Transcript
Page 1: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Judul : Reaksi Kimia Beberapa Hidrokarbon

TujuanPercobaan : 1. Mempelajari reaksi beberapa hidrokarbon

2. Memperkirakan banyaknya ikatan rangkap dalam minyak tanah

dan premium

Pendahuluan

Senyawa hidrokarbon aromatik maupun olefin merupakan bahan baku utama yang

sangat penting dalam berbagai proses industri petrokimia. Saat ini, sumber utama senyawa

tersebut masih mengandalkan pada ketersediaan sumber alam berupa gas dan minyak bumi

hasil proses penyulingan. Menyadari semakin menipisnya cadangan minyak bumi tersebut.

Pembentukan senyawa aromatik dapat berlangsung melalui reaksi kondensasi dan

dehidrosklisasi molekul isobutelena daripada melalui reaksi siklisasi dienon. Serbuk halus

padatan katalis ZSM-5 komersial (berukuran partikel 3μm) dengan rasio Si/Al masing-

masing adalah 25, 75 dan 100 digunakan sebagai sampel katalis dalam reaksi konversi aseton

fasa gas menjadi hidrokarbon aromatik (Setiadi, 2005).

Hidrokarbon terdiri dari hidrogen dan karbon. Hidrokarbon ini dapat diklasifikasi atau

digolongkan untuk mempermudah dalam pengenalannya. Penggolongan pertama berdasarkan

jenis ikatan antar atom karbonnya yaitu , hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon jenuh yaitu

senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal.

Hidrokarbon tak jenuh, ini yaitu senyawa hidrokarbon yang memiliki 1 ikatan rangkap dua

(alkena) atau lebih dari 1 ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap tiga (alkuna).

Sedangkan  penggolongan kedua berdasarkan bentuk rantai karbonnya yaitu hidrokarbon

alifatik (senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka jenuh /ikatan tunggal maupun tidak

jenuh / ikatan rangkap), hidrokarbon alisiklik (senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar

atau tertutup /cincin), dan hidrokarbon aromatik (senyawa hidrokarbon dengan rantai

melingkar /cincin yang mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara selang-

seling / bergantian ) ( Miranda, 2002).

Senyawa dasar hidrokarbon yang biasa di gunakan adalah metana, etana dan propana.

Senyawa hidrokarbon ini terjadi dari atom-atom karbon dan nitrogen.  Hidrokarbon (HC)

Page 2: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

merupakan salah satu refrigen alternatif pengganti refrigen halokarbon (R-12 dan R-22)

karena memiliki beberapa kelebihan yang dimiliki yaitu ramah lingkungan yaitu tidak

merusak lapisan ozon, pengganti langsung tanpa perubahan komponen, lebih hemat energi,

dan memenuhi standar internasional (Mainil, 2012).

Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari senyawa

tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan dengan pelarut yang relatif

non polar seperti karbon tetraklorida (CCl4) atau diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia

senyawa hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak

reaktif terhadap sebagian besar pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna), dapat

mengalami reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Senyawa aromatik

biasanya mengalami reaksi subtitusi. Jenis reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon

diantaranya sebagai berikut:

a. Pembakaran

Hasil pembakaran hidrokarbon adalah CO2 dan H2O.

b. Reaksi bromin

Hidrokarbon tak jenuh bereaksi cepat dengan bromin dalam larutan CCl4. Reaksi yang

terjadi adalah adisi bromin pada karbon ikatan rangkap. Larutan bromin berwarna merah

kecoklatan, sedangkan hasil reaksinya tidak berwarna. Terjadinya reaksi ini ditandai

dengan hilangnya larutan bromin. Alkana yang tidak memiliki ikatan rangkap, tidak

bereaksi dengan bromin (warna merah kecoklatan bromin tetap ada), sedangkan senyawa

aromatik dapat mengalami reaksi subtitusi dengn bromin dengan adanya katalis Fe atau

AlCl3. Reaksi subtitusi tersebut juga menghasilkan gas HBr.

c. Reaksi dengan H2SO4 pekat

Hidrokarbon tak jenuh mengalami reaksi adisi dengan H2SO4 pekat dingin. Produk

yang dihasilkan adalah asam alkil sulfonat dalam H2SO4. Hidrokarbon tak jenuh dengan

H2SO4 pekat tidak bereaksi, sedangkan alkuna dan senyawa aromatik bereaksi lambat.

d. Reaksi dengan KMnO4 (uji bayer)

Larutan KmnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkana dan senyawa aromatik

uumnya tidak reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini ditandai dengan hiangnya

warna ungu dari KMnO4 dan terbentuknya endapan coklat MnO4. Produk yang dihasilkan

suatu glikol atau 1,2-diol

(Hart, 1983).

Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:

Page 3: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik.

Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau hidrokarbon siklik.

Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :

C2H6 (etana) CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana)

2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun

dalam satu lingkar atau lebih.

3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya

digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih–ganti.

Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika

dan kimianya yang khas

((Syukri, 1999).

Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi sedangkan hidrokarbon aromatik dari

batu bara. Semua hidrokarbon, alifatik dan aromatik mempunyai tiga sifat umum, yaitu tidak

larut dalam air, lebih ringan dibanding air dan terbakar di udara (Wilbraham, 1992).

Minyak bumi adalah campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun yang lalu

di masa lampau sebagai hasil dekomposisi bahan-bahan organik dari tumbuhan-tumbuhan

dan hewan. Minyak bumi berupa cairan kental berwarna kehitaman yang teradapat dalam

cekungan-cekuangan kerak bumi dan merupakan campuran sangat komplek dari senyawa-

senyawa hidrokarbon dan bukan hidrokarbon. Dewasa ini terdapat 500 senyawa yang pernah

dideteksi dalam suatu cuplikan minyak bumi yang terdiri dari minyak bumi fraksi ringan dan

fraksi berat. Minyak bumi fraksi ringan, komponen utamanya adalah n-alkana dengan atom

C15-17, sedangkan minyak bumi fraksi berat komponen utamanya adalah fraksi hidrokarbon

dengan tidik didih tingg. Keberadaan senyawa hidrokarbon minyak bumi di perairan laut

dapat berasal dari berbagai sumber (Marsaoli, 2004).

Prinsip Kerja

1. Reaksi dengan Brom

Larutan bromin berwarna merah kecoklatan, sedangkan hasil reaksinya tidak berwarna.

Terjadinya reaksi ini ditandai dengan hilangnya larutan bromin. Alkana yang tidak memiliki

ikatan rangkap tidak bereaksi dengan bromin sehingga warna merah keciklatan bromin tetap

ada, sedangkan senyawa aromatik dapat mengalami reaksi subtitusi dengan bromin dengan

adanya katalis Fe atau AlCl3.

Page 4: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

2. Reaksi dengan Asam Sulfat pekat

Hidrokarbon tidak jenuh mengalami reaksi adisi dengan H2SO4 pekat dingin. Produk yang

dihasilkan adalah asam alkil sulfonat yang larut dalam H2SO4. Hidrokarbon tak jenuh dengan

H2SO4 pekat tidak bereaksi, sedangkan alkuna dan senyawa aromatik bereaksi lambat.

3. Komposisi Hidrokarbon dalam Minyak Tanah dan Premium

Hidrokarbon pada premium memiliki rantai karbon lebih pendek dibandingkan dengan

minyak tanah. Hidrokarbon pada minyak tanah dan saat penambahan H2SO4 hidrokarbon

akan semakin polar, tetapi itu tidak terpolarkan semua, karena adanya halangan pemutusan

ikatan rangkap.

Alat

Tabung reaksi, pipet tetes, erlenmeyer 50 mL, beaker glass 100 mL.

Bahan

Larutan H2SO4 pekat, H2SO4 0,1 M, minyak tanah, premium, solar, air brom, toluena.

Prosedur Kerja

a)Reaksi dengan brom

Air brom sebanyak 3 mL dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi yang bersih dan

kering, lalu setiap tabung ditandai dengan nomer 1 sampai 5 kemudian tetes demi tetes

hidrokarbon ditambahkan kedalam tabung sambil dikocok dan dihitung jumlah tetes

hidrokarbon sampai tidakk terjadi perubahan warna.

b) Reaksi hidrokarbon dengan asam sulfat pekat

1 mL hidrokarbon dimasukkan kedalam tabung reaksi bersih dan kering lalu

ditambahkan dengan 1 mL asam sulfat pekat dan campuran dikocok dengan sangat hati-

hati. Diamati terjadinya perubahan dan timbulnya panas, kemudian dituangkan campuran

kedalam beaker glass 100 mL yang diisi akuades serta diamati ada tidaknya lapisan

minyak yang mengapung.

c) Komposisi hidrokarbon dalam minyak tanah dan premium

5 mL hidrokarbon dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 mL yang bersih dan kering,

lalu ditambahkan dengan 5 mL H2SO4 pekat kemudian dikocok campuran itu dan

dibiarkan beberapa saat dan lapisan bawah dibuang secara hati-hati menggunakna pipet.

Penambaha 5 mL asam sulfat pekat diulangi untuk yang dua dan dibuang asam sulfat dan

yang ketiga, hidrokarbon dicuci dengan 5 mL air seperti penambahan asam sulfat dan

Page 5: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

dibuang airnya.

Waktu yang dibutuhkan

No. Kegiatan Pukul Waktu

1. Presparasi alat 13.00-13.15 WIB 15 menit

2. Mereaksikan Hidrokarbon dengan

Brom

13.15-13.45 WIB 30 menit

3. Mereaksikan Hidrokarbon dengan

H2SO4 pekat

13.45-14.15 WIB 30 menit

4. Menentukan komposisi hidrokarbon

dalam minyak tanah dan premium

14.15-14.55 WIB 30 menit

Data Percobaan

a. Reaksi dengan brom

Hidrokarbon Jumlah Tetes Perubahan

Solar 14

Terpisah menjadi 2 fase. Larutan awal berwarna

kurang cerah, + brom menjadi 2 fasa, lapisan atas

berwarna kuning kecoklatan, bagian bawah berwarna

kuning bening

Minyak tanah 6

Awal tidak berwarna, +brom menjadi 2 fase. Lapisan

atas berwarna kuning pudar, lapisan bawah tidak

berwarna

Premium 11

Awal berwarna kuning bening, + brom menjadi 2

fase. Lapisan atas berwarna tidak berwarna, lapisan

bawah berwarna kuning cerah

Toluena 10

Awal tidak berwarna, + brom berpisah menjadi 2 fase.

Lapisan atas jingga, lapisan bawah berwarna kuning

cerah.

Sikloheksena 64 tetesAwal berwarna kuning, pada akhir, berwarna kuning

bening dan terdapat koloid putih cerah

Page 6: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

b. Reaksi hidrokarbon dengan H2SO4 pekat

Hidrokarbon + H2SO4 + aquadest

ToluenaTerdapat 2 fase, lapisan atas tak

berwarna, lapisan bawah kuning

Terbentuk 2 fase, bagian atas tak

berwarna, bagian bawah putih

keruh. Timbul panas (+++)

Minyak tanahTerdapat 2 fase, lapisan atas tidak

berwarna, lapisan bawah coklat

Terbentuk 2 fase, bagian atas tidak

berwarna bagian bawah coklat

muda. Timbul panas (+++)

Solar Coklat pekat, panas (+) eksoterm

Terbentuk 2 fase, bagian atas hijau

kekuningan, bagian bawah hitam.

Timbul panas (+++)

Bensin

Terdapat 2 fase, lapisan atas kuning

keruh, bagian bawah coklat

kemerahan

Terbentuk 2 fase, bagian atas tidak

berwarna, bagian bawah putih

keruh. Timbul panas (+++)

Sikloheksena Merah bata, panas (+++)Ada gelembung, berwarna coklat

dan panas (+++)

c. Komposisi hidrokarbon dalam minyak tanah dan premium

Sampel +H2SO4 ke-

1

+H2SO4

ke-2

+Akuades +Air brom, (jumlah

tetesan)

Sisa

Solar Hitam

kecoklatan

Hitam

kecoklatan

Putih keruh Terbentuk 2 fase,

bagian atas kuning

pekat, bagian

bawah tidak

berwarna

0,1 mL

Minyak

tanah

Terbentuk 2

fase, bawah

coklat gelap

Atas

bening,

panas (+)

Putih keruh,

panas (+)

Terbentuk 2 fase,

atas yaitu kuning

bening, bawah

1,1 mL

Page 7: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

kuning muda

Premium Kuning

terang

Kuning

terang

Putih keruh,

panas (+)

Terbentuk 2 fase,

bagian atas bening,

baawah kuning

muda

0,2 mL

Toluena Terbentuk 2

fase, atas

keruh,

bawah

bening

2 fase,

atas keruh

bawah

bening

Atas keruh,

bawah tidak

berwarna

Terbentuk 2 fase,

atas bening, bawah

kuning cerah

2,5 mL

Sikloheksen

a

Gelembung

gas, warna

coklat tua, 1

fase, panas

(+++), bau

menyengat

Tidak

terjadi

perubahan

Warna lebih

muda (coklat

muda)

Coklat muda 0 mL

Keterangan :

+++ : panas

++ : panas sedang

+ : sedikit panas

3.2 Pembahasan

Praktikum kali ini membahas tentang reaksi kimia beberapa hidrokarbon.

Hidrokarbon adalah senyawa yang hanya mengandung atom C dan H. Hidrokarbon yang

digunakan pada praktikum ini yaitu solar, minyak tanah, premium/bensin, sikloheksena dan

toluena. Reaksi pertama yang dilakukan yaitu reaksi hidrokarbon dengan brom (Br2).

Percobaan dilakukan didalam lemari asam karena Br2 mudah menguap. Kelima sampel

direaksikan dengan Br2. Solar di tetesi brom sebanyak 14 tetes. Perubahan yang terjadi yaitu

perubahan warna dan perubahan fase dari yang berwarna kuning cerah menjadi 2 fase, yaitu

Page 8: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

dibagian atas kuning kecoklatan dan bagian bawah berwarna kuning bening. Lapisan atas

merupakan solar karena memiliki massa jenis lebih rendah dibanding Br2. Minyak tanah

ditetesi Br2 sebanyak 6 tetes. Perubahan yang terjadi yaitu perubahan warna dan fase.

Semula 1 fase tidak berwarna menjadi 2 fase, dibagian atas yaitu berwarna kuning pudar dan

dibagian bawah tidak berwarna. Lapisan atas berwarna kuning pudar (Br2) dan lapisan bawah

adalah minyak tanah yang tidak berwarna. Meskipun Br2 memiliki massa jenis lebih besar

dibandingkan minyak tanah, akan tetapi volum minyak tanah lebih besar dibandingkan Br2.

Pada premium, ditambahkan 11 tetes Br2. Perubahan yang terjadi yaitu, dari yang semula 1

fase berwarna kuning bening menjadi 2 fase. Bagian atas tidak berwarna dan bagian bawah

yaitu kuning cerah. Bagian atas merupakan Br2 sedangkan bagian bawah merupakan

premium. Pada toluena, ditambahkan 10 tetes Br2. Perubahan yang terjadi yaitu yang semula

1 fase tidak berwarna menjadi 2 fase. Bagian atas berwarna jingga sedangkan bagian bawah

tidak berwarna. Pada sikloheksena, ditambahkan 64 tetes Br2. Perubahan yang terjadi yaitu

perubahan warna. Semula berwarna kuning menjadi kuning bening dengan terbentuknya

semacam koloid yang melayang pada larutan (tidak mengendap maupun mengapung). Dari

keseluruhan percobaan, diketahui bahwa hanya sikloheksena yang bercampur denga Br2. Hal

ini dikarenakan Untuk solar, minyak tanah, premium, dan toluena, terbentuknya dua fase

dikarenakan perbedaan massa jenis. Lapisan bawah adalah lapisan Br2 karena senyawa Br2

memiliki massa jenis lebih tinggi daripada keempat sampel. Namun, keempat sampel ini

memiliki kelarutan dengan Br2 meskipun hnya sedikit. Hal ini dibuktikan dengan berubahnya

setelah penambahan Br2. Pencampuran ini menghasilkan reaksi brominasi (halogenasi) yaitu

substitusi atom H oleh atom halogen. Pada benzena dan turunannya (toluena dan

sikloheksena) lebih mudah untuk melakukan reaksi substitusi daripada reaksi adisi. Reaksi

addisi dapat terjadi pada benzena namun pada suhu tinggi dan dengan bantuan katalis. Pada

alkana dengan ikatan tunggal masih mampu bereaksi dengan asam sulfat walaupun dalam

jumlah sedikit atau terjadi reaksi pengsulfonatan.

Page 9: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

Percobaan kedua yaitu mereaksikan hidrokarbon dengan H2SO4 pekat. Pada

pencampuran ini terjadi reaksi sulfonasi yaitu reaksi adisi yang biasanya terjadi pada senyawa

yang memiliki ikatan rangkap. Molekul senyawa yang memiliki ikatan rangkap menyerap

atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Reaksi dengan H2SO4

menghasilkan asam alkana sulfonat. Senyawa aromatik seperti toluena dan sikloheksena,

dapat direaksikan dengan H2SO4 karena ikatan rangkapnya beresonansi. Pada reaksi antara

solar dengan H2SO4 terjadi perubahan warna dan timbulnya panas. Warna yang dihasilkan

yaitu coklat pekat setelah ditambahkan akuades terjadi perubahan warna yaitu terbentuknya 2

fase, bagian atas hijau kekuningan dan bagian bawah hitam. Pada minyak tanah terjadi

perubahan warna yaitu pada awal reaksi dengan H2SO4 bagian atas tidak berwarna dan bagian

bawah berwarna coklat. Setelah ditambahkan akuades, menjadi bagian atas tidak berwarna

sedangkan bagian bawah coklat muda. Pada premium terbentuk dua fase setelah direaksikan

H2SO4, yaitu bagian atas berwarna kuning keruh, sedangkan bagian bawah berwarna coklat

kemerahan. Setelah ditambahkan akuades terjadi perubahan yaitu bagian atas berwarna

kuning dan bagian bawah berwarna merah bata. Pada toluena, terjadi perubahan setelah

ditambahkan H2SO4 yaitu terbentuknya 2 fase dengan bagian atas tidak berwarna dan bagian

bawah berwarna kuning. Setelah penambahan akuades, terjadi perubahan warna, yaitu bagian

atas tidak berwarna dan bagian bawah putih keruh. Pada sikloheksena, terjadi perubahan

setelah penambahan H2SO4 yaitu yang semula berwarna kuning cerah dengan 1 fase menjadi

merah bata. Setelah ditambahkan akuades terbetuk gelembung, berwarna coklat. Semua

reaksi menimbulkan panas yang berarti terjadi reaksi eksoterm.

Dari kiri : sikloheksena, solar, minyak tanah, premium, toluena.

Page 10: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

Percobaan selanjutnya yaitu komposisi hidrokarbon dalam solar, minyak tanah,

premium, toluena, dan sikloheksena. Langkah awal yaitu mereaksikan hidrokarbon dengan

H2SO4. Hal ini bertujuan untuk memutuskan ikatan rangkapnya. Mengetahui banyak atau

tidaknya ikatan rangkap dapat dilihat dari tingkat keruh atau tidaknya suatu sampel yang

telah direaksikan dengan H2SO4. Suatu sampel apabila masih terlihat keruh setelah

ditambahkan H2SO4, maka ikatan rangkap masih banyak, maka dapat ditambahkan H2SO4.

Pada solar, setelah penambahan H2SO4 yang pertama berwarna hitam kecoklatan setelah itu

H2SO4 dibuang dengan cara dipipet (pada bagian bawah merupakan H2SO4) kemudian

ditambahkan H2SO4 kedua, warna yang dihasilkan tetap sama yaitu hitam

kecoklatan.kemudian H2SO4 dibuang untuk yang kedua kalinya. Setelah itu dicuci dengan

menambahkan akuades. Setelah ditambahkan akuades, warna berubah menjadi putih keruh.

Setelah itu akuades dibuang mdengan cara dipipet. Setelah itu diukur banyaknya solar dengan

menguunakan gelas ukur. Sisa (jumlah volume solar) yang tersisa yaitu 0,1 mL. Kemudian

ditambahkan Br2 terbentuk 2 fase yaitu bagian atas kuning pekat dan bagian bawah tidak

berwarna.

Dari kiri : solar, minyak tanah, premium, toluena, dan sikloheksena

Page 11: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

Pada minyak tanah, setelah penambahan H2SO4 yang pertama berwarna coklat gelap.

Setelah itu H2SO4 dipipet kemudian dibuang dan ditambahkan H2SO4 yang kedua kali.

Terdapat 2 fase yaitu bagian atas bening. Setelah itu dipipet untuk membuang H2SO4

kemudian ditambahkan akuades. Setelah ditambahkan akuades terjadi perubahan warna

menjadi putih keruh. Setelah itu akuades yang terletak di bawah dipipet kemudian di ukur

sisa minyak tanah. Diperoleh sisa sebanyak 1,1 mL. Setelah itu ditambahkan Br2, terbentuk

dua fasa dengan bagian atas berwarna kuning bening dan bagian bawah berwarna kuning

muda.

Pada premium juga dilakukan hal yang sam aseperti sebelumnya. Penambahan H2SO4

berwarna kuning terang. Penambahan kedua juga menghasilkan warna yang sama.

Penambahan air menghasilkan warna putih keruh, dipipet kemudian diperoleh sisa premium

sebanyak 0,2 mL. Setelah itu ditambahkan Br2 terbentuk 2 fase, bagian atas bening dan

bagian bawah kuning muda.

Pada toluena, penambahan H2SO4 yang pertama terbentuk 2 fase dengan bagian atas

keruh dan bagian bawah bening. Hal yang sama juga ditunjukkan pada penambahan H2SO4.

Setelah itu ditambahkan akuades, tetap terbentuk 2 fase dengan bagian atas keruh dan bagian

bawah tidak berwarna. Kemudian dipipet dan diperoleh sisa toluena yaitu 2,5 mL. Setelah itu

ditambahkan Br2 dan menghasilkan warna pada bagian atas yaitu bening dan bagian bawah

kuning cerah.

Page 12: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

Pada sikloheksena penambahan H2SO4 yang pertama yaitu terbentuknya gelembung,

berwarna coklat tua dalam 1 fase. Hal ini dikarenakan sikloheksena bereaksi dengan H2SO4

seperti yang telah dijelaskan pada percobaan sebelumnya, yaitu senyawa aromatik seperti

toluena dan sikloheksena, dapat direaksikan dengan H2SO4 karena ikatan rangkapnya

beresonansi. Setelah itu ditambahkan akuades dan warna berubah menjadi coklat muda atau

lebih muda dari sebelumnya. Setelah ditambahkan Br2, warna yang dihasilkan tidak berubah.

Berdasarkan hasil praktikum, sampel yang memiliki ikatan rangkap paling banyak adalah

bensin, miyak tanah dan solar.

Kesimpulan

Hidrokarbon pada solar, minyak tanah, premium, toluena dan siklobensena menunjukkan

reaksi positif dengan Br2 meskipun hanya sebagian kecil yang bereaksi. Pada toluena dan

sikloheksena terjadi resonansi untuk ikatan rangkapny apabila direaksikan dengan H2SO4.

Untuk jumlah ikatan rangkap yang paling banyak dimiliki oleh solar kemudian minyak tanah,

premium, toluena dan sikloheksena.

Referensi

Mainil, 2012, Kaji Eksperimental Performansi Mesin Pendingin Kompresi Uap Dengan

Menggunakan Refrigeran Hidrokarbon (Hcr12) Sebagai Alternatif Refrigeran

Pengganti R12 Dengan Sistem Penggantian Langsung (Drop In Substitute), Jurnal

Mechanical, Volume 3, Nomor 1.

Marsaoli. 2004. kandungan bahan organik, n-alkana, aromatik dan total Hidrokarbon dalam

sedimen di perairan raha Kabupaten muna, sulawesi tenggara, Makara, Sains, Vol. 8,

No. 3. Sulawesi Tenggara.

Miranda. 2002. Definisi Senyawa Hidrokarbon. http://pengertian -senyawa-

Page 13: JURNAL 3 Praktikum Kimia Organik

hidrokarbon. wordprees.com . Diakses pada tanggal 17/03/2015.

Setiadi, 2005. Uji Kinerja Katalis ZSM-5 dalam Konversi Aseton menjadi Hidrokarbon

Aromatik. Riset Grup Chemical Reaction Engineering and Catalysis, Departemen Teknik

Kimia. Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI : Depok.

Syukri, S. 1999. KImia Dasar 3. Bandung : ITB.

Wilbraham, A. C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB.

Saran

Praktikum kali ini berjalan lancar, hanya saja pada saat praktikum sebaiknya praktikan lebih

berhati-hati dikarenakan bahan yang digunakan merupakan bahan yang berbahaya seperti

H2SO4

Nama Praktikan

Andriana Nur Aini (131810301010)


Top Related