Transcript
  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    1/35

    LAPORAN

    PRAKTIKUM FITOKIMIA

    SKRINING FITOKIMIA

    OLEH :

    LISA KUSUMA WARDHANI 122210101087

    NOVIALDA NITIYACASSARI 122210101089

    LUISA FATMA S 122210101091

    ANANDINI AULIA S 122210101093

    NURUL QOMARIYAH 12221010109

    ANNISA RAGDHA 122210101097

    MAGFIROH FITDIYAWATI 122210101099

    FIRDAUSIA IRAWANDA 122210101101

    MUH! AGUS MAULUDDIN 122210101103

    PUTRI KARTIKA NINGSIH 12221010110

    ARIM"I SULISTYO KARTIKA 122210101109

    HARIS RAUDHATU#AKINAH DWIPUTRI 122210101111

    ALNI RISKYNA HASAN 12221010111

    MOHAMAD NOR #AENUDIN 122210101117

    LA"ORATORIUM FITOKIMIA

    "AGIAN "IOLOGI FARMASI

    FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS $EM"ER201%

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    2/35

    I! TU$UAN

    Mahasiswa dapat mengetahui cara identifikasi senyawa golongan alkaloid, glikosida

    saponin, triterpenoid, steroid, flavonoid, polifenol, tanin, dan antrakinon.

    II! TEORI DASAR

    Skrining fitokimia merupakan suatu analisa kualitatif kandungan kimia tumbuhan atau

    senyawa-senyawa metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam yang terdiri atas

    berbagai macam metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas biologinya. Senyawa-

    senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan

    ciri khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder. Berbagai metode yang dapat

    digunakan untuk identifikasi metabolit sekunder antara lain dengan metode tabung dan

    dengan metode KL !kromatografi Lapis ipis".

    ##.$Metode abung

    Metode abung merupakan metode yang paling sederhana karena tidak

    menggunakan alat yang canggih dan masih manual. Sebelum melakukan u%i tabung

    terlebih dahulu melakukan u%i pendahuluan dengan menggunakan larutan K&' ()

    yang menghasilkan warna intensif. Selan%utnya melakukan pengu%ian metode tabung

    pada beberapa senyawa misalnya alkaloid, tanin, saponin, polifenol dll dengan

    menggunakan beberapa pelarut diantaranya *a+l ), e+l, *a&' * dll.

    ##.Metode KL !Kromatografi Lapis ipis"

    KL !Kromatogfafi Lapis ipis" adalah metode pemisahan fitokikimia lapisan

    yang memisahkan, yang terdiri atas bahan berbutir-butir !fase diam" ditempatkan pada

    penyangga berupa plat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. +ampuran yang akan

    dipisahkan, berupa larutan yang ditotolkan berupa bercak atau noda !awal", setelahplat atau lapisan ditaruh dalam be%ana tetutup rapat yang berisi larutan pengembang

    yang cocok !fase gerak" pemisahan ter%adi perambatan kapiler.

    Senyawa uraian yang akan di teliti antara lain

    $. Steroid atau triterpenoid

    riterpeoid adalah seyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan

    isoprane dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon +/& asiklik yaitu skulen.

    Senyawa ini berstruktur siklik yang rumit kebanyakan berupa alkohol, aldehida atau

    sama seperti karbohidrat. 0%i yang banyak digunakan adalah reaksi Lieberman-

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    3/35

    Buchard !aldehida asetat 1'S&2pekat" yang dengan kebanyakan triterpen dan sterol

    memberikan warna hi%au-biru.

    . lavonoid

    lavonoid merupakan senyawa yang larut air, dapat diekstrasi dengan etanol 34)

    dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi.

    lavonoid berupa senyawa fenil oleh karakter itu warnanya berubah bila ditambah

    basa atau amonia. lavonoid mengandung sistem aromatik yang terkon%ungsi sehingga

    akan menun%ukan pita serapan yang kuat pada sinar 05 !ulta violet" dan sinar

    tampak.

    /. anin

    anin merupakan senyawa polifenol yang berarti termasuk dalam senyawa fenolik.

    anin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tidak larutdalam air.

    2. Saponin

    Saponin atau glikosida sapongenin adalah salah satu tipe glikosida yang tersebar

    luas dalam tanaman. ipe saponin terdiri dari sapongenin yang merupakan molekul

    aglikon dan sebuah gula. Saponin merupakan senyawa yang menimbulkan busa %ika

    dikocok dengan air, pada konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah

    merah, sering digunakan sebagai detergen.

    III! ALAT DAN "AHAN

    /.$ 6L6

    - +hamber

    - abung reaksi

    - Batang pengaduk

    - +orong

    - 5ial

    - 7enotol mikro

    - Lempeng KL

    - Kertas saring

    - 'ot plate

    - Beaker glass

    - 8elasukur

    - Stirer

    - 7inset

    - Spatula

    /. B6'6*

    - 9kstrak daun mimba

    - '+l

    - 7ereaksi :agner

    - 7ereaksi Mayer

    - ;ragendorf

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    4/35

    - 6nisaldehid

    - e+l/

    - *a+l

    - *'2&'

    - K&'

    - 6

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    5/35

    IV! CARA KER$A

    I&'()*+*,-.* S'(/-- G(-( A,-*&

    1! P'(/*-4-( S-54'

    2! R'-,.* P'('(&-4-(

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    6/35

    3! KLT

    0%i kromatografi lapis tipis ini menggunakan

    ase diam Kiesel gel 8 (2

    ase gerak etil asetat metanol air != "

    7enampak noda 7ereaksi ;ragendorf

    6danya alkaloid ditun%ukkan dengan ter%adinya noda warna %ingga.

    I&'()*+*,-.* G*,.*&- S-4(*(6 T*)'4'(*&6 &-( S)'*&

    1! U* "*

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    7/35

    2! U* S-,.,*

    3! KLT

    I&'()*+*,-.* )'4'(*& -)- .)'*& ;';-.

    0%i kromatografi lapis tipis ini menggunakan

    ase diam kiesel gel 8 (2

    ase gerak n-heksana-etil asetat !2$"

    7enampak noda 6nisaldehida asam sulfat !dipanaskan"

    6danya terpenoid atau steroid ditun%ukkan dengan ter%adinya warna merah

    ungu atau ungu.

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    8/35

    I&'()*+*,-.* .-4'(*( .)'*& -)- )*)'4'(*&

    0%i kromatografi lapis tipis ini menggunakan

    ase diam Kiesel 8el 8 (2

    asen gerak n-heksana 1 etil asetat !2 $"

    7enampak noda 6nisaldehida asam sulfat !dipanaskan" atau antimon

    klorida

    6danya sapogenin ditun%ukkan dengan ter%adinya warna merah ungu !ungu"

    untuk anisaldehida asam sulfat dan merah muda untuk antimon klorida.

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    9/35

    I&'()*+*,-.* S'(/-- G(-( F-

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    10/35

    o U* W*.)-)'

    2! KLT

    0%i kromatografi lapis tipis ini menggunakan

    ase diam Kiesel gel 8 (2

    ase gerak butanol asam asetat glacial air !2 $ ("

    7enampak noda 7ereaksi sitrat borat atau uap ammonia

    6danya flavonoid ditun%ukkan dengan ter%adinya noda warna kuning.

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    11/35

    I&'()*+*,-.* S'(/-- G(-( P*+'( &-( T-(*(

    1! R'-,.* W-(-

    U* F'*,*&-

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    12/35

    U* G'-)*(

    2! KLT

    0%i kromatografi lapis tipis ini menggunakan

    ase diam Kiesel gel 8 (2

    ase gerak kloroform etil asetat !$ ="

    7enampak noda 7ereaksi e+l/

    6danya polifenol ditun%ukkan dengan ter%adinya noda warna hitam.

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    13/35

    I&'()*+*,-.* S'(/-- G(-( A()-,*((

    1! R'-,.* W-(-

    U* "()-'

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    14/35

    U* M&*+*,-.* "()-'

    2! KLT

    0%i kromatografi lapis tipis ini menggunakan

    ase diam Kiesel gel 8 (2

    ase gerak toluen etil asam asetat !3( 2 $"

    7enampak noda Larutan $4) K&' dalam metanol

    6danya antrakinon ditun%ukkan dengan ter%adinya noda warna kuning, kuning

    coklat, merah ungu, atau hi%au ungu.

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    15/35

    V! HASIL

    I&'()*+*,-.* S'(/-- G(-( A,-*&

    1! R'-,.* P'('(&-4-(

    Larutan #6 > pereaksi Mayer negatif !tidak keruh atau tidak ada endapan"

    Larutan #B > pereaksi :agner positif !keruh atau ada endapan"

    2! KLT

    ase diam Kiesel 8el 8 (2

    ase gerak 9til asetat etanol air != "

    7enampak noda 7ereaksi ;ragendorf

    'asil *egatif, karena pada lempeng KL yang telah di semprot

    pereaksi dragendorf tidak timbul noda warna %ingga

    I&'()*+*,-.* G*,.*&- S-4(*(6 T*)'4'(*&6 &-( S)'*&

    1! U* "*

    9kstrak > a

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    16/35

    7enampak noda 6nisaldehida asam sulfat

    'asil positif, karena pada lempeng KL yang telah di

    semprot anisaldehida asam sulfat timbul noda

    warna merah ungu atau ungu

    I&'()*+*,-.* S'(/-- G(-( F-

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    17/35

    ase gerak kloroform etil asetat !$ ="

    7enampak noda 7ereaksi e+l/

    'asil positif, karena pada lempeng KL yang telah di

    semprot pereaksi e+l/ timbul noda warna hitam

    I&'()*+*,-.* S'(/-- G(-( A()-,*((

    1! R'-,.* W-(-

    U* "()-'

    Larutan 5B > ammonia dikocok negatif !larutan tidak berwarna merah"

    U* M&*+*,-.* "()-'

    Larutan 5#B > ammonia negatif !larutan tidak berwarna merah atau merah

    muda pada lapisan alkalis"

    2! KLT

    ase diam Kiesel 8el 8 (2

    ase gerak toluen etil asam asetat !3( 2 $"

    7enampak noda Larutan $4) K&' dalam metanol

    'asil negatif, karena pada lempeng KL yang telah di

    semprot larutan $4) K&' dalam metanol tidak timbul

    noda warna kuning, kuning coklat, merah ungu atau

    hi%au ungu

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    18/35

    VI! PEM"AHASAN

    7endekatan skrining fitokimia meliputi analisis kualiatif kandungan kimia

    dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan !akar, batang, daun, bunga, buah, bi%i",

    terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif, yaitu alkaloid, antrakinon,

    flavonoid, glikosida %antung, saponin !steroid dan triterpenoid", tannin !polifenol",

    minyak atsiri !terpenoid", dan sebagainya. 6dapun tu%uan utama dari pendekatan

    skrining fitokimia adalah untuk mensurvei tumbuhan untuk mendapatkan kandungan

    bioaktif atau kandungan yang berguna untuk pengobatan.

    Keberadaan metabolit sekunder dapat diidentifikasi dengan melakukan u%i penapisan

    atau skrining fitokimia menggunakan perlakuan dan pemberian pereaksi-pereaksi

    tertentu

    $. #dentifikasi alkaloid

    6lkaloid merupakan kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam

    bentuk gugus fungsi amin. 6lkaloid merupakan golongan ?at tumbuhan sekunder

    yang besar. 7ada umumnya, alakaloid mencakup senyawa yang bersifat basa yang

    mengandung satu atau lebih atom * sebagai bagian dalam surem siklik.

    Struktur alkaloid beraneka ragam dari yang sederhana sampai yang rumit, dari

    efek biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik. Satu contoh yang

    sederhana, tetapi yang efeknya tidak sederhana adalah nikotin. *ikotin dapat

    menyebabkan penyakit %antung , kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah

    tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan %anin.

    +ara identifikasi sebanyak ( ml sampel dibasakan dengan laritan amonium

    $4) !tes dengan kertas p'" kemudian dipartisi dengan kloroform ! @ (ml". raksi

    kloroform digabungkan lalu diasamkan dengan '+l $ M. Larutan asam dipisahkan

    dan diu%i dengan pereaksi dragendorf atau mayer. 9ndapan kuning %ingga atau putih

    menun%ukan adanya alkaloid.

    u%uan penambahan 6mmonia berfungsi untuk membasakan dan pengendapan

    alkaloid agar dapat diperoleh alkaloid dalam bentuk garam atapun alkaloid dalam

    bentuk basa bebas. Kloroform digunakan dengan tu%uan dapat menarik senyawa

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    19/35

    alkaloid karena alkaloid mempunyai kelarutan yang baik dalam kloroform, alkohol,

    tetapi tidak larut dalam air meskpun dapat larut dalam air panas. Setelah itu

    diberikan pereaksi dragendorf dimana %ika terbentuk endapan kuning %ingga berarti

    terdapat alkaloid atau pereaksi mayer bila terdapat endapan putih menun%ukan

    adanya alkaloid.

    . #dentifikasi flavonoid

    lavonoid adalah kelompok senyawa fenil propanoid dengan kerangka karbon

    +A-+/-+A. lavonoid dan isoflavonoid adalah salah satu golongan senyawa

    metabolit sekunder yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan, khususnya dari

    golongan leguminoceae !tanaman berbunga kupu-kupu". Kandungan senyawa

    flavonoid dalam tanaman sangat rendah yaitu sekitar ( ). Senyawa-senyawatersebut pada umunya dalam keadaan terikat kon%ugasi dengan senyawa gula.

    lavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi

    $" Sebagai pigmen warna

    " ungsi fisiologi

    /" 6ktivitas farmakologi

    2" lavonoid dalam makanan

    +ara identifikasi dilakukan dengan menggunakan reagen atau pereaksi

    :illstater, Smith-Metcalf dan *a&' $4) karena dapat menghasilkan ter%adinya

    perubahan warna yang menunu%ukan bahwa ekstrak tersebut positif mengandung

    senyawa yang termasuk dalam golongan flavonoid. 7ada u%i willstater akan ter%adi

    perubahan warna dari coklat muda men%adi kuning muda. 7ada u%i Smith-Metcalf

    akan ter%adi perubahan warna dari coklat muda men%adi kuning muda dan pada u%i

    dengan pereaksi *a&' $4) akan ter%adi perubahan warna dari coklat muda men%adi

    kuning muda. lavonoid yang ditambahkan dengan pereaksi :illstater, Smith-

    Matcalfe dan *a&' $4) akan berubah warna, hal ini dikarenakan flavonoid

    termasuk dari senyawa fenol. Bila fenol direaksikan dengan basa akan terbentuk

    warna yang disebabkan ter%adinya sistem kon%ugasi dari gugus aromatik.

    /. #dentifikasi saponin

    Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi

    suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan

    menghasilkan gula !glikon" dan non-gula !aglikon". Saponin ini terdiri dari dua

    kelompok saponin triterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    20/35

    dalam kehidupan manusia, salah satunya terdapat dalam lerak yang digunakan untuk

    bahan pencuci kain !batik" dan sebagai shampo. Saponin dapat diperoleh dari

    tembuhan melalui ekstraksi.

    +ara identifikasi 0%i Saponin dilakukan dengan metode orth yaitu dengan

    cara memasukkan mL sampel kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan

    $4 mL akuades lalu dikocok selama /4 detik, diamati perubahan yang ter%adi.

    6pabila terbentuk busa yang mantap !tidak hilang selama /4 detik" maka

    identifikasi menun%ukkan adanya saponin. 0%i penegasan saponin dilakukan

    dengan menguapkan sampel sampai kering kemudian mencucinya dengan

    heksana sampai filtrat %ernih. Cesidu yang tertinggal ditambahkan kloroform,

    diaduk ( menit, kemudian ditambahkan *aS&2 anhidrat dan disaring. iltrat

    dibagi en%adi men%adi bagian, 6 dan B. iltrat 6 sebagai blangko, filtrat B

    ditetesi anhidrat asetat, diaduk perlahan, kemudian ditambah 'S&2 pekat dan

    diaduk kembali.

    erbentuknya cincin merah sampai coklat menun%ukkan adanya saponin.

    imbulnya busa pada u%i orth menun%ukkan adanya glikosida yang

    mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis men%adi

    glukosa dan senyawa lainnya.

    2. #dentifikasi triterpenoid

    riterpenoid adalah sekelompok senyawa turunan asam mevalonat. riterpenoid

    yang paling penting dan tersebar luas adalah triterpenoid pentasiklik. Senyawa ini

    ditemukan dalam tumbuhan seprimitif sphagrum, tetapi yang paling umum pada

    tumbuhan berbi%i.

    +ara identifikasi digunakan pereaksi L-B, 'S&2 pekat dan 'S&2 (4).

    ;igunakan pereaksi ini karena dapat menghasilkan ter%adinya perubahan warna yang

    menunu%ukan bahwa ekstrak tersebut positif mengandung senyawa yang termasuk

    dalam golongan triterpen. 7ada u%i triterpen yang menggunakan pereaksi L-B,

    'S&2 pekat dan 'S&2 (4)., ter%adi perubahan warna, hal ini disebabkan oleh

    0%i warna Liebermann- Burchard !LB" berguna untuk mengetahui adanya senyawa

    saponin baik triterpenoid maupun steroid. 0%i warna Liebermann- Burchard !LB".

    6pabila pada campuran timbul kecoklatan atau violet pada perbatasan dua pelarutmenun%ukkan adanya triterpen, sedangkan munculnya warna hi%au kebiruan

    menun%ukkan adanya sterol. 'asil u%i warna Liebermann- Burchard !LB" terhadap

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    21/35

    sampel adalah ter%adinya perubahan warna pada sampel yaitu terbentuknya cincin

    warna coklat muda. Sedangkan hasil u%i warna Liebermann- Burchard !LB" terhadap

    ekstrak ter%adinya perubahan warna pada sampel yaitu terbentuknya cincin warna

    coklat tua.

    (. #dentifikasi steroid

    Steroid adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar

    siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu.senyawa-senyawa

    ini mempunyai efek fisiologi tertentu. Steroid umumnya berada dalam bentuk bebas

    sebagai glikosida sederehana. 'ormon-hormon seks yang dihasilkan terutama pada

    testis dan indung telur adalah suatu steroid. 'ormon %antan disebut androgen dan

    hormon betina estrogen dan hormon kehamilan progesteron.

    +ara identifikasi 0ntuk pendeteksian steroid dengan metode KL cukup

    dengan melarutkannya dengan etanol lalu bercak nodanya disemprot dengan

    anisaldehid asam sulfat dan dipanaskan. Dika ekstrak positif mengandung steroid,

    maka akan timbul noda merah ungu atau ungu. Steroid %uga dapat didentifikasi

    dengan u%i Salkoswki yaitu memasukkan 4./ gram ekstrak dalam tabung reaksi yang

    dilarutakan dalam $( mL etanol. u%uannya adalah untuk memisahkan gugus steroid

    dengan gugus senyawa lain. ;igunakan etanol dikarenakan etanol merupaka pelarut

    yang universal karena dapat memisahkan senyawa dari yang bersifat polar sampai

    non polar. Selain itu, etanol dapat memisahkan komponen steroid secara optimal,

    aman dalam pemakaian, tidak merusak komponen senyawa, tidak berbahaya bagi

    lingkungan, oekonomis serta mudah didapatkan. Setelah larutan ekstrak homogen,

    campuran dibagi men%adi / bagian yaitu ##6, ##B dan ##+. Larutan ##6 digunakan

    sebagai blanko, ##+ ditambahakan $- mL 'S&2 pekat melalui dinding tabung

    reaksi. u%uan penambahan ini untuk memutuskan ikatan gula pada senyawa. Dika

    ikatan gula terlepas maka adanya steroid bebas pada sampel akan ditandai dengan

    adanya cincin yang berwarna merah. 6pabila hal ini tidak muncul maka tidak

    mengandung steroid bebas. 7ada ekstrak yang didiu%ikan positif mengandung

    steroid. 'al ini ditandai adanya cincin berwarna merah.

    A. #dentifikasi tannin polifenol

    anin dapat berfungsi sebagai astringent dan memiliki kemampuan untukmenyamak kulit. Secara kimia, tanin adalah ester yang dapat dihidrolisis oleh

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    22/35

    pemanasan dengan larutan asam sampai menghasilkan senyawa fenol, biasanya

    merupakan derivate atau turunan dari asam garlic dan gula.

    Senyawa polifenol adalah suatu senyawa yang berasal dari tumbuhan, dimana

    salah satu cirinya adalah mengandung cincin aromatik yang tersubstitusi oleh dua

    atau lebih gugus fenol. ;ua gugus fenol, hidrolisis dan terkondensasi terdiri dari

    tanin yang merupakan suatu ?at yang penting secara ekonomi sebagai agen untuk

    menghaluskan kulit dan %uga penting untuk tu%uan kesehatan. Baru 1 baru ini

    ditemukan adanya fakta 1 fakta yang mendukung nilai potensialnya sebagai

    sitotoksik dan atau sebagai agen antineoplastic.

    +ara identifikasi 7roantosianidin dapat dideteksi langsung dalam %aringan

    tumbuhan hi%au dengan mencelupkan kedalam '+l M mendidih selama setengah%am. Bila terbentuk warna merah yang dapat diekstraksi dengan amil atau butil

    alkohol, maka ini merupakan bukti adanya senyawa tersebut.

    ;aun mimba mengandung senyawa-senyawa diantaranya adalah E-sitosterol,

    hyperoside, nimbolide,

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    23/35

    karena itu, dalam penggunaan pestisida nabati dari mimba, seringkali hamanya tidak

    mati seketika setelah disemprot !knock down", namun memerlukan beberapa hari untuk

    mati, biasanya 2-( hari. *amun demikian, hama yang telah disemprot tersebut daya

    rusaknya sudah sangat menurun, karena dalam keadaan sakit.

    Meliantriol berperan sebagai penghalau !repellent" yang mengakibatkan serangga

    hama enggan mendekati ?at tersebut. Suatu kasus ter%adi ketika belalang Schistocerca

    gregaria menyerang tanaman di 6frika, semua %enis tanaman terserang belalang, kecuali

    satu %enis tanaman, yaitu mimba. Mimbapun dapat merubah tingkah laku serangga,

    khususnya belalang !insect behavior" yang tadinya bersifat migrasi, bergerombol dan

    merusak men%adi bersifat solitair yang bersifat tidak merusak.

    Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme seperti anti-virus,

    bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengendalikan

    penyakit tanaman. idak terbatas hal itu, bahan-bahan ini sering digunakan dan

    dipercaya masyarakat sebagai obat tradisional yang mampu menyembuhkan segala %enis

    penyakit pada manusia.Ceaksi positif palsu adalah hasil pengu%ian menyatakan ada !positif", tapi sebenarnya

    tidak ada !negatif", hal ini bisa disebabkan kesalahan alat, atau pengaruh senyawa yang

    memiliki kesamaan sifat maupun struktur atom yang identik. Ceaksi negatif palsu adalah

    hasil pengu%ian menyatakan tidak ada !negatif", tapi sebenarnya ada !positif", hal ini bisa

    disebabkan kurang sensitifnya alat, atau karena kadar didalam bahan u%i terlalu sedikit,

    atau bahan u%inya !ekstrak simplisia" tidak memenuhi syarat, oleh karena itu senyawa

    yang tadinya ada hilang atau rusak karena reaksi en?imatik maupun hidrolisis.

    'asil identifikasi ekstrak daun mimba didapatkan hasil sebagai berikut

    $. 0ntuk identifikasi senyawa golongan alkaloid pada semua cara identifikasi

    memberikan hasil negatif

    . 0ntuk identifikasi senyawa glikosida saponin memberikan hasil negatif, sedangkan

    untuk identifikasi senyawa triterpenoid, dan steroid memberikan hasil positif

    /. 0ntuk identifikasi senyawa golongan flavonoid memberikan hasil positif

    2. 0ntuk identifikasi senyawa golongan polifenol dan tannin pada semua cara

    identifikasi memberikan hasil positif

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    24/35

    (. 0ntuk identifikasi senyawa golongan antrakinon pada semua cara identifikasi

    memberikan hasil negatif

    Dadi melalui praktikum skrining fitokimia atau penapisan ini dapat disimpulkan

    bahwa ekstrak daun mimba mengandung senyawa golongan triterpenoid, steroid,

    flavonoid, polifenol dan tannin.

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    25/35

    VII! KESIMPULAN

    7ada praktikum Skrining itokimia dapat di simpulkan hasil identifikasi senyawa

    golongan didapatkan hasil sebagai berikut

    $. 0ntuk identifikasi senyawa golongan alkaloid pada semua cara identifikasi

    memberikan hasil negatif, sehingga dapat di simpulkan bahwa ekstrak daun mimba

    tidak mengandung alkaloid.

    . 0ntuk identifikasi senyawa glikosida saponin, triterpenoid, dan steroid dapat di

    simpulkan bahwa ekstrak daun mimba mengandung terpenoid atau steroid tetapi

    tidak mengandung saponin.

    /. 0ntuk identifikasi senyawa golongan flavonoid dapat di simpulkan bahwa pada

    ekstrak daun mimba terdapat senyawa golongan flavonoid.

    2. 0ntuk identifikasi senyawa golongan polifenol dan tannin pada semua cara

    identifikasi memberikan hasil positif, sehingga dapat di simpulkan bahwa ekstrak

    daun mimba mengandung senyawa golongan polifenol dan tannin.

    (. 0ntuk identifikasi senyawa golongan antrakinon pada semua cara identifikasi

    memberikan hasil negatif, sehingga dapat di simpulkan bahwa ekstrak daun mimba

    tidak mengandung senyawa golongan antrakinon.

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    26/35

    VIII! DAFTAR PUSTAKA

    8unawan, ;idik dan Sri Mulyani. 442.Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1.

    Dakarta 7enebar Swadaya

    'arborne.D.B. $=H3.Metode Fitokimia. Bandung #B 7ress

    Sastrohamid%o%o '. $==A. Sintesis Bahan Alam. Iogyakarta 8ad%ah mada 0niversity

    7ress

    Satya%it. 443.imia untuk Farmasi! Bahan imia Organik! Alam dan "mum.

    Iogyakarta 7ustaka 7ela%ar

    eyler.5.9 et.al. $=HH.#harmacognos$ %dition &th. 7hiadelphia Lea J ebiger

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    27/35

    LAMPIRAN

    I&'()*+*,-.* S'(/-- G(-( A,-*&

    1! R'-,.* P'('(&-4-(

    2! KLT

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    28/35

    I&'()*+*,-.* G*,.*&- S-4(*(6 T*)'4'(*&6 &-( S)'*&

    1! U* "*

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    29/35

    2! U* S-,.,*

    3! KLT

    I&'()*+*,-.* .-4'(*( .)'*& -)- )*)'4'(*&

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    30/35

    I&'()*+*,-.* )'4'(*& -)- .)'*& ;';-.

    I&'()*+*,-.* S'(/-- G(-( F-

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    31/35

    U* W*.)-)'

    2! KLT

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    32/35

    I&'()*+*,-.* S'(/-- G(-( P*+'( &-( T-(*(

    1! R'-,.* W-(-

    o U* F'*,*&-

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    33/35

    o U* G'-)*(

    2! KLT

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    34/35

    I&'()*+*,-.* S'(/-- G(-( A()-,*((

    1! R'-,.* W-(-

    o U* "()-'

  • 5/23/2018 LAPORAN SKRINING FITOKIMIA

    35/35

    o U* M&*+*,-.* "()-'

    2! KLT


Top Related