Transcript

KEMAMPUAN PROPOLIS DALAM MENGHAMBAT

PERTUMBUHAN Escherichia coli DAN Salmonella sp.

ADITYA SANDI NUGROHO

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT HEWAN DAN KESMAVET

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2017

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kemampuan Propolis dalam

Menghambat Pertumbuhan Escherichia coli dan Salmonella sp. adalah benar

karya Saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun kepada Perguruan Tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari Penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis Saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2017

Aditya Sandi Nugroho

NIM B04120153

ABSTRAK

ADITYA SANDI NUGROHO. Kemampuan Propolis dalam Menghambat

Pertumbuhan Escherichia coli dan Salmonella sp.. Dibimbing oleh AGUSTIN

INDRAWATI dan USAMAH AFIFF.

Beberapa tahun terakhir telah dilaporkan terjadi peningkatan resistensi E.

coli dan Salmonella sp. terhadap beberapa antibiotik. Oleh karena itu diperlukan

penelitian untuk mencari alternatif senyawa herbal yang efektif sebagai antibakteri.

Salah satu senyawa alami yang telah banyak dilakukan penelitian untuk

menghambat pertumbuhan bakteri adalah propolis. Flavonoid, tanin, dan asam

sinamat adalah kandungan propolis yang memiliki manfaat sebagai antimikroba.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan propolis untuk menghambat

pertumbuhan bakteri E. coli dan Salmonella sp. Isolat E. coli diperoleh dari tiga

swab trakea ayam broiler dan Salmonella sp. dari isolat koleksi laboratorium

bakteriologi divisi mikrobiologi medik, FKH IPB. Uji aktifitas antibakteri

menggunakan metode Kirby-Bauer disc diffusion dengan mengukur diameter zona

hambat yang terbentuk dari koloni bakteri dan dianalisa secara deskriptif. Hasil uji

menunjukkan propolis tidak menunjukkan kemampuan daya hambat yang kuat

terhadap 3 isolat E. coli dan 1 isolat Salmonella sp.

Kata kunci: antibakteri, E. coli, propolis, Salmonella sp..

ABSTRACT

ADITYA SANDI NUGROHO. Ability of Propolis Inhibiting the Growth of

Escherichia coli and Salmonella sp.. Superevised by AGUSTIN INDRAWATI and

USAMAH AFIFF.

Few years ago, there have been reports of increased resistance of E. coli

and Salmonella to some antibiotics. Therefore it is necessary research to look for

alternative compounds that are effective as antibacterial. One of the natural

compounds that have a lot of research to inhibit the growth of bacteria is propolis.

Flavonoids, tannins, and cinnamic acid are compounds of propolis that have the

benefit of being an antimicrobial. This study aims to determine the ability of

propolis to inhibit the growth of E. coli and Salmonella sp. E. coli isolates were

obtained from three swab trachea of broiler chicken and Salmonella sp. isolates

collection of Laboraroty Microbiology, Veterinary Faculty, Bogor Agricultural

University. Antibacterial activity test using Kirby-Bauer disc diffusion method by

measuring the inhibitory zone diameter formed from bacterial colony and analyzed

descriptively. The test results showed that propolis did not show a strong resistance

capability to 3 isolates of E. coli and 1 isolate Salmonella sp.

Keywords: antibacterial, E. coli, Propolis, Salmonella sp.

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

KEMAMPUAN PROPOLIS DALAM MENGHAMBAT

PERTUMBUHAN Escherichia coli DAN Salmonella sp.

ADITYA SANDI NUGROHO

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT HEWAN DAN KESMAVET

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2017

Judul Skripsi : Kemampuan Propolis dalam Menghambat Pertumbuhan

Escherichia coli dan Salmonella sp. Nama : Aditya Sandi Nugroho

NIM : B04120153

Disetujui oleh

Dr Drh Hj. Agustin Indrawati, M.Biomed

Pembimbing I

Drh Usamah Afiff, MSc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Drh Agus Setiyono, MS, Ph.D, APVet

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKH IPB

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah dengan judul Kemampuan Propolis

dalam Menghambat Pertumbuhan Escherichia coli dan Salmonella sp. berhasil

diselesaikan.

Terima kasih Penulis ucapkan kepada Dr Drh Hj. Agustin Indrawati,

M.Biomed selaku Dosen Pembimbing I dan Drh Usamah Afiff, MSc selaku Dosen

Pembimbing II yang telah berkenan membimbing, memberikan arahan, kritik, dan

saran kepada Penulis selama penelitian sampai akhir penulisan skripsi ini selesai.

Di samping itu, rasa terima kasih juga tak lupa kepada Seluruh Staf Bagian

Mikrobiologi Departemen Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner

yang telah banyak membantu selama proses penelitian berlangsung.

Ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda Asmudi, ibu

tercinta Suliyati, serta kedua saudara penulis Astia Bintanita Prihandini, dan Ardha

Septian Nugroho, atas segala doa dan kasih sayangnya yang selalu memberikan

dorongan semangat dan nasihat sampai saat ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2017

Aditya Sandi Nugroho

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Escherichia coli 2

Salmonella sp. 3

Propolis 3

METODE 4

Waktu dan Tempat Penelitian 4

Bahan 5

Alat 5

Prosedur Penelitian 5

Prosedur Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

DAFTAR TABEL

1 Identifikasi bakteri sampel swab trakea dan isolat koleksi 7

2 Rata-rata hasil uji daya hambat propolis terhadap E. coli dan Salmonella sp. 9

DAFTAR GAMBAR

1 Identifikasi bakteri dari sampel swab trakea dan isolat koleksi 6

2 Hasil uji propolis terhadap bakteri Salmonella sp. 8

3 Hasil uji propolis terhadap bakteri E. coli 8

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit infeksius adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme,

salah satunya adalah bakteri. Salah satu cara yang digunakan sebagai terapi adalah

pemberian antibiotik. Namun pemberian antibiotik yang tidak bijak dapat

menimbulkan resistensi mikroorganisme. Salah satu bakteri yang sudah mengalami

resistensi adalah E. coli dan Salmonella sp. Bakteri E. coli resisten terhadap

beberapa antibiotik terutama antibiotik golongan β-laktam, tetrasiklin, dan

streptomisin (Noviana 2004). Kemudian, menurut Lubis (2015) Salmonella sp.

resisten terhadap amoksisilin.

Temuan senyawa herbal yang bersifat antimikroba semakin berkembang

dengan pesat. Penggunaan obat herbal dapat dijadikan solusi untuk mengurangi

kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik (Marpaung 2004). Salah satu obat

herbal yang dapat digunakan sebagai terapi penyakit adalah propolis yang berasal

dari lebah dan memiliki banyak khasiat. Propolis adalah senyawa alam berasal dari

substrat resin yang dikumpulkan lebah dari sari tunas daun dan kulit batang tanaman

yang dicampur dengan enzim dan lilin dari sarang lebah (Galvao 2007; Lofty 2006).

Propolis digunakan untuk menutupi dan melindungi sarang lebah agar tetap steril

dari gangguan serangan hewan-hewan kecil dan mikroorganisme. Propolis

memiliki tekstur yang lengket seperti lem sehingga dikenal juga sebagai bee glue

atau lem lebah (Susilo et al. 2009).

Propolis sudah sejak lama dikenal dari zaman dahulu. Hipocrates

menganjurkan penggunaan propolis sebagai obat untuk meningkatkan kualitas

kesehatan. Bangsa Mesir kuno menggunakan propolis untuk mengawetkan mumi

dan sudah digunakan sejak 300 SM sebagai obat untuk menyembuhkan kulit yang

luka karena mempunyai efek antiinflamasi (Lofty 2006). Propolis mempunyai

manfaat sebagai antikanker, antivirus, antifungi dan antibiotika (Haryanto et al.

2012). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kandungan propolis paling besar

adalah flavonoid yang diketahui memiliki manfaat sebagai antibakteri. Propolis

banyak digunakan masyarakat luas untuk menyembuhkan berbagai gangguan

penyakit yang berasal dari bakteri, virus, maupun jamur. Propolis juga disebut

antiinflamasi sekaligus memperbaiki kondisi dan fungsi tubuh. Menurut Eliza et al.

(2012), propolis banyak mengandung vitamin dan mineral yang lengkap serta tidak

menimbulkan efek samping ketika digunakan.

Perumusan Masalah

Escherichia coli dan Salmonella sp. adalah bakteri yang dilaporkan sudah

mengalami resistensi terhadap beberapa antibiotik. Pilihan antibiotik yang terbatas

semakin sulit untuk mengendalikan penyakit infeksius yang disebabkan kedua

bakteri tersebut. Penelitian ini dibutuhkan untuk mencari alternatif antibakteri yang

efektif terhadap kedua bakteri tersebut.

2

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

kemampuan propolis dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan

Salmonella sp.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

kemampuan propolis dalam menghambat pertumbuhan E.coli dan Salmonella sp.

Selain itu, dapat memberikan saran dan dasar ilmiah dalam kebijakan untuk

mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi E. coli dan Salmonella sp.

TINJAUAN PUSTAKA

Escherichia coli

Taksonomi Escherichia coli menutur Todar (2008)

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : E. coli

Escherichia coli merupakan bakteri berbentuk batang (1x4 µm), motil, gram

negatif dan termasuk fakultatif anaerob (Manning 2010). Bakteri ini sering

ditemukan di dalam pencernaan manusia, hewan berdarah panas, dan burung (Ray

2004; Duffy 2006; Bhunia 2008). Pertumbuhan koloni E. coli pada media agar

darah berbentuk bulat cembung, halus, dan menghemolisis darah (Ikmalia 2008). E.

coli bersifat katalase positif, oksidasi negatif, dan fermentatif. E. coli termasuk

bakteri mesofilik dengan suhu optimal sekitar 37ºC (Adams dan Moss 2008).

E. coli merupakan flora normal pada saluran pencernaan, namun beberapa

strain yang bersifat patogen dapat menyebabkan timbulnya penyakit jika

menginfeksi organ lain. Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh strain patogen E.

coli adalah kolibasilosis dan mastitis pada ruminansia, omphalitis dan

koliseptisemia pada unggas, oedema dan meningitis pada babi (Markey et al. 2013).

Beberapa strain E. coli termasuk dalam multiple drug resistence (MDR) karena

mengalami resistensi terhadap beberapa antibiotik yaitu lincomisin, tetrasilkin,

penisilin, amoksisilin, dan streptomisin. (Noviana 2004; Firdiana 2005)

3

Salmonella sp.

Taksonomi Salmonella sp. menurut Todar (2008)

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

Spesies : S. Bongori dan S. Enterica

Salmonella sp. adalah bakteri batang Gram negatif, tidak memiliki spora,

dan bergerak dengan flagel peritrik kecuali Salmonella Pullorum dan Salmonella

Galinarum (Jawetz, 2005). Bakteri ini bersifat fakultatif anaerob yang dapat tumbuh

pada kisaran suhu 5-45o C dengan suhu optimal 35-37o C dan tumbuh pada kisaran

pH 4-9 dengan pH optimal 6.5-7.5. Salmonella sp. tidak tahan pada konsentrasi

garam tinggi, dan akan mati pada kadar garam di atas 9%. Salmonella sp. adalah

bakteri yang tidak mampu memfermentasikan laktosa dan sukrosa, katalase positif,

oksidase negatif, dan manitol untuk memproduksi asam atau gas. Salmonella

mampu memfermentasi glukosa dan monosakarida lainnya dengan menghasilkan

gas. Salmonella sp. mampu mengubah nitrat menjadi nitrit dan tidak membutuhkan

NaCl untuk pertumbuhannya (Hanes 2003).

Habitat utama Salmonella adalah di saluran pencernaan dari hewan seperti

burung, reptil, hewan ternak dan saluran perncernaan manusia (Jay 2000). Penyakit

yang disebabkan oleh Salmonella diantaranya, enteritis dan septicemia pada

ruminansia dan unggas, kemudian hog cholera pada babi. (Markey et al. 2013).

Beberapa strain Salmonella resisten terhadap beberapa antibiotik

diantaranya eritromisin, ampisilin dan kloramfenikol. (Evi 2013; Loisa 2014).

Multiple Drug Resistence (MDR) banyak ditemukan pada isolat Salmonella,

termasuk S. Typhimurium yang menyebabkan terjadi banyak infeksi pada hewan

ternak dan manusia. S. Typhimurium yang diuji telah resisten terhadap antibiotik

sulfonamid, streptomisin, dan tetrasiklin. (Frost et al. 1995)

Propolis

Propolis berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu “pro”

yang memiliki arti sebelum dan “polis” yang artinya kota, kota dalam kehidupan

sosial sarang lebah. Secara harfiah, makna propolis mengandung arti sebagai

sebelum sampai kota (sarang lebah). Bagi lebah propolis bermanfaat sebagai

lapisan pelindung dan pertahanan sarang “kota” dari berbagai serangan dan

gangguan mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, serta menjaga sarang agar

tetap steril. Lebah madu memerlukan propolis karena rentan terhadap infeksi virus

dan bakteri, sehingga produksi madu terhindar dari pembusukan (Chinthalapally et

al. 1993). Selain itu, propolis digunakan untuk mengisi celah dan retakan serta

menghaluskan permukaan yang kasar pada sarang lebah madu (Gojmerac 1983).

Propolis juga berguna melindungi sarang lebah dari bangkai hama yang masuk atau

melekat pada sarang lebah dengan cara memumifikasikan bangkai, sehingga sarang

lebah terhindar dari pertumbuhan bakteri pembusuk. Prinsip itulah yang digunakan

4

oleh nenek moyang Bangsa Mesir untuk mengawetkan mayat menjadi mumi

dengan menggunakan propolis.

Sumber propolis di Negara-negara subtropis, seperti Bulgaria, Jepang, dan

Korea berasal dari kumpulan daun-daun poplar Papulus sp. Sedangkan di Negara

tropis seperti Brazil adalah Brachalis dracunculifolia dan Dalbergia sp. Kumpulan

daun-daun tersebut dibawa lebah dan dilumuri (dicampur) dengan liur lebah yang

membentuk seperti lem dan lengket digunakan untuk melumuri dan melindungi

seluruh bagian sarang lebah. Propolis umumnya berwarna coklat kehitaman

bertekstur lengket dan sering disebut sebagai lem lebah. Berdasarkan penelitian

Bankova et al. (2006), diperoleh 15 senyawa murni dari golongan flavonoid,

triterpenoid, dan minyak atsiri yang merupakan konstituen bioaktif propolis merah

dari brazil yang berperan dalam aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus

aureus dan Escherichia coli. Propolis mengandung flavonoid yang sangat tinggi

sehingga banyak penelitian lebih memilih flavonoid yang berasal dari propolis

dibandingkan flavonoid yang berasal dari senyawa herbal lainnya (Chinthalapally

et al. 1993). Propolis mengandung penyusun lainnya seperti polen dan asam amino

( Salatino et al. 2005).

Kandungan aktif dalam propolis adalah polifenol (Flavonoid, asam fenolat,

dan esternya), terpenoid, steroid, dan asam amino (Bankova 2008; Kumazawa

2004). Flavonoid merupakan zat yang diketahui banyak terdapat pada tumbuh-

tumbuhan dan mempunyai efek antioksidan dalam melumpuhkan radikal bebas.

Flavonoid dalam propolis berperan sebagai antinyeri, anti-alergi, antasid, dan

antioksidan (Suranto 2010). Kandungan antioksidan juga ditemukan dalam

propolis adalah vitamin A, C, E (Hegazi 1998) dan mineral Zn (Bankova et al.

2000). Kandungan vitamin juga ditemukan dalam propolis yaitu Vitamin B1, B2,

B6, C dan E dan mineral Na, Ca, Mg, Cu, Zn, Mn dan Fe (Eliza et al 2012). Propolis

mempunyai efek antimikroba sehingga sering disebut sebagai antibiotik alami.

Kelebihan propolis dibandingkan dengan antibiotik lainnya yaitu memiliki efek

samping yang kecil bahkan menurut Burdock (1998), propolis memiliki reaksi

alergi, namun relatif tidak toksik dengan no effect level (NOEL). Selain itu propolis

juga bersifat selektif karena hanya membunuh mikroba penyebab penyakit saja dan

mikroba normal bagi tubuh tidak terganggu (Winingsih 2004).

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan September sampai Desember 2016.

Sampel swab trakea ayam diambil di peternakan ayam di kampung Babakan Lebak

Kelurahan Balumbang Jaya Kecamatan Bogor Barat. Identifikasi Bakteri dan

Pengujian terhadap propolis dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi, Divisi

Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet, Fakultas

Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

5

Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah isolat lapang dan isolat

koleksi laboratorium bakteriologi, buffer pepton water, cotton bud, brain heart

infusion (BHI), triptic soy agar (TSA), blood agar (BA), minyak emersi, xilol,

akuades, kristal violet, lugol, safranin, alkohol 70%, tisu, H2O2 3%, tusuk gigi steril,

triple sugar iron agar (TSIA), indol, urea, sitrat, glukosa mikroaerofilik,

MacConkey agar (MCA), manitol, sukrosa, glukosa, maltosa, laktosa, reagen

Ehrlich, spiritus, Mueller Hinton agar (MHA), keping antibiotik nitrofurantoin

sebagai control positif, keping kosong untuk propolis, dan propolis dengan

konsentrasi 0.9 mg/µL ; 0.8 mg/µL; 0.7 mg/µL; 0.6 mg/µL; 0.5 mg/µL; 0.4 mg/µL.

Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah inkubator 37 oC, kulkas,

mikroskop, object glass, cover glass, coolbox, label, spidol, plastik steril, tabung

reaksi steril dan penutup, tabung eppendorf, anaerobic jar, kertas saring, pipet, rak

tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, tabung Mc Farlad, cawan petri steril, api

bunsen, vortex, micropipette steril, cotton bud steril, lap meja, dan ose.

Prosedur Penelitian

Pengambilan sampel

Pengambilan sampel swab trakea ayam dilakukan di Lapang. Ayam

berjumlah lima ekor dalam kondisi sakit. Sampel diambil menggunakan cotton bud

steril yang diusapkan pada trakea ayam. Sampel swab tersebut lalu dimasukkan ke

dalam tabung eppendorf yang berisi buffer pepton water. Kemudian, sampel diberi

label dan disimpan dalam coolbox. Lalu, sampel dibawa ke laboratorium dan

disimpan di dalam refigrator. Isolat bakteri Salmonella sp. berasal dari koleksi

Laboratorium Bakteriologi, Divisi Mikrobiologi Medik, FKH IPB.

Identifikasi bakteri

Identifikasi bakteri sampel swab trakea dan isolat koleksi dilakukan

mengacu pada metode kultur menurut Markey et al. (2013) yang disajikan dalam

Gambar 1. Isolasi bakteri dari sampel swab trakea dan peneguhan isolat koleksi

Salmonella sp. dibiakkan dalam media blood agar dan MCA, kemudian diinkubasi

pada suhu 37oC selama 24 jam. Koloni yang terpisah dan berbeda kemudian

disubkultur ke agar miring TSA. Bakteri dari sampel swab trakea dan isolat

Salmonella sp. diidentifikasi berdasarkan hasil uji oksidase, uji laktosa dan uji

biokimiawi.

6

Pengujian daya kerja propolis

Pengujian daya kerja propolis terhadap isolat E. coli dan Salmonella

menggunakan metode difusi cakram (disk diffusion method) menurut Kirby Bauer.

Pertama, bakteri E. coli dan Salmonella sp. diperbaharui dalam media TSA dan

disimpan dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 18-24 jam. Setelah itu, bakteri

dibuat suspensi dalam tabung reaksi berisi akuades steril 4 ml, dihomogenkan dan

disamakan kekeruhannya dengan tabung 0,5 Mc Farland 1. Kemudian suspensi

diambil menggunakan cotton bud steril dan dibiakkan pada media MHA dalam

cawan petri. Untuk mendapatkan pertumbuhan merata pada media, biakan

digoreskan merata secara horizontal dari atas ke arah vertikal bawah. Cawan petri

diputar 900 kekiri, digoreskan lagi dengan teknik yang sama, diputar lagi 900 kekiri

dan digoreskan lagi dengan teknik yang sama. Media didiamkan selama 5 menit.

Propolis yang digunakan dalam penelitian ini adalah propolis liquid dengan

kandungan 900 mg/ml. Kemudian propolis diencerkan dengan aquades steril

menjadi enam macam konsentrasi yaitu: 0.9 mg/µL ; 0.8 mg/µL; 0.7 mg/µL; 0.6

mg/µL; 0.5 mg/µL; 0.4 mg/µL. Konsentrasi yang sudah diencerkan, selanjutnya

diteteskan menggunakan micropipette dengan volume masing-masing sebanyak 20

µL ke kertas cakram kosong. Kemudian keping cakram yang berisi propolis

ditempelkan menggunakan pinset steril dengan sedikit ditekan pada media MHA

yang sudah ditanam bakteri dan ditambahkan keping kontrol positif yaitu antibiotik

Gambar 1 Idetifikasi bakteri dari sampel swab trakea dan isolat koleksi

(Markey et al. 2013)

Gambar 1 Identifikasi bakteri E. coli

Sampel

(swab trakea; isolat koleksi)

Pewarnaan Gram

Gram Negatif

Blood Agar ; MCA

Bacillus

Oksidase negatif

Laktosa positif

E. coli

Laktosa negatif

Salmonella sp.

Oksidase positif

Coccus

Gram Positif

7

nitrofuran. Selanjutnya media diinkubasi pada suhu 35oC selama 24 jam. Pengujian

ini dilakukan pengulang tiga kali pada setiap konsentrasi dan hasilnya diukur

diameter zona hambat dengan mistar. Kemampuan propolis dalam menghambat

pertumbuhan bakteri dapat dilihat dari ukuran diameter zona hambat yang terbentuk

tampak bening di sekitar kepingan.

Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dalam bentuk gambar dan tabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil biakkan sampel dari swab trakea dalam agar darah menunjukkan

Koloni yang tumbuh berbentuk bulat, putih keruh, tepi rata dan menghemolisis sel

darah merah. Sedangkan isolat koleksi menunjukkan koloni bulat, putih keruh, tepi

rata namun tidak menghemolisis sel darah merah. Hasil dibiakkan dalam

MacConkey Agar sampel dari swab trakea ada pertumbuhan dan laktosa positif,

sedangkan isolat koleksi terjadi pertumbuhan dan laktosa negatif. Hasil identifikasi

dari empat isolat dengan menggunakan pewarnaan Gram menunjukkan bakteri

semua Gram negatif dan berbentuk batang. Pengujian berdasarkan sifat biokimiawi

bakteri menunjukkan tiga isolat yang berasal dari sampel swab trakea adalah E. coli

dan satu isolat koleksi laboratorium bakteriologi adalah Salmonella sp. Hasil uji

sifat biokimiawi bakteri dari sampel swab trakea dan isolat koleksi disajikan pada

Tabel 1.

Tabel 1 Identifikasi bakteri sampel swab trakea dan isolate koleksi

Uji Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Isolat koleksi

Hemolisis + + +

MacConkey

Agar

tumbuh/

laktosa+

tumbuh/

laktosa+

tumbuh/

laktosa+

tumbuh/

laktosa-

TSIA A/A/+/- A/A/+/- A/A/+/- K/A/+/+

Urease - - - -

Indol -/+ -/+ -/+ +/-

Sitrat - - - +

Glukosa +/+ +/+ +/+ +/+

Laktosa +/+ +/+ +/+ -/-

Manitol +/+ +/+ +/+ +/+

Maltosa +/+ +/+ +/+ +/+

Sukrosa +/+ +/+ +/+ -/-

Oksidase - - - -

MRVP +/- +/- +/- +/-

Kesimpulan E. coli E. coli E. coli Salmonella sp. TSIA: Triple Sugar Iron Agar, A/A= slant asam/butt asam; K/A=slant basa/butt asam ;

-/- =tanpa gas/tanpa H2S; +/+ =ada gas/ada H2S

8

Hasil uji biokimiawi menunjukkan bahwa bakteri dari swab trakea positif

terhadap uji glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan manitol. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Holt et al (1994) bahwa E. coli positif terhadap semuai uji gula-gula,

positif terhadap uji indol, negatif terhadap uji urea dan sitrat. Isolat koleksi

dilakukan peneguhan identifikasi dan diperoleh uji biokimiawi menunjukkan

katalase positif, tidak memfermentasikan laktosa dan sukrosa, sitrat positif dan

negatif terhadap indol. Markey et al. (2013) menyatakan Salmonella tidak

memfermentasikan laktosa, tumbuh koloni putih keruh pada MacConkey Agar, dan

menghasilkan H2S pada uji TSIA. Metode uji mikroba dalam SNI 2897 (2008)

menunjukkan Salmonella negatif terhadap uji laktosa, maltosa, indol, dan positif

terhadap sitrat.

Uji aktifitas daya kerja propolis terhadap bakteri E. coli dan Salmonella sp.

dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya kemampuan menghambat pertumbuhan

dari senyawa propolis. Zona hambat yang terbentuk diukur diameternya untuk

menentukan hasil uji aktifitas daya kerja propolis (Gambar 2 dan 3). Hasil uji dapat

dilihat dalam Tabel 2.

Gambar 2 Hasil uji propolis

terhadap bakteri Salmonella sp.

Gambar 3 Hasil uji propolis

terhadap bakteri E. coli

9

Hasil menunjukkan bahwa isolat dari sampel E. coli 1 menunjukkan

diameter zona hambat tertinggi berada pada konsentrasi 0.9 mg/µL dengan nilai 9.3

mm. Isolat E. coli 2 dan E. coli 3 menunjukkan diameter zona hambat tertinggi yaitu

8.0 mm dan 8.1 mm berada pada konsentrasi 0.9 mg/µL. hasil uji isolat Salmonella

sp. tidak menunjukkan hasil yang berbeda yaitu diameter 8.0 mm pada konsentrasi

0.9 mg/µL. Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan

(1998) bahwa antimikroba asal tanaman (herbal) yang memiliki daya hambat kuat

apabila mempunyai diameter daya hambat sekitar 12-24 mm. Hasil yang diperoleh

senyawa propolis memiliki daya hambat yang lemah terhadap pertumbuhan ketiga

isolat E. coli dan isolat Salmonella sp. Kontrol positif (antibiotik nitrofurantoin)

dari isolat E. coli 1, E. coli 2, E. coli 3 dan Salmonella sp. masing-masing

menunjukkan diameter 18,0 mm, 23.0 mm, 19,0 mm dan 17 mm menunjukkan sifat

sensitif sesuai dengan standar CLSI (2015), yaitu diameter zona hambat lebih dari

atau sama dengan 17 mm. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Susilo et al. (2009) menunjukkan uji kepekaan antimikroba bahan ekstrak propolis

yang berasal dari Malang Jawa Timur mampu menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus yang diuji sedangkan efek antimikroba ekstrak propolis

tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang digunakan,

Jenis senyawa yang terkandung dalam propolis sangat kompleks, antara lain

asam benzoat, asam fenol, asam sinamat dan flavonoid yang meliputi hampir 50%

dari seluruh komposisi propolis (Wilujeng 2010). Dari kandungan propolis tersebut

dapat diketahui mekanisme kerja propolis dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Murphy (1999) menjelaskan senyawa tanin dalam ekstrak propolis, diduga

memiliki sifat antimikroba karena kemampuannya dalam mengikat protein enzim

dan lapisan protein transpor. Senyawa flavonoid mempunyai kemampuan mengikat

bahan penyusun dinding sel dan menghambat pembentukan dinding sel bakteri.

Menurut Mirzoeva (1997), mekanisme kerja propolis dapat menghambat

pertumbuhan bakteri disebabkan oleh komponen flavonoid dan asam sinamat yang

dapat memecah energi transduksi membran sitoplasma dan menghambat motilitas

bakteri. Ekstrak ethanolik propolis dapat bersifat bakterisidal, namun hanya efektif

untuk bakteri Gram positif dan beberapa bakteri Gram negatif.

Bakteri E. coli termasuk Gram negatif yang memiliki dinding sel lebih tipis

(10-15 nm) daripada Gram positif (15-80 nm). Dinding sel E. coli kaku dan berpori

yang berguna untuk memberikan bentuk tertentu pada sel serta berperan sebagai

pelindung. Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel yang terdiri dari tiga lapisan

yaitu membran luar fosfolipid dan lipopolisakarida dan lipoprotein serta memiliki

Tabel 2 Rata-rata diameter zona hambat (mm) propolis terhadap E. coli dan

Salmonella sp.

Isolat

Bakteri

Konsentrasi propolis (mg/µL) Nitrofurantoin

0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

E. coli 1 7.8 7.6 8.1 8.0 8.5 9.3 18.0

E. coli 2 8.1 7.6 7.6 7.1 7.6 8.0 23.0

E. coli 3 7.6 7.8 7.8 7.6 7.8 8.1 19.0

Salmonella sp 7.6 8.6 8.3 8.3 9.0 8.0 17.0 Keterangan :

Nitrofurantoin sebagai kontrol positif

10

kandungan lipid 11-22%, berbeda dengan kelompok Gram positif yang memiliki

satu lapis dan kandungan lipidnya hanya 1-4% (Pelczar dan Chan 2013). Perbedaan

struktur dinding tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan bakteri

Gram negatif lebih kuat atau resisten ketika dilakukan pengujian terhadap propolis

daripada Gram positif. Karena membran luar fosfolipid menghambat zat kimia yang

mengandung antibakteri untuk merusak dinding sel bakteri.

Gould (2003) menyatakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya

antibakteri suatu bahan adalah konsentrasi bahan, jumlah dan jenis bakteri yang

diuji. Menurut Bankova et al. (2000) melaporkan propolis memiliki efek antibakteri

yang berbeda-beda tergantung asal propolis. Propolis memiliki aktivitas yang lebih

rendah terhadap bakteri Gram negatif daripada Gram positif. Telah dilaporkan juga

bahwa propolis yang berasal dari 9 daerah berbeda di Turki menunjukkan sifat

antibakteri yang kuat terhadap bakteri Gram positif seperti S. aureus tetapi agak

lemah terhadap bakteri Gram negatif antara lain E. coli yang sering ditemukan

sebagai penyebab penyakit infeksi.

Menurut Pelczar dan Chan (2014), tiap spesies atau galur mikroorganisme

memiliki tingkatan kerentanan yang berbeda terhadap berbagai antibiotik. Faktor

yang dapat menyebabkan perbedaan kerentanan salah satunya adalah pemberian

dosis antibiotik yang tidak tepat. Pemberian antibiotik dengan dosis yang lebih

rendah dan menghentikan waktu terapi tidak seperti yang dianjurkan, dapat

mengakibatkan bakteri tidak terbasmi secara tuntas. Bakteri tersebut dapat

berkembang biak dengan membawa sifat resistensi dan lebih kebal ketika diberikan

antibiotik dengan dosis yang sama dikemudian hari.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Propolis yang digunakan pada penelitian ini tidak memiliki daya hambat yang

kuat terhadap isolat uji bakteri E. coli dan Salmonella sp.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan menggunakan metode MIC (minimum

inhibitory concentration) untuk mengetahui konsentrasi minimal propolis dalam

menghambat pertumbuhan bakteri.

11

DAFTAR PUSTAKA

Adams MR, Moss MO. 2008. Food Microbiology 3rd Edition. Cambridge (UK):

RSC Pub.

Bankova VS, de Castrob SL, Marcuccic MC. 2000. Propolis : recent advances in

chemistry and plant origin. Apidologie. 31:3-15.

Bankova VS, Trusheva B, Popova M, Marcuccic MC, Rocha PS. 2006. Bioactive

constituents of Brazillian red propolis. eCAM 3:249-254.

Bankova VS, Trushieva B, Popova M. 2008. New developments in propolis

chemical diversity study (since 2000). Scientific Evidence of The Use

Propolis in Etnomedicine. 1-3.

Bhunia A. 2008. Foodborne Microbial Pathogens.New York (US): Springer.

Burdock GA. 1998. Review of the biological properties and toxicity of bee propolis.

Food Chemistry: Elsevier. 36(4):347-3

Chinthalapally VR, Valhalla NY. 1993. Propolis. Medical Journal. 53:1482-1488.

[CLSI] Clinical and Laboratory Standards Institute. 2015. Performance Standards

for Antimicrobial Suspectibility Testing ; Twenty-Fifth Information

Suplement. West Valley (US): Clinical and Laboratory Standards Institute.

Duffy G. 2006. Emerging Foodborne Pathogens, 1st Edition. Motarjemi Y,

penerjemah; Adams M, editor. US: Woodhead Publishing Series.

Departemen Kesehatan. 1998. Inventaris Obat Indonesia Jilid 1. Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Jakarta

Eliza et al. 2012. Kajian bioaktif dan zat gizi propolis Indonesia dan Brazil. Jurnal

Gizi dan Pangan. 7(1):1-6.

Evi EA. 2013. Analisis multidrug resistensi terhadap antibiorik pada Salmonella

typhi dengan teknik Multiplex PCR. J Biogenesis. 1(1):51-60.

Firdiana KMM, Asmara W, Haryadi MW. 2005. Uji sensitivitas isolat Escherichia

coli patogen pada ayam terhadap beberapa jenis antibiotik. J.Sain Vet (1).

Frost JA, Threlfall EJ, Rowe B. 1995. Antibiotic resistance in Salmonella from

human in England and Wales: The situation in 1994. PHLS Microbiology

Digest 12(13):131-133.

Galvao J. 2007. Biological therapy using propolis as nutritional supplement in

cancer treatment. Int J Cancer Res. 3(1):43-53.

Gojmerac WL. 1983. Bee, Beekeeping, Honey and Polination. Westport: avi.

Gould D, Brooker C. 2003. Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Jakarta (ID):

EGC

Hanes, D. 2003. Nontyphoid Salmonella. Di dalam: Miliots MD, Bier JW. Editor.

International Handbook of FoodBorne Pathogens. New York (US): Marcel

Dekker Inc. p148-158.

Haryanto B, Hasan Z, Kuswadi, Artika, IM.. 2012. Penggunaan Propolis untuk

Meningkatkan Produktivitas Ternak Sapi Peranakan Ongole (PO). JITV.

17(3):202.

Hegazi AG. 1998. Propolis an overview. J Bee Informed. 5:22-28.

Holt JG, Krieg NR, Sneath PHA, Staley JT, Williams ST. 1994. Bergey’s Manual

of Determinative Bacteriology, 9th Ed. Baltimore (US): Williams & Wilkins

12

Ikmalia. 2008. Analisa profil protein isolat Escherichia coli S1 Hasil Radiasi Sinar

Gamma [Skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Islam Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jawetz E, Adelbergh. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta (ID): Salemba

Medika.

Jay JM. 2000. Modern Food Microbiology, 6th Ed. Maryland (US): Aspen Pub.

Kumazawa S, Hamasaka T, Nakayama T. 2004. Antioxidant activity of propolis of

varius geographic origin. Food Chemistry. 84:329-339.

Lofty M. 2006. Biological Activity of Bee Propolis in Health and Disease. APJCP.

7.

Loisa. 2014. Salmonella spp. yang resisten terhadap antibiotik yang diisolasi dari

daging itik di Kabupaten Bogor. [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Lubis PAH. 2015. Identifikasi bakteri Escherichia coli serta Salmonella sp. yang

diisolasi dari soto ayam [Skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Manning DS. 2010. Escherichia coli Infection. New York (US). Chelsea House Pub.

Markey B, Leonard F, Archambault M, Cullinane A, Maguire D. 2013. Clinical

Veterinary Microbiology. 2nd Edition. London (UK): Mosby Elsevier.

Marpaung EL. 2004. Flavonoid dari buah Sonneratia csolaris Engl. dan

kegunaannya sebagai antibakterial : Studi laboratorium infeksi vibrio

harveyi pada udang windu, Penaeus monodon Fab [Tesis]. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Mirzoeva OK, Grishanim RN, Calder PC. 1997. Antimicrobial action for propolis

and some of its components : the effect on growth, membrane potential and

motility of bacteria. Jurnal of Microbiology Research. 152(3):39-46.

Murphy MC. 1999. Plant products as antimicrobial agents. Clinical Microbiology

Reviews. 12:564-582.

Noviana H. 2004. Pola kepekaan antibiotic Escherichia coli yang diisolasi dari

berbagai spesimen klinis. Jurnal Kedokteran Trisakti. 23(4):122-126.

Pelczar JM, Chan ECS. 2013. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Volume ke-1.

Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angkta SL, penerjemah. Jakarta

(ID): UI Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology.

Pelczar JM, Chan ECS. 2014. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Volume ke-2.

Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angkta SL, penerjemah. Jakarta

(ID): UI Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology.

Ray B. 2004. Fundamental Food Microbiology, 3rd Ed. Washington DC (US). Crc

Pr.s

Salatino A, Teixeira EW, Negri G, Message D. 2005. Origin an chemical variation

of Brazilian propolis. eCAM. 2:33-38.

Suranto A. 2010. Dahsyatnya Propolis untuk Menggempur Penyakit. Jakarta (ID):

Agro Media Pustaka.

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2008. Metode pengujian cemaran mikroba

dalam daging, telur dan susu, serta hasil olahannya [internet. [diunduh 2017

25 Agustus] Tersedia pada: https://www.scribd.com/doc/241025902/SNI-

2897-2008.

13

Susilo B, Mertaniasih NM, Koendhori EB, Agil M. 2009. Komposisi kimiawi dan

ativitas antimikroba propolis dari Malang Jawa Timur. J. Penelit Med

Eksata. 8(1): 23-30.

Todar K. 2008. Pathogenic E. coli. [Internet]. [diunduh 16 Feb 2017]. Tersedia

pada: http://www.textbookofbacteriology.net/e.coli.html.

Wilujeng R. 2010. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol propolis terhadap

Eschericia coli [Skripsi]. Jember (ID): Universitas Jember.

Winingsih W. 2004. Kediaman lebah sebagai antibiotik dan antikanker [internet].

[diunduh 2017 10 Januari]. Tersedia pada http://www.pikiranrakyat.com/cetak /0904/16/cakrawala/lainnya6.htm

14

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jepara 16 Desember 1994 dari ayah Asmudi dan Ibu

Suliyati. Penulis adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Menamatkan pendidikan

di SDN 1 Tulakan pada tahun 2006 dan SMP Negeri 1 Keling pada tahun 2009.

Pada tahun 2012 penulis lulus dari SMA N 2 Pati dan diterima di Fakultas

Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur tulis.

Selama masa perkuliahan, penulis menjadi anggota Himpunan Profesi

Ruminansia dan aktif Organisasi Mahasiswa Daerah Ikatan Kelurga Mahasiswa

pati. Selain aktif di organisasi penulis juga aktif di beberapa kepanitian yang

dilaksanakan di Lingkungan Institut Pertanian Bogor.


Top Related