Transcript

BAB III

STUDI KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Ny. Ksr

Umur : 52 tahun

Jenis Kelamin : Wanita

Alamat : Pilangrejo 5/3 Wonosalam Demak

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Tanggal Masuk : 10 Oktober 2013

Nama Ruangan : Melati/K.4

Keluhan utama Ny.Ksr seorang ibu rumah tangga masuk rumah sakit

tanggal 8 Oktober 2013 jam 10.15 datang dari IGD

dengan keluhan perut sakit. Sejak 1 minggu yang lalu

perut bagian bawah sakit dan membesar, BAK tidak

lancar.

Keadaan umum pasien Keadaan Umum cukup, kesadaran Composmentis

Riwayat penyakit sekarang Tumor Kandungan suspect Ca ovarium, anemia, obs

ISK

Riwayat penyakit dahulu Pasien mempunyai riwayat partus 3 x dengan jarak

kehamilan 3-5 tahun. Pasca melahirkan pasien tidak

pernah mentruasi karena KB suntik. Pasien memiliki

riwayat penyakit tumor kandungan 4 tahun yang lalu

di angkat di RSUD SuKa Demak. Dari PA terdeteksi

ganas dan di kemoterapi 2 x di RSDK.

Riwayat penyakit keluarga Keluarga tidak ada yang menderita DM, Hipertensi

I. Berkaitan dengan riwayat penyakit

1

II. Berkaitan dengan Riwayat Gizi

Data Sosio Ekonomi Pasien tidak bekerja, suami sebagai pengusaha rongsok.

Jumlah anggota keluarga: anak 3 orang, masih tinggal

serumah.

Suku: jawa

Aktifitas fisik Sejak sakit pasien jarang beraktivitas, keperluan sehari -

hari di penuhi anak dan suaminya.

Pantangan Makanan Makanan : tidak ada pantangan makanan sebelum

mengalami sakit. Sejak operasi tumor kandungan pasien

tidak mengkonsumsi lauk hewani karena takut kambuh

lagi.

Jenis diet yang dijalani sebelum

sakit

Tidak ada

Diet pada saat sakit Diet TKTP

Masalah gastrointestinal Nyeri ulu hati (Tidak), mual (Tidak), muntah (tidak),

diare (tidak), konstipasi (tidak), perubahan

pengecapan/penciuman (tidak)

Kesehatan mulut/menelan Sulit menelan (tidak), stomatitis (tidak), gigi lengkap

(ya)

Obat - obatan yang dikonsumsi Pasien sering mengkonsumsi jamu-jamuan dan obat

tradisional, antara lain daun mengkudu, temulawak,

ceplikan dll

Perubahan BB Sebelum terkena tumor kandungan 4 tahun yang lalu

berat badan pasien 42 kg. BB terakhir sebelum opname

saat ini 33 kg.

Riwayat gizi / Pola makan Pola makan sebelum masuk rumah sakit : sejak 4 tahun

yang lalu pasien menghindari sayur, lauk hewani,

makanan santan dan di goreng, karena berdasarkan saran

2

kerabat dan tetangga agar tumor tidak kambuh lagi.

Setiap harinya pasien mengkonsumsi bubur nasi dengan

lauk tahu tempe rebus. Frekuensi makan 3 x perhari.

Makanan selingan selalu ada tiap hari 2-3 kali berupa

singkong dan pisang rebus, karena pasien mengeluh

sering lapar.

Riwayat nutrisi sekarang Recall 24 jam SMRS

(07.00)

Teh Manis

Pisang rebus 1 buah

Pagi (09.00)

Bubur nasi 4 sdm

Tempe rebus 1 ptg

Siang ( 14.00)

Bubur Nasi 4 sdm

Tempe rebus 1 ptg

Pisang rebus 1 biji

17.00

Bubur Nasi 4 sdm

Tempe rebus 1/2 ptg

E : 751,05 (44,3%) L : 6,7 ( 15,8 %)

P: 32,39 ( 51,6%) KH : 149 ( 47,1 %)

B. Antropometri

3

Pengkajian Data Antropometri

- LILA = 18 cm

LILA Standar = 29,9 cm

Status Gizi Berdasarkan LILA : 18 /29,9 x 100% = 60,2 % ( Status Gizi

Buruk )

- TL = 41 cm

- Estimasi TB = TB Wanita = 84,88 + (1,83 x TL) – (0,24 x U)

TB = 84,88 + (1,83 x 41) – (0,24 x 52)

= 159,96 - 12,48 cm

= 147,48 cm = 147,5 cm

C. Data Biokimia

Pengkajian Data Biokimia

Hasil pemeriksaan laboratorium Ny.Ksr pada tanggal 9 - 16 Oktober 2013

Kesimpulan : Kadar Hb yang terlalu rendah, Lekosit dan trombosit meningkat.

4

ParameterHasil Pemeriksaan

Batas Normal Kategori9/10 16/10

Golongan darah B

Hemoglobin 6,7 10,4 12-16 mg/dl Rendah

Leukosit 15.500 - 5.000 – 10.000 Tinggi

Trombosit 590.000 - 150.000 - 400.000 Tinggi

Haematokrit 20 - 37 – 43 rendah

GDS 90 - 80-150 Normal

Ureum 49 - 10-50 Normal

Kreatinin 1,0 - 0,6 - 1,1 Normal

HBSAg (-) - negatip normal

D. PEMERIKSAAN FISIK /CLINIS

TANGGAL FISIK KLINIS

9 Oktober 2013 Pucat, Perut bawah sakit,

membesar, massa keras 1

jari diatas umbilitikus.

T = 36,2 RR =220x/mnt

tensi=110/80 Nadi=108/mnt

10 Oktober 2013 Lemas, pucat, pemeriksaaan

abd= ada massa

T = 36,0 RR = 28x/mnt

Tensi = 100/70

11 Oktober 2013 Akral hangat, abd =

cembung, keras, lemas

sesak, nyeri perut

T = 36,4 Tensi = 110/80

12 Oktober 2013 abd = cembung, keras,

lemas sesak, nyeri perut

T = 36,0 Tensi = 90/70

13 Oktober 2013 Nafas berat, abd = Teraba

massa, keras, lemas nyer,i

perut

T = 36,6 Tensi = 100/80

14 Oktober 2013 Lemas, perut terasa nyeri. T = 36,0 Tensi = 110/80

15 Oktober 2013 abd = cembung, keras,

lemas sesak, nyeri perut

berkurang

T = 36,2 Tensi = 100/70

16 Oktober 2013 Akral hangat, abd =

cembung, keras, lemas

sesak, nyeri perut berkurang

T = 36,4 Tensi = 100/80

5

E. ASUPAN ZAT GIZI

TGL JENIS

DIET

ASUPAN RS ASUPAN

LUAR RS

TOTAL

ASUPAN

KATEGO

RI

ASUPAN

9

Oktober

2013

N

TKTP

Nasi

Bandeng Bb rujak

Tahu bacem

GA kacang

Susu

Nasi

Kakap grg

Tempe BB kuning

Bening bayam

Susu

Nasi

Ayam bacem

Tahu bb bali

Rolade daging

Sayur lodeh

- E : 1092,2(57%)

P : 44( 64%)

L:49 ( 104 %)

KH : 102(48 %)

kurang

10

Oktober

2013

N

TKTP

Nasi

Ayam bb kare

Kering tempe

Bobor bayam

susu

Nasi

Opor telur

Tahu bb bali

Sayur asem

Susu

N asi

Pisang 1

bh

‘Teh

manis

E : 1363(74%)

P : 55,5(80%)

L: 51 (108%)

KH : 175(71 %)

cukup

6

Udang goreng

Oseng buncis

Tempe bb kuning

11

Oktober

2013

N

TKTP

Nasi

SG telur ceplok

Rolade tahu

Tumis sawi

Susu

Nasi

G A ayam

Tumis tempe

Bening bayam

Susu

Nasi

Tahu bb bali

Rolade daging

Sayur lodeh

Pisang

Teh Manis

E : 1627 (89 %)

P : 61 ( 94%)

L: 56 (120 %)

KH : 222(90 %)

Baik

F. TERAPI MEDIS

Jenis Obat / Tindakan Fungsi Interaksi

Infus Dextrose 5 % Terapi Cairan selama dehidrasi Kurangnya jumlah urine

Ceftriaxon inj Obat anti tbc Mual, muntah

7

BAB IV

DIAGNOSIS GIZI DAN PERENCANAAN ASUHAN GIZI

A. Diagnosis Gizi

NI- 2.1 Asupan oral in adekuat akibat penyakit katabolik yang lama (tumor

kandungan susp Ca Ovarium) dan rasa tidak nyaman diperut adanya ditandai dengan

intake yang kurang dari kebutuhan ,hasil recall E : 751,05 (44,3%) L : 6,7 ( 15,8 %)

P: 32,39 ( 51,6%) KH : 149 ( 47,1 %)

NI - 5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi tertentu yang disebabkann meningkatnya

kebutuhan zat gizi akibat Ca Ovarium yang diderita pasien ditandai dengan Hb = 11,3

mg/dl.

NC- 3.1 Underweight berkaitan dengan intake kurang dan peningkatan kebutuhan zat

gizi karena katabolisme yang berlebihan (tumor kandungan) ditandai dengan hasil

LILA 18 cm (LILA standar 29,9)

NB-1.2 Keyakinan / kebiasaan yang salah tentang makanan berkaitan dengan

penggunaan terapi alternative untuk menyembuhkan penyakit ditandai dengan suka

meminum ramuan herbal yang tidak dianjurkan oleh dokter

B. Rencana Asuhan Gizi

1. Tujuan diet

Untuk mencapai status gizi optimal dengan cara :

a. Memberi makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya terima pasien

b. Meningkatkan berat badan hingga mencapai status gizi normal

c. Membantu meningkatkan kadar hemoglobin hingga mencapai nilai normal.

2. Prinsip / Syarat Diet

a. Energi sesuai kebutuhan.

b. Protein tinggi yaitu 15% dari kebutuhan energi total

c. Lemak sedang yaitu 20% dari kebutuhan energi total

d. Karbohidrat cukup 65% dari kebutuhan energi total.

e. Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B kompleks, C, dan E.

8

f. Makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering

3. Perencanaan Kebutuhan Energi & Zat Gizi,

TB estimasi = 147,5 cm

BB Ideal = (TB-100) x 90 %

= 47,5 x 90 %

= 42,75 kg

BEE = 655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) - (4,7 x U)

= 655+ (9,6 x 42,7) + (1,8 x 147,5) – (4,7 x 52)

= 655 + 409,92+ 265,5 – 244,4

= 1086,2 kkal

FA= 1,2

FS= 1,4

TEE = BEE x FA x FS

= 1086,2 x 1,2 x 1,4

= 1824,5 kkal

Protein = 15% x 1824,5

= 273,7 kkal

= 68,4 gr

Lemak = 20% x 1824,5

= 364,9kkal

= 40,5 gr

Karbohidrat = 65% x 1824,5

= 1185,9 kkal

9

= 296,4 gr

4. Rencana motivasi dengan penyuluhan konsultasi

a. Judul : Diet TKTP

b. Tujuan : Agar pasien & keluarga

- Mengerti tentang makanan yang perlu dikonsumsi.

- Dapat menjalani diet yang dianjurkan dengan baik.

- Memperbaiki pola dan kebiasaan makan yang salah.

c. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

d. Waktu : ± 15 menit

e. Metode : Penyuluhan Individu

f. Materi :

- Diet TKTP

- Tujuan diet TKTP

- Syarat diet TKTP

- Pola makan yang benar

- Bahan makanan yang dianjurkan

10

5. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Dampak Parameter yang

Dimonitor

Waktu Target Pencapaian Metode yang

Digunakan

Tanda dan

Gejala Fisik

Terkait Gizi

Gejala fisik dan

keluhan

Setiap hari Asupan makan yang semakin

meningkat hingga mencapai

±1800 kkal dengan 3x makan

utama dan 2x susu

Catatan rekam medis.

Asupan

Makanan

dan Zat Gizi

Asupan makanan

di rumah sakit

(Data Asupan)

Setiap hari Asupan 80- 100% Comstock

Dampak

Perilaku dan

Lingkungan

terkait Gizi

Tingkat

pengetahuan

Sebelum

pengamatan

selesai

Peningkatan pengetahuan di

lihat dari asupan pasien yang

meningkat dan tidak

memantang makanan yang

dianjurkan.

Observasi

Pasien

Terkait Gizi

Pemilihan

Makanan

Setiap hari

selama di

rumah sakit

Pasien tidak mengkonsumsi

ramuan herbal.

Wawancara dan

pengamatan

11

BAB V

PELAKSANAAN INTERVENSI GIZI

1. Diet Pasien

Keterangan:

- Intervensi dimulai pada hari Kamis, 9 Oktober 2013

- Intervensi berakhir pada hari Sabtu 11 Oktober 2013.

Pada pasien diberikan diet TKTP ini dengan konsistensi biasa dengan tujuan

untuk mengupayakan agar status gizi pasien bisa normal, dan untuk memenuhi

kebutuhan energy dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi

kerusakan jaringan tubuh.

B. Implementasi Pendidikan Gizi

a. Judul : Diet TKTP

b. Tujuan : Agar pasien & keluarga

- Mengerti tentang makanan yang perlu dikonsumsi.

- Dapat menjalani diet yang dianjurkan dengan baik.

- Memperbaiki pola dan kebiasaan makan yang salah.k

g. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

h. Waktu : ± 15 menit

i. Metode : Penyuluhan Individu

j. Materi :

- Diet TKTP

- Tujuan diet TKTP

12

- Syarat diet TKTP

- Pola makan yang benar

- Bahan makanan yang dianjurkan

- Menjelaskan terapi herbal selain obat harus melalu

petunjuk dokter.

k. Evaluasi : Evaluasi yang dilakukan dengan

menanyakan kembali kepada pasien mengenai materi yang

sudah disampaikan.

13

BAB VI

MONITORING DAN EVALUASI

Tanggal Antropometri Biokimia Klinis Asupan Makan EdukasiRencana Tindak

Lanjut

Kamis,

9/10/2013

TL = 41 cm

Perkiraan TB=155 cm

% LILA = 60 %

(Status Gizi Buruk)

Hb= 6,4 Tekanan darah :

110/80 mmHg

E : 1092,2(57%)

P : 44( 64%)

L:49 ( 104 %)

KH : 102(48 %)

Edukasi singkat

diberikan kepada

pasien. Pasien

merespon edukasi

dengan baik.

Pasien diberikan diet

TKTP

Bentuk makanan biasa

dengan pertimbangan

pasien mampu menerima

dan agar kebutuhan gizi

pasien tercapai.

Jum”at,

10/10/2013

Tidak dilakukan

pengukuran

antropometri lebih

lanjut.

Tidak ada

pemeriksan

Tekanan darah :

100/70 mmHg

E : 1363(74%)

P : 55,5(80%)

L: 51 (108%)

KH : 175(71 %)

Pasien bisa

menghabiskan

makannya karena

sudah merubah

kepercayaan

mengenai

pantangan

makannya.

Tetap diberikan TKTP

Bentuk makanan Biasa

14

Sabtu,

11/10/2013

Tidak dilakukan

pengukuran

antropometri lebih

lanjut.

Yidak dilakukan

Pemeriksaan

Tekanan darah :

100/80 mmHg

E : 1627 (89 %)

P : 61 ( 94%)

L: 56 (120 %)

KH : 222(90 %)

Pasien mulai

mematuhi diet

dilihat dari asupan

yang mulai

meningkat secara

bertahap

Tetap diberikan diet

TKTP

Bentuk makanan biasa

15

16

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Monitoring

1. Monitoring Diet Pasien

Dari hasil monitoring, diet pasien menunjukkan bahwa selama di rawat inap

pasien mendapatkan diet TKTP. Pemberian diet ini bertujuan untuk Memenuhi

kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi

kerusakan jaringan tubuh selama proses kemotrapi. Membantu mencapai berat

badan dan status gizi normal.

Berdasarkan hasil recall 24 jam sebelum intervensi tanggal 8 September

2011 diperoleh persentase asupan yaitu energi 73,36%, protein 71,83%, lemak

58,7%, dan Karbohirdat 71,7%. Berdasarkan hasil recall 24 jam sebelum

intervensi tersebut, maka ada beberapa diagnosa gizi dari domain intake yang

dapat ditegakkan. Dalam hal ini, diagnosa gizi yang ditegakkan adalah NI-2.1

yaitu Intake kurang yang disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan. Karena

pasien mengalami penurunan nilai Hb, maka ditegakkan pula diagnosa gizi dari

domain intake yaitu NI-5.1. Peningkatan kebutuhan zat gizi tertentu yang

disebabkan meningkatnya kebutuhan zat gizi akibat Ca Ovarium yang diderita

pasien ditandai dengan Hb = 11,3 mg/dl.

Karena selama pasien menderita penyakitnya dan mengalami penurunan

berat badan dengan status gizi buruk, maka ditegakkan lagi diagnose gizi dari

domain Klinik yaitu NI-3.2. Penurunan berat badan yang tidak diharapkan

disebabkan peningkatan kebutuhan zat gizi karena katabolisme yang berlebihan

akibat Ca Ovarium yang diderita pasien ditandai dengan kehilangan berat badan

sebesar 20 % dalam 10 bulan.

Adapun hasil monitoring asupan makanan pasien selama intervensi, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11. Distribusi Hasil Monitoring Asupan Energi Zat Gizi

Energi

dan zat

gizi

Asupan selama

intervensi

K

E

B

Persentase Asupan (%)

I II III I II III

17

20Sep11 21Sep11 22Sep11 U

T

U

H

20Sep1121Sep11 22Sep11

Energi (kkal)

1721,8 1833 1404,9 1971,3 87,34 93 71,26

Protein (gr)

52,67 59,61 36,3 70,5 74,71 84,55 51,5

Lemak (gr)

29,3 22,8 10,7 43,8 66,8 52,1 24,5

KH (gr) 306 345 284 345,36 88,7 98,7 82,2

Sumber : Data Primer Terolah, 2011

Tabel menunjukkan bahwa selama 3 hari pelaksanaan intervensi terjadi peningkatan

asupan makanan hari pertama dan ke-dua sehingga terjadi pula peningkatan konsumsi

energi dan zat gizi lainnya. Walaupun pasien tidak menghabiskan makanannya tetapi

pasien hampir mencapai batas normal kebutuhan makanannya perhari. Namun pada

hari ke-tiga terjadi penurunan asupan, hal tersebut disebabkan nafsu makan pasien

kurang selama menjalani kemotrapi pada hari ke-tiga intervensi.

2. Monitoring Pemeriksaan Fisik/Klinis

Tabel 12. Distribusi Hasil Pemeriksaan Fisik/Klinis

PemeriksaanTanggal

18Sep11 20Sep11 21Sep11 22Sep11

Keadaan Umum Baik Baik Baik Baik

BAB Biasa Biasa Biasa Biasa

BAK Lancar Lancar Lancar Lancar

TD(mmHg) 90/60 110/70 100/60 100/60

Nadi (x/menit) 80 x/mnt 78x / mnt 76/mnt 76x/mnt

Pernafasan (x/menit) 18 x/mnt 18x/mnt 18/mnt 18/mnt

18

Suhu ( oC) 36,8ºc 36.7ºc 36.6ºc 36.6ºc

Sumber : Data Sekunder, 2011

Hasil pemeriksaan fisik/klinik, dapat dilihat bahwa selama berlangsungnya

studi kasus, keadaan umum pasien dalam keadaan baik. Hasil pemeriksaan

klinis, terlihat suhu, respirasi dan nadi dari sebelum intervensi sampai akhir

intervensi juga masih dalam range yang normal. Tekanan darah agak rendah

dari range normal.

3. Monitoring Pemeriksaan Laboratorium

Monitoring pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan karena selama

pelaksanaan kegiatan intervensi yang dilakukan selama 3 hari, tidak ada pemeriksaan

laboratorium ulangan atau lanjutan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium sebelum intervensi menunjukkan kadar

Hb pasien menurun.

B. Hasil Motivasi Diet Pasien

1. Perkembangan Pengetahuan Gizi

Agar pasien dan keluarganya dapat menjalankan diet yang telah

direncanakan dengan baik, kami memberikan terapi edukasi gizi dengan

metode penyuluhan yang dilakukan sehari sebelum pelaksanaan intervensi dan

diskusi yang dilakukan setiap hari selama 3 hari proses intervensi.

Terapi edukasi gizi yang diberikan menunjukkan hasil yang cukup baik,

terlihat dari pasien sedikit demi sedikit memahami dan mengetahui tentang diet

TKTP, dapat menyebutkan bahan makanan yang dianjurkan, bahan makanan

yang harus dibatasi dan bahan makanan yang harus dihindari oleh pasien untuk

memperbaiki dan meningkatkan asupan makanannya guna membantu

meningkatkan berat badan agar mencapai normal.

Dengan demikian, diskusi dan penyuluhan gizi yang diberikan dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan memilih dan menggunakan

sumber-sumber pangan yang baik serta dapat menumbuhkan motivasi untuk

mengetahui lebih lanjut tentang gizi yang berkaitan dengan penyakit pasien.

19

2. Sikap dan Perilaku Pasien Terhadap Diet

Hasil recall konsumsi 24 jam sebelum pelaksanaan intervensi menunjukkan

bahwa asupan energi dan zat gizi pasien kurang dari kebutuhan dan asupan zat

gizi tidak seimbang. Dimana asupan protein sangat kurang, hal ini disebabkan

karena pasien takut sesak jika mengkomsumsi daging atau ayam.

Penyuluhan gizi dan diskusi yang dilakukan selama proses intervensi, dapat

memberikan motivasi pada pasien untuk menjalankan terapi diet yang

dianjurkan dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dari sikap positif dan perilaku

pasien terhadap anjuran diet dan makanan yang disajikan oleh rumah sakit

dimana dari hari ke hari jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh pasien

semakin banyak dan bervariasi. Walaupun pada hari terkhir asupan kurang,

karena nafsu makan pasien menurun karena menjalani kemoterapi.

Berdasarkan hasil yang diperoleh mengambarkan bahwa terapi edukasi gizi

dapat menciptakan sikap positif terhadap perubahan perilaku dan kebiasaan

konsumsi makan pasien yang sesuai dengan tingkat kebutuhan gizi dan

besarnya harapan pasien untuk sembuh.

C. Evaluasi Asuhan Gizi Pasien

1. Komsumsi Energi dan Zat Gizi Pasien

Komsumsi energy pasien meningkat dua hari selama intervensi, dan menurun

pada hari terakhir karena nafsu makan pasien menurun akibat menjalani

kemoterapi. Selama intervensi masih terjadi ketidakseimbangan asupan zat gizi,

walaupun mengalami peningkatan baik dari asupan protein,maupun karbohidrat,

kecuali asupan lemak yang mengalami penurunan.

2. Evaluasi Status Gizi

Selama studi kasus tidak terjadi perubahan status gizi. Sejak awal sebelum

intervensi hingga akhir intervensi berat badan pasien masih 32 kg, tinggi 147 cm

dan status gizi buruk dengan IMT 14,8 kg/m2. Hal ini disebabkan karena

intervensi yang dilakukan hanya selama 3 hari sehingga tidak efektif dalam

upaya meningkatkan berat badan dan perubahan status gizi, namun dapat

20

membantu meningkatkan asupan makanan untuk mempertahankan berat badan

agar tidak turun yang dapat memperburuk keadaan gizi dan kesehatan pasien.

3. Perkembangan Pengobatan yang Berhubungan dengan Gizi

Pengobatan yang berhubungan dengan gizi tidak terpantau selama studi kasus

dilaksanakan.

4. Perkembangan Terapi Diet

Terapi diet yang diberikan sejak awal hingga akhir intervensi tidak mengalami

perubahan karena hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan setiap hari tidak

terdapat identifikasi masalah baru baik dari pemeriksaan antropometri, fisik/klinis

maupun laboratorium sehingga terapi diet tetap tetap diberikan diet TKTP dengan

konsistensi makanan biasa, pemberian secara oral dengan frekuensi pemberian 3 kali

makanan pokok dan 2 kali selingan. Berdasarkan hasil anamnesis makanan pasien

selama intervensi diketahui bahwa asupan makanan pasien tidak terlau mengalami

peningkatan dibanding sebelum intervensi hal itu dapat dilihat pada Tabel.11. Konsumsi

Zat Gizi Pasien Selama Intervensi, dan pada grafik berikut ini:

Grafik 1. Persentase Asupan Energi Dan Zat Gizi Sebelum dan Selama intervensi

21

Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa selama studi kasus berlangsung,

asupan energi, protein dan karbohidrat meningkat sampai hari ke-dua intervensi sedangkan

asupan lemak meningkat pada hari pertama dibandingkan sebelum intervensi tetapi

mengalami penurunan pada hari ke-dua sampai hari terakhir intervensi.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

22

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan diagnosa medis pasien menderita ca. Ovarium

2. Terjadi penurunan berat badan yang cepat yaitu 20 % dalam 10 bulan.

3. Jenis Diet yang diberikan adalah Diet TKTP dengan 1971,3 kkal dengan

konsistensi makanan biasa, pemberian secara oral dengan frekuensi 3 kali

makanan pokok dan 2 kali makanan selingan.

4. Asupan Energi pasien meningkat sampai hari ke 2 intervensi, namun pada

hari ke-tiga terjadi penurunan karena nafsu makan pasien menurun ketika

menjalani proses kemoterapi dan selama intervensi masih terjadi

ketidakseimbangan asupan zat gizi, walaupun mengalami peningkatan baik

dari asupan protein,maupun karbohidrat, kecuali asupan lemak yang

mengalami penurunan.

B. Saran

1. Supaya terapi diet dan edukasi gizi terus diberikan kepada setiap pasien untuk

memberikan motivasi serta pengetahuan mengenai masalah gizi pada pasien dan

keluarganya.

2. Pemeriksaan antropometri, fisik-klinis dan laboratorium harus tetap dimonitor supaya

dapat mengidentifikasi masalah gizi yang ada sedini mungkin.

23

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. Penuntun Diit Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama;

2004.

Fujin c, dkk, Oknologi Klinis, Penerbit FKUI, Jakarta : 2008.

A.Price, Sylvia, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.

Jakarta: EGC, 2005.

Andry Hartono.Terapi Gizi dan Diet Rumah sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta 2006.

Fauzie Sahil, Penatalaksanaan Kanker Ovarium Pada Wanita Usia

Muda Dengan Mempertahankan Fungsi Reproduksi. Disampaikan Pada Pidato Pengukuhan Guru Besar USU : 2007.

Hartono A, Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta : 2006.

Hasyam A, Anemia Gizi dan Tenaga Kerja, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Unhas. Makassar, 2006

Rezkini, Putri. Hubungan antara usia pasien dan derajat keganasan tumor ovarium primer tipe sel benih di Jakarta selama 10 tahun (1997-2006). Jakarta: Universitas Indonesia; 2009.

Wikujosastro, Hanifa. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan bina pustaka sarwina prawirohardjo; 2007.

Yustini, DCN, M.Kes. Translate International Dietetic&Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual. Makassar: Instalasi Gizi RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo; 2009.

24

DAFTAR PUSTAKA

1. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Informasi Obat: Ranitidine dan Furosemida.

[online]. 2010 [diakses 2010 November 1]. [1 halaman]. Tersedia:

http://www.dinkesjabar.go.id

2. ADA. International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNI) Reference Manual:

Standardized Language for the Nutrition Care Process. New York: American Dietetic

Association; 2008.

3. Sunita Almatsier. Penuntun diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2006.

4. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan

Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: FKUI; 2006.

5. I Dewa Nyoman Wibawa. Penanganan Dispepsia Pada Lanjut Usia. Divisi

Gastroentero-Hepatologi. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Uhud/RS Sanglah,

Denpasar. 2006 : Volume 7 Nomor 3.

6. Mahan LK, Escott-Stump S. Krause’s Food, Nutrition and Diet Therapy. 11th ed.

Pensylvania: Saunders; 2004.

7. Functional Dispepsia in GUT, BMJ Journals,Com,Suppl 2, 2001 :2 – 6.

25

8. Seong Ng. H. : Functional Dispepsia in Management of Common Gastroenterologi

Problems, Australia, Medimedia Asia, 1995: 38 –46.

9. Waspadji S, Sukardji K, Octarina M, editor. Pedoman Diet Diabebetes Mellitus.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.

10. Sylvia Escott-Stump. Nutrition and diagnosis related care. Sixth

edition.philadelphia:Wolters Kluwer ; 2008.

11. Robert K Murray, Daryl K Granner, Victor W rodwell. Biokimia Harper. Edisi 27.

Nanda W, et al. Jakarta: EGC. 2009.

LAMPIRAN

MONITORING DIET

INSTALASI GIZI RSU KARTINI JEPARA

JENIS DIET

Tanggal Waktu N/BB/BS L.Hewani L.Nabati Sayur Buah Snack Susu

1/12/2010 Pagi 3 5 5 3 - - -

Snack

(10.00)

1

(Jeruk)

Siang 3 5 4 1 1 - -

Snack

(16.00)

5

(Risoles)

Malam 3 5 5 3 - - -

Snack

(21.00)

2

(krekers)

2/12/2010 Pagi 5 5 5 4 - -

Snack 3

26

(10.00) (Pear)

Siang 4 5 5 5 1 - -

Snack

(16.00)

1

(Jeruk)

Malam 4 5 5 3 - - -

Snack

(21.00)

1

(Pisang

rebus)

3/12/2010 Pagi 4 5 5 4 - - -

Snack

(10.00)

1

(Pisang)

Siang 5 5 5 4 3

Snack

(16.00)

3

(Pear)

Malam 4 5 5 4 -

Snack

(21.00)

2

(Crakers)

Keterangan:

5 : termakan habis

4 : termakan ¾ porsi

3 : termakan ½ porsi

2 : termakan ¼ porsi

1 : tidak termakan

27


Top Related