Download - PENJAJAHAN JEPANG

Transcript
Page 1: PENJAJAHAN JEPANG

Tokoh Pahlawan Pergerakan Nasional

Kiai Haji Samanhudi

Kiai Haji Samanhudi nama kecilnya ialah Sudarno Nadi.(Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, 1868 – Klaten, Jawa Tengah 28 Desember 1956) adalah pendiri Sarekat Dagang Islamiyah, sebuah organisasi massa di Indonesia yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha batik di Surakarta.

Dalam dunia perdagangan, Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh penguasa penjajahan Belanda antara pedagang pribumi yang mayoritas beragama Islam dengan pedagang Cina pada tahun 1911. Oleh sebab itu Samanhudi merasa pedagang pribumi harus mempunyai organisasi sendiri untuk membela kepentingan mereka. Pada tahun 1911, ia mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk mewujudkan cita-citanya.

Ia dimakamkan di Banaran, Grogol, Sukoharjo. Sesudah itu, Serikat Islam dipimpin oleh Haji Oemar Said Cokroaminito.

HOS Tjokroaminoto

Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 6 Agustus 1882 – meninggal

Page 2: PENJAJAHAN JEPANG

di Yogyakarta, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun) adalah seorang pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI) di Indonesia.

Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai bupati Ponorogo.

Sebagai salah satu pelopor pergerakan nasional, ia mempunyai tiga murid yang yang selanjutnya memberikan warna bagi sejarah pergerakan Indonesia, yaitu Semaun yang sosialis/komunis, Soekarno yang nasionalis, dan Kartosuwiryo yang agamis.

Pada bulan Mei 1912, Tjokroaminoto bergabung dengan organisasi Sarekat Islam. Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta, setelah jatuh sakit setelah Kongres SI di Banjarmasin.

Salah satu kata mutiara darinya yang masyhur adalah Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Ini menggambarkan suasana perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada seorang pejuang kemerdekaan.

Haji Agus Salim

Haji Agus Salim lahir dengan nama Mashudul Haq (yang bermakna "pembela kebenaran" tahun 1884 adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Agus Salim lahir dari pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Ayahnya adalah seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau.

Page 3: PENJAJAHAN JEPANG

Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI) dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain:

. anggota Volksraad (1921-1924)

. anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945

. Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947

. pembukaan hubungan diplomatik Indonesia - Arab - Mesir tahun 1947

. Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947

. Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949

Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (The Grand Old Man). Ia pun pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan di tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.

Pada tahun 1952, ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim masih mengenal batas-batas dan menjunjung tinggiKode Etik Jurnalistik. Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Page 4: PENJAJAHAN JEPANG

Cipto Mangunkusumo

Cipto Mangunkusumo adalah seorang Dokter Pendiri Indische Partij. Cipto Mangunkusumo adalah seorang dokter profesional yang lebih dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan nasional. Dia merupakan salah seorang pendiri Indische Partij, organisasi partai partai pertama yang berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka dan turut aktif di Komite Bumiputera.

Awal perjuangan Cipto Mangunkusumo, pria kelahiran Pecangakan, Ambarawa tahun 1886, ini dimulai sejak dia kerap menulis karangan-karangan yang menceritakan tentang berbagai penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda. Karangan-karangan yang dimuat harian De Express itu oleh pemerintahan Belanda dianggap sebagai usaha untuk menanamkan rasa kebencian pembaca terhadap Belanda.

Tidak bekerja sebagai dokter pemerintah yang diupah oleh pemerintahan Belanda, membuat dr. Cipto semakin intens melakukan perjuangan. Pada tahun 1912, dia bersama Douwes Dekker dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) mendirikan Indische Partij, sebuah partai politik yang merupakan partai pertama yang berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka.

Di Banda Neira, dr. Cipto mendekam/terbuang sebagai tahanan selama tiga belas tahun. Dari Banda Naire dia dipindahkan ke Ujungpandang. Dan tidak lama kemudian dipindahkan lagi ke Sukabumi, Jawa Barat. Namun karena penyakit asmanya semakin parah, sementara udara Sukabumi tidak cocok untuk penderita penyakit tersebut, dia dipindahkan lagi ke Jakarta.

Page 5: PENJAJAHAN JEPANG

Jakarta merupakan kota terakhirnya hingga akhir hidupnya. dr. Cipto Mangunkusumo meninggal di Jakarta, 8 Maret 1943, dan dimakamkan di Watu Ceper, Ambarawa. Atas jasa dan pengorbanannya sebagai pejuang pembela bangsa, oleh negara namanya dinobatkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang disahkan dengan SK Presiden RI No.109 Tahun 1964, Tanggal 2 Mei 1964 dan namanya pun diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Pusat di Jakarta.

Pahlawan – pahlawan Pergerakan Nasional Indonesia

Posted on October 25, 2012 by Anak Aseli Indonesia

Abdul Muis

Lahir di Bukittinggi, 3 – 7 – 1883

Wafat di Bandung, 17 – 6 – 1959

Makam di TMP Cikutra, Bandung

KH. Abdul Wahid Hasyim

Lahir di Jombang, 1 – 6 – 1914

Page 6: PENJAJAHAN JEPANG

Wafat di Cimahi, 19 – 4 – 1953

Makam di Tebu Ireng, Jombang

Haji Agus Salim

Lahir di Kotagedang, 8 – 10 – 1884

Wafat di Jakarta, 4 – 11 – 1954

Makam di TMP Kalibata, Jakarta

KH Ahmad Dahlan

Lahir di Yogyakarta, 1 – 8 – 1868

Pendiri Muhammadiyah, 1912

Page 7: PENJAJAHAN JEPANG

Wafat di Yogyakarta, 23 – 2 – 1923

Makam di Karang Kuncen, Yogyakarta

Dr. Cipto Mangunkusumo

Lahir di Ambarawa, 1886

Tokoh Tiga Serangkai

Pendiri Indische Partij

Wafat di Jakarta, 8 – 3 – 1943

Makam di TMP Watuceper, Ambarawa

Dr. Danudirja Setiabudi

Page 8: PENJAJAHAN JEPANG

Lahir di Pasuruan, 28 – 10 – 1879

Wafat di Bandung, 28 – 8 – 1950

Makam di TMP Cikutra, Bandung

R. Dewi Sartika

Lahir di Bandung, 4 – 12 – 1884

Pengikut dan penerus cita – cita Kartini

Wafat di Bandung, 11 – 9 – 1947

Makam di Karanganyar, Bandung

Haji Fakhruddin

Page 9: PENJAJAHAN JEPANG

Lahir di Yogyakarta, 1890

Wafat di Yogyakarta, 28 – 2 – 1929

Makam di TMP Kuncen, Yogyakarta

KH. Hasyim Asy’ari

Lahir di Demak, 20 – 4 – 1875

Pendiri NU, 1926

Wafat di Tebu Ireng, 25 – 7 – 1947

Makam di Tebu Ireng, Jombang

Ir. H. Juanda Kartawijaya

Page 10: PENJAJAHAN JEPANG

Lahir di Tasikmalaya, 14 – 1 – 1911

Wafat di Jakarta, 7 – 11 – 1963

Makam di TMP Kalibata, Jakarta

Raden Ajeng Kartini

Lahir di Jepara, 21 – 4 – 1879

Pelopor kemajuan perempuan Indonesia

Bukunya “Habis Gelap Terbitlah Terang”

Wafat di Rembang, 17 – 9 – 1904

Makam di Rembang

Ki Hajar Dewantara

Lahir di Yogyakarta, 2 – 5 – 1899

Page 11: PENJAJAHAN JEPANG

Tokoh Pendidikan Nasional

Pendiri Taman Siswa di Yogyakarta, 1922

Wafat di Yogyakarta, 28 – 4 – 1959

Makam di Wijayabrata, Yogyakarta

Maria Walanda Maramis

Lahir di Kema, 1 – 12 – 1872

Wafat di Manado, Maret 1924

Makam di Maumbi, Manado

KH. Mas Mansur

Lahir di Surabaya, 25 – 6 – 1896

Wafat di Surabaya, 25 – 4 – 1946

Makam di Gipa

Page 12: PENJAJAHAN JEPANG

Muhammad Husni Thamrin

Lahir di Jakarta, 16 – 2 – 1894

Wafat di Jakarta, 11 – 1 – 1941

Makam di Karet Kubur, Jakarta

Prof. Muhammad Yamin, SH

Lahir di Sawahlunto, 28 – 3 – 1903

Wafat di Jakarta, 17 – 10 – 1962

Makam di Sawahlunto

Page 13: PENJAJAHAN JEPANG

Haji Oemar Said Cokroaminoto

Lahir di Madiun, 1883

Pendiri Sarekat Islam, 1912

Wafat di Surabaya, 17 – 12 – 1934

Makam di TMP Kuncen, Yogyakarta

Haji Samanhudi

Lahir di Srandakan, 1868

Pendiri dan penggerak Sarekat Dagang Islam, 1911

Wafat di Klaten, 28 – 12 – 1956

Makam di Srandakan, Solo

Page 14: PENJAJAHAN JEPANG

Sukarjo Wiryopranoto

Lahir di Cilacap, 5 – 6 – 1903

Wafat di New York, 23 – 10 – 1962

Makam di TMP Kalibata

Supeno

Lahir di Nganjuk, 24 – 2 – 1949

Wafat di Semaki, Yogyakarta

Page 15: PENJAJAHAN JEPANG

Suryopranoto

Lahir di Yogyakarta, 1871

Wafat di Cimahi, 15 – 10 – 1959

Makam di Kotagede, Yogyakarta

Dr. Sutomo

Lahir di Nganjuk, 30 – 7 – 1888

Pendiri Budi Utomo

Wafat di Surabaya, 30 – 5 – 1938

Makam di Surabaya

Page 16: PENJAJAHAN JEPANG

Sutan Syahrir

Lahir di Padangpanjang, 5 – 3 – 1909

Wafat di Zurich Swiss, 9 – 4 – 1966

Makam di TMP Kalibata, Jakarta

Wage Rudolf Supratman

Lahir di Jakarta, 9 – 3 – 1903

Pencipta lagu Indonesia Raya

Wafat di Surabaya, 17 – 8 – 1938

Makam di Surabaya

Page 17: PENJAJAHAN JEPANG

KH. Zaenal Mustofa

Lahir di Singaparna, 1899

Wafat di Jakarta, 28 – 3 – 1945

Makam di Ereveld Ancol, Jakarta

KH. Zaenul Arifin

Lahir di Barus, 1909

Wafat di Jakarta, 2 – 3 – 1963

Makam di TMP Kalibata, Jakarta

Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional

1. Dr. Sutomo

Page 18: PENJAJAHAN JEPANG

Pendiri Boedi Oetomo. Lahir di Nganjuk, 30 Juli 1888, dari keluarga Raden Suwaji, seorang priyayi pegawai pangrehpraja yang berkecukupan dan berpikiran modern. Sutomo masuk STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) pada 1903.Lalu, ia bersama beberapa mahasiswa mendirikan organisasi Budi Utomo, pada 1908, yang dianggap sebagai tonggak pergerakan bangsa. Tahun 1930, Sutomo mendirikan Partai Bangsa Indonesia, dan berlanjut pada 1935 mendirikan Parindra (Partai Indonesia Raya) yang menjadi wadah perjuangannya merintis kemerdekaan.

2. KH. SamanhudiSeorang Pedagang Sekaligus Pejuang. Lahir di Lawayen, Solo pada 1868, dari keluarga pedagang. Pada 1905, ia mendirikan Sarekat Dagang Islam, organisasi nasional yang menentang Belanda dan memperjuangkan martabat pedagang pribumi. SDI kemudian berubah menjadi Sarekat Islam (SI) pada 1912, dan pada konggres tahun 1913, KH Samanhudi terpilih menjadi ketua. Terlibat dalam gejolak politik pasca-kemerdekaan dengan mendirikan organisasi Barisan Pemberontak Indonesia yang melawan Belanda NICA, dan laskar rakyat bernama Gerakan Kesatuan Alap-Alap.

3. H. Agus SalimLahir di Sumatera, 8 Oktober 1884 dengan nama Mashudul Haq yang berarti pembela kebenaran. Ayahnya, Angku Sutan Mohammad Salim, adalah seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau. Sepak terjang politiknya cukup meresahkan Belanda sejak ia bergabung di koran Harian Neratja pada 1915, dan masuk organisasi Sarekat Islam. Namanya meroket diera 1946-1950, dan mendapat julukan Orang Tua Besar (The Grand Old Man).

4. Abdul MuisSang Pahlawan Pena. Lahir di Bukit Tinggi, 3 Juli 1883, Abdul Muis adalah pejuang rakyat dengan senjata pena yang tajam menusuk tirani Belanda. Dengan pena pula ia mengobarkan semangat perlawanan dan memperjuangkan kemerdekaan. Menempuh pendidikan dokter di STOVIA, Batavia, ia memutuskan berhenti dan aktif menulis di koran De Express.Ia bergabung dengan Sarekat Islam, sebelum mendirikan Komite Bumiputera bersama tokoh pergerakan nasional lainnya untuk melawan Belanda. Ia juga menulis buku sastra berjudul Salah Asuhan.

5. RM. Suwardi SuryaningratPendiri Taman Siswa Lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889, lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantoro. Ia seorang aktivis pergerakan nasional dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi, salah satunya dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa. Hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Semboyannya yang terkenal adalah: “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.”

6. Dr Cipto MangunkusumoPendiri Indische Partij, Lahir di Ambarawa, 1886, adalah tokoh pendiri Indische Partij, dan dikenal sebagai Tiga Serangkai bersama Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara. Cipto aktif menulis di koran De Locomotief sejak 1907. Tulisannya banyak mengkritik Belanda maupun budaya feodal para priyayi. Sebelum mendirikan Indische Partij bersama Tiga Serangkai, Cipto aktif dalam pergerakan Budi Utomo. Namun, karena perbedaan visi dan Cipto merasa Budi Utomo kurang mewakili aspirasi politiknya, maka ia mengundurkan diri dari kepengurusan dan bahkan keluar. Cipto terlibat dalam aksi Komite Bumi Putera melawan Belanda, berbuntut penangkapan terhadap Tiga

Page 19: PENJAJAHAN JEPANG

Serangkai oleh pemerintah Belanda. Selama masa pembuangan, mereka tetap mengobarkan perlawanan lewat tulisan.

Tokoh-tokoh pergerakan nasional

Raden Ajeng KartiniRaden ajeng kartini memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan. Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903. Beliau juga mendirikan sekolah dirumahnya, di Rembang. Pada tahun 1904 Kartini meninggal dunia. Kumpulan-kumpulan surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul “Habis gelap terbitlah terang “

Ki hajar DewantaraKi hajar Dewantara memiliki nama asli Raden mas Suwardi Suryaningrat . Bersama dengan Danudirja Setia Budi ( Douwes Dekker) dan Cipto Mangun Kusumo, beliau mendirikan Indische Partij. Beliau juga mendirikan Perguruan Taman Siswa. Perguruan Taman ini mengajarkan kepada siswanya sifat kebangsaan. Karena perananya yang besar dalam dunia pendidikan, Ki hajar Dewantara diberi julukan sebagai bapak Pendidikan Nasional.

Dr. SutomoSutomo adalah salah satu pendiri Budi Utomo. Budi Utomo adalh Organisasi pergerakan kebangsaan modern pertama kali di Indonesia yang dibentuk tanggal 20 Mei 1908. Tujuanya adalah mempertinggi derajat bangsa Indonesia dan mempertinggi keluhuran budi orang Jawa.Sutomo bercita-cita memakmurkan rakyat Indonesia. Beliau bertekad memperkceil perbedaan antar orang kaya dan miskin, serta kaum terpelajar dan rakyat biasa. Beliau merasa yakin bahwa dengan persamaan dan persaudaraan maka perjuangan akan berhasil.K.H Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar pengetahuan agama di Mekkah. Beliau mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan agama islam sesuai agam islam dan Hadist.

Wahid HasyimWahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU ( nahdatul ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat islam baik dalam hal agama maupun kehidupan di masyarakat. Tahun 1983, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan keagaman, tidak lepas dari perananya.

SamanhudiSamanhudi belajar agama islam si Surabaya. Untuk memperjuangkan perdagangan Indonesia, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam ( SDI) di Solo 1911. SDI betujuan menghidupkan perekonomian para pedagang Indonesia dan membantu anggotanya yang mengalami kesulitan.


Top Related