Transcript
  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    1/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangMakhluk hidup selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

    Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat

    balik) karena adanya penambahan substansi termasuk di dalamnya ada perubahan

    bentuk yang menyertai penambahan volume tersebut. Sedangkan perkembangan

    adalah proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif yaitu

    makhluk hidup dikatakan dewasa apabila alat perkembangbiakannya telah berfungsi.

    Seperti pada tumbuhan apabila telah berbunga maka tumbuhan itu sudah dikatakan

    dewasa.

    Tumbuhan juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti

    memanjangnya batang, akar dan sebagainya. Pemekaran bunga, pemasakan buah

    adalah salah satu perkembngan yang dialami oleh tumbuhan.Pemekaran bunga dan

    pemasakan buah kalau kita teliti lebih lanjut sangatlah bervariasi sesuai dengan

    lingkungan dan jenis pohon itu sendiri. Kalau kita amati, pada saat musim-musim

    tertentu pertumbuhan bunga sangat pesat dan begitu juga dengan pematanganbuahnya. Sebenarnya apa yang mengatur semua pemekaran bunga, pemanjangan

    atau pertumbuhan tunas-tunas baru pada tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu kita

    harus tahu hal-hal yang menyebabkan semua kejadian yang terjadi pada tumbuhan

    tersebut. Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat memacu

    pertumbuhan, tetapi ada pula yang dapat menghambat pertumbuhan.

    Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) mempunyai peranan penting dalam mengatur

    pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ketika metabolisme menyediakan tenaga

    dan bahan-bahan (building blocks) untuk kehidupan tanaman, maka hormon

    mengatur kecepatan pertumbuhan dari bagian-bagian tanaman, kemudian

    mengintegrasikan bagian-bagian tersebut untuk menghasilkan bentuk yang kita

    kenal sebagai satu individu yaitu tanaman. Selain itu, ZPT berperan dalam

    pengaturan proses reproduksi. Dengan demikian, tanpa zat pengatur tumbuh berarti

    tidak akan ada pertumbuhan.

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    2/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 2

    Auksin merupakan zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan

    bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu

    pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon

    pertumbuhan pada semua jenis tanaman. Nama lain dari hormon ini adalah IAA atau

    asam indol asetat. Letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung

    akar. Hormon Auksin berperan dalam pertubuhan untuk memacu proses

    pemanjangan sel. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tumbuhan.

    Secara terminology, oleh para ahli fisiologi tumbuhan telah diberi batasan-

    batasan tentang zat pengatur tumbuh, hormone dan hara. Zat pengatur tumbuh pada

    tanaman adalah senyawa organic yang bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat

    mendukung menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan.

    1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

    1. Apa pengertian Auksin (IAA)?2. Bagaimana hubungan atara perkecambahan biji dengan IAA?3. Apa saja macam-macam Auksin (IAA) pada tumbuhan?4. Apa fungsi Auksin (IAA) pada tumbuhan?5. Bagaimana cara mengetahui adanya Auksin (IAA) pada tumbuhan?6. Bagaimana transpor dan mekanisme perpanjangan sel oleh Auksin (IAA) pada

    tumbuhan?

    7. Bagaimana pembentukan akar dan batang oleh Auksin (IAA)?8. Apa perbedaan sensitivitas akar dan batang terhadap IAA?

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    3/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 3

    1.3 TujuanAdapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

    1.Untuk mengetahui pengertian Auksin (IAA).

    2. Untuk mengetahui hubungan atara perkecambahan biji dengan IAA?3. Untuk mengetahui macam-macam Auksin (IAA) pada tumbuhan.4. Untuk mengetahui fungsi Auksin (IAA) pada tumbuhan.5. Untuk mengetahui mengetahui adanya Auksin (IAA) pada tumbuhan.6. Untuk mengetahui transpor dan mekanisme perpanjangan sel oleh Auksin (IAA)

    pada tumbuhan.

    7. Untuk mengetahui pembentukan akar dan batang oleh Auksin (IAA).8. Untuk mengetahui perbedaan sensitivitas akar dan batang terhadap IAA

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    4/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1

    Pengertian Umum Auksin

    A. Pengertian AuksinIstilah auksinberasal dari bahasa latin dari kata auxein yang artinya tumbuh.

    Senyawa yang pada umumnya dianggap auksin jika memiliki karakter kemampuan

    dalam menginduksi perpanjangan sel pada batang dan tersusun dari asam

    indolasetat(auksin pertama yang diisolasi) dalam aktivitas fisiologisnya.

    Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristemapikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin

    pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa. Istilah auksin pertama kali

    digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan

    pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi

    akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang

    mengandung auksin. Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam

    indol asetat (IAA). Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang

    dianggap sebagai hormon auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang

    ditemukan pada biji muda jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang

    ditemui pada banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yang ditemukan

    pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil. Auksin berperan dalam

    berbagai macam kegiatan tumbuhan di antaranya adalah Perkembangan buah,

    Dominansi apikal (pertumbuhan ujung pucuk suatu tumbuhan yang menghambat

    perkembangan kuncup lateral di batang sebelah bawah), Absisi dan Pembentukan

    akar adventif. Kejadian di dalam alam stimulasi auxin pada pertumbuhan koleoptil

    ataupun pucuk suatu tanaman merupakan suatu hal yang dapat dibuktikan.

    Auksin merupakan zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan

    bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu

    pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Fungsi dari hormon auksin ini

    dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan

    akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalamproses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    5/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 5

    dalam buah. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon

    giberelin.

    Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka

    pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi

    tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat

    karena kerja auksin tidak dihambat.sehingga hal ini akan menyebabkan ujung

    tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan

    fototropisme.Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau

    sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga

    kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan

    ditempat yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan ditempat

    yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya

    sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena

    kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman

    yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat

    dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur

    batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena

    kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    6/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 6

    Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga

    memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa

    ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan

    beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel

    tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.

    Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak

    proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa

    protein (Darnell, dkk., 1990).Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang

    aktif (yaitu tunas , daun muda dan buah) (Gardner, dkk., 1991). Kemudian auxin

    menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari

    atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floom)

    atau jaringan parenkim (Rismunandar, 1988). Auksin dibiosintesis dari asam amino

    prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami

    mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN =

    Indolaseto nitril,TpyA = Asam Indolpiruvat dan IAAld = Indolasetatdehid. Proses

    biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).

    Struktur Kimia auksin

    B. Macam-macam AuksinAuksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari

    bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA =

    Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka

    terbuka jalan untuk menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D

    (asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 - Diklorofenolsiasetat), NAA (asam 3, 6 -

    Dikloro - O - anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5

    diklorobenzoat) dan Pikloram/Tordon (asam 4 amino 3, 5, 6 trikloro

    pikonat). Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan komersil di bidang

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    7/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 7

    pertanian, dimana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan memperlihatkan respon

    terhadap auksin, yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada konsentrasi yang

    optimal dan penurunan pertumbuhan terjadi pada konstrasi yang terlalu rendah atau

    terlalu tinggi. Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis

    kembali material dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu pemanjangan sel,

    hormon Auksin yg dikombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan

    jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh

    sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang.(Anonymous, 2012).

    C. Fungsi AuksinBerikut ini merupakan beberapa respon auksin yang diketahui :

    1. Menstimulasi pemanjangan sel2. Menstimulasi pembelahan sel pada kambium dan kombinasi dengan sitokinin

    pada jaringan

    3. Menstimulasi deferensiasi floem dan xylem

    4. Menstimulasi inisiasi akar pada pemotongan batang dan perkembangan akarlateral pada kultur jaringan

    5. Auksin yang disuplai dari tunas apikal menekan pertumbuhan tunas lateral6. Menunda penguguran daun7. Dapat menghambat atau mempromosi pengguguran (melalui stimulasi etilen)

    daun dan buah

    8. Dapat menginduksi pengaturan perbuahan dan pertumbuhan pada beberapatanaman

    9. Melibatkan pergerakkan asimilasi auksin akibat pengaruh transport floem10. Menunda kematangan buah11. Memicu perbungggaan pada Bromeliad

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    8/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 8

    12. Menstimulasi pertumbuhan pada bagian bunga13. Memicu pengurangan sifat betina pada bunga deoecidous

    14. Menstimulasi produksi etilen pada konsentrasi tinggi2.2Hubungan antara Perkecambahan Biji dengan IAA

    Ada beberapa pendapat mengenai perkecambahan pada tumbuhan. Pada

    umumnya perkecambahan dapat diartikan sebagai proses munculnya plantula

    (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan

    perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian

    plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi akar.Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan

    embrio dari benih yang sudah matang (Taiz and Zeiger, 1998).

    Menurut Elisa (2006), benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor

    pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan benih

    dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Perkecambahan

    adalah proses pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embryonic axis di dalam

    biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit. Selama proses pertumbuhan

    dan pemasakan biji, embryonic axis juga tumbuh. Secara visual dan morfologis,

    suatu biji yang berkecambah umumnya ditandai dengan terlihatnya radikel atau

    plumula yang menonjol keluar dari biji. Proses perkecambahan benih merupakan

    suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan

    biokimia (Fitra, 2012).

    Perkecambahan biji sebenarnya bukanlah suatu awal dari kehidupan tanaman

    karena pada dasarnya di dalam biji ada embryo yang merupakan satu miniatur

    tanaman yang lengkap dengan akar dan tunas embrioniknya, yang sedang berada

    pada fase istirahat. Perkecambahan adalah pengulangan kembali pertumbuhan janin,

    yang ditandai dengan keluar atau munculnya radikula dan plumula dari biji. Biji

    dari sejumlah spesies tanaman ada yang segera berkecambah ketika berada pada

    lingkungan yang memenuhi syarat untuk berlangsungnya perkecambahan, tetapi ada

    pula yang tidak dapat segera berkecambah karena mengalami dormansi. Biji-biji

    dorman ini akan dapat berkecambah ketika dormansinya terpatahkan (Campbell,

    1997).

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    9/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 9

    Gardner, Pearce and Mitchel (1985) menyatakan bahwa perkecambahan

    meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis yaitu: (1) imbibisi dan

    absorpsi, (2) hidrasi jaringan, (3) absorpsi oksigen, (4) pengaktifan enzim dan

    pencernaan, (5) transport molekul yang terhidrolisis ke sumbu embryo, (6)

    peningkatan respirasi dan asimilasi, (7) inisiasi pembelahan dan pembesaran sel, dan

    (8) munculnya embrio. Ontogeni perkecambahan mengikuti dua fase metabolik

    yang berbeda: (1) hidrolisis secara enzimatis cadangan makanan yang disimpan, dan

    (2) sintesis jaringan baru dari senyawa yang dihidrolisis (yaitu dari gula, asam

    amino, asam lemak, dan mineral yang dibebaskan). Fitohormom memulai dan

    memperantarai proses perkecambahan yang penting. Aktivitas hormon pada

    perkecambahan secara umum adalah:

    1. Giberellin menggiatkan enzim hidrolitik dalam pencernaan cadangan makanan

    di biji.

    2. Sitokinin merangsang pembelahan sel, menghasilkan munculnya akar lembaga

    dan pucuk lembaga.

    3. Auxin meningkatkan pertumbuhan karena memicu pembesaran koleorhiza

    (pada sereal), akar lembaga dan pucuk lembaga serta aktivasi geotropi (yaitu

    orientasi yang benar pada pertumbuhan akar dan pucuk, terlepas dari orientasi

    biji).

    Biji pada umumnya mengandung Asam Giberellin (GA) dalam kadar yang

    tinggi terutama di embrio. Setelah imbibisi air berlangsung, terjadi pelepasan GA

    dan ini memberi signal bagi biji untuk mematahkan dormansinya dan berkecambah.

    GA juga menunjang pertumbuhan kecambah tanaman sereal dengan cara

    menstimulasi sintesis dari enzim pencerna cadangan makanan seperti -amilase yang

    berfungsi memobilisasi cadangan makanan. Bahkan sebelum enzim ini muncul, GA

    telah menstimulasi sintesis dari mRNA yang mengkode terbentuknya -amilase

    (Salisbury and Ross, 1992).

    Ekstrak alami seringkali sebagai sumber zat tumbuh untuk mikroorganisme

    seperti bakteri dan jamur. Zat tumbuh tersebut dapat berupa zat pendorong dan zat

    penghambat pertumbuhan. Ekstrak alami yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

    dan perkembangan tanaman yang sudah dikenal adalah sari buah tomat dan air

    kelapa. Air kelapa sering digunakan sebagai sumber energi dalam kultur steril

    menggunakan media agar. Sedangkan sari buah tomat seringkali menjadi

    penghambat perkecambahan biji dan pertumbuhan dibandingkan air kelapa. Pada

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    10/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 10

    kadar 5% sari buah tomat sudah menunjukkan sifat menghambat sedangkan air

    kelapa hingga kadar 59% belum menunjukkan sifat menghambat. Konsentrasi

    ekstrak alami yang sering digunakan berkisar antara 10-15% (Abidin, 1985).

    Perkecambahan benih sangat ditentukan oleh viabilitas (daya hidup) benih

    yang dapat diukur dengan menentukan daya kecambah dan kecepatan berkecambah

    benih. Gaya kecambah (G) adalah jumlah biji yang berkecambah dari sejumlah biji

    yang diuji selama waktu perkecambahan dan dihitung dalam persen (Hamidin,

    1983).

    Gaya kecambah dan koefisien berkercambah dapat digunakan untuk

    menentukan kebutuhan benih per satuan luas lahan dan kualitas benih. Benih yang

    baik,biasanya mempunyai kecambah 90% atau lebih (Hamidan, 1983).

    2.3Eksperimen Tentang Hormon AuksinAuksin merupakan hormon tanaman yang pertama kali ditemukan. Charles

    Darwin merupakan diantara ilmuwan pertama yang meneliti tentang hormon

    tanaman. Pada bukunya Kekuatan gerak tanaman yang ditampilkan pada tahun

    1880. Dia merupakan orang yang pertama mendiskripsikan pengaruh cahaya pada

    pergerakan koleoptil rumput kanari (Phalaris canariesnsis). Koleoptil daun

    terspesialisasi yang berasal dari nodus pertama dimana merupakan pembungkus

    epikotil tanaman pada tahap perkecambahan untuk proteksi sampai muncul dari

    tanah. Ketika cahaya diarahkan pada koleoptil, maka akan membungkuk sesuai

    dengan arah datangnya cahaya. Ketika ujung koleoptil ditutupi dengan alumunium

    foil, maka tidak akan terjadi pembungkukan menuju arah cahaya.

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    11/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 11

    Namun, jika ujung koleoptil dibiarkan terbuka tetapi sebagian tepat dibawah

    ujung tetap tertutup, maka paparan dari cahaya menghasilkan kelengkungan tanaman

    menuju cahaya. Eksperimen Darwin ini membuktikan bahwa ujung koleoptil

    terdapat jaringan yang bertanggung jawab untuk menerima cahaya dan

    memproduksi beberapa signal dimana akan dikirimkan pada bagian bawahnya

    koleoptil dimana respon fisiologis pembungkukan terjadi. Dia kemudian memotong

    ujung dari koleoptil dan menyinari sisa koleoptil dengan cahaya untuk melihat

    terjadinya proses pelengkungan. Kelengkungan tanaman tidak terjadi sehingga

    melaporkan hasil dari eksperimen pertama Darwin ini (Darwin, 1880).

    Pada tahun 1885, Salkowski menemukan Indole-3-acetic acid (IAA) pada

    media fermentasi (Salkowski, 1885). Isolasi produk serupa dari jaringan tanaman

    tidak dapat ditemukan pada jaringan tanamn hampir selama 50 tahun. IAA

    merupakan auksin utama yang terlibat dalam banyak proses fisiologis pada tanaman

    (Arteca, 1996). Pada tahun 1907, kajian Fitting tentang pengaruh sayatan pada sisi

    terkena cahaya dan tidak terkena cahaya pada tanaman. Hasilnya telah membantu

    dalam memahami jika proses translokasi signal benar-benar terjadi pada sisi khusus

    tanaman tetapi hasil ini kurang menyakinkan karena signal ini mampu melintasi atau

    menghilang dari sekitar sayatan ( Fitting, 1907). Pada tahun 1913, Boysen-jensen

    memodifikasi eksperimen Fitting melalui penyisipan potongan mika untuk memblok

    jalannya signal dan menujukan bahwa transport auksin menuju dasar telah terjadi

    pada sisi gelap tanaman berkebalikan dengan dengan sisi yang terekspos cahaya

    searah (Boysen-Jensen, 1913). Pada tahun 1918, Paal menegaskan hasil Boysen-

    Jansen melalui pemotongan ujung koleoptil pada kondisi gelap, menyinari hanya

    bagian ujung dengan cahaya, menggantikan ujung koleoptil pada tanaman tetapi

    bagian pangkal dipusatkan ke salah satu sisi atau lainnya. Hasilnya menunjukkan,bagian mana saja pada koleoptil yang terpapar cahaya, kelengkungan terjadi menuju

    pada sisi lainnya (Paal, 1918). Soding merupakan ilmuwan berikutnya yang

    memusatkan perhatian terhadap penelitian auksin berdasarkan ide dari Paal. Dia

    menunjukan jika ujung dari koleoptil dipotong akan menghasilkan reduksi dari

    pertumbuhan tetapi jika dipotong dan kemudian pertumbuhan tetap berlanjut

    berganti pada tempat lainnya (Soding, 1925).

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    12/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 12

    Gambar : PercobaanWent

    Pada tahun 1926, seorang mahasiwa pascasarjana dari Belanda yang bernama

    Fritz Went mempublikasikan laporannya yang mendiskripsikan bagaimana dia

    mengisolasi substansi pertumbuhan tanaman melalui cara menempatkan agar blok

    dibawah ujung koleoptil selama waktu tertentu kemudian dilepaskan dan

    menempatkannya pada batang Avena yang dipotong (Went, 1926). Setelah

    penempatan agar tersebut, batang itu memulai pertumbuhan kembali. Pada tahun

    1928, Went mengembangkan metode untuk perhitungan substansi pertumbuhan

    tanaman. Hasilnya menyatakan bahwa kelengkungan pada batang proposional

    dengan jumlah substansi pertumbuhan pada agar (Went, 1928). Uji ini disebut tes

    kelengkungan avena.

    Gambar : PercobaanWent

    http://gedangmatikenekvirus.wordpress.com/2011/09/26/auksin/http://gedangmatikenekvirus.wordpress.com/2011/09/26/auksin/http://gedangmatikenekvirus.wordpress.com/2011/09/26/auksin/http://gedangmatikenekvirus.wordpress.com/2011/09/26/auksin/
  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    13/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 13

    Sebagian besar pengetahuan tentang auksin saat ini diperoleh dari aplikasi ini.

    Pekerjaan Went memberikan pengaruh besar terhadap penelitian tentang substansi

    pertumbuhan tanaman. Dia sering sikaitakn dengan istilah auksin tetapi pada

    kenyataannya Kogl dan Haagen-smitlah yang pertama memurnikan senyawa

    auxientriolic acid (auxin A) dari urin manusia pada tahun 1931 (Kogl dan Haagen-

    Smit, 1931). Sealnjutnya Kogl mengisolasi senyawa lainnya dari urin dimana mirip

    dengan struktur dan fungsi auksin A, salah satunnya adalah Indole-3 acetic acid

    (IAA) yang pada mulanya ditemukan oleh Salkowski pada tahun 1985. Pada tahun

    1954, komite ahli fisiologi tanaman merangkai karakter kelompok dari auksin.

    Istilah auksin berasal dari bahasa yunani yang berarti to grow. Senyawa yang

    dapat diaanggap sebagai auksin jika disintesis oleh tanaman dan substansi dimana

    memilki aktivitas.(Anonymous, 2012)

    2.4 Transport AuxinFitohormon Auxin adalah pengatur utama pertumbuhan dan perkembangan

    tanaman. Banyak aspek dari proses ini tergantung pada beberapa kontrol yang

    diberikan oleh auksin pada pembelahan sel dan ekspansi sel. Auxin mempengaruhi

    beberapa aspek perkembangan tumbuhan , namun salah satu fungsinya yang paling

    penting adalah merangsang perpanjangan sel pada tunas muda yang sedang

    berkembang.

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    14/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 14

    Transport pada Auxin merupakan transport polar karena arah pergerakannya

    searah/ tidak berbalik. Transport ini tidak dipengaruhi oleh gravitasi. Trasnport ini

    memerlukan energi. Pompa proton yang digerakkan oleh ATP menciptakan gradient

    H+ yang akhirnya menggerakkan auxin. (Kemiosmosis). Menurut hipotesis

    pertumbuhan asam, pompa proton yang terletak didalam membran plasma

    memainkan peranan dalam respon pertumbuhan sel sel terhadap auksin. Pada daerah

    perpanjangan suatu tunas, Auxin merangsang pompa proton, yakni suatu tindakan

    menurunkan PH pada dinding sel. Pengasaman dinding ini mengaktifkan enzim

    enzim yang memecah ikatan hidrogen yang terdapat di antara mikrofibril selulosa,

    sehingga melonggarkan serat dinding sel. Karena dinding menjadi lebih plastis sel

    bebas mengambil tambahan air melalui osmosis dan bertambah panjang. Namun

    agar bisa tumbuh terus menerus,sel harus membuat banyak sitoplasma dan bahan

    dinding sel. Untuk membantu petani modern sekarang telah dibuat Auksin Sintetik

    yaitu:

    1. Auksin sintetik berupa napthaleneacetic acid (NAA)

    2. 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D)

    3. MCPA (2-metil-4klorofenoksi asam asetat)

    4. Dicamba (2,4,6, trikloro asam benzoat)

    5. Pikloren/Tordon (4-amino, 3,5,6-asam trikloropropionat)

    2.5 Mekanisme Perpanjangan Sel oleh Hormon AuxinAuksin atau IAA (Indo-leacetic Acid) merupakan hormon endogenous yang

    terdapat pada tanaman terbentuk dari triptofan dan terdapat cinci indol. Keunikan

    dari IAA adalah cicin tidak jenuh (rangkap dua) dan rantai samping asam. Terbentuk

    ruang yang tepat antara cicin dan rantai sampingnya. IAA memiliki peran fisiologis

    tumbuhan dalam pemanjangan dan perkembangan sel. Auksin menyebabkan

    pembentangan jaringan korteks, floem dan kambium sehingga sel sklerenkim

    menjadi rusak memicu akar keluar. Pengaruh auksin pada perkembangan sel-sel

    pada daerah maristem menyebabkan sel-sel memanjang.

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    15/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 15

    Kemampuan auksin (indole-3-asam asetat) untuk memercepat induksi

    perpanjangan sel pertama kali ditunjukkan dalam eksperimen klasik pada coleoptile

    rumput dan gandum. Menurut hipotesis pertumbuhan-asam, auksin merangsang

    sekresi proton pada akhir pertumbuhan pada sel dengan mengaktifkan (langsung

    atau tidak langsung) suatu pompa proton yang terikat pada membran plasma.

    Akibatnya, pH dinding sel sekitar daerah membran plasma jatuh dari 7,0, normal

    menjadi turun 4,5. PH rendah mengaktifkan kelas protein dinding sel, disebut

    expansin yang dapat mengganggu ikatan hidrogen antara mikrofibril selulosa

    sehingga menyebabkan struktur lapisan dari dinding sel untuk melonggar. Dengan

    kekakuan dinding berkurang, sel dapat memanjang.

    Gambar 2: Demonstrasi experimental dimana expansin mengendurkan ikatan

    hidrogen

    a. Didalam elastometer, sebuah strip kertas dijepit pada kedua ujungnya dandirendam dalam larutan. Salah satu ujung terpasang ke beban, sementara ujung

    lainnya dipegang tetap. Suatu agen yang dapat mengendurkan ikatan kovalen atau

    hidrogen antara serat selulosa akan menyebabkan strip kertas memanjang

    sebanyak x kali. Gerakan penjepit dicatat.

    b. Perlakuan strip kertas dengan expansin pada pH 4,5 (merah) mengakibatkanmelemahnya dari molekul selulosa reversibel. Sebaliknya, secara ireversibel

    selulase melemahkan kertas dengan memecah ikatan kovalen dalam polimer.

    http://gedangmatikenekvirus.wordpress.com/2011/09/28/hormon-tumbuhan-auxin-signal-perluasan-sel/
  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    16/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 16

    Percobaan kontrol menunjukkan bahwa pelemahan tidak disebabkan oleh larutan

    dengan pH 4,5 dan itu tergantung pada keaktifan protein.

    Peran utama auksin adalah pemompaan proton pada membran plasma. Pada

    daerah perpanjangan sel, auksin meningkatkan pompa proton sehingga dalam

    beberapa menit meningkatkan potensial membran dan pH dalam didinding menurun.

    Lingkungan yang menjadi asam menyebabkan aktivasi enzim ekspansin yang

    melepaskan ikatan hidrogen antara ikatan mikrofibril selulosa dan melonggarkan

    struktur dinding sel. Intergritas selulsa murni menjadi lemah akibat pengaruh auksin.

    Peningkatan potensial membran mengakibatkan pengambilan ion dari luar sel ke

    dalam sehingga terjadi pemasukan air secara osmosis. Pemasukkan air diiringi

    dengan plastisitas dinding sel mengakibatkan pemanjangan sel. Auksin menginduksi

    ekspresi gen untuk menghasilkan protein-protein baru pada daerah perpanjangan sel

    hanya dalam beberpa menit. Bebarapa protein bersifat mendorong atau menghambat

    transkripsi ekspresi gen lainnya. Tahap selanjutnya, sel akan membentuk sitoplasma

    dan bahan di dinding sel. Auksin juga merespon pada pertumbuhan lainnya.

    Mekanisme kerja auksin dalam mempengaruhi pemanjangan sel-sel tanaman

    dapat dijelaskan sebagai berikut: auksin menginisiasi pemanjangan sel dengan cara

    mempengaruhi pengendoran/pelenturan dinding sel. Auksin memacu protein tertentu

    yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel.

    Ion H+ ini mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan

    silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan

    kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis. Setelah pemanjangan

    ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material dinding sel dan

    sitoplasma.

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    17/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 17

    2.6 Pembentukan Akar Lateral oleh Hormon AuxinPeristiwa utama pada awal pembentukkan akar adalah penyusun meristem

    apeksnya. Saat biji berkecambah, promeristem di ujung akar embrio membentuk

    akar primer. Sementara akar primer tumbuh, meristem apeks memperoleh bentuk

    tertentu. Kini dikenal dua macam jenis susunan sel pada meristem apeks akar.

    Pada jenis pertama, silinder pembuluh, korteks, dan tudung akar, masing-

    masing dapat dirunut asalnya pada lapisan terpisah pada meristem apeks; ketiganya

    memiliki sel pemula sendiri-sendiri. Dalam hal ini epidermis berdiferensiasi dari

    lapiosan korteks paling luar atau dari lapisan tudung akar paling dalam. Pada jenis

    kedua, semua lapisan sel dihasilkan oleh sekelompok sel di titik tumbuh akar. Jadi,

    sel di semua daerah akar memilki pemula bersama.

    Penelitian fisiologi dan biokimiawi menunjukkan bahwa pada umumnya

    pemula yang menyebabkan pola dasar akar akan berhenti membelah pada saat

    pertumbuhan akar berlangsung. Aktivitas pertumbuhan digantikan oleh sel yang

    terletak lebih dalam. Pengamatan itu menyebabkan adanya konsep pusat diam

    (quiescent centre) dalam meristem apeks. Konsep menyatakan bahwa sel paling

    distal pada tubuh akar (yang tadinya merupakan pemula dari plerom dan periblem)

    tidak sering membelah, tak banyak menunjukkan perbedaan dalam ukuran, serta

    sintesis asam nukleat dan protein berjalan lambat. Pemula tudung akar tak termasuk

    pusat diam dan berbentuk setengah bulatan atau seperti cakram. Adanya pusat diam

    tidak berarti bahwa sel itu selamanya tidak berfungsi lagi. Pada kondisi normal

    masih terjadi mitosis. Pada akar yang sengaja dilukai dengan radiasi atau

    penyayatan, sel pada pusat diam mampu membelah dan menghasilkan populasi sel

    yang sama dengan sebelumnya. Pada beberapa jarak tertentu dari promeristem, sel

    membesar dan berkembang menjadi sel terespesialisasi. Hal itu melibatkan masa

    pemanjangan sebagian besar sel yang terjadi di belakang pelebaran awal dari ujung

    akar. Batas epidermis, korteks, dan silinder pusat tampak dekat di belakang

    promeristem. Rambut akar berdiferensiasi dari sel epidermis, dan akar menjadi

    dewasa di belakang daerah pemanjangan akar. Korteks bertambah lebar karena

    pembelahan periklinal serta pembesaran sel dalam arah radial. Lapisan paling dalam

    berdiferensiasi menjadi endodermis. Pada silinder pembuluh, yang paling dahulutampak adalah perisikel. Sel metaxilem membesar dan menghasilkan vakuola

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    18/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 18

    besar.a. Kemudian, sel floem yang pertama-tama akan menjadi dewasa. Sesudah itu,

    elemen protoxilem di dekat perisikel menjadi dewasa mendahului metaxilem yang

    ada di tengah, sehingga pendewasaan xilem primer berarah sentripetal atau eksark.

    Akar lateral berkembang pada jarak tertentu di belakang meristem apeks akar.

    Pada GymnospermaedanAngiospermae, akar lateral umumnya dibentuk dalam

    perisikel. Lokasi (situs) akar lateral terhadap berkas xilem dari akar induknya

    berbeda-beda menurut pola jaringan pembuluh induknya. Pada akar diark, akar

    lateral tumbuh di tempat antara xilem dan floem. Pada akar triark, tetrarch, dan

    seterusnya. Akar lateral muncul di hadapan berkas xilem. Pada akar poliark, akarlateral berkembang di hadapan berkas floem. Pembentukan akar lateral dimulai

    dengan pembelahan periklinal yang terjadi pada beberapa sel perisikel. Sel yang

    dihasilkan membelah lagi secara periklinal atau antiklinal sehingga terjadi suatu

    himpunan sel. Tonjolan yang terjadi adalah bakal akar (primordium akar) lateral.

    pada waktu primordium akar bertambah panjang, korteks ditembus sehingga akar

    lateral muncul di permukaan akar induk. Di awal perkembangan, sel endodermis di

    luarnya membelah secara antiklinal untuk mengikuti perkembangan bakal akar,

    namun sesudah beberapa waktu endodermis tidak mengikuti pembesaran akar baru

    itu dan rusak. Karena pertumbuhan akar lateral, sel korteks yang dilaluinya akan

    terdesak, berubah bentuk, rusak, dan mungkin hancur oleh enzim. Sementara itu,

    unsur promeristem akan dibentuk di ujung akar lateral dan biasanya serupa dengan

    pola akar induk. Unsur floem dan xilem di akar lateral kemudian akan berhubungan

    dengan unsur yang sama pada akar induk.

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    19/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 19

    2.7 Pertumbuhan Batang oleh AuxinHormon auksin diproduksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu diangkut

    olehjaringan pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh

    menjadi tunas bagian akar, batang, dan daun. Pada tunas batang, auksin akan

    berkumpul di bawah permukaan batang yang menyebabkan sel-sel jaringan di bawah

    permukaan batang tersebut akan tumbuh lebih cepat dari sel-sel jaringan di atas

    permukaan batang. Hal ini karena sifat hormon auksin sangat peka terhadap

    panas/sinar. Auksin akan rusak dan berubah menjadi suatu zat yang justru akan

    menghambat terjadinya pembelahan selsel pada daerah pemanjangan batang,

    sehingga pertumbuhan sel-sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lebih

    lambat dibandingkan dengan sel-sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena

    sinar matahari.

    2.8Perbedaan Sensitivitas Akar dan Batang Terhadap IAATeori Cholodny-Went tentang geeotropisme menyatakan adanya distribusi

    IAA yang tidak merata antara belahan bawah dan atas batang serta akar

    menimbulkan geotropisme positif dan negatif. IAA berakumulasi di belahan bawahakar dan batang yang diletakan horizontal, tetapi akar adalah adalah geotropik

    positif, sedang batang geotropik negatif. Bagaimana perbedaan tumbuhan ini dapat

    diterangkan?

    http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/macam-macam-sistem-jaringan-pada-tumbuhan/http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/macam-macam-sistem-jaringan-pada-tumbuhan/
  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    20/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 20

    Pada gambar terlihat bahwa bannyaknya IAA yang terdapat dalam berbagai

    jaringan dan organ itu berbeda-beda. Jadi mungkin bahwa perbedaan konsentrasi

    IAA itu menimbulkan respon fisiologi yang berbeda. Disamping itu terdapat pula

    perbedaan kandungan sitokinin, giberelin, dan apsisin dalam tumbuhan. Proposi zat-

    zat tumbuh yang berbeda mungkin merupakan penyebab inisiasi respon tubuh yang

    berbeda pada akar, batang dan organ-organ lainnya.

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    21/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 21

    Thimann menunjukan bahwa akar, tunas ,dan batang, yang dipotong dari

    tumbuhan memberikan respon yang berbeda terhadap perlakuan IAA yang beragam.

    Terlihat bahwa IAA 10 -10M meendorong perpanjangan akar, tetapi pengaruhnya

    hanya sedikit pada tunas dan batang. Tumbuhan akar di hambat oleh IAA 10-10M,

    sedang tumbuh tunas distimulasi secara maksimal dan batang sedikit di rangsang.

    Konsentrasi IAA yang optimal untuk pemanjangan batang terjadi pada 10 -6M IAA,

    suatu konsetrasi yang menghambat tumbuh tunas dan pemanjangan akar. konsetrasi

    IAA yang lebih tinggi lagi mengahmbat perpanjaangan batang,tunas,dan akar.

    Pada tumbuhan dapat ditemukan konsetrasi-konsentrasi IAA dan yang efektif

    sebagai penghambat dan pendorong tumbuh konsetrasi-konsentrasi ini dapat

    dipertahankan dengan proses-proses sintesa, perombakan, inaktivasi, dan imobilisasi

    IAA. Dengan dasar pertimbangan ini kita dapat beranggapan bahwa respon yang

    berbeda terhadap stimulasi geotropi dapat terjadi pada batang dan akar. Konsetrasi

    IAA yang normal pada akar yang terletak vertikal adalah sekitar 10-10M. Jika air

    diubah dari posisi vertikal, maka transpor IAA lateral terjadi, yang mengangkibatkan

    konsentrasi IAA pada belahan bawah akar menjadi sekitar 10-8M, suatu konsetrasi

    yang menghambat pemanjangan sel. Pada belahan atas akar konsentrasi IAA dapat

    menurun menjadi 1011

    M, suatu konsentrasi yang mendorong pemanjangan sel. Sel-sel yang ada dibelahan atas akar lebih besar laju pemanjangannya dari pada sel-sel

    yang ada dibelahan bawah, sehingga akar tumbuh kebawah.

    IAA adalah sekitar 10-5M. Bila batang diletakan horizontal, transpor IAA

    bilateral terjadi,sehingga konsentrasi IAA dibelahan bawah dapat mencapai 10-4M,

    untuk konsentrasi yang sangat mendorong pemanjangan sel. Konsentrasi IAA

    dibelahan atas batang mungkin menurun menjadi 10-6-10-7M, konsetrasi yang kurang

    mendorong pemanjangan sel. Pada keadaan tersebut belahan bawah batang tumbuh

    lebih cepat dari pada belahan atas, sehingga batang tumbuh ke atas.

    Sudah jelas bahwa respon tumbuh tropik (geotropisme dan fototropisme) tidak

    disebabkan hannya oleh IAA saja. Telah terbukti pada beberapa jenis jaringan

    tumbuhan, bahwa auxin pada konsetrasi tinggi mendorong sintesa itilen. Tambahan

    pula, telah diketahui bahwa itilen menghambatpemanjangan sel dan bahwa

    banyaknya etilen yang dibutuhkan untuk menghambat pemanjangan sel adalah pada

    jangka konsentrasi yang terbentuk dalam jaringan tumbuhan yang mengandung IAA

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    22/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 22

    lebih tinggi dari optimum. Brug dan kawan-kawan mengajukan dugaan bahwa pada

    akar tanaman kapri yang mengalami stimulasi geotropik, konsetrasi IAA yang lebih

    tinggi pada belahaan bawah akar mendorong sintesa etilen yang cukup untuk

    menghambat pemanjangan sel. Akumulasi etilen pada belahan atas akar tidak cukup

    tinggi untuk menghambat pemanjangan sel, sehingga belahan atas akar memanjang

    lebih cepat daripada belahan bawah, sehingga ujung akar tumbuh kebawah. Pada

    batang yang terletak horizontal, akumulasi IAA juga meningkat dalam sel-sel

    sebelah bawah, tetapi konsentrasi IAA yang meningkat ini tidak mendorong

    pembentukan etilen yang cukup untuk menghambat pemanjangan sel.

    IAA dalam sel-sel tersebut mendorong pemanjangan sel, sehingga ujung

    batang membengkok ke atas. Belum diketahui mengapa respon jaringan batang dan

    akar berbeda dalam hal pengaruh IAA terhadap pembentukan etilen.

  • 5/24/2018 makalah praktikum fistum

    23/23

    Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

    Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA terhadap Perkecambahan Biji Page 23

    BAB II

    PENUTUP

    3.1 KesimpulanAuksin berasal dari bahasa latin dari kata auxein yang artinya tumbuh.

    Senyawa yang pada umumnya dianggap auksin jika memiliki karakter kemampuan

    dalam menginduksi perpanjangan sel pada batang dan tersusun dari asam

    indolasetat(auksin pertama yang diisolasi) dalam aktivitas fisiologisnya.

    Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem

    apikal (ujung akar dan batang).

    F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung koleoptil

    kecambah gandum Avena sativa. Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits

    Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan

    koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya

    pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung auksin.

    Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA).

    Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan tumbuhan di antaranyaadalah Perkembangan buah, Dominansi apikal (pertumbuhan ujung pucuk suatu

    tumbuhan yang menghambat perkembangan kuncup lateral di batang sebelah

    bawah), Absisi dan Pembentukan akar adventif. Kejadian di dalam alam stimulasi

    auxin pada pertumbuhan koleoptil ataupun pucuk suatu tanaman merupakan suatu

    hal yang dapat dibuktikan.

    3.2 Saran

    Makalah ini hanyalah merupakan referensi tambahan, oleh karena itu untuk

    lebih memahami materi ini juga perlu untuk membaca buku-buku lain yang

    menjelaskan definisi IAA secara terperinci dan lengkap.


Top Related