Download - makalah praktikum fistum
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
1/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangMakhluk hidup selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat
balik) karena adanya penambahan substansi termasuk di dalamnya ada perubahan
bentuk yang menyertai penambahan volume tersebut. Sedangkan perkembangan
adalah proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif yaitu
makhluk hidup dikatakan dewasa apabila alat perkembangbiakannya telah berfungsi.
Seperti pada tumbuhan apabila telah berbunga maka tumbuhan itu sudah dikatakan
dewasa.
Tumbuhan juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti
memanjangnya batang, akar dan sebagainya. Pemekaran bunga, pemasakan buah
adalah salah satu perkembngan yang dialami oleh tumbuhan.Pemekaran bunga dan
pemasakan buah kalau kita teliti lebih lanjut sangatlah bervariasi sesuai dengan
lingkungan dan jenis pohon itu sendiri. Kalau kita amati, pada saat musim-musim
tertentu pertumbuhan bunga sangat pesat dan begitu juga dengan pematanganbuahnya. Sebenarnya apa yang mengatur semua pemekaran bunga, pemanjangan
atau pertumbuhan tunas-tunas baru pada tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu kita
harus tahu hal-hal yang menyebabkan semua kejadian yang terjadi pada tumbuhan
tersebut. Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat memacu
pertumbuhan, tetapi ada pula yang dapat menghambat pertumbuhan.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) mempunyai peranan penting dalam mengatur
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ketika metabolisme menyediakan tenaga
dan bahan-bahan (building blocks) untuk kehidupan tanaman, maka hormon
mengatur kecepatan pertumbuhan dari bagian-bagian tanaman, kemudian
mengintegrasikan bagian-bagian tersebut untuk menghasilkan bentuk yang kita
kenal sebagai satu individu yaitu tanaman. Selain itu, ZPT berperan dalam
pengaturan proses reproduksi. Dengan demikian, tanpa zat pengatur tumbuh berarti
tidak akan ada pertumbuhan.
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
2/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 2
Auksin merupakan zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan
bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon
pertumbuhan pada semua jenis tanaman. Nama lain dari hormon ini adalah IAA atau
asam indol asetat. Letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung
akar. Hormon Auksin berperan dalam pertubuhan untuk memacu proses
pemanjangan sel. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tumbuhan.
Secara terminology, oleh para ahli fisiologi tumbuhan telah diberi batasan-
batasan tentang zat pengatur tumbuh, hormone dan hara. Zat pengatur tumbuh pada
tanaman adalah senyawa organic yang bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat
mendukung menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan.
1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa pengertian Auksin (IAA)?2. Bagaimana hubungan atara perkecambahan biji dengan IAA?3. Apa saja macam-macam Auksin (IAA) pada tumbuhan?4. Apa fungsi Auksin (IAA) pada tumbuhan?5. Bagaimana cara mengetahui adanya Auksin (IAA) pada tumbuhan?6. Bagaimana transpor dan mekanisme perpanjangan sel oleh Auksin (IAA) pada
tumbuhan?
7. Bagaimana pembentukan akar dan batang oleh Auksin (IAA)?8. Apa perbedaan sensitivitas akar dan batang terhadap IAA?
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
3/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 3
1.3 TujuanAdapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1.Untuk mengetahui pengertian Auksin (IAA).
2. Untuk mengetahui hubungan atara perkecambahan biji dengan IAA?3. Untuk mengetahui macam-macam Auksin (IAA) pada tumbuhan.4. Untuk mengetahui fungsi Auksin (IAA) pada tumbuhan.5. Untuk mengetahui mengetahui adanya Auksin (IAA) pada tumbuhan.6. Untuk mengetahui transpor dan mekanisme perpanjangan sel oleh Auksin (IAA)
pada tumbuhan.
7. Untuk mengetahui pembentukan akar dan batang oleh Auksin (IAA).8. Untuk mengetahui perbedaan sensitivitas akar dan batang terhadap IAA
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
4/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Umum Auksin
A. Pengertian AuksinIstilah auksinberasal dari bahasa latin dari kata auxein yang artinya tumbuh.
Senyawa yang pada umumnya dianggap auksin jika memiliki karakter kemampuan
dalam menginduksi perpanjangan sel pada batang dan tersusun dari asam
indolasetat(auksin pertama yang diisolasi) dalam aktivitas fisiologisnya.
Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristemapikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin
pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa. Istilah auksin pertama kali
digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan
pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi
akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang
mengandung auksin. Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam
indol asetat (IAA). Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang
dianggap sebagai hormon auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang
ditemukan pada biji muda jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang
ditemui pada banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yang ditemukan
pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil. Auksin berperan dalam
berbagai macam kegiatan tumbuhan di antaranya adalah Perkembangan buah,
Dominansi apikal (pertumbuhan ujung pucuk suatu tumbuhan yang menghambat
perkembangan kuncup lateral di batang sebelah bawah), Absisi dan Pembentukan
akar adventif. Kejadian di dalam alam stimulasi auxin pada pertumbuhan koleoptil
ataupun pucuk suatu tanaman merupakan suatu hal yang dapat dibuktikan.
Auksin merupakan zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan
bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Fungsi dari hormon auksin ini
dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan
akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalamproses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
5/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 5
dalam buah. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon
giberelin.
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka
pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi
tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat
karena kerja auksin tidak dihambat.sehingga hal ini akan menyebabkan ujung
tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan
fototropisme.Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau
sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga
kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan
ditempat yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan ditempat
yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya
sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena
kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman
yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat
dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur
batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena
kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
6/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 6
Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga
memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa
ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan
beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel
tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.
Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak
proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa
protein (Darnell, dkk., 1990).Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang
aktif (yaitu tunas , daun muda dan buah) (Gardner, dkk., 1991). Kemudian auxin
menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari
atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floom)
atau jaringan parenkim (Rismunandar, 1988). Auksin dibiosintesis dari asam amino
prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami
mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN =
Indolaseto nitril,TpyA = Asam Indolpiruvat dan IAAld = Indolasetatdehid. Proses
biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).
Struktur Kimia auksin
B. Macam-macam AuksinAuksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari
bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA =
Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka
terbuka jalan untuk menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D
(asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 - Diklorofenolsiasetat), NAA (asam 3, 6 -
Dikloro - O - anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5
diklorobenzoat) dan Pikloram/Tordon (asam 4 amino 3, 5, 6 trikloro
pikonat). Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan komersil di bidang
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
7/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 7
pertanian, dimana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan memperlihatkan respon
terhadap auksin, yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada konsentrasi yang
optimal dan penurunan pertumbuhan terjadi pada konstrasi yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi. Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis
kembali material dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu pemanjangan sel,
hormon Auksin yg dikombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan
jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh
sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang.(Anonymous, 2012).
C. Fungsi AuksinBerikut ini merupakan beberapa respon auksin yang diketahui :
1. Menstimulasi pemanjangan sel2. Menstimulasi pembelahan sel pada kambium dan kombinasi dengan sitokinin
pada jaringan
3. Menstimulasi deferensiasi floem dan xylem
4. Menstimulasi inisiasi akar pada pemotongan batang dan perkembangan akarlateral pada kultur jaringan
5. Auksin yang disuplai dari tunas apikal menekan pertumbuhan tunas lateral6. Menunda penguguran daun7. Dapat menghambat atau mempromosi pengguguran (melalui stimulasi etilen)
daun dan buah
8. Dapat menginduksi pengaturan perbuahan dan pertumbuhan pada beberapatanaman
9. Melibatkan pergerakkan asimilasi auksin akibat pengaruh transport floem10. Menunda kematangan buah11. Memicu perbungggaan pada Bromeliad
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
8/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 8
12. Menstimulasi pertumbuhan pada bagian bunga13. Memicu pengurangan sifat betina pada bunga deoecidous
14. Menstimulasi produksi etilen pada konsentrasi tinggi2.2Hubungan antara Perkecambahan Biji dengan IAA
Ada beberapa pendapat mengenai perkecambahan pada tumbuhan. Pada
umumnya perkecambahan dapat diartikan sebagai proses munculnya plantula
(tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan
perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian
plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi akar.Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan
embrio dari benih yang sudah matang (Taiz and Zeiger, 1998).
Menurut Elisa (2006), benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor
pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan benih
dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Perkecambahan
adalah proses pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embryonic axis di dalam
biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit. Selama proses pertumbuhan
dan pemasakan biji, embryonic axis juga tumbuh. Secara visual dan morfologis,
suatu biji yang berkecambah umumnya ditandai dengan terlihatnya radikel atau
plumula yang menonjol keluar dari biji. Proses perkecambahan benih merupakan
suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan
biokimia (Fitra, 2012).
Perkecambahan biji sebenarnya bukanlah suatu awal dari kehidupan tanaman
karena pada dasarnya di dalam biji ada embryo yang merupakan satu miniatur
tanaman yang lengkap dengan akar dan tunas embrioniknya, yang sedang berada
pada fase istirahat. Perkecambahan adalah pengulangan kembali pertumbuhan janin,
yang ditandai dengan keluar atau munculnya radikula dan plumula dari biji. Biji
dari sejumlah spesies tanaman ada yang segera berkecambah ketika berada pada
lingkungan yang memenuhi syarat untuk berlangsungnya perkecambahan, tetapi ada
pula yang tidak dapat segera berkecambah karena mengalami dormansi. Biji-biji
dorman ini akan dapat berkecambah ketika dormansinya terpatahkan (Campbell,
1997).
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
9/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 9
Gardner, Pearce and Mitchel (1985) menyatakan bahwa perkecambahan
meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis yaitu: (1) imbibisi dan
absorpsi, (2) hidrasi jaringan, (3) absorpsi oksigen, (4) pengaktifan enzim dan
pencernaan, (5) transport molekul yang terhidrolisis ke sumbu embryo, (6)
peningkatan respirasi dan asimilasi, (7) inisiasi pembelahan dan pembesaran sel, dan
(8) munculnya embrio. Ontogeni perkecambahan mengikuti dua fase metabolik
yang berbeda: (1) hidrolisis secara enzimatis cadangan makanan yang disimpan, dan
(2) sintesis jaringan baru dari senyawa yang dihidrolisis (yaitu dari gula, asam
amino, asam lemak, dan mineral yang dibebaskan). Fitohormom memulai dan
memperantarai proses perkecambahan yang penting. Aktivitas hormon pada
perkecambahan secara umum adalah:
1. Giberellin menggiatkan enzim hidrolitik dalam pencernaan cadangan makanan
di biji.
2. Sitokinin merangsang pembelahan sel, menghasilkan munculnya akar lembaga
dan pucuk lembaga.
3. Auxin meningkatkan pertumbuhan karena memicu pembesaran koleorhiza
(pada sereal), akar lembaga dan pucuk lembaga serta aktivasi geotropi (yaitu
orientasi yang benar pada pertumbuhan akar dan pucuk, terlepas dari orientasi
biji).
Biji pada umumnya mengandung Asam Giberellin (GA) dalam kadar yang
tinggi terutama di embrio. Setelah imbibisi air berlangsung, terjadi pelepasan GA
dan ini memberi signal bagi biji untuk mematahkan dormansinya dan berkecambah.
GA juga menunjang pertumbuhan kecambah tanaman sereal dengan cara
menstimulasi sintesis dari enzim pencerna cadangan makanan seperti -amilase yang
berfungsi memobilisasi cadangan makanan. Bahkan sebelum enzim ini muncul, GA
telah menstimulasi sintesis dari mRNA yang mengkode terbentuknya -amilase
(Salisbury and Ross, 1992).
Ekstrak alami seringkali sebagai sumber zat tumbuh untuk mikroorganisme
seperti bakteri dan jamur. Zat tumbuh tersebut dapat berupa zat pendorong dan zat
penghambat pertumbuhan. Ekstrak alami yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman yang sudah dikenal adalah sari buah tomat dan air
kelapa. Air kelapa sering digunakan sebagai sumber energi dalam kultur steril
menggunakan media agar. Sedangkan sari buah tomat seringkali menjadi
penghambat perkecambahan biji dan pertumbuhan dibandingkan air kelapa. Pada
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
10/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 10
kadar 5% sari buah tomat sudah menunjukkan sifat menghambat sedangkan air
kelapa hingga kadar 59% belum menunjukkan sifat menghambat. Konsentrasi
ekstrak alami yang sering digunakan berkisar antara 10-15% (Abidin, 1985).
Perkecambahan benih sangat ditentukan oleh viabilitas (daya hidup) benih
yang dapat diukur dengan menentukan daya kecambah dan kecepatan berkecambah
benih. Gaya kecambah (G) adalah jumlah biji yang berkecambah dari sejumlah biji
yang diuji selama waktu perkecambahan dan dihitung dalam persen (Hamidin,
1983).
Gaya kecambah dan koefisien berkercambah dapat digunakan untuk
menentukan kebutuhan benih per satuan luas lahan dan kualitas benih. Benih yang
baik,biasanya mempunyai kecambah 90% atau lebih (Hamidan, 1983).
2.3Eksperimen Tentang Hormon AuksinAuksin merupakan hormon tanaman yang pertama kali ditemukan. Charles
Darwin merupakan diantara ilmuwan pertama yang meneliti tentang hormon
tanaman. Pada bukunya Kekuatan gerak tanaman yang ditampilkan pada tahun
1880. Dia merupakan orang yang pertama mendiskripsikan pengaruh cahaya pada
pergerakan koleoptil rumput kanari (Phalaris canariesnsis). Koleoptil daun
terspesialisasi yang berasal dari nodus pertama dimana merupakan pembungkus
epikotil tanaman pada tahap perkecambahan untuk proteksi sampai muncul dari
tanah. Ketika cahaya diarahkan pada koleoptil, maka akan membungkuk sesuai
dengan arah datangnya cahaya. Ketika ujung koleoptil ditutupi dengan alumunium
foil, maka tidak akan terjadi pembungkukan menuju arah cahaya.
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
11/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 11
Namun, jika ujung koleoptil dibiarkan terbuka tetapi sebagian tepat dibawah
ujung tetap tertutup, maka paparan dari cahaya menghasilkan kelengkungan tanaman
menuju cahaya. Eksperimen Darwin ini membuktikan bahwa ujung koleoptil
terdapat jaringan yang bertanggung jawab untuk menerima cahaya dan
memproduksi beberapa signal dimana akan dikirimkan pada bagian bawahnya
koleoptil dimana respon fisiologis pembungkukan terjadi. Dia kemudian memotong
ujung dari koleoptil dan menyinari sisa koleoptil dengan cahaya untuk melihat
terjadinya proses pelengkungan. Kelengkungan tanaman tidak terjadi sehingga
melaporkan hasil dari eksperimen pertama Darwin ini (Darwin, 1880).
Pada tahun 1885, Salkowski menemukan Indole-3-acetic acid (IAA) pada
media fermentasi (Salkowski, 1885). Isolasi produk serupa dari jaringan tanaman
tidak dapat ditemukan pada jaringan tanamn hampir selama 50 tahun. IAA
merupakan auksin utama yang terlibat dalam banyak proses fisiologis pada tanaman
(Arteca, 1996). Pada tahun 1907, kajian Fitting tentang pengaruh sayatan pada sisi
terkena cahaya dan tidak terkena cahaya pada tanaman. Hasilnya telah membantu
dalam memahami jika proses translokasi signal benar-benar terjadi pada sisi khusus
tanaman tetapi hasil ini kurang menyakinkan karena signal ini mampu melintasi atau
menghilang dari sekitar sayatan ( Fitting, 1907). Pada tahun 1913, Boysen-jensen
memodifikasi eksperimen Fitting melalui penyisipan potongan mika untuk memblok
jalannya signal dan menujukan bahwa transport auksin menuju dasar telah terjadi
pada sisi gelap tanaman berkebalikan dengan dengan sisi yang terekspos cahaya
searah (Boysen-Jensen, 1913). Pada tahun 1918, Paal menegaskan hasil Boysen-
Jansen melalui pemotongan ujung koleoptil pada kondisi gelap, menyinari hanya
bagian ujung dengan cahaya, menggantikan ujung koleoptil pada tanaman tetapi
bagian pangkal dipusatkan ke salah satu sisi atau lainnya. Hasilnya menunjukkan,bagian mana saja pada koleoptil yang terpapar cahaya, kelengkungan terjadi menuju
pada sisi lainnya (Paal, 1918). Soding merupakan ilmuwan berikutnya yang
memusatkan perhatian terhadap penelitian auksin berdasarkan ide dari Paal. Dia
menunjukan jika ujung dari koleoptil dipotong akan menghasilkan reduksi dari
pertumbuhan tetapi jika dipotong dan kemudian pertumbuhan tetap berlanjut
berganti pada tempat lainnya (Soding, 1925).
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
12/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 12
Gambar : PercobaanWent
Pada tahun 1926, seorang mahasiwa pascasarjana dari Belanda yang bernama
Fritz Went mempublikasikan laporannya yang mendiskripsikan bagaimana dia
mengisolasi substansi pertumbuhan tanaman melalui cara menempatkan agar blok
dibawah ujung koleoptil selama waktu tertentu kemudian dilepaskan dan
menempatkannya pada batang Avena yang dipotong (Went, 1926). Setelah
penempatan agar tersebut, batang itu memulai pertumbuhan kembali. Pada tahun
1928, Went mengembangkan metode untuk perhitungan substansi pertumbuhan
tanaman. Hasilnya menyatakan bahwa kelengkungan pada batang proposional
dengan jumlah substansi pertumbuhan pada agar (Went, 1928). Uji ini disebut tes
kelengkungan avena.
Gambar : PercobaanWent
http://gedangmatikenekvirus.wordpress.com/2011/09/26/auksin/http://gedangmatikenekvirus.wordpress.com/2011/09/26/auksin/http://gedangmatikenekvirus.wordpress.com/2011/09/26/auksin/http://gedangmatikenekvirus.wordpress.com/2011/09/26/auksin/ -
5/24/2018 makalah praktikum fistum
13/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 13
Sebagian besar pengetahuan tentang auksin saat ini diperoleh dari aplikasi ini.
Pekerjaan Went memberikan pengaruh besar terhadap penelitian tentang substansi
pertumbuhan tanaman. Dia sering sikaitakn dengan istilah auksin tetapi pada
kenyataannya Kogl dan Haagen-smitlah yang pertama memurnikan senyawa
auxientriolic acid (auxin A) dari urin manusia pada tahun 1931 (Kogl dan Haagen-
Smit, 1931). Sealnjutnya Kogl mengisolasi senyawa lainnya dari urin dimana mirip
dengan struktur dan fungsi auksin A, salah satunnya adalah Indole-3 acetic acid
(IAA) yang pada mulanya ditemukan oleh Salkowski pada tahun 1985. Pada tahun
1954, komite ahli fisiologi tanaman merangkai karakter kelompok dari auksin.
Istilah auksin berasal dari bahasa yunani yang berarti to grow. Senyawa yang
dapat diaanggap sebagai auksin jika disintesis oleh tanaman dan substansi dimana
memilki aktivitas.(Anonymous, 2012)
2.4 Transport AuxinFitohormon Auxin adalah pengatur utama pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Banyak aspek dari proses ini tergantung pada beberapa kontrol yang
diberikan oleh auksin pada pembelahan sel dan ekspansi sel. Auxin mempengaruhi
beberapa aspek perkembangan tumbuhan , namun salah satu fungsinya yang paling
penting adalah merangsang perpanjangan sel pada tunas muda yang sedang
berkembang.
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
14/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 14
Transport pada Auxin merupakan transport polar karena arah pergerakannya
searah/ tidak berbalik. Transport ini tidak dipengaruhi oleh gravitasi. Trasnport ini
memerlukan energi. Pompa proton yang digerakkan oleh ATP menciptakan gradient
H+ yang akhirnya menggerakkan auxin. (Kemiosmosis). Menurut hipotesis
pertumbuhan asam, pompa proton yang terletak didalam membran plasma
memainkan peranan dalam respon pertumbuhan sel sel terhadap auksin. Pada daerah
perpanjangan suatu tunas, Auxin merangsang pompa proton, yakni suatu tindakan
menurunkan PH pada dinding sel. Pengasaman dinding ini mengaktifkan enzim
enzim yang memecah ikatan hidrogen yang terdapat di antara mikrofibril selulosa,
sehingga melonggarkan serat dinding sel. Karena dinding menjadi lebih plastis sel
bebas mengambil tambahan air melalui osmosis dan bertambah panjang. Namun
agar bisa tumbuh terus menerus,sel harus membuat banyak sitoplasma dan bahan
dinding sel. Untuk membantu petani modern sekarang telah dibuat Auksin Sintetik
yaitu:
1. Auksin sintetik berupa napthaleneacetic acid (NAA)
2. 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D)
3. MCPA (2-metil-4klorofenoksi asam asetat)
4. Dicamba (2,4,6, trikloro asam benzoat)
5. Pikloren/Tordon (4-amino, 3,5,6-asam trikloropropionat)
2.5 Mekanisme Perpanjangan Sel oleh Hormon AuxinAuksin atau IAA (Indo-leacetic Acid) merupakan hormon endogenous yang
terdapat pada tanaman terbentuk dari triptofan dan terdapat cinci indol. Keunikan
dari IAA adalah cicin tidak jenuh (rangkap dua) dan rantai samping asam. Terbentuk
ruang yang tepat antara cicin dan rantai sampingnya. IAA memiliki peran fisiologis
tumbuhan dalam pemanjangan dan perkembangan sel. Auksin menyebabkan
pembentangan jaringan korteks, floem dan kambium sehingga sel sklerenkim
menjadi rusak memicu akar keluar. Pengaruh auksin pada perkembangan sel-sel
pada daerah maristem menyebabkan sel-sel memanjang.
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
15/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 15
Kemampuan auksin (indole-3-asam asetat) untuk memercepat induksi
perpanjangan sel pertama kali ditunjukkan dalam eksperimen klasik pada coleoptile
rumput dan gandum. Menurut hipotesis pertumbuhan-asam, auksin merangsang
sekresi proton pada akhir pertumbuhan pada sel dengan mengaktifkan (langsung
atau tidak langsung) suatu pompa proton yang terikat pada membran plasma.
Akibatnya, pH dinding sel sekitar daerah membran plasma jatuh dari 7,0, normal
menjadi turun 4,5. PH rendah mengaktifkan kelas protein dinding sel, disebut
expansin yang dapat mengganggu ikatan hidrogen antara mikrofibril selulosa
sehingga menyebabkan struktur lapisan dari dinding sel untuk melonggar. Dengan
kekakuan dinding berkurang, sel dapat memanjang.
Gambar 2: Demonstrasi experimental dimana expansin mengendurkan ikatan
hidrogen
a. Didalam elastometer, sebuah strip kertas dijepit pada kedua ujungnya dandirendam dalam larutan. Salah satu ujung terpasang ke beban, sementara ujung
lainnya dipegang tetap. Suatu agen yang dapat mengendurkan ikatan kovalen atau
hidrogen antara serat selulosa akan menyebabkan strip kertas memanjang
sebanyak x kali. Gerakan penjepit dicatat.
b. Perlakuan strip kertas dengan expansin pada pH 4,5 (merah) mengakibatkanmelemahnya dari molekul selulosa reversibel. Sebaliknya, secara ireversibel
selulase melemahkan kertas dengan memecah ikatan kovalen dalam polimer.
http://gedangmatikenekvirus.wordpress.com/2011/09/28/hormon-tumbuhan-auxin-signal-perluasan-sel/ -
5/24/2018 makalah praktikum fistum
16/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 16
Percobaan kontrol menunjukkan bahwa pelemahan tidak disebabkan oleh larutan
dengan pH 4,5 dan itu tergantung pada keaktifan protein.
Peran utama auksin adalah pemompaan proton pada membran plasma. Pada
daerah perpanjangan sel, auksin meningkatkan pompa proton sehingga dalam
beberapa menit meningkatkan potensial membran dan pH dalam didinding menurun.
Lingkungan yang menjadi asam menyebabkan aktivasi enzim ekspansin yang
melepaskan ikatan hidrogen antara ikatan mikrofibril selulosa dan melonggarkan
struktur dinding sel. Intergritas selulsa murni menjadi lemah akibat pengaruh auksin.
Peningkatan potensial membran mengakibatkan pengambilan ion dari luar sel ke
dalam sehingga terjadi pemasukan air secara osmosis. Pemasukkan air diiringi
dengan plastisitas dinding sel mengakibatkan pemanjangan sel. Auksin menginduksi
ekspresi gen untuk menghasilkan protein-protein baru pada daerah perpanjangan sel
hanya dalam beberpa menit. Bebarapa protein bersifat mendorong atau menghambat
transkripsi ekspresi gen lainnya. Tahap selanjutnya, sel akan membentuk sitoplasma
dan bahan di dinding sel. Auksin juga merespon pada pertumbuhan lainnya.
Mekanisme kerja auksin dalam mempengaruhi pemanjangan sel-sel tanaman
dapat dijelaskan sebagai berikut: auksin menginisiasi pemanjangan sel dengan cara
mempengaruhi pengendoran/pelenturan dinding sel. Auksin memacu protein tertentu
yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel.
Ion H+ ini mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan
silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan
kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis. Setelah pemanjangan
ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material dinding sel dan
sitoplasma.
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
17/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 17
2.6 Pembentukan Akar Lateral oleh Hormon AuxinPeristiwa utama pada awal pembentukkan akar adalah penyusun meristem
apeksnya. Saat biji berkecambah, promeristem di ujung akar embrio membentuk
akar primer. Sementara akar primer tumbuh, meristem apeks memperoleh bentuk
tertentu. Kini dikenal dua macam jenis susunan sel pada meristem apeks akar.
Pada jenis pertama, silinder pembuluh, korteks, dan tudung akar, masing-
masing dapat dirunut asalnya pada lapisan terpisah pada meristem apeks; ketiganya
memiliki sel pemula sendiri-sendiri. Dalam hal ini epidermis berdiferensiasi dari
lapiosan korteks paling luar atau dari lapisan tudung akar paling dalam. Pada jenis
kedua, semua lapisan sel dihasilkan oleh sekelompok sel di titik tumbuh akar. Jadi,
sel di semua daerah akar memilki pemula bersama.
Penelitian fisiologi dan biokimiawi menunjukkan bahwa pada umumnya
pemula yang menyebabkan pola dasar akar akan berhenti membelah pada saat
pertumbuhan akar berlangsung. Aktivitas pertumbuhan digantikan oleh sel yang
terletak lebih dalam. Pengamatan itu menyebabkan adanya konsep pusat diam
(quiescent centre) dalam meristem apeks. Konsep menyatakan bahwa sel paling
distal pada tubuh akar (yang tadinya merupakan pemula dari plerom dan periblem)
tidak sering membelah, tak banyak menunjukkan perbedaan dalam ukuran, serta
sintesis asam nukleat dan protein berjalan lambat. Pemula tudung akar tak termasuk
pusat diam dan berbentuk setengah bulatan atau seperti cakram. Adanya pusat diam
tidak berarti bahwa sel itu selamanya tidak berfungsi lagi. Pada kondisi normal
masih terjadi mitosis. Pada akar yang sengaja dilukai dengan radiasi atau
penyayatan, sel pada pusat diam mampu membelah dan menghasilkan populasi sel
yang sama dengan sebelumnya. Pada beberapa jarak tertentu dari promeristem, sel
membesar dan berkembang menjadi sel terespesialisasi. Hal itu melibatkan masa
pemanjangan sebagian besar sel yang terjadi di belakang pelebaran awal dari ujung
akar. Batas epidermis, korteks, dan silinder pusat tampak dekat di belakang
promeristem. Rambut akar berdiferensiasi dari sel epidermis, dan akar menjadi
dewasa di belakang daerah pemanjangan akar. Korteks bertambah lebar karena
pembelahan periklinal serta pembesaran sel dalam arah radial. Lapisan paling dalam
berdiferensiasi menjadi endodermis. Pada silinder pembuluh, yang paling dahulutampak adalah perisikel. Sel metaxilem membesar dan menghasilkan vakuola
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
18/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 18
besar.a. Kemudian, sel floem yang pertama-tama akan menjadi dewasa. Sesudah itu,
elemen protoxilem di dekat perisikel menjadi dewasa mendahului metaxilem yang
ada di tengah, sehingga pendewasaan xilem primer berarah sentripetal atau eksark.
Akar lateral berkembang pada jarak tertentu di belakang meristem apeks akar.
Pada GymnospermaedanAngiospermae, akar lateral umumnya dibentuk dalam
perisikel. Lokasi (situs) akar lateral terhadap berkas xilem dari akar induknya
berbeda-beda menurut pola jaringan pembuluh induknya. Pada akar diark, akar
lateral tumbuh di tempat antara xilem dan floem. Pada akar triark, tetrarch, dan
seterusnya. Akar lateral muncul di hadapan berkas xilem. Pada akar poliark, akarlateral berkembang di hadapan berkas floem. Pembentukan akar lateral dimulai
dengan pembelahan periklinal yang terjadi pada beberapa sel perisikel. Sel yang
dihasilkan membelah lagi secara periklinal atau antiklinal sehingga terjadi suatu
himpunan sel. Tonjolan yang terjadi adalah bakal akar (primordium akar) lateral.
pada waktu primordium akar bertambah panjang, korteks ditembus sehingga akar
lateral muncul di permukaan akar induk. Di awal perkembangan, sel endodermis di
luarnya membelah secara antiklinal untuk mengikuti perkembangan bakal akar,
namun sesudah beberapa waktu endodermis tidak mengikuti pembesaran akar baru
itu dan rusak. Karena pertumbuhan akar lateral, sel korteks yang dilaluinya akan
terdesak, berubah bentuk, rusak, dan mungkin hancur oleh enzim. Sementara itu,
unsur promeristem akan dibentuk di ujung akar lateral dan biasanya serupa dengan
pola akar induk. Unsur floem dan xilem di akar lateral kemudian akan berhubungan
dengan unsur yang sama pada akar induk.
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
19/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 19
2.7 Pertumbuhan Batang oleh AuxinHormon auksin diproduksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu diangkut
olehjaringan pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh
menjadi tunas bagian akar, batang, dan daun. Pada tunas batang, auksin akan
berkumpul di bawah permukaan batang yang menyebabkan sel-sel jaringan di bawah
permukaan batang tersebut akan tumbuh lebih cepat dari sel-sel jaringan di atas
permukaan batang. Hal ini karena sifat hormon auksin sangat peka terhadap
panas/sinar. Auksin akan rusak dan berubah menjadi suatu zat yang justru akan
menghambat terjadinya pembelahan selsel pada daerah pemanjangan batang,
sehingga pertumbuhan sel-sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lebih
lambat dibandingkan dengan sel-sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena
sinar matahari.
2.8Perbedaan Sensitivitas Akar dan Batang Terhadap IAATeori Cholodny-Went tentang geeotropisme menyatakan adanya distribusi
IAA yang tidak merata antara belahan bawah dan atas batang serta akar
menimbulkan geotropisme positif dan negatif. IAA berakumulasi di belahan bawahakar dan batang yang diletakan horizontal, tetapi akar adalah adalah geotropik
positif, sedang batang geotropik negatif. Bagaimana perbedaan tumbuhan ini dapat
diterangkan?
http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/macam-macam-sistem-jaringan-pada-tumbuhan/http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/macam-macam-sistem-jaringan-pada-tumbuhan/ -
5/24/2018 makalah praktikum fistum
20/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 20
Pada gambar terlihat bahwa bannyaknya IAA yang terdapat dalam berbagai
jaringan dan organ itu berbeda-beda. Jadi mungkin bahwa perbedaan konsentrasi
IAA itu menimbulkan respon fisiologi yang berbeda. Disamping itu terdapat pula
perbedaan kandungan sitokinin, giberelin, dan apsisin dalam tumbuhan. Proposi zat-
zat tumbuh yang berbeda mungkin merupakan penyebab inisiasi respon tubuh yang
berbeda pada akar, batang dan organ-organ lainnya.
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
21/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 21
Thimann menunjukan bahwa akar, tunas ,dan batang, yang dipotong dari
tumbuhan memberikan respon yang berbeda terhadap perlakuan IAA yang beragam.
Terlihat bahwa IAA 10 -10M meendorong perpanjangan akar, tetapi pengaruhnya
hanya sedikit pada tunas dan batang. Tumbuhan akar di hambat oleh IAA 10-10M,
sedang tumbuh tunas distimulasi secara maksimal dan batang sedikit di rangsang.
Konsentrasi IAA yang optimal untuk pemanjangan batang terjadi pada 10 -6M IAA,
suatu konsetrasi yang menghambat tumbuh tunas dan pemanjangan akar. konsetrasi
IAA yang lebih tinggi lagi mengahmbat perpanjaangan batang,tunas,dan akar.
Pada tumbuhan dapat ditemukan konsetrasi-konsentrasi IAA dan yang efektif
sebagai penghambat dan pendorong tumbuh konsetrasi-konsentrasi ini dapat
dipertahankan dengan proses-proses sintesa, perombakan, inaktivasi, dan imobilisasi
IAA. Dengan dasar pertimbangan ini kita dapat beranggapan bahwa respon yang
berbeda terhadap stimulasi geotropi dapat terjadi pada batang dan akar. Konsetrasi
IAA yang normal pada akar yang terletak vertikal adalah sekitar 10-10M. Jika air
diubah dari posisi vertikal, maka transpor IAA lateral terjadi, yang mengangkibatkan
konsentrasi IAA pada belahan bawah akar menjadi sekitar 10-8M, suatu konsetrasi
yang menghambat pemanjangan sel. Pada belahan atas akar konsentrasi IAA dapat
menurun menjadi 1011
M, suatu konsentrasi yang mendorong pemanjangan sel. Sel-sel yang ada dibelahan atas akar lebih besar laju pemanjangannya dari pada sel-sel
yang ada dibelahan bawah, sehingga akar tumbuh kebawah.
IAA adalah sekitar 10-5M. Bila batang diletakan horizontal, transpor IAA
bilateral terjadi,sehingga konsentrasi IAA dibelahan bawah dapat mencapai 10-4M,
untuk konsentrasi yang sangat mendorong pemanjangan sel. Konsentrasi IAA
dibelahan atas batang mungkin menurun menjadi 10-6-10-7M, konsetrasi yang kurang
mendorong pemanjangan sel. Pada keadaan tersebut belahan bawah batang tumbuh
lebih cepat dari pada belahan atas, sehingga batang tumbuh ke atas.
Sudah jelas bahwa respon tumbuh tropik (geotropisme dan fototropisme) tidak
disebabkan hannya oleh IAA saja. Telah terbukti pada beberapa jenis jaringan
tumbuhan, bahwa auxin pada konsetrasi tinggi mendorong sintesa itilen. Tambahan
pula, telah diketahui bahwa itilen menghambatpemanjangan sel dan bahwa
banyaknya etilen yang dibutuhkan untuk menghambat pemanjangan sel adalah pada
jangka konsentrasi yang terbentuk dalam jaringan tumbuhan yang mengandung IAA
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
22/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 22
lebih tinggi dari optimum. Brug dan kawan-kawan mengajukan dugaan bahwa pada
akar tanaman kapri yang mengalami stimulasi geotropik, konsetrasi IAA yang lebih
tinggi pada belahaan bawah akar mendorong sintesa etilen yang cukup untuk
menghambat pemanjangan sel. Akumulasi etilen pada belahan atas akar tidak cukup
tinggi untuk menghambat pemanjangan sel, sehingga belahan atas akar memanjang
lebih cepat daripada belahan bawah, sehingga ujung akar tumbuh kebawah. Pada
batang yang terletak horizontal, akumulasi IAA juga meningkat dalam sel-sel
sebelah bawah, tetapi konsentrasi IAA yang meningkat ini tidak mendorong
pembentukan etilen yang cukup untuk menghambat pemanjangan sel.
IAA dalam sel-sel tersebut mendorong pemanjangan sel, sehingga ujung
batang membengkok ke atas. Belum diketahui mengapa respon jaringan batang dan
akar berbeda dalam hal pengaruh IAA terhadap pembentukan etilen.
-
5/24/2018 makalah praktikum fistum
23/23
Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 23
BAB II
PENUTUP
3.1 KesimpulanAuksin berasal dari bahasa latin dari kata auxein yang artinya tumbuh.
Senyawa yang pada umumnya dianggap auksin jika memiliki karakter kemampuan
dalam menginduksi perpanjangan sel pada batang dan tersusun dari asam
indolasetat(auksin pertama yang diisolasi) dalam aktivitas fisiologisnya.
Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem
apikal (ujung akar dan batang).
F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung koleoptil
kecambah gandum Avena sativa. Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits
Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan
koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya
pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung auksin.
Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA).
Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan tumbuhan di antaranyaadalah Perkembangan buah, Dominansi apikal (pertumbuhan ujung pucuk suatu
tumbuhan yang menghambat perkembangan kuncup lateral di batang sebelah
bawah), Absisi dan Pembentukan akar adventif. Kejadian di dalam alam stimulasi
auxin pada pertumbuhan koleoptil ataupun pucuk suatu tanaman merupakan suatu
hal yang dapat dibuktikan.
3.2 Saran
Makalah ini hanyalah merupakan referensi tambahan, oleh karena itu untuk
lebih memahami materi ini juga perlu untuk membaca buku-buku lain yang
menjelaskan definisi IAA secara terperinci dan lengkap.