Transcript

NIDZOM AL-UQUBAT

Amir Hamzah

ILF #5 : AL Kautsar, 14 Februari 2015

SISTEM PERADILAN DALAM ISLAM

SISTEM PERADILAN ISLAM● Sistem peradilan Islam adalah SUB-Sistem

dari Sistem ISLAM sebagai Ajaran yang lengkap pengatur kehidupan manusia

● Sistem peradilan Islam HANYA akan dapat berjalan dalam sistem ISLAM yang utuh, jika tidak maka HIKMAH KEADILAN tidak akan tampak nyata

SISTEM PERADILAN DALAM ISLAM

Sistem peradilan Islam dibagi menjadi tiga subsistem penting:

● Struktur dan birokrasi peradilan dalam Islam: meliputi macam-macam qâdhi, tugas dan kewenangan, pengangkatan, dan mekanisme birokrasi lainnya).

● Ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan pembuktian (ahkâm al-bayyinah); mencakup pembahasan mengenai materi yang absah dan yang tidak absah dijadikan sebagai bukti hukum, syarat-syarat serta mekanisme pembuktian untuk kasus-kasus pidana dan perdata, dan lain-lain.

● Sistem persanksian: Yakni sistem yang menjelaskan macam-macam sanksi yang akan dijatuhkan kepada para pelanggar hukum, beserta syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan lainnya.

KepalaNegara:Muhammad saw

Mu’awinTafwidh:1. Abu Bakaras- Shiddiq2. Umar bin al- Khaththab

Mu’awinTanfidz:1. Hudzayfahal- Yaman2. Zaydbin Haritsah

MajelisUmmat:

1. Abu Bakaras- Shiddiq2. Umar bin al- Khathathab3. Utsmanbin ‘Affan4. Ali binAbi Thalib5. Hamzah‘ Abd Muthallib6. Bilalbin Rabbah7. Abu Dzarral Ghifari8. Sa’adbin Mu’adz9. Sa’adbin ‘ Ubadah10. Usaydbin Hudhayr11. Al- Miqdadal- Aswad12. Hudzayfahal- Yaman13. Mu’adzbin Jabal

Wali:

1. ‘ Uthabbin Usyad(Wali Makkah)

2. ‘ Utsmanbin Abial- ’Ash(Wali Thaif)

3. ‘Ila ’ bin al- Hadhrami(Wali Bahrain)

4. ‘ Amr bin al- ’Ash(Wali Oman)

5. Abu Sufyanbin Harb(Wali Najran)

6. Badzanbin Sasan(Wali Yaman& Shun’a)

7. ‘ Amr bin Sa’idal- ’Ash(Wali Wadial- Qura)

8. Yazidbin Abi Sufyan(Wali Tayma’)

9. Tsumamahbin ‘Atsal(Wali Yamamah)

10. Farwahbin Musayk( Wali Murad, Zabid, Madhij)

Jaysy( Tentara):315– 30.000 personil

Qadhi Khushumat:1. ‘Ali binAbi Thalib2. Mu’adzbin Jabal

Syurthah( Polisi)Qaysbin Sa’id

( Kepala Kepolisian)

QadhiHisbah:Muhammad saw

( Kasusdi Pasar)

Qadhi Madhalim:Muhammad saw

Urusan Perumahan:Muhammad binMaslamah

UrusanKesehatan:1. Abi Ramtsah2. Eafidah( Anshar)

Urusan Pendidikan:DitanganiRasul& para Sahabat

‘ Amil:

Jumlah mereka mencapai30-an oranglebih( lihatal- Kattani,

at- Taratibal Idariyyah, juzI,Hal 241– 245)

Dll.

MashalihDawiah:Biro AdministrasiUmum

Amiral- Jihad:Muhammad saw

Qadhi al Qudhat:.

Muhammad saw

Diolah ulang dari:Diolah ulang dari:(Hizbut Tahrir, (Hizbut Tahrir, Ajhizatu ad-Ajhizatu ad-Daulah al-KhilâfahDaulah al-Khilâfah))

1. HAKEKAT KEPUTUSAN PENGADILAN ISLAM

●Menetapkan hukum syariah oleh Khalifah atau petugas yang ditunjuk khalifah (Qodhi), untuk suatu perbuatan warga negara yang melanggar syariah

SKEMA SYARIAH PERADILAN ISLAM

ASY-Syari’

KAUM MUSLIMIN, (& WARGA NEG NON MUSLIM)

BAIAT

NA

SH

KholifahWAKALAH

PARA QODHI

AKAD BAIAT : AKU ANGKAT ANDA UNTUK MENGHUKUMI KAMI DENGAN HUKUM SYARIAH

2. MACAM-MACAM QODHI (HAKIM)

1)QODHI KHUSUMAT

2)QODHI AL-MUHTASHIB

3)QODHI MADLALIM

1. QADHI KHUSUMAT

● أن رسول ال صلى ال عليه وسلم لما أراد أن يبعث معاذا إلى اليمن قال كيف تقضي إذا عرض لك قضاء قال أقضي بكتاب ال قال فإن لم تجد في كتاب ال قال فبسنة رسول ال صلى ال عليه وسلم قال فإن لم تجد في سنة رسول ال صلى ال عليه وسلم ول في كتاب ال قال أجتهد رأيي ول آلو فضرب رسول ال صلى ال عليه وسلم صدره وقال الحمد ل الذي وفق رسول رسول ال لما يرضي رسول الل“Dari Muadz ibn Jabal ra bahwa Nabi Saw ketika mengutusnya ke Yaman, Nabi bertanya: “Bagaimana kamu jika dihadapkan permasalahan hukum? Ia berkata: “Saya berhukum dengan kitab Allah”. Nabi berkata: “Jika tidak terdapat dalam kitab Allah”, ia berkata: “Saya berhukum dengan sunnah Rasulullah Saw” Nabi berkata: “Jika tidak terdapat dalam sunnah Rasul Saw”? ia berkata: “Saya akan berijtihad dan tidak berlebih”Maka Rasul Saw memukul ke dada Muadz dan berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah sepakat dengan utusannya (Muadz) dengan apa yang diridhai Rasulullah Saw” (HR Thabrani)

PERADILAN KHUSUMAT

●Mengadili Sengketa antara dua pihak

●Proses peradilan karena ada tuntutan

●Harus diselesaikan dalam suatu mahkamah peradilan : menghadirkan dua belah pihak

2. QODHI AL MUHTASHIB (1)

● ان رسول ال صلى ال عليه وسلم مر على صبرة طعام فأدخل يده فيها فنالت اصابعه بللفقال: ما هذا يا صاحب الطعام؟ قال: اصابته السماء يا رسول الق�،قال: " افل جعلته فوق الطعام كي يراه الناس " ؟ من غش فليس منا

● Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah berjalan melewati tumpukan makanan. Beliau kemudian memasukkan tangannya dan mendapati sebagiannya masih basah. Beliau lalu bersabda, “Apa ini, wahai pemilik makanan?” Pemilik makanan itu berkata, “Itu terkena air hujan, ya Rasulullah.”Lalu Beliau bersabda, “Lalu mengapa tidak engkau letakkan di atas supaya orang-orang bisa melihatnya.Siapa saja yang menipu maka ia tidak termasuk dari golongan kami.”(HR. Muslim)

QODHI AL MUHTASHIB (2)

● PENGADILAN HISBAH : mengadili Kejahatan yang membahayakan HAK-HAK JAMAAH, seperti penjual makanan yang dikunsumsi umum yang curang

● Pengadilan Hisbah TIDAK PERLU ADA PENGADUAN

● Pengadilan Hisbah dilakukan ditempat terjadinya Penyimpangan

3. QODHI MADZALIM

ا وإني لرجو أن ألقى ال ول يطلبني أحد بمظلمة ظلمتها ● إياه في دم ول مال

● Aku tidak berharap akan berjumpa dengan (menghadap kepada) Allah SWT, sementara ada orang yang menuntutku karena suatu kezaliman yang telah aku perbuat kepadanya,baik dalam masalah yang berkaitan dengan darah ataupun harta(HR Ahmad dari jalan Anas)

QODHI MADZALIM

● Mengadili Kebijakan Penguasa (Khalifah, Muawin, Wali, Amil)

● Kebijakan yang diadili adalah yang menyimpang dari syariah

● Tidak perlu ada pengaduan dan tuntutan

● Tidak perlu majlis peradilan dan kehadiran penguasa dalam mahkamah peradilan

● Hakim harus seorang mujtahid

SYARAT-SYARAT QODHI

● 1. Muslim2. Merdeka 3. Baligh 4. Berakal 5. Sehat 6. Adil 7. Faqih Hukum 8. Paham Fakta 9. Laki-laki (Qadhi Madzalim – Qadhi Qudhat)10. Mujtahid (Qadhi Madzalim – Qadhi Qudhat)

3. FUNGSI SISTEM SANGSI

● 1. Sebagai Upaya Pencegahan (Zawajir)Sistem sanksi dalam Islam dijatuhkan di dunia bagi si pendosa. Hal ini akan mengakibatkan gugurnya siksa di akhirat. Itulah alasan mengapa sanksi dalam Islam berfungsi sebagai pencegah (zawajir) karena sanksi akan mencegah orang-orang untuk melakukan tindakan dosa dan kriminal.

●2. Sebagai Penebus Dosa (Jawabir)Sistem sanksi dalam Islam pun berfungsi sebagai penebus. Dikatakan sebagai penebus karena sanksi yang dijatuhkan akan menggugurkan sanksinya di akhirat kelak. Atas dasar itu, seseorang yang telah mendapat sanksi syariat di dunia, maka gugurlah sanksinya di akhirat.

JENIS-JENIS SANGSI

Sanksi dibagi menjadi empat:

(1)(1) hudûd;

(2)(2) jinâyât;

(3)(3) ta‘zîr; dan

(4)(4) mukhâlafât.

(5)Kadang-kadang, istilah hudûd, jinâyât, ta‘zîr dan mukhâlafât juga dikonotasikan untuk tindak pelanggarannya sendiri

HUDÛD● Hudûd adalah sanksi atas kemaksiatan yang macam

kasus dan sanksinya telah ditetapkan oleh syariah. Dalam kasus hudûd tidak diterima adanya pengampunan atau abolisi. Sebab, hudûd adalah hak Allah Swt. Jika kasus hudûd telah disampaikan di majelis pengadilan, kasus itu tidak bisa dibatalkan karena adanya pengampunan atau kompromi.

● Hudûd dibagi menjadi enam: (1) zina dan liwâth (homoseksual dan lesbian); (2) al-qadzaf (menuduh zina orang lain); (3) minum khamr; (4) pencurian; (5) murtad; (6) hirâbah atau bughât.

ZINA

● Zina muhson : dilakukan oleh orang yang sudah menikah, hukumannya : Rajam (dilempari batu sampai mati)

● Zina Ghoiru Muhson : Dilakukan oleh orang yang belum pernah menikah, hukumannya dicambuk 100 kali (AN Anur 2)

MENCURI DAN MERAMPOK

● Hukuman mencuri yang telah melebihi nisob adalah Potong tangan (QS Al Maidah 38)

● Menurut imam syafii (nisob mencuri adalah ¼ dinar)

● Merampok dan membunuh (dibunuh dan disalib: QS AL Maidah 33)

MENGEMBALIKAN BARANG CURIAN TIDAK MENGGUGURKAN HUKUM SYARI’

● Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dan Zaid bin Khalid radhiyallahu ‘anhu bahwa pernah seorang Badui mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka dia berkata :

● “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saya meminta kepada engkau dengan nama Allah Azza wa Jalla, pihak lain yang berperkara yang lebih pandai darinya dia berkata: Benar, putuskanlah perkara di antara kami dengan kitab Allah dan izinkanlah saya untuk berkata, maka Rasulullah menjawab, “Katakanlah” dia berkata, “Sesungguhnya anak laki-laki kami menjdi pekerja orang itu dan dia telah menzinai istrinya. Sesungguhnya saya telah diberi kabar bahwa anak saya dihukum rajam, maka saya menebusnya dengan 100 ekor kambing dan seorang budak wanita. Maka saya bertanya kepada ahli ilmu, mereka mengatakan kepada saya bahwa anak saya dihukum cambuk 100 kali dan diasingkan selama 1 tahun dan wanita itu dihukum rajam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, sungguh saya memutuskan perkara di antara kalian berdua dengan kitab Allah Azza wa Jalla, bahwa budak perempuan dan kambing dikembalikan kepada engkau, anakmu dicambuk 100 kali dan diasingkan selama 1 tahun, dan pergilah ke wanita itu wahai Unahs! Jika dia mengaku maka rajamlah ia”.

10 NEGARA PEMINUM KHAMR

HUKUMAN PEMINUM KHAMR

● Hukuman bagi peminum Khamr adalah Cambuk 40 kali

JINÂYÂT● Jinâyât adalah penyerangan terhadap

manusia. Jinâyât dibagi dua: (1) penyerangan terhadap jiwa (pembunuhan); (2) penyerangan terhadap organ tubuh.

● Kasus jinâyât terhadap jiwa (pembunuhan), sanksinya ada tiga macam: qishash, diyat, atau kafarah. Pembunuhan sendiri diklasifikasi menjadi empat jenis; (1) pembunuhan sengaja; (2) mirip disengaja; (3) tidak sengaja; (4) karena ketidaksengajaan.

HUKUMAN JINAYAT (1)

● Pada kasus pembunuhan sengaja, pihak wali korban boleh memilih antara qishash atau memaafkan dengan mengambil diyat, atau menyedekahkan diyatnya. Jika pelaku pembunuhan mendapatkan pemaafan, ia wajib membayar diyat sebanyak 100 ekor onta dan 40 ekor di antaranya telah bunting.

● Sanksi pembunuhan mirip sengaja (syibh al-’amad) adalah diyat 100 ekor unta, dan 40 ekor di antaranya bunting.

HUKUMAN JINAYAT (2)● Adapun pembunuhan tidak sengaja (khatha’) diklasifikasi menjadi

dua macam: (1) Seseorang melakukan suatu perbuatan yang tidak ditujukan untuk membunuh seseorang, namun tanpa sengaja ternyata mengakibatkan terbunuhnya seseorang. Misalnya, ada orang memanah burung, namun terkena manusia hingga mati. (2) Seseorang yang membunuh orang yang dikiranya kafir harbi di dâr al-kufr, tetapi ternyata orang yang dibunuhnya itu telah masuk Islam. Pada jenis pembunuhan pertama, sanksinya adalah membayar diyat 100 ekor unta dan membayar kafarah dengan cara membebaskan budak. Jika tidak memiliki budak, pelaku harus berpuasa selama 2 bulan berturut-turut. Dalam kasus kedua, sanksinya adalah membayar kafarah saja, dan tidak wajib diyat.

● Sanksi untuk pembunuhan karena ketidaksengajaan adalah diyat 100 ekor onta dan membebaskan budak. Jika tidak ada budak, wajib berpuasa selama 2 bulan berturut-turut.

HUKUMAN JINAYAT (3)

● Adapun jinâyat terhadap organ tubuh, baik terhadap organ tubuh maupun tulang, sanksinya adalah diyat. Tidak ada qishash untuk penyerangan terhadap organ tubuh maupun tulang secara mutlak, kecuali pada kasus penyerangan terhadap gigi, dan kasus jarh (pelukaan di badan). Hanya saja, kasus penyerangan gigi atau jarh bisa saja dikenai diyat. Lalu kapan pada kasus penyerangan terhadap gigi dikenai qishash dan kapan dikenai diyat saja? Menurut fukaha, jika penyerangannya secara sengaja, dikenai hukuman qishash; sedangkan jika tidak sengaja, dikenai diyat yang besarnya telah ditetapkan di dalam as-Sunnah. Jika orang yang dilukai tidak meminta qishash, pelaku penyerangan hanya wajib membayar diyat. Dalam kasus penyerangan pada kepala (asy-syijaj), sanksinya hanyalah diyat, dan tidak ada qishash.

● Kadar diyat atas penyerangan badan dan kepala ada yang telah ditetapkan di dalam as-Sunnah, ada pula yang belum ditetapkan. Jika telah ditetapkan dalam as-Sunnah, diyatnya sesuai dengan apa yang disebut; misalnya pada kasus jaifah dan pelukaan terhadap kelamin anak perempuan yang masih kecil. Adapun kasus penyerangan terhadap badan yang kadar diyat-nya tidak disebutkan oleh as-Sunnah, maka sanksinya adalah hukumah yang adil.

TA‘ZÎR● Ta‘zîr adalah sanksi atas kemaksiatan yang di

dalamnya tidak had dan kafarah. Pada dasarnya, sanksi ta‘zîr ditetapkan berdasarkan pendapat seorang qâdhi dengan mempertimbangkan kasus, pelaku, politik, dan sebagainya.

● Macam-macm ta‘zîr : (1) pelanggaran terhadap kehormatan; (2) penyerangan terhadap nama baik; (3) tindak yang bisa merusak akal; (4) penyerangan terhadap harta milik orang lain; (4) ganggungan terhadap keamanan atau privacy; (5) mengancam keamanan Negara; (6) kasus-kasus yang berkenaan dengan agama; (7) kasus-kasus ta‘zîr lainnya.

MUKHÂLAFÂT● Dalam buku Nidzomul ‘Uqubat (Dr.

Abdurrahman al-Maliki) dipisahkan kasus mukhâlafât dari ta‘zîr. Pemisahan ini tentunya berbeda dengan sebagian besar fukaha yang memasukkan mukhâlafah dalam bab ta‘zîr. Menurut beliau, fakta mukhâlafât berbeda dengan ta’zir. Oleh karena itu, mukhâlafât berdiri sendiri dan terpisah dari ta‘zîr. Menurut beliau, mukhâlafât adalah tidak menaati ketetapan yang dikeluarkan oleh Negara, baik yang berwujud larangan maupun perintah.

SIAPA YANG HARUS MENEGAKKAN HUDUD?

● Bolehkah Jamaah Dakwah Menegakkan Hudud?

● Bolehkah negara Yang Bukan Negara Khilafah Menegakkan Hudud?

● Sesungguhnya perintah itu adalah kepada KHOLIFAH KAUM MUSLIMIN yang menerima baiat dari kaum muslimin

BOLEHKAH NATION STATE MELAKUKANNYA?

DIYAT SATINAH DAN PEMERASAN SAUDI?

“APAKAH DENGAN ALLAH, AYAT-AYAT-NYA DAN RASUL-NYA KALIANBEROLOK-OLOK?” “TIDAK USAH KALIAN MINTA MAAF, KARENA KALIAN TELAH KAFIR SESUDAH BERIMAN”. (QS : AT TAUBAH [9] : 65-66).

● http://faithfreedom.getforum.org/islam-vs-kristen-soal-hukum-rajam-t2174.html

KESIMPULAN

● Keindahan Keadilan dalam Peradilan ISLAM adalah :1. Kesempurnaan Sistem Hukum Yang Adil

● 2. Aparat Penegak Hukum Yang Amanah

● 3. Obyek Hukum (Masyarakat beriman yang sadar Hukum syara’)

SUMBER :

● http://tresnamustikasari09.blogspot.com/2013/02/sistem-sanksi-hukum-dalam-islam.html

● http://rizkymuhammadf.blogspot.com/2012/03/nidzom-al-uqubat-pptx.html


Top Related