Download - Penuntun Mikro New

Transcript

POKOK BAHASAN PENGENALAN MIKROSKOP091.

Tujuan:Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi bagian-bagian mikroskop dan terampil menggunakan mikroskop.

Kajian Teoritik:Mikroskop merupakan alat yang mutlak diperlukan dalam banyak kegiatan mikrobiologi. Tanpa mikroskop kita tidak akan mengenal dunia mikroba. Mikroskop terutama digunakan untuk observasi mikroba, yang meliputi: pengukuran, pengidentifikasian melalui struktur, dan lain-lain. Oleh karena itu setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah mikrobiologi mutlak harus menguasai dan terampil menggunakan mikroskop secara benar. Umumnya mikroskop dapat dibedakan menjadi mikroskop monokuler dan mikroskop binokuler.

Bagian-bagian mikroskop.Bagian mikroskop umumnya dibagi menjadi bagian optik dan bagian mekanik. Bagian optik meliputi: lensa, sermin, serta alat pelengkap yang menghubungkannya secara tidak langsung. Sedangkan bagian mekanik adalah semua bagian lainnya dari mikroskop yang tidak mempunyai fungsi optik.Berikut ini diberikan pertelaan bagian-bagian mikroskop. Sambil membaca, cobakan cocokkan dengan mikroskop yang anda amati. Carilah bagian-bagian yang dimaksud. Hasil pengamatan anda, kemudian cocokkan dengan gambar yang tersedia. Carilah bagian-bagian yang sesuai pada gambar tersebut dan tandailah dengan menulis nama bagiannya pada tempat yang telah disediakan.

a. Lensa okuler. Lensa ini letaknya paling dekat dengan mata pada saat mikroskop dipergunakan. Jumlah 1 buah, 2 buah atau lebih. Lensa okuler ini memiliki pembesaran yang berbeda-beda, yaitu 5x, 10x, 15 dan seterusnya.b. Tabung mikroskop. Sesuai dengan namanya, bagian ini berbentuk tabung yang menghubungkan lensa okuler dengan lensa lain pada mikroskop. Jumlahnya juga bervariasi.c. Revolver. Bagian ini berbentuk piringan yang dapat diputar. Pada bagian ini melekat lensa okuler.d. Lensa obyektif. Jumlah lensa obyektif ini bervariasi begitu pula pembesarannya. Lensa ini melekat pada revolver, sehingga memudahkan pemakaian mikroskop untuk mengganti lensa obyektif yang akan digunakan.e. Meja mikroskop. Bagian ini berfungsi untuk melekatkan objek yang akan diamati. Bentuknya dapat bulat atau segiempat serta dapat digerak-gerakan, posisi berputar atau bergeser ke kiri dan ke kanan atau ke muka dan kebelakang.f. Diafragma. Perhatikan lubangnya, sambil menggeserkan kedudukan (membuka/menutup diafragma, amati perubahan pada diafragma)g. Kondensor, fungsinya untuk mengatur intensitas sinar yang masuk ke dalam mikroskop. Letaknya di bawah diafragma. Tidak semua mikroskop memiliki bagian ini.h. Cermin mikroskop. Fungsinya memasukkan sinar ke dalam mikroskop.i. Pemutar mikroskop. Terhadap dua macam pemutar, yaitu pemutar halus dan pemutar kasar. Kedua pemutar ini berfungsi untuk mengatur jarak benda dengan lensa obyektif. Perbedaannya, pemutar kasar dengan menggerakkan tabung mikroskop (model lain menggerakkan meja mikroskop) secara cepat untuk perkiraan fokus sedang. Pemutar halus memutar secara perlahan-lahan untuk pemfokuskan yang lebih tepat.j. Pegangan mikroskop. Bagian ini merupakan tempat pemegangan mikroskop bila mikroskop akan dipindahkan.k. Kaki mikroskop merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat berdirinya mikroskop.Perhatikan gambar berikut ini. Tulis nama-nama bagian dan fungsinya masing-masing yang sesuai pada tempat yang telah disediakan.

1) .....................................................2) .....................................................3) .....................................................4) .....................................................5) .....................................................6) .....................................................7) .....................................................8) .....................................................9) .....................................................10) .....................................................11) .....................................................12) .....................................................13) .....................................................14) .....................................................15) .....................................................

Jawablah pertanyaan berikut ini:1) Jelaskan perbedaan antara mikroskop monokuler dan binokuler!2) Jelaskan perbedaan lensa obyektif dan lensa okuler!3) Tulislah pembesaran lensa obyektif dan lensa okuler yang saudara amati, serta maksud dari pembesaran tersebut4) Pada meja mikroskop, dilengkapi klip/penjepit. Jelaskan fungsi klip/penjepit tersebur5) Jelaskan fungsi diafragma!6) Pasa saat diafragma saudara buka apa yang terlihat. Selanjutnya saat saudara memutar kondensor ke atas apa yang terjadi?7) Sebutkan ada berapa macam cermin yang terlihat. Jelaskan fungsi dari cermin tersebut!

POKOK BAHASAN PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM YANG DIGUNAKAN DALAM KEGIATAN MIKROBIOLOGI

Tujuan:Mahasiswa dapat mengenal alat dan prinsip-prinsip yang penting dalam menggunakan alat

Kajian Teoritik:Keberhasilan dalam pelaksanaan praktikum mikrobiologi tidak terlepas dari kemahiran dalam menggunakan alat-alat mikrobiologi. Dasar dari beberapa alat mikrobiologi yang penting untuk diketahui, diantaranya:1) MikroskopDigunakan untuk mengamati suatu objek yang ukurannya sangat kecil (mikroskopis), gunanya untuk memperbesar pandangan sehingga objek dapat dilihat dengan jelas. Untuk pengamatan bakteri dapat menggunakan pembesaran kuat dengan memakai lensa objektif 100x dan pakailah minyak emersi.2) AutoklafDigunakan untuk sterilisasi media maupun alat-alat. Sterilisasi ini dinamakan sterilisasi basah yaitu menggunakan uap air bertekanan 1210 C selama 15 menit. Hal-hal yang perlu diketahui dalam penggunaan alat ini adalah: strerilisasi tergantung pada uap karena itu udara harus dikosongkan dari ruang sterilisasi, semua bahan dan alat yang akan disterilsasi harus tertekan uap, bahan-bahan yang berpori atau yang berbentuk cair harus permeabel terhadap uap, suhu harus mencapai 1210 C selama 15 menit.3) NeracaDigunakan untuk menimbang bahan-bahan atau zat-zat kimia. Ada dua buah jenis neraca, yaitu neraca analitais/empiric yang memiliki ketelitian 0,0001 mg dan neraca teknis yang memiliki ketelitian 0,01 mg.4) Tabung ReaksiDalam mikrobiologi alat ini digunakan untuk menyimpan media baik yang steril maupun yang belum steril. Saat memanaskan tabung reaksi yang berisi media usahakan dalam posisi miring dengan mulut tabung jangan mengarah ke diri kita. Selain itu juga untuk pengenceran dalam rangka penghitungan jumlah mikroba.5) Gelas Piala/Baker glassDigunakan untuk tempat larutan atau zat cair.6) Labu ErlemeyerDigunakan untuk menyimpan larutan dan zat cair. Jika berisi bahan yang steril tutuplah dengan penyumbat gabus/kapas.7) Gelas UkurDigunakan untuk mengukur larutan/zat cair yang akan digunakan dalam praktikum. Pilihlah gelas ukur yang terbuat dari kaca untuk bahan yang bersifat asam.8) PipetDipergunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah tertentu, dapat dibedakan atas: Pipet tetes, digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit. Caranya pijitlah karet pipet tetes, kemudian masukkan dalam larutan dan bukalah pijitannya (digunakan untuk mencegah gelembung). Sedangkan pipet colume (full pipet) dipakai untuk mengambil larutan dalam jumlah tertentu. Caranya isaplah/pijitlah kuppet sebelum masuk ke larutan dan aturlah jumlah yang dibutuhkan dengan mengatur isapan/pijitan secara perlahan-lahan. Untuk cara yang dihisap tegakkan pipet volume dan tutuplah dengan ujung jari sehingga larutan tidak keluar lagi.9) Cawan PetriDigunakan untuk tempat media agar/lempeng agar akan digunakan untuk pembiakan mikroba. Caranya bagian yang lebih kecil diisi media sedangkan bagian yang lebih besar sebagai penutup. Setelah berisi media, cawan petri dibalik saat penyimpanannya. Pada bagian tutup berilah keterangan tanggal pembuatan.10) Jarum Inokulasi/ose/sengkelitDigunakan untuk mengambil mikroba. Terdiri dari beberapa jenis. Ose dengan ujung bulat digunakan untuk mengambil bakteri sedangkan ose dengan ujung runcing atau berkait digunakan untuk jamur. Sebelum dan sesudah penggunaan ose harus dipijarkan diatas nyala api.11) Pembakar BunsenDigunakan untuk memanaskan dan mensterilkan ose, caranya pegang ose dalam keadaan miring dan menyeluruh sampai berpijar.12) Objek glass dan kaca penutupDigunakan untuk meletakkan preparat/sediaan yang akan dilihat dalam mikroskop.

13) ThermoneterDigunakan untuk mengukur suhu. Bila digunakan untuk mengukur larutan. Sebelum digunakan bilaslah dulu dengan akuades dan peganglah ujungnya yang terikat dengan benang.14) OvenDigunakan untuk pengeringan alat/bahan15) Corong dan kertas saringDigunakan untuk menyaring larutan. Caranya lipatlah kertas saring menjadi empat bagian yang sama, kemudian bentuk kertas saring tadi menjadi corong sehingga bagian satu terdiri dari selapis kertas dan bagian kedua tiga lipatan kertas. Sebelum digunakan berilah sedikir zat yang akan disaring untuk melekatkan pada corong.16) Alat lain seperti Spektofotometer, Koloni counter, rotary shaker, waterbath, centrifuge dll

Tugas:1) Pilihlah alat yang terdapat pada no.16, kemudian lakukan studi pustaka melalui berbagai macam cara.2) Buatlah gambar alat tersebut, tunjukkan bagian-bagian yang penting3) Deskripsikan fungsi alat tersebut4) Tulislah langkah pokok penggunaan alat tersebut

3. POKOK BAHASAN PEMBUATAN REAGEN/ZAT PEWARNAAN

Tujuan:Mahasiswa terampil dalam menyiapkan dan membuat berbagai macam zat/bahan pewarnaan yang dibutuhkan dalam praktikum mikrobiologi.

Kajian Teoritik:Zat atau bahan-bahan yang dipergunakan dalam praktikum mikrobiologi sangat banyak dan beragam. Salah satu factor penentu dalam keberhasilan praktikum mikrobiologi adalah keterampilan penyiapan bahan/zat yang dibutuhkan, karena komposisi bahan memiliki kegunaan masing-masing.A. Pembuatan Kristal Violet (Huckers)Bahan-bahan: Kristal violet (85-90%)0.3 g Etil alcohol3.9 ml Amonium oksalat0.8 g Air suling25 mlCara Kerja:Larutkan kristal violet dalam alkohol. Larutkan ammonium oksalat dalam air suling. Campurkan kedua larutan tersebut dan aduk sampai rata. Simpan selama 24 jam sebelum digunakan.B. Pembuatan Larutan YodiumBahan-bahan: Yodium kristal0.04 g Potasium iodine/KJ0.5 g Air suling25 mlCara Kerja:Hancurkan kedua bahan tersebut di atas bersama-sama dalam lumpang, selama penghancuran tambahkan sedikit air suling. Encerkan larutan tersebut sampai tempat sebanyak 25 ml.

C. Pembuatan SafranimBahan-bahan: Safranin0.0625 g Etil alkohol2.5 ml Air suling25 mlCara kerja:Larutkan safranin dalam etil alkohol, kemudian tambahkan air suling dan aduk sampai rata.D. Pembuatan Carbol Fuchin (Ziehls)Bahan-Bahan: Basic fuchin (90%)0.07 g Etil alcohol2.6 ml Phenol1.32 g Air suling25 mlCara kerja:Larutkan basic fuchin dalam etil alkohol. Larutkan phenol dalam air suling. Kemudian campurkan kedua larutkan tersebut dan asuk sampai rata.E. Pembuatan Metilen BiruBahan-bahan: Metilen biru (95%)1.5 g Air suling15 mlCara kerja:Larutkan metilen biru dalam air suling aduk hingga rata dan simpanF. Pembuatan NigrosinBahan-bahan: Nigrosin1.5 g Air suling15 ml Formalin0.075 mlCara kerja:Larutkan nigrosin dalam air suling. Kemudian tempatkan dalam suatu wadah, benamkan/celupkan wadah tersebut pada air mendidih selama 30 menit kemudian campurkan dengan formalin. Sebelum digunakan saringlah dengan dua lapis kertas filter.

POKOK BAHASAN PEMBUATAN MEDIA SEDERHANA

Tujuan:Mahasiswa terampil membuat media pembiakan untuk mikroba

Kajian Teoritik:Media merupakan substrat dan sekaligus sumber makanan yang menentukan kehidupan suatu mikroba. Karena fenotif suatu media merupakan fungsi dari medua. Untuk mengenali dan menentukan banyak mikroba yang fenotipnya relative alami dapat digunakan berbagai macam media, asalkan media tersebut dapat menjamin kebutuhan mikroba terhadap berbagai macam zat seperti karbon, nitrogen, mineral dll. Untuk memperoleh media yang memenuhi persyaratan, haruslah dibuat komposisi berbagai macam zat yang dapat menjadi sumber zat yang dibutuhkan oleh mikroba. Jenis media sangat beragam sesuai dengan peruntukannya/kegunaan dan lainnya.

A. Alat dan Bahan Media Pembiakan JamurAlat dan Bahan Baker glass1 L Pengaduk Bunsen Autoklaf Kentang200 g Dekstrosa20 g Agar-agar25 g Akuades1 LCara Kerja:1. Kupas dan potong kentang dengan ukuran dadu 1 cm dan cucilah dengan air bersih2. Rebus kentang dalam 1000 ml/1 liter akuades sampai masak selama 2 jam sejak mendidih (tambahkan akuades jika volumenya berkurang)3. Saringlah kaldu kentang kedalam gelas piala dengan mempergunakan kain kassa berlapis4. Letakkan filtrat tersebut diatas penangas sehingga suhunya tetap terjaga dalam keadaan panas. Kemudian masukkan berangsur-angsur dekstrosa dan agar-agar. Aduklah campuran tersebut sehingga diperoleh suspensi yang homogen5. Masukkan medium ke dalam beberapa tabung reaksi sebanyak 12 ml 15 ml, lalu sumbatlah dengan kapas ditutup dengan alumunium foil dan ikatlah. Masukkan pula medium sebanyak 5 ml ke dalam beberapa tabung reaksi, lalu sumbat dengan kapas ditutup dengan alumunium foil dan ikatlah6. Sterilisasikan medium tadi bersama-sama dengan cawan petri yang sudah terbungkus rapi dengan aluminium foil kedalam autoklaf selama 15-20 menit pada suhu 1210 C7. Setelah selesai matikan autoklaf dan keluarkan alat dan bahan yang ada didalamnya.Kemudian dinginkan dalam suhu ruangan. Untuk bahan yang belum digunakan simpan dalam lemari es. Untuk mempercepat pengeringan pada alat yang akan digunakan dapat disimpan dalam oven dengan suhu 500 C.

Tugas:1) Apakah fungsi kentang dalam ramuan tersebut?2) Apakah fungsi dekstrosa pada ramuan tersebut?3) Apakah fungsi agar-agar tersebut?4) Seandainya anda diminta untuk membuat suatu medium tersebut dengan formula baru, bahan-bahan apa yang saudara pergunakan?5) Mengapa saudara memilih bahan-bahan tersebut?

B. Alat dan Bahan Media Pembiakan BakteriAlat dan Bahan: Baker glass1 L Pengaduk Bunsen Autoklaf Daging500 g (beef ekstrak 3 g) Pepton5 g Ekstrak ragi1 g Agar-agar20 g Akuades1 L

Cara Kerja:1) Bersihkan daging dari kotoran yang melekat dengan air bersih kemudian potongan kecil-kecil2) Rebuslah daging dalam 1 L akuades sampai masak selama 2 jam sejak mendidih (tambahkan akuades jika volumenya berkurang)3) Saringlah kaldu daging ke dalam gelas piala dengan mempergunakan kain kassa berlapis4) Letakkan filtrat tersebut di atas penangas sehingga suhunya tetap terjaga dalam keadaan panas. Kemudian masukkan beranggsur-angsur seluruh bahan yang telah disiapkan dan terakhir agar-agar. Aduklah campuran tersebut sehingga diperoleh suspensi yang homogen (atur volume agar tetap dengan menambahkan akuades)5) Masukkan medium ke dalam beberapa tabung reaksi sebanyak 12 ml 15 ml, lalu sumbatlah dengan kapas ditutup dengan aluminium foil dan ikatlah. Masukkan pula medium sebanyak 5 ml ke dalam beberapa tabung reaksi, lalu sumbat dengan kapas ditutup dengan alumunium foil dan ikatkan6) Sterilisasikan medium tadi bersama-sama dengan cawan petri yang sudah terbungkus rapi dengan aluminium foil ke dalam autoklaf 15-20 menit pada suhu 1210 C7) Setelah selesai matikan autoklaf dan keluarkan alat dan bahan yang ada didalamnya.Kemudian dinginkan dalam suhu ruangan untuk bahan yang belum digunakan simpan dalam lemari es. Untuk mempercepat pengeringan pada alat yang akan digunakan dapat disimpan dalam oven dengan suhu 500 C.

C. Medium Agar Eosin Metylen Blue (Agar EMB)Alat dan Bahan: Pepton10 g Laktosa10 g K2HPO42 g Eosin0.4 g Metylen Blue 0.065 g Agar-agar15 g Air suling1 LCara Kerja:1) Bahan-bahan tersebut di atas dilarutkan dalam air suling satu persatu dan panaskan.Setelah semuanya larut, tuangkan ke dalam tabung sesuai dengan kebutuhan dan disumbat dengan kapas.2) Sterilkan dalam autoklaf (1250 C/15 lbs)

D. Agar Czaplexs Dox (untuk menumbuhkan jamur tanah)Bahan:NaNO32 grK2HPO41 grKCl0,5 grMg SO4 7 H2O0,5 grFeSO4 0,01 grSukrosa 30 grAgar-agar 15 grAir suling 1000 mlCara kerja:1. Bahan-bahan tersebut diatas dilarutkan dalam air suling satu persatu. Setelah semua larut, tuangkan kedalam tabung sesuai dengan kebutuhan dan disumbat dengan kapas.2. Sterilkan dalam autoklaf (121o C / 15 lbs)

E. Larutan Knop (untuk menumbuhkan mikro alga secara umum)Bahan :Ca (NO3)2 2 H2O 0,8 gr/literKNO30,2 gr/literKH2PO40,2 gr/literMg SO4 7 H2O 0,2 gr/literFeSO4 trace (0,005 gr/liter)Air suling 1000 mlCara kerja :1. Bahan medium satu persatu dilarutkan dalam 300 ml air suling. Setelah semua bahan larut, air suling sisanya (700 ml) ditambahkan dan diaduk merata.2. Larutan diatas dibagi-bagi kedalam botol-botol lain sesuai dengan kebutuhan. Sterilisai dengan autoklaf selama 15 menit (121o C / 15 lbs).

Cara Penuangan Agar Cawan1) Cairkan tabung reaksi yang telah berisi medium tadi dengan memasukkanya dalam beker glass yang telah berisi air yang mendidih (suhu 1000 C)2) Kemudian angkatlah dan biarkan tabung reaksi yang telah berisi medium mencapai suhu 45-450 C.3) Tuangkan ke dalam cawan petri steril dengan cara: membuka sumbat tabung reaksi dan melewatkan mulut tabung di atas api lalu tuangkanlah pada cawan petri.Letakkan cawan petri pada permukaan datar dan goyangkan agar seluruh cawan tertutup medium, lalu biarkan dingin dan memadat.4) Tutup cawan petri dengan alumunium foil dan simpan dalam lemari pendingin apabila tidak segera dipakai.

Tugas:1) Apakah fungsi daging dalam ramuan tersebut?2) Apakah fungsi pepton dan ekstrak ragi pada ramuan tersebut?3) Apakah fungsi agar-agar tersebut?4) Seandainya anda diminta untuk membuat suatu medium tersebut dengan formula baru, bahan-bahan apa yang saudara pergunakan?5) Mengapa saudara memilih bahan-bahan tersebut?6) Sebutkan syarat medium yang baik agar miroba dapat tumbuh!

5. POKOK BAHASAN STERILISASI

Tujuan:Mempelajari cara-cara sterilisasi (pensucihamaan) terhadap bahan dan peralatan baik secara fisik maupun secara kimia.

Kajian TeoritikSterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu misalnya alat-alat, bahan makanan, bahan/zat kimia dll dari mikroorganisme, baik yang patogen maupun yang tidak patogen.Ada beberapa macam metode sterilisasi, diantaranya:Sterilisasi dengan panas meliputi panas kering, yang dilakukan terhadap alat-alat gelas pipet tanpa karet penghisap, dengan suhu 1600 C smapai 1800 C selama 30 menit1 jam. Sterilisasi panas basah dipergunakan untuk bahan media, yang dilakukan dengan perebusan hingga 1000 C. Sedangkan untuk sterilisasi panas lembab (sterilisasi menggunakan uap air bertekanan) diperuntukkan untuk media serta alat-alat gelas lainnya yang memiliki prinsip kerja penggunaan suhu tinggi 1210 C dengan tekanan uap air 15 lbs dan alat yang dipakai adalah autoklaf.Sterilisasi secara fisika, biasanya dapat dilakukan dengan filtrasi/penyaringan dengan menggunakan membran milipor.Sterilisasi kimia, biasanya untuk alat yang tidak tahan panas, biasanya menggunakan bahan-bahan kimia seperti alkohol 70%, natrium hipoklorit, formalin dsb. Sterilisasi dengan radiasi menggunakan sinar ultra violet atau radiasi Cc 60 atau Cs 139.

A. Sterilisai dengan pemanasan1. Udara panas atau kering basahDipakai untuk mensterilkan bahan atau alat yang tahan panas. Bahan atau alat tersebut dipanaskan pada suhu 170 o C selama 1 jam.2. Tyndalisasi Dipakai untuk mensterilkan bahan/alat yang tidak tahan suhu tinggi. Bahan/alat tersebut dipanaskan pada suhu 100o C selama 30 menit, hal ini diulang selama 3 hari berturut-turut. Sementara tidak dipanaskan disimpan pada suhu kamar.3. PasteurisasiUntuk bahan makanan yang akan mengalami penguraian apabila dipanaskan pada suhu tinggi. Alat/bahan dipanaskan pada suhu 60-80 oC selam 1 jam dalam waktu 3 hari berturut-turut.4. Api langsung / Nyala bunsenDipakai untuk mensterilkan jarum inokulasi, mulut tabung atau permukaan meja.5. Uap air dan panas Dipakai untuk mensterilkan alat/bahan yang tahan pemanasan tinggi disertai tekanan. Caranya dengan menggunakan alat yang disebut autoklaf, dimana suhu yang dipakai adalah 121o C dan tekana 15 lbs.

B. Sterlisasi dengan RadiasiSterilisasi dengan menggunakan cahaya (ultara violet) atau radiasi sinar dari Co 60 atau Cs 139.Bahan : 3 buah cawan petri steril 3 tabung agar tegak (AN) steril Lampu UVCara kerja:1. Tuangkan medium kedalam cawan petri, biarkan membeku.2. Buka ketiga cawan petri diudara selama 5 menit3. Sinari cawan petri ke-1 dengan lampu UV selam 1 menit, cawan petri ke-2 selama 5 menit, dan cawan petri ke-3 tidak disterilisasi.4. Inkubasi selam 24 jam dalam inkubator (28-30oC), letakkan cawan petri terbalik.5. Amati pertumbuhan mikroba pada ketiga cawan petri tersebut.

C. Sterilisasi dengan Zat Kimia Beberapa zat kimia seperti alkohol 70%, formalin 4 %. Sublimat 0,1 %, karbol, lisol, sabun/detergen dan lain-lain dapat dipakai sebagai bahan sterilisasi.

D. Sterilisasi dengan SaringanBahan yang tidak boleh dipanaskan seperti serum darah atau beberapa macam gulatertentu dapat di sterilkan dengan cara penyaringan. Penyaringan (filter) bermacam-macam, antara lain Seit filter dimana penyaringannya berupa membran terbuat dari kaca yang berlubang-lubang dengan diameter 0,45 m. Membran tersebut dapat menahan bakteri. Selain gelas, penyaringan dapat dibuat dari asbestos, selulosa atau plastik. Salah satu alat penyaring yang lain adalah filopour.

Bahan : alat saring filofour2 cawan petri steril2 tabung agar diri1 tabung reaksi steril1 beker glassAir yang akan disaringCara kerja:1. pasangkan alat saring sedemikian rupa sehingga siap untuk dipakai. Lakukan penyaringan, filtrat ditampung dalam tabung reaksi steril.2. tuangkan medium kedalam cawan petri steril dan sebelum beku, tuangkan 1 cc filtrat, ratakan dengan menggoyangkan cawan petri kemuka, kebelakang searah dan berlawanan jarum jam.3. lakukan hal yang sama dengan air yang belum disaring.4. inkubasi kedua cawan petri pada suhu 28-30 oC selama 24-48 jam.5. amati apa yang terlihat, bandingkan pertumbuhan mikroba pada kedua cawan petri.

Pada penyaringan dengan Seitz filter, bahan yang akan disterilkan diletakkan dalam bejana seitz filter, kemudian disedot dengan pompa isap dan filtrat yang tertampung sudah steril.

Alat dan Bahan: Autoklaf manual Alat dan bahan yang disterilkanCara Kerja:Sterilisasi medium menggunakan autoklaf1) Isilah autoklaf dengan akuades hingga batas yang ditentukan2) Masukkan medium atau peralatan yang akan disterilkan3) Tutup autoklaf rapat-rapat dengan mengunci pada kunci yang berlawanan4) Biarkan klep uap terbuka dengan mendirikannya, nyalakan autoklaf (on)5) Bila pada klep telah menetes air, menandakan suhu sudah jenuh lalu tutup klep6) Biarkan autoklaf menyala hingga tercapai suhu 1210 C dan tekanan uap 15 lbs. Bila tekanan 15 lbs sudah tercapai, pertahankan selama 15-20 menit (bila tekanan berlebih gunakan tombol pengatur pada bagian bawah autoklaf). Apabila suhu menggunakan skala suhu farenhet telaah dengan menggunakan rumus7) Setelah 15-20 menit pada tekanan 15 lbs, matikan autoklaf tunggu tekanan menurun selama 5-10 menit. Buka klep uap perlahan-lahan, keluarkan uap sehingga tekanan kembali nol.8) Buka autoklaf dan ambil barang-barang yang ada didalamnya. Jangan sekali-kali membuka tutup autoklaf bila tekanan uap belum turun mencapai angka nol.

Sterilisasi dengan bahan-bahan kimia1) Siapkan plat medium NA2) Rendamlah uang logam Rp. 25 atau peniti atau klep kertas dalam alkohol 70%. Alkohol 90% selama 1-2 menit3) Dengan menggunakan pinset ambil benda tersebut lalu keringkan dekat nyala api sampai kering4) Secepatnya tempatkan benda tersebut di atas permukaan plat agar5) Lakukan hal yang sama dengan untuk kontrol terhadap benda lain yang tidak direndam dalam alkohol 70% dalam cawan yang sama tetapi area berbeda6) Beri tanda di balik cawan antara yang direndam alkohol 70% dan alkohol 90% dan yang tidak7) Inkubasikan plat tersebut pada suhu ruang selama 48 jam lalu amati ada atau tidak pertumbuhan mikroba pada kedua benda tersebut

Tugas:1) Jelaskan perbedaan antara sterilisasi dengan pasteurisasi!2) Sebutkan beberapa bahan-bahan kimia yang dapat dilakukan untuk sterilisasi!3) Apa yang dimaksud dengan sterilisasi kering?

POKOK BAHASAN TEKNIK PEMBIAKAN BAKTERI

Tujuan:Mahasiswa memahami cara mengisolasi suatu mikroba dengan berbagai macam cara goresan sehingga didapat kultur murni/tunggal, selanjutnya dapat mempelajari sifat-sifat koloni pada media agar.

Kajian Teoritik:Mikroba dapat ditemui baik di daratan, diudara maupun di perairan. Mikroba tersebut terdapat dalam populasi yang besar dan beragam, biasanya terdapat dalam populasi campuran dari berbagai macam mikroba yang berbeda. Untuk mendapatkan mikroba yang kita inginkan diperlukan kemampuan untuk membiakkannya dalam berbagai media, sehingga dapat mengamati ciri morfologi dari mikroba yang kita inginkan.

Alat dan Bahan: Pembakar Bunsen Jarum inokulasi Media agar nutrisi (NA) Media agar kentang (PDA) NA miring, PDA miring Kelapa yang membusuk, tempe yang menghitam, roti yang membusuk, bonggol jagung yang menjamur.Cara Kerja:1) Panaskan sekeliling cawan petri yang telah berisi medium dengan tangan kiri tepat dipinggir api, lalu dengan tangan kanan pijarkan ose pada bara api.2) Celupkan ose pada masing-masing bahan percobaan. Bukalah cawan petri dengan tangan kiri dan kemudian streak masing-masing bahan tersebut pada cawan yang berbeda3) Lakukan streak dan seluruh cawan petri dibungkus dengan aluminium foil dan diinkubasi pada suhu kamar atau disimpan dalam ikubator dengan suhu 27-300 C selama 1 x 24 jam, amati setiap koloni yang terbentuk.

7. POKOK BAHASAN KULTIVASI MIKROBA

Tujuan:a. Mempelajari cara-cara pengisolasian mikrobab. Membuat preparat mikroba atau apusan mikroba

Kajian Teoritik:Mikroba merupakan mikroorganisma atau jasad renik berukuran sangat kecil atau tidak kasat mata. Untuk melihatnya diperlukan alat bantu, yaitu mikroskop. Beberapa ahli taksonomi telah mengklasifikasikan mikroba pada takson tertentu. Pada buku Bergeys Manual of Determinantive Bacteriology mikroba dibagi menjadi mikroba prokariota (bakteri, myciplasma, richetsia, alga hijau biru) dan mikroba eukariota (fungsi, alga dan protozoa). Seluruh mikroba memiliki ciri morfologi yang spesifik jika ditumbuhkan pada media padat dan pada media cair.Mikroba di alam hidup secara bersama-sama untuk mengurai semua bahan makanan untuk dapat digunakan dialam kembali. Mikroba dapat diperlajari secara mendetail jika kita mampu mengisolasinya dari alam. Untuk mengisolasi dibutuhkan pengetahuan tentang ketrampilan kultivasi mikroba.Alat dan Bahan: Cawan petri Tabung reaksi Jarum ose Pembakar spirtus Nutrient agar Air tanah, udaraCara Kerja:Penyiapan Plat Agar1) Panaskan 15 ml medium agar yang sudah disterilkan agar mencair2) Tuangkan agar tersebut ke dalam cawan petri secara aseptik3) Putarkan cawan petri pelan-pelan sehingga medium tersebar merata, diamkan hingga agar membeku. Simpanlah plat agar yang dibungkus tersebut pada tempat yang bersih.Sampel Air TanahMetode Streak1) Siapkan medium agar pada cawan, bagilah menjadi dua bagian2) Panaskan jarum inokulasi hingga pijar3) Celupkan jarum inokulasi/ose padasample (air tanah)4) Bukalah cawan petri tadi, goreskan ose pada permukaan agar pada cawan petri (buat 2 goresan)5) Inkubasi pada suhu kamar selama 24 jam6) Amati pertumbuhan koloni bakteri pada permukaan agar pada cawan petriMetode Sebar (Spread Plate Method)1) Siapkan medium agar pada cawan2) Celupkan sprider/batang L pada alkohol 70% dan panaskan3) Bukalah cawan petri tadi, sebarlah sprider/batang L pada permukaan agar pada cawan petri hingga merata4) Inkubasi pada suhu kamar selama 24 jam 5) Amati pertumbuhan koloni bakteri padapermukaan agar (bentuk koloni, permukaan koloni, tepi koloni, warna koloni, kepekatan koloni)Metode Tuang (Pour Plate Method)1) Panaskan 15 ml medium agar yang sudah disteril agar mencair sampai suhunya 400 500 C2) Encerkan inokulum suspensi bakteri dengan cara melarutkan hingga beberapa kali lipat menggunakan pipet/sample yang telah dicairkan3) Tuangkan 1-2 tetes inokulum suspensi bakteri/sampel yang telah diencerkan ke dalam cawan petri steril4) Tuangkan agar nutrisi yang telah dicairkan kedalam cawan petri tersebut, putar petri perlahan agar medium tercampur rata dengan suspensi bakteri5) Inkubasi pada suhu ruang selama 48 jam (amati pertumbuhan koloninya)Metoda Tusuk1) Ambilkan kultur murni bakteri/sampel menggunakan jarum inokulasi secara steril2) Tusukkan jarum inokulasi tegak lurus ke dalam agar diri nutrisi3) Inkubasi pada suhu ruang selama 48 jam4) Amati pola pertumbuhan bakteri yang terjadi

Metoda Tanam1) Siapkan kultur murni jamur tiram pada cawan petri2) Sterilkan ujung spatula dengan mencelupkan ke dalam alkohol 95% dan membakarnya sebentar3) Congkel sedikit medium, dengan miselium jamur yang tumbuh pada permukaannya, menggunakan spatula steril secara aseptis4) Tempelkan medium yang ditumbuhi miselium itu ke permukaan agar kentang miring pada tabung reaksi5) Inkubasi pada suhu ruang selama 48 jam lalu amati

Sampel Udara Bebas

1) Buatlah beberapa buah plate agar (NA)

2) Bukalah tutup cawan petri dan tempatkan media agar pada beberapa tempat (WC, ruangan terbuka, ruangan tertutup) untuk mendapatkan bakteri pada udara3) Catatlah hasilnya

Tugas:1) Jelaskan pengertian dari kultivasi mikroba!2) Mengapa pada kultivasi mikroba banyak digunakan beberapa metode?3) Jelaskan fungsi dari beberapa metode tersebut!4) Jelaskan pengertian dari inkubasi mikroba!

POKOK BAHASAN PEMBUATAN APUSAN MIKROBA

Tujuan: Mahasiswa dapat membuat preparat mikroba atau apusan mikroba Mahasiswa dapat mendeskripsikan struktur morfologi dari mikroba yang tergolong prokariota

Kajian Teoritik:Mikroba yang hidup di alam memiliki berbagai macam bentuk sesuai dengan genetik yang diturunkan oleh induknya. Bakteri memiliki berbagai macam bentuk seperti bentuk bulat (coccus), batang (basil, spiral (spirilum), koma (vibrio) selanjutnya untuk bulat (coccus) masih dapat dibedakan lagi penataannya: diplococcus, streptococcus, tertracoccus, stafilococcus, sarcina. Sedangkan untuk bentuk batang terdapat penataan morfologi: diplobasilus, streptobasillus.Sementara bentuk dari spesies jamurpun beragam tergantung dari penggolongannya. Jamur yang bersel satu adalah spesies jenis Saccharomyces cerevisiae (ragi tape). Sedangkan jenis yang multiselluler umumnya dibangun dari kumpulan benang-benang halus (hifa) yang disebut misellium. Hifa yang membentuk tubuh jamur dapat termodifikasi menjadi hifa reproduksi yang menghasilkan spora, dan hifa untuk melekat pasa sustrat (hifa vegetatif).Protozoa merpakan hewan bersel satu yang ciri khasnya memiliki alat gerak berupa pseudopodia (kaki semu), flagel, silia dan ada yang tidak memiliki alat gerak.Alat dan Bahan: Mikroskop cahaya Kaca objek dan penutup Pipet dan botol semprot Jarum inokulasi/ose Cawan petri Alkohol dan kertas tissue Biakan bakteri, rendaman jerami, ragi pasar, jamur tempe, tongkol jagung Lactofenol cotton blue Alkohol Air sulingCara Kerja:Pengamatan Preparat Segar Jamur1) Bersihkan kaca objek dengan alkohol dan kertas tissue2) Teteskan 1-2 tetes air destilasi ke atas kaca objek, secara aseptik ambil sebagian misellium dari sample. Lakukan masing-masing pada kaca objek yang berbeda3) Cerai-beraikan misellium yang terambil dengan jarum inokulasi4) Teteskan dengan 1-2 lactophenol cotton blue5) Tutup dengan kaca penutup6) Lakukan pengamatan di bawah mikroskop mulai pembesaran kecil sampai ke pembesaran besar7) Catat dan gambarkan hasil pengamatan

Pengamatan Preparat Segar Ragi1) Bersihkan kaca objek dengan alkohol dan kertas tissue2) Teteskan 1-2 tetes air destilasi ke atas kaca objek3) Secara aseptik ambil sedikit ragi yang sudah dihaluskan (cerai beraikan)4) Tutup apusan tersebut dengan kaca penutup5) Amati di bawah mikroskop6) Catat dan gambarkan hasil pengamatan (bandingkan dengan yang diberi warna)Jawablah pertanyaan ini:1) Jelaskan fungsi alkohol sebelum kaca objek digunakan untuk pembuatan preparat2) Apakah diperbolehkan cover glass tidak digunakan saat pengamatan dengan mikroskop3) Jelaskan fungsi fiksasi pada pembuatan preparat

POKOK BAHASAN PEWARNAAN BAKTERI

Tujuan:Mahasiswa terampil dalam melakukan pewarnaan sederhana untuk membandingkan bentuk dan pengelompokkan bakteri selanjutnya dapat ditelusuri kekerabatannya.

9.1 Pewarnaan SederhanaKajian TeoritikPewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang menggunakan satu jenis zat pewarna. Pewarnaan sederhana dapat dibagi 2 jenis. Jenis pertama adalah pewarnaan langsung atau positif, dimana zat pewarna mengandung kromogen bermuatan +. Karena dinding sel bakteri bermuatan negative, sehingga menarik zat warna tersebut menyebabkan sel terwarnai sedangkan latar belakang apusan bakteri menjadi gelap. Jenis yang kedua adalah pewarnaan tidak langsung atau negatif. Dimana pewarnaan negatif membutuhkan pewarnaan asam seperti eosin atau negrosin. Pewarnaan asam memiliki kromogen bermuatan negatif, sehingga tidak akan masuk ke dalam sel, karena permukaan sel bakteri yang umumnya bermuatan negatif. Akibatnya sel bakteri terlihat terang sedangkan latar belakang sel bakteri pada apusan yang terlihat berwarna.

9.2 Pewarnaan PositifAlat dan Bahan Bunsen, ose, mikroskop, kertas lensa, bak pewarna, objek glass Reagen metilen biru, safranin, kristal ungu dan karbofuchin, biarkan bakteri umur 24 jamCara Kerja:1) Siapkan beberapa olesan tipis mikroba menggunakan jarum inokulasi pada objek glass bersih dan difiksasi2) Letakkan sediaan di atas bak pewarnaan, genangilah dengan satu cat pewarna dengan selang waktu yang berbeda pada masing-masing objek glass yang berbeda Metilen biru 1-2 menit Safranin 15-30 detik Karbofuchin 3-10 detik Kristal ungu 2-60 detik3) Cucilah kelebihan cat pewarna secara hati-hati4) Keringkanlah objek glass dengan kertas hisap/tissue dengan cara menempelkan kertas tissue jangan menggesek permukaan apusan mikroba5) Lihatlah dibawah mikroskop dimulai dengan pembesaran terkecil hingga pembesaran terbesar. Saat pembesaran terbesar gunakan minyak emersi.6) Gambar hasil pengamatan9.3 Pewarnaan NegativeAlat dan Bahan Bunsen, jarum inokulasi, mikroskop, kertas lensa, bak pewarna, objek glass Biarkan bakteri 1 x 24 jam, Reagent tinta cina/nigrosin

Cara Kerja:1) Teteskan tinta cina/nigrosin pada objek glass2) Tambahkan sejumlah inokulan dan aduklah dengan rata3) Ambillah satu objek glass bersih, lalu letakkan ujungnya dengan kedudukan miring dipinggir tetesan zat pewarna yang telah diinokulasikan bakteri4) Doronglah objek glass yang bersih tadi di atas permukaan objek glass yang berisi inokulan hingga tersebar merata membentuk apusan tipis5) Lalu biarkan kering di udara6) Lihatkah di mikroskop mulai dari pembesaran kecil hingga pembesaran besar. Saat pembesaran terbesar gunakan minyak emersi7) Gambar hasil pengamatan

9.4 Pewarnaan DiferensialTujuan:Mahasiswa mampu membandingkan bakteri berdasarkan kemampuan sel untuk bereaksi terhadap zat warna.

Kajian Teori:Pewarnaan sel bakteri tidak dapat dilakukan begitu saja, tetapi harus melalui cara yang sudah ditentukan. Berbeda halnya dengan pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial adalah pewarnaan yang menggunakan lebih dari satu zat pewarna. Berdasarkan tujuan dari pewarnaan diferensial, maka dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu:1) Pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam bertujuan untuk melihat pengelompokkan bakteri2) Pewarnaan flagel, kapsula, spora, dan nukleus, bertujuan untuk melihat penampakan struktur dari sel bakteri

9.5 Pewarnaan GramKajian Teoritik:Pewarnaan gram adalah pewarnaan yang umum dalam bakteriologi, dengan pewarnaan ini dibedakan dua kelompok bakteri yaitu gram positif dan gram negatif. Banyak modifikasi dari pewarnaan ini, tetapi semuanya berdasarkan prinsip yang sama yaitu:1) Mewarnai organisme dengan pewarna dasar yaitu kristal violet/gentian biolet2) Fiksasi warna yaitu untuk menguatkan melekatnya warna dasar, misalnya dengan garam iodine modifikasi larutan lugol3) Pencucian/penghapusan warna dasar alkohol, aseton, atau campuran alkohol aseton4) Pewarnaan kembali dengan pewarnaan pembanding/kontras yang berbeda dengan pewarna dasar yaitu mewarnai sel-sel yang telah hilang warnanya oleh penghapus warna. Misalnya dipakai larutan safranin atau karbol fuksin

Cara Kerja:1) Buatlah apusan bakteri, kemudian genangilah apusan tersebut dengan larutan kristal violet selama 1 menit, buanglah kelebihan warna tersebut dengan memiringkannya kaca objek. Kemudian bilas dengan air dan keringkan dengan kertas penghisap. Periksa warnanya dibawah mikroskop dan catat hasilnya.2) Dengan pipet yang bersih teteskan apusan tadi dengan KJ biarkan selama 1 menit. Buanglah kelebihan zat, bilaslah dengan air dan keringkan. Periksa warna dibawah mikroskop3) Ambillah pipet lain yang bersih, teteslah dengan alkohol (95%) selama 30 detik. Kemudian bilas dengan air dan keringkan dengan kertas penghisap. Lihat dibawah mikroskop warnanya dan catat hasilnya.4) Dengan pipet lain tetesilah apusan tersebut dengan safranin biarkanlah selama 10-30 detik. Buanglah kelebihan zat warna tersebut, bilaslah dengan air dan keringkan dengan kertas hisap.

9.6 Pewarnaan Tahan AsamTujuan:Mahasiswa mampu terampil melakukan pewarnaan tahan asam

Kajian Teoritik:Pewarnaan tahan asam ini diperuntukkan untuk mewarnai sel-sel bakteri yang tidak mampu diwarnai oleh pewarnaan diferensial, dikarenakan dinding selnya memiliki suatu lapisan lilin (lipodial) yang tebal. Golongan bakteri Mycobakterium umumnya memiliki jenis dinding sel ini.Penamaan bakteri yang termasuk tahan asam adalah ditunjukkan untuk golongan bakteri yang tetap memberikan warna cat yang diberikan pertama kali walaupun telah dicuci dengan alkohol asam.Metode pewarnaan tahan asam ini menggunakan dua cat pewarna dan satu zat pencuci. Karbol fuchin digunakan sebagai pewarna dasar, karena zat ini merupakan pewarna fenol yang larut dalam lilin lipodial sehingga mampu masuk ke dalam lapisan lilin yang tebal. Sedangkan zat pencuci digunakan alkohol asam (95% etanol + 3% HCl). Untuk membantu pengikatan warna yang mampu menurunkan tegangan permukaan dinding sel bakteri.

Alat dan Bahan Zat pewarna (karbol fuchin dan metilen biru) Alkohol asam (95% etanol + 3% HCl) Objek dan cover glass Pipet Mikroskop Biakan murni bakteri (Staphylococcus aureus)Cara Kerja1) Buat apusan bakteri2) Teteskan apusan dengan karbol funchin sambil dipanaskan selama 5 menit. Jaga apusan jangan sampai kering dengan memberikan zat pewarna lagi3) Dinginkan dan cucilah kelebihan zat warna tersebut dengan air mengalir secara hati-hati 4) Teteskan alkohol asam hingga zat warna karbol funchin habis tercuci5) Teteskan kembali apusan dengan warna perbandingan metilen biru, biarkan 1-2 menit6) Cuci kelebihan zat warna dengan air mengalir secara hati-hati7) Keringkan preparat apusan bakteri tadi dengan kertas hisap (jangan digosok atau ditekan-tekan kuat)8) Amati apusan dengan mikroskop

9.7 Pewarnaan SporaKajian TeoritikBeberapa anggota bakteri anaerob dari genus Closteridium dan Desulfomaculatum serta jenis yang aerob dari genus Bacillus adalah contoh dari bakteri-bakteri yang mampu membentuk endospora dari sel vegetatifnya (memiliki kemampuan sporogenesis). Sel bakteri dalam bentuk spora adalah sel dorman yang tidak melakukan aktivitas hidup, melainkan berada dalam keadaan istirahat tetapi tidak mati karena kondisi lingkungan tidak menguntungkan atau ekstrim. Jika kondisi lingkungan berubah menuju ke lingkungan yang memungkinkan untuk hidup, spora tersebut akan berkecambah kembali menjadi sel vegetatif yang aktif.Sebagai pewarna dasar digunakan zat pewarna malakit hijau. Zat ini mampu mewarnai sel maupun spora bakteri. Pemanasan dibutuhkan untuk proses pengikatan zat warna, selain itu juga dapat menyebabkan sel mengalami sporogenesis. Sebagai pencuci warnadasar cukup digunakan air kran yang mengalir. Pewarna dasar yang ada di dinding sel akan hilang sementara yang telah terperangkap dalam spora akan bertahan. Sel vegetatif bakteri menjadi tak berwarna sementara spora tetap terwarna hijau. Kemudian sel vegetatif tersebut diwarnai dengan warna pembanding safranin.Alat dan Bahan Biarkan murni bakteri (Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Pseudomonas fluerescens) Zat pewarna (malaikat hijau dan safranin) Objek dan cover glass Pipet MikroskopCara Kerja1) Buat apusan dari sample bakteri yang tersedia2) Tutup apusan dengan kertas saring dan tetesi dengan malakit hijau diatas penangas air selama 5 menit. Jaga agar apusan tidak kering dengan menetesi dengan malakit hijau3) Cuci kelebihan zat pewarna dengan air mengalir4) Tetesi apusan dengan safranin selama 30 detik5) Cuci kelebihan warna dengan air mengalir6) Keringkan apusan dengan kertas hisap secara hati-hati7) Amati apusan di bawah mikroskop, gambar dan beri keterangan (warna prora, serta letak spora)Tugas1) Apa yang dimaksud dengan pewarnaan pada mikroba dan fungsinya?2) Jelaskan perbedaan antara pewarnaan sederhana dan pewarnaan diferensial!3) Jelaskan cara kerja pewarnaan sederhana pada objek yang saudara buat!4) Jelaskan salah satu contoh pewarnaan diferensial yang saudara ketahui!5) Jelaskan beberapa faktor yang harus diperhatikan agar pewarnaan pada mikroba dapat berhasil dengan baik!6) Jelaskan fungsi zat warna yang dapat mempengaruhi terbentuknya warna pada mikroba!9.8 Pewarnaan KapsulaKajian TeoritikKapsula adalah salah satu struktur tambahan dari golongan bakteri tertentu yang dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi bakteri. Kapsul merupakan lapisan yang mengandung polisakarisa atau polipeptida yang mengelilingi dinding sel bakteri. Kapsul ini berbentuk apabila bakteri ditumbuhkan pada media yang mengandung sukrosa. Umumnya fungsi dari kapsul adalah: melindungi bakteri dari predator sekelilingnya atau digunakan sebagai tempat untuk melekat padaobjek. Contoh bakteri yang menghasilkan kapsul Streptococcus pneumoniae (penyebab penyakit pneumonia). Contoh lain adalah bakteri Azotobacier dan Leuconoctoc, adalah bakteri yang menghasilkan kapsul, tetapi tidak berbahaya.Alat/Bahan Biakan bakteri Alcaligenes viscous atau Aerobacter aerogenes pada susu atau agar Asam asetat glacial Carbol fuchin CuSO4 20% Larutan kristal ciolet 1% Larutan garam fisiologis Objek glass dan penutupnya

Cara Kerja Metode Welch1) Letakkan 5-6 loop dari biakan dalam susu pada kaca objek dan biarkan kering2) Tutup dengan asam asetat glacial, biarkan tidak lebih dari 10 detik3) Cuci dengan menggunakan Carbol fuchin, dan biarkan pewarna mengalir4) Cuci carbol fuchin dengan larutan garam fisiologis dengan menggunakan air5) Tutup dengan kaca penutup. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000 x yang lebih dahulu objek diberi minyak emersi. Sel akan berwarna merah tua, sedangkan kapsul berwarna merah muda Metoda Anthony1) Buat apusan sebagai berikut: kalau menggunakan kultur susu, sebarkan loop pada kaca objek dan biarkan kering, kalau menggunakan kultur agar, letakkan setetes serum pada kaca objek, suspensikan kultur ke dalamnya, sebarkan sehingga membentuk lapisan tipis dan biarkan kering di udara2) Warnai dengan kristal violet 1% selama 2 menit jangan dipanaskan3) Cuci dengan larutan CuSO4 20%4) Keringkan dan amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000 x menggunakan emersi.

10. POKOK BAHASAN PERHITUNGAN JUMLAH MIKROORGANISME

Tujuan Menghitung jumlah mikroba secara langsung dengan menggunakan Haemocytometer Menghitung jumlah mikroba secara tidak langsung dengan menggunakan cawan Menghitung jumlah mikroba secara tidak langsung menggunakan spektofotometer

Kajian TeoritikPenghitungan jumlah sel secara langsung dapat digunakan dengan menggunakan alat haemocytometer. Dimana sampel diletakkan pada objek gelas khusus yang telah diketahui ukurannya. Kelemahan dari metode ini adalah sel-sel yang hidup dan yang mati berhitung. Kelemahan ini dapat diatasi dengan memberikan warna metylen biru pada sample, dimana sel yang hidup dapat mereduksi warna. Kelemahan lain adalah sulitnya menghitung jumlah sel yang sangat kecil karena ketebalan objek gelas pada alat ini tidak diperuntukan pada pembesaran 1000 x. Kelemahan lainnya dari metode ini adalah adanya beberapa sifat bakteri yang bergerombol sehingga sulit untuk dihitung. Kendala ini dapat diatasi dengan menambahkan zat anti gumpal seperti Tween 80 0,1% dan Dinatrium etilen diamin tetra asetat.Penghitungan jumlah sel secara langsung dapat juga menggunakan cawan/petridish yang telah berisi NA (10-15 ml). Metode ini diawali dengan pembuatan pengenceran pada kultur yang dianggap berasal dari satu sel bakteri yang telah melakukan pembelahan sehingga dapat dilihat secara langsung. Penghitungan bakteri ditentukan dengan menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada cawan dikalikan faktor pengencerannya. Jumlah bakteri yang representative adalah antara 30-300 koloni dalam setiap cawan.Penghitungan jumlah mikroorganisme dapat juga menggunakan alat Spektofotometer. Kelemahan metode ini adalah sel yang mati turut terhitung. Dasar dari penggunaan alat ini adalah mengukuran banyaknya cahaya yang dipacarkan (T) dan yang diserap (A). Kekeruhan dari suspensi bakteri diekspresikan sebagai absorban atau optical pengenceran dengan nilai OD sehingga dibentuk kurva standar.Alat dan Bahan Suspensi khamir (ragi) yang telah diencerkan pada tingkat pengenceran tertentu (sampai terlihat sedikit keruh) Haemoeytometer Tabung rekasi, pipet dan mikroskop

Cara Kerja:1) Bersihkan permukaan Haermocytometer dengan secarik kertas lensa yang telah dibasahi dengan setetes air suling, begitu juga dengan gelas penutupnya sampai tidak lagi tertinggal sisa-sisa minyak atau lemak pada permukaannya.2) Letakkan kaca/gelas penutup Haemocytometer di atas permukaan ruang hirung Haemocytometer3) Kocok suspensi khamir sampai homogen dengan menggunakan pipet kecil (sebaiknya yang mempunyai ukuran) ambil 0.1-0.5 ml4) Dengan cepat letakkan ujung pipet pada lekukan berbentuk V pada tepi gelas penutup Haemocytometer dan biarkan ruang Haemocytometer terpenuhi secara kapiler. Gunakan telunjuk mengatur aliran suspensi untuk mencegah terbanjirinya bagian bawah gelas penutup oleh suspensi berlebih5) Letakkan Haeomocytometer di atas meja benda pada mikroskop dengan hati-hati. Amatilah dengan objektif berkekuatan rendah dan hitunglah jumlah sel yang terdapat pada 80 buah kotak kecil yang terletak di dalam kotak bagian tengah yang berukuran 1 mm6) Cara menghitung pembagian Haemocytometer, dibagi dalam 9 area yang masing-masing berukuran 1 mm. Kotak yang ditengah (semunya dibatasi dengan garis ganda) juga berukuran 1 mm dan dibagi menjadi 25 kotak. Setiap kotak besar ini dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil sehingga di dalam kotak tengah tersebut seluruhnyaterdapat 400 kotak kecil (25 x 16)Contoh PerhitunganAndaikan dalam pengamatan terdapat 500 sel ragi didalam 80 kotak kecil, maka jumlah sel ragi yang terdapat didalam setiap ml suspensi asal dapat dihitung dengan cara berikut: 80 kotak kecil mempunyai 0.2 mm, jadi didalam setiap mm terdapat 500 x 5 atau 2.500 sel.

Alat dan Bahan Biakan bakteri dalam bentuk suspensi (cair) 4 buah botol untuk mengencerkan 9 ml Pipet steril berukuran 1 ml 4 buah cawan petri yang steril 4 buah test tube yang berisi media agar colony counter (penghitung koloni quebbe) 1 batang kaca pengaduk dan alkohol 90%Cara Kerja:1) Siapkan botol-botol kecil yang telah berisi 9 ml aquadest steril (4 buah) disusun berderetan pada rak test tube berilah label sesuai dengan urutan botol tersebut yaitu: 1:10, 1:100, :1000, 1:10000. Perhatikan botol yang dipakai adalah yang bersumbat/bertutup yang steril dan rapat2) Kocok suspensi bakteri baik-baik sampai kekeruhannya rata, lalu secara aseptik, pipetlah 1 ml sampel dan masukkan ke dalam botol yang berlabel 1:10, kemudian kocoklah botol tersebut dengan cara meletakkan siku tangan di atas meja dengan jumlah pengocokkan + 25 kali, sehingga koloni tersebar merata. Kemudian densinfektankan pipet tersebut padalarutan alkohol 90% beberapa kali untuk dipakai kembali3) Secara aseptik pipetlah 1 ml suspensi bakteri poin (2) dan masukkan ke botol yang berlabel 1:100, lalu lanjutkan kegiatan tersebut pada poin (2) tersebut4) Secara aseptik pipetlah 1 ml suspensi bakteri pada poin (3) dan masukkan pada botol yang berlabel 1:1000 lalu dilanjutkan pengocokkan seperti pada poin (2)5) Secara aseptic pipetlah 1 ml suspensi bakteri pada poin (4) dan masukkan pada botol yang berlabel 1: 10000 lalu lanjutkan pengocokan seperti pada poin (2)6) Siapkan plat agar yang sudah diberi label sesuai pengencerannya7) Teteskan 0,1 ml suspensi bakteri pada setiap plat agar yang sesuai pengencerannya (pipet tetes sebaiknya berbeda). Pada saat ini bias dilakukan dengan cara metoda sebar dan metoda tuang8) Bungkuslah cawan-cawan tersebut dengan posisi penutup cawan berada di bawah dan media berada diatas dan inkubasikan selama 24 jam.

Pengamatan: Letakkan cawan-cawan petri berderet di atas meja menurut urutan pengencerannya, pilih yang jumlah koloninya antara 30-300 Letakkan cawan petri yang terpilih pada alat penghitung koloni quebee, buka tutupnya. Manfaatkan garis-garis tebal pada dasar berpola kotak-kotak sebagai jumlah koloni pada baris teratas, lalu dari kiri ke kanan pada garis dibawahnya. Hindari penghitungan koloni yang sama dua kali Kalkulasikanlah jumlah mikroorganisma per ml biakan dengan cara mengalikan jumlah koloni yang terhitung dengan faktor pengencerannya, misal yang diperoleh adalah 120 dan pengencerannya 0,1 x sample pada pengenceran 1: 100. Jadi jumlah koloni adalah 120 x 1000 = 120.000 bakteri ml biakan.

POKOK BAHASAN PEMERIKSAAN BAHAN MAKANAN

Tujuan Mahasiswa dapat menentukan jumlah total mikroba yang terdapat dalam produk makanan Mahasiswa dapat menentukan kehadiran bakteri coliform pada produk makanan

Kajian TeoritikKehadiran mikroba di dalam makanan dapat bersifat menguntungkan ataupun merugikan. Mikroba tertentu diperlukan untuk pembuatan makanan seperti keju, asinan, yagurt, tempe dll. Sedangkan beberapa mikroba dapat menyebabkan keracunan makanan dan berbahaya bagi kesehatan. Hadirnya bakteri colon coliform dan mikroba enterik lainnya pada makanan mengindikasikan adanya kontaminasi fecal dan kemungkinan adanya mikroba pathogen.

Alat dan Bahan Beberapa contoh makanan NA tegak EMB agar tegak Cawan Petri Steril Air steril 99 ml Larutan peptone 0,1% untuk menghaluskan (blender) makanan Pemanas bunsen Blander steril Pipet 1 ml steril Jarum inokulasi

Cara Kerja:1) Beri tanda tiga set cawan petri untuk contoh makanan dengan jenis makanan, pengencerannya (102, 103, 104 dan identitas penguji). Beri tanda pula cawan petri EMB dengan jenis makanan dan identitas penguji2) Cairkan NA tegak dan EMB agar tegak dalam wather buth, dinginkan sampai suhunya 45 0C dan tuangkan pada cawan petri yang sesuai dengan biarkan sampai membeku3) Timbang 10 g contoh makanan yang akan diperiksa dan tambahkan 90 ml larutan peptone. Hancurkan dengan menggunakan blender yang steril sehingga diperoleh contoh makanan dengan pengenceran 1:10 (101)4) Pindahkan dengan pipet steril:a. 1 ml larutan makanan 101 ke dalam air steril 99 ml sehingga diperoleh pengenceran 103b. 1 ml larutan makanan 102 ke dalam cawan petri bertanda 102 yang sesuai kemudian diratakan dengan metoda spread plate menggunakan batang bengkok5) Kocok larutan dengan pengenceran 103, dan dengan menggunakan pipet steril yang berbeda pindahkana. 1 ml larutan 103 pada cawan petri bertanda 103 dan ratakanb. 1 ml larutan 103 pada cawan petri bertanda 104 dan rakatan6) Ulangi langkah 3-5 untuk contoh makanan lainnya7) Secara aseptik, gesekkan masing-masing contoh makanan dengan pengenceran 101 pada cawan petri yang berisi EMB dengan menggunakan jarum inokulasi.8) Inkubasi semua cawan petri dengan posisi terbalik selama 24-48 jam pada suhu 310C9) Pengamatana. Hitung jumlah koloni pada setiap cawan (30-300 koloni) selanjutnya tentukan jumlah mikroba per mililiter contoh makanan dengan mengalikannya dengan faktor pengencerannyab. Amati warna medium, jika terdapat warna hijau metalik, menandakan hadirnya bakteri coliformJawablah pertanyaan ini:1) Jelaskan dengan contoh beberapa mikroba yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah produk makanan dan yang dapat merugikan padaproduk makanan2) Apa yang dimaksud dengan pengenceran 1033) Jelaskan cara lain untuk menghitung jumlah mikroba4) Termasuk jenis medium apakah EMB5) Jelaskan fungsi pembalikan cawan petri saat inkubasi dilakukan

POKOK BAHASAN PENGARUH AGEN KEMOTERAPETIK TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA

TujuanMahasiswa dapat mempelajari pengaruh senyawa-senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikrobaKajian TeoriAgen kemoterapetik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk merawat dan menyembuhkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi. Agen ini terdiri dari antibiotik dan obat-obatan sintetik. Antibiotika disentesa dan dikeluarkan oleh berbagai bakteri, aktinomiset, dan jamur yang mampu menghambat pertumbuhan bahkan membunuh sel mikroba. Sedangkan obat-obatan sintetik di Laboratorium, contoh: Sulfadazine (silfonamide) dan p-aminobencoat. Pemilihan obat-obatan untuk merawat penyakit tytergantung pada mekanisme kerja dari senyawa kimia obat/antibiotika, efek samping dan kisaran aktivitas antimikrobanya.

Alat dan BahanAlat Kertas cakram yang telah direndam: Penisilia G 10 ug, steptomisin 10 Ug, tetrasiklin 30 ug. Lampu spirus, swab kertas steril, spidol penggarisBahan Suspensi mikroba dengan kekeruhan 0,1 pad apanjang gelombang 600 mm

Cara Kerja1) Inokulasi 1 ml bakteri uji ke dalam cawan petri secara aseptik2) Tuangkan agar yang telah cair (suhu 400C) ke dalam cawan petri, putar cawan petri di atas meja searah jarum jam dan sebaliknya sehingga bakteri uji tercampur merata dan biarkan membeku3) Tanamkan kertas cakram yang telah direndam dengan zat antimikroba (30 menit) pada permukaan agar nutrisi yang telah membeku4) Inkubasi seluruh cawan petri pada suhu 370 C selama 24-48 jam5) Ukurlah zona bening yang terbentuk pada sekeliling cakram yang telah dicelupkan pada zat antimikroba

Jawablah pertanyaan ini1) Jelaskan beberapa agen kimia yang bersifat membunuh mikroba dan menghambat mikroba2) Apa yang dimaksud dengan inkubasi pada suhu kamar3) Jelaskan proses terbentuknya daerah hallow / hambat pada media padat

POKOK BAHASAN PEMBUATAN TAPE

TujuanMemberikan keterampilan pada mahasiswa dalam pembuatan salah satu makanan fermentasi

Kajian TeoritikFermentasi merupakan pemecahan karbohidrat dan asam amino yang terjadi secara anaerobik. Banyak bakteri yang dapat melakukan proses tersebut, diantaranya Saccharomyces cereviceae. Bakteri ini dapat memfermentasikan glukosa menjadi etanol dan karbo dioksida. Pada bakteri paling sedikit terhadap tujuh proses fermentasi yang berbeda, tergantung dari jenis bakterinya.Fermentasi glukosa pada prinsipnya terdiri dari dua tahap, tahap pertama, terjadi pemecahan rantai karbon dari glukosa dan pelepasan paling sedikit dua pasang atom hydrogen, menghasilkan senyawa karbon lainnya yang lebih teroksidasi daripada glukosa, selanjutnya senyawa yang teroksidasi tersebut direduksi kembali oleh atom hydrogen yang dilepaskan dalam tahap pertama, membentuk senyawa-senyawa lain sebagai hasil fermentasi. Oleh karena itu, jumlah atom hydrogen yang dilepaskan tahap pertama fermentasi selalu seimbang dengan jumlah yang digunakan pada tahap kedua.Alat dan Bahan Singkong (ketela pohon), ragi, equades, daun pisang, daun keladi, daun jati, plastic Periuk (wadah), kompor, pisau, ayakan, sendok, kain penutupCara Kerja1) Kupas singkong dan bersihkan dari kotoran yang melekat 2) Potonglah singkong sebesar 5 cm, didihkan air dan masukkan singkong (catat lama waktu yang digunakan sampai singkong matang)3) Hancurkan ragi, timbang sesuai petunjuk asisten4) Siapkan wadah yang telah dialasi dengan (daun pisang/daun jati/daun keladi/plastik)5) Masukkan singkong yang telah dingin kedalam wadah tersebut dan taburi dengan ragi secara merata dengan menggunakan ayakan (balik-baliklah singkong agar ragi tersebar rata)6) Tutup dengan rapat singkong tersebut dengan sisa alas yang dipergunakan7) Inkubasikan selama 2-3 hari8) Catat hasil pengamatan dengan data kelas

Jawablah pertanyaan ini1) Jelaskan beberapa bakteri yang dapat melakukan fermentasi makanan2) Jelaskan apakah lama waktu fermentasi dapat mempengaruhi hasil fermentasi3) Jelaskan apakah alas/penutup yang digunakan dapat mempengaruhi hasil fermentasi tape4) Jelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan fermentasi tape 5) Tuliskan reaksi yang terjadi padafermentasi tape

Pedoman Penilaian Praktikum Mikrobiologi (2-1 SKS)Komponen NAP (Nilai Akhir Praktikum)1) Tes kecil pada beberapa pokok bahasan (a)2) Ketrampilan kelompok (persiapan, pelaksanaan dan akhir praktikum) (b)3) Laporan individu hasil pengamatan (c)4) Ujian akhir praktikum (d)

NAP = (a) + (b) + (c) + 2 (d) : 5Nilai akhir Mikrobiologi: 2 NAF + INAP : 3

40Penuntun Praktikum MikrobiologiProgram Studi Pendidikan Biologi UNJA| 2013


Top Related