Transcript
Page 1: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN)

TERHADAP PALESTINA SEBAGAI NEGARA

BERDAULAT TAHUN 2015

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

TITO NUGROHO

1111114000019

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP

PALESTINA SEBAGAI NEGARA BERDAULAT TAHUN 2015

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 04 Juli 2018

Tito Nugroho

Page 3: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

iii

Page 4: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

iv

Page 5: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

v

ABSTRAK

Pengakuan menjadi salah satu faktor penting untuk sebuah negara dapat diakui eksistensinya baik

di tingkat kawasan ataupun internasional. Status sebuah negara tersebut akan lebih sempurna apabila juga

mendapatkan sebuah pengakuan secara de facto dari masyarakat internasional. Dalam hal ini negara

Palestina berkeinginan agar mendapatkan pengakuan internasional. Perjuangan Palestina yang diwakili

oleh Palestine Liberation Organization (PLO) dengan pemimpinnya Mahmoud Abbas akhirnya

mendapatkan status sebagai “Non-member Observer State” pada tahun 2012. Pengakuan dari PBB

tersebut menjadi jalan bagi Palestina untuk dapat menjadi negara yang berdaulat. Setelah pengakuan dari

PBB, secara berangsur-angsur Palestina mendapatkan pengakuan, salah satunya berasal dari Takhta Suci

(Vatikan).

Takhta suci mengakui negara Palestina berdasarkan dengan Perjanjian Komprehensif yang telah

ditandatangani oleh perwakilan Vatikan dan Negara Palestina pada tahun 2015. Perjanjian tersebut

berkaitan mengenai aspek-aspek penting yang terjadi pada kehidupan dan aktivitas Gereja Katolik di

Palestina. Dalam penelitian ini, Status Takhta Suci sebagai sebuah Entitas khusus dalam subjek

internasional yang mengakui Palestina sebagai sebuah negara menjadi suatu hal yang menarik untuk

dapat dibahas.

Selain itu, dalam penelitian ini menggunakan konsep pengakuan negara dan teori kebijakan luar

negeri untuk menganalisa pengakuan Takhta Suci terhadap negara Palestina. Dengan teori tersebut dapat

diketahui apa faktor kebijakan Takhta Suci mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Kebijakan tersebut

berasal dari faktor internal Takhta Suci yang menginginkan perdamaian di wilayah kota suci dan

melindungi kaum nasrani. Sedangkan, faktor eksternal yang melatarbelakangi adalah adanya opini

masyarakat yang menginginkan perubahan di wilayah tersebut dan pelanggaran hak asasi manusia di

Palestina yang harus segera dihentikan.

Kata kunci: Pengakuan, Takhta Suci, Vatikan, Palestina, Kedaulatan, PBB, PLO, Kebijakan Luar Negeri.

Page 6: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur dan Hamdallah penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan, akal, dan pikiran kepada penulis

hingga tercapainya suatu titik puncak pendidikan yang penulis jalani. Berkat rahmat

dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang dijalani. Tidak lupa pula

Shalawat serta salam tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, atas

pedomannya penulis dapat merasakan nikmat pendidikan yang tak ternilai harganya

hingga saat ini.

Dalam penelitian ini tidak terlepas dari banyaknya bantuan yang diberikan

baik secara moril maupun materi yang tak bisa penulis sampaikan secara rinci. Pihak-

pihak yang sangat membantu penulis dalam menjalani segala kesulitan yang dihadapi

selama penelitian ini berlangsung, yaitu kepada:

1. Penulis ucapkan terima kasih yang terbesar kepada keluarga tercinta yang

dengan sabarnya terus memberi semangat yang tak ternilai dan tergantikan

oleh penulis yaitu kepada mama tercinta (Ibu Nurbetty Bagindo) dan Papa

tersayang (Bpk. Iswantho) dan (Bpk. Sukri Makassar). Sosok-sosok tersebut

sangat berperan penting dalam membantu penulis agar tercapainya penelitian

ini. Dengan penuh kesabaran dan semangat yang tak terhingga, sampai

penelitian ini dapat terselesaikan.

Page 7: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

vii

2. Penulis mengucapkan terima kasih pula kepada adik tersayang yang telah

memberikan dukungan secara moril kepada penulis (Tio Suryo Saputro) dan

sahabat penulis (Oriza Qaliqis, Reza Mahendra dan Kenny Oscar) dengan

dukungan mereka penulis dapat semangat dalam menjalani penelitian ini.

Tidak lupa pula penulis berterimakasih kepada sepupu tersayang (Amelia

Merisda, Erick Drachman, Vandro Rizky Aldila) dengan kebaikannya dapat

memberikan semangat bagi penulis melakukan penelitian ini.

3. Bapak Prof. Dr. Zulkifli, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

4. Bapak Ahmad Al Fajri, M. A. selaku Ketua Program Studi Hubungan

Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

5. Ibu Eva Mushoffa, MA selaku Sekertaris Program Studi Hubungan

Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

6. Peneliti berterimakasih juga yang sebesar-besarnya kepada bapak Ahmad

Syaifuddin Zuhri, S. IP., L.M. selaku Dosen Pembimbing penulis yang selalu

memberikan masukan dan dukungan kepada penulis agar dapat

menyelesaikan penelitian ini,

7. Terima kasih terucap untuk semua dosen yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis semenjak awal masuk universitas, khususnya Alm. Bpk Budi

Satari. Semua staf baik Universitas maupun Fakultas dan pak Jajang yang

telah menyediakan bantuan yang diperlukan oleh penulis,

Page 8: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

viii

8. Terima kasih kepada sahabat dan teman angkatan HI 2011 khususnya IRIC

2011 yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis:

Menajer Selvy Afriyani yang selalu sabar membantu penulis, Aptiani

Nurjannah, Reta Marina P, Niken Aulia F, Desica Anna N, Hary Satria, Fikry

Al Fajr, Rifqi Syahrizal, Hasmar Husein Nasution, Adnan Winataputra, Bayu

Agustian, Alif Auza, Faisal Farras, Andika Asyidik, Maria Ulfah, Masmuhah,

Devi Linda, Zara Sabrina yang telah mengisi hari-hari di masa perkuliahan

dan teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebut satu per satu,

9. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan penulis yang membantu

dalam menyelesaikan penelitian ini (Zahra Shalimah, Febriana Windarati,

Rizkiana yuniarti dan Haifatul Azizah),

10. Terima kasih penulis ucap kepada semua teman-teman SMA 6 Depok dan

SMA Widuri yang telah memberikan dukungan secara moril kepada penulis,

11. Penulis berterimakasih juga kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis

melakukan penelitian yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata penulis ucapkan Jazakumullah Khairan Katsirin.

Jakarta, 4 Juli 2018

Tito Nugroho

Page 9: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv

ABSTRAK ........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI..................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ...............................................................1

B. Pertanyaan Penelitian ........................................................... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 11

D. Tinjauan Pustaka .................................................................. 12

E. Kerangka Pemikiran............................................................. 17

1. Konsep Pengakuan Negara ............................................ 17

2. Teori Kebijakan Luar Negeri ......................................... 20

F. Metode Penelitian ............................................................... 23

G. Sistematika Penulisan ......................................................... 24

BAB II STATUS PALESTINA SEBAGAI SEBUAH NEGARA

A. Perkembangan Palestina Menjadi Sebuah Negara ................ 26

B. Status Palestina sebelum Diakui Sebagai Sebuah Negara .... 34

C. Upaya Palestina untuk Mendapatkan Pengakuan.................. 37

D. Pengakuan dari Negara-negara terhadap Palestina ............... 44

Page 10: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

x

BAB III PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN)

TERHADAP NEGARA PALESTINA

A. Takhta Suci (Vatikan) Sebagai Subjek Hukum

Internasional ........................................................................ 51

B. Sistem Takhta Suci (Vatikan) dalam Pengambilan

Kebijakan Luar Negeri ......................................................... 58

C. Upaya Hukum Takhta Suci dalam Mengakui

Negara Palestina................................................................... 61

BAB IV ANALISA MENGENAI TAKHTA SUCI (VATIKAN)

MENGAKUI PALESTINA SEBAGAI NEGARA

BERDAULAT TAHUN 2015

A. Konsep Pengakuan dalam Analisis Pengakuan

Terhadap Palestina ............................................................... 65

B. Kebijakan Luar Negeri Takhta Suci Mengakui Palestina

Sebagai Sebuah Negara........................................................ 70

1. Faktor Internal ................................................................ 72

a. Faktor Religius ......................................................... 72

b. Faktor Idiosinkratik .................................................. 73

2. Faktor Internal ................................................................ 75

a. Opini Masyarakat Internasional ............................... 75

b. Masalah Regional di Kawasan ................................. 76

c. Hak Asasi Manusia (HAM) ..................................... 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xiv

Page 11: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Timeline Perkembangan Status Palestina ..................................... 27

Gambar II.2 Negara-negara yang Mengakui Palestina ..................................... 44

Gambar III.1 Peta Hubungan Diplomasi Takhta Suci (Vatikan)

dengan Negara Lain ........................................................................ 56

Page 12: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xii

DAFTAR SINGKATAN

AS Amerika Serikat

DK Dewan Keamanan

FAO Food and Agricultural Organization

GC General Conference

HAM Hak Asasi Manusia

IGO International Governmental Organization

INGO International Non-Governmental Organization

LBB Liga Bangsa Bangsa

MNC Multinational Corporation

OKI Organisasi Kerjasama Islam

OPT Occupied Palestine Territory

PA Palestina Authority

PBB Persatuan Bangsa Bangsa

PLO Palestina Liberation Organization

PNC Palestina National Council

UN Untid Nations

UNDP United Nation Development Programes

Page 13: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xiii

UNESCO United Nation Educational Scientific and Cultural

Organization

UNICEF United Nations Emergency Childrens Fund

WHO World Health Organization

Page 14: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Skripsi ini akan membahas mengenai pengakuan Vatikan (Takhta Suci)

terhadap Negara Palestina pada tahun 2015. Vatikan adalah sebuah negara yang

dibuat berdasarkan Lateran Treaty yang ditandatangani pada tanggal 11 Februari

1929 antara Takhta Suci dan Italia yang diakui oleh masyarakat internasional,

dipimpin oleh pemerintah berdaulat gerejawi Katolik Roma dengan kepemilikan

penuh dan kekuasaan eksklusif yang disebut dengan Takhta Suci.1

Vatikan mengakui Negara Palestina secara resmi pada 26 Juni 2015.2

Pengakuan tersebut berdasarkan pada Perjanjian Komprehensif yang telah

ditandatangani oleh Vatikan dan Negara Palestina,3 berkaitan mengenai aspek-aspek

1 Lateran Treaty, situs resmi Vatikan diakses dari

http://www.vaticanstate.va/content/dam/vaticanstate/documenti/leggi-e-decreti/Normative-Penali-e-

Amministrative/LateranTreaty.pdf, pada tanggal 5 Februari 2017 2 Holy See Press Office, Joint Statement on the occasion of the Signature of the

Comprehensive Agreement between the Holy See and the State of Palestine, diakses dari

https://press.vatican.va/content/salastampa/it/bollettino/pubblico/2015/06/26/0511/01117.pdf, pada

tanggal 5 Februari 2017 3 Holy See Press Office, Joint Statement on the occasion of the Signature of the

Comprehensive Agreement between the Holy See and the State of Palestine, diakses dari

https://press.vatican.va/content/salastampa/it/bollettino/pubblico/2015/06/26/0511/01117.pdf, pada

tanggal 5 Februari 2017

Page 15: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

2

penting yang terjadi pada kehidupan dan aktivitas Gereja Katolik di Palestina.4

Perjanjian tersebut berlaku secara penuh pada tanggal 2 Januari 2016.5 Penelitian ini

selanjutnya akan membahas faktor yang mempengaruhi keputusan Vatikan dalam

mengakui Palestina sebagai sebuah negara.

Palestina adalah sebuah negara yang memiliki lebih dari 4,3 juta penduduk,

berada di kawasan Timur Tengah yang berbatasan langsung dengan Mesir, Yordania

dan Laut Mediterania. 6

Wilayah Palestina atau sering disebut dengan Occupied

Palestinian Territories (wilayah Palestina yang diduduki Israel) secara garis besar

terdiri dari Tepi Barat (West Bank) termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Gaza (Gaza

Strip).7 Wilayah tersebut didapatkan setelah Gaza terlepas dari pendudukan Israel.

Pada tahun 2007 Hamas diketahui mengambil alih Jalur Gaza dan saat itu membagi

wilayah Palestina secara politik dengan Fatah yang sebagian besar berkuasa di Tepi

Barat.8 Hingga pada tahun 2014 terdapat kesepakatan antara kedua kelompok untuk

membentuk pemerintahan dan wilayah yang saat ini menjadi negara Palestina.

4 Elisabetta Povoledo, Vatican Formally Recognizes Palestinian State by Signing Treaty,

diakses dari http://www.nytimes.com/2015/06/27/world/middleeast/vatican-palestinian-

state.html?_r=1, pada tanggal 5 Februari 2017 5 Vatican Radio, Holy See, State of Palestine Comprehensive Agreement enters into force,

diakses dari

http://en.radiovaticana.va/news/2016/01/02/holy_see,_state_of_palestine_agreement_enters_into_force

/1198477, pada tanggal 5 Februari 2017 6 William Foxwell Albright, Palestine, diakses dari

http://www.britannica.com/place/Palestine, pada tanggal 6 Desember 2017 7 BBC, “Palestinian territories profile”, diakses dari http://www.bbc.com/news/world-middle-

east-14630174, pada tanggal 10 Desember 2017 8 Fatah dan Hamas adalah dua partai utama politik Palestina. Fatah didirikan pada tahun 1958

dipimpin oleh Mahmoud Abbas dan Hamas didirikan pada tahun 1987 dipimpin oleh Khaled Mashaal.

Keduanya sempat terlibat konflik yang mengakibatkan perpecahan dari Otoritas Palestina pada tahun

2007, tetapi hubungan keduanya membaik pada tahun 2014.

Page 16: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

3

Palestina dan Israel memiliki sejarah panjang dan hubungan yang cukup

tegang.9 Konflik Israel-Palestina dapat digambarkan sebagai konflik eksistensial

antara dua bangsa dan dua identitas kelompok yang masing-masing mengklaim

wilayah yang sama untuk menjadi tanah air dan negara pemerintahan.10

Konflik

kedua negara tersebut diawali dari ketegangan antara pemukim Yahudi dan penduduk

lokal Arab, setelah disahkannya Resolusi PBB 181 (1947). 11

Resolusi tersebut

merekomendasikan untuk mengadopsi dan melaksanakan rencana pembagian wilayah

Palestina menjadi negara Arab, negara Yahudi dan Kota Yerusalem.12

Beberapa

bulan setelah itu Pada tanggal 14 Mei 1948, saat Mandat Britania atas Palestina

berakhir, Dewan Rakyat Yahudi berkumpul di Tel Aviv Museum, dan

mendeklarasikan pembentukan Negara Israel. Negara baru tersebut langsung diakui

oleh Negara Amerika Serikat dan disusul oleh Uni Soviet tiga hari kemudian.13

Setelah Negara Israel terbentuk, mereka mencoba untuk mulai memperluas

perbatasannya untuk mencakup sebagian dari wilayah Palestina. Pada tahun 1967

terjadi perang yang disebut The Six-Day War, secara simultan Israel menyerang

9 Aljazeera, Palestine: Country Profile, diakses dari

http://www.aljazeera.com/archive/2004/09/200841013342123720.html, pada tanggal 6 Desember2017 10

Herbert C. Kelman, The Israeli-Palestinian Peace Process and Its Vicissitudes, American

Psychologist Journal va. 62, No.4, 2007, hal. 287-303 11

Israel Ministry of Foreign Affairs, UN Partition Plan - Resolution 181 (1947), diakses dari

http://mfa.gov.il/MFA/AboutIsrael/Maps/Pages/1947%20UN%20Partition%20Plan.aspx, pada tanggal

6 Desember 2017 12

Israel Ministry of Foreign Affairs. UN Partition Plan - Resolution 181 (1947), diakses dari

http://mfa.gov.il/MFA/AboutIsrael/Maps/Pages/1947%20UN%20Partition%20Plan.aspx, pada tanggal

6 Desember 2017 13

Israel Ministry of Foreign Affairs, The Declaration of the Establishment of the State of

Israel, diakses dari

http://www.mfa.gov.il/MFA/ForeignPolicy/Peace/Guide/Pages/Declaration%20of%20Establishment%

20of%20State%20of%20Israel.aspx, pada tanggal 6 Desember 2017

Page 17: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

4

Mesir, Yordania dan Suriah.14

perang tersebut membuat Israel dapat merebut

Semenanjung Sinai, setelah menaklukkan seluruh wilayah Yordania barat, Sungai

Yordan (Tepi Barat), menaklukan Yerusalem, dan telah menduduki Dataran Tinggi

Golan.15

Ribuan orang Arab Palestina segera pergi ke wilayah Timur dan Utara.

Perang kembali terjadi pada tahun 1973 yang disebut dengan Yom Kippur War,

dimana negara-negara Arab mencoba mengembalikan wilayah yang dikuasai oleh

Israel. Perang tersebut akhirnya dapat mengembalikan wilayah palestina dan

menghasilkan perjanjian damai.16

Palestine Liberation Organization (PLO)17

yang menjadi Dewan Nasional

Palestina pada tahun 1988, memproklamirkan sebagai Negara Palestina dari markas

besarnya di Aljir, Aljazair. Dengan itu Palestina diizinkan untuk dapat menduduki

Tepi Barat dan Jalur Gaza.18

Menyusul pada tahun 1993 proses perdamaian Israel-

Palestina menyebabkan Kesepakatan Oslo, yang memungkinkan PLO untuk pindah

dari Tunisia dan mengambil tanah di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta

14

Charles K. Rowley, Jennis Taylor, The Israel and Palestine Land Settlement Problem,

1948-2005: An Analytical History, Public Choice (2006) 128:77–90 15

Charles K. Rowley, Jennis Taylor, The Israel and Palestine Land Settlement Problem,

1948-2005: An Analytical History, Public Choice (2006) 128:77–90 16

Aljazeera, “The War in October”, diakses dari

http://www.aljazeera.com/programmes/specialseries/2013/10/war-october-

2013102172128280627.html, pada tanggal 6 Desember 2017 17

Organisasi politik yang mewakili rakyat Palestina di dunia Arab. Organisasi Ini dibentuk

pada tahun 1964 untuk memusatkan kepemimpinan berbagai kelompok Palestina yang sebelumnya

telah dioperasikan sebagai gerakan perlawanan. 18

Britannica, "Palestine Liberation Organization (PLO)", diakses dari

http://www.britannica.com/topic/Palestine-Liberation-Organization, pada tanggal 6 Desember 2017

Page 18: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

5

mendirikan Otoritas Nasional Palestina.19

Melalui perjanjian Oslo 2 (1995)

mengandaikan bahwa Israel dan Palestina tertarik untuk mendapat keuntungan dari

perdagangan, namun pada kenyataannya kerjasama antara kedua negara tersebut tidak

bisa berjalan dengan baik.20

Impian rakyat Palestina untuk mendapatkan pengakuan

tidak berjalan dengan begitu mulus. Butuh waktu yang cukup lama sampai pada

November 2012 Majelis Umum PBB mengumumkan peningkatan status Palestina

menjadi negara peninjau bukan anggota (Non-Member Observer State).21

Negara Palestina saat ini mendapat pengakuan lebih dari 130 negara, banyak

negara yang memberikan pengakuannya terhadap Negara Palestina setelah Deklarasi

Kemerdekaan yang dilakukan oleh Dewan Nasional Palestina pada 15 November

1988.22

Disusul oleh pengakuan negara Swedia yang ada di kawasan Eropa pada

Oktober 2014, hal tersebut menegaskan bahwa Swedia menjadi anggota Uni Eropa

pertama di Eropa Barat yang telah mengakui negara Palestina.23

Setahun berselang,

tepatnya pada 26 juni 2015 diketahui bahwa Takhta Suci Vatikan telah memberikan

pengakuan terhadap Negara Palestina.

19

Charles K. Rowley . Jennis Taylor, The Israel and Palestine Land Settlement Problem,

1948-2005: An Analytical History, Public Choice,2006, hal. 128:77–90 20

Charles K. Rowley . Jennis Taylor, The Israel and Palestine Land Settlement Problem,

1948-2005: An Analytical History, Public Choice,2006, hal. 89 21

United Nation, General Assembly Votes Overwhelmingly to Accord Palestine „Non-

Member Observer State‟ Status in United Nations, diakses dari

http://www.un.org/press/en/2012/ga11317.doc.htm, pada tanggal 6 Desember 2017 22

Kabir Chibber, All the countries Including Sweden That Now Recognize Palestinian

Statehood, diakses dari http://qz.com/276164/all-the-countries-including-sweden-that-now-recognize-

palestinian-statehood/, pada tanggal 7 Desember 2017 23

Robert Rydberg, Sweden Becomes first EU Country to Recognise the Palestinian State,

diakses dari http://www.euronews.com/2014/10/30/sweden-becomes-first-eu-country-to-recognise-the-

palestinian-state/, pada tanggal 7 Desember 2017

Page 19: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

6

Pengakuan tersebut didapatkan setelah sebelumnya Vatikan telah mengakui

Palestina secara de facto pada tahun 2012.24

Melalui Perjanjian Komprehensif yang

telah ditandatangani oleh Vatikan dan Negara Palestina,25

mengenai aspek-aspek

penting dari kehidupan dan aktivitas Gereja Katolik di Palestina.26

Hal tersebut

menegaskan bahwa Vatikan mengakui Negara Palestina, karena dalam isi perjanjian

kerjasama tersebut menunujukkan dengan jelas penggunaan istilah “State of

Palestine”, yang secara tidak langsung telah mengakui Palestina sebagai sebuah

negara.27

Perjanjian tersebut ditandatangani Menteri Luar Negeri Vatikan Uskup Agung

Gallagher dan Menteri Luar Negeri Riad al-Malki dari Otoritas Palestina pada

upacara di Vatikan pada 26 Juni 2015.28

Pengakuan Takhta Suci Vatikan juga

diperkuat dengan pernyataan yang diberikan oleh Menteri Luar Negeri Vatikan,

Uskup Agung Paul Gallagher, Uskup Vatikan yang pada dasarnya melayani sebagai

24

Stephen Jewkes, Vatican Accord with Palestine Comes Into Effect, diaskses dari

http://www.reuters.com/article/us-vatican-palestinians-idUSKBN0UG0MA20160102, pada tanggal 5

Desember 2017 25

Stephen Jewkes, Vatican Accord with Palestine Comes Into Effect, diaskses dari

http://www.reuters.com/article/us-vatican-palestinians-idUSKBN0UG0MA20160102, pada tanggal 5

Desember 2017 26

Elisabetta Povoledo, Vatican Formally Recognizes Palestinian State by Signing Treaty,

diakses dari http://www.nytimes.com/2015/06/27/world/middleeast/vatican-palestinian-

state.html?_r=1, pada tanggal 5 Desember 2017 27

Jodi Rudoren and Diaa Hadi, Vatican to Recognize Palestinian State in New Treaty,

diakases dari http://www.nytimes.com/2015/05/14/world/middleeast/vatican-to-recognize-palestinian-

state-in-new-treaty.html, pada tanggal 7 Desember 2017 28

Jodi Rudoren and Diaa Hadi, Vatican to Recognize Palestinian State in New Treaty,

diakases dari http://www.nytimes.com/2015/05/14/world/middleeast/vatican-to-recognize-palestinian-

state-in-new-treaty.html, pada tanggal 7 Desember 2017

Page 20: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

7

menteri luar negeri Paus, setelah menandatangani perjanjian komprehensif dan secara

resmi mengakui "Negara Palestina". Uskup Agung Paul Gallagher menyatakan:29

The agreement could be a “stimulus to bringing a definitive end to the

longstanding Israeli-Palestinian conflict, which continues to cause suffering

for both parties” (Elisabetta 2015). (Kesepakatan tersebut bisa menjadi

"stimulus untuk membawa akhir definitif untuk konflik Israel-Palestina yang

berlangsung lama, yang terus menyebabkan penderitaan bagi kedua belah

pihak). (Diterjemahkan oleh penulis)

Juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi juga menambahkan:30

“We have recognized the State of Palestine ever since it was given

recognition by the United Nations and it is already listed as the State of

Palestine in our official yearbook” (Herb 2015). (Kami (Vatikan) telah

mengakui Negara Palestina sejak PBB memberikan pengakuan dan itu sudah

terdaftar sebagai Negara Palestina di buku tahunan resmi kami).

(Diterjemahkan oleh penulis)

Sebelum menjalin hubungan dengan Palestina, Vatikan telah terlebih dahulu

menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Penandatanganan Perjanjian

29

Elisabetta Povoledo, Vatican Formally Recognizes Palestinian State by Signing Treaty,

diakses dari http://www.nytimes.com/2015/06/27/world/middleeast/vatican-palestinian-

state.html?_r=1 , pada tanggal 5 Desember 2017 30

Herb Keinon, Israel 'Disappointed' Vatican Reached Agreement Recognizing Palestinian

State, diakses dari http://www.jpost.com/Arab-Israeli-Conflict/Israel-disappointed-Vatican-reached-

agreement-to-recognize-Palestinian-state-402996, pada tanggal 6 Februari 2018

Page 21: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

8

Fundamental antara Vatikan dan Negara Israel terjadi pada 30 Desember 1993.31

Kedua negara telah mempertahankan hubungan diplomatik yang cukup dekat.

Mereka menganggap kepentingan kedua belah pihak begitu penting, sehingga

hubungan mereka diperkirakan tetap solid dalam keadaan krisis sekalipun.32

Pada awalnya Hubungan antara Vatikan dan Israel tidak berjalan baik karena

dirusak oleh masalah masa lalu, termasuk polemik doktrinal, pembantaian era Perang

Salib dan pembuangan paksa kaum Yahudi.33

Akan tetapi, Vatikan dan kaum Yahudi

mencoba memperbaiki hubungan hingga pada tanggal 30 Desember 1993 terjadi

penandatanganan Perjanjian Fundamental antara Takhta Suci dan Negara Israel.34

Perjanjian tersebut menormalisasi hubungan antara Takhta Suci dan Negara Israel. Isi

dari Perjanjian membahas tentang kebebasan dalam beragama, hubungan hukum dan

administrasi, ibadah Katolik di tempat-tempat suci, kesejahteraan sosial dan masalah

fiskal.35

Hal tersebut tidak diragukan lagi akan memiliki dampak mendalam yang

positif untuk keduanya.

31

Israel Ministry of Foreign Affairs, Israel-Vatican Diplomatic Relations, diakses dari

http://mfa.gov.il/MFA/ForeignPolicy/Bilateral/Pages/Israel-Vatican_Diplomatic_Relations.aspx, pada

tanggal 7 Desember 2017 32

Israel Ministry of Foreign Affairs, Israel-Vatican Diplomatic Relations, diakses dari

http://mfa.gov.il/MFA/ForeignPolicy/Bilateral/Pages/Israel-Vatican_Diplomatic_Relations.aspx, pada

tanggal 7 Desember 2017 33

Toni Johnson, Vatican-Israel Relations, diakses dari http://www.cfr.org/vatican-

city/vatican-israel-relations/p19344, pada tanggal 6 Februari 2018 34

Toni Johnson, “Vatican-Israel Relations”, diakses dari http://www.cfr.org/vatican-

city/vatican-israel-relations/p19344, pada tanggal 6 Februari 2017 35

Cardinal Achille Silvestrini, The Vatican and Israel, diakses dari

https://www.bc.edu/content/dam/files/research_sites/cjl/texts/center/conferences/Bea_Centre_C-

J_Relations_04-05/Silvestrini.htm, pada tanggal 6 Februari 2018

Page 22: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

9

Hubungan kedua negara berjalan cukup baik hingga tahun 2015, terjadi

Pengakuan secara resmi oleh Takhta Suci terhadap Negara Palestina yang membuat

Israel meradang, tindakan tersebut menimbulkan reaksi keras dari Israel.36

Pemerintah Israel mengecam tindakan Vatikan yang telah mengakui kemerdekaan

Palestina, Israel menganggap sikap Vatikan tersebut tidak akan dapat menyelesaikan

permasalahan yang terjadi di Timur Tengah.37

Sikap tersebut berlawanan dengan apa

yang disampaikan Paus Benedict XVI pada tahun 2009, dimana akan mendukung

solusi antara kedua negara.38

Juru bicara kementerian luar negeri Israel Emmanuel

Nahason juga mengatakan:39

This hasty step damages the prospects for advancing a peace agreement, and

harms the international effort to convince the Palestinian Authority to return

to direct negotiations with Israel (Siddhartha 2017). (Langkah tergesa-gesa ini

merusak prospek untuk memajukan kesepakatan damai, dan merugikan upaya

internasional untuk meyakinkan Otoritas Palestina untuk kembali ke

perundingan langsung dengan Israel). (diterjemahkan oleh penulis)

36

Philip Pullella, Vatican signs first treaty with 'State of Palestine', Israel angered, diakses

dari http://www.reuters.com/article/us-vatican-palestinians-idUSKBN0P618120150626, pada tanggal

6 April 2018 37

Philip Pullella, Vatican signs first treaty with 'State of Palestine', Israel angered, diakses

dari http://www.reuters.com/article/us-vatican-palestinians-idUSKBN0P618120150626, pada tanggal

6 Februari 2018 38

Tim Butcher, Pope Benedict XVI calls for two-state solution on visit to Israel, diakses dari

http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/israel/5307882/Pope-Benedict-XVI-calls-for-

two-state-solution-on-visit-to-Israel.html, pada tanggal 6 Februari 2018 39

Siddhartha Mahanta, Israel Decidedly Unhappy With Vatican-Palestine Treaty, diakses dari

http://foreignpolicy.com/2015/06/26/pope-francis-israel-palestine-treaty/, pada tanggal 7 Desember

2017

Page 23: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

10

Berdasarkan paparan di atas, masalah ini penting untuk diteliti karena Vatikan

sebagai sebuah Entitas khusus dalam subjek internasional mengakui Palestina sebagai

sebuah negara, meskipun terdapat beberapa negara yang menolak dan mengecam

keputusan tersebut. Salah satu negara yang mengecam keputusan tersebut adalah

Israel. Takhta suci juga diketahui berstatus sebagai pengamat di PBB sama seperti

Palestina, dan memiliki perhatian terhadap perdamaian. Hal itu menimbulkan

pertanyaan mengapa Vatikan mengambil keputusan tersebut. Oleh sebab itu dalam

penelitian ini membahas alasan Vatikan mengakui Negara Palestina sesuai dengan

teori dan konsep yang akan dipakai dalam penelitian ini.

Page 24: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

11

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka

penulis memiliki pertanyaan penelitian “Mengapa Takhta Suci (Vatikan)

mengakui Palestina Sebagai Negara yang Berdaulat pada tahun 2015?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang mengapa Vatikan dapat mengakui

Palestina sebagai sebuah negara.

2. Menganalisa tentang hubungan Vatikan dan negara Palestina, setelah

pengakuan terhadap negara Palestina oleh Takhta Suci.

3. Penelitian ini juga dapat membantu untuk menjelaskan tantangan yang

dihadapi Vatikan dalam memberikan pengakuan terhadap negara Palestina.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber rujukan penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan kebijakan atau pengakuan terhadap sebuah

negara yang dianggap baru.

Page 25: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

12

D. Tinjauan Pustaka

Terkait dengan pengakuan yang dilakukan oleh Takhta Suci terhadap negara

Palestina, telah terdapat beberapa tulisan yang menjelaskan tentang negara-negara

yang memberikan pengakuan terhadap negara Palestina. Tulisan tersebut antara lain:

Pertama, berdasarkan dari Master Thesis yang yang dibuat oleh Gijs Norden

pada tahun 2015 di Leiden University dengan judul “Recognition of Palestine by

Western European States”. Dalam Thesis ini membahas mengenai konflik yang

terjadi antara Israel dan palestina, membuat beberapa negara di wilayah Eropa Barat

seperti Swedia telah secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Perancis

dan Inggris telah mengakui secara simbolis Palestina oleh resolusi parlemen.

Sebaliknya Jerman belum membuat langkah resmi terhadap pengakuan Palestina. Hal

tersebut membuat perubahan kebijakan luar negeri kepada negara Eropa. Tentunya

Israel tetap menolak pengakuan resmi negara-negara tersebut terhadap negara

Palestina.

Dalam penelitiannya, Norden memilih pertanyaan, mengapa beberapa negara

Eropa Barat memberikan pengakuan terhadap negara Palestina, dalam periode

September 2014 dan Desember 2014 saat negara lain tidak?. Menurutnya Topik ini

dapat ditempatkan dalam perspektif yang lebih luas dari penelitian dalam analisis

kebijakan luar negeri. Pengakuan negara merupakan topik yang muncul dari

kepentingan. Tetapi studi yang mempelajari tentang pengakuan, lebih fokus pada sisi

Page 26: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

13

normatif dari pengakuan atau pada posisi hukum internasional yang sebagian besar

diketahui sudah usang.

Dalam thesis ini Norden berfokus pada sudut pandang negara-negara yang

akan mengakui negara (baru) dan motif mereka untuk melakukannya. Kerangka teori

dari makalah ini terutama didasarkan pada pendekatan dari Bridget Coggins (2011)

dan Beverly Crawford (1995). Pendekatan ini, Coggins mengadopsi pendekatan

tingkat internasional, sementara Crawford berfokus terutama pada tingkat politik

dalam negeri. Dengan menggabungkan pendekatan tersebut memungkinkan untuk

mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang motif negara-negara Eropa Barat

untuk mengakui negara Palestina. Jawaban spekulatif awal adalah bahwa negara-

negara Eropa Barat memilih untuk mengakui Palestina karena preferensi ideologis

mereka, biaya diplomatik rendah dan kemudian tidak ada kelompok kepentingan

yang hadir.

Penelitian diatas berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.

Penelitian yang dilakukan oleh Norden lebih luas, karena mencangkup negara-negara

yang ada di Eropa Barat. sedangkan penulis lebih berfokus kepada entitas Takhta

Suci dalam meneliti pengakuan terhadap Negara Palestina. Teori dan pendekatan

yang dipakai oleh Norden adalah pendekatan pada tingkat internasional. Sedangkan

konsep dan teori yang di inginkan oleh penulis adalah konsep kebijakan luar negeri

dan teori pengakuan negara, yang akan menjelaskan pemerintah Takhta Suci terhadap

pengakuan yang diberikan ke negara Palestina.

Page 27: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

14

Kedua, berdasarkan dari skripsi yang dibuat oleh Revy Marlina, Tahun 2015

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Kebijakan

Luar Negeri Swedia Mengakui Negara Palestina Tahun 2014”. Dalam skripsi ini

membahas mengenai negara Swedia yang mengakui secara resmi negara Palestina.

Pengakuan tersebut pertama kali dilakukan oleh Perdana Menteri Swedia yang baru,

yaitu Stevan Lofven dari partai Sosial Demokrat Swedia pada 3 Oktober 2014. Oleh

karena pengakuan tersebut, Swedia telah menjadi negara Uni Eropa pertama yang

mengakui negara Palestina.

Pada penelitian ini Marlina menjelaskan bagaimana konflik yang terjadi

antara Palestina dan Israel, berpengaruh dalam pengakuan Swedia terhadap negara

Palestina. Kedua negara tersebut memiliki sejarah yang cukup panjang, terdapat

berbagai macam konflik yang menghubungkan antara kedua negara tersebut.

Palestina harus melewati jalan panjang dalam memperjuangkan kedaulatannya di

PBB. Sampai pada November 2012 Palestina mendapatkan peningkatan status dari

PBB menjadi negara peninjau bukan anggota. Setelah itu banyak negara seperti

Swedia satu persatu mengakui negara Palestina.

Dalam penelitiannya, Marlina membahas mengenai faktor yang menjadi

pendorong Swedia dalam mengakui negara Palestina dengan menggunakan konsep

dan teori seperti liberalisme dan kebijakan luar negeri. Yang menarik dalam skripsi

ini adalah Swedia menjadi negara Uni Eropa pertama yang mengakui negara

Palestina. Tentu saja hal ini mendapatkan kecaman dari Israel. penelitian Marlina

Page 28: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

15

akan berbeda dengan penelitian yang akan dibuat penulis karena Penulis memakai

Vatikan sebagai subjek Internasional bukan negara yang mengakui negara Palestina.

Penulis juga akan menggunakan konsep kebijakan luar negeri dan teori pengakuan

negara.

Ketiga, berdasarkan dari Master Thesis yang dibuat oleh Ronald Patrick

Stake, Tahun 2006 di Naval Postgraduate School California, dengan judul “The

Holy See and the Middle East: The Public Diplomacy of Pope John Paul II”.

Dalam thesis Tesis ini membahas mengenai perubahan dalam diplomasi Takhta Suci

sehubungan dengan Timur Tengah pada periode antara 1990 dan 2003. Kebijakan

yang ditempuh oleh perubahan ini adalah keputusan dari Paus Yohanes Paulus II dan

terlibat (1) membangun penuh hubungan diplomatik antara Takhta Suci dan Negara

Israel; (2) digelarnya Majelis khusus Sinode Para Uskup untuk Lebanon, berakhir di

kunjungan Paus ke Lebanon di Mei 1997; dan (3) menentang US memimpin perang

terhadap Irak pada 1991 dan 2003.

Dalam tesis ini Ronald berpendapat bahwa keadaan baru disebabkan

pemikiran ulang dari kepentingan Takhta Suci dalam terang perkembangan modern

Ajaran sosial Katolik. Dengan kata lain, ide-ide merupakan sebuah kepentingan.

Keyakinan berprinsip dari pribadi manusia dan prinsip solidaritas berbentuk

kepentingan Takhta Suci dan substansi diplomasi Paus. Dalam membuat argumen,

tesis ini menganggap peran Takhta Suci dalam hubungan internasional; dan studi

Page 29: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

16

kasus diplomasi Yohanes Paulus II sehubungan dengan Israel, Lebanon, dan perang

dengan Irak.

Dalam tesis ini Ronald menggunakan teori Kebijakan Luar Negeri yang

menentukan tanggapan Takhta Suci di wilayah Tengah Timur, studi kasus

mengungkapkan keterkaitan ajaran sosial Katolik modern untuk memperluas

kepentingan dalam menanggapi perubahan politik. Pada intinya dari tesis ini adalah

pemahaman tentang bagaimana ide-ide (nilai-nilai, keyakinan) merubah bentuk

kebijakan. Dalam bentuk kontemporer, realisme menyingkirkan peran nilai-nilai

dalam hubungan internasional, dengan alasan bahwa kepentingan nasional dan

kemampuan untuk menentukan kebijakan yang lebih mengejar. Tesis tersebut

dinyatakan cukup berbeda dengan apa yang ingin penulis buat, karena terrdapat

perbedaan yang sangat signifikan pada variabel yang ingin diteliti. Penulis lebih

memfokuskan penelitian kepada pengakuan dan hubungan antara Takhta Suci dan

Palestina, penulis juga menggunakan konsep kebijakan luar negeri.

Page 30: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

17

E. Kerangka Pemikiran

Teori-teori membantu kita mengetahui fakta mana yang penting dan mana

yang tidak penting, yaitu, mereka menyusun pandangan kita atas dunia. Maka akan

lebih baik menggunakan teori-teori yang sangat tepat dalam keterbukaan dan

kemudian menempatkan mereka dalam penelitian lebih jauh.40

Dalam menjawab

pertanyaan penelitian, maka penelitian ini akan menggunakan konsep pengakuan

negara dan teori Kebijakan luar negeri.

1. Konsep Pengakuan Negara

Secara umum Pengakuan adalah pernyataan dari suatu Negara yang telah

mengakui suatu negara lain sebagai subyek hukum internasional. Sebagai

konsekuensinya, negara tersebut bertanggug jawab terhadap semua wewenang negara

dan dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan hukum internasional

seperti negara lainnya.41

Pengakuan Menurut J.B Moore adalah sebagai suatu jaminan yang diberikan

kepada suatu Negara baru bahwa Negara tersebut telah diterima sebagai anggota

masyarakat internasional.42

Dengan pengakuan ini memungkinkan Negara baru

mengadakan hubungan-hubungan resmi dengan Negara-negara lain.

40

Robert Jackson dan Georg Sorensen, Introduction to International Relation, Oxford

University Press Inc, 1999, hal. 81 41

Lars Buur & Helene Maria Kyed, State Recognition and Democration in Sub-Saharan

Africa, (New York: Palgrave Macmillan), 2007, hal. 11-12. 42

J.B Moore, Digest of international Law, vol. 1, hal. 72.

Page 31: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

18

Menurut Huala Adolf pengakuan adalah “Tindakan politis suatu negara untuk

mengakui negara baru sebagai subjek Hukum Internasional yang mengakibatkan

hukum tertentu.” Adapun fungsi dari pengakuan tersebut untuk dapat memberikan

tempat yang seharusnya kepada sebuah negara baru atau pemerintah baru yang telah

menjadi anggota masyarakat internasional.43

Terdapat dua teori pokok dalam pengakuan terhadap sebuah Negara yaitu,

teori konstitutif dan teori deklaratif. 44

Teori konstitutif berasumsi bahwa suatu

Negara dikatakan menjadi subyek hukum internasional hanya bila melalui

pengakuan, jadi hanya dengan pengakuanlah suatu negara baru itu dapat diterima

sebagai anggota masyarakat internasional dan karenanya sebuah negara memperoleh

statusnya sebagai subyek hukum internasional.

Menurut Teori Konstitutif, pengakuan menjadi sangat penting. Sebab dengan

adanya pengakuan menciptakan penerimaan terhadap sebuah negara sebagai

masyarakat internasional. Artinya, pengakuan tersebut merupakan prasyarat yang

wajib bagi ada-tidaknya kepribadian hukum internasional pada suatu negara. Dengan

kata lain, tanpa adanya pengakuan dari negara lain, suatu negara bukan atau belum

dapat dikatakan subjek hukum internasional.45

43

Huala Adolf, SH, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 1996, hal. 65 44

Huala Adolf, SH, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional , hlm. 67 45

L. Oppenheim & Lauterpacht, H, “International Law, A Treatise”, (London: 8th

Edition),

1961, hal. 125

Page 32: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

19

Berbeda dengan penganut Teori Konstitutif, Teori Deklaratif menjelaskan

pengakuan hanyalah merupakan penerimaan suatu Negara baru oleh Negara-negara

lainnya. Pengakuan tidak dapat menciptakan suatu negara baru, karena pada

hakikatnya sebuah negara lahir sebagai fakta yang murni dan membuat pengakuan

hanya menjadi bentuk penerimaan fakta tersebut.46

Berdasarkan Teori Deklaratif, pengakuan dianggap hanya bersifat sebagai

sebuah pernyataan dari negara lain dan tidak dapat mempengaruhi status dan

kedudukan negara baru dalam masyarakat internasional. Dalam hal ini J.G Starke

berpendapat bahwa teori deklaratif menyatakan bahwa sebuah negara atau kekuasaan

pada pemerintah yang baru sudah ada jauh sebelum terjadinya pengakuan. Pengakuan

hanya merupakan pernyataan yang formil tentang kenyataan tersebut.47

Dalam melihat perilaku sebuah negara terhadap pengakuan akan

mengakibatkan terjadinya pergesekan, antara kepentingan untuk mamatuhi segala

hukum internasional dengan kepentingan yang bertujuan memperjuangkan

kepentingan nasional. Pengakuan sendiri merupakan norma yang mengatur interaksi

formal antara negara-negara yang berdaulat, sementara kepentingan nasional sendiri

merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari setiap negara dalam usahanya

untuk memenuhi tuntutan negara. Oleh sebab itu dalam penelitian ini akan

46

Huala Adolf, SH, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 1996, hal. 67 47

J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, ed. Kesepuluh, Sinar Grafika, Jakarta, 1989,

hal. 66.

Page 33: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

20

menggunakan dua jenis teori dasar dalam konsep pengakuan yang akan digunakan

untuk menganalisa pengakuan Takhta Suci Vatikan terhadap Negara Palestina.

2. Teori Kebijakan Luar Negeri

Mengenai definisi kebijakan luar negeri, Rosenau mengemukakan bahwa

kebijakan luar negeri adalah sebuah sikap atau aktivitas suatu negara dalam upaya

mengatasi masalah yang terjadi dengan dirinya dan lingkungan, juga memperoleh

keuntungan dari lingkungan sekitarnya tersebut untuk dapat mempertahankan

kelangsungan hidup negaranya. 48

Menurut Rosenau kebijakan luar negeri digunakan untuk menganalisa dan

mengevakuasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kebijakan luar

negeri suatu negara terhadap negara lain. Faktor Internal adalah hal yang dimiliki

oleh suatu negara atau kondisi pada satu negara atau dinamika yang terjadi dalam

negara yang dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri pada negara tersebut. Secara

umum terdapat beberapa faktor seperti; faktor kebudayaan dan sejarah, pembangunan

ekonomi, struktur sosial, dan perubahan opini publik kebudayaan dan sejarah

mencakup nilai, norma, tradisi, pengalaman masa lalu dan idiosinkratik pemimpin.49

Faktor eksternal atau pengaruh lingkungan eksternal adalah hal-hal yang

terjadi diluar negara yang dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara.

48

J N Rosenau, Comparing Foreign Policy: Theories, Findings, and Method, Sage

Publications, 1974, hal. 21-32 49

James N. Rosenau, International Politics and Foreign Policy: A Reader in Research and

Theory, (New York : The Free Press, 1969), hal 167

Page 34: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

21

Faktor eksternal tersebut meliputi; struktur hubungan di antara negara besar, pola-

pola aliansi yang terbentuk diantara negara dan faktor situasional eksternal yang

dapat berupa isu area atau krisis kemanusiaan.50

Hampir sama dengan Rosenau, menurut K J Holsti kebijakan luar negeri

merupakan aktivitas yang memiliki tujuan dan tindakan yang dibentuk oleh para

pembuat keputusan untuk dapat mempertahankan atau merubah tujuan dan kondisi

dalam sebuah lingkungan suatu negara. Kebijakan tersebut dibuat untuk mencapai

tujuan yang bersifat domestik, seperti, kesejahteraan, keamanan, otonomi, dan status

dan prestige. Rencana atau strategi tersebut dibentuk oleh para pembuat kebijakan

suatu negara dalam menghadapi negara lain atau subjek internasional lainnya untuk

mencapai tujuan nasional.51

Dalam hal ini penulis melihat bahwa tujuan kebijakan

luar negeri Vatikan terhadap Palestina adalah untuk memperoleh kesejahteraan dan

perdamaian.

Holsti juga berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi

kebijakan luar negeri, yaitu; faktor internal (dometik) dan faktor eksternal. Faktor

internal tersebut terdiri dari (1) kebutuhan sosial-ekonomi suatu negara, (2)

karakteristik geografis dan demografis, hal ini yang menentukan lingkungan strategis

sebuah negara (3) Struktur pemerintahan, (4) Atribut Nasional, yang diartikan sebagai

karakter sebuah negara (5) Opini publik, yang diciptakan oleh media menjadi faktor

50

James N. Rosenau, International Politics and Foreign Policy: A Reader in Research and

Theory, hal. 167 51

K J Holsti, International Politics, A Framework for Analysis, New Jersey: Prentive Hall

Inc, 1992, hal. 269

Page 35: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

22

yang berpengaruh dan, (6) Birokasi, yang mempengaruhi pembuatan kebijakan suatu

negara. 52

Selain itu faktor eksternal menurut Holsti terdiri dari (1) struktur sistem, yang

terdapat dalam sistem berbagai negara dan akan mempengaruhi pembuatan kebijakan,

(2) Struktur ekonomi dunia yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan karakter

ekonomi berbagai negara (3) Tindakan aktor-aktor lain, yang diartikan sebuah negara

dapat merespon atau berinisiatif dalam menjalankan kebijakan luar negeri terkait

dengan kebijakan negara lain, dan (4) masalah regional dan global, apabila terjadi

suatu masalah di negara lain akan berdampak juga ke negara lainnya bahkan ke

kawasan sehingga dapat menjadi masalah bersama, karena saling berhubungan dan

melewati batas-batas nasional.53

Menurut Breuning, Dengan begitu banyak faktor yang mempengaruhi

kebijakan luar negeri, bagaimana mengungkap kontribusi masing-masing dari faktor

tersebut. Meskipun perilaku kebijakan luar negeri jarang disebabkan oleh satu orang

atau satu hal saja, akan lebih baik untuk menyelidiki berbagai faktor secara terpisah

sebelum berpikir tentang interaksi mereka.54

Penelitian ini akan menganalisa faktor yang melatarbelakangi kebijakan luar

negeri Vatikan terhadap Negara Palestina. Oleh karena itu, penelitian ini

52

K J Holsti, International Politics, A Framework for Analysis, hal. 271 53

K J Holsti, International Politics, A Framework for Analysis, hal. 272 54

Marijke Breuning, Foreign Policy Analysis:A Comparative Introduction, Palgrave

Macmillan division of St. Martin’s Press, 2007, hal. 9

Page 36: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

23

memfokuskan beberapa faktor internal dan eksternal berdasarkan pemaparan

Rosenau. Faktor internal tersebut adalah ideologi yang dianut suatu negara (religious

thing) dan idiosinkratik. Pada faktor eksternal yaitu kebutuhan keamanan di kawasan,

perdamaian di kawasan dan masalah kemanusiaan (HAM). Melalui faktor-faktor

tersebut penulis akan dapat menjelaskan latar belakang mengapa Vatikan mengambil

kebijakan pengakuan terhadap Palestina sebagai negara berdaulat.

F. Metode Penelitian

Penulis menggunakan metode kualitatif atau dikenal sebagai penelitian yang

menganalisis secara deskriptif.55

Tujuan ini membawa pandangan sistematis, faktual

dan berdasarkan fakta dari variabel.56

Metode kualitatif relevan untuk masalah sosial

yang menjelaskan lebih dalam dan menemukan hipotesis serta teori.57

Penulis akan melakukan pengumpulan data sekunder yang berupa sumber

tidak langsung dari data dokumen, buku, jurnal, majalah, surat kabar dan internet atau

studi pustaka. Pada data sekunder tersebut didapat dari beberapa sumber, antara lain:

Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN), Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial

Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Universitas Indonesia,

Perpustakaan Kementerian Luar Negeri, serta situs internet seperti JSTOR,

International Relations and Security Network (ISN), serta Europe journal yang akan

dipertanggung jawabkan sumber-sumbernya.

55

Sanapiah Faisal, format-format penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 20. 56

Ibid, 32. 57

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999), 112-

114.

Page 37: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

24

Setelah data terkumpul, data akan diverifikasi dan direduksi kembali oleh

penulis. Pada proses tersebut data mulai dipahami, diolah dan dianalisa dengan

konsep kepentingan nasional, kebijakan luar negeri dan konsep keamanan.

Selanjutnya data akan digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang diteliti

dengan menggunakan teori yang relevan.

.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian dalam skripsi ini dibagai menjadi lima bab dan pada beberapa bab

mempunyai sub-bab tertentu untuk memperjelas bab sebelumnya.

BAB I Pendahuluan. Bab ini berisikan pernyataan masalah tentang topik yang

dibahas dalam skripsi ini. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian,

kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II Status Palestina Sebagai sebuah Negara. Pada bab ini membahas

tentang bagaimana perkembangan Palestina menjadi sebuah negara. Lalu dilanjutkan

dengan upaya Palestina untuk mendapatkan pengakuan, ditambah dengan pengakuan

yang telah diberikan dari negara-negara internasional.

BAB III Pengakuan Takhta Suci (Vatikan) terhadap Negara Palestina. Bab ini

berisikan status Takhta Suci sebagai sebuah subjek hukum internasional. Terdapat

penjelasan struktur pemerintahan dan sistem dalam pengambilan kebijakan Takhta

suci. Bagaimana upaya yang telah dilakukan Takhta Suci untuk dapat mengakui

Palestina sebagai sebuah Negara juga terdapat dalam bab ini.

Page 38: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

25

BAB IV Analisa Mengenai Takhta Suci (Vatikan) mengakui Palestina sebagai

Negara Berdaulat Tahun 2015. Pengakuan yang didapatkan oleh Palestina merupakan

sebuah bentuk dukungan dari PBB dan negara internasional lainnya, bahwa Palestina

berhak untuk dapat menjadi sebuah negara yang berdaulat. pada bab ini terdapat

analisa kebijakan luar negeri Takhta Suci mengakui Palestina dengan menggunakan

faktor internal dan eksternal. Terdapat sub-bab tentang bagaimana pengaruh

pemimpin Takhta Suci dalam memberikan kebijakan dalam faktor internal. Isu yang

membahas mengenai masalah yang terjadi di kawasan dan Hak asasi manusia

menjadi faktor eksternal yang mendukung Takhta Suci mengakui Palestina menjadi

negara berdaulat.

BAB V Kesimpulan. Pada bab ini terdapat kesimpulan dari seluruh

pembahasan yang telah dijelaskan di bab-bab sebelumnya.

Page 39: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

26

BAB II

STATUS PALESTINA SEBAGAI SEBUAH NEGARA

A. Perkembangan Palestina Menjadi Sebuah Negara

Setiap negara pasti ingin mendapat pengakuan sebagai negara berdaulat di

mata dunia internasional, tidak terkecuali dengan negara Palestina. Palestina adalah

salah satu negara yang sangat memperjuangkan pengakuan kedaulatan dari dunia

internasional sebagai sebuah negara yang merdeka. Hal tersebut melalui jalan

panjang dengan proses yang lama untuk dapat diakui sebagai sebuah negara berdaulat

yang merdeka, sampai saat ini pun Palestina masih memperjuangkan hak-hak nya

untuk dapat diakui secara penuh.

Palestina adalah negara Timur Tengah yang mencakup 6.220 km2 tanah di

Jalur Gaza dan Tepi Barat, saat ini terdiri dari wilayah yang disebut Pendudukan

Palestina (Occupied Palestine Territory). Palestina berbagi perbatasan dengan Israel,

Yordania, Mesir, Lebanon, dan Suriah. Ibukotanya adalah Yerusalem Timur, dengan

pemerintahan sementara berbasis di Ramallah.56

Populasi Negara Palestina

diperkirakan mencapai 4,55 juta orang, dengan kepadatan penduduk rata-rata 731

56

Embassy of the State of Palestine, Palestine: Country Profile, diakses pada situs

http://www.palestine-australia.com/about-palestine/country-profile/, diakses pada tanggal 3 November

2017

Page 40: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

27

orang per km persegi. Kota terpadat adalah Kota Gaza, dengan mayoritas penduduk

Palestina adalah Muslim (93%), kebanyakan penduduknya menganut aliran Sunni.57

Sebelum mendapat pengakuan dari PBB sebagai negara peninjau bukan

anggota (Non-member Observer State) pada tahun 2012, Palestina harus melalui jalan

yang panjang untuk mendapatkan pengakuan tersebut.58

Hal ini bermula saat konflik

yang terjadi dengan bangsa Israel mulai timbul setelah Deklarasi Balfour59

, gejolak

konflik antara keduanya dapat dilihat melalui ilustrasi gambar yang berada di bawah.

Gambar. II. 1 Timeline Perkembangan Status Palestina

Sumber: diolah oleh penulis

57

Aljazeera, Palestine: Country profile, Dipublikasikan pada tanggal 1 September 2004 pada

situs http://www.aljazeera.com/archive/2004/09/200841013342123720.html, diakses pada tanggal 3

November 2017 58

Colum Lynch and Joel Greenberg, “U.N. votes to recognize Palestine as „non-member

observer state”, diakses dari https://www.washingtonpost.com/world/national-security/united-nations-

upgrades-palestines-status/2012/11/29/5ff5ff7e-3a72-11e2-8a97-

363b0f9a0ab3_story.html?utm_term=.9a97060752e7, pada tanggal 3 November 2017 59

Sebuah pernyataan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris saat Perang Dunia I

yang mengumumkan dukungan untuk "tanah air nasional bagi orang Yahudi" di Palestina, yang saat

itu merupakan sebuah kawasan Utsmaniyah dengan populasi minoritas Yahudi.

Page 41: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

28

Dari Ilustrasi di atas dapat dilihat konflik tersebut bermula dari bangsa Yahudi

yang menginginkan untuk mendirikan sebuah negara dengan melakukan diplomasi

pada 2 November 1917. Melalui Deklarasi Balfour tersebut terdapat persetujuan atas

gagasan untuk mendirikan sebuah negara oleh bangsa Yahudi di wilayah palestina.

Deklarasi tersebut menyatakan bahwa pemerintah Inggris telah mendukung keinginan

Israel untuk mendirikan negara bagi kaum yahudi.60

Pada tahun 1947, Inggris yang pada akhirnya membuat keputusan untuk

meninggalkan daerah mandat mereka di wilayah Palestina, setelah tujuan untuk

menghasilkan kemerdekaan kedua negara tidak tercapai. Setahun kemudian, PBB

merumuskan proposal perdamaian untuk bangsa Arab dan Yahudi di wilayah

Palestina, dengan membuat sebuah pembagian wilayah yang bertujuan untuk

memisahkan bangsa Arab dan Yahudi. 61

Proposal tersebut dikenal dengan Resolusi

PBB 181 II atau biasa disebut (United Nations Partition Plan), yang berisi

pembagian wilayah Palestina yg tidak adil sebesar 55% untuk bangsa Yahudi, dan

45% untuk bangsa arab, tentunya membuat bangsa arab tidak terima.62

Israel memproklamirkan sebagai sebuah negara pada tanggal 14 Mei 1948.

Keputusan tersebut membuat bangsa Arab marah dan tidak terima. Kemudian

meletuslah perang pertama yang terjadi antara Israel dengan koalisi negara Arab

60

Encyclopedia Britannica, Balfour Declaration, diakses dari

https://www.britannica.com/event/Balfour-Declaration, pada tanggal 3 November 2017 61

Charles K. Rowley dan Jennis Taylor, The Israel and Palestine Land Settlement Problem,

1948–2005: An analytical history”, Public Choice, 2006, hal. 128:79 62

Charles K. Rowley dan Jennis Taylor, The Israel and Palestine Land Settlement Problem

hal. 79

Page 42: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

29

dalam memperebutkan wilayah Palestina. Perang tersebut terjadi dari 15 Mei 1948

hingga 10 Maret 1949 dan Israel berhasil memenangkannya. Israel mampu

memperluas perbatasannya untuk menjangkau 70 persen wilayah Palestina yang

diberikan oleh PBB.63

Konflik yang terjadi berikutnya antara Israel dengan negara-negara Arab

(Mesir, Yordania, Suriah, Lebanon) terjadi pada 5-10 Juni 1967, perang ini dikenal

dengan “Six Days War”. Pada perang Enam Hari itu, Israel dapat memenangkan

perang dan berhasil mendapatkan wilayah penting seperti Tepi Barat, Jalur Gaza,

Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan.64

Tidak sampai disitu konflik terus

berlanjut Pada tanggal 6 Oktober 1973, Presiden Sadat Mesir dan Presiden Asad dari

Suriah bersama-sama meluncurkan serangan militer yang mengejutkan Israel, perang

ini disebut sebagai perang “Yom Kippur”. Perang yang telah terjadi menyebabkan

banyak korban jiwa yang berjatuhan dari kedua belah pihak.65

Dalam usaha Bangsa Palestina menghadapi pendudukan Israel, mereka mulai

membentuk organisasi perlawanan. Salah satu organisasi yang terbesar yang dibentuk

adalah Palestine Liberation Organization (PLO)66

pada 10 Juni 1964.67

Organisasi ini

63

Eko Marhaendy, Analisis Konflik Israel-Palestina: Sebuah Penjelajahan Dimensi Politik

dan Teologis, Makalah, hal. 11. 64

Manguluang, Pemberian Status “Non-Member Observer State” Kepada Palestina oleh

PBB dalam Upaya Penyelesaian Konflik dengan Israel Ditinjau dari Segi Hukum Internasional”,

Skripsi,” 2013, hal. 5 65

Charles K. Rowley dan Jennis Taylor, The Israel and Palestine Land Settlement Problem,

hal. 81 66

PLO (Palestine Liberation Organization) atau Organisasi Pembebasan Palestina adalah

sebuah lembaga politik resmi bangsa Arab Palestina yang didirikan pada tahun 1964, dan telah

mendapatkan pengakuan dari dunia ianternasional.

Page 43: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

30

pertama kali dipimpin oleh Ahmad Shukeir, setelah itu diteruskan oleh Yasser Arafat

yang telah melakukan beberapa langkah penting dengan berhasil memperoleh

pengakuan dari Liga Arab dan dapat memperoleh kesempatan untuk dapat berbicara

di hadapan Majelis sidang umum PBB.68

Upaya PLO untuk dapat mendirikan negara yang merdeka mendapatkan jalan

terang, setelah PLO mendapatkan status sebagai pengamat Non-negara dari PBB

pada 22 November 1974.69

Perjuangan dan upaya bangsa Palestina ini kemudian

mendapatkan simpati masyarakat Internasional. Saat Yasser Arafat berpidato di

Forum Majelis Umum PBB, mengenai hak rakyat Palestina untuk merdeka dan hak

untuk kembali ke rumah mereka.70

Pada akhir tahun delapan puluhan, Palestina kembali menarik perhatian dunia.

Tepatnya pada bulan Desember 1987, peristiwa Intifadah71

pertama bergejolak.

Terjadi pemberontakan spontan rakyat Palestina terhadap kehadiran Israel di Tepi

67

Badri Alzaky, Diplomasi Palestina menjadi Negara Pengamat Non- Anggota di PBB

Tahun 2011-2012, JOM FISIP Vol. 4 No. 1 Februari 2017, hal. 7 68

Badri Alzaky, Diplomasi Palestina menjadi Negara Pengamat Non- Anggota di PBB

Tahun 2011-2012, hal. 8 69

UN General Assembly 3237 (XXIX), Observer Status for the Palestine Liberation

Organization, Dipublikasi pada tanggal 22 November 1974, pada situs

http://www.un.org/en/ga/search/view_doc.asp?symbol=A/RES/3237(XXIX)&Lang=E&Area=RESOL

UTION, diakses pada tanggal 4 November 2017 70

Marcin Szydzisz, The Palestinian international identity after the UN resolution, The

Copernicus Journal of Political Studies nr 1 (3), 2013, hal. 113 71

Intifadah adalah gerakan perlawanan rakyat Palestina untuk merebut kembali tanah

Palestina, hal ini didorong oleh rasa tertindas dan kehilangan yang dirasakan oleh para penduduk

Palestina. Intifadah pertama dimulai pada 1987 dan berakhir pada 1993 dengan ditandatanganinya

Persetujuan Oslo dan pembentukan Otoritas Nasional Palestina.

Page 44: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

31

Barat dan Jalur Gaza.72

Hal tersebut membuat Dewan Nasional Palestina (Palestine

National Council / PNC) mendeklarasikan kemerdekaan Palestina pada bulan

November 1988 di Aljir, Aljazair.73

Yang berisi pernyataan berikut: "Dewan

Nasional Palestina dengan ini menyatakan, atas nama Tuhan dan atas nama orang-

orang Arab Palestina, telah berdiri Negara Palestina di tanah Palestina dengan

ibukotanya di Yerusalem”.74

Meskipun Palestina telah memproklamirkan kemerdekaannya, hal tersebut

tidak langsung membuat Palestina menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.

Setelah deklarasi negara Palestina, Majelis Umum PBB saat itu mengeluarkan sebuah

resolusi nomor 43/177 yang memutuskan mengganti untuk mengubah nama PLO

menjadi “Palestina” dengan tidak mengurangi statusnya dalam sistem PBB secara

resmi diakui dan diterima dunia.75

Hal tersebut diikuti oleh pengangkatan Yasser

Arafat sebagai presiden negara Palestina pada tahun 1989, membuat Palestina

memiliki pemeritahan yang sah untuk mengatur negara dan rakyatnya.76

Awal tahun 1993 dari sejumlah negosiasi yang telah dilakukan antara PLO

dan Israel terbentuk sebuah kesepakatan yang disebut dengan deklarasi prinsip (Oslo

72

UN, “Intifada (The Uprising) 1987-1993”, diakses dari

http://www.un.org/Depts/dpi/palestine/ch6.pdf, pada tanggal 4 november pukul 09.23 73

UN, “The Question of Palestine and the United Nations”, diakses dari

https://unispal.un.org/pdfs/DPI2499.pdf, pada tanggal 4 November 2017 74

Marcin Szydzisz, “The Palestinian international identity after the UN resolution”, The

Copernicus Journal of Political Studies nr 1 (3), 2013, hal. 116 75

Machnun Husein, “Prospek Perdamaian di Timur Tengah”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1995), hal. 5 76

Aljazeera, “President Yasser Arafat”, diakses dari

https://www.aljazeera.com/archive/2004/11/2008410101519774430.html, pada tanggal 15 januari

2018 pukul 22.17

Page 45: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

32

Accords) yang pertama.77

Kesepakatan tersebut menciptakan sebuah Badan

Pemeritahan Palestina (PA) yang dapat mengatur secara eksklusif permasalahan-

permasalahan yang ada di wilayah Palestina.78

PA diberikan kontrol sipil dan

keamanan di Area yang sudah ditentukan.

Pada tahun 2005 setelah peristiwa intifadah kedua, Israel menarik secara

sepihak pasukannya dari permukiman di Jalur Gaza. Keputusan tersebut memperluas

kontrol Otoritas Palestina ke seluruh jalur, sementara Israel terus mengontrol titik-

titik persimpangan, wilayah udara dan perairan di lepas pantai.79

Menyusul konflik

yang terjadi antar- Bangsa Palestina pada tahun 2006, Hamas mengambil alih kendali

atas Jalur Gaza dan Fatah mengambil alih Tepi Barat.80

81

Setelah kematian Yasser Arafat, Mahmoud Abbas terpilih sebagai Presiden

Otoritas Palestina (PA) pada tahun 2005.82

Mahmoud Abbas, dalam kapasitasnya

sebagai ketua PLO juga telah mengusahakan Palestina agar segera mendapatkan

77

Rupert Sherman, “The Palestinian Authority and the Misunderstood State in International

Law”, Universitas Otago, Dunedin 2005, hal. 19 78

Rupert Sherman, hal. 19 79

BBC News, "Israel completes Gaza withdrawal", diakses dari

http://news.bbc.co.uk/2/hi/4235768.stm, pada tanggal 10 Februari 2018 80

Hamas dan Fatah adalah dua pihak fraksi utama yang ada di Palestina, ketegangan antara

Hamas dan Fatah terjadi pada 2005 setelah kematian pemimpin lama PLO Yasser Arafat yang

meninggal pada 11 November 2004, dan ketegangan keduanya membuat perang saudara yang terjadi

di Palestina. 81

Aaron D. Pina, “Fatah and Hamas: the New Palestinian Factional Reality”, CRS Report for

Congress. Hal. 5 82

Joel Beinin dan Lisa Hajjar, “Palestine, Israel and the Arab-Israeli Conflict A Primer”,

diakses dari https://www.merip.org/sites/default/files/Primer_on_Palestine-

Israel(MERIP_February2014)final.pdf, pada tanggal 10 Februari 2018

Page 46: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

33

pengakuan. Salah satu yang dilakukan yaitu dengan mengajukan petisi kepada PBB

untuk menerima Palestina sebagai negara anggota.83

Pada bulan September 2011 Mahmoud Abbas membuat petisi kepada Dewan

Keamanan PBB dan meminta keanggotaan penuh untuk Palestina.84

Namun, hal

tersebut kembali gagal karena petisi tersebut tidak mendapatkan minimal Sembilan

suara yang dibutuhkan dan Amerika juga sudah bersiap untuk memveto agar petisi

yang diajukan tidak sampai pada Majelis Umum.85

Hingga akhirnya pada tanggal 29 November 2012, melalui voting yang

dilakukan oleh Majelis Umum PBB, telah memutuskan untuk memberikan status

baru bagi Palestina sebagai Negara Pengamat Bukan Anggota (non-member observer

state) di PBB. Palestina mendapatkan dukungan mayoritas pada sidang umum

tersebut dengan jumlah suara 138 setuju, 9 menolak dan 41 abstain.86

Pemberian

status tersebut dapat dikatakan telah mempertegas status Palestina sebagai sebuah

negara di dunia internasional.

83

Joel Beinin dan Lisa Hajjar, hal. 15 84

Aaron Eitan Meyer, “Mahmoud Abbas: Redefining Law and Settlements at the United

Nations”, diakses dari https://thelawfareproject.org/mahmoud-abbas-redefining-law-and-settlements-

at-the-united-nations/, pada tanggal 10 Februari 2018 85

Aaron Eitan Meyer, “Mahmoud Abbas: Redefining Law and Settlements at the United

Nations”, diakses dari https://thelawfareproject.org/mahmoud-abbas-redefining-law-and-settlements-

at-the-united-nations/, pada tanggal 10 Februari 2018 86

Resolusi Sidang Umum PBB no. 67/19

Page 47: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

34

B. Status Palestina sebelum Diakui sebagai Sebuah Negara

Kepemilikan status pada sebuah entitas merupakan hal yang penting dalam

hubungannya dengan dunia Internasional. Status yang dimiliki tersebut dapat

membantu sebuah entitas menjadi salah satu subjek hukum internasional, yang

nantinya dapat memiliki hak dan kewajiban untuk bisa berpartisipasi dalam segala

bentuk kegiatan internasional. Oleh sebab itu Palestina berjuang untuk mendapatkan

statusnya dalam beberapa dekade terakhir.

Perkembangan pada status Palestina dimulai ketika Organisasi Pembebasan

Palestina (PLO) terbentuk. PLO sendiri merupakan sebuah badan organisasi

perjuangan rakyat Palestina yang terbentuk tanggal 2 juni 1964 pada sidang Dewan

Nasional Palestina (PNC).87

Tujuan dari didirikannya PLO adalah sebagai organisasi

yang meyatukan semua kelompok gerakan perjuangan untuk dapat membebaskan

rakyat Palestina dari pendudukan Bangsa Israel.

Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) tersebut bisa dijadikan sebagai tolak

ukur awal ketika membahas mengenai status Palestina, pada mulanya PLO hanya

dianggap sebagai organisasi perlawanan, namun di kemudian hari memiliki peran

yang penting dalam perkembangan status Palestina. Melalui PLO tersebut rakyat

Palestina secara sedikit demi sedikit dapat diakui eksistensinya sebagai sebuah

87

Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi Pembebasan Palestina tahun 1988”, Lontar

vol. 8, no. 1, hal. 41

Page 48: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

35

bangsa. Usaha yang telah dilakukan oleh PLO mulai terlihat setelah mendapatkan

pengakuan dari Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada tahun 1969.88

Kemudian PLO mendapatkan pengakuan sebagai perwakilan resmi dari

bangsa Palestina oleh Liga Arab pada tahun 1974. Tidak lama setelah itu, pada 22

November 1974, PLO mendapatkan undangan untuk berbicara di depan Sidang

Umum PBB dan mendapatkan pengakuan masyarakat internasional sebagai satu-

satunya wakil resmi dari rakyat Palestina dalam memperjuangkan berdirinya negara

Palestina. Hal tersebut terjadi setelah keluarnya Resolusi Majelis Umum PBB No.

3237 yang isinya memberikan status peninjau kepada PLO.89

Dengan status tersebut

PLO mendapatkan kedudukan untuk berpartisipasi pada sidang dan konferensi yang

dibuat oleh PBB.

Langkah berikutnya yang dicapai oleh PLO adalah menjadi anggota penuh

dalam Liga Arab pada tahun 1976. Dengan adanya dukungan dari negara-negara

Arab, PLO pada akhirnya semakin percaya diri untuk dapat memproklamirkan

berdirinya negara Palestina pada 15 November 1988.90

Hal tersebut mendapat

pengakuan dari banyak negara Arab. Namun, Berdirinya negara Palestina tersebut

88

Ita Mutiara Dewi dkk, “ Gerakan Rakyat Palestina dari Deklarasi Negara Israel sampai

Terbentuknya Negara Palestina”, Laporan penelitian Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas

Negere Yogyakarta, (2008), hal. 18 89

Lazuardhi Utama, “4-2-1969: Organisasi PLO Berdiri”, diakses dari

https://www.viva.co.id/berita/dunia/731612-4-2-1969-organisasi-plo-berdiri, pada tanggal 15 Februari

2018 90

UN, “The Question of Palestine and the United Nations”.

Page 49: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

36

tidak langsung dapat mengubah status PLO di PBB yang sebelumnya berstatus hanya

sebagai organisasi peninjau.

Setelah memproklamasikan negara Palestina, PLO menjadi representasi

Palestina untuk menyuarakan aspirasinya dalam forum-forum internasional. Hal

tersebut terjadi karena status Palestina sebagai sebuah negara belum diakui

seluruhnya. Dalam hukum internasional status Palestina terkendala dengan kriteria

yang dirumuskan oleh Konvensi Montevideo tahun 1933, yang di dalamnya sebuah

negara harus memiiki: wilayah tetap; berpenduduk permanen; memiliki

pemerintahan; dan memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan internasional.91

Kriteria yang belum dipenuhi Palestina sebagai syarat berdirinya sebuah

negara adalah memiliki wilayah yang tetap, sebagian besar wilayah palestina masih

diduduki oleh negara Israel. Pemerintahan palestina saat itu juga masih

dilangsungkan di pengasingan. Namun, hal ini tidak bisa menghambat negara-negara

lainnya secara bilateral untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara dan menjalin

hubungan dengannya. Walau pengakuan bilateral telah banyak didapatkan, itu belum

bisa membuat Palestina memiliki status yang setara dengan negara lain pada

umumnya.

Perkembangan berikutnya, PLO mulai mengikuti sejumlah konferensi

perdamaian dengan negara Israel yang mulai disponsori oleh negara-negara besar

91

Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar , Hukum Internasional Kontemporer, (Bandung,

Refika Aditama, 2006), “berdasarkan Konvensi Montevideo 1933”, hal.105

Page 50: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

37

seperti Amerika Serikat dan Rusia. Selanjutnya terjadi kesepakatan Perjanjian Oslo

pada tahun 1993. Kesepakatan tersebut mengatur perdamaian antara Palestina-Israel

dan penarikan mundur pasukan Israel dari wilayah yang ditetapkan oleh Resolusi

Dewan Keamanan PBB sebelum tahun 1976. lewat Perjanjian ini pula lahirlah

Palestinian National Authority (Otoritas Nasional Palestina) suatu pemerintahan

administratif atas sebagian wilayah Palestina di Jalur Gaza dan Jericho (Tepi Barat).92

Hingga pada tanggal 29 November 2012, melalui voting yang dilakukan

Majelis Umum PBB, memutuskan untuk memberikan status baru bagi bangsa

Palestina sebagai “non-member observer state” di PBB, Pemberian status tersebut

dapat dikatakan sebagai sebuah kemajuan yang mempertegas status Palestina sebagai

sebuah negara dan kedepannya dapat membuka jalan baru bagi Negara Palestina.93

C. Upaya Palestina untuk Mendapatkan Pengakuan

Palestina dalam usahanya untuk mendapatkan sebuah pengakuan melewati

jalan yang berliku dan tidak mudah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk dapat

diakui di dunia internasional, khusunya mendapatkan status utama pada Organisasi

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Palestina sangat berupaya untuk mendapatkan

status keanggotaan tersebut, dikarenakan Peran PBB sangat penting dalam

menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di dunia. Kita ketahui juga PBB

92

Rupert Sherman, “The Palestinian Authority and the Misunderstood State in International

Law”. 93

Resolusi Sidang Umum PBB no. 67/19

Page 51: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

38

merupakan organisasi internasional yang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam

hubungan antar negara-negara dunia.

Dalam upayanya mendapatkan status dan pengakuan internasional Palestina

menggunakan berbagai cara setelah menempuh jalan kekerasan, PLO sebagai wakil

resmi dari Palestina mulai melakukan jalan diplomasi. Sebelumnya diketahui

Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) diakui sebagai organisasi perwakilan rakyat

Palestina berdasarkan pertemuan Liga Arab yang dibuat kairo pada tahun 1964.94

PLO yang secara resmi menjadi perwakilan satu-satunya bangsa Palestina,

pada tanggal 22 November 1974 mendapatkan pengakuan dari PBB. Majelis Umum

PBB pada saat itu menyetujui untuk membahas masukan mengenai permasalahan

bangsa Palestina. Yasser Arafat yang saat itu menjabat sebagai pemimpin PLO turut

diundang untuk dapat berpartisipasi dalam forum diskusi tersebut. Pada forum

tersebut Yasser Arafat yang diundang mendapatkan kesempatan untuk berpidato dan

menyuarakan politik perdamaian yang akan ditempuh untuk bisa menyelesaikan

masalah Palestina-Israel. Hal tersebut mendapatkan sambutan yang baik dari PBB

dengan memberikan status kepada PLO sebagai “entitas pengamat non-anggota”

melalui Resolusi Sidang Umum No. 3237.95

94

Badri Alzaky, “Diplomasi Palestina menjadi Negara Pengamat Non- Anggota di PBB

Tahun 2011-2012”, hal. 2 95

Riza Sihbudi, “Palestin dalam Pandangan Imam Khomeini”, (Jakarta: Pustaka Zahra,

2004), hal. 21.

Page 52: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

39

Pada tanggal 15 November 1988, PLO melalui Dewan Nasional Palestina

(PNC) memproklamirkan kemerdekaan Palestina di Aljir, Aljazair dengan Yasser

Arafat sebagai Presiden pertamanya.96

Peristiwa ini menandakan adanya eksistensi

dari pemerintahan Palestina, hal tersebut juga dinyatakan langsung oleh PBB dengan

Resolusi Sidang Umum no, 43/177.97

Selanjutnya Palestina diberikan hak-hak dan

Previlege tambahan untuk dapat ikut serta dalam forum-forum diskusi pada setiap

sidang umum, hak untuk mengajukan keberatan dan hak untuk menjawab apalagi

dengan hal yang menyangkut permasalahan Palestina yang sudah tercantum dalam

Resolusi Sidang Umum no. 52/250.98

Kemerdekaan yang di deklarasikan oleh Palestina pada 1988, membuat

pemerintah Israel dan Amerika Serikat menunjukan keberatan. Pada saat itu,

Palestina mencoba mencari pengakuan ke dua organisasi internasional yang

berafiliasi dengan PBB. Palestina mencoba mengajukan keanggotaannya ke

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Ekonomi, Sosial dan Budaya

PBB (UNESCO) pada 1989. Namun upaya ini tersendat karena Amerika Serikat

mengancam untuk tidak memberikan dana kepada organisasi tersebut.99

Direktur Jenderal WHO, Hiroshi Nakajima saat itu meminta untuk menunda

status keanggotaan WHO untuk Palestina. Nakajima mengatakan bahwa WHO tidak

96

UN, “The Question of Palestine and the United Nations”, 97

Resolusi Sidang Umum PBB No. 43/177 98

Resolusi Sidang Umum PBB No. 52/250 99

John Quigley, “Palestine Statehood and International Law”, Global Policy Essay, January

2013, hal. 3

Page 53: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

40

akan bisa bertahan tanpa adanya kontribusi dari Amerika Serikat. UNESCO juga

mendapatkan boikot dari Amerika dan akan keluar dari organisasi apabila menerima

Palestina menjadi anggota. Dengan adanya ancaman serius yang diberikan oleh

Amerika Serikat tersebut, maka permintaan dari Palestina sementara tidak dapat

diterima.100

Sampai pada saat Presiden Yasser Arafat wafat tahun 2004, upaya untuk

mendapatkan pengakuan yang diimpikan Palestina masih belum dapat terwujud.

Keinginan untuk mendirikan Negara Palestina yang berdaulat juga masih harus

melalui jalan yang panjang. Setelah meninggalnya Yasser Arafat, Mahmoud Abbas

yang juga berasal dari kelompok Fatah101

terpilih menjadi Presiden Palestina pada

januari 2005. Sebagai pemimpin Palestina yang baru, Mahmoud Abbas selaku

pemimpin Palestina juga terus berkomitmen untuk dapat mewujudkan negara

Palestina merdeka melalui jalan diplomasi yang damai.102

Palestina yang masih berstatus entitas pengamat non-anggota di PBB,

menginginkan peningkatan status agar negara Palestina bisa menjadi anggota penuh

PBB. Presiden Mahmoud Abbas sebagai pemimpin Otoritas Palestina Pada 23

100

John Quigley, “Palestine Statehood and International Law”, hal. 4 101

Fatah adalah sebuah organisasi politik dan militer dari Palestina yang didirikan pada tahun

1950 oleh pemimpinnya Yasser Arafat dan Khalil al-Wazir, organisasi ini bertujuan untuk merebut

wilayah Palestina dari cengkraman Israel melalui serangan yang dilakukan secara gerilya. Fatah

menjadi kekuatan yang dominan dalam dunia perpolitikan di Palestina. Pada akhir 1960-an Fatah

bergabung dengan PLO, menjadikan Yasser Arafat menjadi pemimpin dalam PLO dan Fatah. Diakses

dari https://www.bbc.com/news/world-middle-east-13338216, pada tanggal 20 Februari 2018 102

Clemens Verenkotte, Renata Permadi, “Pergantian Generasi di Fatah”, diakses dari

https://www.dw.com/id/pergantian-generasi-di-fatah/a-4557850, pada tanggal 20 Februari 2018

Page 54: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

41

September 2011, secara resmi mengajukan permohonan kepada Sekjen PBB Ban Ki-

moon agar Palestina bisa menjadi negara anggota penuh PBB (full member state).103

Presiden Abbas mengajukan proposal yang berjudul, "Proposal untuk

pengakuan Palestina berdasarkan garis batas 4 Juni 1967 dengan Yerusalem sebagai

Ibu Kota Palestina”.104

Dengan ini diharapkan dapat menyerahkan masalah tersebut

ke Dewan Keamanan untuk memutuskan apakah akan merekomendasikan status

keanggotaan Palestina. Namun, upaya Abbas tersebut gagal karena terkendala

persetujuan Dewan Keamanan (DK) PBB. Pasal 4 ayat (2) Piagam PBB

mensyaratkan keanggotaan penuh di PBB harus melalui persetujuan 9 dari 15 negara

anggota DK dengan persetujuan bulat dari 5 anggota tetapnya.105

Melalui rapat Dewan Keamanan PBB yang digelar pada November 2011,

beberapa negara seperti Rusia, India, Lebanon, China, dan Brasil mendukung

Palestina, saat itu negara seperti Inggris, Prancis, dan Kolombia memilih untuk

abstain dalam perkara itu. Sedangkan AS memang menyatakan penolakannya,

sumber kegagalan saat itu terjadi karena negara seperti Gabon, Bosnia dan Nigeria

103

Shohib Masykur, “Dunia Mengakui Kemerdekaan Palestina”, Buletin Diplomasi

Multilateral Vol. II No. 1 Tahun 2013, hal. 13 104

UN, diakeses dari http://www.un.org/News/dh/infocus/middle_east/quartet-

23sep2011.htm, pada tanggal 20 Februari 2018 105

Jim Zanotti dan Marjorie Ann Browne, “Palestinian Initiatives for 2011 at the United

Nations”, CRS Report for Congress, hal. 2

Page 55: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

42

tidak jelas menentukan sikapnya. Dengan kondisi ini, AS tidak perlu bersusah payah

menggunakan vetonya untuk dapat menggagalkan usaha Palestina.106

Kegagalan Palestina tersebut tidak menyurutkan usaha untuk dapat memiliki

status sebagai sebuah negara resmi dunia. Tak lama setelah Palestina gagal

mengajukan permohonan untuk masuk ke PBB, Palestina mulai menemui titik terang.

Setelah salah satu badan PBB, yaitu UNESCO (The United Nations Educational,

Scientific and Cultural Organization) menerima permohonan Palestina untuk

mendapatkan status keanggotaan penuh pada sidang General Conference (GC) ke-36

UNESCO pada 31 Oktober 2011. Sebanyak 107 negara dalam proses pemungutan

suara yang diadakan dalam salah satu sesi sidang menyetujui usulan keanggotaan

yang diajukan Palestina.107

Palestina resmi menjadi anggota UNESCO ke-195 setelah meratifikasi

Konstitusi UNESCO pada 23 November 2011. Sembilan negara anggota UNESCO,

yang juga menjadi negara anggota DK PBB memilih opsi mendukung yaitu Perancis,

Brazil, RRT, Rusia, India, Afrika Selatan, Libanon, Gabon dan Nigeria. Sementara

Portugal, Colombia, Bosnia-Herzegovina serta Inggris Raya memilih abstain,

sedangkan Jerman dan AmerikaSerikat (AS) memilih menolak.108

Kali ini UNESCO

106

Badri Alzaky, “Diplomasi Palestina menjadi Negara Pengamat Non- Anggota di PBB

Tahun 2011-2012”, hal. 4 107

Karl Vick, “Palestinian Statehood Gets Recognized by UNESCO: What‟s Next?”, diakses

dari http://world.time.com/2011/10/31/palestinian-statehood-gets-recognized-unescowhats-next, pada

tanggal 20 februari 2018 pukul 15.23 108

Karl Vick, “Palestinian Statehood Gets Recognized by UNESCO: What‟s Next?

Page 56: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

43

mengabaikan ancaman dari Amerika Serikat dan mengakui Palestina menjadi

anggotanya.

Setahun berselang tepatnya November 2012, Mahmoud Abbas selaku

Presiden Otoritas Palestina menyampaikan pidatonya melalui Sidang Panel ke 44

pada Sidang ke-67 Majelis Umum PBB. Sidang tersebut membahas topik mengenai

masalah Palestina, Mahmoud Abbas pada pidatonya menegaskan bahwa Palestina

memiliki tekad untuk dapat memiliki status keanggotaan penuh di PBB. Hal tersebut

telah diputuskan setelah Presiden Abbas melakukan konsultasi dengan negara-negara

anggota PBB dan organisasi regional seperti OKI untuk mendapatkan dukungan.109

Diharapkan dengan pemberian status tersebut, berdampak baik bagi Palestina

di masa depan. Pengakuan ini juga dapat menjadi kesempatan Palestina untuk dapat

berpartisipasi dalam berbagai forum dan debat yang dibuat Majelis Umum PBB.

Meningkatkan peluang Palestina untuk bisa bergabung dengan badan-badan di bawah

PBB dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Pemberian status Non-member

Observer State ini merupakan sebuah bentuk dukungan dan pengakuan masyarakat

internasional terhadap eksistensi Negara Palestina.

109

Badri Alzaky, “Diplomasi Palestina menjadi Negara Pengamat Non- Anggota di PBB

Tahun 2011-2012”, hal. 11

Page 57: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

44

D. Pengakuan dari negara-negara Internasional terhadap Palestina

Dalam upaya Palestina memperoleh pengakuan dari negara lain sebagai salah

satu syarat suatu negara menjadi berdaulat, hal tersebut membutuhkan proses yang

sangat panjang. Dalam proses pengakuan kenegaraan, Palestina berhasil mendapatkan

pengkuan dari organisasi internasional yaitu Perserikatan Bangsa Bangsa atau

PBB.110

Hal ini menjadi pendorong untuk Palestina untuk memperoleh pengakuan

secara resmi dari negara lainnya. Sejak pengakuan palestina pada pertemuan PBB,

beberapa negra mulai memberikan pengakuan resmi terhadap Palestina seperti negara

Irlandia, Perancis, Swedia, Denmark, Vatikan, dan banyak negara lainnya.

Gambar. II.2 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

Sumber: Washington Post

110

VOAindonesia.com, PBB Akui Palestina Sebagai Negara Berdaulat, Artikel,

Dipublikasikan pada tanggal 30 November 2012 pada situs https://www.voaindonesia.com/a/pbb-akui-

palestina-sebagai-negara-berdaulat/1555724.html, diakses pada tanggal 1 Juli 2018

Page 58: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

45

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa banyak negara yang telah mengakui

Palestina sebagai sebuah negara dan mayoritas negara tersebut berapa di kawasan

benua Eropa. Dalam setiap pengakuan yang diperoleh dari setiap negara terhadap

Palestina, negara tersebut perlu mengadakan proses pencapaian kesepakatan bersama.

Oleh sebab itu, negara-negara tersebut melakukan perlu diketahui bagaimana negara-

negara tersebut memperoleh kesepakatan untuk mengakui Palestina sebagai negara

secara resmi.

1. Swedia

Setelah PBB memberikan suara dalam mengakui Palestina sebagai negara,

Swedia sebagai negara pertama yang ikut megakui secara resmi status

kenegaraan Palestina. Hal ini telah dikemukakan oleh Margot Wallstrom yaitu

Menteri Luar Negeri Swedia. Pada suatu artikel Wallstrom menyatakan

bahwa Swedia secara resmi mengakui Palestina sebagai negara dan

mengatakan “Pengakuan hari ini merupakan sumbangan bagi masa depan

lebih baik di kawasan yang telah lama diwarnai dengan kemacetan

perundingan, kehancuran dan frustasi”.111

Dari pernyataan tersebut, Swedia

bertujuan membantu Palestina agar mendapatkan jalan penyelesain lebih cepat

terkait dengan konflik antara Palestina dan Israel. Amerika Serikat

memandang bahwa keputusan Swedia terlalu cepat, namun Swedia sendiri

111

BBC, Swedia Resmi Akui Palestina Sebagai Negara Berdaulat, Artikel, Dipublikasikan

pada tanggal 30 Oktober 2014 pada situs

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/10/141030_swedia_palestina_pengakuan, diakses pada

Tanggal 1 Juli 2018

Page 59: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

46

memandang bahwa jika pengakuan tersebut tidak diberikan maka dinilai takut

telalu terlambat.112

Oleh sebab itu, Swedia berharap tindakanya dalam

memberikan pengakuan kepada Palestina dapat diikuti oleh negara Eropa

lainnya agar dapat mempercepat perubaha status Palestina sebagai negara.

2. Irlandia

Dalam proses pemberian pengakuan, Israel melakukan tekanan kepada setiap

negara yang akan memberikan suaranya kepada Palestina termasuk terhadap

Irlandia. Hal ini diketahui dari adanya kecaman yang diarahkan oleh Israel

kepada Irlandia dan hal ini dianggap sebagai tujuan genosida yang dilakukan

Israel kepada Irlandia dengan tujuan tidak memberikan dukungannya kepada

Palestina.113

Namun, keputusan Irlandia dalam pengakuan ini didukung oleh banyak pihak

di dalam negaranya seperti halnya organisasi yang yang ada di Irlandia.

Organisasi ini melakukan desakan kepada pemerintah Irlandia untuk

memberikan pengakuan kepada Palestina.114

Selain itu, Irlandia pun

112

BBC, Swedia Resmi Akui Palestina Sebagai Negara Berdaulat, Artikel, Dipublikasikan

pada tanggal 30 Oktober 2014 pada situs

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/10/141030_swedia_palestina_pengakuan, diakses pada

Tnggal 1 Juli 2018 113

Jurnalislam.com, Lucu, Karena Akui Kedaulatan Negara Palestina, Irlandia Dikecam

Israel, Artikel, Dipublikasikan pada tanggal 15 Desember 2014 pada situs

https://jurnalislam.com/lucu-karena-akui-kedaulatan-negara-palestina-irlandia-dikecam-israel/, diakses

pada tanggal 1 Juli 2018. 114

RZ, Organisasi di Irlandia Desak Negaranya Akui Palestina, Artikel, Dipublikasikan pada

tanggal 28 Februari 2015 pada situs https://www.eramuslim.com/berita/organisasi-di-irlandia-desak-

negaranya-akui-palestina.htm, diakses pada tanggal 1 Juli 2018

Page 60: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

47

mengikuti jejak Swedia dalam mendukung Palestina sebagai negara.115

Dengan banyaknya dukungan dari dalam dan luar negara akhir Irlandia

memberikan pengakuannya kepada Palestina.

3. Prancis

Dalam proses pengambilan keputusan dalam memberi pengakuan terhadap

Palestina, Prancis mendapatkan peringatan dari Israel sama seperti negara

Irlandia. Pedana Menteri Israel Benjamin Metanyahu menyatakan bahwa jika

Prancis memberikan pengakuan kepada Palestina, maka Prancis melakukan

kesalah besar.116

Peringatan itu datang muncul setelah parlemen Prancis akan

melakukan voting untuk mengakui negara Palestina pada awal Desember

2014 nanti.117

Namun, walaupun Israel memberikan peringatan kepada

Prancis, negara lain tetap memberikan pengakuannya kepada Palestina dan hal

tersebut menjadi poin tambahan bagi pemerintah Prancis untuk tetap

memberikan pengakuannya kepada Palestina. Dalam keputusan yang

115

Jurnalislam.com, Lucu, Karena Akui Kedaulatan Negara Palestina, Irlandia Dikecam

Israel, Artikel, Dipublikasikan pada tanggal 15 Desember 2014 pada situs

https://jurnalislam.com/lucu-karena-akui-kedaulatan-negara-palestina-irlandia-dikecam-israel/, diakses

pada tanggal 1 Juli 2018. 116

Muhaimin, Israel Peringatkan Prancis Jangan Akui Palestina, Artikel, Dipublikasikan

pada tanggal 24 November 2014 pada situs https://international.sindonews.com/read/928158/43/israel-

peringatkan-prancis-jangan-akui-palestina-1416797121, diakses pada tanggal 1 Juli 2018 117

Muhaimin, Israel Peringatkan Prancis Jangan Akui Palestina, Artikel, Dipublikasikan

pada tanggal 24 November 2014 pada situs https://international.sindonews.com/read/928158/43/israel-

peringatkan-prancis-jangan-akui-palestina-1416797121, diakses pada tanggal 2 Juli 2018

Page 61: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

48

dikeluarkan pengakuan dari Parlemen Prancis dengan suara mayoritas tersebut

dapat mewujudkan jalan damai antara Palestina dan Israel.118

4. Inggris

Tujuan pemerintah Inggris dalam pemberian keputusan terhadap kedaulatan

Palestina ialah agar Palestina dan Israel dapat mencapai perdamaian. Seperti

yang dikemukakan oleh Morris salah seorang anggota parlemen Inggris

menyatakan bahwa pengakuan Palestina tidak berarti akan melukai Israel.

Namun sebaliknya, pengakuan ini diberikan untuk kebaikan kedua belah

pihak.119

Dimana Inggris beranggapan dengan memberikan pengakuan kepada

Palestina sama hal memberikan jalan perdamain lebih cepat. Selain itu,

pengakuan terhadap Palestina diberikan karena Israel memberikan pandangan

kurang baik dimata pemerintahan Inggris.

Pada awalnya, anggota parlemen Inggris dari kubu Konservatif, Richard

Ottaway, mengatakan bahwa dia dulu mendukung Israel dan ideologi

Zionisme yang mereka anut.120

Namun, belakangan Israel mulai mendapat

predikat buruk, salah satunya karena pemerintah Tel Aviv dimana hal tersebut

118

BBC.com, Parlemen Prancis Akui Negara Palestina, Artikel, Dipublikasikan pada tanggal

2 Desember 2014 pada situs http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/12/141202_prancis_palestina,

diakses pada tanggal 2 Juli 2018 119

Denny Armandhanu, Parlemen Inggris Akui Kedaulatan Palestina,Artikel, Dipublikasikan

pada tanggal 14 Oktober 2014 pada situs

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20141014165913-134-6363/parlemen-inggris-akui-

kedaulatan-palestina, diakses pada tanggal 2 Juli 2018 120

Denny Armandhanu, Parlemen Inggris Akui Kedaulatan Palestina,Artikel, Dipublikasikan

pada tanggal 14 Oktober 2014 pada situs

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20141014165913-134-6363/parlemen-inggris-akui-

kedaulatan-palestina, diakses pada tanggal 2 Juli 2018

Page 62: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

49

merupakan salah satu penyebab utama mandeknya perundingan damai yang

dimediasi Amerika Serikat.121

Setelah peristiwa tersebutlah yang

memunculkan dukungan Inggris terhadap Palestina dan akhirnya Inggris

memberikan pengakuannya terhadap Palestina.

5. Vatikan

Vatikan menanmbahkan negaranya sebagai negara yang ikut mengakui

Palestina sebagai negara. Hal tersebut menjadi kekecewaan bagi Israel dan

Amerika Serikat, dimana keduanya menentang pengakuan semacam itu

dengan menyebut pakta mengenai Palestina masih prematur dan

kontraproduktif.122

Namun walau bagaimanapun, Vatikan telah membuat

keputusan untuk memberikan pengakuannya kepada Palestina, bahkan

pengakuan ini telah diberikan secara de facto oleh Vatikan sejak tahun 2012

dan hingga pada tahun 2015 Vatikan dan Palestina telah melakukan langkah

prosedural penandatangan.123

Langkah ini dibuat oleh Vatikan agar dapat mempercepat memiliki peran

yang lebih besar di Timur Tengah, tempat banyak orang Kristen melarikan

121

Denny Armandhanu, Parlemen Inggris Akui Kedaulatan Palestina,Artikel, Dipublikasikan

pada tanggal 14 Oktober 2014 pada situs

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20141014165913-134-6363/parlemen-inggris-akui-

kedaulatan-palestina, diakses pada tanggal 2 Juli 2018 122

Rinaldo, Meski Ditentang Israel, Vatikan Resmi Akui Negara Palestina, Artikel,

Dipublikasikan pada tanggal 3 Januari 2016 pada situs

https://www.liputan6.com/global/read/2403282/meski-ditentang-israel-vatikan-resmi-akui-negara-

palestina, diakses pada tanggal 2 Juli 2018 123

Rinaldo, Meski Ditentang Israel, Vatikan Resmi Akui Negara Palestina, Artikel,

Dipublikasikan pada tanggal 3 Januari 2016 pada situs

https://www.liputan6.com/global/read/2403282/meski-ditentang-israel-vatikan-resmi-akui-negara-

palestina, diakses pada tanggal 2 Juli 2018

Page 63: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

50

diri karena konflik di negara-negara seperti Suriah dan Irak.124

Dengan

penambahan jumlah negara Eropa yang mengakui Palestina diharapkan dapat

mempercepat proses perdamaian kedua negara.125

Dengan adanya pengakuan yang diberikan oleh negara lain, dapat menbantu

negara Palestina untuk mendapatkan status kenegaraannya. Selain itu, pengakuan

tersebut diharapkan dapat menjadi alat untuk Palestina terlepas dari konflik yang

masih terus terjadi dengan Israel dan menjadi solusi bagi kedua negara tersebut.

124

Suprapto, Tahta Suci Vatikan Akui Palestina, Kesepakatan Berlaku, Artikel,

Dipublikasikan pada tanggal 4 Januari 2016 pada situs

http://wartakota.tribunnews.com/2016/01/04/tahta-suci-vatikan-akui-palestina-kesepakatan-berlaku,

diakses pada tanggal 2 Juli 2018 125

BBC.com, Vatikan akui Palestina sebagai Negara, Artikel, Dipublikasikan pada tanggal

14 Mei 2015 pada situs

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/05/150513_dunia_vatikan_palestina, diakses pada tanggal

2 Juli 2018

Page 64: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

51

BAB III

PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP NEGARA

PALESTINA

A. Takhta Suci (Vatikan) sebagai Subjek Hukum Internasional

Pada awalnya negara hanyalah satu-satunya sebagai aktor dan subjek

hukum internasional di dunia. Bersamaan dengan itu hukum internasional yang

dibentuk atau ditetapkan hanya berlaku untuk negara sebagai satu-satunya subjek

hukum internasional. Namun pada perkembangannya terjadi perubahan pada

sistem internasional dengan ditandai kemunculan subjek hukum internasional

melalui konvensi atau perjanjian internasional.126

Cheney Hyde mendefinisikan hukum internasional sebagai peraturan yang

mengatur tindakan aktor internasional dalam sistem internasional. Aktor

interasional terdiri atas negara dan non negara (oraganisasi internasional) meliputi

International Governmental Organization (IGO) dan International Non-

Governmental Organization (INGO)127

. F. Sugeng Istanto menjelaskan bahwa

subjek hukum internasional sebagai suatu aktor internasional dengan hak dan

kewajiban tertentu baik bersifat formal maupun material.128

Secara spesifik I Wayan Parthiana mencirikan subjek hukum internasional

dengan dua bagian, meliputi :

126 Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional,

(Bandung: PT. Alumni, 2010). Hal. 97..

127

J. G Starke, Pengantar Hukum Internasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010). Hal. 77.

128

I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung: Mandar Maju, 2003).

Hal. 3.

Page 65: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

52

a. Individu atau perorangan yang disebut sebagia pribadi alam

b. Lembaga atau institusi yang didirikan dengan tujuan tertentu

berdasarkan ciri khusus, seperti sifat atau bentuk lembaga tersebut

yang mampu berkedudukan sebagai subjek hukum

internasional.129

Salah satu subjek hukum internasional adalah Takhta Suci (Vatikan) yang

memiliki wewenang untuk kerohaniaan dan kemanusiaan. Namun Takhta Suci

(Vatikan) bukanlah suatu bentuk negara sehingga tidak memiliki kedaulatan. Di

samping itu, terdapat beberapa subjek hukum internasional, seperti negara, Palang

Merah Internasional (ICRC), organisasi internasional (IGO dan INGO),

Multinational Corporation (MNC), kelompok pemberontakan dengan skala

global, dan individu.130

Dalam prakteknya Takhta Suci (Vatikan) memiliki posisi yang sama atau

sejajar dengan negara. Berdirinya Takhta suci sebagai subjek hukum internasional

berasal dari perjanjian antara Takhta Suci dengan Italia tentang pengembalian

tanah yang memiliki ukuran tertentu di Roma kepada Takhta Suci. Perjanjian

tersebut dilaksanakan pada 11 Februari 1929 atau dikenal dengan Laterant Treaty

yang secara langsung juga terbentuknya negara Vatikan di Roma. Terbukti

129 I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung: Mandar Maju, 2003).

Hal. 58.

130

Sugeng Istanto, Hukum Internasional, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

Yogyakarta, 2010). Hal. 23.

Page 66: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

53

posisisnya yang sejajar dengan negara Takhta Suci (Vatikan) memiliki perwakilan

diplomatik yang tersebar di beberapa negara.131

Laterant Treaty atau The Concordant of the Lateran Pacts of 1929

ditandatangani oleh Kardinal Gasparri dan Benito Mussolini, Presiden Italia pada

Perang Dunia II. Treaty tersebut mengandung beberapa dokumen penting, seperti

treaty of laterant, concordat between the Holy See and Italy, dan financial

convention.132

Kemudian ditegaskan juga bahwa terdapat perbedaan antara

Vatikan dan Takhta Suci. Ini penting mengingat sebagian besar masyarakat dunia

mengira bahwa Vatikan dan Takhta Suci sebagai hal yang sama atau hanya nama

lain.

Perjanjian Laterant merupak faktor utama yang menyebabkan Takhta Suci

(Vatikan) menjadi subjek hukum internasional. Tujuan perjanjian tersebut adalah

untuk mengakui status Vatikan dan cara dalam penyelesaian masalah antara Italia

dengan Takhta Suci (Vatikan). Adapun garis besar dari isi perjanjian ini adalah,

sebagai berikut :

a. Negara Italia memberikan pengakuan kepada Geraja Katolik tentang suatu

kedaulatan dan bagian dari masyarakat internasional yang netral.

Pengakuan ini juga membuat Takhta Suci sebagai negara merdeka di

dalam Roma.

131 Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional,

(Bandung: PT. Alumni, 2010). Hal. 100.

132

Agustinus Supriyanto, Diplomasi Takhta Suci sebagai Subjek Hukum Internasional

Sui Generis, Mimbar Hukum, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2006. Hal 295.

Page 67: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

54

b. Negara Italia mengakuai agama resmi negara adalah Katolik, sebaliknya

Takhta Suci mengakui kemerdekaan Italia di wilayah tersebut.

c. Menghapus berbagai kontrak undang-undang tata usaha yang sebelumnya

sudah disahkan oleh parlemen.

d. Italia mengharuskan memberikan uang kepada pihak Takhta Suci sebagai

bentuk ganti rugi atas masalah klaim hukum tentang Kota Roma dan

Kerajaan Kepausan.

e. Dalam hubungan internasional Takhta Suci akan bertindak netral, tidak

memihak, dan tidak ikut campur dalam pihak yang berkonflik. Namun

akan ikut campur jika Takhta Suci diminta untuk menyelesaikan suatu

masalah.133

Bukti lainnya yang menegaskan Takhta Suci sebagai subjek hukum

internasional berasal dari Konvensi Montevindo 1933 dengan memenuhi beberapa

kritertia tertentu, seperti :

a. Populasi Vatikan sangat permanen sebanyak 800 orang sebagai penduduk

tetap.

b. Terdapat wilayah dengan ukuran tertentu dimana Takhta Suci terletak pada

lahan seluas 44 hektar / 0,44 kilometer di tengah Kota Roma, Italia.

c. Adanya bentuk pemerintahan pada Takhta Suci, yakni Monarki Absolut

dengan Paus sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan absolut atau

tanpa batas terhadap kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

133

Treaty Between The Holy See and Italy, Dipublikasikan pada situs

http://www.vaticanstate.va/content/dam/vaticanstate/documenti/leggi-e-decreti/Normative-Penali-

e-Amministrative/LateranTreaty.pdf, pada 1 juli 2018

Page 68: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

55

d. Memiliki kapasitas untuk melakukan hubungan internasional dengan aktor

lainnya. Misalkan Takhta Suci melakukan perjanjian internasional dan

melibatkan diri sebagai anggota dari organisasi internasional di dunia.134

Takhta Suci itu sendiri diambil dari Bahasa Latin, Sancta Sedes atau

Takhta keuskupan sebagai pusat pemerintahan Gereja Katolik. Sederhananya

Vatikan adalah salah satu negara dunia yang terletak di dalam Italia, yakni Kota

Roma. Sedangkana Takhta Suci merupakan bentuk institusi yang didalamnya

terdapat Sekretariat Negara, Dewan Urusan Umum Gereja, dan lembaga gereja

lainnya. Takhta Suci bisa juga dianggap sebagai institusi lembaga gereja yang

tujuannya untuk mengurusi gereja dan umat Katolik di seluruh dunia.135

Secara historis Takhta Suci (Vatikan) merupakan kelanjutan bentuk

sejarah berupa berbagai peninggalan kekuasaan Paus. Dimana posisi Paus di

Gereja sebagai Kepala Gereja Roma dan berkuasa atas dunia juga.136

Selain itu

Vatikan sebagai simbol agama Katolik di dunia yang kebijakan luar negerinya

berfokus pada aspek kemanusiaan dan perdamaian. Dalam kepentinganya tidak

pernah diselipkan dengan kepentingan ekonomi, politik, dan militer. Hak

kemanusian dan perdamaian merupakan bagian dari kampanye yang sering

disuarakan oleh Vatikan.137

134 M. Fauzu Tamam S, Subjek Hukum Internasional Takhta Suci Vatikan, Hukum

Internasional, Universitas Prof. DR. Moestopo, FISIP, 2015. Hal. 18.

135

Konferensi Waligereja Indonesia, Kitab Hukum Kanonik, (Jakarta: Penerbit Obor,

1991). Hal. 123.

136

Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional,

(Bandung: PT. Alumni, 2010). Hal. 100.

137

Chao J, The Evolution of Vacation Diplomacy, (Taipei: Institut of Catholic History,

2000). Hal. 4.

Page 69: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

56

Takhta Suci (Vatikan) sebagai subjek hukum internasional sudah

melakukan hubungan diplomatik dari 1870 hingga sekarang. Pada 1890

merupakan tahun pesatnya perkembangan Vatikan dengan terbukanya 18

perwakilan tetap. Dilanjutkan dengan penambahan 14 perwakilan pada Perang

Dunia I, 24 perwakilan pada 1921, dan 27 perwakilan diplomatik pada 1929.

Peningkatan perwakilan dan intensitas diplomatik yang dilakukan Vatikan

membuat aktor internasional ini memang layak untuk disebut sebagai salah satu

subjek hukum internasional.138

Hal tersebut dengan indikator banyaknya negara

yang mengakui dan misi Vatikan yang menciptakan perdamaian dunia melalui

kemanusiaan, HAM, dan kesejahteraan.

Gambar 1. Peta Hubungan Diplomasi Takhta Suci (Vatikan)

dengan Negara Lain

Sumber: Foreign and Commonwealth Office, The Holy See.139

138 Robert A. Graham, Vatican Diplomacy: A Study of Chruch and State on The

International Plane. Princenton University Press, 160. Hal. 25. 139

Foreign and Commonwealth Office, The Holy See, Artikel, Dipublikasikan pada 2 Juni

2018 dari web.archive.org/web/20091021064108/http://www.fco.gov.uk/en/travel-and-

living-abroad/travel-advice-by-country/country-profile/europe/holy-see/, diakses pada tanggal 1

Juli 2018

Page 70: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

57

Gambar di atas menjelaskan bahwa warna hijau yang terdapat di peta

menandakan wilayah tersebut melakukan hubungan diplomatik dengan Takhta

Suci. Banyaknya negara yang membuka hubungan diplomatik dengan Takhta Suci

(Vatikan) merupakan bukti lain bahwa aktor ini patut dianggap sebagai subjek

hukum internasional yang berpengaruh secara global. Kemudian banyak juga

perwakilan Takhta Suci di negara-negara dunia, khususnya negara di Benua Eropa

dan Amerika. Sedangkan wilayah yang berwarna putih atau abu-abu menandakan

tidak adanya hubungan diplomatik antara Takhta Suci dengan wilayah tersebut.

Terbukti hanya 15 negara di dunia yang tidak memiliki hubungan diplomatik

dengan Takhta Suci, meliputi Afghanistan, Komoro, Brunei, Korea Utara, Arab

Saudi, Somalia, Vietnam, Tuvalu, Maladewa, Laos, Myanmar, Oman, dan negara

Asia lainnya.

Meskipun Vatikan disimbolkan sebagai perwakilan Katolik di dunia,

namun dalam menjalankan tugasnya sebagai subjek hukum internasional berlaku

bagi masyarakat dunia. Kewenangan yang dimiliki Vatikan dilakukan melalui

pembukaan kerjasama dengan organsiasi internasional lainnya, seperti United

Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), United

Nation Emergency Children Fund (UNICEF), Food Agricultural Organization

(FAO), dan lainnya.

Mengingat Vatikan sebagai suatu bentuk negara maka dapat bertindak

seperti negara dalam sistem internasional, seperti mengakui negara lain,

Page 71: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

58

memberikan bantuan, dan lainnya.140

Begitupun dengan pengakuan Palestina oleh

Vatikan sebagai bentuk konsistensinya untuk menciptakan perdamaian dan

menegaskan bahwa organisasi ini tidak hanya berbicara pada kepentingan agama

Katolik melainkan kepentingan dunia.

Maka dari itu dapat dinyatakan bahwa Takhta Suci (Vatikan) sebagai

subjek hukum internasional dengan berbagai kewenangan dan kebijakan tertentu.

Dimana aktivitasnya tidak berkaitan dengan masalah politik atau ekonomi

melainkan kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian. Selain itu pembentukan

Takhta Suci sebagai subjek hukum internasional bersumber dari perjanjian atau

traktat internasional. Ditambah dengan konsistensinya dalam menciptakan

perdamaian dunia, khususnya pengakuan kedaulatan Palestina sebagai negara

yang merdeka.

B. Sistem Takhta Suci (Vatikan) dalam Pengambilan Kebijakan Luar

Negeri

Takhta Suci yang berada di Vatikan merupakan keuskupan nomor satu

dalam Gereja Katolik sebagai pusat pemerintahan Katolik juga. Selain itu Paus

merupakan Kepala Negara dan kebutuhan sehari-hari diatur oleh seorang

gubernur. Dalam menjalankan sistem Takhta Suci dilakukan oleh seseorang yang

140 Agustinus Supriyanto, Diplomasi Takhta Suci sebagai Subjek Hukum Internasional

Sui Generis, Mimbar Hukum, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2006. Hal. 321.

Page 72: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

59

berjumlah 2.750 di Kuria Romawi, 333 orang bekerja di luar negeri sebagai

perwakilan misi diplomatik, dan 1.909 orang bekerja untuk negara.141

Paus sebagai Kepala Negara Takhta Suci akan dibantu oleh beberapa

rohaniawan/rohaniawati dan dilindungi oleh pasukan yang disebut sebagai Garda

Swiss. Rohaniawan tersebut tersebar di beberapa bidang yang ada di Takhta Suci

untuk mengurusi berbagai kebutuhan atau masalah yang ada di dunia, khususnya

berkaitan dengan masyarakat Katolik. Selain itu Paus juga disebut sebagai Uskup

Roma, pemimpin spiritual Gereja Katolik, dan Kepala Negara Kota Vatikan.142

Dengan katan Paus memiliki kekuasaan atas Takhta Suci itu sendiri sebagai

Uskup Roma dan Kepala Negara Vatikan sebagai negara kecil dengan wilayah

tertentu.

Takhta Suci sekarang dipegang oleh Paus Fransiskus yang menggantikan

sebelumnya Paus Benediktus XVI yang sudah mengakhirinya masa kepausannya

pada 28 Februari 2013. Takhta Suci bisa dikatakan sebagian pemerintahan pusat

katolik yang bisa mengeluarkan kebijakan luar negeri dalam sistem internasional,

khususnya masalah kemanusiaan dan perdamaian. Sistem pemerintahan Takhta

Suci bersifat monarki absolut atau kebebasan mutlak pada Paus sebagai Uskup

Roma dan Kepala Negara Vatikan.143

Dalam menjalankan pemerintah Gereja Katolik Paus dibantuk oleh Kuria

Romawi. Badan tersebut, yakni Kuria Romawi merupakan sekumpulan orang

141 M. Fauzu Tamam S, Subjek Hukum Internasional Takhta Suci Vatikan, Hukum

Internasional, Universitas Prof. DR. Moestopo, FISIP, 2015. Hal. 13.

142

Anton Pasaribu, 264 Takhta Suci Paus Edisi Ke-2, (Bekasi: Krista Mitra Pustaka,

2004). Hl. 19.

143

Artikel diakses pada 2 Juli 2018 dari m.vatican.va/content/francescomobile/en/html

Page 73: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

60

jawatan yang terbagi dalam beberapa bidang, seperti Sekretariat Negara, Sembilan

Kongregasi, Tiga Pengadilan Gereja, Sebelas Dewan Kepausan, dan Sebelas

Komisi Kepausan. Berbagai bidang tersebut diatur oleh Sekretariat negara

dibawah naungan Kardinal Sekretaris Negara. Di dalamnya terdapat Sekretaris

Bagian Hubungan Antar-negara yang bertindak selaku menteri luar negeri.144

Namun lembaga kuria yang memiliki mobilitas dan intensitas tinggi untuk

menopang kinerja Pemerintah Gereja adalah Kongregasi bagi Doktrin Iman.

Tugas lembaga tersebut untuk memberikan indikator dan pengawasan terhadap

berbagai doktrin Gereja-Katolik. Disamping itu ada juga Kongregasi bagi Para

Uskup dengan melakukan dan menentukan para uskup di dunia dan Kongregasi

bagi Penginjilan dengan melakukan pemantauan berbagai misi gereja, termasuk

masyarakat Katolik di Palestina.

Adapun permasalahan sosial di dunia termasuk konflik Israel-palestina

dilakukan oleh Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian. Meskipun Paus

di Gereja Katolik bisa mengambil keputusan sepihak mengingat bersifat Monarki

Absolut tentunya keputusan yang diambil berdasarkan masukan Dewan

Kepausan. Perbedaanya adalah keputusan tetap di tangan Paus sebagai orang yang

memiliki kekuasaan penuh atas Takhta Suci dan Vatikan.

Dalam menjalankan dan mengimplementasikan kebijakan tersebut

tentunya dibutuhkan biaya untuk keberlanjutan institusi dunia tersebut. Lembaga

144 Foreign and Commonwealth Office, The Holy See, Artikel diakses pada 2 Juni 2018

dari web.archive.org/web/20091021064108/http://www.fco.gov.uk/en/travel-and-living-

abroad/travel-advice-by-country/country-profile/europe/holy-see/

Page 74: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

61

yang memiliki hak untuk mengaturnya adalah Pengawas Urusan Ekonomi Takhta

Suci. Lembaga keuangan ini didirikan pada 15 Agustus 1967 untuk mengatur dan

mengawasi berbagai masalah keuangan dengan tingkatan otonomi keuangan

tertentu. Laporan keuangan terdiri dari pemasukan dan pengeluaran juga bagian

dari lembaga keuangan ini.

Secara spesifik Takhta Suci terdapat 180 misi diplomatik di berbagai

negara, 74 bersifat non-residensial, dan 106 sebagai misi yang sudah diakreditasi

oleh organisasi internasional lainnya. Kegiatan diplomatik diatur penuh oleh

Sekretariat Negara dengan Kardinal Sekretaris Negara sebagai ketuanya. Dimana

dalam prosesnya akan dibantu juga oleh Bagian Hubungan Negara yang ada di

Pemerintahan Gereja Katolik.

Dengan kata lain kita bisa mengasumsikan bahwa sistem Takhta Suci

dijalankan oleh beberapa bidang tertentu di dalamnya. Dimana aktivitas Gereja

yang mengurusi masalah dunia diatur oleh Sekretarit Negara. Di samping itu

pengambilan kebijakan luar negeri berada sepenuhnya di tangan Paus, yakni Paus

Fransiskus untuk periode sekarang. Namun keputusan tersebut tentunya berasal

dari masukan atau tanggapan Dewan Kepausan yang berkonsentrasi pada berbagai

masalah di dunia, khususnya berkaitan dengan pengakuan Palestina di dunia

internasional.

C. Upaya Hukum Takhta Suci dalam Mengakui Negara Palestina

Palestina adalah suatu negara yang sedang melakukan perjuangannya

untuk mendapatkan pengakuan secara internasional sebagai salah satu syarat

Page 75: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

62

menjadi negara merdeka. Dalam Proses perjuangannya Palestina membentuk

Palestine Liberation Organization atau PLO sebagai institusi untuk membuka

hubungan diplomasi dengan negara lain. Terbukti dengan mendapatkan dukungan

dari Takhta Suci (Vatikan) sebagai salah satu subjek hukum internasional.

Vatikan mengakui eksistensi Palestina sebagai negara berdaulat pada Juni

2015. Dasar dari pengakuan Vatikan berasal dari kenyataan banyaknya orang

yang beragama Katolik di Palestina mengungsi ke negara tetangga sebagai

dampak dari konflik Palestina-Israel. Perjanjian Pengakuan Vatikan-Palestina

secara resmi pada 13 Mei 2015 sebagai hukum pertama dan pengakuan

diplomatik. Bersamaan dengan itu Vatikan sudah termasuk dalam 135 negara

yang mendukung kemerdekaan Palestina. Keputusan tersebut sangat disesali dan

dikecam oleh Israel.145

Sebelumnya Vatikan sudah pernah mengakui Palestina atas nama PLO

pada 1984. Yasser Arafat adalah pemimpin PLO pada waktu itu yang sangat keras

melawan Israel. Upaya hukum Vatikan terhadap PLO sebagai representasi

Palestina di dunia internasional dengan membuat suatu badan yang disebut

dengan Bilateral Permanent Working Commission. Komisi tersebut berhasil

menghasilkan beberapa keputusan Vatikan-PLO (Palestina), seperti perdamaian

145 Heru Andriyanto, Resmi Berlaku, Pengakuan Vatikan atas Negara Palestina, Artikel

diakses pada 1 Juli 2018 dari www.beritasatu.com/dunia/337521-resmi-berlaku-pengakuan-

vatikan-atas-negara-palestina.html

Page 76: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

63

Israel-Palestina, kesetaraan beragama, hak asasi manusia, pendidikan, dan

lainnya.146

Faktor lainnya selain pembebasan masyarakat Katolik di Palestina juga

Vatikan melihat Palestina merupakan kota suci sebagai tempat kelahiran Yesus di

Betlehem pada 2.000 tahun lalu. Melalui konsistensinya Vatikan untuk

memberikan pengakuan pada Palestina tidak lepas dari kepentingan untuk

menciptakan perdamaian agama di dunia.147

Kepentingan tersebutlah yang membuat Vatikan mendukung Palestina

sebagai negara merdeka. Tentunya pencapaian kepentingan tersebut tidak lepas

dari berbagai upaya hukum Takhta Suci. Hal itu dilakukan karena melihat sebuah

masalah pengakuan suatu negara berkaitan dengan hukum internasional. Upaya

hukum Takhta Suci dilakukan dengan pembuatan Compherensive Agreement

between The Holy See and State of Palestine pada 13 Mei 2015. Dalam perjanjian

tersebut Takhta Suci menyediakan berbagai perlindungan, seperti terjaminnya

HAM, kebebasan beragama, dan bantuan keuangan.148

Jadi upaya hukum Takhta Suci terhadap pengakuan Palestina sudah

dilakukan sebelumnya ketika direpresentasikan oleh PLO sebagai wakil Otoritas

Palestina sebelum tahun 2000-an. Dimana upaya tersebut menghasilkan

146 Basic Agreement Between The Holy See and The Palestine Liberation Organization,

Artikel diakses pada 1 Juli 2018 dari

www.vatican.va/roman_curia/secretariat_state/2000/documents/rc_seg-st_20000215_santa-sede-

olp_en.html

147

Tom Saptaatmaja, Makna Pengakuan Vatikan atas Palestina, Artikel diakses pada 1

Juli 2018 dari http://www.google.co.id/amp/s/kolom.tempo.co/amp/1002437/makna-pengakuan-

vatikan-atas-palestina

148

Leonard Hammer, The 2015 Compherensive Agreement Between The Holy See and

The Palestanians Authority: Discerning the Holy See Approach to International Relations in the

Holy Land, Oxford Journal of Law and Religion, Volume 6, 2017. Hal. 163.

Page 77: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

64

kesepakatan untuk membuat komisi tertentu dikenal dengan Bilateral Permanent

Working Commission. Sedangkan pasca 2000-an Takhta Suci (Vatikan) berupaya

melalui hukum untuk mengakui palestina dengan menyetujui Compherensive

Agreement between The Holy See and State of Palestine pada 13 Mei 2015. Kedua

upaya hukum tersebut berisikan tentang perdamaian konflik Israel-Palestina,

pengakuan palestina sebagai negara, dan bantuan keuangan. Adapun kepentingan

Vatikan terhadap pengakuan Palestina adalah banyaknya masyarakat Katolik di

Palestina yang mengungsi ke negara sekitar dan perlindungan terhadap Bethelem

sebagai kota kelahiran Yesus.

Page 78: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

65

BAB IV

Analisa Mengenai Takhta Suci (Vatikan) mengakui Palestina sebagai Negara

Berdaulat Tahun 2015

A. Konsep Pengakuan dalam Analisis Pengakuan Terhadap Palestina

Kemunculan atau kelahiran suatu negara di dunia harus melalui dua syarat,

yakni apa yang disebut sebagai de facto dan de jure. De facto itu sendiri berarti

suatu negara harus memiliki wilayah, penduduk, pemerintahan, dan kedaulatan.

Sedangkan de jure berarti adanya pengakuan yang diperoleh dari negara lain di

dunia.149

Dalam konteks ini secara spesifik akan membahas pengakuan negara

atau de jure, khususnya terkait pengakuan terhadap Palestina. Teori pengakuan itu

sendiri terdapat beberapa teori pembentukannya dan aspek tertentu sebagai

konsekuensi berdirinya negara.

Masalah Palestina terletak pada de jure atau pengakuan dari negara lain.

Secara de facto Palestina sudah memenuhinya dengan adanya wilayah dengan

batasan tertentu, kedaulatan, pemerintahan, dan penduduk. Pemerintahan sendiri

dipegang oleh seorang presiden yang dipilih oleh masyarakatnya. Dimana

komposisi masyarakat Palestina terdiri dari Islam, Kristen, dan pemeluk agama

lainnya. Mengacu pada kenyataan ini sebenarnya Palestina masih belum bisa

disebut sebagai negara sebab belum mendapatkan status de jure.

149

Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era

Dinamika Global, Bandung: P.T Alumni, 2005, hal. 60.

Page 79: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

66

Teori pengakuan negara terdiri dari teori konstitutif dan teori deklaratif.

Pertama, teori konstitutif menjelaskan pengakuan sangat diperlukan untuk

kelahiran suatu negara. Kedua, teori deklaratif berbanding terbalik dengan teori

konstitutif bahwa pengakuan dunia internasional tidak bisa dijadikan sebagai

indikator dalam kelahiran suatu negara. Maksudnya bahwa ketika negara itu ada

dan muncul maka negara tersebut bisa langsung berpartisipasi dalam masyarakat

internasional.150

Sesuai dengan teori konstitutif, Palestina yang telah mendapatkan

pengakuan dari organisasi internasional seperti OKI, UNESCO dan khususnya

PBB pada tahun 2012 sudah dapat diakui sebagai sebuah negara yang berdaulat

seperti negara lainnya. Sehingga secara konstitutif negara Palestina dinyatakan

keberadaannya di mata dunia.151

Berdasarkan teori deklaratif yang berbanding terbalik dengan teori

sebelumnya, Palestina juga telah memenuhi syarat sebagai sebuah negara

meskipun dengan ada tidaknya sebuah pengakuan dari dunia internasional. syarat

berdirinya suatu negara dapat dilihat dalam Pasal 1 Konvensi Montevideo, yaitu

kriteria untuk dapat disebut sebagai sebuah negara adalah adanya wilayah,

penduduk yang tetap, pemerintahan yang efektif, dan kemampuan untuk menjalin

hubungan dengan negara lain.

150 Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era

Dinamika Global, hal. 62. 151

United Nation, General Assembly Votes Overwhelmingly to Accord Palestine ‘Non-

Member Observer State’ Status in United Nations,

Page 80: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

67

Palestina diketahui memiliki wilayah berada di kawasan Timur Tengah

yang berbatasan langsung dengan Mesir, Yordania dan Laut Mediterania.

Wilayah Palestina atau sering disebut dengan Occupied Palestinian Territories

(wilayah Palestina yang diduduki Israel) secara garis besar terdiri dari Tepi Barat

(West Bank) termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Gaza (Gaza Strip).152

Jumlah

penduduk Palestina memiliki lebih dari 4,3 juta jiwa pada tahun 2015.153

Pemerintahan Palestina sudah berdiri sejak terbentuknya Palestine

Liberation Organization (PLO) pada tahun 1964. Organisasi tersebut diakui oleh

PBB pada tahun 1974 sebagai perwakilan resmi bagi rakyat Palestina. Setelah

deklarasikan kemerdekaan Palestina pada tahun 1988, Palestina memiliki sebuah

badan atau otoritas pemerintahan yang dapat mengatur secara eksklusif wilayah

Palestina yang disebut dengan Palestine Authority (PA).154

Syarat terakhir yang menunjukan Palestina sebagai sebuah negara

berdasarkan kepada kemampuan menjalin hubungan dengan organisasi

internasional atau negara lainnya. Hal tersebut sudah dapat di buktikan

berdasarkan pengakuan dari Organisasi Konferensi Islam (OKI), menjadi anggota

penuh dalam Liga Arab pada tahun 1976, pemberian status non-member observer

152

BBC, “Palestinian territories profile”, diakses dari http://www.bbc.com/news/world-

middle-east-14630174 , pada tanggal 10 Desember 2017 153

William Foxwell Albright, Palestine, diakses dari

http://www.britannica.com/place/Palestine, pada tanggal 6 Desember 2017 154

Rupert Sherman, “The Palestinian Authority and the Misunderstood State in

International Law”, Universitas Otago, Dunedin 2005, hal. 19

Page 81: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

68

state dari PBB dan salah satunya pengakuan sebagai negara berdaulat oleh Takhta

Suci (Vatikan) pada tahun 2015 berdasarkan comprehensive Agreement.155

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa Palestina telah

memenuhi syarat sebagai sebuah negara yang berdaulat berdasarkan dengan teori

deskriptifnya. Ditambah dengan adanya pengakuan dari negara lain membuat teori

konstitutif yang menuntut adanya sebuah pengakuan dimata internasional juga

sudah terpenuhi.

Negara yang sudah diakui oleh negara lain harus memiliki tiga ciri yang

dinamakan dengan efektivitas, regularitas dan eksklusivitas. Efektivitas

merupakan kekuasaan yang sudah dibentuk mendapatkan pengakuan dari wilayah

sekitarnya. Regularitas menjelaskan roda pemerintahan berasal dari pemilihan

umum dan legal secara konstitusi. Esklusivitas adalah pemerintah yang legal atau

resmi hanya ada satu dan tidak ada pemerintahan tandingan. Bersamaan dengan

itu negara yang sudah mendapatkan pengakuan akan memiliki beberapa

konsekuensi, meliputi :

a. Pemerintah negara dapat melakukan hubungan resmi dengan negara lain

b. Pemerintah dalam melakukan berbagai penuntutan di berbagai peradilan

c. Pemerintah yang mengakui suatu negara dapat melibatkan tanggung

jawab terhadap negara yang diakuinya.

155

Rinaldo, Meski Ditentang Israel, Vatikan Resmi Akui Negara Palestina, Artikel,

Dipublikasikan pada tanggal 3 Januari 2016 pada situs

https://www.liputan6.com/global/read/2403282/meski-ditentang-israel-vatikan-resmi-akui-negara-

palestina, diakses pada tanggal 2 Juli 2018

Page 82: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

69

d. Pemerintah yang diakui memiliki wewenang untuk menguasai harta yang

ada pada masa sebelumnya.156

Konsekuensi dari Palestina sebagai negara yang sudah mendapatkan status

pengakuan dari Vatikan akan mampu melakukan berbagai kewenangan. Palestina

dapat berinteraksi dengan aktor internasional lainnya, seperti kerjasama

internasional, memiliki hak untuk menguasai seluruh kekayaan negaranya oleh

pemerintah yang berdaulat, dan menjalankan aktivitas pemerintah secara resmi.

Pengakuan dari Takhta Suci (Vatikan) juga dapat dikatakan sebagai

bentuk pengakuan negara dan pemerintahan. Maksudnya adalah setiap aktor

internasional, termasuk Takhta Suci bisa saja hanya mengakui negara tetapi tidak

mengakui pemerintahannya yang dipimpin oleh seorang presiden. Secara teoritis

pengakuan pemerintah dan negara sangatlah berbeda. Pengakuan negara adalah

memberikan pengakuan kepada entitias baru secara konstitutif dan belum tentu

mengakui pemerintahannya. Sedangkan pengakuan pemerintah mengacu pada

pengakuan terhadap pemerintah yang sah atau legal dari kesepakatan masyarakat

melalui pemilihan umum atau referendum.157

Dengan demikian pengakuan negara atau de jure biasanya dilakukan

setelah de facto. Proses pengakuan tersebut terdapat banyak bentuk, konsekuensi,

dan wewenang tertentu. Selain itu negara yang sudah diakui oleh aktor lain

terdapat dimensi politik dan hukum. Nantinya negara tersebut secara resmi bisa

melakukan interkasi dengan aktor internasional lainnya. Begitupun dengan

156 Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era

Dinamika Global, Bandung: P.T Alumni, 2005, hal. 74. 157

Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era

Dinamika Global, hal. 70.

Page 83: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

70

pengakuan Vatikan kepada Palestina sebagai bentuk pengakuan secara terang-

terangan dengan tujuan menciptakan perdamaian. Bersamaan dengan itu juga

konsekuensi Palestina atas pengakuan Vatikan akan membuat Palestina semakin

dihargai oleh negara lain dan bisa melakukan hubungan dengan aktor

internasional di dunia.

B. Kebijakan Luar Negeri Takhta Suci Mengakui Palestina sebagai Sebuah

Negara

Rosenau mengemukakan bahwa kebijakan luar negeri merupakan sikap

dan aktivitas suatu negara dalam upaya mengatasi dan memperoleh keuntungan

dari lingkungan eksternalnya yang bertujuan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup suatu negara. 158

Menurut Rosenau kebijakan luar negeri digunakan untuk menganalisa dan

mengevakuasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kebijakan

luar negeri suatu negara terhadap negara lain. Faktor Internal adalah hal yang

dimiliki oleh suatu negara atau kondisi pada satu negara atau dinamika yang

terjadi dalam negara yang dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri pada negara

tersebut. Secara umum terdapat beberapa faktor seperti; faktor kebudayaan dan

sejarah, pembangunan ekonomi, struktur sosial, dan perubahan opini publik

158 J N Rosenau, Comparing Foreign Policy: Theories, Findings, and Method, Sage

Publications, 1974, hal. 21-32

Page 84: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

71

kebudayaan dan sejarah mencakup nilai, norma, tradisi, pengalaman masa lalu dan

idiosinkratik pemimpin.159

Faktor eksternal atau pengaruh lingkungan eksternal adalah hal-hal yang

terjadi diluar negara yang dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu

negara. Faktor eksternal tersebut meliputi; struktur hubungan di antara negara

besar, pola-pola aliansi yang terbentuk diantara negara dan faktor situasional

eksternal yang dapat berupa isu area atau krisis kemanusiaan.160

Kemudian pembagian kebijakan luar negeri itu sendiri terdapat beberapa

aspek, seperti keamanan, kesejahteraan, otonomi, dan status. Adapun Takhta Suci

(Vatikan) dalam kebijakan luar negerinya mengandung aspek keamanan dan

kesejahteraan.161

Keamanan yang dimaksud adalah menciptakan kondisi damai

dalam konflik Israel-Palestina dengan memberikan pengakuan kepada Palestina.

Sedangkan kesejahteraan mengarah pada pemberian kesejahteraan bagi

masyarakat Katolik di Palestina yang sedang mengungsi ke negara lain.

Tahta Suci (Vatikan) menilai adanya hubungan menguntungkan dan

positif jika memberikan pengakuan kepada Palestina. Hal tersebut nampak pada

komitmen Palestina menjaga beberapa wilayah atau tempat bersejarah, khususnya

Bethelem sebagai tempat kelahiran Yesus bagi kepercayaan Katolik. Ekspetasi

159

James N. Rosenau, International Politics and Foreign Policy: A Reader in Research

and Theory, (New York : The Free Press, 1969), hal 167 160

James N. Rosenau, International Politics and Foreign Policy: A Reader in Research

and Theory, hal. 167

161

K.J. Holsti, 1992. Politik International: Suatu Kerangka Analisis, Bandung: Bina Cipta,

hal. 84

Page 85: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

72

tersebutlah yang membuat Vatikan memutuskan kebijakan luar negerinya

disamping penyelamatan terhadap masyarakat Katolik di Palestina.

Penelitian ini akan membahas dan menganalisa hal yang melatarbelakangi

Takhta Suci (Vatikan) mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat

berdasarkan dengan teori kebijakan luar negeri Rosenau. Hal tersebut dibagi

menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Adapun secara spesifiknya kedua

faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Faktor Internal

a. Faktor Religius (Religious Thing)

Tidak dapat dipungkiri bahwa Takhta Suci (Vatikan) merupakan

representasi dari masyarakat Katolik di dunia. Dalam aktivitasnya tentu tidak

lepas dari aspek agama sebagai dasar pembentukan Takhta Suci. Dengan kata lain

kebijakan luar negeri Vatikan untuk memberikan pengakuan terhadap Palestina

sebagai salah satu implementasi ajaran Katolik untuk menciptakan perdamaian.

Intinya adalah hal yang diutamakan oleh subjek hukum internasional ini adalah

memberikan perlindungan kepada masyarakat Katolik.

Dalam konteks ini faktor religius berkaitan dengan Takhta Suci sebagai

institusi agama dunia yang mewakili masyarakat Katolik secara global. Ditambah

masyarakat katolik juga sebagai pihak yang dirugikan dalam konflik Israel-

Palestina mengingat di daerah tersebut terdapat penduduk yang beragama katolik.

Sehingga suatu keharusan bagi Takhta Suci untuk menyelesaikan masalah

tersebut dengan memberikan pengakuan terhadap Palestina.

Page 86: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

73

b. Faktor Idiosinkratik

Idionsinkratik adalah sifat yang melekat pada pemimpin negara atau

organisasi internasional secara pribadi. Dimana hal tersebut akan mempengaruhi

persepsi dan pola pikir dalam melihat masalah untuk mengambil keputusan

melalui kebijakan tertentu.162

Takhta Suci di Vatikan sebagai subjek hukum

internasional dalam mengeluarkan kebijakannya dipengaruhi kuat oleh Paus

Fransiskus sebagai Uskup Roma dan Kepala Negara Vatikan.

Dengan begitu pengakuan Vatikan terhadap Palestina terkandung unsur

idiosinkratik pada Paus Fransiskus sebab Takhta Suci tersebut bersifat Monarki

Absolut atau keputusan secara penuh ada di pemimpin suatu negara. Selain itu

juga kita bisa menyatakan keputusan Vatikan untuk pengakuan terhadap Palestina

merupakan hasil dari persepsi atau pola pikir Paus Fransiskus sebagai perwakilan

Geraja Katolik di dunia.

Faktor idiosinkratik itu sendiri terbentuk atas dasar beberapa faktor, seperti

pengalaman atau pembelajaran, afiliasi kelompok tertentu, dan produksi

pengetahuan.163

Adapun faktor idiosinkratik pada Paus Fransiskus berasal dari

faktor pembelajaran atau pengalaman. Pertama, pembentukan pengalaman dan

pembelajaran yang sudah terjadi antara Takhta Suci dan Palestina berdasarkan apa

yang di putuskan oleh Paus terdahulu. Pada Oktober 1948, Paus Pius XXI

menerbitkan surat ensiklik mengenai Yerusalem, yang mendukung adanya

162

K. J. Holsti, Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis, Bandung: Bina Cipta,

1992, hal. 42.

163

James N. Rosenau, Gavyn Boyd, dan Kenenth W. Thompson, World Politics: An

Introduction, (New York: The Free Press, 1976). Hal. 19

Page 87: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

74

International Character di Yerusalem (wilayah internasional). Hal tersebut

dikarenakan Israel berusaha untuk mengklaim Yerusalem sebagai ibukotanya.164

Berdasarkan dengan afiliasi dan kerja sama yang terjadi antara Takhta

Suci (Vatikan) dan pemerintah Palestina sudah terjadi sejak tahun 2000 sesuai

dengan adanya Basic Agreement antara kedua negara tersebut. Kerjasama

keduanya juga berlanjut dengan adanya comprehensive Agreement yang

ditandatangani pada tahun 2015 berkaitan mengenai aspek-aspek penting yang

terjadi pada kehidupan dan aktivitas Gereja Katolik di Palestina.165

Faktor lain yang berdasarkan produksi pengetahuan dan ajaran yang di

dapatkan sehingga mempengaruhi Paus Fransiskus mengambil kebijakan.

pemberikan pengakuan Palestina dianggap sebagai solusi perdamaian konflik

Israel-Palestina. Meskipun salah satu alasan Paus Fransiskus untuk memberikan

pengakuan kepada Palestina atas dasar kenyataan banyaknya masyarakat Katolik

di daerah tersebut mengungsi ke beberapa negara sekitar. Di samping itu juga

adanya kota suci, Bethelem sebagai tempat penting bagi masyarakat Katolik.

Kebijakan luar negeri yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus berkaitan kuat

dengan cara pandang atau pola pikirnya yang dipengaruhi keyakinan Katoliknya

dengan memberikan pengakuan kepada Palestina.

164

Nurul Achyar Fauzi, Sikap Irlandia Pasca Kemerdekaan Israel, Studi Kasus:

Konflik Israel-Palestina, Journal of International Relations, Volume 4, Nomor 2, 2018, hal. 215-

224 165

Vatican Radio, Holy See, State of Palestine Comprehensive Agreement enters into

force, diakses dari

http://en.radiovaticana.va/news/2016/01/02/holy_see,_state_of_palestine_agreement_enters_into_f

orce/1198477, pada tanggal 15 Juli 2018

Page 88: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

75

2. Faktor Eksternal

a. Opini Masyarakat Internasional

Opini masyarakat Internasional adalah mayoritas pandangan atau

anggapan dari dunia terhadap masalah yang sedang terjadi di dunia, khususnya

masalah Palestina-Israel. Pengakuan Vatikan terhadap Palestina tidak lepas dari

terbentuknya opini masyarakat internasional, khususnya masyarakat Katolik yang

mendesak Vatikan untuk mengambil peranan dalam konflik Israel-Palestina.

Opini tersebut terbentuk atas dasar kota suci yang terdapat pada Palestina yang

merupakan pusat sejarah dari Islam, Yahudi, dan Kristen.

Kaum Kristen Palestina yang tinggal di dekat Bethlehem mendesak Paus

Fransiskus untuk menolak pembangunan tembok pemisah oleh Israel yang akan

memisah-misahkan masyarakat. Mereka memohon kepada gereja agar menjaga

harapan mereka atas keadilan dan perdamaian. Hal tersebut terjadi setelah Israel

memulai pembangunan tembok di atas tanah curian dari Palestina yang akan

memisahkan Bethlehem serta daerah-daerah lain dari Yerusalem dan tempat-

tempat suci.166

Orang Kristen Palestina bersikeras bahwa faktor-faktor yang memicu

eksodus mereka karena diskriminasi politik, kurangnya pekerjaan, pembatasan

kebebasan yang pada dasarnya merupakan akibat dari konflik Israel-Palestina.

Akses ke tempat-tempat suci menjadi sulit, warga Palestina di Tepi Barat dan

166

John L. Allen Jr., Christians nearly absent in Holy Land, diakses dari

https://www.ncronline.org/news/world/christians-nearly-absent-holy-land, pada tanggal 15 Juli

2018

Page 89: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

76

Yerusalem Timur memiliki kartu tempat tinggal yang berbeda memerlukan izin

yang sulit diperoleh. Ditambah dengan adanya kasus di Tanah Cremisan, Beit

Jala. mereka membutuhkan aksi nyata untuk mengakhiri pendudukan Israel

sehingga dapat hidup secara bermartabat di negaranya.167

Selain itu banyaknya situs atau peninggalan sejarah yang dilindungi

UNESCO membuat opini masyarakat internasional untuk memberikan

perlindungan. Takhta Suci juga menjadi bagian dari UNESCO yang secara

khususnya mengkampanyekan untuk melestarikan dan melindungi peninggalan

berupa bangunan sejarah termasuk situs-situs yang berkaitan dengan keyakinan

umat Katolik.

b. Masalah Regional yang terjadi di Kawasan

Konflik yang terjadi di Timur Tengah, khususnya permasalahan Israel-

Palestina bukan hanya sebagai masalah politik atau kedaulatan negara melainkan

konflik horizontal yang bernuansa agama. Konflik Israel-Palestina merupakan

permasalahan dunia yang sulit untuk diselesaikan sampai sekarang. Hal

tersebutlah yang membuat Takhta Suci harus melakukan tindakan untuk

memberikan pengakuan terhadap Palestina. Sebagai upayanya untuk membuat

berbagai keputusan melalui perjanjian dengan Palestina untuk memberikan

167

Sheren Khalel, Palestinians mourn final Cremisan Valley olive harvest, diakses dari

https://www.aljazeera.com/news/2016/10/palestinians-mourn-final-cremisan-valley-olive-harvest-

161031094433899.html, pada 15 Juli 2018

Page 90: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

77

pengakuan, seperti Bilateral Permanent Working Commission 1984 dan Bilateral

Permanent Working Commission.168

Vatikan menilai masalah regional yang berada di Palestina-Israel akan

mempengaruhi masyarakat Katolik di daerah tersebut. Salah satu faktor yang

membuat Takhta Suci memberikan pengakuan pada Palestina disebabkan

sebagian besar masyarakat Katolik yang mengungsi ke negara sekitar. Selain itu

Vatikan juga melihat Israel yang membuat sebagian besar masyarakat Katolik

yang berada di wilayah Palestina menjadi pengungsi di negara lainnya.

Ditambah terganggunya kawasan tersebut membuat aktivitas Gereja

menjadi terhambat dan menjadi penurunan sebab tidak kondusifnya suasana

dalam beribadah. Jangka panjangnya Tahta Suci (Vatikan) mengantisipasi konflik

Palestina-Israel akan menjalar ke negara sekitar, seperti Irak, Iran, Suriah, dan

wilayah sekitar lainnya. Di beberapa wilayah yang berdekatan dengan Palestina

terdapat masyarakat Katolik yang tidak menutup kemungkinan akan mendapatkan

kerugian yang sama. Sederhananya pengakuan Palestina yang diberikan oleh

Tahta Suci (Vatikan) untuk membendung Israel agar tidak membunuh atau

mengurangi penduduk Katolik di kawasan Timur Tengah.

c. Hak asasi Manusia (Human Rights)

Salah satu wewenang Tahta Suci adalah menyelesaikan berbagai masalah

kemanusiaan, khususnya HAM. Secara definisi HAM adalah hak mendasar dan

168

Leonard Hammer, The 2015 Compherensive Agreement Between The Holy See and

The Palestanians Authority: Discerning the Holy See Approach to International Relations in the

Holy Land, Oxford Journal of Law and Religion, Volume 6, 2017, hal. 163.

Page 91: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

78

penting yang melekat pada setiap manusia sejak lahir hingga kematiannya, seperti

tempat tinggal, makanan, pakaian, dan lainnya. Secara global HAM diakui

sebagai sesuatu yang harus diikuti oleh negara di dunia yang dikenal dengan

Deklarasi Universal HAM. Deklarasi tersebut harus dihormati oleh seluruh aktor

internasional di dunia dan tidak perlu ada proses ratifikasi dalam

implementasinya.169

Dalam konteks ini faktor situasional eksternal yang dapat berupa isu area

atau krisis kemanusiaan sebagian dari faktor eksternal sebuah negara melakukan

kebijakan. Dapat terlihat bahwa Tahta Suci bukan suatu entititas internasional

yang dikhususkan untuk masyarakat katholik melainkan masyarakat dunia secara

keseluruhan. Selain itu Vatikan melihat kemerdekaan melalui pengakuan

termasuk hak setiap negara termasuk HAM di dalamnya.

Peperangan merupakan rutinitas yang terjadi dalam hubungan Israel-

Palestina. Bersamaan dengan itu tentunya terjadi beragam pelanggaran HAM,

seperti pembunuhan, perusakan, dan kelaparan. Tahta Suci sebagai salah satu

aktor internasional yang berkonsentrasi dalam perdamaian dan kerohaniaan

memiliki peranan besar dalam penegakan HAM yang bernuansa agama ini.

Pemberian kerohanian seperti doa, ibadah khusus, dan pembangunan gereja

merupakan bagian dari penegakan HAM bagi masyarakat Katolik di Palestina.

Paus Fransiskus berbicara tentang bagaimana orang-orang imigran yang

telah diusir dari tanah mereka hanya karena pemimpin mereka yang tidak segan-

169

ICJR, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, diakses dari http://icjr.or.id/deklarasi-

universal-hak-asasi-manusia/, pada tanggal 15 Juli 2018

Page 92: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

79

segan untuk menumpahkan darah orang-orang tak bersalah. Paus Fransiskus

menebarkan pesan untuk mencari perdamaian bagi Yerusalem dan untuk seluruh

Tanah Suci. Hal tersebut dengan melakukan perdamaian antar kedua negara

tersebut sehingga akan tercipta kerukunan dan keamanan bagi semua umat yang

ada di Palestina.170

Tahta Suci (Vatikan) secara tegas tanpa toleransi akan menerapkan

Deklarasi Universal HAM di dunia, khususnya Palestina. Kebijakan luar negeri

yang diputuskan oleh Tahta Suci bisa dipandang sebagai komitmennya dalam

menegakkan Deklarasi Universal HAM, misalkan memberikan perlindungan

kepada masyarakat Katolik di Palestina berdasarkan Basic Agreement dan

Comprehensive Agreement Takhta Suci dan Palestina.171

Dapat dinyatakan bahwa kebijakan luar negeri Vatikan terhadap

pengakuannya untuk Palestina tidak lepas dari faktor internal dan eksternal.

Dimana kedua faktor tersebut tidak lepas dari peranannya sebagai subjek hukum

internasional untuk menciptakan perdamaian dan kemanusiaan. Namun perlu

ditegaskan bahwa kebijakan luar negeri yang diterapkan Vatikan tidak bisa

dilepas dari masalah perdamaian, kemanusiaan dan kesejahteraan umat manusia.

170

Nathasia, Paus Fransiskus Serukan Perdamaian di Yerusalem Pada Pidato Natal,

diakses dari https://www.idntimes.com/news/world/desy-27/paus-fransiskus-serukan-perdamaian-

di-yerusalem-pada-pidato-natal-c1c2/full, pada tanggal 15 Juli 2018 171

Elisabetta Povoledo, Vatican Formally Recognizes Palestinian State by Signing

Treaty, diakses dari http://www.nytimes.com/2015/06/27/world/middleeast/vatican-palestinian-

state.html?_r=1, pada tanggal 15 Juli 2018

Page 93: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada penelitian ini, peneliti ingin lebih memahami masalah mengenai

Pengakuan terhadap sebuah negara, dimana dalam masalah tersebut merupakan

masalah yang cukup penting untuk dibahas dan dimiliki oleh setiap negara di dunia.

Sebagaimana telah tercantum dalam Konvensi Montevideo “The Convention on

Rights and Duties of State of 1933”, setiap negara yang sudah memenuhi persyaratan

dapat dianggap sebagai sebuah negara. Namun itu saja belum cukup, diperlukan juga

sebuah pengakuan dari negara lainnya.

Sebagaimana diketahui, Bangsa Palestina selama beberapa dekade telah

direnggut kebebasannya oleh bangsa Israel. hal tersebut bermula Setelah Deklarasi

Balfour pada tahun 1917, yang berisikan mengenai persetujuan atas gagasan

pendirian negara baru oleh bangsa Yahudi di wilayah palestina. Deklarasi tersebut

menyatakan bahwa pemerintah Inggris mendukung rencana Israel untuk mendirikan

tanah air bagi kaum yahudi di wilayah bangsa Arab Palestina.

Konflik yang terjadi antara Bangsa Palestina dan Bangsa Israel tersebut

sampai saat ini masih terus berlanjut. Menyebabkan kesengsaraan dan kesedihan

Page 94: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

81

yang terus-menerus kepada Bangsa Palestina. Ketidakadilan tersebut pada akhirnya

memunculkan gerakan-gerakan yang menginginkan Bangsa Palestina untuk dapat

merdeka dari belenggu penjajahan Israel.

Setelah itu muncul organisasi Palestine Liberation Organization (PLO), yang

didirikan dengan tujuan meyatukan semua kelompok gerakan perjuangan untuk dapat

membebaskan rakyat Palestina dari pendudukan Israel. tidak lama kemudian PLO

mendeklarasikan kemerdekaan Negara Palestina, hal tersebut belum cukup untuk

menghentikan penjajahan Israel. namun, sebagai sebuah negara yang berdaulat

dibutuhkan pengakuan dari negara lain.

Upaya panjang yang dilakukan pemerintah Otoritas Palestina membuahkan

hasil, pada tahun 2012 negara Palestina resmi diakui sebagai sebuah negara oleh

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Pengakuan dari PBB tersebut secara berangsur

juga diikuti oleh negara-negara lainnya. Salah satu yang mengakui negara Palestina

adalah Takhta Suci Vatikan. Hal tersebut terjadi pada tahun 2015 ketika Perjanjian

Komprehensif yang telah ditandatangani oleh Vatikan dan Negara Palestina,

berkaitan mengenai aspek-aspek penting dari kehidupan dan aktivitas Gereja Katolik

di Palestina.

Dari pengakuan yang telah diberikan oleh Takhta Suci tersebut dapat

diketahui bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan tersebut.

Aspek agama yaitu kegiatan kaum katolik yang ada di Palestina menjadi faktor

Page 95: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

82

internal , sedangkan opini masyarakat dunia dan masalah kemanusiaan yang terjadi

adalah sebuah faktor eksternal yang diketahui telah mempengaruhi Takhta Suci

Vatikan mengakui Palestina menjadi sebuah negara yang berdaulat.

Page 96: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xiv

Daftar Pustaka

A. Buku

- Breuning, Marijke, Foreign Policy Analysis: A Comparative Introduction,

Palgrave Macmillan division of St. Martin‟s Press, 2007

- Burchill, Scoot & Andrew Linklater, Theories of International Relation, ST

Martin‟s Press, New York, 2009.

- Flockhart, Trine Constructivism and Foreign Policy, in, Steve Smith, Amelia

Hadfield & Tim Dunne, Foreign Policy, Theories, Actors, Cases. Oxford, 2012

- Graham, Robert A., Vatican Diplomacy: A Study of Chruch and State on

The International Plane. Princenton University Press

- Griffiths, Martin and Terry O‟Callaghan, International Relations: The Key

Concept, by Routledge, 1961.

- Istanto, Sugeng, Hukum Internasional, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

Yogyakarta, 2010).

- J, Chao, The Evolution of Vacation Diplomacy, (Taipei: Institut of Catholic

History, 2000)

- Jackson, Robert dan George Sorensen, Introduction to International

Relation, Oxford University Press Inc, 1999,

- J N Rosenau, Comparing Foreign Policy: Theories, Findings, and Method,

Sage Publications, 1974

- K J Holsti, International Politics, A Framework for Analysis, New Jersey:

Prentive Hall Inc, 1992

Page 97: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xv

- Kusumaatmadja, Mochtar dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum

Internasional, (Bandung: PT. Alumni, 2010).

- Mauna, Boer, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam

Era Dinamika Global, Bandung: P.T Alumni, 2005

- Mc Dongal, Myres S. dan W. Michael Reisman, International Law in

Contemporary Perspective, New York: The Foundation Press, 1981

- Mintz, Alex & Karl Derouen, Understanding Foreign Policy Decision

Making, Cambridge University Press, New York, 2010,

- Morgenthau, Hans J, Politik Antar Bangsa, Terjemahan S.Maimoen,

Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1990,

- Nugroho, Ganjar, Constructivism and International Relations Theories,

Global & Strategis, Th. II, No. 1, 2008.

- Parthiana, I Wayan, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung: Mandar

Maju, 2003).

- Pasaribu, Anton, 264 Takhta Suci Paus Edisi Ke-2, (Bekasi: Krista Mitra

Pustaka, 2004)

- Robert Axelrod dan Robert Keohane, World Politics, America: The Johns

Hopkins University Press, 1985

- Rosenau, James N., Gavyn Boyd, dan Kenenth W. Thompson, World

Politics: An Introduction, (New York: The Free Press, 1976)

-. Rowley, Charles K dan Jennis Taylor, The Israel and Palestine Land

Settlement Problem, 1948-2005: An Analytical History, Public Choice, 2006,

- Sherman, Rupert, “The Palestinian Authority and the Misunderstood State in

International Law”, Universitas Otago, Dunedin 2005

Page 98: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xvi

- Sihbudi, Riza, “Palestin dalam Pandangan Imam Khomeini”, (Jakarta:

Pustaka Zahra, 2004)

- Smith, Steve, dan John Baylis, The Globalization of World Politics, Oxford

University Press Inc. 1997.

- Starke, J. G, Pengantar Hukum Internasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010).

- Thontowi, Jawahir dan Pranoto Iskandar , Hukum Internasional

Kontemporer, (Bandung, Refika Aditama, 2006), “berdasarkan Konvensi

Montevideo 1933”,

- Uzer, Umut, Identity and Turkish foreign policy: The Kemalist Influence in

Cyprus and the Caucasus, New York: Palgrave Macmillan. 2011.

- Viotti, Paul R. dan Mark V. Kauppi, International Relations Theory, 5th

edition, Pearson Education, 2012.

- Wendt, Alexander, Levels of Analysis vs. Agents and Structures: Part III,

Review of international studies 18. 1992.

- Wendt, Alexander, Collective Identity Formation and the International State,

American Political Science Review 88, 1994.

- Wendt, Alexander, Social Theory of International Politics, Cambridge

University Press, 1997.

B. Jurnal

- Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi Pembebasan Palestina tahun

1988”, Lontar vol. 8, no. 1

- Agustinus Supriyanto, Diplomasi Takhta Suci sebagai Subjek Hukum

Internasional Sui Generis, Mimbar Hukum, Volume 18, Nomor 2, Oktober

2006

Page 99: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xvii

- Badri Alzaky, Diplomasi Palestina menjadi Negara Pengamat Non-

Anggota di PBB Tahun 2011-2012, JOM FISIP Vol. 4 No. 1

- Herbert C. Kelman, “The Israeli-Palestinian Peace Process and Its

Vicissitudes”, American Psychologist Journal va. 62, No.4. (2007):

- John Quigley, “Palestine Statehood and International Law”, Global

Policy Essay, January 2013

- Leonard Hammer, The 2015 Compherensive Agreement Between The

Holy See and The Palestanians Authority: Discerning the Holy See

Approach to International Relations in the Holy Land, Oxford Journal of

Law and Religion, Volume 6, 2017

- Marcin Szydzisz, The Palestinian international identity after the UN

resolution, The Copernicus Journal of Political Studies nr 1 (3), 2013,

- Shohib Masykur, “Dunia Mengakui Kemerdekaan Palestina”, Buletin

Diplomasi Multilateral Vol. II No. 1 Tahun 2013

- Yuli Fachri, Politik Pengakuan dalam Hukum Internasional, Jurnal Antar

Bangsa, Volume 2, Nomor 2, Juli 2003

C. Skripsi

- Ita Mutiara Dewi dkk, “ Gerakan Rakyat Palestina dari Deklarasi Negara

Israel sampai Terbentuknya Negara Palestina”, Laporan penelitian

Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negere Yogyakarta, (2008)

- M. Fauzu Tamam S, Subjek Hukum Internasional Takhta Suci Vatikan,

Hukum Internasional, Universitas Prof. DR. Moestopo, FISIP, 2015

- Manguluang, Pemberian Status “Non-Member Observer State” Kepada

Palestina oleh PBB dalam Upaya Penyelesaian Konflik dengan Israel

Ditinjau dari Segi Hukum Internasional”, Skripsi,”

Page 100: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xviii

D. Report

- Holly See Press Office, “Joint Statement of the Bilateral Commission of

the Holy See and the State of Palestine at the conclusion of the Plenary

Meeting”.

- Jim Zanotti dan Marjorie Ann Browne, “Palestinian Initiatives for 2011

at the United Nations”, CRS Report for Congress

- UNDP, “Human Development Report 2009/10: occupied Palestinian

territory” (2010) hal. 20

- UN General Assembly 3237 (XXIX), Observer Status for the Palestine

Liberation Organization,

- Aaron D. Pina, “Fatah and Hamas: the New Palestinian Factional

Reality”, CRS Report for Congress

- Resolusi Sidang Umum PBB no. 67/19

- Resolusi Sidang Umum PBB No. 43/177

- Resolusi Sidang Umum PBB No. 52/250

E. Internet

- Aaron Eitan Meyer, “Mahmoud Abbas: Redefining Law and Settlements

at the United Nations”, diakses dari

https://thelawfareproject.org/mahmoud-abbas-redefining-law-and-

settlements-at-the-united-nations/

- Aljazeera, “Palestine: Country profile”, diakses dari

http://www.aljazeera.com/archive/2004/09/200841013342123720.html,

Page 101: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xix

- Aljazeera, “The War in October”, diakses dari

http://www.aljazeera.com/programmes/specialseries/2013/10/war-october-

2013102172128280627.html,

- Aljazeera, “President Yasser Arafat”, diakses dari

https://www.aljazeera.com/archive/2004/11/2008410101519774430.html

- Aljazeera, Palestine: Country profile, Diakses dari

http://www.aljazeera.com/archive/2004/09/200841013342123720.html

- Basic Agreement Between The Holy See and The Palestine Liberation

Organization, Artikel diakses dari

www.vatican.va/roman_curia/secretariat_state/2000/documents/rc_seg-

st_20000215_santa-sede-olp_en.html

- BBC, “Palestinian territories profile”, diakses dari

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-14630174,

- BBC News, "Israel completes Gaza withdrawal", diakses dari

http://news.bbc.co.uk/2/hi/4235768.stm

- BBC, Swedia Resmi Akui Palestina Sebagai Negara Berdaulat, Artikel,

Dipublikasikan pada tanggal 30 Oktober 2014 pada situs

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/10/141030_swedia_palestina_p

engakuan

- BBC.com, Vatikan akui Palestina sebagai Negara, Artikel,

Dipublikasikan pada tanggal 14 Mei 2015 pada situs

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/05/150513_dunia_vatikan_pale

stina

- BBC.com, Parlemen Prancis Akui Negara Palestina, Artikel,

Dipublikasikan pada tanggal 2 Desember 2014 pada situs

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/12/141202_prancis_palestina,

- Bilateral Relations of the Holly See, diakses dari

http://www.vatican.va/roman_curia/secretariat_state/documents/rc_seg-

st_20010123_holy-see-relations_en.html

Page 102: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xx

- Britannica, "Palestine Liberation Organization (PLO)", diakses dari

http://www.britannica.com/topic/Palestine-Liberation-Organization

- Clemens Verenkotte, Renata Permadi, “Pergantian Generasi di Fatah”,

diakses dari https://www.dw.com/id/pergantian-generasi-di-fatah/a-

4557850

- Colum Lynch and Joel Greenberg, “U.N. votes to recognize Palestine as

„non-member observer state”, diakses dari

https://www.washingtonpost.com/world/national-security/united-nations-

upgrades-palestines-status/2012/11/29/5ff5ff7e-3a72-11e2-8a97-

363b0f9a0ab3_story.html?utm_term=.9a97060752e7

- Denny Armandhanu, Parlemen Inggris Akui Kedaulatan Palestina,Artikel,

Dipublikasikan pada tanggal 14 Oktober 2014 pada situs

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20141014165913-134-

6363/parlemen-inggris-akui-kedaulatan-palestina

- Embassy of the State of Palestine, Palestine: Country Profile, diakses pada

situs http://www.palestine-australia.com/about-palestine/country-profile/

- Encyclopedia Britannica, Balfour Declaration, diakses dari

https://www.britannica.com/event/Balfour-Declaration

- Foreign and Commonwealth Office, The Holy See, Artikel, Dipublikasikan

pada 2 Juni 2018 dari

web.archive.org/web/20091021064108/http://www.fco.gov.uk/en/travel-

and-living-abroad/travel-advice-by-country/country-profile/europe/holy-

see/,

- Gavin Jones and Steve Scherer, “Vatican agrees first treaty with State of

Palestine, solidifying relationship”, diakses dari

http://www.reuters.com/article/us-vatican-palestine-treaty-

idUSKBN0NY1Z620150514,

- Gavin Jones and Steve Scherer, “Vatican agrees first treaty with State of

Palestine, solidifying relationship”, diakses dari

Page 103: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xxi

http://www.reuters.com/article/us-vatican-palestine-treaty-

idUSKBN0NY1Z620150514

- Heru Andriyanto, Resmi Berlaku, Pengakuan Vatikan atas Negara

Palestina, Artikel diakses dari www.beritasatu.com/dunia/337521-resmi-

berlaku-pengakuan-vatikan-atas-negara-palestina.html

- Inna Lazareva, “Vatican signs first treaty with 'the State of Palestine'”,

diakses dari

http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/palestinianauthori

ty/11702465/Vatican-signs-first-treaty-with-the-State-of-Palestine.html,

- Israel Ministry of Foreign Affairs, “UN Partition Plan - Resolution 181

(1947)”, diakses dari

http://mfa.gov.il/MFA/AboutIsrael/Maps/Pages/1947%20UN%20Partition

%20Plan.aspx,

- Israel Ministry of Foreign Affairs,” The Declaration of the Establishment

of the State of Israel”, diakses dari

http://www.mfa.gov.il/MFA/ForeignPolicy/Peace/Guide/Pages/Declaratio

n%20of%20Establishment%20of%20State%20of%20Israel.aspx

- Israel Ministry of Foreign Affairs, “Israel-Vatican Diplomatic Relations”,

diakses dari http://mfa.gov.il/MFA/ForeignPolicy/Bilateral/Pages/Israel

Vatican_Diplomatic_Relations.aspx

- Jodi Rudoren and Diaa Hadi, “Vatican to Recognize Palestinian State in

New Treaty”, diakases dari

http://www.nytimes.com/2015/05/14/world/middleeast/vatican-to-

recognize-palestinian-state-in-new-treaty.html,

- Joel Beinin dan Lisa Hajjar, “Palestine, Israel and the Arab-Israeli Conflict

A Primer”, diakses dari

https://www.merip.org/sites/default/files/Primer_on_Palestine-

Israel(MERIP_February2014)final.pdf

- Jurnalislam.com, Lucu, Karena Akui Kedaulatan Negara Palestina,

Irlandia Dikecam Israel, Artikel, Dipublikasikan pada tanggal 15

Page 104: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xxii

Desember 2014 pada situs https://jurnalislam.com/lucu-karena-akui-

kedaulatan-negara-palestina-irlandia-dikecam-israel/

- Kabir Chibber, “All the countries—including Sweden—that now

recognize Palestinian statehood”, diakses dari http://qz.com/276164/all-

the-countries-including-sweden-that-now-recognize-palestinian-

statehood/,

- Karl Vick, “Palestinian Statehood Gets Recognized by UNESCO: What‟s

Next?”, diakses dari http://world.time.com/2011/10/31/palestinian-

statehood-gets-recognized-unescowhats-next

- “Lateran Treaty”,

http://www.vaticanstate.va/content/dam/vaticanstate/documenti/leggiedecr

eti/Normative-Penali-e-Amministrative/LateranTreaty.pdf)

- Lazuardhi Utama, “4-2-1969: Organisasi PLO Berdiri”, diakses dari

https://www.viva.co.id/berita/dunia/731612-4-2-1969-organisasi-plo-

berdiri,

- Muhaimin, Israel Peringatkan Prancis Jangan Akui Palestina, Artikel,

Dipublikasikan pada tanggal 24 November 2014 pada situs

https://international.sindonews.com/read/928158/43/israel-peringatkan-

prancis-jangan-akui-palestina-1416797121

- William Foxwell Albright, “Palestine”, diakses dari

http://www.britannica.com/place/Palestine,

- United Nation, “General Assembly Votes Overwhelmingly to Accord

Palestine „Non-Member Observer State‟ Status in United Nations”,

diakses dari http://www.un.org/press/en/2012/ga11317.doc.htm,

- United Nation, “General Assembly Votes Overwhelmingly to Accord

Palestine „Non-Member Observer State‟ Status in United Nations”,

diakses dari http://www.un.org/press/en/2012/ga11317.doc.htm,

Page 105: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xxiii

- Robert Rydberg, “Sweden becomes first EU country to recognise the

Palestinian State”, diakses dari

http://www.euronews.com/2014/10/30/sweden-becomes-first-eu-country-

to-recognise-the-palestinian-state/,

- Rinaldo, Meski Ditentang Israel, Vatikan Resmi Akui Negara Palestina,

Artikel, Dipublikasikan pada tanggal 3 Januari 2016 pada situs

https://www.liputan6.com/global/read/2403282/meski-ditentang-israel-

vatikan-resmi-a

- RZ, Organisasi di Irlandia Desak Negaranya Akui Palestina, Artikel,

Dipublikasikan pada tanggal 28 Februari 2015 pada situs

https://www.eramuslim.com/berita/organisasi-di-irlandia-desak-

negaranya-akui-palestina.htm

- Siddhartha Mahanta, “Israel Decidedly Unhappy With Vatican-Palestine

Treaty”, diakses dari http://foreignpolicy.com/2015/06/26/pope-francis-

israel-palestine-treaty/,

- Stephen Jewkes, “Vatican accord with Palestine comes into effect”,

diaskses dari http://www.reuters.com/article/us-vatican-palestinians-

idUSKBN0UG0MA20160102,

- Suprapto, Tahta Suci Vatikan Akui Palestina, Kesepakatan Berlaku,

Artikel, Dipublikasikan pada tanggal 4 Januari 2016 pada situs

http://wartakota.tribunnews.com/2016/01/04/tahta-suci-vatikan-akui-

palestina-kesepakatan-berlakukui-negara-palestina,

- Tom Saptaatmaja, Makna Pengakuan Vatikan atas Palestina, Artikel

diakses pada 1 Juli 2018 dari

http://www.google.co.id/amp/s/kolom.tempo.co/amp/1002437/makna-

pengakuan-vatikan-atas-palestina

- Treaty Between The Holy See and Italy, Dipublikasikan pada situs

http://www.vaticanstate.va/content/dam/vaticanstate/documenti/leggi-e-

decreti/Normative-Penali-e-Amministrative/LateranTreaty.pdf

Page 106: PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43605... · 2019-01-31 · PENGAKUAN TAKHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PALESTINA SEBAGAI

xxiv

- UN, “Intifada (The Uprising) 1987-1993”, diakses dari

http://www.un.org/Depts/dpi/palestine/ch6.pdf,

- UN, “The Question of Palestine and the United Nations”, diakses dari

https://unispal.un.org/pdfs/DPI2499.pdf,

- UN, diakeses dari

http://www.un.org/News/dh/infocus/middle_east/quartet-23sep2011.htm,

- Vatican Radio, “Holy See, State of Palestine Comprehensive Agreement

enters into force”, diakses dari

http://en.radiovaticana.va/news/2016/01/02/holy_see,_state_of_palestine_

agreement_enters_into_force/1198477,

- VOAindonesia.com, PBB Akui Palestina Sebagai Negara Berdaulat,

Artikel, Dipublikasikan pada tanggal 30 November 2012 pada situs

https://www.voaindonesia.com/a/pbb-akui-palestina-sebagai-negara-

berdaulat/1555724.html


Top Related