Transcript
Page 1: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012

1

Berpolitik?Kenapa

Engga Sob!

Mahasiswadan

Politik

Grayscale

halaman 3

Berburu Kursi DKI. So?

edisi Maret-April-Mei 2012

halaman 6

Page 2: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012

2

Buletin ‘Grayscale’ edisi Maret-April-Mei 2012

Penerbit: Bidang Humas HMIP UIPenanggung Jawab: Cecep Hidayat S.IP, IMRI.Pemimpin Redaksi: Rista MonicaGiarno PutriRedaktur Pelaksana: Jehian GintingRedaktur Artistik: HarishmawanHeryadiKontributor: Gusti Raganata, Ahmad Khafi Ghon, Safiera Nadya Utama, Bening Karilla, Erfa Canisthya, Yasinta Sonia AriestiFoto: Miftah Ardhian, Lusi Ambarwati, Lenida AyumiSirkulasi: Anindita Nur Apsari, Yoshi Dessiani, RA Mustika HanryantoIklan: Hangga Wijaseno

EditorialSejak kemunculannya, buletin HMIP te-lah berhasil terbit sebanyak lima kali. Dan dengan sedikit perubahan yang sema-kin menambah keberagaman isi, buletin HMIP kembali terbit melalui wajah Grays-cale edisi 6/ 2012.Dengan tidak melepaskan identitas se-bagai ‘buletinnya anak Politik’, Grayscale menyajikan berbagai variasi tulisan dan informasi dari anak Politik dalam berba-gai nuansa. Tak hanya berbicara politik, Grayscale juga berbicara ranah music, film, olah raga, seni, dan tentu saja kam-pus. Selain itu, menyadari keterbatasan jumlah buletin yang dicetak, Grayscale kini juga hadir dengan inovasi baru da-lam bentuk media digital yang bisa di-nikmati oleh banyak pembaca. Grayscale digital ini dapat diakses melalui http://hmipui.blogspot.com.Di tengah kesibukan makalah, presenta-si, dan beragam tugas lainnya, senang sekali rasanya Grayscale bisa hadir dan semoga bisa mengobati kegalauan baik mahasiswa tingkat awal atau tingkat lainnya. Semoga Grayscale juga membe-rikan informasi yang bermanfaat dan un-tuk selanjutnya tidak dijadikan bungkus jeletot. In Politics We Trust!

Pemimpin Redaksi

Rista Monica Giarno Putri

FB: Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik UItwitter: @hmipuiblog: hmipui.blogspot.comemail: [email protected]

Berpolitik?Kenapa

Engga Sob!

Mahasiswadan

Politik

Grayscale

halaman 3

Berburu Kursi DKI. So?

edisi Maret-April-Mei 2012

halaman 6

Page 3: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012Gradation

3

Berpolitik? KenapaEngga Sob! Di siang hari, beberapa anak politik sedang ngosik atau ngobrol-ngobrol asik disalah satu pojokan di selasar MBRC. “Eh si xxx ternyata kadernya partai x loh.” “Masa sih? Parah banget sih jadi alatnya partai”. Tak lama, datanglah xxx yang jadi kader partai tadi. 2 orang yang sedari tadi ngosik tiba-tiba langsung diam dan bersikap nyinyir kepada si xxx.

Demikianlah secuil kehidupan kam-pus yang katanya buku, pesta, dan cinta jadi slogannya. Si xxx yang ternyata men-jadi kader tadi menjadi bahan pembica-raan dan tidak sedikit yang bersikap nyi-nyir kepadanya. Muncul pertanyaan dari benak penulis, apakah salah jika maha-siswa menjadi kader partai ataupun men-jadi anggota organisasi ekstra kampus? Sebenarnya apakah yang membuat ma-hasiswa pada umumnya bersikap nyinyir seperti itu terhadap hal-hal yang berbau politis?

Menjadi kader partai ataupun men-jadi anggota organisasi ekstra kampus pada umumnya bagi mahasiswa masa kini adalah tindakan yang politis. Politis dalam artian bahwa mereka melakukan

Berikutnya, ketika orang yang ingin memberikan perubahan mengincar po-sisi tertinggi dan diperebutkan banyak orang, maka diperlukan alat yang bisa di-jadikan wadah untuk memilih siapa yang pantas dan tepat untuk mengisi posisi tersebut. Untuk itulah kemudian muncul yang dinamakan pemilu atau pemilihan umum. Pemilu dapat dijadikan indikator bagaimana bentuk partisipasi politik dari

tindakan politik yang bertujuan untuk mencapai tujuannya. Politik sendiri bila merujuk pada definisi yang dibuat oleh sesepuh Ilmu Politik, Miriam Budiardjo, Politik itu adalah usaha untuk mencapai keadaan lebih baik dari sebelumnya. Un-tuk mengubah keadaaan tentunya me-reka memerlukan kekuasaan dan posisi yang mampu merubah kondisi tersebut. Contoh Presiden atau di dalam lingkup kampus, Ketua BEM. Ketua BEM memiliki posisi yang memiliki wewenang (walau-pun belum tentu dia memiliki power) un-tuk membuat kegiatan kemahasiswaan yang direpresentasikan dalam BEM. Oleh karena dengan itu dengan menjadi ketua BEM kamu-kamu bisa memberi peruba-han lebih besar loooh.

Page 4: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012 Gradation

4

masyarakat. Partisipasi politik sendiri da-lam teori yang dipaparkan oleh Milbrath dan Goel, bahwa masyarakat dibagi menjadi 3 kategori partisipan, yaitu: Pe-main (gladiator), Penonton (Spectator), dan Apatis (Apathetics). Pemain adalah orang aktif dalam dunia politik, misalnya orang yang menjadi kandidat presiden ataupun menjadi calon anggota DPR. Penonton adalah orang yang aktif secara minimal artinya mereka menjadi pemi-lih nantinya. Sedangkan Apatis adalah orang yang tidak menggunakan sama sekali hak pilihnya

Mungkin bagi teman-teman lain me-rasa para pemain (gladiator) tersebut sangat ambisius sekali untuk memenan-gi pemira tersebut. Ambisius mungkin buruk bagi sebagian orang. Tapi menurut saya pribadi, tidak selamanya ambisius itu buruk. Contohnya seorang anak miskin yang ingin mengubah nasibnya menjadi lebih baik tentunya harus memiliki ambisi untuk mengubah keadaannya yang se-karang. Kita juga harus kritis, untuk apa ambisi orang tersebut? Untuk dia sendiri? Ataukah untuk orang lain? Bila ambisinya untuk tujuan kebaikan orang lain, men-gapa kita harus nyinyir terhadap orang ambisius. Pandangan negatif terhadap sifat ambisius mempengaruhi sikap nyi-nyir kepada pada para pemain politik. Selain itu pengaruh NKK/BKK masih tera-sa sekali dalam kehidupan kampus kita. NKK/BKK merupakan akronim dari Nor-malisasi Kehidupan Kampus merupakan produk dari orde baru yang berusaha menetralisir gerakan mahasiswa yang dapat mengancam pemerintahan. Se-menjak diterapkannya NKK/BKK, banyak organisasi ekstra kampus dan underbow partai tidak dapat masuk ke dalam kam-pus untuk mendirikan komisariat secara resmi. Akibatnya, fungsi kaderisasi partai, hanya berupa teori di dalam buku dasar-dasar ilmu politik saja dan kampus men-jadi sepi dari perdebatan-perdebatan ide. Sepinya perdebatan ide menyebabkan

Kembali lagi ke fokus kita di du-nia kampus, di dalam fakultas masing-masing pun ada juga pemilu mini yang disebut pemira, yang digunakan untuk memilih ketua lembaga-lembaga kema-hasiswaan. Untuk mengikuti dan meme-nangi pemira tersebut si calon pemain politik (gladiator) tentu saja membu-tuhkan strategi kampanye untuk me-narik penonton (spectator) dan uang. Kedua hal ini menjadi sorotan utama di manapun pemilu dilaksanakan, baik di lingkungan negara ataupun kampus. Kembali ke bahasan awal kita mengenai kader partai dan organisasi ekstra kam-pus, untuk mempersiapkan kampanye, tentu saja kader partai dan organisasi ekstra kampus memiliki kelebihan karena mereka adalah orang yang sudah dilatih untuk terjun ke politik praktis dan tentu saja menjadi kader ataupun anggota ek-stra kampus tidaklah salah, karena me-mang sudah menjadi fungsi partai untuk menjalankan fungsinya sebagai alat ka-derisasi politik. Serta dijaman demokrasi seperti ini perbedaan pandangan bahkan ideologi bisa diselesaikan dengan debat mengenai ide siapa yang lebih tepat dan lebih menarik banyak massa. Berikutnya adalah uang. Dengan menjadi under-

bow partai biasanya kita akan diberikan sejumlah dana untuk memenangi pemi-ra tersebut. Justru bahayanya dari kader partai ini adalah mereka tidak memili-ki akuntabilitas dan transparansi dana kampanye darimana. Ketidakhadiran dari transparansi dan akuntabilitas, juga memicu isu bahwa banyak kader partai dan organisasi ekstra menjadi ‘alat’ dari partai-partai di atasnya.

Page 5: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012Gradation Gradation

5

pemikiran politik mahasiswa menjadi ti-dak berkembang dan ini merupakan ke-suksesan bagi orde baru, karena kampus tidak lagi menjadi laboratorium ide dan mahasiswa tidak memiliki inovasi yang dihasilkan dari perdebatan-perdebatan ide. Setelah reformasi, NKK/BKK sudah dihapus. Akan tetapi semangat dari NKK/BKK masih memiliki pengaruh, salah sa-tunya adalah bentuk nyinyir terhadap mereka yang menjadi kader partai atau anggota organisasi ekstra kampus.

Mari bersama-sama hilangkan pen-garuh produk orde baru, NKK/BKK, yang telah membelenggu semangat de-mokrasi dan kebebasan berpolitik dan berideologi. Karena dengan berpolitik dan memiliki ideologi kita akan memiliki landasan untuk mencapai keadaan ideal. Melalui pemira didalam kampus, justru diharapkan kedewasaan berpolitik ini muncul, karena pada dasarnya, kampus adalah laboratorium untuk tingkat yang lebih tinggi (baca: negara). Bila di dalam kampus saja setiap pemilu sudah rusuh, apalagi di level negara sob!

“Orang-orang pintar yang tidakberpolitik justru diperbudak oleh

orang-orang bodoh yangberpolitik!”

Gusti Raganata (@gustiraganata)Wakil Ketua Departemen Kajian Sosial PolitikHimpunan Mahasiswa Ilmu Politik UI

Page 6: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012 Underlined

6

BERBURU KURSI DKI 1. SO? Ihwal utama dari demokrasi adalah terselenggaranya pemilu. Tak hanya di tingkat nasional, pemilu diselenggarakan hingga tingkat daerah. Pemilu untuk me-milih kepala daerah. kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat daerahnya. Hajatan pemilu biasa berlangsung di ne-geri ini tiap lima tahun sekali. Sebuah perayaan politik besar-besaran. Sebuah pesta demokrasi yang sayang untuk ti-dak diamati. Dalam waktu dekat, ibukota negara akan melangsungkan pesta terse-but. Tepatnya juli 2012, siapa pengganti Foke atau tidak, akan kita saksikan.

Pemilukada DKI baru akan berlang-sung kiranya 3 bulan mendatang. Namun aura dan hawa kompetisi sudah mulai memanas. Pemberitaan datang silih ber-ganti terus melaporkan perkembangan terkini. Bakal-bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur mulai mendapat sorotan tajam di halaman-halaman muka media nasional maupun daerah. Sepertinya se-lama tiga hingga 4 bulan kedepan, me-dia-media nasional terserap energinya dalam menyajikan kontes menuju DKI 1. Mulai dari pemberitaan besar hingga pe-

Kontestasi kini tidak hanya didukung oleh para pasangan dari partai politik, tetapi mulai dimeriahkan oleh bakal ca-lon kandidat melalui jalur independen. Jalur independen dimungkinkan karena telah diatur dalam regulasi pemilu. Na-mun jalur independen ini dimungkinkan pada pemilu tingkat daerah. Sementara tingkat nasional, masih harus menung-gu regulasi baru. Untuk pemilukada DKI Jakarta 2012, ada dua nama bakal calon kandidat dari jalur independen, pasan-gan Faisal Basri-Biem Benyamin dan pa-sangan Hendardji Supandji-Ahmad Riza Patria. Keduanya yakin maju dengan mo-dal serta basis politiknya masing-masing. Lagi, keduanya maju pada intinya mem-bawa perubahan bagi DKI Jakarta.

Wacana pencalonan bakal Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta lebih mena-rik terjadi pada bakal-bakal calon yang diusung oleh partai politik. Bagaimana tidak, tarik-menarik kepentingan antar partai menjadi “pemanis” dari pesta de-

rintilan politik yang mudah dibaca diwak-tu senggang.

Page 7: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012Underlined Underlined

7

mokrasi ini. Partai-partai politik sibuk mempersiapkan kader asli didikan partai maupun orang lain yang dirasa memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk mendu-duki kursi DKI 1. Selain hal tadi, tentunya bakal calon yang diajukan adalah orang-orang se-visi dengan partai pengusung.

Perbincangan politik paling mena-rik kiranya adalah apa yang dinamakan sebagai “transfer pemimpin”. Ya, ibarat pemain sepakbola, transfer pemain po-litik dapat dilakukan. Fenomena kepala daerah yang akhirnya hijrah dan maju menjadi bakal calon DKI 1 mulai marak. Setidaknya ada dua kepala daerah yang turut serta kedepannya meramikan pers-aingan menuju DKI 1, Joko Widodo dan Alex Noerdin. Jokowi, “ditransfer” dari kota Solo. Dia menjabat sebagai waliko-ta. Sementara Alex Noerdin merupakan Gubenur aktif Sumatra Selatan. Keduan-ya dipersiapkan oleh partai politik ma-sing-masing untuk berkuasa di ibukota negara.

Bakal calon yang merupakan incum-bent dipastikan maju kembali. Foke, pan-ggilan akrab Fauzi Bowo, akan kembali mencoba untuk kedua kalinya menjabat sebagai DKI 1. Persaingan sengit ketika Partai Tarbiyah, PKS, mengusung Hi-dayat Nur Wahid (HNW) sebagai bakal calon DKI 1. Pengusungan nama HNW dilakukan pada detik-detik terakhir pe-nutupan pendaftaran yang dibuka oleh KPU Jakarta. Setelah sebelum-sebelumn-ya gencar mengusung Triwisaksana seba-gai calon resmi dari PKS. Entah gerangan apa yang terjadi di tubuh internal partai. Ada yang menyebutkan bahwa populari-tas Triwisaksana kalah jauh dibandingkan dengan seniornya, HNW. Ada spekulasi juga bahwa kondisi internal partai men-galami perpecahan. Grassroot partai pun demikian melihat kondisi partai yang

yang semakin pragmatis dalam me-mainkan strategi politik praktis. Jalan ideal adalah kembali mengusung faksi ideologis yang direpresentasikan dalam diri HNW.

Hingar-bingar kontestasi pemilu au-ranya sangat bergemuruh. So? Pertan-yaan yang dilontarkan kemudian adalah peran serta apa yang dapat dilakukan oleh pemilih? Bagi anda yang terdaftar pemilih resmi oleh KPU Jakarta, sudah menjadi tugas anda untuk mengawal proses pemilu ini hingga akhir. Tidak hanya pada saat usainya pemilu, namun pengawalan dan kontrol perlu juga di-lakukan selama Gubernur terpilih menja-bat. Sedikit tips kiranya yang dapat penu-lis berikan untuk memilih DKI 1.

Pertama, baca dan amati track record dari setiap bakal calon DKI 1. Kedua, se-rap lalu saring informasi mengenai ba-lon dari berbagai sumber. Lihat visi, misi, dan program yang diusung kedepannya. Apakah realistis atau tidak. Gunakan informasi dan pengetahuan yang anda punya. Ketiga, memilih berdasarkan pen-ggabungan rasio dan hati nurani Anda. Keempat, berdoalah agar pemimpin yang terpilih menjalankan amanahnya dengan baik.

Ahmad Khafi Ghon (@khafighon)

Page 8: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012

Colorful

8

STR

UK

TUR

KEP

ENG

UR

USA

NH

IMPU

NA

N M

AH

ASI

SWA

ILM

U P

OLI

TIK

UN

IVER

SITA

S IN

DO

NES

IA20

12

Page 9: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012Colorful Colorful

9

Rein

aldy

Arie

sto

Nug

roho

– K

etua

HM

IP U

I Pe

riode

201

1 Se

mog

a H

MIP

201

2 bi

sa ja

uh le

bih

baik

dar

i H

MIP

201

2, b

isa

mem

pert

ahan

kan

pres

tasi

an

ak-a

nak

Ilmu

Polit

ik, d

an s

emog

a an

tusi

as-

me

anak

-ana

k Po

litik

mak

in m

enin

gkat

dar

i ta

hun

keta

hun.

Ikhs

an D

arm

awan

– D

osen

Dep

t. Il

mu

Polit

ik U

I H

arap

an k

e de

pann

ya H

MIP

201

2 da

lam

keg

iata

nnya

mel

i-ba

tkan

sem

ua m

ahas

isw

a Ilm

u Po

litik

, tid

ak h

anya

pen

guru

s H

MIP.

Sem

oga

bisa

ber

pres

tasi

bai

k di

tin

gkat

FIS

IP m

aupu

n U

I, da

n H

MIP

men

doro

ng m

ahas

isw

a Po

litik

unt

uk b

erpr

esta

-si

sem

akin

bai

k. S

elai

n itu

juga

HM

IP h

arus

mem

iliki

hub

un-

gan

deng

an le

mba

ga-le

mba

ga d

i lua

r H

M, l

ebih

bai

k la

gi

kala

u m

emili

ki k

erja

sam

a da

lam

keg

iata

n te

rten

tu.

Page 10: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012

Oase

10

akan aku ceritakan apa lagi yang terjadi di kelas hari ini. lagi-lagi kemanusiaan yang terasa di benak untuk diruangkan, dituangkan dan ditunangkan dengan kertas.

akan aku ceritakan tentang sebuah kuliah kontemporer yang berbau pe-mikiran, ranah politik tentunya. pagi kemarin yang diajarkan adalah tentang sebuah semangat, sebuah nilai, dan sebuah diskursus yang tertanam dalam manusia-manusia kelas menengah di masa ini. adalah sebuah ide yang berbau kebebasan, kesetaraan, dan persamaan. sebuah konsep dan teori bertajukkan libertarian.

nilai-nilai liberal ini ternyata sejak aku bocah sudah masuk di dalam ruang di otak-otakku, sebuah ajaran untuk selalu berkompetisi. tontonan yang selalu kau lihat di tivi-tivi lebar layar tipis, dima-na semua adalah untuk menjadi yang terbaik, tercantik, tersohor, terkaya, terfaforit, dan semuanya yang ter-baik. jarang, bahkan ada dari sebuah tonto-nan yang mengajarkan sebuah dongeng mahabrata. adalah semangat kooperatif yang menjadi salah satu nilai pokok komunitarian.

tidak ada yang salah dalam sebuah kom-petisi, yang salah adalah dimana kebe-basan yang dijunjung adalah semangat individualisme. semua berprioritaskan pada libeti, semuanya menjadi utama diatas nilai sebuah otoritas dan tradisi. salah dikala ruang publik menjadi sempit karena yang akan kau pihak adalah hanya dirimu, hanyalah kamu, dan kamu saja. kau akan takut dengan adanya kehadiran orang lain yang akan men-gancam dirimu, mengancam kebeba-

sanmu. itulah yang kau pikir. salah jika berujung pada sikapmu yang individua-lisme yang mana tak lagi menekankan pada kesosialan manusia dan kerjasama antara dirimu. beginilah doktrin utaman-ya: hak individu dan prinsip laissez faire.

aku tak akan mengguruimu, karena aku hanya bercerita. pasti kau berfikir, “lalu apa yang salah dengan ini?”

tidak ada. sungguh semuanya normal. tapi coba kau pikirkan saat dirimu, tu-buhmu, pikiranmu, pemiliknya hanya-lah dirimu sendiri. bahkan bukan milik ibumu, kekasihmu, atau tuhanmu. dan pikirkan lagi apakah yang kau baca dan yang tonton selama ini adakah yang ber-sifat sebuah kerjasama, bukan semata hanya persaingan? jika iya, aku rasa aku ini kasihan sekali. mungkin kau juga begitu, kasihan. kasihan aku dan kamu hidup dalam sebuah kerusakan sosial. kerusakan struktur dan sistem yang kau pikir ini baik-baik saja.

aku hanya ingin bercerita.

Yasinta Sonia A.

BERCERITA TENTANG CERITA

Page 11: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012

Oase Cinema

11

THE IDES OF MARCH

ling) manager junior kampanye. Meyers digambarkan sebagai pemuda yang bri-lian, dan pintar dalam mengarahkan kampanye Morris sehingga ia memi-liki imej yang positif dan disukai massa Ohio terutama dengan statement-nya “I’m not a Christian… my religion, what I believe in, is called the Constitution of the United States of America”. Namun masalah mulai muncul saat manager se-nior kampanye senator Ted Pullman, Tom Duffy (Paul Giamatti), mengajak bertemu Meyers dan menawarkan posisi untuk bekerja bersama tim kampanye senator Ted Pullman, Meyers menolak ajakan ter-sebut dan kembali bekerja seperti biasa bagi tim Morris dan memulai hubungan intim dengan seorang intern bernama Molly Stearns (Evan Rachel Wood), teta-

The Ides of March adalah film dra-ma politik yang diadaptasi dari drama teater ciptaan Beau Willimon berjudul Farragut North. Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris kelas “atas” Hollywood seperti George Clooney, Ryan Gosling, Marissa Tomei, Paul Giamatti, Phillp Se-ymour Hoffman dan Evan Rachel Wood. Film ini berlatar belakang di Ohio tepat pada waktu kampanye presiden dianta-ra dua calon kandidat partai demokrat, Mike Morris (George Clooney) Gubernur Pennsylvania dan senator dari Arkansas senator Ted Pullman (Michael Mantell), namun fokus dari film ini lebih kepada “layar belakang” kampanye Mike Morris yang dikepalai Paul Zara (Phillip Seymour Hoffman) selaku manager senior kam-panye dan Stephen Meyers (Ryan Gos-

Page 12: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012 Cinema

12

pi di dalam benaknya, Meyers masih saja merasa bersalah bertemu dengan Duffy tanpa sepengetahuan Zara, dan akhirnya mengakui pertemuan tersebut ke Zara. merasa bersalah bertemu dengan Duffy tanpa sepengetahuan Zara, dan akhirnya mengakui pertemuan tersebut ke Zara. Tak lama setelah itu seorang reporter The New York Times, Ida (Marissa Tomei) mendatangi Meyers dan meminta detail tentang pertemuannya dengan Duffy atau tidak ia akan merilis berita bahwa ia dan Duffy telah bertemu dan tentun-ya dapat merusak karir cemerlang Me-yers. Zara akhirnya memberitahu Meyers bahwa ialah yang mebocorkan berita pertemuannya dengan Duffy ke Ida ka-rena ia merasa Meyers sudah tidak dapat memegang kepercayaannya dan akhirn-ya ia memecat Meyers. Putus asa, Meyers pun mendatangi Duffy dan langsung menerima tawarannya beberapa waktu yang lalu untuk bekerja di tim kampanye Pullman, Duffy hanya tertawa dan men-gatakan bahwa ia hanya mengajak Me-yers bertemu untuk mengacaukan tim kampanye Morris. Sementara itu, Molly mengaku kepada Meyers bahwa selama ini ia telah menjalankan affair dengan Morris dan sedang mengandung anakn-ya. Meyers melihat ini sebagai kesempa-tannya untuk kembali merebut karirnya yang telah hilang. Ia menganjurkan Molly untuk aborsi dan pergi dari Ohio semen-tara ia membuat kesepakatan dengan Senator North Carolina Franklin Thomp-son (Jeffrey Wright) untuk meng-endorse Morris dengan imbalan posisi dalam ka-binet saat Morris memenangkan pemilu, setelah itu ia bertemu dengan Morris dan mengancam akan membocorkan perse-lingkuhan Morris dengan Molly apabila permintaannya tidak dituruti yaitu: pecat Zara dan mengangkatnya (Meyers) men-jadi manajer senior kampanye Morris dan

Menurut saya film ini cukup bagus dalam segi akting, terutama Ryan Gos-ling, George Clooney dan Phillip Sey-mour Hoffman. Karakter mereka dengan sempurna dimainkan sehingga penonton tidak akan lupa dengan masing-masing karakter (tidak seperti film lain dimana karakter yang diingat hanyalah peme-ran utama saja) namun dalam hal men-yingkap dunia perpolitikan di Amerika, there is nothing ground-breaking about this story. Orang awam pun tahu bahwa kampanye pemilu pada umumnya me-mang diisi dengan ketidakjujuran, skan-dal, manipulasi, ancaman, penipuan dan pengutamaan kepentingan pribadi dan itulah situasi politik yang digambarkan dalam film ini. Jadi apabila ditanya apakah film ini entertaining? Yes! Most definitely! Tapi apabila ditanya apakah film ini inspiring? I think not. But really there’s no harm in watching it, either way, enjoy!Safiera Nadya Utama

Thompson posisi di dalam kabinet, den-gan terpaksa Morris menuruti syarat-sya-rat tersebut, Meyers pun kembali ke ho-tel tempat ia dan Molly menginap untuk melihat keadaan Molly setelah pulang dari klinik aborsi hanya untuk melihat Molly dalam keadaan tak bernyawa di lantai kamar hotelnya dengan berbagai macam pil di meja sebelah tempat ti-dur berserakan. Film ini berakhir dengan adegan Meyers sedang diwawancarai tentang perjalanan kampanye saat ini. menginap untuk melihat keadaan Mo-lly setelah pulang dari klinik aborsi han-ya untuk melihat Molly dalam keadaan tak bernyawa di lantai kamar hotelnya dengan berbagai macam pil di meja se-belah tempat tidur berserakan. Film ini berakhir dengan adegan Meyers sedang diwawancarai tentang perjalanan kam-panye saat ini.

Page 13: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012Cinema

13

Page 14: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012

14

Melalui film ini, penonton dapat me-lihat berbagai macam usaha protes yang Lennon dan Yoko lakukan, seperti Give Peace a Chance yg populer, konsep ba-gism, bed peace dan hair peace. Pada sebuah pengadilan terbuka, Lennon dan Ono menggerakkan debat publik yang sangat vital mengenai kedamaian dan cinta sebagai tujuan yang bisa diraih dan nyata, dan bukan hanya slogan hippie tanpa arti.

keluarga broken home yang memben-tuk kepribadian Lennon menjadi seorang yang anarkis. Pada saat berada dalam The Beatles jiwa pemberontak Lennon sangat terlihat. Hal ini diikuti dengan sikap politiknya, bahwa peristiwa pada tahun 60’an dan 70’an menggerakan dirinya untuk bersikap. Film ini menam-pilkan montase berbagai media. Terda-pat video-video penampilan, lagu dan wawancara Lennon pada saat itu dan rekaman oleh Yoko Ono dari akhir tahun 60an sampai 70an, serta struktur dasar cerita dari penceritaan ulang kisah John Lennon dalam upaya menyebarkan pe-san perdamaian di Amerika Serikat, atau dalam skala yang lebih besar mencakup seluruh dunia barat(negara-negara barat) selama masa perang Vietnam.

MUSIK DAN POLITIK Pendidikan politik merupakan salah satu dari sekian banyak fokus yang diso-roti oleh Departemen Kajian Sosial dan Politik HMIP FISIP UI 2012. Menjadi se-buah keharusan bagi kami para anggota Kasospol HMIP untuk membuat sebuah ajang pendidikan politik bagi maha-siswa khususnya FISIP UI dan mahasiswa UI pada umumnya. Hal tersebut sesuai dengan nama yang kami sandang yakni bidang sosial politik sebagai pusat per-hatian. Salah satu dari tujuan pendidikan politik yang kami usahakan, dijalankan lewat sebuah acara film screening ber-nuansa politik.

Film screening pertama yang kami selenggarakan pada bulan April tanggal 17 tahun 2012 mengusung tema Musik dan Politik. Apresiasi ditujukan kepada PO Adrian Jazmi Pirago yang memiliki ide brilian mengangkat tema tersebut. Tema tersebut dituangkan dengan pas melalui film “The U.S. vs John Lennon” dengan genre dokumenter.

Film ini bercerita tentang seorang pria bernama John Winston Lennon, seorang anarchy-pacifis yang berasal dari kota Li-verpool, Inggris. Berawal dari kisah latar belakang masa kecil John yang kurang bahagia atau bisa diakatakan berasal dari

Keeping Upwith HMIP

Keeping Upwith HMIP

Page 15: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012

15

Politik menurut Aristoteles adalah cara yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Perwu-judan kebaikan bersama dapat dian-daikan sebagai keadaan yang harmonis penuh kedamaian. Hal itulah yang diha-rapkan akan tercipta oleh John Lennon melalui lagu-lagunya. Musik melahirkan lagu. Lagu diiringi melodi. Melodi me-lahirkan memori, memori akan harapan serta cita-cita untuk kehidupan dunia yang penuh cinta, sejahtera, dan setara.

Tidak perlu memahami politik lewat cara yang terlalu berat, film dan tokoh sedikit banyak sudah mengajari kita ber-bagai hal yang esensial mengenai poli-tik. John Lennon in this movie is clearly motivating us to create something big and change the world. John Lennon sebagai musisi sudah membuktikan ek-sistensinya lewat lagu-lagu dan simbol peace-nya untuk perdamaian dunia, lalu apakah kita sebagai mahasiswa tidak bisa menghasilkan kontribusi besar juga? Tentu bisa dengan cara masing-masing untuk mewujudkan perubahan yang baik. Dimulai dengan mengubah mind-set yang salah tentang kekakuan politik dan belenggu intrik di dalamnya, lalu mempelajarinya sebagai displin ilmu un-tuk membawa kebaikan bersama seperti kata Aristoteles. So, will you?

Erfa Canisthya

Acara film screening pertama kami bisa disebut membanggakan jika belum bisa disebut spektakuler. Dengan para pembicara ternama yang sangat men-guasai bidangnya masing-masing, tujuan kami untuk menggali pendidikan politik melalui film bisa tercapai. Nur Winoto selaku dosen Ilmu Politik UI dapat men-gaitkan isi dari film yang menyoroti pada sepak terjang John Lennon di USA den-gan teori-teori dasar politik. Bahkan kami bisa mengambil sebuah kesimpulan me-narik bahwa ada ideologi baru jelmaan John Lennon yakni Lennonisme. Beliau mengusahakan terjadinya perubahan dengan menjadi bagian dari perubahan itu sendiri. Simbol peace—kepal lima jari lalu keluarkan telunjuk dan jari ten-gah—menjadi salah satu kekuatan ko-munikasi politik Lennon. Para pembicara selanjutnya adalah Dicky Lennon seorang musisi dan John Simanungkalit selaku fans berat sekaligus anggota komunitas Beatles Mania Indonesia yang bergerak sesuai dengan kekaguman mereka pada The Beatles khususnya John Lennon dan Yoko Ono. Mereka berdua menggali le-bih dalam dan menjabarkan kepada para peserta diskusi mengenai langkah-lan-gkah Lennon dan cara berpikirnya yang bisa membuat kami mengungkap kebe-naran dibalik itu semua.

Departemen Olah Raga HMIP UI 2012 setiap minggunya mengadakan latihan rutin berba-gai cabang olah raga. Latihan ini terbuka bagi teman-teman Politik dari berbagai angka-tan. Berikut ini adalah jadwal latihan DEPOR. Check it out!

Senin:16.30 - 19.00 Volley di PNJ.Selasa:17.00 - 19.00 Futsal & Bulutangkis di Golden Stick.Rabu:17.00 – selesai Basket di PesonaKhayangan.Kamis:16.30 – selesai Atletik (kumpul di Plasa Fisip)Jumat:17.00 – 18.00 Tennis Meja di PAU18.00 – 19.00 Futsal Putri di Lapangan FISIP19.00 – 20.00 Futsal Putra di Lapangan FISIP

Yuk Olahraga!

Bening Karilla, Jehian Ginting

Keeping Upwith HMIP

Keeping Upwith HMIP

Page 16: Grayscale Edisi 6/2012

GRAYSCALEedisi keenam Maret-April-Mei 2012

16

FOTO OLEH LENIDA AYUMI & LUSI AMBARWATI


Top Related