INSENTIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK(Pelayanan Publik Daerah)
Disampaikan padaKegiatan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi
Jakarta, 01 Desember 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
POKOK BAHASAN
1
Kebijakan Dana Insentif Daerah.
Desentralisasi sebagai Instrumen untuk Peningkatan KualitasPelayanan Publik yang Lebih Baik;
2
3
5
4
Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebagai Instrumen PelaksanaanDesentralisasi Fiskal untuk Peningkatan Pelayanan Publik;
Keterkaitan Sistem Insentif dengan Pengelolaan Keuangan dan KualitasPelayanan Publik;
Jenis-Jenis Insentif (Fiskal dan Nonfiskal);
2
Desentralisasi ditujukan untuk menyediakan pelayanan publik yang lebih baik, dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Pelayanan Publik
Yang Lebih Baik
Lebih Akuntabel
Kerelaan Masyarakat membayarpelayanan
yang diberikan
Pembangunan daribawah
(Musgrave, 1983)
DESENTRALISASIMendekatkan Pemerintahan kepada Rakyat
Desentralisasi POLITIK
Desentralisasi ADMINISTRASI
DesentralisasiFISKAL
Desentralisasi EKONOMI
TUJUANKesejahteraan masyarakat
3
Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebagai Instrumen Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal untuk Peningkatan Pelayanan Publik
PEMERINTAH
DAERAH
PEMERINTAH
PUSAT
KEWENANGAN:
Tugas/urusan
SUMBER
PENDANAAN
Kewenangan Pungutan
Transfer dari APBN
Kewenangan Pinjaman
a. Dana Transfer Umum
b. Dana Transfer Khusus
c. Dana Insentif Daerah
d. Dana Otsus dan DIY
e. Dana Desa
4
Keterkaitan Pengelolaan Keuangan Daerah, Insentif, dan Pelayanan Publik
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
APBD yang transparan dan akuntabel
Penetapan APBD yang tepat waktu
APBD yang tepat sasaran
INSENTIF
Mendorong daerah untuk berkinerja dengan baik
PELAYANAN PUBLIK
Peningkatan pemenuhankebutuhan pelayanan bagi setiapwarga negara dan penduduk
6
Jenis-Jenis Insentif
INSENTIF
Insentif fiskal adalahpemanfaatan
pengeluaran danpendapatan negara
untukmempengaruhi
keadaan ekonomi
Insentif nonfiskaladalah insentif yang berbentuk fasilitasbaik fisik maupun
non fisik.
CONTOH:• insentif bea masuk dan bea keluar• insentif pajak dan retribusi, transfer
ke daerah, dan subsidi
CONTOH:pelayanan (e-procurement, e-planning, PTSP), pelatihan, keamanan, lokasi, dan infrastruktur. 7
Contoh: Layanan Publik Perpajakan
7
8
Layanan Publik Ekspor Impor
Layanan Impor Ekspor
9
Insentif Fiskal Dalam Perpajakan Daerah
The Laffer Curve
Ta
x R
ev
en
ue
Tax Rate (%)
Tarif pajak tinggi tidak selalu meningkatkanpendapatan, namun dapat pula
menurunkan pendapatan perpajakan
Pemberian insentif fiskalberupa pajak dan
retribusi dapatmendorong peningkatan
investasi di daerah
meningkatkan pendapatan
daerah
meningkatkan pelayanan
publik
Contoh Insentif Pajak:1. Tax holiday,;2. Tarif rendah untuk UMKM;3. Insentif/keringanan tarif pada awal
kegiatan usaha; dst
Contoh Insentif Retribusi:Pembebasan atau pengurangan tarifretribusi yang terkait dengan dunia usaha
8
Insentif Fiskal Dalam Transfer Ke Daerah
LAMA EXISTING PERBAIKAN KE DEPAN (2018)
DAK FISIK BERBASIS KINERJA
Bersifat topdown, berdasarkan pada formula based;
Kinerja penyerapan tahunsebelumnya tidak menjadi dasar dalam pengalokasian;
Penyaluran DAK tidak adapersyaratan minimal realisasipenyerapan
Target output tidak menjadi dasar dalam pengalokasian DAK
DAK dialokasikan berbasis usulankebutuhan daerah dan prioritasnasional (proposal based);
Kinerja penyerapan dana tahunsebelumnya menjadi salah satudasar dalam pengalokasian;
Penyaluran DAK dilakukan berbasiskinerja penyerapan dana;
Target output yang dicapai menjadidasar dalam pengalokasian DAK.
Pengalokasian DAK berbasistarget output per bidang, kebutuhan daerah, dankinerja penyerapan dana dancapaian output/outcome daerah;
Penyaluran berdasarkan kinerja penyerapan dana dan realisasi pencapaian output.
DANA INSENTIF DAERAH (DID)
Dialokasikan kepada Provinsi,Kabupaten, dan Kotaberdasarkan kriteria kinerjautama, kinerja keuangan,kinerja pendidikan, sertakinerja ekonomi dankesejahteraan
Penggunaan terikat pada fungsipendidikan
Dialokasikan kepada Provinsi, Kabupaten, dan Kota berdasarkankriteria utama dan kriteria kinerja (kesehatan fiskal dan pengelolaankeuangan daerah, penyediaanlayanan dasar publik, danperekonomian daerah dankesejahteraan)
Desain penilaian kinerja dihitung dan dituangkan dalam bentuk pemeringkatan kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah
Penggunaan tidak terikat pada fungsi pendidikan
Penyempurnaan kriteriapemberian Dana InsentifDaerah dengan memperhatikan indikator kinerja yang memperlihatkan kinerja yang sesungguhnya,serta dapat dengan mudah dikontrol dan dievaluasi.
9
Penyaluran DAK Fisik Berbasis Kinerja
Tujuan perubahan penyaluran DAK Fisik:o Meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas pelaksanaan DAK;o Meningkatkan kinerja penyerapan DAK sehingga tidak terjadi penumpukan di akhir tahun; dano Menghindari adanya dana idle yang berasal dari DAK yang tidak terserap.
PERUBAHAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK FISIK
2015 2016 Ke Depan
Per triwulan Per triwulan Per triwulan
I
(30%)
II
(25%)
III
(25%)
IV
(25%)
I
(30%)
II
(25%)
III
(25%)
IV
(25%)
I
(25%)
II
(25%)
III
(25%)
IV
(25%)
-
-
-
SYARAT PENYALURAN
kinerja penyerapan dana per bidang
-
-
kinerja penyerapandana per-bidang
realisasi pencapaianoutput
Penyederhanaanlaporan
10
Kebijakan Dana Insentif Daerah (DID)
ARAH KEBIJAKAN
1. Memberikan reward kepada daerahberkinerja baik
2.Penggunaan alokasi DID ditujukan untukmendukung kegiatan yang sesuai dengankebutuhan dan prioritas daerah
TUJUAN MENDORONG DAERAH UNTUK:
1.Mengelola keuangan dengan lebihbaik
2.Menetapkan APBD tepat waktu3.Berkinerja lebih baik
KEBIJAKAN ALOKASI
DIALOKASIKAN KEPADA
PROVINSI KABUPATEN KOTA
BERDASARKANKRITERIA UTAMA KRITERIA KINERJA
1. Opini Badan Pemeriksa Keuangan;
2. Penetapan Perda APBD tepat waktu.
1. Kinerja kesehatan fiskal danpengelolaan keuangan daerah;
2. Kinerja pelayanan dasar publik; dan3. Kinerja ekonomi dan kesejahteraan.
11
Desain Formulasi Dana Insentif Daerah
KRITERIA
KINERJA UTAMA
KINERJA KEUANGAN
KINERJA PENDIDIKAN
KINERJA EKONOMI & KESEJAHTERAAN
Perda APBD Tepat waktu
Opini BPKKRITERIA UTAMA
Perda APBD Tepat waktu
KRITERIA KINERJA
Kesehatan fiskal dan PengelolaanKeuangan Daerah: 11 Komponen
Pelayanan dasar publik: 7 Komponen:
Ekonomi dan Kesejahteraan: 4 Komponen
Opini BPK
ALOKASI DAN PENGGUNAAN
PAGU RELATIF KECIL
PENGGUNAAN TERIKAT PADA FUNGSI PENDIDIKAN
PAGU DIPERBESAR
PENGGUNAAN TIDAK TERIKAT PADA FUNGSI PENDIDIKAN
PASSING GRADE PENILAIAN
LAMA BARU
MENGGUNAKAN PERHITUNGAN BOBOT DAN NILAI DARI MASING-
MASING KRITERIA.
TERINTEGRASI DENGAN PEMERINGKATAN DAERAH
12
KRITERIA DAN MEKANISME PENILAIAN DID :Kriteria Utama
Kriteria utama : kriteria yang menentukan kelayakan suatu daerah penerima DID
DAERAH DENGAN OPINI WTPDENGAN APBD TEPAT WAKTU
DAERAH DENGAN OPINI WTPATAU WDPDENGANAPBD TEPAT WAKTU
Opini WTP
Perda APBD tepat waktu
(444daerah)
(312daerah)
279Daerah
Opini WTP/ WDP
Perda APBD tepat waktu
(444 daerah)(499
daerah)
419Daerah
Keterangan: Opini BPK 2015 dan Penetapan Perda APBD 2016
DID 2017
WTP WDP TMP TW Jumlah
1 Provinsi 29 5 0 0 34 23 23
2 Kab/Kota 283 182 30 4 499 421 396
Jumlah 312 187 30 4 533 444 419
No Daerah
Opini Perda
APBD
Tepat
Waktu
DAERAH
LAYAK
13
KRITERIA DAN MEKANISME PENILAIAN DID :Kriteria Kinerja
No Kriteria Ke Depan (New) Bobot/ Skor Sumber Data
Kinerja Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah 50%
1. Realisasi Pendapatan Asli Daerah/Realisasi Total Pendapatan Daerah 1 - 4 APBD
2. Realisasi Pendapatan APBD/Target Pendapatan APBD 1 - 4 APBD
3.
(Realisasi Total Pendapatan Daerah + Realisasi PenerimaanPembiayaan)/(Realisasi Total Belanja + Realisasi Total PengeluaranPembiayaan)
1 - 4 APBD
4. Growth (Realisasi PDRD/Realisasi Total Pendapatan Daerah) 1 – 4 APBD
5. Realisasi Pendapatan PDRD/Realisasi PDRB non migas 1 – 4 APBD
6. Realisasi Belanja Modal/Realisasi Total Belanja APBD 1 – 4 APBD
7. Realisasi Belanja Pegawai/Realisasi Total Belanja APBD 1 – 4 APBD
8. Realisasi Belanja APBD/Pagu Belanja APBD 1 – 4 APBD
9. Realisasi Ruang Fiskal/Realisasi Total Pendapatan APBD 1 – 4 APBD
10. Defisit APBD/Total Pendapatan APBD 1 – 4 APBD
11. Realisasi SILPA Tahun Sebelumnya/Realisasi Total Belanja APBD 1 – 4 APBD
Kinerja Pelayanan Dasar Publik 25%
1. Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar 1 - 4 BPS
2. Angka Partisipasi Murni Sekolah Menengah Pertama 1 - 4 BPS
3. Angka Melek Huruf 1 - 4 BPS
4. Persentase bayi lima tahun yang mendapatkan imunisasi 1 - 4 BPS
5. Persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan 1 - 4 BPS
6. Persentase rumah tangga menurut sumber air minum layak 1 - 4 BPS
7. Persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak 1 - 4 BPS
Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan 25%
1. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 1 - 4 BPS
2. Penurunan Tingkat Kemiskinan 1 - 4 BPS
3. Penurunan Tingkat Pengangguran 1 - 4 BPS
4. Pengendalian Tingkat Inflasi 1 - 4 BPS
Kriteria Kinerja : Kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian dan pemeringkatan kinerja suatu daerah
Kriteria Kinerja :o Kinerja kesehatan fiskal &
pengelolaan keuangandaerah dengan bobot50%;
o Kinerja pelayanan dasar publik dengan bobot 25%; dan
o Kinerja ekonomi dan kesejahteraan dengan bobot 25%.
14
KRITERIA DAN MEKANISME PENILAIAN DID :Perhitungan Alokasi
Perhitungan Besaran Alokasi Daerah Yang Memenuhi Persyaratan Kriteria Utama dan
Kriteria Kinerja
Alokasi DID = Alokasi Minimum + Alokasi Kinerja
Kategori ditetapkan 12 (duabelas) interval :
Alokasi Kinerja(AK)
1. Penentuan peringkat Nilai Daerah, diurutkandari nilai daerah tertinggi ke terendah (AA+s.d DD-).
2. Penetapan batas nilai sebagai passing gradepenerima berdasarkan kelas atau tingkatannilai daerah.
3. Batas Minimum Nilai Kinerja (Passing Grade)yang mendapat Alokasi Kinerja adalah yangmemiliki kategori nilai di atas atau samadengan (≥) kategori BB.
Pemberian AM bagi daerah yang:• Memiliki Opini WTP atas LKPD; dan• Telah menetapkan Perda APBD tepat
waktu.
Alokasi Minimum(AM)
Kategori Rentang Nilai
AA+ 93,67 -100,00
AA 87,33 – 93,67
AA- 81,00 – 87,33
BB+ 74,67 – 81,00
BB 68,33 – 74,67
BB- 62,00 - 68,33
CC+ 55,67 – 62,00
CC 49,33 – 55,67
CC- 43,00 – 49,33
DD+ 36,67 – 43,00
DD 30,33 – 36,67
DD- 24,00 – 30,33
15
Kebijakan Dana Insentif Daerah ke Depan
No Perihal Kebijakan Ke Depan
1 Kriteria Penyempurnaan kriteria perhitungan DID, antara lain :• Memperhatikan indikator kinerja yang
memperlihatkan kinerja yang sesungguhnya, serta dapat dengan mudah dikontrol dan dievaluasi;
• Mempertimbangkan gizi buruk (stunting) sebagai salah satu variabel dalam mengukurkinerja pelayanan dasar publik, yang merupakan bagian dari Kriteria Kinerja;
• Mengkaji masukan dari KPK terkait dengan penerapan e-planning, e-procurement, danPelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) olehpemerintah daerah sebagai Kriteria Utama
2 Penggunaan DID digunakan untuk mendukung kegiatan yang sesuai kebutuhan dan prioritas daerah.
21
Usulan Penambahan Kriteria DID dari KPK
KONDISI IMPLIKASI TINDAK LANJUT
• e-planning, e-procurement dan PTSPmerupakankriteria perluatau necessary condition, karena lebih bersifatstagnan,
• Sesuai dengan kharakteristiknya, maka kriteria tersebut lebihtepat sebagaikriteria utama
Daerah penerimaalokasi DID akanmenjadi jauhlebih ketat dansangat selektif, artinya hanyadaerah-daerah ygsudah e-planning, e-procurement danPTSP saja yang akanmemperolehalokasi DID
• penyiapan regulasi yang mengatur semua daerah memakai ketiga kriteria tersebut
• memberikan advokasi yang intensif kepada daerah agar dapat menerapkan ketiga hal tersebut;
• melakukan sosialisasi secara luas dan masif agar daerah memahami dengan baik kebijakan tersebut, serta daerah mempunyai kesempatan yang sama untuk menerapkan e-planning, e-procurement dan PTSP, sehingga apabila akan dilakukan penilaian, masing-masing daerah sudah siap dengan standar nilai yang ditentukan.
• meningkatkan capacity building aparat Pemda• menetapkan instansi yang bertanggungjawab terhadap
ketersediaan data daerah dan menilai capaian kinerja daerah yang telah menerapkan e-planning, e-procurementdan PTSP, karena pada dasarnya DID adalah insentif terhadap kinerja suatu daerah.
• menerapkan masa transisi sebelum diberlakukannya kriteria
No Jenis Pelayanan Instansi Penanggung jawab Kegiatan
1 e-planning Kemendagri
• Menyiapkan regulasi• Melakukan Advokasi dan
Sosialisasi• Mempersiapkan
Ketersediaan data• Menilai Capaian kinerja
2 e-procurement Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
3 PTSP Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
22
RINGKASAN HASIL PERHITUNGAN DID TA. 2017
Pagu Alokasi 5.000.000 7.500.000 Juta Rp
Alokasi Minimum (AM) 5.000 7.500 Juta Rp
Total AM 1.140.000 2.092.500 Juta Rp
Total Alokasi Kinerja (AK) 3.860.000 5.407.500 Juta Rp
Persentase AM Thdp Pagu 22,8% 27,9%
Passing Grade BB BB
Daerah Penerima AM 228 279 Daerah
– Daerah Penerima Hanya AM 162 196 Daerah
– Daerah Penerima AM dan AK 66 83 Daerah
Daerah Penerima Hanya AK 43 38 Daerah
Daerah Penerima DID 271 317 Daerah
– Provinsi 28 21 Daerah
– Kota 56 64 Daerah
– Kabupaten 187 232 Daerah
Daerah Lulus Passing Grade 109 121 Daerah
Maksimum 45.035 65.337 Juta Rp
Uraian DID TA 2016 Ket.DID TA 2017 Pagu Alokasi DID : Rp7,5 Triliun, terdiri dari :
Alokasi Minimum (AM) : Rp2,1 TriliunDiberikan kepada daerah yangmemperoleh opini WTP dan menetapkanPerda APBD tepat waktu.
Alokasi Kinerja (AK) : Rp5,4 TriliunDiberikan kepada daerah yang memenuhikriteria utama dan memenuhi batasminimum nilai kinerja yaitu BB (nilaikinerja ≥ 68,33)
Total daerah penerima DID tahun 2017sebanyak 317 daerah, terdiri dari: 21 provinsi, 232 kabupaten, dan 64 kota
DAERAH PENERIMA DID TA. 2017BERDASARKAN KRITERIA UTAMA DAN KRITERIA KINERJA
Hanya
AM
(196
daerah)
AM + AK
(83
daerah)
Hanya AK
(38
daerah)
JUMLAH DAERAH PENERIMA DID TA. 2017 = 317 DAERAH
16
PERKEMBANGAN PAGU DID, 2011-2017
17
1,387.8 1,387.8 1,387.8 1,387.8 1,664.5
5,000.0
7,500.0
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
dal
am m
iliia
r ru
pia
h
BaliNusa Tenggara
Maluku
18
Se-ProvinsiAlokasi DID 2017* Daerah Penerima
AM AK Total AM AK AM & AK
Kalbar 60,0 0,0 60,0 8 0 0
Kalteng 75,0 133,7 208,7 8 1 2
Kalsel 105,0 179,7 284,7 10 0 4
Kaltim 60,0 89,1 149,1 7 1 1
Kaltara 22,5 0,0 22,5 3 0 0
Jumlah 322,5 402,5 725,0 36 2 7
Se-ProvinsiAlokasi DID 2017* Daerah Penerima
AM AK Total AM AK AM & AK
Aceh 142,5 583,8 726,3 6 0 13
Sumut 22,5 131,7 154,2 1 1 2
Sumbar 97,5 446,6 544,1 7 4 6
Riau 22,5 0,0 22,5 3 0 0
Jambi 22,5 42,5 65,0 3 1 0
Sumsel 82,5 89,5 172,0 11 0 0
Bengkulu 7,5 133,4 140,9 1 2 0
Lampung 75,0 137,3 212,3 7 0 3
Babel 0,0 0,0 0,0 0 3 0
Kep. Riau 7,5 0,0 7,5 1 0 0
Jumlah 480,0 1564,8 2044,8 40 11 24
Se-ProvinsiAlokasi DID 2017* Daerah Penerima
AM AK Total AM AK AM & AK
Sulteng 37,5 57,8 95,3 4 0 1
Sulut 90,0 172,4 262,4 9 1 3
Sulsel 120,0 86,8 206,8 15 1 1
Sultra 60,0 89,6 149,6 6 0 2
Gorontalo 52,5 0,0 52,5 7 0 0
Sulbal 37,5 128,7 166,2 2 0 3
Jumlah 397,5 535,3 932,8 43 2 10
Se-ProvinsiAlokasi DID 2017* Daerah Penerima
AM AK Total AM AK AM & AK
DKI Jakarta 0,0 0,0 0,0 0 0 0
Jabar 142,5 319,4 461,9 14 2 5
Jateng 150,0 949,9 1099,9 2 6 15
DIY 45,0 225,8 270,8 1 0 5
Jatim 202,5 479,5 682,0 20 4 7
Banten 37,5 43,1 80,6 4 0 1
Jumlah 577,5 2.017,7 2.595,2 41 12 33
Se-ProvinsiAlokasi DID 2017* Daerah Penerima
AM AK Total AM AK AM & AK
Bali 67,5 134,3 201,8 6 0 3
NTB 75,0 179,2 254,2 7 1 3
NTT 15,0 177,3 192,3 2 4 0
Jumlah 157,5 490,8 648,3 15 5 6
Se-ProvinsiAlokasi DID 2017* Daerah Penerima
AM AK Total AM AK AM & AK
Maluku 30,0 265,0 295,0 3 5 1
Papua 37,5 43,1 80,6 4 0 1
Maluku Utara 22,5 88,3 110,8 2 1 1
Papua Barat 67,5 0,0 67,5 9 0 0
Jumlah 157,5 396,4 553,9 18 6 3
Alokasi dan Jumlah Daerah Penerima DID Tahun 2017
*)dalam miliar rupiah
24
-
2,000
4,000
6,000
8,000
PaguTotal AK
Total AM
5,000
3,860
1,140
7,500
5,408
2,093
Mili
ar R
up
iah
2016 2017
-
50
100
150
200
250
PenerimaHanya AM
PenerimaAM dan AK
PenerimaHanya AK
ProvinsiPenerima
KotaPenerima
KabupatenPenerima
162
66
43 28
56
187 196
83
38 21
64
232
Jum
lah
Dae
rah
2016 2017
PERBANDINGAN DANA INSENTIF DAERAH TA 2016 & 2017
Pagu Alokasi DID
Penerima DIDData Perhitungan DID
5,000
18,450
45,035
7,500
23,659
65,337
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
Alokasi Minimum (AM) Rata-Rata DID yangDiterima
Maksimum DID yangDiterima
Juta
Ru
pia
h
2016 2017
251
230
19
4
464
422
109
312
187
30
4
444
419
121
- 100 200 300 400 500
Daerah beropini WTP
Daerah beropini WDP
Daerah Beropini TMP
Daerah Beropini TW
Perda APBD tepat Waktu
Daerah Layak
Daerah Lulus PG
Jumlah Daerah2017 2016
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
APBNP
2016 APBN 2017 Selisih %
(1) (2) (3) (4)=(3)-(2) (5)=(4)/(2
Transfer ke Daerah 729,27 704,92 (24,35) -3,3%
I. Dana Perimbangan 705,46 677,08 (28,38) -4,0%
A. Dana Transfer Umum 494,44 503,63 9,19 1,9%
1 Dana Bagi Hasil 109,08 92,79 (16,29) -14,9%
a. Pajak 68,62 58,57 (10,04) -14,6%
b. Sumber Daya Alam 40,46 34,22 (6,24) -15,4%
2 Dana Alokasi Umum 385,36 410,84 25,48 6,6%a. DAU Murni 385,36 401,13 15,77 4,1%b. Kurang Bayar DAU 9,71 9,71 -
B. Dana Transfer Khusus 211,02 173,45 (37,58) -17,8%
1 Dana Alokasi Khusus Fisik 89,81 58,34 (31,47) -35,0%
2 Dana Alokasi Khusus Nonfisik 121,21 115,11 (6,11) -5,0%
II. Dana Insentif Daerah 5,00 7,50 2,50 50,0%
III. Dana Otonomi Khusus dan Dais DIY 18,81 20,35 1,53 8,2%
A. Dana Otonomi Khusus 18,26 19,55 1,28 7,0%
B. Dana Keistimewaan D.I. Yogyakarta 0,55 0,80 0,25 46,1%
Dana Desa 46,98 60,00 13,02 27,7%
776,25 764,92 (11,33) -1,5%J U M L A H
Uraian
5