Transcript
Page 1: Fistum - Jaringan Pengangkutan Air
Page 2: Fistum - Jaringan Pengangkutan Air

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM AGROHIDROLOGI

Keterhantaran Hidrolik

ANGGA PRATAMA

05091007048

KELOMPOK I

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2010

Page 3: Fistum - Jaringan Pengangkutan Air

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa percobaan telah membuktikan bahwa keadaan air tanaman

tergantung atas kecepatan absorbsi air oleh akar dan kehilangan air oleh tranpirasi.

Transpirasi sebenarnya tidak lain dari kehilangan air yang disebabkan menguapnya

air dari sel-sel tumbuhan dan keluar melalui mulut daun dalam bentuk uap air.

Transpirasi yang terjadi secara besar-besaran mengakibatkan kekurangan air bagi

tanaman.

Status air dan tumbuhan pada kecepatan relatif penyerapan air oleh akar dan

kehilangan air oleh transpirasi menyerupai air yang tidak cukup oleh akar

menimbulkan devisit air dalam tumbuhan, termasuk sel-sel daun, suatu devisit yang

mengakibatkan penurun evaporasi air dari daun sehingga transpirasi menjadi rendah.

Selain itu, transpirasi yang berlebihan juga dapat menimbulkan defisit air. Sistem

transportasi bekerja sebagai suatu unit yang cenderung menjaga agar sel tumbuhan

selalu dalam keadaan turgit atau segar.

Transportasi air dalam batang tanamn adalah melalui jaringan-jaringan dalam

tubuh tanaman. Dan bagai mana pergerakan air kedaun. Kekurangan air menurunkan

perkembanganvegetatif dan hasil panen dengan cara mengurangi pengembangan

daun dan menurunkan proses fotosintetis.

Penurunan air selama inisiasi pembangunan, penyerbukan aitau

perkembangan biji mungkin sangat menurunkan jumlah atau hasil dari produksi

tanaman itu sendiri. Jumlah evapotranspirasi dari suatu tajuk tanaman budidaya

merupakan fungsi landaian potensial air dari dalam tanah sampai keudara bebas dan

tahanan terhadap aliran melalui tanaman atau dari permukaan tanah.

B. Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jaringan apa yang berfungsi untuk

pengangkutan air dari akar kedaun.

Page 4: Fistum - Jaringan Pengangkutan Air

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistematika

Alamanda ( Allamanda catastica)

Divisio : spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : dicotyledoneae

Ordo : cortortea

Family : Apocynaceae

Genus : Allamanda

Species : Allamanda cahtartica

B. Botani Umum

Allamanda cathastica merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh didaerah

tropis. Umumnya tanaman ni tumbuh didaerah dingin dan cukup air. Tanamn ini

tidak dapat tumbuh didaerah tanah yang jenuh atau tergenang karena batang dan

daunya akan cepat membusuk, dan tanaman ini juga tidak dapat tumbuh didaerah

yang kurang air karena daun da batang nya akan mengerdil.

Tanamn ini juga merupakan tanaman yang mempunyai ciri yaitu dengan

bentuk daunya yang menyerupai bentuk payung dengan jumlah daun 3-4 lembar.

Tanamn ini merupakan tanaman yang mempunyai bunga berwarna kuning yang

bentuknya menyerupai terompet. Dan mempunyai kar tunggang sehingga merupakan

tanman dicotyledon. Pada daun muda warna daun yaitu hujau muda sedangkan pada

daun tua berwarna hijau tua atau hujau gelap.

Alamanda mempunyai jaringan yang terdiri darai sel-sel yang bentuknya

sama dapat juga melakukan fungsi khusus yang dapat juga bersama jaringan lain

membentuk fungsi yang lebih kompleks. Pertumbuhan darai tana,mn ini sangat

penting pada aktivitas jaringan meristem.

Page 5: Fistum - Jaringan Pengangkutan Air

C. Jaringan Pengangkut Air

Pembuluh xilem berasal dari sel-sel silindris yang biasanya mengarah

keujung-ujung. Pada saat matang dinding sel-sel itu melarut dan kandungan

sitoplasmiknya mati. Hasilnya adalah pembuluh xilem, saluran bersambung yang

tidak mati. Hasilnua adalah pembuluh xilem bersambung dengan transpor air dan

mineral keatas (Kimball, 1992).

Xilem dan floem dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel yang hidup yang disebut

dengan perisikel. Jaringan vaskuler dan parisikel mebentuk suatu tabung yang

disebut stele. Disebelah luar stele terdapat sel-sel endodermis, pada bagian dinding

transversalnya dean juga pada dinding radialnya terdapat suberin yang menebal,

dikenal dengan pita kaspari.

Suberin mempunyai sifat yang tidak dapat ditembus air, lapisan luar

indodermis terdapat beberapa lapisan sel korteks yang bersifat permeabel, sehingga

besar kemungkinan air dari permukaan akan bergerak menuju pembuluh xilem

melalui dinding sel korteks tersenut ( Lakitan, 1995 ).

Pergerakan air pada akar melalui linatasan radian dengan konsep apoplas dan

simplas, lalu masuk kedalam pembuluh xilem untuk dibawa kedaun, naiknya cairan

atau air krena adanya tenaga pendorong (driving force ), hidrasi pada dinding

pembuluh xilem untuk dibawa kedaun, hidrasi pada dinding pembuluh yang

dilaluinya, dan gaya kohesi antar molekul air yaitu absorbsi aktiv. Terjadi bilamana

kelembaban tanah tersebut tinggi dan tumbuhan melakukan transpirasi yang renadah.

Dalam kondisi tersebut, absorbsi air dinyatakan terutama akibat osmosis,

walaupun mekanisme lain mungkin terlibat. Yang kedua adalah absorbsi pasif,

terjadi bilamana mengalami transpirasi yang sangat tinggi. Pada kondisi tersebut,

absorbsi aktif tidak berfungsi kerena gerakan air yang cepat melalui akar akn

menghanyutkan solut yang menentukan dalam absorbi aktif. Mungkin juga transpirsi

yang cepat menguras air dan menurunkan tekanan turgor dalam sel akar hidur

sehingga perembesan solut menjadi menurun. Dalam kondisi transpirasi yang cepat

kondisi kehilngan air cenderung melampaui absorbsi, dan kolom air dalm sel

Page 6: Fistum - Jaringan Pengangkutan Air

pembuluh mengalami tegangan. Dan kemudian tegangan tersebut akan dilanjutkan

keakar (Sutami, 1984)

Fungsi air sebagai larutan ini penting sekali artinya bagi kehidupan

tumbuhan. Struktur molekul protein dan asam nukleat sangat ditentukan dengan

adanya molekul air disekitarnya. Aktivitas senyawa lain didalam protoplasma juga

sangat ditentukan kandungan air (Kimball, 1998).

Untuk menyatakan status air atau perimbangan air dalam tubuh tumbuhan

dapat dilakukan dengan dua cara yang umum digunakan, yaitu satu diantaranya

berdasarkan atas energi air didalamnya jaringan tumbuhan yang lazim disebut

potensial air, dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan status air

dari jaringan tanaman dengan memakai istilah potensial air.

Suatu jaringan akan mengalami defisit air jika potensial air tersebut kurang

atau lebih dari 0 (nol) bar. Cara yang kedua adalah dengan mengukur kuantitas air

dari suatu jaringan kandungan airnya dan menyatakan dengan kondisi standart

tertentu ( Zuljati, 1997 ).

Page 7: Fistum - Jaringan Pengangkutan Air

III. Alat, Bahan dan Cara Kerja

A. Alat dan Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah :

1). Tanamn Alamanda, 2). Vasellin, 3) air.

Dan alat yang digunakan adalah :

1). gabus, 2). Pisau, 3). Botol selai,

B. Cara Kerja

Adapun cara kerja dari praktikum ini yaitu :

1. Pilih 3 cabang berdaun dari tanman alamanda. Potong cabang-cabang

tersebut sedemikian rupa sehingga apabila dimasukan kedalam botol, mak jarak

bekas potongan dengan dasar botol 61 cm

2. Kuliti ketiga cabang tersebut sepanjang 3 cm dari bekas potongan

cabang pertama untuk perlakuan kontrol

cabang kedua untuk perlakuan xilem tertutu, yaitu dengan mengolesi

ujung cabang bekas potongan dengan vaselin

cabang ketiga untuk perlakuan floem tertutup, yaitu dengan mengolesi

bagian yang dikuliti dengan vaslin sampai batas ujung cabang.

3. Ratakan vaslin

4. Isi botol dengan air distilasi, masukan cabang kedalam lubang pada sumbat

gabus dan tutupkanlah sumbat tersebut pada botol. Berilah tanda tinggi

permukaan air pada saat percobaan dimulai

5. Amati setelah 48 jam dan sesudah 1 minggu. Pengamatan meliputi tinggi

permukaan air dan kedalaman cabang tanamn.

Page 8: Fistum - Jaringan Pengangkutan Air

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel Pengamatan :

Tanggal Perlakuan Air Berkuran Tunas Mati Tunas Baru

18

10

2010

Control

Xilem

Floem

10 mm

2 mm

5 mm

-

-

-

2 bh

2 bh

2 bh

25

10

2010

Control

Xilem

Floem

13 mm

3 mm

8 mm

2 & 3

3

3

3 bh

2 bh

2 bh

Page 9: Fistum - Jaringan Pengangkutan Air

B. Pembahasan

Air merupakan senyawa yang dibentuk dalam jumlah yang besar, baik untuk

tumbuhan, manusia, maupun hewan. Bagi tumbuhan, air sangat dibutuhkam untuk

perkembangan dari tumbuhan ataupun tanaman tersebut. Pada praktikum jaringan

pengangkut air mempunyai tujuan yaitu untuk melihat proses transpor air dari akar

kedaun melalui xilem.

Status air dan tumbuhan pada kecepatan relatif penyerapan air oleh akar dan

kehilangan air oleh transpirasi menyerupai air yang tidak cukup oleh akar

menimbulkan devisit air dalam tumbuhan, termasuk sel-sel daun, suatu devisit yang

mengakibatkan penurun evaporasi air dari daun sehingga transpirasi menjadi rendah.

Selain itu, transpirasi yang berlebihan juga dapat menimbulkan defisit air.

Sistem transportasi bekerja sebagai suatu unit yang cenderung menjaga agar

sel tumbuhan selalu dalam keadaan turgit atau segar.Pergerakan air pada akar

melalui linatasan radian dengan konsep apoplas dan simplas, lalu masuk kedalam

pembuluh xilem untuk dibawa kedaun, naiknya cairan atau air krena adanya tenaga

pendorong (driving force ).

Hidrasi pada dinding pembuluh xilem untuk dibawa kedaun, hidrasi pada

dinding pembuluh yang dilaluinya, dan gaya kohesi antar molekul air yaitu absorbsi

aktiv. Terjadi bilamana kelembaban tanah tersebut tinggi dan tumbuhan melakukan

transpirasi yang renadah.

Hasil yang diperoleh dari praktikum terlihat pada tabel hasil praktikum.

Diantaranya terdapat keterangan dari perlakuan yaitu kontrol, xilem tertutup dan

floem tertutup. Air diserap melalui akar bersama sama dengan unsur hara yang

terlarut didalamnya. Untuk dapat diserap molekul-molekul air harus berada pada

permukaan akar.

Pada praktikum ini, batang alamanda yang telah dimasukan kedalam botol

selai, ditutup dengan vaselin. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

transpirasi secar besar-besaran atau berlebiahan. Transpirasi merupakan proses

kehilangan atau hilangnya kandungan air pada tanamn berupa uap dari jaringan

tumbuhan melalui stomata.

Page 10: Fistum - Jaringan Pengangkutan Air

V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diambil dari praktikum ini adalah :

1. Hasil yang diperoleh dari praktikum terlihat pada tabel hasil praktikum.

Diantaranya terdapat keterangan dari perlakuan yaitu kontrol, xilem tertutup dan

floem tertutup.

2. Pada praktikum ini, batang alamanda yang telah dimasukan kedalam botol

selai, ditutup dengan vaselin.

3. Pada praktikum jaringan pengangkut air mempunyai tujuan yaitu untuk

melihat proses transpor air dari akar kedaun melalui xilem.

4. Xilem dan floem dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel yang hidup yang disebut

dengan perisikel. Jaringan vaskuler dan parisikel mebentuk suatu tabung yang

disebut stele.

Page 11: Fistum - Jaringan Pengangkutan Air

DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.

Lakiatan, B. 1994. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Universi Sriwijaya.

Palembang.

Prawiranta, W et al. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Departemen Botani

Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Salisburry, F.B dan C. W. Ross. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Penerbit ITB.

Bandung

Sutarmi Tjitrosmo, Siti. 1984. Botani Uum II. Angkasa. Bandung


Top Related