Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TERNAK ACARA V DARAH

Disusun oleh: Kelompok VII Danu Pramudito Ayu Eka Putri Bina Pambudi Poeloeng Dwi Nugraha Arbi Saputro Asisten : Harwanto PT/05822 PT/05873 PT/05907 PT/05184 PT/05715

LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

ACARA IX DARAH

Tujuan Praktikum Untuk mengetahui kadar protein darah, kadar glukosa darah dan kadar cholesterol darah.

Tinjauan Pustaka Darah terdiri dari plasma darah dan unsur seluler. Unsur-unsur seluler tersebut terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan keeping darah. Sel darah merah sering disebut eritrosit, sel darah putih disebut leukosit, sedangkan keping darah sering disebut trombosit. Darah memiliki beberapa fungsi yaitu: membawa nutrien yang telah disiapkan oleh saluran pencernaan menuju jaringan tubuh, membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan, membawa karbondioksida di jaringan ke paru-paru, membawa produk buangan dari berbagai jaringan menuju ginjal untuk diekskresikan, membawa kelenjar hormon endokrin ke organ-organ lain di dalam tubuh, berperan dalam pengendalian suhu dan berperan dalam mempertahankan keseimbangan air. (Frandson, 1992). Fase cair yang tertinggal pada saat darah membeku (mengalami koagulasi) dinamakan serum. Serum tidak lagi mengandung faktor pembekuan (termasuk fibrinogen) yang normalnya terdapat di dalam plasma tetapi sudah terpakai dalam proses koagulasi (Murray, 1999). Cara memperoleh serum yaitu darah dibiarkan 15 menit agar menjendal sehingga fibrinogennya tidak terdapat dalam cairan darah kemudian disentrifuge dan didapatkan serum (Dawiesah, 1988). Enzim dalam darah dikelompokkan menjadi enzim yang fungsional dan enzim yang non fungsional. Enzim yang fungsional adalah enzim yang substratnya terdapat dalam darah contohnya lipoprotein lipase, sedangkan enzim yang non fungsional dalam darah dengan sendirinya tidak berfungsi dalam darah artinya substratnya tidak ada dalam darah (Girindra, 1988).

Kadar glukosa darah dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah umur, kadar energi pakan dan kondisi stres. Stres pada ayam petelur dapat disebabkan oleh kondisi kandang yang kurang nyaman. Pada kondisi stres, sekresi costicosterone meningkat sebagai akibat dari aktifitas adrenocorticotropic hormone (ACTH) (Peebles et al., 1997). Kandungan kolesterol dalam darah ayam berkisar antara 102 sampai 123 mg/100 ml (Ramanoff, 1983). Peningkatan kadar kolesterol dalam darah merupakan faktor utama penyebab terjadinya atheroskerosis (Pelkonen et al., 1977 ; Winarno 1984). Konsumsi lemak makanan terutama lemak jenuh dan kolesterol merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsentrasi kolesterol dalam serum (Martin, 1983).

Materi dan Metode

Materi Alat. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi dan raknya, pipet hisap tetes, gelas ukur, alat penggojok, alat ukur spektofotometer, waterbath, gelas ukur, alat timbangan, alat sentrifuge dan penangas air, Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum darah antara lain larutan protein standar, plasma darah dan blanko, larutan lowry -1,4-glukanase, lowry A, aquades, plasma darah, Ba(OH)2 0,3 N, ZnSO4 5%, glukosa anhidrat, reagensia nelson, arsenol molibdat, Cu2O, larutan aseton alkohol, khloroform, asam sulfat pekat dan asetat anhidrat.

Metode Penentuan Kadar Protein Darah (Metode Lowry) Menyiapkan dua tabung reaksi yang masing-masing diisi 0,5 ml larutan protein standar dijadikan 2 larutan yang pertama plasma dan blanko. Ditambahkan ke dalam masing-masing tabung 2,5 ml larutan lowry B, divortex dan dibiarkan 10 menit. Kemudian, ditambahkan larutan lowry A 0,25 ml, divortex dan biarkan 30 menit. Lalu, dibaca pada panjang gelombang 750 nm dan dihitung dengan menggunakan rumus: Persamaan Kadar protein darah = (Abs sampel/Abs standar) x kadar protein standar x pengenceran filtrat

Penentuan Kadar Glukosa Darah (Metode Nelson-Somogyi) Tahap Pengendapan Protein. Memasukkan dalam tabung 0,5 ml plasma darah dengan ditambah 1,5 ml aquades ditambah 1,5 ml Ba(OH)2 0,3 N ditambah 1,5 ml ZnSO4 5% dan digojok. Kemudian, disentrifuge pada 3000 rpm selam 15-20 menit. Lalu supernatan yang dihasilkan digunakan untuk percobaan tahap penentuan glukosa. Tahap Penentuan Glukosa. Membuat larutan glukosa standar (10 mg glukosa anhidrat/100 ml (BM=180), karena memakai glukosa monohidrat (BM=198) maka 11 mg glukosa/100 ml). Lalu dari larutan glukosa standar, dilakukan beberapa pengenceran, sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi 2,4,6,8 dan 10

mg/ 100 ml larutan. Disiapkan 7 buah tabung reaksi, 5 buah tabung diisi larutan standar, 1 tabung diisi sampel dan 1 tabung diisi blanko, masing-masing sebanyak 1 ml. Lalu, ditambahkan ke dalam masing-masing tabung 1 ml reagensia nelson dan dipanaskan pada penangas air mendidih selama 20 menit. Diambil dan didinginkan secara bersama-sama pada air dengan suhu ruang (25 C). Setelah semua endapan Cu2O larut sempurna dengan penambahan 1 ml arsenol molibdat, ditambahkan 7 ml aquades dan divortex. Kemudian dibaca pada panjang gelombang 540 nm. Dibuat kurve standar dan ditentukan kadar glukosa. Pentuan Kadar Kholesterol Darah. Awal pratikum ini ialah masukkan 1 ml larutan sampel darah segar yang diencerkan 6 kali ke dadalm tabung sentrifuge, yang berisi 10 ml larutan aseton alkohol perbandaing 1:1, kemudian rebus tabung hingga larutan terlihat mendidih. Setelah itu di sentrifuge pada 3000 rpm selama 15 menit, lalu selesai ambil tabungnya dan pisahkan supernatan pada tabung lain, kemudian diuapkan pada waterbath mendidih hingga pelarut menguap semua dan encerkan residu yang tertinggal residu. Dilakukan pengenceran dengan khloroform. Lalu residu ditambah 2 ml khloroform, di diamkan sampaii homogen, selanjutnya gunakan sampel 2 mg kholesterol lalu tambahkan 1 ml khloroform sebagai larutan standar. Siapkan tabung 3 buang untuk dibagi residunya yaitu tabung ke-1 (sampel) masukkan residu ditambah 2 ml khloroform ditambahkan 2 ml campuran asam sulfat pekat, asetat anhidrit dengan 1:30 lalu dihomogenkan denagn vortex. Berikutnya tabung ke-2 masukkan 2 ml larutan standar sama dengan 2ml kholesterol atau 1 ml khloroform ditambah 2 ml campuran asam sulfat pekat dan asetat anhidrIt sama dengan 1:30, dihomogenkan dengan vortex. Tabung ke-3 bnlanko di masukkan 2 ml khloroform ditambah 2 ml campuran asam sulfat pekat dan asetat anhidrit sama dengan 1:30 dihomogenkan dengan vortex. Lalu di ruang gelap masukkan 3 tabung itu selama 10 menit, lakukan pembacaan pada 680 nm setelah warna berubah menjadi hijau.

Hasil dan Pembahasan

Penentuan Kadar Glukosa Darah. Hasil dari pembacaan pada panjang gelombang di pratikum adalah 0,03. Kemudian setelah dihitung kadar glukosa darah yang digunakan sebagai sampel adalah 1,4685 mg/ml. Tabel 1. Kadar glukosa darah beberapa spesies ternak Jenis Ternak Sapi Domba Kambing Babi Ayam Kadar glukosa darah (mg/dl) 40 sampai 80 4 sampai 80 40 sampai 75 12 sampai 80 13 sampai 27 (Swenson, 1993)

Kadar glukosa darah normal pada ayam berkisar antara 13 sampai 27 ml/dl atau 130 sampai 270 mg/ml (Swenson, 1993), sedangkan hasil perhitungan menunjukkan kadar glukosa darah ayam mg/ml. Glukosa (C6H12O6) merupakan senyawa yang

banyak dijumpai di dalam darah. Glukosa darah selalu dijaga dalam keadaan normal, bila glukosa darah terlalu tinggi, hati akan menurunkan dengan proses glikolisis dan glikogenesis. Sedangkan bila glukosa darah terlalu rendah, hati akan mensuplai glukosa dengan proses glikogenolisis dan glukoneolisis (Harris, 1984). Kadar glukosa dalam darah berbeda-beda antara spesies yang satu dengan spesies yang lain, perbedaan itu berhubungan dengan keadaan pakan baik jumlah maupun kualitasnya dan penyimpanan karbohidrat pada ternak (Swenson, 1993). Selain itu dapat juga disebabkan oleh perbedaan bangsa, aktivitas, dan pengaruh lingkungan. Penentuan Kadar Protein Darah. Pada tabung reaksi diisi sebanyak 0,5 ml plasma darah ayam dicampur dengan 30 ml aquades (pengenceran 400 kali). Kemudian diambil 0,5 ml dan dicampur dengan reagen Lowry B 2,5 ml, divorteks, dan dibiarkan 10 menit. Sebanyak 0,25 ml reagen Lowry A ditambahkan ke dalam campuran tersebut, divorteks, dan dibiarkan 30 menit. Tepat pada menit ke 30 dibaca pada panjang gelombang 750 nm. Hasil pembacaan pada panjang gelombang 750 nm adalah 0,022. Setelah dihitung kadar protein darah ayam yang digunakan untuk sampel adalah 2,28 mg/ml.

Tabel 2. Kadar protein darah beberapa spesies ternak Jenis Ternak Sapi Domba Kambing Babi Kuda Anjing Kucing Ayam Albumen (mg/dl) 30 sampai 34 35 sampai 45 37 sampai 45 32 sampai 40 28 sampai 38 34 sampai 44 30 sampai 38 16 sampai 20 Globulin (mg/dl) 36 sampai 44 25 sampai 35 24 sampai 32 34 sampai 40 28 sampai 38 22 sampai 32 25 sampai 35 23 sampai 33 Fibrinogen Rata-rata (mg/dl) (mg/dl) 2 sampai 5 70 sampai 85 2 sampai 4 60 sampai 80 2 sampai 5 65 sampai 75 2 sampai 4 65 sampai 85 2 sampai 4 60 sampai 80 1 sampai 4 60 sampai 78 1 sampai 4 60 sampai 75 40 sampai 52 (Swenson, 1993)

Kadar protein darah ayam adalah 40 sampai 52 mg/dl atau 400 sampai 520 mg/ml (Swenson, 1993), sedangkan hasil perhitungan menunjukkan kadar protein darah ayam adalah 2,28 mg/ml. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan jenis ayam yang digunakan sebagai sampel, perbedaan keadaan pakan baik jumlah maupun kualitasnya, cara pemeliharaan, aktivitas, serta pengaruh lingkungan seperti temperatur dan kelembaban udara. Protein yang terdapat dalam plasma darah adalah albumin, globulin, dan fibrinogen. Albumin berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmosis dalam jaringan. Protein plasma yang kedua adalah globulin yang berfungsi sebagai antibodi membentuk sistem pertahanan terhadap protein akin dan antigen. Fibrinogen adalah bagian plasma darah yang berfungsi untuk menggumpalkan darah (Page, 1985). Penentuan Kadar Kholesterol Darah. Pada tabung sentrifuge diisi 0,1 ml plasma darah ayam, kemudian ditambah 5 ml aseton alkohol (1:1) kemudian divorteks. Tabung direbus sampai mulai mendidih, kemudian didinginkan selanjutnya disentrifuge pada 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian diinkubasi dalam waterbath sampai seluruh aseton alkohol menguap. Residu dalam tabung ditambah 3 ml khloroform dan divorteks sampai homogen. Larutan kholesterol dalam khloroform diencerkan dengan 2 ml campuran asam sulfat dan asetat anhidrat (1:30). Tabung ditempatkan dalam ruang gelap selama 15 menit, hingga terbentuk warna hijau. Apabila telah terbentuk warna hijau, selanjutnya ditera dengan spektrofotometer pada 680 nm. Absorbansi yang dapat dibaca adalah 0,550, kemudian dimasukkan dalam persamaan. Setelah dihitung kadar kholesterol darah sampel yang diperoleh adalah 0,0196 mg/ml. Menurut Romanoff (1983), bahwa kandungan

kholesterol darah ayam berkisar antara 1,02 sampai 1,23 mg/ml. Perbedaan kadar kholesterol hasil perhitungan dengan kisaran normal dapat disebabkan oleh umur, jenis kelamin, konsentrasi lemak pakan, total energi, dan temperatur lingkungan (Williamson, 1984). Peningkatan kadar kholesterol dalam darah merupakan faktor utama penyebab terjadinya ateroskerosis atau endapan pada pembuluh darah (Winarno, 1984). Penentuan Kadar Kreatinin. Pada preparasi kreatinin darah dilakukan dengan menggunakan sebanyak 0,5 ml plasma ditambah 4,5 ml (tungstat : sulfat N = 1:8). Kemudian disentrifuge 3000 rpm selama 15 menit. Filtrat diambil kemudian ditepatkan menjadi 5 ml dengan tungstat-sulfat. Penentuan kreatinin darah dilakukan dengan membagi 2 filtrat (@ 2,5 ml), kemudian ditambah 2,5 ml larutan standar dan ditambah lagi 2,5 ml campuran (asam pikrat jenuh : NaOH 10% = 5:1). Kemudian divorteks dan dibiarkan pada suhu kamar selama 15 menit. Setelah itu dibaca pada panjang golombang 520 nm. Hasil pembacaan pada panjang gelombang tersebut adalah 0,018. Setelah dihitung kadar kreatinin darah sampel adalah 0,0127 mol/ml, sedangkan menurut Swenson (1993) bahwa kadar kreatinin pada ayam adalah 1 sampai 2 mg/dl atau 10 sampai 20 mg/ml. Perbedaan kadar kreatinin darah ayam hasil perhitungan dengan kisaran normal dapat disebabkan oleh perbedaan bangsa, pakan, pemeliharan, aktivitas, dan kerena pengaruh dari lingkungan sekitar.

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa darah ayam yang digunakan mempunyai kadar glukosa 1,4685 mg/ml, kadar protein 2,28 mg/ml, kadar kholesterol 0,0196 mg/ml, dan kandungan kreatininnya adalah 0,0127 mol/ml. Kandungan glukosa, protein, kholesterol, dan kreatinin yang paling utama adalah dipengaruhi oleh pakan baik jumlah maupun kualitasnya. Selain pakan dapat juga dipengaruhi oleh bangsa, unur, aktivitas, cara pemeliharaan, dan keadaan lingkungan.

Lampiran Perhitungan

Penentuan Kadar Glukosa Darah Y = 0,00524 + 0,0843 X Y 0,00524 X= x Pengenceran 0,0843 0,03 0,00524 X= x5 0,0843 0,02476 X= x5 0,0843 X = 0,2937 x 5 X = 1,4685 mg/ml Penentuan Kadar Protein Darah Y = 0,033 + 1,942 X Y 0,033 X= x Pengenceran 1,942 0,022 0,033 X= x 400 1,942 (0,011 ) X= x 400 1,942 X = (- 0,0057) x 400 X = - 2,28 mg/ml X = 2,28 mg/ml Penentuan Kadar Kholesterol Darah Y = 0,036 + 26,29 X Y 0,036 X= 26 ,29 0,550 0,036 X= 26 ,29 0,514 X= 26 ,29 X = 0,0196 mg/ml Penentuan Kadar Kreatinin Y = 0,0222 + 0,331048 X Y 0,0222 X= 0,331048

0,018 0,0222 0,331048 (0,0042 ) X= 0,331048 X = - 0,0127 mol/ml X = 0,0127 m0l/ml

X=

Hasil dan Pembahasan

Penentuan kadar glukosa darah Tujuan praktikum ini adalah untuk dapat mengetahui kadar glukosa darah pada ayam. Prinsip kerjanya adalah Fungsi penambahan reagen nelson adalah untuk mengetahui adanya Cu dalam darah yang akan membentuk reaksi warna pada

glukosa. Kemudian ditambah dengan arseno molibdat dan di vortex, ditambah dengan H2O dan divortex kembali dan diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 560 nm. Pada saat penambahan reagen arsenomolibdat terjadi perubahan warna menjadi hijau kekuning-kuningan. Uji ini positif jika berwarna biru. Dari hasil penelitian menunjukkan warna kekuning-kuningan yang berarti uji tersebut negatif. Hasil yang didapat kadar glukosanya yaitu 1,490 mg/ml dengan absorbansi 0,299. Menurut Peebles et al., (1997), kadar glukosa darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain adalah umur, kadar energi pakan, dan kondisi stress. Pada kondisi stress, sekresi conticosterone meningkat sebagai akibat dari aktivitas adrenocorticotropic hormone (ACTH). Menurut Palvadolpirod dan Thaxton (2000), bahwa meningkatnya corticosterone dapat mengakibatkan kadar glukosa darah meningkat sebagai akibat glukoneogenesis. Kadar glukosa darah pada ayam menurut packham (1982), berkisar antara 200 mg/100 ml-250 mg/100 ml. Berarti hasil penelitian 1,490 mg/ml hampir mendekati dengan perubahan glukosa darah pada literatur, karena mempunyai kandungan glukosa lebih sedikit pada darah.

Penentuan kadar protein darah Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar protein darah yang terkandung dalam darah ayam. Prinsip kerjanya adalah dengan disiapkan tabung reaksi diisi dengan aquadest untuk blanko dan dua tabung diisi dengan plasma darah dengan pengenceran 600 kali. Dilakukan pengenceran supaya absorbansinya dapat terbaca. Kemudian ditambah dengan reagen lowry B, divortex dan dibiarkan 10 menit. fungsi penambahan reagen ini adalah untuk mengikat N dalam protein darah karena

mengandung sejumlah CuSO4. Kemudian ditambah reagen lowry A, di vortex dan dibiarkan selama 30 menit. Fungsi penambahan reagen ini adalah untuk mengoksidasi asam amino tirosin. Lalu pada menit ke 30 dibaca pada panjang gelombang 750 nm. Hasilnya warna menjadi biru. Jadi dapat dikatakan bahwa uji ini positif karena mengandung protein darah. Kadar protein darah pada penelitian yang dipratikan ini adalah sampel pada pengenceran 100 kali terukur absorbansinya 0,685 A setelah

dihitung kadar protein ialah 134,75 mg/ml dan sampel di pengenceran 50 kali terukur 1,617 A menghasilkan abrorbansi 1, 061 mg/ml. Menurut Page (1985), bahwa protein yang ada pada darah yaitu albumin, globulin, dan fibrinogen. Albumin berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmosit dalam jaringan sedangkan globulin berfungsi untuk membentuk sistim pertahanan terhadap protein aktin dan anti gen. fibrinogern adalah bagian dari plasma darah yang berfungsi pada pembekuan darah atau penggumpalan darah. Kadar normal protein darah pada ayam adalah mengandung albumin berkisar antara 16-20 mg/dl, globulin 23-33 mg/dl,sehingga totalnya adalah berkisar antara 40-52 mg/dl.

Penentuan kadar kholesterol darah Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar kholesterol dalam darah yang terkandung dalam darah ayam. Prinsip kerjanya adalah tabung yang berisi plasma darah dan asetol alkohol divortex kemudian disentrifuge 3000 rpm. Fungsi penambahan aseton alkohol adalah untuk mengikat lemak yang ada. Larutan ini disentrifuge untuk memisahkan endapan dengan filtratnya, kemudian divortex agar terbentuk filtrat. Lalu tabung direbus sampai mendidih dan didinginkan sampai dingin dalam suhu kamar. Kemudian disentrifuge 3000 rpm selama 15 menit. Fungsi direbus adalah untuk memisahkan air dengan lemak. Supernatan dimasukkan dalam tabung dan diinkubasi daqlam waterbath sampai seluruh aseton alkohol menguap. Residu dalam tabung ditambah dengan khloroform dan divortex. Fungsi dari penambahan khloroform adalah untuk mempercepat reaksi. Larutan kholesterol dalam khloroform diencerkan dengan campuran asam sulfat dengan asetat anhidrat dengan

perbandingan 1:30. Fungsi dari pengenceran adalah untuk memisahkan darah dengan lemak dan untuk memecah ikatan khloroform. Blako dibuat dengan menggunakan campuran 2 ml khloroform dengan asetat anhidrat. Tabung ditempatkan dalam ruang gelap selama kurang lebih 15 menit sampai terbentuk warna hijau. Kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 680 nm. Kadar kholesterol dalam praktikum ini didapat 2,655 mg/ml setelah dilakukan pengenceran 4 kali, dengan absorbansi 0,655 mg/ml.

Kandungan kholesterol pada darah ayam adalah berkisar antara 102-123 mg/100ml dipengaruhi (Romanof, oleh 1983). Konsentrasi kelamin, kholesterol pakan, dalam total serum bervariasi temperatur

umur,

jenis

energi,

lingkungan,konsentrasi kholesterol dalam bahan pakan (William, 1974). Sudah hampir sama dengan litaratur. Menurut Poole et al., (1987), bahwa konsentrasi kholesterol yang tinggi dalamdarah dapat menyebabkan pembentukan endapan pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penggerusan arteri sehingga tekanan darah menjadi tinggi. Sedangkan menurut martin et al. (1983), bahwa konsumsi lemak makanan terutama lemak jenuh dan kholesterol dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi konsentrasi kholesterol dalam serum.

Penentuan kadar kreatinin Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengendapkan kreatinin dalam darah. Prinsip kerjanya adalah dengan mencampurkan 4 ml plasma dengan campuran tungstat-sulfat 0,5 N dengan perbandingan 1:8, dan disentrifuge selama 15 menit. Kemudian filtrat dibagi menjadi dua, kemudian ditambah dengan larutan standar dan campuran dari asam pikrat jenuh dengan NaOH 10% dengan perbandingan 5:1. Kemudian divortex dan dibiarkan pada suhu kamar selama 15 menit dan dibaca pada panjang gelombang 520 nm. Asam pikrat jenuh ini bereaksi dengan NaOH membentuk kreatinin pikrat dan uji positif akan membentuk warna jingga. Dari hasil praktikum kadar kreatinin yang telah diencerkan 4 kali adalah 2,62 mol/ml dengan absorbansi 0,655. Menurut Harper et al., (1980), bahwa kadar kreatinin dalam serum atau darah sebesar 0,7 sampai1,5 ml/dl sedangkan menurut Swenson (1993), bahwa kadar kreatinin dalam darah ayam adalah berkisar antara 1 sampai 2 ml/dl.

Kesimpulan

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa darah pada ayam adalah 1,39691678 mg/ml dengan absorbansi 0,123. Kadar pratein darahnya adalah 0,03538 mg/ml dengan absorbansi 0,362. Kemudian kadar kholesterol darahnya adalah 0,00182579 mg/ml dengan absorbansi 0,165. Sedangkan kadar kreatinin darahnya adalah 0,015466034 mol/ml dengan absorbansi 0,035.

Tinggi rendahnya glukosa darah, kreatinin darah, protein darah dipengaruhi oleh umur, kandungan energi pakan, jenis kelamin, dan kondisi stress. Sedangkan kadar kholesterol darah dipengaruhi oleh umur, konsenterasi lemak makanan, total energi makanan, dan temperatur lingkungan.

Lampiran

Perhitungan Penentuan kadar glukosa darah Absorbansi = 0,123 Y = 0,00524+0,0843 X 1,490 = 0,00524+0,0843 X

X = 1,48476 0,0843 = 17,6128 mg/ml

Penentuan kadar protein darah Absorbansi sampel A = 1,617 A Y = 0,587 X+ 0,035 1,617 = 0,587 X + 0,035 = 1,582 0,587 = 2,695 mg/ml 50 X Pengenceran = 50 X 2, Absorbansi sampel B = 0,076 A Y = 0,587 X+ 0,035 0,076 = 0,587 X + 0,035 = 0,041 0,587 = 1,061 mg/ml 100 X pengenceran --- 100 X 1 Sampel 0,658 A ( Kelompok 7 ) Sampel 1,617 A ( Kelompok 7 )

Penentuan kadar kholesterol darah Absorbansi = 0,084 Y = 0,5372 +0,0342 X = y - 0,036 26,29 = 0,00182579 mg/ml Penentuan kadar kreatinin darah Absorbansi = 0,035 Filtrat = 1 ml

Pemekatan = 2,5 Filtrat = 2,5/1 = 2,5 Y = 0,0222+0,33104921 X X = y - 0,0222 0, 331049 = 0,038665087 mg/ml

Kreatinin = = 0,015466034

Vulue Y(absorbansi) 1,22 0,044 1,9 0,198 1,49 0,299 1,596 0,469 1,526 0,588 1,929 0,694

Chart Title2.5 2 Axis Title 1.5 1 y = 0.0723x + 1.3573 1.929 1.9 R = 0.2541 1.526 1.491.596 1.22

Sampel absorbansi Linear (Sampel ) Linear (absorbansi) 8

y = 0.1311x - 0.077 0.694 0.588 R = 0.9955 0.5 0.469 0.299 0.198 0.044 0 0 2 4 6 Axis Title

Daftar Pustaka Borgman, R. F. and F. Wardlow. 1985. Serum Cholesretol Consentration and Cholithiasic in Rabbit as Influenced by Diatory. Dawieasah, S. 1988. penentuan Nutrien dalam Jaringan dan Plasma Darah. UGM. Yogyakarta. Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Girindra, A. 1988. Biokimia Patologi Hewan. Pusat Antar Universitas IPB bekerjasama dengan Lembaga Sumber Daya Informasi IPB. Bogor. Harper, H A. Rodwell, V W. D A Mayes. 1980. Biokimia Review of Biological Chemistry. Lange Medical Publication. California. Martin, D. W., P.A. Mayer and V. W. Rodwell. 1993. Biokimia. 19th ed. EGC. Jakarta. Murray, R. K. 1999. Biokimia. Edisi 24. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta. Packam, R. G. 1982. Feed Composition, Formulation and Poultry Nutrition A Courie Manual and Growth. Australian University International Development Program (AUIDP). Australian Vice Chancelors Comm. Sydney. Page, D. S. 1985. Prinsip-Prinsip Biokimia. Edisi kedua. Erlangga. Jakarta. Peebles, E. D. A, A. L. Pond., J. R. Thompson., C. D. Mc Daniel., N. M. Cox and M. A. Latour. 1997. Haloxonp Attenuates serum corticosterone and augments serum glucose concentrations in broiler stimulated with adrenocorticotropin. Poultry Science. Pelkonen, R. E., E. A. Nikkila., S. Kaskonen., K. Penttinen and S. Saria1887. Asociation of Serum Lipids and Obesity With Cardiovaskuler Mortality. Br Med. J. 2: 1185. Poole, Jr W. J., S. R. Shimer., Dunlop and W. E. Urban Jr. 1987. Effects of Methionine Suplementation on Experimental Artherusclerosis in Rabbit. New York. Puvadolprilod, S and J. E. Thaxton. 200. Model of Physilogical Stress in Chickens 4.Digestion and Metabolism. Poultry Science. Romanoff, A. L and A. J. Romanoff., 1993. The Avian Egg. 2 nd Editon.John Willey AndSons, Inc. New York. Soliman, K. F. A. and T. M. Huston. 1984. Effect of dietary protein and fat on the plasma cholesterol and packed cell volume of chicken exposed to different environment temperature. Poultry Science. 53; 161166.

Swenson, M. S. 1993. Physilogical Property and Chemical Constituen of Blood, in Dukes Physology of Domestic Animal. 9th Ed. Comstock Publising Asosiates A Division of Corneil University Press. London. Williams, R. H. 1984. Text book of Endocrinology. 5th ed. W. B. Soonders Co. Philadelphia. London.


Top Related