
Download - Laporan Hipotiroid FIX
TUGAS PJBL 1BLOCK ENDOCRINE SYSTEM
HIPOTIROID
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 REGULER 2
Mega Wijaya
115070200111002Prilly Priskylia
115070200111004Siti Aliyah
115070200111006Novita Wulan Dari
115070200111048Anita Nur Mayasari
115070200111050Muhamad Burhanudin A
115070200111052Devi Fradiana
115070201111026Windiarti Rahayu
115070201111028Eny Dwi Oktaviani
115070207111022Novitasari Andriani
115070207111014JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
1. Definisi dan klasifikasi Hipotiroid merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat dari aksis hypothalamus-hipofisis-tiroid end organ, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon tiroid ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid. Hipotiroid timbul akibat defisiensi produksi hormon tiroid. Gangguan ini dapat bermanifestasi sangat dini. Jika gejala timbul akibat suatu periode fungsi tiroid yang nyata normal, maka gangguan ini benar-benar didapat atau hanya tampak demikian, namun merupakan salah satu variasi cacat kongenital dengan manifestasi defisiensi tertunda. Istilah kretinisme seringkali digunakan sebagai sinonim hipotiroidisme kongenital, namun sebaiknya istilah ini dihindari. Adapula yang mengatakan istilah kretinisme dipakai untuk hipotiroidisme kongenital .Hipotiroid adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup. Pada orang dewasa, hormon tiroid sangat dibutuhkan dalam metabolisme tubuh. Apabila hipotiroid tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan seperti obesitas, nyeri sendi, infertilitas, dan penyakit jantung. Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit disebabkan oleh kurang penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema. Hipotiroidism terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema. (Ismail,2005)Kekurangan tiroid dapat mempengaruhi semua fungsi tubuh dan dapat berkisar dari ringan, bentuk subklinis ke myxedema, bentuk yang berat. Penyebab paling umum dari hipotiroidisme pada orang dewasa adalah tiroiditis autoimun (penyakit Hashimoto), di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid. Gejala hipertiroid kemudian dapat diikuti oleh orang-orang dari hipotiroidisme dan myxedema. Hypothyroidism juga sering terjadi pada pasien dengan hipertiroidisme sebelumnya yang telah diobati dengan radioiodine atau obat antitiroid atau yang telah menjalani operasi. Hal ini terjadi paling sering pada wanita yang lebih tua. Terapi radiasi untuk kepala dan kanker leher juga dapat menyebabkan hipotiroidisme pada pria yang lebih tua. (Brunner dan Suddart,2005)Klasifikasi Primera. Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodiumb. Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi eksternal, agenesis, amiodaron SekunderKegagalan hipotalamus ( TRH, TSH yang berubah-ubah, T4 bebas) atau kegagalan pituitari ( TSH, T4 bebas) Berdasarkan onsetnya, hipotiroid pada anak dapat dibedakan menjadi hipotiroid kongenital dan hipotiroid dapatan.Hipotiroid KongenitalHipotiroid kongenital sering dipakai untuk kelainan kelenjar tiroid yang sudah ada pada waktu lahir atau sebelumnya. Hipotiroid kongenital merupakan kelainan bawaan dengan kadar hormon tiroid (T3 dan T4) di sirkulasi darah yang kurang dengan kadar TSH yang meningkat. Kelainan ini diketahui sebagai penyebab terjadinya keterbelakangan mental dan kecacatan fisik pada anak-anak. Hipotiroid kongenital dapat disebabkan oleh: Disgenesis/Atireosis: Aplasia dan Hipoplasia Cacat perkembangan kelenjar tiroid merupakan penyebab hipotiroidisme kongenital tersering.Kurangnya sintesis hormon T4 karena Inborn errors of Thyroid Hormonogenesis, merupakan kelainan terbanyak hipotiroidisme kongenital karena kelainan genetik, didapatkan pada 10-15 % kasus hipotiroidisme kongenital. Defek yang didapatkan adalah kegagalan mengkonsentrasikan yodium, defek organifikasi yodium karena kelainan enzim TPO atau pada H2O2 generating sistem, defek pada sintesis atau transpor tiroglobulin, dan kelainan aktivitas iodotirosin deiodinase. Penyebab lain dari Hipotiroid kongenital adalah R Sintesis atau Sekresi TSH berkurangesisten TSH, Menurunnya Transpor T4 Seluler, Resistensi Hormon TiroidHipotiroidisme DidapatHipotiroidisme masa anak sering juga disebut hipotiroidisme didapat. Biasanya sering terjadi pada usia setelah 6 bulan, sebagian besar kelainan ini sporadic, hanya 10 15 % kasus yang diturunkan, paling sering disebabkan oleh tiroiditis hashimoto. Hipotiroidisme dapat disebabkan kegagalan pada aksis hypothalamus-hipofise-tiroid sehingga menyebabkan turunnya produksi hormon tiroid. Hipotiroidisme didapat dapat bersifat primer (kelainan pada kelenjar tiroid), sekunder (kelainan pada hipofise), atau tersier (kelainan pada hypothalamus). 2. EpidemiologiPrevalensi rata-rata hipotiroid congenital di Asia adlah 1 diantara 2.720 bayi di daerah non endemis iodium (hipotiroid congenital sporadic) dan 1: 1000 hipotiroid congenital endemis di daerah defisiensi iodium.Di daerah Yogyakarta menunjukkan angka kejadian 1:1500 hipotiroid congenital sporadic dan 1:1300 bayi menderita hipotiroid transien karena kekurangan iodium (endemis). Angka kejadian hipotiroid di Indonesia saat ini belum diketahui, namun apabila mengacu pada angka kejadian di Asia dan Yogyakarta maka di Indonesia dengan angka kelahiran sekitar 5 juta pertahun, diperkirakan sebanyak 1765 sampai 3200 bayi dengan hipotiroid congenital dan 966-3200 bayi dengan hipotiroid congenital transien karena kekurangan iodium lahir setiap tahunnya. (Agung Ngaakan, 2002)Prevalensi hipotiroid congenital telah ditemukan 1 dalam 4000 bayi di seluruh dunia. Sedangkan di negro Amerika ditemukan 1 dalam 20000 bayi dengan kelainan hipotiroid congenital. Pada keturunan Amerika asli didapat 1 dalam 2000 bayi mengalami kelianan ini. (Arvin Kliegman, 2000).Pada hipotiroid congenital akibat defek genetic pada gen yang mempengaruhi pengaturan aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid atau sintesis hormone tiroid diperkirakan didapatkan pada 10-20% pasien hipotiroidisme congenital sporadic. Sedangkan akibat kurangnya sintesis hormone T4 karena inborn errors of thyroid hormogenesis didapatkan 10-15% kasus. Sedangkan pada hipotiroidisme dapatan biasanya sering terjadi pada usia setelah 6 bulan, sebagain besar kasus ini sporadic dan hanya 10-15% kasus yang merupakan keturunan.3. Etiologi dan faktor resiko Etiologi & Faktor Risiko Hipotiroid secara umum antara lain:a. Disgenesis TiroidDefek perkembangan (disgenesis tiroid) merupakan 90% dari bayi yang terdeteksi hipotiroidisme. Pada sekitar sepertiga bayi tidak ditemukan adanya sisa jaringan tiroid (aplasia), sedangkan dua pertiga lainnya jaringan tiroid yang tidak sempurna ditemukan pada lokasi ektopik, dari dasar lidah (tiroid lidah) sampai posisi normalnya di leher. Kebanyakan bayi dengan hipotiroidisme kongenital pada saat lahir tidak bergejala walaupun ada agenesis total kelenjar tiroid. Situasi ini dianggap berasal dari perpindahan transplasenta sejumlah sedang tiroksin ibu (T4) yang memberikan kadar janin 25-50% normal pada saat lahir. Kadar T4 serum yang rendah ini dan secara bersamaan kadar TSH meningkatmemungkinkan pendeteksian neonatus dengan hipotiroid.Jaringan tiroid ektopik (lidah, bawah lidah, subhioid)dapatmemberikan jumlah hormon tiroid yang cukup selama bertahun-tahun ataudapat gagal pada masa anak-anak. Anak yang terkena biasanya datang karenatumbuh massa pada dasar lidah atau pada linea mediana leher, biasanyasetinggi hioid. Kadang-kadang disertai dengan kista duktus tiroglossus.Pengambilan secara bedah jaringan tiroid ektopik dari individu eutiroid dapat mengakibatkan hipotiroidisme karena tidak memiliki jaringan tiroid yang lain.b. Antibodi Penyekat-Reseptor Tirotropin (TRBAb)TRBAb dahulu disebut penghambat imunoglobulin pengikat tiroid (TBII). Penyebab hipotiroidisme kongenital sementara yang tidak biasaadalah antibodi ibu yang lewat secara transplasenta yang menghambat pengikatan TSH pada reseptornya pada neonatus. Frekuensinya adalah 1dalam 50.000-100.000 bayi. Harus dicurigai adanya riwayat penyakit tiroidautoimun ibu termasuk tiroiditis Hashimoto, penyakit Graves, hipotiroidisme pada terapi penggantian, ng hipotiroidisme kongenital berulang yang bersifatsementara pada saudara kandung berikutnya. Diagnosis yang benar dalamkasus ini adalah mencegah pengobatan berkepanjangan yang tidak perlu, waspada klinis terhadap kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya, dan menawarkan prognosis yang baik pada orang tua.
c. Sintesis Tiroksin yang Kurang SempurnaBerbagai defek pada biosintesis hormon tiroid dapat mengakibatkan hipotiroidisme kongenital, dan bila defeknya tidak sempurna akan terjadi kompensasi dan mulainya hipotiroidisme dapat terlambat selama beberapa tahun. Defek ini ditentukan secara genetik dan dipindahkan dengan cara autosom resesif.d. RadioyodiumHipotiroidisme telah dilaporkan akibat dari pemberian radio yodium secara tidak sengaja selama kehamilan untuk pengobatan kanker tiroid atau hipertiroidism. Pemberian yodium radioaktif pada wanita yang sedang menyusui juga terkontraindikasi karena dengan mudah dieksresikan dalam susu.e. Defisiensi TirotropinDefisiensi TSH dan hipotiroidisme dapat terjadi pada keadaan apapun yang terkait dengan defek perkembangan kelenjar pituitaria atau hipotalamus. Lebih sering pada keadaan ini, defisiensi TSH akibat defisiensi hormon pelepas tiroropin (TRH). Mayoritas bayi yang terkena memiliki defisiensi kelenjar pituitaria multipel dan datang dengan hipoglikemi, ikterus persisten, dan mikropenis bersama dengan displasia septo-optik, celah bibir linea mediana, hipoplasia wajah tengah, dan anomali wajah linea mediana yang lain.f. Ketidaktanggapan Hormon TirotropinHipotiroidisme kongenital ringan telah dideteksi pada bayi baru lahir yang selanjutnya terbukti menderita pseudohipoparatiroidisme tipe Ia. Penyebab molekular resistensi terhadap TSH pada penderita ini adalah gangguan menyeluruh aktivasi cAMP yang disebabkan oleh defisiensi genetik subunit guanin nukleotid pengatur protein. Keadaan ketidaktanggapan TSH murni yang telah dideteksi, yaitu kadar T4 serum rendah, kadar TSH serum dengan radio immunoassay dan bioassay meningkat, dan tidak ada respon terhadap pemberian TSH eksogen.g. Ketidaktanggapan Hormon TiroidSemakin bertambah jumlah penderita yang ditemukan yang menderita resistensi terhadap kerja endogen dan eksogen T4 dan T3.Kebanyakan penderita menderita gondok, dan kadar T4, T3, T4 bebas, dan T3 bebas meningkat. Ketidaktanggapan ini dapat bervariasi di antara jaringan. Mungkin ada tanda klinis hipotiroidisme yang tidak terlihat, termasuk retardasi mental, retardasi pertumbuhan, dan maturasi skeleton terlambat ringan serta satu manifestasi neurologis yaitu peningkatan hubungan gangguan hiperaktivitas defisit perhatian.h. Penyebab Lain Hipotiroid (Obat)Hipotiroidisme kongenital dapat merupakan akibat dari paparan janin terhadap yodium atau obat antitiroid yang berlebihan. Keadaan ini bersifat sementara dan tidak boleh keliru dengan bentuk-bentuk hipotiroidisme lain.Pada neonatus, penggunaan antiseptik mengandung yodium topikal pada kamar perawatan anak dan oleh ahli bedah juga dapat menyebabkan hipotiroidisme kongenital sementara, terutama pada bayi dengan BBLR. Sedangkan pada anak yang lebih besar, sumber yodium biasanya dalam sediaan paten yang digunakan untuk mengobati asthma.
Etiologi hipotiroid kongenital antara lain:Ada beberapa penyebab penyakit hipotiroid kongenital. Tergantung dari penyebabnya hipotiroid kongenital dapat bersifat permanen (pada sebagian besar kasus, > 90%), dapat pula bersifat sementara atau transient (pada sebagian kecil kasus, 3cm)1
Konstipasi1
Berat badan lahir > 3,5 kg1
Kehamilan > 40 minggu1
Total15
7. Penatalaksanaan medisTujuan primer penatalaksaan hipotioidisme adalah memulihkan metabolisme pasien kembali keadaan metabolik normal dengan cara mengganti hormon yang hilang. Levotiroksin sintetik (Synthroid atau Levothroid) merupakan preparat terpilih untuk pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit goiter nontoksik. Yang perlu diperhatikan adalah :a) Dosis awalb) Cara menaikan dosis tiroksin
Tujuan pengobatannya :a. Meringankan keluhan dan gejalab. Menormalkan metabolismec. Menormalkan TSHd. Membuat T3 dan T4 normale. Menghindari komplikasi dan resiko
Beberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksakanan subsitusi:
a. Makin berat hipotiroidisme, makin rendah dosis awal dan makin landai meningkatan dosis.b. Geriatri dengan angina pektoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati-hati.Tiroksin dianjurkan minum pagi hari dalam keadaan peru kosong dan tidak bersama bahan lain yang menggangu serapan usus. Contohnya pada penyakit sindrom malabsorsi, short bowel sindrome, sirosis, obat (sukralfat, alluminium hidroksida, kolestiramin, formula kedele, sulfat, ferosus, kalsium kalbronat dll) ( Aru W. sudoyo:1939)
Penatalaksanaan medis umum lainnya :a. Farmakologi:Penggantian hormon tiroid seperti natrium levotiroksin(synthoroid), natrium liotironin (cytomel). Diet rendah kalori (Barbara Endang:569)8. Komplikasi Komplikasi yang serius dari hipotiroidisme adalah koma miksedema dan kematian, efusi pericardial dan pleura, megakolon dengan paralitik ileus dan kejang. Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang di tandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermia tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi dan penurunan kesadaran hingga koma ( Elizabeth J Corwin. 2001 : 262)Penyakit yang sering muncul akibat hipotiroidisme adalah1) Penyakit HashimotoDisebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat otoantobodi yang merusak jaringan tiroid. Ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal. 2) Gondok EndemicHipotiroid akibat defisiensi iodium dalam makanan. Ini terjadi karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalam usaha untuk menyerap semua iodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.3) Karsinoma TiroidKarsinoma Tiroid dapat terjadi akibat terapi tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH atau terapi iodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan tiroid. Terapi - terapi tersebut akan merangsan proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.9. Asuhan KeperawatanPENGKAJIANa. Identitas klienmeliputi nama, usia (kebanyakan terjadi pada. usia muda), jenis kelamin (kebanyakan laki-laki karena sering mengebut saat mengendarai motor tanpa pengaman helm), pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosis medis.b. Keluhan utamayang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan kesehatan adalah sesak nafas, sulit menelan, pembengkakan dan rasa nyeri pada leher, pasien nampak gelisah, pasien tidak nafsu makan, rasa capek/lelah, pasien intoleran terhadap dingin, sembelitc. Riwayat penyakit 1) Riwayat penyakit sekarang.Apakah ada keluhan terdapat benjolan di leher depan dan nyeri saat ditekan.2) Riwayat penyakit dahulu. Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat penyakit. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut. Apakah dulu pernah kena penyakit yang sama atau tidak, atau penyakit lainnya.3) Riwayat penyakit keluargaRiwayat kesehatan klien dan keluarga.apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama atau tidak.4) Riwayat psiko-sosioPengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga. Apakah ada dampak yang timbul pada klien,yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan,rasa cemas,rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktifitas secara optimal dan pandangan terhadap dirinya yang salah.d. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:1) Pola makanMengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu makan menurun2) Pola tidur Pasien sering tidur larut malam 3) Pola aktivitasPasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahane. Pemeriksaan fisik mencakup : Sistem intergument, seperti : kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok. Sistem pulmonary, seperti : hipoventilasi, pleural efusi, dispenia. Sistem kardiovaskular, seperti : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap aktifitas menurun, hipotensi. Metabolik, seperti : penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin. Sistem musculoskeletal, seperti : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat. Sistem neurologi, seperti : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, penurunan refleks tendom. Gastrointestinal, seperti : anoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen. Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri/kurang percaya diri, dan bahkan maniak.2. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan atau keletihan dan penurunan fungsi kognitif.b. Pola nafas tidak efektif b/d depresi ventilasi.c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan kecepatan metabolisme.d. Konstipasi b/d penurunan fungsi gastointestial.e. Perubahan suhu tubuh (hipotermi) b/d penurunan metabolisme.f. Perubahan pola berfikir b/d hipoksia, gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernafasan.g. Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang program pengobatan untuk terapi penggantian tiroid seumur hidup.INTERVENSI
DIAGNOSANOCNIC
a.a. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan atau keletihan dan penurunan fungsi kognitif.
b.b. Pola nafas tidak efektif b/d depresi ventilasi.
c.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan kecepatan metabolisme.
NOC:
Ketidak cukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan.
Kriteria hasil:
toleransi aktivitas:
respon fisiologi terhadap gerakan yang memakan energi dalam aktivitas sehari-hari.
Ketahanan: kapasitas untuk menyelesaikan aktivitas.
Penghematan energi: tindakan individu dalam mengelola energi untuk memulai dan menyelesaikan aktivitas.
NOC:
Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak menyediakan ventilasi yang adekuat.
Kriteria hasil:
status pernafasan:
kepatenan jalan nafas
status pernafasan:
ventilasi
status tanda-tanda vital
NOC:
Asupan nutrisi tidak
mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan
metabolic.
Kriteria hasil:
status nutrisi
status nutrisi: asupan makanan dan cairan
status nutrisi: intake nutrien
pengontrolan berat badanTerapi aktivitas
memberi anjuran tentang dan bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, sosial, dan spritual yang spesifik untuk meningkatkan rentang, frekuensi, atau durasi aktivitas individu
rencanakan aktivitas bersama pasien dan keluarga yang
meningkatkan kemandirian dan
ketahanan.
Manajemen energi
mengatur penggunaan energi untuk
mengatasi atau
mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan
fungsi.
Manajemen jalan nafas
buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust, sesuai dengan kebutuhan
posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
identifikasi kebutuhan pasien akan insert jalan nafas aktual/potensial.
Dukung untuk bernafas pelan, dalam.
Penurunan ansietas
Gunakan pendekatan yang menyenangkan
Beri ketenangan, yang bisa menentramkan hati
Identifikasi perubahan tingkat kecemasan pasien
Dukung untuk menggunakan mekanisme pertahanan.
Nutrition management
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsulkan ke ahli gizi )
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition management
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat badan
Monitor tipe dan julah aktivitas yang bisa dilakukan, monitor interkasi anak atau orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam.
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total protein, hb, dan kadar ht
Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva
Daftar Pustaka
Arvin Kliegman Behrman.2000. Hipotiroid dalam Nelson Textbook of Pediatrics edisi bahasa Indonesia vol.3. EGC,Jakarta.
Agung Ngakan. Mengenal Hipotiroid congenital pada Anak. 28 Oktober 2002. http://ngakanagung.multiply.com/journal/item/4Satriono, Prof,Dr,dr,M.Sc,SpA(K). 2006. Hipotiroidisme dalam Endokrinologi Anak. Makassar: bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.
Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 8. Vol 2. Jakarta: EGCFaizi, Muhammad, Netty EP. 2012. Hipotiroid. Surabaya: Staf Pengajar IlmuKesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.Behrman, Richard E and Victor C. Vaughan. 2005. Hipotiroidisme Kongenital dan Didapat dalam Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 12 bagian 3. USA: MedicalCollege of Pennsylvania and Temple University School of Medicine Attending Pediatricians, St. Christophers Hospital for Children, Philadelphia, Pennsylvania.
Satriono, Prof,Dr,dr,M.Sc,SpA(K). 2006. Hipotiroidisme dalam Endokrinologi Anak. Makassar: bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985. Hipotiroidisme dalam Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta: bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Widayati S.I.W, Susyati, Purwanti KD. 2006. Uji Saring Hipotiroid Kongenital Melalui Kadar Neonatal-TSH dengan Teknik IRMA. PTKMR-BATAN.
Dallas, Jhon S and Thomas P Foley. 2005. Hypothyroidism. USA: University of Texas Medical Branch-Galveston, Galveston, Texas, USA.