Download - Laporan Fix

Transcript
Page 1: Laporan Fix

SKENARIO KESEHATAN MASYARAKAT LINGKUNGAN

BLOK 25

Oleh: Prof.Dr.Tan Malaka

Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt.

Komunitas disini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata

pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama padi

sawah dan karet alam.

Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan

kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah. Anak-

anak dan orang dewasa sebagian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki.

Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestic adalah sungai Ogan; juga dari air

rawa yaitu dari sawah di sekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri, namun

sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau.

Sumber energi yang digunakan penduduk untuk lampu/penerangan adalah listrik; untuk

masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil memakai

kompor minyak tanah. Tapi sejak minyak tanah menjadi langka, penduduk kembali

menggunakan kayu bakar, hanya sebagian kecil yang menggunakan gas LPG. Ada sebagian

masyarakat yang menggunakan briket batubara.

Pada Bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun pada Bulan

September sampai Desember seringkali ada serangan kabut asap yang dapat sampai

berminggu-minggu.

Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu sedangkan Puskes ada di kota

kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.

Petugas kesehatan yang ada di desa adalah ‘Mantri’ dan bidan desa. Tapi jumlah kelahiran

yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih cukup penting

sebagai ‘garis pertama’ melayani orang sakit.

Di desa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak ada

organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar desa banyak rawa, maka ini

menjadi tempat ‘ideal’ untuk buang sampah.

Laporan tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang terdeteksi di desa

ini adalah:

ISPA

Gastrointestinal dan diare

1

Page 2: Laporan Fix

Kulit

Malaria

DHF

Tuberkulosis

Asma

Gigi dan mulut

Hipertensi

Cidera karena kecelakaan lalu lintas

Dalam kurun waktu tahun 2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan makanan yaitu

tatkala ada hajatan perkawinan yang melibatkan banyak orang.

Dari pihak kabupaten pernah melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang bersumber

dari air sumur penduduk dan hasilnya diberikan pada lampiran. Dari pihak propinsi pernah

juga melakukan pengukuran kualitas udara tatkala ada serangan asap, hasilnya juga diberikan

di lampiran.

Ada hal menarik yang pernah dilakukan mahasiswa Unsri di desa ini di tahun 2009 yaitu

Penelitian tentang Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality). Menurut studi itu akibat

penggunaan bahan bakar kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi dapur tidak baik, maka

kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik, khususnya kadar debu halus (PM10) yang

tinggi.

Akhir-akhir ini sejak harga karet alam naik, desa ini “kebanjiran” motor yang menyebabkan

tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut penuturan Kades, selain kecelakaan akibat

motor, desa ini juga mulai mengalami budaya minuman keras dan narkoba.

Lampiran:

1. Hasil Pengujian Kualitas Air Minum

2

Page 3: Laporan Fix

Parameter: Hasil Uji

E. coli 2000/100 cc

Total Coliform 1000/100 cc

Arsen 0,05 mg/L

Flourida 1,4 mg/L

Total Kromium 0,03 mg/L

Kadmium 0,001 mg/L

Nitrit 2 mg/L

Nitrat 25 mg/L

Sianida 0,07 mg/L

Selenium 0,01 mg/L

2. Kualitas Udara

Parameter Waktu Pengukuran Hasil Uji

SO2 24 jam 500 micrgr/m3

CO 24 jam 30.000 micrgr/m3

NOx 24 jam 200 micrgr/m3

O3 1 jam 200 micrgr/m3

Hidrocarbon 3 jam 100 micrgr/m3

Total Suspended

Particulate (TSP) 24 jam 500 micrgr/m3

Pb 24 jam 5 micrgr/m3

I. Klarifikasi Istilah

3

Page 4: Laporan Fix

a. Populasi: Sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang sama dan menjadi

objek atau sampel dari penelitian.

b. Komunitas: Kelompok organisme (orang dsb) yang hidup dan saling berinteraksi di

dalam daerah tertentu.

c. Kebutuhan Domestik:Kebutuhan yang berhubungan dengan

d. Air Rawa: Air yang berada di tanah yang rendah (di daerah pantaidan digenangi air)

e. Sumur: Sumber air yang digali

f. Pustu: Puskesmas Pembantu,unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang bertanggung

jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (desa).

g. Mantri: Juru rawat kepala (biasanya laki-laki;pembantu dokter)

h. Dukun: Orang yang mengobati,menolong orang sakit,pemberi jampi-jampi.

i. Bidan Desa: Seseorang yang telah menempuh pendidikan kebidanan setara

D3.Spesialisasi pada masalah kehamilan, ibu dan anak.

j. Puskesmas: Unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (kecamatan).

k. Kualitas Udara: Tingkat kebaikan udara menurut sifat-sifat pembentuknya.

l. Kualitas Air Minum: Kriteria air yang memenuhi persyaratan air bersih sesuai

dengan perundang-undangan berlaku dan dapat diminum apabila sudah dimasak.

m. Ventilasi:Pertukaran udara;Perputaran udara secara bebas di dalam ruangan.

n. Bricket Batu Bara: Gumpalan (sebesar kepalan tangan) dari barang lunak yang

dikeraskan melalui pembakaran (Batu Bara)

o. Debu Halus (PM 10): Partikel debu yang berukuran kurang dari atau sama dengan 10

mikron yang bersifat sangat mudah terhirup dan masuk saluran pernafasan.

p. Keracunan Makanan: Suatu kondisi yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang

telah terkontaminasi oleh bakteri.

II. Identifikasi Masalah

4

Page 5: Laporan Fix

a. Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa

Mjt. Komunitas disini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang.

Mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian

terutama padi sawah dan karet alam.

b. Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan

kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari

tanah. Anak-anak dan orang dewasa sebagian memakai alas kaki tapi lebih banyak

yang telanjang kaki.

c. Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestic adalah sungai Ogan; juga

dari air rawa yaitu dari sawah di sekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur

sendiri, namun sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau.

d. Sumber energi yang digunakan penduduk untuk lampu/penerangan adalah listrik;

untuk masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil

memakai kompor minyak tanah. Tapi sejak minyak tanah menjadi langka, penduduk

kembali menggunakan kayu bakar, hanya sebagian kecil yang menggunakan gas LPG.

Ada sebagian masyarakat yang menggunakan briket batubara.

e. Pada Bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun pada

Bulan September sampai Desember seringkali ada serangan kabut asap yang dapat

sampai berminggu-minggu.

f. Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu sedangkan Puskes ada di kota

kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.

g. Petugas kesehatan yang ada di desa adalah ‘Mantri’ dan bidan desa. Tapi jumlah

kelahiran yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih

cukup penting sebagai ‘garis pertama’ melayani orang sakit.

h. Di desa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak

ada organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar desa banyak

rawa, maka ini menjadi tempat ‘ideal’ untuk buang sampah.

i. 10 besar penyakit yang terdeteksi di desa Mjt.

j. Dalam kurun waktu tahun 2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan

makanan yaitu tatkala ada hajatan perkawinan yang melibatkan banyak orang.

k. Dari pihak kabupaten pernah melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang

bersumber dari air sumur penduduk dan hasilnya diberikan pada lampiran. Dari pihak

propinsi pernah juga melakukan pengukuran kualitas udara tatkala ada serangan asap,

hasilnya juga diberikan di lampiran.

5

Page 6: Laporan Fix

l. Penelitian tentang Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality) yang dilakukan oleh

mahasiswa Unsri di tahun 2009. Menurut studi itu akibat penggunaan bahan bakar

kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi dapur tidak baik, maka kualitas udara di

dalam rumah tidak cukup baik, khususnya kadar debu halus (PM10) yang tinggi.

m. Akhir-akhir ini sejak harga karet alam naik, desa ini “kebanjiran” motor yang

menyebabkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut penuturan Kades, selain

kecelakaan akibat motor, desa ini juga mulai mengalami budaya minuman keras dan

narkoba.

III. Analisis Masalah

a. Bagaimana resiko kesehatan pada komunitas ini:

Terletak di pinggir jalan

Jawab:

Letak desa di tepi jalan raya dan meningkatnya kendaraan roda dua meningkatkan

polusi udara dimana hasilnya sebagai berikut :

Peningkatan SO2 gangguan fungsi paru dan pernapasan, iritasi mata, iritasi saluran napas, asma, bronchitis kronis, dan gangguan vaskularisasi.

Peningkatan CO menyebabkan anoksia jaringan, gangguan SSP, dan kematian.

Peningkatan NOx gangguan sistem respirasi, bronkopneumonia, edema paru, sianosis, dan methemoglobinemia.

Peningkatan TSP pneumonia, gangguan sistem pernapasan, iritasi mata, alergi, dan bronchitis kronis.

Peningkatan Pb gangguan SSP, sel darah, ginjal dan kematian.

Mata pencaharian

Jawab:

Pada kasus ini, mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan

pertukangan. Hal ini berpengaruh pada tingkat pendapatan penduduk, pendapatan

penduduk di desa ini bervariasi karena tidak semua petani adalah pemilik lahan atau

sawah, sebagian bekerja sebagai petani yang menggarap sawah atau lahan milik

orang lain yang tentu saja penghasilannya tidak besar. Sama halnya dengan

pertukangan, yang sebagian besar dari mereka hanya bekerja sebagai pelaksana di

toko atau usaha pertukangan orang lain, yang notabene jenis pekerjaannya serabutan

maka tingkat pendapatannyapun tak menentu.

6

Page 7: Laporan Fix

Tingkat pendapatan mempengaruhi daya beli seseorang, ketika pendapatan

seseorang itu tergolong rendah maka taraf hidup orang tersebut juga masih rendah.

Hal tersebut termasuk juga dalam pembelian kebutuhan makan dan kebutuhan

pokok lainnya, seperti pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan serta

pemenuhan kebutuhan lain yang bisa mensejahterakan keluarga itu sendiri juga

masih sangat rendah.

Rendahnya kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan menyebabkan defisiensi

zat gizi tertentu, Selain itu, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sandang pangan

dan papan juga dapat menyebabkan kurangnya higenitas, sanitasi, dan ventilasi

udara suatu keluarga.

Selain itu, bila ditinjau dari sisi lain, untuk mata pencaharian karet alam, apabila

tempat pengumpulan karet berada di dekat pemukiman warga maka dapat

menyebabkan polusi udara karena baunya dan mengundang banyak lalat sehingga

dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Kondisi tempat tinggal (banyak yang telanjang kaki dengan kondisi lantai dari

tanah)

Jawab:

- Rumah berlantai tanah mempunyai kelembaban udara tinggi yang meningkatkan

perkembangbiakan mikroba.

- Kebiasaan berjalan tanpa alas kaki dengan kondisi lantai dari tanah dapat

meningkatkan risiko kecacingan dan cedera kaki khususnya pada anak-anak.

Sumber air (interpretasi lampiran)

Jawab:

Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan

mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif.

Hasil Pengujian Kualitas Air Minum

Parameter Hasil Uji Kadar maksimum

yang diperbolehkan

Interpretasi

Parameter Mikrobiologi

E. Coli 2000 / 100 cc 0 / 100 cc sampel Melebihi ambang batas/

kontaminasi

7

Page 8: Laporan Fix

Total Coliform 1000 / 100 cc 0 / 100 cc sampel Melebihi ambang batas /

kontaminasi

Kimia an-organik

Arsen 0,05 mg / L 0,01 mg / L Melebihi ambang batas /

kontaminasi

Fluorida 1,4 mg / L 1,5 mg / L Normal

Total Kromium 0,03 mg / L 0,05 mg / L Normal

Kadmium 0,001 mg / L 0,003 mg / L Normal

Nitrit 2 mg / L 3 mg / L Normal

Nitrat 25 mg / L 50 mg / L Normal

Sianida 0,07 mg / L 0,07 mg / L Normal, namun dalam

ambang batas maksimum

Selenium 0,01 mg / L 0,01 mg / L Normal, namun dalam

ambang batas maksimum

Pada skenario dijelaskan bahwa sumber air domestic ( makan, minum, masak,

mencuci dan kebutuhan rumah tangga lainnya ) berasal dari sungai ogan dan juga

dari air rawa yang berasal dari sawah di sekitar desa.

Sungai dan juga rawa merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan

sebagai sumber baku penggunaan air bersih. Pada umumnya air permukaan telah

terkontaminasi dengan berbagai zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan,

sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu. Kontaminan dapat berasal

dari buangan domestik, buangan industri dan limbah pertanian.

Air rawa, juga mempunyai resiko pencemaran yang tinggi apalagi diskenario

dijelaskan bahwa rawa cenderung menjadi tempat yang “ideal” untuk

membuang sampah. Sehingga, air rawa dan sungai pada desa ini telah

mengalami pencemaran , dimana pada pengujian kualitas air minum di sumur

warga didapatkan hasil :

Kadar E. Coli dan Total Coliform yang melebihi nilai ambang batas.

Coliform total kemungkinan berasal dari lingkungan ,sedangkan E.coli

terindikasi kuat akibat pencemaran tinja. Kadar E.coli dan Total coliform ini

meningkatkan resiko untuk terjadinya gangguan gastrointestinal, demam

tinggi, diare, dll.

Beberapa kategori E. Coli yang bersifat beracun , dan dapat menyebabkan

diare. Ada beberpa strain E. Coli yang bersifat enterotoxigenic (ETEC),

8

Page 9: Laporan Fix

enteropathogenic (EPEC), enterohemorrhagic (EHEC), dan enteroinvasive

(Levine, 1987). E. Coli enterotoxigenic dapat menyebabkan radang lambung

(gastroenteristis) dan diare yang hebat disertai dengan kram perut dan

muntah-muntah (Harris, 1986). Kira-kira 2% - 8 % dari E. Coli yang

terdapat di dalam air bersifat enteropathogenic yang dapat menyebabkan

diare. Air dan makanan merupakan faktor penularan atau penyebaran dari E.

Coli tersebut. Dosis infeksi dari E. Coli jenis ini relatif tinggi yakni berkiasar

antara 106- 109 organisme.

Arsen yang melebihi batas maksimum menyebabkan risiko penyakit GIT /

keracunan saluran pencernaan, kardiorespirasi, dan sistem saraf.

Paparan akut

Paparan akut dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As.

Gejala yang dapat timbul akibat paparan akut adalah mual, muntah, nyeri

perut, diarrhae, kedinginan, kram otot serta oedeme dibagian muka

(facial). Paparan dengan dosis besar dapat menyebabkan koma dan

kolapsnya peredaran darah.Dosis fatal adalah jika sebanyak 120 mg

arsenik trioksid masuk ke dalam tubuh.

Paparan kronis

Gejala klinis yang nampak pada paparan kronis dari arsen adalah

peripheral neuropathy (rasa kesemutan atau mati rasa), lelah, hilangnya

refleks, anemia, gangguan jantung, gangguan hati, gangguan ginjal,

keratosis telapak tangan maupun kaki, hiperpigmentasi kulit dan

dermatitis.

Konsentrasi arsenik yang dianggap tidak berbahaya dalam air minum

oleh WHO adalah kurang dari 10 ppb.Selain karena arsenik menjadi

bahan pestisida yang dipakai untuk menyemprot sayur dan buah, arsenik

juga berpotensi mencemari perairan.Arsenik yang ditemukan di air

adalah arsenik bentuk arsenat V (HAsO42-) dan arsenit III (H3AsO3).

Kadar sianida dan selenium berada di ambang batas juga dapat

membahayakan kesehatan masyarakat.

Sianida:

Sianida adalah senyawa sian (Cn) yang sudah lama terkenal sebagai

racun. Didalam tubuh akan menghambat pernafasan jaringan, sehingga

9

Page 10: Laporan Fix

terjadi asphyxia, orang merasa akan tercekik dan cepat diikuti oleh

kematian. Keracuanan kronis menimbulkan malaise, dan iritasi. Sianida

ini didapatkan secara alami di berbagai tumbuhan. Apabila ada didalam

air minum, maka untuk menghilangkan nya diperlukan pengolahan

khusus.

Selenium:

Dalam dosis besar Se akan menyebabkan gejala GI seperti muntah dam

diare. Bila pemaparan berlanjut, maka akan terjadi gejala gangguan

susunan urat syaraf seperti hilang nya reflex-reflex, iritasi cerebral,

konvulsi, dan dapat juga menyebabkan kematian. Se merupakan racun

sistemik, dan mungkin juga bersifat karsinogenik.

Sumber energi

Jawab:

Memasak menggunakan kayu bakar dan briket batubara dengan ventilasi dapur

yang tidak baik dapat mempengaruhi Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality),

maka kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik. Asap pembakaran yang tidak

sempurna dari kayu bisa menyebabkan kanker paru-paru, kebutaan, jantung, bahkan

pengaruh kognitif pada anak. Anak disebut juga menjadi korban karena biasanya

mereka diajak oleh si ibu ketika memasak. Demikian disampaikan Kirk R. Smith,

Direktur Kesehatan Global dan Program Lingkungan Kesehatan Masyarakat,

University of California, Berkeley, Amerika Serikat. Asap yang melayang di sekitar

si ibu dan anak, dikatakan Smith, sama dengan bahaya rokok. Malah, risiko

kesehatannya lebih besar karena jumlah asap yang dihasilkan lebih besar dan

menguap ke ruangan yang menaungi mereka. Menurut WHO, memasak dengan

bahan bakar padat (batu bara) di ruangan mengakibatkan kematian dini.

Diperkirakan 1,6 juta orang meninggal tiap tahun, kebanyakan perempuan dan

anak-anak. Dampak pembakaran bahan bakar padat memudahkan manusia terkena

infeksi pernapasan dan kanker paru.

Polusi udara dalam ruangan yang diakibatkan karena pembakaran bahan bakar

biomassa padat dengan menggunakan tungku tradisional merupakan salah satu

faktor utama penyebab mortalitas dan penyebab berbagai penyakit. (Lebih dari

setengah penduduk dunia, masih menggunakan bahan bakar padat , seperti  kayu

bakar, sisa pertanian, kotoran sapi atau kerbau, dan juga batu bara sebagai sumber

10

Page 11: Laporan Fix

bahan bakar utama untuk memasak di rumah tangga dan untuk menghangatkan

ruangan).

Pembakaran bahan bakar padat dalam ruangan dengan menggunakan tungku

tradisional menghasilkan partikel halus (PM) dalam jumlah besar. Tingkat emisi

polusi udara dalam ruangan yang diakibatkan  penggunaan bahan bakar padat bisa

mencapai  20 – 100 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar yang bersih

seperti LPG, dan seringkali 20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat polusi

maksimum yang diperbolehkan sesuai dengan aturan atau petunjuk  yang

dikeluarkan oleh WHO dan standard nasional seperti dapat dilihat pada tabel 1.

Suatu meta-analisis dari studi-studi global tentang resiko pneumonia pada anak-

anak balita menunjukkan bahwa anak anak yang terpapar asap dari bahan bakar

padat beresiko 1.8 kali lebih besar untuk terkena pneumonia dari pada anak-anak

yang tidak terpapar (Smith et al. 2010). Analisis juga menunjukkan bahwa

peningkatan resiko untuk terkena penyakit-penyakit infeksi saluran pernapasan

bawah (ALRI), penyakit paru-paru obstruktif kronis (COPD), katarak, kanker paru-

paru, dan penyakit jantung cukup bervariasi – dari kurang dari 10 persen sampai

bahkan 2 kali lebih besar. Rerata, kemungkinan untuk terkena penyakit-penyakit

yang disebutkan terdahulu berkisar antara 78 persen untuk penyakit yang

berhubungan dengan pernapasan bagian bawah (ALRI) pada anak balita dan sampai

150 persen untuk COPD pada wanita berumur di atas 15 tahun.

11

Page 12: Laporan Fix

Faktor Resiko Sumber Energi : (secara singkat)1. Penggunaan listrik dapat meningkatkan risiko tersengat listrik yang dapat

menyebabkan kematian.

2. Bahan bakar kayu meningkatkan risiko gangguan asma pada anak dan PPOK

pada dewasa serta kecelakaan rumah tangga berupa kebakaran maupun kecacatan

apabila tidak berhati-hati.

3. Bahan bakar kayu juga meningkatkan faktor risiko kanker nasofaring dan

tuberkulosis, pneumonia, bronkitis, BBLR, katarak, dan gangguan

kardiovaskuler.

4. Penggunaan kayu bakar mengindikasikan bahwa banyak pepohonan yang

ditebang untuk memenuhi kebutuhan energi. Hal ini berhubungan dengan

perluasan daerah rawa yang menjadi media perkembangbiakan nyamuk malaria.

5. Bahan bakar briket batubara meningkatkan risiko kanker paru dimana

pembakaran batubara menimbulkan polycyclic aromatic hydrocarbon, emisi CO,

metana, NOx, dan SO2. Emisi CO dan metana dapat meningkatkan efek rumah

kaca dan mengakibatkan risiko penyakit kulit meningkat.

12

Page 13: Laporan Fix

6. Penggunaan briket batubara pada saat memasak juga dapat meningkatkan risiko

keracunan arsenik.

Penggunaan LPG dapat meningkatkan risiko kecelakaan di rumah tangga, seperti

kebakaran yang disebabkan oleh ledakan gas LPG.

Kualitas udara (interpretasi lampiran)

Jawab:

Hasil Pengujian Kualitas Udara AmbienParameter Waktu

PengukuranHasil Uji Baku Mutu Interpretasi

SO2 24 jam 500 μg/Nm3 365 μg/Nm3 MelebihiCO 24 jam 30.000 μg/Nm3 10.000 μg/Nm3 MelebihiNOx 24 jam 200 μg/Nm3 150 μg/Nm3 MelebihiO3 1 jam 200 μg/Nm3 235 μg/Nm3 NormalHidrokarbon

3 jam 100 μg/Nm3 160 μg/Nm3 Normal

TSP 24 jam 500 μg/Nm3 230 μg/Nm3 MelebihiPb 24 jam 5 μg/Nm3 2 μg/Nm3 Melebihi

1) Bahan bakar kayu meningkatkan risiko gangguan asma pada anak dan PPOK pada dewasa serta kecelakaan rumah tangga berupa kebakaran maupun kecacatan apabila tidak berhati-hati.

2) Bahan bakar briket batubara meningkatkan risiko kanker paru dimana pembakaran batubara menimbulkan polycyclic aromatic hydrocarbon, emisi CO, NOx, dan SO2.

3) Letak desa di tepi jalan raya dan meningkatnya kendaraan roda dua meningkatkan polusi udara dimana hasilnya sebagai berikut : Peningkatan SO2 gangguan fungsi paru dan pernapasan, iritasi mata,

iritasi saluran napas, asma, bronchitis kronis, dan gangguan vaskularisasi.

Peningkatan CO menyebabkan anoksia jaringan, gangguan SSP, dan kematian.

Peningkatan NOx gangguan sistem respirasi, bronkopneumonia, edema paru, sianosis, dan methemoglobinemia.

Peningkatan TSP pneumonia, gangguan sistem pernapasan, iritasi mata, alergi, dan bronchitis kronis.

Peningkatan Pb gangguan SSP, sel darah, ginjal dan kematian.

Kabut asap yang berada pada bulan penghujan September sampai Desember

kemungkinan disebabkan pembakaran hutan untuk pembuatan lahan perkebunan

pohon karet atau perkebunan lain dimana mengancam kesehatan masyarakat di

desa.

13

Page 14: Laporan Fix

Layanan kesehatan (dilakukan oleh Pustu+jumlah kelahiran yang ditolong oleh

dukun masih banyak)

Jawab:

Mantri dan bidan desa serta letak puskesmas yang jauhmenyebabkan pelayanan

kesehatan tidak optimal sehingga dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas

penyakit serta berisiko tinggi terhadap malpraktik dan pengobatan yang tidak sesuai.

Selain itu persalinan yang lebih banyak ditolong oleh dukun dapat menyebabkan

angka kematian ibu tinggi akibat resiko malpraktik dan pertolongan persalinan yang

tidak sesuai.

Pengelolaan sampah

Jawab:

- Sampah tidak dikelola dan hanya dibuang di rawa-rawa dimana air rawa tersebut

dipakai untuk air minum tanpa diolah terlebih dahulu sehingga mengancam

kesehatan masyarakat yang telah terbukti adanya keracunan makanan pada

hajatan perkawinan.

- Air rawa yang terkontaminasi tersebut juga meresap ke aliran sungai tanah / air

tanah sehingga berisiko terhadap kesehatan masyarakat.

10 besar penyakit

Jawab:

1) ISPA: ventilasi yang kurang baik sehingga tidak terjadi pertukaran udara dan

mikroorganisme akan tinggal di dalam ruangan dan menyebabkan infeksi.

Ventilasi yang kurang menyebabkan kadar oksigen bagai penghuninya

berkurang dan CO2 meningkat. Selain itu ventilasi yang baik akan menjaga

kelembaban udara dalam ruangan. Kelembaban ini merupakan media yang

baik bagi bakteri-bakteri penyebab penyakit.Aliran udara yang baik juga

berfungsi memberihkan udara darai bakteri-bakteri patogen.

14

Page 15: Laporan Fix

Asap dari penggunaan kayu bakar juga bisa mengganggu sistem pernafasan

dan tinggi nya polusi udara di desa tersebut.

Perilaku masyarakat/ higiene yang buruk, seperti tidak menutup mulut jika

batuk, membuang ludah sembarangan, membawa anak-anak saat memasak di

dapur menggunakan kayu bakar, dll.

2) Gastrointestinal dan diare: Penggunaan air yang terkontaminasi zat berbahaya

serta mikroorganisme sehingga masyarakat bisa mengalami masalah

pencernaan.Air minum yang mengandung E. Coli yang tidak direbus sampai

mendidih. Air sungai yang tercemar bakteri E.coli karena orang diare buang

air besar di sungai digunakan untuk mencuci bahan makanan, peralatan dapur,

sikat gigi, dan lain-lain. Makanan yang terkontaminasi dengan bakteri E.Coli

yang dibawa oleh lalat (vektor) yang hinggap pada tinja, karena buang air

besar (BAB) tidak di jamban kemudian dimakan oleh manusia. Higiene yang

buruk: Tangan yang terkontaminasi dengan bakteri E.coli (sesudah BAB tidak

mencuci tangan dengan sabun)

3) Kulit : Sanitasi lingkungan dan higiene masyarakat yang kurang baik sehingga

akan memudahkan penularan penyakit seperti penyakit kulit.

Penyakit kulit biasa dikenal dengan nama kudis, skabies, gudik, budugen.

Cara penularan penyakit ini dengan cara kontak langsung atau melalui

peralatan seperti baju, handuk, sprei, tikar, bantal, dan lain-lain. Hal ini dapat

disebabkan oleh beberapa faktor:

Penyediaan air tidak memenuhi syarat. Air bersih dibutuhkan untuk

menjaga kebersihan diri, mandi dengan air bersih minimal 2 kali sehari

dengan sabun, serta hindari kebiasaan tukar menukar baju dan handuk.

Kesehatan perorangan jelek, rendahnya kesadaran masyarakat untuk

menjaga kesehatan pribadi seperti: mandi 2 kali sehari menggunakan

sabun, cuci tangan menggunakan sabun, memotong kuku, dll.

Perilaku tidak higienis: kebiasaan menukar baju, handuk, jarang mencuci

pakaian, BAB di sembarang tempat, dll

4) Malaria :Kondisi lingkungan yang banyak rawa dan sawah serta masyarakat

seringkali membuang sampah menjadikan banyak tempat genangan air,

sehingga vector malaria yaitu nyamuk akan mudah berkembang biak dan

memudahkan penularan penyakit malaria. Lingkungan rumah/ventilasi kurang

15

Page 16: Laporan Fix

baik, serta perilaku yang tidak sehat seperti menggantung baju-baju. Dapat

meningkatkan resiko penularan malaria.

5) DHF: Sama seperti malaria, juga karena vector nyamuk yang semakin mudah

berkembang biak.

6) Tuberkulosis: Infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis akan sangat mudah

menular apabila ventilasi rumah tidak baik, karena mikroorganisme ini bisa

bertahan berjam - jam di udara sehingga jika pertukaran udara tidak baik maka

risiko tertular akan lebih tinggi.

7) Asma: Penggunaan kayu bakar bisa mengganggu pernafasan dan

meningkatkan risiko terkena asma.

8) Gigi dan mulut: Kebiasaan masyarakat yang suka merokok dan minum alkohol

dapat mengganggu kesehatan gigi dan mulut.

9) Hipertensi: Juga disebabkan karena kebiasaan merokok dan minum alkohol.

10) Cedera karena kecelakaan lalu lintas: Kebiasaan masyarakat minum alkohol.

Tingkat kecelakaan

Jawab:

Lokasi desa di tepi jalan raya Lintas Timur Sumatera dan meningkatnya jumlah

kendaraan roda dua meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya maupun

di dalam desa. Selain itu, cedera karena kecelakaan lalu lintas pada kasus

disebabkan karena kebiasaan masyarakat minum alkohol.

Pergeseran budaya

Jawab:

Budaya meminuman minuman keras/ alkohol dan narkoba merupakan kebiasaan

yang tidak baik bagi kesehatan. Salah satu risiko minuman keras terhadap kesehatan

adalah mengganggu fungsi hati, gangguan kognitif, kerusakan jantung, lambung,

kanker, stroke, kematian dll. Adapun dampak buruk penyalahgunaan narkoba

adalah ketergantungan, kanker, impotensi, jantung, HIV/AIDS, hepatitis dll.

b. Bagaimana nasehat yang spesifik untuk setiap resiko diatas

Terletak di pinggir jalan

Jawab:

16

Page 17: Laporan Fix

- Berhati-hati ketika menyebrang jalanan karena tatanan desa yang terletak di

pinggir jalan raya maka akan meningkatkan resiko untuk terjadinya kecelakaan

- Rajin membersihkan rumah, karena rumah yang terletak di pinggir jalan raya

akan lebih rentan untuk masuknya debu-debu ke dalam rumah yang bisa

menjadi sumber penyakit seperti asma dan penyakit pernafasan lainnya.

Mata pencaharian

Jawab:

Untuk mata pencaharian masyarakat yang utamanya adalah pertanian dan

pertukangan dianjurkan pemakaian alas kaki dan hindari kontak langsung

dengan tanah terutama saat bekerja,

Edukasi warga untuk mengurangi penggunaan pestisida, mengurangi

pencemaran air, mengurangi pencemaran udara, mereduksi pemakaian pupuk

anorganik dengan melakukan kombinasi pemakain pupuk anorganik, pupuk

organik dan pupuk hayati.

Edukasi warga untuk menjaga kebersihan tubuhnya baik sebelum maupun

sesudah bekerja

Edukasi warga untuk tidak membuang sampah industrinya ( pertanian dan

pertukangan ) di rawa maupun sungai

Kondisi tempat tinggal (banyak yang telanjang kaki dengan kondisi lantai dari

tanah)

Jawab:

- Gunakanlah sandal setiap berpergian, dan didalam rumah jika lantai rumahnya

masih berupa tanah. Untuk menghindari infeksi cacing tambang yang dapat

mennyebabkan anemia Fe, dan infeksi-infeksi lain serta luka yang dapat

disebabkan oleh benda tajam di sekitar lingkungan. Selain itu dapat

menyebabkan TBC karena kelembapan yang tinggi.

- Penyemenan atau memberi alas plastik di lantai.

Sumber air

Jawab:

Memperhatikan sumber air yang layak untuk digunakan dan dikonsumsi yang sebaiknya bukan dari air rawa atau sumur tercemar

17

Page 18: Laporan Fix

Memperhatikan cara pengolahan air minum. Sebaiknya ditampung terlebih dahulu, diendapkan atau disaring, kemudian dimasak agar mikroorganisme yang terlarut di dalamnya mati

Perlu diperhatikan bentuk dan lokasi penggalian sumur terhadap sumber pencemaran

Membuat mandiri penyaringan air untuk menyaring air dari sungai jika musim kemarau tiba

Melakukan pengelolaan sampah

Sumber energi

Jawab:

- Memperhatikan sumber air yang layak untuk digunakan dan dikonsumsi yang

sebaiknya bukan dari air rawa atau sumur tercemar

- Memperhatikan cara pengolahan air minum. Sebaiknya ditampung terlebih

dahulu, diendapkan atau disaring, kemudian dimasak agar mikroorganisme yang

terlarut di dalamnya mati

- Perlu diperhatikan bentuk dan lokasi penggalian sumur terhadap sumber

pencemaran

- Membuat mandiri penyaringan air untuk menyaring air dari sungai jika musim

kemarau tiba

- Melakukan pengelolaan sampah

- Penggunaan Bahan Bakar Alternatif

Upaya untuk memperbaiki udara dan cuaca global salah satunya adalah dengan

memakai sumber energi yang tidak lagi berasal dari dalam bumi seperti bahan

bakar minyak, yang hasil pembakarannya berpengaruh buruk terhadap

lingkungan Memakai sumber bahan bakar seperti LPG

- Penambahan Ruang Terbuka Hijau

Pepohonan merupakan filter alami untuk polusi udara. Hal ini dapat dilihat

bahwa semakin berkurangnya ruang terbuka hijau di kota-kota besar di

Indonesia berdampak secara signifikan pada kenaikan suhu udara dan kualitas

udara

Kualitas udara

Jawab:

- Ventilasi dapat berupa cerobong asap dapur sekurang-kurangnya 40% dari luas

lantai

- Memakai masker pada saat serangan kabut asap

18

Page 19: Laporan Fix

- Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

- Disarankan menggunakan LPG untuk memasak

- Pembersihan rutin lingkungan desa

- Himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang

sampah ke rawa atau sumber air bersih

- Pembentukan tempat pembuangan akhir sampah khusus desa Mjt

Layanan kesehatan

Jawab:

Edukasi pada masyarakat tentang dampak kesehatan lingkungan terhadap

kesehatan tubuhnya.

Menambah tenaga kesehatan dan kader penyuluhan.

Menghimbau masyarakat untuk segera mengunjungi puskesmas apabila

mengalami gangguan kesehatan

Menghimbau masyarakat untuk melahirkan dengan bidan desa.

Meminta koordinasi dengan kepala desa untuk mengajukan dibuatnya

puskesmas yang dekat dengan desa meranjat kepada dinas kesehatan

Pengelolaan sampah

Jawab:

- Sampah tidak dikelola dan hanya dibuang di rawa-rawa dimana air rawa tersebut

diapaki untuk air minum tanpa diolah terlebih dahulu sehingga mengancam

kesehatan masyarakat yang telah terbukti adanya keracunan makanan pada

hajatan perkawinan

- Air rawa yang terkontaminasi tersebut juga meresap ke aliran sungai tanah / air tanah sehingga berisiko terhadap kesehatan masyarakat.

Keracunan makanan

Jawab:

- Mencuci tangan sebelum dan setelah menangani pangan.

- Mencuci tangan setelah menggunakan toilet.

- Mencuci dan membersihkan peralatan masak serta perlengkapan makan sebelum

dan setelah digunakan.

19

Page 20: Laporan Fix

- Menjaga area dapur/tempat mengolah pangan dari serangga dan binatang

lainnya.

- Tidak meletakkan pangan matang pada wadah yang sama dengan bahan pangan

mentah untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang.

- Tidak mengkonsumsi pangan yang telah kadaluarsa atau pangan dalam kaleng

yang kalengnya telah rusak atau menggembung.

- Tidak mengkonsumsi pangan yang telah berbau dan rasanya tidak enak.

- Tidak mengkonsumsi jamur liar.

- Mengkonsumsi air yang telah dididihkan.

- Memasak pangan sampai matang sempurna agar sebagian besar bakteri dapat

terbunuh. Proses pemanasan harus dilakukan sampai suhu di bagian pusat

pangan mencapai suhu aman ( > 70 Derajat Celcius) selama minimal 20 menit.

- Menyimpan segera semua pangan yang cepat rusak dalam lemari pendingin

(sebaiknya disimpan di bawah suhu 5 Derajat Celcius).

- Tidak membiarkan pangan matang pada suhu ruang lebih dari 2 jam karena

mikroba dapat berkembang biak dengan cepat pada suhu ruang.

- Mempertahankan suhu pangan matang lebih dari 60 Derajat Celcius sebelum

disajikan. Dengan menjaga suhu di bawah 5 Derajat Celcius atau di atas 60

Derajat Celcius, pertumbuhan mikroba akan lebih lambat atau terhenti.

- Menyimpan produk pangan yang harus disimpan dingin, seperti susu

pasteurisasi, keju, sosis, dan sari buah dalam lemari pendingin.

- Menyimpan produk pangan olahan beku, seperti nugget , es krim, ayam goreng

tepung beku, dll dalam freezer.

Tingkat kecelakaan

Jawab:

Edukasi terhadap kesadaran dan taat berlalu lintas yang benar

Memasang rambu-rambu lalu lintas seperti dilarang berhenti, kecepatan

maksimal untuk mengurangi angka kejadian kecelakaan lalu lintas

Penyuluhan keselamatan berkendara dan dampak tidak menggunakan helm

Pergeseran budaya

Jawab:

20

Page 21: Laporan Fix

Sosialisasi dan penyuluhan serta meminta tokoh desa ataupun kepala desa untuk

mengingatkan

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat setempat mengenai dampak

minuman keras dan narkoba bagi kesehatan.

Penegakan hukum yang tegas

Peran keluarga dalam mendidik dan mengawasi pergaulan anak-anaknya.

Memperbanyak kegiatan keagamaan pada desa tersebut

c. Apa saja rekomendasi langkah penting yang harus dilakukan oleh pihak puskesmas?

Jawab:

Masalah kesehatan di desa Mjt

Langkah penting yang harus dilakukan Puskesmas

Kondisi demografis Menggalakkan budaya beralas kaki Promosi ventilasi rumah yang baik Promosi obat cacing setiap enam bulan sekali sekaligus

identifikasi kecacinganSumber air bersih Upaya promosi kesehatan berupa penyuluhan tentang

sumber air bersih dan cara pengolahannya Upaya kesehatan lingkungan berupa menjaga sumber

air di desa Mjt supaya tidak terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya

Kualitas udara ambient

Penyuluhan pemakaian masker atau penutup hidung dan mulut pada saat terjadi serangan asap kabut

Identifikasi atau skrining harus tuberkulosis paru baruPengelolaan sampah Puskesmas harus mewaspadai adanya lonjakan penyakit

infeksi atau keracunan dengan mempersiapkan sebagai berikut: Pengobatan yang memadai untuk penyakit infeksi

yang sering terjadi di desa Mjt Penggalakan pola perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) Melaporkan kondisi kesehatan desa ke pejabat

setempat berserta rekomendasi yang diajukanPelayanan kesehatan Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan

yang telah ada Memberikan usulan kepada pemerintah setempat untuk

menambah jumlah tenaga kerja Puskesmas Memberikan penyuluhan dan edukasi masyarakat

mengenai praktik tenaga kesehatan dan perizinannya Melakukan usaha promotif dan preventif kesehatan

d. Bagaimana simpul pathogenesis penyakit (10 besar penyakit) dan kaitkan

penyebabnya dengan skenario diatas?

ISPA

21

Page 22: Laporan Fix

Jawab:

- Simpul 1 (sumber penyakit/tempat yang secara konstan mengeluarkan agent

penyakit)

→golongan kimia : zat-zat kimia yang berbahaya, akibat serangan kabut asap

dan kualitas udara dalam ruangan yang jelek akibat ventilasi udara yang buruk

- Simpul 2 (media transmisi penyakit)

→ udara

- Simpul 3 (perilaku pemajanan)

→ saluran pernafasan

- Simpul 4 (penyakit)

→ ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)

Gastrointestinal dan diare

Jawab:

- Simpul 1 (sumber penyakit/tempat yang secara konstan mengeluarkan agent

penyakit)

Golongan kimia :Makanan dan minuman yang telah tercemar zat kimia

Golongan biologis : Makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri, tidak

higienis, tidak sehat

- Simpul 2 (media transmisi penyakit)

→ udara, air

- Simpul 3 (perilaku pemajanan)

→ saluran pencernaan

- Simpul 4 (penyakit)

→ Diare

Kulit

Jawab:

Simpul 1 :

Komponen lingkungan

Gol.Fisik : Panas, radiasi

Gol.Kimia : Arsen

Gol.Biologis : virus, jamur, bakteri

22

Page 23: Laporan Fix

Simpul 2 :

Media transmisi penyakit : Air, manusia

Simpul 3 :

Perilaku Pemajanan : Kontak kulit

Simpul 4 :

Penyakit : Dermatitis kontak

Malaria

Jawab:

Vector malaria yaitu nyamuk akan mudah berkembang biak karena banyak rawa

dan sawah serta masyarakat seringkali membuang sampah sembarangan di rawa

tersebut. Hal ini membuat banyak sekali tempat untuk nyamuk berkembang biak

dan memudahkan penularan penyakit malaria.

DHF

Jawab:

Demam berdarah dengue (dbd)

Demam berdarah adalah penyakit yang disebarkan oleh virus dengue dan ditularkan

melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Vector DHF yaitu nyamuk akan mudah

berkembang biak karena banyak rawa dan sawah serta masyarakat seringkali

membuang sampah sembarangan di rawa tersebut. Hal ini membuat banyak sekali

tempat untuk nyamuk berkembang biak dan memudahkan penularan penyakit DHF.

Hal-hal yang perlu diketahui dan harus dilakukan oleh petugas kesehatan untuk

mencegah dan menanggulangi dbd:

Pendataan

a) Data kasus dbd di tahun berjalan.

b) Tempat potensial perindukan nyamuk.

c) Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (psn).

d) Perilaku berisiko masyarakat terhadap gigitan nyamuk penular dbd, dalam hal

ini penggunaan obat anti nyamuk/repellant.

Pemetaan

Melakukan pemetaan kepadatan vektor penular dbd, kemudian disandingkan dengan

data-data yang ada. Data dan hasil pemetaan ini dibahas pada pertemuan

musyawarah desa, termasuk mengupayakan bantuan/fasilitasi bagi kegiatan

23

Page 24: Laporan Fix

pemberantasan sarang nyamuk (psn) dan pengadaan obat anti nyamuk atau repellant

melalui berbagai sumber pendanaan, baik yang bersifat swadaya masyarakat

maupun bantuan stimulan/dana bergulir.

Penyebarluasan informasi kesehatan

Materi penyuluhan

Materi penyuluhan tentang pengertian, gejala, cara mencegah, serta cara

menanggulangi dbd, termasuk didalamnya mengenai pemberantasan sarang nyamuk

(psn) serta informasi rujukan bagi penderita dbd.

Metode penyuluhan yang dapat dilakukan, yaitu:

a) Penyuluhan perorangan, seperti kunjungan rumah, pada saat melakukan

pendataan kasus, maupun pada saat warga berkunjung ke puskesmas.

b) Penyuluhan kelompok, seperti pada saat pertemuan desa, forum pengajian atau

majelis taklim, khotbah jumat, khotbah minggu, kunjungan posyandu,

pertemuan pkk, pertemuan karang taruna.

c) Penyuluhan massa, dapat dilakukan pada saat digelarnya pesta rakyat,

kesenian tradisional, pemutaran film, ceramah umum, tablig akbar. Selain itu,

penyuluhan massa juga dapat dilakukan melalui pemasangan media massa

seperti poster dan spanduk di tempat-tempat keramaian yang sesuai dengan

kelompok sasaran (balai desa, posyandu, poskesdes, puskesmas dan lain-lain).

Pemberdayaan dan penggerakkan masyarakat

a) Mengajak masyarakat untuk melakukan PHBS.

b) Mengajak masyarakat untuk melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di

lingkungan sekitar rumah maksimal 3 hari sekali.

c) Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (psn) minimal seminggu sekali di

tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan tempat-tempat umum, tatanan

tempat kerja, dan tatanan institusi kesehatan.

d) Menjadikan anak sekolah sebagai agent of change.

e) Mengaktifkan poskesdes.

f) Melakukan mobilisasi massa untuk bersama-sama mencegah dan

menanggulangi dbd.

Pembinaan

a) Melakukan pertemuan rutin dengan kader untuk membahas permasalahan

kesehatan terkait dbd.

24

Page 25: Laporan Fix

b) Membina kader untuk melakukan pemantauan di setiap wilayah, terutama di

wilayah potensial kejadian dbd.

Pembinaan kesehatan di tingkat tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan

tempat-tempat umum, tatanan tempat kerja, dan tatanan institusi kesehatan dengan

berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Tuberkulosis

Jawab:

- Simpul 1 (sumber penyakit/tempat yang secara konstan mengeluarkan agent

penyakit)

→ Golongan fisik : tanah, kelembapan

Golongan biologi : droplet yang mengandung mikobakterium

tuberkulosis.

Agent penyakit berupa bakteri M.tuberculosis yang dapat ditularkan oleh

penderita TB pada orang di sekitarnya. Risiko tertular tergantung dari tingkat

pajanan dengan percikan droplet nukleus (apabila transmisinya melalui udara).

Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan

lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif. Selain itu factor. Faktor risiko terjadinya infeksi TB antara lain adalah daerah endemis, serta lingkungan yang tidak sehat ( higiene dan sanitasi tidak baik).

- Simpul 2 (media transmisi penyakit)

→ udara dan air liur.

Tuberkulosis ditularkan melalui udara oleh partikel kecil yang berisi kuman

tuberkulosis yang disebut “droplet nukleus”. Droplet nukleus yang berukuran 1-5

µm dapat sampai ke alveoli. Droplet nukleus kecil yang berisi basil tunggal lebih

berbahaya daripada sejumlah besar basil didalam partikel yang besar, sebab

partikel besar akan cenderung menumpuk dijalan napas daripada sampai ke

alveoli sehingga akan dikeluarkan dari paru oleh sistem mukosilier.Batuk

merupakan mekanisme yang paling efektif untuk menghasilkan droplet nukleus.

Satu kali batuk yang cepat dan kuat akan menghasilkan partikel infeksius sama

banyaknya dengan berbicara keras selama lima menit. Penyebaran melalui udara

juga dapat disebabkan oleh manuver ekspirasi yang kuat seperti bersin, berteriak,

25

Page 26: Laporan Fix

bernyanyi.Satu kali bersin dapat menghasilkan 20.000–40.000 droplet, tapi

kebanyakan merupakan partikel yang besar sehingga tidak infeksius. Pasien yang

batuk lebih dari 48 kali/malam akan menginfeksi 48% dari orang yang kontak

dengan pasien. Sementara pasien yang batuk kurang dari 12 kali/malam

menginfeksi 28% dari kontaknya.

- Simpul 3 (perilaku pemajanan)

→ saluran pernafasan

Basil tuberkulosis lebih sering masuk ke dalam tubuh melalui saluran

pernapasan.Inhalasi partikel besar yang berisi lebih dari tiga basil tuberkulosis

tidak akan sampai ke alveoli, partikel akan melekat di dinding bronkus dan akan

dikeluarkan oleh sistem mukosiliari, tetapi inhalasi partikel kecil yang berisi 1-3

basil dapat sampai ke alveoli. Selain itu basil tuberculosis juga dapat masuk ke

dalam tubuh melalui traktus gastrointestinal ketika minum susu yang

mengandung Mikobakterium tuberkulosis. Jalan masuk lain kedalam tubuh

manusia adalah melalui luka pada kulit atau membran mukosa, tetapi penyebaran

dengan cara ini sangat jarang. Jika fokus tuberkulosis telah terbentuk pada satu

bagian tubuh maka penyakit dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain melalui

pembuluh darah, saluran limfatik, kontak langsung, saluran cerna (sering dari

intestinum kembali ke darah melalui duktus torasikus).

- Simpul 4 (penyakit)

→ tuberkulosis

Asma

Jawab:

- Simpul 1 (sumber penyakit/tempat yang secara konstan mengeluarkan agent

penyakit)

Golongan kimia : akibat serangan kabut asap dan kualitas udara dalam ruangan

yang jelek akibat ventilasi udara yang buruk, obat-obatan yang dapat

merangsang penyempitan pada saluran pernapasan

Golongan psikososial : stress

- Simpul 2 (media transmisi penyakit)

→ udara

- Simpul 3 (perilaku pemajanan)

26

Page 27: Laporan Fix

→ saluran pernafasan

- Simpul 4 (penyakit)

→ Asma

Gigi dan mulut

Jawab:

Simpul 1 :

Komponen lingkungan

Gol.Biologis : E.Coli, Total Coliform

Simpul 2 :

Media transmisi penyakit : Air

Simpul 3 :

Perilaku Pemajanan : Saluran Pencernaan

Simpul 4 :

Penyakit :Gangguan gigi dan mulut

Hipertensi

Jawab:

- Disebabkan karena kebiasaan merokok dan minum alkohol.

- Kadar Pb yang tinggi juga bisa menjadi salah satu resiko untuk menyebabkan

terjadinya hipertensi.

Cidera karena kecelakaan lalu lintas

Jawab:

Kebiasaan masyarakat minum alcohol dan ketidaktahuan masyarakat terhadap cara

berkendaraan yang benar.

e. Apa saja nasehat untuk pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda setempat?

Jawab:

Saran yang harus diberikan untuk pertimbangan Dinkes dan Pemda :

a. Agar bisa melakukan kunjungan untuk memastikan kebenarannya

27

Page 28: Laporan Fix

b. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya berprilaku hidup sehat (memakai ala

kaki, membuang sampah pada tempatnya)

c. Memberikan penyuluhan untuk menggunakan LPG sebagai sumber energi untuk

memasak dan meninggalkan kayu bakar dan briket batu bara sebagai bahan

bakar karena oengaruhnya terhadap kesehatan

d. Menyediakan sarana PDAM di desa Mjt

e. Menyediakan tenaga kesehatan yang berkompeten lebih banyak seperti

dokter,bidan,perawat.

f. Membentuk organisasi yang bisa membantu kinerja Pemda dan Dinkes

g. Membuat tempat pembuangan akhir agar sampah tidak di buang ke rawa

h. Mengajak masyarakat untuk bekerja sama membersihkan sampah yang dibuang

ke rawa

i. Memberikan penyuluhan agar jika sakit segera berobat danminum oabat secara

teratur

j. Memberi penyuluhan agar di setiap rumah harus memiliki ventilasi udara yang

cukup

k. Pihak Pemda bisa bekerja sama dengan POLISI untuk memberikan penyuluhan

berkendara yang baik dan menjelaskan aturan dalam lalu lintas

l. Memberikan penjelasan jika penggunaan minuman keras dan narkoba akan

merusak kesehatan dan melanggar hukum

m. Menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan dalam memasak

(menggunakan air bersih, alat yang bersih, bahan yang segar)

f. Apa saja rekomendasi beberapa pelatihan khusus untuk pemuka masyarakat dan

petugas kesehatan?

Jawab:

Masalah kesehatan

di desa Mjt

Jenis pelatihan khusus untuk pemuka masyarakat

dan petugas kesehatan dalam mengatasi masalah yang

ada di desa Mjt

Kondisi demografis Pelatihan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas

mengenai tindakan primer ketika terjadi kecelakaan

kerja

Pelatihan identifikasi infeksi kecacingan

28

Page 29: Laporan Fix

Penyuluhan rumah sehat dan pola perilaku hidup bersih

dan sehat

Sumber air bersih Pelatihan pengolahan air sungai Ogan untuk bisa

dijadikan sebagai sumber air bersih dan sumber air

minum

Pelatihan pengolahan sampah yang benar

Pelatihan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Kualitas udara

ambien

Pelatihan khusus yang direkomendasikan adalah pelatihan

pemasangan pemeriksaan dan penggunaan kompor gas

LPG (Pemda)

Pengelolaan sampah Membuang sampah pada tempatnya serta

pengelolaannya yang tepat

Penyuluhan tentang higien dan sanitasi lingkungan

Pelatihan warga terutama pemuda untuk mengolah atau

mendaur ulang sampah menjadi kompos atau benda lain

yang bernilai ekonomi tinggi sehingga dapat

meningkatkan pendapatan desa

Pelayanan kesehatan Peningkatan kualitas SDM, baik dari segi peningkatan

pengetahuan maupun pelayanan kesehatan

g. Lakukan inventarisasi Peraturan Perundangan Terkait!

Jawab:

1. UU kesehatan no.36 tahun 2009

Pasal 162 ::

Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan

yang sehat baik fisik,kimia,biologi,maupun sosial yang memungkinkan setiap

oran mencapai derajat kesehatan yang setinggi tingginya

Pasal 163 ::

1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan

lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan

2) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mencakup lingkungan

pemukiman , tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum

3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat 2 bebas dari unsur unsur

yang menimbulkan gangguan kesehatan antara lain ::

29

Page 30: Laporan Fix

Limbah padat

Limbah cair

Limbah gas

Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

pemerintah

Binatang pembawa penyakit

Zat kimia yang berbahaya

Kebisingan yang melebihi ambang batas

Radiasi sinar pengion dan non pengion

Air yang tercemar

Udara yang tercemar

Makanan yang terkontaminasi

4) Ketentuan mengenai standar baku mutu kesehatan lingkungan dan proses

pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 ditetapkan

dengan peraturan pemerintah.

2. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan danPengelolaan

Lingkungan Hidup

3. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Peraturan Pemerintah No. 85 tahun

1999 tentang Pengelolaan Limbah B3

5. Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara

6. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3

a) Peraturan Perundangan Terkait Kualitas air

Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan

mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif. Berikut persyaratan kualitas air

minum menurut Permenkes NO.492/Menkes/Per/IV/2010.

b) Peraturan Perundangan Terkait Kualitas udara

Peraturan pemerintah republik Indonesia, Nomor : 41 tahun 1999, Tanggal: 26

mei 1999 tentang Baku mutu udara ambien nasional.

c) Masalah sampah dan limbah

Peraturan Pemerintah mengenai pembuangan limbah dan pembuangan tinja.

1) UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

30

Page 31: Laporan Fix

2) UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup

3) UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan ruang

4) UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan

ekosistemnya

5) PP No. 27 tahun 1999 tentang analaisis mengenai dampak lingkungan

(AMDAL)

6) PP No. 18 tahun 1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan

beracun

7) PP No. 20 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran air

8) Keppres Mo. 77 tahun 1994 tentang bedan pengendalian dampak

lingkungan (BAPEDAL)

9) Keputusan Menteri negara lingkungan Hidup (KEP-39/MENLH/11/1996

tentang jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL

10) Keputusan Menteri negara lingkungan Hidup (KEP-50/MENLH/11/1996)

tentang baku tingkat kebauan

d) Peraturan Perundangan Terkait Makanan

1) Kepmenkes : 715/Menkes/SK/V/2003 tentang Persaratan Higiene Sanitasi

Jasaboga.

Kepmen 715/03 mengatur:

i. Ketentuan umum

ii. Penggolongan

iii. Laik Higiene Sanitasi

iv. Persaratan Higiene Sanitasi

v. Pembinaan Pengawasan

vi. Sanksi.

2) Kepmenkes No. 942/MENKES/SK/VII/2003 tentang pedoman persyratan

hygien sanitasi makanan jajanan

31

Page 32: Laporan Fix

3) Kep BPPOM No. HK. 00.05.5.1641 tentang pedoman pemeriksaan sarana

produksi pangan industri rumah tangga (IRT)

4) PP no 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan

e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 Tentang

Narkotika

f. Keputusan Presiden RI Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengawasan dan

Pengendalian Minuman beralkohol.

IV. Hipotesis

Komunitas Desa Meranjat yang terletak di pinggir jalan raya lintas sumatera di ogan ilir

mengalami masalah kesehatan lingkungan yaitu higien dan sanitasi lingkungan.

32

Page 33: Laporan Fix

V. Kerangka Konsep

33

Letak desa Mjt. di pinggir jalan

raya

Mata pencaharian utama pertanian dan pertukangan.

Kondisi tempat tinggal yang tidak

baik.

Kebiasaan tidak memakai alas kaki dengan kondisi

lantai dari tanah

Kualitas air minum yang tidak baik.

Penggunaan kayu bakar dan briket batubara

untuk memasak

Serangan kabut asap (kualitas

udara yang buruk)

Pelayanan Kesehatan yang

kurang baik.

Pengelolaan sampah yang

buruk (membuang

sampah ke rawa-rawa)

Tingkat Kecelakaan yang

tinggi

Budaya minuman keras dan narkoba

Masalah kesehatan

lingkungan (10 besar

penyakit) di desa Mjt

Page 34: Laporan Fix

VI. Learning Issue

Kesehatan lingkungan

PENYEDIAAN AIR BERSIH

Peraturan Perundangan Terkait Kualitas air

Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan

mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif. Berikut persyaratan kualitas air minum

menurut Permenkes NO.492/Menkes/Per/IV/2010.

34

Page 35: Laporan Fix

35

Page 36: Laporan Fix

Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator

penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan

penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk

dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan

organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan

parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam faeses.

Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri

patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih

banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk

menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme

patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali (Servais; 2007).

Jenis bakteri ini berbentuk bulat, gram negatif, tidak berspora serta

memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas apabila di inkubasi pada

35-37°C. Bakteri ini terdapat sangat banyak pada faeses organisme berdarah panas,

dapat juga ditemukan di lingkungan perairan, di tanah dan pada vegetasi. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa apabila terdapat bakteri coliform pada badan

air maka badan air tersebut sudah tercemar oleh faeses. Genus yang termasuk dalam

kelompok bakteri coliform antara lain Citrobacter, Enterobacter, Escherichia,

Hafnia, Klebsiella, Serratia.

Bakteri coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak pathogen,

mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan,

tidak berkembang biak saat bakteri pathogen tidak berkembang biak, jumlahnya

dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri pathogen, serta dapat

bertahan lebih lama daripada bakteri pathogen dalam lingkungan yang tidak

menguntungkan.

Eschericia coli, E. coli, merupakan anggota coliform yang dapat dibedakan

dari bakteri coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada

suhu 44°C (pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji

kelengkapan). Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang

memberikan warna berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media

EMB, hasil positif E. coli adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti

golongan coliform pada umumnya, E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses

dan kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air.

Umumnya, pada fese, E. coli ada sebanyak 11% dari coliforms.

36

Page 37: Laporan Fix

Diare, merupakan penyakit yang sudah dikenal karena gejalanya sangat jelas

yaitu, buang air besar yang lebih sering dari biasanya, dengan tinja yang lembek

sampai cair. Kemudian penderita akan merasa lemas, perut sakit/ mules, terkadang

disertai pula dengan mual dan muntah, panas, serta sakit kepala. Bahkan ada pula

yang diarenya kemudian bercampur darah dan lendir. Menurut Depkes, di Indonesia

umumnya setiap anak mengalami diare rata-rata 1 sampai 2 kali setahun. Diare

merupakan salah satu penyebab dari kekurangan gizi. Hal ini disebabkan adanya

anoreksia (tidak ada nafsu makan) pada penderita, dan kemampuan tubuh untuk

menyerap sari makanan berkurang.

Penyakit diare termasuk sepuluh besar penyakit yang sering terjadi di

Indonesia walaupun biasanya ada pada peringkat kesembilan namun menjadi

penyebab kematian yang cukup besar. Penyakit diare dapat disebabkan oleh infeksi

bakteri, virus, keracunan makanan dan alergi makanan. Diare akut disebabkan oleh

infeksi bakteri (Vibrio cholera, Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, dan non

pathogenic bacteria bila jumlahnya berlebihan), infeksi virus (Enterocytopathogenic

orphan lype 18/ECHO, Poliomyelitis, Coxsackie, Orbivirus), keracunan makanan

dan alergi makanan. Diare khronis disebabkan oleh Enteropathogenic Escherichia

coli/EPEC, Pseudomonas, Proteus, Staphylococcus, Streptococcus, infeksi parasit

(Entamoeba histolitika, Giardia lamblia, Trichuris trichiura). Penularan diare karena

infeksi bakteri dan virus biasa melalui air minum sehingga disebut water borne

diseases atau penyakit bawaan air. Sehingga pada penyebaran kasus diare, air

merupakan media transmisi tidak hidup atau biasa disebut vehicle.

Penyakit diare hanya dapat menyebar apabila mikroorganisme penyebab

masuk ke badan air yang dipakai oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Selain pada hidrosfer, penyebaran penyakit diare juga dipengaruhi oleh

perilaku masyarakat atau sosiosfer. Penyebaran penyakit ini, seperti penyakit

menular saluran pencernaan dapat juga disebabkan karena tidak terbiasanya mencuci

tangan setelah buang air, dan komunitas masyarakat tidak mementingkan

penyediaan fasilitas cuci ini. Penularan lewat media air, tanah, makanan, dan vektor

juga ditentukan oleh perlakuan dan etik masyarakat terhadap lingkungan

disekitarnya (Sterrit, 1988). Secara umum, penyakit fekal oral seperti diare dapat

menyebar melalui berbagai cara serta media transmisi antara lain melalui tangan

yang terkontaminasi, perabot yang tidak bersih, air cucian yang mengandung agen,

37

Page 38: Laporan Fix

lalat, dan lainnya. Peran air dalam penyebaran penyakit menular bawaan air dapat

melalui berbagai cara:

(1) Air sebagai penyebar mikroorganisme pathogen;

(2) Air sebagai sarang organisme penyebar penyakit;

(3) Jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi sehingga manusia dalam

masyarakat tidak dapat membersihkan diri dan lingkungan sekitarnya dengan

baik (sanitasi buruk);

(4) Air sebagai sarang host sementara suatu penyakit.

HIGIEN MAKANAN

Pengertian hygiene menurut Depkes (2005) adalah upaya kesehatan dengan cara

memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci

tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan

piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan

secara keseluruhan.

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan

dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala

bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan

diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai

pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada

masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin

keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah

penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan atau

pemborosan makanan (World Health Organization, 2007).

Cara Penyimpanan Bahan Makanan

Di Indonesia, pada umumnya setiap makanan dapat dengan leluasa beredar dan dijual

tanpa harus terlebih dahulu melalui kontrol kualitas, dan kontrol keselamatan

sehingga masih lebih 70 % makanan yang dijual dihasilkan oleh produsen yang masih

tradisional yang dalam proses produksinya kebanyakan masih jauh dari persyaratan

kesehatan dan keselamatan, sehingga kasus keracunan makanan meningkat.

Bahan makanan yang dimaksud disini adalah bahan makanan yang mentah (segar)

yaitu bahan makanan yang perlu pengolahan sebelum dihidangkan, contohnya daging,

beras, sayuran, singkong dan kentang. Makanan yang terolah (pabrik) yaitu makanan

38

Page 39: Laporan Fix

yang sudah dapat langsung dimakan tetapi digunakan untuk proses lebih lanjut.

Contohnya tahu, tempe, kecap, ikan kaleng, kornet dan lain-lain. Makanan yang siap

santap, yaitu nasi remes, soto mie, bakso, goreng ayam dan lain-lain.

Penyimpanan bahan makanan sebelum diolah perlu perhatian khusus mulai dari

wadah tempat penyimpanan sampai dengan cara penyimpanannya perlu diperhatikan

dengan maksud untuk menghindari terjadinya keracunan karena kesalahan

penyimpanan. Contoh bahan makanan seperti bumbu dapur yang digunakan untuk

proses pengolahan makanan hendaknya ditata dengan baik dalam wadah yang

berbeda, sehingga apabila akan menggunakannya dengan mudah dapat

mengambilnya, hindari penyimpanan bahan beracun dengan tempat penyimpanan

bumbu dapur. Selain itu penyimpanan bahan makanan yang mudah rusak seperti ikan,

sayur- sayuran, tomat, lombok yang belum digunakan sebaiknya disimpan dalam

lemari es sesuai dengan suhu penyimpannya, sedangkan yang tidak mudah rusak

disimpan digudang atau pada lemari bahan makanan.

Pengolahan Bahan Makanan

Pengolahan makanan menjadi makanan siap santap merupakan salah satu titik rawan

terjadinya keracunan, banyak keracunan terjadi akibat tenaga pengolahnya yang tidak

memperhatikan aspek sanitasi. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti

kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi, yang dikenal dengan istilah Good

Manufactering Practice (GMP) atau cara produksi makanan yang baik. Terjadinya

kasus keracunan makanan disebabkan karena tempat pengolahan makanan dan

peralatan masak di mana peralatan masak juga dapat menyebabkan keracunan pada

makanan. Kita ketahui bahwa logam dan senyawa kimia dapat terlarut dalam alat

masak atau kontainer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan makanan,

dapat menyebabkan keracunan . Logam dan senyawa kimia dapat terlaut, umumnya

disebabkan karena makanan yang bersifat asam. Seorang tenaga pengolah makanan,

atau penjamah makanan baik dalam mempersiapkan, mengolah, menyimpan,

mengangkut, maupun menyajikan dan memperhatikan hygiene perorangannya. Salah

satu contoh adalah kebersihan tangan. Biasakan mencuci tangan sebelum makan atau

mengolah makanan.

Seorang penjamah makanan yang tidak sehat dapat menjadi sumber penyakit dan

dapat menyebar kesuatu masyarakat konsumen, peranannya dalam suatu penyebaran

penyakit dengan cara kontak antara penjamah makanan yang menderita penyakit

menular dengan konsumen yang sehat , kontaminasi terhadap makanan oleh penjamah

39

Page 40: Laporan Fix

makanan yang sakit, misalnya batuk atau luka ditangan , dan pengolah atau

penanganan makanan oleh penjamah makanan yang sakit atau pembawa kuman.

Makanan masak merupakan campuran bahan yang lunak dan sangat disukai bakteri.

Bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana

yang cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi banyak. Di antara bakteri

terdapat beberapa bakteri yang menghasilkan racun (toksin), ada racun yang

dikeluarkan oleh tubuhnya (eksotoksin), dan ada yang disimpan dalam tubuhnya

(endotoksin/ enterotoksin). Sementara di dalam makanan juga terdapat enzim. Enzim

terutama terdapat pada sayuran dan buah-buahan yang akan menjadikan buah matang

dan kalau berlangsung terus buah akan menjadi busuk.

Penyajian Bahan Makanan

Penyajian makanan juga salah satu faktor yang dapat menyebabkan keracunan pada

makanan. Penyajian oleh jasa boga berbeda dengan rumah makan. Di rumah makan

tempat penyajian relatif berdekatan dengan dapur pengolahan, sehingga untuk

terjadinya kontaminasi dengan lingkungan luar sangat sedikit, sedangkan pada jasa

boga tempat penyajian bisa berkilo-kilometer dari tempat pengolahan, oleh karena itu

maka faktor pengangkutan makanan menjadi penting karena akan mempengaruhi

kondisi penyajian. Keterlambatan penyajian dapat terjadi akibat adanya hambatan

diluar dugaan, misalnya kemacetan lalu lintas/ gangguan lain dalam perjalanan.

Tempat penyajian seperti di kantin melalui jasa boganya sebab kasus keracunan

makanan pada umumnya terjadi di kantin-kantin dan lain-lain.

Penyakit-Penyakit Yang Dapat Ditimbulkan

Gejala biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan mual yang hebat dan muntah-muntah,

sekitar 2-8 jam setelah makan makanan yang tercemar. Gejala lainnya berupa kram

perut, diare dan kadang-kadang sakit kepala dan demam. Kehilangan cairan dan

elektrolit dapat menyebabkan kelemahan dan tekanan darah yang rendah (syok).

Gejala biasanya berlangsung selama kurang dari 12 jam dan penyembuhannya

sempurna. Kadang-kadang keracunan makanan dapat berakibat fatal, terutama bila

terjadi pada anak-anak, orang tua dan orang dengan kondisi lemah karena sakit

menahun (Camilleri,M., Murray,J.A., 2008)

Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar dimana kotoran yang dikeluarkan

lebih cair dari biasanya. Diare karena infeksi dapat disebabkan oleh berbagai macam

kuman baik virus, bakteri, atau parasit lainnya. Hal ini berarti seorang yang

mengalami diare dapat menunjukkan gejala-gejala yang berbeda-beda tergantung dari

40

Page 41: Laporan Fix

penyebab diarenya itu. Gejala diare umumnya diawali dengan nyeri perut atau mulas.

Diare yang terjadi selama lebih dari 2 minggu disebut sebagai diare kronik. Diare

tanpa adanya darah biasanya disebabkan oleh virus, parasit atau toksin yang

dihasilkan oleh bakteri. Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan suatu virus yang

disebut rotavirus akan menyebabkan diare yang encer. Sebagian besar kuman yang

menyebabkan diare juga dapat menyebabkan gejala-gejala lain seperti demam,

hilangnya nafsu makan, nyeri perut, kram perut, mual, muntah, hilangnya berat badan,

dan terutama dehidrasi. Kuman penyebab diare dapat pula masuk dan menyebar ke

aliran darah dan mengakibatkan infeksi di organ tubuh lain yang jauh dari pencernaan

seperti otak.

Pencegahan

Basuh tangan dengan sabun setiap kali selepas menggunakan tandas dan setiap kali

sebelum dan selepas mengendalikan atau menyediakan makanan. Gunakan air panas

dan bersabun untuk membersihkan perkakas memasak, papan memotong dan lain-lain

permukaan yang digunakan. Apabila membeli-belah, menyediakan atau menyimpan

makanan, asingkan daging mentah, ternakan, ikan dan makanan bercangkerang

daripada makanan lain bagi mengelakkan pencemaran silang (CDC, 2005).

Masak makanan pada suhu yang selamat. Cara terbaik bagi memastikannya adalah

dengan menggunakan termometer makanan. Anda boleh membunuh organisma yang

boleh menjejaskan yang terdapat dalam kebanyakan makanan dengan memasak pada

suhu antara 63° C hingga 74° C. Sejukkan atau dinginkan makanan yang mudah rosak

dalam tempoh dua jam pembelian atau penyediaannya. Jika suhu bilik lebih 32° C,

sejukkan makanan yang tidak tahan lama itu dalam masa sejam. Letakkan makanan di

dalam pembeku jika tidak mahu memakannya dalam masa dua hari. Mencairbekukan

makanan dengan selamat. Jangan lembutkan makanan pada suhu bilik. Cara terbaik

untuk melembutkan makanan adalah dengan mencairbekukan makanan di dalam peti

sejuk atau mikro gelombang. Melalukan air sejuk ke atas makanan untuk

melembutkannya juga selamat (CDC, 2005) Buangkan sahaja makanan itu kalau anda

ragu-ragu dengan cara penyediaan, penyimpanan atau hidangannya. Makanan yang

dibiarkan pada suhu bilik dengan terlalu lama mungkin mengandungi bakteri atau

racun

41

Page 42: Laporan Fix

SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

Higiene adalah suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha

kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut

berada.Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan

kegiatan kepada upaya kesehatan lingkungan hidup manusia (Widyati R, 2002).

Tempat-tempat umum adalah tempat untuk melakukan kegiatan bagi umum yang

dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta atau perorangan yang langsung

digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap serta

memiliki fasilitas (Depkes RI, 2007).

Sanitasi tempat-tempat umum merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling

cukup mendesak karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam

masyarakat dengan segala penyakit yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.Oleh

sebab itu maka tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit

terutama penyakit-penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air.

Dengan demikian maka sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi syarat-syarat

kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan

masyarakat ( Mukono, 2006 )

Tempat-tempat umum mempunyai potensi sebagai tempat terjadinya penularan

penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya.Pengawasan

atau pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan

lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat

dari berbagai kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya

Tujuan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, antara lain :

1. Untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala

2. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menciptakan

lingkungan yang bersih dan sehat di tempat-tempat umum (Chandra, 2007).

Sedangkan manfaat dan pentingnya sanitasi adalah sebagai berikut :

1. Mencegah penyakit menular

2. Mencegah kecelakaan

3. Mencegah timbulnya bau yang tidak sedap

4. Menghindari pencemaran

5. Mengurangi jumlah (persentase) sakit

6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman (Widyati R, 2002).

42

Page 43: Laporan Fix

Untuk membedakan dan menerapkan apakah sebuah tempat termasuk tempat umum

atau bukan, diterapkan batas batas ataupun syarat syarat sebagai berikut :

1. Ada tempat dan kegiatan permanen

2. Dilakukan kegiatan kegiatan atau aktifitas yang dapat menimbulkan terjadi

penyakit menular, penyakit akibat kerja dan kecelakaan

3. Tempat tersebut diperuntukan bagi masyarakat umum.

4. Terdapat fasilitas fasilitas atau perlengkapan yang dapat menimbulkan penyakit

atau kecelakaan.

5. Tempat tersebut diperuntukan bagi masyarakat umum

6. Terdapat fasilitas atau perlengkapan yang dapat menimbulkan penyakit atau

kecelakaan.

Sesuai dengan ruang lingkupnya, maka tempat umum dikelompokan Atas 4 bagian,

yaitu :

1. Yang berhubungan dengan sarana pariwisata dan jenis jenisnya adalah hotel,

penginapan, kolam renang, pemandian umum, restoran, rumah makan, bioskop,

gedung pertemuan dan taman hiburan

2. Yang berhubungan dengan sarana perhubungan. Jenis-jenisnya adalah terminal

angkutan darat, angkutan laut, pelabuhan udara dan stasiun kereta api

3. Yang berhubungan dengan sanitasi sosial. Jenis-jenisnya adalah tempat-tempat

beribadah dan pasar

4. Yang berhubungan dengan komersial lainnya. Jenis-jenisnya adalah tempat salon

kecantikan dan panti pijat.

Dari ruang lingkup yang telah diuraikan diatas maka pelabuhan temasuk tempat

umum yang berhubungan dengan sarana perhubungan yang harus mendapat

pengawasan sesuai peraturan yang ada.Pelabuhan adalah tempat dan termasuk

fasilitas yang didatangi oleh masyarakat untuk menunggu, naik, atau turun dari kapal,

mengangkut barang barang keluar dan masuk pelabuhan (Chandra, 2007).

43

Page 44: Laporan Fix

PENGENDALIAN VEKTOR

Pengertian pengendalian  vektor

Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu

Infectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia

kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat

merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga

sebagai perantara penularan penyakit, seperti yang sudah diartikan diatas.

Adapun dari penggolongan binatang ada dikenal dengan 10 golongan yang

dinamakan phylum diantaranya ada 2 phylum sangat berpengaruh terhadap kesehatan

manusia yaitu phylum anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai

perantara penularan penyakit malaria, deman berdarah, dan Phyluml chodata yaitu

tikus sebagai pengganggu manusia, serta sekaligus sebagai tuan rumah (hospes),

pinjal Xenopsylla cheopis yang menyebabkan penyakit pes. Sebenarnya disamping

nyamuk sebagai vektor dan tikus binatang pengganggu masih banyak binatang lain

yang berfimgsi sebagai vektor dan binatang pengganggu.

Namun kedua phylum sangat berpengaruh didalam menyebabkan kesehatan

pada manusia, untuk itu keberadaan vektor dan binatang penggangu tersebut harus di

tanggulangi, sekalipun demikian tidak mungkin membasmi sampai keakar-akarnya

melainkan kita hanya mampu berusaha mengurangi atau menurunkan populasinya

kesatu tingkat ertentu yang tidak mengganggu ataupun membahayakan kehidupan

manusia. Dalam hal ini untuk mencapai harapan tersebut perlu adanya suatu

managemen pengendalian dengan arti kegiatan-kegiatan/proses pelaksanaan yang

bertujuan untuk memurunkan densitas populasi vektor pada tingkat yang tidak

membahayakan.

Jadi Pengendalian vektor adalah semua upaya yang dilakukan untuk menekan,

mengurangi, atau menurunkan tingkat populasi vektor sampai serendah rendahnya

sehigga tidak  membahayakan kehidupan manusia.

Meteologi Pengendalian vector

Dalarn pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan pembasmian

sampai tuntas, yang mungkin dan dapat dilakukan adalah usaha mengurangi dan

menurunkan populasi kesatu tingkat yang tidak membahayakan kehidupan manusia.

Namun hendaknya dapat diusahakan agar segala kegiatan dalam rangka memurunkan

populasi vektor dapat mencapai hasil yang baik. Untuk itu perlu diterapkan teknologi

yang sesuai, bahkan teknologi sederhanapun, yang penting d dasarkan prinsip dan

44

Page 45: Laporan Fix

konsep yang benar. Adapun prinsip dasar dalam pengendalian vektor yang dapat

dijadikan sebagai pegangan sebagai berikut :

1.      Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam cara pengendalian agar

vektor tetap berada di bawah garis batas yang tidak merugikan/ membahayakan.

2.      Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan ekologi

terhadap tata lingkungan hidup.

Konsep dasar pengendalian Vektor

1.      Harus dapat menekan densitas vektor

2.      Tidak membahayakan manusia

3.      Tidak mengganggu keseimbangan lingkungan

Tujuan pengendalian vektor

1.      Mencegah wabah penyakit yang tergolong vector-borne disease >> memperkecil

risiko kontak antara manusia dg vektor penyakit dan memperkecil sumber

penularan penyakit/reservoir

2.      Mencegah dimasukkannya vektor atau penyakit yg baru ke suatu kawasan yg

bebas >> dilakukan dengan pendekatan legal, maupun dengan aplikasi pestisida

(spraying, baiting, trapping)

Cara Pengendalian Vektor

1.      Usaha pencegahan (prevention) >> mencegah kontak dengan vektor >>

pemberantasan nyamuk, kelambu

2.      Usaha penekanan (suppression) >> menekan populasi vektor sehingga tidak

membahayakan kehidupan manusia

3.      Usaha pembasmian (eradication) >> menghilangkan vektor sampai habis

Metode pengendalian Vektor

1.      Pengendalian secara alamiah (naturalistic control) >> memanfaatkan kondisi

alam yang dapat  mempengaruhi kehidupan vector >> jangka waktu lama

45

Page 46: Laporan Fix

2.      Pengendalian terapan (applied control) >> memberikan perlindungan bagi

kesehatan manusia dari gangguan  vektor >> sementara

a.       Upaya peningkatan sanitasi lingkungan (environmental sanitation improvement)

b.      Pengendalian secara fisik-mekanik (physical-mechanical control) >>

modifikasi/manipulasi lingkungan >> landfilling, draining

c.       Pengendalian secara biologis (biological control) >> memanfaatkan musuh

alamiah atau pemangsa/predator, fertilisasi

d.      Pengendalian dengan pendekatan per-UU (legal control) >> karantina

e.       Pengendalian dengan menggunakan bahan kimia (chemical control)

Jenis-jenis vector

Seperti telah diketahui vektor adalah Anthropoda yang dapat

memindahkan/menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk

semang yang rentan.

Sebagian dari Anthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempunyai

ciri-ciri kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylum yang

terbesarjumlahnya karena hampir meliputi 75% dari seluruh jumlah binatang.

Antropoda dibagi menjadi 4 kelas :

1.      Kelas crustacea (berkaki 10): misalnya udang

2.       Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu

3.       Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau

4.      Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk

46

Page 47: Laporan Fix

VII. Kesimpulan

Komunitas Desa Meranjat yang terletak di pinggir jalan raya lintas sumatera di ogan ilir

mengalami masalah kesehatan lingkungan yang disebabkan oleh perilaku, higien dan

sanitasi lingkungan yang buruk

47

Page 48: Laporan Fix

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Mengenai

Persyaratan Kualitas Air Minum Nomor : 492 / Menkes / Per/ IV/ 2010 tanggal 19

April 2010. Jakarta, Indonesia

Deputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2007.

Memprakirakan Dampak Lingkungan Kualitas Udara. Jakarta , Indonesia

Kemenkes RI. 2011. Promosi kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan.

Jakarta, Indonesia

Pencemaran.http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB1.pdf diakses

tanggal 13 mei 2014

Peraturan pemerintah Republik Indonesia. 1999. Baku mutu udara ambien nasional Nomor :

41 tahun 1999, Tanggal : 26 mei 1999. Jakarta, Indonesia

Rahadin, A.E. , E. Kardena. 2010. Kualitas Air pada Proses Pengolahan Air Minum di

Instalasi Pengolahan Air Minum Lippo Cikarang. Program Studi Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi dari

http://www.WHO.int. Last Update : Januari 2008.

48


Top Related