Transcript

PENANGGULANGAN LOGAM BERAT Pb PADA LAHAN PERTANIANDENGAN TEKNIK PENGAPURAN DAN FITOREMIDIASI

Kelompok 4Fitria Dwi Utami (4301413005)Eti Ofriani (4301413014) Irene Wardhani Kusuma (4301413079)

ABSTRAKPencemaran logam berat Pb sangat berbahaya bagi lingkungan, khususnya kita akan lebih menyorot dampak logam berbahaya ini pada lahan pertanian. Logam Pb dapat berasal dari pestisida dan limbah industri. Kandungan logam berat yang terakumulasi dalam lahan pertanian mengakibatkan tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup yang dibutuhkan oleh tumbuhan, sehingga akan menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas tanaman. Solusi bagi pencemaran ini adalah dengan menggunakan teknik fisika, kimia, dan biologi. Penanganan yang paling efektif adalah dengan teknik pengapuran dan fitoremidiasi mengunakan enceng gondok, sehingga logam Pb tidak dapat terserap oleh tanaman dan supaya logam Pb tidak terendapkan di dalam air yang nantinya akan digunakan untuk pengairan lahan pertanian. Kata kunci : Logam Berat Pb, lahan pertanian, pengapuran, fitoremidiasiPENDAHULUANLogam berat dapat terakumulasi dalam jumlah yang cukup besar pada tanaman seperti padi, rumput, beberapa jenis leguminosa untuk pakan ternak, dan sayuran. Logam berat seperti Pb, Cd, Cu, dan Zn sering terakumulasi pada komoditi tanaman. Sumber bahan pangan yang dilaporkan tinggi kadar timbalnya adalah makanan kaleng (50-100 mkg/kg), jeroan terutama hati dan ginjal ternak (150 mkg/kg), ikan (170 mkg/kg). Kelompok yang paling tinggi adalah kerang-kerangan (molusca) dan udang-udangan (crustacea), yaitu rata-rata lebih tinggi dari 250 mkg/kg. Jenis bahan pangan lain yang mengandung kontaminan timbal cukup tinggi adalah sayuran yang ditanam di tepi jalan raya. Kandungan rata-ratanya sebesar 28,78 ppm, jauh di atas batas aman yang diizinkan Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan, yaitu sebesar 2 ppm.Secara umum, pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, holtikultura, peternakan dan perikanan. Sejarah Inedonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani, sehingga sektor - sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di negara kita.Sejak Pembangungan Lima Tahun (PELITA) pertama terjadi pembangunan di bidang pertanian yang sangat pesat. Indonesia bahkan memperoleh predikat swasembada pangan karena pembangunan di bidang pertanian tersebut. Produksi pertanian sangat baik pada saat itu. Suplai pangan cukup untuk rakyat. Produksi pertanian yang tinggi adalah sasaran yang ingin dicapai. Untuk memenuhi sasaran ini dilakukan penambahan input termasuk penambahan penggunaan pupuk dan pestisida sintetis yang tidak memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini menyebabkan terjadinya pencemaran lahan pertanian oleh unsur logam berat yang terkandung dalam pupuk dan pestisida tersebut.PEMBAHASAN

1. Pencemaran TanahPencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran tanah menurut PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah. Pencemaran tanah adalah adanya bahan-bahan sintetik yang tidak dapat dihancurkan oleh mikroorganisme atau keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merusak lingkungan alami tanah. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

2. Penyebab pencemaran tanahPenyebab pencemaran tanah utamanya berasal dari limbah. Limbah sendiri dikelompokan menjadi 3 macam, yaitu limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.1. Limbah domestik Limbah domestik dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk, perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain, kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta, dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb. Limbah cair berupa deterjen, oli, cat, jika meresap ke dalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.2. Limbah industriLimbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan, daging dll.3. Limbah pertanianLimbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.a. Pencemar udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/ tanaman.b. Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.c. Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.Diantara berbagai unsur tersebut, logam berat menyebabkan kerusakan paling parah bagi tanah. Logam berat adalah komponen alamiah lingkungan yang mendapatkan perhatian lebih akibat bahaya yang ditimbulkannya. Logam berat berbahaya apabila diserap oleh tanaman, hewan atau manusia dalam jumlah besar. Namun beberapa logam berat merupakan unsur esensial bagi tanaman atau hewan.3. Logam BeratLogam berat adalahunsur logam yang memiliki berat molekul yang tinggi. Logam berat memiliki berat jenis > 4 serta bernomor atom 22-34 dan 40-50. Sifat-sifatlogam berat yaitu sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan), dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme tersebut. Selain itu, logam berat lebih mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi dari konsentrasi logam berat dalam air. Logam berat memiliki respon biokimia spesifik pada makhluk hidup. Logam berat yang telah diketahui berjumlah lebih dari 70 unsurdan yang perlu diperhatikan adalah Raksa (Hg), Timbal (Pb), Kadmium (Cd), Seng (Zn), Krom (Cr), Nikel (Ni), dan Kobalt (Co), karena unsur-unsur ini yang lebih sering terkandung pada tanah yang tercemar. Dalam kadar rendah, logam berat pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia dan dapat mencemari lingkungan. Tanah secara alami telah mengandung logam berat meskipun hanya sedikit serta memiliki kemampuan untuk mentolelir logam berat yang ada di dalamnya. Namun apabila terlalu banyak akan bersifat racun bagi tanaman tersebut. Hal tersebut tergantung pada bahan induk penyusun tanahnya. Berdasarkan analisis Notohadiprawiro dkk (1991) jenis tanah Vertisol Sragen, Ferrassol Karanganyar (Solo), dan Regosol kuningan Yogyakarta mengandung logam berat 5.6- 15.1 (Pb). Menurut standar umum kadar Pb dan Cd yang boleh ada pada tanah adalah masing-masing 150 ppm dan 2 ppm. Pada kenyataannya kandungan Pb pada pupuk Phospat adalah 7-225 ppm dan kandungan Cd- nya 0.1-170 ppm, hal ini perlu di waspadai. Pencemaran yang terjadi pada tanah, air tanah, badan air atau sungai, dan udara dapat menyebabkan terganggunya ekosistem. Hal ini karena terputusnya rantai dalam satu tatanan lingkungan atau matinya organisme yang menyebabkan terganggunya ekosistem (Soemarwoto, 1991).4. Logam Berat PbPb adalah sejenis logam yang lunak dan berwarna cokelat kehitaman, serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Pb mempunyai sifat bertitik lebur rendah, mudah dibentuk, mempunyai sifat kimia yang aktif, sehingga dapat digunakan untuk melapisi logam untuk mencegah perkaratan. Bila dicampur dengan logam lain, membentuk logam campuran yang lebih bagus daripada logam murninya, mempunyai kepadatan melebihi logam lain. Logam Pb banyak digunakan pada industri baterai, kabel, cat (sebagai zat pewarna), penyepuhan, pestisida, dan yang paling banyak digunakan sebagai zat antiletup pada bensin. Pb juga digunakan sebagai zat penyusun patri atau solder dan sebagai formulasi penyambung pipa yang mengakibatkan air untuk rumah tangga mempunyai banyak kemungkinan kontak dengan Pb.Logam Pb dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, makanan, dan minuman. Logam Pb tidak dibutuhkan oleh manusia, sehingga bila makanan tercemar oleh logam tersebut, tubuh akan mengeluarkannya sebagian. Sisanya akan terakumulasi pada bagian tubuh tertentu seperti ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut. Accidental poisoning seperti termakannya senyawa timbal dalam konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan gejala keracunan timbal seperti iritasi gastrointestinal akut, rasa logam pada mulut, muntah, sakit perut, dan diare. Pb dapat mempengaruhi sistem saraf, inteligensia, dan pertumbuhan. Pb di dalam tubuh terikat pada gugus SH dalam molekul protein dan hal ini menyebabkan hambatan pada aktivitas kerja sistem enzim. Efek logam Pb pada kesehatan manusia adalah menimbulkan kerusakan otak, kejang-kejang, gangguan tingkah laku, dan bahkan kematian.5. Sumber-Sumber Logam Berat PbAkumulasi logam berat di tanah berasal dari limbah pabrik yang dibuang di sungai yang digunakan untuk irigasi serta residu pestisida dan pupuk sintetis. Cara masuknya logam berat ke lahan pertanian adalah melalui:1.Pencemaran limbah yang terjadi di sungai yang berasal dari pabrik kimia, industri listrik dan elektrokimia, industri logam dan penyepukan elektro, idustri kulit dan industri cat dapat masuk ke lahan pertanian melalui sistem irigasi. 2.Residu pestisida dan pupuk sintetis dari usaha pertanian di lahan itu sendiri maupun dari lahan lain yang terbawa air irigasi (Undang Kurnia et. Al, 2003). Pupuk serta pestisida sintetis yang merupakan salah satu bahan pencemar yang menyebabkan unsur logam berat masuk ke lahan pertanian mengandung banyak sekali logam berat yang sebenarnya berada di atas ambang toleransi yang bisa diterima tanah. Kisaran umum konsentrasi logam berat pada pupuk N dan pupuk P (ppm)unsurpupuk Ppupuk N

B5 1150

Cd0.1 1700.05 - 8.5

Co1.0 125.4 12

Cr66 2453.2 19

Cu1.0 300

Hg0.01 - 1.2 0.3 - 2.9

Ni3.0 387.0 34

Pb7 2252.0 27

V2- 16000

(Alloway, 1995)Logam berat di dalam bahan pangan ternyata tidak hanya terdapat secara alami, namun juga dapat merupakan hasil migrasi dari bahan pengemasnya. Oleh karena itu, pengemasan bahan pangan harus dilakukan secara hati-hati. Pengemasan makanan dengan menggunakan kertas koran bekas tentu tidak tepat karena memungkinkan terjadinya migrasi logam berat (terutama Pb) dari tinta pada koran ke makanan.6. Akibat Pencemaran Logam Berat pada Lahan PertanianPersoalan yang muncul akibat akumulasi logam berat yang terjadi di tanah antara lain:1. Masuknya logam berat ke tanah dapat mepengaruhi seluruh kehidupan pada tanah yang merupakan faktor penentu produktifitas tanah. Dengan matinya mikrobia dalam tanah atau makhluk hidup yang ada di tanah akan ikut mempengaruhi sifat tanah terutama sifat biologi. 2.Masuknya logam berat tanah juga menyebabkan penurunan kualitas sifat kimia tanah. Karena unsur hara yang ada di dalam tanah tidak tersedia bagi tanaman dan menghambat penyerapan unsur hara.3.Dengan menurunnya produktifitas tanah, maka hasil panen tanaman akan menurun baik kualitas maupun kuantitas (Notohadiprawiro, 1991).7. Penanggulangan Pencemaran Logam Berat pada Lahan PertanianSolusi untuk menanggulangi pencemaran logam berat yang terjadi di lahan pertanian dapat di bagi menjadi tiga yaitu, penanggulangan logam berat secara fisik, kimia dan biologi.1. Penanggulangan logam berat secara fisikTanah sawah yang telah tercemar logam berat dapat ditanggulangi secara fisik melalui pencucian (Sukmana, at el, 1986). Pencucian dilakukan dengan memasukkan air irigasi yang tidak tercemar logam berat ke tanah yang sedang diolah, kemudian membuang air tersebut melalui saluran drainase.Penanggulangan pencemaran logam berat dengan cara pencucian pada prinsipnya melarutkan unsur-unsur logam berat dengan air dan membawanya keluar dari lahan tersebut melalui saluran drainase. Cara ini dilakukan dengan menggenangi lahan yang tercemar logam berat dengan air dari saluran irigasi yang tidak terkontaminasi logam berat. Setelah tergenang maka unsur logam berat tersebut akan terlarut denganair sehingga dapat dikeluarkan dari lahan yang tercemar tersebut melalui saluran drainase. Tetapicara ini tidak menyesaikan masalah secara tuntas. Cara ini hanya memindahkan lokasi pencemaran logam berat tersebut dari satu tempat ketempat lain. Air sisa penggenangan yang mengandung logam berat akan mencemari tempat lain. Sehingga cara ini tidak akan efektif bila air sisa penggenangan tidak diberikan perlakuan khusus agar tidak mencemari tempat lain. Kendala lain yang akan dihadapi apabila menggunakan cara ini adalah sulitnya mencari sumber air yang benar-benar bersih dari unsur pencemar (logam berat).2. Penanggulangan logam berat secara kimia Metode yang digunakan dalam penanggulangan secara kimia, yaitu dengan menggunakan metode pengapuran. Unsur logam berat Pb dapat larut di tanah atau tersedia bagi tanaman dalam keadaan tanah masam, sehingga dapat menyebabkan tanaman menyerap Pb secara berlebihan dan bersifat racun bagi tanaman itu sendiri. Dengan menggunakan metode pengapuran, tanah tidak akan terlalu masam sehingga logam berat seperti Pb tidak akan berada ditanah dalam bentuk tersedia bagi tanaman (Tan, 1991). Dalam keadaan basa terjadi penambahan muatan negatif, jadi peningkatan pH tanah umumnya akan meningkatkan muatan negatif sehingga kemapuan koloid tanah dalam menjerat kation akan meningkat (Priyono, 2005). Kalsium yang ada pada kapur yang bereaksi dengan air akan menghasilkan ion hidroksil yang akan mengimbangi keberadan (kosentrasi) ion hidrogen pada tanah masam sehingga kondisi tanah tidak lagi terlalu masam. Cara ini efektif untuk menanggulangi pencemaran logam berat Pb, namun masih belum terbukti secara efektif bisa menanggulagi pencemaran logam berat lain.Reaksi yang terjadi ketika tanah yang bersifat masa ditambahkan larutan kalsium berupa kapur :Ca(OH)2 + H2O Ca2+ + OH-Hal yang harus diperhatikan dalam pengapuran tanah pertanian adalah pemberian kapur harus sesuai dengan dosis anjuran daerah setempat.Berikut ini dikemukakan komposisi jumlah kapur yang digunakan berdasarkan tingkat keasaman tanah ( pH ) tanah dengan untuk larutan.NopHKebutuhan kapur (Ton/Ha)NopHKebutuhan kapur (Ton/Ha)

12345678910114,04,14,24,34,44,54,64,74,84,956,385,995,595,324,924,524,123,863,463,062,3912131415161718192021-5,15,25,35,45,55,65,75,85,96,0-2,01,731,330,930,530,270,000,000,000,00.-

Ada berbagai jenis kapur yang dapat digunakan untuk pengapuran lahan pertanian. Jenis kapur tersebut antara lain:1. Kapur giling = kapur Super, kalsit kelas 1 (CaCO3)Kapur giling menduduki kelas utama dalam pengapuran lahan pertanian. Bahan aslinya terutama mengandung CaCO3 atau MgCO3 yang dapat mengubah keasaman tanah.

2. Kapur tohor = kapur hidup, kalsit kelas 2 (Quicklime)Kapur giling atau bahan lain yang kaya CaCO3 dipanasi dengan suhu tinggi, terbentuk CO2 dan kapur hidup. Kapur hidup ini terutama terdiri dari CaO jika yang digunakan bahan berkadar Ca tinggi. Kadang-kadang kapur hidup juga masih mengandung MgO bentuk kapur ini biasanya tepung halus, tapi dapat juga mengandung beberapa gumpalan empuk (soft lumps). Bila dicampur air, membentuk kapur mati. Bila tersentuh udara, kapur hidup lambat menyerap air dan CO2 untuk membentuk campuran kapur mati dan CaCO3 yang disebut kapur mati udara.

3. Kapur dolomit CaMg(CO3)2Kapur yang mengandung MgCO3 kira-kira sama dengan kandungan CaCO3 disebut dolomit. Tektur dan kekerasan kapur dolomit bervariasi, tetapi setela digiling sempurna dapat bekerja (bereaksi) baik dengan tanah bila tidak terlalu banyak mengandung unsur lain. Dolomit sudah umum diperdagangkan sebagai pupuk, karena kandungan Mg disamping Ca.

4. Kapur mati = slaked lime, Hydrated lime Ca(OH)2Bahan ini diperoleh dengan menyiramkan air pada kapur mentah (kapur hidup) yang kemudian biasa diperdagangkan sebagai kapur untuk mengapur tembok. Kapur mati lambat mengambil dari CO2 udara. Penyerapan CO2 dan air oleh kapur hidup dan CO2 oleh kapur mati tidak mengurangi nilai bahan untuk pengapuran, hanya saja untuk mendapatkan berat tertentu CaO diperlukan kapur mati dalam jumlah besar.

5. Kapur liat = Napal, MarlMarl adalah butiran atau butir lepas, seringkali tak murni, CaCO3 yang berasal dari cangkang binatang laut atau terbentuk dari presipitasi CaCO3 dari perairan danau kecil atau kolam. Secara umum marl diartikan sebagai CaCO3 yang lunak dan tidak tahan lapuk dan biasanya tercampur dengan lempung dan kotoran lain. Istilah ini juga dipakai untuk hamper semua bahan yang tinggi kadar kapurnya seperti beberapa tanah liat berkapur. Marl biasanya hamper semuanya CaCO3 murni, tapi kadang-kadang mengandung tanah liat, debu atau bahan organic yang tinggi. Marl sering digali dalam keadaan basah dan sukar dihampar diatas tanah, kecuali sebelumnya dibiarkan kering. Penyebaran marl tidak seluas kapur giling, dan penimbunannya jauh kurang ekstensif tapi terdapat di banyak pantai.

6. Kapur tulis = kapur halus, Talk, Chalk, Ca(HCO3)2Batuan ini merupakan bahan CaCO3 yang lunak dan baik untuk pengapuran. D Inggris, bahan ini banyak digunakan namun di Indonesia, belum lazim. Kapur tulis harus digiling sebelum digunakan, tapi karena mudah pecah, hanya dibutuhkan sedikit tenaga.

7. Kapur bara = slagHasil samping industry besi ini digunakan sebagai bahan pengapuran di daerah dekat udara panas setempat. Kapur bara ini berbeda dengan kebanyakan jenis kapur lain dalam hal kandungan Cad dan Mg, dan juga mengandung silikat misalnya berbeda pula dengan CO3 atau oksida seperti kapur giling atau kapur tohor. Pemakaiannya sama efektifnya dengan kapur giling yang seukuran.Kapur bara yang mengandung CaSi2O5, dapat juga dijadikan bahan pengapuran. Kandungan Mg-nya amat sedikit dan P-nya juga rendah.

3. Penanggulangan logam berat secara biologiSelain cara fisik dan kimia, ada pula cara biologi yang dapat digunakan sebagai alternatif cara penanggulangan pencemaran logam berat di tanah. Penanggulangan pencemaran logam berat secara biologi yaitu dengan menggunakan metodeFitoremediasi (menggunakan tumbuhan untuk menyerap logam berat).Istilah fitoremediasi berasal dari kata Inggris phytoremediation; kata ini sendiri tersusun atas dua bagian kata, yaitu phyto yang berasal dari kata Yunani phyton (= tumbuhan) dan remediation yang berasal dari kata Latin remedium (=menyembuhkan, dalam hal ini berarti juga menyelesaikan masalah dengan cara memperbaiki kesalahan atau kekurangan). Dengan demikian fitoremediasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik.Metode Fitoremediasi dapat dilakukan dengan Q memanfaatkan tumbuhan yang dapat menyerap logam berat di tanah dan tahan terhadap sifat racun dari logam berat tersebut. Salah satu tumbuhan yang dapat menyerap logam berat adalah Eceng Gondok (Eichormia crassipes). Umumnya, upaya penanganan pencemaran logam berat memerlukan biaya yang cukup mahal, namun, eceng gondok menawarkan pemecahan masalah tersebut dengan biaya yang cukup murah. Walaupun dalam pertanian Eceng Gondok dikenal sebagi gulma, namun tumbuhan ini dapat menyerap logam berat dan resisten terhadap toksisitas logam berat tersebut. Cara ini dapat diaplikasikan di sumber atau saluran irigasi yang tercemar logam berat sehingga air tersebut dapat digunakan untuk proses pencucian lahan yang telah tercemar dan diaplikasikan juga di saluran drainasi sehingga logam berat hasil pencucian tadi tidak mencemari tempat lain.Kemampuan enceng gondok dalam menyerap logam berat tergantung pada 4 hal, yaitu (a.) pH air (b.) Jenis logam berat, (c.) Umur gulma, dan (d). Konsentrasi logam. a. pH airLogam yang terkandung dalam air jika pH semakin tinggi atau bersifat asam maka kelarutannya semakin besar, sebaliknya jika larutannya makin basa, maka kelarutannya makin kecil yang ditandai dengan adanya endapan. Larutan makin asam, peng-ion-annya semakin tinggi, sebaliknya makin berdifat basa maka akan mengendap. Hal ini jelas bahwa adsorbsi lebih baik pada tingkat keasaman tinggi, karena pada pH ini terjadi pengionan lebih besar dan adsorbsi dapat terjadi jika logam membentuk ion dan akan diikat oleh gugus aktif pada biomassa enceng gondok.b. Jenis LogamKemampuan tanaman untuk menyerap dan mengakumulasi berbagai jenis logam ini menarik perhatian karena setiap tanaman memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Melalui penelitian, maka diketahui bahwa eceng gondok memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengakumulasi logam Pb secara baik. Selain menyerap dan mengakumulasi berbagai jenis logam, eceng gondok juga dapat melakukan lokalisasi logam pada bagian akar, batang, dan daun. Jenis logam sangat mempengaruhi kemampuan tanaman untuk melakukan lokalisasi. Kemampuan tanaman melokalisasikan logam ini menjadi hal yang sangat penting karena hal ini menggambarkan kemampuan tanaman untuk dapat mentoleransi dan melakukan detoksifikasi terhadap daya racun logam berat. Semakin terhambatnya translokaso logam dari akar ke dalam jaringan tanaman, maka semakin mudah tanaman melakukan detoksifikasi. Kemampuan toleransi dan detoksifikasi yang dimiliki eceng gondok dilakukan dengan mengakumulasi sebagian besar logam berat di dalam akar.c. Umur GulmaPenyerapan logam berat per satuan berat kering tersebut lebih tinggi pada umur muda daripada umur tua. Logam berat beracun yang dapat diserap oleh eceng gondok terhadap berat keringnya adalah Pb sebesar 1,93 mg/g yang ditumbuhkan dalam media yang mengandung logam berat 1 ppm. Atau dengan kata lain, tumbuhan eceng gondok yang hidup di atas air dapat menyerap logam berat Pb sebanyak 5,167 ppm atau 96,4 % dan logam berat Fe turun sebanyak 3,177 ppm atau 65,45 % dalam kurun waktu tujuh hari. d. Konsentrasi LogamPada umumnya jumlah logam berat yang diserap tanaman eceng gondok sebanding dengan konsentrasi logam berat yang ada di dalam limbah. Semakin tinggi konsentrasi logam, maka semakin banyak logam yang dapat diserap oleh eceng gondok. Konsentrasi logam dalam limbah juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dengan meningkatnya konsentrasi logam dalam limbah, menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.8. Metode Penanggulangan yang Paling EfektifPenanggulangan fisika dengan pencucian dinilai kurang efektif karena sulit untuk mencari sumber air irigasi yang bersih dari logam berat dan sisa logam berat yang ada di tanah yang menggenangi tersebut akan mencemari tempat lain jika tidak ada perlakuan khusus yang bisa mengurangi konsentrasi logam berat yang ada di air sisa penggenangan. Cara penanggulangan logam berat dengan teknik Kimia yakni dengan pengapuran belum terbukti bisa mengatasi pencemaran logam berat selain Pb, jadi belum efektif di gunakan untuk tanah yang terkontaminasi jenis logam berat yangcukup banyak dan bervariasi, karena tentunya di tanah yang tercemar tidak hanya terkandung logam berat Pb, namun juga mengandung logam berat yang lainnya dengan kadar yang berbeda-beda.Dari metode- metode di atas ada dua cara yang dapat digunakan dalam waktu yang bersamaan dan dapat menutupi kekurangan dari tiap metode tersebut satu sama lain. Kedua cara tersebut adalah metode fitoremediasi dengan eceng gondok dan metode pencucian. Cara ini relatifmudah dan cukup efektif dalam menanggulangi unsur logam berat. Cara ini hanya memerlukan kontrol populasi eceng gondok secara rutin agar tidak timbul sedimen. KESIMPULAN

Dari artikel ini, dapat kita simpulkan bahwa pencemaran logam berat harus segera di atasi karena membawa dampak yang serius bagi lingkungan dan bagi manusia, meskipun dampak bagi manusia baru kelihatan dalam jangka waktu yang panjang. Maka dari itu, solusi yang paling efektif untuk menanggulangi pencemaran lahan pertanian oleh logam berat adalah dengan menggunakan teknik pengapuran dan teknik fitoremediasi yang diaplikasikan dengan tanaman enceng gondok.

DAFTAR PUSTAKA

Notohadiprawiro, T. dkk.1991.Nilai Pupuk Sari Kering Limbah Kawasan Industry Dan Dampak Penggunaan Sebagai Pupuk Atas Lingkungan.Ilmu Pertanian.Soemarwoto, O.1991.Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global.P.T. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.Kurnia, U. dkk.2003.Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan.Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian.Bogor.Alloway, B. J.1990.Heavy Metal in Soil.Jhon Willey and Sons Inc.New York.American Geological Institute.1976.Dictionary Of Geological Term.Resived Edition.Anchor Books.New York.Sukmana et al.1986.Laporan Penelitian Mengatasi Keracunan Limbah Pengeboran Minyak.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Tan. K H.1991.Dasar-Dasar Kimia. Tanah.Gadjah Mada University.Yogyakarta.Priyono, joko.2006.Kimia Tanah. Mataram university press.mataram.


Top Related