Transcript
Page 1: Penuntun Praktikum Fisiologi

NAMA-NAMA STAF DOSEN DAN ASISTEN

BAGIAN FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2012

DOSEN :

1. dr. Moch. Erwin Rachman, M.Kes2. dr. Aryani R. Bamahry3. dr. Sri Wahyu4. dr. Arni Isnaini A5. dr. Dwi Anggita6. dr. Tenri S7. Prof. dr. H. Irawan Yusuf, PhD8. Dr. dr. H. A. Wardihan Sinrang, MS9. Dr. dr. Ilhamjaya Patelongi, MS10. Dr. dr. Irfan Idris, M.Kes11. dr. Rini R. Bachtiar, Sp.PD12. dr. Citra Rosyidah13. dr. Qushay Umar Malinta

Asisten :

1. Daud Yusuf2. Novi Riyadha Ma’sum3. Restian Tri Pramutya4. Nofianty S.5. Amelia Rosiana6. Hardiyanti7. Maifa Deapaty Tanratu8. Radiatul Indatil

Dosen & Asisten

Fisiologi Biomedik 1 | 1

Page 2: Penuntun Praktikum Fisiologi

PRAKTIKUM 1

FISIOLOGI CAIRAN TUBUH 1

TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengetahui cara pengukuran tinggi badan dan berat badan yang valid dan realiabel

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan

3. Mengetahui cara menghitung IMT4. Menghitung kebutuhan cairan tubuh/hari

LANDASAN TEORI

Homeostasis cairan tubuh manusia

Sel adalah unit fungsi dasar dari tubuh manusia. Agar sel tubuh dapat

melakukan tugas individualnya, diperlukan lingkungan ang stabil termasuk

pemelihraan suplai nutrient yang mantap dan pembuangan sisa metabolisme secara

kontinyu. Regulasi cermat dari cairan tubuh membantu menjamin lingkungan

internal yang stabil.

Kompartemen Cairan

a. Cairan Intraseluler (CIS)

CIS adalah cairan yang terkandung dalam sel. Pada orang dewasa, kira-kira

2/3 dari cairan tubuh adalah intraseluler (kira-kira 25 L) pada rata-rata orang

dewasa (70 kg). Hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah CIS.

b. Cairan Ekstraseluler (CES)

CES adalah cairan di luar sel. Ukuran relative dari CES mnurun dengan

peningkatan usia. Pada bai baru lahir kira-kira ½ cairan tubuh terkandung

dalam CES. Setelah usia 1 tahun volume relative CES menurun sampai kira-

kira 1/3 dari volume total. CES dibagi:

1. Cairan Interstisial (CIT) : cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8

L pada orang dewasa. Cairan limfee termask didalamnya. Volume CIT

Fisiologi Biomedik 1 | 2

Page 3: Penuntun Praktikum Fisiologi

pada bayi baru lahir hampir 2 X lebih besar dibandingkan pada orang

dewasa.

2. Cairan Intravaskuler (CIV) : cairan yang terkandung dalam pembuluh

darah. Vlume CIV pada anak-anak relative sama dengan orang dewasa.

Volume darah orang dewasa rata-rata 5-6 L, 3 L nya adalah plasma.

Sisanya terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit.

3. Cairan Transeluler (CTS) : cairan yang terkandung di dalam rongga

khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan cerebrospinal,

pericardial, pleural, sinovial, dan cairan intraocular dan sekresi lambung.

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

1. Antropometris set

2. Timbangan

CARA KERJA

1. Pada pengukuran tinggi badan, orang coba harus berdiri tegak, memandang

lurus ke depan. Pengukur terletak didinding yang telah diatur. Orang coba

tidak boleh memakai alas kaki.

2. Pada pengukuran berat badan, orang coba harus memakai pakaian yang

minim. Pastikan timbangan dalam keadaan normal sebelum orang coba di

timbang.

DESKRIPSI KEGIATAN

1. Instruktur melakukan penjelasan praktikum

2. Instruktur mempersiapkan 2 alat pengukur tinggi badan (yang telah melekat

didinding dan telah diatur) dan 2 alat timbangan.

3. Instruktur membagi tugas agar ada pemeriksa dan orang coba dan kemudian

bertukar eran dalam setiap kelompok (5 menit).

4. Praktikan melakukan pengukuran secara bergantian (20 menit).

Fisiologi Biomedik 1 | 3

Page 4: Penuntun Praktikum Fisiologi

5. Instruktur memimpi diskusi tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

hasil pengukuran, menghitung IMT dan mengklasifikasikannya serta

menghitung kebutuhan cairan perhari (15 menit).

PERTANYAAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan validitas dan realibilitas pengukuran!

2. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang IMT!

Fisiologi Biomedik 1 | 4

Page 5: Penuntun Praktikum Fisiologi

3. Gambarkan dan jelaskan skema kompartemen cairan tubuh!

4. Bagaimana menghitung kebutuhaan cairan tubuh perhari!

5. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang udem!

Fisiologi Biomedik 1 | 5

Page 6: Penuntun Praktikum Fisiologi

PRAKTIKUM 2

FISIOLOGI CAIRAN TUBUH 2

TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengenal beberapa bentuk sediaan cairan dan elektrolit (oralit/pharolit, NaCl, RL, dextrose 5%)

2. Mengenal beberapa bentuk dan kuran abbocath dan infus/tranfus set3. Mengetahui topografi ekstremitas dalam kaitannya dengan teknik

infus/tranfusi4. Menghitung tetesan/menit5. Menghitung pengenceran zat tertentu yang dilarutkan dalam caian infuse.

LANDASAN TEORI

Cairan dalam tubuh manusia terdiri atas 2 kompartemen, yakni cairan intraseluler dan cairan ekstraseluer. Pada kondisi normal, osmolaritasˡ cairan intraseluler dan ektraseluler sama. Namun, pada keadaan-keadaan tertentu osmolaritasnya bisa berbeda. Perbedaan osmolaritas ini akan menyebabkan cairan berosmosis². Osmosis cairan ini dapat mengakibatkan kekurangan dan kelebihan cairan pada masing-masing kompartemen cairan tubuh. Untuk mengatasi keadaan tersebut, biasa dilakukan infus intravena.

Infus cairan intravena (intravenous fluid infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh sekaligus untuk menyediakan suatu medium untuk pemberian obat secara intravena.

Cairan/larutan yang digunakan dalam terapi intravena berdasarkan osmolalitasnya dibagi menjadi:

Cairan HipotonikAdalah cairan infuse yang osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan

serum (konsentrasi ion Na⁺ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya, sampai akhirnya mengisis sel-sel yang dituju.

Cairan IsotonikSuatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas sama atau mendekati

osmolalitas palsma. Cairan isotonik digunakan untuk mengganti volume ekstrasel, misalnya kelebihan cairan setelah muntah yang berlangsung lama. Cairan ini akan meningkatkan volume ekstraseluler.

Fisiologi Biomedik 1 | 6

Page 7: Penuntun Praktikum Fisiologi

Cairan HipertonikAdalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan

serum, sehingga “enarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.

ˡ adalah total partikel zat terlarut di dalam satu liter air²perpindahan cairn/pelarut dari larutan/cairan dengan osmolarittas rendah ke larutan/cairan dengan osmolaritas tinggi

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

1. Berbagai bentuk sediaan cairan dan elektrolit2. Berbagai bentuk/ukuran abbocath3. Infus set (makr0 dan mikro)4. Transfus set5. Spoit6. Sediaan dalam bentuk ampul dan vial

CARA KERJA

1. Mencatat bentuk-bentuk sediaan cairan dan elektrolit.2. Mencatat berbagai bentuk dan ukuran abbocath.3. Mengamati pembuluh darah vena pada beberapa anggota kelompok.4. Mengamati dan mencatat beberapa perbedaan antara infus set (makro dan

mikro) dengan transfus set.5. Menghitung jumlah tetesan permenit dari satu sediaan cairan.6. Menghitung pengenceran sediaan ampulbila dimasukkan ke dalam botol

cairan.

PERTANYAAN

1. Buat tabel komposisi cairan tubuh dan elektrolit pada kondisi normal!

Fisiologi Biomedik 1 | 7

Page 8: Penuntun Praktikum Fisiologi

2. Tuliskan komposisi bentuk sediaan cairan dan elektrolit yang tersedia!

3. Tuliskan jenis-jenis ukuran abbocath yang tersedia!

4. Hitung berapa volume cairan yang melewati infus set bila tetesan yang ditetapkan yaitu 20, 25, dan 30 tetes permenit!

Fisiologi Biomedik 1 | 8

Page 9: Penuntun Praktikum Fisiologi

PRAKTIKUM 3

PRAKTIKUM FISIOLOGI KARDIOVASKULER

TUJUAN PERCOBAAN

1. Mempelajari cara meraba nadi di berbagai tempat, pemeriksaan, dan

menghitung denyut nadi

2. Mempelajari cara pengukuran tekanan darah dan mengetahui prinsip dasar

instrumentasi pemeriksaan tekanan darah dan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis

3. Membuktikan adanya katup ven letak pada lengan bawah

4. Mempelajari cara pemeriksaan bunyi jantung normal dan prinsip dasar

timbulnya bunyi jantung

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

1. Stopwatch

2. Tensimeter air raksa atau anaeroid

3. Stetoskop

CARA KERJA

1. Pemeriksaan nadi dan frekuensi nadi

1.1.Raba nadi pada dorsal pedis, ujung os radialis, arteri jugularis dan tempat

lain

1.2.Hitung frekuensi denyut nadi dan catat hasilnya

2. Pemeriksaan tekanan darah

Cara Palpasi (Metode Riva Rocci)

2.1.Bebaskan salah satu lengan dari pakaian ketat

2.2.Pasang manset, kurang lebih 3 jari di atas fossa kubiti. Perhatikan bagian

manset yang berhubungan dengan selang karet udara. Bagian tersebut

yang diletakkan di permukaan ventral lengan atas

2.3.Setelah manset tepasang, raba nadi radialis dan pompa manset hingga

nadi radialis menghilang (tidak berdenyut lagi). Baca berapa tekanan

dalam manset.

Fisiologi Biomedik 1 | 9

Page 10: Penuntun Praktikum Fisiologi

2.4.Selanjutnya, pompa manset lagi, kurang lebih 10-20 mmHg lalu turunkan

tekanan hingga nadi radialis teraba kembali. Baca tekanan dalam manset

saat nadi radialis teraba kembali. Catat tekanan darah tersebut sebagai

tekanan darah sistolis (TDS).

Cara Auskultasi

2.5.Pasang stetoskop, lalu pompa manset hingga nadi radialis tidak teraba

lagi.

2.6.Lanjutkan pemompaan manset hingga 20 mmHg lebih tinggi dari tekanan

manset pada saat nadi radialis mulai tidak teraba lagi.

2.7.Pasang stetoskop pada fossa cubiti. Pastikan stetoskop berfungsi baik.

2.8.Turunkan tekanan manset secara perlahan-lahan sampai mulai terdengar

bunyi melalui stetoskop, inilah yang disebut bunyi Korotkoff I, dan

tekanan manset pada saat itu menunjukkan tekanan darah sistolis (TDS)

2.9. Penurunan tekanan manset dilanjutkan hingga bunyi korotkoff mulai

menghilang (Korotkoff IV atau V) dan saat itu baca tekanan manset.

Tekanan yang terbaca tepat pada saat bunyi tersebut menghilang

menunjukkan tekanan darah diastolis (TDD). Bunyi Korotkoff IV lebih

tepat.

Cara Osilasi

2.10.Bila pada saat pemeriksaan tekanan secara palpasi atau auskultasi

dilakukan, perhatikan pula osilasi yang terjadi pada permukaan air raksa

(tensimeter air raksa) dan jarum penunjuk pada tensimeter anaeroid.

2.11.Pada saat tekanan manset mulai diturunkan, perhatikan pula jarum

penunjuk (tensimeter anaeroid) dan permukaan air raksa (tensimeter air

raksa). Bila saat tekanan manset sedikit lebih randah atau sama dengan

tekanan sistolis, maka darah mulai lepas mengalis dan timbul osilasi.

Tekanan manset saat muncul osilasi merupakan tekanan darah sistolis

(TDS)

3. Pemeriksaan katup vena

3.1. Atur posisi lengan bawah dan letakkan pada permukaan meja

Fisiologi Biomedik 1 | 10

Page 11: Penuntun Praktikum Fisiologi

3.2. Pompa manset hingga tekanan manset di bawah tekanan darah sistolis

dan di atas tekanan darah vena sehingga vena pada lengan bawah akan

mengembang.

3.3. Desak cairan darah pada pembuluh darah vena yang mengembang di

lengan bawah dengan cara mendorong darah di dalam vena tersebut dari

arah perifer ke jantung (manset) kemudian lepaskan.

3.4. Perhatikan darah akan kembali ke perifer hingga batas dimana terdapat

katup vena.

4. Pemeriksaan bunyi jantung

4.1. Letakkan dengan tepat stetoskop pada tempat yang paling baik untuk

mendengarkan bunyi jantung I oleh katup mitralis atau trikuspidalis.

Begitupula untuk bunyi jantung II oleh katup aorta atau pulmonalis.

4.2. Raba nadi untuk memastikan bunyi yang terdengar bunyi jantung I atau

bunyi jantung II. Bunyi yang terdengar bersamaan saat nadi

mengembang adalah bunyi jantung I, setelah itu terdengar bunyi jantung

II.

PERTANYAAN

1. Gambarkan topografi pembuluh darah (arteri) dimana nadi dapat diraba

dengan jelas (anatomi)

Fisiologi Biomedik 1 | 11

Page 12: Penuntun Praktikum Fisiologi

2. Jelaskan secara prinsip menghitung frekuensi nadi (fenomena fisika-getaran)

3. Jelaskan secara singkat prinsip dasar instrumental pemeriksaan tekanan

darah (fenomena fisika-dinamika zat cair)

4. Jelaskan secara singkat timbul dan hilangnya bunyi Korotkoff (fenomena

fisika-dinamika zat cair)

5. Gambarkan proyeksi masing-masing letak katup jantung pada dinding dada

(anatomi)

6. Jelaskan secara singkat prinsip terjadinya bunyi jantung I, II, dan III

Fisiologi Biomedik 1 | 12

Page 13: Penuntun Praktikum Fisiologi

PRAKTIKUM 4

PRAKTIKUM FISIOLOGI RESPIRASI (DASAR SPIROMETRI)

PRAKTIKUM I : Mekanisme Pernapasan Normal

a. Tujuan : untuk menjelaskan mekanisme pernapasan yang normal

b. Landasan Teori:

Tujuan utama pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi

jaringan dan membuang karbondioksida.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan

tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika

tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya,

apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara

(inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan

dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.

Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan .

Frekuensi pernapasan normal:

Bayi baru lahir 40-60 x/menit

1-11 bulan 30x/menit

2 tahun 25x/menit

4-12 tahun 19-23x/menit

14-18 tahun 16-18x/menit

Dewasa 12-20x/menit

Lansia (>65 tahun) jumlah respirasi meningkat bertahap

c. Alat dan Bahan:

- Video Mekanisme Pernapasan

d. Cara Kerja:

- Memperlihatkan dan menjelaskan video pernapasan normal:

o Pernapasan dada dan perut

o Fungsi utama pernapasan: ventilasi, difusi, transportasi dan

regulasi pernapasan

Fisiologi Biomedik 1 | 13

Page 14: Penuntun Praktikum Fisiologi

PRAKTIKUM II : Mengukur Volume Pernapasan

a) Tujuan : Memperkenalkan prinsip kerja spirometri sederhana.b) Landasan teori :

Volume dan kapasitas paruMetode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan

mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru, suatu proses yang disebut spirometri. Untuk memudahkan menjelaskan mengenai peristiwa ventilasi paru, maka udara dalam paru pada diagram dibagi menjadi empat volume dan empat kapasitas, yang merupakan rata-rata pada laki-laki dewasa muda.

Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru, kadang-kadang perlu menyatukan dua sisi atau lebih volume diatas. Kombinasi tersebut disebut kapasitas paru. Kapasitas Inspirasi (IC)=TV+IRV Kapasitas residu fungsional (FRC)=ERV+RV Kapasitas vital (VC)=VT+IRV+ERV Kapasitas total paru-paru (TLC)=VC+RV

c) Alat dan Bahan :- 2 botol mineral- Balon karet- Kertas ukur (millimeter blok)- Selang kecil- Air

d) Cara Kerja :- Hubungkan kedua botol mineral dengan selang kecil pada ketinggian yang

sama.- Isi botol mineral I dengan air hingga ¾ bagian.- Botol kedua dibiarkan kosong dan tertutup rapat- Minta orang coba untuk melakukan ekspirasi biasa kedalam balon karet

lalu pertahankan udara ekspirasi tersebut didalam balon- Masukkan udara ekspirasi di dalam balon ke botol yang berisi air,

usahakan seluruh udara tersebut masuk ke dalam botol- Perhatikan berapa banyak air yang berpindah dari botol I ke botol II- Banyaknya air adalah volume tidal- Catat hasilnya- Minta orang coba untuk kembali melakukan inspirasi maksimal kemudian

ekspirasi maksimal ke dalam balon karet hanya dalam waktu 1 detik pertahankan udara tersebut di dalam balon

- Masukkan udara ekspirasi di dalam balon ke botol yang berisi air, usahakan seluruh udara tersebut masuk ke dalam botol

Fisiologi Biomedik 1 | 14

Page 15: Penuntun Praktikum Fisiologi

- Perhatikan berapa banyak air yang berpindah dari botol I ke botol II- Banyaknya air adalah FEV1 (Forced Expiratory Volume in 1 second)- Catat hasilnya- Minta orang coba untuk kembali melakukan inspirasi maksimal kemudian

ekspirasi maksimal ke dalam balon karet hingga selesai pertahankan udara tersebut di dalam balon

- Masukkan udara ekspirasi di dalam bolon ke botol yang berisi air, usahakan seluruh udara tersebut masuk ke dalam botol

- Perhatikan berapa banyak air yang berpindah dari botol I ke botol II- Banyaknya air adalah FVC (Forced Vital Capacity)- Catat hasil- Bandingkan perbedaan volume air yang berpindah pada orang coba laki-

laki dan perempuan dan catat hasilnya.

PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dengan inspirasi dan ekspirasi ?

2. Gambarkan secara skematis volume-volume pernapasan dan berikan definisi

dari masing-masing volume pernapasan tersebut. (Nilai normal)!

Fisiologi Biomedik 1 | 15

Page 16: Penuntun Praktikum Fisiologi

3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi volume-volume pernapasan ?

4. Setelah melakukan pengukuran siprometri, Noni mendapatkan hasilnya yaitu

FRC=2300 mL, RV=1200 mL, dan IC=3300 mL. Berapakah vital capacity

yang memiliki oleh Noni?

Fisiologi Biomedik 1 | 16

Page 17: Penuntun Praktikum Fisiologi

PRAKTIKUM 5

PRAKTIKUM REFLEKS FISIOLOGIS

TUJUAN PERCOBAAN

1. Mempelajari cara pemeriksaan reflex fisiologis (refleks kornea, cahaya, kulit

dinsing perut, periost radialis, periost ulnaris, dan stretch reflex)

2. Menyebutkan arkus reflex (refleks kornea, cahaya, kulit dinsing perut, periost

radialis, periost ulnaris, dan stretch reflex)

3. Menilai ada tidaknya gangguan impuls pada refleks fisiologis tersebut.

PERALATAN ANG DIBUTUHKAN

1. Palu perkusi

2. Lampu senter

3. Kapas

4. Jarum

CARA KERJA

1. Refleks KorneaSediakan kapas yang digulung menjadi bentuk silinder halus. Orang coba

disuruh melihat ke sisi yang berlawanan dengan pemeriksa tanpa menggerakkan kepala. Pemeriksa menyentuh dengan hati-hati sisi kontralateral kornea dengan kapas. Perhatikan responnya.

2. Refleks CahayaCahaya senter digerakkan dari latral menuju pupil pada salah satu mata

orang coba, oleh pengamat yang berada didepan orang coba. Perhatikan respon yang terjadi, pada pupil kedua mata (kiri dan kanan). Ulangi percobaan ini pada mata lain.

3. Refleks Kulit Dinding PerutOrang coba dibaringkan terlentang dengan kedua lengan teretak lurus di

samping badannya. Alihkan perhatian orang coba dengan cara mengajaknya berbicara atau memalingkan kepala ke arah yang berlawanan dengan pemeriksa, kemudian goreslah kulit abdomen dari lateral ke arah umbilikus. Perhatikan respon yang terjadi, ulangi bila tidak ada respon.

Fisiologi Biomedik 1 | 17

Page 18: Penuntun Praktikum Fisiologi

4. Refleks Periost RadialisAtur posisi lengan bawah orang coba dengan setengah difleksikan pada

sendi siku dan tangan sedikit dipronasikan, kemudian alihkan perhatian orang coba dan ketuklah periosteum pada ujung distal os radii. Perhatikan respon yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respon.

5. Refleks Periost UlnarisAtur posisi lengan bawah orang coba dengan setengah difleksikan pada

sendi siku dan tangan antara pronasi dan supinasi, kemudian alihkan perhatian orang coba dan ketuklah pada periost prosessus stiloideus. Perhatikan respon yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respon.

6. Knee Pess Reflex (KPR)Atur posisi orang coba. Dudukkan orang coba pada tempat yang cukup

tinggi hingga kedua tungkainya tergantung bebas atau bila berbaring, atur posisi sehingga tidur terlentang dengan tungkai difleksikan pada sendi lutut. Alihkan perhatiannya dan ketuklah tendo patella dengan hammer. Perhatikan respon yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respon.

7. Achilles Pess Reflex (APR)Atur posisi orang coba dengan tungkai difleksikan pada sendi lutut dan kaki

didorsofleksikan dengan tangan kiri pemeriksa meraih jari-jari kaki orang coba pada kaki yang diperiksa. Alihkan perhatiannya dan ketuklah tendo Achilles. Perhatikan respon yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respon.

8. Refleks BicepsAtur posisi orang coba dengan setengah difleksikan pada sendi siku.

Alihkan perhatiannya dan ketuklah pada tendo otot biseps. Perhatikan respon yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respon.

9. Refleks TricepsAtur posisi orang coba dengan lengan bawah difleksikan pada sendi siku

dan sedikit dipronasikan. Alihkan perhatiannya dan ketuk pada tendo otot triceps 5 cm di atas siku. Perhatikan respon yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respon.

10. Withdrawl ReflexAturlah posisi orang coba dan lengan orang coba diletakkan di permukaan

meja dalam keadaan ekstensi. Alihkan perhatiannya dan tusuklah dengan hati-hati dan cepat kulit lengan bawahnya dengan jarum steril, sehalus mungkin agar tidak melukai orang coba. Perhatikan respon yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respon.

Fisiologi Biomedik 1 | 18

Page 19: Penuntun Praktikum Fisiologi

PRAKTIKUM 6

PRAKTIKUM DASAR BIOLISTRIK PADA EKG

TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengetahui cara mempersiapkan pemeriksaan EKG2. Mengetahui cara memasang elektrode pada pemeriksaan EKG3. Mengetahui prinsip kerja EKG4. Mampu menghitung HR dan mencari aksi jantung melalui hasil rekaman

elektrokardiogram

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

1. Jelly 2. Kertas EKG3. EKG set

CARA KERJA

1. Menyiapkan seluruh perlengkapan EKG untuk siap dipasang pada orang coba.

2. Menyiapkan orang coba (orang coba tidak memakai baju, dan pastikan tidak ada logam pada anggota tubuh dan pakaiannya).

3. Pasang semua elektroda dan buat orang coba serileks mungkin. Pastikan semua terpasang dengan baik.

4. Hidupkan EKG. Pastikan semua bekerja dengan baik, khususnya jarum EKG.

5. Start pencatatan. Ambil pada semua Lead, masing-masing 3 siklus per-lead.6. Ulangi sekali lagi.

DESKRIPSI KEGIATAN

Demonstrasi

1. Instruktur memberikan pengantar kegiatan, pemutaran film pemeriksaan EKG (10 menit).

2. Instruktur dan asisten lainnya mempersiapkan pemeriksaan EKG dengan 1 orang coba (laki-laki) di panggung (10 menit).

3. Perekaman EKG (10 menit).4. Masing-masing kelompok didampingi oleh 1 orang instruktur untuk

memperlihatkan gambaran EKG dan menuntun membaca dan menghitung HR dan menentukan aksis jantung (10 menit).

Fisiologi Biomedik 1 | 19

Page 20: Penuntun Praktikum Fisiologi

TUGAS

1. Gambarkan potensial aksi pada SAN, AVN, berkas HIS dan otot jantung.

2. Gambarkan arah vektor depolarisasi atrium.

3. Buat tabel mengenai kecepatan impuls pada sistem konduksi jantung

Fisiologi Biomedik 1 | 20

Page 21: Penuntun Praktikum Fisiologi

4. Sebutkan jumlah dan pembagian elektrode pada EKG

5. Sebutkan bagian-bagian fungsional yang penting pada EKG

Fisiologi Biomedik 1 | 21

Page 22: Penuntun Praktikum Fisiologi

6. Tempelkan gambar posisi pemasangan elektrode.

7. Apa yang anda ketahui tentang segi-3 EINTHOVEN, gambarkan atau tempelkan gambarnya.

Fisiologi Biomedik 1 | 22

Page 23: Penuntun Praktikum Fisiologi

PRAKTIKUM 7

PRAKTIKUM RESPONS TUBUH TERHADAP EXERCISE

TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengetahui perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada saat dan setelah exercise.

2. Mampu menjelaskan mekanisme yang mendsari perubahan yang terjadi pada saat exercise dan setelah exercise.

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

1. Tensimeter anaeroid2. Stetoskop3. Stopwatch

CARA KERJA

1. Sebelum exercise orang coba (berpakaian olahraga), diistirahatkan paling kurang 5 menit.

2. Dilakukan pemeriksaan HR, TDS dan TDD serta bunyi jantung.3. Orang coba mengambil posisi untuk sit-up.4. Orang coba melakukan sit-up secara ritmis sampai batas kemampun

maksimalnya.5. Setelah 10 kali sit-up dilakukan pemeriksaan HR, TDS, TDD dan bunyi

jantung.6. Pemeriksaan yang sama dilakukan pada saat orang coba tidak bisa lagi

melanjutkan sit-upnya7. Pemeriksaan diulangi lagi pada saat 5 setelah berhenti sit-up.

PERTANYAAN

1. Jelaskan perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi selama excersi dan setelah excercise!

Fisiologi Biomedik 1 | 23

Page 24: Penuntun Praktikum Fisiologi

2. Sebutkan secara berurutan sistem transportasi oksigen!

3. Jelaskan dengan singkat sistem bioenergetika tubuh, khususnya pada otot penggerak tubuh!

4. Apa yang anda ketahui tentang oksigen debt!

5. Jelaskan mekanisme umpan balik untuk homeostasis tubuh yang terjadi saat excercise!

Fisiologi Biomedik 1 | 24

Page 25: Penuntun Praktikum Fisiologi

PRAKTIKUM 8

COLD PRESSURE TEST (CPT)

Cold Pressure Test adalah tes yang digunakan untuk melihat pengaruh peningkatan kerja dari sistem saraf simpatis berupa peningkatan tekanan darah yang dikenal dengan hipereaktor.

TUJUAN PERCOBAAN

Untuk melihat pengaruh perangsangan eksternal (suhu dingin) terhadap peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis yang berlebihan (hipereaktor)

ALAT DAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN

1. Termos es besar2. Termometer air3. Tensimeter4. Stopwatch5. Air6. Es batu

CARA KERJA

1. Siapkan semua alat-alat dan bahan praktikum yang diperlukan,2. Bebaskan lengan orang coba dari pakaian ketat dan lepas jam tangan jika ada3. Pada lengan kiri pasangkan manset sphygmomanometer, lalu lakukan

pengukuran tekanan darah (sistolik, diastolik) dan raba nadi. Catat hasi yang didapat dan hasilnya digunakan sebagai kontrol sebelm dilakukan pencelupan lengan ke dalam es

4. Masukkan lengan kanan orang coba ke dalam wadah yang berisi es dengan suhu 3-5°C sampai sedikit diatas siku selama 30 detik.

5. Setelah itu, tangan orang cobba diangkat dari wadah es dan segera dilakukan pengukuran kembali tekanan darah (sistolik, diastolik) serta frekuensi nadi.

6. Kemudian tentukan selisih antar tekanan darah (sistolik, diastolik) serta frekuensi sebelum dan sesudah pencelupan.

INTERPRETASI Jika selisih tekanan darah (sistolik, diastolik) ≥ 15 dikatakan hipereaktor Jika selisih tekanan darah (sistolik, diastolik) ≤ 15 dikatakan hiporeaktor

Fisiologi Biomedik 1 | 25

Page 26: Penuntun Praktikum Fisiologi

PERTANYAAN

1. Jelaskan mekanisme pengaruh peningkatan tekanan darah pada rangsangan sistem saraf simpatis?

2. Jelaskan pengertian hipereaktor dan hiporeaktor?

Fisiologi Biomedik 1 | 26


Top Related