Download - Final utt-sim

Transcript
Page 1: Final utt-sim

Ujian Tengah Triwulan Sistem Informasi Manajemen

Penerapan Teknologi Informasi dalam Manajemen Rantai Pasokan di Carrefour Indonesia Sebagai Bagian

dari Upaya Penerapan E-Business System

Oleh :

ARI TRY PURBAYANTO

P056100122.35E

Dosen:

Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: Final utt-sim

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia masih menunjukkan prospek cerah di masa

depan. Pertumbuhannya diperkirakan berkisar antara 13-15% untuk Tahun 2011

(Setrawati, 2011). Hal ini juga menunjukkan peta persaingan yang semakin ketat antara

peritel asing dan lokal serta antara hipermarket dan minimarket. Saat ini terdapat lebih

dari dua juta toko ritel di Indonesia mulai dari toko tradisional sampai dengan

hipermarket (Joewono, 2010). Begitu ketatnya persaingan ini sehingga tidak mudah bagi

para pemain untuk memenangkannya kecuali dengan strategi yang tepat. Strategi ini

dapat dilakukan baik secara internal maupun eksternal.

Carrefour Indonesia merupakan salah satu pemain ritel nasional yang telah eksis

keberadaannya di Indonesia. Sebagai konsekuensinya mau tidak mau Carrefour harus

mampu bersaing dengan cerdas di arena permainan ritel yang ada. Joewono (2010)

menekankan bahwa bahwa strategi yang digunakan haruslah sesuai dengan format atau

konsep dasar dari ritel tersebut. Carrefour datang dengan konsep hipermarket yang

mengusung strategi low price dan costumer service-nya. Sama halnya dengan Carrefour,

para pesaingnya seperti Giant dan Hypermarket tak mau kalah soal low price dan

costumer service.

Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat pesat. Terutama sejak

diluncurkannya internet beberapa tahun silam. Informasi bergerak dan semakin mudah

diakses kapanpun, dimanapun, dan oleh siapapun. Ternyata perkembangan internet ini

juga merambah ke praktik bisnis ditandai dengna lahirnya konsep e-business yang

mencakup penggunaan internet ini untuk aktivitas bisnis sehari-hari. E-Business

memiliki sifat integratif yang menghubungkan antara satu unit dengan unit aktivitas

lainnya. Salah satu yang disentuh adalah pada aspek manajemen rantai pasokan. Hadirnya

E-Business ini kemudian mampu merubah peta efesiensi dan efektifitas rantai pasokan

menjadi lebih baik dan tidak dapat dielakkan lagi menjadi salah satu faktor keunggulan

kompetitif bagi pebisnis riteldi Indonesia yang menggunakan strategi cost leadership.

Carrefour Indonesia pada awalnya tidak terlalu serius melihat investasi IT sebagai

suatu yang urgen dalam proses bisnisnya. Namun banyaknya kejadian lost of sales

membuat manajemen melihat urgensi dari investasi ini, ditambah lagi berbagai tekanan

persaingan dari pesaingnya yang juga menekankan soal low price dan costumer

Page 3: Final utt-sim

servicenya. Makalah ini akan mencoba membahas bagaiman Carrefour Indonesia

menerapkan IT dalam manajemen rantai pasokannya sebagai langkah awal penerapan e-

business lebih lanjut.

1.2 Ruang Lingkup

Pembahasan dalam makalah ini hanya difokuskan pada penerapan teknologi

informasi dalam supply chain management di Carrefour Indonesia

1.3 Rumusan Masalah

Masalah yang ingin dirumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana profil bisnis Carrefour di Indonesia?

2. Bagaimana penerapan e- business di Carefour Indonesia dalam hal supply chain

management?

3. Bagaimana langkah Carrefour Indonesia ke depannya?

1.4 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui profil bisnis Carrefour di Indonesia

2. Memahami penerapan e- business di Carrefour Indonesia dalam hal supply chain

management

3. Mencermati langkah Carrefour menghadapi persaingan di masa depan

Page 4: Final utt-sim

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 E-Business System

E-Business System merupakan kependekan dari electronic business system. Menurut

O’Brien (2010) E-Business merupakan penggunaan internet dan teknologi informasi dan

jaringan lainnya untuk mendukung e-commerce, komunikasi, dan kolaborasi perusahaan,

proses bisnis berbasis web, baik antar komponen dalam perusahaan yang berjejaring

maupun antara perusahaan dengan rekan bisnis dan pelanggan. E-Business berbeda

dengan istilah e-commerce dengan karakteristik cakupannya yang lebih luas, bekerja di

balik transaksi untuk mengoptimalkan penggunaan net yang dikombinasikan dengan

teknologi dan bentuk komunikasi elektronik lainnya untuk memperlancar berbagai

aktivitas bisnis. Sehingga e-commerce dalam hal ini tercakup di dalamnya (SAMS-DCIS,

2011).

2.2 Cross Functional Enterprise System

Perubahan pasar begitu cepat saat ini sehingga memaksa perusahaan untuk mampu

menyesuaikan perubahan yang ada dengan baik. Salah satunya yaitu dengan mencermati

penerapan sistem informasi teknologi yang digunakan untuk keperluan internal maupun

eksternal. Perusahaan yang peka akan perubahan yang ada saat ini berusaha untuk

mengubah sistem warisan yang sudah ada menjadi sistem terintegrasi yang

menghubungkan antar bagian fungsional di perusahaan (O’Brien, 2010). Konsep inilah

kemudian yang menjadi dasar lahirnya cross functional enterprise system.

Hackathorn (2007) mengatakan bahwa perubahan mendasar dari enterprise system

yang tua dengan enteprise system masa depan adalah perubahan dari dimensi cakupan

perusahaan, skala besar, dan reliabilitas menjadi cross-functional, kapasitas ekstrim, basis

pengguna yang beragam, kompleksitas, dan terkonsentrasi pada titik kritis dari misi

perusahaan. Hackthorn (2007) menjelaskan bahwa cross-functional menggambarkan

cakupan perusahaan masa kini yang memotong sekat tradisional antar proses bisnis.

Sistem antar proses ini harus terintegrasi. Joshi (1998) mendefinisikan integrasi cross-

functional ini sebagai pendirian suatu mekanisme dan keterhubungan yang memfasilitasi

kebutuhan akan koordinasi aktivitas dari fungsi-fungsi yang berbeda untuk memastikan

seluruh fungsi yang ada bekerja bersama secara efektif sehingga mampu mencapai tujuan

organisasi. Dalam penerapan era teknologi informasi saat ini, sistem ini melibatkan

Page 5: Final utt-sim

keterhubungan antara enterprise resource planning, supply chain management dan

costumer relation management.

2.3 Supply Chain Management

Secara umum Supply Chain Management didefinisikan sebagai integrasi dari proses

bisnis kunci dari pengguna akhir sampai pemasok yang menyediakan produk, jasa, dan

informasi yang meningkatkan nilai tambah pada pelanggan dan pemangku kepentingan

lainnya (Stock dan Lambert, 2001). Supply Chain (rantai pasok) sendiri memiliki arti

sebagai jaringan dari aliran jasa, material, dan informasi yang menghubungkan antara

perusahaan dengan pelanggan, pemenuhan permintaan, dan pemasok. Agar aliran jasa,

material, dan informasi ini mengalir dengan lancar dan sesuai tujuan yang diinginkan

maka perlu dikelola maka lahirlah istilah supply chain management (manajemen rantai

pasok) .

Supply chain management menurut Krajewski, Ritzman, dan Malhotra (2007) adalah

pengembangan sebuah strategi untuk mengorganisir, mengontrol, dan memotivasi sumber

daya yang terlibat dalam aliran jasa dan material di dalam rantai pasok. Pengelolaan rantai

pasok ini kemudian harus dijalankan secara tepat guna dan tepat sasaran sehingga

membutuhkan strategi tepat. Proses pembuatan desain rantai pasok yang strategik ini

kemudian disebut sebagai supply chain strategy. Supply chain strategy didefinisikan oleh

Krajewski, Ritzman, dan Malhotra (2007) sebagai upaya pembuatan desain rantai pasok

perusahaan untuk memenuhi prioritas kompetitif dari strategi operasi perusahaan

Obrien (2010) mendefinisikan supply chain management sebagai sebuah cross-

functional interenterprise system yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu

mendukung dan mengelola hubungan antara sejumlah proses bisnis kunci perusahaan

dengan pemasok, pelanggan, dan rekanan bisnis.

Page 6: Final utt-sim

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Carrefour Indonesia

Carrefour merupakan peritel besar dunia kedua setelah Wal-Mart. Berkantor pusat di

Prancis dan telah beroperasi sejak tahun 1957. Didirikan oleh Marcel Fournier dan Louis

Deforey dan mampu mendunia dengan cakupan wilayah operasi meliputi Benua Amerika,

Benua Asia, dan Benua Eropa.

Carrefour Indonesia memulai sejarahnya di Indonesia pada bulan Oktober 1998

dengan membuka unit pertama di Cempaka Putih. Pada saat yang sama, Continent, yang

juga sebuah hypermarket dari Perancis, membuka unit pertamanya di Pasar Festival. Pada

penghujung 1999, Carrefour dan Promodes (Induk perusahaan Continent) sepakat untuk

melakukan penggabungan atas semua usahanya di seluruh dunia. Penggabungan ini

membentuk suatu grup usaha ritel terbesar kedua di dunia dengan memakai nama

Carrefour. Seiring berjalannya waktu komposisi saham Carrefour Indonesia berubah.

Sejak April 2010  komposisi saham tunggal terbesar dikuasai perusahaan Indonesia yaitu

Trans Corp dengan komposisi saham keseluruhan sebagai berikut:

Trans Corp (40%)

Carrefour SA (39%)

Onesia BV (11,5%)

Carrefour Netherland BV (9,5%)

Dengan terbentuknya Carrefour baru ini, maka segala sumber daya yang dimiliki

kedua group tadi menjadi difokuskan untuk lebih memenuhi dan memuaskan kebutuhan

pelanggan. Penggabungan ini memungkinkan Carrefour indonesia untuk meningkatkan

kinerja gerai-gerai yang ada di seluruh indonesia, mendapat manfaat dari keahlian

karyawan-karyawan Carrefour di Indonesia dan di dunia, dan mengantisipasi terjadinya

evolusi ritel dalam skala nasional dan global.

Fokus terhadap konsumen ini diterjemahkan dalam 3 pilar utama yang diyakini akan

dapat membuat Carrefour menjadi pilihan tempat belanja bagi para konsumen Indonesia.

Ketiga pilar utama tersebut adalah sebagai berikut :

Harga yang bersaing

Pilihan yang lengkap

Pelayanan yang memuaskan

Page 7: Final utt-sim

Di bulan Januari 2008 PT.Carrefour Indonesia berhasil menyelesaikan proses akuisisi

terhadap PT. Alfa Retailindo Tbk. Saat ini, Carrefour Indonesia memiliki lebih dari 60

(enam puluh) gerai yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta,

Semarang, Medan, Palembang dan Makasar yang didukung lebih dari 11,000 (sebelas

ribu) karyawan profesional yang siap untuk melayani para konsumen.

Konsep toko serba ada merupakan konsep perdagangan eceran yang diciptakan oleh

Carrefour yang dirancang untuk memuaskan para konsumen. Di Indonesia, terutama di

Jakarta, Carrefour, dengan cepat, menjadi suatu alternatif belanja pilihan bagi seluruh

keluarga.

Ditambah dengan adanya fasilitas-fasilitas pelengkap seperti snack corner, food court,

parkir gratis di gerai-gerai tertentu, bahkan dengan adanya garansi harga dan garansi

kualitas, maka paserba Carrefour benar - benar merupakan tempat belanja keluarga.

3.2 Penerapan E-Business di Carrefour Indonesia

Penerapan E-Business di Carrefour indonesia mulai serius dilakukan pada bulan Juli

tahun 2007 (SWA, 2009). Penerapan E-Business ini dilakukan untuk mengoptimalkan

proses bisnis yang ada di Carrefour terutama dalam hal manajemen rantai pasokan dan

manajemen relasi pelanggan. Rantai pasokan ini harus diatur untuk memudahkan kerja

antara gerai dan pemasok. Sedangkan manajemen relasi pelanggan bertujuan untuk

mengelola pelanggan Carrefour sehingga tetap setia berbelanja di Carrefour.

3.3 Manajemen Rantai Pasokan Carrefour Indonesia

Penerapan IT dalam manajemen rantai pasokan di Carrefour Indonesia tergolong baru.

Manajemen rantai pasokan sendiri secara mendasar menghubungkan antar proses bisnis

sedemikian sehingga antara pemasok, pelanggan, dan rekanan bisnis terhubung dalam

suatu jaringan. Dalam hal ini Carrefour Indonesia menggunakan perangkat lunak infolog.

Sebelum menggunakan perangkat ini Carrefour dan pemasoknya sering mengalami

kesulitan. Carrefour mengalami kendala dalam hal menjaga ketersedian stok untuk para

pelanggannya sehingga sering mengalami lost of sales. Kondisi ini juga tentunya dialami

pemasoknya karena bagaimanapun keseluruhannya merupakan satu mata rantai. Selain

mengalami hal yang serupa, pemasok juga harus mengalami kesulitan dalam hal

pendistribusian barang karena harus memasok sendiri ke seluruh gerai yang dimiliki

Carrefour.

Page 8: Final utt-sim

Pennggunaan perangkat lunak infolog sebagai sebuah cross functional inter-enterprise

system telah mengubah tatanan proses supply chain management di Carrefour. Salah satu

yang cukup signifikan terlihat adalah munculnya distribution center sebagai pusat

penerimaan barang dari seluruh pemasok Carrefour. Pemasok tidak lagi harus mengantar

barang yang akan dijual ke masing-masing gerai, namun cukup mengirimkannya ke

distribution center baru kemudian akan dikirimkan ke masing-masing gerai Carrefour

sesuai dengan jumlah unit yang dibutuhkan. Sistem yang digunakan bersifat just in time

dan disebut cross dock. Skema seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema sistem Cross Dock Carrefour Indonesia

Perangkat lunak infolog ini menangani beberapa proses bisnis dalam supply chain

management Carrefour yaitu meliputi :

a. Inbound Logistics

b. Perencanaan dan pengadaan persediaan

c. Operasi Gudang

d. Outbound Logistics

e. Pelaporan

Keseluruhannya dimuat dalam 4 modul yang berbeda yang keluarannya berupa laporan

yang diperlukan manajemen dan operator sebagai pertimbangan untuk pengambilan

keputusan teknis dan strategis.

3.3.1 Inbound Logistics

Inbound logistics merupakan aktivitas penerimaan dan penggudangan barang

(Porter 1985). Kegiatan ini meliputi :

Page 9: Final utt-sim

a. Advanced Shipping Notification (ASN)

Kegiatan ini juga dikenal dengan vendor confirmation, yaitu informasi

yang diberikan oleh pemasok atau rekanan bisnis eksternal lainnya seputar

barangnya yang dipesan termasuk di dalamnya kuantitas yang dipesan. Sebuah

ASN dapat berupa konfirmasi pemasukan barang atau pengangkutan,

pernyataan pemesanan, atau notifikasi pengiriman. Penggunaan ASN

ditujukan untuk memperbaharui dokumen transaksi pembelian seperti

purchase order, perjanjian penjadwalan, permintaan transfer persediaan

(Altavilla, 2010).

Carrefour menggunakan sistem ini untuk menjamin bahwa apa yang

dikirim sesuai dengan apa yang dipesan. Hal ini akan menyebabkan kedua

belah pihak baik pemasok maupun Carrefour apabila spesifikasi barang yang

dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi yang dipesan. Pihak Carrefour akan

mengalami kerugian karena stok dapat kosong karena barang harus di retur

dan pemasok harus menanggung biaya retur dan transportasi.

b. Reservasi Lokasi

Revervasi lokasi dalam gudang dilakukan berdasarkan ASN yang

diterima gudang dan disesuaikan dengan kode penempatannya di dalam

gudang.

c. Various Receipts

Proses inbound ini mengangani berbagai proses seperti blind, against

ASN, import, local, Stock Transfer, Cross Dock & Back to Back.

d. Fungsi konversi dan penangkapan

Barang yang diterima umumnya berupa dalam satuan pack, sementara

satuan yang digunakan dalam rangka penyimpanan barang di distribution

center Carrefour adalah SKU. Oleh karena itu ketika barang diterima

dilakukan pengkonversian satua pack menjadi SKU. Sedangkan penangkapan

yang dimaksud adalah proses pengambilan kode dari masin-masing SKU yang

telah ditetapkan

Page 10: Final utt-sim

e. Put Away

Put away atau dalam istilah mudahnya menempatkan persediaan

merupakan sebuah proses memindahkan persediaan dari pengangkut ke

gudang penyimpanan. Istilah ini juga digunakan untuk pemindahan yang

dilakukan di dalam gudang sehingga menjadi lebih efisien. Carrefour

menggunakan jenis system directed putaway yang telah terintegrasi dalam

perangkat lunak infolog. Keuntungan sistem ini menurut Muehlbauer (2011)

adalah sebagai berikut :

a. Sistem ini mengikuti aturan penyimpanan persediaan untuk

meningkatkan pemanfaatan ruang dan meningkatkan kapasitas

penyimpanan

b. Sistem ini secara konsisten mengikuti aturan penyimpanan persediaan

untuk membuat proses pengangkutan lebih efisien

c. Pekerja gudang tidak harus hafal semua produk yang digudangkan untuk

menempatkan produk sesuai dengan kotak penyimpanannya

d. Sistem ini lebih cepat karena operator tidak perlu melihat kotak

penyimpanan untuk barang yang sama.

System directerd putaway memang dirancang dalam kerangka untuk

penggunaan satu lokasi penyimpanan terpusat (distribution center). Hal ini

sesuai dengan apa yang diterapkan Carrefour dalam pengelolaan gudangnya.

Setiap item barang memiliki tempat tertentu sesuai dengan tipe paketnya yang

dikenali satuannya sebagai SKU (Stock Keeping Unit).

Skema penyimpanannya menggunakan skema pengkodean ABC yang

didasarkan pada kecepatan barang. Sederhananya SKU dengan kode A adalah

SKU yang dipindahkan lebih sering daripada kode B begitu seterusnya untuk

kode C, D, dan seterusnya. Jadi dalam hal ini pengkodean tidak didasarkan

pada jenis produknya, berat, dimensi, biaya, pelanggan, maupun pemasoknya.

3.3.2 Perencanaan dan pengadaan persediaan

a. Definisi tingkat persediaan

Carrefour menetapkan tingkat persediaan yang diperlukan untuk

menjalankan operasional hariannya. Namun memang karena Carrefour sendiri

menggunakan sistem cross dock yang bersifat just in time sehingga persedian

yang ada menjadi sangat minim karena fungsi utama gudang Carrefour adalah

Page 11: Final utt-sim

untuk meredisribusi produk (SWA. 2009). Definisi tingkat persediaan ini

terbagi dalam tiga tingkatan yaitu :

1. Tingkat persediaan minimum, menurut Qfinance.com (Anonim, 2011a)

adalah ukuran persediaan dimana persediaan tidak boleh di bawah ukuran

tersebut. Ukuran ini ditetapkan untuk tujuan kontrol. Perhitungan

umumnya adalah :

Reorder Level - (Average rate of Usage x Average lead time)

2. Tingkat persediaan maksimum, menurut Qfinance.com (Anonim 2011b)

adalah ukuran persediaan dimana persediaan tidak boleh di atas ukuran

tersebut. Ukuran ini ditetapkan untuk tujuan kontol dan ukuran aktual yang

ditahan digudang harus tidak boleh berlebihan. Perhitungan umumnya

adalah :

Reorder level + economic order quantity-minimum rate of usage x

minimum lead time

3. Tingkat Reorder, menurut Qfinance.com (Anonim 2011c) adalah ukuran

batas yang telah ditetapkan sebagai pemicu dilakukannya pemesanan baru

untuk mencukupi persediaan yang ada.

:

b. Purchase order on vendor/Stock Transfer order ke gudang lain

Distribution center yang dimiliki Carrefour terdapat di dua tempat yaitu

di Pondok Ungu dan Lebak Bulus. Sehingga dimungkinkan terjadinya stock

transfer antara kedua DC tersebut.

Sistem yang digunakan mengontrol proses aliran order para pemasok

adalah sistem Central Order Pool (COP). Sistem ini melakukan proses order

otomatis dan terpusat berdasarkan posisi stok di gerai dan parameter-

parameter lain. Untuk melakukan pemesanan barang, Carrefour Indonesia

menggunakan sistem Electronic Data Interchange. Jadi secara otomatis jika

pemesanan telah dilakukan, pemasok akan menerima purchase order melalui

web. Bahkan sebagian pemasok telah mengintegrasikan sistem ini dengan

sistem ERP mereka (SWA, 2009).

Page 12: Final utt-sim

3.3.3 Operasi Gudang

a. Mendefinisi tipe gudang

Gudang yang digunakan Carrefour merupka jenis gudang perusahaan yang

dimiliki sendiri oleh Carrefour Infonesia. Terdapat dua gudang (distribution

center) yaitu DC Pondok Ungu dan DC Lebak Bulus keduanya terhubung

dengan 62 gerai hipermarket.

b. Manajemen ruang berdasarkan kapasitas dan volume

Ukuran gudang memiliki keterbatasan oleh karena itu dibutuhkan pengaturan

agar setiap bagiannya dapat termanfaatkan dengan baik.

c. Cycle count dan stock adjustment

Cycle count menurut Murray (2011) merupakan suatu solusi perhitungan

persediaan yang memungkinkan perusahaan untuk menghitung sejumlah area

dalam gudang tanpa harus menghitung keseluruhan persediaan yang ada.

Terdapat 3 tipe cycle count yang umum digunakan yaitu :

a. Control Group

b. Random sampel

c. ABC Analysis

Carrefour Indonesia dalam hal kemungkinan besar menggunakan ABC

Analysis karena pengkodean SKU juga menggunakan sistem ABC.

d. Order Lot/ Batch Control

Kontrol yang dilakukan berdasarkan SKU yang telah ditetapkan

e. Retur Penjualan

Carrefour tidak menanggung retur penjualan, biaya akibat retur penjualan ini

dibebankan kepada pemasok sehingga dalam hal ini Carrefour sangat

diuntungkan. Ditambah lagi adanya berbagai aturan mengikat lainnya.

Page 13: Final utt-sim

3.3.4 Outbond Logistics

Gambar 2. Outbound Logistics

Outbond logistics menurut businessdictionary.com (Anonim, 2011d)

merupakan upaya pergerakan material yang terdiri atas proses penyimpanan,

pengangkutan, dan pendistribusian barang ke pelanggan. Pelanggan bagi sistem

outbound logistics Carrefour yang dimaksud adalah gerai-gerai Carrefour yang

tersebar di seluruh Indonesia. Aktivitas outbound logistics meliputi :

a. Penangkapan pesanan pembeli, distribusi, dan penjualan

b. Pembuatan daftar angkut berdasarkan aturan angkut dan konfirmasi

angkut

c. Konfirmasi pemuatan dan pengiriman

d. Pembuatan invoice dan packs

3.3.5 Pelaporan

Laporan yang dibuat untuk keperluan manajemen dan teknis terdiri atas laporan

sebagai berikut :

a. Resep dan pengiriman

b. Buku besar dan laporan persediaan

c. Daftar angkut dan daftar kemas

d. Invoice

e. Laporan saran lokasi penyimpanan

Page 14: Final utt-sim

f. Laporan saran persediaan SKU

g. Laporan cycle count

h. Laporan Fullfillment

i. Lokasi kosong

j. Kartu stok

3.4 Langkah Carrefour di masa depan

Prospek pasar ritel yang akan tumbuh terus di masa depan merupakan harapan yang

baik untuk pertumbuhan Carrefour Indonesia ke depannya.Carrefour Indonesia dapat

tumbuh dengan baik apabila menggunakan strategi yang tepat. Investasi awal di bidang

IT merupakan kebijakan yang tepat. Carrefour dapat meningkatkan efisiensi dan tingkat

kepuasan pelanggan dengan lebih baik dengan berinvestasi lebih serius di bidang IT yaitu

dengan menerapkan e-business secara lebih menyeluruh. Langkah ini sudah dimulai juga

dengan adanya kartu belanja Carrefour yang dari sisi e-business merupakan perangkat

untuk membangung relasi yang lebih baik dan lebih dekat dengan pelanggan.

Konsep yang jelas telah ditunjukkan oleh O’Brien (2010) sebagai gambaran

bagaimana implementasi e-businees dalam bentuk cross-functional enterprise system.

O’Brien (2010) memberikan ilustrasi cross-functional enterprise system dalam enterprise

application architecture seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Enterprise Application Architecture

Page 15: Final utt-sim

Gambar 3 menunjukkan bagaimana keterhubungan antar sistem. Sistem yang

terhubung, selain tentunya supply chain management yang telah diterapkan Carrefour,

juga termasuk costumer relationship management, knowledge managemen, dan partners

relationship management. Keseluruhan sistem ini akan terhubung ke sistem utama yaitu

enterprise resource planning yang merupakan tulang punggung dari keseluruhan proses

yang ada. Dengan berinvestasi secara optimal di IT ini Carrefour Indonesia akan mampu

bersaing lebih baik di masa depan bahkan bukan tidak mungkin menjadi pemimpin pasar

ritel di Indonesia.

Page 16: Final utt-sim

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Carrefour telah ada di Indonesia sejak Tahun 1998 dengan konsep hypermarket.

Saat ini telah memiliki lebih dari 60 gerai di Indonesia. Kepemilikan sahamnya dimiliki

mayoritas oleh sebuah perusahaan Indonesia yaitu Trans Corp. Carrefour berbisnis

dengan tiga pilar utama yaitu harga yang bersaing, pilihan yang lengkap, dan pelayanan

yang memuaskan.

Carrefour mulai menerapkan e-business secara serius pada bulan Juli 2007. Diawali

dengan investasi perangkat lunak infolog untuk memperbaiki supply chain management

Carrefour Indonesia. Penerapannya berdampak pada perubahan sistem distribusi

tersentralisasi dengan dibangunnnya distribution center (DC) Lebak Bulus dan Pondok

Ungu. Terdapat 5 fungsi supplay chain management yang ditangani perangkat lunak ini

yaitu inbound logistics, perencanaan dan pengadaan persediaan, operasi gudang,

outbound logistic dan pelaporan.

Carrefour harus berani berinvestasi lebih di bidang teknologi informasi untuk

menghadapi persaingan di masa depan. Investasi ini ditujukan untuk penerapan e-

business yang lebih integratif dengan menghubungkan antara supply chain management,

costumer relationship management, partnership relationship management, enterprise

resource planning dan knowledge management system.

4.2 Saran

Pengkajian terhadap Carrefour Indonesia dapat dilakukan lebih lanjut untuk

mengkaji berbagai alternatif sistem dan perangkat lunak yang dapat diterapkan dalam

mendukung penerapan e-business yang lebih komperhensif.

Page 17: Final utt-sim

DAFTAR PUSTAKA

Altavilla G. 2010. Improve Your Delivery Process with Advanced Shipping Notification. http://www.scmexpertonline.com/article.cfm?id=5092 diakses tanggal 6 Juli 2011.

Anonim. 2011a. Minimum Inventory Level. http://www.qfinance.com/ dictionary/minimum-inventory-level diakses tanggal 6 Juli 2011.

Anonim. 2011b. Maximum Inventory Level. http://www.qfinance.com/ dictionary/maximum-inventory-level diakses tanggal 6 Juli 2011.

Anonim. 2011c. Reorder Level. http://www.qfinance.com/dictionary/reorder-level diakses tanggal 6 Juli 2011.

Anonim. 2011d. Outbond Logistics. http://www.businessdictionary.com/definition/outbound-logistics.html diakses 6 Juli 2011 .

Hackathorn R. 2007. Dimensions of Enterprise System : Is the Term Losing its Meaning. http://www.b-eye-network.com/view/6498 diakses tanggal 5 Juli 2011.

Joewono H. 2010. Memenangkan Persaingan di Bisnis Ritel. Majalah Adinfo tanggal 10 Agustus 2010. http://adinfopluit.blogspot.com/2010/08/memenangkan-persaingan-di-bisnis-ritel.html diakses tanggal 5 Juli 2011.

Joshi K. 1998. Cross Functional Integration : The Role of Information System. Journal of Information Technology Management, 9(3): pp. 21-29.

Krajewski LJ, Ritzman LP, dan Malhotra MK. 2007. Operation Management Process and Value Chains Eight Edition. Pearson Education Inc., New Jersey.

Muehlbauer B. 2011. System Directed Putaway. http://www.distributionstrategies.net/uploads/ System_Directed_Putaway.pdf diakses tanggal 6 Juli 2011.

Murray M. 2011. Cycle Counting in The Warehouse. http://logistics.about.com/od/operational supplychain/a/cycle_counting.htm diakses tanggal 6 Juli 2011.

O’Brien JA. 2010. Intoduction to Information System : Fiftenth Edition. Mc-Graw Hill, USA.Porter. 1985. The Value Chain. http://www.netmba.com/strategy/value-chain/ diakses tanggal

6 Juli 2011.

SAMS-DCIS. 2011. Management Information System. Handout Kuliah Departemen Komputer dan Sistem Informasi Akademi Sadat.

Setrawati N. 2011. Persaingan Ritel Asing dan Lokal 'Memanas' di 2011. http://finance.detik.com/ read/ 2011/01/07/101334/1541436/1036/persaingan-ritel-asing-dan-lokal-memanas-di 2011?f9911033 diakses tanggal 5 Juli 2011

Page 18: Final utt-sim

Stock JR dan Lambert DM. 2001. Strategic Logistic Management Fourth Edition. McGraw-Hill Irwin, Singapore.

SWA. 2009. Majalah Online. Muluskan Distribusi Jutaan Barang. http://swa.co.id/2009/04/ muluskan-distribusi-jutaan-barang/ diakses tanggal 4 Juli 2011.


Top Related