Transcript

Motif dan Atraksi Wisata

Kuliah 4 Motif Wisata

Komplementaritas Antara Motif dan Atraksi Wisata Semua ilmu pengetahuan pada hakikatnya

merupakan mekanisme alamiah perilaku manusia menurut kodratnya.

Pada ilmu ekonomi, manusia dinyatakan sebagai “homo econumicus”, yaitu manusia pada hakikatnya merupakan mahkluk ekonomik.

Dalam ilmu pariwisata, manusia merupakan mahkluk “wisatawan”, orang yang mengadakan perjalanan kunjungan ke tempat-tempat lain.

Komplementaritas Antara Motif dan Atraksi Wisata Manusia memiliki kemampuan untuk memenuhi

kebutuhannya yang dapat diklasifikasikan menjadi:1. Kebutuhan Fisik – makan, minum, beristirahat,

kesehatan, mandi, dsb.

2. Kebutuhan Psikis – hasrat ingin tahu, hasrat untuk menyelidiki, kebosanan yang menimbulkan keinginan untuk mencari kesenangan, dll.

3. Kebutuhan Sosial – manusia merupakan mahkluk sosial yang hanya dapat mencapai kesempurnaannya dalam pergaulan sesama manusia.

Komplementaritas Antara Motif dan Atraksi Wisata Sifat-sifat tersebut membentuk relevansi

manusia dengan perjalanan wisata. Untuk memenuhi hasratnya tersebut, maka

manusia harus bergerak, mencari tempat-tempat di mana hasratnya yang konkret dapat dipenuhi.

Komplementaritas Antara Motif dan Atraksi Wisata Hasrat pembawaan dalam bentuknya yang

konkret, yang berupa keperluan atau dorongan atau alasan tertentu itulah yang dimaksud dengan motif perjalanan.

Perbedaan budaya seseorang mempengaruhi motif perjalanan seseorang.

Salah satu motif perjalanan seseorang adalah motif wisata, sedang apa yang diharapkan akan dapat memenuhi keperluan atau motif itu disebut atraksi wisata.

Komplementaritas Antara Motif dan Atraksi Wisata Dengan demikian, perjalanan itu hanya akan

terjadi apabila ada kesesuaian, dimana atraksi wisata mengisi kebutuhan motif wisata.

Atraksi wisata merupakan kelengkapan, pengisian atau komplemen dari motif wisata.

Klasifikasi Motif dan Tipe Wisata

Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata itu tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi.

Namun, McIntosh, mengklasifikasikan motif-motif wisata menjadi 4 kelompok, yaitu:

1. Motif Fisik

2. Motif Budaya

3. Motif Interpersonal

4. Motif Status atau Motif Prestise

Klasifikasi Motif dan Tipe Wisata

Motif Fisik Motif-motif yang berhubungan dengan

kebutuhan badaniah seperti olahraga, istirahat, kesehatan dan sebagainya.

Klasifikasi Motif dan Tipe Wisata

Motif Budaya Yang harus diperhatikan di sini adalah yang

bersifat budaya itu motif wisatawan, bukan atraksinya.

Atraksinya dapat berupa pemandangan alam, flora dan fauna.

Selain itu, wisatawan dengan motif budaya itu sering datang di tempat tujuan wisata untuk mempelajari kebudayaan daerah lain.

Klasifikasi Motif dan Tipe Wisata

Motif Interpersonal Motif yang berhubungan dengan keinginan

untuk bertemu keluarga, teman, tetangga, berkenalan dengan orang-orang tertentu, seperti tokoh-tokoh terkenal.

Klasifikasi Motif dan Tipe Wisata

Motif Status atau Motif Prestise Suatu motif wisata untuk meningkatkan

gengsi seseorang. Banyak orang beranggapan dengan pernah

pergi ke tempat lain dengan sendirinya, meningkatkan status seseorang.

Subkelas Motif Wisata beserta tipe Wisatanya

Motif bersenang-senang atau tamasya. Wisatawan dengan tipe ini, ingin

mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya, mendengarkan dan menikmati apa saja yang menarik perhatian.

Subkelas Motif Wisata beserta tipe Wisatanya

Motif Rekreasi Rekreasi ialah kegiatan yang menyenangkan

yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia.

Kegiatannya dapat berupa: olahraga, membaca, mengerjakan hobi, dsb.

Subkelas Motif Wisata beserta tipe Wisatanya

Motif Kebudayaan Pada motif ini, wisatawan bukan hanya

sekedar menikmati aktraksi budaya setempat, tapi ia mungkin datang karena sedang mempelajari dan melakukan penelitian.

Dalam wisata budaya itu juga termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khusus seperti upacara keagamaan, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor dll.

Subkelas Motif Wisata beserta tipe Wisatanya

Motif Spritual Merupakan salah satu motif wisata yang

tertua. Sebelum orang mengadakan perjalanan

untuk rekreasi, bisnis, olahraga dan sebagainya, orang sudah mengadakan perjalanan untuk berziarah atau keperluan agama lain.

Contoh: aktifitas naik haji bagi mereka yang muslim.

Subkelas Motif Wisata beserta tipe Wisatanya

Motif Kesehatan Seseorang melakukan perjalanan untuk

memperbaiki kualitas kesehatannya. Seperti proses pengobatan, check-up atau

terapi kecantikan.

Subkelas Motif Wisata beserta tipe Wisatanya

Motif Interpersonal Suatu motif, bahwa seseorang melakukan

perjalanan untuk bertemu orang lain. Pada umumnya orang yang menarik

kedatangan orang lain ialah orang-orang yang istimewa karena: kedudukannya, pengaruhnya, keseniannya, prestasinya di sesuatu bidang seperti olahraga, kepandaiannya, juga karena kepandaiannya dalam pelayanan seks, dan sebagainya.

WISATA BUDAYA

Pada kenyataannya, kunjungan terhadap obyek atau peristiwa budaya tampaknya sudah selalu menjadi bagian dari sebuah perjalanan wisata, sehingga sulit untuk membedakan wisata budaya dengan wisata alam misalnya, atau wisata-wisata lain yang umum, biasa, dan banyak dilakukan orang.

Salah satu sumber dari sejumlah tulisan mengenai pariwisata budaya menyebutkan bahwa pada akhir tahun 1970-an, ketika para pakar pemasaran dan peneliti kepariwisataan mendapati adanya orang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan semata-mata hanya untuk memahami secara mendalam obyek atau peristiwa budaya di suatu tempat tertentu,

pada akhirnya barulah dikenali adanya pariwisata budaya yang secara jelas dapat dikategorikan sebagai salah satu produk kepariwisataan (Tighe, 1986 dalam McKercher, 2002).

pada awalnya produk tersebut dipandang sebagai suatu kegiatan khusus yang diminati oleh sejumlah kecil pelaku perjalanan berpengalaman untuk mendapatkan sesuatu yang berbeda dari sekedar pengalaman berlibur yang biasa mereka dapatkan, dan pada sekitar tahun 1990-an pariwisata budaya tersebut sudah dikenal sebagai aktivitas pasar masal dengan nilai jual yang tinggi.

wisata budaya sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru sama sekali walaupun pada kenyataannya wisata semacam ini tidak atau belum selalu dinyatakan secara eksplisit, karena umumnya merupakan bagian dari wisata alam, sebagai bentuk wisata umum yang paling banyak ditemui

Wisata budaya dan Pariwisata budaya? WISATA BUDAYA adalah aktivitas perjalanan

temporal yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dari tempat di mana dia atau mereka tinggal ke suatu tempat lain dengan tujuan untuk menyaksikan atau menikmati situs purbakala, tempat bersejarah, museum, upacara adat tradisional, upacara keagamaan, pertunjukan kesenian, festival, dan lain sebagainya,

PARIWISATA BUDAYA mencakup bukan hanya perjalanan dan aktivitas menikmati saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan oleh pihak lain yang terkait dengan para wisatawan tersebut. Termasuk di dalamnya berbagai upaya yang perlu dilakukan demi tetap berlangsungnya atraksi budaya sebagai sumber daya yang bersifat unik, terbatas, dan tidak terbarukan.

Penutup

Walaupun kita mengetahui pengelompokkan motif-motif seperti di atas, namun dapat menimbulkan pengertian yang kurang tepat, karena:

1. Motif-motif itu tidak bersifat eksklusif.

2. Sudah tentu tidak mungkin mengetahui semua motif perjalanan seseorang. Pada hakikatnya tidak diketahui secara tuntas mengapa seseorang mengadakan perjalanan wisata.

Penutup

Namun, pengetahuan tentang motif wisata itu esensial untuk pembangunan pariwisata, khususnya pembangunan atraksi wisata, mengingat bahwa ada komplementaritas antara motif wisata dan atraksi wisata.


Top Related