Transcript
Page 1: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPA 2

Di ampu Oleh : Dr. Peduk Rintayati, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Noor Fitriani Jayanti

Kelas : 3 B

NIM : K7111139

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

1

Page 2: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

IDENTIFIKASI BATUAN

A. Tujuan

Mengetahui berbagai jenis batuan

B. Dasar Teori

Batuan merupakan salah satu tenaga pembentuk Litosfer atau lapisan

terluar kulit bumi (kerak bumi) yang memiliki ketebalan ± 1.200 km dan

terdiri dari lapisan Silisium dan Alumunium (SiAl) serta Silisium dan

Magnesium (SiMg).Ada tiga jenis Batuan yaitu, Batuan Beku, Sedimen

dan Metamorf/Malihan.

1. Batuan Beku

Batuan Beku terbentuk karena membekunya magma yang keluar akibat

proses pendinginan di dalam perut bumi.

Jenis jenis Batuan Beku terdiri atas,

1. B. Beku Dalam (abisis, plutonis), pembekuan magma di dalam kulit

bumi. Contohnya, diorit, gabro.

2. B. Beku Korok (hypoabisis), pembekuan magma yang berada di

celah - celah atau retakan bumi. Contohnya granit porfirit, seinit

porfirit.

2

Page 3: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

3. B. Beku Luar (effusif), pembekuan magama yang terjadi setelah

mencapa permukaan bumi. Contohnya andesit, basalt, riolit,

obsidian.

2. Batuan Sedimen

Jenis ini terbentuk karena terjadinya suatu pelapukan batuan kemudian

terendapkan hingga membentuk suatu batuan.

Ada 3 Jenis batuan Sedimen yaitu,

1. Berdasarkan tempat terjadinya

oSedimen Klastik/mekanik di angkut tempat asal kemudian di

endapkan tanpa mengalami proses kimiawi. Contohnya, batu

breksi(krikil dengan sudut tajam), konglomerat(kerikil dengan

sudut tumpul) dan pasir.

oSedimen Kimiawi, yaitu endapan hasil pelarutan kimiawi.

Contohnya, gips.

oSedimen Organik terbentuk karena di pengaruhi oleh unsur -

unsur Organik. Contohnya, batu bara, batu gamping.

2. Berdasarkan tenaga pengangkutnya

o Sedimen Equatis, di endapkan oleh air. Misalnya batu pasir,

lumpur

o Sedimen Aeolis, di endapkan oleh angin. Misalnya tanah loss,

pasir

3

Page 4: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

o Sedimen Glasial, dengan bantuan tenaga gletser. Misalnya

morena, tanah lim.

o Sedimen Marine, oleh air laut. Misalnya delta.

3. Berdasarkan tempat di endapkannya

o Teritis, berada di darat. Contoh batu tuff

o Fluvial, berada di dasar sungai. Misalkan pasir

o Marine, berada di dasar laut. Contoh batu karang dan batu

garam.

o Palludal/limnis, berad di rawa - rawa atau di danau.

gambuT,n tanah lim.

o Glasial, berada di daerah es. Misal batu morena

o Marginal, berada di pantai

4. Batuan Metamorf/Malihan

Metamorf atau Malihan adalah jenis batuan beku endapan yang telah

berubah sifatnya, pengaruh dari berbagai macam suhu yang tinggi,

tekanan, dan waktu.

Jenis - jenis Batuan Metamorf/Malihan,

1. Metamorf/Malihan Kontak

Metamorf/Malihan Kontak Terjadi karena adanya kontak atau

4

Page 5: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

pengaruh suhu yang tinggi serta terlalu dekat dengan magma.

Contohnya, batu pualam (marmer) dari batu kapur.

2. Metamorf/Malihan Dinamo

Metamorf/Malihan Dinamo Terjadi akibat adanya tekanan lapisan

yang berada di atasnya dalam kurun waktu yang lama. Misalnya batu

sabak dari tanah liat antrasit.

3. Metamorf/Malihan Pneumatolistis

Metamorf/Malihan Pneumatolistis Terjadi akibat adanya suatu

pengaruh suhu, tekanan dari benda - benda sekitar, kurun waktu serta

masuknya unsur - unsur lainnya. Misalnya batu permata, intan.

C. Alat dan Bahan

a. Berbagai jenis batuan :

1. Batu apung

2. Batu kapur

3. Batu pualam/ marmer

4. Batu konglomerat

5. Batu basalt

6. Batu granit

7. Batu sabak

8. Batu kuarsit

9. Batu gamping

b. Cairan asam dan basa (secukupnya)

c. Pipet tetes

D. Cara Kerja

1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Amati setiap ciri-ciri dari tiap batuan, apakah termasuk batuan beku,

batuan sedimen atau metamorf.

5

Page 6: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

3. Setelah itu, untuk mengetahui batuan bersifat asam atau basa, teteskan

cairan asam dan basa secara bergantian.

4. Amati perubahan yang terjadi.

5. Membuat kesimpulan

E. Hasil Pengamatan

1. Batuan beku

Warnanya hijau

Keras

Saat ditetesi cairan asam (H2SO4)menghasilkan gelembung kecil

sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan

bersifat basa.

2. Batuan metamorf

Warnanya putih kekuningan

Terdapat garis-garis lembut melintang

6

Page 7: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

Mengkilap

Keras

Bila dipukulkan berbunyi nyaring

Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) tidak bereaksi sedangkan saat

ditetesi cairan basa (C2H5OH) menghasilkan gelembung, batuan

bersifat asam.

3. Batuan beku

Warnanya merah

Keras

Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil

sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan

bersifat basa.

4. Batuan Metamorf

7

Page 8: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

Warnanya putih kekuningan

Mengkilat dengan garis-garis lembut melintang

Keras

Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil

sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi,

batuan bersifat basa.

5. Batuan apung

Warnanya putih

Ringan

Tidak terlalu keras

Berongga

Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung

kecil sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi,

batuan bersifat basa.

6. Batuan Sedimen

8

Page 9: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

Warnanya kuning kecoklatan

Berlapis-lapis

Berpartikel halus

Keras

Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil

sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan

bersifat basa

7. Batuan beku

Warnanya hitam

Bulat lonjong

Keras

Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil

sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan

bersifat basa.

9

Page 10: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

F. Pembahasan

Percobaan mengidentifikasi berbagai jenis batuan berdasarkan

ciri-cirinya (bentuk, warna) dan sifat fisik lain. Batuan beku, batuan

metamorf, batuan sedimen, batuan apung memiliki ciri-ciri yang berbeda.

Dengan ciri yang ditampilkan oleh masing-masing batuan dalam

percobaan, batuan dapat diidentifikasi jenisnya apa itu masuk dalam

batuan beku, batuan metamorf, batuan sedimen atau batuan apung. Batuan

juga diidentifikasi sifat asam basa dengan meneteskan larutan asam

(H2SO4) dan larutan basa (C2H5OH). Suatu batuan yang ditetesi larutan

asam (H2SO4) menghasilkan reaksi berupa gelembung kecil, batuan

tersebut bersifat basa, sedangkan bila batuan yang ditetesi larutan basa

(C2H5OH) menghasilkan reaksi berupa gelembung kecil, batuan tersebut

bersifat asam.

G. Kesimpulan

1. Jenis batuan beku apabila memiliki ciri-ciri :

a. Kebanyakan batuan beku memiliki bentuk bulat dan halus.

b. Apabila berwarna merah berarti mengandung feri oksida.

c. Apabila berwarna hijau berarti mengandung fero sulfat.

d. Bersifat basa

2. Jenis batuan sedimen apabila memiliki ciri-ciri :

a. Struktur batuannya berlapis-lapis.

b. Partikelnya halus.

c. Lapisannya teratur.

d. Bersifat basa.

3. Jenis batuan metamorf apabila memiliki ciri-ciri :

a. Mengkilap dan halus.

b. Terdiri dari silikon dioksida.

c. Bersifat asam.

10

Page 11: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

Keterangan :

1. Batuan bersifat basa apabila memiliki ciri-ciri :

a. Ditetesi asam mengalami reaksi, yaitu adanya gelembung-gelembung

pada bagian batuan yang terkena cairan asam.

b. Ditetesi basa tidak bereaksi.

2. Batuan bersifat asam apabila memiliki ciri-ciri :

a. Ditetesi cairan asam tidak bereaksi.

b. Ditetesi cairan basa mengalami reaksi, yaitu adanya gelembung-

gelembung pada bagian batuan yang ditetesi.

Tanggal praktikum: 10 Des. 2012

Surakarta, 02 Januari 2013

Dosen Pembimbing, Praktikan,

Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. Noor Fitriani Jayanti

K7111139

11

Page 12: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

TATA SURYA

A. Tujuan

Mengetahui terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan

B. Dasar Teori

Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara

Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya

Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu

melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-

rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari

yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer. Gerhana Matahari

dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: gerhana Matahari total, gerhana

Matahari sebagian, dan gerhana Matahari cincin.

Gb. Gerhana matahari

1. Sebuah gerhana Matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila

saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh

12

Page 13: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar

dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan

Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak

Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.

2. Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak

gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada

gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak

tertutup oleh piringan Bulan.

3. Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana)

hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini

terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari.

Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari,

tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan.

Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan,

berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang

bercahaya.

Gerhana matahari total

Gerhana matahari cincin

gerhana matahari cincin terjai saat bulan berada pada jarak terjauh

13

Page 14: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

sehingga yang menutupi bumi adalah perpanjangan umbra bulan.

Gerhana Matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40

detik. Ketika gerhana Matahari, orang dilarang melihat ke arah Matahari

dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara

permanen dan mengakibatkan kebutaan.

Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang

dari Matahari) walaupun hanya dalam beberapa detik dapat mengakibatkan

kerusakan permanen retina mata karena radiasi tinggi yang tak terlihat yang

dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat

mengakibatkan kebutaan. Mengamati gerhana Matahari membutuhkan

pelindung mata khusus atau dengan menggunakan metode melihat secara

tidak langsung. Kaca mata sunglasses tidak aman untuk digunakan karena

tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata.

Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang

bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara

matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar

Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari.

Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika

sebesar 5°, maka tidak setiap oposisi bulan dengan Matahari akan

mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan

dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang

disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika.

Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut.

Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik

14

Page 15: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana

bulan, akan diikuti dengan gerhana Matahari karena kedua node tersebut

terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan bumi.

Gb. gerhana bulan

Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih

dapat terlihat.Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang

dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi.Dan kebanyakan sinar yang

dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat

gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah

tembaga, jingga, ataupun coklat.Gerhana bulan dapat diamati dengan mata

telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.Jenis-jenis gerhana bulan adalah

sebagai berikut:

1. Gerhana bulan total

Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra.

2. Gerhana bulan sebagian

Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari Matahari

oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di

daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang

sampai ke permukaan bulan.

3. Gerhana bulan penumbra

Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian

penumbra.Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang

suram.

15

Page 17: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

5. Memotret alat peraga yang telah dikondisikan.

6. Memosisikan cahaya yang berasal dari replika matahari ke replika

bulan terhalang oleh replika bumi.

E. Hasil Pengamatan

Gerhana Matahari

Keterangan:

posisi matahari, bulan, dan bumi terdapat dalam satu garis dengan bulan

diantara matahari dan bumi.

Gerhana Bulan

Keterangan:

17

Page 18: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

Posisi matahari, bumi dan bulan terletak pada satu garis dengan bumi

diantara matahari dan bumi.

F. Pembahasan

a. Gerhana matahari

Gerhana Matahari terjadi ketika Matahari, Bumi dan Bulan terletak pada

satu garis lurus dimana posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari

sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari, akibatnya

sebagian atau seluruh bumi akan gelap karena tidak mendapat cahaya

Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu

melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena jarak Bulan lebih dekat

dibandingkan Matahari. Berdasarkan menutupnya piringan Matahari oleh

piringan bulan, gerhana Matahari dapat terjadi dalam 3 kategori, yaitu:

1. Gerhana total

Terjadi saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya

oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih

besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan

Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak

Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.

2. Gerhana sebagian

Terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup

sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian

dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.

18

Page 19: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

3. Gerhana cincin

Terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup

sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran

piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika

piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh

piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan

Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling

piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.

b. Gerhana bulan

Gerhana Bulan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan terletak pada satu

garis lurus dengan Bumi terletak diantara Matahari dan Bulan sehingga

sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan

tertutup oleh bayangan bumi.Gerhana bulan muncul bila bulan sedang

beroposisi dengan matahari.

Peristiwa gerhana bulanseringkali bulan masih dapat terlihat. Ini

dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan

oleh atmosfer bumi.Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki

spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan

akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga,

ataupun coklat.Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan

tidak berbahaya sama sekali. Berdasarkan posisi bulan dengan daerah

panumbra, gerhana bulan dapat terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:

1. Gerhana bulan total

Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra. Dalam

kondisi ini, tidak ada cahaya Matahari yang sampai bulan sehingga

bulan tidak terlihat.

2. Gerhana bulan sebagian

Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari Matahari

oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di

19

Page 20: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang

sampai ke permukaan bulan.

3. Gerhana bulan penumbra

Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian

penumbra.Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang

suram.

G. Simpulan

a. Gerhana matahari terjadi ketika posisi Matahari, Bulan dan Bumi

terletak pada satu garis lurus dengan posisi Bulan berada di antara

Matahari dan Bumi sehingga Bulan menghalangi cahaya Matahari

sampai Bumi.

b. Gerhana Bulan terjadi ketika posisi Matahari, Bumi dan Bulan terletak

pada satu garis lurus dengan posisi Bumi berada di antara Matahari dan

Bulan sehingga Bumi menghalangi cahaya Matahari sampai Bulan.

Tanggal praktikum: 10 Des. 2012

Surakarta, 02 Januari 2013

Dosen Pembimbing, Praktikan,

Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. Noor Fitriani Jayanti

20

Page 21: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

K7111139

21

Page 22: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

KERANJANG TAKAKURA

A. Tujuan

Mengetahui cara pemanfaatan sampah organik dengan menggunakan

keranjang takakura untuk menjadi kompos.

B. Dasar Teori

Keranjang takakura adalah alat pengolah sampah organis yang

dapat ditempatkan di dalam rumah.Keranjang takakura juga merupakan

tempat sampah untuk sampah organis, yang sekaligus akan mengolah

sampah organis begitu membuangnya.Keranjang takakura terdiri dari

keranjang yang didalamnya sudah berisi kompos. Kompos inilah yang

akan mengolah sampah organismenjadi kompos baru. Selain kompos,

Keranjang takakura biasanya juga berisi seperangkat komponen

tambahan.Ukuran keranjang relatif kecil tetapi kinerjanya tinggi : mampu

mengkompos dengan cepat dan kecil kemungkinan ter jadi bau. Walaupun

ruang yang disisakan untuk mengkompos hanya 1/3 wadah, tetapi wadah

akan penuh paling cepat 2-3 bulan, untuk masukan 1-2 kg sampah per hari.

Keranjang Takakura merupakan alat pengomposan skala rumah

tangga yang ditemukan Pusdakota bersama Pemerintah Kota Surabaya,

Kitakyusu International Techno-cooperative Association, dan

Pemerintahan Kitakyusu Jepang pada tahun 2005. Keranjang ini dirakit

dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu mempercepat

proses pembuatan kompos. Satu keranjang standar dengan starter 8 kg

dipakai oleh keluarga dengan jumlah total anggota keluarga sebanyak 7

orang. Sampah rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5

kg per hari. 

22

Page 23: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

C. Alat dan Bahan :

1. Sampah organik

2. Keranjang

3. Kompos

4. EM 4

5. Kertas

6. Kapas

7. Kain

D. Cara Kerja

1. Siapkan semua alat dan bahan

2. Masukan kertas ke bagian dasar keranjang

3. Letakkan kapas di atas kertas kemudian dikasih sedikit air agar lembab

4. Campurkan sampah dengan kompos setelah sampah dipotong halus

5. Letakkan saampah yang telah dicampur dengan kompos pada

keranjang dibagian atas kapas.

6. Lalu tambahkan sedikit air, kemudian aduk lagi.

7. Setelah itu, teteskan 10 ml EM 4

8. Aduk lagi secara perlahan hingga merata

9. Kemudian,adonan tersebut ditutup dengan kain dan keranjang ditutup

rapat

10. Diamkan hingga beberapa hari dan setiap dua hari sekali keranjang

tersebut dikocok atau di balik.

23

Page 24: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

E. Hasil Pengamatan

Keterangan :

a. Campuran daun, pupuk jadi dan EM4

b. Kapas

c. Kertas HVS

d. Keranjang

e. Kain

f. Tutup keranjang

F. Pembahasan

Keranjang takakura merupakan tempat sampah untuk sampah

organis, yang sekaligus akan mengolah sampah organis begitu

membuangnya. Dalam percobaan ini, praktikan menggunakan sampah

organis berupa berbagai macam daun (sampah tumbuhan).

Proses pengomposan ala keranjang takakura merupakan proses

pengomposan aeraob di mana udara dibutuhkan sebagai asupan penting

dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah

menjadi kompos. Media yang dibutuhkan dalam proses pengomposan

yaitu dengan menggunakan keranjang berlubang, diisi dengan bahan-

bahan yang dapat memberikan kenyamanan bagi mikroorganisme. Proses

24

Page 25: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

pengomposan metode ini dilakukan dengan cara memasukkan sampah

organikidealnya sampah organik tercacahke dalam keranjang dan

kemudian dilakukan kontrol suhu dengan cara pengadukan dan

penyiraman air.

Proses pembuatan keranjang kapas dimulai dengan mengubah

sampah (daun) berukuran kecil dengan memotongnya dan meremas-remas

agar sampah daun lembab. Kompos jadi dicampurkan dengan sampah

dengan merata. Pelapisan keranjang dengan kertas HVS dengan tujuan

agar kertas HVS mampu menahan pahan serta mencegah kompos keluar

dari wadah. Berbagai alternatif alat pelapis sebenarnya bisa digunakan

seperti kain kasa, kertas kardus, atau kertas lain. Bantalan kapas dilapiskan

di atas kertas HVS dengan memastikan bila terdapat rongga bagi udara.

Bantalan kapas berguna untuk menahan panas, mencegah lalat sekaligus

untuk mengatur kelembaban. Campuran antara sampah dengan kompos

diletakkan di atas bantalan kapas.

EM4 sebagai aktivator dalam pengubahan sampah organis

menjadi kompos jadi diteteskan sebanyak 100 ml secara merata dalam

campuran sampah dan kompos. Aktivator ini mengandung berbagai

macam mikroorganisme/bakteri yang mampu membantu dalam proses

pengomposan. Sebagai pencegah adanya lalat yang bertelur dalam wadah,

selain keranjang ditutup dengan penutup keranjang, di bawah penutup

dilapisi kain.

G. Kesimpulan

Keranjang takakura merupakan alat pengolah sampah organik

menjadi kompos dengan prinsip pengomposan aerob yaitu berupa tempat

sampah untuk sampah organis yang juga mengolahnya menjadi kompos.

25

Page 26: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

Tanggal praktikum: 10 Des. 2012

Surakarta, 02 Januari 2013

Dosen Pembimbing, Praktikan,

Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. Noor Fitriani Jayanti

K7111139

26

Page 27: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

PENCEMARAN LINGKUNGAN

A. Judul

Pencemaran Lingkungan.

B. Tujuan

Mengetahui tingkat pencemaran lingkungan (air).

C. Dasar Teori

Pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat,

energi dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh

kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas air turun sampai ketingkat

tertentu yang menyebabkan air kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai

dengan peruntukannya. Pelaksanakan penilaian terhadap kualitas air, yaitu

membandingkan beberapa ukuran/parameter kunci dengan bakumutu yang

ditetapkan.Dengan mengetahui beberapa parameter yang ada pada

daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah

lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum.

Limbah rumah tangga juga merupakan salah satu penyumbang penemaran

air, seperti penggunaan sabun (deterjen) untuk mandi dan mencuci., yang dapat

juga mengurangi kandungan oksigen dalam air.(sumber : Wikipedia bahasa

indonesia)

27

Page 28: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

Deterjen menjadi bahan pencemar karna Deterjen buatan atau synthetic

detergent adalah campuran sejenis senyawa bahan pembersih yang berkandungan

utama zat surfaktan (surfactant atau surface active agents), dengan bahan-bahan

lain seperti zat pengisi (fillers), pembentuk (builders), serta komponen lain seperti

pewarna, pewangi, boosters dan lain-lain. Surfaktan adalah senyawa kimia yang

mudah larut dalam cairan yang memungkinkannya terserap pada zat lain sehingga

zat tersebut menjadi mudah larut atau memiliki sifat kimia fisika tertentu dalam

suatu cairan. Molekul surfaktan setidaknya berkandungan satu gugus yang

memiliki afinitas pada permukaan cairan polar, yang umumnya dipahami sebagai

tingkat kelarutan dalam air, dan satu gugus lain yang tidak gampang berafinitas

dengan air.

Dampak pencemaran oleh sabun/deterjen karena Deterjen merupakan

bahan pembersih yang terbuat dari bahan kimia sintesis dengan komponen utama

surfaktan.Karna dianggap bukan bahan berbahaya atau toksik maka sebagian

limbah pengggunaan deterjen sering di buang kedalam perairan seingga menjadi

sumber pencemaran yang potensial. Dalam konsentrasi tertentu deterjen dalam air

dapat mengggangu difusi oksigen dari udara kedalam air, selain itu senyawa

Fosfor dan nitrogen yang terandung dalam deterjen dapat menyebabkan

eutrofikasi dalam perairan. Pengaruh lanjut deterjen terhadap organisme perairan

adalah berupa penghambatan pertumbuhan dan menyebabkan degradasi fungsi

pada berbagai organ tubuh dari organisme lain.

D. Alat dan Bahan

1. Gelas Ukur

2. Air selokan

3. Air

4. Ikan

E. Langkah Kerja

Adapun langkah kerja yang dilakukan Praktikan dalam praktikum ini adalah sbb:

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Mengisi gelas ukur dengan air.

28

Page 29: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

3. Masukkan air selokan pada salah satu gelas ukur.

4. Memasukkan ikan pada gelas berisi air selokan dan memindahkannya ke

dalam air biasa ketika ikan mulai pingsan.

5. Mengamati apa yang terjadi pada ikan sebelum dimasukkan air selokan,

ketika berada di dalam air selokan, dan setelah berada dalam air biasa.

6. Mencatat dan menganalisis data.

7. Membuat simpulan.

F. Hasil Praktikum

1. Kondisi awal (sebelum dimasukkan air selokan)

- Ikan dalam keadaaan baik (sehat),lincah (gerak kesana kemari).

2. Kondisi saat ikan berada dalam air selokan

- ikan berenang tidak teratur, kelihatan agak kurang sehat/ setengah

pingsan (sekarat).

3. Kondisi akhir (ketika ikan berada dalam air biasa)

- Lemas,diam (tidak bergerak kesana kemari)

Ikan di air biasa Ikan di air selokan

G.Simpulan

29

Page 30: Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan pencemaran lingkungan

Perubahan kondisi ikan dengan pengkondisian ikan dalam lingkungan

yang berpolutan dan tidak berpolutan dapat menentukan tingkap pencemaran.

Tanggal praktikum: 10 Des. 2012

Surakarta, 02 Januari 2013

Dosen Pembimbing, Praktikan,

Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. Noor Fitriani Jayanti

K7111139

30


Top Related