: Yogyakarya:
Universitas Negri Yogyakarta.
Mahmud. (2011). Meteodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Mulyatiningsih, E. (2011). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Nevid, J. S. (2003). Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.
Rama, P. M. (2017, 09 Oktober). Kecemasan Belajar Siswa (Analisis Gejala,
Penyebab Dan Upaya Pemecahan Masalah Di SD Inpres 12/79 Bulu
Tempe Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone). Diperoleh 13
januari 2018 dari http://eprintd.unm.ac.id/id/id/eprint/325
Semium, Y. (2006). Teori Kepribadian & PsikoanalitikFreud. Yogyakarta:
Kanisius.
Sukmadinata, N. S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suprapto. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Yogyakarta: PT Buku Seru.
Triantoro, S., & NofransE, S. (2012). Manajemen Emosi: Sebuah panduan cerdas
bagaimana mengelola emosi positif dalam hidup Anda. Jakarta: Bumi
Aksara
Wahyudin, U., & Agustin, M. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini.
Bandung: PT Refika Aditama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Widyoko, E. P., & Widyoko, S. E. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widyoko, S. E. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Yuniasanti, R. (2003, 06 Februari). Kecemasan Menghadapi Ulangan Umum
Pada Anak Sekolah Dasar Kelas IV Dan V Ditinjau Dari Presepsi
Terhadap Tuntutan Orang Tua untuk Berperstasi dalam Belajar.
Diperoleh 13 Januari 2018, dari
http://fpsi.mercubuanayogya.ac.id/wpcontent/uploads/2012/06/Februari_2
009_Reny-Yuniasanti.pdf
Yusuf, S. (2016). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi
1.1 Lembar Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
1.2 Lembar Wawancara
Peneliti: Sephani Bere
Guru kelas II: Bapak. FA. Hendro Wibowo
Peneliti:
Selamat pagi pak, maaf menggangu sebentar saya ingin mewawancarai bapak
mengenai pembelajaran di kelas II. Bagaimana suasana kelas bapak ketika proses
belajar mengajar berlangsung?
Guru:
Ya, begitulah mba, ketika pelajaran berlangsung saya beberapa kali mencoba menarik
perhatian siswa dengan media pembelajaran, tetapi rata-rata siswa sulit dikondisikan.
Sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan dengan lancar.
Peneliti:
Bagaimana tingkah laku siswa ketika proses belajar mengajar dan juga ketika ulangan
harian?
Guru:
Ketika proses belajar mengajar berlangsung, sekitar 4 orang siswa serring susah diatur
mba, 2 siswa tersebut terkadang suka mengganggu temannya, 1 siswa yang sering
memukul temannya, 1 siswa sering menangis, karena tidak bisa mengerjakan soal.
Hal tersebut juga terjadi pada ulangan harian mba, ketika ulangan masih ada siswa
yang sering bekerja sama dengan teman sebangkunya, dan menyontek walaupun saya
sudah menegur ketiga siswa tersebut, akan tetapi pada ulangan harian berikutnya,
siswa masih saja mengulangi perlakuan tersebut, ada 2 siswa juga sering kali berjalan-
jalan di kelas ketika ulangan berlangsung, keika saya menegur siswa tersebut
beralasan meminjam pensil atau penghapus pada temanya. 1 siswa yang sama juga
sering menangis ketika tidak bisa mengerjakan soal ulangan mba.
Peneliti:
Bagaimana bapak menyikapi perilaku siswa tersebut?
Guru:
Untuk siswa yang menyontek, dan bekerja sama saya memindahkan tempat dudukya
di depan, untuk siswa yang menangis saya selalu mendekati, dan menengkan siswa
tersebut. Saya juga menanyakan penyebab siswa tersebut menangis, tetapi siswa
tersebut tidak pernah memberiahu alasannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Peneliti:
perilaku-perilaku apa saja yang berkaitan dengan emosi, yang terjadi di kelas bapak?
Guru :
Perilaku-perilaku tersebut seperti, berkelahi dengan temannya, ketika temannya
mengganggu siswa, dan mengambil pensil atau penghapus. Siswa marah dan
membanting kotak pensil aau buku ketika ada siswa yang melihat pekerjaanya.
Peneliti:
Apa yang bapak ketahui tentang kecemasan?
Guru :
Kecemasan merupakan rasa khawatir tentang suatu hal yang belum jelas
penyebabnya.
Peneliti:
Apakah menurut bapak perilaku-perilaku seperti bekerja sama, menyontek, menangis
tanpa alasan yang jelas, marah dan membanting barang disekitarnya berkaitan dengan
kecemasan?
Guru:
Kalau itu saya kurang tau mba, tetapi menurut saya perilau tersebut adalah perilaku
siswa yang nakal dan sulit untuk diatur.
Peneliti :
Satu pertanyaan terakhir, apakah ada penelitian tentang skalakecemasan di sekolah
ini, khususnya di kelas 2?
Guru :
Penelitian tentang skala kecemasan belum pernah dilaukan di SD ini mba.
Peneliti: Baiklah Pak, Terima kasih atas waktunya.
Guru: Sama-sama mba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 2 Pengembangan Bentuk Awal Produk
2.1 Lembar Validasi oleh Ahli Psikologi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 3 Uji Coba Lapangan Terbatas
3.1 Lembar Kuesioner Validasi Produk oleh Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 5 Dokumentasi
Siswa mengisi skala kecemasan aspek emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 6 Produk Skala Kecemasan Aspek Emosi untuk Siswa Kelas II Sekolah
Dasar
6.1 Sampul Skala Kecemasan Emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 7 Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Stephani Antoinete Seu Bere merupakan anak terakhir dari 5 bersaudara.
Lahir di Kamanasa, 24 September 1994. Pada tahun 2000 sampai dengan
2003 memperoleh pendidikan di SD Kefa 1, kemudian memperoleh
pendidikan di SD Kefa 3 dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan Menengah
pertama diperoleh di SMP Katholik St. Xaverius Putra dan lulus pada tahun
2010. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMK Khatolik
Kefamenanu, dan lulus pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2014, peneliti tercatat sebagai
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan
untuk mengembangkan soft skills selama menempuh pendidikan di PGSD. Pada tahun 2015
peneliti mengikuti pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II. Peneliti telah
mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) pramuka dan WEEK-END MORAL dalam
melengkapi perkuliahan Teologi Moral. Pada tahun 2016 peneliti mengikuti kegiatan kuliah
umum PGSD dengan tema “Masa Depan Toleransi di Tangan Guru” sebagai peserta,
selanjutnya peneliti mengikuti seminar nasional yang diselengarakan oleh PGSD Universitas
Sanata Dharma yang bekerja sama dengan HAN University dengan tema “Reiventing
Childhood Education” sebagai peserta. Peneliti juga terlibat dalam kegiatan kepanitiaan KPU
BEM-FKIP sebagai panitia usaha dana. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma
diakhiri dengan menulis skiripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Penyusunan Skala
Kecemasan Aspek Emosi untuk Kelas II SD”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI