Transcript

LAPORAN HASIL PENGAMATAN KIMIA TENTANG KONSENTRASI LARUTAN PENGARUH KONSENTRASI UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Kimia

Disusun Oleh: 1. 2. 3. 4. Hasanah Intania Zainal N. H Juliana Br. Limbong Tyas Meuthia A. W

SMA NEGERI 1 CIBADAK (RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL) Jl. Perintis Kemerdekaan No. 72 (0266) 531001http://[email protected]/ atau http://www.sman1cibadak.sch.id/

Kec. Cibadak Kab. Sukabumi Tahun 2010

1

A. Tujuan Pengamatan Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi urea terhadap pertumbuhan tanaman. B. Landasan Teori Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pertanian atau bercocoktanam telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya ilmuwan yang bergerak dalam bidang pertanian dan penyebaran petani modern di seluruh dunia. Teknik pertanian pun seolah mengalami revolusi dari konvensional ke teknik modern. Teknik penggunaan pupuk buatan kini menjadi tren utama. Di samping karena mudah cara menggunakannya, juga dalam memperolehya tidaklah sulit. Berbeda dengan pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, humus, dan pupuk hijau yang dibuat dari bahan-bahan yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, pupuk anorganik atau pupuk buatan di buat dengan bahan-bahan kimia. Beberapa contoh pupuk anorganik adalah pupuk Urea, TSP, SP-36, dan KCL. Setiap pupuk yang dibuat memiliki fungsi dan peranan yang berbeda dalam pengaruhnya terhadap tanaman, tapi peran utama sebagian besar pupuk adalah untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tanaman dari tanah sehingga tanaman mengalami pertumbuhan yang baik. Pertumbuhan pada tanaman adalah perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang meliputi pertambahan ukuran tubuh karena adanya penambahan jumlah sel. Ada pula pupuk yang dibuat untuk merangsang tumbunya bunga dan buah. Urea yang berbahan dasar karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus kimia CON2 H4 atau (NH2)2CO sangat mempengaruhi proses pertumbuhan pada tanaman. Dalam pemberian kadar urea terhadap tanaman harus sangat diperhatikan, harus sesuai dengan takaran yang telah ditetapkan. Tidak boleh kurang atau berlebihan karena hal ini akan mempengaruhi keadaan tanaman. Seperti perannya sebagai pemenuh nutrisi tanaman, bila pemberiannya kurang dari semestinya tanaman akan tumbuh dengan kondisi yang tidak sehat. Pemberian pupuk yang berlebihan pun tidak baik bagi tanaman. Pengaruh yang diberikan pupuk pada tanaman bisa terlihat sangat jelas pada tanaman tidak berkayu. Hal ini disebabkan tanaman jenis ini tidak memiliki struktur batang yang cukup kuat untuk bisa menahan pengaruh pupuk. Tanaman jenis ini biasa disebut dengan tanaman monokotil yang termasuk ke dalam kelompok angiospermae, dengan akar serabut dan batang yang tidak berkambium. Tanaman-tanaman monokotil ini adalah jenis Orchidaceae, Poaceae, Liliaceae, Zingiberaceae, dan Arecaceae.

2

Lidah buaya atau Aloe vera yang dalam bahasa latin disebut Aloe barbadensis Milleer adalah tanaman monokotil yang digolongkan ke dalam jenis Liliaceae dengan terna rimpang atau umbi lapis. Daunnya tunggal, duduknya tersebar pada batang atau terkumpul sebagai roset akar. Lidah buaya biasa digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, anti radang, pencahar (Laxative), Ekspektoran dan perawatan kulit karena lidah buaya mengandung aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, aloenin, dan aloesin. Lidah buaya yang terpenuhi nutrisinya tentu akan memberikan aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, aloenin, dan aloesin lebih banyak. Oleh karena itu selain mendapatkan nutrisi dari air dan zat-zat hara yang ada di dalam tanah, lidah buaya juga perlu mendapatkan nutrisi tambahan dari pupuk. Perolehan nutrisi pada lidah buaya didapat dengan melibatkan hokum Roult mengenai sifat koligatif larutan, yaitu tekanan osmosis. Osmosis adalah peristiwa difusi atau perpindahan pelarut dari suatu larutan lebih encer atau pelarut murni ke larutan yang lebih pekat melalui selaput semi-permeabel. Akibat dari proses osmosis ini, akan terjadi tekanan osmosis (tekanan hidrostatis, maupun tekanan udara luar) yang terbentuk pada larutan untuk menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui selaput semi-permeabel. Contoh membran semi permeable adalah dinding sel organisme hidup dan gelatin. Hal ini bertujuan untuk kelangsungan hidup tumbuhan itu sendiri. C. Alat dan Bahan Pengamatan 1. 3 buah tanaman lidah buaya dengan ukuran yang sama 2. 3 buah pot 3. Urea 4. Air 5. Tanah D. Langkah Kerja Pengamatan 1. Menyiapkan 3 buah pot yang ditanami tanaman lidah buaya dengan ukuran, jenis dan usia yang sama. 2. Tiap-tiap pot diberi nama (1, 2 dan 3) untuk membedakan perlakuan yang akan diberikan kepada masing-masing pot tersebut. 3. Untuk pot 1 diberi sedikit urea 1/4 sdm, untuk pot 2 diberi urea secukupnya sdm dan untuk pot 3 diberi urea dengan porsi berlebih 1 sdm . 4. Setelah itu, setiap hari disiram dengan air dengan takaran yang sama. 5. Mengamati perkembangan yang terjadi setiap hari.3

6. Pengamatan dihentikan setelah ada salah satu tanaman yang mati. E. Hasil Pengamatan Perubahan yang terjadi pada tanaman Tanggal Pot 1 (kurang pupuk) 23 Juli 2010 Belum terjadi perubahan Belum terjadi perubahan Tumbuh wajar Pot 2 (cukup pupuk) Belum terjadi perubahan Belum terjadi perubahan Tumbuh wajar Pot 3 (banyak pupuk) Belum terjadi perubahan Pangkal batang mulai layu Batang mulai mengerut Batang mulai 26 Juli 2010 Tumbuh wajar Tumbuh wajar layu, sedikit busuk 27 Juli 2010 Tumbuh wajar Tumbuh, namun 28 Juli 2010 kondisinya tidak baik Tumbuh, namun batang sedikit 29 Juli 2010 mengerut dan kondisinya tidak sehat Tumbuh wajar Busuk, mengerut, dan MATI (2 batang tertua) Tumbuh wajar Tumbuh wajar Beberapa batang layu Batang mulai membusuk

24 Juli 2010

25 Juli 2010

F. Kesimpulan Hasil Pengamatan Dari pengamatan yang telah kami lakukan, terjadi perbedaan pertumbuhan tanaman antara pot yang satu dengan pot yang lainnya. Pemberian pupuk pada pot 1 menyebabkan tanah bersifat hipotonis terhadap cairan di dalam sel lidah buaya sehingga terjadi perpindahan air dari tanah ke tanaman lidah buaya, hal ini membuat tanaman lidah buaya pada pot 1 masih tetap tumbuh. Sedangkan pada pot 3 menyebabkan tanah bersifat hipertonis terhadap cairan yang ada dalam sel lidah buaya. Perpindahan air terjadi dari lidah buaya ke tanah. Hal ini membuat lidah buaya kekurangan cairan, hingga akhirnya membusuk dan mati.4

Berbeda halnya dengan tanaman lidah buaya yang disimpan pada pot 2. Tanaman lidah buaya yang diberi cukup pupuk (kadarnya sesuai) ini tumbuh dengan sewajarnya. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi air dalam tanah terhadap cairan yang ada dalam tanaman lidah buaya bersifat isotonis. Artinya, air yang masuk maupun keluar dari tanaman lidah buaya adalah sama besar. Dan hal ini menandakan, kondisi air seimbang. Air tidak be rkurang atau bertambah. G. Daftar Pustaka 1. Santoso, Iman. 2007. BIOLOGI Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Interplus, Bekasi. 2. Aryulina, Diah dkk. 2007. BILOLOGI SMA dan MA untuk Kelas XII. Penerbit Erlangga, Jakarta. 3. Johari, J. M. C. dan M. Rachmawati. 2008. Kimia 3 SMA dan MA untuk kelas XII. Penerbit Erlangga, Jakarta. 4. http://lenterahati.web.id/tag/kandungan-lidah-buaya 5. http://id.wikipedia.org/wiki/Lidah_Buaya 6. http://id.wikipedia.org/wiki/Urea H. Lampiran 1. Hari Pertama

2.

Hari Kedua

5

3.

Hari Keti a

4.

Hari Keempat

5.

Hari Kelima

6.

Hari Kee am

Tanaman Pot 3

6

7.

Hari Ket j

Tanaman Pot 1

Tanaman Pot 2

Tanaman Pot 3

7


Top Related