Download - Lp Otitis Eksterna

Transcript
Page 1: Lp Otitis Eksterna

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

OTITIS EKSTERNA

A. Definisi

Otitis eksterna adalah radang merata kulit liang telinga yang

disebabkan oleh kuman maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas

yaitu rasa tidak enak diliang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan

kecenderungan untuk kekambuhan.

Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga. Infeksi ini tap

menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada

daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut

sebagai telinga perenang (swimmer’s ear).

Otitis Eksterna adalah radang telinga eksterna. (Kamus saku

Kedokteran DORLAND. 2002) Otitis eksterna adalah radang telinga akut

maupun kronik yang disebabkan bakteri. Sering kali timbul dengan penyebab

lain seperti jamur, alergi, atau virus. (Kapita Selekta Kedokteran, 2003).

B. Etiologi

Etiologi otitis eksterna dibagi menjadi:

1. Otitis Eksterna Sirkumskripta

Etiologi: Staphylococus aureus, taphylococcus albus.

2. Otitis Eeksterna Difus

Etiologi: Pseudomonas, Staphylococus Albus, Eschericia coli dan

Enterobacter Aerogenes. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder

pada otitis media supuratif kronis.

3. Otomikosis

Etiologi: Jamur Aspergillus, Candida Albican

4. Otitis Eksterna Maligna

Etiologi: Pseudomonas

Page 2: Lp Otitis Eksterna

Faktor Predisposisi

1. Faktor Eksogen

a. Udara yang hangat dan lembab

b. Ph liang telinga

c. Trauma ringan

d. Berenang.

e. Alergi

f. Benda asing dalam telinga. (Kapita Selekta Kedokteran, 2001)

2. Faktor Endogen

a. Diabetes Melitus

b. Irigasi Telinga

3. Imunodefisiensi/ imunosupresi

C. Patofisiologi

Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara

membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran

telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih)

bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel

kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.

Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan

penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang.

Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh

bakteri atau jamur.

Infeksi oleh kuman pada kulit disepertiga luar liang telinga yang

mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan

kelenjar serumen membentuk furunkel.

D. Tanda dan Gejala

Manifestasi Klinis

1. Nyeri

Page 3: Lp Otitis Eksterna

2. Gangguan pendengaran

3. Rasa penuh pada telinga

4. Gatal

5. Terdapat secret yang berbau

6. Liang telinga tampak bengkak

7. Hiperemis

8. Adanya edema

E. Pemeriksaan Diagnostik

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

1. Nyeri tekan pada tragus

2. Nyeri tarik daun telinga

3. Kelenjar getah bening regional dapat membesar dan nyeri

4. Pada pemeriksaan liang telinga

a. Pada otitis eksterna sirkumskripta dapat terlihat furunkel atau bisul

         serta liang telinga sempit;

  b. Pada otitis eksterna difusa liang telinga sempit, kulit liang telinga

      terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas serta sekret

      yang sedikit.

  c. Pada otomikosis dapat terlihat jamur seperti serabut kapas dengan

      warna yang bervariasi (putih kekuningan)

  d. Pada herpes zoster otikus tampak lesi kulit vesikuler di sekitar liang

        telinga.

e. Pada pemeriksaan penala kadang didapatkan tuli konduktif.

Page 4: Lp Otitis Eksterna

 

Pemeriksaan Penunjang:

Pemeriksaan sediaan langsung jamur dengan KOH untuk otomikosis

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang.

F. Komplikasi

Komplikasinya meliputi :

1. Kondritis

2. Parotitis

3. Penyempitan saluran telinga

4. Otitis kronik

5. Defisit pendengaran

6. Osteomielitis tulang temporal dan basis kranii

7. Kelumpuhan syaraf fasial serta syaraf otak lain

8. Kematian

Page 5: Lp Otitis Eksterna

G. Penatalaksaan

1. Prinsip penatalaksanaan otitis eksterna a.l:

a. Membersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas dengan

berhati-hati.

b. Penilaian terhadap sekret, edema dinding kanalis, dan membrana

timpani bilamana mungkin keputusan apakah akan menggunakan

sumbu untuk mengoleskan obat.

c. Pemilihan pengobatan lokal.

2. Acute localized external otitis/otitis eksterna sirkumskripta

a. Bila sudah jadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan

nanahnya

b. Berikan antibiotika baik oral maupun topikal, selama ± 5 hari.

Antibiotika yang digunakan biasanya sensitif kuman Staphylococcus

aureus, yaitu neomycin atau polymixin B yang dikombinasi dengan

kortikosteroid.

c. Pemanasan

d. Analgetika (mis : asam mefenamat dan antalgin)

Penatalaksanaan Otitis Eksterna

1) Liang telinga dibersihkan dengan menggunakan kapas lidi.

2) Pemasangan tampon pita ½ cm x 5 cm yang telah dibasahi dengan larutan

Burowi filtrata pada MAE. Tampon secukupnya, tidak boleh diletakkan

terlalu ke dalam (nyeri/bahaya melukai membran timpani, sulit

mengeluarkan).

3) Tampon setiap 2-3 jam sekali ditetesi dengan larutan Burowi agar tetap

basah. Tampon diganti setiap hari. Larutan Burowi dapat diganti dengan

tetes telinga yang mengandung steroid dan antibiotik.

4) Apabila diduga infeksi kuman Pseudomonas diberikan tetes yang

mengandung neomycine dan hydrocortisone.

5) Pada infeksi jamur digunakan tetes telinga larutan asam salisilat 2-5%

dalam alkohol 20%.

Page 6: Lp Otitis Eksterna

6) Pada otitis eksterna kronik difus dapat diberikan triamsinolone 0,25%

krim/salep atau dexamethasone 0,1%.

7) Antibiotik oral tidak perlu diberikan. (Rukmini, 2005).

Penatalaksanaan otitis eksterna bertujuan :

a) Membuang serumen, kotoran, dan sel-sel kulit mati dari liang telinga.

Bersihkan dan keringkan menggunakan alat penghisap atau kapas kering.

b) Mengeluarkan mikroorganisme. Masukkan tampon yang mengandung

antibiotik ke dalam liang telinga untuk menghindari infeksi bakterial akut

dan ulserasi. Berikan juga antibiotik sistemik jika perlu.

c) Mengurangi rasa sakit, peradangan dan edema. Berikan obat golongan

kortikosteroid misalnya metil prednisolon.

d) Menghilangkan rasa tidak enak.

e) Memulihkan pendengaran.

f) Menghilangkan gatal dan penggarukan yang berulang. Terapi antifungal

untuk menghindari infeksi jamur.

g) Terapi antialergi dan antiparasit.

h) Penatalaksanaan otitis eksterna kronik yaitu operasi rekonstruksi liang

telinga.

H. Prognosis

Otitis eksterna ini adalah kondisi yang dapat diobati yang biasanya

sembuh dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis

eksterna dapat dengan mudah dengan obat tetes telinga antibiotik. Tapi, otitis

eksterna kronik masih mungkin dijumpai kembali.

Page 7: Lp Otitis Eksterna

BAB II

ASKEP

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN             

1. Biodata

a. Identitas klien meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,

alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register,

dandiagnosa medis.

b. Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, usia,

pendidikan,pekerjaan/sumber penghasilan, agama, dan alamat.

c. Identitas saudara kandung meliputi nama, usia, jenis kelamin,

hubungandengan klien, dan status kesehatan.

2. Keluhan Utama:  Biasanya pasien merasakan nyeri pada telinga kanan,

perasaan tidak enak pada telinga, pendengaran berkurang, ketika

membersihkan telinga keluar cairan berbau busuk

3. Riwayat penyakit sekarang: pasien mengatakan Tanyakan sejak kapan

keluhan dirasakan, apakah tiba-tiba atau perlahan-lahan, sejauh mana

keluhan dirasakan, apa yang memperberat dan memperingan keluhan dan

apa usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan.

4. Riwayat penyakit dahulu: Tanyakan pada klien dan keluarganya ; apakah

klien dahulu    pernah menderita sakit seperti ini, apakah sebelumnya

pernah menderita penyakit lain, seperti panas tinggi, kejang, apakah klien

sering mengorek-ngorek telinga dengan jepit rambut atau cutton buds

sehingga terjadi trauma, apakah klien sering berenang.

5. Riwayat penyakit keluarga: Apakah ada diantara anggota keluarga klien

yang menderita penyakit seperti klien saat ini dan apakah keluarga pernah

menderita penyakit DM.

6. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi :

Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau,

pembengkakan pada MAE, warna kulit telinga, apakah terdapat benda

Page 8: Lp Otitis Eksterna

asing, peradangan, tumor. Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik

(untuk melihat MAE sampai ke membran timpany). Apakah suhu

tubuh klien meningkat.

b. Palpasi:

Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri

dari klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksterna

sirkumskripta.

7. Pemenuhan kebutusan dasar manusia

a. Pola pemenuhan nutrisi metabolik

Intake makanan dan cairan

b. Pola Persepsi Konsep Diri

1) Pandangan klien tentang sakitnya

2)  Kecemasan

3) Konsep Diri

c. Pola peran dan hubungan

Komunikasi hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut Berhubungan dengan proses inflamasi

2. Gangguan persepsi pendengaran berhubungan dengan penurunan fungsi

organ

3. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi

4. Cemas berhubungan dengan koping mal adaptif

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan

interpretasi

Page 9: Lp Otitis Eksterna

C. INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan/

Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

1. Nyeri akut berhubungan

dengan:

Agen injuri (biologi,

kimia, fisik, psikologis),

kerusakan jaringan

DS:

Laporan secara verbal

DO:

a. Posisi untuk

menahan nyeri

b. Tingkah laku

berhati-hati

c. Gangguan tidur

(mata sayu, tampak

capek, sulit atau

gerakan kacau,

menyeringai)

d. Terfokus pada diri

sendiri

e. Fokus menyempit

(penurunan persepsi

waktu, kerusakan

proses berpikir,

penurunan interaksi

NOC :

1. Pain Level,

2.  pain control,

3. comfort level

Setelah dilakukan

tinfakan keperawatan

selama  Pasien tidak

mengalami nyeri,

dengan kriteria hasil:

1. Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi

untuk mengurangi

nyeri, mencari

bantuan)

2. Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan

menggunakan

manajemen nyeri

3. Mampu mengenali

nyeri (skala,

intensitas, frekuensi

NIC :

1. Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan

faktor presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal

dari ketidaknyamanan

3. Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

menemukan dukungan

4. Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan

kebisingan

5. Kurangi faktor presipitasi

nyeri

6. Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan

intervensi

7. Ajarkan tentang teknik non

farmakologi: napas dala,

relaksasi, distraksi,

Page 10: Lp Otitis Eksterna

dengan orang dan

lingkungan)

f. Tingkah laku

distraksi, contoh :

jalan-jalan,

menemui orang lain

dan/atau aktivitas,

aktivitas berulang-

ulang)

g. Respon autonom

(seperti diaphoresis,

perubahan tekanan

darah, perubahan

nafas, nadi dan

dilatasi pupil)

h. Perubahan

autonomic dalam

tonus otot (mungkin

dalam rentang dari

lemah ke kaku)

i. Tingkah laku

ekspresif (contoh :

gelisah, merintih,

menangis, waspada,

iritabel, nafas

panjang/berkeluh

kesah)

j. Perubahan dalam

nafsu makan dan

minum

dan tanda nyeri)

4. Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

5. Tanda vital dalam

rentang normal

6. Tidak mengalami

gangguan tidur

kompres hangat/ dingin

8. Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri:

9. Tingkatkan istirahat

10.  Berikan informasi tentang

nyeri seperti penyebab

nyeri, berapa lama nyeri

akan berkurang dan

antisipasi ketidaknyamanan

dari prosedur

11. Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Page 11: Lp Otitis Eksterna

Diagnosa

Keperawatan/ Masalah

Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

2. Hipertermia

Berhubungan dengan :

1. penyakit/ trauma

2. peningkatan

metabolisme

3. aktivitas yang

berlebih

4. dehidrasi

DO/DS:

1. kenaikan suhu

tubuh diatas

rentang normal

2. serangan atau

konvulsi (kejang)

3. kulit kemerahan

a. pertambahan RR

b. takikardi

NOC:

Thermoregulasi

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama pasien

menunjukkan :

Suhu tubuh dalam

batas normal dengan

kreiteria hasil:

1. Suhu 36 – 37C

2. Nadi dan RR dalam

rentang normal

3. Tidak ada

perubahan warna

kulit dan tidak ada

pusing, merasa

NIC :

1. Monitor suhu sesering mungkin

2. Monitor warna dan suhu kulit

3. Monitor tekanan darah, nadi dan RR

4. Monitor penurunan tingkat kesadaran

5. Monitor WBC, Hb, dan Hct

6. Monitor intake dan output

7. Berikan anti piretik:

8. Kelola Antibiotik:………………………..

9. Selimuti pasien

10. Berikan cairan intravena

11. Kompres pasien pada lipat paha dan

aksila

12. Tingkatkan sirkulasi udara

13. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

14. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

15. Catat adanya fluktuasi tekanan darah

Page 12: Lp Otitis Eksterna

c. Kulit teraba

panas/ hangat

nyaman 16. Monitor hidrasi seperti turgor kulit,

kelembaban membran mukosa)

Page 13: Lp Otitis Eksterna

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

OTITIS EKSTERNA PADA Tn. “M” DI RUANG POLI THT

RS. LABUANG BAJI MAKASSAR

1.      PENGKAJIAN

                                                                                                                                      I.            IDENTITAS

PASIEN

Sumber Informasi                           :  Data Primer

Tanggal Pengkajian                        :  29 April 2015

Asal Pasien                                       :  Poli THT

No. RM                         :  04 13 25

Nama Peserta              :  Tn ‘M’

Umur                            :  79

Jenis Kelamin                      :  Laki-laki

Diagnosa Awal                    :  Otitis Eksterna

Tgl Masuk RS                      :  27 April 2015

                                                                                                                              II.            RIWAYAT

KESEHATAN

Keluhan Utama                                          :  Terasa nyeri dan gatal di dalam telinga

Diasnostik masuk                                      :  Otitis Eksterna

Riwayat kesehatan sekarang                   :  “Klien mengatakan keluar cairan pada telinga 2 sejak minggu

yang lalu disertai  dengan nyeri yang hilang timbul. Hal itu dialami karna telinga klien kemasukan air

pada saat berenang dilaut. Klien senang berenang di laut pada saat subuh menjelang pagi hari. Klien

juga sering mengorek-ngorek telinganya sejak telingnya kemasukan air laut. Klien juga mengeluh pada

saat telinganya terasa sangat gatal, kulit telinganya terkelupas. Klien melakukan hal tersebut karena

Page 14: Lp Otitis Eksterna

telinganya terasa penuh dan kadang terasa nyeri. Beberapa hari setelah telinganya kemasukan air, klien

mengalami demam. Klien merasa cemas akan telinganya, apakah dia bisa sembuh seperti semula atau

akan ada perubahan pada pendengarannya ”.

                                                                                                                         III.            PEMERIKSAAN

FISIK THT

1.       Pemeriksaan Telinga

a.        Pemeriksaan telinga                    :

“Setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan speculum telinga terdapat granulasi jaringan didalam

telinga”.

b.       Uji Weber                                     :

“Klien mengatakan suara yang didengan lebih keras di telinga yang sakit (Telinga kanan) dibandingkan

telinga yang sehat (Telinga kiri)”

c.        Uji Rinne                                       :

“Klien mengatakan Suara lebih besar saat ditempelkan di tulang mastoid dibandingkan di depan telinga

(Bone Conduction > Air Conduction = BC>AC)”

d.       Uji Schwabach                             :

“Uji Schwabach memanjang (Hantaran tulang mastoid klienlebih lama dibandingkan hantaran tulang

mastoid pemeriksa)”

e.       Inspeksi :

Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan pada MAE, warna kulit telinga,

apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor. Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk

melihat MAE sampai ke membran timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.

f.       Palpasi:

Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka dapat dipastikan

klien menderita otitis eksterna sirkumskripta.

2.       Pemeriksaan Hidung

1.       Pemeriksaan Hidung                   :

Telinga simetris kiri dan kanan, Tidak ada nyeri tekan dan benjolan saat dipalpasi.

2.       Pemeriksaan Rinoskopi menggunakan Spekulum Hidung       :

Mukosa hidung berwarna merah dan nampak adanya sekret.

Page 15: Lp Otitis Eksterna

3.       Pemeriksaan Tenggorokan               :  Tonsil nampak berwarna kemerahan dan bengkak

                                                                                         IV.        PENGOBATAN

1.     Akilen tetes Telinga 5ml              :  Akilen di indikasikan untuk OMSK dan Otitis Eksterna biasanya efek

samping yang dialami pasien yaitu mual, berkurangnya pendengaran, seborrhea, tinnitus.

2.     Ambroxol  (3 x 1)                      :  Ambroxol yang berefek mukokinetik dan sekretolitik, dapat

mengeluarkan lendir yang kental dan lengket dari saluran pernapasan dan mengurangi staknasi cairan

sekresi

3.     Cetirizine   (1 x 1)                       :  Antihistamin potensial yang memiliki efek  sedasi (kantuk) ringan

dengan sifat tembahan anti alergi, khususnya alergi rhinitis. Cetirizine di HCL mampu menurunkan gejala

mayor rinisits alergi seperti hidung berair, bersin dan hidung gatal.

1. PATHWAY

2. ANALISA DATA

DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

DS  :

-    Klien mengatakan nyeri

DO  :

-    Klien nampak meringis kesakitan

Nyeri Akut b.d Proses Inflamasi

DS  :

-    Klien mengatakan pendengarannya menurun

Gangguan Persepsi Sensori :

Pendengaran b.d Penurunan

Page 16: Lp Otitis Eksterna

-    Klien mengatakan telinganya terasa penuh

DO  :

-    Terdapat granulasi didalam telinga

-    Uji Weber       :  Lateralisasi ke telinga yang sakit

-    Uji Rinne         :  BC>AC

-    Uji Schwabach :  Memanjang

pendengaran

DS  :

-     Klien mengeluh demam beberapa hari setelah

telinganya kemasukan air laut

DO :

-     Klien nampak demam

Hipertermi b.d proses inflamasi

DS :

-     Klien merasa cemas akan penyakit yang dideritanya

DO:

-     Klien nampak khawatir/cemas

Cemas b.d koping mal adaptif

DS :

-     Klien mengatakan kulit telinganya terkelupas ketika

gatal

DO:

-     Klien bertanya-tanya mengapa kulit telinganya

terkelupas ketika gatal

Kurang pengetahuan

b.d kurang informasi, kesalahan

interpretasi

Page 17: Lp Otitis Eksterna

1.      RENCANA PERKEMBANGAN

Dx. KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL

(NOC)

INTERVENSI TINDAKAN

(NIC)

Nyeri Akut b.d Proses

Inflamasi

þ  Menyatakan secara verbal pengetahuan

tentang cara alternative untuk meredakan

nyeri

þ  Menggunakan pereda nyeri analgesic dan

nonanalgesik secara tepat

þ Menggunakan agens farmakologis untuk

meredakan nyeri

þ Pengalihan nyeri (mis. Menonton tv)

þ Tawarkan tindakan pereda nyeri untuk

membantu pengobatan nyeri (mis.

Masase punggun dan teknik relaksasi)

Gangguan Persepsi

Sensori : Pendengaran

b.d Penurunan

pendengaran

þ  Menunjukkan status neurologis : fungsi

motorik/sensorik cranial, dengan skala 4

(Gangguan ringan) : pendengaran

þ  Berinteraksi secara sesuai dengan orang lain

dan lingkungan

þ Monitor akumulasi serumen berlebihan

þ Ajarkan pasien untuk tidak menggunakan

benda asing yang lebih kecil daripada

ujung jari pasien (mis. Cotton-bud Tusuk

gigi, jarum pins dan benda tajam lainnya)

untuk membersihkan serumen

þ Tinggikan volume suara saat berbicara,

jika diperlukan

Hipertermi b.d proses

inflamasi

þ Pasien akan menunjukkan Termoregulasi

ditandai dengan suhu normal tubuh 36o-

37oC.

þ Anjurkan asupan cairan oral, sedikitnya 2

liter sehari, dengan tambahan cairan

selama aktivitas yang berlebihan atau

aktivitas sedang dalam cuaca panas.

þ Kolaboratif: Berikan obat antipiuretik,jika

perlu.

Page 18: Lp Otitis Eksterna

Cemas b.d koping mal

adaptif

þ Ansietas berkurang, dibuktikan oleh bukti

tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang,

dan selalu menunjukkan pengendalian diri

terhadap ansietas, konsentrasi dan koping.

þ Menunjukkan pengendalian diri

terhadapansietas

þ Kaji dan dokumentasikan tingkat

kecemasan pasien.

þ Beri dorongan kepada pasien untuk

mengungkapkan secara verbal pikiran

dan perasaan untuk

mengeksternalisasikan ansietas.

þ    Berikan informasi faktual menyangkut

diagnosis, terapi,dan prognosis.

þ elaskan semua prosedur, termasuk sensasi

yang biasanya di alami selama prosedur.

Kurang pengetahuan

b.d kurang informasi,

kesalahan interpretasi

þ klien mampu memahami  proses penyakitnyaþ Kaji tingkat pengetahuan klien saat ini dan

pemahaman terhadap proses

penyakitnya.

þ Tentukan motivasi pasien untuk

mempelajari informasi tentang proses

Page 19: Lp Otitis Eksterna

penyakitnya.

þ Berikan penyuluhan tentang proses

penyakitnya sesuai dengan tingkat

pemahaman pasien, ulangi informasi bila

diperlukan

þ Gunakan berbagai pendekatan

penyuluhan, redemonstrasi, dan berikan

umpan balik secara verbal dan tertulis.


Top Related