Transcript
Page 1: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 1

MELAKUKAN OVERHAUL

SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN–

KOMPONENNYA

Page 2: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 2

BAGIAN I

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONENNYA

1. PENDAHULUAN

Motor bakar berfungsi mengubah energi panas yang terkandung dalam bahan bakar menjadi tenaga gerak.

Dari panas yang dihasilkan ini, kira-kira 25% digunakan sebagai tenaga penggerak, kira-kira 34% hilang terbawa gas buang, 6% hilang akibat gesekan – gesekan, 3% hilang karena kerja pompa, dan kira-kira 32% hilang karena diserap oleh mesin itu sendiri. Panas yang diserap ini harus segera dibuang untuk menghindari panas yang berlebihan (over heating) yang dapat mengakibatkan mesin menjadi rusak.

Jadi sistem pendinginan diperlukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu untuk mengurangi panas yang diserap oleh bagian-bagian motor sehingga tidak mengakibatkan kerusakan pada motor.

Selain itu sistem pendinginan mempunyai fungsi untuk mengatur/menstabilkan temperatur kerja motor supaya tetap, sebab motor yang terlalu dingin akan mengakibatkan pemakaian bahan bakar menjadi boros.

Adapun untuk memperoleh pendinginan dengan cara:

a) Pendingin dalam

Pendinginan melalui penguapan bahan bakar di dalam silinder. b). Pendinginan luar

Pendinginan luar ada 2 macam

1. Dengan radiasi (Pendinginan udara) Panas motor yang dipindahkan ke udara luar secara langsung

2. Dengan hantaran (Pendinginan air)

Pendinginan tidak berhubungan langsung dengan udara luar atau pemindahan panas melalui cairan

Pendinginan luar yang biasa digunakan pada motor ada 2 macam, yaitu sistem

pendingin udara dan sistem pendingin air

Page 3: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 3

1. Pendinginan udara

Pada motor yang menggunakan sistem pendinginan udara, panas motor diambil langsung oleh udara melalui sirip-sirip pendingin. Sirip-sirip ini dipasangkan di sekeliling silinder dan kepala silinder.

Pada pendinginan udara ini, hembusan udara terjadi pada saat kendaraan berjalan atau dilakukan oleh sebuah kipas, dan biasanya disebut sistem pendinginan udara alami. Pendinginan ini banyak digunakan pada sepeda motor

Untuk mengefektifkan pendinginan udara banyak dijumpai dengan menambah suatu kipas yang digerakkan langsung oleh poros engkol.

Jika motor dihidupkan, maka kipas akan ikut berputar, sehingga udara dialirkan menuju sudu-sudu hantar ke sirip-sirip kepala silinder dan blok silinder. Dengan menggunakan kipas ini maka pendinginan akan lebih merata dibanding yang tidak memakai kipas, cara ini digunakan pada sepeda motor. Cara pendinginan seperti ini biasanya disebut sistem pendinginan udara paksa.

Contoh: Vespa, Suzuki Jet Cooled (RC), Yamaha Force 1, dan mobil, contoh: VW lama (Safari, Combi, Kodok).

Konstruksi motor dengan pendinginan udara dibanding pendinginan air mempunyai keuntungan antara lain: - Konstruksi lebih sederhana - Harga relatif lebih murah - Perawatan relatif tidak ada

Namun demikian juga mempunyai kerugian antara lain:

- Pendinginan tidak merata - Suara motor keras karena getaran sirip-sirip 2. Pendinginan air

Di dalam pendinginan air ini terdapat kantong air (water jacket) yang menyelubungi silinder, masuk ke kepala silinder. Kantong air berhubungan dengan radiator. Air yang telah panas dalam mantel dialirkan ke radiator untuk didinginkan. Pendinginan air ini dilakukan oleh udara yang mengatur melalui kisi-kisi radiator, sedangkan tarikan udara dilakukan oleh kipas yang digerakkan oleh motor. Dibanding pendinginan udara, maka pengontrolan suhu pendinginan pada sistem ini lebih mudah, selain itu dapat diperoleh hasil pendinginan yang merata.

Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal. Secara rinci keunggulan sistem pendingin air antara lain: 1)

Page 4: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 4

Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi kecil; 2) Ukuran kipas relatif lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil; 3) Mantel air dan air dapat meredam getaran; 4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat; 5) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas. Di sisi lain sistem pendingin air mempunyai kerugian yaitu: 1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya air, radiator, dsb.); 2) Waktu pemanasan lebih lama; 3) Pada temperatur rendah diperlukan antifreeze; 4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga mengakibatkan overheating; 5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin.

Sistem pendinginan air dapat dibedakan dua cara, yaitu: a. Sirkulasi alam b. Sirkulasi pompa a. Sistem pendinginan air sirkulasi alam

Berat jenis air akan turun bila suhunya bertambah dan apabila suhunya turun berat jenis akan naik, sirkulasi alam bekerja atas dasar adanya perbedaan berat jenis. Air yang telah panas di dalam mesin akan naik ke bagian atas radiator dan setelah suhunya turun akan mengalir ke bagian bawah radiator untuk seterusnya masuk kembali ke motor.

Cara kerja Jika motor dihidupkan maka air dalam mesin menjadi panas sehingga volume air mengembang dan berat jenis air mengecil akibatnya air panas naik ke radiator. Selanjutnya jika dalam radiator air panas didinginkan maka volume air menyusut, berat jenis air membesar, sehingga air turun ke motor, dan seterusnya.

b. Sistem pendingin air sirkuit pompa

Peredaran air dalam sistem ini pada dasarnya sama dengan yang terjadi pada sirkulasi alam, tetapi untuk memperbesar jumlah panas yang dapat diambil tiap satuan waktu maka peredarannya menggunakan pompa.

Slang bawah

Blok motor

Kepala silinder

Radiator

Slang atas

Page 5: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 5

Air mengalir dari motor diteruskan menuju radiator dan setelah didinginkan melalui radiator air ini kembali masuk ke motor. Kondisi pendinginan menurut sistem ini lebih baik daripada sistem sirkulasi alam oleh karena itu dewasa ini banyak digunakan.

Keuntungan Pendingin dapat merata Radiator dapat diperkecil, karena aliran air lebih lancar. Kerugian Konstruksi rumit Harga mahal Sering terjadi kebocoran-kebocoran Digunakan pada Kebanyakan mobil, truk dan motor stationer besar dengan temperatur kerja: 700-1000 C Nama-nama bagian pendinginan air sirkulasi pompa

1. Kantong air 6. Pompa air

2. Slang radiator bagian atas 7. Ventilator

3. Slang radiator bagian bawah 8. Tutup radiator

4. Radiator 9. Reservoir air

5. Termostat

4

1

2

3

57

8

6

9

Kepala silinder Rumah termostat

Kipas

Radiator

Pompa air

Blok silinder

Page 6: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 6

Kantong air Sebagai tempat peredaran air di dalam motor, akan dialirkan ke tempat yang memerlukan pendinginan (blok motor dan kepala silinder)

Slang-slang air Untuk memindahkan air panas dari kantong air ke radiator dan sebaliknya

Radiator Untuk mendinginkan air pendingin dengan memindahkan panas ke udara luar (radiasi)

Reservoir Sebagai persediaan air dan untuk menyeimbangkan perbedaan volume air pendingin akibat panas

Tutup radiator Untuk menaikkan dan menstabilkan tekanan air dalam sistem pendinginan (mengatur tekanan air)

Kipas radiator Untuk mengalirkan udara melalui radiator supaya pendinginan tidak tergantung pada kecepatan kendaraan.

Pompa air Untuk mempercepat peredaran air pada sistem pendinginan

Termostat Untuk mempercepat temperatur kerja

air pendingin, saat motor masih dingin (baru hidup)

Mengatur peredaran/sirkulasi air pendingin.

Page 7: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 7

1. Radiator

Radiator adalah sebuah media sirkulasi cairan yang berfungsi sebagai sistem pendingin pada mesin dengan jalan memindahkan panas ke udara luar. Radiator itu terdiri dari elemen yang berbentuk seperti tingkap udara (kisi-kisi, yang terbuat dari aluminium, kuningan, atau tembaga) yang berfungsi untuk menjaga suhu air agar tetap stabil.

1. Tabung air atas 5. Kisi-kisi

2. Tabung air bawah 6. Sirip-sirip

3. Sambungan slang atas 7. Tutup radiator

4. Sambungan slang bawah 8. Kran pembuang

Disamping itu fungsi radiator adalah untuk menurunkan suhu cairan yang berasal dari mesin. Agar suhu cairan dalam radiator dapat segera cepat turun maka radiator ini dilengkapi dengan sirip pendingin (air fins) yang berfungsi untuk menyerap panas dan sebagai media untuk memperluas bidang pendinginan. Aliran udara yang menuju radiator akan bersinggungan dengan sirip tersebut dan menyerap panas yang ada sekaligus mendinginkan radiator tersebut.

Radiator merupakan 'tandon' air dengan tugas mendinginkan sirkulasi air panas yang berputar di dalam mesin. Karena memutar air, maka kadang beberapa saluran dalam radiator mengalami sumbatan akibat kerak atau kotoran. Bila itu terjadi, maka mesin akan meningkat suhunya akibat sirkulasi air terganggu. Suhu mesin tetap akan tinggi walaupun mobil melaju kencang di jalan bebas hambatan.

Ini terjadi karena sumbatan tersebut membuat tak lancarnya putaran air. Sementara kalau radiator mengalami kerusakan lain, seperti misalnya bocor, suhu mesin akan kembali normal, setelah mobil melaju kencang. Radiator bocor, bisa menyebabkan panas tinggi bila jumlah air minimal dalam komponen itu tak terpenuhi.

Kendaraan yang lebih tua atau kendaraan niaga biasanya memiliki radiator dari bahan kuningan. Penutup pada kedua ujung sampingnya disolder dan dapat dilepas oleh ahli radiator untuk memeriksa dan membersihkan bagian dalam dari tabung-tabung

Page 8: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 8

pendinginnya. Sedan-sedan modern kemungkinan memiliki tabung radiator dari bahan aluminium dengan tangki-tangki ujung terbuat dari plastik yang tahan panas. Bahan ini memang sangat kecil kemungkinan berkarat (asalkan menggunakan cairan yang benar), namun jauh lebih sulit untuk direparasi bila terdapat kebocoran atau kerusakan.

Pada hampir semua jenis mobil tua, sistem pendinginnya bekerja pada suhu yang sangat dekat dengan titik didih air, karena ini akan membuat mesin bekerja lebih efisien Arah aliran air pendingin radiator Vertikal Pendinginan relatif kurang efisien karena waktunya relatif singkat. Horisontal Pendinginan lebih efesien karena waktu air mengalir dalam kisi-kisi lebih lama. 2. Tutup Radiator dengan Katup Tekanan

Fungsi utama tutup radiator dengan katup tekanan (biasanya dirancang antara 10 s.d. 20 psi) adalah untuk meningkatkan titik didih cairan pendingin dengan cara mengontrol tekanan yang terjadi di dalam sistem pendingin. Selain itu tutup radiator dengan katup tekanan juga berfungsi meningkatkan efisiensi pompa air dan mengurangi efek kantong uap atau lapisan uap pada sistem pendingin.

Dengan meningkatkan tekanan cairan pendingin dalam sistem pendingin maka tutup radiator dengan katup tekanan meningkatkan efisiensi pompa air, karena adanya suplai cairan pendingin yang bertekanan konstan pada masukan pompa. Hal ini akan mengurangi kebutuhan pompa menyedot cairan pendingin dari radiator sehingga membantu dalam permasalahan kekurangan cairan pendingin atau cairan pendingin yang tidak digunakan.

Kantung udara atau kantung uap dalam mantel air sistem pendingin merupakan hal yang berbahaya bagi efisiensi pendinginan mesin. Uap dan udara bukan merupakan konduktor yang efektif bagi panas mesin dibandingkan cairan seperti misalnya cairan pendingin mesin. Kantung udara dan uap yang terjebak dalam sistem mengakibatkan kurang lancarnya aliran cairan pendingin dan kadang-kadang panas berlebih pada mesin.

Air akan mengembang ketika dipanaskan. Untuk mencegah kehilangan cairan, maka luapan ini ditampung dalam sebuah tangki penampung yang berada di luar radiator. Pada saat temperatur air pendingin berkurang setelah mesin berhenti, maka dalam radiator terjadi kevacuman. Akibatnya vacum valve akan terbuka secara otomatis untuk menghisap air pendingin yang ada pada tangki penampung untuk mengganti kevacuman dalam radiator. Kemudian diikuti dengan cairan pendingin pada tekanan atmosfer apabila mesin sudah benar-benar dingin.

Page 9: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 9

Katup pelepas/tekan berfungsi untuk membatasi tekanan yang ditimbulkan panas air

antara 80-120 kpa (0,8 – 1,2 bar), limpahan air dari radiator dialirkan ke tangki cadangan (reservoir)

Katup vakum/isap berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan pada saat motor menjadi dingin, sehingga tidak terjadi vakum dalam sistem dengan cara mengalirkan air pendingin dari reservoir kembali ke radiator.

3. Pompa Air

Pompa air (water pump) berfungsi memompa air pendingin dari water jacket ke radiator yaitu dengan cara menekan cairan pendingin. Pada umumnya pompa air yang digunakan adalah jenis pompa sentrifugal (centrifugal pump). Pompa air ditempatkan di bagian depan blok silinder dan digerakkan oleh tali kipas atau fan belt.

Rangka

Leher

radiator

Pegas

katup

pelepas

Katup

pelepas Katup isap

Saluran

buang

Cincin perapat

Page 10: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 10

4. Kipas radiator (Cooling fan)

Pada kendaraan yang berjalan dengan cepat tidak perlu kipas radiator, karena ventilasi udara baik sekali. Jika kendaraan berjalan pelan (mendaki, lalu lintas macet dikota, dsb). Air pendingin menjadi panas. Untuk mencegah kelebihan panas pada saat kendaraan berjalan pelan, radiator harus dilengkapi dengan kipas.

a. Kipas dengan penggerak rigid (penggerak kaku)

Pada tipe ini, kipas digerakkan dengan sabuk penggerak, hasil hembusan udara tergantung pada putaran motor, pada kecepatan tinggi kipas tetap bekerja, walaupun tidak perlu, pada putaran tinggi, daya penggeraknya dapat melebihi 5% dari daya motor.

b. Kipas listrik dengan switch otomatis Kipas listrik dengan switch otomatis ini dihidupkan dan dimatikan atas perintah saklar

temperatur yang terletak pada bagian rumah radiator. Keuntungan kipas ini adalah hanya bekerja kalau betul-betul perlu dan pendingin lebih efesien.

Motor Listrik

Berputarnya kipas pendingin apabila temperatur mesin melebihi 93° C. Hal tersebut diatur oleh coolant temperatur switch yang dipasang pada saluran air keluar dari mesin ke radiator dan relay dari motor listrik.

Page 11: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 11

Apabila kunci kontak pada posisi ON, mesin berputar dan temperatur air pendingin di bawah 93° C seperti terlihat pada gambar di bawah, coolant temperatur switch pada keadaan ini titik kontaknya dalam keadaan tertutup sehingga arus listrik mengalir melalui kunci kontak, relay, titik kontak coolant temperatur switch dan ke massa. Arus listrik yang mengalir pada relay akan menyebabkan titik kontak pada relay terbuka sehingga arus listrik yang ke motor listrik tidak mengalir sehingga kipas tidak berputar.

Cara Kerja Motor Penggerak Kipas saat Mesin Dingin

Apabila temperatur air pendingin melebihi 93° C, titik kontak pada coolant temperatur

switch akan terbuka yang selanjutnya akan menyebabkan relay tidak bekerja dan titik kontaknya saling berhubungan. Pada keadaan ini arus listrik akan mengalir dari baterai ke motor listrik melalui kunci kontak dan titik kontak relay sehingga motor berputar bersama dengan kipas yang selanjutnya mengalirkan udara melalui inti radiator seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar Cara Kerja Motor Penggerak Kipas saat Mesin Panas

Elemen yang lain dari sistem pendingin mesin adalah kipas pada radiator dan

memodifikasinya dengan tambahan baru dan ini biasanya dinamakan “extra fan”. Kipas ini berfungsi untuk mengarahkan udara yang berasal dari depan radiator dalam jumlah besar ke arah radiator untuk meningkatkan efek pendinginan.

Gambar Extra Fan Dengan Sistem Switch Automatic

c. Kipas pendingin dengan kopling fluida Kipas pendingin dengan “kopling fluida”, cara kerja kipas ini digerakkan oleh drive belt dan memutarkan kipas dengan kopling fluida dari oli silikon.

Page 12: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 12

d. Kipas pendingin hidrolik yang terkontrol secara elektronik.

Cara kerja sistem ini adalah menggerakkan kipas dengan “motor hidroulik” yang diberi nama ECU (Electronic Control Unit). Pada sistem ECU ini disamping dapat mengalirkan udara dari kipas ke radiator juga sekaligus dapat mengatur volume cairan pendingin yang masuk ke radiator 5. Tangki Reservoir

Tangki reservoir dihubungkan ke radiator untuk menyimpan cairan pendingin yang mengalir secara berlebihan dari radiator dan mensuplai cairan pendingin jika radiator dingin.

Saat temperatur cairan pendingin di radiator naik, maka akan memuai dan mengalir ke dalam tangki reservoir. Saat radiator dingin, maka akan menghisap masuk cairan pendingin dari tangki reservoir. Cairan dari tangki penampung ini dikembalikan ke radiator ketika mesinnya sudah lebih dingin. Tangki penampung tidak boleh terisi penuh ketika masih dingin (perhatikan tanda ‘min” dan “max”) .

6. Baut Pembuangan Angin Untuk mencegah terjadinya “cavitation” yang menggerus saluran pendingin di kepala

silinder, pada saat mengisi media pendingin, baut pembuangan angin (air bleed bolt) yang berada di dekat saluran thermostat di mesin perlu dibuka.

Perhatikan sampai gelembung-gelembung udara hilang atau sudah tidak muncul lagi. Tambahkan lagi coolant dari lubang atas radiator jika level coolant di dalam radiator belum penuh. Pastikan tidak ada gelembung udara lagi lalu tutup dengan baut namun menutup baut jangan terlalu kencang, pakailah putaran kekencangan (torsi) secukupnya saja untuk mencegah baut rusak. 7. Selang ( Hose )

Selang (hose) berfungsi untuk mengalirkan air pendingin yang berasal dari mesin menuju ke radiator atau sebaliknya. Selang ini biasanya terbuat dari karet yang tahan panas.

8. Welsh Plug

Welsh plug atau core plug dipasang pada blok mesin dan kepala silinder untuk dua tujuan. Pertama, lubang yang terdapat pada welsh plug sebenarnya digunakan untuk membuang pasir pengecoran dari blok/kepala mantel air sesudah dicor. Kedua, welsh plug dipasang

Page 13: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 13

pada lubang-lubang tersebut menjadi penyekat eksternal bagi mantel air. Selain itu welsh plug juga berfungsi sebagai perlindungan bagi mesin terhadap cuaca yang sangat dingin. Air yang membeku akan memuai, sehingga jika cairan pendingin yang ada di dalam blok mesin membeku akan dapat mengakibatkan blok pecah oleh pemuaian es. Welsh plug didesain agar terdesak keluar dari blok oleh es yang memuai sehingga mengurangi tekanan dan mencegah terjadinya kerusakan karena pecah.

Gambar Dua macam Welsh plug, tipe gelas dan tipe piringan

9. Thermostat Suhu kerja motor yang baik kira-kira pada temperatur 800 – 900C. Suhu tersebut harus

dapat dicapai dengan cepat segera setelah mesin hidup selain itu dalam keadaan cuaca dingin, motor harus tetap dalam kondisi suhu kerja. Fungsi thermostat adalah untuk mempercepat temperatur kerja air pendingin pada saat motor masih dingin, serta mengatur peredaran air pendingin menuju ke radiator pada saat motor panas, maka pada sistem pendinginan diperlukan termostat.

Pada kendaraan ringan dewasa ini terdapat dua jenis thermostat, yaitu yang menggunakan katup by-pass dan yang tidak menggunakan katup by-pass. Thermostat yang menggunakan katup by-pass bekerja serupa dengan thermostat standar tetapi bekerja mengontrol cairan pendingin secara berbeda. Thermostat diatur oleh sumbat lilin yang memuai jika panas sehingga menggerakkan silinder thermostat dan membuka katup utama. Silinder thermostat juga mengontrol gerakan katup by-pass selain membuka katup utama.

Gambar Jenis thermostat dengan dan tanpa katup bypass

Gambar thermostat saat tertutup dan saat bekerja (terbuka)

Gambar Posisi katup jiggle thermostat yang tepat

Page 14: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 14

Thermostat modern kebanyakan dilengkapi dengan katup jiggle atau pembuang udara.

Katup ini berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam sistem agar bisa keluar melalui thermostat. Saat cairan pendingin diganti dan thermostat menutup, udara dialirkan dari blok mesin melalui katup jiggle yang membuka. Selama operasi normal katup ini menutup oleh adanya tekanan dan aliran cairan pendingin.

Dengan adanya thermostat, aliran air pendingin dapat bersirkulasi secara pendek dan panjang sesuai keperluan. Prinsip kerja thermostat by-pass adalah sebagai berikut:

Mesin dalam Keadaan Dingin

Gambar Sistem pendinginan sirkulasi pendek

Pada kondisi temperatur cairan pendingin saat mesin dingin, katup utama thermostat tertutup oleh tekanan pegas, sedang katup by-pass pada posisi terbuka. Karena itu cairan pendingin dapat mengalir bersirkulasi dengan dorongan pompa air melalui blok mesin dan kepala silinder, melalui rangkaian by-pass thermostat yang membuka dan kembali pada pompa air sehingga dapat dihasilkan pemanasan mesin yang cepat. Keadaan ini biasa disebut sirkulasi pendek. Mesin dalam Keadaan Panas

Pada saat mesin mencapai temperatur kerjanya (sekitar 90oC), sumbat lilin memuai dan menggerakkan silinder thermostat. Maka katup utama thermostat membuka dan pada saat yang bersamaan menutup katup by-pass. Cairan pendingin mengalir melalui rangkaian by-pass menjadi tertutup sehingga terjadi sirkulasi melalui thermostat menuju radiator dan terjadi penyerapan panas sebelum kembali lagi ke pompa air dan blok mesin. Keadaan ini biasa disebut sirkulasi panjang.

Gambar Sistem pendinginan sirkulasi panjang

10. Sensor Suhu Ada dua macam sensor suhu, yaitu jenis saklar on/off dan jenis resistansi variabel. tipe

saklar on/off digunakan pada lampu peringatan temperatur pada dashboard dan kipas pendingin thermatik listrik. Saklar digunakan untuk membumikan rangkaian listrik untuk menyalakan lampu peringatan temperatur atau menyalakan kipas listrik pendingin, jika temperatur cairan pendingin mencapai temperatur kerja sensor, misalnya 108oC. Jika temperatur cairan pendingin turun di bawah temperatur kerja sensor maka saklar membuka dan rangkaian menjadi terputus.

Page 15: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 15

Gambar Rangkaian dasar lampu peringatan temperatur dan sensor Sensor tipe resistansi digunakan untuk mengoperasikan penunjuk temperatur

dashboard yang menunjukkan temperatur sesungguhnya dari cairan pendingin, atau untuk memberi sinyal listrik mengenai temperatur cairan pendingin pada computer manajemen mesin EFI. Kerja sensor-sensor ini berdasarkan prinsip bahwa pada saat temperatur cairan pendingin meningkat maka resistansi listrik internal sensor berubah sehingga arus yang mengalir melalui rangkaian listrik bisa makin besar atau makin kecil. Perubahan aliran arus dipengaruhi oleh temperatur sensor yang mengontrol posisi jarum pada alat penunjuk temperatur atau memberitahu temperatur mesin yang akurat pada computer EFI.

11. Saklar Temperatur Thermo Saklar temperatur thermo merupakan alat khusus yang meraba temperatur cairan

pendingin. Saklar ini bisa bekerja dengan menjadikan rangkaian listrik atau rangkaian vakum manifold mesin on/off. Saklar jenis ini biasa digunakan pada sistem pengontrolan emisi dan dipasang pada mantel air untuk meraba temperatur cairan pendingin.

Gambar Dua tipe umum saklar temperatur thermo, tipe saklar listrik dan tipe saklar vakum

Page 16: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 16

BAGIAN 2

MEMPERBAIKI SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONENNYA

1. Diagnosis Kerusakan Sistem Pendingin

Prosedur tes diagnosa kebocoran kepala perapat (head gasket) secara visual adalah sebagai berikut :

1. Lakukan tes tekanan pada sistem pendingin terhadap adanya kebocoran eksternal dan perbaiki.

2. Buka tutup radioator, berhati-hatilah jika cairan pendingin dalam keadaan panas, dan tambahkan cairan pendingin hingga memenuhi leher lubang.

3. Jalankan mesin hingga themostat membuka (suhu kerja) atau hingga pipa atas radiator menjadi hangat.

4. Jalankan mesin pada 1500 sampai 2000 RPM dan periksa cairan pendingin apakah terjadi gelembung-gelembung yang keluar dari leher pengisian radiator.

Catatan : Jangan jalankan mesin dalam jangka waktu lama dengan tutup tekanan radiator dalam keadaan terbuka, mesin bisa mengalami panas berlebihan dan mendesak keluar cairan pendingin yang panas dari leher radiator.

5. Setelah tes selesai, tambahkan cairan pendingin seperlunya dan pasang kembali tutup

radiator.

Gambar Pemeriksaan visual dalam diagnosa kebocoran kepala perapat

2. Diagnosis Kerja Thermostat

Diagnosa terhadap kerja thermostat bisa dilaksanakan dengan memeriksa pengaturan temperatur pada saat kendaraan dijalankan di jalanan. Dalam keadaan normal, yaitu sistem pendingin bekerja secara baik, penunjuk temperatur (temperature gauge) akan bergerak sedikit jika temperatur operasi telah tercapai. Saat terjadi perubahan suhu pada kendaraan dari dingin menuju temperatur kerja maka penunjuk temperatur harus bergerak meningkat dengan teratur sampai thermostat membuka sehingga mulai terjadi pengaturan temperatur. Jika terjadi sedikit penurunan pada penunjuk maka ini menunjukkan titik buka thermostat yang disebabkan oleh cairan pendingin radiator yang bersuhu lebih rendah yang memasuki blok mesin. Pada kondisi mesin dijalankan dengan stabil baik pada kecepatan rendah ataupun tinggi tanpa beban, penunjuk temperatur harus relatif tetap tidak bergerak.

Catatan: Kadang-kadang kipas pendinginan yang terkontrol secara thermostatik bisa menimbulkan peningkatan suhu mesin oleh karena itu atur pembacaan penunjuk temperatur sebelum menyalakan untuk mendinginkan suhu mesin kembali pada temperatur kerjanya. Dalam keadaan dengan beban mesin yang tinggi atau kondisi suhu yang tinggi temperatur mesin dapat sedikit meningkat di atas temperatur kerja sehingga meningkatkan pembacaan penunjuk temperatur.

Pemanasan yang Lamban (thermostat tetap sedikit terbuka)

Jika mesin dijalankan dalam kondisi standar tetapi penunjuk temperatur tidak menunjukkan temperatur kerja yang normal setelah jangka waktu yang memadai, mungkin

Page 17: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 17

thermostat tetap sedikit membuka. Akibat dari keadaan ini maka cairan pendingin blok mesin memanas karena sirkulasinya melalui sistem saat masih dingin.

Dalam keadaan demikian maka kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah waktu pemanasan yang lamban karena thermostat tetap membuka untuk mengatur aliran cairan pendingin saat mesin mencapai temperatur kerjanya. Maka jika terjadi pergerakan penunjuk temperatur yang perlahan menuju temperatur kerja (pemanasan yang lamban) tetapi bekerja normal mengatur temperatur mesin yang dijalankan secara normal, bisa ditetapkan adanya thermostat yang tersangkut menjadi tetap sedikit terbuka. Pengaturan Temperatur yang Buruk (thermostat tetap membuka)

Thermostat yang tersangkut pada posisi setengah terbuka atau terbuka penuh akan mengakibatkan waktu pemanasan mesin yang lama. Akan tetapi kegagalan kontrol pengaturan temperatur akan menimbulkan dua macam ketidakberesan yang ditunjukkan oleh kerja penunjuk temperatur.

Kurang baiknya kontrol aliran cairan pendingin yang disebabkan oleh thermostat yang tetap membuka akan menimbulkan problem pendinginan berlebihan dari aliran udara yang melalui radiator saat kendaraan dijalankan tanpa beban pada kecepatan medium sampai tinggi. Hal ini mengakibatkan penurunan mendadak pergerakan penunjuk temperatur dari posisi pembacaaan normal ke dingin. Saat kendaraan dikurangi kecepatannya atau berhenti, temperatur mesin dan pembacaan penunjuk temperatur meningkat di atas posisi operasi normal sebagai akibat dari kurangnya aliran udara melalui radiator dan tingginya aliran cairan pendingin melalui blok mesin yang mengakibatkan berkurangnya perpindahan panas. Jika mesin bekerja keras akan terjadi hal yang sama. Jadi jika terjadi gerakan penunjuk temperatur yang lambat sedangkan kendaraan bekerja pada kecepatan rendah atau medium tetapi meningkat pada nilai yang tinggi pada keadaan diam maka bisa ditentukan adanya kerusakan thermostat yang tersangkut menjadi tetap terbuka. Mesin yang Panas (thermostat sedikit menutup)

Thermostat yang tetap berada pada posisi sedikit menutup juga akan menimbulkan pemanasan mesin yang lambat. Tetapi kegagalan thermostat untuk lebih membuka dan mengontrol temperatur mesin dengan cara sirkulasi cairan pendingin akan mengakibatkan posisi penunjuk temperatur yang tinggi atau di atas normal. Sirkulasi cairan pendingin yang buruk akan mengakibatkan turunnya perpindahan panas dari blok mesin ke radiator sehingga terjadi temperatur operasi yang tinggi.

Selain itu terjadinya panas berlebihan juga dapat timbul karena membiarkan mesin bekerja dengan kendaraan tetap diam dalam waktu yang lama, mesin diberi beban yang tinggi atau mendaki jalan yang curam sedangkan kecepatan dan aliran udara yang melalui radiator adalah rendah. Maka jika terjadi gerakan penunjuk temperatur yang perlahan tetapi terdapat keadaan kerja yang tinggi atau panas berlebihan pada kecepatan rendah, diam atau beban tinggi dapat ditentukan bahwa thermostat tersangkut menjadi tetap sedikit menutup. 3. Tes Kebocoran Kepala Perapat

Untuk mendiagnosa terhadap adanya kebocoran kepala perapat silinder pada sistem pendingin terdapat tiga macam metode yang biasa digunakan.

Cara pertama adalah dengan pemeriksaaan visual sederhana apakah ada gelembung pada cairan pendingin di dalam radiator. Melalui tes ini, walaupun bukan merupakan diagnosa yang akurat, bisa dilihat jika terjadi tekanan pada sistem yang kemungkinan terjadi dari gas pembakaran yang memasuki cairan pendingin. Tes ini harus dilaksanakan sebagai pemeriksaan primer yang diikuti dengan tes diagnosa yang lebih akurat.

Tes ke dua menggunakan alat khusus untuk mencium bau gas cairan pendingin pada radiator terhadap adanya gas-gas pembakaran (CO2 atau HC) yang menunjukkan adanya kerusakan kepala perapat. Tes ini sangat mudah untuk dilaksanakan dan bisa mendiagnosa adanya kebocoran kepala perapat yang hanya sedikit.

Tes yang ke tiga untuk mengecek adanya kebocoran cairan pendingin pada sistem pendingin dilakukan dengan menggunakan tester (analiser) tekanan cairan pendingin. Tester ini mendeteksi adanya peningkatan cepat pada tekanan sistem saat mesin bekerja melalui gas pembakaran yang memasuki sistem pendingin. Tes ini merupakan metode diagnosa kebocoran perapat yang efektif walaupun tidak seakurat tester CO2, karena hanya mendeteksi kebocoran minor sampai mayor. Tiga tes diagnosa tersebut di atas harus

Page 18: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 18

dilakukan dengan mesin berada dalam temperatur kerjanya yaitu mesin dalam keadaan panas dan komponen-komponen telah memuai sehingga memungkinkan terjadinya kebocoran perapat.

4. Tester Tekanan Sistem Pendingin

Seperti yang telah diketahui, tester tekanan sistem pendingin dapat digunakan untuk memeriksa adanya kebocoran eksternal cairan pendingin dengan memberikan tekanan pada sistem pendingin. Selain itu analiser ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi peningkatan tekanan yang terjadi dalam sistem pendingin dari sumber-sumber internal, seperti misalnya kebocoran kepala perapat atau retakan pada kepala silinder. Kebocoran tekanan internal yang berasal dari kepala perapat dari retakan kepala silinder berupa gas pembakaran yang memasuki cairan pendingin sehingga menimbulkan tekanan yang melonjak naik pada sistem. Peningkatan tekanan ini dapat dideteksi dengan melihat pembacaan tester dengan mesin yang dijalankan pada temperatur operasinya. Tester tekanan diatur pada tekanan rendah dan jika mesin dijalankan maka jarum penunjuk harus bergerak naik perlahan karena adanya peningkatan suhu cairan pendingin.

Jika terjadi kebocoran internal akan menyebabkan perubahan nilai tekanan yang meningkat cepat. Sebagaimana pada pemeriksaan visual sebelum ini perlu diperhatikan pada tes ini tidak boleh terjadi kebocoran eksternal, karena akan mengakibatkan hasil diagnosa yang tidak tepat. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan hilangnya tekanan pembakaran pada kebocoran eksternal sehingga jarum alat pengukur tekanan tidak bergerak naik. Prosedur tes diagnosa kebocoran kepala perapat dengan menggunakan tester tekanan (analiser) adalah sebagai berikut : 1. Periksa tekanan sistem pendingin terhadap kebocoran eksternal dan perbaiki sesuai yang

diperlukan. 2. Buka penutup radiator dengan hati-hati jika cairan pendingin dalam keadaan panas dan

tambahkan cairan pendingin hingga penuh. 3. Jalankan mesin sampai thermostat membuka, yaitu pada temperatur kerja, atau hingga

saluran radiator atas menjadi hangat. 4. Basahi karet bos tester tekanan dan pasang pada leher radiator. 5. Pasang analiser pada leher radiator dan beri tekanan pada sistem sebesar 7 sampai 14

kPa (1 hingga 2 psi). 6. Buka saluran beberapa kali sementara anda memperhatikan pembacaan jarum penunjuk

tester. Catatan : Jangan menjalankan mesin terlalu lama dengan tester tekanan dalam keadaan terpasang karena dapat menimbulkan tekanan pada mesin yang melebihi kapasitas dan merusak analiser atau sistem pendingin.

7. Angka yang ditunjukkan harus turun sedikit saat mesin diakselerasi dan kembali lagi jika

mesin bekerja perlahan. Jarum penunjuk harus naik perlahan jika temperatur cairan pendingin meningkat selama dilakukan tes.

8. Jika jarum meningkat cepat setiap kali mesin diakselerasi dan tidak turun kembali berarti terjadi kebocoran pembakaran.

9. Jika tes telah selesai matikan mesin. Hilangkan tekanan pada sistem dengan hati-hati dan lepas analiser. Tambahkan cairan pendingin seperlunya dan pasang kembali tutup radiator.

Gambar Prosedur dan pembacaan alat pengukur tekanan untuk diagnosa kebocoran pembakaran dengan menggunakan tester tekanan (analiser).

Page 19: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 19

6. Tes Diagnosa Sensor Temperatur

a. Sensor/sender suhu tipe saklar Sensor suhu tipe saklar merupakan sebuah saklar on/off yang akan menghubungkan

rangkaian listrik ke ground atau menghubungkannya ke catu daya positif (positif baterai). Hubungan di dalam saklar dapat berupa normal terbuka (normally open) atau normal tertutup (normally closed).

Sensor/sender tipe normal terbuka bekerja melalui prinsip pada saat dingin merupakan saklar dengan kontak yang terbuka sehingga rangkaian listrik yang dikontrolnya menjadi rangkaian terbuka dan tidak terjadi aliran arus listrik. Pada saat dicapai temperatur kerja/temperatur pen-saklaran (switching) pada sensor/sender maka kontak akan berubah menjadi tertutup sehingga terbentuk rangkaian tertutup dan arus listrik akan mengalir. Saklar tipe ini sering dijumpai pada rangkaian-rangkaian lampu peringatan temperatur, kipas pendingin listrik dan sensor thermo pengontrolan emisi.

Sensor/sender tipe normal tertutup bekerja secara berkebalikan dengan unit yang disebut di muka. Saat dingin kontak saklar dalam keadaan tertutup sehingga arus listrik dapat mengalir melalui rangkaian. Pada saat diperoleh temperatur operasi kontak saklar berubah menjadi terbuka dan memutuskan aliran arus listrik melalui rangkaian. Unit dengan tipe seperti ini digunakan untuk mengontrol operasi relay listrik. Penggunaannya sering diterapkan pada rangkaian kipas thermo serta beberapa sensor thermo dalam sistem pengontrolan emisi.

Ada dua metode pengecekan yang digunakan untuk memeriksa tipe saklar dari sensor. Yang pertama adalah dengan mengisolasi unit saklar dan memeriksa apakah bekerja dengan tepat dalam rangkaian listrik. Sedangkan yang ke dua adalah mendiagnosa apakah rangkaian bekerja jika dicapai temperatur operasi aktualnya

Gambar Unit sender temperatur dengan tipe saklar normal terbuka b. Prosedur Tes Diagnosa Temperatur Aktual Unit Sender/Sensor yang Bekerja di bawah 100oC 1. Buang cairan pendingin radiator hingga lebih rendah daripada unit sender. 2. Lepaskan unit sender dari mesin dengan menggunakan peralatan-peralatan yang

memadai untuk menghindari terjadinya kerusakan. 3. Lakukan pra-tes pada unit dengan Ohmeter atau multimeter untuk mengetahui tipe

kontak internalnya, yaitu normal terbuka atau normal tertutup pada saat dingin. 4. Letakkan ujung peraba unit sender pada wadah air, letakkan thermometer pada air. 5. Hubungkan Ohm meter atau multimeter pada koneksi unit sender. 6. Panaskan air dengan menggunakan sumber panas yang tidak berbahaya. 7. Periksa Ohm meter atau multimeter apakah tercapai titik kontak saklar dan catat

pembacaan temperatur dari thermostat. 8. Lihat pada buku manual bengkel mengenai temperatur operasi unit sender yang

sebenarnya dan bandingkan dengan hasil yang diperoleh.

Page 20: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 20

Gambar Tes Temperatur Pensaklaran Aktual pada Unit Sender dengan Terminal Tunggal dan Dobel

Unit Sender/Sensor yang Bekerja di atas100oC 1. Pasang probe temperatur fluke meter di antara saluran atas radiator dan keluaran

radiator ke aliran cairan pendingin. Lepas kabel-kabel rangkaian unit sender temperatur kemudian hubungkan Ohm meter atau multimeter dengan koneksi unit. Periksa apakah kontak unit bertie normal terbuka ataukah normal tertutup.

2. Starter dan jalankan mesin untuk memanaskan cairan pendingin. 3. Lihat pada Ohm meter/multi meter apakah diperoleh titik pensaklaran unit dan catat

pembacaan pada thermostat. 4. Lihat pada buku manual bengkel mengenai temperatur operasi unit sender yang

sebenarnya dan bandingkan dengan hasil yang diperoleh. Peringatan :

Jangan membuka tutup radiator atau saluran atas radiator karena bisa menimbulkan luka/kecelakaan, karena sistem pendingin akan mencapai suhu di atas 100oC.

7. Sender dan Sensor Temperatur Bertipe Resistansi Variabel

Sender/sensor jenis resistansi variabel merupakan unit tertutup konstan yang menggunakan resistansi rangkaian internal yang memiliki sifat variabel untuk mengontrol aliran arus sehingga dapat mengontrol kerja sebuah aktuator (lampu peringatan) atau komputer. Ada dua macam desain operasional unit, yaitu positive temperature coefficient PTC atau negative temperature coefficient NTC. Unit dengan jenis koefisien temperatur positif merupakan resistor variabel yang nilai resistansi internalnya meningkat saat temperaturnya meningkat, sehingga memperkecil aliran arus listrik pada rangkaian. Unit dengan koefisien temperatur negatif merupakan jenis yang nilai resistansi internalnya mengecil jika temperaturnya meningkat, sehingga memperbesar aliran arus pada rangkaian.

Kedua jenis desain unit bisa digunakan pada rangkaian penunjuk temperatur, tetapi yang lebih sering digunakan adalah tipe NTC. Sensor temperatur resistansi variabel pada jenis NTC amupun PTC juga sudah digunakan secara luas dalam sistem injeksi bahan bakar elektronik EFI (electronic fuel injection) untuk mengirimkan berbagai sinyal pada komputer manajemen mesin ECU untuk mengontrol perbandingan bahan bakar. Selain itu sensor temperatur juga digunakan dalam transmisi otomatis yang terkontrol secara elektronik dan sistem-sistem lain dengan mengirimkan sinyal resistansi variabel pada ECU. Kerja efisien sistem terkontrol secara elektronik tergantung pada pengoperasian yang tepat unit-unit perabanya, oleh sebab itu diperlukan prosedur tes dan diagnosa yang efektif.

Gambar Sender Temperatur bertipe Resistansi Variabel

Page 21: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 21

Tes diagnosa sender/sensor temperatur yang menggunakan resistansi variabel dilaksanakan serupa dengan prosedur pada unit pensaklaran terbuka/tertutup. Tes bisa dilakukan dengan menggunakan dua metoda, yaitu tes isolasi dan tes resistansi unit aktual. Tes isolasi dilakukan untuk memeriksa efektifitas operasi dalam rangkaian

Tes diagnosa sender/sensor temperatur yang menggunakan resistansi variabel dilaksanakan serupa dengan prosedur pada unit pensaklaran terbuka/tertutup. Tes bisa dilakukan dengan menggunakan dua metoda, yaitu tes isolasi dan tes resistansi unit aktual. Tes isolasi dilakukan untuk memeriksa efektifitas operasi dalam rangkaian listrik sedangkan tes resistansi aktual memeriksa resistansi internal operasi unit pada suatu temperatur tertentu.

Gambar Pengukuran Nilai Resistansi Aktual pada Unit Sender Resistansi Variabel 8.Diagnosa Kipas Pendingin

Terdapat tiga macam kipas pendingin berdasarkan prinsip kerjanya, yaitu tipe yang dikendalikan secara mekanik dengan tetap, tipe kopling fluida/cairan yang dikontrol secara termatik mekanis dan tipe yang menggunakan motor listrik yang dikontrol secara termatik. Agar sistem pendingin bekerja dengan baik maka ketiga macam kipas pendingin tersebut di atas harus bekerja dengan efisien. Jika kipas pendingin tidak bekerja secara efisien maka akan menimbulkan masalah kelebihan panas yang diakibatkan oleh tidak memadainya aliran udara pendingin melalui radiator pada cuaca panas atau mesin dibiarkan menyala dalam waktu lama. Selain itu juga dapat menyebabkan waktu pemanasan yang lambat dan suhu kerja mesin yang dingin jika kipas yang dikontrol secara termal tetap berputar.

a. Kerusakan Kerja Kipas Pendingin Permasalahan panas berlebih (overheat) akibat kipas pendingin terjadi akibat

kesalahan kerja kipas yang digunakan tetapi bisa juga disebabkan oleh kurang terawatnya sistem pendingin dengan baik. Kipas yang dikendalikan secara mekanis menggunakan gaya penggerak dari poros engkol mesin melalui sabuk penggerak dari karet. Sabuk penggerak yang tidak tepat pengaturannya akan mengakibatkan selip pada puli kipas sehingga kecepatan kipas menjadi tidak efektif yang pada akhirnya mengakibatkan aliran udara melalui radiator tidak mencukupi dan mesin menjadi terlalu panas. Permasalahan ini akan bertambah besar jika mesin dijalankan dalam kecepatan tinggi atau dijalankan malam hari. Kecepatan tinggi pada mesin meningkatkan kemungkinan selip pada sabuk penggerak. Rpm puli yang tinggi akan mengurangi cengkraman sabuk karena adanya peningkatan torsi dan suhu akibat gesekan. Selip pada sabuk penggerak pada malam hari disebabkan oleh peningkatan beban pada sabuk penggerak dari alternator. Berbagai macam lampu yang dinyalakan pada malam hari meningkatkan aliran arus sehingga terjadi peningkatan beban pada alternator yang kemudian meningkatkan pengemudian/pengendalian pada sabuk penggerak yang akan mengakibatkan selip pada sabuk serta bisa membuat panas berlebih pada mesin.

Page 22: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 22

Problem-problem selip sabuk penggerak bisa terjadi pada kipas pendingin yang dikendalikan secara mekanik secara tetap dan kipas pendingin yang menggunakan kopling cairan termostatik yang dikendalikan secara mekanik. Pada kopling cairan termostatik lebih mudah terjadi selip sabuk penggerak karena bekerja dengan kecepatan tinggi dan bebannya berubah-ubah pada berbagai kecepatan, di mana pada kipas tipe pertama kecepatannya konstan.

Pemasangan atau putaran sudu kipas yang tidak tepat juga akan menimbulkan kerja kipas pendingin yang tidak memadai. Selain beberapa kipas listrik tematik baru (David Craig), pada umumnya sudu kipas merupakan unit direksional yang harus terpasang dengan putaran mesin yang sesuai. Sudut atau lengkungan sudu mempengaruhi arah aliran udara yang akan didorong melalui radiator. Kipas pendingin didesain agar kecepatan aliran udara meningkat saat kendaraan berjalan ke depan. Kipas yang berada pada sisi mesin radiator menghisap aliran udara yang melalui radiator, sedangkan kipas yang berada di depan radiator menghembuskan udara mengalir melalui radiator. Efisiensi aliran udara dari kipas bergantung pada putaran yang tepat dari sudu kipas, artinya tepi depan kipas harus menghadap pada arah yang tepat atau ke arah putaran mesin. Sudu kipas yang terpasang dengan arah putaran terbalik biasanya menimbulkan suara bising saat bekerja dan menandakan kurangnya aliran air. Kesalahan kerja akan terjadi pada kipas yang digerakkan dengan listrik jika perkabelannya keliru. Kipas listrik termostatik biasanya memiliki jenis magnet permanen yang bisa berputar dalam dua arah tergantung polaritas perkabelannya.

Polaritas motor yang benar harus diketahui terlebih dahulu jika memasang kipas listrik magnet permanen agar diperoleh putaran sudu yang tepat. Kesalahan dalam melaksanakan hal tersebut akan mengakibatkan arah aliran udara oleh putaran kipas bertentangan dengan aliran udara normal saat kendaraan berjalan maju sehingga terjadi panas berlebih pada mesin.

Gambar Kipas pendingin tipe kopling cairan dengan penggerak mekanik yang modern

b. Diagnosa Kopling Fluida Thermatik

Kipas yang menggunakan prinsip kopling fluida dengan pengontrolan termatik merupakan alat yang peka terhadap panas. Alat ini bekerja dengan merasakan panas yang dikeluarkan dari sirip-sirip radiator untuk mengontrol pengendalian/pergerakan sudu-sudu kipas. Pergerakan sudu-sudu kipas dikontrol melalui kopling fluida dengan berbagai tingkat kecepatan sehingga sudu-sudu kipas berputar dengan kecepatan rendah pada temperatur rendah, kecepatan sedang pada suhu sedang dan kecepatan tinggi pada kondisi mesin panas. Karena pengendalian kecepatan kipas pendingin tergantung pada operasi kopling fluida maka pengaturan temperatur mesin akan terpengaruh jika digunakan kopling fluida yang buruk. Kopling fluida yang tidak baik akan ikut mengakibatkan kurangnya kecepatan kipas sehingga timbul aliran udara yang kurang memadai dan panas berlebih atau waktu pemanasan yang lambat, suhu mesin yang rendah, penggunaan bahan bakar yang tidak efisien dan suara bising kipas yang melebihi semestinya.

Hilangnya cairan pada kopling atau keausan yang sangat dapat menyebabkan kesalahan pada kopling fluida. Kesalahan ini dapat kita diagnosa melalui pengukuran kecepatan puli mesin dan kecepatan putaran sudu kipas pada suhu tertentu dan membandingkan hasilnya dengan spesifikasi yang terdapat pada manual. Kesalahan kopling mengakibatkan panas berlebih pada mesin karena kurangnya udara yang dialirkan melalui radiator serta bisa terjadi saat cuaca panas, mesin dibiarkan menyala dalam waktu lama, serta bekerja dalam kecepatan tinggi. Kesalahan kopling bisa disebabkan oleh kerusakan bantalan poros atau kerusakan luar. Kipas dengan kopling fluida yang mempunyai kecepatan variabel mempunyai efisiensi aliran udara yang tinggi. Ini disebabkan sudu yang lebih besar sehingga mampu mendinginkan dengan lebih cepat. Oleh karena itu problem yang

Page 23: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 23

ditimbulkannya adalah mesin menjadi lebih lama pemanasannya dibanding waktu normalnya serta temperatur kerja yang lebih rendah daripada normalnya. Keadaan yang lebih dingin serta pembebanan pada kipas yang besar secara konstan akan menimbulkan peningkatan biaya ekonomisnya dan penurunan performa mesin selain juga menimbulkan suara bising pada saat mesin berkecepatan rendah. Dengan pengetesan pengendalian/pengaturan kecepatan kopling pada berbagai kecepatan dan temperatur mesin bisa ditemukan kesalahan kopling fluida ini.

Gambar Kerja kipas pendingin menggunakan kopling fluida thermatik

c. Prosedur Diagnosa Kopling Fluida dengan Kecepatan Variabel

1. Periksa kondisi sabuk penggerak kipas dan atur kekencangannya agar sesuai dengan spesifikasi pabrik, periksa adakah kebocoran cairan pada kopling fluida, kondisi bantalan poros, keausan atau kerusakan.mLihat spesifikasi pabrik dalam buku manual untuk kecepatan mesin dan kecepatan kopling pada operasi normalnya serta kecepatan mesin dan kecepatan kopling untuk kondisi panas.

2. Tandai puli penggerak kipas dan sudu-sudu kipas dengan spidol putih. 3. Hubungkan strobe light atau tachometer optis pada mesin untuk mengukur kecepatan

puli dan sudu-sudu kipas, ukur kecepatan mesin. 4. Nyalakan mesin hingga mencapai temperatur yang diharapkan sesuai spesifikasi manual

dengan menggunakan probe temperatur. 5. Naikkan kecepatan mesin untuk memberi kecepatan pada puli dalam batasan

spesifikasinya (misalnya 2000 rpm), ukur kecepatan sudu kipas dan bandingkan hasilnya dengan spesifikasi (misalnya 570 rpm).

6. Naikkan temperatur mesin dengan membatasi aliran udara pada radiator (letakkan kertas karton pada radiator tapi jangan sampai ikut mendidih) hingga dicapai temperatur yang dikehendaki. Sistem pendingin akan menjadi panas, jangan melepas tutup radiator.

7. Naikkan lagi kecepatan mesin untuk memberi kecepatan pada puli dalam batasan spesifikasinya (misalnya 2000 rpm), ukur kembali kecepatan sudu kipas dan bandingkan hasilnya dengan spesifikasi (misalnya 1860 rpm).

8. Jika terjadi selip kopling fluida maka kecepatan sudu-sudu kipas akan menjadi lebih kecil daripada normalnya.

Kecepatan Puli Penggerak

Kecepatan Sudu-sudu Kipas

Pada temperatur kerja normal

Pada temperatur maksimum

Spesifikasi

Hasil tes

Gambar Bagan diagnosa pengetesan kipas pendingin kopling fluida dengan kecepatan variabel.

d. Diagnosa Kipas Pendingin Listrik Thermatik Kipas pendingin listrik yang dikontrol secara thermatik merupakan sebuah unit terpisah

dari mesin dan bergantung pada tegangan dan arus listrik untuk bekerja. Unit kipas ini terdiri dari sudu kipas plastik yang biasanya digerakkan oleh motor lisrik DC dengan magnet permanen multi direksional/arah

Page 24: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 24

Kipas ini menggunakan pengarah dari logam atau plastik untuk mengontrol udara yang mengalir pada sudu-sudu kipas dan melalui radiator. Kerja kipas dikontrol oleh unit sender peraba temperatur cairan pendingin yang akan membumikan rangkaian listrik pada motor, meningkatkan kerja motor atau mengontrol pensaklaran relay rangkaian listrik. Kipas pendingin listrik termatik model baru pada umunya menggunakan relay untuk mengontrol pensaklaran rangkaian listrik on dan off. Karena pada beberapa kipas memiliki dua kecepatan maka digunakan dua relay dan dua sender temperatur. relay yang digunakan bisa yang normal terbuka ataupun normal tertutup. Pada tipe normal terbuka kontak saklar relay pada awalnya membuka sehingga kipas tidak bekerja dan saat sender temperatur mencapai temperatur kerjanya saklar harus menutup agar kipas dapat bekerja. Pada keadaan awal relay normal tertutup saklarnya menutup dan menggunakan sender temperatur yang menjadikan relay membuka kontaknya jika terjadi temperatur di bawah temperatur kerja kipas. Jika dicapai temperatur batas minimum kipas maka sender mensaklar relay fan dan kontak menjadi tertutup.

Gambar Kipas modern pendingin listrik yang dikontrol secara termatik

e. Diagnosa Kipas Pendingin Listrik Thermatik Diagnosa kipas pendingin listrik thermatik dilaksanakan dengan memeriksa temperatur

cut in/temperatur nyala dan cut out/temperatur mati di samping tegangan catu daya listrik dan aliran arus. Temperatur cut in/temperatur nyala menunjukkan temperatur di mana kipas mulai bekerja. Nilainya bisa berada antara 90oC sampai 119oC berbeda-beda antara tiap pabrik. Temperatur cut out/temperatur mati menunjukkan nilai temperatur di mana kipas akan dihentikan kerjanya setelah mesin didinginkan pada suatu level. Temperatur cut out bisa berada dalam nilai antara 75oC sampai 85oC tergantung pada pabrik pembuat. Temperatur cut in dan cut out yang tidak tepat akan menimbulkan dua macam kesalahan pada sistem pendingin. Pertama adalah panas berlebih pada mesin yang diakibatkan oleh nilai cut in yang melebihi spesifikasi atau akibat kegagalan pada kipas untuk bekerja sesuai cut in. Yang kedua adalah mesin yang lambat panas dan temperatur operasi yang rendah karena kipas tidak bekerja sesuai dengan nilai cut out atau kipas memang sama sekali tidak bisa berhenti bekerja pada nilai cut outnya. Diagnosa pengetesan temperatur cut in dan cut out kipas dilaksanakan dengan menjalankan mesin pada temperatur pensaklaran kipas dan memeriksa serta mencatat temperatur pensaklaran kipas dengan menggunakan probe temperatur dipasang pada cairan pendingin.

f. Prosedur Tes Diagnosa Temperatur Cut In dan Cut Out 1. Buka saluran atas radiator dan letakkan probe temperatur antara pembuangan radiator

dengan pipa saluran radiator dengan sensor ada pada cairan pendingin, tepatkan kembali saluran radiator.

2. Lihat pada manual nilai temperatur cut in dan cut out kipas pendingin. 3. Starter dan jalankan mesin hingga mencapai temperatur kerjanya. Catat pembacaan

probe temperatur saat kipas pendingin mulai bekerja (cut in). Hati-hatilah pada sudu-sudu kipas dan komponen-komponen yang panas.

Page 25: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 25

4. Biarkan kipas pendingin bekerja terus hingga tercapai cut out. Catat pembacaan probe temperatur dan bandingkan dengan spesifikasi.

5. Biarkan sistem menjadi dingin dan lepaskan tekanan sebelum mengambil probe probe temperatur.

6. Beri tekanan pada sistem pendingin dan periksa adakah kebocoran setelah mengembalikan saluran atas radiator.

7. Temperatur cut in dan cut out yang berada di luar spesifikasi menandakan adanya kerusakan sender temperatur kipas pendingin termatik.

Gambar Pemeriksaan temperatur cut in dan cut out kipas termo

Page 26: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 26

BAGIAN 3 MELAKUKAN OVERHAUL SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONENNYA

1. Pemeriksaan dan Penggantian Media Pendingin

Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan kapasitas dan kualitas media pendingin. Pemeriksaan kualitas pendingin meliputi pemeriksaan terhadap endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator. Disamping itu media pendingin juga tidak boleh mengandung minyak pelumas. Adapun pemeriksaan kualitas dan kapasitas media pendingin dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Pemeriksaan kapasitas media pendingin Kapasitas air pendingin dapat dilihat pada tangki cadangan (reservoir tank).

Permukaan media pendingin harus berada diantara garis LOW dan FULL dalam keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air pendingin kurang, periksa kebocoran dan tambahkan media pendingin sampai garis FULL.

b) Pemeriksaan dan penggantian kualitas media pendingin Endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi

radiator harus sedikit. Apabila media pendingin terlalu kotor atau banyak mengandung karat (berwarna kuning) harus dilakukan penggantian dengan cara sebagai berikut: (1) Melepas tutup radiator. Pada saat membuka tutup radiator, mesin harus dalam

keadaan dingin. Apabila tutup radiator dibuka dalam keadaan panas, cairan dan uap yang bertekanan akan menyembur keluar.

(2) Mengeluarkan media pendingin melalui lubang penguras dengan cara mengendorkan atau melepas baut penguras.

(3) Menutup lubang penguras, kemudian isilah dengan media pendingin berupa ethylene glycol base yang baik dan campurlah sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya. Pendingin yang dianjurkan ialah yang mengandung ethylene glycol base lebih dari 50 % tetapi tidak lebih dari 70 %). Media pendingin tipe alcohol tidak disarankan dan harus dicampur dengan air sulingan.

(4) Memasang tutup radiator (5) Menghidupkan mesin dan periksa kebocoran (6) Memeriksa permukaan media pendingin dan tambahkan jika diperlukan.

2. Pelepasan, Pemeriksaan dan Penggantian Pompa Air

Pompa air perlu diperiksa apabila air dalam sistem pendingin tidak bersirkulasi, karena fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin sehingga dapat bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila pompa air tidak bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat pada saat mesin hidup. Pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat telah aus atau sudah tidak mampu menahan tekanan air. Dalam kenyataannya seringkali seal pompa tidak tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi kebocoran air akibat seal pompa, maka harus mengganti unit pompa secara keseluruhan.

Untuk melepas pompa dari sistem pendingin sebaiknya mengikuti prosedur yang benar. Demikian pula pelepasan komponen-komponen pompa. Pelepasan dan pemasangan komponen yang tidak benar akan mengakibatkan kerja pompa tidak optimal. Selanjutnya dalam kegiatan belajar ini akan dibahas berturut-turut prosedur pelepasan, pemeriksaan dan pemasangan pompa air.

Prosedur pelepasan pompa air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Mengeluarkan media pendingin mesin 2. Melepas tali kipas, kipas, kopling fluida (jika ada) dan puli pompa air dengan

prosedur sebagai berikut: 3. Merentangkan tali kipas dan mengendurkan mur pengikat tali kipas 4. Mengendorkan pivot dan baut penyetel, alternator, kemudian lepas tali kipas. 5. Melepas mur pengikat kipas dengan kopling fluida dan puli 6. Melepas mur pengikat kipas dari kopling fluida

Page 27: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 27

Gambar Urutan Pembongkaran

a) Pemeriksaan komponen pompa air: (1) Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara memutar

dudukan puli dan mengamati bahwa bearing pompa air tidak kasar atau berisik. Apabila diperlukan, bearing pompa air harus diganti.

Gambar Bagan Pompa Air

(2) Pemeriksaan kopling fluida dari kerusakan dan kebocoran minyak silicon.

Gambar Pemeriksaan Kopling Fluida

Gambar Konstruksi Kopling Fluida

Page 28: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 28

b) Prosedur pelepasan komponen pompa air: Komponen pompa air terdiri atas: bodi pompa, dudukan puli,

bearing, satuan seal, rotor, gasket dan plat (lihat gambar 3). Nama komponen yang diberi tanda ◊ adalah komponen yang tidak dapat digunakan lagi setelah dilakukan pelepasan komponen.

Gambar Komponen Pompa Air

Adapun prosedur pelepasan komponen pompa air adalah sebagai berikut:

(1) Melepas plat pompa dengan cara melepas baut pengikatnya (lihat gambar 4)

Gambar Cara Melepas Plat

(2) Melepas dudukan puli

dengan menggunakan SST dan pres, tekan poros bearing dan lepas dudukan puli

Gambar Cara Melepas Dudukan Puli

(3) Melepas bearing pompa dengan cara sebagai berikut:

(a) Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu 75° – 85° C

(b) Menekan poros bearing dan melepas bearing dan rotor dengan menggunakan SST dan mesin press

(4) Melepas rakitan seal dengan menggunakan SST dan mesin press

c) Prosedur perakitan komponen pompa air: (1) Memasang bearing pompa dengan cara sebagai berikut:

(a) Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu 75° – 85° C

(b) Menggunakan SST dan mesin press, tekan poros bearing dan lepas bearing dan rotor. Permukaan bearing harus rata dengan bodi pompa.

(2) Memasang seal pompa dengan cara sebagai berikut: (a) Oleskan seal pada seal baru dan bodi pompa (b) Menggunakan SST dan mesin press, pasang seal

(3) Memasang dudukan puli menggunakan SST dan mesin press pada poros bearing pompa. (4) Memasang rotor menggunakan mesin press pada poros bearing

pompa. Permukaan rotor harus rata dengan permukaan poros bearing

Page 29: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 29

(5) Memasang plat pompa, periksa bahwa rotor tidak menyentuh plat pompa.

(6) Memeriksa bahwa pompa air berputar lembut.

2.Pelepasan, Pemeriksaan dan Pemasangan Thermostat

a) Prosedur pelepasan thermostat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Mengeluarkan media pendingin mesin (2) Melepas saluran air keluar (selang karet atas) (3) Melepas tutup rumah thermostat, kemudian mengeluarkan thermostat

dari rumahnya.

Gambar Melepas Tutup Thermostat

b) Pemeriksaan thermostat, dengan cara sebagai berikut:

(1) Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air secara bertahap, kemudian periksa temperatur pembukaan katup.

Gambar Memeriksa Kerja Thermostat

Temperatur pembukaan katup: 80° - 90° C. Jika temperatur pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, thermostat perlu diganti.

(2) Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup tidak sesuai

dengan spesifikasi, maka termostat perlu diganti. Spesifikasi kenaikan katup pada 95° C: 8 mm atau lebih.

Gambar Pemeriksaan Tinggi Kenaikan Katup

Page 30: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 30

c) Prosedur pemasangan thermostat dengan cara sebagai berikut: (1) Memasang gasket baru pada thermostat

Gambar Memasang Gasket Baru

(2) Meluruskan jiggle valve pada thermostat dengan tanda di sisi kanan dan masukkan ke dalam rumah saluran. Posisi jiggle valve dapat digeser, 10° ke kiri atau ke kanan dari tanda.

(3) Memasang saluran air keluar.

Gambar Pemasangan thermostat

3. Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pendingin

Pemeriksaan dan pengujian dalam sistem pendingin adalah pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin. Untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin diperlukan alat yang disebut “Radiator Cap Tester“. Alat tersebut disamping dipakai untuk memeriksa kebocoran pada sistem pendingin juga dapat digunakan untuk menentukan kondisi tutup radiator.

a) Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(1) Melepas tutup radiator, kemudian pasang tutup radiator pada radiator cap tester (alat uji tutup radiator). Untuk mencegah terjadinya bahaya panas, tidak diperkenankan membuka tutup radiator dalam keadaan mesin masih panas, karena cairan dan uap bertekanan akan menyembur keluar.

(2) Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup radiator. Lakukan pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan katup vakum

Gambar Pemeriksaan Tutup Radiator

Page 31: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 31

Tekanan pembukaan standar: 0,75 – 1,05 kg/cm2 (10,7 – 14,9 psi) Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm2 (8,5 psi) Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti.

b) Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(1) Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator seperti pada gambar di bawah.

Gambar Pemeriksaan Kebocoran Pada Sistem Pendingin

Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2 (17,1 psi), dan periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala. 2. Sumbat Welsh (Welsh Plug)

Sumbat welsh atau sumbat pemuaian dipasang pada lubang-lubang jalan masuk pada blok mesin dan kepala silinder sebagai penyekat luar bagi mantel air (water jacket). Pada umumnya welsh plug terbuat dari dua macam bahan, baja lunak atau kuningan. Sumbat baja lunak dapat berkarat yang disebabkan oleh elektrolisis dan air. Jika terjadi kebocoran sumbat perlu diganti. Biasanya sumbat welsh ditahan dengan menggunakan gesekan karena pemasangannya erat pada lubang-lubang jalan masuk dan ada yang ditahan dengan menggunakan ulir. Ada dua jenis sumbat welsh pada kendaraan ringan yaitu tipe gelas dan tipe piringan. Kendaraan-kendaraan model terbaru biasanya menggunakan sumbat jenis gelas.

3. Sumbat Welsh Tipe Piringan

Cara Melepas

1. Alirkan keluar cairan pendingin dari sistem pendingin. Jika memungkinkan lepas sumbat pembuangan blok mesin agar cairan pendingin benar-benar terkuras bersih.

2. Lubangi pusat sumbat welsh piringan, hati-hati jangan sampai merusak kepala silinder atau blok mesin.

3. Pukul pusat kelengkungan sumbat welsh untuk membantu mendorong dari pemasangannya yang erat.

4. Lepas sumbat welsh dari lubang masukan dengan meletakkan obeng atau sebuah batang yang berujung runcing pada piringan atau pada lubang piringan yang telah dibuat pada langkah sebelum ini, kemudian cukit keluar dengan sebatang kayu yang diletakkan di blok mesin sebagai penumpu.

Page 32: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 32

Gambar Dua jenis umum sumbat welsh otomotif, tipe gelas dan tipe piringan

Cara Memasang

1. Bersihkan lubang masuk sumbat welsh dengan amplas halus. 2. Lapisi tepi luar sumbat welsh tipe piringan yang baru dengan lak (Aviation Cement No.3). 3. Letakkan sumbat welsh konveks/cembung (bentuk piringan) yang baru sehingga

membelakangi bibir lubang masuk. 4. Ratakan sumbat welsh konveks hingga melekat dengan baik pada lubang dengan

menggunakan alat pendorong (punch) berpermukaan rata. Peringatan : Jangan menekan berlebihan karena akan membuat sumbat welsh menjadi cekung dan posisinya menjadi longgar pada lubang.

5. Periksa apakah sumbat welsh terpasang dengan rapat. 6. Tambahkan kembali cairan pendingin sesuai keperluan, kemudian lakukan tes tekanan

pada sistem pendingin dan periksa pada sumbat-sumbat apakah terdapat kebocoran cairan pendingin.

Gambar Alat pendorong offset punch yang digunakan untuk membuka sumbat welsh tipe piringan

Gambar Proses pelepasan sumbat welsh tipe piringan

Gambar Metode yang salah dan benar dalam memasang sumbatwelsh tipe piringan

4. Sumbat Welsh Tipe Gelas

Cara Melepas

1. Keluarkan cairan pendingin dari sistem pendingin, jika memungkinkan buka penutup saluran pembuangan blok mesin agar cairan pendingin terkuras sepenuhnya.

2. Dorong sumbat welsh dari lubang sehingga jatuh ke mantel air dengan menggunakan sebuah pahat atau alat pendorong/punch yang berujung runcing. Dengan menekan

Page 33: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 33

sumbat pada pusatnya akan membuat sumbat gelas melengkung sehingga gigitannya menjadi longgar.

3. Keluarkan sumbat welsh dari lubang dengan cara menariknya ke tepi lubang dan meletakkan obeng atau batang berujung runcing pada sumbat welsh gelas atau pada lubang yang telah dibuat pada prosedur sebelumnya, kemudian ungkit dengan menggunakan sebatang kayu yang diletakkan pada blok mesin sebagai tumpuan.

Gambar Sumbat welsh ditarik keluar dengan catut

Cara Memasang

1. Bersihkan lubang masuk sumbat welsh dengan amplas halus. 2. Lapisi sisi luar sumbat welsh yang baru dengan lak yang sesuai (Aviation Cement No. 3). 3. Gunakan alat pendorong yang mempunyai bentuk yang cocok dengan sisi dalam sumbat

welsh dan dorong sumbat welsh dengan palu hingga tepi-tepi sumbat welsh rata dengan blok mesin atau dengan sisi dalam lubang masuk yang memiliki alur.

4. Periksa apakah sumbat welsh terpasang dengan rata pada lubang. 5. Isi kembali cairan pendingin sebagaimana ketentuan pabrik, lakukan tes tekanan pada

sistem pendingin dan periksa apakah terjadi kebocoran cairan pendingin pada sumbat yang baru.

Gambar Prosedur pemasangan sumbat welsh bentuk gelas yang tepat 5. Pipa Saluran Radiator dan Cairan Pendingin Cara Melepas

Melepas dan memasang kembali saluran-saluran cairan pendingin memiliki prosedur yang sederhana. Biarpun demikian untuk menghindari kerusakan komponen dan saluran maka praktek-praktek dasar kerja bengkel harus diikuti. Pembongkaran pipa saluran cairan pendingin bisa disulitkan oleh adanya komponen-komponen logam yang mengalami korosi dan menempel pada karet saluran. Dalam melepas sil/lak (seal) saluran harus berhati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada jalan keluar (outlet) plastik radiator atau jalan keluar tembaga radiator. Usahakan klem saluran radiator selonggar mungkin kemudian puntir pipa saluran perlahan untuk membuka sil. Jika tidak bisa, gunakan alat khusus untuk mencongkel pipa atau dengan menggunakan obeng yang disisipkan hati-hati di antara pipa dan jalan keluar untuk merusak sil dengan mengungkit pipa.

Jika prosedur tersebut tidak dilaksanakan secara hati-hati akan dapat menimbulkan kerusakan pipa saluran cairan pendingin, kerusakan pada karet pipa, atau jalan keluar saluran. Pipa saluran cairan pendingin pemanas yang terlalu rapat bisa dikendurkan dengan memuntir pipa saluran pada jalan keluar menggunakan tang. Penggunaan tang harus dilakukan secara sangat berhati-hati agar tidak timbul kerusakan pipa saluran pemanas maupun dinding jalan keluar heater yang tipis. Untuk memudahkan penggantian pipa saluran cairan pendingin yang ketat bisa digunakan pisau Stanley untuk memotongnya sepanjang jalan keluar.

Page 34: Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum

SMKN 3 Boyolangu/Melakukan overhoul sistem pendinginan dan komponen -komponennya 34

1. Buang cairan pendingin (hati-hatilah terhadap cairan pendingin yang panas). 2. Kendurkan klem pipa cairan pendingin seperlunya supaya dapat digerakkan sepanjang

pipa. 3. Rusak lak/sil pipa saluran pada jalan keluar air dengan memuntirnya. Jika perlu gunakan

tuas khusus untuk pipa atau obeng. 4. Lepaskan pipa saluran cairan pendingin dari outlet. Cara Memasang

Dalam mengganti pipa saluran cairan pendingin perlu diperhatikan peletakan pipa sebelum dirapatkan. Pipa harus diletakkan pada jalan keluar tanpa tertekuk atau terpuntir. Pemasangan pipa yang tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan struktur pipa atau menghambat aliran cairan pendingin. Pipa saluran cairan pendingin harus ditempatkan pada posisi yang jauh dari sumber panas (manifold pembuangan), benda yang tajam/runcing atau puli dan sabuk penggerak mesin. Dalam pemasangan pipa saluran cairan pendingin pada jalan keluar cairan pendingin yang berkarat memerlukan pembersihan jalan keluar terlebih dahulu supaya diperoleh permukaan yang bersih sehingga pipa saluran bisa rapat/tidak bocor. Selain membersihkan dari karat, akan lebih baik jika diberi lapisan sil pada pipa saluran saat dipasang untuk mengurangi terjadinya kebocoran cairan pendingin pada pipa-pipa saluran lama dan outlet-outlet yang berkarat.

1. Bersihkan permukaan jalan keluar cairan pendingin dengan amplas halus. 2. Bersihkan bagian dalam pipa saluran cairan pendingin dan beri lak yang memadai. 3. Pasang klem pipa saluran cairan pendingin pada pipa dan pasang pipa pada jalan keluar

tanpa terpuntir atau tertekuk. 4. Letakkan klem pada posisi yang tepat dan eratkan hingga karet pipa saluran cairan

pendingin mulai tertekan klem. 5. Isi kembali cairan pendingin sesuai ketentuan dalam manual, jalankan mesin sampai

mencapai temperatur kerja normal, kemudian lakukan tes tekanan pada sistem untuk memeriksa adakah kebocoran.

6. Periksa kekencangan klem pipa saluran cairan pendingin setelah mesin dipanaskan.


Top Related