Download - Pencegahan Polusi

Transcript
Page 1: Pencegahan Polusi

1

Page 2: Pencegahan Polusi

PENCENGAHAN POLUSIPENCENGAHAN POLUSIDEFENISIPencemaran lingkungan laut berarti dimasukkanya oleh manusia secara langsung atau tidak langsung bahan atau energi kedalam lingkungan laut termasuk kuala yang mengakibatkan atau mungkin membawa akibat buruk sedemikian rupa seperti keruskan kepada kekayaan hayati.

Laut dan kehidupan dilaut bahaya bagi kesehatan manusia ganguan terhadap kegiatan-kegiatan dilaut termasuk penangkapan ikan dan penggunaan laut yang sah lainya, penurunan kualitas kengunaan air laut dan pengurangan kenyamanan(UNCLOS 1982).

Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkanya mahluk hidup,zat energi dan atau komponen lain kedalam laut oleh proses alam sehingga kualitas air laut turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air laut kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukanya (UU LINGKUNGAN HIDUP) 2

Page 3: Pencegahan Polusi

UNSUR UNSUR POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT

KEGIATAN PELAYARAN

KEGIATAN PENGEBORAN

KEGIATAN PENYULINGAN (REFINARY)

KEGIATAN TERMINAL/ PELABUHAN

KEGIATAN GALANGAN3

Page 4: Pencegahan Polusi

PENCEMARAN KARENA KEGIATAN PELAYARAN

1. KAPAL TUBRUKAN

2. KAPAL KANDAS

3. KAPAL KEBAKARAN

4. KAPAL TENGGELAM

5. JATUHNYA MUATAN

6. KEGIATAN PENUMPANG DAN AWAK KAPAL

7. PENGOPERASIAN NORMAL KAPAL 4

Page 5: Pencegahan Polusi

PENGOPERASIAN NORMAL KAPAL

Dari ruang pemesinan :1. Kebocoran bahan bakar2. Kebocoran minyak pelumas3. Tumpahan bahan bakar dan minyak pelumas4. Air laut dari proses propeller dan instalasi pendingin mesin

Dari ruang muat :1. Sistim ballast2. Pencucian tanki3. Muatn tumpah atau jatuh

Dari ruang akomodasi :1. Kotoran manusia2. Sampah3. DLL

5

Page 6: Pencegahan Polusi

PENCENGAHAN/PENGURANGAN PENCEMARAN DARI KAPAL

A.KONSTRUKSI1. Segregated ballast tank (SBT)2. Dedicated ballast tank3. Pembatasan ukuran tanki4. Sundivision and stability5. Protective location of SBT (double hull)6. Retention on boartd.

B. PERLENGKAPAN1. Oily water seperator2. Oil discharge Monitoring and Control Systen3. Interface Detector4. Instalasi pembuangan kedarat5. Oil record book6. SOPEP

C. PENGAWASAN Kadar buangan Daerah buangan Receiption Facility Penegakan hukum

6

Page 7: Pencegahan Polusi

Tahun 1926 masalah pencemaran laut diterima dengan pengakuan international di Washington DC

Tema “The Intenational Conference on Polution of Sea by Oil”

Usul-usul yang diajukan dalam kenprensi :

1. Mewajibkan pemasangan OWS dikapal-kapal yang memakai BBM dan yang mengangkut minyak sebagai muatan

2. Menetapkan zona-zona lautan dimana tidak diperbolehkan membuang minyak : Belgia, Belanda, Swedia, Inggeris, USA menerima ketentuan 50 mill dari daratan merupakan zona pembuangan terlarang

KONVENSI INTERNATIONAL MENGENAI PENCENGAHAN POLUSI

7

Page 8: Pencegahan Polusi

Tahiun 1934 The International Sea Pollution Aggrement

Tahun 1954 Konvensi International tentang Pencengahan Pencemaran dilaut (Oil Pol 54) menetapkan zona terlarang paling sedikit 50 mill dari pantai dan kadar melebihi 100 ppm dilarang serta persyaratan pemakaian Oil Record Book

Tahun 1959 berdiri IMCO

Tahun 1962 amendment deanan memasukkan kapal-kapal berukuran lebih kecil dan perluas zona terlarang diberlakukan 1969

Tahun 1969 yang melarang pembuangan dari operasi secara normal, kecuali total pembuangan on ballast voyage tidak lebih dari 50 mill dari pantai

Tahun 1971 amandment berisi : Great Barrier Reef dianggap sebagai daratan dan tata ssusunan tanki-tanki serta batas ukuran tanki 8

Page 9: Pencegahan Polusi

MARPOL 73/78

Konvensi ini terdiri dari 20 Artice dan 6 Annexs

1. ANNEX I Peraturan-Peraturan Pencengahan Pencemaran oleh minyak

2. ANNEX II Peraturan Pengawasan Pencemaran oleh Zat Cair Beracun diangkut dikapal dalam bentuk curah

3. ANNEX III Pedraturan Pencengahan Pencemaran oleh Zat Berbahaya yang diangkut dalam kemasan

4. ANNEX IV Peraturan Pencengahan Pencemaran oleh kotoran (sewage) dari kapal

5. ANNEX V Peraturan Pencengahan Pencemaran oleh sampah

6. ANNEX VI Peraturan Pencengahan Pencemaran Udara dari kapal 9

Page 10: Pencegahan Polusi

ANNEX I

Terdiri dari 4 Chapter 26 Aturan, 3 Appendixes dan Penyamaan

Interpretasi yang berisi 8 Appendix.

Enter into force 2 october 1983.Diratifikasi oleh Pemerintah

Indonesia dengan KEPPRES No.46Tahun 1986. Diberlakukan

untuk kapal yang berlayar ke luar negeri 27 oktober 1986 dan kapal

domestik 27 oktober 1987.

Annex I berlaku untuk semua kapal kecuali kapal perang dan kapal

Pemerintah.

Kapal-kapal yang berukuran GT 150 atau lebih untuk non tanker

dan berukuran GT 400 atau lebih untuk non tanker harus memiliki

INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION

CERTIFICATE (IOPP CERTIFICATE)10

Page 11: Pencegahan Polusi

DEFENISI-DEFENISIMinyak berati bahan bakar dalam bentukn apapun termasuk minyak mentah, minyak makan, minyak bekas dan minyak hasil olahan

Campuran berminyak berarti suatu campuran yang mengandung minyak.

Minyak bakar berarti setiap minyak yang digunakan untuk bahan bakar mesin induk dan mesin bantu suatu kapal yang dibawa dikapal.

Kapal tanker berarti suatu kapal yang kontruksinya dibuat untuk menyangkut minyak secara curah.

Kapal kombinasi adalah kapal yang digunakan untuk menyangkut muatan curah basah dan kering.

Kapal baru berati :

a. Yang kontak pembangunanya mulai sesudah 31 Des 1975

b. Dalam hal ini tidak ada kontrak pembangunan yang peletakan lunasnya 30 juni 1976 atau

c. Tanggal penyerahannya sesudah 31 Desember 1979. 11

Page 12: Pencegahan Polusi

DEFENISI-DEFENISI

Ballast bersih adalah balaast dalam suatu tangki dimana sejak minyak terahir diangkut telah dicuci sedemikian sehingga air dari tangki itu apabila dibuang ke laut tidak menampakkan tanda-tanda minyak pada permukaan air tenang

Ballast terpisah adalah air ballast dari tangki yang terpisah secara sempurna dari sistim muatan minyak

Minyak mentah adalah setiap campuran hidro karbon cair yang terbentuk secara alamiah dalam perut bumi dan sudah layak diangkut kapal

Slop tank berarti tank yang khusus diperuntukkan untuk mengumpulkan air pencucian atau pengiringan dari tanki lain atau campuran berminyak lainnya.

Jarak dari daratan terdekat berarti jarak dari garis pangkal dimana laut teritorial diukur.

Kapal lama berarti yang bukan kapal baru. 12

Page 13: Pencegahan Polusi

Kapal pengangkut minyak mentah adalah kapal tanker yang melayani perdagangan pengangkutan minyak mentah

Prodack carrier adalah kapal tanker yang digunakan untuk pengangkutan minyak selain dari minyak mentah

Lot on top prosedur adalah sistim pemuatan dimana muatan dimuat dalam suatu tanki yang air pencucian tankinya belum habis dibuang kepenampungan di darat dan muatan dimuat diatas dari muatan tersebut

13

Page 14: Pencegahan Polusi

IOPP Certificate ditrbitkan oleh pemerintah atau organisasi yang diakui pemerintah dan berlaku 5 tahun.

Untuk sertifikat ini dilakukan survey-survey sbb : Initial survey sebelum kapal dioperasikan pertama kali survey

menyeluruh terhadap konstruksi perlengkapan sistim tata susunan dan material memenuhi persyaratan

Renewal survey sesuai ketentuan pemerintah tapi tapi tidak boleh lebih dari lima ( 5 ) tahun

Intermediate survey survey dalam dalam waktu lima 3 bulan sebelum atau sesudah anniversery date ke 2 atau 3

Annual survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah anniversery date

Additional survey apabila dianggap perlu kalau ada perbaikan

14

Page 15: Pencegahan Polusi

Setiap pembuangan minyak atau campuran berminyak dilarang kecuali bila persyaratan berikut dipenuhi

A) Untuk kapal tanker kecuali berasal dari ruang permesinan :

1. Tanker tidak dalam daerah khusus

2. Tanker berada lebih dari 50 mil dari daratan

3. Tanker sedang berlayar

4. Kecepatan pembuangan tidak boleh lebih dari 30 ltr/mil

5. Total minyak yang dibuang tidak boleh melebihi 1/15000 dari total kargo untuk kapal lama dan 1/30000 untuk kapal baru

6. Tanker dioperasikan dengan ODM dan CS dan slop tank

B) Untuk kapal non tanker GT 400 atau lebih dan untuk pembuangan dari ruang permesinan :

1. Kapal tidakberada dalam daerah khusus.

2. Kapal sedang berlayar.

3. Kandungan minyak dalam aliran pembuangan tidak lebih 15 ppm.

15

Page 16: Pencegahan Polusi

Kapal dioperasikan dengan OWS dan ODM

Setiap pembuangan diluar ketentuan diatas dikenakan sanksi sesuai UU negara setempat.

PENGECUALIAN Pembuangan kelaut dapat dilakukan tanpa sesuai dengan

aturan dalam keadaan :1. Pembuangan dilakukan untuk keselamatan jiwa

manusia.2. Pembuangan kelaut disebabkan kerusakan kapal dan

peralatan dengan ketentuan bahwa semua usaha telah dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan tumpahan.

3. Telah diijinkan pemerintah, misalnya zat dispersant untuk mengurangi dampak pemcemaran oleh minyak.

16

Page 17: Pencegahan Polusi

A. Segretgated Ballast Tank :

1. New Crude Oil Tanker 20.000 DWT atau lebih.

2. New Product Oil 30.000 DWT atau lebih

3. Existing Crude Oil Tanker 40.000 DWT atau lebih.

4. Existing Product Tanker 40.000 DWT atau lebih.

B. Dedicated Ballast Tank :

1. Existing Crude oil 40.000 DWT atau lebih sebelum

2. dilengkapi SBT selama 2 tahun boleh dioperasikan

3. dengan DBT + COW.

C. Crude Oil Washing :

1. New Crude Oil 20.000 DWT atau lebih.

2. Existing Crude Oil 40.000 DWT atau lebih

17

Page 18: Pencegahan Polusi

D. Slop Tank

1. 3% kapasitas cargo.

2. 2% yang air pencuci tanki dapat digunakan untuk mencuci tanki lain tanpa menambah air

3. 2% bila tanker dilengkapi dengan SBT atau DBT

E. Sludge tank

kapal ukuran GT 400 atau lebih dilengkapi dengan sludge tank dengan kapasitas cukup

18

Page 19: Pencegahan Polusi

SLOP TANK

• Setiap kapal harus dilengkapi dengan slop tank untuk menampung balast kotor dengan kapasitas minimum 3% dari kapasitas muatan kapal, kecuali pemerintah dapat menyetujui.

• 2% untuk tanker yang air pencuci tankinya dapat digunakan lagi untuk mencuci tanki lain atau yang dilengkapi COW dan SBT.

• 1% tanker kombinasi.

SLUDGE TANK

Gunanya : untuk menampung minyak kotor yang kapasitasnya

V1 = K1 x c x D M3

K1 = 0.01 utk mesin dengan BBM heavy oil

0.005 utk mesin dengan BBm diesel oil

c = pemakaian FO per hari

D = waktu pelayaran antara pelabuhan dimana sludge tank dapat dipompa kedarat rata-rata diambil 30 hari

19

Page 20: Pencegahan Polusi

LOKASI PERLINDUNGAN DARI SBT

Tanker pengangkut crude oil ukuran DWT 20.000 ton atau lebih dan tanker product oil ukuran 30.000 DWT atau lebih penempatan SBT harus sedemikian sehingga melindungi tanki muatan dari darin kerusakan akibat kandas dan tubrukan

Pembatasan ukuran tanki

Diberlakukan terhadap tanker yang peletakan lunasnya sesudah 1 januari 1974

Panjang tanki maximum 10 meter atau lebih

a. ( 0.5 b1 / B + 0.1 ) L ….. bila tidak mempunyai sekat membujur

b. (0.25 b1 / B + 0.15 ) L …. Bila mempunyai sekat membujur

L = panjang kapal

b1= lebar wing tank

B = Lebar kapal 20

Page 21: Pencegahan Polusi

RECEIPTION FASILITY DAN DISCHARGE CONNECTIONRECEIPTION FASILITY DAN DISCHARGE CONNECTION

• Pemerintah harus mengusahakan setiap pelabuhan Pemerintah harus mengusahakan setiap pelabuhan dilengkapi dengan sarana penampungan kotordilengkapi dengan sarana penampungan kotor

• Untuk memungkinkan pipa dan penampungan Untuk memungkinkan pipa dan penampungan didarat dapat dihubungkan dengan pipa pembuangan didarat dapat dihubungkan dengan pipa pembuangan dikapal harus disediakan sambungan standar dengan dikapal harus disediakan sambungan standar dengan ukuran :ukuran :

Diameter luar : 215 mmDiameter luar : 215 mmDiameter dalam : sesuai tebal pipaDiameter dalam : sesuai tebal pipaBaut dalam flens : 6 lobang O/ 22mmBaut dalam flens : 6 lobang O/ 22mmTebal flens : 20 mmTebal flens : 20 mmBaut : 6 buah diameter 20 mm Baut : 6 buah diameter 20 mm

21

Page 22: Pencegahan Polusi

OIL RECORD BOOKOIL RECORD BOOK Setiap tanker GT 150 atau lebih harus dilengkapi dengan Setiap tanker GT 150 atau lebih harus dilengkapi dengan

oil record book part I dan IIoil record book part I dan II Setiap kapal non tanker GT 400 lebih harus dilengkapi oil Setiap kapal non tanker GT 400 lebih harus dilengkapi oil

record book part Irecord book part I Part I untuk mencatat dari ruang permesinan dan part II Part I untuk mencatat dari ruang permesinan dan part II

untuk pencatat ruang muatuntuk pencatat ruang muat Setiap kegiatan dicatat dan ditanda tangani oleh perwira Setiap kegiatan dicatat dan ditanda tangani oleh perwira

yang bertugas dan setiap halaman ditanda tangani oleh yang bertugas dan setiap halaman ditanda tangani oleh NakhodaNakhoda

Dicatat dalam bahasa resmi tapi untuk kapal yang Dicatat dalam bahasa resmi tapi untuk kapal yang dilengkapi IOPP Cert dicatat dalam bahasa inggris atau dilengkapi IOPP Cert dicatat dalam bahasa inggris atau perancisperancis

Diaimpan ditempat yang mudah dicapai untuk Diaimpan ditempat yang mudah dicapai untuk pemeriksaanpemeriksaan

Disimpan selama 3 bulan terhitung pegisisn terahirDisimpan selama 3 bulan terhitung pegisisn terahir PSC officer berhak minta copy bila diperlukan PSC officer berhak minta copy bila diperlukan

22

Page 23: Pencegahan Polusi

PEGISIAN OIL RECORD BOOK

A. Oil record book part I ( dari ruang mesin )A. Oil record book part I ( dari ruang mesin )

1.1. Pengisian balast atau pencucian tanki bahan bakarPengisian balast atau pencucian tanki bahan bakar

2.2. Pembuangan ballast kotor atau ballast yang disimpan di Pembuangan ballast kotor atau ballast yang disimpan di tanki bahan bakar tanki bahan bakar

3.3. Pegumpulan atau pembuangan oil residu ( sludge )Pegumpulan atau pembuangan oil residu ( sludge )

4.4. Pembuangan air got kamar mesinPembuangan air got kamar mesin

5.5. Kondisi dari OWS dan ODMKondisi dari OWS dan ODM

6.6. Pembuangan karena kecelakaan Pembuangan karena kecelakaan

7.7. Pengisian bahan bakar dan Lub oil Pengisian bahan bakar dan Lub oil

23

Page 24: Pencegahan Polusi

B. Oil record book part II ( dari ruang muat )B. Oil record book part II ( dari ruang muat )

1.1. Pemuatan minyakPemuatan minyak

2.2. Pemindahan internal muatanPemindahan internal muatan

3.3. Pembongkaran muatanPembongkaran muatan

4.4. Pengoperasian COWPengoperasian COW

5.5. Pengisian ballast di tanki muatanPengisian ballast di tanki muatan

6.6. Pengisian dedicated ballast tankPengisian dedicated ballast tank

7.7. Pencucian tanki muatan Pencucian tanki muatan

8.8. Pembuangan ballast kotorPembuangan ballast kotor

9.9. Pembuangan dari slop tank ke lautPembuangan dari slop tank ke laut

10.10. Pembuangan ballast bersih dari tanki muatanPembuangan ballast bersih dari tanki muatan

11.11. Pembuangan residu (sludge)Pembuangan residu (sludge)

12.12. Pembuangan ballast dari DBTPembuangan ballast dari DBT

13.13. Kondisi OWS dan ODMKondisi OWS dan ODM

14.14. Pembuangan karena kecelakaanPembuangan karena kecelakaan24

Page 25: Pencegahan Polusi

SHIPBOARD OIL POLLUTION EMERGENCY PLAN (SOPEP)

Setiap tanker GT 150 atau lebih dan non tanker GT 400 atau lebih harus dilengkapi dengan SOPEP yang telah disyahkan oleh pemerintah. Isi dari SOPEP minimum adalah;

1. Prosedur yang diikuti oleh nahkoda atau orang lain yang bertugas untuk melaporkan kejadian kejadian pencemaran.

2. Daftar pejabat atau orang yang akan dihubungi bila terjadi pencemaran.

3. Perincian tindakan yang aakan diambil segera oleh orang-orang dikapal untuk mengurangi atau mengontrol tumpahan minyak sesudah kecelakaan.

4. Prosedur dan titik penghubung dikapal untuk koordinasi dengan pejabat lokal dalam rangka penanggulangan pencemaran. 25

Page 26: Pencegahan Polusi

Untuk kapal-kapal NLS SOPEP mungkin dikombinasikan denganSOPEP untuk NLS.

Peralatan Penanggulangan Pencemaran

Disetiap kapal harus tersedia alat-alat untuk penanggulanganpencemaran antara lain :

a. Bak atau bejana untuk menampung tetesan minyak.

b. Pasir atau serbuk gergaji.

c. Sekop.

d. Majun.

e. Karet busa untuk absorber

f. Dispersant

g. Spray applicator26

Page 27: Pencegahan Polusi

Sedangakan untuk tumpahan dalam jumlah banyak digunakan peralatan sebagai berikut ;

a. Oil boom yang berfungsi untuk melokalisasi tumpahan supaya tidak menyebar.

b. Oil skimmer untuk menyedot minyak yang ada dipermukaan.c. Absorber.d. Dispersant

SANKSI-SANKSI HUKUM

Terhadap pencemaran dapat dikenakan dua macam sanksi yaitu:

a. Sanksi pidana dikenakan terhadap barang siapa yang berbuat.

menurut UU no 21 tentang pelayaran pasal 119, 120 barang siapa yang melakukan pembuangan limbah tidak sesuai dengan aturan diancam hukuman penjara paling lama 5 tahun atau denda 120 juta rupiah. Dan apabila pembuangan tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan diancam hukuman 10 tahun penjara atau denda 240 juta rupiah. 27

Page 28: Pencegahan Polusi

b. Sanksi perdata berupa tuntutan ganti rugi ditujukan kepada

pemilik kapal.

karena tuntutan ganti rugi tsb. Kadang-kadang jumlahnya sangat besar sehingga tidak sanggup ditanggung sendiri oleh pemilik kapal, maka diatur dalam konvensi International yang disebut International Convention Civil Liability for Oil Pollition Demage 1969 yang kemudian diperbarui tahun 1992 sehingga sekarang dikenal dengan nama CLC 1992. Kapal-kapal ukuran DWT 2000 ton atu lebih harus menjadi anggota dan mengasuransikan tanggung jawabnya,

Sesuai dengan CLC 1992 batas maksimum tanggung jawab CLC1 untuk membayar kompensasi dihitung sbb :

a. Untuk kapal kurang 5000 ton sebesar 3 juta unit account.

b. Untuk kapal lebih dari 5000 ton ditambah 420 unit tiap ton kelebihan dari 5000 ton dengan maksimum 59.7 juta unit account. 28

Page 29: Pencegahan Polusi

Besarnya nilai 1 unit account ditentukan berdasarkan Special Drawing Right yang bagi negara-negara anggota IMF ditetapkan oleh IMF. Bagi negara bukan anggotan IMF besarnya 1 unit account ditetapkan oleh negara dimana dipakai sebagai patokan adalah 1 unit account sama dengan 15 gold franc.

Selain bantuan dari CLC ada satu Convensi lagi yang menyediakan dana untuk membantu korban pencemaran yaitu International Convention on The Establishment of An International Fund for Compensasion 1971 yang kemudian diperbaharui tahun 1992, yang disebut dengan FUND anggota dari konvensi ini adalah negara-negara pengimpor minyak. Perusahaan minyak yang mengimpor lebih dari 150 000 ton setahun wajib menjadi anggota. Batas bantuan yang dapat diberikan oleh Fund adalah 135 juta unit account dan bisa dinaikkan sampai 200 juta kepada anggota yang mengimpor lebih dari 600 juta ton setahun.

29

Page 30: Pencegahan Polusi

Fund akan membantu dalam kondisi tidak mendapatkan bantuan dari CLC, bila pemilik kapal gagal mendapat bantuan dari CLC atau bila bantuan CLC tidak mencukupi klaim.

Hal-hal yang dikecualikan dari tanggung jawab pemilik kapal menurut CLC :

a. Akibat perang, kerusuhan, perang saudara, pemberontakan.

b. Perbuatan dengan maksud menimbulkan kerusakan oleh pihak ketiga.

c. Kelalaian atau kesalahan dari pemerintah yang bertanggung jawab untuk memelihara lampu-lampu dan sarana bantu navigasi lainya.

Sedangkan yang dikecualikan dari bantuan Fund adalah :

a. Apabila kerusakan diakibatkan perang, kerusuhan, perang saudara, pemberontakan atau kerusakan lingkungan akibat minyak yang tumpah dari kapal perang, kapal pemerintah yang tidak komersil

30

Page 31: Pencegahan Polusi
Page 32: Pencegahan Polusi

OIL WATER BOOM

Page 33: Pencegahan Polusi

POMPA PENGUMPUL TUMPAHANMINYAK

Page 34: Pencegahan Polusi

b. Apabila yang mengajukan klaim gagal menunjukkan bukti bahwa pencemaran disebabkan kecelakaan dari satu atau lebih kapal

ANNEX IIPeraturan Untuk Pengawasan Pencemaran Oleh Zat Cair beracun

(Noxious Liguid Subtances)

• Kapal-kapal pengangkut NLS sesudah disurvey diberikan sertifikat International Pollution Prevention Certificate For The Carnage Of Noxious Liquid Substance in Bulk.

• Sertifikat berlaku untuk 5 tahun dengan persyaratan harus diendors tiap tahun

• Survey-survey yang dilaksanakan sehubungan dengan sertifikat tersebut adalah :

1. Initial survey sebelum kapal dioperasikan untuk pertama kali.

2. Annual survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah Anniversary data dari sertifikat.

34

Page 35: Pencegahan Polusi

3. Intermediate survey dalam 3 bulan sebelum atau sesudah Anniversary date ke 2 atau ke 3.

4. Renewell survey setiap 5 tahun atau sesuai masa laku sertifikat.

5. Additional survey apabila dibutuhkan.

Bagi kapal-kapal yang sudah disurvey dan diberikan sertifikat berdasarkan International Bulk Carrier Chemical Code (IBC Code) atau Bulk Chemical Code (BCH Code) tidak perlu disurvey lagi untuk mendapatkan NLS Cert. Disamping itu kapal ini juga harus dilengkapi dengan IOPP Certificate.

35

Page 36: Pencegahan Polusi

PEMBAGIAN ZAT CAIR BERACUN

Zat cair beracun dibagi dalam 4 katagori yaitu :

1. Katagori A : zat cair beracun yang apabila dibuang kelaut dari pencucian tanki muatan atau dari ballast yang dimuat ditanki muatan akan menimbulkan bahaya yang besar (major hazard) baik terhadap sumber hayati laut atau kesehatan manusia atau menimbulkan ancaman serius terhadap penggunaan laut secara sah lainnya sehingga mengharuskan penggunaan alat-alat penanggulangan yang lebih kuat untuk membersihkan.

Contoh : Aceton Cyanohydrin, Acrolein, Dicio ro Benzenes, Carbnon disulphida, Cresols, Phosphours dll.

36

Page 37: Pencegahan Polusi

2. Katagori B yaitu zat beracun yang apabila dibuang kelaut akan menimbulkan bahaya (hazard) baik terhadap sumber hayati laut atau kesehatan manusia atau menimbulkan ancaman terhadap penggunan laut secara sah sehingga mengharuskan penggunaan alat anti polusi khusus.

Contoh : Ammonia, Benziene Clhoride, Carbon tetra chlorida, Chloroform, Ally I Alcohol, dll

Katagori C yaitu zat cair yang apabila dibuang kelaut akan menimbulkan bahaya kecil (minor hazard) sehingga membutuhkan operasi khusus untuk menaggulanginya.

Contoh :Acetic Aceid, Iso Amy I Acetate, Amiline, Ethyl I Acetate, Silicon Tetrachloride, dll

4. Katagori D yaitu zat cair beracun yang apabila dibuang kelaut memperlihatkan bahaya yang dapat diketahui (recognized hazard) sehingga memerlukan perhatian.Contoh : Acetone, Benzy I Alcohol, Calcium Hydroxida, Ethyl I Acetate, Sillicon Tetraclhoride, dll

37

Page 38: Pencegahan Polusi

PENGAWASAN

1. Pemerintah tiap negara harus menunjuk surveyor untuk mengawasi pelaksanaan dari aturan ini dan mengawasi sesuai guide line dari IMO

2. Nahkoda-nahkoda kapal yang mengangkut zat cair beracun harus menjamin bahwa semua ketentuan-ketentuan telah dipenuhi dan Cargo Record Book diisi sesuai ketentuan.

Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair kategori A :

a. Sesudah selesai pembongkaran sebelum kapal berangkat tanki harus diadakan pencucian pendahuluan ( Pre wash ) dan air pencucian dibuang ke receiption facility sampai konsentrasi zat cair beracun dalam aliran kurang dari 0.1 % dalam berat kemudian dipompa sampai kosong kecuali untuk jenis pospor konsentrasi dalam aliran kurang dari 0.01 % dalam berat 38

Page 39: Pencegahan Polusi

b. Bila kemudian air ditambahkan kedalam tanki, air pencucian dapat dibuang kelaut sesuai dengan persyaratan :

- kapal berada di luar daerah khusus

- kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knots utk yang gerakkan mesin dan 4 knots utk yang

ditunda

- lubang pembuangan berada dibawah garis air

- pembuangan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dari daratan dengan kedalaman tidak kurang dari 25 m

39

Page 40: Pencegahan Polusi

Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair kategori B

Sesudah selesai pembongkaran tanki dicuci ( pre wash ) sampai sisa muatan dalam tanki tidak lebih dari 1 m3 atau 1/3000 kapasitas tanki dan dibuang ke receiption fasility. Kemudian apabila ditambahkan air dapat dibuang kelaut dengan persyaratan :

- kapal sedang berada diluar daerah khusus

- kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knots utk yang bermesin dan 4 knots bagi kapal yang digandeng

- konsentrasi zat beracun diatas baling-baling tidak melebihi 1 ppm

- pembuangan dilaksanakan tidak kurang dari 12 mil dari daratan pada kedalaman lebih dari 25 m 40

Page 41: Pencegahan Polusi

Pengawasan Terhadap Kapal Pengangkut Katagori C1. Selesai bongkar sebelum meninggalkan pelabuhan tanki harus

dicuci (pre wash) sampai sisa muatan tidak lebih dari 3 M3 atau 1/1000 kapasitas tanki.

2. Kemudian apabila ditambahkan air dapat dibuang kelaut dengan persyaratan :- kapal berada diluar daerah diluar daerah khusus.- kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knot untuk uang bermesin dan 4 knot untuk yang di gandeng.- pembuangan dibawah garis air.- kapal berada lebih dari 12 mill dari daratan pada kedalaman 25 m atau lebih.

Atas permintaan nahkoda pre wash dpt ditiadakan dengan syarat:- tanki bekas pembongkaran tidak akan dicuci karena akan dimuat jenis yang sama atau yang dapat digabungkan.- tanki bekas pembongkaran tidak akan dicuci dilaut dan akan dicuci dipelabuhan lain asal ada jaminan tertulis dari pelabuhan tersebut.- sisi muatan dihilangkan dengan sistem ventilasi yang disetujui pemerintah berdasarkan standar IMO

41

Page 42: Pencegahan Polusi

Untuk kategori D tidak perlu diadakan pre wash dan dapat dibuang kelaut dengan syarat :

- Kapal sedang berlayar diluar daerah khusus

- Kecepatan tidak kurang dari 7 knot bagi yang bermesin dan 4 knot bagi yang di gandeng.

- konsentrasi tidak lebih dari 1/10

- pembuangan pada jarak 12 mil dengan kedalam tidak kurang dari 25 meter.

42

Page 43: Pencegahan Polusi

CARGO RECORD BOOK

1. Setiap kapal yang mengangkut zat cair beracun harus dilengakapi dengan Cargo Record Book.

2. Cargo Record Book harus diisi tanki per tanki bilamana operasi berikut dilaksanakan :- pemuatan cargo- pemindahan internal cargo.- pembongkaran cargo.- pencucian tanki muatan.- pengisian ballast ke tanki muatan.- pembuangan residu kesarana penampungan.- pembuangan kelaut atau penghilangan dengan ventilasi

3. Setiap pembuangan operasional atau kecelakaan harus dicatat

4. Bila operasi diawasi oleh surveyor 2x harus membuat catatan dalam Cargo Record Book

5. Cargo Ricord Book diisi dalam bahasa Inggris atau Perancis kecuali yang tidak punya NLS Cert

6. Cargo record book harus disimpan ditempat yang mudah dicapai untuk pemeriksaan kecuali ditongkang tak berawak disimpan di kapal tunda. Cargo record book disimpan dikapal sampai 3 tahun sesudah pengisian terahir

43

Page 44: Pencegahan Polusi

Prosedur and Arrangement Manual ( PA Manual )

• Setiap kapal yang mengangkut NLS dalam bentuk curah harus dilengkapi dengan manual

• Tujuan utama dari manual adalah untuk mengenalkan kepada perwira kapal tata susunan fisik dan semua prosedur operasi sehubungan dengan penanganan muatan, pencucian tanki, penangan slop, pengisian tanki ballast yang harus diikuti agar sesuai dengan persyaratan annex II

• PA Manual minimum harus berisi informasi dan petunjuk operasi berikut :

1. Perincian gambaran utama dari annex II

2. Daftar dari NLS yang dijinkan utk diangkut kapal tsb

3. Tanki-tanki yang diijinkan utk mengangkut masing 2x NLS.

44

Page 45: Pencegahan Polusi

4. Perincian dari seluruh tat susunan dan peralatan termasuk pemanasan muatan dan sistem pengawasan suhu, skema sistem stripping dan pompa-pompa (check list).

5. Prosedur mendeteil sesuai standar yang ditetapkan pada masing-masing kapal termasuk instruksi-instruksi seperti metode pengeringan, pra wash tanki-tanki, pengiasian ballast raung muat, pembuangan residu dll.

6. Tanggung jawab Nahkoda sehubungan prosedur operasi yang harus diikuti untuk menyakinkan bahwa tidak ada residu atau campuran yang dibuang kelaut.

45

Page 46: Pencegahan Polusi

ANNEX III Peraturan-Peraturan Untuk Pencengahan Pencemaran Oleh Zat Berbahaya Yang Diangkut Dikapal

Dalam Kemasan

Hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Packing harus meminimalkan bahaya terhadap lingkungan sesuai kekhususan isinya.

2. Marking dan Labelling. Beri merk nama tehnik dilengkapi UN number. Merk harus tidak hilang walau terbenam dilaut selama 3 bulan.

3. Dokumentasi. Semua dokumen harus menggunakan nama tehnik dan dicantumkan kata-kata MARINE POLLUTAN.

4. Stowage. Barang berbahaya harus ditempatkan dengan aman dan dileshing sehingga mengurangi ancaman terhadap lingkungan.

46

Page 47: Pencegahan Polusi

ANNEX IV

Peraturan Untuk Mencengah Pencemaran Oleh Kotoran (Sewage) Dari Kapal

1. Peraturan ini berlaku untuk :

- kapal baru GT 200 atau lebih.

- kapal baru kurang dari GT 200 yang membawa lebih dari 10 orang.

- kapal yang tidak ada surat ukur tapi membawa lebih dari 10 orang.

- kapal lama diberlakukan 10 tahun setelah aturan ini enter inforce.

47

Page 48: Pencegahan Polusi

48

2. Yang diaksud sewage adalah :

- pembuangan dari toilet,urinoir dan wc.

- pembuangan dari tempat pengobatan seperti hospital,dispensary yang dibuang kewastafel atau scupper.

- pembuangan dari ruang tempat binatang hidup.

- buangan lain yang bercampur dengan buangan diatas.

3. Kapal-kapal yang memenuhi persyaratan diberikat sertifikat International Sewage Pollution Prevention Certificate.

4. Sehubungan dengan sertifikat ini dilaksanakan survei :

- initial Survey

- periodical Survey

Page 49: Pencegahan Polusi

Persyaratan Pembuangan Sewage

Pembuangan sewage kelaut dilarang kecuali :

• sewage yang sudah dihancurkan dan dimati hamakan dapat dibuang pada jarak 4 mil atau lebih dari pantai.

• Sewage yang belum dihancurkan dan dimati hamakan dibuang pada jarak 12 mil atau lebih dari pantai.

• Pembuangan tidak dilakukan sekaligus tertapi dialirkan pada nwaktu berlayar dengan kecepatan minimum 4 knot.

• Selama dipelabuhan dibuang ke Receiption Facility.

49

Page 50: Pencegahan Polusi

ANNEX VPeraturan - Peraturan Pencengahan Pencemaran Oleh sampah

• berlaku untuk semua kapal

• yang dimaksud sampah adalah segala macam makan, buangan rumah tangga dan operasional tapi tidak termasuk ikan segar atau bagainya, yang secara normal dihasilkan selama pengoperasian kapal secara normal dan harus dibuang secara continue atau periodik.

• daerah khusus yang dilarang membuang sampah adalah : 1. Laut Tengah.2. Laut Baltic3. Laut Hitam4. Laut merah5. Teluk Persia6. Laut Utara7. Daerah antartic8. Daerah Caribia 50

Page 51: Pencegahan Polusi

Kapal ukuran GT 400 atau lebih dari kapal yang membawa 15 orang atau lebih harus membawa Garbage Management Plan.

Kapal GT 400 atau lebih dan kapal yang membawa 15 orang atau lebih harus dilengkapi Gerbage Record Book.

51

Page 52: Pencegahan Polusi

Persaratan Pembuangan Sampah

• Semua jenis plastik termasuk tali plastik, jaring, kantong plastik dan abu pembakaran plastik dari incinerator dilarang dibuang kelaut.

• Dunnage, pelapis dan pembungkus yang terapung dapat dibuang pada jarak 25 mil atau lebih dari pantai.

• Sisa makanan dan sampah kertasa, gelas, metal, botol dapat dibuang pada jarak 12 mil dari pantai.

• Sampah sisa makanan apabila telah telah dihancurkan dan dapat dilewati saringan 26 mm dapat dibuang 3 mil dari pantai.

• Pembuangan dari platform dilarang. Untuk sis makanan dapat dibuang pada jarak 500 m dari flatform dari 12 mil dari daratan dengan syarat telah dihancurkan.

• Dalam daerah khusus hanya sisa makanan yang dapat dibuang pada jarak 12 mil dari pantai

52

Page 53: Pencegahan Polusi

Garbage Record Book

• Setiap pembuangan atau pembakaran harus dicatat dalam Garbage record Book.

• Yang dicatat adalah waktu, posisi kapal, keterangan dan jumlah sampah.

• Garbage Record Book disimpan yang mudah dicapai untuk pemeriksaan dan disimpan selama 2 tahun.

• Diisi dalam bahasa inggris oleh perwira yang bertanggung jawab dan tiap halaman ditanda tangani nahkoda.

• Dalam hal dibuang karena kecelakaan harus dicatat lingkungan tempat pembuangan dan alasan pembuangan.

• PSCO dapat sewaktu-waktu memeriksa Garbage Record Book.

53

Page 54: Pencegahan Polusi

ANEX VI

Peraturan Pencengahan Pencemaran Udara Dari Kapal

• Berlaku untuk kapal GT 400 atau lebih dan anjungan lepas pantai.

• Apabila dari hasil survei memenuhi syarat diberi sertifikat INTERNATIONAL AIR POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE.

• Pengawasan emisi dilakukan terhadap :

1. Zat perusak ozone

2. Nitrogen Oxide (Nox)

3, sulphur Oxides (Sox)

4. Volatile Organuc Compounds

Sampai saat ini belum enter into force.54

Page 55: Pencegahan Polusi

SANKSI TERHADAP PENCEMARAN

Apabila terjadi pencemaran laut dari kapal maka dapat dikenakan sanksi sbb :

1. Sanksi pidana terhadap orang yang bersalah sesuai pasal 119, pasal 120 dan pasal 121 undang 2x no 21 tahun 1992 tentang pelayaran.

2. Sanksi perdata berupa tuntutan ganti rugi akibat pencemaran- pencemaran yang dikenakan terhadap pemilik kapal. Untuk pencemaran oleh minyak karena tuntutanya besar dapat dibantu oleh CLC dan FUND.

55

Page 56: Pencegahan Polusi

INTERNATIONAL CONVENTION ON CIVIL LIABILITY FOR OIL POLLUTION DAMAGE

Convensi ini ditanda tangani pada November 1969 di Brussel lebih dikenal dengan nama CLC 69 kemudian di amendement pada 1992

Tujuan konvensi

1. Menjamin kebutuhan kompensi yang memadai dapat tersedia untuk orang yang menderita kerugian akibat pencemaran minyak dari kapal.

2. Keinginan utk mengesahkan aturan dan prosedur Internasional untuk menentukan tanggung jawab dan menyediakan kompensasi untuk kasus tsb.

56

Page 57: Pencegahan Polusi

DEFENISI – DEFENISI

Kapal berarti : kapal laut atau pesawat terbang laut dari type apapun yang mengangkut minyak dalam bentuk curah

Owner berarti : orang yang terdaptar sebagai pemilik kapal atau bareboat charter yang mengoperasikan kapal.

Oil berarti : semua bentuk dari hydrocarbon mineral oil seperti minyak mentah, bahan bakar, dan minyak pelumas baik yang diangkut sebagai muatan atau sebagai bunker.

Pollution damage berarti kehilangan atau kerusakan yang disebabkan oleh minyak yang tumpah dari kapal termasuk kerusakan akibat tindakan penanggulangan. 57

Page 58: Pencegahan Polusi

PEMBERLAKUAN

Konvensi ini berlaku dilaut territorial dan ZEE sampai batas 200 mil dari pantai

Tidak ada tanggung jawab terhadap owner apabila ia dapat membuktikan bahwa kerusakan disebabkan :

1. Oleh perang atau kerusakan perang saudara atau pemberontakan atau fenomena alam

2. Seluruhnya disebabkan oleh tindakan atau kesengajaan pihak ketiga.

3. Seluruhnya disebabkan kelalaian atau kesalahan dari pemerintah atau penguasa yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan lampu-lampu dan sarana bantu navigasi.

Batas tanggung jawab pemilik sebesar 200 juta franc (1 franc sama dengan harga 65,5 mg emas dengan ****** finesess 900).58

Page 59: Pencegahan Polusi

Bila kejadian akibat kesalahan aktual atau dengan setahu owner maka batas tanggung jawab tersebut tidak bisa digunakan,

Kapal 2000 DWT atau lebih diharuskan mengasuransikan atau finacial security lain sepserti bank garansi tersedia untuk dana kompensasi tersebut.

Kapal harus memiliki serifikat CLC yang diberikan pemerintah.

Hak kompensasi akan hilang kecuali diajukan dalam 3 tahun atau paling lambat 6 tahun.

Konvensi akan berlaku apabila sudah diratifikasi oleh 8 negara dimana 5 negara memiliki tanker lebih dari 1 juta GT.

59

Page 60: Pencegahan Polusi

TOVALOP (Tanker Owner Voluntary Agreement Concerning Liability For Oil pollution)

• Belajat dari kecelakaan Tanker Torrey Canyon pada tahun 1967 dimana belum ada suatu aturan internasional yang efektif dalam menyediakan bantuan menyeluruh terhadap korban pencemaran atau kompensasi untuk biaya pembersihan.

• Pemilik tanker membuat perjanjian sukarela untuk membantu pemerintah dalam biaya penanggulangan atau pembersihan pantai mereka yang tercemar.

• Diam istilah Owner termasuk juga Bareboat Charter.

• Tovalop diadministrasikan oleh Tankers Owner Pollution Federation Ltd.

• Hanya memberi bantuan kepada pemerintah tidak kepada perorangan atau private.

• Tovalop membatasi kewajibab sampai US $100 per Register ton per kapal per kejadian atau 10 juta US $ per kapal dimana yang lebih kecil.

• Tovalop mulai berdiri pada akhir 1968 atau awal 1969 dan berhenti pada tahun 1997 sesudah CLC berjalan dengan efektif.

60

Page 61: Pencegahan Polusi

International Convention on The Establishment of An International Fund for Compensation for Oil Pollution Demage

• Biasa dipendekkan dengan sebutan Fund Convention

• Dibentuk untuk melengkapi bantuan apabila bantuan yang diberikan CLC belum mencukupi.

• Fund merupakan bantuan dari industri perminyakan untuk membantu korban pencemaran karena bantuan CLC terbatas.

• Fund mulai berlaku 1978.

• Anggota fund adalah tiap orang atau perusahaan yang dalam 1 tahun kalender menerima 150.000 ton harus menyumbang.

• Fihak-fihak yang dibantu oleh Fund :

1. Bila tidak ada kewajibab dari CLC.

2. Bila pemilik dari tanker tidak mampu memperoleh bantuan dari CLC atau bila asuransinya tidak mencukupi.

3. Bila harga dari kerusakan melebihi tanggung jawab owner dibawah CLC.

61

Page 62: Pencegahan Polusi

Pengecualian

1. Terbukti bahwa pencemaran disebabkan oleh peperangan, kerusuhan, perang saudara atau pemberontakan atau yang disebabkan minyak yang tumpah atau dibuang dari kapal perang, kapal milik atau dioperasikan oleh pemerintah dan sedang menjalankan tugas pemerintah

2. Fund tidak akan memberikan bantuan terhadap hal berikut :

- yang mengklaim tidak dapat membuktikan bahwa pencemaran disebabkan oleh sutu atau beberapa kapal.

Batas bantuan yang dapat diberikan Fund sebesar 450 jut franc.

Fund dapat membatalkan seluruh atau sebagian dari tanggung jawab bila

dapat dibuktikan bahwa pencemaran akibat dari kesalahan owner yaitu :

1. Kapal yang menimbulkan pencemaran tidak memenuhi persyaratan yang diatur dalam :

a. Marpol 73/78 serta amendmentnya.b. Solas 1974 serta amendmentnya.c. International Load Line Convention 1966.d. Colreg 1972 serta amendmentnya.

2. Kecelakaan atau kerusakan diakibatkan seluruhnya atau sebagian karena tidak memenuhi persyaratan tersebut

62

Page 63: Pencegahan Polusi

CRISTAL (Contract Regarding and Interim Supplement to Tanker Liability for Oil Pollution)

• Didirikan tgl 1 april 1971 sebagai badan sementara samapai fund berlaku efektif.

• Anggota terdiri-dari perusahaan minyak yang terlibat dalam bisnis minyak seperti penyulingan, pemasaran dan distribusi minyak.

• Yang diberi bantuan hanya terhadap anggota yang ikut dalam Cristal dan kapal yang memyebabkan pencemaran adalah anggota Tolavop atau CLC bantuanya tidak mencukupi bantuan dapat ditambah sampai maksimum 30 juta US dollar.

• Seperti juga Tovalop, Cristal sudah berakhir sejak 1997 ssudah CLC and Fund bekerja aktif.

63

Page 64: Pencegahan Polusi

64


Top Related