Transcript

IMUNOLOGI TUMORIMUNOLOGI TUMOR

PendahuluanPendahuluan

Tumor Tumor penyakit yang ditimbulkan ekspansi penyakit yang ditimbulkan ekspansi progresif sel asal progenitor tunggal yang dapat progresif sel asal progenitor tunggal yang dapat melepaskan diri dari pengawasan regulator melepaskan diri dari pengawasan regulator pembagian sel & mekanisme homeostasis pembagian sel & mekanisme homeostasis normalnormal

> 100 jenis dan subtipe tumor dpt ditemukan dlm > 100 jenis dan subtipe tumor dpt ditemukan dlm organ spesifikorgan spesifik

Lebih sering terjadi pd org dengan supresi Lebih sering terjadi pd org dengan supresi sistem imun dibanding dengan orang normalsistem imun dibanding dengan orang normal

I. ASAL DAN TERMINOLOGI

Terdapat keseimbangan antara jumlah sel yang diproduksi tubuh dan yang mati

diawasi sistem pengontrol Pertumbuhan sel yang tidak dapat dikontrol, sel membentuk

klon yang berkembang dan menimbulkan tumor atau neoplasma.

Tumor yang tumbuhnya tidak terus menerus dan tidak menginvasi jaringan sehat sekitarnya secara luas disebut tidak ganas (benigna).

Tumor yang terus tumbuh dan menjadi progresif invasif disebut ganas (maligna).

Istilah tumor adalah spesifik untuk tumor yang ganas. Tumor ganas cenderung bermetastasis, gerombol sel tumor

kecil dapat terlepas dari tumor dan menginvasi pembuluh darah atau limfe dan dibawa ke organ lain untuk seterusnya berproliferasi

Tumor dibagi menurut sel embrionik asalnya.

> 80% karsinoma yaitu tumor berasal dari jaringan endodermal atau ektodermal seperti kulit atau epitel organ intemal dan kelenjar.

Terbanyak adalah karsinoma kolon, payudara, prostat dan paru.

Leukemia dan limfoma adalah tumor ganas sel hematopoietik sumsum tulang( di Amerika Serikat sekitar 9% dari kejadian tumor.

Leukemia berproliferasi sebagai sel tunggal, sedang limfoma cenderung tumbuh sebagai masa tumor.

Sarkoma berasal dari jaringan ikat mesodermal seperti tulang, lemak dan tulang rawan.

Tumor lebih sering pada orang dengan supresi sistem imun dibanding dengan orang normal.

Prevalensi tumor pada orang yang mendapat radiasi adalah 100 kali lebih besar dibanding dengan orang normal

A. Transformasi Sel Maligna

Transformasi adalah perubahan yang diturunkan dalam sel dan dilakukan dengan manipulasi di laboratorium:

1. Transformasi limfosit, rangsangan limfosit dalam keadaan istrirahat dengan lektin, antigen atau limfokin akan menimbulkan tansformasi yang berupa pembelahan sel, proliferasi dan differensiasi.

2. Transformasi genetik dapat dilakukan dengan DNA. Pneumokok hidup yang non- virulen dapat dijadikan virulen dengan DNA asal pneumokok mati.

3. Sel dapat menunjukkan transformasi neoplastik dalam biakan dan memperoleh kemampuan untuk berproliferasi yang tidak terbatas.

Morfologi dan sifat pertumbuhan sel normal dalam biakan dapat diubah dengan bahan kimiawi karsinogen, iradiasi dan virus tertentu.

Pada beberapa kasus, bila sel tersebut disuntikkan ke dalam hewan menunjukkan proses transformasi maligna dan sering menunjukkan sifat in vitro yang sama dengan sel tumor.

B. Tumor Penyakit Gen

Pada keadaan normal, pertumbuhan sel dipertahankan seimbang oleh berbagai regulator yang mengatur kecepatan sel membagi diri, differensiasi dan mati.

Beberapa regulator adalah intrinsik sedang lainnya berhubungan dengan sinyal yang diperoleh sel dari lingkungan.

Tumor terjadi melalui proses transformasi, bila sel mengalami perubahan genetik dan mendapat kemampuan untuk melepaskan diri dari mekanisme regulator seperti disebut di atas.

Proses diduga terjadi bertahap yang mengubah sel normal menjadi derivat klon yang sangat ganas.

II. ANTIGEN TUMORII. ANTIGEN TUMOR

Imunitas tumor adalah: proteksi sistem imun terhadap Imunitas tumor adalah: proteksi sistem imun terhadap timbulnya tumor.timbulnya tumor.

Imunitas sejati hanya terjadi pada subset tumor yg Imunitas sejati hanya terjadi pada subset tumor yg mengekspresikan Ag imunologik, misalnya tumor yg mengekspresikan Ag imunologik, misalnya tumor yg diinduksi virus onkogenik yg mengekspresikan Ag virusdiinduksi virus onkogenik yg mengekspresikan Ag virus

Antigen tumor dijadikan sasaran & dikenal sistem imun Antigen tumor dijadikan sasaran & dikenal sistem imun untuk dihancurkan secara spesifik. untuk dihancurkan secara spesifik.

A. A. Tumor Specific Antigen (TSA)Tumor Specific Antigen (TSA)

TSA TSA merupakan Ag sasaran ideal untuk terapi imun merupakan Ag sasaran ideal untuk terapi imun tumortumor

Contoh: protein yg diproduksi akibat mutasi satu/lebih Contoh: protein yg diproduksi akibat mutasi satu/lebih gen atau protein dlm kanker yg diinduksi virusgen atau protein dlm kanker yg diinduksi virus

Sampai sekarang belum memberikan keuntungan yang Sampai sekarang belum memberikan keuntungan yang jelasjelas

B.B. Tumor Associated Antigen (TAA)Tumor Associated Antigen (TAA)

Tumor dpt dikenal sistem imun atas dasar perubahan Tumor dpt dikenal sistem imun atas dasar perubahan kuantitatif dlm ekspresi profil proteinnya.kuantitatif dlm ekspresi profil proteinnya.Antigen tsb tidak tumor spesifik tetapi Antigen tsb tidak tumor spesifik tetapi tumor associated tumor associated antigenantigen1. Ag onkofetal1. Ag onkofetal - gen yg diekspresikan selama embriogenesis dan - gen yg diekspresikan selama embriogenesis dan

perkembangan janin, namun tenang pd saat dewasa.perkembangan janin, namun tenang pd saat dewasa. - diduga diaktifkan kembali untuk fungsi yg sama pd - diduga diaktifkan kembali untuk fungsi yg sama pd

kanker yg tumbuh cepatkanker yg tumbuh cepat - golongan Ag onkofetal jg diekspresikan testis normal, - golongan Ag onkofetal jg diekspresikan testis normal, dikenal Ag kanker testis, paru, kepala, leher dan dikenal Ag kanker testis, paru, kepala, leher dan kandung kencing.kandung kencing. - - Dewasa ini dikenal lebih dari 50 jenis TAA dan banyak epitop yang sudah dapat diidentifikasi sel T.

2. 2. Tissue-specific differentiation antigenTissue-specific differentiation antigen, ,

protein yg diekspresikan pd sel yg mjd tumor dan protein yg diekspresikan pd sel yg mjd tumor dan ekspresinya ditemukan terus sesudah transformasi ekspresinya ditemukan terus sesudah transformasi neoplastik neoplastik menunjukkan asal jaringan tumor. menunjukkan asal jaringan tumor.

a. a. Melanoma differentiating antigen gp 100Melanoma differentiating antigen gp 100

menyandi protein yg berfungsi dlm jalur biosintesis menyandi protein yg berfungsi dlm jalur biosintesis melanin sel kulit & diekspresikan oleh byk tumor melanin sel kulit & diekspresikan oleh byk tumor

melanoma dgn pigmenmelanoma dgn pigmen

b. b. Prostate Specific Antigen ( PSA)Prostate Specific Antigen ( PSA)diekspresikan jaringan prostat normal dan dgn diekspresikan jaringan prostat normal dan dgn tumor.tumor.

c. c. Carcinoembryogenic AntigenCarcinoembryogenic Antigen- - Kadar >2,5 mg/ml ditemukan dlm sirkulasi Kadar >2,5 mg/ml ditemukan dlm sirkulasi penderita tumor kolon,pankreas paru, penderita tumor kolon,pankreas paru, payudara & lambungpayudara & lambung

- - ditemukan pula pd nonneoplastik : ditemukan pula pd nonneoplastik : emfisema, kolitis ulseratif, pankreatiits, emfisema, kolitis ulseratif, pankreatiits, peminum alkohol & perokokpeminum alkohol & perokok

d. Alfa Feto Protein (AFP)d. Alfa Feto Protein (AFP)

- ditemukan tinggi pd serum fetus normal- ditemukan tinggi pd serum fetus normal

- eritroblastoma testis- eritroblastoma testis

- - hepatoceluler carcinomahepatoceluler carcinoma

III. RESPON IMUN TERHADAP TUMORIII. RESPON IMUN TERHADAP TUMOR

A.A. Imunitas Humoral Imunitas Humoral

Imunitas selular lbh berperan, namun tbh mshImunitas selular lbh berperan, namun tbh msh membentuk Ab thd Ag tumor.membentuk Ab thd Ag tumor.

Ab dpt mengancurkan sel kanker secara lgs/ dgn Ab dpt mengancurkan sel kanker secara lgs/ dgn bantuan komplemen atau ADCC mll sel NK atau bantuan komplemen atau ADCC mll sel NK atau makrofag dg jln mencegah adhesi sel tumor.makrofag dg jln mencegah adhesi sel tumor.

Ab diduga lbh berperan pd sel bebas (leukemia, Ab diduga lbh berperan pd sel bebas (leukemia, metastase tumor) dibdg tumor padatmetastase tumor) dibdg tumor padat

B. Imunitas selular B. Imunitas selular

Pd bbrp neoplasma infiltrat sel MN mrpkn indikator Pd bbrp neoplasma infiltrat sel MN mrpkn indikator prognosis yg baik, tp umumnya tdk ada hub infiltrasi sel prognosis yg baik, tp umumnya tdk ada hub infiltrasi sel dgn prognosis.dgn prognosis.

Limfosit matang akan mengenal TAA dlm penjamu, Limfosit matang akan mengenal TAA dlm penjamu, meskipun TAA merupakan meskipun TAA merupakan selfself protein yg disandi gen protein yg disandi gen normal.normal.

Limfosit B dan T matang yg terpajan Limfosit B dan T matang yg terpajan self Agself Ag dlm sutul dlm sutul dan timus mengalami apoptosis.dan timus mengalami apoptosis.

Banyak self Ag tdk di ekspresikan dlm sutul & timus krn Banyak self Ag tdk di ekspresikan dlm sutul & timus krn deletiondeletion sentral tdk lengkap dan limfosit self reaktif yg sentral tdk lengkap dan limfosit self reaktif yg mengenal Ag tdk diekspresikan dlm SST/timus shg mengenal Ag tdk diekspresikan dlm SST/timus shg sistem imun tdk responsif thp self Ag krn anergi.sistem imun tdk responsif thp self Ag krn anergi.

Limfosit anergikLimfosit anergiktdk respon thp tdk respon thp selfself Ag dgn kadar yg Ag dgn kadar yg diekspresikan pd keadaan normal oleh sel sehat tetapi diekspresikan pd keadaan normal oleh sel sehat tetapi responsif thd peningkatan akspresi gen pd sel tumorresponsif thd peningkatan akspresi gen pd sel tumor

1.CTL1.CTL

Tumor yg mengekspresikan Ag unik dpt memacu Tumor yg mengekspresikan Ag unik dpt memacu CTL/Tc spesifik yg dpt menghancurkan tumorCTL/Tc spesifik yg dpt menghancurkan tumor

CTL mengenal peptida asal TSA yg diikat MHC-I.CTL mengenal peptida asal TSA yg diikat MHC-I.

Respons CTL tdk selalu tjd pd tumor dan tidak efisien Respons CTL tdk selalu tjd pd tumor dan tidak efisien

Gambar 16.4 Mekanisme destruksi tumor oleh sel Tc

2. Sel NK2. Sel NK

Limfosit sitotoksik yg mengenal sel sasaran yg tidak Ag Limfosit sitotoksik yg mengenal sel sasaran yg tidak Ag spesifik & jg tidak MHC dependenspesifik & jg tidak MHC dependen

Sel NK Sel NK mengekspresikan IgG-R yg dpt membunuh mengekspresikan IgG-R yg dpt membunuh sel sasaran melalui ADCC & pelepasan protease, sel sasaran melalui ADCC & pelepasan protease, perforin dan granzimperforin dan granzim

3. Makrofag3. Makrofag

Memiliki enzim dg fungsi sitotoksik & melepas mediator Memiliki enzim dg fungsi sitotoksik & melepas mediator oksidatif seperti superoksid & oksida nitritoksidatif seperti superoksid & oksida nitrit

Makrofag jg melepas TNF-alpha yg mengawali apoptosisMakrofag jg melepas TNF-alpha yg mengawali apoptosis

Makrofag Makrofag memakan & mencerna sel tumor & memakan & mencerna sel tumor & mempresentasikannya ke sel CD4+mempresentasikannya ke sel CD4+

Jd makrofagJd makrofag berfungsi sbg inisiator & efektor imun tdp berfungsi sbg inisiator & efektor imun tdp tumor tumor

IV. USAHA TUMOR MENGHINDARI IV. USAHA TUMOR MENGHINDARI SISTEM IMUN SISTEM IMUN

Kebanyakan tumor timbul pd individu yg tidak Kebanyakan tumor timbul pd individu yg tidak imunokompromais berarti tumor juga memiliki mekanisme imunokompromais berarti tumor juga memiliki mekanisme untuk menghindar dari imunitas nonspesifik & spesifikuntuk menghindar dari imunitas nonspesifik & spesifik

Kebanyakan sel tumor tdk dpt dipresentasikan & diproses Kebanyakan sel tumor tdk dpt dipresentasikan & diproses krn tdk memiliki molekul B7 (CD 80) dan CD86 sbg molekul krn tdk memiliki molekul B7 (CD 80) dan CD86 sbg molekul kostimulatorikostimulatori

Sel tumor juga tidak mengekspresikan molekul untuk Sel tumor juga tidak mengekspresikan molekul untuk mengaktifkan sel T terutama MHC-II atau molekul adhesi mengaktifkan sel T terutama MHC-II atau molekul adhesi ICAM-1 atau LFA3ICAM-1 atau LFA3

V. KEGANASAN SISTEM IMUNV. KEGANASAN SISTEM IMUN

Transformasi maligna sel dapat terjadi dgn hilangnya Transformasi maligna sel dapat terjadi dgn hilangnya ekspresi MHC-I.ekspresi MHC-I. meningkatnya potensi metastasis menurunkan kemungkinan sel ganas untuk dikenal sel T tetapi tidak oleh sel NK. 60% tumor mamae dengan metastase tidak mengekspre-

sikan MHC-I.

A. Penyakit limfoproliferatif

Leukemia limfosistik kronis, limfoma, mieloma multipel, makroglobulinemia Waldenstrom dan beberapa jenis krioglobulinemia.

Tumor sistem imun dapat dibagi menjadi:1.Limfoma.2.Leukemia.

Perbedaan leukemia dan limfoma adalah bahwa limfoma berproliferasi sebagai tumor padat dalam jaringan limfoid seperti sumsum tulang,KGB atau timus.

Contoh: limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.

Leukemia cenderung berproliferasi sebagai sel tunggal dan ditemukan dari peningkatan jumlah sel dalam darah atau kelenjar limfe.

Leukemia dapat berkembang dalam jaringan limfoid atau mieloid.

Pada limfoma sel abnormal hanya ditemukan dalam jaringan (terutama kelenjar limfoid dan limpa)

Namun ada tumpang tindih antara leukemia dan limfoma.

Gambar 16.10 Distribusi KGB pada limfoma

Pada beberapa kasus teknik diagnostik histologis dan morfologis mungkin kurang adekuat untuk membedakan keduanya.

Sistem deteksi modern yang sensitif mampu rnengenali sel abnormal dalam darah perifer pada hampir 50% penderita limfoma non Hodgkin.

1. Limfoma Hodgkin.

Menyerang usia muda. Biopsi kelenjar limfoid merupakan keharusan untuk

menemukan sel Reed-Stemberg. Sel tersebut adalah sel B nukleat besar dengan nukleolus

eosinofilik.

2. Limfoma Non-Hodgkin

Sering ditemukan pada usia lanjut, walau dapat juga ditemukan pada anak dan dewasa.

Diagnosis memerlukan biopsi kelenjar limfoid.

Limfoma Non-Hodgkin dibagi sesuai asal sel (B atau T) dan fase kematangan sel.

3. Limfoma angioimunoblastik Sering ditemukan adanya anemia hemolitik autoimun dan

hipergamaglobulinemia. Histologi kelenjar limfoid menunjukkan adanya infiltrat

campuran limfoid dgn pembentukan pembuluh darah kecil.

4. Limfoma/Leukemia sel T dewasa Sering ditemukan di Karibia dan Jepang. Ditimbulkan oleh virus HTCL tipe 1 yang ditandai dengan

proliferasi CD4 yang aktif mengekspresikan CD25.

5. Leukemia limfositik kronis Tes diagnostik dengan phenotyping limfosit. 95% kasus ditemukan sel yang berasal dari sel B (B-CLL)

yang menunjukkan ekspresi CD5 yang biasa ditemukan pada antigen pan-T (CD19+, CD5+).

Beberapa sel tersebut juga ditemukan pada neonatus dan beberapa penyakit autoimun.

6. Hairy Cell Leukaemia (HCL) Penyakit limfoproliferatif sel B yang lain yang cenderung

ditemukan pada usia lanjut, pria >wanita. Sering ditemukan pansitopenia dan sel limfoid dengan

penampilan "hairy" yang ditimbulkan oleh proyeksi sitoplasma halus yang banyak.

Dapat terjadi fibrosis sumsum tulang. Limfosit menunjukkan ekspresi molekul adhesi CD11c yang

abnormal.

7. Common Acute Lymhoblastic Leukemia7. Common Acute Lymhoblastic Leukemia

Berasal dr sel B yg berkembang mjd sel plasma & Berasal dr sel B yg berkembang mjd sel plasma & sangat agresifsangat agresif

Tanpa terapi Tanpa terapi dpt menimbulkan kematian dlm dpt menimbulkan kematian dlm beberapa minggu setelah diagnosis ditegakkanbeberapa minggu setelah diagnosis ditegakkan

8. Mikosis fungoides Limfoma sel T kulit yang khas mengenai pria usia

pertengahan. Sel ganas adalah sel T CD4 dengan nukleus yang

menunjukkan gambaran yang tidak normal. Dapat menjadi sistemik yang ditandai dengan limfadenopati,

splenomegali dan leukemia yang disebut sindrom Sezary.

9. Mieloma multipel Terutama usia di atas 70 tahun, pria > wanita. Dalam serum ditemukan paraprotein yaitu suatu

imunoglobulin abnormal yang diproduksi klon sel B yang ganas.

Mieloma IgG merupakan yang terbanyak (31%), lgA (27%), IgD (1,5%), IgM (0,2%) dan IgE (0,1%)

10. Gamopati monoklonal Menggambarkan paraprotein yang tidak memiliki ciri

paraprotein ganas. Diduga bahwa stimulasi imun menimbulkan proliferasi

selektif klon sel B.

11. Makroglobulinemia Waldenstrom Umumnya pada usia sangat lanjut, yaitu di atas 80 - 90

tahun. Namun kini mulai banyak ditemukan pada usia yang lebih

muda. Ditandai dengan perkembangan paraprotein IgM.

12. Krioproteinemia

Krioprotein (termasuk krioglobulin dan kriofibrinogen) merupakan serum protein abnormal yang akan diendapkan pada suhu di bawah normal.

Protein ini selanjutnya akan membentuk kompleks imun dan secara parsial mengaktifkan jalur komplemen klasik.

Kadar C4 serum yang rendah disertai C3 normal merupakan temuan yang khas pada krioproteinemia yang terjadi sebagai akibat aktivasi jalur klasik yang tidak sempurna pada fase cair.

B. Keganasan yg disebabkan virusB. Keganasan yg disebabkan virus

Virus herpes dan retro menginfeksi sel tanpa menimbulkan Virus herpes dan retro menginfeksi sel tanpa menimbulkan sitolisissitolisis

EBV EBV menimbulkan infeksi mononuklear, limfoma & menimbulkan infeksi mononuklear, limfoma & karsinoma NFkarsinoma NF

EBV EBV memproduksi protein yg merangsang pertumbuhan memproduksi protein yg merangsang pertumbuhan sel terinfeksi tdk terkontrol dan mencegah apoptosis.sel terinfeksi tdk terkontrol dan mencegah apoptosis.

Virus herpes 8 (VH8)Virus herpes 8 (VH8) menimbulkan sarkoma kaposi pd menimbulkan sarkoma kaposi pd individu imunodefisiensiindividu imunodefisiensi

Virus T limfotropik (HLV1) Virus T limfotropik (HLV1) menimbulkan keganasan sel T menimbulkan keganasan sel T

VI. IMUNODIAGNOSISVI. IMUNODIAGNOSIS

Ada 2 tujuan:Ada 2 tujuan:

1.Menemukan Ag spesifik thd tumor. 1.Menemukan Ag spesifik thd tumor.

2. Mengukur respons imun penjamu thdp sel tumor.2. Mengukur respons imun penjamu thdp sel tumor.

Petanda tumor memp sifat Ag yg lemahPetanda tumor memp sifat Ag yg lemah

Adanya Ab monoklonal byk membantu dlm Adanya Ab monoklonal byk membantu dlm imunodiagnosis sel tumor dan produksinyaimunodiagnosis sel tumor dan produksinya

Blm dapat digunakan untuk diagnosis diniBlm dapat digunakan untuk diagnosis dini

Mempunyai arti penting diklinik dlm memantau progres / Mempunyai arti penting diklinik dlm memantau progres / regresi tumor ttt regresi tumor ttt

VII. PENDEKATAN TERAPI PADA TUMORVII. PENDEKATAN TERAPI PADA TUMOR

Th/ tumor spt operasi, kemoterapi, radiasi Th/ tumor spt operasi, kemoterapi, radiasi telah telah meningkatkan masa hidup tetapi manipulasi respon imun thd meningkatkan masa hidup tetapi manipulasi respon imun thd tumor utk meningkatkan destruksi tumor ttp penting.tumor utk meningkatkan destruksi tumor ttp penting.

Mengontrol tumor secara imunologis Mengontrol tumor secara imunologis berperan dlm eradikasi tumor primer, metastasis, residu yg berperan dlm eradikasi tumor primer, metastasis, residu yg

tertinggal setelah regimen th konvensionaltertinggal setelah regimen th konvensional

Hasil imunoterapi yg ideal Hasil imunoterapi yg ideal eradikasi spesifik tumor eradikasi spesifik tumor kerusakan minimal thd sel normal pejamu..kerusakan minimal thd sel normal pejamu..

Imunoterapi efektif Imunoterapi efektif perlu pengertian mengapa sistem perlu pengertian mengapa sistem imun gagal memberi respon thd tumor dan bgm strategi imun gagal memberi respon thd tumor dan bgm strategi manipulasi sistem imun manipulasi sistem imun dikembangkan dikembangkan respon respon imun yg potensialimun yg potensial

A. Imunoterapi.A. Imunoterapi.

1.1. Ab MonoklonalAb Monoklonal- Tidak spesifik- Tidak spesifik- Membunuh sel tumor mll apoptosis / aktivasi - Membunuh sel tumor mll apoptosis / aktivasi komplemen, ADCC / fagositosiskomplemen, ADCC / fagositosis Contoh ; CD20 diekspresikan pd sel B normal & sel Contoh ; CD20 diekspresikan pd sel B normal & sel limfoma B. limfoma B. - Pemberian anti CD20 (rituximab) dpt mengurangi / - Pemberian anti CD20 (rituximab) dpt mengurangi / menyembuhkan 50 % limfoma sel B.menyembuhkan 50 % limfoma sel B.- Anti CD 20 jg bisa mengantar bahan radioaktif dosis - Anti CD 20 jg bisa mengantar bahan radioaktif dosis

tinggitinggi- HER 2 / Neu Trastuzumab (Herceptin - HER 2 / Neu Trastuzumab (Herceptin RR) utk ) utk breast breast cancercancer- - Epidermal growth factor receptorEpidermal growth factor receptor (Cetuximab/Erbitux (Cetuximab/Erbitux RR) )

untuk Ca colon untuk Ca colon

2. Manipulasi sinyal kostimulator untuk meningkatkan imunitas.

Imunitas tumor dapat ditingkatkan dengan memberikan sinyal kostimulator yang diperlukan untuk mengaktifkan prekursor CTL (CTL-Ps).

CTL-Ps tikus diinkubasikan dengan sel melanoma in vitro, terjadi pengenalan antigen, tetapi tanpa sinyal kostimulator tidak berproliferasi menjadi sel efektor CTL.

Bila sel melanoma ditransfeksi dengan gen yang menyandi ligand B7, CTL-Ps berdiferensiasi menjadi CTL efektor.

Hasil tersebut memberikan kemungkinan B7 sel tumor yang

ditransfeksi dapat digunakan untuk induksi respons CTL in vivo.

Antigen melanoma memiliki berbagai tumor, diduga

dapat dibuat panel cell line melanome B7 yang ditransfeksi untuk ekspresi antigen tumor dan HLA.

Antigen tumor yang diekspresikan tumor penderita

dapat ditentukan, selanjubrya penderita dapat divaksinasi dengan cell line B7 yang ditransfeksi dan diiradiasi yang mengekspresikan antigen tumor yang sama

3. Imunotoksin3. Imunotoksin

Imunoterapi dengan mAb thd TAA dicoba bersama Imunoterapi dengan mAb thd TAA dicoba bersama toksin toksin mencegah proses seluler mencegah proses seluler

Bersama radioisotop membantu membunuh DNA & Bersama radioisotop membantu membunuh DNA & melepas partikel dg energi tinggimelepas partikel dg energi tinggi

Belum berhasil krn toksikBelum berhasil krn toksik

4. Sitokin Meningkatkan respons imun terhadap tumor. Isolasi dan mengklon berbagai gen sitokin dapat

menghasilkan sitokin dalam jumlah besar. Berbagai sitokin telah dievaluasi dalam terapi tumor:

seperti IFN-α, IFN-β, IFN-y, IL-2, -lL-4, IL-6,IL-I2,

GM- CSF dan TNF. Kesulitan dalam terapi dengan sitokin ini adalah jaring sitokin

yang sangat kompleks yang sangat menyulitkan untuk mengetahui letak intervensinya yang tepat.

5. Peningkatan aktivitas APC

Peningkatan aktivitas APC dapat memodulasi imunitas tumor. SD tikus yang dibiakkan dengan GM-CSF dan fragmen tumor

yang diinfuskan kembali ke dalam tikus mengaktifkan sel Th dan CTL spesifik

untuk antigen tumor. Sejumlah ajuvan seperti M. bovis (BCG) dan K. parvum telah

digunakan dalam booster imunitas tumor. Ajuvan ini meningkatkan aktivasi makrofag ekspresi

berbagai sitokin,molekul MHC-II dan molekul kostimulator B7.

Makrofag yang diaktifkan merupakan aktivator Th yang lebih baik, sehingga secara keseluruhan meningkatkan respons humoral dan selular.

6. Vaksinasi dengan SD

Beberapa sel dendritik imatur dapat memfagositosis antigen lebih efektif dibanding sel dendritik matang.

Pemberian sel imatur tersebut diharapkan akan dapat menginduksi respons antitumor CTL yang lebih baik.

Pemberian SD yang ditransfeksi dengan RNA asal sel tumor dapat menginduksi ekspansi sel T tumor spesifik.

Cara alternatif menggunakan monosit CD4+ dari darah perifer yang menghasilkan SD atas pengaruh GM-CSF dan IL-4.

7. Imunoterapi aktif7. Imunoterapi aktif

Mencegah anergi sel TMencegah anergi sel T

Anergi tjd bila Ag tumor dipresentasikan ke sel T tanpa Anergi tjd bila Ag tumor dipresentasikan ke sel T tanpa bantuan molekul kostimulatorbantuan molekul kostimulator

Cara Cara menginfuskan sitokin ( IL2 akan mengaktifkan menginfuskan sitokin ( IL2 akan mengaktifkan sel T & sel NK secara lgs)sel T & sel NK secara lgs)

Pemberian IFN sistemik Pemberian IFN sistemik meningkatkan ekspresi meningkatkan ekspresi MHC-1MHC-1

8. Imunisasi dengan antigen virus

Imunisasi dengan antigen virus berdasarkanatas adanya beberapa jenis tumor (limfoma) yang ditimbulkan virus onkogenik.

Pada limfoma Burkitt sudah diusahakan membuat vaksin untuk memacu sel Tc efektor.

Pada penderita dengan tumor serviks, terhadap sel Tc yang merupakan efektor pada HPV. Vaksinasi dalam pencegahan

B. B. Lymphokine Activated Killer cellsLymphokine Activated Killer cells

CTL / Tc dpt diaktifkan di luar tubuh & kemudian diinfuskan CTL / Tc dpt diaktifkan di luar tubuh & kemudian diinfuskan kembali dgn / tanpa IL2.kembali dgn / tanpa IL2.

Limfosit perifer di biakkan dgn IL-2 utk mendapatkan sel Limfosit perifer di biakkan dgn IL-2 utk mendapatkan sel Lymphokin antivated killer (LAK)Lymphokin antivated killer (LAK) sitotoksik yg diaktifkan sitotoksik yg diaktifkan

Sel tsb adlh sel NK, tidak memp spesifitas sel T Sel tsb adlh sel NK, tidak memp spesifitas sel T hanya hanya membunuh sel kanker yg tdk/sedikit mengekspresikan membunuh sel kanker yg tdk/sedikit mengekspresikan MHC-IMHC-I

C. C. Tumor Infiltrating lymphocyteTumor Infiltrating lymphocyte

Terutama td atas makrofag dan limfosit yg tdd sel NK Terutama td atas makrofag dan limfosit yg tdd sel NK dan CTLdan CTL

TIL adlh limfosit CD8+ yg diaktifkan IL2 yg diperoleh dr TIL adlh limfosit CD8+ yg diaktifkan IL2 yg diperoleh dr tumor penderita yg bbrp diantaranya spesifik untuk tumor penderita yg bbrp diantaranya spesifik untuk tumor.tumor.

D. D. Makrophage activated killer cellsMakrophage activated killer cells

Monosit diisolasi dr darah perifer penderita tumor, Monosit diisolasi dr darah perifer penderita tumor, dibiakkan invitro dg sitokin (IFN-dibiakkan invitro dg sitokin (IFN-γγ) yg mengaktifkan sel & ) yg mengaktifkan sel & meningkatkan sitotoksisitas sblm diinfuskan kembali ke meningkatkan sitotoksisitas sblm diinfuskan kembali ke penderitapenderita

E. Terapi GenE. Terapi Gen

Tujuan : melokalisasi sitokin ke tempat yg diperlukanTujuan : melokalisasi sitokin ke tempat yg diperlukan

Cara: mengangkat sel tumor Cara: mengangkat sel tumor dilkukan transfeksi dg dilkukan transfeksi dg gen sitokin gen sitokin diinfuskan kembali diinfuskan kembali sel tumor akan sel tumor akan mensekresi sitokin spt IL2 / IFNmensekresi sitokin spt IL2 / IFNγγ mengaktifkan sel T mengaktifkan sel T sel T memberikan respons thd sel T memberikan respons thd transfected celltransfected cell & mjd & mjd sel memori sel memori membunuh sel membunuh sel

The dendritic cells system in cancer patientsThe dendritic cells system in cancer patientsTumor Induced Immune Suppresion.p102.2008

Tumor fosters Treg toward immunosuppresionTumor fosters Treg toward immunosuppresion

Tumor Induced Immune Suppresion.p42.2008


Top Related